Van Hiele mengembangkan teori tahapan pemahaman geometri yang terdiri dari 5 tahap, yaitu pengenalan, analisis, pengurutan, deduksi, dan keakuratan. Teori ini berpengaruh besar dalam pengajaran geometri sekolah dengan menekankan pentingnya kesesuaian antara tingkat pemahaman siswa dan tingkat kesulitan materi pengajaran.
ppt bangun datar ini untuk memenuhi tugas mata kuliah pbm. dimana ppt ini disajikan sebagai media pembelajaran dalam proses belajar dan mengajar. ppt ini disajikan dalam bentuk simple dan banyak animasinya. semoga bermanfaat bagi kalian yang membacanya :)
ppt bangun datar ini untuk memenuhi tugas mata kuliah pbm. dimana ppt ini disajikan sebagai media pembelajaran dalam proses belajar dan mengajar. ppt ini disajikan dalam bentuk simple dan banyak animasinya. semoga bermanfaat bagi kalian yang membacanya :)
Model pembelajaran matematika tipe jigsawkikiismayanti
salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam proses belajar mengajar adalah model pembelajaran tipe jigsaw. pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw merupakan salah satu tipe pembelajaran yang mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai materi pembelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal. Pembelajaran kooperatif terutama tipe Jigsaw dianggap cocok diterapkan dalam pendidikan di Indonesia karena sesuai dengan budaya bangsa Indonesia yang menjunjung tinggi nilai gotong royong.
10 Strategi Pemecahan Masalah MatematikaRudi Hartono
Berisi 10 strategi pemecahan masalah matematika beserta contoh soal dikutip dari buku Problem-Solving Strategies For Efficient And Elegant Solutions: A resource for the mathematics teacher (Posamentier & Krulik)
Model pembelajaran matematika tipe jigsawkikiismayanti
salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam proses belajar mengajar adalah model pembelajaran tipe jigsaw. pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw merupakan salah satu tipe pembelajaran yang mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai materi pembelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal. Pembelajaran kooperatif terutama tipe Jigsaw dianggap cocok diterapkan dalam pendidikan di Indonesia karena sesuai dengan budaya bangsa Indonesia yang menjunjung tinggi nilai gotong royong.
10 Strategi Pemecahan Masalah MatematikaRudi Hartono
Berisi 10 strategi pemecahan masalah matematika beserta contoh soal dikutip dari buku Problem-Solving Strategies For Efficient And Elegant Solutions: A resource for the mathematics teacher (Posamentier & Krulik)
Implementasi teori van hiele dalam materi bangun ruang luas permukaan kubus d...nurwa ningsih
oleh neneng
Nurwaningsih
(06081281520066)
Nurwaningsih30@gmail.com
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2017
semoga bermanfaat
Artikel Pembelajaran Matematika Materi Segitiga Melalui Kooperatif Group to G...Ira Marion
Di dalam artikel ini berisikan pembelajaran matematika materi segitiga menggunakan kooperatif group to group exchange. Di dalam artikel ini juga terdapat langkah-langkah pembelajarannya . Semoga dengan adanya artikel ini para guru bisa memberikan pembelajaran yang maksimal.
bdp Nurwaningsih pengertian segitiga dan tahapan pembelajaran sesuai dengan t...nurwa ningsih
belajar dan pmb mtk
oleh neneng
Nurwaningsih
(06081281520066)
Nurwaningsih30@gmail.com
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2017
semoga bermanfaat
Keanekaragaman Budaya Indonesia dengan 34 Provinsi.
Menunjukan dan menjelaskan tiap provinsi dengan masing-masing keanekaragamannya seperti rumah adat, pakaian adat, tarian tradisional, senjata tradisional, makanan khas daerah dan bahasa daerah.
Dalam perangkat pembelajaran ini, terdapat:
1. RPP lengkap dengan rubrik dan instrumen penilaian.
2. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
3. Soal Evaluasi
Perangkat Pembelajaran Tematik SD Kelas V Tema 3 Subtema 2 Kurikulum 2013 Rev...Egha Rhiyanti Putri
Dalam perangkat pembelajaran ini, terdapat beberapa lampiran berupa:
1. Peta Konsep Tema 3 Subtema 2 Pembelajaran 1
2. Silabus Tematik Kelas V SD Kurikulum 2013 Revisi 2017
3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
4. Bahan Ajar Tema 3 Subtema 2 Pembelajaran 1 (Bahasa Indonesia dan IPA)
5. Lembar Kerja Peserta DIdik (LKPD)
6. Evaluasi Pembelajaran
7. Rubrik Penilaian
Perangkat Pembelajaran Matematika Kelas V SD Kurikulum 2013 Materi Penyajian ...Egha Rhiyanti Putri
Dalam perangkat pembelajaran ini, terdapat beberapa lampiran berupa:
1. Silabus Matematika Kelas V SD Kurikulum 2013 Revisi 2017
2. RPP Matematika Kelas V SD Materi Penyajian dan Penafsiran Data Tunggal
3. Bahan Ajar Penyajian dan Pengolahan Data Tunggal
4. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
5. Evaluasi Pembelajaran
6. Rubrik Penilaian (Pengetahuan,Sikap, Keterampilan)
Portofolio ini merupakan kumpulan tugas pendidikan seni rupa yang berasal dari beberapa sumber. Terdiri dari berbagai macam hal tentang seni, yaitu:
1. Pengertian Seni
2. Fungsi Pendidikan Seni
3. Ruang Lingkup Pendidikan Seni
4. Periodisasi dan Tipologi Perkembangan Anak
5. Analisis SBDP kelas 5 SD Kurikulum 2013
6. Analisis Gambar Anak SD
7. Pengertian pensil, kertas gambar, teknik menggambar, dan doodle
8. Apresiasi seni, karya seni, unsur seni, dan prinsip seni
9. Jenis kuas, cat air, palet, teknik penggunaan kuas dan krayon
10. Beberapa seniman Internasional dan Indonesia beserta karyanya
Kerajinan batik ini di Indonesia telah dikenal sejak zaman Majapahit dan terus berkembang hingga kerajaan berikutnya. Meluasnya kesenian batik menjadi milik rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad XVIII atau awal abad XIX. Batik yang dihasilkan ialah batik tulis sampai awal abad XX dan batik cap dikenal baru setelah usai Perang Dunia I atau sekitar 1920. Kini batik sudah menjadi bagian pakaian tradisional Indonesia.
Batik adalah salah satu cara pembuatan bahan kain. Selain itu batik bisa mengacu pada dua hal. Yang pertama adalah teknik pewarnaan kain dengan menggunakan malam, teknik ini adalah salah satu bentuk seni kuno yang berguna untuk mencegah pewarnaan sebagian dari kain. Dalam literature Internasional, teknik ini dikenal sebagai wax-resist dyeing. Pengertian kedua adalah kain atau busana yang dibuat dengan teknik tersebut, termasuk penggunaan motif-motif tertentu yang memiliki kekhasan. Batik Indonesia, sebagai keseluruhan teknik, teknologi, serta pengembangan motif dan budaya yang terkait.
Penelitian kuantitatif merupakan salah satu jenis penelitian yang spesifikasinya adalah sistematis, terencana, dan terstruktur dengan jelas sejak awal hingga pembuatan desain penelitiannya. Proses pembuatan proposal penelitian biasanya dimulai dari pembuatan judul. Selanjutnya jika judul sudah tepat, maka dapat lmemulai penulisan BAB I sampai dengan II, dimana pada pada Bab I terdapat 5 bagian, yaitu; (1) Latar belakang, (2) Identifikasi masalah, (3) Perumusan masalah, (4) Pembatasan masalah, dan (5) Kegunaan Penelitian. Pada Bab II terdapat 4 bagian, yaitu; (1) Deskripsi teoritik, (2) Penelitian yang relevan, (3) Kerangka berpikir, dan (4) Hipotesis penelitian. Pada Bab III terdapat 8 bagian, yaitu; (1) Tujuan Penelitian, (2) Tempat dan waktu penelitian, (3) Metode penelitian, (4) Desain penelitian, (5) Populasi dan sampel, (6) Teknik pengumpulan data, (7) Instrumen penelitian, dan (8) Teknik analisis data.
This method is based on the principles of behavior psychology. It adapted many of the principles and procedures of the Direct Method, in part as a reaction to the lack of speaking skills of the Reading Approach
- Jill Kerper Mora from San Diego University
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Rebuplik Indonesia Nomor 111 tahun 2014 Tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Menengah menunjukan bahwa setiap peserta didik memiliki potensi untuk berkembang secara optimal
Bimbingan psiko-edukatif sebagai bagian integral dari pendidikan adalah upaya memfasilitasi dan memandirikan peserta didik dalam rangka tercapainya perkembangan yang utuh dan optimal.
Sebagaimana seperti yang terdapat pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Rebuplik Indonesia Nomor 111 tahun 2014 Tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Menengah menunjukan bahwa setiap peserta didik memiliki potensi untuk berkembang secara optimal
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
3. Van Hielle adalah seorang guru
matematika bangsa Belanda yang
mengadakan penelitian dalam pengajaran
geometri. Menurut Van Hielle, ada tiga
unsur utama dalam pengajaran geometri,
yaitu waktu, materi pengajaran,dan
metode pengajaran yang diterapkan. Jika
ketiga unsur ditata secaraterpadu, akan
dapat meningkatkan kemampuan berfikir
anak kepada tahapanberfikir yang lebih
tinggi. Teori Van Hiele dikembangkan oleh
Pierre Marie Van Hiele dan Dina Van Hiele-
Geldof sekitar tahun 1950-an, hingga saat
ini telah diakui secara internasional dan
memberikan pengaruh yang kuat dalam
pembelajaran geometri sekolah.
Biografi
Van Hielle
4. PENGERTIAN
BELAJAR MATEMATIKA
Pembelajaran matematika adalah suatu proses interaksi antara pendidik dengan
peserta didik sehingga terjadi perubahan tingkah laku peserta didik, yang
membawa kepada pemahaman tentang ide–ide abstrak terorganisir secara
sistematis.
Madja mengemukakan bahwa pembelajaran geometri merupakan hal yang sangat
penting karena pembelajaran geometri sangat mendukung banyak topik lain,
seperti vektor, dan kalkulus serta mampu mengembangkan kemampuan
memecahkan masalah.
5. KARAKTERISTIK
TEORI BELAJAR VAN HIELE
1. Proses yang tidak kontinu. (terdapat loncatan di dalam kurva
belajar yang memperlihatkan adanya membedakan tingkatan
berpikir)
2. Tingkatan Van Hiele bersifat hierarkis dan sekuensial. Untuk
mencapai tingkat yang lebih tinggi, siswa harus menguasai
sebagian besar tingkat sebelumnya
6. KARAKTERISTIK
TEORI BELAJAR VAN HIELE
3. Konsep yang secara implisit dipahami pada suatu tingkat menjadi
eksplisit pada tingkat berikutnya.
Misalnya: Pada mengenal bangun berdasarkan sifat bangun
secara utuh, tetapi pada tingkat analisis, bangun tersebut
dianalisis sehingga sifat-sifat serta komponennya ditemukan.
4. Setiap tingkatan masing-masing mempunyai simbol bahasa
tersendiri dan sistem yang mengaitkan simbol-simbol itu.
7. TAHAPAN PEMAHAMAN GEOMETRI
MENURUT VAN HIELE
Tahap Pengenalan
Tahap Analisis
Tahap Pengurutan
Tahap Deduksi
Tahap Keakuratan
Pengenalan konsep-konsep
geometri dalam matematika yang di
dasarkan pada karakteristik visual
atau penampakan bentuknya.
Kemampuan berpikir siswa masih
berdasarkan pada kesamaan bentuk
secara visual. Sebagai contoh, siswa
dapat mengenal suatu bagun
persegi panjang, karena bentuknya
seperti”papan tulis”
8. TAHAPAN PEMAHAMAN GEOMETRI
MENURUT VAN HIELE
Tahap Pengenalan
Tahap Analisis
Tahap Pengurutan
Tahap Deduksi
Tahap Keakuratan
Siswa pada tahap ini mengakui dan
dapat mencirikan bentuk-bentuk
bangun geometri berdasarkan sifat-
sifatnya, dan sudah tampak adanya
analisis terhadap konsep-konsep
geometri.
Pada tahap ini anak sudah mengenal
sifat-sifat bangun geometri, seperti
pada sebuah kubus banyak sisinya
ada 6 buah, sedangkan banyak
rusuknya ada 12.
9. TAHAPAN PEMAHAMAN GEOMETRI
MENURUT VAN HIELE
Tahap Pengenalan
Tahap Analisis
Tahap Pengurutan
Tahap Deduksi
Tahap Keakuratan
Siswa terhadap geometri lebih
meningkat lagi dari sebelumnya.
Anak sudah mampu mengetahui
hubungan yang terkait antara suatu
bangun geometri dengan bangun
geometri lainnya
Misalnya, siswa sudah mengetahui
jajargenjang itu trapesium, belah
ketupat adalah layang-layang, kubus
itu adalah balok.
10. TAHAPAN PEMAHAMAN GEOMETRI
MENURUT VAN HIELE
Tahap Pengenalan
Tahap Analisis
Tahap Pengurutan
Tahap Deduksi
Tahap Keakuratan
Pada tahap ini anak sudah dapat
memahami deduksi, yaitu
mengambil kesimpulan secara
deduktif
Sebagai contoh untuk menunjukkan
bahwa jumlah sudut-sudut dalam
jajargenjang adalah 360o secara
deduktif dibuktikan dengan
menggunakan prinsip kesejajaran.
11. TAHAPAN PEMAHAMAN GEOMETRI
MENURUT VAN HIELE
Tahap Pengenalan
Tahap Analisis
Tahap Pengurutan
Tahap Deduksi
Tahap Keakuratan
Pada tahap ini anak sudah
memahami betapa pentingnya
ketepatan dari prinsip-prinsip
dasar yang melandasi suatu
pembuktian.
Pada tahap ini memerlukan tahap
berpikir yang kompleks dan rumit.
Oleh karena itu, jarang atau hanya
sedikit sekali anak yang sampai
pada tahap berpikir ini sekalipun
anak tersebut sudah berada di
tingkat SMA.
12. FASE – FASE PEMBELAJARAN
MENURUT VAN HIELE
Fase 1
• Informasi
• Menggunakan tanya-jawab dan kegiatan tentang objek-objek yang dipelajari pada
tahap berpikir siswa. (objek yang dipelajari adalah sifat komponen dan hubungan
antar komponen bangun-bangun segi empat)
Fase 2
• Orientasi
• Siswa menggali topik yang dipelajari melalui alat-alat yang dengan cermat
telah disiapkan guru. Aktivitas ini akan membuat siswa memahami ciri-ciri
sifat komponen dan hubungan antar komponen suatu bangun segi empat.
13. FASE – FASE PEMBELAJARAN
MENURUT VAN HIELE
Fase 3
• Penjelasan
• Berdasarkan pengalaman sebelumnya, siswa menyatakan pandangan yang muncul
mengenai struktur yang diobservasi. (siswa menggunakan bahasa yang tepat dan
akurat, guru memberi bantuan sesedikit mungkin)
Fase 4
• Orientasi Bebas
• Siswa menghadapi tugas-tugas yang lebih kompleks beberapa memerlukan banyak
langkah, tugas yang dilengkapi dengan banyak cara, dan tugas yang open-ended.
14. FASE – FASE PEMBELAJARAN
MENURUT VAN HIELE
Fase 5
• Integrasi
• Siswa meninjau kembali dan meringkas apa yang telah dipelajari. . Pada akhir fase
kelima ini siswa mencapai tahap berpikir yang baru. Siswa siap untuk mengulangi fase-
fase belajar pada tahap sebelumnya.
16. FASE 1: INFORMASI
Dengan memakai gambar bermacam-macam bangun segiempat, siswa
diinstruksikan untuk memberi nama masing-masing bangun.
Guru mengenalkan kosa kata khusus, seperti: simetri lipat, simetri putar,
sisi berhadapan, sudut berhadapan, dan sisi sejajar.
Dengan metode tanya jawab, guru menggali kemampuan awal siswa.
17. FASE 1: INFORMASI
Persegi
1. Keempat sisinya sama
panjang
2. Keempat sudutnya
sama besar
Persegi Panjang
1. Sisi yang berhadapan
sama panjang
2. Keempat sudutnya
sama besar
18. FASE 1: INFORMASI
Trapesium
1. Satu pasang sisi yang
berhadapan sejajar.
Jajar genjang
1. Sisi yang berhadapan sama
panjang
2. Sudut yang berhadapan sama
besar
19. FASE 1: INFORMASI
Layang – Layang
1. dua pasang sisi
yang tidak berhadapan
sama panjang.
2. Satu pasang sudut
yang berhadapan sama
besar
Belah Ketupat
1. Keempat sisinya sama
panjang
2. Sudut yang berhadapan
sama panjang
20. Siswa diminta membuat suatu model bangun segiempat dari kertas. Siswa menyelidiki:
• Banyaknya sisi berhadapan yang sejajar
• Sudut suatu bangun siku-siku atau tidak
Siswa diminta untuk melipat model bangun tersebut. Kegiatan ini dimaksudkan untuk
menemukan sumbu simetri. Selanjutnya siswa diinstruksikan untuk menyelidiki
banyaknya sumbu simetri yang dimiliki oleh suatu bangun.
FASE 2: ORIENTASI
21. Melipat model tersebut pada diagonalnya, kemudian menempatkan yang satu di atas
yang lain. Siswa diminta untuk menyelidiki banyaknya pasangan sudut berhadapan yang
besarnya sama.
Memotong pojok yang berdekatan, kemudian menempatkan salah satu sisi potongan
pertama berimpit dengan salah satu sisi potongan yang kedua. Siswa diminta untuk
menyelidiki apakah sudut yang berdekatan membentuk sudut lurus.
FASE 2: ORIENTASI
22. Memotong semua pojoknya dan menempatkan potongan-potongan tersebut
sedemikian sehingga menutup bidang rata.
Selanjutnya siswa diminta untuk:
• Menyelidiki apakah keempat sudut itu membentuk sudut putaran.
• Mengukur panjang sisi-sisi suatu segiempat, apakah ada sisi yang sama panjang?
• Mengukur diagonal suatu segi empat, apakah diagonalnya sama panjang?
FASE 2: ORIENTASI
23. Siswa diberi bemacam-macam potongan segiempat. Mereka diminta
untuk mengelompokkan segiempat berdasarkan sifat-sifat tertentu,
seperti:
Segiempat yang mempunyai sisi sejajar
Segiempat yang mempunyai sudut-sudut siku-siku
Segiempat yang mempunyai sisi-sisi sama panjang
FASE 3: PENJELASAN
24. Dengan menggunakan potongan segitiga, siswa diminta untuk
membentuk segiempat, dan menyebutkan nama segiempat yang telah
terbentuk.
FASE 4: ORIENTASI BEBAS
25. Siswa dibimbing untuk menyimpulkan sifat-sifat segiempat tertentu,
seperti:
a. Sifat persegi adalah: ....
b. Sifat persegipanjang adalah ....
c. Sifat belahketupat adalah ....
d. Sifat jajargenjang adalah ....
e. Sifat layang-layang adalah ....
f. Sifat trapesium adalah ....
FASE 5: INTEGRASI
Editor's Notes
Dalam hal ini siswa belum dapat menyebutkan unsur-unsur persegi panjang seperti panjang dan lebar. Jadi pada tahap ini siswa belum dapat menentukan sifat-sifat dan karakteristik bangun geometri yang ditunjukkan.