Laporan praktikum isolasi jamur Colletotrichum dan Cercospora mendeskripsikan proses isolasi kedua jamur penyebab penyakit pada tanaman cabai dan kacang tanah. Isolasi dilakukan dengan mengambil bagian yang terinfeksi, menanamkannya pada media PDA, dan mengamati pertumbuhannya selama seminggu. Hasilnya menunjukkan Colletotrichum tumbuh lebih cepat dari Cercospora."
Laporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi Tanamanshafirasalsa11
Laporan ini ditujukan kepada kamu yang malas membuat laporan praktikum, but sebaiknya jangan copas semua, karena yang dikhawatirkan disuruh untuk membuat laporan lagi, SEMANGAT pejuang laprak!
Penicillium sp. adalah genus fungi dari ordo Hypomycetes, filum Ascomycota. Penicillium sp. memiliki ciri hifa bersepta dan membentuk badan spora yang disebut konidium. Konidium berbeda dengan sporangim, karena tidak memiliki selubung pelindung seperti sporangium.
Paecilomyces sp. adalah genus fungi dari ordo Eurotiales, filum Ascomycota. Genus Paecilomyces dapat dibedakan dari genus Penicillium walaupun memiliki hubungan erat satu phylum, perbedaannya yaitu dengan memiliki panjang dan ramping phialides yang berbeda dan koloni yang biasanya tidak pernah bewarna hijau.
Aspergillus adalah suatu jamur yang termasuk dalam kelas Ascomycetes yang dapat ditemukan dimana–mana di alam ini. Ia tumbuh sebagai saprofit pada tumbuh-tumbuhan yang membusuk
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanamanshafirasalsa11
Laporan ini ditujukan kepada kamu yang malas membuat laporan praktikum, but sebaiknya jangan copas semua, karena yang dikhawatirkan disuruh untuk membuat laporan lagi, SEMANGAT pejuang laprak!
Laporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi Tanamanshafirasalsa11
Laporan ini ditujukan kepada kamu yang malas membuat laporan praktikum, but sebaiknya jangan copas semua, karena yang dikhawatirkan disuruh untuk membuat laporan lagi, SEMANGAT pejuang laprak!
Penicillium sp. adalah genus fungi dari ordo Hypomycetes, filum Ascomycota. Penicillium sp. memiliki ciri hifa bersepta dan membentuk badan spora yang disebut konidium. Konidium berbeda dengan sporangim, karena tidak memiliki selubung pelindung seperti sporangium.
Paecilomyces sp. adalah genus fungi dari ordo Eurotiales, filum Ascomycota. Genus Paecilomyces dapat dibedakan dari genus Penicillium walaupun memiliki hubungan erat satu phylum, perbedaannya yaitu dengan memiliki panjang dan ramping phialides yang berbeda dan koloni yang biasanya tidak pernah bewarna hijau.
Aspergillus adalah suatu jamur yang termasuk dalam kelas Ascomycetes yang dapat ditemukan dimana–mana di alam ini. Ia tumbuh sebagai saprofit pada tumbuh-tumbuhan yang membusuk
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanamanshafirasalsa11
Laporan ini ditujukan kepada kamu yang malas membuat laporan praktikum, but sebaiknya jangan copas semua, karena yang dikhawatirkan disuruh untuk membuat laporan lagi, SEMANGAT pejuang laprak!
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum. Wr. Wb..
Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul ”DAMPAK GLOBALISASI TERHADAP POLITIK”.
Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar skripsi ini dapat lebih baik lagi.
Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.
Raha, Desember 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................ 1
C. Tujuan........................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................ 3
1. Pengetian Globalisasi.............................................................................. 3
2. Dampak Globalisasi Terhadap Bidang Politik Di Indonesia................... 4
3. Langkah Langkah Yang Perlu Diambil Indonesia Dalam Menghadapi
Dampak Globalisasi.................................................................................. 8
BAB III PENUTUP..................................................................................... 10
A. Kesimpulan.......................................................................................... 10
B. Saran.............................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 11
Pengujian daya kecambah adalah mengecambahkan benih pada kondisi yang sesuai untuk kebutuhan perkecambahan benih tersebut, lalu menghitung presentase daya berkecambahnya
Dormansi merupakan terhambatnya proses metabolisme dalam biji dan merupakan masa istirahat biji sehingga proses perkecambahan tidak dapat terjadi, yang disebabkan karena adanya pengaruh dari dalam dan luar biji
Evapotranspirasi adalah proses penguapan air yang berasal dari permukaan bentangan air atau dari bahan padat yang mengandung air dan penguapan melalui jaringan tumbuhan melalui stomata
1. LAPORAN PRAKTIKUM
ILMU PENYAKIT TANAMAN
ACARA 3. ISOLASI
Oleh:
Nama
NIM
Asisten
: Inayatul Fitria Dewi
:1510401057
:Jerri Tova Ramadhan
PROGAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TIDAR
2017
2. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Suatu mikroorganisme dalam kehidupannya tidak hanya tumbuh berdiri sendiri,
namun saling berdampingan dengan mikroorganisme atau organisme lainnya.
Semisalnya dalam 1 wadah media bisasaja tumbuh beberapa mikroorganisme secara
bersamaan. Sehingga dalam wadah tersebut saling terkontaminasi oleh adanya
mikroorganisme lain. Untuk bisa mengetahui adanya suatu mikroorganisme tertentu
dalam suatu bahan maka dilakukanlah isolasi.
Isolasi merupakan suatu teknik yang dilakukan untuk mendapatkan kultur yang
murni. Hal ini berawal dari bahan yang mengandung mikroorganisme (misalnya
jamur) yang masih bercampur dengan yang lainnya dilakukan penanaman dengan
menggunakan media yang spesifik untuk memacu pertumbuhan mikroorganisme
yang kita inginkan. Setelah mikroorganisme tersebut tumbuh (misalnya jamur) maka
didapatkanlah kultur murni dari suatu jamur. Sehingga dalam teknik isolasi ini
bertujuan agar penanaman mikroorganisme mendapatkan kultur yang spesifik
Dalam percobaan ini maka dilakukanlah isolasi dengan harapan agar kita dapat
melakukan isolasi pathogen yang menyebabkan penyakit. Dengan mengetahui adanya
kultur murni atau teknik isolasi maka seorang laborat dapat memprediksikan
penyakit-penyakit baru yang dapat menyerang tanaman. Maka dilakukanlah isolasi
pathogen pada percobaan ini dengan menggunakan jamur Colletotrichum dan jamur
Cercospora pada media PDA
1.2 Tujuan
Dapat melakukan isolasi pathogen
3. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Isolasi adalah cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu dari
lingkungannya, sehingga diperoleh kultur murni atau biakan murni. Kultur murni
ialah kultur yang sel-sel mikrobianya berasal dari pembelahan dari satu sel tunggal.
Isolasi dapat dilakukan dengan dua metode yaitu metode cawan tuang dan metode
cawan gores. Isolasi adalah cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba
tertentu dari lingkungannya, sehingga diperoleh kultur murni atau biakan murni.
Kultur murni ialah kultur yang sel-sel mikrobianya berasal dari pembelahan dari satu
sel tunggal. Ada berbagai cara untuk mengisolasi bakteri dalam biakan murni yaitu,
cara pengenceran, cara penuangan, cara penggesekan atau penggoresan, cara
penyebaran, cara pengucilan 1 sel, dan cara inokulasi pada hewan. Masing-masing
mempunyai kelebihan dan kekurangan (Waluyo, 2007).
Jamur atau fungi banyak kita tmukan di lingkungan sekitar kita, jamur tumbuh
subur terutama di musim hujan karena jamur menyukai habitat yang lembab. Akan
tetapi jamur juga dapat ditemukan hampir disemua tempat dimana ada materi organic.
Jika lingkungan di sekitarnya mengering, jamur akan mengalami tahapan istirahat
atau menghasilkan spora. Cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang jamur
disebut mikologi. Kebanyakan jamur termasuk dalam kelompok kapang. Tubuh
vegetative kapang berfilamen panjang bercabang yang seperti benang, yang disebut
hifa. Hifa akan memanjang dan menyerap makanan dari permukaan substrat (tempat
hidup jamur). Hifa-hifa membentuk jaring-jaring benang kusut, disebut mesellium
(Hadioetomo, 1993).
Secara morfologis jamur dapat ditentukan dengan melihat bentuk strukturnya
menggunakan mikroskop, dengan demikian identifikasi dan klarifikasi dapat
ditentukan secar visual jamur dilihat seperti kapas atau benang berwarna atau tidak
berwarna yang disebut misellia dan spora. Miselia terbentuk oleh adanya hifa, baik
yang bersepta atau yang tidak bersepta. Jamur terbagi menjadi bebrapa familia antara
lain Moniliaceae (Aspergillus, Phenicilium, Trichothecium, Geotrichum, Monilia,
Sporatrichum, Botrytis, dan lain-lain), Dematiaceae (Cladosporium,
4. Helminthosporium, dan lain-lain). Dan Tuberculariaceae (fusarium). Sifat kultural
dari jamur dapat dilihat dengan kenampakan pertumbuhannya pada makanan. Pada
permukaan bahan makanan tampak kering, membentuk massa serbuk, kadang-kadang
halus dan lunak atau kelihatan basah dan berair. Warna miselia hijau biru, biru
kehijauan, kuning, orange, merah muda, coklat, abu-abu, dan hitam (Kusnadi, 2003).
Jamur C. capsici mempunyai banyak aservulus, tersebar, di bawah kutikula
atau pada permukaan, garis tengahnya sampai 10 μm, hitam dengan banyak seta. Seta
coklat tua, bersekat, kaku, meruncing ke atas, 75-100 x 2-6,2 μm. Konidium hialin,
berbentuk tabung (silindris), 18,6-25,0 x 3,5-5,3 μm, ujung-ujungnya tumpul, atau
bengkok seperti sabit. Jamur membentuk banyak sklerotium dalam jaringan tanaman
sakit atau dalam medium biakan (Semangun, 2000). Koloni pada media PDA saat
pertama putih dengan cepat menjadi kelabu. Pada area miselium berwarna dari terang
menjadi abu-abu gelap pada seluruh permukaan koloni, dengan aservulus yang
runcing untuk seta gelapnya. Titik-titik spora berwarna pucat kekuning-kuningan
seperti salmon (ikan) (Mordue, 1971).
Sedangkan pada jamur Cercospora penyebab penyakit bercak pada kacang
tanah menurut Semangun (2007), memiliki gejala berupa bercak-bercak bulat, kecil
dan klorosis. Bercak dapat meluas, pusatnya berwarna pucat sampai putih, dengan
tepi yang lebih tua warnanya. Bercak-bercak yang tua dapat berlubang. Apabila pada
daun terdapat banyak bercak, daun cepat menguning dan gugur atau langsung gugur
tanpa menguning lebih dahulu. Bercak sering terdapat pada batang, tangkai daun,
maupun tangkai buah, tetapi bercak sangat jarang timbul pada buah. Hal ini juga
dinyatakan oleh Setiadi (2011) bahwa gejala penyakit bercak daun cercospora
ditandai dengan adanya bercak-bercak berwarna kepucatan yang awalnya berukuran
kecil, akhirnya secara perlahan membesar. Pada bagian pinggiran daun terdapat
bercak berwarna lebih tua dari warna bercak dibagian tengahnya. Selain itu, sering
terjadi sobekan di pusat bercak tersebut. Jika sudah seperti ini daun akan langsung
gugur. Walaupun terkadang tidak langsung gugur, tetapi berubah warna menjadi
kekuning-kuningan sebelum akhirnya gugur.
5. BAB III
METODE PERCOBAAN
Percobaan ini dilaksanakan pada hari Selasa, 15 November 2017. Bertempatan
di Laboratorium Fakultas Pertanian P2.03
3.1 Alat dan bahan
1. Petridish
2. Jarum ent
3. Scalpel
4. Gelas piala 100 ml
5. Pinset
6. Kompor electric
7. Media PDA
8. Cabai yang terkena Antraknosa
9. Daun kacang tanah yang terkena Cercospora
10. Klorox 0,5%
11. Alcohol 95%
12. Aquadest
13. Kapas
14. Tissue
15. Kertas wrap
3.2 Langkah kerja
a. Isolasi jamur dari bahan tebal
1. Mensterilkan alat-alat yang akan digunakan dalam praktikum dengan
alcohol 95%
2. Mencairkan media PDA yang telah dibuat pada praktikum sebelumnya
3. Memasukkan PDA pada petridish yang telah steril dengan membuka tutup
petridish seminimal mungkin dengan didekatkan pada lampu Bunsen
4. Menutup petridish kembali dan menunggu hingga media PDA menjadi
padat
5. Mengambil cabai yang telah terinfeksi jamur antraknosa dan mencucinya
dengan aquadest
6. Mengusap permukaan cabai dengan alcohol 95%
7. Memotong bagian cabai yang telah terkena jamur antraknosa dan
menyisakan bagian yang sehat pula dengan ukuran 0.5 cm x 0.5 cm
8. Mengisolasikan jamur pada media PDA dengan memasukkanya ke dalam
petridish dengan 4 titik
6. 9. Membungkus petridish yang telah terisolasi dengan kertas wrap
10. Mengamati biakan yang tumbuh selama 1 minggu
b. Isolasi jamur dari bahan tipis
1. Mennsterilkan alat-alat yang akan digunakan dalam praktikum
2. Mencairkan media PDA yang telah dibuat pada praktikum sebelumnya
3. Memasukkan PDA pada petridish yang telah steril dengan membuka tuutp
petridish seminimal mungkin dengan didekatkan pada lampu Bunsen
4. Menutup petridish kembali dan menunggu hingga media PDA menjadi
padat
5. Mengambil daun kacang tanah yang telah terinfeksi jamur Cercospora dan
mencucinya dengan aquadest
6. Memotong bagian daun yang terkena jamur Cercospora dengan ukuran 0.5
cm x 0.5 cm
7. Kemudian merendamnya ke dalam klorok 0.5% selama 1-2 menit dan
setelah itu dicuci kembali dnegan menggunakan aquadest
8. Mengisolasi daun yang telah terinfeksi pada media PDA dengan 4 titik
9. Membungkusnya dengan kertas wrap
10. Mengamati biakan yang tumbuh selama 1 minggu
7. BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil percobaan isolasi jamur
1. Garfik pertumbuhan jamur Cercospora
Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa pertumbuhan jamur Cercospora
mengalami peningkatan diameter jamur. Cercospora merupakan jamur yang
menyebabkan penyakit bercak daun pada tanaman kacang tanah. Gejala yang terjadi
daun akan memilki bercak-bercak berwarna cokelat yang disekelilingnya terdapat
jamur yang berwarna kekuningan. Jamur ini diisolasi pada media agar yang telah
dilakukan sterilisasi. Keberhasilan dalam melakukan suatu isolasi ditentukan dengan
adanya lingkungan yang steril baik alat peralatan maupun dari isolatnya sendiri.
Pertumbuhan jamur pada Cercospora ditandai dengan adanya tumbunya spora
berwarna putih disekitar area daun kacang tanah. Pada ulangan 1,2 dan 4
pertumbuhan isolat jamur Cercospora memiliki pertumbuhan yang hampir
sama/sejajar. Dalam kurun waktu 3 -7 hari pertumbuhan jamur Cercospora hanya
terletak pada interval 0,5 cm dan 1 cm.
Dari pengamat yang telah dilakukan pertumbuhan jamur Cercospora memiliki
pertumbuhan yang lambat. Bahkan sampai pada hari ketiga pada ulangan 4 jamur
Cercospora belum menunjukkan tanda-tanda akan tumbuh. Sedangkan pertumbuhan
secara signifikan terdapat pada ulangan 3 dengan diameter jamur pada hari ke 3
sebesar 0.925 cm dan 2.35 cm pada hari ketujuh.
8. 2. Garfik pertumbuhan jamur Colletotrichum
Grafik diatas menunjukkan pertumbuhan jamur Colletotrichum. Jamur ini
merupakan jamur penyebab penyakit patek pada tanaman cabai. Salah satunya
menyerang pada bagian buah cabai. Serangan jamur Colletotrichum akan
menyebabkan buah tanaman cabai menjadi kecokelatan dan lembek pada bagian yang
terkena jamur sedangkan pada bagian bawah kulit buah terdapat spora jamur yang
berwarna keputihan.
Pada percobaan ini, buah cabai ini digunakan sebagai isolat jamur bahan tebal
dengan pengambil pemotongan cabai yang terdiri dari bahan yang sakit dan sebagian
sehat. Dari hasil isolasi menunjukkan jamur Colletotrichum memiliki pertumbuhan
yang lebih cepat dibandingkan dengan jamur Cercospora. Hal ini dapat dilihat pada
hari ketiga pertumbuhanya rata-rata dimulai dari 1 cm hingga 3,5 cm. data ini
menunjukkan jamur ini mampu tumbuh dengan baik sesuai dengan lingkungannya.
Pada ulangan 1 pertumbuhan jamur Colletotrichum pada hari ke tiga tumbuh
dengan cepat yang ditunjukkan dengan diameter 1.825 cm dan diikuti pada hari ke
tujuh diameter jamur ini sebesar 2.225 cm. pertumbuhan yang significant juga
dialamai pada ulangan ke 2 yang ditunjukkan pada minggu ke 3 diameterjamur
sebesar 1.425 cm dan pertumbuhan tertinggi pada minggu ke tujuh sebesar 3.55 cm.
pertumbuhan ini juga diikuti dengan ulangan yang ke tiga yang memiliki diameter
tertinggi pada hari ke tiga sebesar 1.9 cm hingga padahari ke tujuh 3.075 cm. dan
9. perlakuan dengan pertumbuhan jamur Cercospora terletak pada ulangan keempat
dengan diameter 0.95 cm pada hari ke 3 dan 2.125 cm pada hari ketujuh.
Adanya keberhasilan dalam melakukan isolasi jamur ditentukan oleh adanya
sterilitas lingkungan, media maupun dari alat yang kita gunakan. Udara sekeliling
lingkungan sangat mempengaruhi dengan terjadinya kontaminsi sehingga dalam
melakukan isolasi tidak diperkenankan membuka media secara terbuka karena
dikhawatirkan membantu proses kontaminasi. Selain itu alat yang digunakan harus
steril dengan pemberian alkohol sebelum digunakan juga menjadi hal yang sangat
penting untuk diperhatikan.
10. BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari prakitkum yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwasanya:
1. Pengambilan isolate untuk jamur bahan tebal diambil dari buah cabai yang
telah ditumbuhi oleh jamur Colletotrichum dengan pengambilan sampel
mengandung sebagian cabai sehat
2. Isolate untuk jamur bahan tipis diambil pada daun tanaman kacang tanah yang
telah bergejala bercak oleh jamur Cercospora.
3. Pertumbuhan jamur Colletotrichum memiliki pertumbuhan yang lebih cepat
dibandingkan dengan Cercospora.
4. Adanya kontaminasi pada isolate disebabkan oleh keadaan lingkungan sekitar
yang tidak aseptic.
11. DAFTAR PUSTAKA
Hadioetomo, R.S. 1993. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek, Teknik dan Prosedur
Dasar Laboratorium. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.
Kusnadi. 2003. Mikrobiologi. UMY Pres: Yogyakarta.
Semangun, H. 2007. Penyakit-Penyakit Tanaman Hortikultura di Indonesia. Gajah
Mada University Press. Yogyakarta.
Setiadi. 2011. Bertanam Cabai di Lahan dan Pot. Penebar Swadaya. Jakarta
Waluyo, L. 2007. Mikrobiologi Umum. Malang: UMM Press.
13. LAMPIRAN II
1. Isolasi jamur bahan tipis (Cercospora)
Sebelum isolasi Setelah isolasi
2. Isolasi jamur bahan tebal (Colletotichum)
Sebelum isolasi Setelah isolasi