SlideShare a Scribd company logo
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI


MORFOLOGI MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS FUNGI



                              Oleh :

Afifi Rahamdetiassani                  083112620150008
Rika Safira                            083112620150026
Rifky Cahyo Oktavianto                 083112620150010
Ely Akbar                              083112620150017
Dita Rahayu                            083112620150001




    LABORATORIUM MIKROBIOLOGI DAN GENETIKA
                        FAKULTAS BIOLOGI
              UNIVERSITAS NASIONAL JAKARTA
                              2011
MORFOLOGI MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS FUNGI



Tujuan
         Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui bentuk makroskopis dan
mikroskopis beberapa jenis fungi terutama kapang dan khamir.
Tinjaun Pustaka
         Fungi merupakan organisme eukariot yang memiliki dinding sel, namun tidak
memiliki klorofil, eukariotik, bereproduksi secara aseksual dan seksual. Fungi ada
yang dapat dilihat secara langsung (makroskopis) dan diamati menggunakan
mikroskop     (mikroskopis).   Pada   umumnya     jamur   mempunyai     sel   banyak
(multiseluler) misalnya jamur merang dan jamur tempe, tetapi ada juga yang bersel
tunggal (uniseluler) seperti ragi atau yeast/ Saccharomyces sp. Jamur yang
multiseluler tersusun atas benang-benang yang disebut dengan hifa. Apabila dilihat
dengan mikroskop tampak bentuk hifa ini bersekat-sekat (bersepta) dan tidak bersekat
(Fuad, 2011).
         Tiap sekat terdapat satu sel yang terdiri atas satu atau beberapa inti sel.
Adapun pada hifa yang tidak bersekat, inti selnya tersebar di dalam sitoplasma yang
disebut dengan sinositik. Dinding sel jamur ini terbuat dari kitin yang dapat
memberikan bentuk dari sel-sel jamur. Kumpulan hifa-hifa ini akan membentuk suatu
miselium, dan miselium inilah yang tumbuh menyebar di atas substrat dan berfungsi
sebagai penyerap makanan dari lingkungannya (Fuad ,2011).
         Dalam pengelompokan, fungi terbagi menjadi tiga antara lain khamir, kapang
dan cendawan (Aryulina, 2004). Fungi hidup menyerap zat organik dari
lingkungannya. Secara makroskopis fungi dapat dilihat dari morfologi koloni berupa
warna, tekstur, topografi, garis radial, garis kosentris, dan ada tidaknya eksudat.
Secara mikroskopis fungi dapat dilihat dari bentuk sel dan struktur hifa (Noverita,
2009).
Berdasarkan cara memperoleh makanannya, fungi mempunyai sifat sebagai
berikut (Rahmandani, 2011) :
   1. Saprofit
   2. Parasit
   3. Mutual
       Fungi hidup pada lingkungan yang beragam namun sebagian besar jamur
hidup di tempat yang lembab. Meskipun demikian banyak pula fungi yang hidup
pada organisme atau sisa-sisa organisme di laut atau di air tawar. Jamur juga dapat
hidup di lingkungan yang asam (Rahmandani, 2011).
Alat, Bahan dan Cara Kerja
Alat dan Bahan :
   1. Beberapa koloni kapang dan khamir dalam cawan petri.
   2. Lactophenol cotton blue
   3. Jarum ose dan jarum tanam
   4. Lampu spirtus
   5. Gelas objek dan gelas penutup
   6. Mikroskop
Cara Kerja :
   1. Pengamatan Makroskopis (koloni kapang dan khamir)
       a. Beberapa koloni kapang dan khamir disiapkan
       b. Warna, tekstur, topografi dan tetesan eksudat diamati
       Beberapa karakteristik koloni fungi yang perlu diperhatikan :
       Warna
       Warna yang perlu diperhatikan adalah warna permukaan koloni dan warna
       sebalik koloni (reverse side). Warna koloni bervariasi (putih, abu-abu, hijau
       muda, hijau kekuningan, dll) sesuai dengan warna sel, spora atau konidianya.
       Tekstur
       Tekstur koloni yang dilihat merupakan aerial hipha (hifa udara). Berikut ini
       beberapa tekstur hifa fungi :
 Absent : Koloni dengan miselium tenggelam, permukaan agak halus.
 Cattony: Koloni dengan hifa aerial yang panjang dan padat, menyerupai
  kapas.
 Woolly: Koloni dengan tenunan hifa atau kumpulan hifa hampir panjang,
  tenunannya mirip kain wool.
 Velvety: Koloni dengan hifa aerial yang pendek menyerupai kain beludru.
 Downy: Koloni dengan hifa halus, pendek dan tegak, secara keseluruhan
  sering transparan.
 Glabrous atau waxy : Koloni dengan permukaan halus, karena tidak ada
  hifa aerial. Biasanya koloni khamir berbentuk seperti ini.
 Granular atau powdery : Koloni rata dan terlihat banyak konidia yang
  terbentuk. Koloni granular tampak lebih kasar permukaannya, sementara
  itu koloni powdery permukaannya kelihatan seperti tepung.


Topografi
 Rugose: Koloni yang memiliki alur-alur yang ketinggiannya tidak
  beraturan dan tampak merupakan garis radial dari reverse side.
 Umbonate: Koloni yang memiliki penonjolan seperti sebuah kancing pada
  bagian tengah koloni. Seringkali koloni ini juga memiliki alur-alur garis
  radial.
 Verrugose: Koloni yang memiliki penampakan kusut dan keriput. Biasanya
  koloni tidak memiliki aerial hifa.


Tetesan Eksudat
Pada beberapa koloni fungi sering terlihat adanya tetesan eksudat yang
merupakan titik-titik cairan yang terlihat pada permukaan koloni. Biasanya
eksudat ini merupakan hasil metabolit sekunder dari fungi.
c. Garis-garis radial dari pusat koloni ke arah tepi koloni serta lingkaran
        konsentris ada atau tidak juga diamati.
        Garis radial dan lingkaran kosentris
     Garis radial merupakan garis yang terlihat seperti jari-jari koloni, sedangkan
     lingkaran kosentris merupakan lingkaran-lingkaran yang terbentuk dalam suatu
     koloni. Garis radial dan lingkaran kosentris seringkali lebih jelas terlihat pada
     reverse side.
        d. Semua hasil pengamatan diamati


     2. Pengamatan Mikroskopis (sel dan hifa)
        a. Gelas objek serta gelas penutup disiapkan
        b. Gelas objek ditetesi satu tetes lactophenol cotton blue
        c. Diambil dengan menggunakan jarum tanam kapang dan jarum ose khamir
        d. Diletakan di atas tetesan lactophenol cotton blue dan diratakan
        e. Diamati dengan menggunakan mikroskop pembesaran objektif 10 x -40 x
        f. Diperhatikan ifa berseptum atau tidak, hialin atau berwarna bila diberi cat
            atau gelap serta bentuk hifa (berspiral, bernodul atau berhizoid).
        g. Spora aseksual serta spora seksual kalau ada diperhatikan
        h. Untuk khamir, bentuk sel, dinding sel (halus, kasar, berpigmen atau tidak),
            spora aseksual dan seksual kalau ada, budding serta pseudohifa
            diperhatikan
        i. Semua hasil pengamatan dicatat dan digambar
Hasil dan Pembahasan
     A. Pengamatan Makroskopis Fungi


No.      Jenis Fungi          Warna            Tekstur   Topografi      Garis      Garis
                           (permukaan,                                 Radial    Konsentris
                           reverse side)
 1             X              HIjau            Velvety    Rugose         ada             -
kebiruan, Putih
                            kehijauan
 2      Saccaromyces         Kuning,        Glabrous   Umbunate        -          -
          cerevisae          Kuning
 3       Candida sp.          Putih         Glabrous   Umbunate        -          -
                           kekuningan,
                            Putih susu
 4      Trichoderma         Hijau tua,      Granular   Umbunate      Ada          -
           viridae         Hijau muda
 5     Aspergilus niger    Hitam, Putih      Velvety   Umbunate        -        Ada
                           kekuningan
 6      Rhizopus sp.       Putih bercak      Cattony    Rugose         -          -
                          hitam, Kuning
 7       Isolat Tanah      Putih, Putih      Cattony    Rugose       Ada          -
                           kecokelatan

     B. Pengamatan Mikroskopis Fungi


 No.         Jenis Fungi                    Hifa                     Spora
 1.          Candida sp.                 Pseudohifa                   Ada
 2.               X                         Ada                       Ada
 3.      Trichoderma viridae                Ada                       Ada
 4.        Pennicillium sp.                 Ada                       Ada
 5.          Isolat tanah                   Ada                       Ada
 6.          Rhizopus sp.                   Ada                       Ada

        Pada praktikum ini, jenis fungi yang diamati antara lain Saccaromyces
cerevisae, Candida sp., Trichoderma viridae, Aspergilus niger, Rhizopus sp., isolat
tanah dan X jenis yang belum teridentifikasi. Saccaromyces cerevisae, memiliki
warna kuning (permukaan dan belakang), tekstur glabrous dan topografi umbonate,
tidak memiliki garis radial maupun konsentris. Candida sp., berwarna putih
kekuningan pada permukaan dan putih susu pada sisi belakang, tekstur glabrous dan
topografi umbonate, tidak memiliki garis radial maupun konsentris.
Trichoderma viridae, berwarna hijau tua pada permukaan hijau muda pada
sisi belakangnya, tekstur granular, topografi umbonate dan memiliki garis radial.
Aspergilus niger, berwarna hitam pada permukaannya dan putih kekuningan pada sisi
balakangnya, tekstur velvety dan topografi umbonate, hanya memiliki garis
konsentris. Rhizopus sp, berwarna putih bercak hitam pada permukaannnyakuning
pada sisi belakangnya, tekstur cattony dan topografi rugose, tidak memiliki garis
radial maupun konsentris. Isolat tanah, berwarna putih pada permukaannya, putih
kecoklatan pada sisi belakangnya, tekstur cattony, topografi rugose dan hanya
memiliki garis radial. Jenis X, berwarna hijau kebiruan pada sisi permukaannya dan
putih kehijauan pada sisi belakangnya, tekstur velvety, topografi rugose dan hanya
memiliki garis radial.
       Pada praktikum pengamatan makroskopis fungi, isolat yang diamati
berdasarkan beberapa karakteristik morfologinya seperti tekstur, warna, topografi dan
garis radial atau garis konsentris yang dimiliki. Pengamatan makroskopis dapat
dilihat dari bentuk koloni yang terbentuk (terutama kapang dan khamir). Koloni
merupakan kumpulan dari miselium/sel, sedangkan miselium adalah kumpulan dari
hifa. Untuk tekstur, warna dan topografi, setiap fungi memiliki beberapa karakter
yang berbeda-beda, namun untuk garis radial atau konsentris, hanya beberapa fungi
yang memilikinya. Hal ini tergantung jenis/spesies fungi yang diamati.
       Sedangkan pada pengamatan mikroskopis, fungi diamati berdasarkan ada atau
tidaknya hifa dan spora. Hifa dan spora dapat terlihat dengan pewarnaan oleh
lactophenol cotton blue, namun berbeda dengan bakteri, pada fungi tidak diperlukan
NaCl. Dari hasil pengamatan hampir semua fungi memiliki hifa dan spora, namun
ada juga yang berupa pseudohifa (semi hifa). Penicillium sebenarnya tidak ada dalam
daftar pengamatan, isolat fungi yang diamati sebenarnya adalah Aspergillus, namun
diindikasikan bahwa terjadi kontaminasi sehingga setelah dilihat di mikroskop yang
terlihat adalah struktur Penicillium.


                                 DAFTAR PUSTAKA
Aryulina, D., Muslim,C.,Manaf,S.,Winarni,E.W. Biologi SMA Untuk Kelas X. Esis.
       Jakarta, 2004.
Fuad,A.A. Jamur. http://auvicena.blogspot.com/2009/07/bab-4-jamur.html. Diakses
       pada tanggal 27 Maret 2011.
Rahmandani,T.      Fungi     (Jamur).    http://daniteer.blogspot.com/2011/03/fungi-
       jamur.html. Diakses pada tanggal 27 Maret 2011.


Noverita,   Widowati.   R,   Yulneriwarni   dan    Darnely.   Penuntun     Praktikum
     Mikrobiologi. Fakultas Biologi Universitas Nasional. Jakarta. 2009.




                                     KESIMPULAN
   Rika Safira
   083112620150026
1. Dari hasil praktikum, bentuk makroskopis fungi yang terlihat dari beberapa
       karakteristik koloni adalah:
          a. warna (hijau kebiruan, kuning, putih, putih kehijauan, putih
              kecoklatan, putih bercak hitam, hijau tua, hijau muda, hitam, putih
              susu)
          b. tekstur (glabrous, velvety, cattony, dan granular)
          c. topografi (rugose dan umbonate)
          d. garis radial dan konsentris (memiliki salah satu garis atau tidak
              keduanya).
   2. Dari hasil praktikum, bentuk mikroskopis fungi yang terlihat dari beberapa
       karakteristik bentuk sel adalah:
          a. hifa, hampir semua jenis fungi memilikinya kecuali Candida sp
              (pseudohifa).
          b. spora, semua jenis fungi yang diamati memilikinya.




                                  KESIMPULAN




Afifi Rahmadetiassani
083112620150008




       Pada praktikum ini dapat disimpulkan bahwa makroskopis dan mikroskopis
pada setiap fungi berbeda-beda. Pengamatan makroskopis dilakukan pada preparat
X, Saccaromyces cerevisae, Candida sp., Trichoderma viridae, Aspergilus niger,
Rhizopus sp., dan isolat tanah yang dilihat dari warna, tekstur, topografi, ada tidaknya
garis radial dan garis konsentris.
       Pada pengamtan mikroskopis menggunakan              preparat X, Candida sp.,
Trichoderma viridae, Penicillium , Rhizopus sp., dan isolat tanah yang diamati adalah
bentuk hifa dan spora.




                                     KESIMPULAN


Rifki Cahyo O. F.
083112620150010
MORFOLOGI MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS FUNGI


       Secara makroskopis dapat dilihat pada warna permukaan atas dan bawah,
tekstur, topografi, ada tidaknya garis radial dan kosentris. Sedangkan secara
mikroskopis dapat dilihat pada bentuk hifa, atau miselium dan bentuk sel.
       Pemeriksaan isolat dengan pengamatan makroskopis dilakukan terhadap
karakteristik koloni fungi. Karakteristik tersebut berupa warna, tekstur, topografi
serta garis radial dan lingkaran konsentris dan ada tidaknya tetesan eksudat (metabolit
sekunder yang dihasilkan).
       Isolat diamati hifa dan bentuk konidianya, sebagai bagian dari identifikasi
fungi karena bentuk konidia dan hifa pada fungi berbeda-beda, hifa ada yang ber-
segmen dan ada yang berbentuk untaian. Warna yang di timbulkan juga berbeda-
beda, sebagian besar warna yang terlihat merupakan warna spora, seperti
Saccharomices cereviseae, hijau muda pada Trichoderma viridae, dan putih pada
Candida.
       Eksudat / metabolit sekuder merupakan hasil sampingan dan bentuk proteksi
fungi terhadap organisme lain di sekitarnya. Pembentukan eksudat di tandai dengan
pertumbuhan organisme lain yang terhambat pertumbuhannya disekitar fungi yang
menghasilkan eksudat.




                                    LAMPIRAN
Gambar 1. Tampak depan dan tampak belakang Aspergillus niger




Gambar 2. Tampak depan dan tampak belakang Candida sp.
Gambar 3. Tampak depan dan tampak belakang Rhizopus sp.




Gamar 4. Mikroskopis Rhizopus sp




Gambar 5. Tampak depan dan tampak belakang Saccaromyces cerevisae
Gambar 6. Tampak depan dan tampak belakang isolat tanah




Gambar 7. Tampak depan dan tampak belakang preparat X




Gambar 8. Tampak depan dan tampak belakang Trichoderma viridae

More Related Content

What's hot

Presentasi Jamur (fungi)
Presentasi Jamur (fungi)Presentasi Jamur (fungi)
Presentasi Jamur (fungi)
Miira Mizhha As-Sauby
 
LAPORAN PRAKTIKUM PARASITOLOGI DASAR 1
LAPORAN PRAKTIKUM PARASITOLOGI DASAR 1LAPORAN PRAKTIKUM PARASITOLOGI DASAR 1
LAPORAN PRAKTIKUM PARASITOLOGI DASAR 1
Awe Wardani
 
Laporan praktikum isolasi
Laporan praktikum isolasiLaporan praktikum isolasi
Laporan praktikum isolasi
Tidar University
 
Laporan praktikum inokulasi
Laporan praktikum inokulasiLaporan praktikum inokulasi
Laporan praktikum inokulasi
Tidar University
 
Laporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNES
Laporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNESLaporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNES
Laporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNES
dewisetiyana52
 
1. PEWARNAAN BAKTERI.ppt
1. PEWARNAAN BAKTERI.ppt1. PEWARNAAN BAKTERI.ppt
1. PEWARNAAN BAKTERI.ppt
materipptgc
 
Morfologi bakteri, kapang dan khamir
Morfologi bakteri, kapang dan khamirMorfologi bakteri, kapang dan khamir
Morfologi bakteri, kapang dan khamir
Agnescia Sera
 
Tanya Jawab Biologi Molekuler
Tanya Jawab Biologi MolekulerTanya Jawab Biologi Molekuler
Tanya Jawab Biologi Molekuler
dewisetiyana52
 
Laporan praktikum media
Laporan praktikum mediaLaporan praktikum media
Laporan praktikum media
Tidar University
 
04 isolasi dan inokulasi
04 isolasi dan inokulasi04 isolasi dan inokulasi
04 isolasi dan inokulasi
Syahrir Ghibran
 
Laporan mikrobiologi menghitung jumlah mikroba
Laporan mikrobiologi   menghitung jumlah mikrobaLaporan mikrobiologi   menghitung jumlah mikroba
Laporan mikrobiologi menghitung jumlah mikrobaMifta Rahmat
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi -  Teknik SterilisasiLaporan Mikrobiologi -  Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi - Teknik Sterilisasi
Rukmana Suharta
 
Pewarnaan Spora Metode Klein
Pewarnaan Spora Metode KleinPewarnaan Spora Metode Klein
Pewarnaan Spora Metode Klein
Auliabcd
 
Botani uas pertemuan ke 1 (bunga)
Botani uas pertemuan ke  1 (bunga)Botani uas pertemuan ke  1 (bunga)
Botani uas pertemuan ke 1 (bunga)
Dokter Tekno
 
Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosin
Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosinTeknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosin
Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosin
ariindrawati2
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGILAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
EDIS BLOG
 
Pengecatan bakteri secara sederhana
Pengecatan bakteri secara sederhanaPengecatan bakteri secara sederhana
Pengecatan bakteri secara sederhana
Tidar University
 
Klasifikasi dan penamaan mikroorganisme
Klasifikasi dan penamaan mikroorganismeKlasifikasi dan penamaan mikroorganisme
Klasifikasi dan penamaan mikroorganisme
Operator Warnet Vast Raha
 

What's hot (20)

Laporan Utama Pewarnaan Negatif
Laporan Utama Pewarnaan NegatifLaporan Utama Pewarnaan Negatif
Laporan Utama Pewarnaan Negatif
 
Presentasi Jamur (fungi)
Presentasi Jamur (fungi)Presentasi Jamur (fungi)
Presentasi Jamur (fungi)
 
LAPORAN PRAKTIKUM PARASITOLOGI DASAR 1
LAPORAN PRAKTIKUM PARASITOLOGI DASAR 1LAPORAN PRAKTIKUM PARASITOLOGI DASAR 1
LAPORAN PRAKTIKUM PARASITOLOGI DASAR 1
 
Laporan praktikum isolasi
Laporan praktikum isolasiLaporan praktikum isolasi
Laporan praktikum isolasi
 
Laporan praktikum inokulasi
Laporan praktikum inokulasiLaporan praktikum inokulasi
Laporan praktikum inokulasi
 
Laporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNES
Laporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNESLaporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNES
Laporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNES
 
1. PEWARNAAN BAKTERI.ppt
1. PEWARNAAN BAKTERI.ppt1. PEWARNAAN BAKTERI.ppt
1. PEWARNAAN BAKTERI.ppt
 
Morfologi bakteri, kapang dan khamir
Morfologi bakteri, kapang dan khamirMorfologi bakteri, kapang dan khamir
Morfologi bakteri, kapang dan khamir
 
Enzim
EnzimEnzim
Enzim
 
Tanya Jawab Biologi Molekuler
Tanya Jawab Biologi MolekulerTanya Jawab Biologi Molekuler
Tanya Jawab Biologi Molekuler
 
Laporan praktikum media
Laporan praktikum mediaLaporan praktikum media
Laporan praktikum media
 
04 isolasi dan inokulasi
04 isolasi dan inokulasi04 isolasi dan inokulasi
04 isolasi dan inokulasi
 
Laporan mikrobiologi menghitung jumlah mikroba
Laporan mikrobiologi   menghitung jumlah mikrobaLaporan mikrobiologi   menghitung jumlah mikroba
Laporan mikrobiologi menghitung jumlah mikroba
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi -  Teknik SterilisasiLaporan Mikrobiologi -  Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi - Teknik Sterilisasi
 
Pewarnaan Spora Metode Klein
Pewarnaan Spora Metode KleinPewarnaan Spora Metode Klein
Pewarnaan Spora Metode Klein
 
Botani uas pertemuan ke 1 (bunga)
Botani uas pertemuan ke  1 (bunga)Botani uas pertemuan ke  1 (bunga)
Botani uas pertemuan ke 1 (bunga)
 
Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosin
Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosinTeknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosin
Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosin
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGILAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
 
Pengecatan bakteri secara sederhana
Pengecatan bakteri secara sederhanaPengecatan bakteri secara sederhana
Pengecatan bakteri secara sederhana
 
Klasifikasi dan penamaan mikroorganisme
Klasifikasi dan penamaan mikroorganismeKlasifikasi dan penamaan mikroorganisme
Klasifikasi dan penamaan mikroorganisme
 

Viewers also liked

Kelompok 6
Kelompok 6Kelompok 6
Kelompok 6progsus6
 
Laporan hasil pengamatan jamur mikroskopis
Laporan hasil pengamatan jamur mikroskopisLaporan hasil pengamatan jamur mikroskopis
Laporan hasil pengamatan jamur mikroskopis
Yunan Malifah
 
LAPORAN-PRAKTIKUM TTR KEL 4
LAPORAN-PRAKTIKUM TTR KEL 4LAPORAN-PRAKTIKUM TTR KEL 4
LAPORAN-PRAKTIKUM TTR KEL 4Juliah Bioedu
 
Morfologi Koloni, Pembiakan Bakteri Dan Jamur
Morfologi Koloni, Pembiakan Bakteri Dan JamurMorfologi Koloni, Pembiakan Bakteri Dan Jamur
Morfologi Koloni, Pembiakan Bakteri Dan Jamur
pjj_kemenkes
 
Morfologi jamur tugas
Morfologi jamur tugasMorfologi jamur tugas
Morfologi jamur tugasprogsus6
 
Struktur makroskopis fungi
Struktur makroskopis fungiStruktur makroskopis fungi
Struktur makroskopis fungiAlfin Nur
 
Percobaan 9 ( pengamatan jamur mikroskopis)
Percobaan 9 ( pengamatan jamur mikroskopis)Percobaan 9 ( pengamatan jamur mikroskopis)
Percobaan 9 ( pengamatan jamur mikroskopis)itatriewahyuni
 
Praktikum Mikrobiologi Dasar - Pengenalan Alat
Praktikum Mikrobiologi Dasar - Pengenalan AlatPraktikum Mikrobiologi Dasar - Pengenalan Alat
Praktikum Mikrobiologi Dasar - Pengenalan Alat
widya veronica
 
Kelompok 8
Kelompok 8Kelompok 8
Kelompok 8progsus6
 

Viewers also liked (12)

Kelompok 6
Kelompok 6Kelompok 6
Kelompok 6
 
Laporan hasil pengamatan jamur mikroskopis
Laporan hasil pengamatan jamur mikroskopisLaporan hasil pengamatan jamur mikroskopis
Laporan hasil pengamatan jamur mikroskopis
 
LAPORAN-PRAKTIKUM TTR KEL 4
LAPORAN-PRAKTIKUM TTR KEL 4LAPORAN-PRAKTIKUM TTR KEL 4
LAPORAN-PRAKTIKUM TTR KEL 4
 
Morfologi Koloni, Pembiakan Bakteri Dan Jamur
Morfologi Koloni, Pembiakan Bakteri Dan JamurMorfologi Koloni, Pembiakan Bakteri Dan Jamur
Morfologi Koloni, Pembiakan Bakteri Dan Jamur
 
Morfologi jamur tugas
Morfologi jamur tugasMorfologi jamur tugas
Morfologi jamur tugas
 
Struktur makroskopis fungi
Struktur makroskopis fungiStruktur makroskopis fungi
Struktur makroskopis fungi
 
Percobaan 9 ( pengamatan jamur mikroskopis)
Percobaan 9 ( pengamatan jamur mikroskopis)Percobaan 9 ( pengamatan jamur mikroskopis)
Percobaan 9 ( pengamatan jamur mikroskopis)
 
Praktikum Mikrobiologi Dasar - Pengenalan Alat
Praktikum Mikrobiologi Dasar - Pengenalan AlatPraktikum Mikrobiologi Dasar - Pengenalan Alat
Praktikum Mikrobiologi Dasar - Pengenalan Alat
 
Kelompok 8
Kelompok 8Kelompok 8
Kelompok 8
 
Dermatofitosis
DermatofitosisDermatofitosis
Dermatofitosis
 
Identifikasi bakteri
Identifikasi bakteriIdentifikasi bakteri
Identifikasi bakteri
 
Laporan pengamatan
Laporan pengamatanLaporan pengamatan
Laporan pengamatan
 

Similar to Morfologi fungi

Kingdom Fungi
Kingdom FungiKingdom Fungi
Kingdom Fungi
Dewi Ayu Pratiwi
 
Konsep Mikologi: Fungi
Konsep Mikologi: FungiKonsep Mikologi: Fungi
Materi Tentang Sistem Reproduksi fungi/ Jamur
Materi Tentang Sistem Reproduksi fungi/ JamurMateri Tentang Sistem Reproduksi fungi/ Jamur
Materi Tentang Sistem Reproduksi fungi/ Jamur
yohanes meor
 
bab-6-fungijamur.ppt
bab-6-fungijamur.pptbab-6-fungijamur.ppt
bab-6-fungijamur.ppt
Ghoffaryali
 
bab6fungi-140131085102-phpapp02.pptx
bab6fungi-140131085102-phpapp02.pptxbab6fungi-140131085102-phpapp02.pptx
bab6fungi-140131085102-phpapp02.pptx
FakhrotunNisaSsiSpd
 
Fungi
FungiFungi
FUNGI
FUNGIFUNGI
Pengertian dan klasifikasi fungi
Pengertian dan klasifikasi fungiPengertian dan klasifikasi fungi
Pengertian dan klasifikasi fungi
ardhian zahroni
 
Foto hasil-pengamatan-mikdas
Foto hasil-pengamatan-mikdasFoto hasil-pengamatan-mikdas
Foto hasil-pengamatan-mikdas
Silmi Rahmani
 
Kingdom fungi
Kingdom fungiKingdom fungi
Kingdom fungi
Wulung Gono
 
MATERI Fungi jamur KELAS XI SMA
MATERI Fungi jamur KELAS XI SMAMATERI Fungi jamur KELAS XI SMA
MATERI Fungi jamur KELAS XI SMA
Zona Bebas
 

Similar to Morfologi fungi (20)

Kingdom Fungi
Kingdom FungiKingdom Fungi
Kingdom Fungi
 
Konsep Mikologi: Fungi
Konsep Mikologi: FungiKonsep Mikologi: Fungi
Konsep Mikologi: Fungi
 
Materi Tentang Sistem Reproduksi fungi/ Jamur
Materi Tentang Sistem Reproduksi fungi/ JamurMateri Tentang Sistem Reproduksi fungi/ Jamur
Materi Tentang Sistem Reproduksi fungi/ Jamur
 
Fungi
FungiFungi
Fungi
 
bab-6-fungijamur.ppt
bab-6-fungijamur.pptbab-6-fungijamur.ppt
bab-6-fungijamur.ppt
 
bab6fungi-140131085102-phpapp02.pptx
bab6fungi-140131085102-phpapp02.pptxbab6fungi-140131085102-phpapp02.pptx
bab6fungi-140131085102-phpapp02.pptx
 
PPT FUNGI
PPT FUNGIPPT FUNGI
PPT FUNGI
 
Fungi by POSLEN SIMBOLON, SPd
Fungi by POSLEN SIMBOLON, SPdFungi by POSLEN SIMBOLON, SPd
Fungi by POSLEN SIMBOLON, SPd
 
PPT FUNGI
PPT FUNGIPPT FUNGI
PPT FUNGI
 
MATERI FUNGI
MATERI FUNGIMATERI FUNGI
MATERI FUNGI
 
MATERI FUNGI
MATERI FUNGIMATERI FUNGI
MATERI FUNGI
 
Fungi
FungiFungi
Fungi
 
FUNGI
FUNGIFUNGI
FUNGI
 
Jamur mikroskopis lapsem
Jamur mikroskopis lapsemJamur mikroskopis lapsem
Jamur mikroskopis lapsem
 
Pengertian dan klasifikasi fungi
Pengertian dan klasifikasi fungiPengertian dan klasifikasi fungi
Pengertian dan klasifikasi fungi
 
Foto hasil-pengamatan-mikdas
Foto hasil-pengamatan-mikdasFoto hasil-pengamatan-mikdas
Foto hasil-pengamatan-mikdas
 
Fungi pertemuan 1
Fungi pertemuan 1Fungi pertemuan 1
Fungi pertemuan 1
 
Kingdom fungi
Kingdom fungiKingdom fungi
Kingdom fungi
 
MATERI Fungi jamur KELAS XI SMA
MATERI Fungi jamur KELAS XI SMAMATERI Fungi jamur KELAS XI SMA
MATERI Fungi jamur KELAS XI SMA
 
Biologi jamur
Biologi jamurBiologi jamur
Biologi jamur
 

More from Afifi Rahmadetiassani

pemanfaatan kenekaragaman hayati sebagai biodegradasi limbah plastik
pemanfaatan kenekaragaman hayati sebagai biodegradasi limbah plastikpemanfaatan kenekaragaman hayati sebagai biodegradasi limbah plastik
pemanfaatan kenekaragaman hayati sebagai biodegradasi limbah plastik
Afifi Rahmadetiassani
 
Bieokonomi
Bieokonomi Bieokonomi
Biodiversitas indonesia
Biodiversitas indonesiaBiodiversitas indonesia
Biodiversitas indonesia
Afifi Rahmadetiassani
 
Ruang Terbuka Hijau di Jakarta
Ruang Terbuka Hijau di JakartaRuang Terbuka Hijau di Jakarta
Ruang Terbuka Hijau di Jakarta
Afifi Rahmadetiassani
 
Perdagangan Avifauna di Lansekap Kerinci Seblat
Perdagangan Avifauna di Lansekap Kerinci Seblat Perdagangan Avifauna di Lansekap Kerinci Seblat
Perdagangan Avifauna di Lansekap Kerinci Seblat
Afifi Rahmadetiassani
 
Pelatihan penyusunan laporan TFCA Sumatera
Pelatihan penyusunan laporan TFCA SumateraPelatihan penyusunan laporan TFCA Sumatera
Pelatihan penyusunan laporan TFCA Sumatera
Afifi Rahmadetiassani
 
Kelas inspirasi jakarta 5
Kelas inspirasi jakarta 5Kelas inspirasi jakarta 5
Kelas inspirasi jakarta 5
Afifi Rahmadetiassani
 
Kupu-Kupu Jakarta : Salah satu harta karun tersisa di Ibu Kota Indonesia
Kupu-Kupu Jakarta : Salah satu harta karun tersisa di Ibu Kota IndonesiaKupu-Kupu Jakarta : Salah satu harta karun tersisa di Ibu Kota Indonesia
Kupu-Kupu Jakarta : Salah satu harta karun tersisa di Ibu Kota Indonesia
Afifi Rahmadetiassani
 
Reptil laut (Penyu laut)
Reptil laut (Penyu laut)Reptil laut (Penyu laut)
Reptil laut (Penyu laut)
Afifi Rahmadetiassani
 
Hutan dan upaya konservasi
Hutan dan upaya konservasiHutan dan upaya konservasi
Hutan dan upaya konservasi
Afifi Rahmadetiassani
 
Mengenal hujan
Mengenal hujanMengenal hujan
Mengenal hujan
Afifi Rahmadetiassani
 
Troides helena, si cantik dari alam
Troides helena, si cantik dari alamTroides helena, si cantik dari alam
Troides helena, si cantik dari alam
Afifi Rahmadetiassani
 
Komunitas kupu kupu di ruang terbuka hijau (rth) dki jakarta
Komunitas kupu kupu di ruang terbuka hijau (rth) dki jakartaKomunitas kupu kupu di ruang terbuka hijau (rth) dki jakarta
Komunitas kupu kupu di ruang terbuka hijau (rth) dki jakarta
Afifi Rahmadetiassani
 
Komunitas Kupu-Kupu di RTH DKI Jakarta
Komunitas Kupu-Kupu di RTH DKI JakartaKomunitas Kupu-Kupu di RTH DKI Jakarta
Komunitas Kupu-Kupu di RTH DKI JakartaAfifi Rahmadetiassani
 
Bioekologi dan strategi konservasi troides helena
Bioekologi dan strategi konservasi troides helenaBioekologi dan strategi konservasi troides helena
Bioekologi dan strategi konservasi troides helenaAfifi Rahmadetiassani
 
Bioekologi dan strategi konservasi kupu kupu raja helena
Bioekologi dan strategi konservasi kupu kupu raja helenaBioekologi dan strategi konservasi kupu kupu raja helena
Bioekologi dan strategi konservasi kupu kupu raja helenaAfifi Rahmadetiassani
 
Peran serangga dalam kehidupan manusia
Peran serangga dalam kehidupan manusiaPeran serangga dalam kehidupan manusia
Peran serangga dalam kehidupan manusiaAfifi Rahmadetiassani
 

More from Afifi Rahmadetiassani (20)

pemanfaatan kenekaragaman hayati sebagai biodegradasi limbah plastik
pemanfaatan kenekaragaman hayati sebagai biodegradasi limbah plastikpemanfaatan kenekaragaman hayati sebagai biodegradasi limbah plastik
pemanfaatan kenekaragaman hayati sebagai biodegradasi limbah plastik
 
Bieokonomi
Bieokonomi Bieokonomi
Bieokonomi
 
Biodiversitas indonesia
Biodiversitas indonesiaBiodiversitas indonesia
Biodiversitas indonesia
 
Ruang Terbuka Hijau di Jakarta
Ruang Terbuka Hijau di JakartaRuang Terbuka Hijau di Jakarta
Ruang Terbuka Hijau di Jakarta
 
Perdagangan Avifauna di Lansekap Kerinci Seblat
Perdagangan Avifauna di Lansekap Kerinci Seblat Perdagangan Avifauna di Lansekap Kerinci Seblat
Perdagangan Avifauna di Lansekap Kerinci Seblat
 
Pelatihan penyusunan laporan TFCA Sumatera
Pelatihan penyusunan laporan TFCA SumateraPelatihan penyusunan laporan TFCA Sumatera
Pelatihan penyusunan laporan TFCA Sumatera
 
Kelas inspirasi jakarta 5
Kelas inspirasi jakarta 5Kelas inspirasi jakarta 5
Kelas inspirasi jakarta 5
 
Kupu-Kupu Jakarta : Salah satu harta karun tersisa di Ibu Kota Indonesia
Kupu-Kupu Jakarta : Salah satu harta karun tersisa di Ibu Kota IndonesiaKupu-Kupu Jakarta : Salah satu harta karun tersisa di Ibu Kota Indonesia
Kupu-Kupu Jakarta : Salah satu harta karun tersisa di Ibu Kota Indonesia
 
Reptil laut (Penyu laut)
Reptil laut (Penyu laut)Reptil laut (Penyu laut)
Reptil laut (Penyu laut)
 
Hutan dan upaya konservasi
Hutan dan upaya konservasiHutan dan upaya konservasi
Hutan dan upaya konservasi
 
Mengenal hujan
Mengenal hujanMengenal hujan
Mengenal hujan
 
Troides helena, si cantik dari alam
Troides helena, si cantik dari alamTroides helena, si cantik dari alam
Troides helena, si cantik dari alam
 
Ramah sampah ramah dompet
Ramah sampah ramah dompetRamah sampah ramah dompet
Ramah sampah ramah dompet
 
Komunitas kupu kupu di ruang terbuka hijau (rth) dki jakarta
Komunitas kupu kupu di ruang terbuka hijau (rth) dki jakartaKomunitas kupu kupu di ruang terbuka hijau (rth) dki jakarta
Komunitas kupu kupu di ruang terbuka hijau (rth) dki jakarta
 
Komunitas Kupu-Kupu di RTH DKI Jakarta
Komunitas Kupu-Kupu di RTH DKI JakartaKomunitas Kupu-Kupu di RTH DKI Jakarta
Komunitas Kupu-Kupu di RTH DKI Jakarta
 
Mengenal pecahan bagian 1
Mengenal pecahan bagian 1Mengenal pecahan bagian 1
Mengenal pecahan bagian 1
 
Bioekologi dan strategi konservasi troides helena
Bioekologi dan strategi konservasi troides helenaBioekologi dan strategi konservasi troides helena
Bioekologi dan strategi konservasi troides helena
 
Bioekologi dan strategi konservasi kupu kupu raja helena
Bioekologi dan strategi konservasi kupu kupu raja helenaBioekologi dan strategi konservasi kupu kupu raja helena
Bioekologi dan strategi konservasi kupu kupu raja helena
 
Pengenalan dan pengawetan kupu kupu
Pengenalan dan pengawetan kupu kupuPengenalan dan pengawetan kupu kupu
Pengenalan dan pengawetan kupu kupu
 
Peran serangga dalam kehidupan manusia
Peran serangga dalam kehidupan manusiaPeran serangga dalam kehidupan manusia
Peran serangga dalam kehidupan manusia
 

Morfologi fungi

  • 1. LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI MORFOLOGI MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS FUNGI Oleh : Afifi Rahamdetiassani 083112620150008 Rika Safira 083112620150026 Rifky Cahyo Oktavianto 083112620150010 Ely Akbar 083112620150017 Dita Rahayu 083112620150001 LABORATORIUM MIKROBIOLOGI DAN GENETIKA FAKULTAS BIOLOGI UNIVERSITAS NASIONAL JAKARTA 2011
  • 2. MORFOLOGI MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS FUNGI Tujuan Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui bentuk makroskopis dan mikroskopis beberapa jenis fungi terutama kapang dan khamir. Tinjaun Pustaka Fungi merupakan organisme eukariot yang memiliki dinding sel, namun tidak memiliki klorofil, eukariotik, bereproduksi secara aseksual dan seksual. Fungi ada yang dapat dilihat secara langsung (makroskopis) dan diamati menggunakan mikroskop (mikroskopis). Pada umumnya jamur mempunyai sel banyak (multiseluler) misalnya jamur merang dan jamur tempe, tetapi ada juga yang bersel tunggal (uniseluler) seperti ragi atau yeast/ Saccharomyces sp. Jamur yang multiseluler tersusun atas benang-benang yang disebut dengan hifa. Apabila dilihat dengan mikroskop tampak bentuk hifa ini bersekat-sekat (bersepta) dan tidak bersekat (Fuad, 2011). Tiap sekat terdapat satu sel yang terdiri atas satu atau beberapa inti sel. Adapun pada hifa yang tidak bersekat, inti selnya tersebar di dalam sitoplasma yang disebut dengan sinositik. Dinding sel jamur ini terbuat dari kitin yang dapat memberikan bentuk dari sel-sel jamur. Kumpulan hifa-hifa ini akan membentuk suatu miselium, dan miselium inilah yang tumbuh menyebar di atas substrat dan berfungsi sebagai penyerap makanan dari lingkungannya (Fuad ,2011). Dalam pengelompokan, fungi terbagi menjadi tiga antara lain khamir, kapang dan cendawan (Aryulina, 2004). Fungi hidup menyerap zat organik dari lingkungannya. Secara makroskopis fungi dapat dilihat dari morfologi koloni berupa warna, tekstur, topografi, garis radial, garis kosentris, dan ada tidaknya eksudat. Secara mikroskopis fungi dapat dilihat dari bentuk sel dan struktur hifa (Noverita, 2009).
  • 3. Berdasarkan cara memperoleh makanannya, fungi mempunyai sifat sebagai berikut (Rahmandani, 2011) : 1. Saprofit 2. Parasit 3. Mutual Fungi hidup pada lingkungan yang beragam namun sebagian besar jamur hidup di tempat yang lembab. Meskipun demikian banyak pula fungi yang hidup pada organisme atau sisa-sisa organisme di laut atau di air tawar. Jamur juga dapat hidup di lingkungan yang asam (Rahmandani, 2011). Alat, Bahan dan Cara Kerja Alat dan Bahan : 1. Beberapa koloni kapang dan khamir dalam cawan petri. 2. Lactophenol cotton blue 3. Jarum ose dan jarum tanam 4. Lampu spirtus 5. Gelas objek dan gelas penutup 6. Mikroskop Cara Kerja : 1. Pengamatan Makroskopis (koloni kapang dan khamir) a. Beberapa koloni kapang dan khamir disiapkan b. Warna, tekstur, topografi dan tetesan eksudat diamati Beberapa karakteristik koloni fungi yang perlu diperhatikan : Warna Warna yang perlu diperhatikan adalah warna permukaan koloni dan warna sebalik koloni (reverse side). Warna koloni bervariasi (putih, abu-abu, hijau muda, hijau kekuningan, dll) sesuai dengan warna sel, spora atau konidianya. Tekstur Tekstur koloni yang dilihat merupakan aerial hipha (hifa udara). Berikut ini beberapa tekstur hifa fungi :
  • 4.  Absent : Koloni dengan miselium tenggelam, permukaan agak halus.  Cattony: Koloni dengan hifa aerial yang panjang dan padat, menyerupai kapas.  Woolly: Koloni dengan tenunan hifa atau kumpulan hifa hampir panjang, tenunannya mirip kain wool.  Velvety: Koloni dengan hifa aerial yang pendek menyerupai kain beludru.  Downy: Koloni dengan hifa halus, pendek dan tegak, secara keseluruhan sering transparan.  Glabrous atau waxy : Koloni dengan permukaan halus, karena tidak ada hifa aerial. Biasanya koloni khamir berbentuk seperti ini.  Granular atau powdery : Koloni rata dan terlihat banyak konidia yang terbentuk. Koloni granular tampak lebih kasar permukaannya, sementara itu koloni powdery permukaannya kelihatan seperti tepung. Topografi  Rugose: Koloni yang memiliki alur-alur yang ketinggiannya tidak beraturan dan tampak merupakan garis radial dari reverse side.  Umbonate: Koloni yang memiliki penonjolan seperti sebuah kancing pada bagian tengah koloni. Seringkali koloni ini juga memiliki alur-alur garis radial.  Verrugose: Koloni yang memiliki penampakan kusut dan keriput. Biasanya koloni tidak memiliki aerial hifa. Tetesan Eksudat Pada beberapa koloni fungi sering terlihat adanya tetesan eksudat yang merupakan titik-titik cairan yang terlihat pada permukaan koloni. Biasanya eksudat ini merupakan hasil metabolit sekunder dari fungi.
  • 5. c. Garis-garis radial dari pusat koloni ke arah tepi koloni serta lingkaran konsentris ada atau tidak juga diamati. Garis radial dan lingkaran kosentris Garis radial merupakan garis yang terlihat seperti jari-jari koloni, sedangkan lingkaran kosentris merupakan lingkaran-lingkaran yang terbentuk dalam suatu koloni. Garis radial dan lingkaran kosentris seringkali lebih jelas terlihat pada reverse side. d. Semua hasil pengamatan diamati 2. Pengamatan Mikroskopis (sel dan hifa) a. Gelas objek serta gelas penutup disiapkan b. Gelas objek ditetesi satu tetes lactophenol cotton blue c. Diambil dengan menggunakan jarum tanam kapang dan jarum ose khamir d. Diletakan di atas tetesan lactophenol cotton blue dan diratakan e. Diamati dengan menggunakan mikroskop pembesaran objektif 10 x -40 x f. Diperhatikan ifa berseptum atau tidak, hialin atau berwarna bila diberi cat atau gelap serta bentuk hifa (berspiral, bernodul atau berhizoid). g. Spora aseksual serta spora seksual kalau ada diperhatikan h. Untuk khamir, bentuk sel, dinding sel (halus, kasar, berpigmen atau tidak), spora aseksual dan seksual kalau ada, budding serta pseudohifa diperhatikan i. Semua hasil pengamatan dicatat dan digambar Hasil dan Pembahasan A. Pengamatan Makroskopis Fungi No. Jenis Fungi Warna Tekstur Topografi Garis Garis (permukaan, Radial Konsentris reverse side) 1 X HIjau Velvety Rugose ada -
  • 6. kebiruan, Putih kehijauan 2 Saccaromyces Kuning, Glabrous Umbunate - - cerevisae Kuning 3 Candida sp. Putih Glabrous Umbunate - - kekuningan, Putih susu 4 Trichoderma Hijau tua, Granular Umbunate Ada - viridae Hijau muda 5 Aspergilus niger Hitam, Putih Velvety Umbunate - Ada kekuningan 6 Rhizopus sp. Putih bercak Cattony Rugose - - hitam, Kuning 7 Isolat Tanah Putih, Putih Cattony Rugose Ada - kecokelatan B. Pengamatan Mikroskopis Fungi No. Jenis Fungi Hifa Spora 1. Candida sp. Pseudohifa Ada 2. X Ada Ada 3. Trichoderma viridae Ada Ada 4. Pennicillium sp. Ada Ada 5. Isolat tanah Ada Ada 6. Rhizopus sp. Ada Ada Pada praktikum ini, jenis fungi yang diamati antara lain Saccaromyces cerevisae, Candida sp., Trichoderma viridae, Aspergilus niger, Rhizopus sp., isolat tanah dan X jenis yang belum teridentifikasi. Saccaromyces cerevisae, memiliki warna kuning (permukaan dan belakang), tekstur glabrous dan topografi umbonate, tidak memiliki garis radial maupun konsentris. Candida sp., berwarna putih kekuningan pada permukaan dan putih susu pada sisi belakang, tekstur glabrous dan topografi umbonate, tidak memiliki garis radial maupun konsentris.
  • 7. Trichoderma viridae, berwarna hijau tua pada permukaan hijau muda pada sisi belakangnya, tekstur granular, topografi umbonate dan memiliki garis radial. Aspergilus niger, berwarna hitam pada permukaannya dan putih kekuningan pada sisi balakangnya, tekstur velvety dan topografi umbonate, hanya memiliki garis konsentris. Rhizopus sp, berwarna putih bercak hitam pada permukaannnyakuning pada sisi belakangnya, tekstur cattony dan topografi rugose, tidak memiliki garis radial maupun konsentris. Isolat tanah, berwarna putih pada permukaannya, putih kecoklatan pada sisi belakangnya, tekstur cattony, topografi rugose dan hanya memiliki garis radial. Jenis X, berwarna hijau kebiruan pada sisi permukaannya dan putih kehijauan pada sisi belakangnya, tekstur velvety, topografi rugose dan hanya memiliki garis radial. Pada praktikum pengamatan makroskopis fungi, isolat yang diamati berdasarkan beberapa karakteristik morfologinya seperti tekstur, warna, topografi dan garis radial atau garis konsentris yang dimiliki. Pengamatan makroskopis dapat dilihat dari bentuk koloni yang terbentuk (terutama kapang dan khamir). Koloni merupakan kumpulan dari miselium/sel, sedangkan miselium adalah kumpulan dari hifa. Untuk tekstur, warna dan topografi, setiap fungi memiliki beberapa karakter yang berbeda-beda, namun untuk garis radial atau konsentris, hanya beberapa fungi yang memilikinya. Hal ini tergantung jenis/spesies fungi yang diamati. Sedangkan pada pengamatan mikroskopis, fungi diamati berdasarkan ada atau tidaknya hifa dan spora. Hifa dan spora dapat terlihat dengan pewarnaan oleh lactophenol cotton blue, namun berbeda dengan bakteri, pada fungi tidak diperlukan NaCl. Dari hasil pengamatan hampir semua fungi memiliki hifa dan spora, namun ada juga yang berupa pseudohifa (semi hifa). Penicillium sebenarnya tidak ada dalam daftar pengamatan, isolat fungi yang diamati sebenarnya adalah Aspergillus, namun diindikasikan bahwa terjadi kontaminasi sehingga setelah dilihat di mikroskop yang terlihat adalah struktur Penicillium. DAFTAR PUSTAKA
  • 8. Aryulina, D., Muslim,C.,Manaf,S.,Winarni,E.W. Biologi SMA Untuk Kelas X. Esis. Jakarta, 2004. Fuad,A.A. Jamur. http://auvicena.blogspot.com/2009/07/bab-4-jamur.html. Diakses pada tanggal 27 Maret 2011. Rahmandani,T. Fungi (Jamur). http://daniteer.blogspot.com/2011/03/fungi- jamur.html. Diakses pada tanggal 27 Maret 2011. Noverita, Widowati. R, Yulneriwarni dan Darnely. Penuntun Praktikum Mikrobiologi. Fakultas Biologi Universitas Nasional. Jakarta. 2009. KESIMPULAN Rika Safira 083112620150026
  • 9. 1. Dari hasil praktikum, bentuk makroskopis fungi yang terlihat dari beberapa karakteristik koloni adalah: a. warna (hijau kebiruan, kuning, putih, putih kehijauan, putih kecoklatan, putih bercak hitam, hijau tua, hijau muda, hitam, putih susu) b. tekstur (glabrous, velvety, cattony, dan granular) c. topografi (rugose dan umbonate) d. garis radial dan konsentris (memiliki salah satu garis atau tidak keduanya). 2. Dari hasil praktikum, bentuk mikroskopis fungi yang terlihat dari beberapa karakteristik bentuk sel adalah: a. hifa, hampir semua jenis fungi memilikinya kecuali Candida sp (pseudohifa). b. spora, semua jenis fungi yang diamati memilikinya. KESIMPULAN Afifi Rahmadetiassani
  • 10. 083112620150008 Pada praktikum ini dapat disimpulkan bahwa makroskopis dan mikroskopis pada setiap fungi berbeda-beda. Pengamatan makroskopis dilakukan pada preparat X, Saccaromyces cerevisae, Candida sp., Trichoderma viridae, Aspergilus niger, Rhizopus sp., dan isolat tanah yang dilihat dari warna, tekstur, topografi, ada tidaknya garis radial dan garis konsentris. Pada pengamtan mikroskopis menggunakan preparat X, Candida sp., Trichoderma viridae, Penicillium , Rhizopus sp., dan isolat tanah yang diamati adalah bentuk hifa dan spora. KESIMPULAN Rifki Cahyo O. F. 083112620150010
  • 11. MORFOLOGI MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS FUNGI Secara makroskopis dapat dilihat pada warna permukaan atas dan bawah, tekstur, topografi, ada tidaknya garis radial dan kosentris. Sedangkan secara mikroskopis dapat dilihat pada bentuk hifa, atau miselium dan bentuk sel. Pemeriksaan isolat dengan pengamatan makroskopis dilakukan terhadap karakteristik koloni fungi. Karakteristik tersebut berupa warna, tekstur, topografi serta garis radial dan lingkaran konsentris dan ada tidaknya tetesan eksudat (metabolit sekunder yang dihasilkan). Isolat diamati hifa dan bentuk konidianya, sebagai bagian dari identifikasi fungi karena bentuk konidia dan hifa pada fungi berbeda-beda, hifa ada yang ber- segmen dan ada yang berbentuk untaian. Warna yang di timbulkan juga berbeda- beda, sebagian besar warna yang terlihat merupakan warna spora, seperti Saccharomices cereviseae, hijau muda pada Trichoderma viridae, dan putih pada Candida. Eksudat / metabolit sekuder merupakan hasil sampingan dan bentuk proteksi fungi terhadap organisme lain di sekitarnya. Pembentukan eksudat di tandai dengan pertumbuhan organisme lain yang terhambat pertumbuhannya disekitar fungi yang menghasilkan eksudat. LAMPIRAN
  • 12. Gambar 1. Tampak depan dan tampak belakang Aspergillus niger Gambar 2. Tampak depan dan tampak belakang Candida sp.
  • 13. Gambar 3. Tampak depan dan tampak belakang Rhizopus sp. Gamar 4. Mikroskopis Rhizopus sp Gambar 5. Tampak depan dan tampak belakang Saccaromyces cerevisae
  • 14. Gambar 6. Tampak depan dan tampak belakang isolat tanah Gambar 7. Tampak depan dan tampak belakang preparat X Gambar 8. Tampak depan dan tampak belakang Trichoderma viridae