SlideShare a Scribd company logo
Tugas - Tugas 
Pengembangan 
Perserta Didik 
Oleh: 
Riksan Tungga 
Muhammad Hilal Sudarbi 
Mikha Samuel 
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan 
Universitas Nusa Cendana
TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK 
A. Bawaan Sejak Lahir atau Lingkungan 
Peserta didik itu beragam karakterist ik, misalnya, t inggi badan, warna kulit , 
warna mata, dan sebagainya. Sebagian besar karakterist ik peserta didik 
ditentukan secara genet is. Menurut Chapel Violins (2009), penelit i psikologi 
cenderung relat if kurang tertarik melakukan studi mengenai ciri-ciri genet ika 
dikaitkan dengan perbedaan individual. Mereka cenderung meyakini bahwa 
perkembangan dan perbedaan individu banyak ditentukan oleh pengaruh 
lingkungan, sepert i bagaimana seseorang merasa, bert indak, dan berpikir. 
Mengingat bahwa faktor genet ik tampaknya bervariasi dari satu dimensi ke 
dimensi yang lain (misalnya, keterampilan spasial versus akuisisi bahasa), 
bagaimana kita bisa menentukan pengaruh relat if dari fakt or keturunan dan 
lingkungan untuk memahami karakterist ik peserta didik dan bagaimana guru 
atau orang dewasa bisa memahami dengan baik dan benar hubungan yang 
kompleks di antara keduanya? 
Sebagai contoh, Lisa memiliki dua anak perempuan dengan ibu biologis 
yang sama. Keduanya t inggi, sopan, dan gemar musik. Meskipun memiliki 
kesamaan sepert i ini, anak yang lebih tua kurang gaul secara sosial dan tenang, 
sementara yang lebih muda, yang lahir pada lingkungan keluarga yang sama, 
tampaknya lebih terbuka. Selain itu, salah seorang anaknya berdasarkan hasil 
diagnosis menampakkan ket idakmampuan belajar, sementara yang lain 
tampaknya kemampuan kognit ifnya berfungsi sangat baik. 
Bagaimana menjelaskan persamaan dan perbedaan antara dua anak ini? 
Bidang genet ika bertujuan untuk memahami perbedaan perilaku yang dapat 
diamaii dalam berbagai karakterist ik manusia, biasanya dengan menganalisis 
kont ribusi faktor keturunan dan lingkungan bagi pengembangan karakterist ik 
individu. Meskipun penelit ian genet ika perilaku terdiri dari beragam ideologis 
dan metodologis, adalah wajar untuk menyatakan bahwa sering ia membantu 
orang berteori tentang berapa besar faktor keturunan dan lingkungan 
berkont ribusi terhadap perilaku yang diamat i dan bagaimana berbagai faktor 
dapat berinteraksiSatu sama lain untuk menciptakan Perilaku tertentu. 
Menurut McDevit t dan Ormrod, sering sulit memisahkan pengaruh relat if dari 
faktor keturunan dan lingkungan terhadap karakterist ik peserta didik. Peserta 
didik yang memiliki genet ik yang Sama (misalnya, saudara-saudara, orangtua, 
dan anak-anak mereka) biasanya t inggal dilingkungan yang sama juga. Jadi 
ket ika kita melihatkesamaan dalam kecerdasan intelektual (IQ) di antara 
anggota keluarga yang sama, sulit untuk mengetahui apakah kesamaan 
mereka disebabkan oleh gen atau lingkungan tempat anggota keluarga itu 
berada. Namun demikian, menurut dua pakar ini secara signifikan hasil 
penelit ian memberitahu kita bahwa faktor keturunan dan lingkungan 
mempengaruhi kecerdasan peserta didik.
B. Bukti Pengaruh Herediter 
Menurut McDevit t dan Ormrod, hasil penelit ian membuktikan bahwa ukuran 
kecepatan pengolahan informasi berkorelasi posit if dengan skor lQ. Kecepatan 
pemrosesan tergantung pada efisiensi neurologis dan kematangan yang 
dikendalikan secara genet ik. Dari sudut pandang ini ada bukti kuat bahwa 
t ingkat kecerdasan seseorang sangat ditentukan oleh faktor keturunan (Perkins, 
1995). Kenyataan bahwa anak-anak dengan cacat genet ik tertentu memiliki IQ 
rata-rata jauh lebih rendah dari rekan-rekan mereka yang t idak memiliki cacat 
yang sama (Keogh & MacMillan, 1996). Penelit ian ini lagi-lagi memberikan bukti 
lebih lanjut mengenai pengaruh hereditas terhadap kecerdasan. Akan tetapi, 
bukti paling meyakinkan mungkin berasal dari studi kembar dan studi adopsi. 
Studi Si Kembar 
Sejumlah penelit ian telah menggunakan kembar monozigot ik (ident ik) dan 
kembar dizigot ik (persaudaraan) untuk mengetahui berapa kuat faktor hereditas 
mempengaruhi IQ. Karena kembar monozigot ik berawal dari satu telur yang 
kemudian memisahkan, mereka adalah manusia dengan genet is setara. 
Sebaliknya, kembar dizigot ik dipahami sebagai dua telur yang dibuahi terpisah. 
Mereka berbagi sekitar 50 persen da1i makeup genet ik mereka, dengan 50 
persen lainnya adalah unik untuk set iap kembar. Jika kembar ident ik memiliki 
skor IQ lebih mirip daripada kembar fratemal, cukup kita dapat menyimpulkan 
bahwa kecerdasan itu merupakan pengaruh dari hereditas. 
Kebanyakan kembar dibesarkan bersama-sama dengan orang tua dan di 
rumah yang sama, mereka dibentuk oleh lingkungan yang sama serta gen yang 
serupa. Namun bahkan ket ika kembar dibesarkan secara terpisah (mungkin 
karena mereka telah diadopsi dan dibesarkan oleh orang tua yang berbeda), 
mereka biasanya memiliki skor IQ yang sama (Bouchard dan McGue, 1981. 
Dalam revieu banyak studi kembar, Bouchard dan McGue (1981) menemukan 
ini rata-rata (median) korelasi sepert i berikut ini. 
SuObjek penelit ian KoRelasi IQ kembar 
KeKembar ident ik dibesarkan di rumah yang sama 0,86 
KeKembar ident ik dibesarkan dirumah yang berbeda 0,72 
KeKembar fraternal dibesarkan di rumah yang sama 0,60 
Korelasi 0,72 menunjukkan bahwa kembar ident ik yang dibesarkan dalam 
lingkungan yang berbeda cenderung memiliki skor IQ sangat mirip. Bahkan, 
kembar ini lebih mirip satu sama lain daripada kembar fraterna dibesarkan di 
rumah yang sama. 
Studi Adopsi 
Cara lain untuk mebedakan pengaruh hereditas dan lingkungan adalah 
membandingkan anak-anak yang diadopsi oleh kedua orang tua biologis dan 
angkat mereka. Anak yang diadopsi cenderung mirip dengan orang tua biologis 
mereka dalam susunan genet ikanya. Lingkungan mereka, tentu saja, lebih dekat 
cocok dengan orang tua angkat mereka. Para penelit i telah menemukan 
bahwa anak-anak yang skor IQ lebih t inggi berkorelasi dengan IQ orang tua
biologis mereka dibandingkan dengan IQ orang tua angkat yang mengadopsi 
mereka. Dengan kata lain, dalam sekelompok orang yang menempatkan bayi 
mereka yang dengan IQ t inggi untuk diadopsi, memiliki keturunan yang juga 
cenderung dengan IQ tert inggi, meskipun dibesarkan oleh orang lain. 
Selain itu, korelasi antara IQ anak yang diadopsi dan orang tua biologis 
mereka menjadi lebih kuat , dan korelasi antafa anak-anak dan orang tua 
angkat mereka menjadi lemah, sebagai anak-anak tumbuh lebih tua, terutama 
selama masa remaja akhir (Bouchard dkk., L997).Perlu diketahui bahwa studi 
kembar dan studi adopsi t idak sepenuhnya memisahkan pengaruh keturunan 
dan lingkungan (Collins dkk., 2000). Sebagai contoh, mengadopsi anak bersama 
lingkungan umum untuk minimal 9 bulan -9 bulan kehamilan dari ibu biologis 
mereka. Demikian pula, kembar monozigot ik yang dibesarkan di rumah yang 
terpisah telah dipengaruhi oleh lingkungan prenatal umum dan sering mirip, jika 
t idak ident ik, juga lingkungan pascakelahiran. Selanjutnya, studi kembar dan 
studi adopsi t idak memungkinkan penelit i untuk mengkaji cara-cara di mana 
keturunan dan lingkungan mungkin berinteraksi dalam pengaruhnya terhadap 
t ingkat kecerdasan. 
Ini bukan untuk mengatakan bahwa anak-anak ditakdirkan memiliki t ingkat 
kecerdasan yang sama dengan orang tua biologis mereka. Bahkan, 
kebanyakan anak dengan kecerdasan t inggi dikandung oleh orang tua dengan 
kecerdasan rata-fata, bukan oleh orang tua dengan nilai skor IQ t inggi (Plomin 
dan Pet rill, 1997). Karenanya, faktor genet ik mungkin bukan merupakan prediktor 
past i tentang potensi IQ mereka sendiri. Faktor lingkungan sangat mungkin juga 
membuat perbedaan yang cukup. 
C. Perkembangan Peserta Didik 
Studi tentang perubahan progresif perilaku dan kemampuan manusia, 
termasuk peserta didik, dari konsepsi sampai mat i merupakan tugas psikologi 
perkembangan. Ket ika dilahirkan, anak manusip itu sudah lengkap secara fisik, 
namun, bayi manusia itu akan mat i jika t idak dirawat . Ket ika dilahirkan, bayi 
t idak bisa mengangkat kepalanya. Dia t idak bisa berbalik dengan sendirinya 
dan t idak bisa makan sendiri. Namun demikian, dia telah dapat melihat , 
mendengar, membau, merasa, merespon rasa sakit , dan mengenali sentuhan. 
Meskipun indera mereka kurang akurat saat lahir, bayi segera responsif terhadap 
lingkungan mereka. Beberapa dimensi perkembangan anak dijelaskan sepert i 
berikut ini. 
1. Pematangan atau maturat ion. Kemunculan dan perkembangan karakterist ik 
pribadi berjalan dalam sebuah urutan teratur sejalan dengan pertumbuhan fisik. 
Pematangan mengacu pada pertumbuhan fisik dan perkembangan mengacu 
terutama pada sistem saraf. Pematangan merupakan urutan teratur sejalan 
dengan pertumbuhan kemampuan dasar, khususnya kemampuan motorik, 
sepert i merangkak dan berjalan. 
2. Sekuensi teratur atau orderly sequence. Tingkat kematangan bervariasi pada 
masing-masing anak, meski urutan hampir universal. Secara umum, peningkatan 
kont rol otot pada bayi berawal dari kepala sampai kaki dan dari tubuh bagian 
tengah ke kaki. Urutan yang umumnya universal itu, misalnya, kemampuan
menahan kepala sebelum bisa tengkurap sendiri, kemampuan duduk sebelum 
merangkak, kemampuan merangkak sebelum berdiri, kemampuan berdiri 
sebelum berjalan, dan seterusnya. 
3. Prinsip kesiapan keutamaan gerak atau readiness principle of motor primacy. 
Pematangan biasanya menciptakan kondisi kesiapan untuk belajar. Sampai 
dengan st ruktur fisik yang diperlukan sudah siap, mest inya t idak dilakukan lat ihan 
dengan pemaksaan. Misalnya, mencoba mengajari anak untuk berjalan ke 
toilet atau naik sepeda sebelum dia siap. Mengajarkan keterampilan kepada 
anak akan cepat berhasil, jika secara fisik dia sudah siap. Tentu, t idak harus 
menunggu benar-benar siap sebelum dia dilat ih. 
4. Temperamen atau temperamenL Mengacu pada ciri-ciri kepribadian, sepert i 
suasana hat i, kepekaan, dan t ingkat energi. Bayi baru lahir berbeda dalam 
kegiatan, lekas marah, dist ract ibility, dan aspek lain dari temperamen. Karena 
perbedaan bawaan pada masing-masing anak, berbeda pula kesiapan 
mereka untuk bisa tersenyum, menangis, menyanyi, menjangkau, atau meminta 
perhat ian. 
D. Perkembangan Peserta Didik dan Lingkungan 
Manusia hari ini sangat mirip dengan penghuni gua yang t inggal 20.000 atau 
30.000 tahun lalu. Akan menjadi sepert i apa atau siapa ke depannya, sangat 
dipengaruhi oleh lingkungan. Rangsangan-rangsangan lingkungan ribuan tahun 
lalu, sungguh berbeda dengan sekarang. Anak yang lahir kekinian kelak bisa 
menjadi seorang pemrogram komputer, insinyur, atau ahli biokimia yang suka 
melukis dengan cat air, misalnya. Berbeda dengan anak yang lahir ribuan tahun 
lalu, yang sangat mungkin menjadi pengawal raja, petani, pemburu t radisional, 
dan lain-lain. Tidak ada peluang bagi mereka untuk meniadi pemrogram 
komputer atau operator telepon selular, karena memang belum muncul pada 
zamannya. 
Lingkungan nyaris selalu memodifikasi dengan potensi bawaan dan itu 
berlangsung sepanjang perkembangan anak manusia. Perbedaa konsisten 
dalam temperamen dapat dideteksi untuk set idaknya 2 tahun pertama 
kehidupan anak. Kepribadian anak yang muncul pada usia 10 kemudian, 
sepert i lekas marah, kecenderungan beraktivitas, atau perhat iannya banyak 
dipengaruhi oleh kehidupannya semasa bayi (Kagan, 1976) termasuk kondisi 
lingkungan sosialnya. Ket ika dilahirkan, sejat inya bayi adalah makhluk sosial. 
Sensit ivitas mereka kepada orang lain merupakan contoh kemampuannya 
meniru orang dewasa dan adaptasi mereka dalam menghadapi manusia 
lainnya. Ini merupakan bagian dari kesadaran diri seorang bayi. Kesadaran 
pengembangan secara sosial itu bersumber dari dirinya sendiri dan dari 
interaksinya dengan orang lain. Berikut ini disajikan beberapa 
ragamperkembangan anak, baik karena faktor bawaan maupun terutama 
karena bentukan lingkungan itu sendiri, khususnya lingkungan sosial. 
1. Kesadaran diri. Sepert i halnya perkembangan anak pada umumnya, 
kesadaran diri tergantung pada pematangan sistem saraf. Ket ika kesadaran-diri 
anak digabungkan dengan kesadaran orang lain, kesadaran-diri mereka mulai 
membentuk int i dari perkembangan kehidupan sosialnya. Dengan demikian,
anak jangan terlalu diisolasi, sehingga jarang melakukan kontak sosial. Di sekolah 
pun, ket ika anak bermain sendirian dan dengan caranya sendiri dalam waktu 
lama dan frekuensial, harus memandang hal itu sebagai ket iadaan daya suai 
dan memerlukan pemecahan. 
2. Pengacuan sosial. Anak memiliki kemampuan melirik ekspresi wajah orang lain 
untuk memutuskan cara tertentu dalam menanggapi mereka. Pada usia sekitar 
12 bulan, sebagian besar bayi mereferensi (melirik) ibunya ket ika ditempatkan 
dalam keadaan yang t idak familiar. Pada akhir tahun pertama, bayi sadar akan 
ekspresi wajah orang lain dan mencari bimbingan dari mereka. Ini merupakan 
akar dari suatu keterampilan sosial pent ing. Karenanya, keterampilan sosial dan 
perkembangan emosional ikut dibentuk oleh bagaimana cara mengasuhnya. 
3. Periode krit is. Suatu waktu sensit ivitas anak menjadi meningkat sebagai 
pengaruh dari lingkungan mereka, baik posit if maupun negat if. Perist iwa-perist 
iwa tertentu yang terjadi selama periode krit is akan menentukan anak 
berkembang secara normal atau sebaliknya. Sentuhan lingkungan pada 
periode krit is ini seringkali menjadi pengalaman awal yang memberi efek lama 
bagi kehidupan anak di kemudian hari. 
4. Perawatan primer. Anak mengalami perawatan atau pelayanan primer dari 
lingkungannya, terutama orang tua dan pengasuhnya. Mereka 
mengembangkan hubungan emosional dan fisik dengan orang lain,terutama 
selama tahun pertama kehidupan. 
5. Pengayaan dalam pengembangan. Lingkungan merangsang perkembangan 
fisik, emosi, persepsi, dan intelektual anak. Ket ika usia sekitar 5 bulan, misalnya, 
dia ingin menyentuh apa saja yang ada di sekitamya. Ini menjadi bagian dari 
perkembangan motoriknya, asalkan t idak membahayakan. 
E. Tugas-tugas Perkembangan Peserta Didik 
Tugas perkembangan adalah sesuatu yang bisa diduga t imbul dan konsisten 
pada atau sekitar periode tertentu dalam kehidupan individu (Havighurst , 1953). 
Konsep tugas perkembangan didasari asumsi bahwa perkembangan manusia, 
termasuk peserta didik, dalam masyarakat modern ditandai oleh serangkaian 
tugas di mana individu harus belajar sepanjang hidupnya. 
Beberapa dari tugas perkembangan ini memiliki kesamaan di masa kanak-kanak 
dan remaja, sedangkan yang lain t imbul pada saat manusia memasuki 
usia dewasa dan usia tua. Keberhasilan pencapaian tugas perkembangan 
tertentu diharapkan dapat melahirkan kebahagiaan dan kesuksesan bagi 
individu untuk menyelesaikan tugas-tugas berikutnya. sebaliknya, kegagalan 
dalam mencapai tugas-tugas perkembangan itu dapat mengakibatkan 
ket idakbahagiaan bagi individu, penolakan oleh masyarakat, dan kesulitan 
dengan tugas-tugas berikutnya. 
Tugas-tugas perkembangan manusia, termasuk peserta didik, muncul dari 
t iga sumber yang berbeda (Havighurst , 1953). pertama, kematangan fisik, 
misalnya, untuk belajar berjalan. Kedua, kekuatan sosiost ruktural dan budaya, 
misalnya, umur minimpm untuk perkawinan, umur minimum untuk memperoleh 
surat izin mengemudi (s[4), dan sebagainya. Ket iga. nilai-nilai pribadi dan 
aspirasi. Faktor-faktor pribadi merupakan hasil dari interaksi antara faktor-faktor
ontogenet ik dan lingkungan, dan memainkan peran aktif dalam munculnya 
tugas perkembangan tertentu, misalnya, memilih. Jalurpekerjaan tertentu. 
F. Tahapan-Tahap Perkembangan Peserta Didik 
Perkembangan peserra didik menjadi bagian integral dari perkembangan 
manusia pada umumnya. Perkembangan dimaksud adalah perubahan yang 
sistemat is, progresif, dan berkesinambungan dalam diri individu sejak lahir hingga 
akhir hayatnya. Perubahan itu ddalani oleh anak manusia khususnya, sejak lahir 
hingga mencapai t ingkat kedewasaan atau kematangan. Sistemat is 
mengandung makna bahwa perkembangan itu dalam makna normal 
urutannya. Progresif bermakna perkembangan itu merupakan metamorfosis 
menuju kondisi ideal. Berkesinambungan bermakna ada konsistensi laffi 
perkembangan itu sampai dengan t ingkat opt imum yang bisa dicapai. 
Perkembangan manusia melalui tahapan yang sistemat is dalam urutan tertentu 
yang bersifat serial. Perkembangan itu bergerak langkah demi langkah, dan 
sebagian gerakannya lebih dekat untuk beberapa bentuk status dewasa. 
Gerakan perkembangan manusia ini mencakup perubahan fisik dan daya 
intelektual. Perkembangan daya intelektual berkaitan dengan perubahan 
kecerdasan, keahlian, dan kemampuan menalar, serta dampak dari perist iwa 
dan pengalaman hidup. 
Masing-masing pemikir dan pakar mempunyai pendapat atau teori yang 
berbeda mengenai tahapan-tahapan itu. Set iap tahap perkembangan itu 
bersifat khas. Set iap masa t ransisi di antara masing-masing tahap perubahan 
dalam karakter kehidupan memakan waktu tertentu, misalnya, antara t iga 
sampai dengan enam tahun untuk menyelesaikannya. Pada saat yang sama 
ada proses individualisasi yang terjadi pada diri manusia. Sepert i apa tahap-tahap 
perkembangan manusia? Levinson, sepert i dikut ip oleh Tennant dan 
Pogson (1995) berpendapat bahwa siklus kehidupan manusia terdiri dari empat 
urutan, yang masing-masing berlangsung selama sekitar dua puluh lima tahun. 
Dia juga mengident ifikasi beberapa periode perkembangan manusia, sepert i 
berikut ini. 
l. Masa anak-anak dan remaja, sejak lahir sampai dengan usia dua puluh tahun. 
Transisi awal masa kanak-kanak pada usia t iga tahun. 
2. Masa dewasa awal, yaitu umur 17 - 45 tahun . 
 Transisi awal, umur 17 -22 tahun. 
 Memasuki dunia dewasa, umur22 - 28 tahun 
 Umur 30 tahun, t ransisi antara 28 - 33 tahun . 
 Menetap, umur 33 - 40 tahun 
3. Masa dewasa tengah, umur 40 - 65 tahun . 
 Transisi setengah baya, umur 40 - 45 tahun 
 Memasuki usia dewasa tengah, umur 45 - 50 tahun . 
 Umur 50 tahun, t ransisi umur 50 - 55 tahun 
 Puncak dari dewasa tengah, umur 55 - 60 tahun
4. Masa dewasa akhir dewasa, usia 60 tahun 
5. Akhir dewasa, t ransisi umur 60 - 65 tahun 
Menurut Levinson, masing-masing era berbeda dan mempersatukan karakter 
hidup yang lengkap pada masing-masingnya. Ada t ransisi di antara masing-masing 
era, sehingga memerlukan dasar perubahan karakter hidup seseorang, 
yang mungkin memakan waktu antara t iga dan enam tahun. Era yang luas 
adalah periode perkembangan, di mana set iap periode ditandai oleh 
serangkaian tugas dan upaya untuk mengembangkan atau memodifikasi satu 
st ruktur kehidupan. 
Erik Erikson sepert i dikut ip oleh Arlene F. Harder (2009) berpendapat bahwa 
ciri-ciri kepribadian mansusia itu muncul secara berlawanan. Kutub yang 
berlawanan itu dapat mewujud sebagai pesimis atau opt imis, independen atau 
tergantung, emosional atau tanpa emosi, petualang atau hat i-hat i, pemimpin 
opt imis atau pengikut , agresif atau pasif, dan sejenisnya. 
Fenomena semacam ini merupakan faktor bawaan, meski banyak sifat 
temperamen atau karakterist ik lain dapat dipelajari berdasar pada tantangan 
dan dukungan yang diterima selama menjalani hidup sampai tumbuh dewasa. 
Ahli yang melakukan banyak studi untuk mengeksplorasi konsep ini adalah Erik 
Erikson. Meskipun pemikirannya banyak dipengaruhi oleh Freud, dia percaya 
bahwa ada ego sejak lahir dan t idak ada perilaku yang benar-benar defensif. 
Berdasarkan studinya, Erikson menyadari bahwa pengaruh besar terhadap 
perilaku dan budaya lebih ditentukan oleh dunia luar, sepert i depresi dan 
perang. Dia mengemukakan bahwa perkembangan individu ditentukan oleh 
pengaruh interaksi antara faktor genet ika (biologis), pikiran (psikologis), dan 
budaya (etos). Erikson mengklasifikasikan perkembangan kehidupan manusia ke 
dalam delapan tahap yang membentang dari lahir sampai mat i. Pada fase 
dewasa, Erikson membagi tahapannya ke dalam pengalaman orang dewasa 
muda, dewasa, dan dewasa tengah, dan dewasa tua. Sementara usia yang 
sebenarnya mungkin berbeda dari satu tahap ke yang lain, usia tampaknya 
cocok untuk kebanyakan orang. 
Kedelapan tahap perkembangan manusia versi Erikson sepert i dikut ip oleh 
Arlene F. Harder (2009), disajikan berikut ini. 
1. Fase bayi: sejak lahir sampai usia 18 bulan. Menurut Erikson hasil 
perkembangun ego pada fase ini adalah kepercayaan vs ket idakpercayaan. 
Dasar kekuatannya adalah dorongan dan harapan. Masa bayi oleh Erikson 
disebut sebagai tahap sensori oral (oral sensory stage), ditandai dengan 
kebiasaannya memasukkan segala sesuatu ke mulut . Pada fase ini penekanan 
utama adalah pada ibu yang harus merawat anak secara posit if dan penuh 
kasih sayang, dengan penekanan utama pada kontak visual dan sentuhan. 
Kalau anak berhasil melewat i masa ini dengan baik, dia akan belajar percaya 
bahwa hidup pada dasarnya baik-baik saja dan ini menjadi keyakinan dasarnya 
di masa depan. Jika pada fase ini anak gagal menumbuhkan kepercayaan dan 
terus-menerus frustasi karena kebutuhannya t idak terpenuhi, sangat mungkin 
berakhir dengan perasaan mendalam yang t idak berharga dan muncullah 
ket idakpercayaan mereka pada dunia ini di masa depan. Banyak studi tentang
bunuh diri dan percobaan bunuh diri menunjukkan pent ingnya tahun-tahun 
awal dalam mengembangkan kepercayaan dasar bahwa dunia ini dapat 
dipercaya dan bahwa set iap individu memiliki hak untuk berada di dunia. Tidak 
mengherankan, hubungan yang paling pent ing adalah dengan orang tua atau 
ibu, atau siapa pun yang paling signifikan dan konstan menjadi pengasuhnya. 
2. Fase usia dini: usia 18 bulan sampai 3 tahun. Menurut Erikson hasil 
perkembangan ego pada fase ini adalah otonomi vs malu. Kekuatan dasarnya 
adalah kont rol diri, keberanian, dan kemauan. Menurut Erikson, selama tahap ini 
anak belajar menguasai keterampilan untuk dirinya sendiri. Pada fase ini, anak 
t idak hanya belajar berjalan, berbicara, dan makan sendiri, melainkan juga dia 
belajar mengembangkan gerakan yang lebih halus serta melakukan pelat ihan 
yang banyak berharga baginya. Di sini anak memiliki kesempatan membangun 
harga diri dan otonomi sebagai manusia, serta memperoleh lebih banyak 
kont rol atas tubuhnya, mendapatkan keterampilan baru, serta belajar benar 
dan salah. Dalam t radisi Barat atau di negara-negara berbahasa Inggris, pada 
fase ini anak sudah berani mengatakan "No" atau "t idak". Anak-anak Indonesia 
pun pada fase ini sudah berani mengat akan kat a "t idak mau”, "gak mau", atau 
lafal sejenis. Mungkin sakit bagi orang tua mendengar kata-kata ini, tetapi ini 
menjadi fase pent ing bagi anak untuk mengembangkan keterampilan sesuai 
dengan kemauannya. Jika anak malu melakukan pelat ihan atau belajar 
keterampilan pent ing lainnya, sangat mungkin dia merasa malu besar dan 
meragukan kemampuannya. Hasil akhirnya bisa mewujud dalam bentuk rendah 
diri. Dalam kaitan ini, yang paling signifikan adalah hubungan dengan orang 
tua. 
3. Fase bermain: umur 3 - 5 tahun. Menurut Erikson hasil perkembangan ego 
pada fase ini adalah inisiat if vs rasa bersalah. Kekuatan dasarnya adalah tujuan 
atau dorongan. Selama periode ini anak mengalami suatu keinginan untuk 
meniru orang dewasa di sekitarnya dan mengambil inisiat if dalam menciptakan 
situasi bermain. Mereka bisa bermain dengan boneka Barbie, menggunakan 
telepon mainan dan miniatur mobil, bermain peran, dan sebagainya. Pada fase 
ini, dalam batas tertentu anak sudah bisa menjawab pertanayaan "mengapa" 
atau mengajukan pertanyaan sepert i itu: "mengapa? Erikson yang dipengaruhi 
oleh pemikiran Freud meremehkan seksualitas biologis yang mendukung fitur 
konflik psikososial antara anak dan orang tua. Namun demikian, dia 
mengatakan bahwa pada tahap ini biasanya anak menjadi terlibat dalam 
"perjuangan klasik", oedipal, dan menyelesaikan perjuangan melalui "ident ifikasi 
peran sosial." Jika anak frust rasi atas keinginan alami dan tujuannya, dia dengan 
mudah dapat mengalami rasa bersalah. Pada fase ini, yang paling signifikan 
adalah hubungan dengan keluarga int i. 
4. Fase sekolah: umur 6 - 12 tahun. Menurut Erikson hasil perkembangan ego 
pada fase ini adalah indust ri vs inferior. Kekuatan dasarnya adalah metode dan 
kompetensi. Selama tahap ini, sering disebut latency, manusia mampu belajar, 
menciptakan dan menyelesaikan berbagai keterampilan baru dan 
pengetahuan, dengan demikian mengembangkan "semangat indust ri" atau 
"mencipta".
Fase ini juga merupakan tahap yang sangat pent ing bagi pengembangan 
sosial dan jika manusia mengalami perasaan yang belum terselesaikan, 
ket idakcukupan kemampuan, dan inferioritas di antara rekan-rekannya, dia 
dapat memiliki masalah serius dalam hal kompetensi dan harga diri. Ket ika dunia 
pergaulan meluas, yang paling signifikan adalah hubungan manusia dengan 
sekolah dan lingkungan. Orang tua t idak lagi menjadi sumber otoritas lengkap 
mereka sepert i fase sebelumnya, meskipun keberadaannya masih dirasa 
pent ing. 
5.Fase remaja: umur 12 - 18 tahun. Menurut Erikson hasil perkembangan 
ego pada fase ini adalah ident itas vs kekacauan peran. Kekuatan 
. dasarnya adalah pengabdian dan fidelity. Sampai tahap ini, menurut 
Erikson, perkembangan manusia sebagian besar tergantung pada apa 
yang dilakukannya. Masa remaja merupakan suatu tahap di mana 
manusia bukan lagi anak-anak dan belum masuk fase kehidupan orang 
dewasa. Kehidupannya past i semakin kompleks, karena mereka mencoba 
menemukan jat i dirinya sendiri, perjuangan melalui interaksi 
sosial, dan bergulat dengan isu-isu moral. Tugas pribadi adalah untuk 
menemukan siapa diri sendiri sebagai individu yang teryisah dari 
keluarga asal dan sebagai anggota masyarakat yang lebih luas. 
Sayangnya, dalam proses ini banyak orang-orang di sekitarnya 
menampakkan tanda-tanda menghindari dan menarik diri dari tanggung 
jawab, yang oleh Erikson disebut moratorium. 
Jika manusia t idak berhasil dalam menjelajahi tahap ini, dia akan 
mengalami kekacauan atau kebingungan peran dan pergolakan. Sebuah 
tugas pent ing bagi orang tua atau orang dewasa adalah mengembangkan 
filsafat hidup dengan cita-cita atau harapan, serta bebas dari konflik. 
Masalahnya, manusia t idak memiliki banyak pengalaman dan merasa 
mudah untuk menggant i cita-cita. Pada fase ini hubungan dengan teman 
sebaya menjadi sangat pent ing. 
6.Fase dewasa muda: umut 18 - 35 tahun. Menurut Erikson, hasil perkembangan 
ego pada fase ini adalah keint iman dan solidaritas vs isolasi. Kekuatan dasarnya 
adalah afiliasi dan cinta. Pada tahap awal menjadi seorang dewasa manusia 
mencari satu atau lebih sahabat dan cinta. Saat ini dia mencoba mencari 
hubungan saling memuaskan, terutama melalui perkawinan, hubungan dengan 
teman-teman, dan memulai sebuah keluarga. 
7. Meski harus diakui, saat ini banyak pasangan yang t idak memulai berkeluarga 
sampai mereka berusia t iga puluhan. Jika negosiasi tahap ini berhasil, manusia 
dapat mengalami keint iman pada t ingkat yang dalam. Jika kita t idak berhasil, 
akan sangat mungkin muncul rasa isolasi dan jarak dari orang lain. Ket ika 
manusia t idak merasa mudah untuk menciptakan hubungan yang memuaskan, 
dunianya pergaulannya dapat mulai menyusut , sepert i bert indak 
mempertahankan diri. pada kondisi ini seseorang bisa merasa superior dari 
orang lain. Hubungan yang signifikan adalah dengan mit ra perkawinan dan 
teman-teman.
8.Fase dewasa tengah: umut 35 sampai dengan 55 atau (mungkin bahkan usia 
65 tahun). Menurut Erikson hasil perkembangan ego pada fase ini adalah 
generat ivitas vs penyerapan-diri atau stagnasi. Kekuatan dasarnya adalah 
produksi dan perawatan. Pekerjaan adalah yang paling pent ing fase ini. Erikson 
mengamat i bahwa usia pertengahan adalah ket ika manusia cenderung 
mampu melakukan karya kreat if yang bermakna dan membicarakan seputar 
kehidupan keluarga. Fase ini biasanya manusia berharap banyak untuk 
bertanggungjawab atas perannya. Tugas pent ing di sini adalah mel6starikan 
budaya dan mewariskan nilai-nilai budaya melalui keluarga, serta bekerja untuk 
membangun lingkungan yang stabil. Fase ini pun ditandai dengan 
meningkatnya kepedulian kepada orang lain dan menghasilkan sesuatu yang 
memberikan kont ribusi untuk perbaikan masyarakat, yang oleh Erikson disebut 
generat ivitas atau generat ivity. Jadi, ket ika manusia berada pada fase ini 
adakalanya muncul rasa takut t idak bisa aktif dan memberikan sumbangsih 
yang berart i kepada masyatakat. Sebagian anak-anak pun sudah 
meninggalkan rumah. Hubungan dengan anak pun sudah berubah, baik cara 
maupun tujuannya. Manusia pun mungkin menghadapi perubahan besar 
dalam kehidupan yang mungkin krisis, berikut perjuangan untuk menemukan art i 
dan tujuan baru. Jika manusia t idak berhasil melewat i tahap ini, dia bisa menjadi 
egois dan mandek. Hubungan yang signifikan berada di tempat kerja, 
masyarakat, dan keluarga. 
9. Dewasa akhir: umur 55 atau 65 tahun hingga kemat ian. Menurut Erikson pada 
fase ini hasil perkembangan ego adalah integritas vs despair atau putus asa. 
Dasar kekuatannya adalah kebijaksanaan. Erikson berpendapat bahwa banyak 
aspek dari kehidupan dimana orang mempersiapkan kehidupan pada tahap 
dewasa tengah dan tahap terakhir dia sudah merasa nyaman. Mungkin hal ini 
dikarenakan sebagai orang dewasa manusia sering bisa melihat kembali 
kehidupannya dengan kebahagiaan dan materi. Juga, dipenuhi dengan 
perasaan yang mendalam bahwa kehidupan ini memiliki makna dan dia telah 
membuat kont ribusi bagi kehidupan. Perasaan semacam ini oleh Erikson disebut 
integritas. Pada fase ini pun orang merasakan besarnya hikmat dunia dan 
kemudian mereorientasi kepedulian yang mulai "terpisah" dengan kepent ingan 
kehidupan duniawi, menerima kemat ian sebagai penyelesaian atau kehidupan. 
Di sisi lain, sebagian orang dewasa dapat mencapai tahap puncak,. namun 
sebagian lagi putus asa pada pengalaman mereka dan merasakan kegagalan. 
Mereka mungkin takut mat i karena mereka berjuang untuk menemukan tujuan 
untuk hidupnya, bertanya-tanya "Apakah perjalanan hidup telah dilakukan 
secara layak?" Atau, mereka mungkin merasa bahwa dirinya memiliki semua 
jawaban (yang t idak berbeda sepert i halnya remaja) dan diakhiri dengan 
dogmat isme yang kuat yang hanya melihat mereka telah benar. Hubungan 
yang signifikan adalah dengan semua manusia.

More Related Content

What's hot

Perkembangan kanak-kanak - EDUP3023 Perkembangan Awal Kanak-kanak
Perkembangan kanak-kanak - EDUP3023 Perkembangan Awal Kanak-kanakPerkembangan kanak-kanak - EDUP3023 Perkembangan Awal Kanak-kanak
Perkembangan kanak-kanak - EDUP3023 Perkembangan Awal Kanak-kanak
FaFai S.
 
Psikologi perkembangan
Psikologi perkembanganPsikologi perkembangan
Psikologi perkembangan
Ritha Hidayahwati
 
Tajuk 2 - Pertumbuhan dan perkembangan kanak-kanak
Tajuk 2 - Pertumbuhan dan perkembangan kanak-kanakTajuk 2 - Pertumbuhan dan perkembangan kanak-kanak
Tajuk 2 - Pertumbuhan dan perkembangan kanak-kanak
Nur Syamimi Ahmad Othman
 
Interaksi Antara Genetik Dengan Persekitaran Dalam Menentukan Perkembangan Ma...
Interaksi Antara Genetik Dengan Persekitaran Dalam Menentukan Perkembangan Ma...Interaksi Antara Genetik Dengan Persekitaran Dalam Menentukan Perkembangan Ma...
Interaksi Antara Genetik Dengan Persekitaran Dalam Menentukan Perkembangan Ma...
Hafizullah Mohd Amin
 
Bab ii pi PENYEBAB SCHIZOPHRENIA PADA ANAK DILIHAT DARI POLA ASUH DALAM KELU...
Bab ii pi PENYEBAB SCHIZOPHRENIA PADA ANAK DILIHAT  DARI POLA ASUH DALAM KELU...Bab ii pi PENYEBAB SCHIZOPHRENIA PADA ANAK DILIHAT  DARI POLA ASUH DALAM KELU...
Bab ii pi PENYEBAB SCHIZOPHRENIA PADA ANAK DILIHAT DARI POLA ASUH DALAM KELU...Tyaseta Sardjono
 
Bab 2.perkembangan fizikal
Bab 2.perkembangan fizikalBab 2.perkembangan fizikal
Bab 2.perkembangan fizikalCg Sue
 
12898152 perkembangan-fizikal
12898152 perkembangan-fizikal12898152 perkembangan-fizikal
12898152 perkembangan-fizikal
Mazwan Mohd
 
Psikologi perkembangan 2
Psikologi perkembangan 2Psikologi perkembangan 2
Psikologi perkembangan 2
nurulfirdausy1
 
Teori teori perkembangan-anak
Teori teori perkembangan-anakTeori teori perkembangan-anak
Teori teori perkembangan-anak
puspucangsawit
 
EDUP3023 Perkembangan Kanak-kanak: Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kana...
EDUP3023 Perkembangan Kanak-kanak: Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kana...EDUP3023 Perkembangan Kanak-kanak: Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kana...
EDUP3023 Perkembangan Kanak-kanak: Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kana...
Atifah Ruzana Abd Wahab
 
Perbedaan Pertumbuhan dan Perkembangan pada Oranisme
Perbedaan Pertumbuhan dan Perkembangan pada OranismePerbedaan Pertumbuhan dan Perkembangan pada Oranisme
Perbedaan Pertumbuhan dan Perkembangan pada OranismeIr. Zakaria, M.M
 
Perkembangan Masa Kanak-Kanak
Perkembangan Masa Kanak-KanakPerkembangan Masa Kanak-Kanak
Perkembangan Masa Kanak-Kanak
Anggiani Qodariah
 
Perbedaan pertumbuhan dan perkembangan lia wantika
Perbedaan pertumbuhan dan perkembangan   lia wantikaPerbedaan pertumbuhan dan perkembangan   lia wantika
Perbedaan pertumbuhan dan perkembangan lia wantikaIr. Zakaria, M.M
 
Teori prkembangan
Teori prkembanganTeori prkembangan
Teori prkembangan
Chem Mil
 
Bab i pi PENYEBAB SCHIZOPHRENIA PADA ANAK DILIHAT DARI POLA ASUH DALAM KELUA...
Bab i pi PENYEBAB SCHIZOPHRENIA PADA ANAK DILIHAT  DARI POLA ASUH DALAM KELUA...Bab i pi PENYEBAB SCHIZOPHRENIA PADA ANAK DILIHAT  DARI POLA ASUH DALAM KELUA...
Bab i pi PENYEBAB SCHIZOPHRENIA PADA ANAK DILIHAT DARI POLA ASUH DALAM KELUA...
Tyaseta Sardjono
 
Pengertian masa kanak kanak awal
Pengertian masa kanak kanak awalPengertian masa kanak kanak awal
Pengertian masa kanak kanak awal
Ahmad Arif
 
Profil Perkembangan Anak dari Masa Pranatal hingga Usia 12 Tahun
Profil Perkembangan Anak dari Masa Pranatal hingga Usia 12 TahunProfil Perkembangan Anak dari Masa Pranatal hingga Usia 12 Tahun
Profil Perkembangan Anak dari Masa Pranatal hingga Usia 12 Tahun
Hariyatunnisa Ahmad
 
Pertumbuhan dan perkembangan kanak-kanak
Pertumbuhan dan perkembangan kanak-kanakPertumbuhan dan perkembangan kanak-kanak
Pertumbuhan dan perkembangan kanak-kanak
IPG Kampus Sultan Mizan
 

What's hot (19)

Perkembangan kanak-kanak - EDUP3023 Perkembangan Awal Kanak-kanak
Perkembangan kanak-kanak - EDUP3023 Perkembangan Awal Kanak-kanakPerkembangan kanak-kanak - EDUP3023 Perkembangan Awal Kanak-kanak
Perkembangan kanak-kanak - EDUP3023 Perkembangan Awal Kanak-kanak
 
Psikologi perkembangan
Psikologi perkembanganPsikologi perkembangan
Psikologi perkembangan
 
Presentation
Presentation Presentation
Presentation
 
Tajuk 2 - Pertumbuhan dan perkembangan kanak-kanak
Tajuk 2 - Pertumbuhan dan perkembangan kanak-kanakTajuk 2 - Pertumbuhan dan perkembangan kanak-kanak
Tajuk 2 - Pertumbuhan dan perkembangan kanak-kanak
 
Interaksi Antara Genetik Dengan Persekitaran Dalam Menentukan Perkembangan Ma...
Interaksi Antara Genetik Dengan Persekitaran Dalam Menentukan Perkembangan Ma...Interaksi Antara Genetik Dengan Persekitaran Dalam Menentukan Perkembangan Ma...
Interaksi Antara Genetik Dengan Persekitaran Dalam Menentukan Perkembangan Ma...
 
Bab ii pi PENYEBAB SCHIZOPHRENIA PADA ANAK DILIHAT DARI POLA ASUH DALAM KELU...
Bab ii pi PENYEBAB SCHIZOPHRENIA PADA ANAK DILIHAT  DARI POLA ASUH DALAM KELU...Bab ii pi PENYEBAB SCHIZOPHRENIA PADA ANAK DILIHAT  DARI POLA ASUH DALAM KELU...
Bab ii pi PENYEBAB SCHIZOPHRENIA PADA ANAK DILIHAT DARI POLA ASUH DALAM KELU...
 
Bab 2.perkembangan fizikal
Bab 2.perkembangan fizikalBab 2.perkembangan fizikal
Bab 2.perkembangan fizikal
 
12898152 perkembangan-fizikal
12898152 perkembangan-fizikal12898152 perkembangan-fizikal
12898152 perkembangan-fizikal
 
Psikologi perkembangan 2
Psikologi perkembangan 2Psikologi perkembangan 2
Psikologi perkembangan 2
 
Teori teori perkembangan-anak
Teori teori perkembangan-anakTeori teori perkembangan-anak
Teori teori perkembangan-anak
 
EDUP3023 Perkembangan Kanak-kanak: Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kana...
EDUP3023 Perkembangan Kanak-kanak: Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kana...EDUP3023 Perkembangan Kanak-kanak: Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kana...
EDUP3023 Perkembangan Kanak-kanak: Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kana...
 
Perbedaan Pertumbuhan dan Perkembangan pada Oranisme
Perbedaan Pertumbuhan dan Perkembangan pada OranismePerbedaan Pertumbuhan dan Perkembangan pada Oranisme
Perbedaan Pertumbuhan dan Perkembangan pada Oranisme
 
Perkembangan Masa Kanak-Kanak
Perkembangan Masa Kanak-KanakPerkembangan Masa Kanak-Kanak
Perkembangan Masa Kanak-Kanak
 
Perbedaan pertumbuhan dan perkembangan lia wantika
Perbedaan pertumbuhan dan perkembangan   lia wantikaPerbedaan pertumbuhan dan perkembangan   lia wantika
Perbedaan pertumbuhan dan perkembangan lia wantika
 
Teori prkembangan
Teori prkembanganTeori prkembangan
Teori prkembangan
 
Bab i pi PENYEBAB SCHIZOPHRENIA PADA ANAK DILIHAT DARI POLA ASUH DALAM KELUA...
Bab i pi PENYEBAB SCHIZOPHRENIA PADA ANAK DILIHAT  DARI POLA ASUH DALAM KELUA...Bab i pi PENYEBAB SCHIZOPHRENIA PADA ANAK DILIHAT  DARI POLA ASUH DALAM KELUA...
Bab i pi PENYEBAB SCHIZOPHRENIA PADA ANAK DILIHAT DARI POLA ASUH DALAM KELUA...
 
Pengertian masa kanak kanak awal
Pengertian masa kanak kanak awalPengertian masa kanak kanak awal
Pengertian masa kanak kanak awal
 
Profil Perkembangan Anak dari Masa Pranatal hingga Usia 12 Tahun
Profil Perkembangan Anak dari Masa Pranatal hingga Usia 12 TahunProfil Perkembangan Anak dari Masa Pranatal hingga Usia 12 Tahun
Profil Perkembangan Anak dari Masa Pranatal hingga Usia 12 Tahun
 
Pertumbuhan dan perkembangan kanak-kanak
Pertumbuhan dan perkembangan kanak-kanakPertumbuhan dan perkembangan kanak-kanak
Pertumbuhan dan perkembangan kanak-kanak
 

Similar to Pengantar Pendidikan Dasar

Perkembangan peserta didik
Perkembangan peserta didikPerkembangan peserta didik
Perkembangan peserta didikfajar riansyah
 
Hdps 4103 Perancangan dan Pengajaran Afektif
Hdps 4103 Perancangan dan Pengajaran AfektifHdps 4103 Perancangan dan Pengajaran Afektif
Hdps 4103 Perancangan dan Pengajaran Afektif
Open University Malaysia
 
Td10003 latihan 1 jenry saiparudin
Td10003 latihan 1 jenry saiparudinTd10003 latihan 1 jenry saiparudin
Td10003 latihan 1 jenry saiparudin
Jenry Saiparudin
 
Study case sem_3
Study case sem_3Study case sem_3
Study case sem_3
CarDyjaa Shamsuddin
 
perilaku kelekatan attachment behavior (a review)
perilaku kelekatan  attachment behavior (a review)perilaku kelekatan  attachment behavior (a review)
perilaku kelekatan attachment behavior (a review)
Boyolali
 
Konsep dan Perkembangan Anak dengan hambatan emosi dan sosial (Tunalaras)
Konsep dan Perkembangan Anak dengan hambatan emosi dan sosial (Tunalaras)Konsep dan Perkembangan Anak dengan hambatan emosi dan sosial (Tunalaras)
Konsep dan Perkembangan Anak dengan hambatan emosi dan sosial (Tunalaras)
Wulan Yulian
 
Bab7 kepribadian dan_pengukurannya
Bab7 kepribadian dan_pengukurannyaBab7 kepribadian dan_pengukurannya
Bab7 kepribadian dan_pengukurannya
NathaliaNindi
 
Perkembangan Peserta Didik Usia Sekolah Dasar
Perkembangan Peserta Didik Usia Sekolah DasarPerkembangan Peserta Didik Usia Sekolah Dasar
Perkembangan Peserta Didik Usia Sekolah Dasar
weniananta
 
Makalah teori konvergensi
Makalah teori konvergensiMakalah teori konvergensi
Makalah teori konvergensi
sarni72
 
Aziziyah personaliti
Aziziyah personalitiAziziyah personaliti
Aziziyah personalitiEsther Shin
 
Makalah perkembangan peserta didik
Makalah perkembangan peserta didikMakalah perkembangan peserta didik
Makalah perkembangan peserta didik
Erik Kuswanto
 
Hereditas lingkungan.docx
Hereditas lingkungan.docxHereditas lingkungan.docx
Hereditas lingkungan.docx
AdawiyyaIbntMahmoud
 
Sgdy 4022 aplikasi psikologi pendidikan tugasan 2
Sgdy 4022 aplikasi psikologi pendidikan tugasan 2Sgdy 4022 aplikasi psikologi pendidikan tugasan 2
Sgdy 4022 aplikasi psikologi pendidikan tugasan 2
sukahapy
 
Peran ibu dalam mengembangkan keberbakatan anak
Peran ibu dalam mengembangkan keberbakatan anakPeran ibu dalam mengembangkan keberbakatan anak
Peran ibu dalam mengembangkan keberbakatan anak
Oldest Jump's
 
Makalah pertemuan 9
Makalah pertemuan 9Makalah pertemuan 9
Makalah pertemuan 9
Indah Permata D
 
karya tulis ilmiah tentsng pengaruh faktor genetik terhadap perkembangan anak...
karya tulis ilmiah tentsng pengaruh faktor genetik terhadap perkembangan anak...karya tulis ilmiah tentsng pengaruh faktor genetik terhadap perkembangan anak...
karya tulis ilmiah tentsng pengaruh faktor genetik terhadap perkembangan anak...
serlinhae5
 
Anak Usia Sekolah dan Remaja
Anak Usia Sekolah dan Remaja Anak Usia Sekolah dan Remaja
Anak Usia Sekolah dan Remaja
pjj_kemenkes
 
Ppgsm3 t bio_ssp 6_era erhasil tarigan_hereditas pada manusia
Ppgsm3 t bio_ssp 6_era erhasil tarigan_hereditas pada manusiaPpgsm3 t bio_ssp 6_era erhasil tarigan_hereditas pada manusia
Ppgsm3 t bio_ssp 6_era erhasil tarigan_hereditas pada manusia
Era Tarigan
 

Similar to Pengantar Pendidikan Dasar (20)

Perkembangan peserta didik
Perkembangan peserta didikPerkembangan peserta didik
Perkembangan peserta didik
 
Hdps 4103 Perancangan dan Pengajaran Afektif
Hdps 4103 Perancangan dan Pengajaran AfektifHdps 4103 Perancangan dan Pengajaran Afektif
Hdps 4103 Perancangan dan Pengajaran Afektif
 
Psikologi pendidikan
Psikologi pendidikanPsikologi pendidikan
Psikologi pendidikan
 
Td10003 latihan 1 jenry saiparudin
Td10003 latihan 1 jenry saiparudinTd10003 latihan 1 jenry saiparudin
Td10003 latihan 1 jenry saiparudin
 
Study case sem_3
Study case sem_3Study case sem_3
Study case sem_3
 
perilaku kelekatan attachment behavior (a review)
perilaku kelekatan  attachment behavior (a review)perilaku kelekatan  attachment behavior (a review)
perilaku kelekatan attachment behavior (a review)
 
Konsep dan Perkembangan Anak dengan hambatan emosi dan sosial (Tunalaras)
Konsep dan Perkembangan Anak dengan hambatan emosi dan sosial (Tunalaras)Konsep dan Perkembangan Anak dengan hambatan emosi dan sosial (Tunalaras)
Konsep dan Perkembangan Anak dengan hambatan emosi dan sosial (Tunalaras)
 
Bab7 kepribadian dan_pengukurannya
Bab7 kepribadian dan_pengukurannyaBab7 kepribadian dan_pengukurannya
Bab7 kepribadian dan_pengukurannya
 
Perkembangan Peserta Didik Usia Sekolah Dasar
Perkembangan Peserta Didik Usia Sekolah DasarPerkembangan Peserta Didik Usia Sekolah Dasar
Perkembangan Peserta Didik Usia Sekolah Dasar
 
Makalah teori konvergensi
Makalah teori konvergensiMakalah teori konvergensi
Makalah teori konvergensi
 
Aziziyah personaliti
Aziziyah personalitiAziziyah personaliti
Aziziyah personaliti
 
Makalah perkembangan peserta didik
Makalah perkembangan peserta didikMakalah perkembangan peserta didik
Makalah perkembangan peserta didik
 
Hereditas lingkungan.docx
Hereditas lingkungan.docxHereditas lingkungan.docx
Hereditas lingkungan.docx
 
Sgdy 4022 aplikasi psikologi pendidikan tugasan 2
Sgdy 4022 aplikasi psikologi pendidikan tugasan 2Sgdy 4022 aplikasi psikologi pendidikan tugasan 2
Sgdy 4022 aplikasi psikologi pendidikan tugasan 2
 
Perkembangan reproduksi 2
Perkembangan reproduksi 2Perkembangan reproduksi 2
Perkembangan reproduksi 2
 
Peran ibu dalam mengembangkan keberbakatan anak
Peran ibu dalam mengembangkan keberbakatan anakPeran ibu dalam mengembangkan keberbakatan anak
Peran ibu dalam mengembangkan keberbakatan anak
 
Makalah pertemuan 9
Makalah pertemuan 9Makalah pertemuan 9
Makalah pertemuan 9
 
karya tulis ilmiah tentsng pengaruh faktor genetik terhadap perkembangan anak...
karya tulis ilmiah tentsng pengaruh faktor genetik terhadap perkembangan anak...karya tulis ilmiah tentsng pengaruh faktor genetik terhadap perkembangan anak...
karya tulis ilmiah tentsng pengaruh faktor genetik terhadap perkembangan anak...
 
Anak Usia Sekolah dan Remaja
Anak Usia Sekolah dan Remaja Anak Usia Sekolah dan Remaja
Anak Usia Sekolah dan Remaja
 
Ppgsm3 t bio_ssp 6_era erhasil tarigan_hereditas pada manusia
Ppgsm3 t bio_ssp 6_era erhasil tarigan_hereditas pada manusiaPpgsm3 t bio_ssp 6_era erhasil tarigan_hereditas pada manusia
Ppgsm3 t bio_ssp 6_era erhasil tarigan_hereditas pada manusia
 

More from Muhammad Sudarbi

Sejarah perkembangan fisika modern powerpoint pdf
Sejarah perkembangan fisika modern powerpoint pdfSejarah perkembangan fisika modern powerpoint pdf
Sejarah perkembangan fisika modern powerpoint pdf
Muhammad Sudarbi
 
Makalah perkembangan fisika klasik
Makalah perkembangan fisika klasikMakalah perkembangan fisika klasik
Makalah perkembangan fisika klasik
Muhammad Sudarbi
 
Makalah perkembangan fisika klasik
Makalah perkembangan fisika klasik Makalah perkembangan fisika klasik
Makalah perkembangan fisika klasik
Muhammad Sudarbi
 
Makalah Perkembangan Fisika Modern document word
Makalah Perkembangan Fisika Modern document wordMakalah Perkembangan Fisika Modern document word
Makalah Perkembangan Fisika Modern document word
Muhammad Sudarbi
 
Makalah Perkembangan Fisika Modern
Makalah Perkembangan Fisika Modern Makalah Perkembangan Fisika Modern
Makalah Perkembangan Fisika Modern
Muhammad Sudarbi
 
Pendidikan agama
Pendidikan agamaPendidikan agama
Pendidikan agama
Muhammad Sudarbi
 
Laporan Pratikum Alkali Tanah
Laporan Pratikum Alkali TanahLaporan Pratikum Alkali Tanah
Laporan Pratikum Alkali Tanah
Muhammad Sudarbi
 

More from Muhammad Sudarbi (7)

Sejarah perkembangan fisika modern powerpoint pdf
Sejarah perkembangan fisika modern powerpoint pdfSejarah perkembangan fisika modern powerpoint pdf
Sejarah perkembangan fisika modern powerpoint pdf
 
Makalah perkembangan fisika klasik
Makalah perkembangan fisika klasikMakalah perkembangan fisika klasik
Makalah perkembangan fisika klasik
 
Makalah perkembangan fisika klasik
Makalah perkembangan fisika klasik Makalah perkembangan fisika klasik
Makalah perkembangan fisika klasik
 
Makalah Perkembangan Fisika Modern document word
Makalah Perkembangan Fisika Modern document wordMakalah Perkembangan Fisika Modern document word
Makalah Perkembangan Fisika Modern document word
 
Makalah Perkembangan Fisika Modern
Makalah Perkembangan Fisika Modern Makalah Perkembangan Fisika Modern
Makalah Perkembangan Fisika Modern
 
Pendidikan agama
Pendidikan agamaPendidikan agama
Pendidikan agama
 
Laporan Pratikum Alkali Tanah
Laporan Pratikum Alkali TanahLaporan Pratikum Alkali Tanah
Laporan Pratikum Alkali Tanah
 

Recently uploaded

Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
sitispd78
 
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdfPpt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
fadlurrahman260903
 
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptxNovel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
NirmalaJane
 
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs KonsekuensiAksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
sabir51
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
ahyani72
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
nasrudienaulia
 
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptxGERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
fildiausmayusuf1
 
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
esmaducoklat
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
HendraSagita2
 
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul AjarPowerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
MashudiMashudi12
 
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
ahyani72
 
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptxPPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
AqlanHaritsAlfarisi
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
junaedikuluri1
 
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdfTokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Mutia Rini Siregar
 
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptxRPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
YongYongYong1
 
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptxPOWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
cikgumeran1
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptxRENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
mukminbdk
 
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPALANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
Annisa Syahfitri
 

Recently uploaded (20)

Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
 
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdfPpt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
 
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptxNovel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
 
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs KonsekuensiAksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
 
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptxGERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
 
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
 
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul AjarPowerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
 
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
 
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptxPPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
 
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdfTokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
 
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptxRPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
 
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptxPOWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
 
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptxRENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
 
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPALANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
 

Pengantar Pendidikan Dasar

  • 1. Tugas - Tugas Pengembangan Perserta Didik Oleh: Riksan Tungga Muhammad Hilal Sudarbi Mikha Samuel Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Nusa Cendana
  • 2. TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK A. Bawaan Sejak Lahir atau Lingkungan Peserta didik itu beragam karakterist ik, misalnya, t inggi badan, warna kulit , warna mata, dan sebagainya. Sebagian besar karakterist ik peserta didik ditentukan secara genet is. Menurut Chapel Violins (2009), penelit i psikologi cenderung relat if kurang tertarik melakukan studi mengenai ciri-ciri genet ika dikaitkan dengan perbedaan individual. Mereka cenderung meyakini bahwa perkembangan dan perbedaan individu banyak ditentukan oleh pengaruh lingkungan, sepert i bagaimana seseorang merasa, bert indak, dan berpikir. Mengingat bahwa faktor genet ik tampaknya bervariasi dari satu dimensi ke dimensi yang lain (misalnya, keterampilan spasial versus akuisisi bahasa), bagaimana kita bisa menentukan pengaruh relat if dari fakt or keturunan dan lingkungan untuk memahami karakterist ik peserta didik dan bagaimana guru atau orang dewasa bisa memahami dengan baik dan benar hubungan yang kompleks di antara keduanya? Sebagai contoh, Lisa memiliki dua anak perempuan dengan ibu biologis yang sama. Keduanya t inggi, sopan, dan gemar musik. Meskipun memiliki kesamaan sepert i ini, anak yang lebih tua kurang gaul secara sosial dan tenang, sementara yang lebih muda, yang lahir pada lingkungan keluarga yang sama, tampaknya lebih terbuka. Selain itu, salah seorang anaknya berdasarkan hasil diagnosis menampakkan ket idakmampuan belajar, sementara yang lain tampaknya kemampuan kognit ifnya berfungsi sangat baik. Bagaimana menjelaskan persamaan dan perbedaan antara dua anak ini? Bidang genet ika bertujuan untuk memahami perbedaan perilaku yang dapat diamaii dalam berbagai karakterist ik manusia, biasanya dengan menganalisis kont ribusi faktor keturunan dan lingkungan bagi pengembangan karakterist ik individu. Meskipun penelit ian genet ika perilaku terdiri dari beragam ideologis dan metodologis, adalah wajar untuk menyatakan bahwa sering ia membantu orang berteori tentang berapa besar faktor keturunan dan lingkungan berkont ribusi terhadap perilaku yang diamat i dan bagaimana berbagai faktor dapat berinteraksiSatu sama lain untuk menciptakan Perilaku tertentu. Menurut McDevit t dan Ormrod, sering sulit memisahkan pengaruh relat if dari faktor keturunan dan lingkungan terhadap karakterist ik peserta didik. Peserta didik yang memiliki genet ik yang Sama (misalnya, saudara-saudara, orangtua, dan anak-anak mereka) biasanya t inggal dilingkungan yang sama juga. Jadi ket ika kita melihatkesamaan dalam kecerdasan intelektual (IQ) di antara anggota keluarga yang sama, sulit untuk mengetahui apakah kesamaan mereka disebabkan oleh gen atau lingkungan tempat anggota keluarga itu berada. Namun demikian, menurut dua pakar ini secara signifikan hasil penelit ian memberitahu kita bahwa faktor keturunan dan lingkungan mempengaruhi kecerdasan peserta didik.
  • 3. B. Bukti Pengaruh Herediter Menurut McDevit t dan Ormrod, hasil penelit ian membuktikan bahwa ukuran kecepatan pengolahan informasi berkorelasi posit if dengan skor lQ. Kecepatan pemrosesan tergantung pada efisiensi neurologis dan kematangan yang dikendalikan secara genet ik. Dari sudut pandang ini ada bukti kuat bahwa t ingkat kecerdasan seseorang sangat ditentukan oleh faktor keturunan (Perkins, 1995). Kenyataan bahwa anak-anak dengan cacat genet ik tertentu memiliki IQ rata-rata jauh lebih rendah dari rekan-rekan mereka yang t idak memiliki cacat yang sama (Keogh & MacMillan, 1996). Penelit ian ini lagi-lagi memberikan bukti lebih lanjut mengenai pengaruh hereditas terhadap kecerdasan. Akan tetapi, bukti paling meyakinkan mungkin berasal dari studi kembar dan studi adopsi. Studi Si Kembar Sejumlah penelit ian telah menggunakan kembar monozigot ik (ident ik) dan kembar dizigot ik (persaudaraan) untuk mengetahui berapa kuat faktor hereditas mempengaruhi IQ. Karena kembar monozigot ik berawal dari satu telur yang kemudian memisahkan, mereka adalah manusia dengan genet is setara. Sebaliknya, kembar dizigot ik dipahami sebagai dua telur yang dibuahi terpisah. Mereka berbagi sekitar 50 persen da1i makeup genet ik mereka, dengan 50 persen lainnya adalah unik untuk set iap kembar. Jika kembar ident ik memiliki skor IQ lebih mirip daripada kembar fratemal, cukup kita dapat menyimpulkan bahwa kecerdasan itu merupakan pengaruh dari hereditas. Kebanyakan kembar dibesarkan bersama-sama dengan orang tua dan di rumah yang sama, mereka dibentuk oleh lingkungan yang sama serta gen yang serupa. Namun bahkan ket ika kembar dibesarkan secara terpisah (mungkin karena mereka telah diadopsi dan dibesarkan oleh orang tua yang berbeda), mereka biasanya memiliki skor IQ yang sama (Bouchard dan McGue, 1981. Dalam revieu banyak studi kembar, Bouchard dan McGue (1981) menemukan ini rata-rata (median) korelasi sepert i berikut ini. SuObjek penelit ian KoRelasi IQ kembar KeKembar ident ik dibesarkan di rumah yang sama 0,86 KeKembar ident ik dibesarkan dirumah yang berbeda 0,72 KeKembar fraternal dibesarkan di rumah yang sama 0,60 Korelasi 0,72 menunjukkan bahwa kembar ident ik yang dibesarkan dalam lingkungan yang berbeda cenderung memiliki skor IQ sangat mirip. Bahkan, kembar ini lebih mirip satu sama lain daripada kembar fraterna dibesarkan di rumah yang sama. Studi Adopsi Cara lain untuk mebedakan pengaruh hereditas dan lingkungan adalah membandingkan anak-anak yang diadopsi oleh kedua orang tua biologis dan angkat mereka. Anak yang diadopsi cenderung mirip dengan orang tua biologis mereka dalam susunan genet ikanya. Lingkungan mereka, tentu saja, lebih dekat cocok dengan orang tua angkat mereka. Para penelit i telah menemukan bahwa anak-anak yang skor IQ lebih t inggi berkorelasi dengan IQ orang tua
  • 4. biologis mereka dibandingkan dengan IQ orang tua angkat yang mengadopsi mereka. Dengan kata lain, dalam sekelompok orang yang menempatkan bayi mereka yang dengan IQ t inggi untuk diadopsi, memiliki keturunan yang juga cenderung dengan IQ tert inggi, meskipun dibesarkan oleh orang lain. Selain itu, korelasi antara IQ anak yang diadopsi dan orang tua biologis mereka menjadi lebih kuat , dan korelasi antafa anak-anak dan orang tua angkat mereka menjadi lemah, sebagai anak-anak tumbuh lebih tua, terutama selama masa remaja akhir (Bouchard dkk., L997).Perlu diketahui bahwa studi kembar dan studi adopsi t idak sepenuhnya memisahkan pengaruh keturunan dan lingkungan (Collins dkk., 2000). Sebagai contoh, mengadopsi anak bersama lingkungan umum untuk minimal 9 bulan -9 bulan kehamilan dari ibu biologis mereka. Demikian pula, kembar monozigot ik yang dibesarkan di rumah yang terpisah telah dipengaruhi oleh lingkungan prenatal umum dan sering mirip, jika t idak ident ik, juga lingkungan pascakelahiran. Selanjutnya, studi kembar dan studi adopsi t idak memungkinkan penelit i untuk mengkaji cara-cara di mana keturunan dan lingkungan mungkin berinteraksi dalam pengaruhnya terhadap t ingkat kecerdasan. Ini bukan untuk mengatakan bahwa anak-anak ditakdirkan memiliki t ingkat kecerdasan yang sama dengan orang tua biologis mereka. Bahkan, kebanyakan anak dengan kecerdasan t inggi dikandung oleh orang tua dengan kecerdasan rata-fata, bukan oleh orang tua dengan nilai skor IQ t inggi (Plomin dan Pet rill, 1997). Karenanya, faktor genet ik mungkin bukan merupakan prediktor past i tentang potensi IQ mereka sendiri. Faktor lingkungan sangat mungkin juga membuat perbedaan yang cukup. C. Perkembangan Peserta Didik Studi tentang perubahan progresif perilaku dan kemampuan manusia, termasuk peserta didik, dari konsepsi sampai mat i merupakan tugas psikologi perkembangan. Ket ika dilahirkan, anak manusip itu sudah lengkap secara fisik, namun, bayi manusia itu akan mat i jika t idak dirawat . Ket ika dilahirkan, bayi t idak bisa mengangkat kepalanya. Dia t idak bisa berbalik dengan sendirinya dan t idak bisa makan sendiri. Namun demikian, dia telah dapat melihat , mendengar, membau, merasa, merespon rasa sakit , dan mengenali sentuhan. Meskipun indera mereka kurang akurat saat lahir, bayi segera responsif terhadap lingkungan mereka. Beberapa dimensi perkembangan anak dijelaskan sepert i berikut ini. 1. Pematangan atau maturat ion. Kemunculan dan perkembangan karakterist ik pribadi berjalan dalam sebuah urutan teratur sejalan dengan pertumbuhan fisik. Pematangan mengacu pada pertumbuhan fisik dan perkembangan mengacu terutama pada sistem saraf. Pematangan merupakan urutan teratur sejalan dengan pertumbuhan kemampuan dasar, khususnya kemampuan motorik, sepert i merangkak dan berjalan. 2. Sekuensi teratur atau orderly sequence. Tingkat kematangan bervariasi pada masing-masing anak, meski urutan hampir universal. Secara umum, peningkatan kont rol otot pada bayi berawal dari kepala sampai kaki dan dari tubuh bagian tengah ke kaki. Urutan yang umumnya universal itu, misalnya, kemampuan
  • 5. menahan kepala sebelum bisa tengkurap sendiri, kemampuan duduk sebelum merangkak, kemampuan merangkak sebelum berdiri, kemampuan berdiri sebelum berjalan, dan seterusnya. 3. Prinsip kesiapan keutamaan gerak atau readiness principle of motor primacy. Pematangan biasanya menciptakan kondisi kesiapan untuk belajar. Sampai dengan st ruktur fisik yang diperlukan sudah siap, mest inya t idak dilakukan lat ihan dengan pemaksaan. Misalnya, mencoba mengajari anak untuk berjalan ke toilet atau naik sepeda sebelum dia siap. Mengajarkan keterampilan kepada anak akan cepat berhasil, jika secara fisik dia sudah siap. Tentu, t idak harus menunggu benar-benar siap sebelum dia dilat ih. 4. Temperamen atau temperamenL Mengacu pada ciri-ciri kepribadian, sepert i suasana hat i, kepekaan, dan t ingkat energi. Bayi baru lahir berbeda dalam kegiatan, lekas marah, dist ract ibility, dan aspek lain dari temperamen. Karena perbedaan bawaan pada masing-masing anak, berbeda pula kesiapan mereka untuk bisa tersenyum, menangis, menyanyi, menjangkau, atau meminta perhat ian. D. Perkembangan Peserta Didik dan Lingkungan Manusia hari ini sangat mirip dengan penghuni gua yang t inggal 20.000 atau 30.000 tahun lalu. Akan menjadi sepert i apa atau siapa ke depannya, sangat dipengaruhi oleh lingkungan. Rangsangan-rangsangan lingkungan ribuan tahun lalu, sungguh berbeda dengan sekarang. Anak yang lahir kekinian kelak bisa menjadi seorang pemrogram komputer, insinyur, atau ahli biokimia yang suka melukis dengan cat air, misalnya. Berbeda dengan anak yang lahir ribuan tahun lalu, yang sangat mungkin menjadi pengawal raja, petani, pemburu t radisional, dan lain-lain. Tidak ada peluang bagi mereka untuk meniadi pemrogram komputer atau operator telepon selular, karena memang belum muncul pada zamannya. Lingkungan nyaris selalu memodifikasi dengan potensi bawaan dan itu berlangsung sepanjang perkembangan anak manusia. Perbedaa konsisten dalam temperamen dapat dideteksi untuk set idaknya 2 tahun pertama kehidupan anak. Kepribadian anak yang muncul pada usia 10 kemudian, sepert i lekas marah, kecenderungan beraktivitas, atau perhat iannya banyak dipengaruhi oleh kehidupannya semasa bayi (Kagan, 1976) termasuk kondisi lingkungan sosialnya. Ket ika dilahirkan, sejat inya bayi adalah makhluk sosial. Sensit ivitas mereka kepada orang lain merupakan contoh kemampuannya meniru orang dewasa dan adaptasi mereka dalam menghadapi manusia lainnya. Ini merupakan bagian dari kesadaran diri seorang bayi. Kesadaran pengembangan secara sosial itu bersumber dari dirinya sendiri dan dari interaksinya dengan orang lain. Berikut ini disajikan beberapa ragamperkembangan anak, baik karena faktor bawaan maupun terutama karena bentukan lingkungan itu sendiri, khususnya lingkungan sosial. 1. Kesadaran diri. Sepert i halnya perkembangan anak pada umumnya, kesadaran diri tergantung pada pematangan sistem saraf. Ket ika kesadaran-diri anak digabungkan dengan kesadaran orang lain, kesadaran-diri mereka mulai membentuk int i dari perkembangan kehidupan sosialnya. Dengan demikian,
  • 6. anak jangan terlalu diisolasi, sehingga jarang melakukan kontak sosial. Di sekolah pun, ket ika anak bermain sendirian dan dengan caranya sendiri dalam waktu lama dan frekuensial, harus memandang hal itu sebagai ket iadaan daya suai dan memerlukan pemecahan. 2. Pengacuan sosial. Anak memiliki kemampuan melirik ekspresi wajah orang lain untuk memutuskan cara tertentu dalam menanggapi mereka. Pada usia sekitar 12 bulan, sebagian besar bayi mereferensi (melirik) ibunya ket ika ditempatkan dalam keadaan yang t idak familiar. Pada akhir tahun pertama, bayi sadar akan ekspresi wajah orang lain dan mencari bimbingan dari mereka. Ini merupakan akar dari suatu keterampilan sosial pent ing. Karenanya, keterampilan sosial dan perkembangan emosional ikut dibentuk oleh bagaimana cara mengasuhnya. 3. Periode krit is. Suatu waktu sensit ivitas anak menjadi meningkat sebagai pengaruh dari lingkungan mereka, baik posit if maupun negat if. Perist iwa-perist iwa tertentu yang terjadi selama periode krit is akan menentukan anak berkembang secara normal atau sebaliknya. Sentuhan lingkungan pada periode krit is ini seringkali menjadi pengalaman awal yang memberi efek lama bagi kehidupan anak di kemudian hari. 4. Perawatan primer. Anak mengalami perawatan atau pelayanan primer dari lingkungannya, terutama orang tua dan pengasuhnya. Mereka mengembangkan hubungan emosional dan fisik dengan orang lain,terutama selama tahun pertama kehidupan. 5. Pengayaan dalam pengembangan. Lingkungan merangsang perkembangan fisik, emosi, persepsi, dan intelektual anak. Ket ika usia sekitar 5 bulan, misalnya, dia ingin menyentuh apa saja yang ada di sekitamya. Ini menjadi bagian dari perkembangan motoriknya, asalkan t idak membahayakan. E. Tugas-tugas Perkembangan Peserta Didik Tugas perkembangan adalah sesuatu yang bisa diduga t imbul dan konsisten pada atau sekitar periode tertentu dalam kehidupan individu (Havighurst , 1953). Konsep tugas perkembangan didasari asumsi bahwa perkembangan manusia, termasuk peserta didik, dalam masyarakat modern ditandai oleh serangkaian tugas di mana individu harus belajar sepanjang hidupnya. Beberapa dari tugas perkembangan ini memiliki kesamaan di masa kanak-kanak dan remaja, sedangkan yang lain t imbul pada saat manusia memasuki usia dewasa dan usia tua. Keberhasilan pencapaian tugas perkembangan tertentu diharapkan dapat melahirkan kebahagiaan dan kesuksesan bagi individu untuk menyelesaikan tugas-tugas berikutnya. sebaliknya, kegagalan dalam mencapai tugas-tugas perkembangan itu dapat mengakibatkan ket idakbahagiaan bagi individu, penolakan oleh masyarakat, dan kesulitan dengan tugas-tugas berikutnya. Tugas-tugas perkembangan manusia, termasuk peserta didik, muncul dari t iga sumber yang berbeda (Havighurst , 1953). pertama, kematangan fisik, misalnya, untuk belajar berjalan. Kedua, kekuatan sosiost ruktural dan budaya, misalnya, umur minimpm untuk perkawinan, umur minimum untuk memperoleh surat izin mengemudi (s[4), dan sebagainya. Ket iga. nilai-nilai pribadi dan aspirasi. Faktor-faktor pribadi merupakan hasil dari interaksi antara faktor-faktor
  • 7. ontogenet ik dan lingkungan, dan memainkan peran aktif dalam munculnya tugas perkembangan tertentu, misalnya, memilih. Jalurpekerjaan tertentu. F. Tahapan-Tahap Perkembangan Peserta Didik Perkembangan peserra didik menjadi bagian integral dari perkembangan manusia pada umumnya. Perkembangan dimaksud adalah perubahan yang sistemat is, progresif, dan berkesinambungan dalam diri individu sejak lahir hingga akhir hayatnya. Perubahan itu ddalani oleh anak manusia khususnya, sejak lahir hingga mencapai t ingkat kedewasaan atau kematangan. Sistemat is mengandung makna bahwa perkembangan itu dalam makna normal urutannya. Progresif bermakna perkembangan itu merupakan metamorfosis menuju kondisi ideal. Berkesinambungan bermakna ada konsistensi laffi perkembangan itu sampai dengan t ingkat opt imum yang bisa dicapai. Perkembangan manusia melalui tahapan yang sistemat is dalam urutan tertentu yang bersifat serial. Perkembangan itu bergerak langkah demi langkah, dan sebagian gerakannya lebih dekat untuk beberapa bentuk status dewasa. Gerakan perkembangan manusia ini mencakup perubahan fisik dan daya intelektual. Perkembangan daya intelektual berkaitan dengan perubahan kecerdasan, keahlian, dan kemampuan menalar, serta dampak dari perist iwa dan pengalaman hidup. Masing-masing pemikir dan pakar mempunyai pendapat atau teori yang berbeda mengenai tahapan-tahapan itu. Set iap tahap perkembangan itu bersifat khas. Set iap masa t ransisi di antara masing-masing tahap perubahan dalam karakter kehidupan memakan waktu tertentu, misalnya, antara t iga sampai dengan enam tahun untuk menyelesaikannya. Pada saat yang sama ada proses individualisasi yang terjadi pada diri manusia. Sepert i apa tahap-tahap perkembangan manusia? Levinson, sepert i dikut ip oleh Tennant dan Pogson (1995) berpendapat bahwa siklus kehidupan manusia terdiri dari empat urutan, yang masing-masing berlangsung selama sekitar dua puluh lima tahun. Dia juga mengident ifikasi beberapa periode perkembangan manusia, sepert i berikut ini. l. Masa anak-anak dan remaja, sejak lahir sampai dengan usia dua puluh tahun. Transisi awal masa kanak-kanak pada usia t iga tahun. 2. Masa dewasa awal, yaitu umur 17 - 45 tahun .  Transisi awal, umur 17 -22 tahun.  Memasuki dunia dewasa, umur22 - 28 tahun  Umur 30 tahun, t ransisi antara 28 - 33 tahun .  Menetap, umur 33 - 40 tahun 3. Masa dewasa tengah, umur 40 - 65 tahun .  Transisi setengah baya, umur 40 - 45 tahun  Memasuki usia dewasa tengah, umur 45 - 50 tahun .  Umur 50 tahun, t ransisi umur 50 - 55 tahun  Puncak dari dewasa tengah, umur 55 - 60 tahun
  • 8. 4. Masa dewasa akhir dewasa, usia 60 tahun 5. Akhir dewasa, t ransisi umur 60 - 65 tahun Menurut Levinson, masing-masing era berbeda dan mempersatukan karakter hidup yang lengkap pada masing-masingnya. Ada t ransisi di antara masing-masing era, sehingga memerlukan dasar perubahan karakter hidup seseorang, yang mungkin memakan waktu antara t iga dan enam tahun. Era yang luas adalah periode perkembangan, di mana set iap periode ditandai oleh serangkaian tugas dan upaya untuk mengembangkan atau memodifikasi satu st ruktur kehidupan. Erik Erikson sepert i dikut ip oleh Arlene F. Harder (2009) berpendapat bahwa ciri-ciri kepribadian mansusia itu muncul secara berlawanan. Kutub yang berlawanan itu dapat mewujud sebagai pesimis atau opt imis, independen atau tergantung, emosional atau tanpa emosi, petualang atau hat i-hat i, pemimpin opt imis atau pengikut , agresif atau pasif, dan sejenisnya. Fenomena semacam ini merupakan faktor bawaan, meski banyak sifat temperamen atau karakterist ik lain dapat dipelajari berdasar pada tantangan dan dukungan yang diterima selama menjalani hidup sampai tumbuh dewasa. Ahli yang melakukan banyak studi untuk mengeksplorasi konsep ini adalah Erik Erikson. Meskipun pemikirannya banyak dipengaruhi oleh Freud, dia percaya bahwa ada ego sejak lahir dan t idak ada perilaku yang benar-benar defensif. Berdasarkan studinya, Erikson menyadari bahwa pengaruh besar terhadap perilaku dan budaya lebih ditentukan oleh dunia luar, sepert i depresi dan perang. Dia mengemukakan bahwa perkembangan individu ditentukan oleh pengaruh interaksi antara faktor genet ika (biologis), pikiran (psikologis), dan budaya (etos). Erikson mengklasifikasikan perkembangan kehidupan manusia ke dalam delapan tahap yang membentang dari lahir sampai mat i. Pada fase dewasa, Erikson membagi tahapannya ke dalam pengalaman orang dewasa muda, dewasa, dan dewasa tengah, dan dewasa tua. Sementara usia yang sebenarnya mungkin berbeda dari satu tahap ke yang lain, usia tampaknya cocok untuk kebanyakan orang. Kedelapan tahap perkembangan manusia versi Erikson sepert i dikut ip oleh Arlene F. Harder (2009), disajikan berikut ini. 1. Fase bayi: sejak lahir sampai usia 18 bulan. Menurut Erikson hasil perkembangun ego pada fase ini adalah kepercayaan vs ket idakpercayaan. Dasar kekuatannya adalah dorongan dan harapan. Masa bayi oleh Erikson disebut sebagai tahap sensori oral (oral sensory stage), ditandai dengan kebiasaannya memasukkan segala sesuatu ke mulut . Pada fase ini penekanan utama adalah pada ibu yang harus merawat anak secara posit if dan penuh kasih sayang, dengan penekanan utama pada kontak visual dan sentuhan. Kalau anak berhasil melewat i masa ini dengan baik, dia akan belajar percaya bahwa hidup pada dasarnya baik-baik saja dan ini menjadi keyakinan dasarnya di masa depan. Jika pada fase ini anak gagal menumbuhkan kepercayaan dan terus-menerus frustasi karena kebutuhannya t idak terpenuhi, sangat mungkin berakhir dengan perasaan mendalam yang t idak berharga dan muncullah ket idakpercayaan mereka pada dunia ini di masa depan. Banyak studi tentang
  • 9. bunuh diri dan percobaan bunuh diri menunjukkan pent ingnya tahun-tahun awal dalam mengembangkan kepercayaan dasar bahwa dunia ini dapat dipercaya dan bahwa set iap individu memiliki hak untuk berada di dunia. Tidak mengherankan, hubungan yang paling pent ing adalah dengan orang tua atau ibu, atau siapa pun yang paling signifikan dan konstan menjadi pengasuhnya. 2. Fase usia dini: usia 18 bulan sampai 3 tahun. Menurut Erikson hasil perkembangan ego pada fase ini adalah otonomi vs malu. Kekuatan dasarnya adalah kont rol diri, keberanian, dan kemauan. Menurut Erikson, selama tahap ini anak belajar menguasai keterampilan untuk dirinya sendiri. Pada fase ini, anak t idak hanya belajar berjalan, berbicara, dan makan sendiri, melainkan juga dia belajar mengembangkan gerakan yang lebih halus serta melakukan pelat ihan yang banyak berharga baginya. Di sini anak memiliki kesempatan membangun harga diri dan otonomi sebagai manusia, serta memperoleh lebih banyak kont rol atas tubuhnya, mendapatkan keterampilan baru, serta belajar benar dan salah. Dalam t radisi Barat atau di negara-negara berbahasa Inggris, pada fase ini anak sudah berani mengatakan "No" atau "t idak". Anak-anak Indonesia pun pada fase ini sudah berani mengat akan kat a "t idak mau”, "gak mau", atau lafal sejenis. Mungkin sakit bagi orang tua mendengar kata-kata ini, tetapi ini menjadi fase pent ing bagi anak untuk mengembangkan keterampilan sesuai dengan kemauannya. Jika anak malu melakukan pelat ihan atau belajar keterampilan pent ing lainnya, sangat mungkin dia merasa malu besar dan meragukan kemampuannya. Hasil akhirnya bisa mewujud dalam bentuk rendah diri. Dalam kaitan ini, yang paling signifikan adalah hubungan dengan orang tua. 3. Fase bermain: umur 3 - 5 tahun. Menurut Erikson hasil perkembangan ego pada fase ini adalah inisiat if vs rasa bersalah. Kekuatan dasarnya adalah tujuan atau dorongan. Selama periode ini anak mengalami suatu keinginan untuk meniru orang dewasa di sekitarnya dan mengambil inisiat if dalam menciptakan situasi bermain. Mereka bisa bermain dengan boneka Barbie, menggunakan telepon mainan dan miniatur mobil, bermain peran, dan sebagainya. Pada fase ini, dalam batas tertentu anak sudah bisa menjawab pertanayaan "mengapa" atau mengajukan pertanyaan sepert i itu: "mengapa? Erikson yang dipengaruhi oleh pemikiran Freud meremehkan seksualitas biologis yang mendukung fitur konflik psikososial antara anak dan orang tua. Namun demikian, dia mengatakan bahwa pada tahap ini biasanya anak menjadi terlibat dalam "perjuangan klasik", oedipal, dan menyelesaikan perjuangan melalui "ident ifikasi peran sosial." Jika anak frust rasi atas keinginan alami dan tujuannya, dia dengan mudah dapat mengalami rasa bersalah. Pada fase ini, yang paling signifikan adalah hubungan dengan keluarga int i. 4. Fase sekolah: umur 6 - 12 tahun. Menurut Erikson hasil perkembangan ego pada fase ini adalah indust ri vs inferior. Kekuatan dasarnya adalah metode dan kompetensi. Selama tahap ini, sering disebut latency, manusia mampu belajar, menciptakan dan menyelesaikan berbagai keterampilan baru dan pengetahuan, dengan demikian mengembangkan "semangat indust ri" atau "mencipta".
  • 10. Fase ini juga merupakan tahap yang sangat pent ing bagi pengembangan sosial dan jika manusia mengalami perasaan yang belum terselesaikan, ket idakcukupan kemampuan, dan inferioritas di antara rekan-rekannya, dia dapat memiliki masalah serius dalam hal kompetensi dan harga diri. Ket ika dunia pergaulan meluas, yang paling signifikan adalah hubungan manusia dengan sekolah dan lingkungan. Orang tua t idak lagi menjadi sumber otoritas lengkap mereka sepert i fase sebelumnya, meskipun keberadaannya masih dirasa pent ing. 5.Fase remaja: umur 12 - 18 tahun. Menurut Erikson hasil perkembangan ego pada fase ini adalah ident itas vs kekacauan peran. Kekuatan . dasarnya adalah pengabdian dan fidelity. Sampai tahap ini, menurut Erikson, perkembangan manusia sebagian besar tergantung pada apa yang dilakukannya. Masa remaja merupakan suatu tahap di mana manusia bukan lagi anak-anak dan belum masuk fase kehidupan orang dewasa. Kehidupannya past i semakin kompleks, karena mereka mencoba menemukan jat i dirinya sendiri, perjuangan melalui interaksi sosial, dan bergulat dengan isu-isu moral. Tugas pribadi adalah untuk menemukan siapa diri sendiri sebagai individu yang teryisah dari keluarga asal dan sebagai anggota masyarakat yang lebih luas. Sayangnya, dalam proses ini banyak orang-orang di sekitarnya menampakkan tanda-tanda menghindari dan menarik diri dari tanggung jawab, yang oleh Erikson disebut moratorium. Jika manusia t idak berhasil dalam menjelajahi tahap ini, dia akan mengalami kekacauan atau kebingungan peran dan pergolakan. Sebuah tugas pent ing bagi orang tua atau orang dewasa adalah mengembangkan filsafat hidup dengan cita-cita atau harapan, serta bebas dari konflik. Masalahnya, manusia t idak memiliki banyak pengalaman dan merasa mudah untuk menggant i cita-cita. Pada fase ini hubungan dengan teman sebaya menjadi sangat pent ing. 6.Fase dewasa muda: umut 18 - 35 tahun. Menurut Erikson, hasil perkembangan ego pada fase ini adalah keint iman dan solidaritas vs isolasi. Kekuatan dasarnya adalah afiliasi dan cinta. Pada tahap awal menjadi seorang dewasa manusia mencari satu atau lebih sahabat dan cinta. Saat ini dia mencoba mencari hubungan saling memuaskan, terutama melalui perkawinan, hubungan dengan teman-teman, dan memulai sebuah keluarga. 7. Meski harus diakui, saat ini banyak pasangan yang t idak memulai berkeluarga sampai mereka berusia t iga puluhan. Jika negosiasi tahap ini berhasil, manusia dapat mengalami keint iman pada t ingkat yang dalam. Jika kita t idak berhasil, akan sangat mungkin muncul rasa isolasi dan jarak dari orang lain. Ket ika manusia t idak merasa mudah untuk menciptakan hubungan yang memuaskan, dunianya pergaulannya dapat mulai menyusut , sepert i bert indak mempertahankan diri. pada kondisi ini seseorang bisa merasa superior dari orang lain. Hubungan yang signifikan adalah dengan mit ra perkawinan dan teman-teman.
  • 11. 8.Fase dewasa tengah: umut 35 sampai dengan 55 atau (mungkin bahkan usia 65 tahun). Menurut Erikson hasil perkembangan ego pada fase ini adalah generat ivitas vs penyerapan-diri atau stagnasi. Kekuatan dasarnya adalah produksi dan perawatan. Pekerjaan adalah yang paling pent ing fase ini. Erikson mengamat i bahwa usia pertengahan adalah ket ika manusia cenderung mampu melakukan karya kreat if yang bermakna dan membicarakan seputar kehidupan keluarga. Fase ini biasanya manusia berharap banyak untuk bertanggungjawab atas perannya. Tugas pent ing di sini adalah mel6starikan budaya dan mewariskan nilai-nilai budaya melalui keluarga, serta bekerja untuk membangun lingkungan yang stabil. Fase ini pun ditandai dengan meningkatnya kepedulian kepada orang lain dan menghasilkan sesuatu yang memberikan kont ribusi untuk perbaikan masyarakat, yang oleh Erikson disebut generat ivitas atau generat ivity. Jadi, ket ika manusia berada pada fase ini adakalanya muncul rasa takut t idak bisa aktif dan memberikan sumbangsih yang berart i kepada masyatakat. Sebagian anak-anak pun sudah meninggalkan rumah. Hubungan dengan anak pun sudah berubah, baik cara maupun tujuannya. Manusia pun mungkin menghadapi perubahan besar dalam kehidupan yang mungkin krisis, berikut perjuangan untuk menemukan art i dan tujuan baru. Jika manusia t idak berhasil melewat i tahap ini, dia bisa menjadi egois dan mandek. Hubungan yang signifikan berada di tempat kerja, masyarakat, dan keluarga. 9. Dewasa akhir: umur 55 atau 65 tahun hingga kemat ian. Menurut Erikson pada fase ini hasil perkembangan ego adalah integritas vs despair atau putus asa. Dasar kekuatannya adalah kebijaksanaan. Erikson berpendapat bahwa banyak aspek dari kehidupan dimana orang mempersiapkan kehidupan pada tahap dewasa tengah dan tahap terakhir dia sudah merasa nyaman. Mungkin hal ini dikarenakan sebagai orang dewasa manusia sering bisa melihat kembali kehidupannya dengan kebahagiaan dan materi. Juga, dipenuhi dengan perasaan yang mendalam bahwa kehidupan ini memiliki makna dan dia telah membuat kont ribusi bagi kehidupan. Perasaan semacam ini oleh Erikson disebut integritas. Pada fase ini pun orang merasakan besarnya hikmat dunia dan kemudian mereorientasi kepedulian yang mulai "terpisah" dengan kepent ingan kehidupan duniawi, menerima kemat ian sebagai penyelesaian atau kehidupan. Di sisi lain, sebagian orang dewasa dapat mencapai tahap puncak,. namun sebagian lagi putus asa pada pengalaman mereka dan merasakan kegagalan. Mereka mungkin takut mat i karena mereka berjuang untuk menemukan tujuan untuk hidupnya, bertanya-tanya "Apakah perjalanan hidup telah dilakukan secara layak?" Atau, mereka mungkin merasa bahwa dirinya memiliki semua jawaban (yang t idak berbeda sepert i halnya remaja) dan diakhiri dengan dogmat isme yang kuat yang hanya melihat mereka telah benar. Hubungan yang signifikan adalah dengan semua manusia.