Dokumen tersebut membahas tentang pengaruh genetik dan lingkungan dalam pembentukan kepribadian anak, dimana faktor genetik berperan penting dalam menentukan temperamen sejak bayi, sedangkan lingkungan berperan dalam membentuk pola perlekatan anak dengan orangtuanya."
Bab ini membahas tinjauan pustaka mengenai penerimaan orang tua terhadap anak dengan ADHD. Terdapat beberapa teori yang dijelaskan seperti tahapan penerimaan orang tua, aspek-aspek penerimaan, dan faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan orang tua. Bab ini juga menjelaskan pengertian ADHD beserta kriterianya.
Analisis Fase-Fase Perkembangan Anak Usia PrasekolahSuya Yahya
Makalah ini membahas tentang analisis fase-fase perkembangan anak usia prasekolah. Terdapat empat fase perkembangan yang dijelaskan yaitu anak usia 0-2 tahun, 2-3 tahun, 3-4 tahun, dan 4-6 tahun. Setiap fase memiliki karakteristik khusus baik secara fisik, kognitif, maupun sosial emosional."
Teori-teori perkembangan anak meliputi teori psikoseksual Freud yang menyatakan perkembangan melalui fase-fase, teori psikososial Erikson yang menekankan pada tugas-tugas perkembangan, dan teori kognitif Piaget yang menyatakan perkembangan melalui tahap-tahap kognitif. Deteksi tumbuh kembang meliputi pengukuran antropometrik, pemeriksaan fisik dan lab, serta radiologi. Nutrisi penting
Dokumen tersebut membahas tentang mata kuliah Perkembangan Peserta Didik (2 SKS) yang mencakup tujuan dan materi perkuliahan. Tujuan mata kuliah ini adalah membahas konsep perkembangan, perspektif psikologi dalam memahami perkembangan, faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan, dan karakteristik perkembangan psiko-fisik organisme dan implikasinya dalam pembelajaran. Materi perkuliahan
Makalah ini membahas perkembangan masa kanak-kanak pada usia 2-12 tahun. Ia menjelaskan tugas perkembangan, perkembangan kognitif, bahasa, sosial, dan emosi anak-anak. Tugas perkembangan meliputi belajar tentang perilaku seks, membedakan benar dan salah, mengembangkan hati nurani, dan belajar bermain. Perkembangan kognitif sangat penting karena berkaitan dengan kemampuan berfik
Teori perkembangan,Perkembangan peserta didik.ridhoprawira.fip unimed.Ridho Prawira
teori perkembangan dalam mata kuliah perkembangan peserta didik. menjelskan tentng perkembangn-perkembngan yang di alami pererta didik. pendidikan luar sekolah unimed
Bab ini membahas tinjauan pustaka mengenai penerimaan orang tua terhadap anak dengan ADHD. Terdapat beberapa teori yang dijelaskan seperti tahapan penerimaan orang tua, aspek-aspek penerimaan, dan faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan orang tua. Bab ini juga menjelaskan pengertian ADHD beserta kriterianya.
Analisis Fase-Fase Perkembangan Anak Usia PrasekolahSuya Yahya
Makalah ini membahas tentang analisis fase-fase perkembangan anak usia prasekolah. Terdapat empat fase perkembangan yang dijelaskan yaitu anak usia 0-2 tahun, 2-3 tahun, 3-4 tahun, dan 4-6 tahun. Setiap fase memiliki karakteristik khusus baik secara fisik, kognitif, maupun sosial emosional."
Teori-teori perkembangan anak meliputi teori psikoseksual Freud yang menyatakan perkembangan melalui fase-fase, teori psikososial Erikson yang menekankan pada tugas-tugas perkembangan, dan teori kognitif Piaget yang menyatakan perkembangan melalui tahap-tahap kognitif. Deteksi tumbuh kembang meliputi pengukuran antropometrik, pemeriksaan fisik dan lab, serta radiologi. Nutrisi penting
Dokumen tersebut membahas tentang mata kuliah Perkembangan Peserta Didik (2 SKS) yang mencakup tujuan dan materi perkuliahan. Tujuan mata kuliah ini adalah membahas konsep perkembangan, perspektif psikologi dalam memahami perkembangan, faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan, dan karakteristik perkembangan psiko-fisik organisme dan implikasinya dalam pembelajaran. Materi perkuliahan
Makalah ini membahas perkembangan masa kanak-kanak pada usia 2-12 tahun. Ia menjelaskan tugas perkembangan, perkembangan kognitif, bahasa, sosial, dan emosi anak-anak. Tugas perkembangan meliputi belajar tentang perilaku seks, membedakan benar dan salah, mengembangkan hati nurani, dan belajar bermain. Perkembangan kognitif sangat penting karena berkaitan dengan kemampuan berfik
Teori perkembangan,Perkembangan peserta didik.ridhoprawira.fip unimed.Ridho Prawira
teori perkembangan dalam mata kuliah perkembangan peserta didik. menjelskan tentng perkembangn-perkembngan yang di alami pererta didik. pendidikan luar sekolah unimed
Dokumen tersebut membahas beberapa teori perkembangan anak, yaitu teori psikoanalisis, kognitif, perilaku dan sosial-kognitif, etologi, serta ekologis. Teori-teori tersebut mencakup aspek biologis, lingkungan sosial, dan kognitif yang mempengaruhi perkembangan anak.
Perkembangan emosi anak usia sekolah dasarVivi Puspita
Dokumen ini membahas perkembangan emosi anak usia sekolah dasar antara 5 hingga 12 tahun. Pada usia awal, anak mulai mempelajari aturan dan konsep seperti keadilan serta rasa malu, dan pada usia lanjut mereka belajar mengatur emosi. Faktor-faktor seperti perkembangan intelektual, pola asuh orang tua, dan pengalaman dapat mempengaruhi perkembangan emosi anak. Orang tua dan guru dapat
7 periodesasi dan perkembangan masa kanak kanak-editNuzli Muhammad
Dokumen tersebut membahas periodesasi dan perkembangan masa anak, yang terbagi menjadi beberapa periode utama yaitu masa bayi, masa kanak-kanak, masa remaja, dan masa dewasa. Dokumen ini juga menjelaskan perkembangan fisik, kognitif, emosional, sosial, dan seksual yang terjadi pada setiap periode tersebut.
Teks tersebut membahas perkembangan psikososial anak, termasuk pengaruh keluarga dan teman sebaya, teori psikososial Erik Erikson, dan peran keluarga dalam perkembangan psikososial anak.
Makalah ini membahas tentang pertumbuhan dan perkembangan anak usia 1-3 tahun (toddler). Pertumbuhan dan perkembangan anak dipengaruhi oleh faktor herediter dan lingkungan. Secara kognitif, anak dapat membedakan diri dari objek dan menguasai konsep tetap. Secara psikoseksual, anak mengalami fase anal dan mulai belajar mengontrol buang air besar dan kecil. Secara moral, anak mulai memahami konsep
PPT ini mencakup pembahasan tentang perkembangan anak usia 3-4 tahun ditinjau dari beberapa aspek perkembangan, seperti: fisik, bahasa, sosial emosional dan kognitif.
Teori perkembangan psikososial erick erikson moh. irfan burhanielmakrufi
Teori perkembangan psikososial Erick Erickson membahas delapan tahapan perkembangan manusia mulai dari lahir hingga dewasa lanjut. Setiap tahapan memiliki konflik utama yang harus diatasi untuk memungkinkan perkembangan ke tahap berikutnya.
Perkembangan Peserta Didik Usia Sekolah Dasarweniananta
Perkembangan fisik anak ditandai oleh variasi yang besar akibat faktor-faktor seperti jenis kelamin, genetika, dan gizi. Pada umumnya, gadis mengalami percepatan pertumbuhan pada usia 9-10 tahun dan anak laki-laki pada usia 11-12 tahun.
Aspek-Aspek Perkembangan Sosial dan Emosi Masa Kanak-Kanak Awal (Psikologi Pe...atone_lotus
Dokumen tersebut membahas tentang perkembangan sosial dan emosi pada masa kanak-kanak awal. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan tersebut antara lain lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan pengalaman sosial awal. Emosi yang umum pada masa kanak-kanak awal dijelaskan beserta perbedaannya dengan emosi orang dewasa.
Dokumen tersebut membahas teori perkembangan kognitif anak menurut Piaget yang terbagi atas empat tahap, dan teori perkembangan psikososial menurut Erikson yang terdiri atas delapan tahap dengan lima tahap pertama terkait dengan masa kanak-kanak.
Teori Perkembangan Erik H. Erikson (Psikologi Perkembangan)atone_lotus
Teori perkembangan Erik Erikson membahas delapan tahap perkembangan manusia mulai dari bayi hingga dewasa lanjut dengan konflik psikososial yang dihadapi setiap tahapnya seperti kepercayaan vs keraguan, otonomi vs malu, inisiatif vs bersalah, dan identitas vs kekacauan identitas.
Dokumen tersebut membahas tiga periode penting dalam perkembangan manusia, yaitu periode pranatal, neonatal, dan pascanatal. Periode pranatal adalah masa konsepsi hingga kelahiran, neonatal adalah masa bayi baru lahir, dan pascanatal adalah masa bayi hingga usia 2 tahun. Ketiga periode ini penting bagi pertumbuhan dan penyesuaian individu baru lahir ke lingkungan luar.
Masa prenatal adalah masa perkembangan janin di dalam rahim yang terbagi menjadi beberapa tahap kritis untuk fisik, emosi, dan mental bayi menurut pandangan berbagai pakar psikologi dan medis.
Dokumen tersebut membahas tentang perkembangan peserta didik, terutama mengenai aspek-aspek perkembangan yang mempengaruhi keberhasilan belajar. Terdapat delapan aspek perkembangan yang dijelaskan yaitu fisik, intelektual, emosi, bahasa, sosial, kepribadian, moral dan agama. Setiap aspek memiliki pengaruh terhadap proses belajar dan tumbuh kembang peserta didik.
Teks ini membahas pengaruh faktor genetik dan lingkungan terhadap perkembangan peserta didik. Studi kembar dan adopsi menunjukkan bahwa kecerdasan dipengaruhi oleh faktor hereditas, meskipun lingkungan juga berperan penting. Perkembangan peserta didik meliputi maturasi fisik dan kemampuan motorik, serta pengaruh lingkungan sosial terhadap kesadaran diri.
PPT ini menjelaskan tentang perkembangan bayi (0-1 tahun) atau biasa disebut dengan periode infant,penjelasan tentang proses kelahiran, gerak refleks, dan perkembangan lainnya . .
Bounding adalah proses pembentukan sedangkan attachmentpusmaika
Dokumen tersebut membahas tentang mata kuliah Asuhan Neonatus, Bayi dan Anak Balita yang mencakupi 4 SKS dan diampu oleh Dosen Rangga Pusmaika pada semester 3. Dokumen ini juga membahas tentang asuhan primer pada bayi usia 1-6 minggu pertama yang mencakupi peran bidan, bounding attachment, dan rencana asuhan bayi pada usia tersebut.
Dokumen tersebut membahas beberapa teori perkembangan anak, yaitu teori psikoanalisis, kognitif, perilaku dan sosial-kognitif, etologi, serta ekologis. Teori-teori tersebut mencakup aspek biologis, lingkungan sosial, dan kognitif yang mempengaruhi perkembangan anak.
Perkembangan emosi anak usia sekolah dasarVivi Puspita
Dokumen ini membahas perkembangan emosi anak usia sekolah dasar antara 5 hingga 12 tahun. Pada usia awal, anak mulai mempelajari aturan dan konsep seperti keadilan serta rasa malu, dan pada usia lanjut mereka belajar mengatur emosi. Faktor-faktor seperti perkembangan intelektual, pola asuh orang tua, dan pengalaman dapat mempengaruhi perkembangan emosi anak. Orang tua dan guru dapat
7 periodesasi dan perkembangan masa kanak kanak-editNuzli Muhammad
Dokumen tersebut membahas periodesasi dan perkembangan masa anak, yang terbagi menjadi beberapa periode utama yaitu masa bayi, masa kanak-kanak, masa remaja, dan masa dewasa. Dokumen ini juga menjelaskan perkembangan fisik, kognitif, emosional, sosial, dan seksual yang terjadi pada setiap periode tersebut.
Teks tersebut membahas perkembangan psikososial anak, termasuk pengaruh keluarga dan teman sebaya, teori psikososial Erik Erikson, dan peran keluarga dalam perkembangan psikososial anak.
Makalah ini membahas tentang pertumbuhan dan perkembangan anak usia 1-3 tahun (toddler). Pertumbuhan dan perkembangan anak dipengaruhi oleh faktor herediter dan lingkungan. Secara kognitif, anak dapat membedakan diri dari objek dan menguasai konsep tetap. Secara psikoseksual, anak mengalami fase anal dan mulai belajar mengontrol buang air besar dan kecil. Secara moral, anak mulai memahami konsep
PPT ini mencakup pembahasan tentang perkembangan anak usia 3-4 tahun ditinjau dari beberapa aspek perkembangan, seperti: fisik, bahasa, sosial emosional dan kognitif.
Teori perkembangan psikososial erick erikson moh. irfan burhanielmakrufi
Teori perkembangan psikososial Erick Erickson membahas delapan tahapan perkembangan manusia mulai dari lahir hingga dewasa lanjut. Setiap tahapan memiliki konflik utama yang harus diatasi untuk memungkinkan perkembangan ke tahap berikutnya.
Perkembangan Peserta Didik Usia Sekolah Dasarweniananta
Perkembangan fisik anak ditandai oleh variasi yang besar akibat faktor-faktor seperti jenis kelamin, genetika, dan gizi. Pada umumnya, gadis mengalami percepatan pertumbuhan pada usia 9-10 tahun dan anak laki-laki pada usia 11-12 tahun.
Aspek-Aspek Perkembangan Sosial dan Emosi Masa Kanak-Kanak Awal (Psikologi Pe...atone_lotus
Dokumen tersebut membahas tentang perkembangan sosial dan emosi pada masa kanak-kanak awal. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan tersebut antara lain lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan pengalaman sosial awal. Emosi yang umum pada masa kanak-kanak awal dijelaskan beserta perbedaannya dengan emosi orang dewasa.
Dokumen tersebut membahas teori perkembangan kognitif anak menurut Piaget yang terbagi atas empat tahap, dan teori perkembangan psikososial menurut Erikson yang terdiri atas delapan tahap dengan lima tahap pertama terkait dengan masa kanak-kanak.
Teori Perkembangan Erik H. Erikson (Psikologi Perkembangan)atone_lotus
Teori perkembangan Erik Erikson membahas delapan tahap perkembangan manusia mulai dari bayi hingga dewasa lanjut dengan konflik psikososial yang dihadapi setiap tahapnya seperti kepercayaan vs keraguan, otonomi vs malu, inisiatif vs bersalah, dan identitas vs kekacauan identitas.
Dokumen tersebut membahas tiga periode penting dalam perkembangan manusia, yaitu periode pranatal, neonatal, dan pascanatal. Periode pranatal adalah masa konsepsi hingga kelahiran, neonatal adalah masa bayi baru lahir, dan pascanatal adalah masa bayi hingga usia 2 tahun. Ketiga periode ini penting bagi pertumbuhan dan penyesuaian individu baru lahir ke lingkungan luar.
Masa prenatal adalah masa perkembangan janin di dalam rahim yang terbagi menjadi beberapa tahap kritis untuk fisik, emosi, dan mental bayi menurut pandangan berbagai pakar psikologi dan medis.
Dokumen tersebut membahas tentang perkembangan peserta didik, terutama mengenai aspek-aspek perkembangan yang mempengaruhi keberhasilan belajar. Terdapat delapan aspek perkembangan yang dijelaskan yaitu fisik, intelektual, emosi, bahasa, sosial, kepribadian, moral dan agama. Setiap aspek memiliki pengaruh terhadap proses belajar dan tumbuh kembang peserta didik.
Teks ini membahas pengaruh faktor genetik dan lingkungan terhadap perkembangan peserta didik. Studi kembar dan adopsi menunjukkan bahwa kecerdasan dipengaruhi oleh faktor hereditas, meskipun lingkungan juga berperan penting. Perkembangan peserta didik meliputi maturasi fisik dan kemampuan motorik, serta pengaruh lingkungan sosial terhadap kesadaran diri.
PPT ini menjelaskan tentang perkembangan bayi (0-1 tahun) atau biasa disebut dengan periode infant,penjelasan tentang proses kelahiran, gerak refleks, dan perkembangan lainnya . .
Bounding adalah proses pembentukan sedangkan attachmentpusmaika
Dokumen tersebut membahas tentang mata kuliah Asuhan Neonatus, Bayi dan Anak Balita yang mencakupi 4 SKS dan diampu oleh Dosen Rangga Pusmaika pada semester 3. Dokumen ini juga membahas tentang asuhan primer pada bayi usia 1-6 minggu pertama yang mencakupi peran bidan, bounding attachment, dan rencana asuhan bayi pada usia tersebut.
Hubungan ibu dan anak memiliki pengaruh yang besar terhadap perkembangan janin dan bayi, mulai dari dalam kandungan hingga tumbuh dewasa. Relasi ini membentuk kepribadian anak, menstabilkan emosi, dan membuat anak lebih percaya diri serta bertanggung jawab. Kedekatan ibu dan anak penting untuk mencegah perilaku menyimpang di masa depan.
perilaku kelekatan attachment behavior (a review)Boyolali
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang perilaku kelekatan yang muncul pada anak usia dini dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
2. Perilaku kelekatan merupakan ikatan emosional antara anak dengan pengasuh yang memberikan rasa aman.
3. Faktor pengaruh perilaku kelekatan antara lain rasa aman, kesusahan, dan bergantung pada orang lain.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Anak TK memiliki karakteristik yang berbeda dari orang dewasa dan masa kanak-kanak merupakan masa yang penting untuk perkembangan. Gangguan penyesuaian diri pada anak dapat disebabkan oleh faktor lingkungan keluarga dan sekolah serta karakteristik anak sendiri, sehingga perlu penanganan khusus untuk mengatasinya.
Dokumen tersebut membahasakan peranan keluarga dan gaya keibubapaan dalam perkembangan afektif kanak-kanak. Keluarga memainkan peranan penting dalam menyosialisasikan nilai, emosi, dan tingkah laku kepada anak-anak. Gaya keibubapaan seperti kawalan, penerimaan, dan responsif berpengaruh terhadap perkembangan emosi dan kepercayaan diri kanak-kanak. Gangguan dalam dinamika keluarga seperti percera
Respon Orang Tua Terhadap Bayi Baru Lahirpjj_kemenkes
Dokumen tersebut membahas tentang perubahan yang terjadi dalam keluarga setelah kelahiran bayi baru, termasuk proses bonding antara ibu dan bayi, peran ayah dan anggota keluarga lainnya, serta sibling rivalry yang mungkin terjadi. Dokumen ini juga menjelaskan tahapan dan faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembentukan ikatan antara orang tua dan bayi yang baru lahir.
Dokumen tersebut membahas tentang perkembangan perapatan pada bayi dan kanak-kanak. Ia menjelaskan definisi dan tujuan perapatan, jenis-jenis perapatan, dan faktor-faktor yang mempengaruhi perapatan seperti gaya asuhan ibu bapa dan pengaruh rakan sebaya. Dokumen ini menyimpulkan bahwa perapatan yang kuat dengan penjaga utama sangat penting untuk perasaan selamat dan pembentukan personaliti bayi.
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
Anak dengan sindrom Down memiliki kelainan pada kromosom nomor 21 sehingga menyebabkan gangguan perkembangan fisik dan mental. Penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana penerimaan diri seorang ibu terhadap anaknya yang mengalami sindrom Down. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dan observasi terhadap ibu yang memiliki anak dengan sindrom Down.
Dokumen tersebut membahas tentang:
1. Sejarah psikologi perkembangan dan tokoh-tokohnya
2. Pengertian psikologi perkembangan dan objeknya
3. Pembagian masa perkembangan manusia menurut beberapa ahli dan ciri-ciri setiap masanya
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan dan tugas-tugas perkembangan setiap masa
Dokumen tersebut membahas gangguan psikologis pada ibu nifas dan menyusui, termasuk adaptasi maternal dan paternal, faktor yang mempengaruhinya, jenis gangguan seperti postpartum blues, depresi dan psikosa, serta penanganannya. Dokumen ini juga menjelaskan pengkajian dan diagnosa kebutuhan psikososial ibu serta rencana intervensi untuk membantu ibu beradaptasi dengan perannya.
Dokumen tersebut membahas tentang temperamen pada anak, yang merupakan kombinasi sifat sejak lahir yang menentukan cara berpikir, bertindak dan merasa. Terdapat tiga jenis temperamen utama yaitu easy child, difficult child, dan slow-to-warm-up child. Faktor biologi dan pengalaman dapat mempengaruhi perkembangan temperamen. Kontak sosial keluarga dan penjagaan anak juga berperan penting.
1. Masa Anak-Anak : Pembentukan Kepribadian
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGARUH GENETIK
Orang yang baru pertama kali menjadi orangtua sering kali terkejut
karena bayi mereka tampaknya memiliki kepribadian yang sangat berbeda pada
awal kehidupan; saat mereka memiliki anak kedua, mereka sering kali terkejut
betapa berbedanya kepribadian anak kedua dari anak pertama. Riset
menunjukkan bahwa perbedan yang dapat diandalkan dapat dilihat pada bayi
yang berawal pada usia sekitar 3 bulan dalam karakteristik tertentu seperti
tingkat aktivitas, rentang atensi, adaptabilitas pada perubahan lingkungan, dan
mood pada umumnya.
Seorang bayi mungkin aktif, mudah dialihkan perhatiannya, dan tidak
mudah ditenangkan jika sedang gelisah; bayi lainnya mungkin banyak diam,
tekun dalam memusatkan perhatian pada satu aktivitas, dan mudah
ditenangkan. Karakteristik kepribadian yang terkait mood tersebut dinamakan
temperamen.
Kemunculan karakteristik tersebut yang dini menyatakan bahwa mereka
ditentukan sebagiannya oleh factor genetic dan diturunkan dari orangtuawalaupun terdapat perbedaan yang besar di antara anak-anak dalam keluarga
yang sama. Hal ini dapat dipelajari pada anak kembar. Jika kembar identik (yang
seluruh gennya sama) secara bermakna lebih mirip pada suatu karakteristik
ketimbang kembar fraternal (yang seperti kakak beradik biasa, memiliki sekitar
separuh gen yang sama) maka karakteristik kemungkinan memiliki komponen
genetic atau turunan.
Di dalam salah satu penelitian seperti ini, kembar dengan jenis kelamin
sama, yang usia rata-ratanya sekitar 5 tahun, dinilai oleh orangtuanya dalam hal
temperamen sosiabilitas, emosionalitas, dan aktivitas. Korelasi antara kembar
PSIKOLOGI UMUM II | 1
2. Masa Anak-Anak : Pembentukan Kepribadian
identik dan kembar fraternal menyatakan bahwa penurunan genetic merupakan
determinan yang penting dari temperamen- temperamen tersebut.
Pengaruh genetic pada kepribadian tidak terbatas pada temperamen
bayi, tetapi dapat dideteksi pada sifat kepribadian dewasa. Suatu penelitian
besar di Swedia mempelajari trait ekstraversi (sosiabilitas) dan neurotikisme
(ketidakstabilan emosional) terhadap sampel orang dewasa kembar. Pada kedua
trait itu, terdapat korelasi antara pasangan kembar identik dan pasangan kembar
fraternal, yang menyatakan pengaruh genetic yang cukup besar.
Tetapi, salah satu kesulitan dalam menginterpretasikan hasil penelitian
anak kembar adalah bahwa kembar identik mungkin diperlakukan lebih mirip
dibandingkan pasangan kembar fraternal, yang mungkin menyebabkan
kemiripan kepribadian mereka yang lebih mirip. Idealnya, kita harus meneliti
sampel kembar identik yang telah dipisahkan sejak lahir dan dibesarkan di
lingkungan yang dipilih secara acak.
Minnesota Study of Twins Reared Apart (Bouchard, 1984). Pada tahun
1990, lebih dari 56 pasang kembar identik telah dibawa ke laboratorium. Ratarata, pasangan kembar itu telah dipisahkan pada usia 10 minggu dan tidak
bertemu lagi sampai 34 tahun kemudian; sebagian tidak pernah bertemu sampai
penelitian mempertemukan mereka. Para peneliti di Minnesota sekarang sedang
membandingkan hasil penelitian tentang kembar tersebut dengan penelitian
Minnesota sebelumnya tentang anak kembar yang dibesarkan bersama.
Beberapa penelitian tersebut mengungkapkan bahwa dalam rentang luas
karakteristik kepribadian kembar yang dibesarkan terpisah sama miripnya
dengan satu sama lain dibandingkan kembar yang dibesarkan bersama. Hal itu
memungkinkan kita menyimpulkan dengan cukup yakin bahwa kembar identik
lebih mirip satu sama lain dalam karakteristik kepribadiannya dibandingkan
kembar fraternal karena mereka memiliki genetik yang lebih mirip.
Pada umunya, heritabilitas tertinggi ditemukan dalam parameter
kemampuan dan intelegensi, heritabilitas selanjutnya umumnya ditemukan
PSIKOLOGI UMUM II | 2
3. Masa Anak-Anak : Pembentukan Kepribadian
dalam parameter kepribadian- terutama yang berhubungan dengan sosiabilitas
dan stabilitas emosional; heritabilitas paling kecil ditemukan untuk keyakinan
dan sifat, seperti keyakinan religious dan keyakinan politik.
Karena banyak trait kepribadian dewasa dapat dikaitkan sebagiannya
dengan factor genetik, masuk akal untuk bertanya apakah trait tersebut mungkin
kelanjutan dewasa dari temperamen anak- anak. Sebagai contohnya, sebagian
peneliti telah menyatakan bahwa temperamen sosiabilitas dan emosionalitas
mungkin merupakan versi anak- anak dari ekstraversi dan ketidakstabilan
emosional. Lalu “Sampai tingkat mana kepribadian seorang individu berubah
atau tetap sama sepanjang perjalanan hidupnya?”
Salah satu penelitian didapatkan melalui wawancara dengan orangtua
dan selanjutnya wawancara dengan guru dan tes yang diberikan langsung
kepada anak. Kemudian didapatkan tiga tipe temperamen bayi yang luas:
1. Easy (sekitar 40% sampel); bayi yang senang bermain, teratur pola tidur
dan makannya. Dan mudah beradaptasi dengan situasi baru
2. Difficult (sekitar 10% sampel); bayi yang mudah ngambek, tidak teratur
dalam pola tidur dan makannya, dan berespon secara kuat dan negative
terhadap situasi baru
3. Slow to warm up (sekitar 15% sampel); bayi yang memilki inaktivitas
rendah, cenderung menarik diri dari situasi baru dengan cara yang lebih
lembut, dan lebih banyak membutuhkan waktu untuk beradaptasi
dengan situasi baru
Hasil penelitian memberikan bukti untuk kontinuitas temperamen. Di
satu pihak, nilai temperamen pada lima tahun pertama kehidupan anak itu
secara bermakna berkorelasi satu sama lain, dan parameter dewasa baik
temperamen maupun penyesuaian berkorelasi secara bermakna dengan
parameter tempramen anak yang didapatkan pada usia 3, 4, dan 5 tahun. Di lain
pihak, semua korelasi adalah rendah, dan sebagian besar trait yang dipelajari
PSIKOLOGI UMUM II | 3
4. Masa Anak-Anak : Pembentukan Kepribadian
terpisah menunjukkan sedikit atau tidak ada kontiniutas dengan berjalannya
waktu.
Para peneliti menekankan bahwa kontinuitas dan diskontinuitas
temperamen
merupakan
fungsi
interaksi
antara
genotype
anak
dan
lingkungannya. Jelasnya, mereka percaya bahwa kunci untuk mendapatkan
perkembangan yang sehat adalah kecocokan (goodness of fit) antara
temperamen anak dan lingkungan rumah.
B. PENGARUH LINGKUNGAN
PERLEKATAN
Yaitu kecenderungan bayi untuk mencari kedekatan dengan pengasuhnya
dan untuk merasa aman dengan kehadiran pengasuhnya.
Penelitian menunjukkan : Apabila anak gagal membentuk perlekatan yang
kuat dengan satu orang atau lebih pada kehidupan awalnya, maka akan
berhubungan dengan ketidakmampuan untuk membentuk hubungan personal
yang erat pada masa dewasanya (Bowlby, 1973)
MENILAI PERLEKATAN
Sebuah studi yang dilakukan oleh Mary Ainsworth terhadap anak dan
ibunya di Uganda dan Amerika Serikat untuk menilai perlekatan seorang anak,
dengan prosedur :
1. Ibu dan anak masuk ke ruang penelitian. Ibu meletakkan bayi di lantai
yang dikelilingi oleh mainan dan kemudian ibu duduk di ujung
ruangan.
2. Seorang wanita asing memasuki ruangan, bercakap-cakap dengan ibu
dan kemudian mencoba ikut bermain dengan bayi.
PSIKOLOGI UMUM II | 4
5. Masa Anak-Anak : Pembentukan Kepribadian
3. Ibu meninggalkan ruangan. Jika bayi tidak terganggu wanita asing
kembali duduk diam. Jika bayi terganggu, orang asing mencoba
menenangkannya.
4. ibu kembali dan ikut bermain dengan bayi sementara orang asing
keluar.
5. Ibu kembali pergi dan meninggalkan bayi sendirian dalam ruangan
6. Orang asing kembali. Jika bayi terganggu, orang asing mencoba
menenangkannya
7. Ibu kembali dan orang asing keluar.
Dari penelitian itu ditemukan perlekatan dengan tiga kategori, yaitu :
1. Perlekatan kuat (securely attached)
•
Bayi ingin berinteraksi dengan ibu saat ibu kembali
•
Bayi menjadi tenang saat mengetahui ibunya kembali di
kejauhan sementara ia terus bermain.
•
Bayi mencari kontak fisik dengan ibunya
•
Bayi cemas saat ibunya pergi
2. Perlekatan tidak kuat (insecurely attached)
Cirinya :
•
Bayi menghindari interaksi dengan ibu ketika ibu kembali
•
Tidak cemas saat ibu pergi
•
Jika cemas, bayi mudah ditenangkan oleh orang asing
3. Perlekatan tidak kuat : Ambivalen
PSIKOLOGI UMUM II | 5
6. Masa Anak-Anak : Pembentukan Kepribadian
Cirinya :
•
Menunjukkan penolakan terhadap ibu ketika ibu kembali
•
Bayi secara simultan mencari dan menolak kontak fisik
•
Bayi bertindak sangat pasif, menangis saat ibu kembali tetapi
tidak merangkak mendekati ibu dan kemudian menolak saat
ibu mendekat
RESPONSIVITAS SENSITIF
Sebuah studi lain dalam upaya menjelaskan perlekatan pada bayi yang
berbeda, para peneliti mengarahkan perhatian pada ibu. Temuan utama ialah
“Responsivitas Sensitif” dari pihak pengasuh terhadap bayilah yang menghasilkan
perlekatan yang kuat.
Kategorinya adalah :
1. Ibu dan bayi menunjukkan perlekatan yang kuat
Cirinya :
•
Ibu biasanya merespon segera jika bayi menangis dan
menunjukkan kasih sayangnya saat menggendong
•
Dalam memberi makan, misalnya, ibu menggunakan sinyal
dari bayi untuk menentukan kapan memulai dan mengakhiri
makan
2. Ibu dan bayi menunjukkan perlekatan tidak kuat
Cirinya :
•
Ibu lebih berespons berdasarkan keinginan dan mood sendiri
daripada isyarat dari bayi
•
Ibu akan berespons tangisan bayi yang menginginkan
perhatian.
Jika
ibu
merasa
senang
maka
akan
PSIKOLOGI UMUM II | 6
7. Masa Anak-Anak : Pembentukan Kepribadian
menggendongnya, jika tidak maka akan membeiarkan tangisan
bayi.
3. Ibu dan bayi menunjukkan pola menghindar : Ambivalen
Cirinya :
•
Dalam suatu situasi tampaknya ibu memegang bayinya tapi
mereka tidak menikmati kontak fisik yang erat dengan bayi.
•
Ibu kemungkinan menolak kontak jika bayi mengalami distress
dan paling membutuhkan kehangatan
•
Ibu cenderung kaku dan kompulsif dalam memberikan
pengasuhan
TEMPERAMEN BAYI
Tidak semua ahli psikologi sependapat bahwa sesponsivitas pengasuh
adalah penyebab utama perilaku perlekatan bayi. Mereka kemudian
menghubungkan dengan tempramen bayi dan responsivitas orang tua.
Riset menunjukkan :
•
Ibu tampak lebih mempengaruhi tangisan bayi dibandingkan bayi
mempengaruhi responsivitas ibu terhadap tangisan (bell &
Ainsworth, 1972)
Contoh : tangisan bayi selama setahun pertama berubah jauh
lebih banyak dibandingkan responsivitas ibu terhadap tangisan.
•
Klasifikasi perlekatan tidak didasarkan pada kegelisahan bayi saat
ibunya pergi tetapi bagaimana bayi bereaksi saat ibunya kembali.
Contoh : bayi dengan temperamen “mudah” biasanya tidak
mengalamu kegelisahan saat ibunya pergi. Saat ibunya kembali,
mereka
cenderung
menyambut
dengan
gembira
–jika
PSIKOLOGI UMUM II | 7
8. Masa Anak-Anak : Pembentukan Kepribadian
menunjukkan pola perlekatan kuat- atau pola menghindar dari
perlekatan tidak kuat.
PERLEKATAN DENGAN AYAH
Penelitian situasi asing menggunakan ayah menunjukkan bahwa bayi
bereaksi terhadap kehadiran dan ketidakhadiran ayahnya dalam cara serupa
dengan yang dijelaskan utnuk ibu. Walaupun perlekatan dengan ayah tampaknya
berkembang lebih lambat (Kotelchuck, 1976)
Faktor terpenting dalam menentukan kapan bayi menjadi terlekat dengan
ayahnya tampaknya adalah jumlah waktu yang mereka gunakan bersama. Jika
Ayah secara aktif terlibat dalam perawatan bayi sehari-hari, bayi yang kecil pun
bereaksi terhadap kepergian ayahnya dalam situasi asing dengancara yang sama
seperti mereka beraksi terhadap kepergian ibunya.
Jika diberi pilihan anak 16 bulan akan memilik bermain dengan ayahnya
lebih sering dibandingkan dengan ibu, tetapi pada saat stress, ibu biasanya lebih
disenangi (clarke-stewart 1978)
PERLEKATAN DAN PERKEMBANGAN SELANJUTNYA
Melalui pengujian diketahui bahwa perlekatan cenderung stabil, kecuali
keluarga mengalami perubahan besar dalam kehidupan mereka yang dapat
menimbulkan stress dan memengaruhi responsivitas orangtua dan terhadap
bayi, dan selanjutnya memengaruhi rasa aman bayi.
Pola perlekatan awal tampaknya berhubungan dengan bagaimana anak
mengalami pengalaman baru selama beberapa tahun selanjutnya. Contoh :
1. Anak berusia 2 tahun, diberikan masalah yang mengharuskan anak
menggunakan alat. Sebagian masalah ada dalam kapasitas anak, dan
yang lain sangat sulit.
PSIKOLOGI UMUM II | 8
9. Masa Anak-Anak : Pembentukan Kepribadian
Anak yang dinilai memiliki perlekatan kuat, dalam memmecahkan
masalah cenderung gigih dan antusias, jarang menangis atau
marah, jika menghadapi kesulitan mereka meminta bantuan
orang dewasa.
Anak yang dinilai tidak memiliki perlekatan kuat, cenderung lebih
mudah marah, frustasi, jarang meminta bantuan, mengabaikan
dan menolak pengarahan orang dewasa, dan cepat menyerah.
2. Anak berusia 3,5 tahun (usia Taman Kanak-Kanak)
Anak yang dinilai memiliki perlekatan kuat, cenderung menjadi
pemimpin sosial, aktif dalam memulai dan berperan dalam
aktivitas, dicari anak lain, mampu mengarahkan diri sendiri dan
gemar belajar.
Anak yang dinilai tidak memiliki perlekatan kuat, cenderung
menarik diri secara sosial dan enggan berperan dalam aktivitas,
kurang peduli terhadap hal baru dan kurang gigih dalam mencapai
tujuan mereka. Namun hal ini tidak ada hubungannya dengan
Intelegensi.
Jadi, dapat kita lihat bahwa anak yang mempunyai perlekatan yang kuat
lebih siap menghadapi pengalaman baru. Namun kita tidak dapat memastikan
bahwa hal tersebut akan berpengaruh dalam memecahkan masalah di kemudian
hari, karena temperamen anak juga turut berpengaruh.
CARA PENGASUHAN PARENTAL
Setelah tahun pertama kehidupan anak, pengasuhan anak menjadi lebih
kompleks saat orangtua menanggung disiplin, kendali, dan membenuk karakter.
PSIKOLOGI UMUM II | 9
10. Masa Anak-Anak : Pembentukan Kepribadian
Dalam melakukan tugas ini masing-masing orangtua memiliki cara yang berbedabeda. Ada yang hangat, pengasuh, santai, tetapi ada juga yang dingin, menjauh,
tegang. Ada yang sangat mengendalikan, ada juga yang menuruti anaknya. Ada
yang berfokus pada anak, ada juga yang berfokus pada diri sendiri (orangtua).
Tugas dasar Psikologi adalah untuk menglasifikasikannya, seperti bagan
di bawah ini. Ada dua dimensi yang berbeda. Potongan ke dua dimensi tersebut
menghasilkan empat jenis pola asuh yang berbeda pula terhadap anak.
Menerima
Responsif
Berpusat pada anak
Menolak
Tidak Responsif
Berpusat pada diri sendiri
Menuntut
Autoritatif
Otoriter
Penyabar
Penelantar
Mengendalikan Diri
Tidak Menuntut
Tidak
mengendalikan
1. Autoritatif, yaitu orangtua yang mengkombinasikan kendali dengan
penerimaan dan keterlibatan berpusat anak.
•
Orangtua memiliki tingkat pengendalian yang tinggi dan
mengharuskan anak-anaknya bertindak pada tingkat intelektual
dan sosial yang konsisten dengan usia dan kemampuan mereka.
Hangat, komunikasi dua arah, mendengar pendapat anak saat
mengambil keputusan keluarga, dan memberi penjelasan atas
larangan atau hukuman yang diberikan.
•
Anak dari orangtua seperti ini biasanya bersikap mandiri, tegas
pada diri sendiri, ramah, dengan teman, dan mau bekerja sama
dengan orangtua. Kemungkinan berhasil secara intelektual dan
sosial, dan memiliki motivasi kuat untuk maju.
PSIKOLOGI UMUM II | 10
11. Masa Anak-Anak : Pembentukan Kepribadian
2. Otoriter, yaitu orangtua yang menuntut dan mengendalikan yang
semata-mata menunjukkan kekuasaan mereka tanpa kehangatan,
komunikasi dua arah, dan pengasuhan.
•
Orangtua berupaya mengendalikan dan menilai perilaku dan sikap
anak-anak mereka mengikuti standar yang mutlak, mereka juga
menghargai kepatuhan, rasa hormat terhadap kekuasaan mereka,
tradisi kerja, dan mempertahankan urutan.
•
Anak dari orangtua seperti ini biasanya cenderung memiliki
kompetensi dan tanggung jawab yang sedang tetapi cenderung
menarik diri secara sosial dan tidak memiliki spontanitas, merasa
rendah diri. Anak perempuan cukup tergantung pada orangtua
sedangkan anak laki-laki lebih agresif dari anak laki-laki lain.
3. Penyabar, yaitu orangtua yang menerima, responsif, berpusat pada
anak yang sedikit memberikan tuntutan pada anak. Anak lebih
memiliki mood yang positif, dan lebih banyak vitalitas dibanding anak
dari orangtua otoriter. Tetapi mereka kurang matang, sehingga tidak
memiliki kendali impuls, tanggung jawab sosial, dan percaya diri.
Orangtua yang penyabar meskipun berbdeda dengan orangtua
otoriter, tetapi anak mereka cenderung tidak memiliki rasa percaya
diri, dan mungkin mengalami masalah agresivitas.
4. Penelantar, meskipun tidak menelantarkan anak dalam pengertian
yang ekstrem, namun orangtua lebih memperhatikan aktivitas
mereka sendiridan tidak terlibat dalam aktivitas anak. Misalnya,
mereka jarang bercakap-cakap dengan anak, tidak tahu anaknya di
PSIKOLOGI UMUM II | 11
12. Masa Anak-Anak : Pembentukan Kepribadian
mana, apa aktivitasnya, siapa temannya, dan ssebagainya. Pada usia
14 tahun, anak seringkali menjadi pemurung, susah konsentras, cepat
menghabiskan uang / tidak menabungnya, cepat marah, sering
membolos, menghabiskan waktu di jalan / markas mereka, mabuk,
merokok, berkencan. Pada usia 20 tahun tidak memiliki daya tahan
emosi, dan tujuan jangka panjang.
Meskipun demikian, kita tidak bisa menglasifikasikan orangtua ke dalam
golongan tertentu. Banyak orangtua menggunakan pendekatan yang berbeda,
dalam waktu yang berbeda, dan pada anak yang berbeda. Mungkin saat anak
masih kecil, kurang mengendalikan tapi menjadi pengatur saat anak semakin
besar.
C. INTERAKSI KEPRIBADIAN – LINGKUNGAN
KORELASI GENOTIPE-LINGKUNGAN
Dalam membentuk kepribadian, pengaruh genetik dan lingkungan saling
berkaitan sejak lahir. Orang tua memberikan gen mereka dan lingkungan rumah
kepada anak kandungnya. Sebagai hasilnya , terdapat korelasi built-in antara
karakteristik bawaan anak (genotipe) dan lingkungan tempat anak dibesarkan.
Sebagai contoh, orang tua yang memiliki inteligensia yang tinggi kemungkinan
memiliki anak dengan intelegensia yang tinggi pula karena sebagian intelegensia
umum bersifat diturunkan. Namun selain dari faktor intelegensia yang
diturunkan, kemungkinan orang tua memberikan lingkungan yang menstimulasi
intelektual anak, baik interaksi langsung dengan orang tua maupun melalui
media yang lain, seperti buku, kursus, dan pengalaman intelektual lain yang
menjadi bagian dari kehidupannya. Ia akan mendapatkan intelektual dosis ganda
karena genotipe dan lingkungan anak berkorelasi secara positif. Sedangkan anak
yang dilahirkan dari orang tua dengan intelegensia rendah, kemungkinan
PSIKOLOGI UMUM II | 12
13. Masa Anak-Anak : Pembentukan Kepribadian
menemukan lingkungan rumah yang semakin memperberat kelemahann
intelektual yang mungkin mereka miliki.
Sebagian orrang tua sengaja membentuk lingkungan yang berkorelasi negatif
denag genotipe anak. Contohnys, orang tua yang introversi mungkin mendorong
anaknya untuk aktif dalam aktivitas sosial untuk mengimbangi kemungkinan
introversi anaknya sendiri. Sedangkan orang tua yang aktif, akan memberikan
aktivitas yang lebih menarik untuk anaknya tanpa memandang apakah korelasi
bersifat positif atau negatif.
Selain berkorelasi dengan lingkungan, genotipe anak juga membentuk
lingkungannya sendiri (Plomin, DeFries, & Loehlin, 1977; Scarr, 1988 &
McCartney, 1983). Lingkungan menjadi fungsi kepribadian awal anak melalui tiga
bentuk interaksi, yaitu :
1. Interaksi Reaktif
2. Interaktif Evokatif
3. Interaksi Proaktif
INTERAKSI REAKTIF
Setiap individu yang mengalami lingkungan yang sama akan berbeda dalam
merasakan, menginterpretasi, dan bereaksi terhadapnya. Contohnya, anak yang
sensitif dan pencemas akan bereaksi terhadap orang tua yang keras dengan cara
yang berbeda dibandingkan anak yang tenanng dan tabah. Dengan kata
lain,Setiap kepribadian anak menggali lingkungan psikologis subjektif dari
sekelilingnya yang objektif, dan lingkungan subjektif itulah yang membentuk
perkembangan kepribadian selanjutnya. Interaksi reaktif terjadi sepanjang hidup.
Seseorang akan menginterpretasikan perbuatan yang merugikan sebagai hasil
dari reaksi terhadapnya secara berbeda dari orang yang mengiterpretasikan
tindakan yang sama sebagai akibat kesembronoan yang tidak disengaja.
INTERAKTIF EVOKATIF
PSIKOLOGI UMUM II | 13
14. Masa Anak-Anak : Pembentukan Kepribadian
Setiap kepribadian individu menimbulkan respons yan berbeda dari orang lain.
Sebagai contoh :
-
Bayi yang memberontak dan marah jika digendong akan menimbulkan
pengasuhan yang lebih kecil ari orang tuany a aripada bayi yang senang
digendong.
-
Seorang anak yang patuh pada orang tuanya lebih mudah dalam orang
tua mengatur daripada anak yang agresif.
Dengan kata lain, kepribadian anak dapat membentuk cara pengasuhan parental
yang selanjutnya, membentuk kepribadian anak lebih lanjut.
Seorang anak yang Interaksi evokatif terjadi sepanjang hidup. Orang yang ramah
membangkitkan
lingkungan
yang
ramah,
orang
yang
bermusuhan
membangkitkan lingkungan yang bermusuhan.
INTERAKSI PROAKTIF
Ketika anak semakin besar, ia akan bergerak di luar lingkungan yang ditetapkan
orang tuanya. Mereka mulai bisa memilih lingkungan mana yang dia inginkan.
Lingkungan ini akan membentuk kepribadian mereka. Interaksi proaktif adalah
proses melalui mana individu menjadi pelaku aktif di dalam perkembangan
kepribadiannya sendiri. Kepentingan relatif beberapa jenis interaksi kepribadian
–lingkungan tersebut berubah selama perjalanan perkembangan (Scarr, 1988;
Scarr & McCartney, 1983). Korelasi yang sudah terbangun di antara genotipe
anak dan lingkungan nya paling kuat saat anak masih kecil dan terbatas pada
lingkungan yang ditetapkan orang tuanya. Ketika sudah dewasa, mulai memilih
dan membangun lingkungannya sendiri sehingga korelasi pertama menurun dan
pengaruh interaksi proaktif meningkat.
BEBERAPA TEKA-TEKI YANG BELUM TERPECAHKAN
PSIKOLOGI UMUM II | 14
15. Masa Anak-Anak : Pembentukan Kepribadian
Penelitian terhadap anak kembar telah menghasilkan sejumlah pola yang
membingungkan yang masih belum dipahami sepenuhnya. Ada perbedaan pada
anak kembar yang identik dengan anak kembar fraternal (dan saudara kandung
yang bukan kembar). Pada anak kembar identik memiliki tingakt kemiripan lebih
tinggi daripada kembar fraternal. Hal yag terpenting, meskipun anak kembar
identik dan kembar fraternal dibesarkan di lingkungan yang berbeda atau sama,
hal ini tidak berpengaruh.
Pada anak kembar identik, karena memiliki lingkungan yang identik, mereka akan
bereaksi terhadap situasi dengan cara yang serupa (interaksi reaktif); mereka
menimbulkan respons yang serupa (interaksi evokatif); dan bakat, minat, dan
motivasi
mereka
yang
mirip
ditentukan
oleh
genetik
menyebabkan
merekanmencari dan membangun lingkungan yang sama (interaksi proaktif).
Sebaliknya anak kembar fraternal dan saudara kandung bukan kembar, akan
semakin berbeda saat mereka semakin besar meskipun mereka tinggal di rumah
yang sama. Mereka paling mirip saat masih kanak-kanak ketika mereka
dibesarkan oleh orang tuanya di lingkungan yang sama tetapi mereka akan
bereaksi dan memberikan respon yang tak sama setiap individunya. Ketika
mereka mulai tumbuh dewasa, mereka akan mencari dan membangun
lingkungan sesuai bakat, minta, dan motivasi mereka sendiri-sendiri dan pada
akhirnya menyebabkan kepribadian mereka semakin berbeda.
LINGKUNGAN YANG SAMA DAN TIDAK SAMA
Jenis variabel yang biasanya diteliti oleh ahli psikologi (seperti cara pengasuhan,
status sosio-ekonomi keluarga) hampir tidak berperan apa-apa pada perbedaan
kepribadian individual. Hal ini terjadi karena proses reaktif, evokatif, dan proaktif
bekerja bersama-sama untuk memperkecil perbedaan di antara lingkungan,
selama lingkungan tersebut memungkinkan fleksibilitas respons. Sebagai contoh,
PSIKOLOGI UMUM II | 15
16. Masa Anak-Anak : Pembentukan Kepribadian
anak cerdas yang hidup terlantar dan miskin lebih mungkin menyerap lebih
banyak informasi dai acara televisi dibandingkan saudaranya yang kurang cerdas
(interaksi reaktif), untuk menarik perhatian guru yang simpatik (interaksi
evokatif), dan untuk pergi ke perpustakaan atas kehendaknya sendiri (interaksi
proaktif). Genotipe anak ini beraksi untuk mengimbangi efek lingkungan
rumahnya yang berpotensi berbahaya, sehingga ia berkemban secara berbeda
dari saudaranya yang kurang cerdas. Jika lingkungannya sangat dibatasi, maka
proses yang didorong oleh kepribadian itu akan terhalangi (Scarr, 1988; Scarr &
McCartney, 1983). Penjelasan ini didukung oleh penemuan bahwa sebagian
besar ketidakmiripan kembar identik yang dibesarkan terpisah adalah pada
mereka yang dibesarkan di lingkungan yang sangat dibatasi. Meskipun
penjelasan ini tampak masuk akal, tetapi tidak ada yang membuktikan langsung
bahwa hal ini benar.
D. PENGARUH KULTURAL
Budaya merupakan pengaruh penting bagi perkembangan lingkungan
keluarga seperti tumbuh kembah anak gunanya untuk mendeteksi perbedaan
kepribadian dari setiap individu dan pola asuhnya.
Contohnya saja antara budaya Negara barat dan Negara bukan barat,
seperti tabel di bawah ini :
Perbedaan
Negara barat
Budaya
1. Sikap
•
Negara bukan barat
dan •
Menghargai
membentuk
anggota
Menempatkan
nilai
kemandirian
dan
masyarakat yang mandiri
•
ketegasan yang jauh lebih
Tegas
sedikit.
terhadap
diri
sendiri
PSIKOLOGI UMUM II | 16
17. Masa Anak-Anak : Pembentukan Kepribadian
•
2. Keluarga
Termotivasi untuk maju.
•
Menghukum
perilaku •
Lebih
menyeimbangkan
buruk tapi tidak memberi
pujian pada perilaku baik
anak.
pada anak.
Lebih
patuh
jika •
Beragam jenis, ada yang
orangtuanya
3. Perilaku Anak •
hukuman dan pujian bagi
dan
selalu
ada
patuh
mencari perhatian pada
akan
orang dewasa.
orangtua
•
patuh
maupun
jika
ada
Ingin diperhatikan orang
dewasa lainnya.
Dari situlah anak-anak didorong untuk menjadi bagian dari komunitas
fungsional daripada berkompetisi dan melakukan hal yang lebih baik dari orang
lain di setiap budaya yang ada. Dengan demikian, tampak bahwa setiap kultur
bekerja untuk membentuk jenis karakteristik kepribadian yang dihargai untuk
bertahan hidup dan makmur.
Di sisi lain, tiga orang peneliti Barry, Child dan Bacon (1959) melihat
adanya hubungan cara pengasuhan dan pengumpulan makanan di enam
masyarakat. Dari enam mayarakat tersebut, peneliti menemukan bahwa individu
dari kultur yang banyak mengumpulkan makanan secara bermakna lebih sering
dibandingkan kultur yang sedikit mengumpulkan makan sesuai dengan yang
diduga keras merupakan respon orang lain walaupun respons tersebut sama
sekali tidak benar (Berry,1967).
Hasil tersebut konsisten dengan hipotesis bahwa gaya hidup yang
berbeda memberikan suatu pehghargaan pada sifat kepribadian yang berbeda
pula dan kultur yang membentuk sifat itu di dalam anggota masyarakat melalui
cara pengasuhan yang berbeda.
PSIKOLOGI UMUM II | 17