1. Bakteri Escherichia coli dan Bacillus subtilis diwarnai secara negatif menggunakan larutan negrosin untuk melihat bentuknya. 2. E. coli terlihat transparan bulat karena memiliki dinding sel tebal sehingga merupakan bakteri gram negatif. 3. B. subtilis terlihat agak biru-biru bulat panjang karena dinding sel tipis sehingga merupakan bakteri gram positif.
Dialam populasi mikroba tidak terpisah sendiri menurut jenisnya, tetapi terdiri dari campuran berbagai macam sel. Di dalam laboratorium populasi bakteri ini dapat diisolasi menjadi kultur murni yang terdiri dari satu jenis yang dapat dipelajari morfologinya, sifat dan kemampuan biokimiawinya.
Dalam mempelajari mikroba tidak bias dilakukan secara kasat mata. Sedangkan dalam suatu lokasi yang menurut manusia sudah cukup kecil, disanan masih terdapat bakteri dalam jumlah besar dan juga bermacam–macam jenisnya. Selain itu, di alam mikrobia pada umumnya tidak hidup tersendiri sebagai individu tunggal dan terlepas dari spesies yang lain, Mikroba lebih sering ditemukan dalam bentuk koloni dan bersama-sama dengan mikroba yang lain
1. Uji Unsur-Unsur Protein
Setelah dilakukan pengujian unsur-unsur protein, dapat disimpulkan bahwa albumin mengandung unsur protein, yaitu nitrogen dan oksigen. Susu mengandung nitrogen, hidrogen, dan oksigen. Tempe mengandung nitrogen, hidrogen, oksigen, dan karbon. Seadngkan kuning telur mengandung nitrogen, oksigen, dan karbon.
2. Uji Kelarutan Albumin
Protein albumin dapat larut pada air (H2O), asam (HCl), basa (NaOH), dan garam encer (NaCO3). Karena semua campuran tidak menghasilkan endapan. Namun kelarutan protein akan berkurang jika ditambahkan garam anorganik, karena terjadi kompetisi antara garam anorganik dengan molekul protein untuk mengikat air.
3. Uji Biuret
Pada uji biuret yang menghasilkan warna soft ungu adalah albumin. Albumin mengandung dua atau lebih ikatan peptida, sehingga ikatan peptidanya panjang. Namun pada kuning telur, susu, dan tempe menghasilkan warna biru dikarenakan kadar protein setiap bahan berbeda, sehingga jumlah ikatan peptidanya berbeda. Hal ini mengakibatkan warna yang dihasilkan akan berbeda juga.
4. Uji Nnhidrin
Albumin, susu, tempe, dan kuning telur menunjukkan adanya warna ungu yang menunjukkan kadar protein tinggi karena ikatan peptidanya panjang. Warna ungu juga berarti protein tersebut mempunyai gugus asam amino bebas. Sedangkan pada arginin, warna yang dihasilkan bening artinya tidak menunjukkan adanya asam amino bebas.
Dialam populasi mikroba tidak terpisah sendiri menurut jenisnya, tetapi terdiri dari campuran berbagai macam sel. Di dalam laboratorium populasi bakteri ini dapat diisolasi menjadi kultur murni yang terdiri dari satu jenis yang dapat dipelajari morfologinya, sifat dan kemampuan biokimiawinya.
Dalam mempelajari mikroba tidak bias dilakukan secara kasat mata. Sedangkan dalam suatu lokasi yang menurut manusia sudah cukup kecil, disanan masih terdapat bakteri dalam jumlah besar dan juga bermacam–macam jenisnya. Selain itu, di alam mikrobia pada umumnya tidak hidup tersendiri sebagai individu tunggal dan terlepas dari spesies yang lain, Mikroba lebih sering ditemukan dalam bentuk koloni dan bersama-sama dengan mikroba yang lain
1. Uji Unsur-Unsur Protein
Setelah dilakukan pengujian unsur-unsur protein, dapat disimpulkan bahwa albumin mengandung unsur protein, yaitu nitrogen dan oksigen. Susu mengandung nitrogen, hidrogen, dan oksigen. Tempe mengandung nitrogen, hidrogen, oksigen, dan karbon. Seadngkan kuning telur mengandung nitrogen, oksigen, dan karbon.
2. Uji Kelarutan Albumin
Protein albumin dapat larut pada air (H2O), asam (HCl), basa (NaOH), dan garam encer (NaCO3). Karena semua campuran tidak menghasilkan endapan. Namun kelarutan protein akan berkurang jika ditambahkan garam anorganik, karena terjadi kompetisi antara garam anorganik dengan molekul protein untuk mengikat air.
3. Uji Biuret
Pada uji biuret yang menghasilkan warna soft ungu adalah albumin. Albumin mengandung dua atau lebih ikatan peptida, sehingga ikatan peptidanya panjang. Namun pada kuning telur, susu, dan tempe menghasilkan warna biru dikarenakan kadar protein setiap bahan berbeda, sehingga jumlah ikatan peptidanya berbeda. Hal ini mengakibatkan warna yang dihasilkan akan berbeda juga.
4. Uji Nnhidrin
Albumin, susu, tempe, dan kuning telur menunjukkan adanya warna ungu yang menunjukkan kadar protein tinggi karena ikatan peptidanya panjang. Warna ungu juga berarti protein tersebut mempunyai gugus asam amino bebas. Sedangkan pada arginin, warna yang dihasilkan bening artinya tidak menunjukkan adanya asam amino bebas.
Artikel Ilmiah: Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Water Closet (WC)UNESA
Mikroorganisme adalah makhluk hidup yang renik yang tidak dapat diamati dengan mata telanjang. Pengamatan terhadap mikroorganisme dapat dilakukian dengan membuat biakan murni lalu diamati. Biakan murni diambil dari sampel air WC yang bertujuan untuk mengetahui dan memahami cara isolasi dan karakterisasi bakteri. Metode yang digunakan adalah metode eksperimental dengan mengisolasi bakteri dengan metode Pour Platre Method dan mengkatarakterisasi bakteri murni dengan pewarnaan sederhana, pewarnaan negatif, pewarnaan gram, uji katalase, dan uji motilitas. Pada karakterisasi diambil 2 macam bakteri yaitu bakteri WC1 dan WC2 yang keduanya merupakan bakteri gram negatif. Bakteri WC1 merupakan bakteri Salmonella, sedangkan bakteri WC2 ditemukan bakteri Shigella.
Artikel Ilmiah: Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Bubur Kacang HijauUNESA
Bubur kacang hijau merupakan makanan khas indonesia yang mengandung bahan utama kacang hijau dan santan. Bubur kacang hijau yang dibiarkan terbuka tanpa pemanasan maupun pendinginan dapat memunculkan suatu bakteri. Media yang digunakan pada pertumbuhan bakteri bubur kacang hijau adalah media taoge agar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakterisasi bakteri yang terkandung dalam bubur kacang hijau yang dibiarkan terbuka selama 0 jam, 1 jam, 2 jam, 3 jam, 4 jam. Karakterisasi bakteri meliputi penentuan sifat morfologi, pewarnaan bakteri (pewarnaan sederhana, pewarnaan negatif dan pewarnaan gram), uji katalase untuk menentukan bakteri katalase postif atau negatif dan uji motilitas untuk mengetahui motilitas mikroba.
Media pembelajaran ini membahas mengenai bab Eubacteria
diproduksi oleh: Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Walisongo Semarang
Pengujian daya kecambah adalah mengecambahkan benih pada kondisi yang sesuai untuk kebutuhan perkecambahan benih tersebut, lalu menghitung presentase daya berkecambahnya
Dormansi merupakan terhambatnya proses metabolisme dalam biji dan merupakan masa istirahat biji sehingga proses perkecambahan tidak dapat terjadi, yang disebabkan karena adanya pengaruh dari dalam dan luar biji
Evapotranspirasi adalah proses penguapan air yang berasal dari permukaan bentangan air atau dari bahan padat yang mengandung air dan penguapan melalui jaringan tumbuhan melalui stomata
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
2. 2
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bakteri merupakan makhluk hidup yang sangat teramat kecil. Dimana
keberadaan dari bakteri tidak dapat dilihat oleh kasat mata. Alasan lain yang
mendasari kita tak mampu melihatnya dengan mata telanjang adalah bakeri tidak
memiliki warna secara spesifik sehingga bakteri pada umumnya hanya bersifat
transparan. Oleh karena itu butuh perbesaran yang kuat agar bakteri dapat dilihat
secara jelas oleh mata telanjang
Oleh karena sulitnya melihat bakteri yang transparan, perlu adanya suatu
teknik untuk mempermudah agar bakteri mampu dilihat secara jelas bentuknya.
Sehingga dilakukanlah suatu teknik pengecatan. Pengecatan yang dilakukan ini
bukan untuk mengecat bakteri, namun bertujuan mengecat dari background di
luar bakteri, sehingga bakteri tetap dalam keadaan transparan, namun secara jelas
keberadaannya dapat dilihat bertuknya secara jelas dalam mikroskop.
Dengan demikian, dilakukanlah suautu percobaan dengan melakukan
pengecatan bakteri secara negatif agar dapat diketahui bentk dari suatu bakteri.
1.2 Tujuan
Tunjuan dilakukannya praktikum ini adalh agar mahasiswa dapat melakukan
pengecatan negatif pada bakteri
3. 3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Mikroorganisme yang ada di alam ini mempunyai morfologi, struktur dan
sifat-sifat yang khas begitu pula dengan bakteri. Bakteri yang hidup hampir tidak
berwarna dan kontras dengan air, dimana sel-sel bakteri yang ada di suspensikan.
Salah satu cara unutk mengamati bentuk sel bakteri sehingga mudah di identifikasi
adalah dengan cara metode pengenceran atau pewarnaan. Hal tersebut berfungsi
untuk mengetahui sifat fisiologisnya yaitu mengetahui reaksi dinding sel bakteri
melalui serangkaian pengecetan atau pewarnaan (Dwidjoseputro, 2005)
Mikroba sulit dilihat dengan cahaya karena tidak mengadsorbsi atau
membiaskan cahaya. Alasan inilah yang menyebabkan zat warna digunakan untuk
mewarnai mikroorganisme. Zat warna mengadsorbsi dan membiaskan cahaya
sehingga kontras mikroba dengan sekelilingnya dapat ditingkatkan. Penggunaan zat
warna memungkinkan pengamatan strukur seperti spora, flagela, dan bahan inklusi
yang mengandung zat pati dan granula fosfat (Lestari, 2012))
Pewarnaan negative bukan digunakan untuk mewarnai bakteri tetapi
mewarnai latar belakangnya menjadi hitam gelap. Zat warna tidak akan mewarnai sel
melainkan mewarnai lingkungan sekitarnya, sehingga sel tampak transparan dengan
latar belakng hitam. Pewarnaan negative atau pewarna asam dapat terjadi karena
senyawa pewarna bermuatan negative. Dalam kondisi pH mendekati netral, dinding
sel bakteri cenderung bermuatan negative bermuatan negative sehingga pewarna
asam yang bermuatan negative akan ditolak oleh dinding sel. Oleh karena itu sel
menjadi tidak menjadi bewarna (Hadiutomo,1990).
4. 4
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
3.1.1.1 Gelas benda
3.1.1.2 Jarum ose
3.1.1.3 Mikroskop
3.1.2 Bahan
3.1.2.1 Biakan murni Bacillus subtilis dalam nutrient agar umur 24 jam
3.1.2.2 Biakan murni Eschericia coli dalam nutrient agar umur 24 jam
3.1.2.3 Larutan negrosin
3.1.2.4 Minyak imersi
3.2 Langkah Kerja
3.2.1 Meneteskan larutan negrosin di atas gelas benda yang bersih,
mencampurkan denga sedikit bakteri dar biakan murni dengan jarum ose
3.2.2 Meratakan tetesan ini dengan gelas benda lain atau dapat digunakan jarum
ose, preparat harus tipis
3.2.3 Mengeringkan preparat di udara kemudian memeriksa dengan perbesaran
kuat dengan minyak imersi
3.2.4 Menggambar apa yang terlihat di mikroskop
5. 5
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
No Jenis Bakteri Hasil
1. Escherichia coli Bakteri berwarna transparan dan
berbentuk bulatan dan background
berwarna ungu
2. Bacillus subtillis Bakteri berwarna transparan agak
kebiru-biruan berbentuk bulatan
dan background ungu
4.2 Pembahasan
Pengecatan negatif merupakan pewarnaan bakteri agar latar dari bakteri
menjadi gelap. Dengan latar belakang menjadi gelap maka akan diketahui bentuk dari
bakteri yang akan diujikan. Pengecatan dilakukan dengan menggunakan minyak
imersi dan larutan negrosin guna mewarnai latar belakang dari bakteri. Alhasil,
bakteri terlihat transparan dan akan memperlihatkan dari bentuk bakteri tersebut
merupakan gram positif atau gram negatif.
Dari hasil pengamatan dapat dilihat bahwa pada bakteri Escherichia coli
merupakan bakteri yang memilki bentuk tubuh bulatan atau yang sering dinamakan
coccus. Sedangkan pada bakteri Bacillus subtilis merupakan bakteri yang memilki
bentuk bulatan agak lonjong atau dengan nama lain basil. Pada bakteri Escherichia
coli pewarnaan tidak mampu menembus dari dinding sel bakteri, sehingga bakteri
tetap transparan dan tidak berwarna. Hal ini membutktikan bahwa bakteri Escherichia
coli merupakan bakteri negatif, yang memiliki kandungan dinding sel lebih tebal
sehingga pewarnaan tidak dapat menembus dari bakteri. Sedangkan pada bakteri
Bacillus subtillis, merupakan bakteri yang memiliki gram positif, dikarenakan pada
bakteri tersebeut memilki dinding sel yang tipis sehingga pewarnaan mampu
mewarnai dari bentuk bakteri. Maka dapat dilihat bahwa pada bakteri Escherichia
coli merupakan bakteri gram negatif dikarenakan dinding sel bakteri yang begitu
6. 6
tebal tidak mampu mewarnai dari bentuk bakteri, sedangkan pada bakteri Bacillus
subtilis merupakan bakteri gram positif karena dengan dinding sel yang tipis
pewarnaan positif mewarnai bentuk dari bakteri.
Ketidak mampuan pewarnaan mewarnai bakteri dikarenakan diding sel yang
ada pada bakteri mengandung peptidoglikan yang lebih tebal. Dengan kandungan
peptidoglikan yang tinggi maka akan sangat sulit untuk menembus diding dari
bakteri, oleh karena itu bakteri tersebut dinamakan bakteri gram negtif. Sedangkan
pada bakteri yang memiliki peptidoglikan yang lebih kecil akan sangat mudah untuk
ditembus oleh zat warna, sehingga pada bakteri tersebut dinamakan bakteri gram
positif.
7. 7
BAB V
KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan percobaan di atas dapat disimpulkan bahwa:
1. Bakteri Escherichia coli merupakan bakteri gram negatif yang memilki
dinding sel yang lebih tebal sehingga dalam pewarnaan bersifat negatif
terhadap zat warna
2. Bakteri Bacillus subtilis merupakan bakteri gram positif dikarenakan memilki
dinding sel yang yang lebih tipis sehingga zat pewarnaan memberikan reaksi
positif terhadap sel bakteri
8. 8
DAFTAR PUSTAKA
Dwidjoseputro, D. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta : Djambatan
Hadiutomo. 1990. Mikrobiologi Dasar Jilid I . Jakarta: Erlangga
Lestari. 2012. Pewarnaan Sederhana, Negatif, Kapsul, dan Gram.
http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:eJKBPlYBtmMJ:rin
ayarina.pun.bz/files/mikrobiologi-
pewarnaan.pdf+&cd=1&hl=en&ct=clnk&gl=id diunduh tanngal 21 Oktober
2016