SlideShare a Scribd company logo
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ketika mikroorganisme dibiakan pada suatu medium, mikroorganisme akan
memperlihatkan perbedaan pertumbuhannya secara makroskopik. Perbedaan tersebut
dinamakan karakteristik biakan (cultural), yang digunakan sebagai dasar pemisahan
mikroorganisme kedalam kelompok taksonomi. Karakteristik biakan untuk semua
bakteri yang sudah diketahui terdapat dalam “Bergey’s Manual Of Determinative
Bacteriology”. Semua diidentifikasi berdasarkan pembiakan bakteri dalam media
agar miring dan lempeng agar, media nutrisi cair dan nutrisi gelatin. Pola
pertumbuhan pada setiap medium dapat digambarkan dan menunjukkan pola
pertumbuhan yang khas. Masing – masing spesies bakteri akan membentuk koloni
yang berbeda – beda. Sifat – sifat dari bentuk koloni tersebut antara lain :
1. Bentuk
 Bintik – bintik (punctiform, pinpoint)
 Bundar (circular)
 Seperti benang (aborestcent)
 Bentuk pohon (aborestcent)
2. Diameter
3. Pinggiran koloni
 Rata
 Tidak rata/bergerigi
4. Permukaan koloni
 Halus, rata, kasar
 Cembung (convex), cekung (convac)
 Keriput, unbilicated
5. Kepadatan
 Kering, seperti pasta
 Padat
6. Pembentukan pigmen
 Warnanya apakah putih, kuning, merah, hijau metalik, merah kilap, logam
dan lain – lain.
7. Perubahan medium
 Penghancuran, haemolisi dan non haemolisis.
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk memperkenalkan morfologi berbagai
koloni bakteri pada macam – macam media.
1.3 Waktu dan Tempat
Praktikum tentang identifikasi bakteri dilakukan pada tanggal 01 Desember
2014 di Laboratorium Mikrobiologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Syiah
Kuala.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Mikroorganisme sangat erat kaitannya dengan kehidupan kita, ada beberapa
diantaranya bermanfaat dan adapula yang merugikan. Salah satu teknik untuk
membiakan ( Menumbuhkan ) bakteri, yang menjadi padat dan tetap tembus pandang
pada suhu inkubasi. Media yang baik adalah agar, dapat dilarutkan dalam larutan
nutrien dan bilamana menjadi gel akan tetap padat dalam kisaran temperatur yang
luas. Mikroorganisme terdapat dimana-mana didalam lingkungan kita merekapun ada
pada tubuh kita dan disekeliling kita. Mereka merupakan komponen penting dalam
ekosistem. Dihabitat alamiahnya, mereka hidup dalam suatu komunitas yang terdiri
dari berbagai jenis mokroorganisme, bersama spesies-spesies biologi lainnya.
Didalam komunitas ini, satu spesies mikroba dapat mempengaruhi spesies lain
dengan berbagai cara-cara beberapa bersifat menguntungkan beberapa merugikan
(Pelczar,1986).
Pada pewarnaan gram, bakteri yang telah difiksasi dengan panas sehingga
membentuk noda pada kaca objek diwarnai dengan pewarna basa yaitu crystal violet.
Karena warna ungu mewarnai seluruh sel, maka pewarna ini disebut pewarna primer.
Selanjutnya noda dicuci dan pada noda spesimen ditetesi iodin yang merupakan
mordant. Setelah iodin dicuci, baik bakteri Gram Positif maupun Gram Negatif
tampak berwarna ungu. Selanjutnya noda spesimen dicuci dengan alkohol yang
merupakan decolorizing agent (senyawa peluntur warna) yang pada spesies bakteri
tertentu dapat menghilangkan warna ungu dari sel. Setelah alkohol dicuci, noda
spesies diwarnai kembali dengan safranin yang merupakan pewarna basa berwarna
merah. Bakteri yang tetap berwarna ungu digolongkan ke dalam Gram Positif,
sedangkan bakteri yang berwarna merah digolongkan ke dalam Gram
Negatif (Suriawiria, 1999).
Ada tiga macam prosedur pewarnaan, yaitu pewarnaan sederhana (simple stain),
pewarnaan diferensial (differential strain), dan pewarnaan khusus (special strain).
Pada pewarnaan sederhana hanya digunakan satu macam zat warna untuk
meningkatkan kontras antara mikroorganisme dan sekelilingnya. Prosedur Pewarnaan
sederhana mudah dan cepat, sehingga pewarnaan ini sering digunakan untuk melihat
bentuk ukuran dan penataan pada mikoorganisme bakteri pada bakteri dikenal bentu
yang bulat (coccus), batang (basil), dan spiral (Lay, 1994).
Kebanyakan sel bakteri tidak berwarna, sehingga jika dilarutkan dalam air dan
diperlihatkan di bawah mikroskop tidak memperlihatkan warna kontras dengan
medium disekelilingnya. Beberapa zat yang digunakan untuk mengamati struktur
bagian dalam sel. Dalam pewarnaan mikroba, dapat digunakan satu jenis warna, cara
ini disebut pewarnaan sederhana. Zat-zat warna yang biasa digunakan untuk
pewarnaan bekteri dapat dibedakan atas beberapa golongan yaitu: pewarnaan
sederhana, pewarnaan diferensial, pewarnaan strukturan dan pewarnaan untuk
menguji adanya komponen tertentu di dalam sel (Waluyo, 2007).
III. METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum identifikasi bakteri
adalah biakan yang berkoloni dan colony counter.
3.2 Cara Kerja
Diamati dengan panca indra
hasil
dicatat
Biakan
IV. PEMBAHASAN
Tahapan sederhana dalam mengidentifikasi bakteri, yaitu dengan Menumbuhkan
mikroorganisme dalam media sintetik cawan petri. Koloni yang tumbuh pada tahap 1
merupakan koloni campuran, sehingga perlu tahap lanjut. Koloni yang benar-benar
terpisah dari suatu kultur campuran dikarakterisasi tipe pertumbuhan (karakterisasi
makroskopis) kemudian diisolasi murni pada media miring (slant agar) dalam tabung
reaksi. Identifikasi dilanjutkan hingga tingkat mikroskopis berdasarkan sifat-sifat
tertentu yang tercantum dalam Bergey`s Manual of Determinative Bacteriology.
Morfologi terbagi dua yaitu morfologi Makroskopik dan morfologi mikroskopik
Populasi bakteri tumbuh sangat cepat ketika mereka ditambahkan dan disesuaikan
dengan gizi dan kondisi lingkungan yang memungkinkan mereka untuk berkembang.
Melalui pertumbuhan ini, berbagai jenis bakteri kadang memberi penampilan yang
khas. Beberapa koloni mungkin akan berwarna, ada yang berbentuk lingkaran,
sementara ada yang bentuknya tidak teratur. Karakteristik koloni (bentuk, ukuran,
margin, elevasi, warna, permukaan, konsistensi) yang diistilahkan sebagai “morfologi
koloni”. Morfologi koloni adalah cara para ilmuwan dapat mengidentifikasi bakteri
secara makroskopis. Morfologi mikroskopik adalah karakteristik bakteri yang dilihat
melalui pengamatan dibawah mikroskop. Bentuk bakteri sangat bervariasi, tetapi
secara umum ada 3 tipe, yaitu bentuk bulat / kokus, bentuk batang / basil, Bentuk
spiral / spirilium.
Bakteri asam laktat memiliki karakteristik berbentuk batang atau kokus, gram
positif, katalase negatif, tidak membentuk spora, tidak bergerak, tidak mempunyai
sitokrom, anaerobik, membutuhkan nutrisi yang kompleks seperti asam-asam amino,
vitamin (B1, B6, B12) dan biotin. Kelompok bakteri asam laktat merupakan bakteri
probiotik. Bakteri probiotik adalah bakteri yang berperan dalam menjaga harmonisasi
ekosistem dalam usus. Keseimbangan mikroflora dalam saluran pencernaan yang
optimum tergantung pada konsumsi nutrien berimbang dan kondisi kesehatan
seseorang. Yoghurt merupakan salah satu sediaan yang mengandung probiotik.
Probiotik dapat meningkatkan kesehatan dengan cara memperbaiki keseimbangan
flora usus jika dikonsumsi dalam keadaan hidup dan dalam jumlah yang memadai.
Jenis probiotik yang paling umum adalah dari golongan Lactobacillus bulgaricus, L.
casei, L. acidophillus, dan Streptococcus thermophillus. Bakteri asam laktat
digolongkan menjadi dua berdasarkan sifat fermentasinya yaitu homofermentatif dan
heterofermentatif. Homofermentatif ialah bakteri yang hanya menghasilkan asam
laktat dari metabolisme gula dan digunakan dalam fermentasi susu menjadi yogurt,
contohnya Lactobacillus acidophilus, L. bulgaricus, danStreptococcus thermophillus.
Sedangkan heterofermentatif menghasilkan asam laktat, karbondioksida, sedikit asam
volatil, alkohol dan ester serta digunakan dalam industri susu untuk menghasilkan
keju dan senyawa flavor, senyawa cita rasa maupun pengental;
contohnya Lactobacillus casei (Gobel, 2005).
Bakteri pada media agar miring tumbuh subur karena media agar miring
memungkinkan kontak dengan oksigen dan nutrisi bagi bakteri. Pada media cair ,
bakteri tumbuh menyebar dan banyak tumbuh diatas karena bakteri bergerak keatas
untuk mendapatkan banyak oksigen.
Bakteri homofermentatif adalah Fermentasi bakteri asam laktat yang hanya
menghasilkan asam laktat sebagai prodaknya. Bakteri homofermentatif sering
digunakan dalam pengawetan makanan, karena produksi asam laktat dalam jumlah
tinggi di dalam makanan dapat menghambat pertumbuhan bakteri lainnya yang
menyebabkan kebusukan makanan.Pada kelompok bakteri ini asam piruvat yang
terbentuk dari jalur glikolisis (EMP) bertindak sebagai penerima hidrogen, dimana
reduksi asam piruvat oleh NADH2 menghasilkan asam laktat.
Bakteri asam laktat dapat dibedakan atas 2 kelompok yaitu:
Bakteri homofermentatif; glukosa difermentasi menghasilkan asam laktat sebagai
satu-satunya produk. Contoh :Streptococus, Pediococcus, dan beberapa Lactobacillus.
Bakteri heterofermentatif : glukosa difermentasikan selain menghasilkan asam laktat
juga memproduksi senyawa-senyawa lainnya yaitu etanol, asam asetat.
Contoh :Leuconostoc, dan beberapa spesiesLactobacillus.
Perbandingan bakteri homofermentatif dan bakteri heterofermentatif
Perbedaan kedua kelompok bakteri ini didasarkan juga pada kemampuan bakteri
asam laktat dalam menghasilkan enzim fruktosa difosfat aldolase. Bakteri asam laktat
homofermentatif mampu menghasilkan enzim fruktosa difosfat aldolase, sedangkan
bakteri asam laktat heterofermentatif tidak mampu menghasilkan enzim tersebut
tetapi bakteri asam laktat heterofermentatif mampu menghasilkan glukosa 6 fosfat
dehidrogenase dan 6 fosfat glukonatdehidrogenase sehingga mempunyai jalur
pembentukan asam laktat yang berbeda.
Secara garis besar, keduanya memiliki kesamaan dalam mekanisme pembentukan
asam laktat, yaitu piruvat akan diubah menjadi laktat (atau asam laktat) dan diikuti
dengan proses transfer elektron dari NADH menjadi NAD+. Pola fermentasi ini dapat
dibedakan dengan mengetahui keberadaan enzim-enzim yang berperan di dalam jalur
metabolismeglikolisis.
Bakteri homofermentatif melibatkan aldolase dan heksosa aldolase namun tidak
memiliki fosfoketolase serta hanya sedikit atau bahkan sama sekali tidak
menghasilkan CO2.Jalur metabolisme dari yang digunakan pada homofermentatif
adalah lintasan Embden-Meyerhof-Parnas untuk menghasilakn piruvat kemudian
direduksi menjadi asam laktat melibatkan enzim laktase dehidrogenase menggunakan
kelebihan NADH.Beberapa contoh genus bakteri yang merupakan bakteri
homofermentatif adalah Streptococcus,Enterococcus, Lactococcus, Pediococcus,
dan Lactobacillus.
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapatkan dari pratikum identifikasi bakteri adalah
sebagai berikut:
1. Morfologi terbagi dua yaitu morfologi Makroskopik dan morfologi
mikroskopik.
2. Bentuk bakteri sangat bervariasi, tetapi secara umum ada 3 tipe, yaitu bentuk
bulat / kokus, bentuk batang / basil, Bentuk spiral / spirilium.
3. Bakteri asam laktat digolongkan menjadi dua berdasarkan sifat fermentasinya
yaitu homofermentatif dan heterofermentatif.
4. Bakteri homofermentatif sering digunakan dalam pengawetan makanan,
karena produksi asam laktat dalam jumlah tinggi di dalam makanan dapat
menghambat pertumbuhan bakteri lainnya yang menyebabkan
kebusukan makanan.
5. Bakteri heterofermentatif memfermentasi glukosa selain menghasilkan asam
laktat juga memproduksi senyawa-senyawa lainnya yaitu etanol, asam asetat.
5.2 Saran
Diharapkan pada saat pratikum kedepannya lebih memperhatikan kondisi
ruangan dan suhu diruangan yang berpengaruh terhadap sampel yang akan di
praktikumkan.
DAFTAR PUSTAKA
Lay, B. 1994. Analisis Mikroba di Laboratorium. Rajawali, Jakarta.
Pelczar. 1986. Dasar-dasar Mikrobiologi Jilid 2. Universitas Indonesia, Jakarta.
Suriawiria, U. 1999. Mikrobiologi. Universitas Terbuka, Jakarta.
Waluyo, L. 2007. Mikrobiologi Umum. UMM Press, Malang.
.

More Related Content

What's hot

laporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapanlaporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapan
wd_amaliah
 

What's hot (20)

Laporan praktikum uji asam amino
Laporan praktikum uji asam aminoLaporan praktikum uji asam amino
Laporan praktikum uji asam amino
 
Laporan praktikum kromatografi 4 (klt)
Laporan praktikum kromatografi 4 (klt)Laporan praktikum kromatografi 4 (klt)
Laporan praktikum kromatografi 4 (klt)
 
Lipid
LipidLipid
Lipid
 
Laporan praktikum media
Laporan praktikum mediaLaporan praktikum media
Laporan praktikum media
 
Makalah analisa farmasi kuantitatif spektro uv vis dan fluorometri FARMASI UNSRI
Makalah analisa farmasi kuantitatif spektro uv vis dan fluorometri FARMASI UNSRIMakalah analisa farmasi kuantitatif spektro uv vis dan fluorometri FARMASI UNSRI
Makalah analisa farmasi kuantitatif spektro uv vis dan fluorometri FARMASI UNSRI
 
Laporan resmi unguentum
Laporan resmi unguentumLaporan resmi unguentum
Laporan resmi unguentum
 
Pengecatan bakteri secara sederhana
Pengecatan bakteri secara sederhanaPengecatan bakteri secara sederhana
Pengecatan bakteri secara sederhana
 
Laporan Mikrobiologi - Senyawa Anti Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Senyawa Anti MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Senyawa Anti Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Senyawa Anti Mikroba
 
Titrasi kompleksometri
Titrasi kompleksometriTitrasi kompleksometri
Titrasi kompleksometri
 
Kimia Analitik I
Kimia Analitik IKimia Analitik I
Kimia Analitik I
 
Percobaan III
Percobaan IIIPercobaan III
Percobaan III
 
Laporan alkalimetri bu yuni
Laporan alkalimetri bu yuniLaporan alkalimetri bu yuni
Laporan alkalimetri bu yuni
 
Laporan Mikrobiologi - Pengamatan Morfologi Fungi
Laporan Mikrobiologi -  Pengamatan Morfologi FungiLaporan Mikrobiologi -  Pengamatan Morfologi Fungi
Laporan Mikrobiologi - Pengamatan Morfologi Fungi
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
 
Atomic Absorption Spectrophotometer
Atomic Absorption SpectrophotometerAtomic Absorption Spectrophotometer
Atomic Absorption Spectrophotometer
 
laporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapanlaporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapan
 
Laporan Praktikum Spektrofotometri
Laporan Praktikum SpektrofotometriLaporan Praktikum Spektrofotometri
Laporan Praktikum Spektrofotometri
 
Laporan isolasi bakteri
Laporan isolasi bakteriLaporan isolasi bakteri
Laporan isolasi bakteri
 
Bab vi spektrofotometri
Bab vi spektrofotometriBab vi spektrofotometri
Bab vi spektrofotometri
 
Laporan Utama Pewarnaan Negatif
Laporan Utama Pewarnaan NegatifLaporan Utama Pewarnaan Negatif
Laporan Utama Pewarnaan Negatif
 

Viewers also liked

Isolasi dan morfologi koloni bakteri
Isolasi  dan  morfologi koloni bakteriIsolasi  dan  morfologi koloni bakteri
Isolasi dan morfologi koloni bakteri
Afifi Rahmadetiassani
 
Laporan Praktikum Biologi Mikroba Tropis
Laporan Praktikum Biologi Mikroba TropisLaporan Praktikum Biologi Mikroba Tropis
Laporan Praktikum Biologi Mikroba Tropis
guestbbed0b
 
Laporan lbm 1 blok 19 sgd 2
Laporan lbm 1 blok 19 sgd 2Laporan lbm 1 blok 19 sgd 2
Laporan lbm 1 blok 19 sgd 2
RSIGM
 
Media pertumbuhan mikroba
Media pertumbuhan mikrobaMedia pertumbuhan mikroba
Media pertumbuhan mikroba
Ela Afellay
 
Epidemiologi kesehatan-lingkungan1
Epidemiologi kesehatan-lingkungan1Epidemiologi kesehatan-lingkungan1
Epidemiologi kesehatan-lingkungan1
Thonce Thesia
 
Mikrobiologi Bakteri
Mikrobiologi BakteriMikrobiologi Bakteri
Mikrobiologi Bakteri
kikikamila
 

Viewers also liked (16)

Ppt isolasi, identifikasi dan pewarnaan mikroorganisme
Ppt isolasi, identifikasi dan pewarnaan mikroorganismePpt isolasi, identifikasi dan pewarnaan mikroorganisme
Ppt isolasi, identifikasi dan pewarnaan mikroorganisme
 
Isolasi dan morfologi koloni bakteri
Isolasi  dan  morfologi koloni bakteriIsolasi  dan  morfologi koloni bakteri
Isolasi dan morfologi koloni bakteri
 
Laporan mikrobiologi morfologi mikroba
Laporan mikrobiologi   morfologi mikrobaLaporan mikrobiologi   morfologi mikroba
Laporan mikrobiologi morfologi mikroba
 
Laporan 2
Laporan 2Laporan 2
Laporan 2
 
2 struktur morfologi
2 struktur morfologi2 struktur morfologi
2 struktur morfologi
 
Laporan Praktikum Biologi Mikroba Tropis
Laporan Praktikum Biologi Mikroba TropisLaporan Praktikum Biologi Mikroba Tropis
Laporan Praktikum Biologi Mikroba Tropis
 
Pewarnaan gram
Pewarnaan gramPewarnaan gram
Pewarnaan gram
 
Isolasi bakteri pada sampel urin
Isolasi bakteri pada sampel urinIsolasi bakteri pada sampel urin
Isolasi bakteri pada sampel urin
 
Jaringan periderm
Jaringan peridermJaringan periderm
Jaringan periderm
 
Morfologi fungi
Morfologi fungiMorfologi fungi
Morfologi fungi
 
Laporan lbm 1 blok 19 sgd 2
Laporan lbm 1 blok 19 sgd 2Laporan lbm 1 blok 19 sgd 2
Laporan lbm 1 blok 19 sgd 2
 
Pewarnaan gram + bakteriologi urin
Pewarnaan gram + bakteriologi urinPewarnaan gram + bakteriologi urin
Pewarnaan gram + bakteriologi urin
 
Pewarnaan
PewarnaanPewarnaan
Pewarnaan
 
Media pertumbuhan mikroba
Media pertumbuhan mikrobaMedia pertumbuhan mikroba
Media pertumbuhan mikroba
 
Epidemiologi kesehatan-lingkungan1
Epidemiologi kesehatan-lingkungan1Epidemiologi kesehatan-lingkungan1
Epidemiologi kesehatan-lingkungan1
 
Mikrobiologi Bakteri
Mikrobiologi BakteriMikrobiologi Bakteri
Mikrobiologi Bakteri
 

Similar to Identifikasi bakteri

Isolasi bakteri
Isolasi bakteriIsolasi bakteri
Isolasi bakteri
f' yagami
 
Biologi, Eubacteria & Archaebacteria
Biologi, Eubacteria & ArchaebacteriaBiologi, Eubacteria & Archaebacteria
Biologi, Eubacteria & Archaebacteria
Lisa Tri Setiawati
 

Similar to Identifikasi bakteri (20)

Isolasi bakteri
Isolasi bakteriIsolasi bakteri
Isolasi bakteri
 
Bakteri 2
Bakteri 2Bakteri 2
Bakteri 2
 
MIKROBIOLOGI: BAKTERI
MIKROBIOLOGI: BAKTERIMIKROBIOLOGI: BAKTERI
MIKROBIOLOGI: BAKTERI
 
dasar-dasar-bakteriologi.ppt
dasar-dasar-bakteriologi.pptdasar-dasar-bakteriologi.ppt
dasar-dasar-bakteriologi.ppt
 
dasar-dasar-bakteriologi-2_(1)_2.ppt
dasar-dasar-bakteriologi-2_(1)_2.pptdasar-dasar-bakteriologi-2_(1)_2.ppt
dasar-dasar-bakteriologi-2_(1)_2.ppt
 
Bakteri
Bakteri Bakteri
Bakteri
 
Jamur
JamurJamur
Jamur
 
Bakteri 2
Bakteri 2Bakteri 2
Bakteri 2
 
kelompok B bakteri
kelompok B bakterikelompok B bakteri
kelompok B bakteri
 
dasar-dasar-bakteriologi ppt.ppt
dasar-dasar-bakteriologi ppt.pptdasar-dasar-bakteriologi ppt.ppt
dasar-dasar-bakteriologi ppt.ppt
 
Bakteri
BakteriBakteri
Bakteri
 
Biologi, Eubacteria & Archaebacteria
Biologi, Eubacteria & ArchaebacteriaBiologi, Eubacteria & Archaebacteria
Biologi, Eubacteria & Archaebacteria
 
MATERI Monera KELAS X SMA
MATERI Monera KELAS X SMAMATERI Monera KELAS X SMA
MATERI Monera KELAS X SMA
 
Bakteriologi dasar kuliah
Bakteriologi dasar   kuliahBakteriologi dasar   kuliah
Bakteriologi dasar kuliah
 
Z REPRODUKSI BAKTERI.docx
Z REPRODUKSI BAKTERI.docxZ REPRODUKSI BAKTERI.docx
Z REPRODUKSI BAKTERI.docx
 
Bakteri
BakteriBakteri
Bakteri
 
Biologi - monera
Biologi - moneraBiologi - monera
Biologi - monera
 
Jamur.pptx
Jamur.pptxJamur.pptx
Jamur.pptx
 
Amali 1 bakteria
Amali 1 bakteriaAmali 1 bakteria
Amali 1 bakteria
 
Monera bakteri
Monera bakteriMonera bakteri
Monera bakteri
 

Recently uploaded

813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
RinawatiRinawati10
 

Recently uploaded (20)

KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
 
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisaiKonflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
Konflik dan Negosiasi dalam perilaku organisai
 
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawasPrensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
 
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptxSolusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
 
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
 
Modul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptx
Modul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptxModul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptx
Modul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptx
 
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis JurnalRepi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.comModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
 
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptxBUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
 
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfSapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
 
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptx
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptxPresentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptx
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptx
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
 
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
 
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
 
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
 
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfNaufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 

Identifikasi bakteri

  • 1. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketika mikroorganisme dibiakan pada suatu medium, mikroorganisme akan memperlihatkan perbedaan pertumbuhannya secara makroskopik. Perbedaan tersebut dinamakan karakteristik biakan (cultural), yang digunakan sebagai dasar pemisahan mikroorganisme kedalam kelompok taksonomi. Karakteristik biakan untuk semua bakteri yang sudah diketahui terdapat dalam “Bergey’s Manual Of Determinative Bacteriology”. Semua diidentifikasi berdasarkan pembiakan bakteri dalam media agar miring dan lempeng agar, media nutrisi cair dan nutrisi gelatin. Pola pertumbuhan pada setiap medium dapat digambarkan dan menunjukkan pola pertumbuhan yang khas. Masing – masing spesies bakteri akan membentuk koloni yang berbeda – beda. Sifat – sifat dari bentuk koloni tersebut antara lain : 1. Bentuk  Bintik – bintik (punctiform, pinpoint)  Bundar (circular)  Seperti benang (aborestcent)  Bentuk pohon (aborestcent) 2. Diameter 3. Pinggiran koloni  Rata  Tidak rata/bergerigi 4. Permukaan koloni
  • 2.  Halus, rata, kasar  Cembung (convex), cekung (convac)  Keriput, unbilicated 5. Kepadatan  Kering, seperti pasta  Padat 6. Pembentukan pigmen  Warnanya apakah putih, kuning, merah, hijau metalik, merah kilap, logam dan lain – lain. 7. Perubahan medium  Penghancuran, haemolisi dan non haemolisis. 1.2 Tujuan Tujuan dari praktikum ini adalah untuk memperkenalkan morfologi berbagai koloni bakteri pada macam – macam media. 1.3 Waktu dan Tempat Praktikum tentang identifikasi bakteri dilakukan pada tanggal 01 Desember 2014 di Laboratorium Mikrobiologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala.
  • 3. II. TINJAUAN PUSTAKA Mikroorganisme sangat erat kaitannya dengan kehidupan kita, ada beberapa diantaranya bermanfaat dan adapula yang merugikan. Salah satu teknik untuk membiakan ( Menumbuhkan ) bakteri, yang menjadi padat dan tetap tembus pandang pada suhu inkubasi. Media yang baik adalah agar, dapat dilarutkan dalam larutan nutrien dan bilamana menjadi gel akan tetap padat dalam kisaran temperatur yang luas. Mikroorganisme terdapat dimana-mana didalam lingkungan kita merekapun ada pada tubuh kita dan disekeliling kita. Mereka merupakan komponen penting dalam ekosistem. Dihabitat alamiahnya, mereka hidup dalam suatu komunitas yang terdiri dari berbagai jenis mokroorganisme, bersama spesies-spesies biologi lainnya. Didalam komunitas ini, satu spesies mikroba dapat mempengaruhi spesies lain dengan berbagai cara-cara beberapa bersifat menguntungkan beberapa merugikan (Pelczar,1986). Pada pewarnaan gram, bakteri yang telah difiksasi dengan panas sehingga membentuk noda pada kaca objek diwarnai dengan pewarna basa yaitu crystal violet. Karena warna ungu mewarnai seluruh sel, maka pewarna ini disebut pewarna primer. Selanjutnya noda dicuci dan pada noda spesimen ditetesi iodin yang merupakan mordant. Setelah iodin dicuci, baik bakteri Gram Positif maupun Gram Negatif tampak berwarna ungu. Selanjutnya noda spesimen dicuci dengan alkohol yang merupakan decolorizing agent (senyawa peluntur warna) yang pada spesies bakteri tertentu dapat menghilangkan warna ungu dari sel. Setelah alkohol dicuci, noda
  • 4. spesies diwarnai kembali dengan safranin yang merupakan pewarna basa berwarna merah. Bakteri yang tetap berwarna ungu digolongkan ke dalam Gram Positif, sedangkan bakteri yang berwarna merah digolongkan ke dalam Gram Negatif (Suriawiria, 1999). Ada tiga macam prosedur pewarnaan, yaitu pewarnaan sederhana (simple stain), pewarnaan diferensial (differential strain), dan pewarnaan khusus (special strain). Pada pewarnaan sederhana hanya digunakan satu macam zat warna untuk meningkatkan kontras antara mikroorganisme dan sekelilingnya. Prosedur Pewarnaan sederhana mudah dan cepat, sehingga pewarnaan ini sering digunakan untuk melihat bentuk ukuran dan penataan pada mikoorganisme bakteri pada bakteri dikenal bentu yang bulat (coccus), batang (basil), dan spiral (Lay, 1994). Kebanyakan sel bakteri tidak berwarna, sehingga jika dilarutkan dalam air dan diperlihatkan di bawah mikroskop tidak memperlihatkan warna kontras dengan medium disekelilingnya. Beberapa zat yang digunakan untuk mengamati struktur bagian dalam sel. Dalam pewarnaan mikroba, dapat digunakan satu jenis warna, cara ini disebut pewarnaan sederhana. Zat-zat warna yang biasa digunakan untuk pewarnaan bekteri dapat dibedakan atas beberapa golongan yaitu: pewarnaan sederhana, pewarnaan diferensial, pewarnaan strukturan dan pewarnaan untuk menguji adanya komponen tertentu di dalam sel (Waluyo, 2007).
  • 5. III. METODOLOGI 3.1 Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum identifikasi bakteri adalah biakan yang berkoloni dan colony counter. 3.2 Cara Kerja Diamati dengan panca indra hasil dicatat Biakan
  • 6. IV. PEMBAHASAN Tahapan sederhana dalam mengidentifikasi bakteri, yaitu dengan Menumbuhkan mikroorganisme dalam media sintetik cawan petri. Koloni yang tumbuh pada tahap 1 merupakan koloni campuran, sehingga perlu tahap lanjut. Koloni yang benar-benar terpisah dari suatu kultur campuran dikarakterisasi tipe pertumbuhan (karakterisasi makroskopis) kemudian diisolasi murni pada media miring (slant agar) dalam tabung reaksi. Identifikasi dilanjutkan hingga tingkat mikroskopis berdasarkan sifat-sifat tertentu yang tercantum dalam Bergey`s Manual of Determinative Bacteriology. Morfologi terbagi dua yaitu morfologi Makroskopik dan morfologi mikroskopik Populasi bakteri tumbuh sangat cepat ketika mereka ditambahkan dan disesuaikan dengan gizi dan kondisi lingkungan yang memungkinkan mereka untuk berkembang. Melalui pertumbuhan ini, berbagai jenis bakteri kadang memberi penampilan yang khas. Beberapa koloni mungkin akan berwarna, ada yang berbentuk lingkaran, sementara ada yang bentuknya tidak teratur. Karakteristik koloni (bentuk, ukuran, margin, elevasi, warna, permukaan, konsistensi) yang diistilahkan sebagai “morfologi koloni”. Morfologi koloni adalah cara para ilmuwan dapat mengidentifikasi bakteri secara makroskopis. Morfologi mikroskopik adalah karakteristik bakteri yang dilihat melalui pengamatan dibawah mikroskop. Bentuk bakteri sangat bervariasi, tetapi secara umum ada 3 tipe, yaitu bentuk bulat / kokus, bentuk batang / basil, Bentuk spiral / spirilium.
  • 7. Bakteri asam laktat memiliki karakteristik berbentuk batang atau kokus, gram positif, katalase negatif, tidak membentuk spora, tidak bergerak, tidak mempunyai sitokrom, anaerobik, membutuhkan nutrisi yang kompleks seperti asam-asam amino, vitamin (B1, B6, B12) dan biotin. Kelompok bakteri asam laktat merupakan bakteri probiotik. Bakteri probiotik adalah bakteri yang berperan dalam menjaga harmonisasi ekosistem dalam usus. Keseimbangan mikroflora dalam saluran pencernaan yang optimum tergantung pada konsumsi nutrien berimbang dan kondisi kesehatan seseorang. Yoghurt merupakan salah satu sediaan yang mengandung probiotik. Probiotik dapat meningkatkan kesehatan dengan cara memperbaiki keseimbangan flora usus jika dikonsumsi dalam keadaan hidup dan dalam jumlah yang memadai. Jenis probiotik yang paling umum adalah dari golongan Lactobacillus bulgaricus, L. casei, L. acidophillus, dan Streptococcus thermophillus. Bakteri asam laktat digolongkan menjadi dua berdasarkan sifat fermentasinya yaitu homofermentatif dan heterofermentatif. Homofermentatif ialah bakteri yang hanya menghasilkan asam laktat dari metabolisme gula dan digunakan dalam fermentasi susu menjadi yogurt, contohnya Lactobacillus acidophilus, L. bulgaricus, danStreptococcus thermophillus. Sedangkan heterofermentatif menghasilkan asam laktat, karbondioksida, sedikit asam volatil, alkohol dan ester serta digunakan dalam industri susu untuk menghasilkan keju dan senyawa flavor, senyawa cita rasa maupun pengental; contohnya Lactobacillus casei (Gobel, 2005). Bakteri pada media agar miring tumbuh subur karena media agar miring memungkinkan kontak dengan oksigen dan nutrisi bagi bakteri. Pada media cair ,
  • 8. bakteri tumbuh menyebar dan banyak tumbuh diatas karena bakteri bergerak keatas untuk mendapatkan banyak oksigen. Bakteri homofermentatif adalah Fermentasi bakteri asam laktat yang hanya menghasilkan asam laktat sebagai prodaknya. Bakteri homofermentatif sering digunakan dalam pengawetan makanan, karena produksi asam laktat dalam jumlah tinggi di dalam makanan dapat menghambat pertumbuhan bakteri lainnya yang menyebabkan kebusukan makanan.Pada kelompok bakteri ini asam piruvat yang terbentuk dari jalur glikolisis (EMP) bertindak sebagai penerima hidrogen, dimana reduksi asam piruvat oleh NADH2 menghasilkan asam laktat. Bakteri asam laktat dapat dibedakan atas 2 kelompok yaitu: Bakteri homofermentatif; glukosa difermentasi menghasilkan asam laktat sebagai satu-satunya produk. Contoh :Streptococus, Pediococcus, dan beberapa Lactobacillus. Bakteri heterofermentatif : glukosa difermentasikan selain menghasilkan asam laktat juga memproduksi senyawa-senyawa lainnya yaitu etanol, asam asetat. Contoh :Leuconostoc, dan beberapa spesiesLactobacillus. Perbandingan bakteri homofermentatif dan bakteri heterofermentatif Perbedaan kedua kelompok bakteri ini didasarkan juga pada kemampuan bakteri asam laktat dalam menghasilkan enzim fruktosa difosfat aldolase. Bakteri asam laktat homofermentatif mampu menghasilkan enzim fruktosa difosfat aldolase, sedangkan bakteri asam laktat heterofermentatif tidak mampu menghasilkan enzim tersebut tetapi bakteri asam laktat heterofermentatif mampu menghasilkan glukosa 6 fosfat dehidrogenase dan 6 fosfat glukonatdehidrogenase sehingga mempunyai jalur pembentukan asam laktat yang berbeda.
  • 9. Secara garis besar, keduanya memiliki kesamaan dalam mekanisme pembentukan asam laktat, yaitu piruvat akan diubah menjadi laktat (atau asam laktat) dan diikuti dengan proses transfer elektron dari NADH menjadi NAD+. Pola fermentasi ini dapat dibedakan dengan mengetahui keberadaan enzim-enzim yang berperan di dalam jalur metabolismeglikolisis. Bakteri homofermentatif melibatkan aldolase dan heksosa aldolase namun tidak memiliki fosfoketolase serta hanya sedikit atau bahkan sama sekali tidak menghasilkan CO2.Jalur metabolisme dari yang digunakan pada homofermentatif adalah lintasan Embden-Meyerhof-Parnas untuk menghasilakn piruvat kemudian direduksi menjadi asam laktat melibatkan enzim laktase dehidrogenase menggunakan kelebihan NADH.Beberapa contoh genus bakteri yang merupakan bakteri homofermentatif adalah Streptococcus,Enterococcus, Lactococcus, Pediococcus, dan Lactobacillus.
  • 10. V. PENUTUP 5.1 Kesimpulan Adapun kesimpulan yang didapatkan dari pratikum identifikasi bakteri adalah sebagai berikut: 1. Morfologi terbagi dua yaitu morfologi Makroskopik dan morfologi mikroskopik. 2. Bentuk bakteri sangat bervariasi, tetapi secara umum ada 3 tipe, yaitu bentuk bulat / kokus, bentuk batang / basil, Bentuk spiral / spirilium. 3. Bakteri asam laktat digolongkan menjadi dua berdasarkan sifat fermentasinya yaitu homofermentatif dan heterofermentatif. 4. Bakteri homofermentatif sering digunakan dalam pengawetan makanan, karena produksi asam laktat dalam jumlah tinggi di dalam makanan dapat menghambat pertumbuhan bakteri lainnya yang menyebabkan kebusukan makanan. 5. Bakteri heterofermentatif memfermentasi glukosa selain menghasilkan asam laktat juga memproduksi senyawa-senyawa lainnya yaitu etanol, asam asetat. 5.2 Saran Diharapkan pada saat pratikum kedepannya lebih memperhatikan kondisi ruangan dan suhu diruangan yang berpengaruh terhadap sampel yang akan di praktikumkan.
  • 11. DAFTAR PUSTAKA Lay, B. 1994. Analisis Mikroba di Laboratorium. Rajawali, Jakarta. Pelczar. 1986. Dasar-dasar Mikrobiologi Jilid 2. Universitas Indonesia, Jakarta. Suriawiria, U. 1999. Mikrobiologi. Universitas Terbuka, Jakarta. Waluyo, L. 2007. Mikrobiologi Umum. UMM Press, Malang. .