1
OLEH: KELOMPOK 5
KELAS : 2015 A
EFA ASNA (O1A115018)
DIAN ROSMAWATI (O1A115017)
HASNIANA NUR (O1A115025)
mikrobiologi
Pokok bahasan
2
Metode Dasar
Mikrobiologi
Metode Dasar
Mikrobiologi
Pengertian Metode
pengamatan
Pengertian Metode
pengamatan
Metode Pengamatan pada
Bakteri,Jamur,Virus,Parasit
Metode Pengamatan pada
Bakteri,Jamur,Virus,Parasit
Pengamatan yaitu kegiatan menggunakan satu indra atau
lebih seperti melihat, mendengar, mencium, mengecap
dan meraba secara saksama untuk mendapatkan
keterangan atau makna dari suatu yang diamati
3
Pengertian metode
Pengamatan
Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka, metode
menyangkut masalah cara kerja untuk dapat
memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang
bersangkutan. Fungsi metode berarti sebagai alat
untuk mencapai tujuan, atau bagaimana cara
melakukan atau membuat sesuatu
4
Metode Dasar MikrobiologiMetode Dasar Mikrobiologi
MIKROSKOPMIKROSKOP
5
sterilisasisterilisasi
Defenisi
Sterilisasi umum :
Proses atau kegiatan
membebaskan suatu
bahan atau benda dari
semua bentuk kehidupan
Sterilisasi umum :
Proses atau kegiatan
membebaskan suatu
bahan atau benda dari
semua bentuk kehidupan
Pada prinsipnya adalah
meniadakan semua
mikroorganisme yang ada
di suatu media,alat,dan
ruang yang patogen
maupun non patogen
Pada prinsipnya adalah
meniadakan semua
mikroorganisme yang ada
di suatu media,alat,dan
ruang yang patogen
maupun non patogen
Metode sterilisasi
6
Terbagi 3 metode
fisisk kimiawi
pemanasan
penyinaran
Bahan
kimia
mekanis
Sejarah Mikroskop
7
Mikroskop pertama kali dibuat gengan panjang 6 kaki (1,8 m )
Penemu dari mikroskop adalah Antonie van Leeuwenhoek,
seorang pedagang kain yang mempunyai hobi dalam bidang
Biologi. Ia menggosok sebuah kaca cembung hingga dapat
melihat benda-benda yang sangat kecil, dan dari situlah
terbentuk mikroskop. Untuk pertama kalinya, benda seperti titik
hujan, rambut, dan serangga bisa dilihat jelas.
8
Mikroskop Mikroskop adalah alat optik yang terdiri dari
dua buah lensa cembung yang digunakan
untuk mengamati benda-benda renik (sangat
kecil) supaya terlihat lebih besar
Mikroskop adalah alat optik yang terdiri dari
dua buah lensa cembung yang digunakan
untuk mengamati benda-benda renik (sangat
kecil) supaya terlihat lebih besar
Mikroskop dan bagian-bagiannya
Mikroskop
Cara menggunakan mikroskop
9
• Lensa obyektif berfungsi guna pembentukan bayangan pertama dan menentukan struktur
serta bagian renik yang akan terlihat pada bayangan akhir serta berkemampuan untuk
memperbesar bayangan obyek sehingga dapat memiliki nilai "apertura" yaitu suatu ukuran
daya pisah suatu lensa obyektif yang akan menentukan daya pisah spesimen, sehingga
mampu menunjukkan struktur renik yang berdekatan sebagai dua benda yang terpisah.
• Lensa okuler, adalah lensa mikroskop yang terdapat di bagian ujung atas tabung berdekatan
dengan mata pengamat, dan berfungsi untuk memperbesar bayangan yang dihasilkan oleh
lensa obyektif berkisar antara 4 hingga 25 kali.
• Lensa kondensor, adalah lensa yang berfungsi guna mendukung terciptanya pencahayaan
pada obyek yang akan dilihat sehingga dengan pengaturan yang tepat maka akan diperoleh
daya pisah maksimal.
10
Cara Kerja MikroskopCara Kerja Mikroskop
11
Jenis-jenis
mikroskop Mikroskop
monokuler
Mikroskop biasa
Mikroskop
elektron
Perawatan Mikroskop
12
Harus disimpan di tempat sejuk, kering, bebas debu dan bebas dari
uap asam dan basa.
Lensa-lensa mikroskop (okuler, objektif, dan kondensor)
dibersihkan dengan menggunakan tisue lensa yang diberi alkohol
70%
Sisa minyak imersi pada lens objektif dapat dibersihkan dengan
xilol (xylene).
Sebelum menyimpan mikroskop, bersihkan selalu mikroskop
tersebut, terutama hapus semua minyak imersi di permukaan lensa,
sehingga partikel yang halus tidak menempel dan menggumpal serta
mengering
Sebelum menyimpan mikroskop, bersihkan selalu mikroskop tersebut, terutama hapus
semua minyak imersi di permukaan lensa, sehingga partikel yang halus tidak
menempel dan menggumpal serta mengering
Bagian mikroskop non optik, terbuat dari logam atau
plastik, dapat dibersihkan dengan menggunakan kain
fanel.
13
Teknik BiakanTeknik Biakan
Isolasi bakteri merupakan suatu cara untuk memisahkan
atau memindahkan mikroba tertentu dari lingkungan
sehingga diperoleh kultur atau biakan murni
Teknik untuk
mengisolasi
biakan murni
mikroorganisme
Teknik untuk
mengisolasi
biakan murni
mikroorganisme
Metode gores :
Teknik ini lebih menguntungkan jika
ditinjau dari sudut ekonomi dan waktu,
tetapi memerlukan ketrampilan-
ketrampilan yang diperoleh dengan
latihan. Penggoresan yang sempurna akan
menghasilkan koloni yang terpisah
g
14
Perwarnaan Gram
Pewarnaan Gram atau metode Gram adalah salah satu
teknik pewarnaan yang paling penting dan luas yang
digunakan untuk mengidentifikasi bakteri
Tujuan
pewarnaan
1.Mempermudah melihat bentuk jasad, baik
bakteri, ragi, maupun fungi
2. Memperjelas ukuran dan bentuk jasad
3. Melihat struktur luar dan kalau
memungkinkan struktur dalam jasad.
4. Melihat reaksi jasad terhadap pewarna yang
diberikan sehingga sifat-sifat fisik dan kimia
dapat diketahui.
.
15
Metode
pengamatan
pada bakteri Metode pengamatan yang digunakan pada
bakteri yaitu menggunakan metode
pewarnaan gram
Langkah-langkah utama teknik pewarnaan :
1. Pembuatan olesan bakteri, olesan bakteri tidak boleh terlalu
tebal atau tipis
2. Fiksasi, dapat dilakukan secara pemanasan atau dengan
aplikasi bahan kimia seperti sabun, formalin, fenol.
3. Aplikasi zat warna : tunggal, atau lebih dari 1 zat warna
Mempersiapkan slide mikroskop
1.Bersiaplah untuk bekerja di laboratorium. Kenakan sarung tangan dan Ikat
rambut yang panjang untuk mencegah kontaminasi bakteri terhadap sampel
yang akan Anda uji. Bersihkan ruang kerja di bawah lemari asam, atau di
daerah lain yang berventilasi baik. Periksa pembakar Bunsen dan pastikan
mikroskop berfungsi dengan baik sebelum Anda mulai.
2.Sterilkan slide kaca mikroskop. Jika slide kaca kotor, cuci dengan air sabun
untuk menghilangkan minyak dan kotoran. Bersihkan slide dengan etanol,
pembersih kaca, atau metode lain yang digunakan oleh laboratorium Anda.
3.Letakkan sampel ke atas slide kaca. Anda dapat menggunakan teknik
pewarnaan Gram untuk membantu mengidentifikasi bakteri dalam sampel
medis, atau kultur bakteri yang tumbuh dalam cawan petri. Agar hasilnya baik,
gunakan pewarnaan Gram pada sapuan tipis dari sampel. Sebaiknya
menggunakan sampel berumur kurang dari 24 jam, karena bakteri yang lebih
tua mungkin telah mengalami kerusakan dinding sel dan kurang memberi
respon terhadap pewarnaan Gram.
17
4. Temperatur yang agak tinggi dapat membuat apusan yang baik. Panas akan
menahan bakteri di atas slide, sehingga tidak mudah terlarut selama proses pewarnaan.
Sentuhkan slide dengan cepat dua sampai tiga kali ke atas pembakar Bunsen, atau panaskan
slide di atas pemanas slide listrik. Jangan terlalu panas, sampel dapat menjadi rusak. Jika
menggunakan pembakar Bunsen, apinya cukup yang kecil tapi berwarna biru, bukan api
oranye yang besar.
5. Posisikan slide di atas nampan pewarnaan. Nampan pewarnaan terbuat dari logam,
kaca, atau piring plastik dangkal dengan jaring-jaring lembut yang terletak di bagian
atasnya. Tempatkan slide di atas jaring-jaring ini, sehingga cairan yang Anda gunakan dapat
terbuang ke dalam nampan.
18
Proses pewarnaan
1.Siramkan cairan kristal violet ke atas apusan. Gunakan pipet
untuk menyiramkannya ke atas sampel bakteri dengan beberapa tetes
pewarna kristal violet, atau juga disebut gentian violet. Diamkan
selama 30-60 detik. Kristal violet (KV) terpisah di dalam larutan air
menjadi ion KV+ dan klorida (Cl-). Ion-ion ini menembus dinding sel
dan membran sel dari bakteri gram positif maupun gram negatif. Ion
KV+ berinteraksi dengan komponen bermuatan negatif dari sel-sel
bakteri sehingga membuat sel berwarna ungu.
2.Bilas Kristal violet dengan lembut. Miringkan slide dan gunakan
botol pencuci untuk menyemprotkan aliran kecil air suling atau air
keran ke atas slide. Air harus lari ke bawah di atas permukaan
apusan, dan tidak boleh disemprotkan langsung pada apusan. Jangan
membilas secara berlebihan. Hal ini dapat menghilangkan pewarnaan
pada bakteri Gram positif.
3.Siram apusan dengan yodium, lalu bilas. Gunakan pipet untuk
menyiram apusan dengan yodium. Biarkan selama minimal 60 detik,
kemudian bilas dengan hati-hati menurut cara yang yang sama
dengan di atas.Yodium, dalam bentuk ion bermuatan negatif,
berinteraksi dengan KV+ untuk membentuk kompleks senyawa yang
besar antara Kristal violet dan yodium (Kompleks senyawa KV-I) di
lapisan dalam dan luar sel. Kompleks senyawa ini akan menahan
warna ungu dari Kristal violet di dalam sel, pada lokasi-lokasi yang
terwarnai.
19
4. Tambahkan peluntur warna, lalu bilas dengan cepat. Campuran 1:1
antara aseton dan etanol biasanya digunakan untuk langkah penting ini, yang
harus diperhatikan waktunya secara cermat. Posisikan slide pada sudut
tertentu, kemudian tambahkan peluntur warna sampai tidak ada lagi warna
ungu terlihat dalam air yang digunakan untuk membilas. Ini biasanya memakan
waktu kurang dari 10 detik, atau bahkan kurang waktu jika peluntur warna
mengandung konsentrasi aseton yang tinggi. Segera hentikan langkah ini, jika
tidak peluntur warna juga akan melunturkan kristal violet dari sel gram positif
dan negatif, dan proses pewarnaan harus diulang. Segera bilas kelebihan
peluntur warna dengan menggunakan teknik sebelumnya.
5. Siramkan pewarna tandingan ke atas apusan, lalu bilas. Pewarna
tandingan, biasanya safranin atau fuchsin, digunakan untuk menambah kontras
antara bakteri gram negatif dan gram positif, dengan memberi warna bakteri
yang telah luntur warnanya (ter-dekolorisasi), yaitu bakteri gram negatif,
dengan warna merah muda atau merah.]
Biarkan selama setidaknya 45 detik,
lalu bilas.
6. Keringkan slide. Anda dapat mengeringkannya di udara terbuka udara
kering, atau mengeringkannya menggunakan kertas bibulous yang dijual untuk
tujuan ini.Proses pewarnaan Gram selesai.
Memeriksa hasil pewarnaan
1. Siapkan Mikroskop cahaya. Tempatkan slide di bawah mikroskop.
Bakteri sangat bervariasi dalam hal ukurannya, sehingga total
perbesaran yang diperlukan akan bervariasi dari 400x sampai
1000x.Lensa objektif dengan minyak imersi direkomendasikan untuk
memperoleh gambar yang lebih tajam. Teteskan minyak imersi pada
slide, hindari gerakan selama meneteskannya untuk mencegah
terjadinya gelembung.Gerakkan gagang lensa mikroskop sehingga
lensa objektif terpasang pada tempatnya dan menyentuh minyak .
2. Coba identifikasi bakteri gram positif dan gram negatif. Periksa
slide di bawah mikroskop cahaya. Bakteri gram positif tampak
berwarna ungu, karena kristal violet terperangkap di dalam dinding sel
yang tebal. Bakteri gram negatif akan berwarna merah muda atau
merah, karena Kristal violet terbilas keluar melalui dinding sel yang
tipis, dimana pewarna tandingan merah muda masuk.
21
4.Identifikasi bakteri gram positif berdasarkan bentuknya. Bakteri diklasifikasikan lebih lanjut
menurut bentuknya di bawah mikroskop, paling sering sebagai kokus (bulat) atau batang (silinder).
Berikut adalah beberapa contoh bakteri gram positif (berwarna ungu) menurut bentuknya: Kokus
Gram positif biasanya Stafilokokus (yang berarti kokus berkelompok) atau Streptokokus (yang
berarti kokus berantai).
'Batang Gram positif seperti Bacillus, Clostridium, Corynebacterium, dan Listeria. Bakteri batang
Actinomyces spp. biasanya memiliki cabang atau filamen
22
5. Identifikasi bakteri gram negatif. Bakteri gram negatif (berwarna merah muda)
sering diklasifikasikan menjadi tiga kelompok. Bakteri kokus berbentuk bulat, bakteri
batang berbentuk tipis panjang, sementara bakteri batang kokoid berbentuk diantara
keduanya. Kokus Gram negatif yang paling sering dijumpai adalah Neisseria spp.
Batang Gram-negatif misalnya E. coli, Enterobacter, Klebsiella, Citrobacter, Serratia,
Proteus, Salmonella, Shigella, Pseudomonas, dan banyak lagi yang lain. Vibrio cholerae
dapat terlihat sebagai batang biasa atau batang yang menekuk.[22]
Bakteri batang gram-negatif "kokoid" (atau "coccobacilli") misalnya Bordetella,
Brucella, Haemophilus, dan Pasteurella
23
5.Periksa dengan cermat jika hasilnya beragam. Beberapa bakteri sulit untuk diberi warna
secara tepat, karena kerapuhan atau sifat dinding selnya yang mirip lilin. Bakteri-bakteri ini
mungkin menunjukkan campuran warna ungu atau merah muda dalam sel yang sama, atau di antara
sel-sel yang berbeda dalam apusan yang sama. Sampel bakteri yang berumur lebih dari 24 jam
dapat menunjukkan masalah ini, tetapi ada juga beberapa spesies bakteri yang tetap sulit untuk
diberi warna pada umur pengambilan sampel berapapun. Bakteri-bakteri ini memerlukan tes yang
lebih khusus untuk identifikasi, seperti pewarnaan tahan asam, pengamatan dalam kultur bakteri,
media kultur TSI, atau tes genetik.
6.Buang bahan dan peralatan habis pakai yang tersisa. Prosedur pembuangan limbah ini
bervariasi antar laboratorium dan disesuaikan dengan bahan yang digunakan. Biasanya, cairan
dalam baki pewarnaan dibuang dalam botol yang dilabel sebagai limbah berbahaya. Rendam slide
dalam larutan pemutih 10%, kemudian buang dalam wadah untuk benda tajam.
24
Metode pengamatan
pada virus
Metode yang digunakan untuk mengamati virus yaitu :
Metode plaque merupakan metode yang umum digunakan
dalam melihat kuantitas infeksi virus dan substansi virus.
Metode Plaque didasarkan pada timbulnya daerah kecil yang
bersih disebabkan oleh adanya pelisisan dinding sel bakteri
yang disebabkan oleh virus. Metode ini dapat digunakan
untuk menguji adanya bakteriofag pada hewan ataupun pada
tumbuhan. Metode plaque digunakan untuk mengukur atau
melihat virus secara teliti sampai ke konsentrasi yang tepat.
25
Lanjutan
1.stok virus diencerkan secara serial dengan pengenceran 10
kali lipat.
2.Sebanyak 0,1ml dari masing-massing enceran virus
diinokulasikan ke dalam kultur sel satu lapis (monolayer),
kemudian diinkubasi.
3. Sel monolayer yang sudah diinfeksi virus dilapisi dengan
medium nutrient agar. 4.Sel yang terinfeksi ketika biakan
diinkubasi, akan melepaskan viral progeni untuk menginfeksi
sel di sekitarnya, akibatnya masing-masing partikel virus
membentuk zona sel terinfeksi berupa lingkaran (plaque)
26
Metode pengamatan
pada jamur
Fungi atau jamur dapat diamati dengan cara
makroskopis dan mikroskopis.
• Secara makroskopis dilakukan dengan cara melihat
langsung jamur tersebut tanpa bantuan alat,
•Secara mikroskopis yaitu dengan menggunakan
mikroskop untuk mngetahui morfologi struktur jamur
tersebut
27
Lanjutan
Secara makroskopik :
Pembuatan slide kultur
1. Mencairkan medium PDA di atas hot plate kemudian menyiapkan buah cawab petri.
2. Menyiapkan 2 buah batang lidi dengan ukuran ± 6 cm.
3. Mensterilkan batang lidi dengan menyemprotkan alkohol pada batang lidi lalu mengeringkan
dengan menggunakan kapas.
4. Meletakkan batang lidi dalam cawan petri dengan posisi sejajar dan terpisah.
5. Mengambil sedikit kapas dan meletakkan dalam cawan petri dengan posisi berada diantara
batang lidi.
6. Meneteskan aquadest secukupnya pada kapas hingga lembab.
7. Mensterilkan kaca objek dan penutupnya dengan menyemprotkan alkohol kemudian
mengeringkan dengan kapas.
8. Meletakkan kaca objek dalam cawan petri dimana batang lidi sebagai penyangganya.
9. Mengambil medium PDA yang telah cair dengan pipet tetes lalu meneteskan pada kaca objek (1
tetes).
10.Membarakan ose loop diatas api bunsen, lalu mencelupkan ke dalam larutan alkohol 70 % yang
ada di dalam tabung reaksi.
11.Menyentuhkan Ose loop ke atas Phytophthora palmivora lalu menggoreskan secara langsung ke
kaca objek sebelum medium PDA memadat.
12.Menaruh kaca penutup sambil sedikit ditekan
28
Lanjutan
Secara mikroskopik :
1. Membersihkan gelas objek dengan alcohol 70% agar bebas lemak.
2. Menteteskan 2 tetes larutan lactopbhenol cotton blue diatas gelas objek.
3. Mengambil secara aseptis 1 ose biakan khamir. Lalu mencampur
larutan lactopbhenol cotton blue tadi menggunakan ose dan metutup secara
hati-hati dengan deck gelas (mengusahakan tidak ada gelembung udara).
4. Mengamati dibawah mikroskop dengan perbesaran 100x. Mencatat
bentuk sel, ada tidaknya pertunasan (budding), miselium semu
29
Metode pengamatan
pada parasit
Infeksi parasit dapat dilihat dengan cara pemeriksaan secara
mikroskopis.Untuk pemeriksaan secara mikroskopis, sejumlah kecil feses
atau bahan yang akan diperiksa diletakan diatas objek glass, bila feses sangat
padat dapat ditambahkan sedikit air selanjutnya ditutup dengan deck glass,
buat dua atau lebih sediaan.
Pada pemeriksaan mikroskopis usaha mencari protozoa dan telur cacing
merupakan maksud terpenting. Untuk mencari protozoa sering dipakai
larutan eosin 1-2% sebagai bahan pengencerfeses atau juga larutan Lugol 1-
2%. Selain itu larutan asam acetat 10% dipakai untuk melihat leukosit lebih
jelas, sedangkan untuk melihat unsur-unsur lain larutan garam 0,9% yang
sebaiknya dipakai untuk pemeriksaan rutin.
30
Lanjutan
Metode Makroskopik
Teknik ini dapat dikerjakan menggunakan kaca penutup maupun
tanpa kaca penutup. Prinsip dasar pembuatan sediaan dengan cara
langsung yaitu, membuat sediaan setipis mungkin yang tidak ada
gelembung udara di dalamnya.
31
Lanjutan
1. Disiapkan seluruh alat dan bahan yang akan digunakan
dalam praktikum.
2. Obyek glass diletakkan dalam posisi mendatar, kemudian
diambil faeces kurang lebih sebanyak 1 gram ( sebesar penthol
korek api).
3. Teteskan larutan pewarna kurang lebih 2 – 3 tetes
disebelahnya.
4. Campurkan faeces dengan larutan pewarna, buang bagian
faeces yang keras.
5. Tutup dengan deck glass, upayakan tidak terbentuk
gelembung udara.
6. Sediaan awetan dipasang pada mikroskup dengan
perbesaran lemah ( 5 x atau 10 x)
7. Dilakukan pengamatan pada seluruh lapangan pandang
pada sediaan.
8. Hasil pengamatan morfologi umum digambar pada buku
kerja.
9. Bila belum jelas lensa obyektif diubah pada perbesaran
sedang (40 x atau 45 x)
32
SEKIAN
SEMOGA BERMANFAAT

Mikrobiologi metode pengamatan

  • 1.
    1 OLEH: KELOMPOK 5 KELAS: 2015 A EFA ASNA (O1A115018) DIAN ROSMAWATI (O1A115017) HASNIANA NUR (O1A115025) mikrobiologi
  • 2.
    Pokok bahasan 2 Metode Dasar Mikrobiologi MetodeDasar Mikrobiologi Pengertian Metode pengamatan Pengertian Metode pengamatan Metode Pengamatan pada Bakteri,Jamur,Virus,Parasit Metode Pengamatan pada Bakteri,Jamur,Virus,Parasit
  • 3.
    Pengamatan yaitu kegiatanmenggunakan satu indra atau lebih seperti melihat, mendengar, mencium, mengecap dan meraba secara saksama untuk mendapatkan keterangan atau makna dari suatu yang diamati 3 Pengertian metode Pengamatan Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka, metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Fungsi metode berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan, atau bagaimana cara melakukan atau membuat sesuatu
  • 4.
    4 Metode Dasar MikrobiologiMetodeDasar Mikrobiologi MIKROSKOPMIKROSKOP
  • 5.
    5 sterilisasisterilisasi Defenisi Sterilisasi umum : Prosesatau kegiatan membebaskan suatu bahan atau benda dari semua bentuk kehidupan Sterilisasi umum : Proses atau kegiatan membebaskan suatu bahan atau benda dari semua bentuk kehidupan Pada prinsipnya adalah meniadakan semua mikroorganisme yang ada di suatu media,alat,dan ruang yang patogen maupun non patogen Pada prinsipnya adalah meniadakan semua mikroorganisme yang ada di suatu media,alat,dan ruang yang patogen maupun non patogen
  • 6.
    Metode sterilisasi 6 Terbagi 3metode fisisk kimiawi pemanasan penyinaran Bahan kimia mekanis
  • 7.
    Sejarah Mikroskop 7 Mikroskop pertamakali dibuat gengan panjang 6 kaki (1,8 m ) Penemu dari mikroskop adalah Antonie van Leeuwenhoek, seorang pedagang kain yang mempunyai hobi dalam bidang Biologi. Ia menggosok sebuah kaca cembung hingga dapat melihat benda-benda yang sangat kecil, dan dari situlah terbentuk mikroskop. Untuk pertama kalinya, benda seperti titik hujan, rambut, dan serangga bisa dilihat jelas.
  • 8.
    8 Mikroskop Mikroskop adalahalat optik yang terdiri dari dua buah lensa cembung yang digunakan untuk mengamati benda-benda renik (sangat kecil) supaya terlihat lebih besar Mikroskop adalah alat optik yang terdiri dari dua buah lensa cembung yang digunakan untuk mengamati benda-benda renik (sangat kecil) supaya terlihat lebih besar Mikroskop dan bagian-bagiannya
  • 9.
  • 10.
    • Lensa obyektifberfungsi guna pembentukan bayangan pertama dan menentukan struktur serta bagian renik yang akan terlihat pada bayangan akhir serta berkemampuan untuk memperbesar bayangan obyek sehingga dapat memiliki nilai "apertura" yaitu suatu ukuran daya pisah suatu lensa obyektif yang akan menentukan daya pisah spesimen, sehingga mampu menunjukkan struktur renik yang berdekatan sebagai dua benda yang terpisah. • Lensa okuler, adalah lensa mikroskop yang terdapat di bagian ujung atas tabung berdekatan dengan mata pengamat, dan berfungsi untuk memperbesar bayangan yang dihasilkan oleh lensa obyektif berkisar antara 4 hingga 25 kali. • Lensa kondensor, adalah lensa yang berfungsi guna mendukung terciptanya pencahayaan pada obyek yang akan dilihat sehingga dengan pengaturan yang tepat maka akan diperoleh daya pisah maksimal. 10 Cara Kerja MikroskopCara Kerja Mikroskop
  • 11.
  • 12.
    Perawatan Mikroskop 12 Harus disimpandi tempat sejuk, kering, bebas debu dan bebas dari uap asam dan basa. Lensa-lensa mikroskop (okuler, objektif, dan kondensor) dibersihkan dengan menggunakan tisue lensa yang diberi alkohol 70% Sisa minyak imersi pada lens objektif dapat dibersihkan dengan xilol (xylene). Sebelum menyimpan mikroskop, bersihkan selalu mikroskop tersebut, terutama hapus semua minyak imersi di permukaan lensa, sehingga partikel yang halus tidak menempel dan menggumpal serta mengering Sebelum menyimpan mikroskop, bersihkan selalu mikroskop tersebut, terutama hapus semua minyak imersi di permukaan lensa, sehingga partikel yang halus tidak menempel dan menggumpal serta mengering Bagian mikroskop non optik, terbuat dari logam atau plastik, dapat dibersihkan dengan menggunakan kain fanel.
  • 13.
    13 Teknik BiakanTeknik Biakan Isolasibakteri merupakan suatu cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu dari lingkungan sehingga diperoleh kultur atau biakan murni Teknik untuk mengisolasi biakan murni mikroorganisme Teknik untuk mengisolasi biakan murni mikroorganisme Metode gores : Teknik ini lebih menguntungkan jika ditinjau dari sudut ekonomi dan waktu, tetapi memerlukan ketrampilan- ketrampilan yang diperoleh dengan latihan. Penggoresan yang sempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah
  • 14.
    g 14 Perwarnaan Gram Pewarnaan Gramatau metode Gram adalah salah satu teknik pewarnaan yang paling penting dan luas yang digunakan untuk mengidentifikasi bakteri Tujuan pewarnaan 1.Mempermudah melihat bentuk jasad, baik bakteri, ragi, maupun fungi 2. Memperjelas ukuran dan bentuk jasad 3. Melihat struktur luar dan kalau memungkinkan struktur dalam jasad. 4. Melihat reaksi jasad terhadap pewarna yang diberikan sehingga sifat-sifat fisik dan kimia dapat diketahui. .
  • 15.
    15 Metode pengamatan pada bakteri Metodepengamatan yang digunakan pada bakteri yaitu menggunakan metode pewarnaan gram Langkah-langkah utama teknik pewarnaan : 1. Pembuatan olesan bakteri, olesan bakteri tidak boleh terlalu tebal atau tipis 2. Fiksasi, dapat dilakukan secara pemanasan atau dengan aplikasi bahan kimia seperti sabun, formalin, fenol. 3. Aplikasi zat warna : tunggal, atau lebih dari 1 zat warna
  • 16.
    Mempersiapkan slide mikroskop 1.Bersiaplahuntuk bekerja di laboratorium. Kenakan sarung tangan dan Ikat rambut yang panjang untuk mencegah kontaminasi bakteri terhadap sampel yang akan Anda uji. Bersihkan ruang kerja di bawah lemari asam, atau di daerah lain yang berventilasi baik. Periksa pembakar Bunsen dan pastikan mikroskop berfungsi dengan baik sebelum Anda mulai. 2.Sterilkan slide kaca mikroskop. Jika slide kaca kotor, cuci dengan air sabun untuk menghilangkan minyak dan kotoran. Bersihkan slide dengan etanol, pembersih kaca, atau metode lain yang digunakan oleh laboratorium Anda. 3.Letakkan sampel ke atas slide kaca. Anda dapat menggunakan teknik pewarnaan Gram untuk membantu mengidentifikasi bakteri dalam sampel medis, atau kultur bakteri yang tumbuh dalam cawan petri. Agar hasilnya baik, gunakan pewarnaan Gram pada sapuan tipis dari sampel. Sebaiknya menggunakan sampel berumur kurang dari 24 jam, karena bakteri yang lebih tua mungkin telah mengalami kerusakan dinding sel dan kurang memberi respon terhadap pewarnaan Gram.
  • 17.
    17 4. Temperatur yangagak tinggi dapat membuat apusan yang baik. Panas akan menahan bakteri di atas slide, sehingga tidak mudah terlarut selama proses pewarnaan. Sentuhkan slide dengan cepat dua sampai tiga kali ke atas pembakar Bunsen, atau panaskan slide di atas pemanas slide listrik. Jangan terlalu panas, sampel dapat menjadi rusak. Jika menggunakan pembakar Bunsen, apinya cukup yang kecil tapi berwarna biru, bukan api oranye yang besar. 5. Posisikan slide di atas nampan pewarnaan. Nampan pewarnaan terbuat dari logam, kaca, atau piring plastik dangkal dengan jaring-jaring lembut yang terletak di bagian atasnya. Tempatkan slide di atas jaring-jaring ini, sehingga cairan yang Anda gunakan dapat terbuang ke dalam nampan.
  • 18.
    18 Proses pewarnaan 1.Siramkan cairankristal violet ke atas apusan. Gunakan pipet untuk menyiramkannya ke atas sampel bakteri dengan beberapa tetes pewarna kristal violet, atau juga disebut gentian violet. Diamkan selama 30-60 detik. Kristal violet (KV) terpisah di dalam larutan air menjadi ion KV+ dan klorida (Cl-). Ion-ion ini menembus dinding sel dan membran sel dari bakteri gram positif maupun gram negatif. Ion KV+ berinteraksi dengan komponen bermuatan negatif dari sel-sel bakteri sehingga membuat sel berwarna ungu. 2.Bilas Kristal violet dengan lembut. Miringkan slide dan gunakan botol pencuci untuk menyemprotkan aliran kecil air suling atau air keran ke atas slide. Air harus lari ke bawah di atas permukaan apusan, dan tidak boleh disemprotkan langsung pada apusan. Jangan membilas secara berlebihan. Hal ini dapat menghilangkan pewarnaan pada bakteri Gram positif. 3.Siram apusan dengan yodium, lalu bilas. Gunakan pipet untuk menyiram apusan dengan yodium. Biarkan selama minimal 60 detik, kemudian bilas dengan hati-hati menurut cara yang yang sama dengan di atas.Yodium, dalam bentuk ion bermuatan negatif, berinteraksi dengan KV+ untuk membentuk kompleks senyawa yang besar antara Kristal violet dan yodium (Kompleks senyawa KV-I) di lapisan dalam dan luar sel. Kompleks senyawa ini akan menahan warna ungu dari Kristal violet di dalam sel, pada lokasi-lokasi yang terwarnai.
  • 19.
    19 4. Tambahkan pelunturwarna, lalu bilas dengan cepat. Campuran 1:1 antara aseton dan etanol biasanya digunakan untuk langkah penting ini, yang harus diperhatikan waktunya secara cermat. Posisikan slide pada sudut tertentu, kemudian tambahkan peluntur warna sampai tidak ada lagi warna ungu terlihat dalam air yang digunakan untuk membilas. Ini biasanya memakan waktu kurang dari 10 detik, atau bahkan kurang waktu jika peluntur warna mengandung konsentrasi aseton yang tinggi. Segera hentikan langkah ini, jika tidak peluntur warna juga akan melunturkan kristal violet dari sel gram positif dan negatif, dan proses pewarnaan harus diulang. Segera bilas kelebihan peluntur warna dengan menggunakan teknik sebelumnya. 5. Siramkan pewarna tandingan ke atas apusan, lalu bilas. Pewarna tandingan, biasanya safranin atau fuchsin, digunakan untuk menambah kontras antara bakteri gram negatif dan gram positif, dengan memberi warna bakteri yang telah luntur warnanya (ter-dekolorisasi), yaitu bakteri gram negatif, dengan warna merah muda atau merah.] Biarkan selama setidaknya 45 detik, lalu bilas. 6. Keringkan slide. Anda dapat mengeringkannya di udara terbuka udara kering, atau mengeringkannya menggunakan kertas bibulous yang dijual untuk tujuan ini.Proses pewarnaan Gram selesai.
  • 20.
    Memeriksa hasil pewarnaan 1.Siapkan Mikroskop cahaya. Tempatkan slide di bawah mikroskop. Bakteri sangat bervariasi dalam hal ukurannya, sehingga total perbesaran yang diperlukan akan bervariasi dari 400x sampai 1000x.Lensa objektif dengan minyak imersi direkomendasikan untuk memperoleh gambar yang lebih tajam. Teteskan minyak imersi pada slide, hindari gerakan selama meneteskannya untuk mencegah terjadinya gelembung.Gerakkan gagang lensa mikroskop sehingga lensa objektif terpasang pada tempatnya dan menyentuh minyak . 2. Coba identifikasi bakteri gram positif dan gram negatif. Periksa slide di bawah mikroskop cahaya. Bakteri gram positif tampak berwarna ungu, karena kristal violet terperangkap di dalam dinding sel yang tebal. Bakteri gram negatif akan berwarna merah muda atau merah, karena Kristal violet terbilas keluar melalui dinding sel yang tipis, dimana pewarna tandingan merah muda masuk.
  • 21.
    21 4.Identifikasi bakteri grampositif berdasarkan bentuknya. Bakteri diklasifikasikan lebih lanjut menurut bentuknya di bawah mikroskop, paling sering sebagai kokus (bulat) atau batang (silinder). Berikut adalah beberapa contoh bakteri gram positif (berwarna ungu) menurut bentuknya: Kokus Gram positif biasanya Stafilokokus (yang berarti kokus berkelompok) atau Streptokokus (yang berarti kokus berantai). 'Batang Gram positif seperti Bacillus, Clostridium, Corynebacterium, dan Listeria. Bakteri batang Actinomyces spp. biasanya memiliki cabang atau filamen
  • 22.
    22 5. Identifikasi bakterigram negatif. Bakteri gram negatif (berwarna merah muda) sering diklasifikasikan menjadi tiga kelompok. Bakteri kokus berbentuk bulat, bakteri batang berbentuk tipis panjang, sementara bakteri batang kokoid berbentuk diantara keduanya. Kokus Gram negatif yang paling sering dijumpai adalah Neisseria spp. Batang Gram-negatif misalnya E. coli, Enterobacter, Klebsiella, Citrobacter, Serratia, Proteus, Salmonella, Shigella, Pseudomonas, dan banyak lagi yang lain. Vibrio cholerae dapat terlihat sebagai batang biasa atau batang yang menekuk.[22] Bakteri batang gram-negatif "kokoid" (atau "coccobacilli") misalnya Bordetella, Brucella, Haemophilus, dan Pasteurella
  • 23.
    23 5.Periksa dengan cermatjika hasilnya beragam. Beberapa bakteri sulit untuk diberi warna secara tepat, karena kerapuhan atau sifat dinding selnya yang mirip lilin. Bakteri-bakteri ini mungkin menunjukkan campuran warna ungu atau merah muda dalam sel yang sama, atau di antara sel-sel yang berbeda dalam apusan yang sama. Sampel bakteri yang berumur lebih dari 24 jam dapat menunjukkan masalah ini, tetapi ada juga beberapa spesies bakteri yang tetap sulit untuk diberi warna pada umur pengambilan sampel berapapun. Bakteri-bakteri ini memerlukan tes yang lebih khusus untuk identifikasi, seperti pewarnaan tahan asam, pengamatan dalam kultur bakteri, media kultur TSI, atau tes genetik. 6.Buang bahan dan peralatan habis pakai yang tersisa. Prosedur pembuangan limbah ini bervariasi antar laboratorium dan disesuaikan dengan bahan yang digunakan. Biasanya, cairan dalam baki pewarnaan dibuang dalam botol yang dilabel sebagai limbah berbahaya. Rendam slide dalam larutan pemutih 10%, kemudian buang dalam wadah untuk benda tajam.
  • 24.
    24 Metode pengamatan pada virus Metodeyang digunakan untuk mengamati virus yaitu : Metode plaque merupakan metode yang umum digunakan dalam melihat kuantitas infeksi virus dan substansi virus. Metode Plaque didasarkan pada timbulnya daerah kecil yang bersih disebabkan oleh adanya pelisisan dinding sel bakteri yang disebabkan oleh virus. Metode ini dapat digunakan untuk menguji adanya bakteriofag pada hewan ataupun pada tumbuhan. Metode plaque digunakan untuk mengukur atau melihat virus secara teliti sampai ke konsentrasi yang tepat.
  • 25.
    25 Lanjutan 1.stok virus diencerkansecara serial dengan pengenceran 10 kali lipat. 2.Sebanyak 0,1ml dari masing-massing enceran virus diinokulasikan ke dalam kultur sel satu lapis (monolayer), kemudian diinkubasi. 3. Sel monolayer yang sudah diinfeksi virus dilapisi dengan medium nutrient agar. 4.Sel yang terinfeksi ketika biakan diinkubasi, akan melepaskan viral progeni untuk menginfeksi sel di sekitarnya, akibatnya masing-masing partikel virus membentuk zona sel terinfeksi berupa lingkaran (plaque)
  • 26.
    26 Metode pengamatan pada jamur Fungiatau jamur dapat diamati dengan cara makroskopis dan mikroskopis. • Secara makroskopis dilakukan dengan cara melihat langsung jamur tersebut tanpa bantuan alat, •Secara mikroskopis yaitu dengan menggunakan mikroskop untuk mngetahui morfologi struktur jamur tersebut
  • 27.
    27 Lanjutan Secara makroskopik : Pembuatanslide kultur 1. Mencairkan medium PDA di atas hot plate kemudian menyiapkan buah cawab petri. 2. Menyiapkan 2 buah batang lidi dengan ukuran ± 6 cm. 3. Mensterilkan batang lidi dengan menyemprotkan alkohol pada batang lidi lalu mengeringkan dengan menggunakan kapas. 4. Meletakkan batang lidi dalam cawan petri dengan posisi sejajar dan terpisah. 5. Mengambil sedikit kapas dan meletakkan dalam cawan petri dengan posisi berada diantara batang lidi. 6. Meneteskan aquadest secukupnya pada kapas hingga lembab. 7. Mensterilkan kaca objek dan penutupnya dengan menyemprotkan alkohol kemudian mengeringkan dengan kapas. 8. Meletakkan kaca objek dalam cawan petri dimana batang lidi sebagai penyangganya. 9. Mengambil medium PDA yang telah cair dengan pipet tetes lalu meneteskan pada kaca objek (1 tetes). 10.Membarakan ose loop diatas api bunsen, lalu mencelupkan ke dalam larutan alkohol 70 % yang ada di dalam tabung reaksi. 11.Menyentuhkan Ose loop ke atas Phytophthora palmivora lalu menggoreskan secara langsung ke kaca objek sebelum medium PDA memadat. 12.Menaruh kaca penutup sambil sedikit ditekan
  • 28.
    28 Lanjutan Secara mikroskopik : 1.Membersihkan gelas objek dengan alcohol 70% agar bebas lemak. 2. Menteteskan 2 tetes larutan lactopbhenol cotton blue diatas gelas objek. 3. Mengambil secara aseptis 1 ose biakan khamir. Lalu mencampur larutan lactopbhenol cotton blue tadi menggunakan ose dan metutup secara hati-hati dengan deck gelas (mengusahakan tidak ada gelembung udara). 4. Mengamati dibawah mikroskop dengan perbesaran 100x. Mencatat bentuk sel, ada tidaknya pertunasan (budding), miselium semu
  • 29.
    29 Metode pengamatan pada parasit Infeksiparasit dapat dilihat dengan cara pemeriksaan secara mikroskopis.Untuk pemeriksaan secara mikroskopis, sejumlah kecil feses atau bahan yang akan diperiksa diletakan diatas objek glass, bila feses sangat padat dapat ditambahkan sedikit air selanjutnya ditutup dengan deck glass, buat dua atau lebih sediaan. Pada pemeriksaan mikroskopis usaha mencari protozoa dan telur cacing merupakan maksud terpenting. Untuk mencari protozoa sering dipakai larutan eosin 1-2% sebagai bahan pengencerfeses atau juga larutan Lugol 1- 2%. Selain itu larutan asam acetat 10% dipakai untuk melihat leukosit lebih jelas, sedangkan untuk melihat unsur-unsur lain larutan garam 0,9% yang sebaiknya dipakai untuk pemeriksaan rutin.
  • 30.
    30 Lanjutan Metode Makroskopik Teknik inidapat dikerjakan menggunakan kaca penutup maupun tanpa kaca penutup. Prinsip dasar pembuatan sediaan dengan cara langsung yaitu, membuat sediaan setipis mungkin yang tidak ada gelembung udara di dalamnya.
  • 31.
    31 Lanjutan 1. Disiapkan seluruhalat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum. 2. Obyek glass diletakkan dalam posisi mendatar, kemudian diambil faeces kurang lebih sebanyak 1 gram ( sebesar penthol korek api). 3. Teteskan larutan pewarna kurang lebih 2 – 3 tetes disebelahnya. 4. Campurkan faeces dengan larutan pewarna, buang bagian faeces yang keras. 5. Tutup dengan deck glass, upayakan tidak terbentuk gelembung udara. 6. Sediaan awetan dipasang pada mikroskup dengan perbesaran lemah ( 5 x atau 10 x) 7. Dilakukan pengamatan pada seluruh lapangan pandang pada sediaan. 8. Hasil pengamatan morfologi umum digambar pada buku kerja. 9. Bila belum jelas lensa obyektif diubah pada perbesaran sedang (40 x atau 45 x)
  • 32.