SlideShare a Scribd company logo
Masa Anak-Anak : Pembentukan Kepribadian

BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGARUH GENETIK
Orang yang baru pertama kali menjadi orangtua sering kali terkejut
karena bayi mereka tampaknya memiliki kepribadian yang sangat berbeda pada
awal kehidupan; saat mereka memiliki anak kedua, mereka sering kali terkejut
betapa berbedanya kepribadian anak kedua dari anak pertama. Riset
menunjukkan bahwa perbedan yang dapat diandalkan dapat dilihat pada bayi
yang berawal pada usia sekitar 3 bulan dalam karakteristik tertentu seperti
tingkat aktivitas, rentang atensi, adaptabilitas pada perubahan lingkungan, dan
mood pada umumnya.
Seorang bayi mungkin aktif, mudah dialihkan perhatiannya, dan tidak
mudah ditenangkan jika sedang gelisah; bayi lainnya mungkin banyak diam,
tekun dalam memusatkan perhatian pada satu aktivitas, dan mudah
ditenangkan. Karakteristik kepribadian yang terkait mood tersebut dinamakan
temperamen.
Kemunculan karakteristik tersebut yang dini menyatakan bahwa mereka
ditentukan sebagiannya oleh factor genetic dan diturunkan dari orangtuawalaupun terdapat perbedaan yang besar di antara anak-anak dalam keluarga
yang sama. Hal ini dapat dipelajari pada anak kembar. Jika kembar identik (yang
seluruh gennya sama) secara bermakna lebih mirip pada suatu karakteristik
ketimbang kembar fraternal (yang seperti kakak beradik biasa, memiliki sekitar
separuh gen yang sama) maka karakteristik kemungkinan memiliki komponen
genetic atau turunan.
Di dalam salah satu penelitian seperti ini, kembar dengan jenis kelamin
sama, yang usia rata-ratanya sekitar 5 tahun, dinilai oleh orangtuanya dalam hal
temperamen sosiabilitas, emosionalitas, dan aktivitas. Korelasi antara kembar

PSIKOLOGI UMUM II | 1
Masa Anak-Anak : Pembentukan Kepribadian

identik dan kembar fraternal menyatakan bahwa penurunan genetic merupakan
determinan yang penting dari temperamen- temperamen tersebut.
Pengaruh genetic pada kepribadian tidak terbatas pada temperamen
bayi, tetapi dapat dideteksi pada sifat kepribadian dewasa. Suatu penelitian
besar di Swedia mempelajari trait ekstraversi (sosiabilitas) dan neurotikisme
(ketidakstabilan emosional) terhadap sampel orang dewasa kembar. Pada kedua
trait itu, terdapat korelasi antara pasangan kembar identik dan pasangan kembar
fraternal, yang menyatakan pengaruh genetic yang cukup besar.
Tetapi, salah satu kesulitan dalam menginterpretasikan hasil penelitian
anak kembar adalah bahwa kembar identik mungkin diperlakukan lebih mirip
dibandingkan pasangan kembar fraternal, yang mungkin menyebabkan
kemiripan kepribadian mereka yang lebih mirip. Idealnya, kita harus meneliti
sampel kembar identik yang telah dipisahkan sejak lahir dan dibesarkan di
lingkungan yang dipilih secara acak.
Minnesota Study of Twins Reared Apart (Bouchard, 1984). Pada tahun
1990, lebih dari 56 pasang kembar identik telah dibawa ke laboratorium. Ratarata, pasangan kembar itu telah dipisahkan pada usia 10 minggu dan tidak
bertemu lagi sampai 34 tahun kemudian; sebagian tidak pernah bertemu sampai
penelitian mempertemukan mereka. Para peneliti di Minnesota sekarang sedang
membandingkan hasil penelitian tentang kembar tersebut dengan penelitian
Minnesota sebelumnya tentang anak kembar yang dibesarkan bersama.
Beberapa penelitian tersebut mengungkapkan bahwa dalam rentang luas
karakteristik kepribadian kembar yang dibesarkan terpisah sama miripnya
dengan satu sama lain dibandingkan kembar yang dibesarkan bersama. Hal itu
memungkinkan kita menyimpulkan dengan cukup yakin bahwa kembar identik
lebih mirip satu sama lain dalam karakteristik kepribadiannya dibandingkan
kembar fraternal karena mereka memiliki genetik yang lebih mirip.
Pada umunya, heritabilitas tertinggi ditemukan dalam parameter
kemampuan dan intelegensi, heritabilitas selanjutnya umumnya ditemukan

PSIKOLOGI UMUM II | 2
Masa Anak-Anak : Pembentukan Kepribadian

dalam parameter kepribadian- terutama yang berhubungan dengan sosiabilitas
dan stabilitas emosional; heritabilitas paling kecil ditemukan untuk keyakinan
dan sifat, seperti keyakinan religious dan keyakinan politik.
Karena banyak trait kepribadian dewasa dapat dikaitkan sebagiannya
dengan factor genetik, masuk akal untuk bertanya apakah trait tersebut mungkin
kelanjutan dewasa dari temperamen anak- anak. Sebagai contohnya, sebagian
peneliti telah menyatakan bahwa temperamen sosiabilitas dan emosionalitas
mungkin merupakan versi anak- anak dari ekstraversi dan ketidakstabilan
emosional. Lalu “Sampai tingkat mana kepribadian seorang individu berubah
atau tetap sama sepanjang perjalanan hidupnya?”
Salah satu penelitian didapatkan melalui wawancara dengan orangtua
dan selanjutnya wawancara dengan guru dan tes yang diberikan langsung
kepada anak. Kemudian didapatkan tiga tipe temperamen bayi yang luas:
1. Easy (sekitar 40% sampel); bayi yang senang bermain, teratur pola tidur
dan makannya. Dan mudah beradaptasi dengan situasi baru
2. Difficult (sekitar 10% sampel); bayi yang mudah ngambek, tidak teratur
dalam pola tidur dan makannya, dan berespon secara kuat dan negative
terhadap situasi baru
3. Slow to warm up (sekitar 15% sampel); bayi yang memilki inaktivitas
rendah, cenderung menarik diri dari situasi baru dengan cara yang lebih
lembut, dan lebih banyak membutuhkan waktu untuk beradaptasi
dengan situasi baru
Hasil penelitian memberikan bukti untuk kontinuitas temperamen. Di
satu pihak, nilai temperamen pada lima tahun pertama kehidupan anak itu
secara bermakna berkorelasi satu sama lain, dan parameter dewasa baik
temperamen maupun penyesuaian berkorelasi secara bermakna dengan
parameter tempramen anak yang didapatkan pada usia 3, 4, dan 5 tahun. Di lain
pihak, semua korelasi adalah rendah, dan sebagian besar trait yang dipelajari

PSIKOLOGI UMUM II | 3
Masa Anak-Anak : Pembentukan Kepribadian

terpisah menunjukkan sedikit atau tidak ada kontiniutas dengan berjalannya
waktu.
Para peneliti menekankan bahwa kontinuitas dan diskontinuitas
temperamen

merupakan

fungsi

interaksi

antara

genotype

anak

dan

lingkungannya. Jelasnya, mereka percaya bahwa kunci untuk mendapatkan
perkembangan yang sehat adalah kecocokan (goodness of fit) antara
temperamen anak dan lingkungan rumah.

B. PENGARUH LINGKUNGAN
PERLEKATAN
Yaitu kecenderungan bayi untuk mencari kedekatan dengan pengasuhnya
dan untuk merasa aman dengan kehadiran pengasuhnya.
Penelitian menunjukkan : Apabila anak gagal membentuk perlekatan yang
kuat dengan satu orang atau lebih pada kehidupan awalnya, maka akan
berhubungan dengan ketidakmampuan untuk membentuk hubungan personal
yang erat pada masa dewasanya (Bowlby, 1973)
MENILAI PERLEKATAN
Sebuah studi yang dilakukan oleh Mary Ainsworth terhadap anak dan
ibunya di Uganda dan Amerika Serikat untuk menilai perlekatan seorang anak,
dengan prosedur :
1. Ibu dan anak masuk ke ruang penelitian. Ibu meletakkan bayi di lantai
yang dikelilingi oleh mainan dan kemudian ibu duduk di ujung
ruangan.
2. Seorang wanita asing memasuki ruangan, bercakap-cakap dengan ibu
dan kemudian mencoba ikut bermain dengan bayi.

PSIKOLOGI UMUM II | 4
Masa Anak-Anak : Pembentukan Kepribadian

3. Ibu meninggalkan ruangan. Jika bayi tidak terganggu wanita asing
kembali duduk diam. Jika bayi terganggu, orang asing mencoba
menenangkannya.
4. ibu kembali dan ikut bermain dengan bayi sementara orang asing
keluar.
5. Ibu kembali pergi dan meninggalkan bayi sendirian dalam ruangan
6. Orang asing kembali. Jika bayi terganggu, orang asing mencoba
menenangkannya
7. Ibu kembali dan orang asing keluar.
Dari penelitian itu ditemukan perlekatan dengan tiga kategori, yaitu :
1. Perlekatan kuat (securely attached)
•

Bayi ingin berinteraksi dengan ibu saat ibu kembali

•

Bayi menjadi tenang saat mengetahui ibunya kembali di
kejauhan sementara ia terus bermain.

•

Bayi mencari kontak fisik dengan ibunya

•

Bayi cemas saat ibunya pergi

2. Perlekatan tidak kuat (insecurely attached)
Cirinya :
•

Bayi menghindari interaksi dengan ibu ketika ibu kembali

•

Tidak cemas saat ibu pergi

•

Jika cemas, bayi mudah ditenangkan oleh orang asing

3. Perlekatan tidak kuat : Ambivalen

PSIKOLOGI UMUM II | 5
Masa Anak-Anak : Pembentukan Kepribadian

Cirinya :
•

Menunjukkan penolakan terhadap ibu ketika ibu kembali

•

Bayi secara simultan mencari dan menolak kontak fisik

•

Bayi bertindak sangat pasif, menangis saat ibu kembali tetapi
tidak merangkak mendekati ibu dan kemudian menolak saat
ibu mendekat

RESPONSIVITAS SENSITIF
Sebuah studi lain dalam upaya menjelaskan perlekatan pada bayi yang
berbeda, para peneliti mengarahkan perhatian pada ibu. Temuan utama ialah
“Responsivitas Sensitif” dari pihak pengasuh terhadap bayilah yang menghasilkan
perlekatan yang kuat.
Kategorinya adalah :
1. Ibu dan bayi menunjukkan perlekatan yang kuat
Cirinya :
•

Ibu biasanya merespon segera jika bayi menangis dan
menunjukkan kasih sayangnya saat menggendong

•

Dalam memberi makan, misalnya, ibu menggunakan sinyal
dari bayi untuk menentukan kapan memulai dan mengakhiri
makan

2. Ibu dan bayi menunjukkan perlekatan tidak kuat
Cirinya :
•

Ibu lebih berespons berdasarkan keinginan dan mood sendiri
daripada isyarat dari bayi

•

Ibu akan berespons tangisan bayi yang menginginkan
perhatian.

Jika

ibu

merasa

senang

maka

akan

PSIKOLOGI UMUM II | 6
Masa Anak-Anak : Pembentukan Kepribadian

menggendongnya, jika tidak maka akan membeiarkan tangisan
bayi.
3. Ibu dan bayi menunjukkan pola menghindar : Ambivalen
Cirinya :
•

Dalam suatu situasi tampaknya ibu memegang bayinya tapi
mereka tidak menikmati kontak fisik yang erat dengan bayi.

•

Ibu kemungkinan menolak kontak jika bayi mengalami distress
dan paling membutuhkan kehangatan

•

Ibu cenderung kaku dan kompulsif dalam memberikan
pengasuhan

TEMPERAMEN BAYI
Tidak semua ahli psikologi sependapat bahwa sesponsivitas pengasuh
adalah penyebab utama perilaku perlekatan bayi. Mereka kemudian
menghubungkan dengan tempramen bayi dan responsivitas orang tua.
Riset menunjukkan :
•

Ibu tampak lebih mempengaruhi tangisan bayi dibandingkan bayi
mempengaruhi responsivitas ibu terhadap tangisan (bell &
Ainsworth, 1972)
Contoh : tangisan bayi selama setahun pertama berubah jauh
lebih banyak dibandingkan responsivitas ibu terhadap tangisan.

•

Klasifikasi perlekatan tidak didasarkan pada kegelisahan bayi saat
ibunya pergi tetapi bagaimana bayi bereaksi saat ibunya kembali.
Contoh : bayi dengan temperamen “mudah” biasanya tidak
mengalamu kegelisahan saat ibunya pergi. Saat ibunya kembali,
mereka

cenderung

menyambut

dengan

gembira

–jika

PSIKOLOGI UMUM II | 7
Masa Anak-Anak : Pembentukan Kepribadian

menunjukkan pola perlekatan kuat- atau pola menghindar dari
perlekatan tidak kuat.
PERLEKATAN DENGAN AYAH
Penelitian situasi asing menggunakan ayah menunjukkan bahwa bayi
bereaksi terhadap kehadiran dan ketidakhadiran ayahnya dalam cara serupa
dengan yang dijelaskan utnuk ibu. Walaupun perlekatan dengan ayah tampaknya
berkembang lebih lambat (Kotelchuck, 1976)
Faktor terpenting dalam menentukan kapan bayi menjadi terlekat dengan
ayahnya tampaknya adalah jumlah waktu yang mereka gunakan bersama. Jika
Ayah secara aktif terlibat dalam perawatan bayi sehari-hari, bayi yang kecil pun
bereaksi terhadap kepergian ayahnya dalam situasi asing dengancara yang sama
seperti mereka beraksi terhadap kepergian ibunya.
Jika diberi pilihan anak 16 bulan akan memilik bermain dengan ayahnya
lebih sering dibandingkan dengan ibu, tetapi pada saat stress, ibu biasanya lebih
disenangi (clarke-stewart 1978)
PERLEKATAN DAN PERKEMBANGAN SELANJUTNYA
Melalui pengujian diketahui bahwa perlekatan cenderung stabil, kecuali
keluarga mengalami perubahan besar dalam kehidupan mereka yang dapat
menimbulkan stress dan memengaruhi responsivitas orangtua dan terhadap
bayi, dan selanjutnya memengaruhi rasa aman bayi.
Pola perlekatan awal tampaknya berhubungan dengan bagaimana anak
mengalami pengalaman baru selama beberapa tahun selanjutnya. Contoh :
1. Anak berusia 2 tahun, diberikan masalah yang mengharuskan anak
menggunakan alat. Sebagian masalah ada dalam kapasitas anak, dan
yang lain sangat sulit.

PSIKOLOGI UMUM II | 8
Masa Anak-Anak : Pembentukan Kepribadian

 Anak yang dinilai memiliki perlekatan kuat, dalam memmecahkan
masalah cenderung gigih dan antusias, jarang menangis atau
marah, jika menghadapi kesulitan mereka meminta bantuan
orang dewasa.
 Anak yang dinilai tidak memiliki perlekatan kuat, cenderung lebih
mudah marah, frustasi, jarang meminta bantuan, mengabaikan
dan menolak pengarahan orang dewasa, dan cepat menyerah.

2. Anak berusia 3,5 tahun (usia Taman Kanak-Kanak)
 Anak yang dinilai memiliki perlekatan kuat, cenderung menjadi
pemimpin sosial, aktif dalam memulai dan berperan dalam
aktivitas, dicari anak lain, mampu mengarahkan diri sendiri dan
gemar belajar.
 Anak yang dinilai tidak memiliki perlekatan kuat, cenderung
menarik diri secara sosial dan enggan berperan dalam aktivitas,
kurang peduli terhadap hal baru dan kurang gigih dalam mencapai
tujuan mereka. Namun hal ini tidak ada hubungannya dengan
Intelegensi.

Jadi, dapat kita lihat bahwa anak yang mempunyai perlekatan yang kuat
lebih siap menghadapi pengalaman baru. Namun kita tidak dapat memastikan
bahwa hal tersebut akan berpengaruh dalam memecahkan masalah di kemudian
hari, karena temperamen anak juga turut berpengaruh.
CARA PENGASUHAN PARENTAL
Setelah tahun pertama kehidupan anak, pengasuhan anak menjadi lebih
kompleks saat orangtua menanggung disiplin, kendali, dan membenuk karakter.
PSIKOLOGI UMUM II | 9
Masa Anak-Anak : Pembentukan Kepribadian

Dalam melakukan tugas ini masing-masing orangtua memiliki cara yang berbedabeda. Ada yang hangat, pengasuh, santai, tetapi ada juga yang dingin, menjauh,
tegang. Ada yang sangat mengendalikan, ada juga yang menuruti anaknya. Ada
yang berfokus pada anak, ada juga yang berfokus pada diri sendiri (orangtua).
Tugas dasar Psikologi adalah untuk menglasifikasikannya, seperti bagan
di bawah ini. Ada dua dimensi yang berbeda. Potongan ke dua dimensi tersebut
menghasilkan empat jenis pola asuh yang berbeda pula terhadap anak.
Menerima
Responsif
Berpusat pada anak

Menolak
Tidak Responsif
Berpusat pada diri sendiri

Menuntut
Autoritatif

Otoriter

Penyabar

Penelantar

Mengendalikan Diri
Tidak Menuntut
Tidak

mengendalikan

1. Autoritatif, yaitu orangtua yang mengkombinasikan kendali dengan
penerimaan dan keterlibatan berpusat anak.
•

Orangtua memiliki tingkat pengendalian yang tinggi dan
mengharuskan anak-anaknya bertindak pada tingkat intelektual
dan sosial yang konsisten dengan usia dan kemampuan mereka.
Hangat, komunikasi dua arah, mendengar pendapat anak saat
mengambil keputusan keluarga, dan memberi penjelasan atas
larangan atau hukuman yang diberikan.

•

Anak dari orangtua seperti ini biasanya bersikap mandiri, tegas
pada diri sendiri, ramah, dengan teman, dan mau bekerja sama
dengan orangtua. Kemungkinan berhasil secara intelektual dan
sosial, dan memiliki motivasi kuat untuk maju.
PSIKOLOGI UMUM II | 10
Masa Anak-Anak : Pembentukan Kepribadian

2. Otoriter, yaitu orangtua yang menuntut dan mengendalikan yang
semata-mata menunjukkan kekuasaan mereka tanpa kehangatan,
komunikasi dua arah, dan pengasuhan.
•

Orangtua berupaya mengendalikan dan menilai perilaku dan sikap
anak-anak mereka mengikuti standar yang mutlak, mereka juga
menghargai kepatuhan, rasa hormat terhadap kekuasaan mereka,
tradisi kerja, dan mempertahankan urutan.

•

Anak dari orangtua seperti ini biasanya cenderung memiliki
kompetensi dan tanggung jawab yang sedang tetapi cenderung
menarik diri secara sosial dan tidak memiliki spontanitas, merasa
rendah diri. Anak perempuan cukup tergantung pada orangtua
sedangkan anak laki-laki lebih agresif dari anak laki-laki lain.

3. Penyabar, yaitu orangtua yang menerima, responsif, berpusat pada
anak yang sedikit memberikan tuntutan pada anak. Anak lebih
memiliki mood yang positif, dan lebih banyak vitalitas dibanding anak
dari orangtua otoriter. Tetapi mereka kurang matang, sehingga tidak
memiliki kendali impuls, tanggung jawab sosial, dan percaya diri.
Orangtua yang penyabar meskipun berbdeda dengan orangtua
otoriter, tetapi anak mereka cenderung tidak memiliki rasa percaya
diri, dan mungkin mengalami masalah agresivitas.

4. Penelantar, meskipun tidak menelantarkan anak dalam pengertian
yang ekstrem, namun orangtua lebih memperhatikan aktivitas
mereka sendiridan tidak terlibat dalam aktivitas anak. Misalnya,
mereka jarang bercakap-cakap dengan anak, tidak tahu anaknya di

PSIKOLOGI UMUM II | 11
Masa Anak-Anak : Pembentukan Kepribadian

mana, apa aktivitasnya, siapa temannya, dan ssebagainya. Pada usia
14 tahun, anak seringkali menjadi pemurung, susah konsentras, cepat
menghabiskan uang / tidak menabungnya, cepat marah, sering
membolos, menghabiskan waktu di jalan / markas mereka, mabuk,
merokok, berkencan. Pada usia 20 tahun tidak memiliki daya tahan
emosi, dan tujuan jangka panjang.
Meskipun demikian, kita tidak bisa menglasifikasikan orangtua ke dalam
golongan tertentu. Banyak orangtua menggunakan pendekatan yang berbeda,
dalam waktu yang berbeda, dan pada anak yang berbeda. Mungkin saat anak
masih kecil, kurang mengendalikan tapi menjadi pengatur saat anak semakin
besar.

C. INTERAKSI KEPRIBADIAN – LINGKUNGAN
KORELASI GENOTIPE-LINGKUNGAN
Dalam membentuk kepribadian, pengaruh genetik dan lingkungan saling
berkaitan sejak lahir. Orang tua memberikan gen mereka dan lingkungan rumah
kepada anak kandungnya. Sebagai hasilnya , terdapat korelasi built-in antara
karakteristik bawaan anak (genotipe) dan lingkungan tempat anak dibesarkan.
Sebagai contoh, orang tua yang memiliki inteligensia yang tinggi kemungkinan
memiliki anak dengan intelegensia yang tinggi pula karena sebagian intelegensia
umum bersifat diturunkan. Namun selain dari faktor intelegensia yang
diturunkan, kemungkinan orang tua memberikan lingkungan yang menstimulasi
intelektual anak, baik interaksi langsung dengan orang tua maupun melalui
media yang lain, seperti buku, kursus, dan pengalaman intelektual lain yang
menjadi bagian dari kehidupannya. Ia akan mendapatkan intelektual dosis ganda
karena genotipe dan lingkungan anak berkorelasi secara positif. Sedangkan anak
yang dilahirkan dari orang tua dengan intelegensia rendah, kemungkinan

PSIKOLOGI UMUM II | 12
Masa Anak-Anak : Pembentukan Kepribadian

menemukan lingkungan rumah yang semakin memperberat kelemahann
intelektual yang mungkin mereka miliki.
Sebagian orrang tua sengaja membentuk lingkungan yang berkorelasi negatif
denag genotipe anak. Contohnys, orang tua yang introversi mungkin mendorong
anaknya untuk aktif dalam aktivitas sosial untuk mengimbangi kemungkinan
introversi anaknya sendiri. Sedangkan orang tua yang aktif, akan memberikan
aktivitas yang lebih menarik untuk anaknya tanpa memandang apakah korelasi
bersifat positif atau negatif.
Selain berkorelasi dengan lingkungan, genotipe anak juga membentuk
lingkungannya sendiri (Plomin, DeFries, & Loehlin, 1977; Scarr, 1988 &
McCartney, 1983). Lingkungan menjadi fungsi kepribadian awal anak melalui tiga
bentuk interaksi, yaitu :
1. Interaksi Reaktif
2. Interaktif Evokatif
3. Interaksi Proaktif
INTERAKSI REAKTIF
Setiap individu yang mengalami lingkungan yang sama akan berbeda dalam
merasakan, menginterpretasi, dan bereaksi terhadapnya. Contohnya, anak yang
sensitif dan pencemas akan bereaksi terhadap orang tua yang keras dengan cara
yang berbeda dibandingkan anak yang tenanng dan tabah. Dengan kata
lain,Setiap kepribadian anak menggali lingkungan psikologis subjektif dari
sekelilingnya yang objektif, dan lingkungan subjektif itulah yang membentuk
perkembangan kepribadian selanjutnya. Interaksi reaktif terjadi sepanjang hidup.
Seseorang akan menginterpretasikan perbuatan yang merugikan sebagai hasil
dari reaksi terhadapnya secara berbeda dari orang yang mengiterpretasikan
tindakan yang sama sebagai akibat kesembronoan yang tidak disengaja.
INTERAKTIF EVOKATIF
PSIKOLOGI UMUM II | 13
Masa Anak-Anak : Pembentukan Kepribadian

Setiap kepribadian individu menimbulkan respons yan berbeda dari orang lain.
Sebagai contoh :
-

Bayi yang memberontak dan marah jika digendong akan menimbulkan
pengasuhan yang lebih kecil ari orang tuany a aripada bayi yang senang
digendong.

-

Seorang anak yang patuh pada orang tuanya lebih mudah dalam orang
tua mengatur daripada anak yang agresif.

Dengan kata lain, kepribadian anak dapat membentuk cara pengasuhan parental
yang selanjutnya, membentuk kepribadian anak lebih lanjut.
Seorang anak yang Interaksi evokatif terjadi sepanjang hidup. Orang yang ramah
membangkitkan

lingkungan

yang

ramah,

orang

yang

bermusuhan

membangkitkan lingkungan yang bermusuhan.
INTERAKSI PROAKTIF
Ketika anak semakin besar, ia akan bergerak di luar lingkungan yang ditetapkan
orang tuanya. Mereka mulai bisa memilih lingkungan mana yang dia inginkan.
Lingkungan ini akan membentuk kepribadian mereka. Interaksi proaktif adalah
proses melalui mana individu menjadi pelaku aktif di dalam perkembangan
kepribadiannya sendiri. Kepentingan relatif beberapa jenis interaksi kepribadian
–lingkungan tersebut berubah selama perjalanan perkembangan (Scarr, 1988;
Scarr & McCartney, 1983). Korelasi yang sudah terbangun di antara genotipe
anak dan lingkungan nya paling kuat saat anak masih kecil dan terbatas pada
lingkungan yang ditetapkan orang tuanya. Ketika sudah dewasa, mulai memilih
dan membangun lingkungannya sendiri sehingga korelasi pertama menurun dan
pengaruh interaksi proaktif meningkat.
BEBERAPA TEKA-TEKI YANG BELUM TERPECAHKAN

PSIKOLOGI UMUM II | 14
Masa Anak-Anak : Pembentukan Kepribadian

Penelitian terhadap anak kembar telah menghasilkan sejumlah pola yang
membingungkan yang masih belum dipahami sepenuhnya. Ada perbedaan pada
anak kembar yang identik dengan anak kembar fraternal (dan saudara kandung
yang bukan kembar). Pada anak kembar identik memiliki tingakt kemiripan lebih
tinggi daripada kembar fraternal. Hal yag terpenting, meskipun anak kembar
identik dan kembar fraternal dibesarkan di lingkungan yang berbeda atau sama,
hal ini tidak berpengaruh.
Pada anak kembar identik, karena memiliki lingkungan yang identik, mereka akan
bereaksi terhadap situasi dengan cara yang serupa (interaksi reaktif); mereka
menimbulkan respons yang serupa (interaksi evokatif); dan bakat, minat, dan
motivasi

mereka

yang

mirip

ditentukan

oleh

genetik

menyebabkan

merekanmencari dan membangun lingkungan yang sama (interaksi proaktif).
Sebaliknya anak kembar fraternal dan saudara kandung bukan kembar, akan
semakin berbeda saat mereka semakin besar meskipun mereka tinggal di rumah
yang sama. Mereka paling mirip saat masih kanak-kanak ketika mereka
dibesarkan oleh orang tuanya di lingkungan yang sama tetapi mereka akan
bereaksi dan memberikan respon yang tak sama setiap individunya. Ketika
mereka mulai tumbuh dewasa, mereka akan mencari dan membangun
lingkungan sesuai bakat, minta, dan motivasi mereka sendiri-sendiri dan pada
akhirnya menyebabkan kepribadian mereka semakin berbeda.

LINGKUNGAN YANG SAMA DAN TIDAK SAMA
Jenis variabel yang biasanya diteliti oleh ahli psikologi (seperti cara pengasuhan,
status sosio-ekonomi keluarga) hampir tidak berperan apa-apa pada perbedaan
kepribadian individual. Hal ini terjadi karena proses reaktif, evokatif, dan proaktif
bekerja bersama-sama untuk memperkecil perbedaan di antara lingkungan,
selama lingkungan tersebut memungkinkan fleksibilitas respons. Sebagai contoh,

PSIKOLOGI UMUM II | 15
Masa Anak-Anak : Pembentukan Kepribadian

anak cerdas yang hidup terlantar dan miskin lebih mungkin menyerap lebih
banyak informasi dai acara televisi dibandingkan saudaranya yang kurang cerdas
(interaksi reaktif), untuk menarik perhatian guru yang simpatik (interaksi
evokatif), dan untuk pergi ke perpustakaan atas kehendaknya sendiri (interaksi
proaktif). Genotipe anak ini beraksi untuk mengimbangi efek lingkungan
rumahnya yang berpotensi berbahaya, sehingga ia berkemban secara berbeda
dari saudaranya yang kurang cerdas. Jika lingkungannya sangat dibatasi, maka
proses yang didorong oleh kepribadian itu akan terhalangi (Scarr, 1988; Scarr &
McCartney, 1983). Penjelasan ini didukung oleh penemuan bahwa sebagian
besar ketidakmiripan kembar identik yang dibesarkan terpisah adalah pada
mereka yang dibesarkan di lingkungan yang sangat dibatasi. Meskipun
penjelasan ini tampak masuk akal, tetapi tidak ada yang membuktikan langsung
bahwa hal ini benar.

D. PENGARUH KULTURAL
Budaya merupakan pengaruh penting bagi perkembangan lingkungan
keluarga seperti tumbuh kembah anak gunanya untuk mendeteksi perbedaan
kepribadian dari setiap individu dan pola asuhnya.
Contohnya saja antara budaya Negara barat dan Negara bukan barat,
seperti tabel di bawah ini :

Perbedaan

Negara barat

Budaya
1. Sikap

•

Negara bukan barat
dan •

Menghargai
membentuk

anggota

Menempatkan

nilai

kemandirian

dan

masyarakat yang mandiri
•

ketegasan yang jauh lebih

Tegas

sedikit.

terhadap

diri

sendiri

PSIKOLOGI UMUM II | 16
Masa Anak-Anak : Pembentukan Kepribadian

•
2. Keluarga

Termotivasi untuk maju.

•

Menghukum

perilaku •

Lebih

menyeimbangkan

buruk tapi tidak memberi
pujian pada perilaku baik

anak.

pada anak.
Lebih
patuh

jika •

Beragam jenis, ada yang

orangtuanya

3. Perilaku Anak •

hukuman dan pujian bagi

dan

selalu

ada

patuh

mencari perhatian pada

akan

orang dewasa.

orangtua
•

patuh

maupun
jika

ada

Ingin diperhatikan orang
dewasa lainnya.

Dari situlah anak-anak didorong untuk menjadi bagian dari komunitas
fungsional daripada berkompetisi dan melakukan hal yang lebih baik dari orang
lain di setiap budaya yang ada. Dengan demikian, tampak bahwa setiap kultur
bekerja untuk membentuk jenis karakteristik kepribadian yang dihargai untuk
bertahan hidup dan makmur.
Di sisi lain, tiga orang peneliti Barry, Child dan Bacon (1959) melihat
adanya hubungan cara pengasuhan dan pengumpulan makanan di enam
masyarakat. Dari enam mayarakat tersebut, peneliti menemukan bahwa individu
dari kultur yang banyak mengumpulkan makanan secara bermakna lebih sering
dibandingkan kultur yang sedikit mengumpulkan makan sesuai dengan yang
diduga keras merupakan respon orang lain walaupun respons tersebut sama
sekali tidak benar (Berry,1967).
Hasil tersebut konsisten dengan hipotesis bahwa gaya hidup yang
berbeda memberikan suatu pehghargaan pada sifat kepribadian yang berbeda
pula dan kultur yang membentuk sifat itu di dalam anggota masyarakat melalui
cara pengasuhan yang berbeda.

PSIKOLOGI UMUM II | 17
Masa Anak-Anak : Pembentukan Kepribadian

PSIKOLOGI UMUM II | 18

More Related Content

What's hot

Teori perkembangan anak by dewi nainggolan
Teori perkembangan anak by dewi nainggolanTeori perkembangan anak by dewi nainggolan
Teori perkembangan anak by dewi nainggolan
dewinainggolan05
 
Perkembangan emosi anak usia sekolah dasar
Perkembangan emosi anak usia sekolah dasarPerkembangan emosi anak usia sekolah dasar
Perkembangan emosi anak usia sekolah dasar
Vivi Puspita
 
Slide Observasi
Slide ObservasiSlide Observasi
Slide Observasisusginting
 
7 periodesasi dan perkembangan masa kanak kanak-edit
7 periodesasi dan perkembangan masa kanak kanak-edit7 periodesasi dan perkembangan masa kanak kanak-edit
7 periodesasi dan perkembangan masa kanak kanak-edit
Nuzli Muhammad
 
Jurnal perkembangan psikososial anak
Jurnal perkembangan psikososial anakJurnal perkembangan psikososial anak
Jurnal perkembangan psikososial anak
Hamidah Ibrahim
 
Perkembangan emosi kanak kanak
Perkembangan emosi kanak kanakPerkembangan emosi kanak kanak
Perkembangan emosi kanak kanakArra Asri
 
perkembangan bayi toddler
perkembangan bayi toddlerperkembangan bayi toddler
perkembangan bayi toddler
JuEnn NaRa
 
PPT Perkembangan Anak 3-4 Tahun
PPT Perkembangan Anak 3-4 Tahun PPT Perkembangan Anak 3-4 Tahun
PPT Perkembangan Anak 3-4 Tahun
Universitas Negeri Jakarta
 
Teori perkembangan psikososial erick erikson moh. irfan burhani
Teori perkembangan psikososial erick erikson moh. irfan burhaniTeori perkembangan psikososial erick erikson moh. irfan burhani
Teori perkembangan psikososial erick erikson moh. irfan burhani
elmakrufi
 
Pengembangan Sosial EMosional
Pengembangan Sosial EMosionalPengembangan Sosial EMosional
Pengembangan Sosial EMosional
Mohammad Fauziddin
 
Perkembangan Peserta Didik Usia Sekolah Dasar
Perkembangan Peserta Didik Usia Sekolah DasarPerkembangan Peserta Didik Usia Sekolah Dasar
Perkembangan Peserta Didik Usia Sekolah Dasar
weniananta
 
Aspek-Aspek Perkembangan Sosial dan Emosi Masa Kanak-Kanak Awal (Psikologi Pe...
Aspek-Aspek Perkembangan Sosial dan Emosi Masa Kanak-Kanak Awal (Psikologi Pe...Aspek-Aspek Perkembangan Sosial dan Emosi Masa Kanak-Kanak Awal (Psikologi Pe...
Aspek-Aspek Perkembangan Sosial dan Emosi Masa Kanak-Kanak Awal (Psikologi Pe...
atone_lotus
 
Perkembangan Kognitif
Perkembangan KognitifPerkembangan Kognitif
Perkembangan Kognitif
Nde'Siti Nurhalimah
 
Pengertian masa kanak kanak awal
Pengertian masa kanak kanak awalPengertian masa kanak kanak awal
Pengertian masa kanak kanak awal
Ahmad Arif
 
Teori Perkembangan Erik H. Erikson (Psikologi Perkembangan)
Teori Perkembangan Erik H. Erikson (Psikologi Perkembangan)Teori Perkembangan Erik H. Erikson (Psikologi Perkembangan)
Teori Perkembangan Erik H. Erikson (Psikologi Perkembangan)
atone_lotus
 
Psikologi perkembangan
Psikologi perkembanganPsikologi perkembangan
Psikologi perkembangan
Ritha Hidayahwati
 
Masa prenatal ppt
Masa prenatal pptMasa prenatal ppt
Masa prenatal ppt
adelyn wilber
 
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIKASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
Tatimatus Solihah
 
Pengantar Pendidikan Dasar
Pengantar Pendidikan  DasarPengantar Pendidikan  Dasar
Pengantar Pendidikan Dasar
Muhammad Sudarbi
 
PPT Perkembangan Bayi 0-1 Tahun
PPT Perkembangan Bayi 0-1 Tahun PPT Perkembangan Bayi 0-1 Tahun
PPT Perkembangan Bayi 0-1 Tahun
Universitas Negeri Jakarta
 

What's hot (20)

Teori perkembangan anak by dewi nainggolan
Teori perkembangan anak by dewi nainggolanTeori perkembangan anak by dewi nainggolan
Teori perkembangan anak by dewi nainggolan
 
Perkembangan emosi anak usia sekolah dasar
Perkembangan emosi anak usia sekolah dasarPerkembangan emosi anak usia sekolah dasar
Perkembangan emosi anak usia sekolah dasar
 
Slide Observasi
Slide ObservasiSlide Observasi
Slide Observasi
 
7 periodesasi dan perkembangan masa kanak kanak-edit
7 periodesasi dan perkembangan masa kanak kanak-edit7 periodesasi dan perkembangan masa kanak kanak-edit
7 periodesasi dan perkembangan masa kanak kanak-edit
 
Jurnal perkembangan psikososial anak
Jurnal perkembangan psikososial anakJurnal perkembangan psikososial anak
Jurnal perkembangan psikososial anak
 
Perkembangan emosi kanak kanak
Perkembangan emosi kanak kanakPerkembangan emosi kanak kanak
Perkembangan emosi kanak kanak
 
perkembangan bayi toddler
perkembangan bayi toddlerperkembangan bayi toddler
perkembangan bayi toddler
 
PPT Perkembangan Anak 3-4 Tahun
PPT Perkembangan Anak 3-4 Tahun PPT Perkembangan Anak 3-4 Tahun
PPT Perkembangan Anak 3-4 Tahun
 
Teori perkembangan psikososial erick erikson moh. irfan burhani
Teori perkembangan psikososial erick erikson moh. irfan burhaniTeori perkembangan psikososial erick erikson moh. irfan burhani
Teori perkembangan psikososial erick erikson moh. irfan burhani
 
Pengembangan Sosial EMosional
Pengembangan Sosial EMosionalPengembangan Sosial EMosional
Pengembangan Sosial EMosional
 
Perkembangan Peserta Didik Usia Sekolah Dasar
Perkembangan Peserta Didik Usia Sekolah DasarPerkembangan Peserta Didik Usia Sekolah Dasar
Perkembangan Peserta Didik Usia Sekolah Dasar
 
Aspek-Aspek Perkembangan Sosial dan Emosi Masa Kanak-Kanak Awal (Psikologi Pe...
Aspek-Aspek Perkembangan Sosial dan Emosi Masa Kanak-Kanak Awal (Psikologi Pe...Aspek-Aspek Perkembangan Sosial dan Emosi Masa Kanak-Kanak Awal (Psikologi Pe...
Aspek-Aspek Perkembangan Sosial dan Emosi Masa Kanak-Kanak Awal (Psikologi Pe...
 
Perkembangan Kognitif
Perkembangan KognitifPerkembangan Kognitif
Perkembangan Kognitif
 
Pengertian masa kanak kanak awal
Pengertian masa kanak kanak awalPengertian masa kanak kanak awal
Pengertian masa kanak kanak awal
 
Teori Perkembangan Erik H. Erikson (Psikologi Perkembangan)
Teori Perkembangan Erik H. Erikson (Psikologi Perkembangan)Teori Perkembangan Erik H. Erikson (Psikologi Perkembangan)
Teori Perkembangan Erik H. Erikson (Psikologi Perkembangan)
 
Psikologi perkembangan
Psikologi perkembanganPsikologi perkembangan
Psikologi perkembangan
 
Masa prenatal ppt
Masa prenatal pptMasa prenatal ppt
Masa prenatal ppt
 
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIKASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
 
Pengantar Pendidikan Dasar
Pengantar Pendidikan  DasarPengantar Pendidikan  Dasar
Pengantar Pendidikan Dasar
 
PPT Perkembangan Bayi 0-1 Tahun
PPT Perkembangan Bayi 0-1 Tahun PPT Perkembangan Bayi 0-1 Tahun
PPT Perkembangan Bayi 0-1 Tahun
 

Similar to Fix masa anak anakk

Perkembangan peserta didik
Perkembangan peserta didikPerkembangan peserta didik
Perkembangan peserta didikfajar riansyah
 
Bounding adalah proses pembentukan sedangkan attachment
Bounding adalah proses pembentukan sedangkan attachmentBounding adalah proses pembentukan sedangkan attachment
Bounding adalah proses pembentukan sedangkan attachment
pusmaika
 
RELASI IBU DAN ANAK
RELASI IBU DAN ANAK RELASI IBU DAN ANAK
RELASI IBU DAN ANAK
Sera Angelina
 
Sikap (Prilaku Manusia)
Sikap (Prilaku Manusia)Sikap (Prilaku Manusia)
Sikap (Prilaku Manusia)
pjj_kemenkes
 
perilaku kelekatan attachment behavior (a review)
perilaku kelekatan  attachment behavior (a review)perilaku kelekatan  attachment behavior (a review)
perilaku kelekatan attachment behavior (a review)
Boyolali
 
Makalah paud gangguan penyesuaian diri
Makalah paud gangguan penyesuaian diriMakalah paud gangguan penyesuaian diri
Makalah paud gangguan penyesuaian diri
Poetra Chebhungsu
 
Presentasi (2) (1).pptx
Presentasi (2) (1).pptxPresentasi (2) (1).pptx
Presentasi (2) (1).pptx
hein30
 
Hdps 4103 Perancangan dan Pengajaran Afektif
Hdps 4103 Perancangan dan Pengajaran AfektifHdps 4103 Perancangan dan Pengajaran Afektif
Hdps 4103 Perancangan dan Pengajaran Afektif
Open University Malaysia
 
Respon Orang Tua Terhadap Bayi Baru Lahir
Respon Orang Tua Terhadap Bayi Baru LahirRespon Orang Tua Terhadap Bayi Baru Lahir
Respon Orang Tua Terhadap Bayi Baru Lahir
pjj_kemenkes
 
Tahap perkembagan anak new
Tahap perkembagan anak newTahap perkembagan anak new
Tahap perkembagan anak newSelvy S
 
Attachment kanak
Attachment kanakAttachment kanak
Attachment kanak
Wan Muhamad Amir Wma
 
Teori kelekatan meri andani
Teori kelekatan meri andaniTeori kelekatan meri andani
Teori kelekatan meri andani
meriandani5
 
Penerimaan diri ibu terhadap anak down syndrome (ppt)
Penerimaan diri ibu terhadap anak down syndrome (ppt)Penerimaan diri ibu terhadap anak down syndrome (ppt)
Penerimaan diri ibu terhadap anak down syndrome (ppt)
syiah kuala university
 
kls 12.ppt
kls 12.pptkls 12.ppt
kls 12.ppt
ToniPenuam
 
Adaptasi psikologis masa nifas atau pasca bersalin
Adaptasi psikologis masa nifas  atau pasca bersalinAdaptasi psikologis masa nifas  atau pasca bersalin
Adaptasi psikologis masa nifas atau pasca bersalin
RizkyAndrianiBakara2
 
adaptasi-psikologis-masa-nifas.ppt
adaptasi-psikologis-masa-nifas.pptadaptasi-psikologis-masa-nifas.ppt
adaptasi-psikologis-masa-nifas.ppt
dalma60
 
Pembentangan Temperamen
Pembentangan TemperamenPembentangan Temperamen
Pembentangan Temperamen
ESWARYAPVASUDEVANMoe
 
Adaptasi psikologis masa nifas
Adaptasi psikologis masa nifasAdaptasi psikologis masa nifas
Adaptasi psikologis masa nifasganesa2
 
PPT Daspen
PPT DaspenPPT Daspen
PPT Daspen
Yanuaria Eka Sari
 

Similar to Fix masa anak anakk (20)

Perkembangan peserta didik
Perkembangan peserta didikPerkembangan peserta didik
Perkembangan peserta didik
 
Bounding adalah proses pembentukan sedangkan attachment
Bounding adalah proses pembentukan sedangkan attachmentBounding adalah proses pembentukan sedangkan attachment
Bounding adalah proses pembentukan sedangkan attachment
 
RELASI IBU DAN ANAK
RELASI IBU DAN ANAK RELASI IBU DAN ANAK
RELASI IBU DAN ANAK
 
Sikap (Prilaku Manusia)
Sikap (Prilaku Manusia)Sikap (Prilaku Manusia)
Sikap (Prilaku Manusia)
 
perilaku kelekatan attachment behavior (a review)
perilaku kelekatan  attachment behavior (a review)perilaku kelekatan  attachment behavior (a review)
perilaku kelekatan attachment behavior (a review)
 
Makalah paud gangguan penyesuaian diri
Makalah paud gangguan penyesuaian diriMakalah paud gangguan penyesuaian diri
Makalah paud gangguan penyesuaian diri
 
Presentasi (2) (1).pptx
Presentasi (2) (1).pptxPresentasi (2) (1).pptx
Presentasi (2) (1).pptx
 
Hdps 4103 Perancangan dan Pengajaran Afektif
Hdps 4103 Perancangan dan Pengajaran AfektifHdps 4103 Perancangan dan Pengajaran Afektif
Hdps 4103 Perancangan dan Pengajaran Afektif
 
Pertemuan ke 5 kelekatan
Pertemuan ke 5 kelekatanPertemuan ke 5 kelekatan
Pertemuan ke 5 kelekatan
 
Respon Orang Tua Terhadap Bayi Baru Lahir
Respon Orang Tua Terhadap Bayi Baru LahirRespon Orang Tua Terhadap Bayi Baru Lahir
Respon Orang Tua Terhadap Bayi Baru Lahir
 
Tahap perkembagan anak new
Tahap perkembagan anak newTahap perkembagan anak new
Tahap perkembagan anak new
 
Attachment kanak
Attachment kanakAttachment kanak
Attachment kanak
 
Teori kelekatan meri andani
Teori kelekatan meri andaniTeori kelekatan meri andani
Teori kelekatan meri andani
 
Penerimaan diri ibu terhadap anak down syndrome (ppt)
Penerimaan diri ibu terhadap anak down syndrome (ppt)Penerimaan diri ibu terhadap anak down syndrome (ppt)
Penerimaan diri ibu terhadap anak down syndrome (ppt)
 
kls 12.ppt
kls 12.pptkls 12.ppt
kls 12.ppt
 
Adaptasi psikologis masa nifas atau pasca bersalin
Adaptasi psikologis masa nifas  atau pasca bersalinAdaptasi psikologis masa nifas  atau pasca bersalin
Adaptasi psikologis masa nifas atau pasca bersalin
 
adaptasi-psikologis-masa-nifas.ppt
adaptasi-psikologis-masa-nifas.pptadaptasi-psikologis-masa-nifas.ppt
adaptasi-psikologis-masa-nifas.ppt
 
Pembentangan Temperamen
Pembentangan TemperamenPembentangan Temperamen
Pembentangan Temperamen
 
Adaptasi psikologis masa nifas
Adaptasi psikologis masa nifasAdaptasi psikologis masa nifas
Adaptasi psikologis masa nifas
 
PPT Daspen
PPT DaspenPPT Daspen
PPT Daspen
 

Fix masa anak anakk

  • 1. Masa Anak-Anak : Pembentukan Kepribadian BAB II PEMBAHASAN A. PENGARUH GENETIK Orang yang baru pertama kali menjadi orangtua sering kali terkejut karena bayi mereka tampaknya memiliki kepribadian yang sangat berbeda pada awal kehidupan; saat mereka memiliki anak kedua, mereka sering kali terkejut betapa berbedanya kepribadian anak kedua dari anak pertama. Riset menunjukkan bahwa perbedan yang dapat diandalkan dapat dilihat pada bayi yang berawal pada usia sekitar 3 bulan dalam karakteristik tertentu seperti tingkat aktivitas, rentang atensi, adaptabilitas pada perubahan lingkungan, dan mood pada umumnya. Seorang bayi mungkin aktif, mudah dialihkan perhatiannya, dan tidak mudah ditenangkan jika sedang gelisah; bayi lainnya mungkin banyak diam, tekun dalam memusatkan perhatian pada satu aktivitas, dan mudah ditenangkan. Karakteristik kepribadian yang terkait mood tersebut dinamakan temperamen. Kemunculan karakteristik tersebut yang dini menyatakan bahwa mereka ditentukan sebagiannya oleh factor genetic dan diturunkan dari orangtuawalaupun terdapat perbedaan yang besar di antara anak-anak dalam keluarga yang sama. Hal ini dapat dipelajari pada anak kembar. Jika kembar identik (yang seluruh gennya sama) secara bermakna lebih mirip pada suatu karakteristik ketimbang kembar fraternal (yang seperti kakak beradik biasa, memiliki sekitar separuh gen yang sama) maka karakteristik kemungkinan memiliki komponen genetic atau turunan. Di dalam salah satu penelitian seperti ini, kembar dengan jenis kelamin sama, yang usia rata-ratanya sekitar 5 tahun, dinilai oleh orangtuanya dalam hal temperamen sosiabilitas, emosionalitas, dan aktivitas. Korelasi antara kembar PSIKOLOGI UMUM II | 1
  • 2. Masa Anak-Anak : Pembentukan Kepribadian identik dan kembar fraternal menyatakan bahwa penurunan genetic merupakan determinan yang penting dari temperamen- temperamen tersebut. Pengaruh genetic pada kepribadian tidak terbatas pada temperamen bayi, tetapi dapat dideteksi pada sifat kepribadian dewasa. Suatu penelitian besar di Swedia mempelajari trait ekstraversi (sosiabilitas) dan neurotikisme (ketidakstabilan emosional) terhadap sampel orang dewasa kembar. Pada kedua trait itu, terdapat korelasi antara pasangan kembar identik dan pasangan kembar fraternal, yang menyatakan pengaruh genetic yang cukup besar. Tetapi, salah satu kesulitan dalam menginterpretasikan hasil penelitian anak kembar adalah bahwa kembar identik mungkin diperlakukan lebih mirip dibandingkan pasangan kembar fraternal, yang mungkin menyebabkan kemiripan kepribadian mereka yang lebih mirip. Idealnya, kita harus meneliti sampel kembar identik yang telah dipisahkan sejak lahir dan dibesarkan di lingkungan yang dipilih secara acak. Minnesota Study of Twins Reared Apart (Bouchard, 1984). Pada tahun 1990, lebih dari 56 pasang kembar identik telah dibawa ke laboratorium. Ratarata, pasangan kembar itu telah dipisahkan pada usia 10 minggu dan tidak bertemu lagi sampai 34 tahun kemudian; sebagian tidak pernah bertemu sampai penelitian mempertemukan mereka. Para peneliti di Minnesota sekarang sedang membandingkan hasil penelitian tentang kembar tersebut dengan penelitian Minnesota sebelumnya tentang anak kembar yang dibesarkan bersama. Beberapa penelitian tersebut mengungkapkan bahwa dalam rentang luas karakteristik kepribadian kembar yang dibesarkan terpisah sama miripnya dengan satu sama lain dibandingkan kembar yang dibesarkan bersama. Hal itu memungkinkan kita menyimpulkan dengan cukup yakin bahwa kembar identik lebih mirip satu sama lain dalam karakteristik kepribadiannya dibandingkan kembar fraternal karena mereka memiliki genetik yang lebih mirip. Pada umunya, heritabilitas tertinggi ditemukan dalam parameter kemampuan dan intelegensi, heritabilitas selanjutnya umumnya ditemukan PSIKOLOGI UMUM II | 2
  • 3. Masa Anak-Anak : Pembentukan Kepribadian dalam parameter kepribadian- terutama yang berhubungan dengan sosiabilitas dan stabilitas emosional; heritabilitas paling kecil ditemukan untuk keyakinan dan sifat, seperti keyakinan religious dan keyakinan politik. Karena banyak trait kepribadian dewasa dapat dikaitkan sebagiannya dengan factor genetik, masuk akal untuk bertanya apakah trait tersebut mungkin kelanjutan dewasa dari temperamen anak- anak. Sebagai contohnya, sebagian peneliti telah menyatakan bahwa temperamen sosiabilitas dan emosionalitas mungkin merupakan versi anak- anak dari ekstraversi dan ketidakstabilan emosional. Lalu “Sampai tingkat mana kepribadian seorang individu berubah atau tetap sama sepanjang perjalanan hidupnya?” Salah satu penelitian didapatkan melalui wawancara dengan orangtua dan selanjutnya wawancara dengan guru dan tes yang diberikan langsung kepada anak. Kemudian didapatkan tiga tipe temperamen bayi yang luas: 1. Easy (sekitar 40% sampel); bayi yang senang bermain, teratur pola tidur dan makannya. Dan mudah beradaptasi dengan situasi baru 2. Difficult (sekitar 10% sampel); bayi yang mudah ngambek, tidak teratur dalam pola tidur dan makannya, dan berespon secara kuat dan negative terhadap situasi baru 3. Slow to warm up (sekitar 15% sampel); bayi yang memilki inaktivitas rendah, cenderung menarik diri dari situasi baru dengan cara yang lebih lembut, dan lebih banyak membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan situasi baru Hasil penelitian memberikan bukti untuk kontinuitas temperamen. Di satu pihak, nilai temperamen pada lima tahun pertama kehidupan anak itu secara bermakna berkorelasi satu sama lain, dan parameter dewasa baik temperamen maupun penyesuaian berkorelasi secara bermakna dengan parameter tempramen anak yang didapatkan pada usia 3, 4, dan 5 tahun. Di lain pihak, semua korelasi adalah rendah, dan sebagian besar trait yang dipelajari PSIKOLOGI UMUM II | 3
  • 4. Masa Anak-Anak : Pembentukan Kepribadian terpisah menunjukkan sedikit atau tidak ada kontiniutas dengan berjalannya waktu. Para peneliti menekankan bahwa kontinuitas dan diskontinuitas temperamen merupakan fungsi interaksi antara genotype anak dan lingkungannya. Jelasnya, mereka percaya bahwa kunci untuk mendapatkan perkembangan yang sehat adalah kecocokan (goodness of fit) antara temperamen anak dan lingkungan rumah. B. PENGARUH LINGKUNGAN PERLEKATAN Yaitu kecenderungan bayi untuk mencari kedekatan dengan pengasuhnya dan untuk merasa aman dengan kehadiran pengasuhnya. Penelitian menunjukkan : Apabila anak gagal membentuk perlekatan yang kuat dengan satu orang atau lebih pada kehidupan awalnya, maka akan berhubungan dengan ketidakmampuan untuk membentuk hubungan personal yang erat pada masa dewasanya (Bowlby, 1973) MENILAI PERLEKATAN Sebuah studi yang dilakukan oleh Mary Ainsworth terhadap anak dan ibunya di Uganda dan Amerika Serikat untuk menilai perlekatan seorang anak, dengan prosedur : 1. Ibu dan anak masuk ke ruang penelitian. Ibu meletakkan bayi di lantai yang dikelilingi oleh mainan dan kemudian ibu duduk di ujung ruangan. 2. Seorang wanita asing memasuki ruangan, bercakap-cakap dengan ibu dan kemudian mencoba ikut bermain dengan bayi. PSIKOLOGI UMUM II | 4
  • 5. Masa Anak-Anak : Pembentukan Kepribadian 3. Ibu meninggalkan ruangan. Jika bayi tidak terganggu wanita asing kembali duduk diam. Jika bayi terganggu, orang asing mencoba menenangkannya. 4. ibu kembali dan ikut bermain dengan bayi sementara orang asing keluar. 5. Ibu kembali pergi dan meninggalkan bayi sendirian dalam ruangan 6. Orang asing kembali. Jika bayi terganggu, orang asing mencoba menenangkannya 7. Ibu kembali dan orang asing keluar. Dari penelitian itu ditemukan perlekatan dengan tiga kategori, yaitu : 1. Perlekatan kuat (securely attached) • Bayi ingin berinteraksi dengan ibu saat ibu kembali • Bayi menjadi tenang saat mengetahui ibunya kembali di kejauhan sementara ia terus bermain. • Bayi mencari kontak fisik dengan ibunya • Bayi cemas saat ibunya pergi 2. Perlekatan tidak kuat (insecurely attached) Cirinya : • Bayi menghindari interaksi dengan ibu ketika ibu kembali • Tidak cemas saat ibu pergi • Jika cemas, bayi mudah ditenangkan oleh orang asing 3. Perlekatan tidak kuat : Ambivalen PSIKOLOGI UMUM II | 5
  • 6. Masa Anak-Anak : Pembentukan Kepribadian Cirinya : • Menunjukkan penolakan terhadap ibu ketika ibu kembali • Bayi secara simultan mencari dan menolak kontak fisik • Bayi bertindak sangat pasif, menangis saat ibu kembali tetapi tidak merangkak mendekati ibu dan kemudian menolak saat ibu mendekat RESPONSIVITAS SENSITIF Sebuah studi lain dalam upaya menjelaskan perlekatan pada bayi yang berbeda, para peneliti mengarahkan perhatian pada ibu. Temuan utama ialah “Responsivitas Sensitif” dari pihak pengasuh terhadap bayilah yang menghasilkan perlekatan yang kuat. Kategorinya adalah : 1. Ibu dan bayi menunjukkan perlekatan yang kuat Cirinya : • Ibu biasanya merespon segera jika bayi menangis dan menunjukkan kasih sayangnya saat menggendong • Dalam memberi makan, misalnya, ibu menggunakan sinyal dari bayi untuk menentukan kapan memulai dan mengakhiri makan 2. Ibu dan bayi menunjukkan perlekatan tidak kuat Cirinya : • Ibu lebih berespons berdasarkan keinginan dan mood sendiri daripada isyarat dari bayi • Ibu akan berespons tangisan bayi yang menginginkan perhatian. Jika ibu merasa senang maka akan PSIKOLOGI UMUM II | 6
  • 7. Masa Anak-Anak : Pembentukan Kepribadian menggendongnya, jika tidak maka akan membeiarkan tangisan bayi. 3. Ibu dan bayi menunjukkan pola menghindar : Ambivalen Cirinya : • Dalam suatu situasi tampaknya ibu memegang bayinya tapi mereka tidak menikmati kontak fisik yang erat dengan bayi. • Ibu kemungkinan menolak kontak jika bayi mengalami distress dan paling membutuhkan kehangatan • Ibu cenderung kaku dan kompulsif dalam memberikan pengasuhan TEMPERAMEN BAYI Tidak semua ahli psikologi sependapat bahwa sesponsivitas pengasuh adalah penyebab utama perilaku perlekatan bayi. Mereka kemudian menghubungkan dengan tempramen bayi dan responsivitas orang tua. Riset menunjukkan : • Ibu tampak lebih mempengaruhi tangisan bayi dibandingkan bayi mempengaruhi responsivitas ibu terhadap tangisan (bell & Ainsworth, 1972) Contoh : tangisan bayi selama setahun pertama berubah jauh lebih banyak dibandingkan responsivitas ibu terhadap tangisan. • Klasifikasi perlekatan tidak didasarkan pada kegelisahan bayi saat ibunya pergi tetapi bagaimana bayi bereaksi saat ibunya kembali. Contoh : bayi dengan temperamen “mudah” biasanya tidak mengalamu kegelisahan saat ibunya pergi. Saat ibunya kembali, mereka cenderung menyambut dengan gembira –jika PSIKOLOGI UMUM II | 7
  • 8. Masa Anak-Anak : Pembentukan Kepribadian menunjukkan pola perlekatan kuat- atau pola menghindar dari perlekatan tidak kuat. PERLEKATAN DENGAN AYAH Penelitian situasi asing menggunakan ayah menunjukkan bahwa bayi bereaksi terhadap kehadiran dan ketidakhadiran ayahnya dalam cara serupa dengan yang dijelaskan utnuk ibu. Walaupun perlekatan dengan ayah tampaknya berkembang lebih lambat (Kotelchuck, 1976) Faktor terpenting dalam menentukan kapan bayi menjadi terlekat dengan ayahnya tampaknya adalah jumlah waktu yang mereka gunakan bersama. Jika Ayah secara aktif terlibat dalam perawatan bayi sehari-hari, bayi yang kecil pun bereaksi terhadap kepergian ayahnya dalam situasi asing dengancara yang sama seperti mereka beraksi terhadap kepergian ibunya. Jika diberi pilihan anak 16 bulan akan memilik bermain dengan ayahnya lebih sering dibandingkan dengan ibu, tetapi pada saat stress, ibu biasanya lebih disenangi (clarke-stewart 1978) PERLEKATAN DAN PERKEMBANGAN SELANJUTNYA Melalui pengujian diketahui bahwa perlekatan cenderung stabil, kecuali keluarga mengalami perubahan besar dalam kehidupan mereka yang dapat menimbulkan stress dan memengaruhi responsivitas orangtua dan terhadap bayi, dan selanjutnya memengaruhi rasa aman bayi. Pola perlekatan awal tampaknya berhubungan dengan bagaimana anak mengalami pengalaman baru selama beberapa tahun selanjutnya. Contoh : 1. Anak berusia 2 tahun, diberikan masalah yang mengharuskan anak menggunakan alat. Sebagian masalah ada dalam kapasitas anak, dan yang lain sangat sulit. PSIKOLOGI UMUM II | 8
  • 9. Masa Anak-Anak : Pembentukan Kepribadian  Anak yang dinilai memiliki perlekatan kuat, dalam memmecahkan masalah cenderung gigih dan antusias, jarang menangis atau marah, jika menghadapi kesulitan mereka meminta bantuan orang dewasa.  Anak yang dinilai tidak memiliki perlekatan kuat, cenderung lebih mudah marah, frustasi, jarang meminta bantuan, mengabaikan dan menolak pengarahan orang dewasa, dan cepat menyerah. 2. Anak berusia 3,5 tahun (usia Taman Kanak-Kanak)  Anak yang dinilai memiliki perlekatan kuat, cenderung menjadi pemimpin sosial, aktif dalam memulai dan berperan dalam aktivitas, dicari anak lain, mampu mengarahkan diri sendiri dan gemar belajar.  Anak yang dinilai tidak memiliki perlekatan kuat, cenderung menarik diri secara sosial dan enggan berperan dalam aktivitas, kurang peduli terhadap hal baru dan kurang gigih dalam mencapai tujuan mereka. Namun hal ini tidak ada hubungannya dengan Intelegensi. Jadi, dapat kita lihat bahwa anak yang mempunyai perlekatan yang kuat lebih siap menghadapi pengalaman baru. Namun kita tidak dapat memastikan bahwa hal tersebut akan berpengaruh dalam memecahkan masalah di kemudian hari, karena temperamen anak juga turut berpengaruh. CARA PENGASUHAN PARENTAL Setelah tahun pertama kehidupan anak, pengasuhan anak menjadi lebih kompleks saat orangtua menanggung disiplin, kendali, dan membenuk karakter. PSIKOLOGI UMUM II | 9
  • 10. Masa Anak-Anak : Pembentukan Kepribadian Dalam melakukan tugas ini masing-masing orangtua memiliki cara yang berbedabeda. Ada yang hangat, pengasuh, santai, tetapi ada juga yang dingin, menjauh, tegang. Ada yang sangat mengendalikan, ada juga yang menuruti anaknya. Ada yang berfokus pada anak, ada juga yang berfokus pada diri sendiri (orangtua). Tugas dasar Psikologi adalah untuk menglasifikasikannya, seperti bagan di bawah ini. Ada dua dimensi yang berbeda. Potongan ke dua dimensi tersebut menghasilkan empat jenis pola asuh yang berbeda pula terhadap anak. Menerima Responsif Berpusat pada anak Menolak Tidak Responsif Berpusat pada diri sendiri Menuntut Autoritatif Otoriter Penyabar Penelantar Mengendalikan Diri Tidak Menuntut Tidak mengendalikan 1. Autoritatif, yaitu orangtua yang mengkombinasikan kendali dengan penerimaan dan keterlibatan berpusat anak. • Orangtua memiliki tingkat pengendalian yang tinggi dan mengharuskan anak-anaknya bertindak pada tingkat intelektual dan sosial yang konsisten dengan usia dan kemampuan mereka. Hangat, komunikasi dua arah, mendengar pendapat anak saat mengambil keputusan keluarga, dan memberi penjelasan atas larangan atau hukuman yang diberikan. • Anak dari orangtua seperti ini biasanya bersikap mandiri, tegas pada diri sendiri, ramah, dengan teman, dan mau bekerja sama dengan orangtua. Kemungkinan berhasil secara intelektual dan sosial, dan memiliki motivasi kuat untuk maju. PSIKOLOGI UMUM II | 10
  • 11. Masa Anak-Anak : Pembentukan Kepribadian 2. Otoriter, yaitu orangtua yang menuntut dan mengendalikan yang semata-mata menunjukkan kekuasaan mereka tanpa kehangatan, komunikasi dua arah, dan pengasuhan. • Orangtua berupaya mengendalikan dan menilai perilaku dan sikap anak-anak mereka mengikuti standar yang mutlak, mereka juga menghargai kepatuhan, rasa hormat terhadap kekuasaan mereka, tradisi kerja, dan mempertahankan urutan. • Anak dari orangtua seperti ini biasanya cenderung memiliki kompetensi dan tanggung jawab yang sedang tetapi cenderung menarik diri secara sosial dan tidak memiliki spontanitas, merasa rendah diri. Anak perempuan cukup tergantung pada orangtua sedangkan anak laki-laki lebih agresif dari anak laki-laki lain. 3. Penyabar, yaitu orangtua yang menerima, responsif, berpusat pada anak yang sedikit memberikan tuntutan pada anak. Anak lebih memiliki mood yang positif, dan lebih banyak vitalitas dibanding anak dari orangtua otoriter. Tetapi mereka kurang matang, sehingga tidak memiliki kendali impuls, tanggung jawab sosial, dan percaya diri. Orangtua yang penyabar meskipun berbdeda dengan orangtua otoriter, tetapi anak mereka cenderung tidak memiliki rasa percaya diri, dan mungkin mengalami masalah agresivitas. 4. Penelantar, meskipun tidak menelantarkan anak dalam pengertian yang ekstrem, namun orangtua lebih memperhatikan aktivitas mereka sendiridan tidak terlibat dalam aktivitas anak. Misalnya, mereka jarang bercakap-cakap dengan anak, tidak tahu anaknya di PSIKOLOGI UMUM II | 11
  • 12. Masa Anak-Anak : Pembentukan Kepribadian mana, apa aktivitasnya, siapa temannya, dan ssebagainya. Pada usia 14 tahun, anak seringkali menjadi pemurung, susah konsentras, cepat menghabiskan uang / tidak menabungnya, cepat marah, sering membolos, menghabiskan waktu di jalan / markas mereka, mabuk, merokok, berkencan. Pada usia 20 tahun tidak memiliki daya tahan emosi, dan tujuan jangka panjang. Meskipun demikian, kita tidak bisa menglasifikasikan orangtua ke dalam golongan tertentu. Banyak orangtua menggunakan pendekatan yang berbeda, dalam waktu yang berbeda, dan pada anak yang berbeda. Mungkin saat anak masih kecil, kurang mengendalikan tapi menjadi pengatur saat anak semakin besar. C. INTERAKSI KEPRIBADIAN – LINGKUNGAN KORELASI GENOTIPE-LINGKUNGAN Dalam membentuk kepribadian, pengaruh genetik dan lingkungan saling berkaitan sejak lahir. Orang tua memberikan gen mereka dan lingkungan rumah kepada anak kandungnya. Sebagai hasilnya , terdapat korelasi built-in antara karakteristik bawaan anak (genotipe) dan lingkungan tempat anak dibesarkan. Sebagai contoh, orang tua yang memiliki inteligensia yang tinggi kemungkinan memiliki anak dengan intelegensia yang tinggi pula karena sebagian intelegensia umum bersifat diturunkan. Namun selain dari faktor intelegensia yang diturunkan, kemungkinan orang tua memberikan lingkungan yang menstimulasi intelektual anak, baik interaksi langsung dengan orang tua maupun melalui media yang lain, seperti buku, kursus, dan pengalaman intelektual lain yang menjadi bagian dari kehidupannya. Ia akan mendapatkan intelektual dosis ganda karena genotipe dan lingkungan anak berkorelasi secara positif. Sedangkan anak yang dilahirkan dari orang tua dengan intelegensia rendah, kemungkinan PSIKOLOGI UMUM II | 12
  • 13. Masa Anak-Anak : Pembentukan Kepribadian menemukan lingkungan rumah yang semakin memperberat kelemahann intelektual yang mungkin mereka miliki. Sebagian orrang tua sengaja membentuk lingkungan yang berkorelasi negatif denag genotipe anak. Contohnys, orang tua yang introversi mungkin mendorong anaknya untuk aktif dalam aktivitas sosial untuk mengimbangi kemungkinan introversi anaknya sendiri. Sedangkan orang tua yang aktif, akan memberikan aktivitas yang lebih menarik untuk anaknya tanpa memandang apakah korelasi bersifat positif atau negatif. Selain berkorelasi dengan lingkungan, genotipe anak juga membentuk lingkungannya sendiri (Plomin, DeFries, & Loehlin, 1977; Scarr, 1988 & McCartney, 1983). Lingkungan menjadi fungsi kepribadian awal anak melalui tiga bentuk interaksi, yaitu : 1. Interaksi Reaktif 2. Interaktif Evokatif 3. Interaksi Proaktif INTERAKSI REAKTIF Setiap individu yang mengalami lingkungan yang sama akan berbeda dalam merasakan, menginterpretasi, dan bereaksi terhadapnya. Contohnya, anak yang sensitif dan pencemas akan bereaksi terhadap orang tua yang keras dengan cara yang berbeda dibandingkan anak yang tenanng dan tabah. Dengan kata lain,Setiap kepribadian anak menggali lingkungan psikologis subjektif dari sekelilingnya yang objektif, dan lingkungan subjektif itulah yang membentuk perkembangan kepribadian selanjutnya. Interaksi reaktif terjadi sepanjang hidup. Seseorang akan menginterpretasikan perbuatan yang merugikan sebagai hasil dari reaksi terhadapnya secara berbeda dari orang yang mengiterpretasikan tindakan yang sama sebagai akibat kesembronoan yang tidak disengaja. INTERAKTIF EVOKATIF PSIKOLOGI UMUM II | 13
  • 14. Masa Anak-Anak : Pembentukan Kepribadian Setiap kepribadian individu menimbulkan respons yan berbeda dari orang lain. Sebagai contoh : - Bayi yang memberontak dan marah jika digendong akan menimbulkan pengasuhan yang lebih kecil ari orang tuany a aripada bayi yang senang digendong. - Seorang anak yang patuh pada orang tuanya lebih mudah dalam orang tua mengatur daripada anak yang agresif. Dengan kata lain, kepribadian anak dapat membentuk cara pengasuhan parental yang selanjutnya, membentuk kepribadian anak lebih lanjut. Seorang anak yang Interaksi evokatif terjadi sepanjang hidup. Orang yang ramah membangkitkan lingkungan yang ramah, orang yang bermusuhan membangkitkan lingkungan yang bermusuhan. INTERAKSI PROAKTIF Ketika anak semakin besar, ia akan bergerak di luar lingkungan yang ditetapkan orang tuanya. Mereka mulai bisa memilih lingkungan mana yang dia inginkan. Lingkungan ini akan membentuk kepribadian mereka. Interaksi proaktif adalah proses melalui mana individu menjadi pelaku aktif di dalam perkembangan kepribadiannya sendiri. Kepentingan relatif beberapa jenis interaksi kepribadian –lingkungan tersebut berubah selama perjalanan perkembangan (Scarr, 1988; Scarr & McCartney, 1983). Korelasi yang sudah terbangun di antara genotipe anak dan lingkungan nya paling kuat saat anak masih kecil dan terbatas pada lingkungan yang ditetapkan orang tuanya. Ketika sudah dewasa, mulai memilih dan membangun lingkungannya sendiri sehingga korelasi pertama menurun dan pengaruh interaksi proaktif meningkat. BEBERAPA TEKA-TEKI YANG BELUM TERPECAHKAN PSIKOLOGI UMUM II | 14
  • 15. Masa Anak-Anak : Pembentukan Kepribadian Penelitian terhadap anak kembar telah menghasilkan sejumlah pola yang membingungkan yang masih belum dipahami sepenuhnya. Ada perbedaan pada anak kembar yang identik dengan anak kembar fraternal (dan saudara kandung yang bukan kembar). Pada anak kembar identik memiliki tingakt kemiripan lebih tinggi daripada kembar fraternal. Hal yag terpenting, meskipun anak kembar identik dan kembar fraternal dibesarkan di lingkungan yang berbeda atau sama, hal ini tidak berpengaruh. Pada anak kembar identik, karena memiliki lingkungan yang identik, mereka akan bereaksi terhadap situasi dengan cara yang serupa (interaksi reaktif); mereka menimbulkan respons yang serupa (interaksi evokatif); dan bakat, minat, dan motivasi mereka yang mirip ditentukan oleh genetik menyebabkan merekanmencari dan membangun lingkungan yang sama (interaksi proaktif). Sebaliknya anak kembar fraternal dan saudara kandung bukan kembar, akan semakin berbeda saat mereka semakin besar meskipun mereka tinggal di rumah yang sama. Mereka paling mirip saat masih kanak-kanak ketika mereka dibesarkan oleh orang tuanya di lingkungan yang sama tetapi mereka akan bereaksi dan memberikan respon yang tak sama setiap individunya. Ketika mereka mulai tumbuh dewasa, mereka akan mencari dan membangun lingkungan sesuai bakat, minta, dan motivasi mereka sendiri-sendiri dan pada akhirnya menyebabkan kepribadian mereka semakin berbeda. LINGKUNGAN YANG SAMA DAN TIDAK SAMA Jenis variabel yang biasanya diteliti oleh ahli psikologi (seperti cara pengasuhan, status sosio-ekonomi keluarga) hampir tidak berperan apa-apa pada perbedaan kepribadian individual. Hal ini terjadi karena proses reaktif, evokatif, dan proaktif bekerja bersama-sama untuk memperkecil perbedaan di antara lingkungan, selama lingkungan tersebut memungkinkan fleksibilitas respons. Sebagai contoh, PSIKOLOGI UMUM II | 15
  • 16. Masa Anak-Anak : Pembentukan Kepribadian anak cerdas yang hidup terlantar dan miskin lebih mungkin menyerap lebih banyak informasi dai acara televisi dibandingkan saudaranya yang kurang cerdas (interaksi reaktif), untuk menarik perhatian guru yang simpatik (interaksi evokatif), dan untuk pergi ke perpustakaan atas kehendaknya sendiri (interaksi proaktif). Genotipe anak ini beraksi untuk mengimbangi efek lingkungan rumahnya yang berpotensi berbahaya, sehingga ia berkemban secara berbeda dari saudaranya yang kurang cerdas. Jika lingkungannya sangat dibatasi, maka proses yang didorong oleh kepribadian itu akan terhalangi (Scarr, 1988; Scarr & McCartney, 1983). Penjelasan ini didukung oleh penemuan bahwa sebagian besar ketidakmiripan kembar identik yang dibesarkan terpisah adalah pada mereka yang dibesarkan di lingkungan yang sangat dibatasi. Meskipun penjelasan ini tampak masuk akal, tetapi tidak ada yang membuktikan langsung bahwa hal ini benar. D. PENGARUH KULTURAL Budaya merupakan pengaruh penting bagi perkembangan lingkungan keluarga seperti tumbuh kembah anak gunanya untuk mendeteksi perbedaan kepribadian dari setiap individu dan pola asuhnya. Contohnya saja antara budaya Negara barat dan Negara bukan barat, seperti tabel di bawah ini : Perbedaan Negara barat Budaya 1. Sikap • Negara bukan barat dan • Menghargai membentuk anggota Menempatkan nilai kemandirian dan masyarakat yang mandiri • ketegasan yang jauh lebih Tegas sedikit. terhadap diri sendiri PSIKOLOGI UMUM II | 16
  • 17. Masa Anak-Anak : Pembentukan Kepribadian • 2. Keluarga Termotivasi untuk maju. • Menghukum perilaku • Lebih menyeimbangkan buruk tapi tidak memberi pujian pada perilaku baik anak. pada anak. Lebih patuh jika • Beragam jenis, ada yang orangtuanya 3. Perilaku Anak • hukuman dan pujian bagi dan selalu ada patuh mencari perhatian pada akan orang dewasa. orangtua • patuh maupun jika ada Ingin diperhatikan orang dewasa lainnya. Dari situlah anak-anak didorong untuk menjadi bagian dari komunitas fungsional daripada berkompetisi dan melakukan hal yang lebih baik dari orang lain di setiap budaya yang ada. Dengan demikian, tampak bahwa setiap kultur bekerja untuk membentuk jenis karakteristik kepribadian yang dihargai untuk bertahan hidup dan makmur. Di sisi lain, tiga orang peneliti Barry, Child dan Bacon (1959) melihat adanya hubungan cara pengasuhan dan pengumpulan makanan di enam masyarakat. Dari enam mayarakat tersebut, peneliti menemukan bahwa individu dari kultur yang banyak mengumpulkan makanan secara bermakna lebih sering dibandingkan kultur yang sedikit mengumpulkan makan sesuai dengan yang diduga keras merupakan respon orang lain walaupun respons tersebut sama sekali tidak benar (Berry,1967). Hasil tersebut konsisten dengan hipotesis bahwa gaya hidup yang berbeda memberikan suatu pehghargaan pada sifat kepribadian yang berbeda pula dan kultur yang membentuk sifat itu di dalam anggota masyarakat melalui cara pengasuhan yang berbeda. PSIKOLOGI UMUM II | 17
  • 18. Masa Anak-Anak : Pembentukan Kepribadian PSIKOLOGI UMUM II | 18