Pedoman ini memberikan panduan pengelolaan spesimen untuk mikrobiologi klinik, mulai dari cara pengambilan, transportasi, dan penyimpanan spesimen seperti darah, urin, feses, sputum, dan lainnya agar mutu hasil pemeriksaan terjaga."
Dokumen tersebut membahas tentang penanganan, penyimpanan, dan pemusnahan sampel mikrobiologi. Prinsip-prinsip pengambilan spesimen dan pengiriman spesimen dijelaskan secara rinci demikian juga pedoman untuk beberapa jenis spesimen seperti darah, urin, feses, dan sputum."
Dokumen ini memberikan informasi mengenai penanganan sampel urine, termasuk cara pengambilan sampel urine secara benar, jenis-jenis sampel urine, cara pengamanan dan pengiriman sampel, bahan pengawet urine, macam-macam pemeriksaan sampel urine di laboratorium, dan pelakuan terhadap sisa sampel urine setelah diperiksa.
Dokumen tersebut memberikan panduan mengenai persiapan pasien dan pengambilan spesimen untuk pemeriksaan mikroba, termasuk sputum, darah, feses, dan urine. Langkah-langkah pentingnya adalah membersihkan area pengambilan, mengambil jumlah spesimen yang cukup, dan menyimpan/mengirim spesimen dengan benar menggunakan media transport untuk menjaga kualitas spesimen.
1) Pemeriksaan feses berguna untuk mendiagnosis penyakit saluran pencernaan. 2) Pemeriksaan meliputi makroskopis dan mikroskopis untuk menilai jumlah, warna, bau, konsistensi, darah, lendir, parasit, dan sel-sel dalam feses. 3) Hasil pemeriksaan dapat menunjukkan kondisi seperti diare, konstipasi, perdarahan, infeksi parasit, dan gangguan pencernaan.
Pedoman ini memberikan panduan pengelolaan spesimen untuk mikrobiologi klinik, mulai dari cara pengambilan, transportasi, dan penyimpanan spesimen seperti darah, urin, feses, sputum, dan lainnya agar mutu hasil pemeriksaan terjaga."
Dokumen tersebut membahas tentang penanganan, penyimpanan, dan pemusnahan sampel mikrobiologi. Prinsip-prinsip pengambilan spesimen dan pengiriman spesimen dijelaskan secara rinci demikian juga pedoman untuk beberapa jenis spesimen seperti darah, urin, feses, dan sputum."
Dokumen ini memberikan informasi mengenai penanganan sampel urine, termasuk cara pengambilan sampel urine secara benar, jenis-jenis sampel urine, cara pengamanan dan pengiriman sampel, bahan pengawet urine, macam-macam pemeriksaan sampel urine di laboratorium, dan pelakuan terhadap sisa sampel urine setelah diperiksa.
Dokumen tersebut memberikan panduan mengenai persiapan pasien dan pengambilan spesimen untuk pemeriksaan mikroba, termasuk sputum, darah, feses, dan urine. Langkah-langkah pentingnya adalah membersihkan area pengambilan, mengambil jumlah spesimen yang cukup, dan menyimpan/mengirim spesimen dengan benar menggunakan media transport untuk menjaga kualitas spesimen.
1) Pemeriksaan feses berguna untuk mendiagnosis penyakit saluran pencernaan. 2) Pemeriksaan meliputi makroskopis dan mikroskopis untuk menilai jumlah, warna, bau, konsistensi, darah, lendir, parasit, dan sel-sel dalam feses. 3) Hasil pemeriksaan dapat menunjukkan kondisi seperti diare, konstipasi, perdarahan, infeksi parasit, dan gangguan pencernaan.
Dokumen tersebut membahas tentang pemeriksaan fisik sistem perkemihan yang meliputi inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi organ-organ terkait seperti ginjal, kandung kemih, dan meatus urinaria untuk mendeteksi gangguan pada sistem tersebut.
Pengambilan darah vena adalah proses pengambilan sampel darah dari pembuluh darah vena menggunakan jarum suntik atau tabung vakum. Prosesnya melibatkan identifikasi vena, pembersihan kulit, penusukan jarum ke dalam vena, dan pengumpulan darah di dalam tabung sampai selesai. Hal-hal penting yang perlu diperhatikan adalah pemasangan turniket, posisi jarum, dan penanganan setelah pengambilan untuk m
Dokumen tersebut membahas tentang urinalisis atau analisis urine untuk tujuan diagnosis penyakit. Urinalisis meliputi pemeriksaan fisik, kimiawi, dan mikroskopik urine untuk mendeteksi berbagai kondisi kesehatan seperti infeksi saluran kemih, diabetes, dan kehamilan. Pemeriksaan urine merupakan uji penyaring yang bermanfaat untuk skrining awal berbagai penyakit.
Dokumen tersebut membahas tentang rantai penularan penyakit infeksi yang terdiri dari 6 tahap yaitu agen infeksi, reservoir, portal keluar, cara penularan, portal masuk, dan penjamu. Dokumen juga menjelaskan upaya pencegahan seperti meningkatkan daya tahan tubuh, menginaktivasi agen penyebab, memutus rantai penularan, dan tindakan pasca pajanan untuk petugas kesehatan.
Pemeriksaan HIV dan Anti-T. pallidum Metode ImunokromatografiPatriciaGitaNaully
Ringkasan dari dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang HIV dan penyakit sipilis, termasuk prevalensi, gejala, penularan, pemeriksaan laboratorium, dan interpretasi hasilnya.
2. HIV adalah virus penyebab AIDS yang menyerang sel T dan menurunkan kekebalan tubuh, sementara sipilis disebabkan bakteri Treponema pallidum yang ditularkan melalui kontak seksual.
3. Pemeriksaan laboratorium unt
Analisis gas darah digunakan untuk menilai fungsi paru-paru dan status asam-basa darah dengan mengukur pH, oksigen, karbondioksida, dan parameter lainnya. Pemeriksaan ini berguna untuk mendeteksi gangguan pertukaran gas dan asam-basa, serta penyakit pernapasan dan jantung. Prosedur pengambilan sampel darah arteri dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari komplikasi.
Dokumen ini membahas tentang kelompok 2 pada mata kuliah Hematologi II dan metode pengukuran clotting time (waktu pembekuan darah) menggunakan metode slide, tabung, dan tabung kapiler. Metode-metode tersebut digunakan untuk mengetahui aktivitas faktor-faktor pembekuan darah.
Buku pedoman teknis pemeriksaan parasit malariahersu12345
Buku pedoman ini memberikan panduan lengkap tentang pemeriksaan parasit malaria secara mikroskopis dan menggunakan Rapid Diagnostic Test (RDT). Termasuk siklus hidup parasit, gejala klinis, alat dan prosedur pemeriksaan, interpretasi hasil, serta pengelolaan laboratorium malaria. Pedoman ini bertujuan meningkatkan mutu diagnosis malaria di seluruh fasilitas kesehatan.
Ada 4 jenis penyuntikan obat, yaitu intramuskular, intravena, subkutan, dan intrakutan. Masing-masing jenis memiliki lokasi dan sudut penyuntikan yang berbeda-beda, sesuai dengan jaringan sasaran. Spuit dan ukuran jarum juga bervariasi tergantung jenis penyuntikan.
Urine merupakan cairan sisa yang diekskresikan ginjal dan dikeluarkan melalui proses urinasi. Urine berfungsi untuk membuang zat sisa dan sebagai penunjuk dehidrasi. Pengambilan sampel urine harus dilakukan dengan benar agar tidak terkontaminasi, yaitu dengan mengumpulkan urine tengah. Sampel urine perlu dijaga kemurniannya dan dikirim ke laboratorium dalam waktu 2 jam atau ditambah pengawet. Berbag
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai prinsip-prinsip dan metode pemeriksaan parameter hematologi seperti hemoglobin, hitung jumlah sel darah, laju endap darah, dan hematokrit menggunakan berbagai alat dan reagen. Dokumen ini juga menjelaskan rujukan nilai normal hasil pemeriksaan parameter hematologi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Dokumen tersebut berisi soal-soal ujian akhir semester (UAS) mata kuliah bakteriologi. Soal-soal tersebut meliputi materi tentang media pembiakan bakteri, klasifikasi bakteri seperti Staphylococcus aureus, ciri-ciri bakteri patogen seperti Staphylococcus aureus, tes-tes untuk membedakan bakteri, isolasi bakteri dari berbagai bahan klinis, dan uji biokimia bakteri.
Dokumen tersebut membahas dua metode untuk mengukur laju endap darah yaitu metode Westergreen dan Wintrobe. Kedua metode melibatkan pengambilan darah vena dan pencampurannya dengan antikoagulan sebelum dimasukkan ke dalam tabung untuk diukur kecepatan endapnya selama satu atau dua jam. Metode Westergreen menggunakan tabung dan rak Westergreen sementara metode Wintrobe menggunakan tabung dan rak Wintrobe
Dokumen tersebut membahas tentang pemeriksaan fisik sistem perkemihan yang meliputi inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi organ-organ terkait seperti ginjal, kandung kemih, dan meatus urinaria untuk mendeteksi gangguan pada sistem tersebut.
Pengambilan darah vena adalah proses pengambilan sampel darah dari pembuluh darah vena menggunakan jarum suntik atau tabung vakum. Prosesnya melibatkan identifikasi vena, pembersihan kulit, penusukan jarum ke dalam vena, dan pengumpulan darah di dalam tabung sampai selesai. Hal-hal penting yang perlu diperhatikan adalah pemasangan turniket, posisi jarum, dan penanganan setelah pengambilan untuk m
Dokumen tersebut membahas tentang urinalisis atau analisis urine untuk tujuan diagnosis penyakit. Urinalisis meliputi pemeriksaan fisik, kimiawi, dan mikroskopik urine untuk mendeteksi berbagai kondisi kesehatan seperti infeksi saluran kemih, diabetes, dan kehamilan. Pemeriksaan urine merupakan uji penyaring yang bermanfaat untuk skrining awal berbagai penyakit.
Dokumen tersebut membahas tentang rantai penularan penyakit infeksi yang terdiri dari 6 tahap yaitu agen infeksi, reservoir, portal keluar, cara penularan, portal masuk, dan penjamu. Dokumen juga menjelaskan upaya pencegahan seperti meningkatkan daya tahan tubuh, menginaktivasi agen penyebab, memutus rantai penularan, dan tindakan pasca pajanan untuk petugas kesehatan.
Pemeriksaan HIV dan Anti-T. pallidum Metode ImunokromatografiPatriciaGitaNaully
Ringkasan dari dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang HIV dan penyakit sipilis, termasuk prevalensi, gejala, penularan, pemeriksaan laboratorium, dan interpretasi hasilnya.
2. HIV adalah virus penyebab AIDS yang menyerang sel T dan menurunkan kekebalan tubuh, sementara sipilis disebabkan bakteri Treponema pallidum yang ditularkan melalui kontak seksual.
3. Pemeriksaan laboratorium unt
Analisis gas darah digunakan untuk menilai fungsi paru-paru dan status asam-basa darah dengan mengukur pH, oksigen, karbondioksida, dan parameter lainnya. Pemeriksaan ini berguna untuk mendeteksi gangguan pertukaran gas dan asam-basa, serta penyakit pernapasan dan jantung. Prosedur pengambilan sampel darah arteri dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari komplikasi.
Dokumen ini membahas tentang kelompok 2 pada mata kuliah Hematologi II dan metode pengukuran clotting time (waktu pembekuan darah) menggunakan metode slide, tabung, dan tabung kapiler. Metode-metode tersebut digunakan untuk mengetahui aktivitas faktor-faktor pembekuan darah.
Buku pedoman teknis pemeriksaan parasit malariahersu12345
Buku pedoman ini memberikan panduan lengkap tentang pemeriksaan parasit malaria secara mikroskopis dan menggunakan Rapid Diagnostic Test (RDT). Termasuk siklus hidup parasit, gejala klinis, alat dan prosedur pemeriksaan, interpretasi hasil, serta pengelolaan laboratorium malaria. Pedoman ini bertujuan meningkatkan mutu diagnosis malaria di seluruh fasilitas kesehatan.
Ada 4 jenis penyuntikan obat, yaitu intramuskular, intravena, subkutan, dan intrakutan. Masing-masing jenis memiliki lokasi dan sudut penyuntikan yang berbeda-beda, sesuai dengan jaringan sasaran. Spuit dan ukuran jarum juga bervariasi tergantung jenis penyuntikan.
Urine merupakan cairan sisa yang diekskresikan ginjal dan dikeluarkan melalui proses urinasi. Urine berfungsi untuk membuang zat sisa dan sebagai penunjuk dehidrasi. Pengambilan sampel urine harus dilakukan dengan benar agar tidak terkontaminasi, yaitu dengan mengumpulkan urine tengah. Sampel urine perlu dijaga kemurniannya dan dikirim ke laboratorium dalam waktu 2 jam atau ditambah pengawet. Berbag
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai prinsip-prinsip dan metode pemeriksaan parameter hematologi seperti hemoglobin, hitung jumlah sel darah, laju endap darah, dan hematokrit menggunakan berbagai alat dan reagen. Dokumen ini juga menjelaskan rujukan nilai normal hasil pemeriksaan parameter hematologi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Dokumen tersebut berisi soal-soal ujian akhir semester (UAS) mata kuliah bakteriologi. Soal-soal tersebut meliputi materi tentang media pembiakan bakteri, klasifikasi bakteri seperti Staphylococcus aureus, ciri-ciri bakteri patogen seperti Staphylococcus aureus, tes-tes untuk membedakan bakteri, isolasi bakteri dari berbagai bahan klinis, dan uji biokimia bakteri.
Dokumen tersebut membahas dua metode untuk mengukur laju endap darah yaitu metode Westergreen dan Wintrobe. Kedua metode melibatkan pengambilan darah vena dan pencampurannya dengan antikoagulan sebelum dimasukkan ke dalam tabung untuk diukur kecepatan endapnya selama satu atau dua jam. Metode Westergreen menggunakan tabung dan rak Westergreen sementara metode Wintrobe menggunakan tabung dan rak Wintrobe
Penjelasan pengisian tb.06 dan format tb.06Ricky Gunawan
Dokumen ini memberikan petunjuk pengisian daftar suspek (terduga) pasien TB yang mencakup penjelasan tentang kolom-kolom yang harus diisi pada daftar tersebut seperti identitas pasien dan fasilitas kesehatan, hasil pemeriksaan laboratorium, serta tindak lanjut pengobatan.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai dahak atau sputum, yang merupakan sekret mukus dari paru-paru, bronkus, dan trakea. Terdapat beberapa macam dahak berdasarkan ciri dan gejala penyakitnya. Cara pengambilan dahak yang tepat adalah dengan mengkonsumsi air banyak sebelumnya, lalu membatukkan dahak pertama kali ke dalam wadah steril. Spesimen dahak kemudian d
Dokumen ini memberikan informasi mengenai prosedur pemeriksaan sampel sputum untuk diagnosis penyakit paru seperti tuberkulosis dan kanker paru. Terdapat penjelasan tentang tujuan, jenis-jenis, dan cara pengambilan sampel sputum yang baik serta penyimpanannya sebelum diperiksa di laboratorium.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang metode pewarnaan Kinyoun-Gabbet untuk membedakan bakteri tahan asam dan tidak tahan asam.
2. Metode ini memanfaatkan zat warna fuchsin basa dan methylen biru untuk membedakan kedua jenis bakteri tersebut.
3. Mycobacterium tuberculose adalah contoh bakteri tahan asam yang dapat menyebabkan penyakit tuberkulosis
Ada 3 cara perkembang biakan bakteri, yaitu pembelahan biner, pembentukan spora, dan perkembang biakan seksual. Pembelahan biner adalah cara utama, dimana sel bakteri membelah menjadi dua sel baru. Bakteri juga dapat membentuk spora seperti endospora untuk bertahan hidup dalam kondisi buruk. Meskipun tidak secara seksual, bakteri dapat melakukan pertukaran materi genetik melalui konjugasi,
Dokumen tersebut membahas tentang teknik pewarnaan bakteri untuk mempelajari morfologi dan membedakan jenis bakteri. Terdapat beberapa jenis zat pewarna yang dapat digunakan seperti safranin, gentian violet, dan methylene blue. Teknik pewarnaan Gram dan BTA digunakan untuk membedakan bakteri menjadi Gram positif, Gram negatif, dan mengidentifikasi Mycobacterium tuberculosis.
Dokumen ini membahas program kawalan infeksi di fasilitas kesehatan primer di Jabatan Kesehatan Negeri Pahang, Malaysia. Program ini penting untuk menjaga kesehatan tenaga kesehatan dan mencegah penularan penyakit. Standar kawalan infeksi perlu diterapkan untuk mengurangi risiko penularan, dan pelatihan telah dilakukan untuk 52% tenaga kesehatan. Audit berkala dilakukan untuk memantau kepatuhan dan mengidentifikasi area
Dokumen tersebut membahas tentang pemeriksaan feses sebagai salah satu parameter penting untuk membantu diagnosis penyakit sistem pencernaan dan menyelidiki penyakit secara mendalam. Ia menjelaskan pengertian feses, komposisi feses normal maupun patologis, teknik pengumpulan dan pengawetan sampel feses, jenis-jenis pemeriksaan feses, serta manfaat dan keterbatasan hasil pemeriksaan feses.
Pencampuran obat kanker harus dilakukan dengan teknik aseptis yang ketat untuk mencegah paparan bahaya obat terhadap petugas farmasi. Prosedur meliputi persiapan peralatan khusus, dekontaminasi ruang bersih, dan teknik penanganan obat secara hati-hati untuk memastikan keamanan petugas dan mutu produk.
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN -NOVI.pptxBeiPrinting
Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini memberikan ringkasan tentang kegiatan PKL yang dilaksanakan di Unit Laboratorium Kesehatan BLUD UPTD Puskesmas Langensari 2. PKL bertujuan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam pemeriksaan laboratorium dan menambah pengalaman bekerja di laboratorium kesehatan. Selama PKL, siswa belajar tentang prosedur pengambilan sampel, jenis pemeriksaan, dan alat-alat
Dokumen ini memberikan panduan tentang prosedur pelepasan infus pada pasien. Prosedur ini meliputi persiapan pasien, pelaksanaan pelepasan infus secara perlahan dan steril, serta evaluasi dan dokumentasi hasil tindakan. Prosedur ini bertujuan untuk mencabut selang infus dan abocatenya secara aman jika sudah tidak diperlukan lagi.
Sri aminingsih puskesmas todanan kelas e_m1_pengambilan darahsriaminingsih1
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai prosedur pengambilan sampel darah vena dan kapiler untuk pemeriksaan HIV dan sifilis, mulai dari persiapan alat dan bahan, teknik pengambilan sampel, pengelolaan sampel, dan penyimpanannya."
Evaluasi kepatuhan clinical pathway di RSUD Sunan Kalijaga Demak menunjukkan tingkat kepatuhan yang meningkat untuk beberapa kasus seperti demam tifoid dewasa dan anak, tetapi masih perlu peningkatan untuk kasus sectio caesarea dan adenotonsilitis anak. Berbagai upaya dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan melalui sosialisasi, revisi clinical pathway, dan peningkatan kesadaran akan pentingnya coding pasien.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan oksigenasi yang mencakup pengertian, tujuan, metode, dan langkah-langkah pemberian oksigen serta faktor-faktor yang mempengaruhi oksigenasi tubuh. Dokumen ini juga menjelaskan anatomi dan fisiologi sistem pernafasan serta aspek-aspek pengkajian dan diagnosis keperawatan terkait oksigenasi.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai pemasangan infus, termasuk tujuan umum dan khususnya, anatomi vena, pemilihan jarum dan kanula, komplikasi yang dapat timbul, dan hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam pemasangan dan perawatan infus.
Pemasangan infus dengan benar melibatkan persiapan peralatan yang steril, pengecekan identitas pasien yang tepat, dan teknik penanamkan jarum intravena yang aman untuk mencegah komplikasi.
Dokumen tersebut berisi prosedur operasional standar (SOP) untuk beberapa tindakan medis dasar di puskesmas seperti pemberian oksigen, mengganti balutan luka, menjahit luka, insisi abses, sterilisasi peralatan medis, dan membersihkan sumbatan kotoran di telinga.
Buku penuntun ini memberikan pedoman teknik dan prosedur praktikum hematologi bagi mahasiswa kedokteran, mulai dari teknik pengambilan darah, tes hematologi dasar seperti hitung eritrosit dan leukosit, hingga tes lanjutan seperti golongan darah dan koagulasi darah. Buku ini dilengkapi gambar untuk memperjelas prosedur-prosedur tersebut.
Buku ini memberikan pedoman bagi mahasiswa kedokteran untuk melakukan tes hematologi dasar seperti hitung sel darah, laju endap darah, dan golongan darah melalui teknik dan prosedur standar. Buku ini juga berisi gambar untuk memudahkan pemahaman konsep dan teknik-tekniknya.
Similar to Prosedur pengambilan spesimen kultur sputum (20)
Secara Umum
Memberikan acuan bagi petugas kesehatan dlm penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana
Secara Khusus Tersedianya standar :
SDM Kesehatan
Penyiapan fasilitas pelayanan
Pelayanan pengobatan, gizi, kesehatan jiwa, kesehatan reproduksi
Pengendalian penyakit potensial wabah
Pengaturan obat bantuan
Kegiatan pengumpulan data dan informasi dengan tujuan untuk menilai kerusakan dan mengidentifikasi kebutuhan dasar yang diperlukan segera sebagai respon dalam suatu kejadian bencana
Manajemen Kesehatan pada Penanggulangan BencanaBambang Fadhil
Manajemen Kesehatan pada Penanggulangan Bencana merupakan Kajian dari langkah Mitigasi, Sebelum bencana, Saat Bencana dan pada kondisi rehabilitasi dan Rekonstruksi
Dokumen tersebut membahas pentingnya kesehatan dan sanitasi dalam situasi bencana, termasuk penyediaan air bersih, sanitasi, dan promosi kesehatan. Dokumen tersebut juga menjelaskan berbagai aspek terkait air bersih, sanitasi, pengelolaan sampah, dan pencegahan penyakit dalam situasi darurat.
Pemeriksaan gas darah arteri digunakan untuk mendeteksi gangguan metabolik dan pernafasan melalui analisis ketidakseimbangan asam-basa. Prosedurnya melibatkan pengambilan darah arteri dengan jarum untuk diuji pH, pCO2, HCO3, dan BE guna menginterpretasikan jenis asidosis atau alkalosis. Hasilnya digunakan untuk menentukan intervensi seperti latihan nafas, cairan infus, atau suplemen bikar
Terima kasih atas informasinya. Saya mengerti bahwa dokumen tersebut membahas upaya meminimalkan insiden Ventilator-associated Pneumonia (VAP) dengan melakukan dekontaminasi orofaring menggunakan larutan klorheksidin 0,2%.
9. PERSIAPAN ALAT KULTUR SPUTUM
a) BAG and MASK
b) MESIN SUCTION
c) CATHETER SUCTION ( UKURAN DISESUAIKAN )
d) MUCUS EKSTRAKTOR
e) SARUNG TANGAN
f) GUNTING STERIL
g) PINSET ANATOMI
h) NaCl 0,9 %
i) LILIN & KOREK API
j) LABEL
k) BENGKOK
l) MASKER
12. PERSIAPAN PASIEN
• MENJELASKAN KEPADA PASIEN TUJUAN DAN
TINDAKAN YANG DILAKUKAN ( BAIK
SADAR/TIDAK SADAR )
• MENGATUR SESUAI KONDISI PASIEN
13. PELAKSANAAN
1. SEMUA PETUGAS YANG AKAN MELAKSANAKAN
TINDAKAN WAJIB MENCUCI TANGAN DAN
MEMAKAI SARUNG TANGAN
2. OKSIGENASI 100% ( PETUGAS 1 )
14. PELAKSANAAN
3. PETUGAS 2 : DIBANTU DENGAN PETUGAS 1 ( SEBELUM OKSIGENASI )
– MEMBUKA PEMBUNGKUS MUKUS EKSTRAKTOR DAN MEMOTONG UJUNG SELANG
KECIL
– MEMBUKA PEMBUNGKUS KATETER SUCTION NO. 6 ( ANAK )
– UNTUK DEWASA DITAMBAH NO. 14 KEMUDIAN DIPOTONG PANGKALNYA,
– CATATAN : UJUNG NO. 6 LEBIH PANJANG DARI UJUNG NO. 14
4. PETUGAS 1
– MENGHUBUNGKAN UJUNG KATETER SUCTION NO. 6 DENGAN UJUNG SELANG
MUCUS EKSTRAKTOR
– UNTUK PASIEN DEWASA UJUNG KATETER NO. 6 DIMASUKKAN LAGI KEDALAM UJUNG
KATETER SUCTION NO. 14
5. MUCUS EKSTRAKTOR Dihubungkan dengan selang suction yang
tekanannya sudah diatur sesuai dengan usia pasien
15. PELAKSANAAN
6. PETUGAS 1 : Memberikan oksigenasi 100% ke pasien
7. PETUGAS 2 : Memasukkan ujung kateter suction pada ETT sampai ke
KARINA dan kemudian ditarik 1 cm dan dihisap sampai sekret masuk
kedalam mucus ekstraktor. Bila sekret kental dan tidak bisa terhisap
sampai mucus ekstraktor maka di washing dengan NACl 0,9 % ± 1 cc
8. Petugas 2 :
– Memotong Selang mucus ekstraktor pada kedua ujungnya,
– kemudian jepit kedua ujung selang yang sudah dipotong dengan
pinset steril
– Kedua ujungnya dibakar dengan lilin dan ditekan sampai tertutup
9. Memberi Label
– NAMA
– UMUR
– NO. REGISTER MEDIK
– ASAL RUANGAN
– TANGGAL DAN JAM PENGAMBILAN
– JENIS PEMERIKSAAN
16. Hal-hal yang perlu diperhatikan
• TEHNIK ASEPTIK
• BAHAN SEGERA DIKIRIM
• BILA HASIL SUDAH ADA SEGERA
INFORMASIKAN DAN DOKUMENTASIKAN