Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang perilaku kelekatan yang muncul pada anak usia dini dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
2. Perilaku kelekatan merupakan ikatan emosional antara anak dengan pengasuh yang memberikan rasa aman.
3. Faktor pengaruh perilaku kelekatan antara lain rasa aman, kesusahan, dan bergantung pada orang lain.
Lebih dari teori kepribadian lainnya, Gordon Allport menekankan keunikan individu dan pendekatan eklektik dalam membangun teori kepribadian. Ia menganjurkan studi mendalam satu individu untuk memahami sifat manusia yang kompleks.
Teori belajar sosial menjelaskan bagaimana perilaku manusia dipengaruhi oleh lingkungan melalui proses observasi dan modelling, dengan mempertimbangkan interaksi antara faktor kognitif, perilaku, dan lingkungan (reciprocal determinism). Teori ini menyatakan bahwa belajar dapat terjadi melalui pengamatan tanpa penguatan langsung (beyond reinforcement), dan bahwa kemampuan berpikir simbolik memungkinkan regulasi diri untuk mengatur lingkun
Teori humanistik menurut Abraham Maslow menyatakan bahwa terdapat hierarki lima kebutuhan manusia mulai dari fisiologis, keamanan, cinta, penghargaan hingga aktualisasi diri. Maslow meyakini bahwa manusia memiliki potensi untuk terus tumbuh dan berkembang menuju pencapaian aktualisasi diri.
Lebih dari teori kepribadian lainnya, Gordon Allport menekankan keunikan individu dan pendekatan eklektik dalam membangun teori kepribadian. Ia menganjurkan studi mendalam satu individu untuk memahami sifat manusia yang kompleks.
Teori belajar sosial menjelaskan bagaimana perilaku manusia dipengaruhi oleh lingkungan melalui proses observasi dan modelling, dengan mempertimbangkan interaksi antara faktor kognitif, perilaku, dan lingkungan (reciprocal determinism). Teori ini menyatakan bahwa belajar dapat terjadi melalui pengamatan tanpa penguatan langsung (beyond reinforcement), dan bahwa kemampuan berpikir simbolik memungkinkan regulasi diri untuk mengatur lingkun
Teori humanistik menurut Abraham Maslow menyatakan bahwa terdapat hierarki lima kebutuhan manusia mulai dari fisiologis, keamanan, cinta, penghargaan hingga aktualisasi diri. Maslow meyakini bahwa manusia memiliki potensi untuk terus tumbuh dan berkembang menuju pencapaian aktualisasi diri.
Dokumen tersebut membahas tentang sikap dalam psikologi sosial. Ia menjelaskan pengertian sikap, komponen-komponen sikap, sumber-sumber pembentukan sikap, dan fungsi-fungsi sikap.
Teori pembelajaran sosial Albert Bandura menyatakan bahwa pembelajaran terjadi melalui interaksi antara lingkungan, karakteristik individu, dan perilaku, serta melibatkan proses kognitif seperti perhatian dan peniruan. Eksperimen Bobo Doll menunjukkan anak-anak belajar perilaku agresif dari orang dewasa sekitar melalui pengamatan. Teori ini memberikan penekanan pada pentingnya model dan penguatan dalam pembelajaran.
Hans Eysenck adalah psikolog Inggris yang mengembangkan teori kepribadian berdasarkan faktor-faktor genetik dan fisiologi. Menurut teorinya, perbedaan kepribadian berasal dari warisan genetik dan terdiri atas tiga dimensi yaitu ekstraversi, neurotisme, dan psikotisme. Ia mengukur kepribadian ini melalui beberapa inventori seperti MPI, EPI, EPQ, dan EPQ-R.
SELF dari Sudut Pandang Psikologi Sosialajengseptiana
[Ringkasan]
Ada beberapa cara untuk mengenal diri sendiri, yaitu melalui introspeksi, mengamati perilaku diri, dan memperoleh umpan balik dari orang lain. Teori psikologi menunjukkan bahwa self terdiri dari bagian yang diketahui dan yang mengetahui, serta memiliki fungsi organisasi dan regulasi diri. Budaya dan gender dapat mempengaruhi konsep diri seseorang.
Kepribadian terkait dengan karakter, disposisi, sifat, dan temperamen seseorang. Beberapa pendekatan dalam memahami kepribadian meliputi teori konstitusional, temperamen, ketidaksadaran, faktor, dan budaya. Ada berbagai penggolongan teori kepribadian berdasarkan metode pembentukannya, komponen yang dijadikan landasan, serta pendekatan tipologis atau pensifatan.
Teori perkembangan kepribadian Erik Erikson membahas 8 tahapan perkembangan manusia mulai dari bayi hingga dewasa lanjut dengan fokus pada konflik psikososial dan krisis identitas di setiap tahapan. Teori ini menyatakan bahwa perkembangan ego dan identitas dipengaruhi lingkungan sosial dan budaya serta pengalaman di masa lalu. Kritik utama terhadap teori ini adalah bahwa Erikson lebih banyak membangun
Menurut John Watson, perilaku yang terbentuk merupakan hasil suatu pengondisian. Hubungan berantai sederhana antara stimulus dan respon yang membentuk rangkaian kompleks perilaku. Rangkaian kompleks perilaku meliputi; pemikiran, motivasi, kepribadian, emosi dan pembelajaran. Adapun teori Rogers didasarkan pada suatu "daya hidup" yang disebut kecenderungan aktualisasi. Kecenderungan aktualisasi tersebut diartikan sebagai motivasi yang menyatu dalam setiap diri makhluk hidup dan bertujuan mengembangkan seluruh potensinya semaksimal mungkin. Jadi, makhluk hidup bukan hanya bertujuan bertahan hidup saja, tetapi ingin memperoleh apa yang terbaik bagi keberadaannya. Dari dorongan tunggal inilah, muncul keinginan-keinginan atau dorongan-dorongan lain yang disebutkan oleh psikolog lain, seperti kebutuhan untuk udara, air, dan makanan, kebutuhan akan rasa aman dan rasa cinta, dan sebagainya.
Dokumen tersebut membahas tentang kesadaran dan berbagai pendekatan dalam memahami tingkah laku manusia, yaitu pendekatan neurobiologis, perilaku, kognitif, psikoanalisis, dan fenomenologi. Juga membahas tentang atensi atau perhatian, proses dan fungsinya beserta gangguan yang dapat terjadi.
Teori Albert Bandura membahas pembelajaran melalui pengamatan dan peniruan tingkah laku orang lain. Konsep utama teorinya adalah pembelajaran observasional di mana seseorang dapat belajar dengan mengamati model tanpa harus melakukan pengalaman langsung. Proses pembelajaran meliputi perhatian, pengingatan, reproduksi, dan motivasi untuk meniru perilaku model.
power point ini adalah hasil review dari buku "How The Brain Learn" khusus Chapter 3 tentang memori kerja otak.
Memori kerja otak merupakan bahan kajian yang baik untuk kita ketahui agar kita dapat memaksimalkan memori otak kita dalam berpikir dan belajar.
Erich Fromm menggabungkan teori Freud dan Marx dalam psikoanalisis neomarxis. Menurut Fromm, kepribadian seseorang dipengaruhi oleh kebutuhan dasar manusia seperti keterhubungan, transendensi, dan identitas, namun cara memenuhi kebutuhan tersebut ditentukan oleh sistem sosial ekonomi masyarakat. Fromm menganjurkan pembentukan masyarakat sosialis humanistik yang dapat memenuhi kebutuhan dasar man
Teks tersebut merangkum teori dan prinsip-prinsip terapi person-centered karya Carl Rogers. Beberapa poin utama yang dijelaskan adalah asumsi dasar Rogers tentang manusia dan kecenderungannya untuk berkembang positif, konsep diri, empati, penerimaan tanpa syarat, serta tujuan dan ciri-ciri dari pendekatan terapi person-centered.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Teori psikoanalisis Freud dan teori belajar sosial Bandura dibandingkan. Freud menekankan pengaruh masa lalu melalui alam tidak sadar, sedangkan Bandura menekankan pembelajaran tidak langsung dari model. Kedua teori ini memberikan sudut pandang yang berbeda tentang pengembangan manusia dan perilaku.
asumsi dasar Klein adalah Fantasi atau khayalan hidup yang aktif bayi sejak ia lahir. Fantasi ini merupakan representasi psikis dari ketidak sadaran insting id yang tidak bisa dicampur adukan dengan fantasi kesadaran yang dimiliki oleh anak anak dan dewasa. Klein setuju dengan Freud Manusia mempunyai dorongan bawaan atau insting, termasuk insting kematian. Dorongan-dorongan tersebut berupa objek dan objek-objek tersebut adalah dorongan lapar untuk mendapatkan payudara baik, dorongan berhubungan badan dan memiliki organ seksual, juga lainnya
Dokumen tersebut membahas tentang penggunaan attachment pada overdenture. Beberapa poin penting yang diangkat antara lain:
1. Ada berbagai jenis attachment yang dapat digunakan pada overdenture seperti stud berpegas, stud non-pegas, dan bar attachment.
2. Pemilihan attachment yang tepat bergantung pada kondisi gigi penyangga dan kebutuhan pergerakan overdenture.
3. Attachment berpegas dapat membantu kompensasi beban dan memberikan dukungan
Dokumen tersebut membahas tentang sikap dalam psikologi sosial. Ia menjelaskan pengertian sikap, komponen-komponen sikap, sumber-sumber pembentukan sikap, dan fungsi-fungsi sikap.
Teori pembelajaran sosial Albert Bandura menyatakan bahwa pembelajaran terjadi melalui interaksi antara lingkungan, karakteristik individu, dan perilaku, serta melibatkan proses kognitif seperti perhatian dan peniruan. Eksperimen Bobo Doll menunjukkan anak-anak belajar perilaku agresif dari orang dewasa sekitar melalui pengamatan. Teori ini memberikan penekanan pada pentingnya model dan penguatan dalam pembelajaran.
Hans Eysenck adalah psikolog Inggris yang mengembangkan teori kepribadian berdasarkan faktor-faktor genetik dan fisiologi. Menurut teorinya, perbedaan kepribadian berasal dari warisan genetik dan terdiri atas tiga dimensi yaitu ekstraversi, neurotisme, dan psikotisme. Ia mengukur kepribadian ini melalui beberapa inventori seperti MPI, EPI, EPQ, dan EPQ-R.
SELF dari Sudut Pandang Psikologi Sosialajengseptiana
[Ringkasan]
Ada beberapa cara untuk mengenal diri sendiri, yaitu melalui introspeksi, mengamati perilaku diri, dan memperoleh umpan balik dari orang lain. Teori psikologi menunjukkan bahwa self terdiri dari bagian yang diketahui dan yang mengetahui, serta memiliki fungsi organisasi dan regulasi diri. Budaya dan gender dapat mempengaruhi konsep diri seseorang.
Kepribadian terkait dengan karakter, disposisi, sifat, dan temperamen seseorang. Beberapa pendekatan dalam memahami kepribadian meliputi teori konstitusional, temperamen, ketidaksadaran, faktor, dan budaya. Ada berbagai penggolongan teori kepribadian berdasarkan metode pembentukannya, komponen yang dijadikan landasan, serta pendekatan tipologis atau pensifatan.
Teori perkembangan kepribadian Erik Erikson membahas 8 tahapan perkembangan manusia mulai dari bayi hingga dewasa lanjut dengan fokus pada konflik psikososial dan krisis identitas di setiap tahapan. Teori ini menyatakan bahwa perkembangan ego dan identitas dipengaruhi lingkungan sosial dan budaya serta pengalaman di masa lalu. Kritik utama terhadap teori ini adalah bahwa Erikson lebih banyak membangun
Menurut John Watson, perilaku yang terbentuk merupakan hasil suatu pengondisian. Hubungan berantai sederhana antara stimulus dan respon yang membentuk rangkaian kompleks perilaku. Rangkaian kompleks perilaku meliputi; pemikiran, motivasi, kepribadian, emosi dan pembelajaran. Adapun teori Rogers didasarkan pada suatu "daya hidup" yang disebut kecenderungan aktualisasi. Kecenderungan aktualisasi tersebut diartikan sebagai motivasi yang menyatu dalam setiap diri makhluk hidup dan bertujuan mengembangkan seluruh potensinya semaksimal mungkin. Jadi, makhluk hidup bukan hanya bertujuan bertahan hidup saja, tetapi ingin memperoleh apa yang terbaik bagi keberadaannya. Dari dorongan tunggal inilah, muncul keinginan-keinginan atau dorongan-dorongan lain yang disebutkan oleh psikolog lain, seperti kebutuhan untuk udara, air, dan makanan, kebutuhan akan rasa aman dan rasa cinta, dan sebagainya.
Dokumen tersebut membahas tentang kesadaran dan berbagai pendekatan dalam memahami tingkah laku manusia, yaitu pendekatan neurobiologis, perilaku, kognitif, psikoanalisis, dan fenomenologi. Juga membahas tentang atensi atau perhatian, proses dan fungsinya beserta gangguan yang dapat terjadi.
Teori Albert Bandura membahas pembelajaran melalui pengamatan dan peniruan tingkah laku orang lain. Konsep utama teorinya adalah pembelajaran observasional di mana seseorang dapat belajar dengan mengamati model tanpa harus melakukan pengalaman langsung. Proses pembelajaran meliputi perhatian, pengingatan, reproduksi, dan motivasi untuk meniru perilaku model.
power point ini adalah hasil review dari buku "How The Brain Learn" khusus Chapter 3 tentang memori kerja otak.
Memori kerja otak merupakan bahan kajian yang baik untuk kita ketahui agar kita dapat memaksimalkan memori otak kita dalam berpikir dan belajar.
Erich Fromm menggabungkan teori Freud dan Marx dalam psikoanalisis neomarxis. Menurut Fromm, kepribadian seseorang dipengaruhi oleh kebutuhan dasar manusia seperti keterhubungan, transendensi, dan identitas, namun cara memenuhi kebutuhan tersebut ditentukan oleh sistem sosial ekonomi masyarakat. Fromm menganjurkan pembentukan masyarakat sosialis humanistik yang dapat memenuhi kebutuhan dasar man
Teks tersebut merangkum teori dan prinsip-prinsip terapi person-centered karya Carl Rogers. Beberapa poin utama yang dijelaskan adalah asumsi dasar Rogers tentang manusia dan kecenderungannya untuk berkembang positif, konsep diri, empati, penerimaan tanpa syarat, serta tujuan dan ciri-ciri dari pendekatan terapi person-centered.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Teori psikoanalisis Freud dan teori belajar sosial Bandura dibandingkan. Freud menekankan pengaruh masa lalu melalui alam tidak sadar, sedangkan Bandura menekankan pembelajaran tidak langsung dari model. Kedua teori ini memberikan sudut pandang yang berbeda tentang pengembangan manusia dan perilaku.
asumsi dasar Klein adalah Fantasi atau khayalan hidup yang aktif bayi sejak ia lahir. Fantasi ini merupakan representasi psikis dari ketidak sadaran insting id yang tidak bisa dicampur adukan dengan fantasi kesadaran yang dimiliki oleh anak anak dan dewasa. Klein setuju dengan Freud Manusia mempunyai dorongan bawaan atau insting, termasuk insting kematian. Dorongan-dorongan tersebut berupa objek dan objek-objek tersebut adalah dorongan lapar untuk mendapatkan payudara baik, dorongan berhubungan badan dan memiliki organ seksual, juga lainnya
Dokumen tersebut membahas tentang penggunaan attachment pada overdenture. Beberapa poin penting yang diangkat antara lain:
1. Ada berbagai jenis attachment yang dapat digunakan pada overdenture seperti stud berpegas, stud non-pegas, dan bar attachment.
2. Pemilihan attachment yang tepat bergantung pada kondisi gigi penyangga dan kebutuhan pergerakan overdenture.
3. Attachment berpegas dapat membantu kompensasi beban dan memberikan dukungan
Dokumen tersebut merangkum teori perkembangan psikoseksual Sigmund Freud yang terdiri dari 5 tahap, yaitu fase oral, anal, falik, laten, dan genital. Setiap fase memiliki fokus perkembangan libido yang berbeda, mulai dari mulut, buang air besar, alat kelamin, hingga minat seksual pada lawan jenis. Teori ini menjelaskan pengaruh tahap awal perkembangan terhadap pembentukan kepribadian.
This document discusses attachment, parenting styles, punishment, and child maltreatment. It describes attachment as an emotional bond between a child and caretaker. Ainsworth's Strange Situation experiment measures attachment styles as secure, insecure-avoidant, insecure-resistant, or insecure-disorganized. Parenting is shaped by attachment, temperament, social experiences, and culture. While spanking is linked to later behavior problems, experts recommend reasoning and time-outs over physical punishment. Child abuse often stems from family and cultural factors and can cause long-term psychological and developmental issues, though cycles of abuse can be broken with support.
Dokumen ini berisi dua daftar riwayat hidup penulis. Yang pertama adalah H. Abdul Halim yang lahir di Jakarta pada 1974, menempuh pendidikan di bidang pertanian, bekerja di perusahaan otomotif, dan kini mengajar di sekolah. Yang kedua adalah Hj. Fatmah yang lahir di Jakarta pada 1975, menempuh pendidikan agama, mengajar di lembaga pendidikan agama, dan kini mengelola TPQ serta aktif di kegiatan i
Bowlby's theory of attachment proposes that children form strong attachments to their primary caregivers. Several studies provide support for Bowlby's theory. Tronick found that children in all cultures form attachments, while the Minnesota longitudinal study found early attachments influence later behavior. However, some argue Bowlby underestimated the importance of other attachments like fathers. Alternative theories also suggest a child's temperament influences attachment as much as caregiver responsiveness.
Riwayat hidup penulis diawali dengan informasi identitas seperti nama, tanggal lahir, tempat lahir, dan latar belakang pendidikan. Penulis lulus dari berbagai jenjang pendidikan formal mulai dari SD hingga kuliah S1 di Universitas Muhammadiyah Kendari.
Attachment is an emotional bond between a child and caregiver that forms within the first year of life. John Bowlby developed the evolutionary theory of attachment, which suggests children are born with an innate need to form attachments for survival. Mary Ainsworth further studied attachment using the Strange Situation Test, observing how children respond to a caregiver's departure and return. She identified secure, avoidant, ambivalent, and disorganized attachment styles that develop based on a child's early experiences with caregivers.
Presentation on Child and Adult Attachment Theory. Also includes result of a small survey done with my friends. Part of the 'Personality and Development' course at IIT Delhi
Penelitian ini dilakukan pada seluruh relawan PNPM-MP di BKM Amanah sebanyak 50 orang relawan tidak termasuk pengurus. Penelitian ini merupakan penelitian penjelasan (explanatory) yang menyoroti hubungan antara variabel-variabel penelitian dan menguji hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya. Selanjutnya teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik populasi, dimana sampel diambil berdasarkan populasi yang ada secara menyeluruh. Teknik analisis data yang digunakan antara lain uji validitas, uji reliabilitas, uji F dan uji t.
John Bowlby developed attachment theory which proposes that secure attachment to caregivers in early childhood is important for child development. There are different styles of attachment including secure, avoidant, ambivalent/resistant, and disorganized. Attachment develops from the child's interactions and relationships with primary caregivers. Responsive caregiving leads to secure attachment while neglect, abuse or inconsistent care can result in insecure attachment styles.
Dokumen tersebut membahas tentang perkembangan peserta didik, terutama mengenai aspek-aspek perkembangan yang mempengaruhi keberhasilan belajar. Terdapat delapan aspek perkembangan yang dijelaskan yaitu fisik, intelektual, emosi, bahasa, sosial, kepribadian, moral dan agama. Setiap aspek memiliki pengaruh terhadap proses belajar dan tumbuh kembang peserta didik.
Hakikat pengenalan matematika anak usia diniTabixs Ahmad
Dokumen tersebut membahas tentang hakikat pengenalan matematika pada anak usia dini, tujuan pengenalan matematika, prinsip-prinsip permainan matematika, landasan pengenalan matematika, dan standar matematika untuk anak usia dini. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan bahwa matematika pada anak usia dini perlu dikenalkan melalui permainan untuk membantu perkembangan berpikir logis dan kreatifitas anak, se
- John Bowlby was a British psychiatrist who developed the theory of attachment, which proposes that the bonds formed between children and their caregivers have a significant impact that lasts throughout life.
- Key aspects of attachment theory include the four phases of attachment development from birth to 2 years old, the concept of an internal working model, and different styles of attachment identified in Ainsworth's Strange Situation experiments, including secure, avoidant, resistant, and disorganized attachment styles.
- Attachment theory has influenced research showing relationships between early attachment and later social/emotional development, as well as the importance of caregiver sensitivity and responsiveness in forming secure attachment. However, critics note it focuses primarily on the mother's role and evolutionary
Dokumen tersebut membahasakan peranan keluarga dan gaya keibubapaan dalam perkembangan afektif kanak-kanak. Keluarga memainkan peranan penting dalam menyosialisasikan nilai, emosi, dan tingkah laku kepada anak-anak. Gaya keibubapaan seperti kawalan, penerimaan, dan responsif berpengaruh terhadap perkembangan emosi dan kepercayaan diri kanak-kanak. Gangguan dalam dinamika keluarga seperti percera
1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pola asuh permisif orang tua dengan intensi bullying pada siswa SMP Muhammadiyah 4 Yogyakarta.
2. Data dikumpulkan melalui skala pola asuh permisif dan intensi bullying, kemudian dianalisis menggunakan korelasi Pearson. Hasilnya menunjukkan hubungan negatif antara pola asuh permisif dan intensi bullying.
3. Pola asuh permisif yang memberikan kebebasan
Dokumen tersebut membahas tentang pengaruh genetik dan lingkungan dalam pembentukan kepribadian anak, dimana faktor genetik berperan penting dalam menentukan temperamen sejak bayi, sedangkan lingkungan berperan dalam membentuk pola perlekatan anak dengan orangtuanya."
Konsep dan Perkembangan Anak dengan hambatan emosi dan sosial (Tunalaras)Wulan Yulian
Dokumen tersebut membahas tentang definisi, konsep, faktor penyebab, dan terminologi anak yang mengalami hambatan emosi dan perilaku. Definisi masih diperdebatkan karena pandangan ahli berbeda-beda, namun secara umum merujuk pada gangguan emosi dan tingkah laku yang menyimpang. Faktor penyebabnya terkait psikologis, psikososial, fisiologis, lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Berbagai ist
HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEPERCAYAAN DIRI ANAK DI TAMAN KANAK-KA...Atik Cm Seonara
Penelitian ini menganalisis hubungan antara pola asuh orang tua dengan kepercayaan diri anak di Taman Kanak-Kanak Putra 1 Banjarbaru. Hasilnya menunjukkan bahwa sebagian besar anak mendapat pola asuh otoriter dan memiliki kepercayaan diri rendah, namun tidak ditemukan hubungan antara kedua variabel tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi kepada orang tua tentang pengasuhan anak.
Bab ini membahas tinjauan pustaka mengenai penerimaan orang tua terhadap anak dengan ADHD. Terdapat beberapa teori yang dijelaskan seperti tahapan penerimaan orang tua, aspek-aspek penerimaan, dan faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan orang tua. Bab ini juga menjelaskan pengertian ADHD beserta kriterianya.
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
Anak dengan sindrom Down memiliki kelainan pada kromosom nomor 21 sehingga menyebabkan gangguan perkembangan fisik dan mental. Penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana penerimaan diri seorang ibu terhadap anaknya yang mengalami sindrom Down. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dan observasi terhadap ibu yang memiliki anak dengan sindrom Down.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang pemahaman guru terhadap stimulasi perkembangan emosi pada anak usia dini, di mana guru dipandang memahami perkembangan emosi anak namun teknik stimulasinya lebih didasarkan pada aturan dan persepsi guru.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Anak TK memiliki karakteristik yang berbeda dari orang dewasa dan masa kanak-kanak merupakan masa yang penting untuk perkembangan. Gangguan penyesuaian diri pada anak dapat disebabkan oleh faktor lingkungan keluarga dan sekolah serta karakteristik anak sendiri, sehingga perlu penanganan khusus untuk mengatasinya.
Ringkasan singkat dari dokumen tersebut adalah:
1. Kajian ini meneliti hubungan antara ikatan dan kawalan ibu bapa dengan tingkah laku delinkuens remaja
2. Hasilnya menunjukkan ikatan ibu bapa yang kuat berhubungan dengan rendahnya tingkah laku delinkuens, sementara kawalan longgar atau berlebihan justru meningkatkan tingkah laku tersebut
3. Ciri-ciri demografi ibu bapa seperti pendap
Teks ini membahas pengaruh faktor genetik dan lingkungan terhadap perkembangan peserta didik. Studi kembar dan adopsi menunjukkan bahwa kecerdasan dipengaruhi oleh faktor hereditas, meskipun lingkungan juga berperan penting. Perkembangan peserta didik meliputi maturasi fisik dan kemampuan motorik, serta pengaruh lingkungan sosial terhadap kesadaran diri.
Respon Orang Tua Terhadap Bayi Baru Lahirpjj_kemenkes
Dokumen tersebut membahas tentang perubahan yang terjadi dalam keluarga setelah kelahiran bayi baru, termasuk proses bonding antara ibu dan bayi, peran ayah dan anggota keluarga lainnya, serta sibling rivalry yang mungkin terjadi. Dokumen ini juga menjelaskan tahapan dan faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembentukan ikatan antara orang tua dan bayi yang baru lahir.
Hubungan ibu dan anak memiliki pengaruh yang besar terhadap perkembangan janin dan bayi, mulai dari dalam kandungan hingga tumbuh dewasa. Relasi ini membentuk kepribadian anak, menstabilkan emosi, dan membuat anak lebih percaya diri serta bertanggung jawab. Kedekatan ibu dan anak penting untuk mencegah perilaku menyimpang di masa depan.
HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA...Indra Wijaya
Teks tersebut membahas tentang komunikasi dalam keluarga dan hubungannya dengan tingkat kepercayaan diri siswa. Teks tersebut menjelaskan bahwa komunikasi yang baik antar anggota keluarga, seperti saling mendengarkan dan menghargai pendapat, dapat membantu meningkatkan rasa percaya diri pada anak. Faktor lain seperti dukungan emosional dari orang tua juga berperan penting dalam membentuk kepercayaan diri re
Prinsip asas dan faktor perkembangan kanak2James Jaimon
Prinsip utama perkembangan kanak-kanak adalah proses perkembangan berlaku secara berterusan dan mengikut corak tertentu, namun kadar perkembangan berbeza untuk setiap individu. Perkembangan dipengaruhi oleh faktor genetik dan persekitaran.
Bounding adalah proses pembentukan sedangkan attachmentpusmaika
Dokumen tersebut membahas tentang mata kuliah Asuhan Neonatus, Bayi dan Anak Balita yang mencakupi 4 SKS dan diampu oleh Dosen Rangga Pusmaika pada semester 3. Dokumen ini juga membahas tentang asuhan primer pada bayi usia 1-6 minggu pertama yang mencakupi peran bidan, bounding attachment, dan rencana asuhan bayi pada usia tersebut.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang kesehatan gigi dan lingkungan serta pendekatan kesehatan pada anak usia dini, termasuk faktor yang mempengaruhi kesehatan gigi, cara merawat gigi anak, dan penyakit yang sering dialami anak.
Makalah ini membahas tentang mengatasi alergi susu sapi pada anak usia dini. Alergi susu sapi disebabkan oleh faktor genetik dan lingkungan, serta sistem kekebalan tubuh anak yang belum matang. Gejalanya berupa gangguan kulit, saluran cerna, dan pernafasan. Cara mengatasinya adalah mengganti susu sapi dengan susu formula hypoallergenic atau susu kambing/domba yang sesuai dengan gejala anak.
Laporan ini memberikan ringkasan tentang permainan dan perlakuan untuk membentuk perilaku jujur pada anak. Terdapat rute permainan yang terdiri dari beberapa area kegiatan dan basecamp sebagai tempat berkumpul. Kegiatan di basecamp meliputi membuat yel-yel dan meronce. Masing-masing area kegiatan memiliki peraturan dan alat tertentu. Dilakukan uji coba menggunakan skala pengukuran sebelum dan sesudah kegiatan.
bahan ajar, Skenario, dan evaluasi bahasa jawaBoyolali
Dokumen tersebut merupakan laporan kegiatan pembelajaran di TK yang membahas tentang tempat pariwisata danau. Kegiatan pembelajaran terdiri dari pra kegiatan, pembukaan, inti, dan penutup. Pada pra kegiatan dilakukan kegiatan sosial emosional seperti berbaris, berdoa, dan salam. Pembukaan menjelaskan tujuan pembelajaran dan menanyakan pengalaman siswa tentang pariwisata. Inti meliputi kegiatan f
RKH ini merencanakan kegiatan belajar anak TK tentang tempat pariwisata di danau yang mencakup kegiatan berdoa, menyanyi, mendengarkan cerita, dan mengungkap amanah moral dari cerita. Kegiatan ini bertujuan mengembangkan nilai-nilai agama, pengetahuan, keterampilan motorik, bahasa, dan sosial emosi anak.
Senangnya bermain di kindergarten (paud di jerman)Boyolali
Teks tersebut membahas tentang sistem pendidikan pra-sekolah di Jerman, dimulai dari pola asuh anak, kegiatan di taman kanak-kanak (kindergarten), hingga jenis-jenis sekolah dasar dan menengah di Jerman. Sistem pendidikan di Jerman menitikberatkan pada pembelajaran melalui bermain sejak usia dini, serta mengajarkan kemandirian dan kemampuan bernegosiasi kepada anak.
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
Panduan untuk memilih mata pelajaran pilihan yang akan dilaksanakan di jenjang SMK, yang mana sebagian besar sudah melakasanakan kurikulum merdeka. mata pelajaran pilihan bisa dipilih dari konsentrasi yang ada di sekolah, atau bisa juga memilih matqa pelajaran diluar konsentrasi keahlian yang dimiliki, dengan catatan sarana dan prasarana tersedia untuk melaksanakan pembelajaran.
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
1. PAPER
PERILAKU KELEKATAN (ATTACHMENT BEHAVIOR)
YANG MUNCUL PADA ANAK USIA DINI
Guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Perilaku dan Kemampuan Dasar Anak Usia Dini
Dengan dosen pengampu: Muh. Munif S.MA
Disusun oleh:
Yogi Ardiani
K8110061
PG-PAUD 6B
PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013
2. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Usia dini merupakan usia dimana anak-anak belajar untuk memahami
lingkungan yang ada di sekitarnya. Lingkungan yang dipelajari anak, tentunya
lingkungan yang paling dekat dengan dirinya. Lingkungan tersebut ialah
lingkungan keluarga. Tak heran jika anak-anak usia dini sangat dekat dengan
kedua orang tuanya. Hal ini bisa terlihat ketika anak yang baru masuk dalam
lingkungan sekolah, terkadang enggan berpisah dengan orang tuanya, sehingga
harus ditunggui. Selain itu, ada pula contoh lain ketika seorang anak menangis
ketika digendong oleh orang lain yang belum dikenalnya dan justru diam ketika
digendong oleh ibunya sendiri. Perilaku-perilaku tersebut merupakan perilaku
kelekatan (attachment behavior).
Kecenderungan anak yang tak mau berpisah dari orang tuanya ini juga telah
dinyatakan oleh Bowbly (dalam Ellen Moss et. al, 2009) bahwa anak
mengembangkan hubungan keterikatan tertentu dengan satu atau beberapa orang
dewasa yang penting pada akhir tahun pertama kehidupan. Perilaku kelekatan
tersebut harus dimanfaatkan dengan menjadi model yang baik bagi anak
sehingga anak dapat menirunya, khususnya sebagai lingkungan awal bagi anak.
Pernyataan tersebut didukung darib hasil penelitian bahwa kualitas lingkungan
pengasuhan awal telah dianggap sebagai faktor utama dalam pengembangan
perilaku dan kognisi anak-anak (Torres et al.,2012)
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Apakah yang dimaksud dengan perilaku kelekatan?
2. Apa sajakah yang mempengaruhi perilaku kelekatan pada anak usia dini?
3. Apa sajakah dampak dari perilaku kelekatan pada anak usia dini?
3. C. Tujuan Penulisan
Berkorelasi dari rumusan masalah, maka tujuan penulisannya anatara lain:
1. Untuk mengetahui pengertian dari perilaku kelekatan.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor pengaruh kelekatan pada anak usia dini.
3. Untuk mengetahui dampak perilaku kelekatan pada anak usia dini.
4. BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Perilaku Kelekatan
Bowlby (review dalam Koray dan Rodopman, 2011), memperkenalkan istilah
kelekatan yang merujuk kepada formulasi keamanan dasar antara hubungan
bayi-pengasuh. Menurutnya, kelekatan adalah ikatan emosional yang kuat yang
berkembang antara bayi dan pengasuh, sehingga memberikan bayi dengan
keamanan secara emosional. Lebih lanjut dia menjelaskan pula bahwa pada
pertengahan tahun pertama, bayi telah menjadi melekat pada orang-orang akrab
yang telah merespon kebutuhan mereka untuk perawatan fisik dan stimulasi .
Sehingga sistem kelekatan memiliki tujuan saling melengkapi untuk menjamin
keselamatan anak dengan mempertahankan kedekatan dengan atau mencapai
kontak dengan pengasuh jika ada peristiwa baru, stres dan / atau berbahaya yang
terjadi saat anak mengeksplorasi lingkungan.
Pada masa kanak-kanak pertengahan perilaku kelekatan, tidak hanya terjadi
pada orang tua, tetapi juga teman sebaya. Hal ini diduga terjadi karena persiapan
untuk memasuki masa remaja (Mayseless dalam Seibert and Kerns, 2009).
Perubahan ini memungkinkan anak-anak untuk mengalami lebih banyak
kebebasan untuk mengeksplorasi hubungan lain.
Anak-anak yang menunjukkan perilaku kelekatan pada kakek-nenek di duga
dikarenakan faktor adanya orang tua tiri. Sedangkan pada anak yang
menunjukkan kelekatan pada saudara yang berjenis kelamin sama dikarenakan
adanya faktor perceraian. Kedua pernyataan tersebut didukung oleh penelitian
yang dilakukan Hay dan Nash (a review dalam Seibert dan Kerns, 2009).
B. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Kelekatan
Setiap interaksi sosial dengan orang lain, belum tentu bisa disebut dengan
kelekatan. Ciri-ciri dari suatu kelekatan adalah anak akan stress dan mengalami
kesusahan bahkan menangis saat dipisahkan orang yang dia lekati (Seibert and
Kerns, 2009). Lebih lanjut Schuengel dan van IJzendoorn (a review dalam
Seibert dan Kerns, 2009) menjelaskan bahwa teori kelekatan telah diterapkan
5. dalam hubungan anak-orang tua dang yang paling sering adalah kelekatan anak-
ibu. Penjelasan tersebut didukung pula oleh hasil penelitian Koray dan
Rodopman (2011) yang hasilnya menunjukkan bahwa kelekatan terhadap ibu
secara signifikan berhubungan dengan masalah emosional dan perilaku balita.
Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku kelekatan antara lain:
1. Faktor Kesusahan
Penelitian yang dilakukan oleh Kerns (a review dalam Ellen Moss et al.
2009) menunjukkan bahwa pada masa kanak-kanak menengah merupakan
waktu yang aktif dalam mencari dari kelekatan terhadap seorang figur atau
sosok yang dapat membuat kesusahannya berkurang. Hal ini dapat terlihat
pula ketika seorang anak TK yang mendekat dan mempercayai gurunya
karena dia merasa gurunya dapat membantu kesulitannya saat mengerjakan
tugas-tugasnya.
2. Faktor Keamanan
Seorang peneliti yang bernama Zimmerman (a review dalam Ellen Moss et
al. 2009) menunjukkan bahwa meskipun kelekatan anak dan orang tua tidak
dapat digantikan dengan yang lain, tapi anak juga tidak menutup
kemungkinan jika model internal dalam pengaturan diri lebih adaptif ketika
merasa tidak aman. Berdasarkan pengamatan sehari-hari pada anak-anak,
ketika tidak ada orang tua disekitarnya dia menunjukkan perilaku kelekatan
pada orang lain, misalnya kakaknya. Hal tersebut dikarenakan dia mencari
rasa aman dari sang kakak.
3. Faktor Mengandalkan
Anak-anak menunjukkan kecenderungan untuk mengandalkan kelekatan
seorang figur yang berbeda dalam konteks yang berbeda untuk semua situasi
(Mayseless dalam Seibert and Kerns, 2009). Misalnya, anak-anak mungkin
perlu bergantung pada orang lain, seperti rekan-rekan, saudara, atau guru,
untuk memenuhi kebutuhan kelekatan mereka ketika akses ke sosok
kelekatan yang utama mereka (orang tua) diblokir. Ketika anak-anak
bersekolah dan secara fisik dipisahkan dari orang tua mereka. Dengan
6. demikian, penting untuk fokus pada masa kanak-kanak tengah sebagai anak-
anak dapat mengarahkan perilaku kelekatan.
Sejalan dengan faktor-faktor tersebut, Koray dan Rodopman (2011),
menyatakan 3 dimensi dalam kelekatan, yaitu: (1) nyaman dengan kedekatan,
(2) dia merasa dapat bergantung pada orang lain, dan (3) cemas atau takut
seperti ditinggalkan atau tidak dicintai.
Peneliti lain Hazan dan Zeifman (review dalam Seibert dan Kerns 2009)
menyebutkan bahwa untuk memperoleh perilaku dasar yang aman ada empat
komponen kelekatan: (1) kedekatan pengasuhan, dapat dipercaya,
menghindarkan kesusahan, dan keamanan dasar. Sebuah penelitian terhadap
anak-anak usia 6-17, mereka menemukan bahwa kebanyakan anak-anak, pada
semua kelompok usia, mereka lebih suka menghabiskan waktu dengan teman
sebaya daripada dengan orang tua. Mereka menemukan tren usia untuk mencari
faktor keamanan. Komponen kepercayaan terjadi pergeseran dari orang tua
menuju teman-temannya yang terjadi antara kelompok 8-10 tahun dan 11-14
tahun. Anak-anak pada semua kelompok umur telah mengarahkan komponen
“menghindarkan kesusahan” dan perilaku keamanan dasar dari orang tua ke
teman-temannya.
Hazan dan Zeifman menunjukkan temuan ini bahwa anak di masa kanak-
kanak menengah telah mengalihkan komponen kelekatan dari orang tua ke
teman lain dan sedang dalam proses mentransfer komponen kepercayaan.
Penelitian tersebut dapat terlihat ketika anak-anak tidak mau berpisah dengan
teman sepermainannya ketika ia diminta oleh orang tuanya untuk pulang.
C. Dampak Perilaku Kelekatan
Karena anak mengembangkan hubungan keterikatan tertentu dengan satu atau
beberapa orang dewasa yang penting pada akhir tahun pertama kehidupan
(Bowlby dalam Ellen Moss et al., 2009), maka setiap keterikatan atau kelekatan
tersebut akan berdampak baginya, baik positif maupun negatif. Tidak baik jika
perilaku kelekatan itu terlalu dekat, begitu pula bila terlalu jauh. Kelekatan yang
dimaksud adalah kelekatan anak pada orang tuanya.
7. Berdasarkan temuan pada penelitian yang dilakukan oleh Seibert dan Kerns
(2009), menemukan bahwa anak-anak akan mencalonkan orang tua untuk
pertanyaan umum tentang kelekatan dan rekan-rekan jika pertanyaan tengang
persahabatan umum. Sehingga orang tua memang menjadi orang pertama yang
harus menjadi contoh atau model baginya.
Sebelumnya telah dijelaskan dalam studi yang dilakukan Bowlby (review
dalam Koray dan Rodopman, 2011) bahwa terdapat gaya kelekatan yang tidak
aman (insecure attachment) yang berkorelasi dengan psikopatologi (kerugian
psikologis/ dampak buruk terhadap psikologis). Sedangkan gaya kelekatan yang
aman (secure attachment) diprediksi mempunyai efek baik bagi psikologis.
1. Dampak kelekatan yang berlebih
Dampak negatif dari kelekatan yang berlebih adalah, anak akan selalu
bergantung pada orang tua dan merasa takut serta tak nyaman jika berada
jauh dari orang tuanya. Sehingga rasa takut pun secara otomatis akan
menyelimutinya. Kenyataan tersebut didukung oleh hasil penelitian dari
Seibert dan Kerns (2009) yang menunjukkan bahwa anak-anak yang beralih
ke orang tua untuk memenuhi kebutuhan mereka, dan hanya minoritas anak-
anak pergi memenuhi kelekatannya ke rekan-rekan, saudara, atau kakek-
nenek. Namun adapula dampak yang positif dari kelekatan berlebih, yaitu
orang tua mudah untuk menasehati, membimbing, dan memotivasi anak
dalam suatu perbuatan.
2. Dampak kelekatan yang kurang
Dampak kelekatan yang kurang dari hubungan antara orang tua dan anak,
yaitu anak menjadi tak percaya pada orang tua. Sedangkan dampak
positifnya adalah anak dapat menjalin hubungan sosial yang mudah dengan
orang lain dan tidak tergantung pada orang tua.
Pada dasarnya jarak perilaku kelekatan yang baik adalah tidak kurang dan
tidak lebih.
8. BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa perilaku kelekatan
(attachment behavior) adalah perilaku yang terikat secara psikologis dengan
orang lain yang membuat aman dan memberikan dukungan emosional. Faktor-
faktor yang dapat memunculkan perilaku keletan adalah adanya rasa aman,
nyaman, terhindar dari kesusahan, dan adaya rasa takut akan ditinggalkan.
Sedanngkan dampak yang mucul dari perilaku kelekatan baik yang terlalu
berlebihan atau kurang akan mempengaruhi kondisi psikososial sesorang, seperti
takut berhadapan dengan orang lain dan komunikasi yang kurang efektif dengan
lingkungan.
B. Saran
Saran yang diberikan penulis, khususnya untuk orang dewasa yang menjadi
faktor kelekatan anak adalah manfaatkan masa kelekatannya itu dengan
memasukkan pembelajaran yang positif. Misalnya, ajarkan untuk berbagi,
berempati, berani, percaya diri, dan sopan terhadap orang lain.
9. DAFTAR PUSTAKA
Koray dan Rodopman-Arman (2011). Parental Attachment Style and Severity of
Emotional/Behavioral Problems in Toddlerhood. Archives of Neuropsychiatry,
48, 147-54.
Moss, Ellen et al (2009). Links between Children’s Attachment Behavior at Early
School-age, Their Attachment-related Representations, and Behavior Problems
in Middle Childhood. International Journal of Behavioral Development, 33 (2),
155–166. Diperoleh 27 Juni 2013, dari http://www.sagepublications.com.
Seibert, A. C. Dan Kathryn A. Kerns (2009). Attachment Figures in Middle Childhood.
International Journal of Behavioral Development, 33 (4), 347–355. Diperoleh
27 Juni 2013, dari http://www.sagepublications.com.
Torres, Nuno et al. (2012). Attachment Security Representations in Institutionalized
Children and Children Living with Their Families: Links to Problem Behaviour.
Clinical Psychology and Psychotherapy, 19, 25–36. Diperoleh 27 Juni 2013,
dari ww.wileyonlinelibrary.com.