Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Model pengajaran langsung
1. MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG
MAKALAH
Ditujukan untuk memenuhi tugas pembelajaran inovatif yang diampuh oleh Prof. Dr. Siti
Amin, M.pd dan Dr. Rini Setianingsih , M.Kes.
Oleh kelompok PIROOOOOO??????????
Renata Nurlaily R. J. (17030174048)
Salsabila Setia Insani (17030174080)
Siti Ulinikmah (17030174082)
Mukhamad Farid (17030174084)
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN MATEMATIKA
PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA
2018
2. Kata Pengantar
Alhamdulillah kami ucapkan syukur kepada yang maha kuasa untuk segala rahmat
dan taufiq serta petunjuknya dalam menyusun makalah ini. Tak lupa sholawat serta salam
senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Makalah yang berisi tentang model pengajaran langsung ini bertujuan untuk
menjelaskan materi model pengajaran langsung yang berguna bagi mata kuliah keguruan.
Sehingga mahasiswa bisa menjadi guru yang baik dan profesional yang bisa menerapkan
model pengajaran langsung agar siswa menjadi nyaman dalam pembelajaran.
Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas matakuliah Pembelajaran Inovatif I.
Harapan kami semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca dan para pembaca bisa
melakukan apa yang ada didalamnya.
Kami juga mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan makalah ini.
Kami sadar kami tidak luput dari kesalahan. Terima kasih bagi para pembaca.
3. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Mengajar adalah seni. Ungkapan ini memang benar, karena seorang guru
harus kreatif dan inovatif saat melakukan pembelajaran sehinggas siswa dapat
merasakan kenyamanan dalam belajar. Salah satu tolak ukurnya guru yang
profesional adalah guru yang pengajarannya dapat diterima oleh peserta didiknya,
baik secara metodik maupun secara ditaktik. Keberhasilan seorang guru dalam
mengajar tentunya tidak terlepas dari kreatifitas seorang guru dalam memilih dan
menggabungkan berbagai pendekatan, strategi ataupun model pembelajaran.
Banyak para ahli pendidikan berpendapat bahwa tidak ada model
pembelajaran yang lebih baik dari model pembelajaran yang lain, oleh karena itu
seorang guru hendaknya mampu memilih dan menggabungkan satu atau lebih model
pembelajaran untuk digunakan dalam penyampaian materi pembelajaran. Model
pembelajaran adalah seluruh rangakaian atau kegiatan penyampaian materi dari awal
pengajaran sampai akhir pengajaran yang meliputi segala aspek dan fasilitas yang
digunakan ketika pembelajaran berlangsung. Pemilihan model pembelajaran
bergantung pada tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran, salah satu contoh
model pengajaran yang sering digunakan adalah model pengajaran langsung, dimana
pembelajaran berpusat pada guru. Makalah kami ini berisi pembahasan model
pengajaran langsung.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana tinjauan umum model pengajaran langsung?
2. Apa saja teori yang digunakan dalam model pengajran langsung?
3. Bagaimana perencanaan dan pelaksanaan model pengajaran langsung?
4. Bagaimana pengelolaan lingkungan yang tepat untuk pengajaran langsung?
5. Bagaimana cara mengevaluasi terhadap model pengajaran langsung?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tinjauan umum model pengajaran langsung.
2. Untuk mengetahui landasan teoritik model pengajaran langsung.
3. Untuk mengetahui perencanaan dan pelaksanaan model pengajaran langsung.
4. Untuk mengidentifikasi pengelolaan lingkungan yang tepat untuk model
pengajaran langsung.
5. Untuk mengetahui evaluasi dalam model pengajaran langsung.
4. BAB II
PEMBAHASAN
A. Tinjauan Umum Model Pengajaran Langsung
Menurut Joyce & Weil (Santrock, 2007: 472) pengertian pengajaran langsung
adalah pendekatan Teacher-centered yang terstruktur yang dicirikan oleh arahan atau
kontrol guru, ekspekstasi guru yang tinggi atas kemajuan murid, maksimalisasi waktu
yang dihabiskan murid untuk tugas tugas akademik, dan usaha oleh guru untuk
meminimalkan pengaruh negative terhadap murid.
Model pengajaran langsung merupakan sebuah cara yang efektif untuk
mengajar keterampilan dan informasi dasar kepada siswa. Model pengajaran langsung
dirancang untuk membelajarkan siswa tentang pengetahuan yang terstruktur dengan
baik dan dapat diajarkan langkah demi langkah. Model tersebut tidak dimaksudkan
untuk mengembangkan keterampilan sosial dan berfikir tingkat tinggi (Nur, 2005).
Model pengajaran langsung merupakan sebuah model yang berpusat pada
guru yang memiliki lima langkah: mempersiapkan dan memotivasi siswa,
menjelaskan dan atau mendemonstrasikan, latihan terbimbing, umpan balik, dan
latihan lanjutan. Pengajaran langsung ini memerlukan persiapan yang seksama dari
guru dan sebuah lingkungan belajar yang berorientasi pada tugas.
Model pengajaran langsung adalah model yang dapat membantu siswa dalam
mempelajari keterampilan dasar dan pengetahuan secara tahap demi tahap.
Keterampilan dasar dapat berupa aspek kognitif maupun psikomotorik, dan juga
informasi lainnya yang merupakan dasar untuk membangun hasil belajar yang lebih
kompleks. Agar siswa dapat memproses sejumlah besar informasi yang akan diterima,
maka sebelumnya mereka harus melakukan strategi belajar seperti membuat catatan
atau rangkuman belajar.
Dalam pelaksanaannya, guru bertanggung jawab untuk mengidentifikasi
tujuan pembelajaran dan penstrukturan isi/materi atau keterampilan, menjelaskan
kepada siswa, memodelan/pendemonstrasian yang dikombinasikan dengan latihan,
serta memberikan latihan lanjutan agar siswa lebih mampu menerapkan konsep atau
keterampilan yang telah dipelajari serta pemberian umpan balik.
Arends juga menyatakan bahwa model Direct Instruction didesain khusus
untuk membantu proses pengajaran siswa pada pengetahuan deklaratif dan
pengetahuan prosedural, serta dapat dilakukan secara tahap demi tahap. Pengetahuan
deklaratif adalah pengetahuan tentang sesuatu, contohnya siswa akan dapat menghafal
bentuk aljabar dan unsur-unsurnya. Sedangkan pengetahuan prosedural adalah
pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu, contohnya siswa akan dapat
menyelesaikan soal pemecahan masalah dengan melibatkan sifat-sifat fungsi kuadrat.
Fokus pembelajaran langsung adalah aktivitas akademik, materi nonakademik
seperti permaina (games) dan teka-teki cendrung tidak dipakai, interaksi murid-guru
seperti percakapan atau perhatian tentang pribadi murid secara individu juga tidak
begitu ditekankan. Petunjuk dan control guru dilakukan ketika guru yang memilihkan
tugas pembelajaran bagi murid, mengatur pembelajaran murid, dan meminimalkan
jumlah pembicaraan non akademik. Guru menetapkan standar tinggi untuk kinerja
5. dan prestasi dan mengharapkan agar murid mencapai level yang tinggi. Peran guru
dalam pengajaran langsung adalah untuk menyampaikan faktafakta, aturan-aturan,
atau urutan tindakan pada siswa dalam cara yang paling memungkinkan.
Model pengajaran langsung memiliki ciri-ciri seperti berikut ;
1. Adanya tujuan pembelajaran dan pengaruh model pada siswa termasuk prosedur
penilaian hasil belajar.
2. Sintaks atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran.
3. Sistem pengelolaan dan lingkungan belajar model yang diperlukan agar kegiatan
pembelajaran tertentu dapat berlangsung dengan berhasil.
Dengan menggunakan proses pembelajaran dengan model pengajaran
langsung ini diharapkan pemahaman pengetahuan deklaratif dan prosedural dapat
meningkatkan keterampilan dasar dan keterampilan akademik siswa sehingga tujuan
pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai dengan baik serta memperoleh
peningkatan dalam hasil belajar.
Tabel 1 adalah tabel perbandingan yang menunjukkan tujuan pembelajaran
yang ditujukan untuk pencapaian pengetahuan deklaratif dasar dan pengetahuan
prosedural dan membandingkan jenis tujuan ini dengan tujuan-tujuan yang
mengembangkan pembelajaran sosial dan berfikir tingkat tinggi.
Tabel I
Contoh Tujuan-Tujuan Pengajaran Langsung Dibandingkan dengan Tujuan-
Tujuan Pembelajaran Sosial atau Berfikir Tingkat Tinggi
Perolehan
Pengetahuan
Perolehan
Keterampilan
Keterampilan
Sosial
Berfikir Tingkat
Tinggi
siswa akan dapat
menghafal
bentuk aljabar
dan unsur-
unsurnya.
Siswa akan dapat
menyelesaikan
permasalahan
dengan
melibatkan sifat-
sifat fungsi
kuadrat
Siswa
menunjukkan
kerja sama
untuk
menyelesaikan
soal dengan
metode diskusi
Siswa mengetahui
kesalahan dalam
pengerjaan soal
yang disebabkan
karena kesalahan
dalam aplikasi sifat
fungsi kuadrat
Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran langsung Model Pembelajaran
langsung ada kelebihan dan kekurangan.
a. Kelebihan model pembelajaran langsung:
1. Dengan model pembelajaran langsung, guru mengendalikan isi materi dan
urutan informasi yang diterima oleh siswa sehingga dapat
mempertahankan fokus mengenai apa yang harus dicapai oleh siswa.
2. Dapat diterapkan secara efektif dalam kelas yang besar maupun kecil.
3. Dapat digunakan untuk menekankan poin-poin penting atau kesulitan-
kesulitan yang mungkin dihadapi siswa sehingga hal-hal tersebut dapat
diungkapkan.
6. 4. Dapat menjadi cara yang efektif untuk mengajarkan informasi dan
pengetahuan faktual yang sangat terstruktur.
5. Merupakan cara yang paling efektif untuk mengajarkan konsep dan
keterampilan-keterampilan yang eksplisit kepada siswa yang berprestasi
rendah.
6. Dapat menjadi cara untuk menyampaikan informasi yang banyak dalam
waktu yang relatif singkat yang dapat diakses secara setara oleh seluruh
siswa.
7. Memungkinkan guru untuk menyampaikan ketertarikan pribadi mengenai
mata pelajaran (melalui presentasi yang antusias) yang dapat merangsang
ketertarikan dan dan antusiasme siswa.
8. Ceramah merupakan cara yang bermanfaat untuk menyampaikan
informasi kepada siswa yang tidak suka membaca atau yang tidak
memiliki keterampilan dalam menyusun dan menafsirkan informasi.
9. Model pembelajaran langsung dapat digunakan untuk membangun model
pembelajaran dalam bidang studi tertentu. Guru dapat menunjukkan
bagaimana suatu permasalahan dapat didekati, bagaimana informasi
dianalisis, dan bagaimana suatu pengetahuan dihasilkan.
10. Model pembelajaran langsung (terutama demonstrasi) dapat memberi
siswa tantangan untuk mempertimbangkan kesenjangan yang terdapat di
antara teori (yang seharusnya terjadi) dan observasi (kenyataan yang
mereka lihat).
b. Kekurangan Model Pembelajaran Langsung:
1. Model pembelajaran langsung bersandar pada kemampuan siswa untuk
mengasimilasikan informasi melalui kegiatan mendengarkan, mengamati,
dan mencatat. Karena tidak semua siswa memiliki keterampilan dalam hal-
hal tersebut, guru masih harus mengajarkannya kepada siswa.
2. Dalam model pembelajaran langsung, sulit untuk mengatasi perbedaan
dalam hal kemampuan, pengetahuan awal, tingkat pembelajaran dan
pemahaman, gaya belajar, atau ketertarikan siswa.
3. Karena siswa hanya memiliki sedikit kesempatan untuk terlibat secara
aktif, sulit bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan sosial dan
interpersonal mereka.
4. Karena guru memainkan peran pusat dalam model ini, kesuksesan strategi
pembelajaran ini bergantung pada image guru. Jika guru tidak tampak siap,
berpengetahuan, percaya diri, antusias, dan terstruktur, siswa dapat
menjadi bosan, teralihkan perhatiannya, dan pembelajaran mereka akan
terhambat.
5. Jika materi yang disampaikan bersifat kompleks, rinci, atau abstrak, model
pembelajaran langsung mungkin tidak dapat memberi siswa kesempatan
yang cukup untuk memproses dan memahami informasi yang
disampaikan.
7. 6. Jika model pembelajaran langsung tidak banyak melibatkan siswa, siswa
akan kehilangan perhatian setelah 10-15 menit dan hanya akan mengingat
sedikit isi materi yang disampaikan.
7. Jika terlalu sering digunakan, model pembelajaran langsung akan
membuat siswa percaya bahwa guru akan memberitahu mereka semua
yang perlu mereka ketahui. Hal ini akan menghilangkan rasa tanggung
jawab mengenai pembelajaran mereka sendiri.
8. Karena model pembelajaran langsung melibatkan banyak komunikasi satu
arah, guru sulit untuk mendapatkan umpan balik mengenai pemahaman
siswa. Hal ini dapat membuat siswa tidak paham atau salah paham.
B. Landasan Teori
Sejumlah akar teoritik dan historis datang bersamaan untuk menyediakan dan
menunjang pengajaran langsung. Barak Rosenshine dan Robert Stevens (1986),
menemukan sebuah buku yang diterbitkan pada tahun 1945 yang berjudul How to
Instruct yang memasukkan banyak ide yang berkaitan dengan model pengajaran
langsung. Dalam buku tersebut terdapat tiga teori yang menggunaan model
pengajaran langsung masa kini, yaitu: teori belajar perilaku, teori pembelajaran sosial,
dan penelitian efektivitas guru.
Teori-teori pembelajaran perilaku merupakan salah satu teori yang berarti
pada pengajaran langsung yang disebut dengan behaviorisme. Karena para teoritisi
dan peneliti pada saat itu lebih tertarik mempelajari perilaku manusia yang dapat
diamati daripada hal-hal yang tidak dapat diamati, misalnya pemikiran manusia dan
kognisi. Dalam buku ini mengatakan bahwa teori behaviorisme yang penting adalah
karya B.F. Skinner tentang operant conditioning dan ide-idenya bahwa manusia
belajar dan bertindak dengan cara spesifik sebagai sebuah hasil dari bagaimana
perilaku tertentu itu disemangati melalui penguatan. Dalam teori Skinner ini
berdampak pada penguatan perilaku positif dengan memberikan penghargaan atau
perilaku negatif dengan meniadakan beberapa rangsangan pengganggu penyebab
perilaku negatif tersebut.
Salah satu ahli teori seperti Albert Bandura menyatakan bahwa behaviorisme
memberi pandangan tentang belajar yang terlalu terbatas, sehingga adanya teori
belajar sosial untuk membantu mempelajari aspek-aspek tak teramati dari belajar
perilaku, seperti berfikir dan kognisi. Teori pembelajaran sosial terdapat perbedaan
dengan belajar perilaku yaitu dari cara pengetahuan diperoleh. Teori pembelajaran
sosial ini juga menyatakan bahwa banyak dari apa yang dipelajari manusia berasal
dari pengamatannya terhadap orang lain. Menurut Bandura, sebagian besar
pembelajaran sosial dilakukan secara selektif mengamati dan menempatkan apa yang
diamati itu dalam memorinya tentang perilaku orang lain. Ahli teori pembelajaran
sosial percaya bahwa segala sesuatu dapat dipelajari bila seorang pengamat secara
sadar memperhatikan pada suatu perilaku (misalnya, menghidupkan korek api) dan
kemudian menempatkan pengamatan tersebut ke dalam memori jangka-panjangnya.
Pengamat tersebut belum melakukan perilaku yang diamatinya, sehingga belum ada
konsekwensi keperilakuan (penguatan), sebaliknya para ahli behaviorisme tetap
8. mempertahankan pendapatnya bahwa penguatan itu perlu agar terjadi pembelajaran.
Klaim yang sama dengan diperlakukan pada ribuan perilaku sederhana seperti
mengerem mobil, makan dengan sendok, dan membuka botol.
Menurut Bandura (1986), pembelajaran melalui pengamatan atau
observational learning itu merupakan sebuah proses tiga-langkah, yaitu:
1. Pebelajar harus menaruh perhatian pada aspek-aspek penting dari apa yang akan
dipelajarinya (atensi)
2. Pebelajar harus menyerap atau mengingat perilaku yang dipelajarinya itu (retensi)
3. Pebelajar harus dapat mengulang kembali atau melaksanakan perilaku tersebut
(produksi).
Prinsip-prinsip pembelajaran sosial sosial tersebut diterjemahkan ke dalam
perilaku pengajaran seperti berikut:
1. Gunakan strategi-strategi untuk membangkitkan perhatian siswa.
2. Pastikan bahwa pengamatan tersebut tidak terlalu kompleks.
3. Kaitkan keterampilan baru dengan pengetahuan awal siswa.
4. Gunakan latihan untuk memastikan penyerapan jangka-panjang.
5. Pastikan munculnya sebuah sikap positif terhadap keterampilan baru sehingga
siswa akan termotivasi untuk mengulang kembali atau menggunakan perilaku
baru itu.
Dukungan empirik bagi model pengajaran langsung tersebut datang dari
banyak bidang. Dukungan tersebut yang paling jelas untuk efektivitas kelas datang
dari penelitian efektivitas guru yang dilaksanakan terutama pada dekade 1970-an dan
1980-an, sebuah jenis penelitian yang mempelajari hubungan antara perilaku guru dan
hasil belajar siswa.
Penelitian yang dilakukan oleh Stalling dan para koleganya menunjukkan
pentingnya waktu berada dalam tugas atau time-on-task (Stalling & Kaskowitz,
1974). Penelitian ini menyelidiki kelas-kelas sekolah dasar di mana guru-guru
menggunakan pendekatan sangat beraneka ragam dalam mengajar. Beberapa guru
menggunakan metode-metode yang terstruktur dan formal, sementara yang lain
menggunakan metode yang informal berkaitan dengan kelas terbuka saat itu. Perilaku
guru dalam 166 kelas diamati, dan siswa-siswa mereka dites untuk peningkatan hasil
belajar matematika dan membaca. Dari penelitian tersebut ada dua temuan yang
paling penting dan berdampak jangka-panjang ialah temuan bahwa waktu terjadwal
dan penggunaan tugas-tugas spesifik berhubungan kuat dengan hasil belajar akademik
dan bahwa guru yang menggunakan strategi yang berpusat pada guru (model
pengajaran langsung) lebih berhasil dalam mendapatkan tingkat keterlibatan tinggi
siswa daripada guru yang menggunakan metode pengajaran yang informal dan
berpusat pada siswa. Akhirnya ratusan penelitian dilaksanakan pada 1975 dan 1990,
yang pada dasarnya penelitian menghasilkan temuan-temuan yang sama, terutama
guru yang memiliki kelas yang terorganisir dengan baik di mana dilaksanakan
pengalaman-pengalaman belajar terstruktur yang menghasilkan ratio siswa lebih
tinggi daripada guru yang menggunakan pendekatan-pendekatan yang kurang terpusat
pada guru.
C. Perencanaan Pelajaran Model Pengajaran Langsung
9. Perlu diingatkan kembali tentang pengetahuan deklaratif dan prosedural.
Pengetahuan deklaratif adalah pengetahuan yang dimiliki siswa tentang sesuatu,
sedangkan pengetahuan prosedural adalah pngetahuan teentang bagaimana melakukan
sesuatu. Model pembelajaran langsung telah dirancang secara khusus untuk
membelajarkan siswa tentang pngetahuan prosedural yang dibutuhkan untuk
elkasanakan keterampilan keterampilan kompleks dan sderhana serta pengetahuan
deklaratif yang terstruktr dengan baik dan dapat diajarkan secara langkah demi
langkah.
Model pengajaran langsung dapat diterapkan bagi setiap mata pelajaran,
namun model ini paling cocok untuk mata pelajaran yang berorientasi pada kinerja,
misalnya membaca, menulis, matematika,musik dan pendidikan jasmani. Modelini
juga cocok untuk mata pelajaran berkomponen keterampilan daripada mata pelajaran
berkomponen keterampilan daripada mata pelajaran yang lebih berorientasi pada
informasi,misalnya sejarah dan sains.
Beberapa hal yang dilakukan sekaitan dengan tugas-tugas perencanaan, adalah:
1. Menyiapkan Tujuan
Tujuan pembelajaran merupakan pernyataan yang mendeskripsikan tujuan
guru untuk pertumbuah dan peruahan siswa. Tujuan pembelajaran akan membantu
guru dan siswa untuk mengetahui kemana mereka akan pergi dan kapan mereka akan
sampai pada tujuan. Format magr umumnya merupakan pendekatan yang lebih
disukai. Tujuan-tujuan yang ditulis dalam format mager menjadi dikenal sebagai
tujuan perilaku yang terdiri dari tiga bagian:
Perilaku siswa, Apa yang akan dilakukan siswa atau jenis-jenis perilaku yang
akan diteria guru sebagai bukti bbahwa tujuan tersebut telah dicapai.
Situasi pengetesan, Kondisi saat perilaku tersebut akan teramati atau diharapkan
terjadi.
Kritteri kinerja, Tingkat standar atau kinerja siswa yang dapat diterima
Pada saat guru menulis tujuan perilaku ddengan menggunakan format mager,
direkomendasikan untuk menggunakan kata- kata yang tepat agar tidak mengundang
banyak penafsiran.Contoh kata- kata tepat termasuk menulis,medaftar, mengenal,
membandingkn, contoh kata- kata yang kurang tepat adalah mengetahui, memahami,
menghargai
Tabel 1. Contoh tujuan perilaku dengan menggunakan format mager
Tiga bagian tujuan contoh
Perilaku siswa mengenali kata benda
Situasi pengetesan diberikan suatu daftar kata benda dan kata
kerja
kriteria kinerja menandai paling sedikit 85 persen benar
Perilaku siswa Mendaftar paling sedikit lima penyebab
polusi udara
Situasi pengetesan tes esei tidak boleh buka buku
Kriteris kinerja empat dari lima penyebab
10. 2. Melakukan Analisis Tugas
Analisis tugas merupakan sebuah alat yang digunakan guru untuk
mendefinisikan sebuah keterampilan atau sepenggal pengetahuan tertentu yang ingin
mereka ajarkan. Analisis tugas melibatkan pembagian sebuah keterampilan kompleks
menjadi bagian-bagian koponennya sehingga keterampilan itu dapat diajarkan dengan
cara langkah-demi langkah. Ide utama dibelakang analisis tugas adalah bahwa
pemahaman dan keterampilan kompleks tidakdapat dipelajari sekaligus.sebagi
gantinya, untuk memudahkan pmahaman dan penuntasan,keterampilan dan pemhaaan
kopleks pertama-tama harus dibagi menjadi bagian- bagian komponen yang
signifikan.
Analisi tugas memantu seorang guru mendefinisikan secara tepat apa yang
perlu diperbuat siswa agar dapat melaksana kan keterampilan yng diinginkan. Analisis
tugas dapat dikerjakan melalui langkah-langkah berikut
langkah 1 : Mencari tahu apa yang dilakukan seseorang yang menguasai benar
keterampilan itu ketika keter ampilan itu dilaksanakan.
langkah 2 : Bagi kesluruhan kterampilan itu menjadi subketerampilan
langkah 3 : Atur sub keterampilan itu dlamsuatu urutan yang ogis,yang
menunjukkan sub keterapilan mana yang mngkin mmenjadi prasyarat sub
keterampilan yang lain.
langkah 4 : Rancangan strategi untuk mengajarkan tiap sub keterampilan dan
bagaimana tiap sub keterampilan di gabung
3. Merencanakan waktu dan ruang
Perencanaan untuk waktu dan ruang sangat penting untuk seuah pelajaran
model pengajaran langsung. Guru harus memastikan bahwa waktunya cukup,bahwa
waktu itu sesuai dengan bakat dan kemampuan siswa termotivasi untuk tetap terlibat
sepanjang pelajaran. Memastikan bahwa siswa memahami tujuan pelajaran langsung
tersebut dan mengaitkan pelajaran dengan pengetahuan awal mereka dan minat siswa
merupakan cara untuk meningkatkan perhatian dan keterlibatan siswa.
Perencanaan dan penggelolaan ruang juga sangat penting untuksuatu pelajaran
pengajaran langsung. Kebanyakan guru lebih meyukai menggunakan formasi meja
baris dan kolom yang lbih tradisional .anda ingat formasi ini paing cocok untuk
situasi- situasi yang membutuhkan perhatian terfokus pada guru di depan kelas.
Sebuah alternatif untuk susunan baris dan kolom tradisional adalah susunan meja
berderet horizontal. Siswa duduk cukup dekat satu sama lain dalam jumlah baris yang
lebih sedikit. Susunan ini sering brguna untuk demonstrasi model pengajaran
langsung, sis daapat melihat langsung apa yang sedang terjadi dan merupakan suatu
hal penting bagi siswa berada dekat dengan guru. Baik susunan baris dan kolom
maupun susunan horixontal,kondusif untuk pendekatan pengajaran berpusat pada
siswa yang memiliki ciri interaksi siswa ke siswa.
D. Pelaksanaan Pelajaran Model Pengajaran Langsung
Guru yang berpengalaman masih harus belajar menyesuaikan pelaksanaan
model pengajaran langsung mereka dengan berbagai macam situasi, karena
11. kebanyakan pelajaran meodel pengajaran langsung memiliki lima fase atau langakah
penting. Pelajaran tersebut mulai dengan guru memberikan rasional untuk pengajaran
tersebut,memotivasi sisva, dan mempersiapakan siswa untukbelajar,
Langkah-langkah pembelajaran model pengajaran langsung pada dasarnya
mengikuti pola-pola pembelajaran secara umum. Meliputi tahapan-tahapan sebagai
berikut:
1. Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
Setiap guru wajib menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai
siswa selama atau setelah mengikuti suatu kegiatan pembelajaran. dengan
menyampaikan tujuan pembelajaran yang jelas dan lugas oleh guru maka siswa
akan memiliki alas an mengapa mereka harus terlibat secara aktif dalam kegiatan
belajar. Guru dapat mengkomunikasikan tujuan tersebut kepada siswanya melalui
rangkuman rencana pembelajaran, yang berisi tujuan, tahap-tahap dan isinya serta
alokasi waktu yang disediakan untuk setiap tahap.
Selain menyampaikan tujuan pembelajaran, guru juga harus menarik perhatian
siswa. Guru harus memusatkan perhatian mereka sehingga siswa siap mengikuti
kegiatan pembelajaran. Untuk mencapai tujuan ini, guru dapat mengulang kembali
pokok-pokok pelajaran yang lalu atau dapat juga dengan memberikan pertanyaan
kepada siswa tentang pokok pelajaran sebelumnya.
Terdapat berbagai macam cara untuk menyiapkan siswa pada awal
pembelajaran. Setiap guru memiliki ide-ide kreatif yang berbeda satu sama lain
dalam melaksanakan kegiatan ini. semakin kreatif guru dalam menyiapkan siswa,
maka siswa akan semakin tertarik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.
Tujuan langkah awal ini untuk menarik dan memusatkan perhatian siswa, serta
memotivasi mereka untuk berperan serta dalam pelajaran itu, Siswa perlu
mengetahui dengan jelas, mengapa mereka berpartisipasi dalam suatu pelajaran
tertentu, dan mereka perlu mengetahui apa yang harus dapat mereka lakukan
setelah selesai berperan serta dalam pelajaran.
2. Mempresentasikan atau mendemonstrasikan keterampilan
Fase ini merupakan fase kedua pengajaran langsung. Guru melaksanakan
presentasi atau demonstrasi pengetahuan dan keterampilan. Kunci keberhasilan
kegiatan demonstrasi ialah tingkat kejelasan demostrasi informasi yang dilakukan
dan mengikuti pola-pola demonstrasi yang efektif.
a) Mempresentasikan informasi dengan Jelas
Hasil penelitian secara konsisten menyatakan bahwa kemampuan guru
dalam memberikan informasi (pengetahuan) dengan jelas dan spesifik kepada
siswa akan memberikan dampak positif terhadap proses pembelajaran. Guru
harus menguasai penuh isi pokok bahasan yang akan diajarkannya dan
menyampaikannya dengan teknik komunikasi yang baik dan jelas. biasanya,
kemampuan komunikasi yang baik dan jelas, diperoleh bersamaan dari waktu
ke waktu (pengalaman oleh guru). Meskipun demikian, guru muda (pemula)
dapat melakukan pelatihan terlebih dahulu sebelum mengajar.
Beberapa hal yang dapat dilakukan oleh guru sebelum melakukan
presentasi, yaitu :
12. Menjelaskan tujuan presentasi dengan jelas dan membuat poin-poin
penting agar pembicaraan tidak menyimpang dari pokok pembelajaran.
Lakukan presentasi secara urut dan bertahap.
Berikan contoh nyata yang mudah dipahami oleh siswa. Lakukan beberapa
kali pengulangan pada pokok pembelajaran yang sulit.
Sebelum melanjutkan ke pembahasan selanjutnya, pastikan bahwa siswa
telah paham dengan pokok pembelajaran dengan memberikan pertanyaan.
b) Melakukan demontrasi keterampilan
Pengajaran langsung berpegang teguh pada asumsi, bahwa sebagian
besar yang dipelajari (hasil belajar) berasal dari hasil mengamati orang lain
(Teori Pemodelan Tingkah Laku). Pembelajaran dengan meniru tingkah laku
orang lain, dapat menghemat waktu, biaya, tenaga dan menghindarkan siswa
dari pembelajaran Trial and Error (coba-coba). Akan tetapi, belajar dengan
meniru dapat mengakibatkan terbentuknya tingkah laku yang kurang sesuai,
apalagi jika guru keliru dalam melakukan demonstrasi.
Agar guru dapat melakukan demonstrasi keterampilan dengan baik dan
benar, guru harus menguasai secara penuh tentang konsep atau keterampilan
yang akan didemonstrasikan dan berlatih sebelum melakukan demonstrasi
untuk menguasai konsepnya.
Untuk melakukan demonstrasi dengan benar dan akurat, guru harus
memperhatikan apa yang terjadi pada setiap tahap demonstrasi.
Demonstrasi dilakukan secara urut dan logis.
Agar dapat mendemonstrasikan suatu informasi dengan benar diperlukan
latihan yang intensif dengan memperhatikan aspek-aspek penting dari
konsep yang didemonstrasikan.
3. Memberikan latihan Terbimbing
Salah satu tahap penting dalam pengajaran langsung ialah cara guru
mempersiapkan dan melaksanakan “pelatihan terbimbing.” Keterlibatan siswa
secara aktif dalam pelatihan dapat meningkatkan retensi, membuat belajar
berlangsung dengan lancar, dan memungkinkan siswa menerapkan
konsep/keterampilan pada situasi yang baru. Akal sehat mngatakan bahwa latihan
membuat tugas menjadi sempurna. Tetapi dalam kenyataanya,prinsip ini tidak
selalu dapat dipegang. Untung bagi guru, sejumlah besar temuan penelitian
sekarang bersedia petunjuk yang dapat memandu upaya-upaya melakukan
penelitian.
Dalam banyak hal, khsusnya berhubungan dengan sebuah keterampilan
baru, meupakan hal pnting untuk meminta siswa melakukan kterampilan yang
dibutuhkan untuk periode waktu pendek, dan apabila ketrmapilannya kompleks,
harus disederhanakan terlebih dahulu tugasnya.
4. Mengecek pemahaman dan memberi umpan-balik
Untuk menjamin agar siswa akan mengamati tingkah laku yang benar dan
bukan sebaliknya, guru perlu benar-benar memperhatikan apa yang terjadi pada
setiap tahap demonstrasi ini. Berarti, jika guru perlu berupaya agar segala sesuatu
yang didemonstrasikan juga benar. Jadi jika guru ingin para siswanya melakukan
13. sesuatu dengan benar, ia harus dapat memastikan bahwa keterampilan yang
didemonstrasikan itu benar pula. Pada fase ini sering ditandai dengan guru
mengajukan pertanyaan kepda siswa dan siswa memberi jawaban yang mereka
yakini benar. Pernyataan penting bagi guru adalah bagaiana ia memberi umpan
balik yang efektif untuk kelas dengan jumlah besar. Panduan – pandua yang
dipandang penting akan diuraikan seperti berikut.
Panduan 1 : Memberi umpan alik segera dan scepat mungkin
Panduan 2 : Buat umpan balik spesifik agar membantu sebagian besar siswa
Panduan 3 : Konsentrasikan pada perilaku dan ukan pada keinginan anda yang
harus diinterpretasikan siswa.
Panduan 4 : Jagalah umpan balik yang cocok dengan tingkat perkembangan siswa.
Panduan 5 : Memberi penghargaan dan umpan balik pada kinerj yang benar
Panduan 6 : Apabila memberi umpan baik negatif, Tunjukkan bagaimana cara
melaksanakannya dengan benar.
Panduan 7 : Bantu siswa untuk memfokuskan perhatiannya pada proses, bukan
pada hasil.
bingung
Tugas paling penting bagi guru dalam menggunakan model pengajaran langsung
adalah siswa memberikan umpan balik tentang konsep atau keterampilan yang telah
diberikan. Guru dapat menggunakan berbagai cara untuk memberikan umpan balik
kepada siswa, baik secara lisan, tes maupun komentar tertulis. Fase ini ditandai dengan
guru yang memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa dan siswa memberikan
jawaban apa yang menurut mereka benar. Apabila terdapat kekeliruan dalam
pemahaman siswa, guru harus memperbaiki kukurangan dan kesalahan jawaban dari
siswanya serta mendemonstrasikan ulang konsep atau keterampilan tersebut.
Berikut ini beberapa pedoman dalam memberikan umpan balik yang efektif kepada
siswa dengan jumlah yang banyak :
a) Umpan balik diberikan segera setelah latihan, agar siswa dapat mengingat kinerja
mereka sendiri. Misalnya, guru memberikan hasil tes tulis kepada siswanya
sesegera mungkin agar siswa dapat menyadari kesalahannya dan mendiskusikan
kesalahannya bersama-sama dengan teman.
b) Umpan balik harus diberikan secara jelas dan spesifik agar siswa dapat memahami
kesalahannya. Misalnya, “Dua kata tertulis salah pada laporan anda: Terbikti dan
Terbilanh”.
c) Umpan balik akan bermanfaat bagi siswa apabila ditujukan langsung pada tingkah
laku dan bukan pada maksud yang tersirat dalam tingkah laku tersebut. Misalnya,
“Saya tidak dapat membaca tulisan anda karena jarak antar kata terlalu dekat”.
d) Umpan balik yang diberikan harus sesuai dengan tingkat perkembangan siswa
agar siswa tidak bingung dalam menanganinya. Misalnya, sesorang yang baru
belajar mengendarai mobil dapat menerima dengan baik agar tidak melepas
kopling terlalu cepat, agar mobil tidak meloncat-loncat.
e) Berikan umpan balik positif (pujian) kepada siswa yang kinerjanya benar. berikut
ini hal-hal yang dapat dilakukan oleh guru dalam berupaya memperbaiki kinerja
siswanya.
14. Memperbaiki kinerja siswa yang salah dengan memberikan pertanyaan
sedemikian hingga siswa akan memberikan jawaban yang benar.
Berikan siswa petunjuk, pengarahan ataupunn pancingan.
Percayalah bahwa siswa pasti bertanggung jawab terhadap hasil belajarnya.
f) Umpan balik negatif harus disertai dengan demonstrasi oleh guru tentang
bagaimana melakukannya dengan benar.
g) Sadarkan siswa bahwa “proses” lebih penting dari pada “hasil”. Karena
kebanyakan dari siswa akan memusatkan perhatiannya pada hasil dengan
menghiraukan bagaimana cara dia dapat memperoleh hasil tersebut (proses).
h) Mengajarkan kepada siswa untuk memberikan umpan balik kepada dirinya sendiri
dan menilai keberhasilan atas kinerja yang dilakukannya seorang diri.
5. Memberi latihan lanjutan dan transfer
Agar dapat mendemonstrasikan sesuatu dengan benar diperlukan latihan yang
intensif, dan memperhatikan aspek-aspek penting dari keterampilan atau konsep
yang didemonstrasikan. Latihan mandiri yang diberikan kepada siswa biasanya
berupa pekerjaan rumah. Pekerjaan rumah dapat membuat siswa berlatih secara
mandiri dan kesempatan bagi siswa untuk menerapkan konsep atau keterampilan
yang telah dipelajarinya. Berikut ini panduan umum untuk latihan mandiri yang
diberikan kepada siswa sebagai pekerjaan rumah.
a) Pekerjaan rumah yang diberikan merupakan kelanjutan dari pelatihan dan
dapat digunakan sebagai persiapan untuk pembelajaran selanjutnya.
b) Guru dapat menginformasikan kepada orang tua siswa tentang tingkat
keterlibatan mereka dalam membantu anaknya dalam mengerjakan pekerjaan
rumah,
c) Guru seharusnya memberikan umpan balik kepada siswa mengenai pekerjaan
rumah yang telah diselesaikannya.
Tabel 2. Sintaks Model Pengajaran Langsung
Fase Perilaku Guru
Fase 1
Menyampaikan tujuan dan
memotivasi siswa
Guru mengkounikasikan garis besar
tujuan pelajaran tersebut. Memeberi
informasi latar belakang dan menjelaskan
mengapa pelajaran itu penting
mempersiapkan siswa untuk belajar
Fase 2
Mempresentasikan pengetahuan
atau mendemonstrasikan
keterampilan
Guru mempresentasikan pengetahuan
tersebut dengan benar atau
mendemonstrasikan keterapilan langkah
demi langkah
Fase 3
Memberi latihan terbimbing
Guru memberi dan membibing latihan
awal
Fase 4
Mengecek pemahaman dan
memberi umpan balik
Gurum engecek untuk mencari tahu
apakah siswa melakukan tugas dengan
benar dan memberi uman balik
15. Fase 5
Memberi latihan lanjutan dan
transfer
Guru mempersiapkan kondisi untuk
latihan lanjutan dengan memusatkan
perhatian pada transfer keterampilan
tersebut ke situasi-situasi lebih kompleks
E. Pengelolaan Lingkungan Pembelajaran
Pada model pengajaran langsung, guru sebagai pusat pembelajaran dan siswa
sebagai pengamat dan pendengar yang seksama. Kebanyakan guru menyusun
lingkungan pembelajaran yang seperti itu. Sehingga perilaku menyimpang tersebut
harus segera ditangani degan cermat dan tepat
Lingkungan belajar merupakan satu dari sekian faktor yang mempengaruhi
perkembangan belajar siswa. Lingkungan belajar siswa tidak hanya mencakup
lingkungan belajar di sekolah saja namun juga lingkungan belajar di rumah. Karena
lingkungan belajar di sekolah juga merupakan faktor penunjang prestasi belajar siswa,
oleh karena itu penting sekali bagi guru untuk mendesain lingkungan belajar
sedemikian rupa hingga siswa bisa fokus dalam kegiatan belajar mengajar.
Lingkungan belajar yang baik tentunya akan berdampak pada hasil belajar siswa yang
baik. Berhasil atau tidaknya suatu proses belajar tidak hanya bergantung pada
lingkungan belajar saja. Dalam hal ini, guru juga berperan penting dalam perencanaan
proses belajar mengajar. Perencanaan yang baik akan menghasilkan lingkungan
dimana siswa bisa lebih aktif dan kreatif karena siswa memiliki kesempatan belajar
dan mengasah ketrampilannya dengan lebih baik.
Model pembelajaran langsung sangat sesuai untuk mengajarkan fakta, aturan,
dan urutan tindakan. Oleh karena itu penting untuk menciptakan lingkungan yang
kondusif bagi siswa. Karena model pembelajaran langsung biasanya memerlukan
ceramah maka penting untuk mengatur siswa supaya semua siswa mampu menangkap
isi materi yang disampaikan guru dengan mudah misalnya bisa dengan bantuan
proyektor dan powerpoint. Susunan temat duduk siswa sebaiknya membentuk baris
lurus dan bukan berkelompk-kelompok. Menurut Arends, dalam penerapan model
pembelajaran langsung lingkungan belajar seharusnya mempertahankan konsentrasi
siswa dan mengharapkan siswa untuk menjadi pengamat, pendengar dan peserta yang
tajam.
Selain pengaturan tempat duduk, model pembelajaran langsung memerlukan
sejumlah teknik dan gaya manajemen untuk memfasilitasi siswa ketika guru
memberikan tugas. Model pembelajaran langsung membutuhkan rencana pelajaran
yang bagus yang melibatkan siswa saat mereka duduk diam mendengarkan ceramah
sedemikian hingga siswa tidak kehilangan perhatian dan konsentrasi. Ceramah yang
monoton bisa sulit bagi beberapa siswa dan mereka bisa menjadi gelisah atau
mengganggu siswa lain karena perhatian mereka hilang, sehingga pembuka yang
menarik, komponen visual dan audio, presentasi powerpoint informatif namun tidak
panjang merupakan beberapa hal yang bisa membantu mendapatkan perhatian siswa
dan tetap fokus. .
16. Selain itu salah satu cara untuk pengelolaan lingkungan pembelajaran yang
harus diperhatikan oleh guru yakni latihan mandiri. Latihan mandiri ini dapat berupa
pekerjaan rumah atau pekerjaan di sekolah atau seatwork, memberi sebuah
kesempatan kepada siswa untuk menerapkan sendiri keterampilan – keterampilan
baru yang diperolehnya, sedemikian rupa sehingga halt u harusnya dipandang sebagai
sebuah lanjutan, bukan sebuah pengajaran lanjutan. Latihan mandiri juga dapat
digunakan sebagai cara untuk memanjangkan waktu belajar siswa. Namun, guru tidak
boleh memberi pekerjaan rumah secara asal – asalan. Apabila guru tidak menghargai
pekerjaan rumah siswa, maka siswa akan malas melakukan pekerjaan rumah tersebut.
Tiga panduan umum latihan mandiri yang berupa pekerjaan rumah:
1. Berikan siswa pekerjaan rumah yang dapat dikerjakan siswa dengan berhasil.
Pekerjaan rumah hendaknya tidak melibatkan kelanjutan pengajaran tetapi lebih
merupakan kelanjutan latihan atau persiapan untuk isi hari pelajaran berikutnya.
2. Berikan informasi pada orang tua tentang tingkat keterlibatan yang diharapkan
dari mereka. Apakah mereka diharapkan untuk membantu anak – anak dalam
mengerjakan pekerjaan rumah yang sulit atau hanya memberi suasana yang
menunjang sehingga mereka menyelesaikan pekerjaan rumah? Apakah orang tua
diharapkan untuk memeriksa pekerjaan rumah tersebut? Apakah orang tua
mengetahui kurang lebih frekuensi dan durasi tugas – tugas pekerjaan rumah?
3. Berikan umpan balik pada pekerjaan rumah tersebut. Kebanyakn guru hanya
mengecek saja untuk mengetahui apakah pekerjaan rumah tersebut dikerjakan
atau tidaktanpa memeriksa hasil pekerjaan siswa. Tindakan ini sama saja member
tahu pada siswa namun secara tersirat bahwa pekerjaan rumah itu tidak masalah
benar salahnya sepanjang siswa mengerjakan tugas tersebut. Sehingga membuat
siswa merasa biasa saja terhadap pekerjaan rumah dan cukup menulis apa yang ia
tahu untuk mengerjakan pekerjaan rumah tanpa dicek kebenarannya. Salah satu
metode memberikan umpan balik yaitu dengan mengoreksi pekerjaan rumah
tersebut lalu memberikan nilai terhadap pekerjaan rumah tersebut. Serta
melibatkan siswa dengan cara bertanya jawaban dari soal pada pekerjaan rumah
tesebut.
F. Asesmen dan Evaluasi
A. Pengertian Asesmen dan Evaluasi
Menurut KBBI asesmen merupakan kata serapan dari bahasa inggris
“assessment” yang memiliki arti penaksiran dan penilaian. Sedangkan
evaluasi merupakan kata serapan dari bahasa Inggris "evaluation" yang diartikan
sebagai penaksiran atau penilaian. Walaupun asesmen dan evaluasi memiliki
pengertisn yang sama namun kedua kata tersebut memiliki makna yang berbeda
dalam pembelajaran. Asesmen adalah proses mengumpulkan data dan menelaah
keunggulan, kebutuhan, kemampuan, deskripsi pencapaian perkembangan selama
proses pembelajaran. Sedangkan evaluasi adalah mengukur kemampuan siswa,
sejauh mana perubahan siswa setelah proses pembelajaran.
Evaluasi merupakan bagian dari proses pembelajaran yang disusun secara
sistematis untuk menentukan sejauh mana kemampuan siswa sehingga guru bisa
17. mengetahui apakah tujuan-tujuan pembelajaran sudah tercapai atau belum.
Evaluasi juga memilii kaitan dengan nilai-nilai yang ditetapkan pada kurikulum
yang berlaku. Ada banyak bentuk-bentuk evaluasi seperti tes, kuis, ujian, atau
tugas kelompok
B. Tujuan Asesmen dan Evaluasi
Tujuan Asesmen
Asesmen penting untuk memantau perkembangan kemampuan siswa selama
berlangsungnya proses pembelajaran, sebagai pandangan untuk mengubah
strategi atau mempertahankan streategi dalam meneruskan proses
pembelajaran sebelumnya. Berikut beberapa tujuan-tujuan asesmen:
1. Mementukan kemajuan perkembangan prestasi siswa
2. Membuat penempatan atau promosi
3. Mendiagnosis masalah belajar yang dihadapi siswa
4. Mengidentifikasi siswa dengan kebutuhan khusus
Tujuan Evaluasi
Evaluasi pembelajaran penting sekali untuk menilai kemajuan atau
kemunduran kemampuan siswa setelah proses pembelajaran, sebagai
pandangan apa yang harus dilakukan untuk kebaikan siswa tersebut. Berikut
beberapa tujuan-tujuan evaluasi pembelajaran:
1. Menentukan hasil belajar siswa secara kuantitas atau nilai angka yang
selanjutnya akan menjadi laporan kepada orang tua siswa tentang
perkembangan kemampuan siswa.
2. Memberikan fasilitas pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan dan
minat siswa.
3. Mengenal latar belakang siswa yang dapat berguna untuk menyelesaikan
permaslahan-permasalahan yang dimiliki siswa dalam mengikuti proses
belajar mengajar seperti sebab-sebab kesulitan belajar yang pada akhirnya
dapat menjadi input atau masukan bagi tugas BP, bimbingan dan
penyuluhan.
4. Memperbaiki dan menyempurnakan kegiatan guru.
C. Penyajian Hasil Evaluasi
Setiap guru memiliki cara menyajikan hasil evaluasi dengan format yang
berbeda-beda, terkecuali ada peraturan dari sekolah. Berikut contoh-contoh
penyajian hasil evaluasi :
1. Evaluasi dengan format angka, misalnya 1-10 atau 1-100.
2. Evaluasi dengan format huruf, misalnya A, A-, B+, B, B-.
3. Evaluasi dengan format kategori, misalnya baik, kurang baik, cukup baik.
4. Evaluasi dengan format uraian, misanya perlu banyak membaca dan latihan.
5. Evaluasi dengan format kombinasi angka, huruf, kategori dan uraian.
D. Prinsip-Prinsip Umum Kontruksi Test
Grondlund (1982) memberikan 5 prinsip dasar untuk membimbing guru pada
saat mereka merancang sistem penilaian dan menciptakan tes mereka sendiri.
1. Sesuai dengan tujuan pembelajaran.
18. Guru seharusnya mengkonstruksi suatun tes secara jelas untuk mengukur
tujuan pembelajaran yang telah dikomunikasikan kepada siswa.
2. Mencakup semua tugas pembelajaran.
Tes yang baik tidak hanya mengukur aspek hafalan, tetapi juga mengukur
ketercapaian proses berfikir tinggi dan keterampilan yang kompleks.
3. Menggunakan soal tes yang sesuai.
Soal tes tulis berbentuk memasangkan, pilihan ganda, benar-salah dan
pengisian digunakan untuk mengukur hafalan. Soal tes tulis berbentuk uraian
digunakan untuk mengukur ketercapaian proses berfikir tinggi. Soal tes lisan
berbentuk wawancara untuk mengukur kemampuan siswa dalam
mengemukakan pendapat secara lisan dan terurai.
4. Tes valid dan reliable
Suatu tes dikatakan valid, jika tes tersebut benar-benar mengukur tujuan
pembelajaran yang harus diukur. Sedangkan, suatu tes dikatakan reliable, jika
dapat menghasilkan hasil pengukuran yang relatif konstan pada kelompok
siswa yang sama tetapi pada waktu yang berbeda.
5. Memanfaatkan hasil tes untuk memperbaiki proses belajar mengajar
Hasil tes dimanfaatkan sebagai umpan balik untuk memperbaiki aspek-aspek
mengajar guru dan proses belajar.
E. Makna Evaluasi
Banyak sekali makna evaluasi dalam pembelajaran, baik bagi siswa, guru, dan
sekolah. Manfaat-manfaat evaluasi bagi siswa, guru, dan sekolah yakni sebagai
berikut:
1. Makna bagi siswa
Siswa dapat mengetahui sejauh mana telah berhasil mengikuti pelajaran
yang diberikan oleh guru. Hasil yang diperoleh siswa dari pekerjaan menilai
ini ada kemungkinan:
a. Memuaskan, jika siswa memperoleh hasil yang memuaskan dan hal itu
menyenangkan, tentu kepuasan itu ingin diperolehnya lagi pada
kesempatan yang lain.
b. Tidak memuaskan, jika siswa tidak puas dengan hasil yang diperoleh, ia
akan berusaha agar lain kali keadaan itu tidak terulang lagi.
2. Manfaat bagi guru
a. Dapat mengetahui kemajuan siswanya.
b. Dapat mengetahui apakah materi yang diajarkan sudah tepat atau belum.
c. Dapat mengetahui metode atau model yang digunakan sudah tepat atau
belum.
3. Makna bagi sekolah
a. Dapat mengetahui apakah kondisi belajar yang diciptakan sekolah sudah
sesuai dengan harapan atau belum.
b. Dapat mengetahui tepat atau tidaknya kurikulum yang dilaksanakan di
sekolah.
c. Dapat digunakan untuk menentukan kualitas sekolahnya.
19. BAB III
KESIMPULAN
Model pengajaran langsung merupakan sebuah cara yang efektif untuk
mengajar keterampilan dan informasi dasar kepada siswa. Model pengajaran langsung
dirancang untuk membelajarkan siswa tentang pengetahuan yang terstruktur dengan
baik dan dapat diajarkan langkah demi langkah. Model tersebut tidak dimaksudkan
untuk mengembangkan keterampilan sosial dan berfikir tingkat tinggi. Model
pengajaran langsung ini berpusat pada guru. Tujuan dari model pengajaran langsung
adalah agar pemahaman pengetahuan deklaratif dan prosedural dapat meningkatkan
keterampilan dasar dan keterampilan akademik siswa sehingga tujuan pembelajaran
yang diharapkan dapat tercapai dengan baik serta memperoleh peningkatan dalam
hasil belajar.
Teori-teori yang melandasi model belajar langsung ini adalah Dalam buku
tersebut terdapat tiga teori yang menggunaan model pengajaran langsung masa kini,
yaitu: teori belajar perilaku, teori pembelajaran sosial, dan penelitian efektivitas guru.
Dalam model pengajaran langsung terdapat tugas-tugas perencanaan dalam
melaksanaan suatu model pembelajaran langsung, yaitu merumuskan tujuan,
melakukan analisis tugas, dan merencanakan waktu dan ruang. Selain itu juga
terdapat tugas-tugas pelaksanaan model pengajaran langsung yang terdiri dari lima
fase atau langkah, diantaranya adalah menyampaikan tujuan dan menyiapkan siswa,
mempresentasikan dan mendemonstrasikan materi pembelajaran, memberikan latihan
terbimbing, mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik dan memberikan
latihan mandiri
Dalam model pengajaran langsung, penting untuk menciptakan lingkungan
yang kondusif bagi siswa. Selain pengaturan tempat duduk, model pembelajaran
langsung memerlukan sejumlah teknik dan gaya manajemen untuk memfasilitasi
siswa ketika guru memberikan tugas.
Asesmen dan evaluasi digunakan untuk mengukur kemampuan siswa, sejauh
mana perubahan siswa setelah proses pembelajaran. Penting sekali untuk memantau
kemajuan atau kemunduran kemampuan siswa, sebagai pandangan apa yang harus
dilakukan untuk kebaikan siswa tersebut.
20. Daftar Pustaka
Waseso,Ikhsan. 2014. Evaluasi Pembelajaran. http://repository.ut.ac.id/3807/1/PGTK2303-
M1.pdf diakeses pada tanggal 25 agustus 2018 pukul 10.46 WIB
Nur.2005.Guru yang Berhasil dan Model Pengajaran Langsung.Surabaya: Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan Jawa Timur