Teks ini membahas pengaruh faktor genetik dan lingkungan terhadap perkembangan peserta didik. Studi kembar dan adopsi menunjukkan bahwa kecerdasan dipengaruhi oleh faktor hereditas, meskipun lingkungan juga berperan penting. Perkembangan peserta didik meliputi maturasi fisik dan kemampuan motorik, serta pengaruh lingkungan sosial terhadap kesadaran diri.
Dokumen tersebut membahas tentang pengaruh genetik dan lingkungan dalam pembentukan kepribadian anak, dimana faktor genetik berperan penting dalam menentukan temperamen sejak bayi, sedangkan lingkungan berperan dalam membentuk pola perlekatan anak dengan orangtuanya."
Prinsip asas dan faktor perkembangan kanak2James Jaimon
Prinsip utama perkembangan kanak-kanak adalah proses perkembangan berlaku secara berterusan dan mengikut corak tertentu, namun kadar perkembangan berbeza untuk setiap individu. Perkembangan dipengaruhi oleh faktor genetik dan persekitaran.
Guru perlu memahami proses pertumbuhan dan perkembangan manusia untuk merancang kurikulum dan teknik pengajaran yang sesuai dengan tingkat perkembangan murid, serta memberikan dorongan dan bimbingan yang efektif."
Dokumen tersebut membahas tentang pengaruh genetik dan lingkungan dalam pembentukan kepribadian anak, dimana faktor genetik berperan penting dalam menentukan temperamen sejak bayi, sedangkan lingkungan berperan dalam membentuk pola perlekatan anak dengan orangtuanya."
Prinsip asas dan faktor perkembangan kanak2James Jaimon
Prinsip utama perkembangan kanak-kanak adalah proses perkembangan berlaku secara berterusan dan mengikut corak tertentu, namun kadar perkembangan berbeza untuk setiap individu. Perkembangan dipengaruhi oleh faktor genetik dan persekitaran.
Guru perlu memahami proses pertumbuhan dan perkembangan manusia untuk merancang kurikulum dan teknik pengajaran yang sesuai dengan tingkat perkembangan murid, serta memberikan dorongan dan bimbingan yang efektif."
Perkembangan kanak-kanak - EDUP3023 Perkembangan Awal Kanak-kanakFaFai S.
Perkembangan kanak-kanak dipengaruhi oleh faktor baka dan persekitaran mengikut Teori Sistem Ekologi Bronfenbrenner. Faktor baka mempengaruhi perbezaan mental dan emosi manakala faktor persekitaran merangkumi sistem sosial berlapis yang bermula dari mikrosistem terdekat seperti keluarga hingga makrosistem norma masyarakat.
Dokumen tersebut membahas tiga periode penting dalam perkembangan manusia, yaitu periode pranatal, neonatal, dan pascanatal. Periode pranatal adalah masa konsepsi hingga kelahiran, neonatal adalah masa bayi baru lahir, dan pascanatal adalah masa bayi hingga usia 2 tahun. Ketiga periode ini penting bagi pertumbuhan dan penyesuaian individu baru lahir ke lingkungan luar.
Interaksi Antara Genetik Dengan Persekitaran Dalam Menentukan Perkembangan Ma...Hafizullah Mohd Amin
Dokumen tersebut membahas interaksi antara faktor genetik dan lingkungan dalam menentukan perkembangan manusia. Beberapa teori yang disebutkan meliputi teori lampiran, teori perkembangan kognitif Piaget, teori psikoseksual Freud, dan model bioekologikal Bronfenbrenner. Dokumen ini juga membahas beberapa faktor yang mempengaruhi proses pemikiran seseorang.
Perkembangan fizikal kanak-kanak meliputi kawalan anggota badan, deria, dan motorik. Kawalan anggota membantu kanak-kanak berinteraksi dengan lingkungan sekitar melalui gerakan seperti merangkak dan memegang objek. Deria seperti penglihatan dan sentuhan penting untuk mengenali lingkungan. Motorik seperti motor halus dan kasar membantu belajar keterampilan baru.
Dokumen ini membahas tentang perkembangan seksual pada remaja dan alasan mereka berpacaran pada masa remaja. Pada masa ini, remaja mengalami tugas utama yaitu mencapai kemandirian dari orangtua dan membentuk identitas diri. Kematangan seksual mereka dapat mempengaruhi status sosial di kalangan sebaya. Alasan utama remaja berpacaran antara lain untuk membuktikan diri, hormon pubertas, ikut tren, dan tekanan
Teori-teori perkembangan anak meliputi teori psikoseksual Freud yang menyatakan perkembangan melalui fase-fase, teori psikososial Erikson yang menekankan pada tugas-tugas perkembangan, dan teori kognitif Piaget yang menyatakan perkembangan melalui tahap-tahap kognitif. Deteksi tumbuh kembang meliputi pengukuran antropometrik, pemeriksaan fisik dan lab, serta radiologi. Nutrisi penting
EDUP3023 Perkembangan Kanak-kanak: Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kana...Atifah Ruzana Abd Wahab
EDUP3023 Perkembangan Kanak-Kanak
Pembentangan faktor yang mempengaruhi perkembangan kanak-kanak
Copyright by Atifah Ruzana binti Abd Wahab, guru pelatih IPG Kampus Kent, Tuaran
Opsyen: PISMP Sains Ambilan Jun 2015
Makalah ini membahas perkembangan masa kanak-kanak pada usia 2-12 tahun. Ia menjelaskan tugas perkembangan, perkembangan kognitif, bahasa, sosial, dan emosi anak-anak. Tugas perkembangan meliputi belajar tentang perilaku seks, membedakan benar dan salah, mengembangkan hati nurani, dan belajar bermain. Perkembangan kognitif sangat penting karena berkaitan dengan kemampuan berfik
Teori perkembangan Arnold Gesell, Robert Havighurst dan G. Stanley Hall membahasikan 3 teori utama tentang perkembangan kanak-kanak yaitu teori kematangan Arnold Gesell yang menekankan pengaruh faktor genetik dan lingkungan terhadap perkembangan, teori tugas perkembangan Robert Havighurst yang menyarankan tugas-tugas yang harus dicapai pada setiap tahap perkembangan, dan teori rekapitulasi G. Stanley Hall yang menyatakan bahwa perkemb
Profil Perkembangan Anak dari Masa Pranatal hingga Usia 12 TahunHariyatunnisa Ahmad
1. Bab pertama membahas konsep utama perkembangan anak termasuk lima teori perkembangan dan kebutuhan pokok anak. Bab kedua membahas pertumbuhan dan perkembangan mencakup konsep, pola, dan bidang-bidang perkembangan termasuk fisik, motorik, kognitif dan bahasa.
Dokumen tersebut membahasakan peranan keluarga dan gaya keibubapaan dalam perkembangan afektif kanak-kanak. Keluarga memainkan peranan penting dalam menyosialisasikan nilai, emosi, dan tingkah laku kepada anak-anak. Gaya keibubapaan seperti kawalan, penerimaan, dan responsif berpengaruh terhadap perkembangan emosi dan kepercayaan diri kanak-kanak. Gangguan dalam dinamika keluarga seperti percera
Perkembangan kanak-kanak - EDUP3023 Perkembangan Awal Kanak-kanakFaFai S.
Perkembangan kanak-kanak dipengaruhi oleh faktor baka dan persekitaran mengikut Teori Sistem Ekologi Bronfenbrenner. Faktor baka mempengaruhi perbezaan mental dan emosi manakala faktor persekitaran merangkumi sistem sosial berlapis yang bermula dari mikrosistem terdekat seperti keluarga hingga makrosistem norma masyarakat.
Dokumen tersebut membahas tiga periode penting dalam perkembangan manusia, yaitu periode pranatal, neonatal, dan pascanatal. Periode pranatal adalah masa konsepsi hingga kelahiran, neonatal adalah masa bayi baru lahir, dan pascanatal adalah masa bayi hingga usia 2 tahun. Ketiga periode ini penting bagi pertumbuhan dan penyesuaian individu baru lahir ke lingkungan luar.
Interaksi Antara Genetik Dengan Persekitaran Dalam Menentukan Perkembangan Ma...Hafizullah Mohd Amin
Dokumen tersebut membahas interaksi antara faktor genetik dan lingkungan dalam menentukan perkembangan manusia. Beberapa teori yang disebutkan meliputi teori lampiran, teori perkembangan kognitif Piaget, teori psikoseksual Freud, dan model bioekologikal Bronfenbrenner. Dokumen ini juga membahas beberapa faktor yang mempengaruhi proses pemikiran seseorang.
Perkembangan fizikal kanak-kanak meliputi kawalan anggota badan, deria, dan motorik. Kawalan anggota membantu kanak-kanak berinteraksi dengan lingkungan sekitar melalui gerakan seperti merangkak dan memegang objek. Deria seperti penglihatan dan sentuhan penting untuk mengenali lingkungan. Motorik seperti motor halus dan kasar membantu belajar keterampilan baru.
Dokumen ini membahas tentang perkembangan seksual pada remaja dan alasan mereka berpacaran pada masa remaja. Pada masa ini, remaja mengalami tugas utama yaitu mencapai kemandirian dari orangtua dan membentuk identitas diri. Kematangan seksual mereka dapat mempengaruhi status sosial di kalangan sebaya. Alasan utama remaja berpacaran antara lain untuk membuktikan diri, hormon pubertas, ikut tren, dan tekanan
Teori-teori perkembangan anak meliputi teori psikoseksual Freud yang menyatakan perkembangan melalui fase-fase, teori psikososial Erikson yang menekankan pada tugas-tugas perkembangan, dan teori kognitif Piaget yang menyatakan perkembangan melalui tahap-tahap kognitif. Deteksi tumbuh kembang meliputi pengukuran antropometrik, pemeriksaan fisik dan lab, serta radiologi. Nutrisi penting
EDUP3023 Perkembangan Kanak-kanak: Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kana...Atifah Ruzana Abd Wahab
EDUP3023 Perkembangan Kanak-Kanak
Pembentangan faktor yang mempengaruhi perkembangan kanak-kanak
Copyright by Atifah Ruzana binti Abd Wahab, guru pelatih IPG Kampus Kent, Tuaran
Opsyen: PISMP Sains Ambilan Jun 2015
Makalah ini membahas perkembangan masa kanak-kanak pada usia 2-12 tahun. Ia menjelaskan tugas perkembangan, perkembangan kognitif, bahasa, sosial, dan emosi anak-anak. Tugas perkembangan meliputi belajar tentang perilaku seks, membedakan benar dan salah, mengembangkan hati nurani, dan belajar bermain. Perkembangan kognitif sangat penting karena berkaitan dengan kemampuan berfik
Teori perkembangan Arnold Gesell, Robert Havighurst dan G. Stanley Hall membahasikan 3 teori utama tentang perkembangan kanak-kanak yaitu teori kematangan Arnold Gesell yang menekankan pengaruh faktor genetik dan lingkungan terhadap perkembangan, teori tugas perkembangan Robert Havighurst yang menyarankan tugas-tugas yang harus dicapai pada setiap tahap perkembangan, dan teori rekapitulasi G. Stanley Hall yang menyatakan bahwa perkemb
Profil Perkembangan Anak dari Masa Pranatal hingga Usia 12 TahunHariyatunnisa Ahmad
1. Bab pertama membahas konsep utama perkembangan anak termasuk lima teori perkembangan dan kebutuhan pokok anak. Bab kedua membahas pertumbuhan dan perkembangan mencakup konsep, pola, dan bidang-bidang perkembangan termasuk fisik, motorik, kognitif dan bahasa.
Dokumen tersebut membahasakan peranan keluarga dan gaya keibubapaan dalam perkembangan afektif kanak-kanak. Keluarga memainkan peranan penting dalam menyosialisasikan nilai, emosi, dan tingkah laku kepada anak-anak. Gaya keibubapaan seperti kawalan, penerimaan, dan responsif berpengaruh terhadap perkembangan emosi dan kepercayaan diri kanak-kanak. Gangguan dalam dinamika keluarga seperti percera
Dokumen tersebut membahas faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi gaya hidup murid masa kini. Faktor internal meliputi pengaruh genetik, status sosioekonomi keluarga, dan keadaan keluarga. Faktor eksternal meliputi pengaruh lingkungan sekolah, guru, teman sebaya, dan nilai-nilai masyarakat. Kedua faktor tersebut berperan besar dalam membentuk perkembangan pribadi dan gaya hidup murid.
Dokumen tersebut membahasikan perkembangan fisik, emosi, dan sosial anak-anak cerdas (KBC 3023) dengan mendefinisikan ketiga aspek perkembangan tersebut. Dokumen ini juga menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan anak dan melakukan kajian kasus terhadap responden untuk menilai tahap perkembangannya.
perilaku kelekatan attachment behavior (a review)Boyolali
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang perilaku kelekatan yang muncul pada anak usia dini dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
2. Perilaku kelekatan merupakan ikatan emosional antara anak dengan pengasuh yang memberikan rasa aman.
3. Faktor pengaruh perilaku kelekatan antara lain rasa aman, kesusahan, dan bergantung pada orang lain.
Konsep dan Perkembangan Anak dengan hambatan emosi dan sosial (Tunalaras)Wulan Yulian
Dokumen tersebut membahas tentang definisi, konsep, faktor penyebab, dan terminologi anak yang mengalami hambatan emosi dan perilaku. Definisi masih diperdebatkan karena pandangan ahli berbeda-beda, namun secara umum merujuk pada gangguan emosi dan tingkah laku yang menyimpang. Faktor penyebabnya terkait psikologis, psikososial, fisiologis, lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Berbagai ist
Perkembangan Peserta Didik Usia Sekolah Dasarweniananta
Perkembangan fisik anak ditandai oleh variasi yang besar akibat faktor-faktor seperti jenis kelamin, genetika, dan gizi. Pada umumnya, gadis mengalami percepatan pertumbuhan pada usia 9-10 tahun dan anak laki-laki pada usia 11-12 tahun.
Teori konvergensi menyatakan bahwa perkembangan individu dipengaruhi oleh faktor keturunan dan lingkungan. Aliran ini dicetuskan oleh William Stern yang berpandangan bahwa bakat dan lingkungan sama-sama memainkan peran penting dalam perkembangan individu. Teori ini merupakan gabungan dari aliran nativisme yang menekankan faktor keturunan dan aliran empirisme yang lebih menitikberatkan pengaruh lingkungan. Stern juga dikenal k
Makalah ini membahas karakteristik dan perbedaan individu. Setiap individu memiliki karakteristik bawaan dan yang diperoleh dari lingkungan. Karakteristik bawaan bersifat tetap sedangkan yang dipengaruhi lingkungan lebih mudah berubah. Perbedaan individu dapat dilihat dari aspek kognitif, bahasa, motorik, latar belakang, bakat, dan kesiapan belajar. Pertumbuhan individu meliputi aspek fis
Sgdy 4022 aplikasi psikologi pendidikan tugasan 2sukahapy
1. Taraf sosioekonomi keluarga mempengaruhi pencapaian pelajar, di mana pelajar dari keluarga berpendapatan tinggi cenderung mencapai prestasi yang lebih baik akademik.
2. Faktor-faktor seperti pendidikan ibu bapa, pekerjaan, pendapatan, saiz keluarga dan persekitaran pembelajaran di rumah turut memberi kesan kepada pencapaian pelajar.
3. Penerapan nilai-nilai murni
Dokumen tersebut membahas tentang perbedaan individu, faktor yang mempengaruhinya, dan pengertian intelegensi, bakat, serta minat. Beberapa poin penting yang dijelaskan adalah perbedaan individu disebabkan oleh faktor keturunan dan lingkungan, intelegensi dipengaruhi oleh faktor bawaan, lingkungan, dan terdiri dari beberapa faktor seperti kemampuan umum dan khusus, sedangkan bakat adalah kemampuan
1. Dokumen tersebut membahas tentang tumbuh kembang anak usia sekolah antara umur 6-12 tahun, mencakup aspek fisik, psikososial, kognitif, dan kesehatan pada masa tersebut.
2. Pertumbuhan fisik pada masa ini antara lain pertambahan berat badan dan tinggi badan, perkembangan tulang dan gigi, serta pertumbuhan jaringan limfatik.
3. Secara psikososial, anak us
Ppgsm3 t bio_ssp 6_era erhasil tarigan_hereditas pada manusiaEra Tarigan
1. Dokumen tersebut merupakan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) mata pelajaran Biologi tentang topik Hereditas Pada Manusia untuk kelas XII semester 2.
2. Materi pembelajaran akan membahas tentang variasi sifat, penetuan jenis kelamin, pedigree, dan teori kemungkinan jenis kelamin pada manusia.
3. Metode pembelajaran yang digunakan adalah diskusi kelompok, ceramah, pengamatan dan tanya jawab.
Makalah ini membahas sejarah perkembangan fisika klasik, dimulai dari fisika Yunani Kuno hingga abad kebangkitan fisika klasik. Fisika Yunani Kuno merupakan titik awal manusia menggunakan rasio untuk mempelajari alam. Fisika klasik didasarkan pada prinsip-prinsip yang dikembangkan sebelum teori kuantum dan relativitas, seperti mekanika Newton dan elektrodinamika Maxwell. Tokoh-tok
Makalah Perkembangan Fisika Modern document wordMuhammad Sudarbi
Makalah ini membahas mengenai munculnya fisika modern pada awal abad ke-20. Fisika modern muncul karena banyak fenomena pada skala atomik dan subatomik yang tidak dapat dijelaskan oleh fisika klasik. Eksperimen Michelson-Morley tahun 1887 dan hipotesis Planck tahun 1900 menjadi tonggak awal berkembangnya fisika modern. Teori-teori seperti mekanika kuantum dan relativitas khusus kemudian dikembang
Logam alkali terdiri dari litium, natrium, kalium, rubidium, cesium, dan fransium. Logam-logam ini berwarna putih keperakan dan sangat reaktif, terutama dengan air. Sifat-sifatnya seperti jari-jari atom, energi ionisasi, dan titik lebur menurun secara berurutan seiring dengan peningkatan nomor atom. Logam-logam ini digunakan untuk membuat soda kue, mercon, sel fotolistrik, dan peralatan gel
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdffadlurrahman260903
Ppt landasan pendidikan tentang pendidikan seumur hidup.
Prodi pendidikan agama Islam
Fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan
Universitas Islam negeri syekh Ali Hasan Ahmad addary Padangsidimpuan
Pendidikan sepanjang hayat atau pendidikan seumur hidup adalah sebuah system konsepkonsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajarmengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Pendidikan sepanjang
hayat memandang jauh ke depan, berusaha untuk menghasilkan manusia dan masyarakat yang
baru, merupakan suatu proyek masyarakat yang sangat besar. Pendidikan sepanjang hayat
merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang hidup dalam dunia
transformasi dan informasi, yaitu masyarakat modern. Manusia harus lebih bisa menyesuaikan
dirinya secara terus menerus dengan situasi yang baru.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Universitas Negeri Jakarta banyak melahirkan tokoh pendidikan yang memiliki pengaruh didunia pendidikan. Beberapa diantaranya ada didalam file presentasi
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
Paper ini bertujuan untuk menganalisis pencemaran udara akibat pabrik aspal. Analisis ini akan fokus pada emisi udara yang dihasilkan oleh pabrik aspal, dampak kesehatan dan lingkungan dari emisi tersebut, dan upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi pencemaran udara
1. Tugas - Tugas
Pengembangan
Perserta Didik
Oleh:
Riksan Tungga
Muhammad Hilal Sudarbi
Mikha Samuel
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Nusa Cendana
2. TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
A. Bawaan Sejak Lahir atau Lingkungan
Peserta didik itu beragam karakterist ik, misalnya, t inggi badan, warna kulit ,
warna mata, dan sebagainya. Sebagian besar karakterist ik peserta didik
ditentukan secara genet is. Menurut Chapel Violins (2009), penelit i psikologi
cenderung relat if kurang tertarik melakukan studi mengenai ciri-ciri genet ika
dikaitkan dengan perbedaan individual. Mereka cenderung meyakini bahwa
perkembangan dan perbedaan individu banyak ditentukan oleh pengaruh
lingkungan, sepert i bagaimana seseorang merasa, bert indak, dan berpikir.
Mengingat bahwa faktor genet ik tampaknya bervariasi dari satu dimensi ke
dimensi yang lain (misalnya, keterampilan spasial versus akuisisi bahasa),
bagaimana kita bisa menentukan pengaruh relat if dari fakt or keturunan dan
lingkungan untuk memahami karakterist ik peserta didik dan bagaimana guru
atau orang dewasa bisa memahami dengan baik dan benar hubungan yang
kompleks di antara keduanya?
Sebagai contoh, Lisa memiliki dua anak perempuan dengan ibu biologis
yang sama. Keduanya t inggi, sopan, dan gemar musik. Meskipun memiliki
kesamaan sepert i ini, anak yang lebih tua kurang gaul secara sosial dan tenang,
sementara yang lebih muda, yang lahir pada lingkungan keluarga yang sama,
tampaknya lebih terbuka. Selain itu, salah seorang anaknya berdasarkan hasil
diagnosis menampakkan ket idakmampuan belajar, sementara yang lain
tampaknya kemampuan kognit ifnya berfungsi sangat baik.
Bagaimana menjelaskan persamaan dan perbedaan antara dua anak ini?
Bidang genet ika bertujuan untuk memahami perbedaan perilaku yang dapat
diamaii dalam berbagai karakterist ik manusia, biasanya dengan menganalisis
kont ribusi faktor keturunan dan lingkungan bagi pengembangan karakterist ik
individu. Meskipun penelit ian genet ika perilaku terdiri dari beragam ideologis
dan metodologis, adalah wajar untuk menyatakan bahwa sering ia membantu
orang berteori tentang berapa besar faktor keturunan dan lingkungan
berkont ribusi terhadap perilaku yang diamat i dan bagaimana berbagai faktor
dapat berinteraksiSatu sama lain untuk menciptakan Perilaku tertentu.
Menurut McDevit t dan Ormrod, sering sulit memisahkan pengaruh relat if dari
faktor keturunan dan lingkungan terhadap karakterist ik peserta didik. Peserta
didik yang memiliki genet ik yang Sama (misalnya, saudara-saudara, orangtua,
dan anak-anak mereka) biasanya t inggal dilingkungan yang sama juga. Jadi
ket ika kita melihatkesamaan dalam kecerdasan intelektual (IQ) di antara
anggota keluarga yang sama, sulit untuk mengetahui apakah kesamaan
mereka disebabkan oleh gen atau lingkungan tempat anggota keluarga itu
berada. Namun demikian, menurut dua pakar ini secara signifikan hasil
penelit ian memberitahu kita bahwa faktor keturunan dan lingkungan
mempengaruhi kecerdasan peserta didik.
3. B. Bukti Pengaruh Herediter
Menurut McDevit t dan Ormrod, hasil penelit ian membuktikan bahwa ukuran
kecepatan pengolahan informasi berkorelasi posit if dengan skor lQ. Kecepatan
pemrosesan tergantung pada efisiensi neurologis dan kematangan yang
dikendalikan secara genet ik. Dari sudut pandang ini ada bukti kuat bahwa
t ingkat kecerdasan seseorang sangat ditentukan oleh faktor keturunan (Perkins,
1995). Kenyataan bahwa anak-anak dengan cacat genet ik tertentu memiliki IQ
rata-rata jauh lebih rendah dari rekan-rekan mereka yang t idak memiliki cacat
yang sama (Keogh & MacMillan, 1996). Penelit ian ini lagi-lagi memberikan bukti
lebih lanjut mengenai pengaruh hereditas terhadap kecerdasan. Akan tetapi,
bukti paling meyakinkan mungkin berasal dari studi kembar dan studi adopsi.
Studi Si Kembar
Sejumlah penelit ian telah menggunakan kembar monozigot ik (ident ik) dan
kembar dizigot ik (persaudaraan) untuk mengetahui berapa kuat faktor hereditas
mempengaruhi IQ. Karena kembar monozigot ik berawal dari satu telur yang
kemudian memisahkan, mereka adalah manusia dengan genet is setara.
Sebaliknya, kembar dizigot ik dipahami sebagai dua telur yang dibuahi terpisah.
Mereka berbagi sekitar 50 persen da1i makeup genet ik mereka, dengan 50
persen lainnya adalah unik untuk set iap kembar. Jika kembar ident ik memiliki
skor IQ lebih mirip daripada kembar fratemal, cukup kita dapat menyimpulkan
bahwa kecerdasan itu merupakan pengaruh dari hereditas.
Kebanyakan kembar dibesarkan bersama-sama dengan orang tua dan di
rumah yang sama, mereka dibentuk oleh lingkungan yang sama serta gen yang
serupa. Namun bahkan ket ika kembar dibesarkan secara terpisah (mungkin
karena mereka telah diadopsi dan dibesarkan oleh orang tua yang berbeda),
mereka biasanya memiliki skor IQ yang sama (Bouchard dan McGue, 1981.
Dalam revieu banyak studi kembar, Bouchard dan McGue (1981) menemukan
ini rata-rata (median) korelasi sepert i berikut ini.
SuObjek penelit ian KoRelasi IQ kembar
KeKembar ident ik dibesarkan di rumah yang sama 0,86
KeKembar ident ik dibesarkan dirumah yang berbeda 0,72
KeKembar fraternal dibesarkan di rumah yang sama 0,60
Korelasi 0,72 menunjukkan bahwa kembar ident ik yang dibesarkan dalam
lingkungan yang berbeda cenderung memiliki skor IQ sangat mirip. Bahkan,
kembar ini lebih mirip satu sama lain daripada kembar fraterna dibesarkan di
rumah yang sama.
Studi Adopsi
Cara lain untuk mebedakan pengaruh hereditas dan lingkungan adalah
membandingkan anak-anak yang diadopsi oleh kedua orang tua biologis dan
angkat mereka. Anak yang diadopsi cenderung mirip dengan orang tua biologis
mereka dalam susunan genet ikanya. Lingkungan mereka, tentu saja, lebih dekat
cocok dengan orang tua angkat mereka. Para penelit i telah menemukan
bahwa anak-anak yang skor IQ lebih t inggi berkorelasi dengan IQ orang tua
4. biologis mereka dibandingkan dengan IQ orang tua angkat yang mengadopsi
mereka. Dengan kata lain, dalam sekelompok orang yang menempatkan bayi
mereka yang dengan IQ t inggi untuk diadopsi, memiliki keturunan yang juga
cenderung dengan IQ tert inggi, meskipun dibesarkan oleh orang lain.
Selain itu, korelasi antara IQ anak yang diadopsi dan orang tua biologis
mereka menjadi lebih kuat , dan korelasi antafa anak-anak dan orang tua
angkat mereka menjadi lemah, sebagai anak-anak tumbuh lebih tua, terutama
selama masa remaja akhir (Bouchard dkk., L997).Perlu diketahui bahwa studi
kembar dan studi adopsi t idak sepenuhnya memisahkan pengaruh keturunan
dan lingkungan (Collins dkk., 2000). Sebagai contoh, mengadopsi anak bersama
lingkungan umum untuk minimal 9 bulan -9 bulan kehamilan dari ibu biologis
mereka. Demikian pula, kembar monozigot ik yang dibesarkan di rumah yang
terpisah telah dipengaruhi oleh lingkungan prenatal umum dan sering mirip, jika
t idak ident ik, juga lingkungan pascakelahiran. Selanjutnya, studi kembar dan
studi adopsi t idak memungkinkan penelit i untuk mengkaji cara-cara di mana
keturunan dan lingkungan mungkin berinteraksi dalam pengaruhnya terhadap
t ingkat kecerdasan.
Ini bukan untuk mengatakan bahwa anak-anak ditakdirkan memiliki t ingkat
kecerdasan yang sama dengan orang tua biologis mereka. Bahkan,
kebanyakan anak dengan kecerdasan t inggi dikandung oleh orang tua dengan
kecerdasan rata-fata, bukan oleh orang tua dengan nilai skor IQ t inggi (Plomin
dan Pet rill, 1997). Karenanya, faktor genet ik mungkin bukan merupakan prediktor
past i tentang potensi IQ mereka sendiri. Faktor lingkungan sangat mungkin juga
membuat perbedaan yang cukup.
C. Perkembangan Peserta Didik
Studi tentang perubahan progresif perilaku dan kemampuan manusia,
termasuk peserta didik, dari konsepsi sampai mat i merupakan tugas psikologi
perkembangan. Ket ika dilahirkan, anak manusip itu sudah lengkap secara fisik,
namun, bayi manusia itu akan mat i jika t idak dirawat . Ket ika dilahirkan, bayi
t idak bisa mengangkat kepalanya. Dia t idak bisa berbalik dengan sendirinya
dan t idak bisa makan sendiri. Namun demikian, dia telah dapat melihat ,
mendengar, membau, merasa, merespon rasa sakit , dan mengenali sentuhan.
Meskipun indera mereka kurang akurat saat lahir, bayi segera responsif terhadap
lingkungan mereka. Beberapa dimensi perkembangan anak dijelaskan sepert i
berikut ini.
1. Pematangan atau maturat ion. Kemunculan dan perkembangan karakterist ik
pribadi berjalan dalam sebuah urutan teratur sejalan dengan pertumbuhan fisik.
Pematangan mengacu pada pertumbuhan fisik dan perkembangan mengacu
terutama pada sistem saraf. Pematangan merupakan urutan teratur sejalan
dengan pertumbuhan kemampuan dasar, khususnya kemampuan motorik,
sepert i merangkak dan berjalan.
2. Sekuensi teratur atau orderly sequence. Tingkat kematangan bervariasi pada
masing-masing anak, meski urutan hampir universal. Secara umum, peningkatan
kont rol otot pada bayi berawal dari kepala sampai kaki dan dari tubuh bagian
tengah ke kaki. Urutan yang umumnya universal itu, misalnya, kemampuan
5. menahan kepala sebelum bisa tengkurap sendiri, kemampuan duduk sebelum
merangkak, kemampuan merangkak sebelum berdiri, kemampuan berdiri
sebelum berjalan, dan seterusnya.
3. Prinsip kesiapan keutamaan gerak atau readiness principle of motor primacy.
Pematangan biasanya menciptakan kondisi kesiapan untuk belajar. Sampai
dengan st ruktur fisik yang diperlukan sudah siap, mest inya t idak dilakukan lat ihan
dengan pemaksaan. Misalnya, mencoba mengajari anak untuk berjalan ke
toilet atau naik sepeda sebelum dia siap. Mengajarkan keterampilan kepada
anak akan cepat berhasil, jika secara fisik dia sudah siap. Tentu, t idak harus
menunggu benar-benar siap sebelum dia dilat ih.
4. Temperamen atau temperamenL Mengacu pada ciri-ciri kepribadian, sepert i
suasana hat i, kepekaan, dan t ingkat energi. Bayi baru lahir berbeda dalam
kegiatan, lekas marah, dist ract ibility, dan aspek lain dari temperamen. Karena
perbedaan bawaan pada masing-masing anak, berbeda pula kesiapan
mereka untuk bisa tersenyum, menangis, menyanyi, menjangkau, atau meminta
perhat ian.
D. Perkembangan Peserta Didik dan Lingkungan
Manusia hari ini sangat mirip dengan penghuni gua yang t inggal 20.000 atau
30.000 tahun lalu. Akan menjadi sepert i apa atau siapa ke depannya, sangat
dipengaruhi oleh lingkungan. Rangsangan-rangsangan lingkungan ribuan tahun
lalu, sungguh berbeda dengan sekarang. Anak yang lahir kekinian kelak bisa
menjadi seorang pemrogram komputer, insinyur, atau ahli biokimia yang suka
melukis dengan cat air, misalnya. Berbeda dengan anak yang lahir ribuan tahun
lalu, yang sangat mungkin menjadi pengawal raja, petani, pemburu t radisional,
dan lain-lain. Tidak ada peluang bagi mereka untuk meniadi pemrogram
komputer atau operator telepon selular, karena memang belum muncul pada
zamannya.
Lingkungan nyaris selalu memodifikasi dengan potensi bawaan dan itu
berlangsung sepanjang perkembangan anak manusia. Perbedaa konsisten
dalam temperamen dapat dideteksi untuk set idaknya 2 tahun pertama
kehidupan anak. Kepribadian anak yang muncul pada usia 10 kemudian,
sepert i lekas marah, kecenderungan beraktivitas, atau perhat iannya banyak
dipengaruhi oleh kehidupannya semasa bayi (Kagan, 1976) termasuk kondisi
lingkungan sosialnya. Ket ika dilahirkan, sejat inya bayi adalah makhluk sosial.
Sensit ivitas mereka kepada orang lain merupakan contoh kemampuannya
meniru orang dewasa dan adaptasi mereka dalam menghadapi manusia
lainnya. Ini merupakan bagian dari kesadaran diri seorang bayi. Kesadaran
pengembangan secara sosial itu bersumber dari dirinya sendiri dan dari
interaksinya dengan orang lain. Berikut ini disajikan beberapa
ragamperkembangan anak, baik karena faktor bawaan maupun terutama
karena bentukan lingkungan itu sendiri, khususnya lingkungan sosial.
1. Kesadaran diri. Sepert i halnya perkembangan anak pada umumnya,
kesadaran diri tergantung pada pematangan sistem saraf. Ket ika kesadaran-diri
anak digabungkan dengan kesadaran orang lain, kesadaran-diri mereka mulai
membentuk int i dari perkembangan kehidupan sosialnya. Dengan demikian,
6. anak jangan terlalu diisolasi, sehingga jarang melakukan kontak sosial. Di sekolah
pun, ket ika anak bermain sendirian dan dengan caranya sendiri dalam waktu
lama dan frekuensial, harus memandang hal itu sebagai ket iadaan daya suai
dan memerlukan pemecahan.
2. Pengacuan sosial. Anak memiliki kemampuan melirik ekspresi wajah orang lain
untuk memutuskan cara tertentu dalam menanggapi mereka. Pada usia sekitar
12 bulan, sebagian besar bayi mereferensi (melirik) ibunya ket ika ditempatkan
dalam keadaan yang t idak familiar. Pada akhir tahun pertama, bayi sadar akan
ekspresi wajah orang lain dan mencari bimbingan dari mereka. Ini merupakan
akar dari suatu keterampilan sosial pent ing. Karenanya, keterampilan sosial dan
perkembangan emosional ikut dibentuk oleh bagaimana cara mengasuhnya.
3. Periode krit is. Suatu waktu sensit ivitas anak menjadi meningkat sebagai
pengaruh dari lingkungan mereka, baik posit if maupun negat if. Perist iwa-perist
iwa tertentu yang terjadi selama periode krit is akan menentukan anak
berkembang secara normal atau sebaliknya. Sentuhan lingkungan pada
periode krit is ini seringkali menjadi pengalaman awal yang memberi efek lama
bagi kehidupan anak di kemudian hari.
4. Perawatan primer. Anak mengalami perawatan atau pelayanan primer dari
lingkungannya, terutama orang tua dan pengasuhnya. Mereka
mengembangkan hubungan emosional dan fisik dengan orang lain,terutama
selama tahun pertama kehidupan.
5. Pengayaan dalam pengembangan. Lingkungan merangsang perkembangan
fisik, emosi, persepsi, dan intelektual anak. Ket ika usia sekitar 5 bulan, misalnya,
dia ingin menyentuh apa saja yang ada di sekitamya. Ini menjadi bagian dari
perkembangan motoriknya, asalkan t idak membahayakan.
E. Tugas-tugas Perkembangan Peserta Didik
Tugas perkembangan adalah sesuatu yang bisa diduga t imbul dan konsisten
pada atau sekitar periode tertentu dalam kehidupan individu (Havighurst , 1953).
Konsep tugas perkembangan didasari asumsi bahwa perkembangan manusia,
termasuk peserta didik, dalam masyarakat modern ditandai oleh serangkaian
tugas di mana individu harus belajar sepanjang hidupnya.
Beberapa dari tugas perkembangan ini memiliki kesamaan di masa kanak-kanak
dan remaja, sedangkan yang lain t imbul pada saat manusia memasuki
usia dewasa dan usia tua. Keberhasilan pencapaian tugas perkembangan
tertentu diharapkan dapat melahirkan kebahagiaan dan kesuksesan bagi
individu untuk menyelesaikan tugas-tugas berikutnya. sebaliknya, kegagalan
dalam mencapai tugas-tugas perkembangan itu dapat mengakibatkan
ket idakbahagiaan bagi individu, penolakan oleh masyarakat, dan kesulitan
dengan tugas-tugas berikutnya.
Tugas-tugas perkembangan manusia, termasuk peserta didik, muncul dari
t iga sumber yang berbeda (Havighurst , 1953). pertama, kematangan fisik,
misalnya, untuk belajar berjalan. Kedua, kekuatan sosiost ruktural dan budaya,
misalnya, umur minimpm untuk perkawinan, umur minimum untuk memperoleh
surat izin mengemudi (s[4), dan sebagainya. Ket iga. nilai-nilai pribadi dan
aspirasi. Faktor-faktor pribadi merupakan hasil dari interaksi antara faktor-faktor
7. ontogenet ik dan lingkungan, dan memainkan peran aktif dalam munculnya
tugas perkembangan tertentu, misalnya, memilih. Jalurpekerjaan tertentu.
F. Tahapan-Tahap Perkembangan Peserta Didik
Perkembangan peserra didik menjadi bagian integral dari perkembangan
manusia pada umumnya. Perkembangan dimaksud adalah perubahan yang
sistemat is, progresif, dan berkesinambungan dalam diri individu sejak lahir hingga
akhir hayatnya. Perubahan itu ddalani oleh anak manusia khususnya, sejak lahir
hingga mencapai t ingkat kedewasaan atau kematangan. Sistemat is
mengandung makna bahwa perkembangan itu dalam makna normal
urutannya. Progresif bermakna perkembangan itu merupakan metamorfosis
menuju kondisi ideal. Berkesinambungan bermakna ada konsistensi laffi
perkembangan itu sampai dengan t ingkat opt imum yang bisa dicapai.
Perkembangan manusia melalui tahapan yang sistemat is dalam urutan tertentu
yang bersifat serial. Perkembangan itu bergerak langkah demi langkah, dan
sebagian gerakannya lebih dekat untuk beberapa bentuk status dewasa.
Gerakan perkembangan manusia ini mencakup perubahan fisik dan daya
intelektual. Perkembangan daya intelektual berkaitan dengan perubahan
kecerdasan, keahlian, dan kemampuan menalar, serta dampak dari perist iwa
dan pengalaman hidup.
Masing-masing pemikir dan pakar mempunyai pendapat atau teori yang
berbeda mengenai tahapan-tahapan itu. Set iap tahap perkembangan itu
bersifat khas. Set iap masa t ransisi di antara masing-masing tahap perubahan
dalam karakter kehidupan memakan waktu tertentu, misalnya, antara t iga
sampai dengan enam tahun untuk menyelesaikannya. Pada saat yang sama
ada proses individualisasi yang terjadi pada diri manusia. Sepert i apa tahap-tahap
perkembangan manusia? Levinson, sepert i dikut ip oleh Tennant dan
Pogson (1995) berpendapat bahwa siklus kehidupan manusia terdiri dari empat
urutan, yang masing-masing berlangsung selama sekitar dua puluh lima tahun.
Dia juga mengident ifikasi beberapa periode perkembangan manusia, sepert i
berikut ini.
l. Masa anak-anak dan remaja, sejak lahir sampai dengan usia dua puluh tahun.
Transisi awal masa kanak-kanak pada usia t iga tahun.
2. Masa dewasa awal, yaitu umur 17 - 45 tahun .
Transisi awal, umur 17 -22 tahun.
Memasuki dunia dewasa, umur22 - 28 tahun
Umur 30 tahun, t ransisi antara 28 - 33 tahun .
Menetap, umur 33 - 40 tahun
3. Masa dewasa tengah, umur 40 - 65 tahun .
Transisi setengah baya, umur 40 - 45 tahun
Memasuki usia dewasa tengah, umur 45 - 50 tahun .
Umur 50 tahun, t ransisi umur 50 - 55 tahun
Puncak dari dewasa tengah, umur 55 - 60 tahun
8. 4. Masa dewasa akhir dewasa, usia 60 tahun
5. Akhir dewasa, t ransisi umur 60 - 65 tahun
Menurut Levinson, masing-masing era berbeda dan mempersatukan karakter
hidup yang lengkap pada masing-masingnya. Ada t ransisi di antara masing-masing
era, sehingga memerlukan dasar perubahan karakter hidup seseorang,
yang mungkin memakan waktu antara t iga dan enam tahun. Era yang luas
adalah periode perkembangan, di mana set iap periode ditandai oleh
serangkaian tugas dan upaya untuk mengembangkan atau memodifikasi satu
st ruktur kehidupan.
Erik Erikson sepert i dikut ip oleh Arlene F. Harder (2009) berpendapat bahwa
ciri-ciri kepribadian mansusia itu muncul secara berlawanan. Kutub yang
berlawanan itu dapat mewujud sebagai pesimis atau opt imis, independen atau
tergantung, emosional atau tanpa emosi, petualang atau hat i-hat i, pemimpin
opt imis atau pengikut , agresif atau pasif, dan sejenisnya.
Fenomena semacam ini merupakan faktor bawaan, meski banyak sifat
temperamen atau karakterist ik lain dapat dipelajari berdasar pada tantangan
dan dukungan yang diterima selama menjalani hidup sampai tumbuh dewasa.
Ahli yang melakukan banyak studi untuk mengeksplorasi konsep ini adalah Erik
Erikson. Meskipun pemikirannya banyak dipengaruhi oleh Freud, dia percaya
bahwa ada ego sejak lahir dan t idak ada perilaku yang benar-benar defensif.
Berdasarkan studinya, Erikson menyadari bahwa pengaruh besar terhadap
perilaku dan budaya lebih ditentukan oleh dunia luar, sepert i depresi dan
perang. Dia mengemukakan bahwa perkembangan individu ditentukan oleh
pengaruh interaksi antara faktor genet ika (biologis), pikiran (psikologis), dan
budaya (etos). Erikson mengklasifikasikan perkembangan kehidupan manusia ke
dalam delapan tahap yang membentang dari lahir sampai mat i. Pada fase
dewasa, Erikson membagi tahapannya ke dalam pengalaman orang dewasa
muda, dewasa, dan dewasa tengah, dan dewasa tua. Sementara usia yang
sebenarnya mungkin berbeda dari satu tahap ke yang lain, usia tampaknya
cocok untuk kebanyakan orang.
Kedelapan tahap perkembangan manusia versi Erikson sepert i dikut ip oleh
Arlene F. Harder (2009), disajikan berikut ini.
1. Fase bayi: sejak lahir sampai usia 18 bulan. Menurut Erikson hasil
perkembangun ego pada fase ini adalah kepercayaan vs ket idakpercayaan.
Dasar kekuatannya adalah dorongan dan harapan. Masa bayi oleh Erikson
disebut sebagai tahap sensori oral (oral sensory stage), ditandai dengan
kebiasaannya memasukkan segala sesuatu ke mulut . Pada fase ini penekanan
utama adalah pada ibu yang harus merawat anak secara posit if dan penuh
kasih sayang, dengan penekanan utama pada kontak visual dan sentuhan.
Kalau anak berhasil melewat i masa ini dengan baik, dia akan belajar percaya
bahwa hidup pada dasarnya baik-baik saja dan ini menjadi keyakinan dasarnya
di masa depan. Jika pada fase ini anak gagal menumbuhkan kepercayaan dan
terus-menerus frustasi karena kebutuhannya t idak terpenuhi, sangat mungkin
berakhir dengan perasaan mendalam yang t idak berharga dan muncullah
ket idakpercayaan mereka pada dunia ini di masa depan. Banyak studi tentang
9. bunuh diri dan percobaan bunuh diri menunjukkan pent ingnya tahun-tahun
awal dalam mengembangkan kepercayaan dasar bahwa dunia ini dapat
dipercaya dan bahwa set iap individu memiliki hak untuk berada di dunia. Tidak
mengherankan, hubungan yang paling pent ing adalah dengan orang tua atau
ibu, atau siapa pun yang paling signifikan dan konstan menjadi pengasuhnya.
2. Fase usia dini: usia 18 bulan sampai 3 tahun. Menurut Erikson hasil
perkembangan ego pada fase ini adalah otonomi vs malu. Kekuatan dasarnya
adalah kont rol diri, keberanian, dan kemauan. Menurut Erikson, selama tahap ini
anak belajar menguasai keterampilan untuk dirinya sendiri. Pada fase ini, anak
t idak hanya belajar berjalan, berbicara, dan makan sendiri, melainkan juga dia
belajar mengembangkan gerakan yang lebih halus serta melakukan pelat ihan
yang banyak berharga baginya. Di sini anak memiliki kesempatan membangun
harga diri dan otonomi sebagai manusia, serta memperoleh lebih banyak
kont rol atas tubuhnya, mendapatkan keterampilan baru, serta belajar benar
dan salah. Dalam t radisi Barat atau di negara-negara berbahasa Inggris, pada
fase ini anak sudah berani mengatakan "No" atau "t idak". Anak-anak Indonesia
pun pada fase ini sudah berani mengat akan kat a "t idak mau”, "gak mau", atau
lafal sejenis. Mungkin sakit bagi orang tua mendengar kata-kata ini, tetapi ini
menjadi fase pent ing bagi anak untuk mengembangkan keterampilan sesuai
dengan kemauannya. Jika anak malu melakukan pelat ihan atau belajar
keterampilan pent ing lainnya, sangat mungkin dia merasa malu besar dan
meragukan kemampuannya. Hasil akhirnya bisa mewujud dalam bentuk rendah
diri. Dalam kaitan ini, yang paling signifikan adalah hubungan dengan orang
tua.
3. Fase bermain: umur 3 - 5 tahun. Menurut Erikson hasil perkembangan ego
pada fase ini adalah inisiat if vs rasa bersalah. Kekuatan dasarnya adalah tujuan
atau dorongan. Selama periode ini anak mengalami suatu keinginan untuk
meniru orang dewasa di sekitarnya dan mengambil inisiat if dalam menciptakan
situasi bermain. Mereka bisa bermain dengan boneka Barbie, menggunakan
telepon mainan dan miniatur mobil, bermain peran, dan sebagainya. Pada fase
ini, dalam batas tertentu anak sudah bisa menjawab pertanayaan "mengapa"
atau mengajukan pertanyaan sepert i itu: "mengapa? Erikson yang dipengaruhi
oleh pemikiran Freud meremehkan seksualitas biologis yang mendukung fitur
konflik psikososial antara anak dan orang tua. Namun demikian, dia
mengatakan bahwa pada tahap ini biasanya anak menjadi terlibat dalam
"perjuangan klasik", oedipal, dan menyelesaikan perjuangan melalui "ident ifikasi
peran sosial." Jika anak frust rasi atas keinginan alami dan tujuannya, dia dengan
mudah dapat mengalami rasa bersalah. Pada fase ini, yang paling signifikan
adalah hubungan dengan keluarga int i.
4. Fase sekolah: umur 6 - 12 tahun. Menurut Erikson hasil perkembangan ego
pada fase ini adalah indust ri vs inferior. Kekuatan dasarnya adalah metode dan
kompetensi. Selama tahap ini, sering disebut latency, manusia mampu belajar,
menciptakan dan menyelesaikan berbagai keterampilan baru dan
pengetahuan, dengan demikian mengembangkan "semangat indust ri" atau
"mencipta".
10. Fase ini juga merupakan tahap yang sangat pent ing bagi pengembangan
sosial dan jika manusia mengalami perasaan yang belum terselesaikan,
ket idakcukupan kemampuan, dan inferioritas di antara rekan-rekannya, dia
dapat memiliki masalah serius dalam hal kompetensi dan harga diri. Ket ika dunia
pergaulan meluas, yang paling signifikan adalah hubungan manusia dengan
sekolah dan lingkungan. Orang tua t idak lagi menjadi sumber otoritas lengkap
mereka sepert i fase sebelumnya, meskipun keberadaannya masih dirasa
pent ing.
5.Fase remaja: umur 12 - 18 tahun. Menurut Erikson hasil perkembangan
ego pada fase ini adalah ident itas vs kekacauan peran. Kekuatan
. dasarnya adalah pengabdian dan fidelity. Sampai tahap ini, menurut
Erikson, perkembangan manusia sebagian besar tergantung pada apa
yang dilakukannya. Masa remaja merupakan suatu tahap di mana
manusia bukan lagi anak-anak dan belum masuk fase kehidupan orang
dewasa. Kehidupannya past i semakin kompleks, karena mereka mencoba
menemukan jat i dirinya sendiri, perjuangan melalui interaksi
sosial, dan bergulat dengan isu-isu moral. Tugas pribadi adalah untuk
menemukan siapa diri sendiri sebagai individu yang teryisah dari
keluarga asal dan sebagai anggota masyarakat yang lebih luas.
Sayangnya, dalam proses ini banyak orang-orang di sekitarnya
menampakkan tanda-tanda menghindari dan menarik diri dari tanggung
jawab, yang oleh Erikson disebut moratorium.
Jika manusia t idak berhasil dalam menjelajahi tahap ini, dia akan
mengalami kekacauan atau kebingungan peran dan pergolakan. Sebuah
tugas pent ing bagi orang tua atau orang dewasa adalah mengembangkan
filsafat hidup dengan cita-cita atau harapan, serta bebas dari konflik.
Masalahnya, manusia t idak memiliki banyak pengalaman dan merasa
mudah untuk menggant i cita-cita. Pada fase ini hubungan dengan teman
sebaya menjadi sangat pent ing.
6.Fase dewasa muda: umut 18 - 35 tahun. Menurut Erikson, hasil perkembangan
ego pada fase ini adalah keint iman dan solidaritas vs isolasi. Kekuatan dasarnya
adalah afiliasi dan cinta. Pada tahap awal menjadi seorang dewasa manusia
mencari satu atau lebih sahabat dan cinta. Saat ini dia mencoba mencari
hubungan saling memuaskan, terutama melalui perkawinan, hubungan dengan
teman-teman, dan memulai sebuah keluarga.
7. Meski harus diakui, saat ini banyak pasangan yang t idak memulai berkeluarga
sampai mereka berusia t iga puluhan. Jika negosiasi tahap ini berhasil, manusia
dapat mengalami keint iman pada t ingkat yang dalam. Jika kita t idak berhasil,
akan sangat mungkin muncul rasa isolasi dan jarak dari orang lain. Ket ika
manusia t idak merasa mudah untuk menciptakan hubungan yang memuaskan,
dunianya pergaulannya dapat mulai menyusut , sepert i bert indak
mempertahankan diri. pada kondisi ini seseorang bisa merasa superior dari
orang lain. Hubungan yang signifikan adalah dengan mit ra perkawinan dan
teman-teman.
11. 8.Fase dewasa tengah: umut 35 sampai dengan 55 atau (mungkin bahkan usia
65 tahun). Menurut Erikson hasil perkembangan ego pada fase ini adalah
generat ivitas vs penyerapan-diri atau stagnasi. Kekuatan dasarnya adalah
produksi dan perawatan. Pekerjaan adalah yang paling pent ing fase ini. Erikson
mengamat i bahwa usia pertengahan adalah ket ika manusia cenderung
mampu melakukan karya kreat if yang bermakna dan membicarakan seputar
kehidupan keluarga. Fase ini biasanya manusia berharap banyak untuk
bertanggungjawab atas perannya. Tugas pent ing di sini adalah mel6starikan
budaya dan mewariskan nilai-nilai budaya melalui keluarga, serta bekerja untuk
membangun lingkungan yang stabil. Fase ini pun ditandai dengan
meningkatnya kepedulian kepada orang lain dan menghasilkan sesuatu yang
memberikan kont ribusi untuk perbaikan masyarakat, yang oleh Erikson disebut
generat ivitas atau generat ivity. Jadi, ket ika manusia berada pada fase ini
adakalanya muncul rasa takut t idak bisa aktif dan memberikan sumbangsih
yang berart i kepada masyatakat. Sebagian anak-anak pun sudah
meninggalkan rumah. Hubungan dengan anak pun sudah berubah, baik cara
maupun tujuannya. Manusia pun mungkin menghadapi perubahan besar
dalam kehidupan yang mungkin krisis, berikut perjuangan untuk menemukan art i
dan tujuan baru. Jika manusia t idak berhasil melewat i tahap ini, dia bisa menjadi
egois dan mandek. Hubungan yang signifikan berada di tempat kerja,
masyarakat, dan keluarga.
9. Dewasa akhir: umur 55 atau 65 tahun hingga kemat ian. Menurut Erikson pada
fase ini hasil perkembangan ego adalah integritas vs despair atau putus asa.
Dasar kekuatannya adalah kebijaksanaan. Erikson berpendapat bahwa banyak
aspek dari kehidupan dimana orang mempersiapkan kehidupan pada tahap
dewasa tengah dan tahap terakhir dia sudah merasa nyaman. Mungkin hal ini
dikarenakan sebagai orang dewasa manusia sering bisa melihat kembali
kehidupannya dengan kebahagiaan dan materi. Juga, dipenuhi dengan
perasaan yang mendalam bahwa kehidupan ini memiliki makna dan dia telah
membuat kont ribusi bagi kehidupan. Perasaan semacam ini oleh Erikson disebut
integritas. Pada fase ini pun orang merasakan besarnya hikmat dunia dan
kemudian mereorientasi kepedulian yang mulai "terpisah" dengan kepent ingan
kehidupan duniawi, menerima kemat ian sebagai penyelesaian atau kehidupan.
Di sisi lain, sebagian orang dewasa dapat mencapai tahap puncak,. namun
sebagian lagi putus asa pada pengalaman mereka dan merasakan kegagalan.
Mereka mungkin takut mat i karena mereka berjuang untuk menemukan tujuan
untuk hidupnya, bertanya-tanya "Apakah perjalanan hidup telah dilakukan
secara layak?" Atau, mereka mungkin merasa bahwa dirinya memiliki semua
jawaban (yang t idak berbeda sepert i halnya remaja) dan diakhiri dengan
dogmat isme yang kuat yang hanya melihat mereka telah benar. Hubungan
yang signifikan adalah dengan semua manusia.