Penicillium sp. adalah genus fungi dari ordo Hypomycetes, filum Ascomycota. Penicillium sp. memiliki ciri hifa bersepta dan membentuk badan spora yang disebut konidium. Konidium berbeda dengan sporangim, karena tidak memiliki selubung pelindung seperti sporangium.
Paecilomyces sp. adalah genus fungi dari ordo Eurotiales, filum Ascomycota. Genus Paecilomyces dapat dibedakan dari genus Penicillium walaupun memiliki hubungan erat satu phylum, perbedaannya yaitu dengan memiliki panjang dan ramping phialides yang berbeda dan koloni yang biasanya tidak pernah bewarna hijau.
Aspergillus adalah suatu jamur yang termasuk dalam kelas Ascomycetes yang dapat ditemukan dimana–mana di alam ini. Ia tumbuh sebagai saprofit pada tumbuh-tumbuhan yang membusuk
Dialam populasi mikroba tidak terpisah sendiri menurut jenisnya, tetapi terdiri dari campuran berbagai macam sel. Di dalam laboratorium populasi bakteri ini dapat diisolasi menjadi kultur murni yang terdiri dari satu jenis yang dapat dipelajari morfologinya, sifat dan kemampuan biokimiawinya.
Dalam mempelajari mikroba tidak bias dilakukan secara kasat mata. Sedangkan dalam suatu lokasi yang menurut manusia sudah cukup kecil, disanan masih terdapat bakteri dalam jumlah besar dan juga bermacam–macam jenisnya. Selain itu, di alam mikrobia pada umumnya tidak hidup tersendiri sebagai individu tunggal dan terlepas dari spesies yang lain, Mikroba lebih sering ditemukan dalam bentuk koloni dan bersama-sama dengan mikroba yang lain
Penicillium sp. adalah genus fungi dari ordo Hypomycetes, filum Ascomycota. Penicillium sp. memiliki ciri hifa bersepta dan membentuk badan spora yang disebut konidium. Konidium berbeda dengan sporangim, karena tidak memiliki selubung pelindung seperti sporangium.
Paecilomyces sp. adalah genus fungi dari ordo Eurotiales, filum Ascomycota. Genus Paecilomyces dapat dibedakan dari genus Penicillium walaupun memiliki hubungan erat satu phylum, perbedaannya yaitu dengan memiliki panjang dan ramping phialides yang berbeda dan koloni yang biasanya tidak pernah bewarna hijau.
Aspergillus adalah suatu jamur yang termasuk dalam kelas Ascomycetes yang dapat ditemukan dimana–mana di alam ini. Ia tumbuh sebagai saprofit pada tumbuh-tumbuhan yang membusuk
Dialam populasi mikroba tidak terpisah sendiri menurut jenisnya, tetapi terdiri dari campuran berbagai macam sel. Di dalam laboratorium populasi bakteri ini dapat diisolasi menjadi kultur murni yang terdiri dari satu jenis yang dapat dipelajari morfologinya, sifat dan kemampuan biokimiawinya.
Dalam mempelajari mikroba tidak bias dilakukan secara kasat mata. Sedangkan dalam suatu lokasi yang menurut manusia sudah cukup kecil, disanan masih terdapat bakteri dalam jumlah besar dan juga bermacam–macam jenisnya. Selain itu, di alam mikrobia pada umumnya tidak hidup tersendiri sebagai individu tunggal dan terlepas dari spesies yang lain, Mikroba lebih sering ditemukan dalam bentuk koloni dan bersama-sama dengan mikroba yang lain
Materi dalam powerpoint berikut ini akan menjelaskan mengenai Kingdom Fungi yang terdiri dari pengertian, struktur tubuh, cara hidup dan habitat, serta cara reproduksi organisme tersebut. Powerpoint ini juga akan menjelaskan mengenai klasifikasi fungi yang dibagi manjadi empat kelompok besar berdasarkan cara reproduksi generatifnya yaitu Zygomycota, Ascomycota, Basidiomycota dan Deuteromycita (belum diketahui cara reproduksi generatifnya). Pada bagian akhir, akan dijelaskan pula mengenai peranan fungi bagi kehidupan, baik yang sifatnya menguntungkan ataupun merugikan.
Materi Tentang Sistem Reproduksi fungi/ Jamuryohanes meor
Fungi melakukan reproduksi secara aseksual dan seksual.
Reproduksi secara aseksual terjadi dengan pembentukan kuncup atau tunas pada jamur uniseluler serta pemutusan benang hifa (fragmentasi miselium) dan pembentukan spora aseksual (spora vegetatif) pada fungi multiseluler. Reproduksi jamur secara seksual dilakukan oleh spora seksual.
Spora seksual dihasilkan secara singami. Singgami terdiri dari dua tahap, yaitu tahap plasmogami dan tahap kariogami.
Tetap kuat menjalani hidup walau terkadang terasa sangat berat :) Awali semua perbuatan dengan Do'a, dan akhiri dengan do;a pula :) Dan jangan pernah pelit untuk membagikan ilmu yang kamu miliki.
Pendidikan IPA UM 2015
Kingdom fungi (jamur) merupakan kingdom yang anggotanya memiliki ciri umum yaitu eukariotik (memiliki membran inti sel), umumnya multiseluler, ada juga yang uniseluler (Saccaromyces cereviceae), bereproduksi dengan pembentukkan spora, tidak memiliki klorofil, memiliki dinding sel yang tersusun atas zat kitin, tubuh disusun oleh benang benang yang disebut hifa dan habitatnya di tempat yang lembab.
DOWNLOAD MATERI BIOLOGI KELAS X IPA GRATIS
JANGAN LUPA LIKE SHARE DAN KOMENTAR YA
DAPATKAN JUGA MATERI SBMPTN LAINNYA DENGAN JOIN KE BLOG KAMI ZONA-SBMPTN.BLOGSPOT.COM UNTUK UPDATE MATERI LAINNYA
SELAMAT BELAJAR DAN SEMANGAT !!!!
pemanfaatan kenekaragaman hayati sebagai biodegradasi limbah plastikAfifi Rahmadetiassani
Essay ini menjelaskan peran kehati dalam mendgradasi permasalah limbah plastik. Seperti kita ketahui plastik menjadi permasalahan dunia saat ini dan di Indonesia menjadi peringkat ke 2 dunia dalam menyumbangkan sampah plastik.
Kajian kasus perdaganagan avifauna yang berdasarkan hasil investigasi di lansekap kerinci seblat.Kajian ini dilakukan oleh Lembaga Animlas Indonesia dengan berkolabrasi dengan Tropical Forest Conservation Action for Sumatera (TFCA-Sumatera)
Kelas Inspirasi Jakarta 5 mengenalkan berbagai macam profesi dengan harapan memberikan gambaran kepada anak bangsa dan memotivasi mereka untuk mencapai impiannya. Salah satunya adalah Peneliti Konservasi Alam.
1. LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
MORFOLOGI MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS FUNGI
Oleh :
Afifi Rahamdetiassani 083112620150008
Rika Safira 083112620150026
Rifky Cahyo Oktavianto 083112620150010
Ely Akbar 083112620150017
Dita Rahayu 083112620150001
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI DAN GENETIKA
FAKULTAS BIOLOGI
UNIVERSITAS NASIONAL JAKARTA
2011
2. MORFOLOGI MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS FUNGI
Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui bentuk makroskopis dan
mikroskopis beberapa jenis fungi terutama kapang dan khamir.
Tinjaun Pustaka
Fungi merupakan organisme eukariot yang memiliki dinding sel, namun tidak
memiliki klorofil, eukariotik, bereproduksi secara aseksual dan seksual. Fungi ada
yang dapat dilihat secara langsung (makroskopis) dan diamati menggunakan
mikroskop (mikroskopis). Pada umumnya jamur mempunyai sel banyak
(multiseluler) misalnya jamur merang dan jamur tempe, tetapi ada juga yang bersel
tunggal (uniseluler) seperti ragi atau yeast/ Saccharomyces sp. Jamur yang
multiseluler tersusun atas benang-benang yang disebut dengan hifa. Apabila dilihat
dengan mikroskop tampak bentuk hifa ini bersekat-sekat (bersepta) dan tidak bersekat
(Fuad, 2011).
Tiap sekat terdapat satu sel yang terdiri atas satu atau beberapa inti sel.
Adapun pada hifa yang tidak bersekat, inti selnya tersebar di dalam sitoplasma yang
disebut dengan sinositik. Dinding sel jamur ini terbuat dari kitin yang dapat
memberikan bentuk dari sel-sel jamur. Kumpulan hifa-hifa ini akan membentuk suatu
miselium, dan miselium inilah yang tumbuh menyebar di atas substrat dan berfungsi
sebagai penyerap makanan dari lingkungannya (Fuad ,2011).
Dalam pengelompokan, fungi terbagi menjadi tiga antara lain khamir, kapang
dan cendawan (Aryulina, 2004). Fungi hidup menyerap zat organik dari
lingkungannya. Secara makroskopis fungi dapat dilihat dari morfologi koloni berupa
warna, tekstur, topografi, garis radial, garis kosentris, dan ada tidaknya eksudat.
Secara mikroskopis fungi dapat dilihat dari bentuk sel dan struktur hifa (Noverita,
2009).
3. Berdasarkan cara memperoleh makanannya, fungi mempunyai sifat sebagai
berikut (Rahmandani, 2011) :
1. Saprofit
2. Parasit
3. Mutual
Fungi hidup pada lingkungan yang beragam namun sebagian besar jamur
hidup di tempat yang lembab. Meskipun demikian banyak pula fungi yang hidup
pada organisme atau sisa-sisa organisme di laut atau di air tawar. Jamur juga dapat
hidup di lingkungan yang asam (Rahmandani, 2011).
Alat, Bahan dan Cara Kerja
Alat dan Bahan :
1. Beberapa koloni kapang dan khamir dalam cawan petri.
2. Lactophenol cotton blue
3. Jarum ose dan jarum tanam
4. Lampu spirtus
5. Gelas objek dan gelas penutup
6. Mikroskop
Cara Kerja :
1. Pengamatan Makroskopis (koloni kapang dan khamir)
a. Beberapa koloni kapang dan khamir disiapkan
b. Warna, tekstur, topografi dan tetesan eksudat diamati
Beberapa karakteristik koloni fungi yang perlu diperhatikan :
Warna
Warna yang perlu diperhatikan adalah warna permukaan koloni dan warna
sebalik koloni (reverse side). Warna koloni bervariasi (putih, abu-abu, hijau
muda, hijau kekuningan, dll) sesuai dengan warna sel, spora atau konidianya.
Tekstur
Tekstur koloni yang dilihat merupakan aerial hipha (hifa udara). Berikut ini
beberapa tekstur hifa fungi :
4. Absent : Koloni dengan miselium tenggelam, permukaan agak halus.
Cattony: Koloni dengan hifa aerial yang panjang dan padat, menyerupai
kapas.
Woolly: Koloni dengan tenunan hifa atau kumpulan hifa hampir panjang,
tenunannya mirip kain wool.
Velvety: Koloni dengan hifa aerial yang pendek menyerupai kain beludru.
Downy: Koloni dengan hifa halus, pendek dan tegak, secara keseluruhan
sering transparan.
Glabrous atau waxy : Koloni dengan permukaan halus, karena tidak ada
hifa aerial. Biasanya koloni khamir berbentuk seperti ini.
Granular atau powdery : Koloni rata dan terlihat banyak konidia yang
terbentuk. Koloni granular tampak lebih kasar permukaannya, sementara
itu koloni powdery permukaannya kelihatan seperti tepung.
Topografi
Rugose: Koloni yang memiliki alur-alur yang ketinggiannya tidak
beraturan dan tampak merupakan garis radial dari reverse side.
Umbonate: Koloni yang memiliki penonjolan seperti sebuah kancing pada
bagian tengah koloni. Seringkali koloni ini juga memiliki alur-alur garis
radial.
Verrugose: Koloni yang memiliki penampakan kusut dan keriput. Biasanya
koloni tidak memiliki aerial hifa.
Tetesan Eksudat
Pada beberapa koloni fungi sering terlihat adanya tetesan eksudat yang
merupakan titik-titik cairan yang terlihat pada permukaan koloni. Biasanya
eksudat ini merupakan hasil metabolit sekunder dari fungi.
5. c. Garis-garis radial dari pusat koloni ke arah tepi koloni serta lingkaran
konsentris ada atau tidak juga diamati.
Garis radial dan lingkaran kosentris
Garis radial merupakan garis yang terlihat seperti jari-jari koloni, sedangkan
lingkaran kosentris merupakan lingkaran-lingkaran yang terbentuk dalam suatu
koloni. Garis radial dan lingkaran kosentris seringkali lebih jelas terlihat pada
reverse side.
d. Semua hasil pengamatan diamati
2. Pengamatan Mikroskopis (sel dan hifa)
a. Gelas objek serta gelas penutup disiapkan
b. Gelas objek ditetesi satu tetes lactophenol cotton blue
c. Diambil dengan menggunakan jarum tanam kapang dan jarum ose khamir
d. Diletakan di atas tetesan lactophenol cotton blue dan diratakan
e. Diamati dengan menggunakan mikroskop pembesaran objektif 10 x -40 x
f. Diperhatikan ifa berseptum atau tidak, hialin atau berwarna bila diberi cat
atau gelap serta bentuk hifa (berspiral, bernodul atau berhizoid).
g. Spora aseksual serta spora seksual kalau ada diperhatikan
h. Untuk khamir, bentuk sel, dinding sel (halus, kasar, berpigmen atau tidak),
spora aseksual dan seksual kalau ada, budding serta pseudohifa
diperhatikan
i. Semua hasil pengamatan dicatat dan digambar
Hasil dan Pembahasan
A. Pengamatan Makroskopis Fungi
No. Jenis Fungi Warna Tekstur Topografi Garis Garis
(permukaan, Radial Konsentris
reverse side)
1 X HIjau Velvety Rugose ada -
6. kebiruan, Putih
kehijauan
2 Saccaromyces Kuning, Glabrous Umbunate - -
cerevisae Kuning
3 Candida sp. Putih Glabrous Umbunate - -
kekuningan,
Putih susu
4 Trichoderma Hijau tua, Granular Umbunate Ada -
viridae Hijau muda
5 Aspergilus niger Hitam, Putih Velvety Umbunate - Ada
kekuningan
6 Rhizopus sp. Putih bercak Cattony Rugose - -
hitam, Kuning
7 Isolat Tanah Putih, Putih Cattony Rugose Ada -
kecokelatan
B. Pengamatan Mikroskopis Fungi
No. Jenis Fungi Hifa Spora
1. Candida sp. Pseudohifa Ada
2. X Ada Ada
3. Trichoderma viridae Ada Ada
4. Pennicillium sp. Ada Ada
5. Isolat tanah Ada Ada
6. Rhizopus sp. Ada Ada
Pada praktikum ini, jenis fungi yang diamati antara lain Saccaromyces
cerevisae, Candida sp., Trichoderma viridae, Aspergilus niger, Rhizopus sp., isolat
tanah dan X jenis yang belum teridentifikasi. Saccaromyces cerevisae, memiliki
warna kuning (permukaan dan belakang), tekstur glabrous dan topografi umbonate,
tidak memiliki garis radial maupun konsentris. Candida sp., berwarna putih
kekuningan pada permukaan dan putih susu pada sisi belakang, tekstur glabrous dan
topografi umbonate, tidak memiliki garis radial maupun konsentris.
7. Trichoderma viridae, berwarna hijau tua pada permukaan hijau muda pada
sisi belakangnya, tekstur granular, topografi umbonate dan memiliki garis radial.
Aspergilus niger, berwarna hitam pada permukaannya dan putih kekuningan pada sisi
balakangnya, tekstur velvety dan topografi umbonate, hanya memiliki garis
konsentris. Rhizopus sp, berwarna putih bercak hitam pada permukaannnyakuning
pada sisi belakangnya, tekstur cattony dan topografi rugose, tidak memiliki garis
radial maupun konsentris. Isolat tanah, berwarna putih pada permukaannya, putih
kecoklatan pada sisi belakangnya, tekstur cattony, topografi rugose dan hanya
memiliki garis radial. Jenis X, berwarna hijau kebiruan pada sisi permukaannya dan
putih kehijauan pada sisi belakangnya, tekstur velvety, topografi rugose dan hanya
memiliki garis radial.
Pada praktikum pengamatan makroskopis fungi, isolat yang diamati
berdasarkan beberapa karakteristik morfologinya seperti tekstur, warna, topografi dan
garis radial atau garis konsentris yang dimiliki. Pengamatan makroskopis dapat
dilihat dari bentuk koloni yang terbentuk (terutama kapang dan khamir). Koloni
merupakan kumpulan dari miselium/sel, sedangkan miselium adalah kumpulan dari
hifa. Untuk tekstur, warna dan topografi, setiap fungi memiliki beberapa karakter
yang berbeda-beda, namun untuk garis radial atau konsentris, hanya beberapa fungi
yang memilikinya. Hal ini tergantung jenis/spesies fungi yang diamati.
Sedangkan pada pengamatan mikroskopis, fungi diamati berdasarkan ada atau
tidaknya hifa dan spora. Hifa dan spora dapat terlihat dengan pewarnaan oleh
lactophenol cotton blue, namun berbeda dengan bakteri, pada fungi tidak diperlukan
NaCl. Dari hasil pengamatan hampir semua fungi memiliki hifa dan spora, namun
ada juga yang berupa pseudohifa (semi hifa). Penicillium sebenarnya tidak ada dalam
daftar pengamatan, isolat fungi yang diamati sebenarnya adalah Aspergillus, namun
diindikasikan bahwa terjadi kontaminasi sehingga setelah dilihat di mikroskop yang
terlihat adalah struktur Penicillium.
DAFTAR PUSTAKA
8. Aryulina, D., Muslim,C.,Manaf,S.,Winarni,E.W. Biologi SMA Untuk Kelas X. Esis.
Jakarta, 2004.
Fuad,A.A. Jamur. http://auvicena.blogspot.com/2009/07/bab-4-jamur.html. Diakses
pada tanggal 27 Maret 2011.
Rahmandani,T. Fungi (Jamur). http://daniteer.blogspot.com/2011/03/fungi-
jamur.html. Diakses pada tanggal 27 Maret 2011.
Noverita, Widowati. R, Yulneriwarni dan Darnely. Penuntun Praktikum
Mikrobiologi. Fakultas Biologi Universitas Nasional. Jakarta. 2009.
KESIMPULAN
Rika Safira
083112620150026
9. 1. Dari hasil praktikum, bentuk makroskopis fungi yang terlihat dari beberapa
karakteristik koloni adalah:
a. warna (hijau kebiruan, kuning, putih, putih kehijauan, putih
kecoklatan, putih bercak hitam, hijau tua, hijau muda, hitam, putih
susu)
b. tekstur (glabrous, velvety, cattony, dan granular)
c. topografi (rugose dan umbonate)
d. garis radial dan konsentris (memiliki salah satu garis atau tidak
keduanya).
2. Dari hasil praktikum, bentuk mikroskopis fungi yang terlihat dari beberapa
karakteristik bentuk sel adalah:
a. hifa, hampir semua jenis fungi memilikinya kecuali Candida sp
(pseudohifa).
b. spora, semua jenis fungi yang diamati memilikinya.
KESIMPULAN
Afifi Rahmadetiassani
10. 083112620150008
Pada praktikum ini dapat disimpulkan bahwa makroskopis dan mikroskopis
pada setiap fungi berbeda-beda. Pengamatan makroskopis dilakukan pada preparat
X, Saccaromyces cerevisae, Candida sp., Trichoderma viridae, Aspergilus niger,
Rhizopus sp., dan isolat tanah yang dilihat dari warna, tekstur, topografi, ada tidaknya
garis radial dan garis konsentris.
Pada pengamtan mikroskopis menggunakan preparat X, Candida sp.,
Trichoderma viridae, Penicillium , Rhizopus sp., dan isolat tanah yang diamati adalah
bentuk hifa dan spora.
KESIMPULAN
Rifki Cahyo O. F.
083112620150010
11. MORFOLOGI MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS FUNGI
Secara makroskopis dapat dilihat pada warna permukaan atas dan bawah,
tekstur, topografi, ada tidaknya garis radial dan kosentris. Sedangkan secara
mikroskopis dapat dilihat pada bentuk hifa, atau miselium dan bentuk sel.
Pemeriksaan isolat dengan pengamatan makroskopis dilakukan terhadap
karakteristik koloni fungi. Karakteristik tersebut berupa warna, tekstur, topografi
serta garis radial dan lingkaran konsentris dan ada tidaknya tetesan eksudat (metabolit
sekunder yang dihasilkan).
Isolat diamati hifa dan bentuk konidianya, sebagai bagian dari identifikasi
fungi karena bentuk konidia dan hifa pada fungi berbeda-beda, hifa ada yang ber-
segmen dan ada yang berbentuk untaian. Warna yang di timbulkan juga berbeda-
beda, sebagian besar warna yang terlihat merupakan warna spora, seperti
Saccharomices cereviseae, hijau muda pada Trichoderma viridae, dan putih pada
Candida.
Eksudat / metabolit sekuder merupakan hasil sampingan dan bentuk proteksi
fungi terhadap organisme lain di sekitarnya. Pembentukan eksudat di tandai dengan
pertumbuhan organisme lain yang terhambat pertumbuhannya disekitar fungi yang
menghasilkan eksudat.
LAMPIRAN
12. Gambar 1. Tampak depan dan tampak belakang Aspergillus niger
Gambar 2. Tampak depan dan tampak belakang Candida sp.
13. Gambar 3. Tampak depan dan tampak belakang Rhizopus sp.
Gamar 4. Mikroskopis Rhizopus sp
Gambar 5. Tampak depan dan tampak belakang Saccaromyces cerevisae
14. Gambar 6. Tampak depan dan tampak belakang isolat tanah
Gambar 7. Tampak depan dan tampak belakang preparat X
Gambar 8. Tampak depan dan tampak belakang Trichoderma viridae