SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
HALAMAN PERSETUJUAN
LAPORAN PENGEMBANGAN RESEP LAUK HEWANI
MAKANAN LUNAK “AYAM SANTAN”
DI INSTALASI GIZI RSSA MALANG
Malang, 28 Februari 2014
Ka. Urusan PDM
S. W. TYASARI, SST
NIP. 19720114 199703 2 003
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya
sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan Pengembangan Resep di
Instalasi Gizi RSUD dr. Saiful Anwar Malang yang disusun sebagai salah satu
syarat dalam menyelesaikan mata kuliah Manajemen Sistem Penyelenggaraan
Makanan Institusi.
Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan laporan MSPM ini untuk kedepannya dan semoga bermanfaat bagi
semua.
Malang, Februari 2014
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN..................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................1
BAB II .....................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................3
BAB III ...................................................................................................................9
DESKRIPSI PRODUK............................................................................................9
BAB IV..................................................................................................................15
HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................................15
BAB IV..................................................................................................................19
PENUTUP..............................................................................................................19
LAMPIRAN...........................................................................................................20
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Resep adalah satu set petunjuk tentang bahan-bahan dan cara-cara
pembuatan untuk membuat suatu hidangan tertentu atau dapat juga diartikan
sebagai alat /sarana penting untuk mencatat dan menyampaikan informasi tentang
segala aspek yang dibutuhkan oleh seorang pemasak (cooker). Resep yang dibuat
harus mudah dimengerti oleh siapa saja yang membaca resep tersebut. Resep
bermanfaat untuk mengetahui bahan dan cara pembuatan serta alat-alat yang
dibutuhkan dalam membuat suatu makanan.
Pengembangan resep adalah suatu kegiatan untuk meningkatkan menu
sehingga lebih berkualitas dalam hal rasa, warna, aroma, tekstur, dan nilai gizi.
Selain itu juga merupakan cara untuk menambah keanekaragaman menu pada
suatu institusi. Pengembangan resep diperlukan untuk meningkatkan daya terima
pasien terhadap menu yang disajikan selain itu pengembangan resep dilakukan
untuk memperoleh modifikasi resep dengan menciptakan menu-menu yang lebih
bervariasi dari menu yang telah ada. Variasi dalam pengolahan makanan terutama
di rumah sakit sangat dibutuhkan agar pasien tidak merasa bosan. Hidangan yang
dimasak dengan baik dan menarik akan banyak membantu keadaan dan kesehatan
pasien dalam upaya perkembangan pasien melaui asupan makanan yang disajikan
di rumah sakit.
Lauk hewani merupakan salah satu bagian dari susunan menu sehari. Lauk
hewani yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat yaitu berasal dari daging ayam,
daging sapi, ikan, dan telur. Biasanya daging ayam yang digunakan untuk lauk
hewani hanya dimasak menjadi ayam goreng, kare ayam, ayam bumbu opor, dsb.
Untuk meningkatkan keanekaragaman lauk hewani, maka dilakukan
pengembangan lauk hewani yang berasal dari bahan dasar yang sama salah
satunya yaitu ayam santan, sehingga diharapkan dari hasil pengembangan resep
1
nantinya dapat mengurangi kebosanan pasien. Menu ini dikembangkan dari menu
sebelumnya yaitu opor ayam.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Untuk mendapatkan modifikasi resep yang lebih variatif untuk
hidangan makanan lunak.
1.2.2 Tujuan Khusus
 Memperoleh resep baru
 Menganalisa kandungan zat gizi menu
 Meningkatkan nilai gizi dari menu sebelumnya
 Mengetahui tingkat penerimaan menu
 Mengetahui kesesuaian penggunaan menu baru di Instalasi gizi
RSUD Dr. Saiful Anwar
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ayam
Daging unggas merupakan sumber protein hewani yang mengandung asam
amino esensial yang lengkap dengan perbandingan jumlah yang baik. Unggas
yang biasa dikonsumsi adalah ayam, burung dan itik karena pertimbangan
efisiensi dan ekonomi, maka hanya jenis ayam tertentu saja yang dikembangkan
secara intensif. Adapun klasifikasi ayam penghasil daging berdasarkan aspek
pemuliaannyan antara lain :
a. Ayam kampung
Ayam kampung atau ayam lokal adalah jenis yang tidak atau belum
mengalami usaha pemuliaan. Dikenal juga dengan sebutan ayam buras (bukan
ras).
b. Ayam ras (boiler)
Ayam ras adalah jenis ayam yang telah mengalami upaya pemuliaan,
sehingga merupakan ayam pedaging yang unggul.
c. Ayam “cull”
Ayam “cull” adalah ayam yang sebenarnya bukan tipe ayam pedaging tapi
dijadikan sebagai pedaging dengan alasan tertentu. Umumnya ayam “cull”
berasal dari ayam petelur yang diapkir. Biasanya pengapkiran ayam petelur
dilakukan karena ayam bersangkutan terhadap cacat atau tidak berfungsi normal,
misalnya produktifitasnya menurun. Mutu daging ayam “cull” lebih rendah dari
ayam kas karena sudah tua, tidak seragam, serta jumlahnya sedikit.
2.2 Santan
Santan atau santen adalah cairan putih kental yang dihasilkan dari kelapa
yang diparut dan kemudian diperas bersama air. Santan mempunyai rasa lemak
dan digunakan sebagai perasa yang menyedapkan masakan menjadi gurih.
3
2.3 Kecap manis
Kecap adalah produk cair yang diperoleh dari hasil fermentasi dan atau
cara kimia (hidrolisis) kacang kedelai (Glycine max L.) dengan atau tanpa
penambahan bahan makanan lain dan bahan tambahan makanan yang diizinkan
(SNI 01-3543-1994). Kecap merupakan salah satu bentuk pangan tradisional dari
kedelai. Kecap telah terkenal di negara Asia sejak lebih dari seribu tahun yang
lalu. Kecap berasal dari Cina dan dikenal di berbagai negara dengan nama yang
berbeda-beda, misalnya shoyu di Jepang, chiang-yu di Cina, kan jang di Korea,
dan di Indonesia disebut dengan kecap.
Kecap yang biasanya dibuat dari kedelai diklasifikasikan menjadi dua,
yaitu kecap kedelai manis dan kecap kedelai asin (SNI 01-3543-1994). Kedelai
sebagai bahan baku kecap mengandung nilai gizi yang cukup tinggi, terutama
kandungan protein (34,9 %) dan karbohidrat (34,8 %). Asam amino bebas dalam
kecap terbanyak adalah asam glutamat. Selain itu, asam amino bebas yang lain
adalah aspartat, treonin, serin, prolin, glisin, alanin, valin, isoleusin, leusin, tirosin,
fenilalanin, dan lisin, yang jumlahnya berkisar antara 0,01-0,08 g/100 g bahan
2.4 Tomat
Tomat (Solanum lycopersicum syn. Lycopersicum esculentum) adalah
tumbuhan dari keluarga Solanaceae, tumbuhan asli Amerika Tengah dan Selatan,
dari Meksiko sampai Peru. Tomat merupakan tumbuhan siklus hidup singkat,
dapat tumbuh setinggi 1 sampai 3 meter. Tomat merupakan keluarga dekat dari
kentang.
Terdapat buah tomat dengan kisaran warna dari hijau ketika masak,
kuning, jingga, merah, ungu (hitam), serta belang-belang. Dari ukuran dan bentuk,
orang mengenal kelompok tomat sebagai berikut :
• granola yang bentuknya bulat dengan pangkal buah mendatar dan
mencakup yang biasanya dikenal sebagai tomat buah (karena dapat
dimakan langsung),
4
• gondol yang biasa dibuat saus dengan bentuk lonjong oval (biasanya yang
ditanam di Indonesia adalah kultivar 'Gondol Hijau' dan 'Gondol Putih',
dan keturunan dari kultivar impor 'Roma') dan termasuk pula tomat buah,
• sayur adalah tomat dengan buah biasanya padat dan dipakai untuk diolah
dalam masakan
• ceri (tomat ranti) yang berukuran kecil dan tersusun berangkai pada
tangkai buah yang panjang.
2.5 Air
Air adalah zat cair yang tidak mempunyai rasa, warna dan bau, yang
terdiri dari hidrogen dan oksigen dengan rumus kimiawi H2O. Karena air
merupakan suatu larutan yang hampir-hampir bersifat universal, maka zat-zat
yang paling alamiah maupun buatan manusia hingga tingkat tertentu terlarut di
dalamnya. Dengan demikian, air di dalam mengandung zat-zat terlarut. Zat-zat ini
sering disebut pencemar yang terdapat dalam air.
Peraturan Pemerintah No.20 tahun 1990 mengelompokkan kualitas air
menjadi beberapa golongan menurut peruntukannya.
• Golongan A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara
langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu.
• Golongan B, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum.
• Golongan C, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan
dan peternakan.
• Golongan D, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian,
usaha di perkotaan, industri, dan PLTA.
2.6 Jeruk Nipis
Jeruk nipis atau limau nipis adalah tumbuhan perdu yang menghasilkan
buah dengan nama sama. Tumbuhan ini dimanfaatkan buahnya, yang biasanya
bulat, berwarna hijau atau kuning, memiliki diameter 3-6 cm, memiliki rasa asam
dan agak pahit, agak serupa rasanya dengan lemon. Jeruk nipis, yang sering
5
dinamakan secara salah kaprah sebagai jeruk limau, dipakai perasan isi buahnya
untuk memasamkan makanan, seperti pada soto.
Jeruk nipis memiliki kandungan vitamin C lebih banyak dibandingkan
jenis jeruk lainnya. Selain digunakan untuk penyedap makanan jeruk nipis bisa
menyembuhkan berbagai penyakit.
2.7 Bawang putih dan Bawang Merah
Bawang putih adalah tanaman umum akar berwarna putih, sedangkan
bawang merah berwarna merah yang berbentuk umbi lapis. Bawang merah dan
bawang putih mengandung banyak air dan sedikit minyak atsiri dan dipakai untuk
memasak maupun sebagai tanaman obat, antioksidan, antikanker, antitrombotik,
antiradang, penurunan tekanan darah, dan penurunan kolestelor darah, penurunan
penyakit kardiosvaskuler, seperti aterosklerosis, jantung koroner.
Bawang merah (Allium cepa L. Kelompok Aggregatum) adalah sejenis
tanaman yang menjadi bumbu berbagai masakan Asia Tenggara dan dunia. Umbi
dari tanaman bawang merah merupakan bahan utama untuk bumbu dasar
masakkan Indonesia. Bawang merah merupakan tanaman semusim yang memiliki
umbi yang berlapis, memiliki akar serabut, dengan daun berbentuk silinder
berongga.Bawang merah juga merupakan salah satu jenis bahan mentah yang
sensitive terhadap bahaya mikrobiologi, contohnya ulat atau kapang. Untuk
menghindari adanya ulat atau kapang maka perlu ada perlakuan khusus dengan
cara menghindari penyimpanan ditempat lembab.
2.8 Garam
Kosentrasi garam 10-12% akan dapat menghambat mikroorganisme
pathogen, termasuk Clostridium botulinum dengan pengecualian Streptococcus
aureus. Walaupun demikian beberapa mikroorganisme (leuconostoc dan
lactobasilus) dapat tumbuh cepat dengan adanya garam dan terbentuknya asam
untuk menghambat mikroorganisme yang tidak dikehendaki. Garam yang
mempengaruhi aktifitas air (Aw) dapat mengendalikan pertumbuhan
mikroorganisme.
6
Menurut SNI No 01-3556-1999 (garam dapur). Standar mutu yang harus
dipenuhi oleh produsen garam adalah kandungan NaCl untuk garam konsumsi
manusia tidak boleh lebih rendah dari 97% untuk garam kelas satu, dan tidak
kurang dari 94% untuk garam kelas dua. Tingkat kelembaban disyaratkan berkisar
0,5% dari senyawa SO4 tidak melebihi batas 2,0%. Kadar Iodium bekisar 30-80
ppm.
2.9 Minyak Goreng
Minyak goreng adalah bahan-bahan yang tidak dapat larut dalam air.
Lemak dan minyak yang digunakan dalam makanan sebagian besar adalah
trigliserida yang merupakan ester dari gliserol dan berbagai asam lemak.
Komponen yang mungkin terdapat dalam minyak seperti sterol, lipid, vitamin dan
zat warna yang larut dalam lemak (klorofil dan karotenoid).
Ada 2 tipe kerusakan minyak antara lain :
• Ketengikan
Ketengikan terjadi bila komponen cita rasa dan bau yang mudah menguap
terbentuk sebagai akibat kerusakan oksidatif dari lemak dan minyak.
• Hidrolisa
Hidrolisa minyak menghasilkan asam-asam lemak bebas yang dapat
mempengaruhi citarasa dari bahan makanan. Hidrolisa dapat disebabkan oleh
adanya air dalam lemak atau minyak karena kegiatan enzim.
2.10 Kayu Manis
Kulit kayu manis atau lebih dikenal dengan nama yang kurang tepat kayu
manis (Cinnamomum verum, sin. C. zeylanicum) ialah sejenis pohon penghasil
rempah-rempah. Termasuk ke dalam jenis rempah-rempah yang amat beraroma,
manis, dan pedas. Orang biasa menggunakan rempah-rempah ke dalam makanan
yang dibakar manis, anggur panas.
Kayu manis adalah salah satu bumbu makanan tertua yang digunakan
manusia. Bumbu ini digunakan di Mesir Kuno sekitar 5000 tahun yang lalu, dan
disebutkan beberapa kali di dalam kitab-kitab Perjanjian Lama.
7
Kayu manis juga secara tradisional dijadikan sebagai suplemen untuk
berbagai penyakit, dengan dicampur madu, misalnya untuk pengobatan penyakit
radang sendi, kulit, jantung, dan perut kembung.
Menyimpan Bumbu dan Rempah :
Kondisi penyimpanan yang baik penting untuk mempertahankan mutu
bumbu dan rempah selama penyimpanan. Kemasan yang digunakan harus dapat
melindungi mereka dari oksidasi agar flavor dan warna dapat dipertahankan.
2.11 Jahe
Jahe (Zingiber officinale), adalah tanaman rimpang yang sangat populer
sebagai rempah-rempah dan bahan obat. Rimpangnya berbentuk jemari yang
menggembung di ruas-ruas tengah. Rasa dominan pedas disebabkan senyawa
keton bernama zingeron.
Jahe termasuk suku Zingiberaceae (temu-temuan). Nama ilmiah jahe
diberikan oleh William Roxburgh dari kata Yunani zingiberi, dari Bahasa
Sanskerta, singaberi.Sifat khas jahe disebabkan adanya minyak atsiri dan
oleoresin jahe. Aroma harum jahe disebabkan oleh minyak atsiri, sedangkan
oleoresinnya menyebabkan rasa pedas.
8
BAB III
DESKRIPSI PRODUK
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan pengembangan resep ayam santan dilaksanakan pada
tanggal 19 Februari 2013 dan diselenggarakan di dapur pengolahan makanan
halusan Instalasi Gizi RSUD Dr. Saiful Anwar Malang.
3.2 Deskripsi Produk
3.2.1 Resep Awal
Menu : Opor Ayam
Bahan
• 1 kg atau 1 ekor ayam
• minyak goreng secukupnya
• 2 lembar daun salam 1 batang serai, di memarkan
• 1 cm lengkuas. dimemarkan
• 400 cc santan
Bumbu
• 10 butir bawang merah
• 4 siung bawang putih
• 1 sendok makan ketumbar
• 10 butir jintan
• 1 /2 sendok teh merica bulat
• 2 cm jahe
• 2 cm kunyit
• garam secukupnya
9
Alat
• Panci
• Wajan
• Spatula
• Saringan kelapa
• Baskom
• Wadah stainless stell
• Blender
• Pisau
• Talenan
• Sendok
• Kompor
Cara Membuat Opor Ayam :
• Ayam dibersihkan sampai bersih, lalu dipotong menjadi 12 bagian.
Kemudian diungkep hingga setengah matang.
• Haluskan semua bumbu. Selanjutnya panaskan 3 sendok makan
minyak. lalu tumis bumbu yang sudah dihaluskan. Masukkan daun
salam, serai, lengkuas.
• Setelah keluar aromanya. masukkan santan kemudian masukkan ayam.
Masak terus sampai santan mendidih dan ayam empuk.
• Setelah matang. angkat dari atas kompor dan siap disajikan.
Nilai Gizi
Nama Bahan Makanan
Berat
Gr
Energi
kkal
Protein
Gr
Lemak
Gr
Karbohidrat
gr
Daging ayam 580 1652,4 156 109,6 0
Santan 400 283,9 2,8 26,8 12
Minyak 30 258,6 0 30 0
Total Nilai Gizi 2194,9 158,8 166,4 12
10
Nilai Gizi @potong 182,9 13,23 13,87 1
Kandungan zat gizi perporsi yaitu 182,9 kkal, protein 13,23 gram, Lemak
13,87 gram, karbohidrat 1 gram.
Harga bahan
No. Bahan Makanan Harga
1. Ayam Rp 30.000
2. Santan Rp 3.000
3. Minyak Rp. 360
4. Lengkuas Rp. 500
5. Daun salam Rp. 100
6. Bawang merah Rp. 2.000
7. Bawang putih Rp. 1.000
8. Ketumbar Rp. 250
9. Jintan Rp. 300
10. Merica Rp. 300
11. Jahe Rp. 500
12. Kunyit Rp. 500
13. Garam Rp. 500
Jumlah Rp. 40.310
Koreksi harga 10 % Rp 4.031
Jumlah Rp 44.341
PPN 10 % Rp 4.434
Total Rp 48.775
Harga per porsi Rp 4.064
Jadi harga ayam opor per porsi yaitu Rp. 4.064 ≈ Rp. 4.100
3.2.2 Pengembangan Resep
Menu : Ayam Santan
Bahan
• Ayam 1 ekor (dibagi menjadi 12 potong)
• Air jeruk nipis ½ sdt
11
• Garam ` 1 ½ sdt
• Minyak goreng 2 sdm
• Bawang putih 8 siung
• Bawang merah 4 siung
• Kemiri 5 butir
• Jahe 2 cm
• Kayu manis 5cm
• Tomat merah 2 bh
• Santan 800cc
• Kecap manis 3 sdm
Alat
• Panci,
• Wajan,
• Spatula,
• Saringan kelapa,
• Baskom,
• Wadah stainless stell,
• Blender,
• Pisau,
• Talenan,
• Sendok, dan
• Kompor
Cara Membuat
• Lumuri ayam dengan air jeruk nipis dan ½ sdt garam. Diamkan
selama 20 menit lalu cuci bersih.
12
• Panaskan 2 sdm minyak, tumis bumbu halus, garam,dan kayu
manis sampai harum. Masukkan ayam dan tomat, aduk rata.
• Tuangkan santan dan kecap manis, masak sampai seluruh bahan
matang dan santan mengental, aduk-aduk agar santan tidak pecah.
Angkat,sajikan.
Analisis Nilai Gizi
Nama Bahan Makanan
Berat
gr
Energi
kkal
Protein
gr
Lemak
gr
Karbohidrat
Gr
Daging ayam 580 1652,4 156 109,6 0
Santan 800 567,8 5,6 53,6 24
Tomat 200 42,1 1,8 0,6 9,2
Kecap 30 18 3,2 0 1,7
Minyak 30 258,6 0 30 0
Nilai Gizi Total (1 resep) 2538,9 166,6 193,8 34,9
Nilai Gizi/potong 211,575 13,88 16,15 2,91
Kandungan zat gizi per porsi yaitu Energi 211,575 kkal, Protein 13,88
gram, lemak 16,15 gram, dan karbohidrat 2,91 gram.
Analisis Biaya
No. Bahan Makanan Harga
1. Ayam Rp 30.000
2. Santan Rp 6.000
3. Tomat Rp 2.000
4. Jeruk nipis Rp 1.500
5. Kecap manis Rp 500
6. Minyak Rp 360
7. Bawang merah Rp 1.000
8. Bawang putih Rp 2.000
9. Kemiri Rp 500
10. Kayu manis Rp 300
11. Jahe Rp. 500
12. Garam Rp. 500
Jumlah Rp 45.160
Koreksi harga 10 % Rp 4.516
Jumlah Rp 49.676
PPN 10 % Rp 4.968
13
Total Rp 54.644
Harga per porsi Rp 4553,67
Jadi harga per porsi ayam santan yaitu Rp. 4.553,67 ≈Rp. 4.600,-
3.3 Evaluasi Resep
3.3.1 Evaluasi dari bahan yang digunakan
Bahan dasar yang digunakan dalam pembuatan ayam santan adalah
ayam yang dapat dikonsumsi oleh semua masyarakat mulai dari anak-anak
sampai orang tua. Ayam santan hanya dibuat dari bahan sederhana yang
sering digunakan yaitu ayam, santan, kecap manis, tomat dan bumbu-
bumbu seperti bawang merah, bawang putih, jahe, kayu manis, jeruk nipis.
3.3.2 Evaluasi dari cara pembuatan
Cara pembuatan ayam santan tergolong mudah dan relatif sederhana
yaitu dimulai dengan proses penumisan bumbu kemudian masukkan ayam
dan tuangkan santan. Masak hingga ayam matang.
3.3.3 Evaluasi dari zat gizi
Komponen zat gizi pada ayam santan sudah cukup sesuai untuk lauk
hewani. Dengan adanya modifikasi resep ini, maka diharapkan modifikasi
resep tersebut dapat meningkatkan nilai gizi dari resep yang ada
sebelumnya dan menambah variasi resep yang tidak ada.
3.3.4 Evaluasi dari kebutuhan bahan makanan
Ayam santan terbuat dari bahan-bahan yang umumnya sangat mudah
didapatkan dipasaran dan harganya pun relatif murah.
14
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Uji Panelis Pada Pengembangan Resep
Rekapitulasi Uji Panelis pada pengembangan resep Ayam Santan, yang
dilakukan pada tanggal 19 Februari 2014 dengan jumlah panelis 20 orang.
4.2 Pembahasan
Menu ayam santan merupakan salah satu jenis menu lauk hewani dari
bahan dasar ayam dan merupakan modifikasi resep dari opor ayam. Menu
modifikasi ini dapat dikonsumsi oleh pasien yang mendapat makanan lunak.
Dalam proses pengolahannya ayam di lumuri jeruk nipis dan garam selama 20
menit, kemudian bumbu yang sduah dihaluskan ditumis terlebih dahulu kemudian
tambahkan ayam, santan dan tomat. Masak hingga makanan matang.
15
Item Penilaian Kriteria Penilaian Penilaian
Warna
Sangat Menarik 0 (0 %)
Menarik 19 (95 %)
Kurang Menarik 1 (5 %)
Tidak Menarik 0 (0 %)
Rasa
Sangat Suka 3 (15 %)
Suka 17 (85 %)
Kurang Suka 0 (0 %)
Tidak Suka 0 (0 %)
Aroma
Sangat Suka 3 (15 %)
Suka 15 (75 %)
Kurang Suka 2 (10 %)
Tidak Suka 0 (0 %)
Tekstur
Sangat Suka 5 (25 %)
Suka 11 (55 %)
Kurang Suka 4 (20%)
Tidak Suka 0 (0 %)
Bentuk
penyajian
Sangat Suka 0 (0 %)
Suka 19 (95%)
Kurang Suka 1 (5 %)
Tidak Suka 0 (0 %)
Berdasarkan perhitungan nilai gizi, ayam santan memiliki kandungan gizi
yang lebih tinggi daripada opor ayam. Pada menu opor ayam hanya diperoleh
energi 182,9 kalori, protein 13,23 gram, lemak 13,87 gram dan karbohidrat 1
gram, sedangkan pada menu ayam santan diperoleh energi 211,575 kalori, protein
13,88 gram, lemak 16,15 gram, dan karbohidrat 2,91 gram. Dari analisis biaya,
harga per porsi opor ayam sebesar Rp 4.100,- sedangkan untuk ayam santan
sebesar Rp 4.600,-. Jika dilihat dari analisis zat gizi, kandungan gizi ayam santan
lebih tinggi dibandingkan kandungan zat gizi opor ayam dan jika dilihat dari
analisis biaya, biaya untuk ayam santan lebih mahal dibandingkan dengan ayam
opor. Ini disebabkan karena penambahan bumbu pada ayam santan lebih
bervariasi. Dan dari segi peralatan yang digunakan dari kedua menu tersebut
adalah sama.
Untuk menguji kelayakan dan kesesuaian antara rasa, aroma, warna,
tekstur dan bentuk dari hidangan ayam santan, dilakukan uji organoleptik
terhadap 20 panelis. Panelis terdiri dari 5 staf bagian penyelenggaraan makanan, 1
orang chef, 5 orang pemasak, dan 9 orang staf Sekretariat Instalasi Gizi RSUD
Dr. Saiful Anwar Malang.
Hasil uji organoleptik yang dilakukan pada tanggal 19 Februari 2014
meliputi rasa, aroma, warna, tektur dan bentuk adalah sebagai berikut :
4.2.1 Warna
Dalam hal warna, sebanyak 19 panelis (95%) menjawab menarik pada
menu ayam santan, karena pada pada saat pengolahan ayam santan ditambah
kecap manis sehingga warnanya berubah menjadi agak kecoklatan dan sebanyak 1
panelis (5%) menjawab kurang menarik pada menu ayam santan karena pada saat
pengolahan, kecap manis yang ditambahkan hanya 3 sdm sehingga membuat
warna ayam santan ini menjadi kurang kecoklatan. Jika ingin warna ayam santan
lebih kecoklatan, dapat ditambah kecap manis lagi hingga warnanya menjadi
sangat menarik.
4.2.2 Rasa
16
Dalam hal rasa, sebanyak 3 panelis (15%) menjawab sangat suka pada
menu ayam santan dan 17 panelis (85%) menjawab suka. Hal ini dikarenakan
penggunaan kecap manis dan kayu manis yang membuat rasanya berbeda dari
bumbu santan biasanya. Hasil tersebut menunjukkan bahwa menu ayam santan
cukup layak untuk dikembangkan dan disajikan ke pasien.
4.2.3 Aroma
Untuk aroma, sebanyak 3 panelis (15%) menjawab sangat suka dan 15
panelis (75%) menjawab suka pada aroma menu ayam santan. Hal ini dikarenakan
pada saat persiapan, ayam direndam dengan perasan air jeruk nipis dan pada saat
pengolahan menu ayam santan diberi kayu manis sehingga membuat aroma ayam
santan ini menjadi khas dan membuat aroma masakan menjadi keluar serta
menggugah selera. Dan sebanyak 2 panelis (10%) menjawab kurang suka. Hal ini
dikarenakan pada proses pemasakan, penambahan kayu manis yang di berikan
pada saat akhir proses pemasakan membuat aroma yang ditimbulkan cukup kuat.
4.2.4 Tekstur
Untuk tekstur, sebanyak 5 panelis (25%) menjawab sangat suka dan 11
panelis (55%) menjawab suka, hal tersebut dikarenakan pada saat proses
pengolahannya, menu ayam santan ini dimasak hingga cukup empuk. Selain itu
sebanyak 4 orang panelis (20%) menjawab kurang suka. Hal ini dikarenakan
panelis tersebut merasa bahwa tekstur dari daging ayamnya masih kurang cocok
untuk makanan lunak. Jika menginginkan tekstur yang lebih lunak, maka ayam
bisa dimasak lebih lama lagi.
4.2.5 Bentuk Penyajian/Penampilan
Untuk bentuk penyajian, sebanyak 19 panelis (95%) menjawab menarik.
Hal tersebut dikarenakan kombinasi warna dan penyajian dari menu ayam santan
ini sudah cukup bervariasi. Selain itu ada juga 1 orang panelis (5%) yang
menjawab kurang suka. Hal tersebut dikarenakan menu ayam santan ini termasuk
17
hidangan yang berkuah, jadi sebaiknya tidak perlu ada penambahan garnis buah
tomat berbentuk mawar. Cukup dengan chop parsley.
18
BAB IV
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
• Berdasarkan hasil uji organoleptik menu “ayam santan”
yang di ujikan kepada 20 orang panelis; Warna, 95% panelis menjawab
menarik, 5% panelis menjawab kurang menarik. Rasa, 15% panelis
menjawab sangat suka dan 85% panelis menjawab suka. Aroma, 15%
panelis menjawab sangat suka, 75% panelis menjawab suka dan 10%
panelis menjawab kurang suka. Tekstur, 25% panelis menjawab sangat
suka, 55% panelis menjawab suka dan 20% panelis menjawab kurang
suka. Bentuk penyajian, 95% panelis menjawab menarik dan 5% panelis
menjawab menarik.
• Perubahan hasil dari menu opor ayam yang dikembangkan
menjadi ayam santan yaitu, dari segi nilai gizi dan harga per porsinya.
Untuk alat yang digunakan dari kedua menu tersebut sama.
5.2 Saran
• Dalam penyajian menu ayam santan sebaiknya tidak
ditambahkan garnis seperti bunga tomat, cukup dengan tambahan chop
parsley atau taburan bawang goring saja.
• Dari segi rasa, sebaiknya lebih di tambah sedikit garam
agar lebih asin.
19
LAMPIRAN
AYAM SANTAN
20

More Related Content

What's hot

Diit pada kanker
Diit pada kankerDiit pada kanker
Diit pada kankerCahya
 
Laporan praktikum kerusakan b. pangan bu arin
Laporan praktikum kerusakan b. pangan bu arinLaporan praktikum kerusakan b. pangan bu arin
Laporan praktikum kerusakan b. pangan bu arinramdhanisari
 
Angka kecukupan gizi
Angka kecukupan giziAngka kecukupan gizi
Angka kecukupan giziaditya kusuma
 
DIET PENYAKIT JANTUNG KELOMPOK 4
DIET PENYAKIT JANTUNG KELOMPOK 4DIET PENYAKIT JANTUNG KELOMPOK 4
DIET PENYAKIT JANTUNG KELOMPOK 4Indri Wati
 
DIET PADA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN
DIET PADA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN DIET PADA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN
DIET PADA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN pjj_kemenkes
 
kerusakan bahan pangan oleh mikroorganisme
kerusakan bahan pangan oleh mikroorganisme kerusakan bahan pangan oleh mikroorganisme
kerusakan bahan pangan oleh mikroorganisme Titis Sari
 
Pertemuan 2 Gizi Kulinari - Teknik Dasar Pengolahan Makanan dan Peralatan K...
Pertemuan 2   Gizi Kulinari - Teknik Dasar Pengolahan Makanan dan Peralatan K...Pertemuan 2   Gizi Kulinari - Teknik Dasar Pengolahan Makanan dan Peralatan K...
Pertemuan 2 Gizi Kulinari - Teknik Dasar Pengolahan Makanan dan Peralatan K...Ratnawati Sigamma
 
Ppt rencana asuhan gizi dengan metode ncp
Ppt rencana asuhan gizi dengan metode ncpPpt rencana asuhan gizi dengan metode ncp
Ppt rencana asuhan gizi dengan metode ncpRahmi Fadhilla
 
Diet rendah sisa dan diet tinggi serat
Diet rendah sisa dan diet tinggi seratDiet rendah sisa dan diet tinggi serat
Diet rendah sisa dan diet tinggi seratFanny K. Sari
 
Peningkatan kadar dan mutu gizi pangan
Peningkatan kadar dan mutu gizi panganPeningkatan kadar dan mutu gizi pangan
Peningkatan kadar dan mutu gizi panganAgnescia Sera
 
Bab ii distribusi dan penyajian makanan
Bab ii distribusi dan penyajian makananBab ii distribusi dan penyajian makanan
Bab ii distribusi dan penyajian makananriskapratiiwi
 
Farmakologi interaksi obat dengan makanan
Farmakologi interaksi obat dengan makananFarmakologi interaksi obat dengan makanan
Farmakologi interaksi obat dengan makananEster Muki
 
Konseling Gizi (perencanaan)
Konseling Gizi (perencanaan)Konseling Gizi (perencanaan)
Konseling Gizi (perencanaan)Dessycis
 
Penilaian Mutu Makanan
Penilaian Mutu MakananPenilaian Mutu Makanan
Penilaian Mutu MakananAgnescia Sera
 
Dasar dietetik
Dasar dietetikDasar dietetik
Dasar dietetiksis mkes
 
Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)
Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)
Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)Indri Wati
 

What's hot (20)

Diit pada kanker
Diit pada kankerDiit pada kanker
Diit pada kanker
 
Laporan praktikum kerusakan b. pangan bu arin
Laporan praktikum kerusakan b. pangan bu arinLaporan praktikum kerusakan b. pangan bu arin
Laporan praktikum kerusakan b. pangan bu arin
 
Angka kecukupan gizi
Angka kecukupan giziAngka kecukupan gizi
Angka kecukupan gizi
 
DIET PENYAKIT JANTUNG KELOMPOK 4
DIET PENYAKIT JANTUNG KELOMPOK 4DIET PENYAKIT JANTUNG KELOMPOK 4
DIET PENYAKIT JANTUNG KELOMPOK 4
 
DIET PADA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN
DIET PADA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN DIET PADA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN
DIET PADA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN
 
kerusakan bahan pangan oleh mikroorganisme
kerusakan bahan pangan oleh mikroorganisme kerusakan bahan pangan oleh mikroorganisme
kerusakan bahan pangan oleh mikroorganisme
 
Pertemuan 2 Gizi Kulinari - Teknik Dasar Pengolahan Makanan dan Peralatan K...
Pertemuan 2   Gizi Kulinari - Teknik Dasar Pengolahan Makanan dan Peralatan K...Pertemuan 2   Gizi Kulinari - Teknik Dasar Pengolahan Makanan dan Peralatan K...
Pertemuan 2 Gizi Kulinari - Teknik Dasar Pengolahan Makanan dan Peralatan K...
 
Ppt rencana asuhan gizi dengan metode ncp
Ppt rencana asuhan gizi dengan metode ncpPpt rencana asuhan gizi dengan metode ncp
Ppt rencana asuhan gizi dengan metode ncp
 
Diet rendah sisa dan diet tinggi serat
Diet rendah sisa dan diet tinggi seratDiet rendah sisa dan diet tinggi serat
Diet rendah sisa dan diet tinggi serat
 
Peningkatan kadar dan mutu gizi pangan
Peningkatan kadar dan mutu gizi panganPeningkatan kadar dan mutu gizi pangan
Peningkatan kadar dan mutu gizi pangan
 
Makanan formula
Makanan formulaMakanan formula
Makanan formula
 
Kasus dislipidemia
Kasus dislipidemiaKasus dislipidemia
Kasus dislipidemia
 
Bentuk makanan
Bentuk makananBentuk makanan
Bentuk makanan
 
Bab ii distribusi dan penyajian makanan
Bab ii distribusi dan penyajian makananBab ii distribusi dan penyajian makanan
Bab ii distribusi dan penyajian makanan
 
Farmakologi interaksi obat dengan makanan
Farmakologi interaksi obat dengan makananFarmakologi interaksi obat dengan makanan
Farmakologi interaksi obat dengan makanan
 
Konseling Gizi (perencanaan)
Konseling Gizi (perencanaan)Konseling Gizi (perencanaan)
Konseling Gizi (perencanaan)
 
Penilaian Mutu Makanan
Penilaian Mutu MakananPenilaian Mutu Makanan
Penilaian Mutu Makanan
 
Dasar dietetik
Dasar dietetikDasar dietetik
Dasar dietetik
 
Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)
Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)
Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)
 
3 kb 3 modul 3 gizi
3 kb 3 modul 3 gizi3 kb 3 modul 3 gizi
3 kb 3 modul 3 gizi
 

Viewers also liked

Sejarah perkemangan ilmu
Sejarah perkemangan ilmuSejarah perkemangan ilmu
Sejarah perkemangan ilmuKodogg Kritingg
 
Final project essay perla
Final project essay perlaFinal project essay perla
Final project essay perlaPerlaDelgado
 
Ultrabooks for real
Ultrabooks for realUltrabooks for real
Ultrabooks for realKatie Wood
 
Κλασική εποχή
Κλασική εποχήΚλασική εποχή
Κλασική εποχήvaralig
 
2014 12-02 hta emro banken 1
2014 12-02 hta emro banken 12014 12-02 hta emro banken 1
2014 12-02 hta emro banken 1Reiner Banken
 
1.2 μυκηναϊκός πολιτισμός ο πολιτισμός
1.2 μυκηναϊκός πολιτισμός  ο πολιτισμός1.2 μυκηναϊκός πολιτισμός  ο πολιτισμός
1.2 μυκηναϊκός πολιτισμός ο πολιτισμόςvaralig
 
2014 12-02 hta emro banken 2
2014 12-02 hta emro banken 22014 12-02 hta emro banken 2
2014 12-02 hta emro banken 2Reiner Banken
 
Η ζωή της Θεοδώρας (3)
Η ζωή της Θεοδώρας (3)Η ζωή της Θεοδώρας (3)
Η ζωή της Θεοδώρας (3)varalig
 
2.1 ομηρική εποχή 1100 750 π. χ
2.1 ομηρική εποχή 1100 750 π. χ2.1 ομηρική εποχή 1100 750 π. χ
2.1 ομηρική εποχή 1100 750 π. χvaralig
 
Running At 99%: Mitigating App DoS
Running At 99%: Mitigating App DoSRunning At 99%: Mitigating App DoS
Running At 99%: Mitigating App DoSryan_huber
 
همایش روشهای تخصصی مطالعه کنکور
همایش روشهای تخصصی مطالعه کنکورهمایش روشهای تخصصی مطالعه کنکور
همایش روشهای تخصصی مطالعه کنکورehsan8346020
 
Αρχαϊκή εποχή ( 750 – 480 π. Χ)
Αρχαϊκή εποχή  ( 750 – 480 π. Χ)Αρχαϊκή εποχή  ( 750 – 480 π. Χ)
Αρχαϊκή εποχή ( 750 – 480 π. Χ)varalig
 
3ο Λύκειο Αγίων Αναργύρων
3ο Λύκειο Αγίων Αναργύρων3ο Λύκειο Αγίων Αναργύρων
3ο Λύκειο Αγίων Αναργύρωνvaralig
 
Το πέταγμα του χαρταετού
Το πέταγμα του χαρταετούΤο πέταγμα του χαρταετού
Το πέταγμα του χαρταετούvaralig
 
Έθιμα Καθαράς Δευτέρας
Έθιμα Καθαράς ΔευτέραςΈθιμα Καθαράς Δευτέρας
Έθιμα Καθαράς Δευτέραςvaralig
 
Rppfiqihviianyar 130722111454-phpapp01
Rppfiqihviianyar 130722111454-phpapp01Rppfiqihviianyar 130722111454-phpapp01
Rppfiqihviianyar 130722111454-phpapp01gaga sihab
 

Viewers also liked (20)

Sejarah perkemangan ilmu
Sejarah perkemangan ilmuSejarah perkemangan ilmu
Sejarah perkemangan ilmu
 
Final project essay perla
Final project essay perlaFinal project essay perla
Final project essay perla
 
Ultrabooks for real
Ultrabooks for realUltrabooks for real
Ultrabooks for real
 
Κλασική εποχή
Κλασική εποχήΚλασική εποχή
Κλασική εποχή
 
2014 12-02 hta emro banken 1
2014 12-02 hta emro banken 12014 12-02 hta emro banken 1
2014 12-02 hta emro banken 1
 
Diapositivas macro
Diapositivas macroDiapositivas macro
Diapositivas macro
 
1.2 μυκηναϊκός πολιτισμός ο πολιτισμός
1.2 μυκηναϊκός πολιτισμός  ο πολιτισμός1.2 μυκηναϊκός πολιτισμός  ο πολιτισμός
1.2 μυκηναϊκός πολιτισμός ο πολιτισμός
 
2014 12-02 hta emro banken 2
2014 12-02 hta emro banken 22014 12-02 hta emro banken 2
2014 12-02 hta emro banken 2
 
Complimenting other
Complimenting other Complimenting other
Complimenting other
 
Η ζωή της Θεοδώρας (3)
Η ζωή της Θεοδώρας (3)Η ζωή της Θεοδώρας (3)
Η ζωή της Θεοδώρας (3)
 
2.1 ομηρική εποχή 1100 750 π. χ
2.1 ομηρική εποχή 1100 750 π. χ2.1 ομηρική εποχή 1100 750 π. χ
2.1 ομηρική εποχή 1100 750 π. χ
 
Running At 99%: Mitigating App DoS
Running At 99%: Mitigating App DoSRunning At 99%: Mitigating App DoS
Running At 99%: Mitigating App DoS
 
همایش روشهای تخصصی مطالعه کنکور
همایش روشهای تخصصی مطالعه کنکورهمایش روشهای تخصصی مطالعه کنکور
همایش روشهای تخصصی مطالعه کنکور
 
Soal uas
Soal uasSoal uas
Soal uas
 
Αρχαϊκή εποχή ( 750 – 480 π. Χ)
Αρχαϊκή εποχή  ( 750 – 480 π. Χ)Αρχαϊκή εποχή  ( 750 – 480 π. Χ)
Αρχαϊκή εποχή ( 750 – 480 π. Χ)
 
3ο Λύκειο Αγίων Αναργύρων
3ο Λύκειο Αγίων Αναργύρων3ο Λύκειο Αγίων Αναργύρων
3ο Λύκειο Αγίων Αναργύρων
 
Το πέταγμα του χαρταετού
Το πέταγμα του χαρταετούΤο πέταγμα του χαρταετού
Το πέταγμα του χαρταετού
 
Ultrabooks
UltrabooksUltrabooks
Ultrabooks
 
Έθιμα Καθαράς Δευτέρας
Έθιμα Καθαράς ΔευτέραςΈθιμα Καθαράς Δευτέρας
Έθιμα Καθαράς Δευτέρας
 
Rppfiqihviianyar 130722111454-phpapp01
Rppfiqihviianyar 130722111454-phpapp01Rppfiqihviianyar 130722111454-phpapp01
Rppfiqihviianyar 130722111454-phpapp01
 

Similar to RESEP AYAM SANTAN

karya ilmiah membuat cimol
karya ilmiah membuat cimolkarya ilmiah membuat cimol
karya ilmiah membuat cimolMelati Medinah
 
Cara membuat srikaya gula merah
Cara membuat srikaya gula merahCara membuat srikaya gula merah
Cara membuat srikaya gula merahAisyah Turidho
 
Iradiasi Hewani dan Bahan Tambahan Pangan
Iradiasi Hewani dan Bahan Tambahan Pangan Iradiasi Hewani dan Bahan Tambahan Pangan
Iradiasi Hewani dan Bahan Tambahan Pangan Ernalia Rosita
 
ipa-terpadu-viii-bab-7-zat-aditif-dan-zat-adiktif-psikotro.ppt
ipa-terpadu-viii-bab-7-zat-aditif-dan-zat-adiktif-psikotro.pptipa-terpadu-viii-bab-7-zat-aditif-dan-zat-adiktif-psikotro.ppt
ipa-terpadu-viii-bab-7-zat-aditif-dan-zat-adiktif-psikotro.pptdanangpamungkas11
 
ipa-terpadu-viii-bab-7-zat-aditif-dan-zat-adiktif-psikotro.ppt
ipa-terpadu-viii-bab-7-zat-aditif-dan-zat-adiktif-psikotro.pptipa-terpadu-viii-bab-7-zat-aditif-dan-zat-adiktif-psikotro.ppt
ipa-terpadu-viii-bab-7-zat-aditif-dan-zat-adiktif-psikotro.pptHilmanAnbari2
 
Bab I-IV ; Kelompok Yulia dkk.
Bab I-IV ; Kelompok Yulia dkk.Bab I-IV ; Kelompok Yulia dkk.
Bab I-IV ; Kelompok Yulia dkk.Phaphy Wahyudhi
 
PENGOLAHAN BAHAN MAKANAN HEWANI DAN NABATI_ELGA AZFAR.pptx
PENGOLAHAN BAHAN MAKANAN HEWANI DAN NABATI_ELGA AZFAR.pptxPENGOLAHAN BAHAN MAKANAN HEWANI DAN NABATI_ELGA AZFAR.pptx
PENGOLAHAN BAHAN MAKANAN HEWANI DAN NABATI_ELGA AZFAR.pptxPutriWidya34
 
Artikel makanan sehat
Artikel makanan sehatArtikel makanan sehat
Artikel makanan sehatRus Mala
 
BAB I - IV (PEMBUATAN TEMPE KEDELEI) VITHA DKK.
BAB I - IV (PEMBUATAN TEMPE KEDELEI) VITHA DKK.BAB I - IV (PEMBUATAN TEMPE KEDELEI) VITHA DKK.
BAB I - IV (PEMBUATAN TEMPE KEDELEI) VITHA DKK.Phaphy Wahyudhi
 
BAB I - IV (PEMBUATAN TEMPE KEDELEI) VITHA DKK.
BAB I - IV (PEMBUATAN TEMPE KEDELEI) VITHA DKK.BAB I - IV (PEMBUATAN TEMPE KEDELEI) VITHA DKK.
BAB I - IV (PEMBUATAN TEMPE KEDELEI) VITHA DKK.Phaphy Wahyudhi
 
abon ayam pengol daging
abon ayam pengol dagingabon ayam pengol daging
abon ayam pengol dagingBBPP_Batu
 

Similar to RESEP AYAM SANTAN (20)

karya ilmiah membuat cimol
karya ilmiah membuat cimolkarya ilmiah membuat cimol
karya ilmiah membuat cimol
 
Cara membuat srikaya gula merah
Cara membuat srikaya gula merahCara membuat srikaya gula merah
Cara membuat srikaya gula merah
 
Makalah zat aditif
Makalah zat aditifMakalah zat aditif
Makalah zat aditif
 
Chapter ii
Chapter iiChapter ii
Chapter ii
 
My Melilea
My MelileaMy Melilea
My Melilea
 
Iradiasi Hewani dan Bahan Tambahan Pangan
Iradiasi Hewani dan Bahan Tambahan Pangan Iradiasi Hewani dan Bahan Tambahan Pangan
Iradiasi Hewani dan Bahan Tambahan Pangan
 
ipa-terpadu-viii-bab-7-zat-aditif-dan-zat-adiktif-psikotro.ppt
ipa-terpadu-viii-bab-7-zat-aditif-dan-zat-adiktif-psikotro.pptipa-terpadu-viii-bab-7-zat-aditif-dan-zat-adiktif-psikotro.ppt
ipa-terpadu-viii-bab-7-zat-aditif-dan-zat-adiktif-psikotro.ppt
 
ipa-terpadu-viii-bab-7-zat-aditif-dan-zat-adiktif-psikotro.ppt
ipa-terpadu-viii-bab-7-zat-aditif-dan-zat-adiktif-psikotro.pptipa-terpadu-viii-bab-7-zat-aditif-dan-zat-adiktif-psikotro.ppt
ipa-terpadu-viii-bab-7-zat-aditif-dan-zat-adiktif-psikotro.ppt
 
MAKANAN - Bahasa Indonesia
MAKANAN - Bahasa IndonesiaMAKANAN - Bahasa Indonesia
MAKANAN - Bahasa Indonesia
 
Penting
PentingPenting
Penting
 
cover bagus
cover baguscover bagus
cover bagus
 
Bab I-IV ; Kelompok Yulia dkk.
Bab I-IV ; Kelompok Yulia dkk.Bab I-IV ; Kelompok Yulia dkk.
Bab I-IV ; Kelompok Yulia dkk.
 
PENGOLAHAN BAHAN MAKANAN HEWANI DAN NABATI_ELGA AZFAR.pptx
PENGOLAHAN BAHAN MAKANAN HEWANI DAN NABATI_ELGA AZFAR.pptxPENGOLAHAN BAHAN MAKANAN HEWANI DAN NABATI_ELGA AZFAR.pptx
PENGOLAHAN BAHAN MAKANAN HEWANI DAN NABATI_ELGA AZFAR.pptx
 
Bab i iv-yulia dkk.sip
Bab i iv-yulia dkk.sipBab i iv-yulia dkk.sip
Bab i iv-yulia dkk.sip
 
Artikel makanan sehat
Artikel makanan sehatArtikel makanan sehat
Artikel makanan sehat
 
Makan secara sihat
Makan secara sihatMakan secara sihat
Makan secara sihat
 
BAB I - IV (PEMBUATAN TEMPE KEDELEI) VITHA DKK.
BAB I - IV (PEMBUATAN TEMPE KEDELEI) VITHA DKK.BAB I - IV (PEMBUATAN TEMPE KEDELEI) VITHA DKK.
BAB I - IV (PEMBUATAN TEMPE KEDELEI) VITHA DKK.
 
BAB I - IV (PEMBUATAN TEMPE KEDELEI) VITHA DKK.
BAB I - IV (PEMBUATAN TEMPE KEDELEI) VITHA DKK.BAB I - IV (PEMBUATAN TEMPE KEDELEI) VITHA DKK.
BAB I - IV (PEMBUATAN TEMPE KEDELEI) VITHA DKK.
 
Pengawet Makanan
Pengawet MakananPengawet Makanan
Pengawet Makanan
 
abon ayam pengol daging
abon ayam pengol dagingabon ayam pengol daging
abon ayam pengol daging
 

Recently uploaded

FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxagussudarmanto9
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanDevonneDillaElFachri
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docxCAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docxPuskesmasTete
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAcephasan2
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfPPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfSeruniArdhia
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxmarodotodo
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptxgizifik
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptxAyu Rahayu
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasiantoniareong
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 

Recently uploaded (20)

FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docxCAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfPPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 

RESEP AYAM SANTAN

  • 1. HALAMAN PERSETUJUAN LAPORAN PENGEMBANGAN RESEP LAUK HEWANI MAKANAN LUNAK “AYAM SANTAN” DI INSTALASI GIZI RSSA MALANG Malang, 28 Februari 2014 Ka. Urusan PDM S. W. TYASARI, SST NIP. 19720114 199703 2 003 i
  • 2. KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan Pengembangan Resep di Instalasi Gizi RSUD dr. Saiful Anwar Malang yang disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan mata kuliah Manajemen Sistem Penyelenggaraan Makanan Institusi. Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan laporan MSPM ini untuk kedepannya dan semoga bermanfaat bagi semua. Malang, Februari 2014 Penyusun ii
  • 3. DAFTAR ISI HALAMAN PERSETUJUAN..................................................................................i KATA PENGANTAR.............................................................................................ii DAFTAR ISI..........................................................................................................iii BAB I.......................................................................................................................1 PENDAHULUAN..................................................................................................1 BAB II .....................................................................................................................3 TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................3 BAB III ...................................................................................................................9 DESKRIPSI PRODUK............................................................................................9 BAB IV..................................................................................................................15 HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................................15 BAB IV..................................................................................................................19 PENUTUP..............................................................................................................19 LAMPIRAN...........................................................................................................20 iii
  • 4. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Resep adalah satu set petunjuk tentang bahan-bahan dan cara-cara pembuatan untuk membuat suatu hidangan tertentu atau dapat juga diartikan sebagai alat /sarana penting untuk mencatat dan menyampaikan informasi tentang segala aspek yang dibutuhkan oleh seorang pemasak (cooker). Resep yang dibuat harus mudah dimengerti oleh siapa saja yang membaca resep tersebut. Resep bermanfaat untuk mengetahui bahan dan cara pembuatan serta alat-alat yang dibutuhkan dalam membuat suatu makanan. Pengembangan resep adalah suatu kegiatan untuk meningkatkan menu sehingga lebih berkualitas dalam hal rasa, warna, aroma, tekstur, dan nilai gizi. Selain itu juga merupakan cara untuk menambah keanekaragaman menu pada suatu institusi. Pengembangan resep diperlukan untuk meningkatkan daya terima pasien terhadap menu yang disajikan selain itu pengembangan resep dilakukan untuk memperoleh modifikasi resep dengan menciptakan menu-menu yang lebih bervariasi dari menu yang telah ada. Variasi dalam pengolahan makanan terutama di rumah sakit sangat dibutuhkan agar pasien tidak merasa bosan. Hidangan yang dimasak dengan baik dan menarik akan banyak membantu keadaan dan kesehatan pasien dalam upaya perkembangan pasien melaui asupan makanan yang disajikan di rumah sakit. Lauk hewani merupakan salah satu bagian dari susunan menu sehari. Lauk hewani yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat yaitu berasal dari daging ayam, daging sapi, ikan, dan telur. Biasanya daging ayam yang digunakan untuk lauk hewani hanya dimasak menjadi ayam goreng, kare ayam, ayam bumbu opor, dsb. Untuk meningkatkan keanekaragaman lauk hewani, maka dilakukan pengembangan lauk hewani yang berasal dari bahan dasar yang sama salah satunya yaitu ayam santan, sehingga diharapkan dari hasil pengembangan resep 1
  • 5. nantinya dapat mengurangi kebosanan pasien. Menu ini dikembangkan dari menu sebelumnya yaitu opor ayam. 1.2 Tujuan 1.2.1 Tujuan Umum Untuk mendapatkan modifikasi resep yang lebih variatif untuk hidangan makanan lunak. 1.2.2 Tujuan Khusus  Memperoleh resep baru  Menganalisa kandungan zat gizi menu  Meningkatkan nilai gizi dari menu sebelumnya  Mengetahui tingkat penerimaan menu  Mengetahui kesesuaian penggunaan menu baru di Instalasi gizi RSUD Dr. Saiful Anwar 2
  • 6. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ayam Daging unggas merupakan sumber protein hewani yang mengandung asam amino esensial yang lengkap dengan perbandingan jumlah yang baik. Unggas yang biasa dikonsumsi adalah ayam, burung dan itik karena pertimbangan efisiensi dan ekonomi, maka hanya jenis ayam tertentu saja yang dikembangkan secara intensif. Adapun klasifikasi ayam penghasil daging berdasarkan aspek pemuliaannyan antara lain : a. Ayam kampung Ayam kampung atau ayam lokal adalah jenis yang tidak atau belum mengalami usaha pemuliaan. Dikenal juga dengan sebutan ayam buras (bukan ras). b. Ayam ras (boiler) Ayam ras adalah jenis ayam yang telah mengalami upaya pemuliaan, sehingga merupakan ayam pedaging yang unggul. c. Ayam “cull” Ayam “cull” adalah ayam yang sebenarnya bukan tipe ayam pedaging tapi dijadikan sebagai pedaging dengan alasan tertentu. Umumnya ayam “cull” berasal dari ayam petelur yang diapkir. Biasanya pengapkiran ayam petelur dilakukan karena ayam bersangkutan terhadap cacat atau tidak berfungsi normal, misalnya produktifitasnya menurun. Mutu daging ayam “cull” lebih rendah dari ayam kas karena sudah tua, tidak seragam, serta jumlahnya sedikit. 2.2 Santan Santan atau santen adalah cairan putih kental yang dihasilkan dari kelapa yang diparut dan kemudian diperas bersama air. Santan mempunyai rasa lemak dan digunakan sebagai perasa yang menyedapkan masakan menjadi gurih. 3
  • 7. 2.3 Kecap manis Kecap adalah produk cair yang diperoleh dari hasil fermentasi dan atau cara kimia (hidrolisis) kacang kedelai (Glycine max L.) dengan atau tanpa penambahan bahan makanan lain dan bahan tambahan makanan yang diizinkan (SNI 01-3543-1994). Kecap merupakan salah satu bentuk pangan tradisional dari kedelai. Kecap telah terkenal di negara Asia sejak lebih dari seribu tahun yang lalu. Kecap berasal dari Cina dan dikenal di berbagai negara dengan nama yang berbeda-beda, misalnya shoyu di Jepang, chiang-yu di Cina, kan jang di Korea, dan di Indonesia disebut dengan kecap. Kecap yang biasanya dibuat dari kedelai diklasifikasikan menjadi dua, yaitu kecap kedelai manis dan kecap kedelai asin (SNI 01-3543-1994). Kedelai sebagai bahan baku kecap mengandung nilai gizi yang cukup tinggi, terutama kandungan protein (34,9 %) dan karbohidrat (34,8 %). Asam amino bebas dalam kecap terbanyak adalah asam glutamat. Selain itu, asam amino bebas yang lain adalah aspartat, treonin, serin, prolin, glisin, alanin, valin, isoleusin, leusin, tirosin, fenilalanin, dan lisin, yang jumlahnya berkisar antara 0,01-0,08 g/100 g bahan 2.4 Tomat Tomat (Solanum lycopersicum syn. Lycopersicum esculentum) adalah tumbuhan dari keluarga Solanaceae, tumbuhan asli Amerika Tengah dan Selatan, dari Meksiko sampai Peru. Tomat merupakan tumbuhan siklus hidup singkat, dapat tumbuh setinggi 1 sampai 3 meter. Tomat merupakan keluarga dekat dari kentang. Terdapat buah tomat dengan kisaran warna dari hijau ketika masak, kuning, jingga, merah, ungu (hitam), serta belang-belang. Dari ukuran dan bentuk, orang mengenal kelompok tomat sebagai berikut : • granola yang bentuknya bulat dengan pangkal buah mendatar dan mencakup yang biasanya dikenal sebagai tomat buah (karena dapat dimakan langsung), 4
  • 8. • gondol yang biasa dibuat saus dengan bentuk lonjong oval (biasanya yang ditanam di Indonesia adalah kultivar 'Gondol Hijau' dan 'Gondol Putih', dan keturunan dari kultivar impor 'Roma') dan termasuk pula tomat buah, • sayur adalah tomat dengan buah biasanya padat dan dipakai untuk diolah dalam masakan • ceri (tomat ranti) yang berukuran kecil dan tersusun berangkai pada tangkai buah yang panjang. 2.5 Air Air adalah zat cair yang tidak mempunyai rasa, warna dan bau, yang terdiri dari hidrogen dan oksigen dengan rumus kimiawi H2O. Karena air merupakan suatu larutan yang hampir-hampir bersifat universal, maka zat-zat yang paling alamiah maupun buatan manusia hingga tingkat tertentu terlarut di dalamnya. Dengan demikian, air di dalam mengandung zat-zat terlarut. Zat-zat ini sering disebut pencemar yang terdapat dalam air. Peraturan Pemerintah No.20 tahun 1990 mengelompokkan kualitas air menjadi beberapa golongan menurut peruntukannya. • Golongan A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu. • Golongan B, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum. • Golongan C, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan. • Golongan D, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian, usaha di perkotaan, industri, dan PLTA. 2.6 Jeruk Nipis Jeruk nipis atau limau nipis adalah tumbuhan perdu yang menghasilkan buah dengan nama sama. Tumbuhan ini dimanfaatkan buahnya, yang biasanya bulat, berwarna hijau atau kuning, memiliki diameter 3-6 cm, memiliki rasa asam dan agak pahit, agak serupa rasanya dengan lemon. Jeruk nipis, yang sering 5
  • 9. dinamakan secara salah kaprah sebagai jeruk limau, dipakai perasan isi buahnya untuk memasamkan makanan, seperti pada soto. Jeruk nipis memiliki kandungan vitamin C lebih banyak dibandingkan jenis jeruk lainnya. Selain digunakan untuk penyedap makanan jeruk nipis bisa menyembuhkan berbagai penyakit. 2.7 Bawang putih dan Bawang Merah Bawang putih adalah tanaman umum akar berwarna putih, sedangkan bawang merah berwarna merah yang berbentuk umbi lapis. Bawang merah dan bawang putih mengandung banyak air dan sedikit minyak atsiri dan dipakai untuk memasak maupun sebagai tanaman obat, antioksidan, antikanker, antitrombotik, antiradang, penurunan tekanan darah, dan penurunan kolestelor darah, penurunan penyakit kardiosvaskuler, seperti aterosklerosis, jantung koroner. Bawang merah (Allium cepa L. Kelompok Aggregatum) adalah sejenis tanaman yang menjadi bumbu berbagai masakan Asia Tenggara dan dunia. Umbi dari tanaman bawang merah merupakan bahan utama untuk bumbu dasar masakkan Indonesia. Bawang merah merupakan tanaman semusim yang memiliki umbi yang berlapis, memiliki akar serabut, dengan daun berbentuk silinder berongga.Bawang merah juga merupakan salah satu jenis bahan mentah yang sensitive terhadap bahaya mikrobiologi, contohnya ulat atau kapang. Untuk menghindari adanya ulat atau kapang maka perlu ada perlakuan khusus dengan cara menghindari penyimpanan ditempat lembab. 2.8 Garam Kosentrasi garam 10-12% akan dapat menghambat mikroorganisme pathogen, termasuk Clostridium botulinum dengan pengecualian Streptococcus aureus. Walaupun demikian beberapa mikroorganisme (leuconostoc dan lactobasilus) dapat tumbuh cepat dengan adanya garam dan terbentuknya asam untuk menghambat mikroorganisme yang tidak dikehendaki. Garam yang mempengaruhi aktifitas air (Aw) dapat mengendalikan pertumbuhan mikroorganisme. 6
  • 10. Menurut SNI No 01-3556-1999 (garam dapur). Standar mutu yang harus dipenuhi oleh produsen garam adalah kandungan NaCl untuk garam konsumsi manusia tidak boleh lebih rendah dari 97% untuk garam kelas satu, dan tidak kurang dari 94% untuk garam kelas dua. Tingkat kelembaban disyaratkan berkisar 0,5% dari senyawa SO4 tidak melebihi batas 2,0%. Kadar Iodium bekisar 30-80 ppm. 2.9 Minyak Goreng Minyak goreng adalah bahan-bahan yang tidak dapat larut dalam air. Lemak dan minyak yang digunakan dalam makanan sebagian besar adalah trigliserida yang merupakan ester dari gliserol dan berbagai asam lemak. Komponen yang mungkin terdapat dalam minyak seperti sterol, lipid, vitamin dan zat warna yang larut dalam lemak (klorofil dan karotenoid). Ada 2 tipe kerusakan minyak antara lain : • Ketengikan Ketengikan terjadi bila komponen cita rasa dan bau yang mudah menguap terbentuk sebagai akibat kerusakan oksidatif dari lemak dan minyak. • Hidrolisa Hidrolisa minyak menghasilkan asam-asam lemak bebas yang dapat mempengaruhi citarasa dari bahan makanan. Hidrolisa dapat disebabkan oleh adanya air dalam lemak atau minyak karena kegiatan enzim. 2.10 Kayu Manis Kulit kayu manis atau lebih dikenal dengan nama yang kurang tepat kayu manis (Cinnamomum verum, sin. C. zeylanicum) ialah sejenis pohon penghasil rempah-rempah. Termasuk ke dalam jenis rempah-rempah yang amat beraroma, manis, dan pedas. Orang biasa menggunakan rempah-rempah ke dalam makanan yang dibakar manis, anggur panas. Kayu manis adalah salah satu bumbu makanan tertua yang digunakan manusia. Bumbu ini digunakan di Mesir Kuno sekitar 5000 tahun yang lalu, dan disebutkan beberapa kali di dalam kitab-kitab Perjanjian Lama. 7
  • 11. Kayu manis juga secara tradisional dijadikan sebagai suplemen untuk berbagai penyakit, dengan dicampur madu, misalnya untuk pengobatan penyakit radang sendi, kulit, jantung, dan perut kembung. Menyimpan Bumbu dan Rempah : Kondisi penyimpanan yang baik penting untuk mempertahankan mutu bumbu dan rempah selama penyimpanan. Kemasan yang digunakan harus dapat melindungi mereka dari oksidasi agar flavor dan warna dapat dipertahankan. 2.11 Jahe Jahe (Zingiber officinale), adalah tanaman rimpang yang sangat populer sebagai rempah-rempah dan bahan obat. Rimpangnya berbentuk jemari yang menggembung di ruas-ruas tengah. Rasa dominan pedas disebabkan senyawa keton bernama zingeron. Jahe termasuk suku Zingiberaceae (temu-temuan). Nama ilmiah jahe diberikan oleh William Roxburgh dari kata Yunani zingiberi, dari Bahasa Sanskerta, singaberi.Sifat khas jahe disebabkan adanya minyak atsiri dan oleoresin jahe. Aroma harum jahe disebabkan oleh minyak atsiri, sedangkan oleoresinnya menyebabkan rasa pedas. 8
  • 12. BAB III DESKRIPSI PRODUK 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Waktu pelaksanaan pengembangan resep ayam santan dilaksanakan pada tanggal 19 Februari 2013 dan diselenggarakan di dapur pengolahan makanan halusan Instalasi Gizi RSUD Dr. Saiful Anwar Malang. 3.2 Deskripsi Produk 3.2.1 Resep Awal Menu : Opor Ayam Bahan • 1 kg atau 1 ekor ayam • minyak goreng secukupnya • 2 lembar daun salam 1 batang serai, di memarkan • 1 cm lengkuas. dimemarkan • 400 cc santan Bumbu • 10 butir bawang merah • 4 siung bawang putih • 1 sendok makan ketumbar • 10 butir jintan • 1 /2 sendok teh merica bulat • 2 cm jahe • 2 cm kunyit • garam secukupnya 9
  • 13. Alat • Panci • Wajan • Spatula • Saringan kelapa • Baskom • Wadah stainless stell • Blender • Pisau • Talenan • Sendok • Kompor Cara Membuat Opor Ayam : • Ayam dibersihkan sampai bersih, lalu dipotong menjadi 12 bagian. Kemudian diungkep hingga setengah matang. • Haluskan semua bumbu. Selanjutnya panaskan 3 sendok makan minyak. lalu tumis bumbu yang sudah dihaluskan. Masukkan daun salam, serai, lengkuas. • Setelah keluar aromanya. masukkan santan kemudian masukkan ayam. Masak terus sampai santan mendidih dan ayam empuk. • Setelah matang. angkat dari atas kompor dan siap disajikan. Nilai Gizi Nama Bahan Makanan Berat Gr Energi kkal Protein Gr Lemak Gr Karbohidrat gr Daging ayam 580 1652,4 156 109,6 0 Santan 400 283,9 2,8 26,8 12 Minyak 30 258,6 0 30 0 Total Nilai Gizi 2194,9 158,8 166,4 12 10
  • 14. Nilai Gizi @potong 182,9 13,23 13,87 1 Kandungan zat gizi perporsi yaitu 182,9 kkal, protein 13,23 gram, Lemak 13,87 gram, karbohidrat 1 gram. Harga bahan No. Bahan Makanan Harga 1. Ayam Rp 30.000 2. Santan Rp 3.000 3. Minyak Rp. 360 4. Lengkuas Rp. 500 5. Daun salam Rp. 100 6. Bawang merah Rp. 2.000 7. Bawang putih Rp. 1.000 8. Ketumbar Rp. 250 9. Jintan Rp. 300 10. Merica Rp. 300 11. Jahe Rp. 500 12. Kunyit Rp. 500 13. Garam Rp. 500 Jumlah Rp. 40.310 Koreksi harga 10 % Rp 4.031 Jumlah Rp 44.341 PPN 10 % Rp 4.434 Total Rp 48.775 Harga per porsi Rp 4.064 Jadi harga ayam opor per porsi yaitu Rp. 4.064 ≈ Rp. 4.100 3.2.2 Pengembangan Resep Menu : Ayam Santan Bahan • Ayam 1 ekor (dibagi menjadi 12 potong) • Air jeruk nipis ½ sdt 11
  • 15. • Garam ` 1 ½ sdt • Minyak goreng 2 sdm • Bawang putih 8 siung • Bawang merah 4 siung • Kemiri 5 butir • Jahe 2 cm • Kayu manis 5cm • Tomat merah 2 bh • Santan 800cc • Kecap manis 3 sdm Alat • Panci, • Wajan, • Spatula, • Saringan kelapa, • Baskom, • Wadah stainless stell, • Blender, • Pisau, • Talenan, • Sendok, dan • Kompor Cara Membuat • Lumuri ayam dengan air jeruk nipis dan ½ sdt garam. Diamkan selama 20 menit lalu cuci bersih. 12
  • 16. • Panaskan 2 sdm minyak, tumis bumbu halus, garam,dan kayu manis sampai harum. Masukkan ayam dan tomat, aduk rata. • Tuangkan santan dan kecap manis, masak sampai seluruh bahan matang dan santan mengental, aduk-aduk agar santan tidak pecah. Angkat,sajikan. Analisis Nilai Gizi Nama Bahan Makanan Berat gr Energi kkal Protein gr Lemak gr Karbohidrat Gr Daging ayam 580 1652,4 156 109,6 0 Santan 800 567,8 5,6 53,6 24 Tomat 200 42,1 1,8 0,6 9,2 Kecap 30 18 3,2 0 1,7 Minyak 30 258,6 0 30 0 Nilai Gizi Total (1 resep) 2538,9 166,6 193,8 34,9 Nilai Gizi/potong 211,575 13,88 16,15 2,91 Kandungan zat gizi per porsi yaitu Energi 211,575 kkal, Protein 13,88 gram, lemak 16,15 gram, dan karbohidrat 2,91 gram. Analisis Biaya No. Bahan Makanan Harga 1. Ayam Rp 30.000 2. Santan Rp 6.000 3. Tomat Rp 2.000 4. Jeruk nipis Rp 1.500 5. Kecap manis Rp 500 6. Minyak Rp 360 7. Bawang merah Rp 1.000 8. Bawang putih Rp 2.000 9. Kemiri Rp 500 10. Kayu manis Rp 300 11. Jahe Rp. 500 12. Garam Rp. 500 Jumlah Rp 45.160 Koreksi harga 10 % Rp 4.516 Jumlah Rp 49.676 PPN 10 % Rp 4.968 13
  • 17. Total Rp 54.644 Harga per porsi Rp 4553,67 Jadi harga per porsi ayam santan yaitu Rp. 4.553,67 ≈Rp. 4.600,- 3.3 Evaluasi Resep 3.3.1 Evaluasi dari bahan yang digunakan Bahan dasar yang digunakan dalam pembuatan ayam santan adalah ayam yang dapat dikonsumsi oleh semua masyarakat mulai dari anak-anak sampai orang tua. Ayam santan hanya dibuat dari bahan sederhana yang sering digunakan yaitu ayam, santan, kecap manis, tomat dan bumbu- bumbu seperti bawang merah, bawang putih, jahe, kayu manis, jeruk nipis. 3.3.2 Evaluasi dari cara pembuatan Cara pembuatan ayam santan tergolong mudah dan relatif sederhana yaitu dimulai dengan proses penumisan bumbu kemudian masukkan ayam dan tuangkan santan. Masak hingga ayam matang. 3.3.3 Evaluasi dari zat gizi Komponen zat gizi pada ayam santan sudah cukup sesuai untuk lauk hewani. Dengan adanya modifikasi resep ini, maka diharapkan modifikasi resep tersebut dapat meningkatkan nilai gizi dari resep yang ada sebelumnya dan menambah variasi resep yang tidak ada. 3.3.4 Evaluasi dari kebutuhan bahan makanan Ayam santan terbuat dari bahan-bahan yang umumnya sangat mudah didapatkan dipasaran dan harganya pun relatif murah. 14
  • 18. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Uji Panelis Pada Pengembangan Resep Rekapitulasi Uji Panelis pada pengembangan resep Ayam Santan, yang dilakukan pada tanggal 19 Februari 2014 dengan jumlah panelis 20 orang. 4.2 Pembahasan Menu ayam santan merupakan salah satu jenis menu lauk hewani dari bahan dasar ayam dan merupakan modifikasi resep dari opor ayam. Menu modifikasi ini dapat dikonsumsi oleh pasien yang mendapat makanan lunak. Dalam proses pengolahannya ayam di lumuri jeruk nipis dan garam selama 20 menit, kemudian bumbu yang sduah dihaluskan ditumis terlebih dahulu kemudian tambahkan ayam, santan dan tomat. Masak hingga makanan matang. 15 Item Penilaian Kriteria Penilaian Penilaian Warna Sangat Menarik 0 (0 %) Menarik 19 (95 %) Kurang Menarik 1 (5 %) Tidak Menarik 0 (0 %) Rasa Sangat Suka 3 (15 %) Suka 17 (85 %) Kurang Suka 0 (0 %) Tidak Suka 0 (0 %) Aroma Sangat Suka 3 (15 %) Suka 15 (75 %) Kurang Suka 2 (10 %) Tidak Suka 0 (0 %) Tekstur Sangat Suka 5 (25 %) Suka 11 (55 %) Kurang Suka 4 (20%) Tidak Suka 0 (0 %) Bentuk penyajian Sangat Suka 0 (0 %) Suka 19 (95%) Kurang Suka 1 (5 %) Tidak Suka 0 (0 %)
  • 19. Berdasarkan perhitungan nilai gizi, ayam santan memiliki kandungan gizi yang lebih tinggi daripada opor ayam. Pada menu opor ayam hanya diperoleh energi 182,9 kalori, protein 13,23 gram, lemak 13,87 gram dan karbohidrat 1 gram, sedangkan pada menu ayam santan diperoleh energi 211,575 kalori, protein 13,88 gram, lemak 16,15 gram, dan karbohidrat 2,91 gram. Dari analisis biaya, harga per porsi opor ayam sebesar Rp 4.100,- sedangkan untuk ayam santan sebesar Rp 4.600,-. Jika dilihat dari analisis zat gizi, kandungan gizi ayam santan lebih tinggi dibandingkan kandungan zat gizi opor ayam dan jika dilihat dari analisis biaya, biaya untuk ayam santan lebih mahal dibandingkan dengan ayam opor. Ini disebabkan karena penambahan bumbu pada ayam santan lebih bervariasi. Dan dari segi peralatan yang digunakan dari kedua menu tersebut adalah sama. Untuk menguji kelayakan dan kesesuaian antara rasa, aroma, warna, tekstur dan bentuk dari hidangan ayam santan, dilakukan uji organoleptik terhadap 20 panelis. Panelis terdiri dari 5 staf bagian penyelenggaraan makanan, 1 orang chef, 5 orang pemasak, dan 9 orang staf Sekretariat Instalasi Gizi RSUD Dr. Saiful Anwar Malang. Hasil uji organoleptik yang dilakukan pada tanggal 19 Februari 2014 meliputi rasa, aroma, warna, tektur dan bentuk adalah sebagai berikut : 4.2.1 Warna Dalam hal warna, sebanyak 19 panelis (95%) menjawab menarik pada menu ayam santan, karena pada pada saat pengolahan ayam santan ditambah kecap manis sehingga warnanya berubah menjadi agak kecoklatan dan sebanyak 1 panelis (5%) menjawab kurang menarik pada menu ayam santan karena pada saat pengolahan, kecap manis yang ditambahkan hanya 3 sdm sehingga membuat warna ayam santan ini menjadi kurang kecoklatan. Jika ingin warna ayam santan lebih kecoklatan, dapat ditambah kecap manis lagi hingga warnanya menjadi sangat menarik. 4.2.2 Rasa 16
  • 20. Dalam hal rasa, sebanyak 3 panelis (15%) menjawab sangat suka pada menu ayam santan dan 17 panelis (85%) menjawab suka. Hal ini dikarenakan penggunaan kecap manis dan kayu manis yang membuat rasanya berbeda dari bumbu santan biasanya. Hasil tersebut menunjukkan bahwa menu ayam santan cukup layak untuk dikembangkan dan disajikan ke pasien. 4.2.3 Aroma Untuk aroma, sebanyak 3 panelis (15%) menjawab sangat suka dan 15 panelis (75%) menjawab suka pada aroma menu ayam santan. Hal ini dikarenakan pada saat persiapan, ayam direndam dengan perasan air jeruk nipis dan pada saat pengolahan menu ayam santan diberi kayu manis sehingga membuat aroma ayam santan ini menjadi khas dan membuat aroma masakan menjadi keluar serta menggugah selera. Dan sebanyak 2 panelis (10%) menjawab kurang suka. Hal ini dikarenakan pada proses pemasakan, penambahan kayu manis yang di berikan pada saat akhir proses pemasakan membuat aroma yang ditimbulkan cukup kuat. 4.2.4 Tekstur Untuk tekstur, sebanyak 5 panelis (25%) menjawab sangat suka dan 11 panelis (55%) menjawab suka, hal tersebut dikarenakan pada saat proses pengolahannya, menu ayam santan ini dimasak hingga cukup empuk. Selain itu sebanyak 4 orang panelis (20%) menjawab kurang suka. Hal ini dikarenakan panelis tersebut merasa bahwa tekstur dari daging ayamnya masih kurang cocok untuk makanan lunak. Jika menginginkan tekstur yang lebih lunak, maka ayam bisa dimasak lebih lama lagi. 4.2.5 Bentuk Penyajian/Penampilan Untuk bentuk penyajian, sebanyak 19 panelis (95%) menjawab menarik. Hal tersebut dikarenakan kombinasi warna dan penyajian dari menu ayam santan ini sudah cukup bervariasi. Selain itu ada juga 1 orang panelis (5%) yang menjawab kurang suka. Hal tersebut dikarenakan menu ayam santan ini termasuk 17
  • 21. hidangan yang berkuah, jadi sebaiknya tidak perlu ada penambahan garnis buah tomat berbentuk mawar. Cukup dengan chop parsley. 18
  • 22. BAB IV PENUTUP 5.1 Kesimpulan • Berdasarkan hasil uji organoleptik menu “ayam santan” yang di ujikan kepada 20 orang panelis; Warna, 95% panelis menjawab menarik, 5% panelis menjawab kurang menarik. Rasa, 15% panelis menjawab sangat suka dan 85% panelis menjawab suka. Aroma, 15% panelis menjawab sangat suka, 75% panelis menjawab suka dan 10% panelis menjawab kurang suka. Tekstur, 25% panelis menjawab sangat suka, 55% panelis menjawab suka dan 20% panelis menjawab kurang suka. Bentuk penyajian, 95% panelis menjawab menarik dan 5% panelis menjawab menarik. • Perubahan hasil dari menu opor ayam yang dikembangkan menjadi ayam santan yaitu, dari segi nilai gizi dan harga per porsinya. Untuk alat yang digunakan dari kedua menu tersebut sama. 5.2 Saran • Dalam penyajian menu ayam santan sebaiknya tidak ditambahkan garnis seperti bunga tomat, cukup dengan tambahan chop parsley atau taburan bawang goring saja. • Dari segi rasa, sebaiknya lebih di tambah sedikit garam agar lebih asin. 19