Disampaikan pada forum Penguatan Kelembagaan Pusat Data dan Informasi Penelitian Hukum dan HAM,
Balitbang Hukum dan HAM Kemenkumham RI
Jakarta, 23 Februari 2016
Dr. Tri Widodo W. Utomo, SH.,MA
Peneliti Ahli Utama/Deputi Inovasi Adm. Negara LAN
http://inovasi.lan.go.id
Suplemen Materi “Agenda Setting dan Perumusan Kebijakan”
Diklat Analisis Kebijakan Publik Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Jakarta, 4-5 Maret 2013
Formulasi kebijakan sebagai bagian dalam proses kebijakan publik merupakan tahap yang paling krusial karena implementasi dan evaluasi kebijakan hanya dapat dilaksanakan apabila tahap formulasi kebijakan telah selesai, disamping itu kegagalan suatu kebijakan atau program dalam mencapai tujuan-tujuannya sebagian besar bersumber pada ketidaksempurnaan pengolaan tahap formulasi
Suplemen Materi “Agenda Setting dan Perumusan Kebijakan”
Diklat Analisis Kebijakan Publik Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Jakarta, 4-5 Maret 2013
Formulasi kebijakan sebagai bagian dalam proses kebijakan publik merupakan tahap yang paling krusial karena implementasi dan evaluasi kebijakan hanya dapat dilaksanakan apabila tahap formulasi kebijakan telah selesai, disamping itu kegagalan suatu kebijakan atau program dalam mencapai tujuan-tujuannya sebagian besar bersumber pada ketidaksempurnaan pengolaan tahap formulasi
Disampaikan pada Webinar “Find the Best Analysis for Strategic Policy”
Diselenggarakan oleh Pusat Penanganan Isu Strategis Kementerian Perdagangan
Jakarta, 30 September 2021
Dr. Tri Widodo W. Utomo, SH.,MA
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN-RI
Disampaikan pada Diklat Calon Analis Kebijakan Angkatan II
LAN-RI Jakarta, 11 April 2016
Dr. Tri Widodo W. Utomo, MA
Plt. Deputi Kajian Kebijakan/
Deputi Inovasi Administrasi Negara LAN-RI, Jl. Veteran No. 10 Jakarta
http://lan.go.id
Innovation & Public Sector Performance in IndonesiaFulfilling Constitution Oath and People’s Rights of Welfare
Presented in “The International Workshop on Democracy and Innovation in Good Governance”, conducted by NIPA and Ministry of Foreign Affairs
Jakarta, June 9, 2015
Tri Widodo W. Utomo
Deputy ChaIrman for Innovation of Public Administration
National Institute of Public Administration (NIPA)
The Republic of Indonesia
Disampaikan pada Webinar “Find the Best Analysis for Strategic Policy”
Diselenggarakan oleh Pusat Penanganan Isu Strategis Kementerian Perdagangan
Jakarta, 30 September 2021
Dr. Tri Widodo W. Utomo, SH.,MA
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN-RI
Disampaikan pada Diklat Calon Analis Kebijakan Angkatan II
LAN-RI Jakarta, 11 April 2016
Dr. Tri Widodo W. Utomo, MA
Plt. Deputi Kajian Kebijakan/
Deputi Inovasi Administrasi Negara LAN-RI, Jl. Veteran No. 10 Jakarta
http://lan.go.id
Innovation & Public Sector Performance in IndonesiaFulfilling Constitution Oath and People’s Rights of Welfare
Presented in “The International Workshop on Democracy and Innovation in Good Governance”, conducted by NIPA and Ministry of Foreign Affairs
Jakarta, June 9, 2015
Tri Widodo W. Utomo
Deputy ChaIrman for Innovation of Public Administration
National Institute of Public Administration (NIPA)
The Republic of Indonesia
Landreform banyak dibicarakan, dijanjikan, direncanakan. Namun, tak kunjung berjalan. Banyak kendala, masalah, dan ketakutan. Jadi tinggal wacana dan omdo saja.
UU No 19 tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani memberikan harapan besar untuk petani. Semoga amanah UU ini ditambah dengan revisi MK dipahami oleh semua pihak, dan menjadi perhatian.
Bagi hasil pertanian jarang diperdulikan orang. Saat ini bagi hasil yang berlaku sudah banyak yang tidak adil. Andai saja ini diperbaiki, lumayan untuk peningkatan pendapatan petani penyakap.
Pengembangan Inovasi Lembaga Litbang untuk Menjawab Tantangan Masa DepanTri Widodo W. UTOMO
Dr. Tri Widodo W. Utomo, SH.,MA
Peneliti Ahli Utama / Deputi Inovasi Adm. Negara LAN-RI
Disampaikan pada Seminar
“Penguatan Hukum dan HAM Menyongsong Tahun 2016”,
Balitbang Hukum dan HAM – Kemenkumham RI
Jakarta, 28 Desember 2015
Terdapat dua metode penelitian yang digunakan para peneliti dalam lingkup ilmu sosial, yaitu metode kuantitatif dan metode kualitatif. Di antara dua metode penelitian tersebut, metode kuantitatif merupakan metode yang lebih banyak digunakan, dibandingkan dengan metode kualitatif. Dengan kata lain, metode penelitian kuantitatif lebih populer dibandingkan dengan metode penelitian kualitatif.
Namun demikian, Chua (1986) menyatakan bahwa metode kuantitatif yang menekankan pada hipotesis-deduktif memiliki keterbatasan dalam menjangkau permasalahan yang diteliti. Dengan keterbatasan tersebut, diperlukan adanya metode alternatif yang bisa menjawab pertanyaan-pernyataan yang tidak bisa dijawab dengan metode penelitian kuantitatif. Metode tersebut adalah metode kualitatif.
Seiring dengan perkembangan jaman, khususnya dalam bidang akuntansi dan manajemen, mulai banyak peneliti yang menggunakan metode kualitatif dan hasil penelitiannya telah diterbitkan pada jurnal akuntansi dan manajemen yang bereputasi baik (Basri, 2014). Hal ini menunjukkan bahwa metode kualitatif mulai mendapatkan perhatian dari para peneliti.
Tulisan ini bertujuan untuk membahas metode penelitian kualitatif. Dimulai dengan konsep penelitian kualitatif, kemudian dibahas perbedaan antara metode kuantitatif dan metode kualitatif, alasan penggunaan metode kualitatif, dan dibahas juga bagaimana proses penelitian dengan menggunakan metode kualitatif. Hasil akhir yang diharapkan adalah adanya pemahaman yang lebih mendalam apa dan bagaimana penggunaan metode kualitatif.
B. Definisi dan konsep penelitian kualitatif
Definisi penelitian kualitatif dapat ditemukan pada banyak literatur. Antara lain, Ali dan Yusof (2011) mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai:
Any investigation which does not make use of statistical procedures is called “qualitative” nowdays, as if this were a quality label in itself.
Definisi dari Ali dan Yusof tersebut, menekankan pada ketidakhadiran penggunaan alat-alat statistik dalam penelitian kualitatif. Hal ini tentunya untuk mempermudah dalam membedakan penggunaan metode kualitatif dengan penggunaan metode kuantitatif. Karena metode kuantitatif bergantung pada penggunaan perhitungan dan prosedur analisis statistika. Sementara itu, metode kualitatif lebih menekankan pada pengamatan fenomena dan lebih meneliti ke subtansi makna dari fenomena tersebut. Analisis dan ketajaman penelitian kualitatif sangat terpengaruh pada kekuatan kata dan kalimat yang digunakan. Oleh karena itu, Basri (2014) menyimpulkan bahwa fokus dari penelitian kualitatif adalah pada prosesnya dan pemaknaan hasilnya. Perhatian penelitian kualitatif lebih tertuju pada elemen manusia, objek, dan institusi, serta hubungan atau interaksi di antara elemen-elemen tersebut, dalam upaya memahami suatu peristiwa, perilaku, atau fenomena (Mohamed, Abdul Majid & Ahmad, 2010).
C. Perbedaan metode kualitatif dan metode kuantitatif
Menurut McCusker, K., & Gunaydin, S. (2015), metode kualitatif digunaka
Disampaikan pada PKN Tingkat II Angkatan XVI, LAN RI
Jakarta, 6 Juni 2024
Dr. Tri Widodo W. Utomo, SH. MA.
Deputi Bidang Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN RI
Disampaikan pada PKN Tingkat II Angkatan IV-2024 BPSDM Provinsi Jawa Tengah dengan Tema “Transformasi Tata Kelola Pelayanan Publik untuk Mewujudkan Perekonomian Tangguh, Berdayasaing, dan Berkelanjutan”
Dr. Tri Widodo Wahyu Utomo, S.H., MA
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN RI
Disampaikan dalam Drum-up Laboratorium Inovasi Kabupaten Sorong, 27 Mei 2024
Dr. Tri Widodo W. Utomo, S.H., MA.
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN-RI
Disampaikan pada Webinar Kebijakan Publik Series #4, Masyarakat Kebijakan Publik Indonesia (MAKPI)
Jakarta, 16 Mei 2024
Dr. Tri Widodo W. Utomo, SH. MA.
Deputi Bidang Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN RI
Disampaikan pada Lokakarya Persiapan IKK 2024 dan Penganugerahan Hasil Pengukuran IKK Kemenkes Tahun 2023
Jakarta, 30 April 2024
Dr. Tri Widodo W. Utomo, SH. MA.
Deputi Bidang Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN RI
Disampaikan pada “Evaluasi Dampak Diklat”, diselenggarakan
oleh BPSDM Provinsi Jawa Timur
Dr. Tri Widodo W. Utomo, SH., MA
Deputi Bidang Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara
Lembaga Administrasi Negara RI
Surabaya, 7 Maret 2024
Disampaikan pada “Rapat Koordinasi BPSDM se Kalimantan Utara
Tarakan, 29 Februari 2024
Dr. Tri Widodo W. Utomo, SH., MA
Deputi Bidang Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara
Lembaga Administrasi Negara RI
Materi Drum-up Kelas Inovasi, diperuntukkan bagi Tim Adhiganapraya LAN
Dr. Tri Widodo W. Utomo, SH.,MA
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN-RI
Disampaikan pada Rapat Koordinasi Teknis Kementerian Hukum dan HAM dengan tema “Mewujudkan Kebijakan yang Berkualitas untuk Kinerja Kemenkumham yang Berdampak”
Jakarta, 22 Februari 2024
Dr. Tri Widodo W. Utomo, SH. MA.
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN RI
Keynote Speech Deputi Bidang Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN RI
Dr. Tri Widodo W. Utomo, SH.,MA
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN-RI
Jakarta, 15 November 2023
Dr. Tri Widodo W. Utomo, MA
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN-RI
Disampaikan pada Temu Inovator (Innovation Summit) Kabupaten Bogor
30 Januari 2024
Dr. Tri Widodo W. Utomo, MA
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN-RI
Disampaikan pada Webinar Seri 2 ASN Belajar BPSDM Jawa Timur
18 Januari 2024
Belajar Bersama Widyaiswara LAN
Diselenggarakan oleh Pusbangkom TSK LAN
Dr. Tri Widodo W. Utomo, MA
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN-RI
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
Kementerian Kesehatan menggulirkan transformasi sistem kesehatan.
Terdapat 6 pilar transformasi sistem kesehatan sebagai penopang kesehatan
Indonesia yaitu: 1) Transformasi pelayanan kesehatan primer; 2) Transformasi
pelayanan kesehatan rujukan; 3) Transformasi sistem ketahanan kesehatan;
4) Transformasi sistem pembiayaan kesehatan; 5) Transformasi SDM
kesehatan; dan 6) Transformasi teknologi kesehatan.
Transformasi pelayanan kesehatan primer dilaksanakan melalui edukasi
penduduk, pencegahan primer, pencegahan sekunder dan peningkatan
kapasitas serta kapabilitas pelayanan kesehatan primer. Pilar prioritas
pertama ini bertujuan menata kembali pelayanan kesehatan primer yang ada,
sehingga mampu melayani seluruh penduduk Indonesia dengan pelayanan
kesehatan yang lengkap dan berkualitas.
Penataan struktur layanan kesehatan primer tersebut membutuhkan
pendekatan baru yang berorientasi pada kebutuhan layanan di setiap
siklus kehidupan yang diberikan secara komprehensif dan terintegrasi
antar tingkatan fasilitas pelayanan kesehatan. Pendekatan baru ini disebut
sebagai Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer, melibatkan Puskesmas, unit
pelayanan kesehatan di desa/kelurahan yang disebut juga sebagai Puskesmas
Pembantu dan Posyandu. Selanjutnya juga akan melibatkan seluruh fasilitas
pelayanan kesehatan primer.
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023Muh Saleh
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 merupakan survei yang mengintegrasikan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dan Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGI). SKI 2023 dikerjakan untuk menilai capaian hasil pembangunan kesehatan yang dilakukan pada kurun waktu lima tahun terakhir di Indonesia, dan juga untuk mengukur tren status gizi balita setiap tahun (2019-2024). Data yang dihasilkan dapat merepresentasikan status kesehatan tingkat Nasional sampai dengan tingkat Kabupaten/Kota.
Ketersediaan data dan informasi terkait capaian hasil pembangunan kesehatan penting bagi Kementerian Kesehatan, Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota sebagai bahan penyusunan kebijakan, program dan kegiatan pembangunan yang lebih terarah dan tepat sasaran berbasis bukti termasuk pengembangan Rencana Pembangunan Kesehatan Jangka Menengah Nasional (RPJMN 2024-2029) oleh Kementerian PPN/Bappenas. Dalam upaya penyediaan data yang valid dan akurat tersebut, Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) dalam penyusunan metode dan kerangka sampel SKI 2023, serta bersama dengan Lintas Program di Kementerian Kesehatan, World Health Organization (WHO) dan World Bank dalam pengembangan instrumen, pedoman hingga pelaporan survei.
Meta Analisis Dalam Studi Kebijakan (Pendekatan Kualitatif)
1. Meta Analisis Dalam Studi Kebijakan
Dr. Tri Widodo W. Utomo, SH.,MA
Peneliti Ahli Utama/Deputi Inovasi Adm. Negara LAN
http://inovasi.lan.go.id
Disampaikan pada forum Penguatan Kelembagaan Pusat
Data dan Informasi Penelitian Hukum dan HAM,
Balitbang Hukum dan HAM Kemenkumham RI
Jakarta, 23 Februari 2016
PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL
((((PendekatanPendekatanPendekatanPendekatan KualitatifKualitatifKualitatifKualitatif))))
2. Riset Kebijakan & Urgensi Meta Analisis
Dalam policy making process, riset bukan untuk riset (research for the sake
of research), namun untuk perbaikan mutu kebijakan (research for the sake
of policy betterment).
Riset Kebijakan bersifat kompleks:
o Aktor Kebijakan: Government & non-government dengan preferensi &
kepentingan yang beragam;
o Lingkungan Kebijakan: Ipoleksosbud;
o Dimensi Kebijakan: lintas disiplin, lintas sektor, lintas issu.
Kebijakan publik harus didukung riset (kajian/studi) yang komprehensif
One study for one policy is no longer appropriate !!
Meta Analisis menjadi opsi baru untuk menghasilkan kebijakan publik yang
berkualitas.
3. … kajian thd kajian;
analisis thd analisis …
… menarik sistesis dari
beragam analisis …
Antara Analisis & Meta Analisis
Kajian / Analisis Sintesis / Meta Analisis
4. Penyajian Meta Analisis
Kajian / Analisis Meta Analisis Penyajian
Kajian A
Kajian B
Kajian C
Sintesis
Policy Paper
Policy Brief
Policy Memo
5. Systematic
Review (SR)
Meta Analysis
(MA)
o Menggunakan metode statistik
formal;
o Pendekatan kuantitatif.
o Tidak menggunakan metode
statistik;
o Pendekatan kualitatif.
Knowledge Synthesis
Sumber: Ruswana Anwar, 2005, Meta Analisis, Bandung: FK Unpad. Pendapat lain menyatakan bahwa systematic
review untuk teknik kuantitatif disebut Meta Analisis, sedangkan untuk teknik kualitatif disebut Mena Sistesis.
Lihat: Siswanto, 2010, “Systematic Review sebagai Metode Penelitian Untuk Mensintesis Hasil-hasil Penelitian
(Sebuah Pengantar)”, dalam Buletin Penelitian Sistem Kesehatan – Vol. 13 No. 4 Oktober.
7. Mengapa MA / SR?
Membantu
mengintegrasikan
banyak informasi,
dari banyak penelitian
yang terkadang saling
bertentangan.
Membantu
mengintegrasikan
banyak informasi,
dari banyak penelitian
yang terkadang saling
bertentangan.
Membantu
mengintegrasikan
banyak informasi,
dari banyak penelitian
yang terkadang saling
bertentangan.
Meningkatkan kekuatan
analisis, mengatasi
ketidakpastian, dan
mungkin menjawab
pertanyaan yang tidak
diajukan pada studi
sebelumnya.
Meningkatkan kekuatan
analisis, mengatasi
ketidakpastian, dan
mungkin menjawab
pertanyaan yang tidak
diajukan pada studi
sebelumnya.
Meningkatkan kekuatan
analisis, mengatasi
ketidakpastian, dan
mungkin menjawab
pertanyaan yang tidak
diajukan pada studi
sebelumnya.
Untuk memahami
masalah statistik,
substantif, dan
metodologis baik
dalam studi asli
dan dalam meta-
analisis.
Untuk memahami
masalah statistik,
substantif, dan
metodologis baik
dalam studi asli
dan dalam meta-
analisis.
Untuk memahami
masalah statistik,
substantif, dan
metodologis baik
dalam studi asli
dan dalam meta-
analisis.
8. Keunggulan MA / SR
Lebih sedikit subjektivitas dan judgement
Dapat menjawab kesenjangan hasil yg terjadi dari studi yg beragam
Menghasilkan suatu hasil yang lebih signifikan
Lebih banyak sampel, sehingga hasil lebih representatif
9. Kelemahan MA / SR
Karena bersifat mengagregatkan/merata2kan, sesuatu yang berbeda
bisa dipandang sama
Publication-bias: kecenderungan mempublikasikan hasil yang
signifikan atau yang sesuai tujuan peneliti saja
Sampling-bias: kemungkinan terjadi/memiliki sampel atau data
yang tidak perlu (sampah) karena banyaknya sampel
11. Langkah MA / SR?
1. Mengidentifikasi dan memformulasikan
permasalahan penelitian;
2. Mengumpulkan data melalui seleksi artikel
atau hasil-hasil penelitian yang relevan
dengan permasalahan penelitian;
3. Penjelasan dan evaluasi data;
4. Analisa dan interpretasi hasil analisa itu
sendiri.
1. Mengidentifikasi dan memformulasikan
permasalahan penelitian;
2. Mengumpulkan data melalui seleksi artikel
atau hasil-hasil penelitian yang relevan
dengan permasalahan penelitian;
3. Penjelasan dan evaluasi data;
4. Analisa dan interpretasi hasil analisa itu
sendiri.
Sumber: Hardani Widhiastuti, 2002, “Studi Meta-analisis
Tentang Hubungan Antara Stress Kerja Dengan Prestasi Kerja”,
dalam Jurnal Psikologi, No. 1
1. Identifikasi masalah yang akan disertakan
dalam meta-analisis;
2. Seleksi, yakni penilaian kualitas laporan
penelitian,
3. Abstraksi, berupa kuantifikasi hasil masing-
masing penelitian untuk digabungkan; dan
4. Analisis, yakni penggabungan dan pelaporan
hasil meta-analisis.
1. Identifikasi masalah yang akan disertakan
dalam meta-analisis;
2. Seleksi, yakni penilaian kualitas laporan
penelitian,
3. Abstraksi, berupa kuantifikasi hasil masing-
masing penelitian untuk digabungkan; dan
4. Analisis, yakni penggabungan dan pelaporan
hasil meta-analisis.
Sumber: Ruswana Anwar, 2005, Meta Analisis, Bandung: FK
Unpad.
12. Langkah MA / SR
1. Memformulasikan pertanyaan penelitian (formulating the review
question);
2. Melakukan pencarian literatur (conducting a systematic literature search);
3. Melakukan skrining dan seleksi artikel penelitian yang cocok (screening
and selecting appropriate research articles);
4. Melakukan analisis dan sintesis temuan-temuan kualitatif (analyzing and
synthesizing qualitative findings);
5. Memberlakukan kendali mutu (maintaining quality control);
6. Menyusun laporan akhir (presenting findings).
1. Memformulasikan pertanyaan penelitian (formulating the review
question);
2. Melakukan pencarian literatur (conducting a systematic literature search);
3. Melakukan skrining dan seleksi artikel penelitian yang cocok (screening
and selecting appropriate research articles);
4. Melakukan analisis dan sintesis temuan-temuan kualitatif (analyzing and
synthesizing qualitative findings);
5. Memberlakukan kendali mutu (maintaining quality control);
6. Menyusun laporan akhir (presenting findings).
Francis C. & Baldesari, 2006. Systematic Reviews of Qualitative Literature. Oxford: UK Cochrane Centre .
Dikutip oleh Siswanto, 2010, “Systematic Review sebagai Metode Penelitian Untuk Mensintesis Hasil-hasil Penelitian (Sebuah
Pengantar)”, dalam Buletin Penelitian Sistem Kesehatan – Vol. 13 No. 4 Oktober.
13. Langkah MA / SR
1. Tentukan topik penelitian (Decide on the topic).
2. Tentukan pertanyaan penelitian yang ingin diuji/dianalisis (Decide on the
hypothesis being tested).
3. Kumpulkan dan reviu literatur yang relevan dengan pertanyaan penelitian
(Review the literature for all studies which test that hypothesis).
4. Evaluasi setiap aspek kaian secara cermat (Evaluate each study carefully).
5. Susun sebuah data base yang berisi informasi yang dibutuhkan untuk
melakukan analisis (Create a database containing the information
necessary for the analyses).
6. Penafsiran hasil analisis (Interpret the results).
1. Tentukan topik penelitian (Decide on the topic).
2. Tentukan pertanyaan penelitian yang ingin diuji/dianalisis (Decide on the
hypothesis being tested).
3. Kumpulkan dan reviu literatur yang relevan dengan pertanyaan penelitian
(Review the literature for all studies which test that hypothesis).
4. Evaluasi setiap aspek kaian secara cermat (Evaluate each study carefully).
5. Susun sebuah data base yang berisi informasi yang dibutuhkan untuk
melakukan analisis (Create a database containing the information
necessary for the analyses).
6. Penafsiran hasil analisis (Interpret the results).
Ralf Schulze, Meta Analysis: A Comparison of Approach, Hogrefe & Huber
14. Langkah MA / SR
1. Identifikasikan topik dan tujuan penelitian (Identify your studies);
2. Tentukan sumber kajian yang tersedia dan relevan (Determine eligibility of
studies):
Mana yang akan digunakan (Inclusion: which ones to keep)
Mana yang tidak tidak relevan dan tidak akan digunakan (Exclusion:
which ones to throw out)
3. Abstraksikan data dari sumber kajian yang terpilih (Abstract Data from
the studies);
4. Lakukan analisis (Analyze data in the studies).
1. Identifikasikan topik dan tujuan penelitian (Identify your studies);
2. Tentukan sumber kajian yang tersedia dan relevan (Determine eligibility of
studies):
Mana yang akan digunakan (Inclusion: which ones to keep)
Mana yang tidak tidak relevan dan tidak akan digunakan (Exclusion:
which ones to throw out)
3. Abstraksikan data dari sumber kajian yang terpilih (Abstract Data from
the studies);
4. Lakukan analisis (Analyze data in the studies).
Arindam Basu, 2005, How to do Meta Analysis, Fogarty International Training Program, Kolkata, India
16. Abstraksi / Evaluasi Data
Literatur
yang Dikaji
Tahun &
Penerbit
Penulis/
Peneliti
Masalah
Penelitian Metode
Sampel
(Individu,
Organisasi,
Daerah)
Variabel/
Aspek yang
Dikaji
Pokok2
Temuan
Penelitian
Saran
Kebijakan
dll.
A
B
C
D
E
18. Terima Kasih …
Dr. Tri Widodo W. Utomo, SH.,MA
Peneliti Ahli Utama/Deputi Inovasi Adm. Negara LAN
http://inovasi.lan.go.id
PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL