SlideShare a Scribd company logo
LAPORAN PRAKTIKUM
ILMU PENYAKIT TANAMAN
ACARA 3. ISOLASI
Oleh:
Nama
NIM
Asisten
: Inayatul Fitria Dewi
:1510401057
:Jerri Tova Ramadhan
PROGAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TIDAR
2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Suatu mikroorganisme dalam kehidupannya tidak hanya tumbuh berdiri sendiri,
namun saling berdampingan dengan mikroorganisme atau organisme lainnya.
Semisalnya dalam 1 wadah media bisasaja tumbuh beberapa mikroorganisme secara
bersamaan. Sehingga dalam wadah tersebut saling terkontaminasi oleh adanya
mikroorganisme lain. Untuk bisa mengetahui adanya suatu mikroorganisme tertentu
dalam suatu bahan maka dilakukanlah isolasi.
Isolasi merupakan suatu teknik yang dilakukan untuk mendapatkan kultur yang
murni. Hal ini berawal dari bahan yang mengandung mikroorganisme (misalnya
jamur) yang masih bercampur dengan yang lainnya dilakukan penanaman dengan
menggunakan media yang spesifik untuk memacu pertumbuhan mikroorganisme
yang kita inginkan. Setelah mikroorganisme tersebut tumbuh (misalnya jamur) maka
didapatkanlah kultur murni dari suatu jamur. Sehingga dalam teknik isolasi ini
bertujuan agar penanaman mikroorganisme mendapatkan kultur yang spesifik
Dalam percobaan ini maka dilakukanlah isolasi dengan harapan agar kita dapat
melakukan isolasi pathogen yang menyebabkan penyakit. Dengan mengetahui adanya
kultur murni atau teknik isolasi maka seorang laborat dapat memprediksikan
penyakit-penyakit baru yang dapat menyerang tanaman. Maka dilakukanlah isolasi
pathogen pada percobaan ini dengan menggunakan jamur Colletotrichum dan jamur
Cercospora pada media PDA
1.2 Tujuan
Dapat melakukan isolasi pathogen
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Isolasi adalah cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu dari
lingkungannya, sehingga diperoleh kultur murni atau biakan murni. Kultur murni
ialah kultur yang sel-sel mikrobianya berasal dari pembelahan dari satu sel tunggal.
Isolasi dapat dilakukan dengan dua metode yaitu metode cawan tuang dan metode
cawan gores. Isolasi adalah cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba
tertentu dari lingkungannya, sehingga diperoleh kultur murni atau biakan murni.
Kultur murni ialah kultur yang sel-sel mikrobianya berasal dari pembelahan dari satu
sel tunggal. Ada berbagai cara untuk mengisolasi bakteri dalam biakan murni yaitu,
cara pengenceran, cara penuangan, cara penggesekan atau penggoresan, cara
penyebaran, cara pengucilan 1 sel, dan cara inokulasi pada hewan. Masing-masing
mempunyai kelebihan dan kekurangan (Waluyo, 2007).
Jamur atau fungi banyak kita tmukan di lingkungan sekitar kita, jamur tumbuh
subur terutama di musim hujan karena jamur menyukai habitat yang lembab. Akan
tetapi jamur juga dapat ditemukan hampir disemua tempat dimana ada materi organic.
Jika lingkungan di sekitarnya mengering, jamur akan mengalami tahapan istirahat
atau menghasilkan spora. Cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang jamur
disebut mikologi. Kebanyakan jamur termasuk dalam kelompok kapang. Tubuh
vegetative kapang berfilamen panjang bercabang yang seperti benang, yang disebut
hifa. Hifa akan memanjang dan menyerap makanan dari permukaan substrat (tempat
hidup jamur). Hifa-hifa membentuk jaring-jaring benang kusut, disebut mesellium
(Hadioetomo, 1993).
Secara morfologis jamur dapat ditentukan dengan melihat bentuk strukturnya
menggunakan mikroskop, dengan demikian identifikasi dan klarifikasi dapat
ditentukan secar visual jamur dilihat seperti kapas atau benang berwarna atau tidak
berwarna yang disebut misellia dan spora. Miselia terbentuk oleh adanya hifa, baik
yang bersepta atau yang tidak bersepta. Jamur terbagi menjadi bebrapa familia antara
lain Moniliaceae (Aspergillus, Phenicilium, Trichothecium, Geotrichum, Monilia,
Sporatrichum, Botrytis, dan lain-lain), Dematiaceae (Cladosporium,
Helminthosporium, dan lain-lain). Dan Tuberculariaceae (fusarium). Sifat kultural
dari jamur dapat dilihat dengan kenampakan pertumbuhannya pada makanan. Pada
permukaan bahan makanan tampak kering, membentuk massa serbuk, kadang-kadang
halus dan lunak atau kelihatan basah dan berair. Warna miselia hijau biru, biru
kehijauan, kuning, orange, merah muda, coklat, abu-abu, dan hitam (Kusnadi, 2003).
Jamur C. capsici mempunyai banyak aservulus, tersebar, di bawah kutikula
atau pada permukaan, garis tengahnya sampai 10 μm, hitam dengan banyak seta. Seta
coklat tua, bersekat, kaku, meruncing ke atas, 75-100 x 2-6,2 μm. Konidium hialin,
berbentuk tabung (silindris), 18,6-25,0 x 3,5-5,3 μm, ujung-ujungnya tumpul, atau
bengkok seperti sabit. Jamur membentuk banyak sklerotium dalam jaringan tanaman
sakit atau dalam medium biakan (Semangun, 2000). Koloni pada media PDA saat
pertama putih dengan cepat menjadi kelabu. Pada area miselium berwarna dari terang
menjadi abu-abu gelap pada seluruh permukaan koloni, dengan aservulus yang
runcing untuk seta gelapnya. Titik-titik spora berwarna pucat kekuning-kuningan
seperti salmon (ikan) (Mordue, 1971).
Sedangkan pada jamur Cercospora penyebab penyakit bercak pada kacang
tanah menurut Semangun (2007), memiliki gejala berupa bercak-bercak bulat, kecil
dan klorosis. Bercak dapat meluas, pusatnya berwarna pucat sampai putih, dengan
tepi yang lebih tua warnanya. Bercak-bercak yang tua dapat berlubang. Apabila pada
daun terdapat banyak bercak, daun cepat menguning dan gugur atau langsung gugur
tanpa menguning lebih dahulu. Bercak sering terdapat pada batang, tangkai daun,
maupun tangkai buah, tetapi bercak sangat jarang timbul pada buah. Hal ini juga
dinyatakan oleh Setiadi (2011) bahwa gejala penyakit bercak daun cercospora
ditandai dengan adanya bercak-bercak berwarna kepucatan yang awalnya berukuran
kecil, akhirnya secara perlahan membesar. Pada bagian pinggiran daun terdapat
bercak berwarna lebih tua dari warna bercak dibagian tengahnya. Selain itu, sering
terjadi sobekan di pusat bercak tersebut. Jika sudah seperti ini daun akan langsung
gugur. Walaupun terkadang tidak langsung gugur, tetapi berubah warna menjadi
kekuning-kuningan sebelum akhirnya gugur.
BAB III
METODE PERCOBAAN
Percobaan ini dilaksanakan pada hari Selasa, 15 November 2017. Bertempatan
di Laboratorium Fakultas Pertanian P2.03
3.1 Alat dan bahan
1. Petridish
2. Jarum ent
3. Scalpel
4. Gelas piala 100 ml
5. Pinset
6. Kompor electric
7. Media PDA
8. Cabai yang terkena Antraknosa
9. Daun kacang tanah yang terkena Cercospora
10. Klorox 0,5%
11. Alcohol 95%
12. Aquadest
13. Kapas
14. Tissue
15. Kertas wrap
3.2 Langkah kerja
a. Isolasi jamur dari bahan tebal
1. Mensterilkan alat-alat yang akan digunakan dalam praktikum dengan
alcohol 95%
2. Mencairkan media PDA yang telah dibuat pada praktikum sebelumnya
3. Memasukkan PDA pada petridish yang telah steril dengan membuka tutup
petridish seminimal mungkin dengan didekatkan pada lampu Bunsen
4. Menutup petridish kembali dan menunggu hingga media PDA menjadi
padat
5. Mengambil cabai yang telah terinfeksi jamur antraknosa dan mencucinya
dengan aquadest
6. Mengusap permukaan cabai dengan alcohol 95%
7. Memotong bagian cabai yang telah terkena jamur antraknosa dan
menyisakan bagian yang sehat pula dengan ukuran 0.5 cm x 0.5 cm
8. Mengisolasikan jamur pada media PDA dengan memasukkanya ke dalam
petridish dengan 4 titik
9. Membungkus petridish yang telah terisolasi dengan kertas wrap
10. Mengamati biakan yang tumbuh selama 1 minggu
b. Isolasi jamur dari bahan tipis
1. Mennsterilkan alat-alat yang akan digunakan dalam praktikum
2. Mencairkan media PDA yang telah dibuat pada praktikum sebelumnya
3. Memasukkan PDA pada petridish yang telah steril dengan membuka tuutp
petridish seminimal mungkin dengan didekatkan pada lampu Bunsen
4. Menutup petridish kembali dan menunggu hingga media PDA menjadi
padat
5. Mengambil daun kacang tanah yang telah terinfeksi jamur Cercospora dan
mencucinya dengan aquadest
6. Memotong bagian daun yang terkena jamur Cercospora dengan ukuran 0.5
cm x 0.5 cm
7. Kemudian merendamnya ke dalam klorok 0.5% selama 1-2 menit dan
setelah itu dicuci kembali dnegan menggunakan aquadest
8. Mengisolasi daun yang telah terinfeksi pada media PDA dengan 4 titik
9. Membungkusnya dengan kertas wrap
10. Mengamati biakan yang tumbuh selama 1 minggu
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil percobaan isolasi jamur
1. Garfik pertumbuhan jamur Cercospora
Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa pertumbuhan jamur Cercospora
mengalami peningkatan diameter jamur. Cercospora merupakan jamur yang
menyebabkan penyakit bercak daun pada tanaman kacang tanah. Gejala yang terjadi
daun akan memilki bercak-bercak berwarna cokelat yang disekelilingnya terdapat
jamur yang berwarna kekuningan. Jamur ini diisolasi pada media agar yang telah
dilakukan sterilisasi. Keberhasilan dalam melakukan suatu isolasi ditentukan dengan
adanya lingkungan yang steril baik alat peralatan maupun dari isolatnya sendiri.
Pertumbuhan jamur pada Cercospora ditandai dengan adanya tumbunya spora
berwarna putih disekitar area daun kacang tanah. Pada ulangan 1,2 dan 4
pertumbuhan isolat jamur Cercospora memiliki pertumbuhan yang hampir
sama/sejajar. Dalam kurun waktu 3 -7 hari pertumbuhan jamur Cercospora hanya
terletak pada interval 0,5 cm dan 1 cm.
Dari pengamat yang telah dilakukan pertumbuhan jamur Cercospora memiliki
pertumbuhan yang lambat. Bahkan sampai pada hari ketiga pada ulangan 4 jamur
Cercospora belum menunjukkan tanda-tanda akan tumbuh. Sedangkan pertumbuhan
secara signifikan terdapat pada ulangan 3 dengan diameter jamur pada hari ke 3
sebesar 0.925 cm dan 2.35 cm pada hari ketujuh.
2. Garfik pertumbuhan jamur Colletotrichum
Grafik diatas menunjukkan pertumbuhan jamur Colletotrichum. Jamur ini
merupakan jamur penyebab penyakit patek pada tanaman cabai. Salah satunya
menyerang pada bagian buah cabai. Serangan jamur Colletotrichum akan
menyebabkan buah tanaman cabai menjadi kecokelatan dan lembek pada bagian yang
terkena jamur sedangkan pada bagian bawah kulit buah terdapat spora jamur yang
berwarna keputihan.
Pada percobaan ini, buah cabai ini digunakan sebagai isolat jamur bahan tebal
dengan pengambil pemotongan cabai yang terdiri dari bahan yang sakit dan sebagian
sehat. Dari hasil isolasi menunjukkan jamur Colletotrichum memiliki pertumbuhan
yang lebih cepat dibandingkan dengan jamur Cercospora. Hal ini dapat dilihat pada
hari ketiga pertumbuhanya rata-rata dimulai dari 1 cm hingga 3,5 cm. data ini
menunjukkan jamur ini mampu tumbuh dengan baik sesuai dengan lingkungannya.
Pada ulangan 1 pertumbuhan jamur Colletotrichum pada hari ke tiga tumbuh
dengan cepat yang ditunjukkan dengan diameter 1.825 cm dan diikuti pada hari ke
tujuh diameter jamur ini sebesar 2.225 cm. pertumbuhan yang significant juga
dialamai pada ulangan ke 2 yang ditunjukkan pada minggu ke 3 diameterjamur
sebesar 1.425 cm dan pertumbuhan tertinggi pada minggu ke tujuh sebesar 3.55 cm.
pertumbuhan ini juga diikuti dengan ulangan yang ke tiga yang memiliki diameter
tertinggi pada hari ke tiga sebesar 1.9 cm hingga padahari ke tujuh 3.075 cm. dan
perlakuan dengan pertumbuhan jamur Cercospora terletak pada ulangan keempat
dengan diameter 0.95 cm pada hari ke 3 dan 2.125 cm pada hari ketujuh.
Adanya keberhasilan dalam melakukan isolasi jamur ditentukan oleh adanya
sterilitas lingkungan, media maupun dari alat yang kita gunakan. Udara sekeliling
lingkungan sangat mempengaruhi dengan terjadinya kontaminsi sehingga dalam
melakukan isolasi tidak diperkenankan membuka media secara terbuka karena
dikhawatirkan membantu proses kontaminasi. Selain itu alat yang digunakan harus
steril dengan pemberian alkohol sebelum digunakan juga menjadi hal yang sangat
penting untuk diperhatikan.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari prakitkum yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwasanya:
1. Pengambilan isolate untuk jamur bahan tebal diambil dari buah cabai yang
telah ditumbuhi oleh jamur Colletotrichum dengan pengambilan sampel
mengandung sebagian cabai sehat
2. Isolate untuk jamur bahan tipis diambil pada daun tanaman kacang tanah yang
telah bergejala bercak oleh jamur Cercospora.
3. Pertumbuhan jamur Colletotrichum memiliki pertumbuhan yang lebih cepat
dibandingkan dengan Cercospora.
4. Adanya kontaminasi pada isolate disebabkan oleh keadaan lingkungan sekitar
yang tidak aseptic.
DAFTAR PUSTAKA
Hadioetomo, R.S. 1993. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek, Teknik dan Prosedur
Dasar Laboratorium. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.
Kusnadi. 2003. Mikrobiologi. UMY Pres: Yogyakarta.
Semangun, H. 2007. Penyakit-Penyakit Tanaman Hortikultura di Indonesia. Gajah
Mada University Press. Yogyakarta.
Setiadi. 2011. Bertanam Cabai di Lahan dan Pot. Penebar Swadaya. Jakarta
Waluyo, L. 2007. Mikrobiologi Umum. Malang: UMM Press.
LAMPIRAN I
1. Data pertumbuhan jamur
Cercospora (cm)
2. Data pertumbuhan jamur
Colletotrichum (cm)
Ulangan
Hari ke
3 7
1
0.8 1
0.5 0.6
0.6 0.8
0.5 0.7
2
0.5 0.7
0.6 0.9
0.5 0.6
0.5 0.7
3
1.1 2.8
1.3 3.8
0.5 0.5
0.8 2.3
4
0.5 0.5
0.5 0.5
0.5 0.5
0.5 1.5
(kontam)
ulangan
Hari ke
3 7
1
2.3 3
2.2 2.6
1.6 1.9
1.2 1.4
2
1.7 2.8
1.4 4.1
1.4 3.2
1.2 4.1
3
2 3.5
1.5 2.7
1.9 2.5
2.2 3.6
4
1 2.5
0.5 1.5
1.1 2
1.2 2.5
LAMPIRAN II
1. Isolasi jamur bahan tipis (Cercospora)
Sebelum isolasi Setelah isolasi
2. Isolasi jamur bahan tebal (Colletotichum)
Sebelum isolasi Setelah isolasi

More Related Content

What's hot

Laporan pengenalan alat
Laporan pengenalan alatLaporan pengenalan alat
Laporan pengenalan alat
Laode Syawal Fapet
 
04 isolasi dan inokulasi
04 isolasi dan inokulasi04 isolasi dan inokulasi
04 isolasi dan inokulasi
Syahrir Ghibran
 
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasiLaporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
Dian Khairunnisa
 
Laporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi TanamanLaporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi Tanaman
shafirasalsa11
 
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERI
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I  PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERILAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I  PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERI
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERI
Amphie Yuurisman
 
Laporan praktikum 8 akar dan modifikasinya (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 8  akar dan modifikasinya (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 8  akar dan modifikasinya (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 8 akar dan modifikasinya (morfologi tumbuhan)
Maedy Ripani
 
Penetapan potensial air jaringan
Penetapan potensial air  jaringanPenetapan potensial air  jaringan
Penetapan potensial air jaringan
Ekal Kurniawan
 
Praktikum ketiga kelompok 4
Praktikum ketiga kelompok 4Praktikum ketiga kelompok 4
Praktikum ketiga kelompok 4
Monalisa Pirade
 
Penicillium Paecilomyces Aspergillus
Penicillium Paecilomyces AspergillusPenicillium Paecilomyces Aspergillus
Penicillium Paecilomyces Aspergillus
Josua Sitorus
 
Laporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNES
Laporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNESLaporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNES
Laporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNES
dewisetiyana52
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGILAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
EDIS BLOG
 
Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)
Maedy Ripani
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pembuatan Medium
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Pembuatan MediumLaporan Mikrobiologi -  Teknik Pembuatan Medium
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pembuatan Medium
Rukmana Suharta
 
Penanaman bakteri pada nutrien agar miring
Penanaman bakteri pada nutrien agar miringPenanaman bakteri pada nutrien agar miring
Penanaman bakteri pada nutrien agar miring
Tidar University
 
Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)
Maedy Ripani
 
Laporan Mikrobiologi - Senyawa Anti Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Senyawa Anti MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Senyawa Anti Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Senyawa Anti Mikroba
Rukmana Suharta
 
Faktor faktor-yang-mempengaruhi-pertumbuhan-bakteri
Faktor faktor-yang-mempengaruhi-pertumbuhan-bakteriFaktor faktor-yang-mempengaruhi-pertumbuhan-bakteri
Faktor faktor-yang-mempengaruhi-pertumbuhan-bakteriAditya Rendra
 
Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)
Maedy Ripani
 
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi TanamanLaporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanaman
shafirasalsa11
 

What's hot (20)

Laporan pengenalan alat
Laporan pengenalan alatLaporan pengenalan alat
Laporan pengenalan alat
 
04 isolasi dan inokulasi
04 isolasi dan inokulasi04 isolasi dan inokulasi
04 isolasi dan inokulasi
 
Morfologi fungi
Morfologi fungiMorfologi fungi
Morfologi fungi
 
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasiLaporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
 
Laporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi TanamanLaporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi Tanaman
 
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERI
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I  PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERILAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I  PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERI
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI I PEWARNAAN SPORA DAN KAPSUL PADA BAKTERI
 
Laporan praktikum 8 akar dan modifikasinya (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 8  akar dan modifikasinya (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 8  akar dan modifikasinya (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 8 akar dan modifikasinya (morfologi tumbuhan)
 
Penetapan potensial air jaringan
Penetapan potensial air  jaringanPenetapan potensial air  jaringan
Penetapan potensial air jaringan
 
Praktikum ketiga kelompok 4
Praktikum ketiga kelompok 4Praktikum ketiga kelompok 4
Praktikum ketiga kelompok 4
 
Penicillium Paecilomyces Aspergillus
Penicillium Paecilomyces AspergillusPenicillium Paecilomyces Aspergillus
Penicillium Paecilomyces Aspergillus
 
Laporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNES
Laporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNESLaporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNES
Laporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNES
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGILAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
 
Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pembuatan Medium
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Pembuatan MediumLaporan Mikrobiologi -  Teknik Pembuatan Medium
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pembuatan Medium
 
Penanaman bakteri pada nutrien agar miring
Penanaman bakteri pada nutrien agar miringPenanaman bakteri pada nutrien agar miring
Penanaman bakteri pada nutrien agar miring
 
Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)
 
Laporan Mikrobiologi - Senyawa Anti Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Senyawa Anti MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Senyawa Anti Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Senyawa Anti Mikroba
 
Faktor faktor-yang-mempengaruhi-pertumbuhan-bakteri
Faktor faktor-yang-mempengaruhi-pertumbuhan-bakteriFaktor faktor-yang-mempengaruhi-pertumbuhan-bakteri
Faktor faktor-yang-mempengaruhi-pertumbuhan-bakteri
 
Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)
 
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi TanamanLaporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanaman
 

Similar to Laporan praktikum isolasi

Dasar dasar perlindungan tanaman - penyakit tanaman ( virus,bakteri,jamur)
Dasar dasar perlindungan tanaman - penyakit tanaman ( virus,bakteri,jamur)Dasar dasar perlindungan tanaman - penyakit tanaman ( virus,bakteri,jamur)
Dasar dasar perlindungan tanaman - penyakit tanaman ( virus,bakteri,jamur)Fadloli Akhmad
 
Dasar dasar perlindungan tanaman - penyakit tanaman ( virus,bakteri,jamur)
Dasar dasar perlindungan tanaman - penyakit tanaman ( virus,bakteri,jamur)Dasar dasar perlindungan tanaman - penyakit tanaman ( virus,bakteri,jamur)
Dasar dasar perlindungan tanaman - penyakit tanaman ( virus,bakteri,jamur)Fadloli Akhmad
 
Percobaan 9 ( pengamatan jamur mikroskopis)
Percobaan 9 ( pengamatan jamur mikroskopis)Percobaan 9 ( pengamatan jamur mikroskopis)
Percobaan 9 ( pengamatan jamur mikroskopis)itatriewahyuni
 
Teknik isolasi mikroba
Teknik isolasi mikrobaTeknik isolasi mikroba
Teknik isolasi mikrobaf' yagami
 
Laporan praktikum mikrob tm 9
Laporan praktikum mikrob tm 9Laporan praktikum mikrob tm 9
Laporan praktikum mikrob tm 9
Raden Saputra
 
patogen pada jamur bulai jagung
patogen pada jamur bulai jagungpatogen pada jamur bulai jagung
patogen pada jamur bulai jagung
Desti Diana Putri
 
Laporan mikrobiologi
Laporan mikrobiologiLaporan mikrobiologi
Laporan mikrobiologi
Arista April
 
Tekni Inokulasi Mikroba Dan Media Pertumbuhan Mikroba kelompok 6 (1B)
Tekni Inokulasi Mikroba Dan Media Pertumbuhan Mikroba kelompok 6 (1B) Tekni Inokulasi Mikroba Dan Media Pertumbuhan Mikroba kelompok 6 (1B)
Tekni Inokulasi Mikroba Dan Media Pertumbuhan Mikroba kelompok 6 (1B)
Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah
 
Rpp sma jamur
Rpp sma jamurRpp sma jamur
Rpp sma jamur
Sakri Fedlan
 
7 Penyakit Kelapa Sawit Eksotik
7 Penyakit Kelapa Sawit Eksotik7 Penyakit Kelapa Sawit Eksotik
7 Penyakit Kelapa Sawit Eksotik
sat rahayuwati
 
Kultur jaringan tumbuhan
Kultur jaringan tumbuhanKultur jaringan tumbuhan
Kultur jaringan tumbuhan
JasonCundrawijaya
 
Makalah ilmu penyakit tumbuhan
Makalah ilmu penyakit tumbuhanMakalah ilmu penyakit tumbuhan
Makalah ilmu penyakit tumbuhan
Tidar University
 
Cacing nematoda
Cacing nematodaCacing nematoda
Cacing nematoda
feni gita safitri
 
Mikr3
Mikr3Mikr3
bab6fungi-140131085102-phpapp02.pptx
bab6fungi-140131085102-phpapp02.pptxbab6fungi-140131085102-phpapp02.pptx
bab6fungi-140131085102-phpapp02.pptx
FakhrotunNisaSsiSpd
 

Similar to Laporan praktikum isolasi (20)

Jamur mikroskopis lapsem
Jamur mikroskopis lapsemJamur mikroskopis lapsem
Jamur mikroskopis lapsem
 
Test
TestTest
Test
 
Dasar dasar perlindungan tanaman - penyakit tanaman ( virus,bakteri,jamur)
Dasar dasar perlindungan tanaman - penyakit tanaman ( virus,bakteri,jamur)Dasar dasar perlindungan tanaman - penyakit tanaman ( virus,bakteri,jamur)
Dasar dasar perlindungan tanaman - penyakit tanaman ( virus,bakteri,jamur)
 
Dasar dasar perlindungan tanaman - penyakit tanaman ( virus,bakteri,jamur)
Dasar dasar perlindungan tanaman - penyakit tanaman ( virus,bakteri,jamur)Dasar dasar perlindungan tanaman - penyakit tanaman ( virus,bakteri,jamur)
Dasar dasar perlindungan tanaman - penyakit tanaman ( virus,bakteri,jamur)
 
Percobaan 9 ( pengamatan jamur mikroskopis)
Percobaan 9 ( pengamatan jamur mikroskopis)Percobaan 9 ( pengamatan jamur mikroskopis)
Percobaan 9 ( pengamatan jamur mikroskopis)
 
Teknik isolasi mikroba
Teknik isolasi mikrobaTeknik isolasi mikroba
Teknik isolasi mikroba
 
Laporan praktikum mikrob tm 9
Laporan praktikum mikrob tm 9Laporan praktikum mikrob tm 9
Laporan praktikum mikrob tm 9
 
patogen pada jamur bulai jagung
patogen pada jamur bulai jagungpatogen pada jamur bulai jagung
patogen pada jamur bulai jagung
 
PPT FUNGI
PPT FUNGIPPT FUNGI
PPT FUNGI
 
Laporan mikrobiologi
Laporan mikrobiologiLaporan mikrobiologi
Laporan mikrobiologi
 
Makalah_6 Makalah tugas pratikum perlintan 2
Makalah_6 Makalah tugas pratikum perlintan 2Makalah_6 Makalah tugas pratikum perlintan 2
Makalah_6 Makalah tugas pratikum perlintan 2
 
PPT FUNGI
PPT FUNGIPPT FUNGI
PPT FUNGI
 
Tekni Inokulasi Mikroba Dan Media Pertumbuhan Mikroba kelompok 6 (1B)
Tekni Inokulasi Mikroba Dan Media Pertumbuhan Mikroba kelompok 6 (1B) Tekni Inokulasi Mikroba Dan Media Pertumbuhan Mikroba kelompok 6 (1B)
Tekni Inokulasi Mikroba Dan Media Pertumbuhan Mikroba kelompok 6 (1B)
 
Rpp sma jamur
Rpp sma jamurRpp sma jamur
Rpp sma jamur
 
7 Penyakit Kelapa Sawit Eksotik
7 Penyakit Kelapa Sawit Eksotik7 Penyakit Kelapa Sawit Eksotik
7 Penyakit Kelapa Sawit Eksotik
 
Kultur jaringan tumbuhan
Kultur jaringan tumbuhanKultur jaringan tumbuhan
Kultur jaringan tumbuhan
 
Makalah ilmu penyakit tumbuhan
Makalah ilmu penyakit tumbuhanMakalah ilmu penyakit tumbuhan
Makalah ilmu penyakit tumbuhan
 
Cacing nematoda
Cacing nematodaCacing nematoda
Cacing nematoda
 
Mikr3
Mikr3Mikr3
Mikr3
 
bab6fungi-140131085102-phpapp02.pptx
bab6fungi-140131085102-phpapp02.pptxbab6fungi-140131085102-phpapp02.pptx
bab6fungi-140131085102-phpapp02.pptx
 

More from Tidar University

Sop tanaman kentang
Sop tanaman kentangSop tanaman kentang
Sop tanaman kentang
Tidar University
 
Pengikatan n oleh bakteri simbiosis
Pengikatan n oleh bakteri simbiosisPengikatan n oleh bakteri simbiosis
Pengikatan n oleh bakteri simbiosis
Tidar University
 
Pengecatan bakteri secara sederhana
Pengecatan bakteri secara sederhanaPengecatan bakteri secara sederhana
Pengecatan bakteri secara sederhana
Tidar University
 
Pengecatan bakteri secara negatif
Pengecatan bakteri secara negatifPengecatan bakteri secara negatif
Pengecatan bakteri secara negatif
Tidar University
 
Pembuatan medium nutrient cair
Pembuatan medium nutrient cairPembuatan medium nutrient cair
Pembuatan medium nutrient cair
Tidar University
 
Makalah dasar padi
Makalah dasar padiMakalah dasar padi
Makalah dasar padi
Tidar University
 
Makalah bioteknologi pertanian australia
Makalah bioteknologi pertanian australiaMakalah bioteknologi pertanian australia
Makalah bioteknologi pertanian australia
Tidar University
 
Kualitas plastik dan berbagai macam bahannya
Kualitas plastik dan berbagai macam bahannyaKualitas plastik dan berbagai macam bahannya
Kualitas plastik dan berbagai macam bahannya
Tidar University
 
Gasohol be 10
Gasohol be 10Gasohol be 10
Gasohol be 10
Tidar University
 
Budidaya mentimun menggunakan arang sekam
Budidaya mentimun menggunakan arang sekamBudidaya mentimun menggunakan arang sekam
Budidaya mentimun menggunakan arang sekam
Tidar University
 
Bakteri pengikat n secara non simbiosis
Bakteri pengikat n secara  non simbiosisBakteri pengikat n secara  non simbiosis
Bakteri pengikat n secara non simbiosis
Tidar University
 
Pengendalian gulma
Pengendalian gulmaPengendalian gulma
Pengendalian gulma
Tidar University
 
Pembibitan kelapa sawit (elaeis guineensis jacq)
Pembibitan kelapa sawit (elaeis guineensis jacq)Pembibitan kelapa sawit (elaeis guineensis jacq)
Pembibitan kelapa sawit (elaeis guineensis jacq)
Tidar University
 
Teknik panen dan penanganan pasca panen benih padi
Teknik panen dan penanganan pasca panen benih padiTeknik panen dan penanganan pasca panen benih padi
Teknik panen dan penanganan pasca panen benih padi
Tidar University
 
Proposal bidang kewirausahaan
Proposal bidang kewirausahaanProposal bidang kewirausahaan
Proposal bidang kewirausahaan
Tidar University
 
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benihLaporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
Tidar University
 
Laporan praktikum kadar air
Laporan praktikum kadar airLaporan praktikum kadar air
Laporan praktikum kadar air
Tidar University
 
Laporan pengujian indeks vigor
Laporan pengujian indeks vigorLaporan pengujian indeks vigor
Laporan pengujian indeks vigor
Tidar University
 
Laporan praktikum dormansi
Laporan praktikum dormansiLaporan praktikum dormansi
Laporan praktikum dormansi
Tidar University
 
Laporan praktikum evapotranspirasi
Laporan praktikum evapotranspirasiLaporan praktikum evapotranspirasi
Laporan praktikum evapotranspirasi
Tidar University
 

More from Tidar University (20)

Sop tanaman kentang
Sop tanaman kentangSop tanaman kentang
Sop tanaman kentang
 
Pengikatan n oleh bakteri simbiosis
Pengikatan n oleh bakteri simbiosisPengikatan n oleh bakteri simbiosis
Pengikatan n oleh bakteri simbiosis
 
Pengecatan bakteri secara sederhana
Pengecatan bakteri secara sederhanaPengecatan bakteri secara sederhana
Pengecatan bakteri secara sederhana
 
Pengecatan bakteri secara negatif
Pengecatan bakteri secara negatifPengecatan bakteri secara negatif
Pengecatan bakteri secara negatif
 
Pembuatan medium nutrient cair
Pembuatan medium nutrient cairPembuatan medium nutrient cair
Pembuatan medium nutrient cair
 
Makalah dasar padi
Makalah dasar padiMakalah dasar padi
Makalah dasar padi
 
Makalah bioteknologi pertanian australia
Makalah bioteknologi pertanian australiaMakalah bioteknologi pertanian australia
Makalah bioteknologi pertanian australia
 
Kualitas plastik dan berbagai macam bahannya
Kualitas plastik dan berbagai macam bahannyaKualitas plastik dan berbagai macam bahannya
Kualitas plastik dan berbagai macam bahannya
 
Gasohol be 10
Gasohol be 10Gasohol be 10
Gasohol be 10
 
Budidaya mentimun menggunakan arang sekam
Budidaya mentimun menggunakan arang sekamBudidaya mentimun menggunakan arang sekam
Budidaya mentimun menggunakan arang sekam
 
Bakteri pengikat n secara non simbiosis
Bakteri pengikat n secara  non simbiosisBakteri pengikat n secara  non simbiosis
Bakteri pengikat n secara non simbiosis
 
Pengendalian gulma
Pengendalian gulmaPengendalian gulma
Pengendalian gulma
 
Pembibitan kelapa sawit (elaeis guineensis jacq)
Pembibitan kelapa sawit (elaeis guineensis jacq)Pembibitan kelapa sawit (elaeis guineensis jacq)
Pembibitan kelapa sawit (elaeis guineensis jacq)
 
Teknik panen dan penanganan pasca panen benih padi
Teknik panen dan penanganan pasca panen benih padiTeknik panen dan penanganan pasca panen benih padi
Teknik panen dan penanganan pasca panen benih padi
 
Proposal bidang kewirausahaan
Proposal bidang kewirausahaanProposal bidang kewirausahaan
Proposal bidang kewirausahaan
 
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benihLaporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
 
Laporan praktikum kadar air
Laporan praktikum kadar airLaporan praktikum kadar air
Laporan praktikum kadar air
 
Laporan pengujian indeks vigor
Laporan pengujian indeks vigorLaporan pengujian indeks vigor
Laporan pengujian indeks vigor
 
Laporan praktikum dormansi
Laporan praktikum dormansiLaporan praktikum dormansi
Laporan praktikum dormansi
 
Laporan praktikum evapotranspirasi
Laporan praktikum evapotranspirasiLaporan praktikum evapotranspirasi
Laporan praktikum evapotranspirasi
 

Recently uploaded

Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawasPrensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
suprihatin1885
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
agusmulyadi08
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
gloriosaesy
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
PURWANTOSDNWATES2
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
ssuser289c2f1
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
rohman85
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
haryonospdsd011
 
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
yuniarmadyawati361
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
UmyHasna1
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Galang Adi Kuncoro
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
lindaagina84
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
agusmulyadi08
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
EkoPutuKromo
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
erlita3
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
lastri261
 
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
johan199969
 
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogortugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
WILDANREYkun
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
MuhammadBagusAprilia1
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
Dedi Dwitagama
 

Recently uploaded (20)

Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawasPrensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
 
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
 
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogortugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 

Laporan praktikum isolasi

  • 1. LAPORAN PRAKTIKUM ILMU PENYAKIT TANAMAN ACARA 3. ISOLASI Oleh: Nama NIM Asisten : Inayatul Fitria Dewi :1510401057 :Jerri Tova Ramadhan PROGAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TIDAR 2017
  • 2. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu mikroorganisme dalam kehidupannya tidak hanya tumbuh berdiri sendiri, namun saling berdampingan dengan mikroorganisme atau organisme lainnya. Semisalnya dalam 1 wadah media bisasaja tumbuh beberapa mikroorganisme secara bersamaan. Sehingga dalam wadah tersebut saling terkontaminasi oleh adanya mikroorganisme lain. Untuk bisa mengetahui adanya suatu mikroorganisme tertentu dalam suatu bahan maka dilakukanlah isolasi. Isolasi merupakan suatu teknik yang dilakukan untuk mendapatkan kultur yang murni. Hal ini berawal dari bahan yang mengandung mikroorganisme (misalnya jamur) yang masih bercampur dengan yang lainnya dilakukan penanaman dengan menggunakan media yang spesifik untuk memacu pertumbuhan mikroorganisme yang kita inginkan. Setelah mikroorganisme tersebut tumbuh (misalnya jamur) maka didapatkanlah kultur murni dari suatu jamur. Sehingga dalam teknik isolasi ini bertujuan agar penanaman mikroorganisme mendapatkan kultur yang spesifik Dalam percobaan ini maka dilakukanlah isolasi dengan harapan agar kita dapat melakukan isolasi pathogen yang menyebabkan penyakit. Dengan mengetahui adanya kultur murni atau teknik isolasi maka seorang laborat dapat memprediksikan penyakit-penyakit baru yang dapat menyerang tanaman. Maka dilakukanlah isolasi pathogen pada percobaan ini dengan menggunakan jamur Colletotrichum dan jamur Cercospora pada media PDA 1.2 Tujuan Dapat melakukan isolasi pathogen
  • 3. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Isolasi adalah cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu dari lingkungannya, sehingga diperoleh kultur murni atau biakan murni. Kultur murni ialah kultur yang sel-sel mikrobianya berasal dari pembelahan dari satu sel tunggal. Isolasi dapat dilakukan dengan dua metode yaitu metode cawan tuang dan metode cawan gores. Isolasi adalah cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu dari lingkungannya, sehingga diperoleh kultur murni atau biakan murni. Kultur murni ialah kultur yang sel-sel mikrobianya berasal dari pembelahan dari satu sel tunggal. Ada berbagai cara untuk mengisolasi bakteri dalam biakan murni yaitu, cara pengenceran, cara penuangan, cara penggesekan atau penggoresan, cara penyebaran, cara pengucilan 1 sel, dan cara inokulasi pada hewan. Masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan (Waluyo, 2007). Jamur atau fungi banyak kita tmukan di lingkungan sekitar kita, jamur tumbuh subur terutama di musim hujan karena jamur menyukai habitat yang lembab. Akan tetapi jamur juga dapat ditemukan hampir disemua tempat dimana ada materi organic. Jika lingkungan di sekitarnya mengering, jamur akan mengalami tahapan istirahat atau menghasilkan spora. Cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang jamur disebut mikologi. Kebanyakan jamur termasuk dalam kelompok kapang. Tubuh vegetative kapang berfilamen panjang bercabang yang seperti benang, yang disebut hifa. Hifa akan memanjang dan menyerap makanan dari permukaan substrat (tempat hidup jamur). Hifa-hifa membentuk jaring-jaring benang kusut, disebut mesellium (Hadioetomo, 1993). Secara morfologis jamur dapat ditentukan dengan melihat bentuk strukturnya menggunakan mikroskop, dengan demikian identifikasi dan klarifikasi dapat ditentukan secar visual jamur dilihat seperti kapas atau benang berwarna atau tidak berwarna yang disebut misellia dan spora. Miselia terbentuk oleh adanya hifa, baik yang bersepta atau yang tidak bersepta. Jamur terbagi menjadi bebrapa familia antara lain Moniliaceae (Aspergillus, Phenicilium, Trichothecium, Geotrichum, Monilia, Sporatrichum, Botrytis, dan lain-lain), Dematiaceae (Cladosporium,
  • 4. Helminthosporium, dan lain-lain). Dan Tuberculariaceae (fusarium). Sifat kultural dari jamur dapat dilihat dengan kenampakan pertumbuhannya pada makanan. Pada permukaan bahan makanan tampak kering, membentuk massa serbuk, kadang-kadang halus dan lunak atau kelihatan basah dan berair. Warna miselia hijau biru, biru kehijauan, kuning, orange, merah muda, coklat, abu-abu, dan hitam (Kusnadi, 2003). Jamur C. capsici mempunyai banyak aservulus, tersebar, di bawah kutikula atau pada permukaan, garis tengahnya sampai 10 μm, hitam dengan banyak seta. Seta coklat tua, bersekat, kaku, meruncing ke atas, 75-100 x 2-6,2 μm. Konidium hialin, berbentuk tabung (silindris), 18,6-25,0 x 3,5-5,3 μm, ujung-ujungnya tumpul, atau bengkok seperti sabit. Jamur membentuk banyak sklerotium dalam jaringan tanaman sakit atau dalam medium biakan (Semangun, 2000). Koloni pada media PDA saat pertama putih dengan cepat menjadi kelabu. Pada area miselium berwarna dari terang menjadi abu-abu gelap pada seluruh permukaan koloni, dengan aservulus yang runcing untuk seta gelapnya. Titik-titik spora berwarna pucat kekuning-kuningan seperti salmon (ikan) (Mordue, 1971). Sedangkan pada jamur Cercospora penyebab penyakit bercak pada kacang tanah menurut Semangun (2007), memiliki gejala berupa bercak-bercak bulat, kecil dan klorosis. Bercak dapat meluas, pusatnya berwarna pucat sampai putih, dengan tepi yang lebih tua warnanya. Bercak-bercak yang tua dapat berlubang. Apabila pada daun terdapat banyak bercak, daun cepat menguning dan gugur atau langsung gugur tanpa menguning lebih dahulu. Bercak sering terdapat pada batang, tangkai daun, maupun tangkai buah, tetapi bercak sangat jarang timbul pada buah. Hal ini juga dinyatakan oleh Setiadi (2011) bahwa gejala penyakit bercak daun cercospora ditandai dengan adanya bercak-bercak berwarna kepucatan yang awalnya berukuran kecil, akhirnya secara perlahan membesar. Pada bagian pinggiran daun terdapat bercak berwarna lebih tua dari warna bercak dibagian tengahnya. Selain itu, sering terjadi sobekan di pusat bercak tersebut. Jika sudah seperti ini daun akan langsung gugur. Walaupun terkadang tidak langsung gugur, tetapi berubah warna menjadi kekuning-kuningan sebelum akhirnya gugur.
  • 5. BAB III METODE PERCOBAAN Percobaan ini dilaksanakan pada hari Selasa, 15 November 2017. Bertempatan di Laboratorium Fakultas Pertanian P2.03 3.1 Alat dan bahan 1. Petridish 2. Jarum ent 3. Scalpel 4. Gelas piala 100 ml 5. Pinset 6. Kompor electric 7. Media PDA 8. Cabai yang terkena Antraknosa 9. Daun kacang tanah yang terkena Cercospora 10. Klorox 0,5% 11. Alcohol 95% 12. Aquadest 13. Kapas 14. Tissue 15. Kertas wrap 3.2 Langkah kerja a. Isolasi jamur dari bahan tebal 1. Mensterilkan alat-alat yang akan digunakan dalam praktikum dengan alcohol 95% 2. Mencairkan media PDA yang telah dibuat pada praktikum sebelumnya 3. Memasukkan PDA pada petridish yang telah steril dengan membuka tutup petridish seminimal mungkin dengan didekatkan pada lampu Bunsen 4. Menutup petridish kembali dan menunggu hingga media PDA menjadi padat 5. Mengambil cabai yang telah terinfeksi jamur antraknosa dan mencucinya dengan aquadest 6. Mengusap permukaan cabai dengan alcohol 95% 7. Memotong bagian cabai yang telah terkena jamur antraknosa dan menyisakan bagian yang sehat pula dengan ukuran 0.5 cm x 0.5 cm 8. Mengisolasikan jamur pada media PDA dengan memasukkanya ke dalam petridish dengan 4 titik
  • 6. 9. Membungkus petridish yang telah terisolasi dengan kertas wrap 10. Mengamati biakan yang tumbuh selama 1 minggu b. Isolasi jamur dari bahan tipis 1. Mennsterilkan alat-alat yang akan digunakan dalam praktikum 2. Mencairkan media PDA yang telah dibuat pada praktikum sebelumnya 3. Memasukkan PDA pada petridish yang telah steril dengan membuka tuutp petridish seminimal mungkin dengan didekatkan pada lampu Bunsen 4. Menutup petridish kembali dan menunggu hingga media PDA menjadi padat 5. Mengambil daun kacang tanah yang telah terinfeksi jamur Cercospora dan mencucinya dengan aquadest 6. Memotong bagian daun yang terkena jamur Cercospora dengan ukuran 0.5 cm x 0.5 cm 7. Kemudian merendamnya ke dalam klorok 0.5% selama 1-2 menit dan setelah itu dicuci kembali dnegan menggunakan aquadest 8. Mengisolasi daun yang telah terinfeksi pada media PDA dengan 4 titik 9. Membungkusnya dengan kertas wrap 10. Mengamati biakan yang tumbuh selama 1 minggu
  • 7. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil percobaan isolasi jamur 1. Garfik pertumbuhan jamur Cercospora Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa pertumbuhan jamur Cercospora mengalami peningkatan diameter jamur. Cercospora merupakan jamur yang menyebabkan penyakit bercak daun pada tanaman kacang tanah. Gejala yang terjadi daun akan memilki bercak-bercak berwarna cokelat yang disekelilingnya terdapat jamur yang berwarna kekuningan. Jamur ini diisolasi pada media agar yang telah dilakukan sterilisasi. Keberhasilan dalam melakukan suatu isolasi ditentukan dengan adanya lingkungan yang steril baik alat peralatan maupun dari isolatnya sendiri. Pertumbuhan jamur pada Cercospora ditandai dengan adanya tumbunya spora berwarna putih disekitar area daun kacang tanah. Pada ulangan 1,2 dan 4 pertumbuhan isolat jamur Cercospora memiliki pertumbuhan yang hampir sama/sejajar. Dalam kurun waktu 3 -7 hari pertumbuhan jamur Cercospora hanya terletak pada interval 0,5 cm dan 1 cm. Dari pengamat yang telah dilakukan pertumbuhan jamur Cercospora memiliki pertumbuhan yang lambat. Bahkan sampai pada hari ketiga pada ulangan 4 jamur Cercospora belum menunjukkan tanda-tanda akan tumbuh. Sedangkan pertumbuhan secara signifikan terdapat pada ulangan 3 dengan diameter jamur pada hari ke 3 sebesar 0.925 cm dan 2.35 cm pada hari ketujuh.
  • 8. 2. Garfik pertumbuhan jamur Colletotrichum Grafik diatas menunjukkan pertumbuhan jamur Colletotrichum. Jamur ini merupakan jamur penyebab penyakit patek pada tanaman cabai. Salah satunya menyerang pada bagian buah cabai. Serangan jamur Colletotrichum akan menyebabkan buah tanaman cabai menjadi kecokelatan dan lembek pada bagian yang terkena jamur sedangkan pada bagian bawah kulit buah terdapat spora jamur yang berwarna keputihan. Pada percobaan ini, buah cabai ini digunakan sebagai isolat jamur bahan tebal dengan pengambil pemotongan cabai yang terdiri dari bahan yang sakit dan sebagian sehat. Dari hasil isolasi menunjukkan jamur Colletotrichum memiliki pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan dengan jamur Cercospora. Hal ini dapat dilihat pada hari ketiga pertumbuhanya rata-rata dimulai dari 1 cm hingga 3,5 cm. data ini menunjukkan jamur ini mampu tumbuh dengan baik sesuai dengan lingkungannya. Pada ulangan 1 pertumbuhan jamur Colletotrichum pada hari ke tiga tumbuh dengan cepat yang ditunjukkan dengan diameter 1.825 cm dan diikuti pada hari ke tujuh diameter jamur ini sebesar 2.225 cm. pertumbuhan yang significant juga dialamai pada ulangan ke 2 yang ditunjukkan pada minggu ke 3 diameterjamur sebesar 1.425 cm dan pertumbuhan tertinggi pada minggu ke tujuh sebesar 3.55 cm. pertumbuhan ini juga diikuti dengan ulangan yang ke tiga yang memiliki diameter tertinggi pada hari ke tiga sebesar 1.9 cm hingga padahari ke tujuh 3.075 cm. dan
  • 9. perlakuan dengan pertumbuhan jamur Cercospora terletak pada ulangan keempat dengan diameter 0.95 cm pada hari ke 3 dan 2.125 cm pada hari ketujuh. Adanya keberhasilan dalam melakukan isolasi jamur ditentukan oleh adanya sterilitas lingkungan, media maupun dari alat yang kita gunakan. Udara sekeliling lingkungan sangat mempengaruhi dengan terjadinya kontaminsi sehingga dalam melakukan isolasi tidak diperkenankan membuka media secara terbuka karena dikhawatirkan membantu proses kontaminasi. Selain itu alat yang digunakan harus steril dengan pemberian alkohol sebelum digunakan juga menjadi hal yang sangat penting untuk diperhatikan.
  • 10. BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari prakitkum yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwasanya: 1. Pengambilan isolate untuk jamur bahan tebal diambil dari buah cabai yang telah ditumbuhi oleh jamur Colletotrichum dengan pengambilan sampel mengandung sebagian cabai sehat 2. Isolate untuk jamur bahan tipis diambil pada daun tanaman kacang tanah yang telah bergejala bercak oleh jamur Cercospora. 3. Pertumbuhan jamur Colletotrichum memiliki pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan dengan Cercospora. 4. Adanya kontaminasi pada isolate disebabkan oleh keadaan lingkungan sekitar yang tidak aseptic.
  • 11. DAFTAR PUSTAKA Hadioetomo, R.S. 1993. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek, Teknik dan Prosedur Dasar Laboratorium. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta. Kusnadi. 2003. Mikrobiologi. UMY Pres: Yogyakarta. Semangun, H. 2007. Penyakit-Penyakit Tanaman Hortikultura di Indonesia. Gajah Mada University Press. Yogyakarta. Setiadi. 2011. Bertanam Cabai di Lahan dan Pot. Penebar Swadaya. Jakarta Waluyo, L. 2007. Mikrobiologi Umum. Malang: UMM Press.
  • 12. LAMPIRAN I 1. Data pertumbuhan jamur Cercospora (cm) 2. Data pertumbuhan jamur Colletotrichum (cm) Ulangan Hari ke 3 7 1 0.8 1 0.5 0.6 0.6 0.8 0.5 0.7 2 0.5 0.7 0.6 0.9 0.5 0.6 0.5 0.7 3 1.1 2.8 1.3 3.8 0.5 0.5 0.8 2.3 4 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 1.5 (kontam) ulangan Hari ke 3 7 1 2.3 3 2.2 2.6 1.6 1.9 1.2 1.4 2 1.7 2.8 1.4 4.1 1.4 3.2 1.2 4.1 3 2 3.5 1.5 2.7 1.9 2.5 2.2 3.6 4 1 2.5 0.5 1.5 1.1 2 1.2 2.5
  • 13. LAMPIRAN II 1. Isolasi jamur bahan tipis (Cercospora) Sebelum isolasi Setelah isolasi 2. Isolasi jamur bahan tebal (Colletotichum) Sebelum isolasi Setelah isolasi