1. I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ketika mikroorganisme dibiakan pada suatu medium, mikroorganisme akan
memperlihatkan perbedaan pertumbuhannya secara makroskopik. Perbedaan tersebut
dinamakan karakteristik biakan (cultural), yang digunakan sebagai dasar pemisahan
mikroorganisme kedalam kelompok taksonomi. Karakteristik biakan untuk semua
bakteri yang sudah diketahui terdapat dalam “Bergey’s Manual Of Determinative
Bacteriology”. Semua diidentifikasi berdasarkan pembiakan bakteri dalam media
agar miring dan lempeng agar, media nutrisi cair dan nutrisi gelatin. Pola
pertumbuhan pada setiap medium dapat digambarkan dan menunjukkan pola
pertumbuhan yang khas. Masing – masing spesies bakteri akan membentuk koloni
yang berbeda – beda. Sifat – sifat dari bentuk koloni tersebut antara lain :
1. Bentuk
Bintik – bintik (punctiform, pinpoint)
Bundar (circular)
Seperti benang (aborestcent)
Bentuk pohon (aborestcent)
2. Diameter
3. Pinggiran koloni
Rata
Tidak rata/bergerigi
4. Permukaan koloni
2. Halus, rata, kasar
Cembung (convex), cekung (convac)
Keriput, unbilicated
5. Kepadatan
Kering, seperti pasta
Padat
6. Pembentukan pigmen
Warnanya apakah putih, kuning, merah, hijau metalik, merah kilap, logam
dan lain – lain.
7. Perubahan medium
Penghancuran, haemolisi dan non haemolisis.
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk memperkenalkan morfologi berbagai
koloni bakteri pada macam – macam media.
1.3 Waktu dan Tempat
Praktikum tentang identifikasi bakteri dilakukan pada tanggal 01 Desember
2014 di Laboratorium Mikrobiologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Syiah
Kuala.
3. II. TINJAUAN PUSTAKA
Mikroorganisme sangat erat kaitannya dengan kehidupan kita, ada beberapa
diantaranya bermanfaat dan adapula yang merugikan. Salah satu teknik untuk
membiakan ( Menumbuhkan ) bakteri, yang menjadi padat dan tetap tembus pandang
pada suhu inkubasi. Media yang baik adalah agar, dapat dilarutkan dalam larutan
nutrien dan bilamana menjadi gel akan tetap padat dalam kisaran temperatur yang
luas. Mikroorganisme terdapat dimana-mana didalam lingkungan kita merekapun ada
pada tubuh kita dan disekeliling kita. Mereka merupakan komponen penting dalam
ekosistem. Dihabitat alamiahnya, mereka hidup dalam suatu komunitas yang terdiri
dari berbagai jenis mokroorganisme, bersama spesies-spesies biologi lainnya.
Didalam komunitas ini, satu spesies mikroba dapat mempengaruhi spesies lain
dengan berbagai cara-cara beberapa bersifat menguntungkan beberapa merugikan
(Pelczar,1986).
Pada pewarnaan gram, bakteri yang telah difiksasi dengan panas sehingga
membentuk noda pada kaca objek diwarnai dengan pewarna basa yaitu crystal violet.
Karena warna ungu mewarnai seluruh sel, maka pewarna ini disebut pewarna primer.
Selanjutnya noda dicuci dan pada noda spesimen ditetesi iodin yang merupakan
mordant. Setelah iodin dicuci, baik bakteri Gram Positif maupun Gram Negatif
tampak berwarna ungu. Selanjutnya noda spesimen dicuci dengan alkohol yang
merupakan decolorizing agent (senyawa peluntur warna) yang pada spesies bakteri
tertentu dapat menghilangkan warna ungu dari sel. Setelah alkohol dicuci, noda
4. spesies diwarnai kembali dengan safranin yang merupakan pewarna basa berwarna
merah. Bakteri yang tetap berwarna ungu digolongkan ke dalam Gram Positif,
sedangkan bakteri yang berwarna merah digolongkan ke dalam Gram
Negatif (Suriawiria, 1999).
Ada tiga macam prosedur pewarnaan, yaitu pewarnaan sederhana (simple stain),
pewarnaan diferensial (differential strain), dan pewarnaan khusus (special strain).
Pada pewarnaan sederhana hanya digunakan satu macam zat warna untuk
meningkatkan kontras antara mikroorganisme dan sekelilingnya. Prosedur Pewarnaan
sederhana mudah dan cepat, sehingga pewarnaan ini sering digunakan untuk melihat
bentuk ukuran dan penataan pada mikoorganisme bakteri pada bakteri dikenal bentu
yang bulat (coccus), batang (basil), dan spiral (Lay, 1994).
Kebanyakan sel bakteri tidak berwarna, sehingga jika dilarutkan dalam air dan
diperlihatkan di bawah mikroskop tidak memperlihatkan warna kontras dengan
medium disekelilingnya. Beberapa zat yang digunakan untuk mengamati struktur
bagian dalam sel. Dalam pewarnaan mikroba, dapat digunakan satu jenis warna, cara
ini disebut pewarnaan sederhana. Zat-zat warna yang biasa digunakan untuk
pewarnaan bekteri dapat dibedakan atas beberapa golongan yaitu: pewarnaan
sederhana, pewarnaan diferensial, pewarnaan strukturan dan pewarnaan untuk
menguji adanya komponen tertentu di dalam sel (Waluyo, 2007).
5. III. METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum identifikasi bakteri
adalah biakan yang berkoloni dan colony counter.
3.2 Cara Kerja
Diamati dengan panca indra
hasil
dicatat
Biakan
6. IV. PEMBAHASAN
Tahapan sederhana dalam mengidentifikasi bakteri, yaitu dengan Menumbuhkan
mikroorganisme dalam media sintetik cawan petri. Koloni yang tumbuh pada tahap 1
merupakan koloni campuran, sehingga perlu tahap lanjut. Koloni yang benar-benar
terpisah dari suatu kultur campuran dikarakterisasi tipe pertumbuhan (karakterisasi
makroskopis) kemudian diisolasi murni pada media miring (slant agar) dalam tabung
reaksi. Identifikasi dilanjutkan hingga tingkat mikroskopis berdasarkan sifat-sifat
tertentu yang tercantum dalam Bergey`s Manual of Determinative Bacteriology.
Morfologi terbagi dua yaitu morfologi Makroskopik dan morfologi mikroskopik
Populasi bakteri tumbuh sangat cepat ketika mereka ditambahkan dan disesuaikan
dengan gizi dan kondisi lingkungan yang memungkinkan mereka untuk berkembang.
Melalui pertumbuhan ini, berbagai jenis bakteri kadang memberi penampilan yang
khas. Beberapa koloni mungkin akan berwarna, ada yang berbentuk lingkaran,
sementara ada yang bentuknya tidak teratur. Karakteristik koloni (bentuk, ukuran,
margin, elevasi, warna, permukaan, konsistensi) yang diistilahkan sebagai “morfologi
koloni”. Morfologi koloni adalah cara para ilmuwan dapat mengidentifikasi bakteri
secara makroskopis. Morfologi mikroskopik adalah karakteristik bakteri yang dilihat
melalui pengamatan dibawah mikroskop. Bentuk bakteri sangat bervariasi, tetapi
secara umum ada 3 tipe, yaitu bentuk bulat / kokus, bentuk batang / basil, Bentuk
spiral / spirilium.
7. Bakteri asam laktat memiliki karakteristik berbentuk batang atau kokus, gram
positif, katalase negatif, tidak membentuk spora, tidak bergerak, tidak mempunyai
sitokrom, anaerobik, membutuhkan nutrisi yang kompleks seperti asam-asam amino,
vitamin (B1, B6, B12) dan biotin. Kelompok bakteri asam laktat merupakan bakteri
probiotik. Bakteri probiotik adalah bakteri yang berperan dalam menjaga harmonisasi
ekosistem dalam usus. Keseimbangan mikroflora dalam saluran pencernaan yang
optimum tergantung pada konsumsi nutrien berimbang dan kondisi kesehatan
seseorang. Yoghurt merupakan salah satu sediaan yang mengandung probiotik.
Probiotik dapat meningkatkan kesehatan dengan cara memperbaiki keseimbangan
flora usus jika dikonsumsi dalam keadaan hidup dan dalam jumlah yang memadai.
Jenis probiotik yang paling umum adalah dari golongan Lactobacillus bulgaricus, L.
casei, L. acidophillus, dan Streptococcus thermophillus. Bakteri asam laktat
digolongkan menjadi dua berdasarkan sifat fermentasinya yaitu homofermentatif dan
heterofermentatif. Homofermentatif ialah bakteri yang hanya menghasilkan asam
laktat dari metabolisme gula dan digunakan dalam fermentasi susu menjadi yogurt,
contohnya Lactobacillus acidophilus, L. bulgaricus, danStreptococcus thermophillus.
Sedangkan heterofermentatif menghasilkan asam laktat, karbondioksida, sedikit asam
volatil, alkohol dan ester serta digunakan dalam industri susu untuk menghasilkan
keju dan senyawa flavor, senyawa cita rasa maupun pengental;
contohnya Lactobacillus casei (Gobel, 2005).
Bakteri pada media agar miring tumbuh subur karena media agar miring
memungkinkan kontak dengan oksigen dan nutrisi bagi bakteri. Pada media cair ,
8. bakteri tumbuh menyebar dan banyak tumbuh diatas karena bakteri bergerak keatas
untuk mendapatkan banyak oksigen.
Bakteri homofermentatif adalah Fermentasi bakteri asam laktat yang hanya
menghasilkan asam laktat sebagai prodaknya. Bakteri homofermentatif sering
digunakan dalam pengawetan makanan, karena produksi asam laktat dalam jumlah
tinggi di dalam makanan dapat menghambat pertumbuhan bakteri lainnya yang
menyebabkan kebusukan makanan.Pada kelompok bakteri ini asam piruvat yang
terbentuk dari jalur glikolisis (EMP) bertindak sebagai penerima hidrogen, dimana
reduksi asam piruvat oleh NADH2 menghasilkan asam laktat.
Bakteri asam laktat dapat dibedakan atas 2 kelompok yaitu:
Bakteri homofermentatif; glukosa difermentasi menghasilkan asam laktat sebagai
satu-satunya produk. Contoh :Streptococus, Pediococcus, dan beberapa Lactobacillus.
Bakteri heterofermentatif : glukosa difermentasikan selain menghasilkan asam laktat
juga memproduksi senyawa-senyawa lainnya yaitu etanol, asam asetat.
Contoh :Leuconostoc, dan beberapa spesiesLactobacillus.
Perbandingan bakteri homofermentatif dan bakteri heterofermentatif
Perbedaan kedua kelompok bakteri ini didasarkan juga pada kemampuan bakteri
asam laktat dalam menghasilkan enzim fruktosa difosfat aldolase. Bakteri asam laktat
homofermentatif mampu menghasilkan enzim fruktosa difosfat aldolase, sedangkan
bakteri asam laktat heterofermentatif tidak mampu menghasilkan enzim tersebut
tetapi bakteri asam laktat heterofermentatif mampu menghasilkan glukosa 6 fosfat
dehidrogenase dan 6 fosfat glukonatdehidrogenase sehingga mempunyai jalur
pembentukan asam laktat yang berbeda.
9. Secara garis besar, keduanya memiliki kesamaan dalam mekanisme pembentukan
asam laktat, yaitu piruvat akan diubah menjadi laktat (atau asam laktat) dan diikuti
dengan proses transfer elektron dari NADH menjadi NAD+. Pola fermentasi ini dapat
dibedakan dengan mengetahui keberadaan enzim-enzim yang berperan di dalam jalur
metabolismeglikolisis.
Bakteri homofermentatif melibatkan aldolase dan heksosa aldolase namun tidak
memiliki fosfoketolase serta hanya sedikit atau bahkan sama sekali tidak
menghasilkan CO2.Jalur metabolisme dari yang digunakan pada homofermentatif
adalah lintasan Embden-Meyerhof-Parnas untuk menghasilakn piruvat kemudian
direduksi menjadi asam laktat melibatkan enzim laktase dehidrogenase menggunakan
kelebihan NADH.Beberapa contoh genus bakteri yang merupakan bakteri
homofermentatif adalah Streptococcus,Enterococcus, Lactococcus, Pediococcus,
dan Lactobacillus.
10. V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapatkan dari pratikum identifikasi bakteri adalah
sebagai berikut:
1. Morfologi terbagi dua yaitu morfologi Makroskopik dan morfologi
mikroskopik.
2. Bentuk bakteri sangat bervariasi, tetapi secara umum ada 3 tipe, yaitu bentuk
bulat / kokus, bentuk batang / basil, Bentuk spiral / spirilium.
3. Bakteri asam laktat digolongkan menjadi dua berdasarkan sifat fermentasinya
yaitu homofermentatif dan heterofermentatif.
4. Bakteri homofermentatif sering digunakan dalam pengawetan makanan,
karena produksi asam laktat dalam jumlah tinggi di dalam makanan dapat
menghambat pertumbuhan bakteri lainnya yang menyebabkan
kebusukan makanan.
5. Bakteri heterofermentatif memfermentasi glukosa selain menghasilkan asam
laktat juga memproduksi senyawa-senyawa lainnya yaitu etanol, asam asetat.
5.2 Saran
Diharapkan pada saat pratikum kedepannya lebih memperhatikan kondisi
ruangan dan suhu diruangan yang berpengaruh terhadap sampel yang akan di
praktikumkan.
11. DAFTAR PUSTAKA
Lay, B. 1994. Analisis Mikroba di Laboratorium. Rajawali, Jakarta.
Pelczar. 1986. Dasar-dasar Mikrobiologi Jilid 2. Universitas Indonesia, Jakarta.
Suriawiria, U. 1999. Mikrobiologi. Universitas Terbuka, Jakarta.
Waluyo, L. 2007. Mikrobiologi Umum. UMM Press, Malang.
.