1. 1
I
PENDAHULUAN
Pekerjaan merupakan fungsi pokok yang menjadi syarat mutlak keberlangsungan sebuah
perusahaan perusahaan. Pekerjaan yang baik dan berkualitas akan menentukan maju atau
tidaknya suatu perusahaan. Oleh karena itu, hal-hal yang berkaitan dengan fungsi pekerjaan
dalam sebuah perusahaan perlu untuk diketahui dan diterpakan dalam sebuah perusahaan.
Salah satu permasalahan dalam perusahaan adalah penempatan setiap anggota perusahan
dalam berbagai jabatan. Masing-masing orang akan mengisi jabatan atau posisi tertentu. Ada
yang menduduki posisi manajer level atas, manajer level bawah, dan pekerja. Dalam tiap-tiap
level manajerial perusahaan masih terbagi lagi menjadi beberapa posisi. Sehingga bisa
dikatakan, jabatan-jabatan dalam sebuah perusahaan sangat beragam dan mencakup berbagai
bidang.
Berbagai posisi pekerjaan ini membutuhkan kualifikasi khusus dari orang-orang yang
akan mengisinya. Misalnya seorang manajer produksi haruslah menguasi bidang produksi.
Manajer pemasaran harus menguasi strategi pemasaran, manajer keuangan harus faham akan
pengelolaan keuangan, dan lain sebagainya. Penempatan posisi yang sesuai dengan
klasifikasi ini sangat penting karena menjadi penentu efektivitas kerja perusahaan. Jika posisi
atau jabatan tidak dipegang oleh orang yang ahli pada bidang tersebut, maka bisa dipastikan
kerja perusahaan kurang optimal.
Dalam ilmu manajemen, penetapan spesifikasi pekerjaan inilah yang dikenal dengan
desain kerja. Mengapa desain kerja sangat penting bagi perusahaan? Alasan utamanya tentu
adalah untuk menciptakan perkerjaan yang efektivitas dan efisiensi kerja. Selanjutnya,
dengan desain kerja diaharapkan tercipta suasana nyaman bagi pekerja. . Hal ini berkaitan
dengan gairah dan semangat kerja. Karena pekerja yang ditempatkan sesuai dengan bidang
keahlian akan lebih produktif dari pada pekerja yang ditempatkan di bidang yang bukan
keahliannya.Desain kerja juga merupakan suatu cara memberikan rangsanaga kepada
karyawan agar termotivasi dalam bekerja.
2. 2
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Desain Pekerjaan
Desain kerja adalah fungsi penetapan kegiatan-kegiatan kerja seorang individu atau
kelompok secara organisasional. Herjanto (2001) menjelaskan bahwa desain pekerjaan adalah
rincian tugas dan cara pelaksanaan tugas atau kegiatan yang mencakup siapa yang mengerjakan
tugas, bagaimana tugas itu dilaksanakan, dimana tugas dikerjakan dan hasil apa yang diharapkan.
Desain pekerjaan adalah fungsi penetapan kegiatan kerja seorang atau sekelompok karyawan
secara organisasional. Tujuannya untuk mengatur penugasan kerja supaya dapat memenuhi
kebutuhan organisasi.
Definisi diatas menjelaskan bahwa desain pekerjaan dibuat oleh perusahaan untuk
mengatur tugas-tugas yang tepat sasaran, memberikan tugas kepada orang dengan kemampuan
dan keterampilan yang harus dimiliki untuk mengerjakan tugas tersebut demi mencapai sasaran
dari perusahaan. Sejalan dengan Dessler (2004) desain pekerjaan merupakan pernyataan tertulis
tentang apa yang harus dilakukan oleh pekerja, bagaimana orang itu melakukannya, dan
bagaimana kondisi kerjanya. Desain pekerjaan meliputi identifikasi pekerjaan, hubungan tugas
dan tanggung jawab, standar wewenang dan pekerjaan, syarat kerja harus diuraikan dengan jelas,
penjelasan tentang jabatan dibawah dan diatasnya.
Desain pekerjaan menguraikan cakupan, kedalaman, dan tujuan dari setiap pekerjaan
yang membedakan antara pekerjaan yang satu dengan pekerjaan yang lainnya. Tujuan pekerjaan
dilaksanakan melalui analisis kerja, dimana para menejer menguraiakan pekerjaan sesuai dengan
aktifitas yang dituntut agar membuahkan hasil. Desain pekerjaan juga merupakan fungsi
penetapan kegiatan-kegiatan kerja seseorang individu atau kelompok karyawan secara
organisasional yang bertujuan untuk mengatur penugasan-penugasan kerja yang memenuhi
kebutuhan organisasi, teknologi, dan keperilakuan. Selain itu,desain pekerjaan adalah sebuah
pendekatan yang menentukan tugas-tugas yang terkandung dalam suatu pekerjaan bagi seseorang
atau sekelompok karyawan dalam suatu organisasi.
B. Alasan Diperlukannya Desain Kerja
Dalam perusahaan, desain kerja sangat diperlukan karena :
1. Adanya sifat atau karakter yang berbeda-beda pada setiap karyawan sehingga dapat
terjadi perbedaan sikap dalam setiap ranah kerja.
3. 3
2. Adanya kemungkinan terjadinya konflik antara kebutuhan dan keinginan karyawan.
3. Terjadinya perubahan lingkungan, organisasi, atau perilaku setiap karyawan.
C. Unsur-Unsur Desain Kerja
Unsur-unsur desain kerja meliputi unsur organisasi, unsur lingkungan, dan unsur perilaku.
Unsur organisasi terdiri dari pendekatan mekanik, aliran kerja, praktek-praktek kerja. Unsur
lingkungan berkaitan dengan tenaga kerja yang potensial. Unsur perilaku meliputi otonomi,
variasi tugas, identitas tugas, dan umpan balik.
1. Unsur Organisasi
Unsur organisasi menurut mempunyai kaitan erat dengan desain pekerjaan yang efisien
untuk mencapai output maksimum dari pekerjaan-pekerjaan karyawan. Dengan adanya efisiensi
di dalam pelaksanaan kerja akan menentukan spesialisasi yang merupakan kunci dalam desain
pekerjaan. Karyawan yang melakukan pekerjaan secara kontinyu menyebabkan karyawan
terspesialisasi yang selanjutnya dapat memperoleh output lebih tinggi. Unsur organisasi terdiri
dari :
a. Pendekatan mekanik berupaya mengidentifikasi setiap tugas dalam suatu pekerjaan
guna meminimumkan waktu dan tenaga. Hasil pengumpulan identifikasi tugas akan menentukan
spesialisasi. Pendekatan ini lebih menekankan pada faktor efisiensi waktu, tenaga, biaya, dan
latihan.
b. Aliran kerja dipengaruhi oleh sifat komoditi yang dihasilkan oleh suatu organisasi atau
perusahaan guna menentukan urutan dan keseimbangan pekerjaan.
c. Praktek–praktek kerja yaitu pelaksanaan pekerjaan yang ditetapkan, ini bisa
berdasarkan kebiasaan yang berlaku dalam perusahaan, perjanjian atau kontrak serikat kerja
karyawan.
2. Unsur – Unsur Lingkungan
Faktor lingkungan yang mempengaruhi desain pekerjaan adalah tersedianya tenaga kerja
yang potensial, yang mempunyai kemampuan dan kualifikasi yang sesuai dengan kebutuhan
perusahaan dan pengharapan – pengharapan sosial, yaitu dengan tersedianya lapangan kerja serta
memperoleh kompensasi dan jaminan hidup yang layak.
4. 4
3. Unsur – Unsur Perilaku
Unsur perilaku perlu diperhitungkan dalam mendesain pekerjaan. Unsur perilaku tersebut
terdiri dari :
a. Otonomi bertanggung jawab atas apa yang dilakukan. Bawahan diberi wewenang untuk
mengambil keputusan atas pekerjaan yang dilakukan.
b. Variasi merupakan pemerkayaan pekerjaan yang bertujuan untuk menghilangkan
kejenuhan atas pekerjaan yang rutin, sehingga kesalahan – kesalahan dapat diminimalkan.
c. Identitas tugas untuk memepertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan pekerjaan,
maka pekerjaan harus diidentifikasikan, sehingga kontribusinya terlihat yang selanjutnya akan
menimbulkan kepuasan.
d. Umpan balik diharapakan pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan mempunyai umpan
balik atas pelaksanaan pekerjaan yang baik, sehingga akan memotivasi pelaksanaan pekerjaan
selanjutnya.
D. Pedoman Dalam Desain Pekerjaan
Dessler (2004) menerangkan bahwa sebuah desain pekerjaan merupakan pernyataan
tertulis tentang apa yang harus dilakukan oleh pekerja, bagaimana orang itu melakukannya, dan
bagaimana kondisi kerjanya. Desain pekerjaan mencakup hal-hal berikut ini :
1. Identitas Pekerjaan
Identitas pekerjaan merupakan jabatan pekerjaan yang berisi nama pekerjaan seperti
penyelengara operasional dan manajer pemasaran. Bila pekerjaan tidak mempunyai identitas,
karyawan tidak akan atau kurang bangga dengan hasil-hasilnya. Ini berarti kontribusi mereka
tidak tampak.
2. Hubungan Tugas dan Tanggung Jawab
Yaitu perincian tugas dan tanggung jawab secara nyata diuraikan secara terpisah agar
jelas diketahui. Rumusan hubungan hendaknya menunjukkan hubungan antara pelaku organisasi.
3. Standar Wewenang dan Pekerjaan
Yakni kewenangan dan standar pekerjaan yang harus dicapai oleh setiap pejabat harus
jelas. Pekerjaan-pekerjaan yang memberikan kepada para karyawan wewenang untuk mengambil
keputusan-keputusan, berarti menambah tanggung jawab. Hal ini akan cendrung meningkatkan
perasaan dipercaya dan dihargai.
5. 5
4. Syarat Kerja
Syarat kerja harus diuraikan dengan jelas, seperti alat-alat, mesin, dan bahan baku yang
akan dipergunakan untuk melakukan pekerjaan tersebut.
5. Ringkasan Pekerjaan
Ringkasan pekerjaan atau jabatan harus menguraikan bentuk umum pekerjaan dan
mencantumkan fungsi-fungsi dan aktifitas utamanya. Juga dengan penjelasan tentang jabatan
dibawah dan diatasnya, yaitu harus dijelaskan jabatan dari mana petugas dipromosikan dan
kejabatan mana petugas akan dipromosikan.
E. Manfaat Desain Pekerjaan
1. Menetapkan basis rasional bagi struktur kompensasi.
2. Mengevalusi pengaruh tantangan lingkungan terhadap kinerja individu.
3. Merencanakan kebutuhan sumber daya manusia dimasa yang akan datang.
4. Menentukan kebutuhan pelatihan bagi karyawan.
5. Menempatkan karyawan sesuai dengan keterampilan.
6. Menetapkan standar prestasi kerja.
7. Merencanakan pengembangan karyawan potensial.
8. Membantu revisi struktur organisasi.
9. Efisiensi operasional, produktifitas dan kualitas pelayanan menjadi optimal .
10. Tanggung jawab tim ditetapkan sedemikian rupa, sehingga bisa meningkatkan
kerja sama dan efektifitas tim.
6. 6
III
KESIMPULAN
Dari uraian mengenai desain kerja, dapat ditarik suatu kesimpulan, bahwa desain kerja
merupakan faktor penting yang menentukan efektivitas dan efisiensi kerja sebuah perusahaan.
Desain kerja dapat menambah gairah kerja karyawan sehingga produktivitas kerja meningkat.
Desain kerja yang tepat akan membawa pengaruh baik terhadap perusahaan dan sebaliknya,
desain kerja yang buruk juga akan berakibat buruk pada kinerja perusahaan.
7. 7
DAFTAR PUSTAKA
Herjanto, Eddy, 2008, Manajemen Operasi, Penerbit Grasindo, Jakarta.
Dessler, Gary, 2012, Human Resource Managemen, Pearson Education, New Jersey.
Wibowo, 2010, Manajemen Kinerja – Edisi Ketiga, Penerbit Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
Robbins, Stephen, dan Timothy A., Judge, 2008, “Perilaku
Organisasi, Organizational Behaviour”, Buku Terjemahan, Gramedia, Jakarta