SlideShare a Scribd company logo
BIROKRASI
[Sebuah Perbandingan]
Gandung Ismanto
BIROKRASI
Dari kata bureau ( burra, taplak meja), dan cracy.
3 Perspektif tentang Birokrasi:
1. Pertama, birokrasi diartikan sebagai “government by bureaus”
yaitu pemerintahan biro oleh aparat yang diangkat oleh
pemegang kekuasaan dalam sebuah organisasi formal, baik
publik maupun privat. Pemerintahan birokratik adalah
pemerintahan tanpa partisipasi pihak yang-diperintah.
2. Kedua, birokrasi sebagai karakter pemerintahan, yaitu, sifat
kaku,macet, berliku-liku dan segala tuduhan negatif terhadap
instansi yang berkuasa ( Kramer dalam Ndraha, 2003;513).
3. Ketiga, birokrasi sebagai tipe ideal organisasi. Biasanya dalam
arti ini dianggap bermula pada teori Max Weber tentang konsep
sosiologik rasionalisasi aktivitas kolektif.
Stereotype Birokrasi
 Birokrasi sebagai organisasi yang rasional (rational organization)
 Birokrasi sebagai ketidakefeseinan organisasi (Organizational
inefficiency)
 Birokrasi sebagai pemerintahan olehparapejabat (rule of officials)
 Birokrasi sebagai administrasi negara (public administration)
 Birokrasi sebagai administrasi oleh para pejabat (administration by
officials)
 Birokrasi sebagai organisasi yang memiliki ciri tertentu, seperti hirarki
dan peraturan (type of organization with specific characteristic and
quality as khierarchies and rules)
 Birokrasi sebagai salah satu ciri masyarakat modern (an essential
quality of modern society)
Birokrasi Dalam Makna + Dan Rasional (Bereau-
rationality)
Hegel: Birokrasi adalah institusi yg menjembatani
antara negara dan masyarakat.
Max Weber: Birokrasi adalah organisasi yang
memiliki ciri-ciri: (1) Adanya suatu hirarkhi,
termasuk pendelegasian wewenang dari atas ke
bawah; (2) adanya serangkaian posisi jabatan yg
masing masing memiliki tugas & tanggung jawab yg
tegas; (3) Adanya aturan, regulasi, standard formal;
(4) Adanya personel yg scr teknis memenuhi syarat,
yg bekerja atas dasar karier dan promosi
Birokrasi dalam pengertian Netral & Patologi
Pengertian Netral : tidak terkait baik atau buruk
Birokrasi sebagai Patologi
 Patologi yg timbul akibat gaya manajerial
 Patologi yg timbul akibat rendahnya pengetahuan &
keterampilan petugas pelaksana
 Patologi yg timbul akibat tindakan anggota birokrasi
yg melanggar norma dan aturan perundangan
 Patologi yg timbul akibat perilaku negatif birokrasi
 Patologi yg timbul akibat situasi internal berbagai
instansi dalam lingkungan pemerintahan
Birokrasi Dalam Konteks Pengelolaan Kekuasaan Negara
Birokrasi adalah pihak yg paling aktif dalam
kegiatan pengelolaan kekuasaan negara sehari-
hari, ia berperan sbg pelaksana keputusan yg
dirumuskan pemimpin politik.
Birokrasi berperan penting karena dalam kegiatan
pengelolaan kekuasaan negara sehari-hari tidak
pernah terjadi kevakuman administrasi, baik dalam
proses perumusan maupun di dalam proses
pelaksanaan setiap kebijakan.
BIROKRASI NEGARA MAJU
Birokrasi Negara Maju memiliki ciri-ciri :
 Aparat negara yang netral (apolitis, tidak propolitik
pemerintah serta tidak pro pada kepentingan
tertentu.Objektif(memberikan pelayanan sama)
 Rasional, tidak dikuasai/ didominasi kelompok tertentu
(public Servant)
 Cakap,terampil dan efesein dalam mencapai
kesejahteraan sosial
 Formal dan legalistis
 Tunduk kepada pemerintahan yang memperoleh
kepercayaan rakyat
 Tidak mudah diintimidasi
Birokasi di negara berkembang
 Birokrasi lebih berorientasi kepada hal-hal lain dari pada
mengarahkepada yang benar-benar menghasilkan (production
directed). Dengan kata lain, birokrat lebih berusaha mewujudkan
tujuan pribadinya dibanding pencapaian sasaran-sasaran program.
 Riggs (1964) menyatakannya sebagai preferensi birokrat atas
kemanfaatan pribadi (personal expediency) ketimbang kepentingan
masyarakat (public-principled interest). Dari sifat seperti ini lahir
nepotisme, penyalahgunaan kewenangan, korupsi, dan berbagai
penyakit birokrasi, yang menyebabkan aparat birokrasi dinegara
berkembang pada umumnya memiliki kredibilitas yang rendah, dan
dianggap tidak mengenal etika.
 Dibanyak Negara berkembang, korupsi telah merajalela sedemikian
rupa sehigga menjadi fenomena yang sangat prevalent dan diterima
sebagaisesuatu yang wajar, atau menurut istilah Heady “sanctioned
by social mores” dan semi institutionalized.
Birokrasi di negara berkembang acap kali bersifat otonom,
artinya lepas dari proses politik dan pengawasan
masyarakat. Ciri ini merupakan warisan administrasi
kolonial yang memerintah secara absolut, atau sikap feodal
dalam zaman kolonial yang terus hidup dan berlanjut
setelah merdeka. Dibanyak negara berkembang, pada
awalnya orang yang paling terpelajar atau elite bangsa
yang bersangkutan memang berkumpul dibirokrasi,
sehingga kelompok diluar itu sulit dapat menandingi
birokrasi dalam pengetahuan mengenai pemerintahan dan
akibatnya pengawasan menjadi tidak efektif.
BIROKRASI KERAJAAN
 Penguasa menganggap dan menggunakan administrasi publik sebagai urusan
pribadi;
Administrasi adalah perluasan rumah tangga istana;
Tugas pelayanan ditujukan kepada pribadi sang raja;
“Gaji” dari raja kepada bawahan pada hakikatnya adalah anugerah yang juga dapat
ditarik sewaktu- waktu sekehendak raja;
 Aparat kerajaan dikembangkan sesuai dengan perkembangan kebutuhan raja.
Di dalam pemerintahan pusat, urusan dalam pemerintahan diserahkan kepada
empatpejabat setingkat menteri ( wedanalebet ) yang dikoordinasikan oleh seorang
pejabat setingkat Menteri Kordinator ) pepatihlebet ). Pejabat – pejabat kerajaan
tersebut masing – masingmembawahi pegawai ( abdidalem ) yang jumlahnya
cukup banyak.
Daerah diluar keraton, seperti daerah pantai raja menunjuk bupati –bupati yang
setia kepada raja untuk menjadi penguasa daerah. Para bupati biasanya bupati
lama yang telah ditaklukkan oleh raja, pemuka masyarakat setempat, atau saudara
raja sendiri.
BIROKRASI ZAMAN KOLONIAL
 Pelayanan publik pada masa pemerintahan kolonial Belanda tidak terlepas dari sistem
administrasi pemerintahan yang berlangsung pada saat itu.
 Selama pemerintahan kolonial terjadi dualisme sistem birokrasi pemerintahan. Di satu sisi
telah mulai diperkenalkan dan diberlakukan sistem administrasi kolonial
(binnenlandcsheBestuur) yang mengenalkan sistem birokrasi dan administrasi modern,
sedangkan pada sisi lain, sistem tradisional (InheemscheBestuur) masih tetap
dipertahankan.
 Birokrasi pemerintahan kolonial disusun secara hierarki yang puncaknya pada Raja
Belanda. Dalam mengimplementasikan kebijakan pemerintahan di Negara jajahan, Ratu
Belanda menyerahkan kepada wakilnya, yakniseorang gubernur jenderal. Kekuasaan dan
kewenangan gubernur jenderal meliputi seluruh keputusan politik diwilayah Negara jajahan
yang dikuasai.
 Gubernur Jenderal dibantu oleh para gubernur dan residen. Gubernur merupakan wakil
pemerintah pusat yang berkedudukan di Batavia untuk wilayahprovinsi, sedangkan ditingkat
kabupaten terdapat asisten residen dan pengawas yang diangkat oleh gubernur jenderal
untuk mengawasi bupati dan wedana dalam menjalankan pemerintahan sehari – hari.
BIROKRASI ORDE LAMA
 Berakhirnya masa pemerintahan kolonial membawa perubahan
sosial politik yang sangat berarti bagi kelangsungan sistem birokrasi
pemerintahan.
Perbedaan– perbedaan pandangan yang terjadi diantara pendiri
bangsa diawal masa kemerdekaan tentang bentuk Negara yang
akan didirikan, termasuk dalam pengaturan birokrasinya, telah
menjurus kea rah disintegrasi bangsa dan keutuhan
aparaturpemerintahan. Perubahanbentuk Negara dari kesatuan
menjadi federal berdasar kankonstitusi RIS melahirkan dilematis
dalam cara pengaturan aparaturpemerintah.
Setidak-tidaknya terdapat dua persoalan dilematis menyangkut
birokrasi padasaat itu. Pertama, bagaimana cara menempatkan
pegawai Republik Indonesia yang telah berjasa mempertahankan
NKRI,tetapi relatif kurang memiliki keahlian dan pengalaman kerja
yang memadai. Kedua, bagaimana menempatkan pegawai yang
BIROKRASI MASA ORDE BARU
 Birokrasi pada masa Orde Baru menciptakan strategi politik korporatisme Negara
yang bertujuan untuk mendukung penetarsinya kedalam masyarakat, sekaligus
dalam rangka mengontrol publik secara penuh.
Strategi politik birokrasi tersebut merupakan strategi dalam mengatur system
perwakilan kepentingan melalui jaringan fungsional non ideologis, dimana sistem
tersebut memberikan berbagai lisensi pada kelompok fungsional dalam
masyarakat, seperti monopoli atau perizinan, yang bertujuan untuk meniadakan
konflik antar kelas atau antar kelompok kepentingan dalam masyarakat yang
memiliki konsekuensi terhadap hilangnya pluralitas social, politik maupun budaya.
Pemerintahan Orde Baru mulai menggunakan birokrasi sebagai premium mobile
bagi program pembangunannasional.
 Reformasi birokrasi yang dilakukan diarahkan pada :
Memindahkan wewenang administratif kepada eselon atas dalam hierarki birokrasi
Untuk membuat agar birokrasi responsif terhadap kehendak kepemimpinan pusat
Untuk memperluas wewenang pemerintah baru dalam rangka mengkonsolidasikan
pengendalian atas daerah-daerah.
BIROKRASI ZAMAN REFORMASI
 Publik mengharapkan bahwa dengan terjadinya Reformasi, akan diikuti pula dengan
perubahan besar pada desain kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, namun
harapan terbentuknya kinerja birokrasi yang berorientasi pada pelanggan sebagaimana
birokrasi di Negara – Negara maju tampak nyamasih sulit untuk diwujudkan.
 Kecenderungan birokrasi untuk bermain politik pada masa reformasi, tampaknya belum
sepenuhnya dapat dihilangkan dari kultur birokrasi di Indonesia (contoh Bulog Gate ).
 Birokrasi yang seharusnya bersifat apolitis, dalam kenyataan nyamasihs aja dijadikan alat
politik yang efektif bagi kepentingan – kepentingan golongan atau partai politik tertentu.
Terdapat pula kecenderungan dariaparat yang kebetulan memperoleh kedudukan atau
jabatan strategis dalam birokrasi, terdorong untuk bermain dalam kekuasaan dengan
melakukan tindak KKN.
 Mentalitas dan budaya kekuasaan ternyata masih melingkupi sebagian besar aparat
birokrasi pada masa reformasi.Kulturkekuasaan yang telah terbentuk semenjak masa
birokrasi kerajaan dan kolonial ternyata masih sulitu ntuk dilepaskan dari perilaku aparat
atau pejabat birokrasi.
 Dapat dikemukakan bahwa realitas sosial, politik dan ekonomi yang dihadapi oleh Negara –
Negara yang sedang berkembang sering kali berbeda dengan realitas sosial yang
ditemukan pada masyarakat di negara maju.
SEJARAH BIROKRASI INDONESIA
 MASA KERAJAAN
Kerajaan maritim dan agraris
Agraris dominan (pemusatan sumber ekonomi, kehormatan pada raja dan
didistribusikan pada para birokrat)
 MASA PENJAJAHAN
Pada jaman belanda struktur & sistem birokrasi kerajaan tidak dirubah
selama menguntungkan, berbeda dengan abdi dalem, priyayi
(birokratbelanda) yg diangkat belanda dan mengadopsi gaya belanda tapi
gayafeodal kemasyarakat. Timbul ketidaksenangan para nasionalis pada
para priyayi (birokratbelanda)
 MASA KEMERDEKAAN
Transformasi gaya-gaya kerajaan dan kolonial masih melekat
Posisi dan status masih berkaitan dengan hirarki, abdi negara, sentralistis
dan ritualitas.
 Perbedaannya birokrat tdk berada pada kelas istimewa karena terlalu
banyak dan penurunan kemakmuran serta terus menerus mengalami krisis
kepercayaan masyarakat
Stereotype Birokrasi Indonesia
1. Patrimonial Birokrasi
a. Patronase diLingkungan elite
b. Simbiosa Penguasa & Pengusaha
c. Ambivalensi Hubungan pusat- daerah
2. Sentralisasi yg amat kuat
3. Menilai Keseragaman dalam struktur birokrasi
4. Pendelegasian wewenang yg kabur
5. Kesulitan menyusun uraian tugas dan analisis
jabatan
BIROKRASI PEMERINTAH DAERAH
1. Umumnya jumlah pegawai terlampau berlebihan (over staffed),
sehingga menimbulkan pengangguran terselubung.
2. Kurang profesional, karena organisasinya tidak memberikan iklim
yang memungkinkan berkembangnya profesionalisme.
3. Kurang memiliki daya inisiatif, cenderung menunggu petunjuk
dari atasan.
4. Menggunakan manajemen pemerintahan yang sudah usang.
5. Selalu mengalami keterbatasan anggaran, karena kesalahan
6. menggunakan konsep berpemerintahan.
7. Kurang memiliki visi dan misi yang jelas,
8. Karena terkungkung oleh paradigma keseragaman.
9. Kurang peka terhadap tuntutan kebutuhan masyarakat.
10. Kegiatannya lebih terfokus kedalam tubuh birokrasi itu sendiri,
sedangkan masyarakat lebih banyak dijadikan komoditi politik.
Patologi (Penyakit) Birokrasi Pemerintahan
Budaya feodalistik;
Menunggu petunjuk/arahan;
Loyalitas pada atasan, bukan organisasi;
Belum berorientasi prestasi;
Budaya melayani rendah;
Belum didukung teknologi menyeluruh;
Ekonomi biaya tinggi;
Jumlah pegawai relatif banyak, kurang
bermutu/asal jadi.
BIROKRASI MAX WEBER
Max Weber, sosiolog Jerman abad 19 ini,
mengemukakan tentang konsepsi tipe ideal
organisasi pemerintah yang rasional dan
profesional. Pemikiran Weber didorong
keinginannya menciptakan organisasi modern yang
bisa digunakan pemerintah menjalankan
modernisasi dan pembangunan. Weber mengenal
tiga otoritas (1) otoritas tradisional; (2) otoritas
kharismatik; (3) otoritas legal-rasional (birokrasi).
 Sebelum itu, tahun 1970, Martin Albrow mempopulerkan
istilah ”birokrasi” sebagai nama lain organisasi
pemerintah, Selanjutnya para pakar (misalkan Fred
Kramer, dll, mengaitkan atau menamakan konsepsi tipe
ideal organisasi pemerintah yang rasional dan
profesional ala weber sebagai birokrasi pemerintahan.
Individu pejabat secara personal bebas, akan tetapi
dibatasi oleh jabatannya manakala ia menjalankan
tugas-tugas atau kepentingan individu
dalamjabatannya. Pejabat tidak bebas
menggunakan jabatannya untuk keperluan dan
kepentingan pribadinya termasuk keluarganya.
Jabatan-jabatan itu disusun dalam tingkatan hirarki
dari atas kebawah dan kesamping.
Konsekuensinya ada jabatan atasan dan bawahan.
Ada yang menyandang kekuasaan lebih besar dan
ada yang lebih kecil.
Tugas dan fungsi masing-masing jabatan dalam
hirarki itu secara spesifik berbeda satu dengan
lainnya.
Setiap pejabat mempunyai kontrakjabatan yang
harus dijalankan. Uraian tugas masing-masing
pejabat merupakan domain yang menjadi
wewenang dan tanggungjawab yang harus
dijalankan sesuai kontrak.
KONSEPSI BIROKRASI RASIONAL MAX
WEBER
Setiap pejabat diseleksi atas dasar kualifikasi
profesionalitasnya, idealnya melalui ujian kompetitif.
Setiap pejabat mempunyai gaji termasuk hak untuk
menerima pensiun sesuai dengan tingkatan hirarki
jabatan yang disandangnya.
Setiap pejabat bisa memutuskan untuk keluar dari
pekerjaannya dan jabatannya sesuai dengan
keinginannya dan kontraknya bisa diakhiri dalam
keadaantertentu.
Terdapat struktur pengembangan karir yang jelas
dengan promosi berdasarkan senioritas dan
penilaian obyekif (merit system).
Setiap pejabat tidak dibenarkan menjalankan
jabatannya dan sumber daya instansinya untuk
kepentingan pribadi dan keluarga.
Setiap pejabat berada dibawah pengendalian dan
pengawasan suatu sistem yang dijalankan
secaradisiplin.
Jabatan-jabatan itu disususn dalam tingkatan
hirarki dari atas ke bawah dan kesamping
Tugas dan fungsi masing-masing jabatan dalam
hirarki itu secara spesifik berbeda satu sama lain
Setiap pejabat mempunyai kontrak jabatannya
Setiap pejabat berada dalam pengendalian dan
pengawasan suatu sistem.
PANDANGAN TERHADAP BIROKRASI
WEBERIAN
Warren Bennis
Birokrasi hirarki piramida pada masa depan akan
diganti dengan sistem sosial baru sesuai harapan
masyarakat.
Lawrence danLorch
Birokrasi yang bersifat rutin dan stabil, belum tentu
cocok untuk lingkungan yang kompleks. Oleh
karena itu, jika ingin survive birokrasi harus
menyesuaikan diri dengan perkembangan atau
perubahan lingkungan.
David Bheetham
Birokrasi Weber memiliki ciri-ciri pokok (1) instrumen
teknis; (2) kekuatan independen; (3) dapat keluar dari
fungsinya yang tepat karena anggotanya cenderung dari
klas sosial partikular (parpol, misalnya).
Heckscher dan Donellon
Bentuk organisasi masa depan adalah “post bureaucratic
organization” yang tidak sama dengan birokrasi weberian.
Powering (kekuasaan) bukan satu-satunya cara
mengendalikan birokrasi,melainkan perlu empowering
(pemberdayaan).
MiftahThoha
Birokrasi weberian diistilahkan sebagai officialdom
atau kerajaan pejabat– memiliki dua pemahaman
yaitu birokrasi yang rasional (netral) danbirokrasi
yang sarat dengan kekuasaan (potensipolitis).
Birokrasi yang netral bisa dilihat pada poin (1),
birokrasi politis dapat dilihat pada poin (2) dan (3).
BIROKRASI HEGELIAN dan MARXIS
 Birokrasi adalah jembatan penghubung antara negara(pemerintah)
dengan masyarakatnya (Hegel).
 Di dasari teori perjuangan kelas, krisis kapitalisme, dan
pengembangan komunisme, Karl Marx berpendapat tentang
birokrasi sbb: Birokrasi adalah negara atau pemerintah itu sendiri.
Birokrasi merupakan instrumen yang digunakan oleh kelas yang
dominan untuk melaksanakan kekuasaan dominasinya atas klas
sosial lainnnya. Dalam masyarakat komunis kelak (tiada kelas sosial,
semua sama), birokrasi menjadi tiada arti karena fungsi birokrasi
dijalankan oleh semua anggota masyarakat.
 Birokrasi Hegelian termasuk dalam kategori birokrasi netral.
 Birokrasi Marxis termasuk dalam kategori birokrasi politik
atautidaknetral.
BIROKRASI DAVID OSBORNE
Katalis (mengarahkan ketimbang mengayuh)
Memberi wewenang ketimbang melayani.
Pemerintahan yang kompetitif.
Digerakan oleh misi bukan aturan.
Berorientasi hasil bukan masukan.
Melayani pelanggan, bukan dilayani atau melayani
diri sendiri.
Menghasilkan ketimbang membelanjakan.
Antisipatif (mencegah daripada mengobati)
Desentrasi ketimbang sentralisasi
Pemerintah berorientasi pasar.
KARAKTERISTIK BIROKRASI MENURUT
MAX WEBER
Kerja yang ketat pada peraturan (rule)
Tugas yang khusus (spesialisasi)
Kaku dan sederhana (zakelijk)
Penyelenggaraan yang resmi (formal)
Pengaturan dari atas ke bawah (heirarchi)
Berdasarkan logika (rational)
Tersentralistis (otorithy)
Taat dan patuh (obedience)
Disiplin (dicipline)
Terstruktur (sistematic)
Tanpa pandang bulu (impersonal).
prinsip pokok yang harus dipahami oleh aparat birokrasi
publik dalam aspek internal organisasi
 Prinsip Aksesibilitas, dimana setiap jenis pelayanan harus dapat
dijangkau secara mudah oleh setiap pengguna pelayanan;
 Prinsip Kontinuitas, yaitu bahwa setiap jenis pelayanan harus secara
terus menerus tersedia bagi masyarakat dengan kepastian dan
kejelasan ketentuan yang berlaku bagi proses pelayanan tersebut
 Prinsip Teknikalitas, yaitu bahwa setiap jenis pelayanan harus
ditangani oleh aparat yang benar-benar memahami secara teknis
pelayanan tersebut berdasarkan kejelasan, ketepatan dan
kemantapan sistem, prosedur dan instrumen pelayanan.
 Prinsip Profitabilitas, yaitu bahwa proses pelayanan harus
dilaksanakan secara efektif, efisien, dan memberikan keuntungan
ekonomis dan sosial bagi pemerintah maupun bagi masyarakat luas.
 Prinsip Akuntabilitas, yaitu bahwa proses, produk dan mutu
pelayanan yang diberikan harus dapat dipertanggungjawabkan
kepada masyarakat
TIPE IDEAL BIROKRASI MENURUT MAX
WEBER
Para anggota staf secara pribadi bebas, hanya men
jalankan tugas-tugas impersonal mereka;
Ada hirarki jabatan yang jelas;
Fungsi-fungsi jabatan ditentukan secara tegas;
Para pejabat diangkat berdasarkan suatu kontrak;
Mereka dipilih berdasarkan kualifikasi
profesional, idealnya didasarkan
suatu (ijazah) yang diperoleh melalui suatu ujian;
 Mereka memiliki gaji dan biasanya juga ada hak-hak pensiun. Gaji
berjenjang menurut kedudukan dalam hirarki. Pejabat dapat selalu
menempati posnya, dan dalam keadaan-keadaan tertentu ia juga
dapat diberhentikan;
 Pos jabatan adalah lapangan kerjanya sendiri atau lapangan kerja
pokoknya;
 Terdapat suatu struktur karir, dan promosi dimungkinkan berdasarka
senioritas maupun keahlian (merit) dan menurut pertimbangan
keunggulan (superioritas);
 Jabatan mungkin tidak sesuai baik dengan posnya maupun dengan
sumber-sumber yang tersedia di pos tersebut;
 Ia tunduk pada sistem disipliner dan kontrol yang seragam
KATEGORI BIROKRASI
Berdasarkan perbedaan tugas pokok atau misi yang mendasari suatu
organisasi birokrasi
 Kesatu, Birokrasi Pemerintahan Umum, yaitu rangkaian organisasi
pemerintahan yang menjalankan tugas-tugas pemerintahan
umum termasuk memeliharaketertiban dan keamanan, dari tingkat pus
at sampai di daerah(propinsi, kabupaten, kecamatan, dan desa). Tugas-
tugas tersebutlebih bersifat mengatur.
 Kedua, Birokrasi Pembangunan, yaitu organisasi pemerintahan
yangmenjalankan salah satu bidang atau sektor yang khusus
guna mencapai tujuanpembangunan,seperti pertanian, kesehatan, pendid
ikan, industri
Ketiga, Birokrasi Pelayanan, yaitu unit
organisasi yang pada hakikatnya merupakan
bagian yang langsung berhubungan dengan
masyarakat.
Yang termasuk dalam kategori ini, antara lain:
RumahSakit, Sekolah (SD,SLTA), Koperasi, Bank
Rakyat Desa, Transmigrasi, dan berbagai unit
organisasi lainnya yang memberikan
pelayanan langsungkepada masyarakat atas nama
pemerintah. Fungsi utamanya adalah “service”.
KELEMAHAN DAN KELEBIHAN
ORGANISASI DI INDONESIA
penetapan standar efisiensi yang dapat
dilaksanakan secara fungsional
terlalu menekankan aspek-aspek rasionalitas,
impersonalitas dan hirarki
kecenderungan birokrat untuk menyelewengkan
tujuan-tujuan organisasi
kurangnya pengawasan terhadap kinerja birokrasi
sistem penggajian yang kurang
3 macam pengertian birokrasi yang berkembang saat ini
Birokrasi diartikan sebagai aparat yang diangkat penguasa
untuk menjalankan
pemerintahan (government by bureaus).
Birokrasi diartikan sebagai sifat atau perilaku pemerintahan
yang buruk (patologi).
Birokrasi sebagai tipe ideal organisasi.
Pengertian birokrasi (pemerintahan) adalah suatu
organisasi pemerintahan yang terdiri dari sub-sub struktur
yang memiliki hubungan satu dengan yang lain, yang
memiliki fungsi, peran, dan kewenangan dalam
melaksanakan pemerintahan, dalam rangka mencapai
suatu visi, misi, tujuan, dan program yang telah ditetapkan.
Fungsi dan Peran Birokrasi
melaksanakan pelayanan publik;
pelaksana pembangunan yang profesional (merit system);
perencana, pelaksanan, dan pengawas kebijakan
(manajemen pemerintahan);
alat pemerintah untuk melayani kepentingan (abdi)
masyarakat dan negara yangnetral dan bukan merupakan
bagian dari kekuatan atau mesin politik (netralitas
birokrasi).
Tujuan Birokrasi
Sejalan dengan tujuan pemerintahan
Melaksanakan kegiatan dan program demi
tercapainya visi dan misi pemerintah dan negara
Melayani masyarakat dan melaksanakan
pembangunan dengan netral dan professional
Menjalankan mamajemen pemerintahan, mulai dari
perencanaan, pengawasan, evaluasi, koordinasi,
sinkronisasi, represif, prefentif, antisipatif, resolusi,
Perspektif Birokrasi
 Teori Negara
Terdiri dari unsure konstitutif dan unsure deklaratif. Unsur konstitutif
adalah unsure Negara yang terdiri dari wilayah, pemerintahan, dan
rakyat. Sedangkan unsure deklaratif adalah unsure Negara yang
terdiri dari pengakuan de facto dan de jure.
 Teori Kebutuhan ekonomi
Usaha manusia memenuhi kebutuhan yang diperlukan birokrasi yang
berfungsi untuk melayani kebutuhan masyarakat tersebut.
 Teori Organisasi dan Kelas
Tujuan dalam organisasi dapat dicapai apabila ada instrumen
birokrasi yang baik.
Tipologi Birokrasi
Berdasarkan perspektif Otoriter
• Birokrasi Tradisional
Sumber legitimasinya adalah waktu, artinya orang yang
berkuasa adalah orang-orang yang lebih lama di dalam
birokrasi tersebut.
• Birokrasi Kharismatik
Sumber legitimasinya adalah kepribadian yang luar biasa
bagi seorang pemimpin yang dilihat secara personal.
• Birokrasi Legal-Rasional
Sumber legitimasinya adalah aturan-aturan yang dibuat
untuk mencapai tujuan tertentu.
 Berdasarkan Perspektif Keterbukaan
• Birokrasi Terbuka
Aksesibilitas masyarakat dapat masuk dengan luas, masyarakat
dapat ikut serta dalam proses pembuatan kebijakan dan masyarakat
juga dapat menyampaikan aspirasinya ke birokrasi langsung.
• Birokrasi Tertutup
Berdasarkan kepentingan dan peraturan yang berada dalam
birokrasi tersebut, kebijakan yang diputuskan hanya dilakukan dalam
birokrasi dan berjalan hanya berdasarkan aturan-aturan yang
didalamnya.
• Birokrasi Campuran
Birokrasi yang mendapatkan aspirasi dari masyarakat tapi tidak bisa
masuk secara langsung ke dalam birokrasi untuk menentukan
kebijakan.
Penyakit Organisasi
 Tujuan telah ditetapkan, tetapi tidak dirumuskan secara rinci dan jelas
(tidakmembumi);
 Pembagian tugas tidak adil, tidak merata, tidak tuntas dan tidak jelas batas-batas
(tidak adil);
 Anggota hanya mau bekerja sesuai dengan tugasnya, terjadi pengkotak-kotakan
(kaku);
 Merasa dirinya/unitnya yang paling penting, yang lain tidak/kurang penting (sok
penting);
 Pemberian tanggung jawab yang tidak seimbang dengan wewenang (zalim);
 Terlalu banyak bawahan yang harus diawasi – kewalahan (rakus);
 Seseorang bawahan mendapat perintah dari satu atasan mengenai hal yang sama,
tetapi perintahnya saling bertentangan (plin plan);
 Sanksi terhadap pelanggaran tidak tegas (banyak pertimbangan).
FUNGSI BIROKRASI DALAM SUATU
PEMERINTAHAN MODERN
 Administrasi
Fungsi administrasi pemerintahan modern meliputi administrasi, pelayanan,
pengaturan, perizinan, dan pengumpul informasi. dimaksudkan bahwa fungsi
birokrasi adalah mengimplementasikan undang-undang yang telah disusun oleh
legislatif serta penafsiran atas UU tersebut oleh eksekutif. Dengan demikian,
administrasi berarti pelaksanaan kebijaksanaan umum suatu negara guna
mencapai tujuan negara secara keseluruhan.
 Pelayanan
Birokrasi sessungguhnya diarahkan untuk melayani masyarakat atau kelompok-
kelompok khusus. Badan metereologi dan Geofisika (BMG) di Indonesia
merupakan contoh yang bagus untuk hal ini, di mana badan tersebut ditujukan
demi melayani kepentingan masyarakat yang akan melakukan perjalanan atau
mengungsikan diri dari kemungkinan bencana alam. Untuk batas-batas tertentu,
beberapa korporasi negara seperti PJKA atau Jawatan POS dan Telekomunikasi
juga menjalankan fungsi public service.
 Pengaturan (regulation)
Fungsi pengaturan dirancang demi mengamankan kesejahteraan masyarakat.
birokrasi biasanya dihadapkan anatara dua pilihan: Kepentingan individu versus
kepentingan masyarakat banyak.
 Pengumpul Informasi (Information Gathering)
Informasi dibutuhkan berdasarkan dua tujuan pokok: Apakah suatu kebijaksanaan
mengalami sejumlah pelanggaran atau keperluan membuat kebijakan-kebijakan
baru yang akan disusun oleh pemerintah berdasarkan situasi faktual.
birokrasi, oleh sebab itu menjadi ujung tombak pelaksanaan kebijaksanaan
negara tentu menyediakan data-data sehubungan dengan dua hal tersebut.
Misalnya, pemungutan uang yang tidak semestinya (pungli) ketika masyarakat
membuat SIM atau STNK tentunya mengalami pembengkakan. Pungli tersebut
merupakan pelanggaran atas idealisme administrasi negara, oleh sebab itu harus
ditindak. Dengan ditemukannya bukti pungli, pemerintah akan membuat prosedur
baru untuk pembuatan SIM dan STNK agar tidak memberi ruang bagi kesempatan
melakukan pungli.
PENAMPILAN BIROKRASI DI INDONESIA
Sentralisasi yang cukup kuat
Menilai tinggi keseragaman dan struktur birokrasi
Pendelegasian wewenang yang kabur
Kesulitan menyusun uraian tugas dan analisis
jabatan
Model - Model Reformasi Birokrasi
Tantangan nyata bagi keberhasilan reformasi
birokrasi penyelenggaraan pemerintahan adalah
berfungsinya peran penyelenggaraan Negara untuk
menciptakan kehidupan bersama warga bangsa
dalam mencapai kesejahteraan dan keadilan bagi
masyarakat. Telebih dengan berjalannya otonomi
daerah yang diiringi tumbuhnya kesadaran warga
masyarakat di daerah untuk semakin kritis
menyebabkan semankin kuat pula tuntutan public
atas keberhasilan governance reform di daerah.
• New Public Management (NPM), model ini memiliki
ciri yang lebih mengarah kepada “inside the
organization”
a. Memfokuskan aktifitasnya hanya pada
kegiatan manajemen, tidak pada aktivitas
kebijakanya.
b. Hal ini berarti NPM mencoba melihat
manajemen pelayanan publik pada segi
kinerja (performance appraisal) dan
efisiensi tidak dari segi politis.
c.
c. Permasalahan manajamen pelayanan public
menjadi bahan-bahan kecil dan sederhana yang
berkaitan langsung dengan kepentingan dasar
pengguna jasa (user-pay-base).
d. Menggunakan landasan pasar (quasi-
markets) sebagai daya dorong bagi terciptanya
kompetisi.
e. Pemangkasan ekonomi biaya tinggi sehingga
ongkos untuk memperoleh pelayanan menjadi lebih
murah.
4 model NPM Model
The Efficiency Drive, Model ini dapat dilihat
kemunculannya di medium 1980. Model ini
menghendaki sektor publik dikelola secara bisnis,
denganslogan efisiensi
In search of excellence, model ini lebih
menekankan pada pentingnya budaya organisasi.
Model ini menolak pendekatan rasionalistik NPM
model 1 dan mengedepankan peran nilai, budaya
ritual dan symbol untuk membentuk bagaimana
orang-orang yang
Lanjutan Model
In search of excellence
….berada dalam birokrasi bekerja dan
berperilaku (instead highlights the role of values,
culture, rites, and symbols in shaing how people
actually behave at work). Terdapat kepentingan
yang kuat dalam hal bagaimana organisasi
mengatur perubahan dan inovasi melalui
perubahan budaya.
Public Service Orientation, model ini
menggabungkan ide-ide manajemen sektor publik
dan privat dengan “reenergizing public sector
managers by outlining a distinct service mission”.
Ciri model ini adalah memperjelas tujuan dan
menjamin bahwa pengguna lebih diperhatikan
dalam memberikan pelayanan
BIROKRASI [Sebuah Perbandingan]

More Related Content

What's hot

KEBIJAKAN PUBLIK SEBAGAI PROSES
KEBIJAKAN PUBLIK SEBAGAI PROSESKEBIJAKAN PUBLIK SEBAGAI PROSES
KEBIJAKAN PUBLIK SEBAGAI PROSES
Listiana Nurwati
 
Contoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan Kebijakan
Contoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan KebijakanContoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan Kebijakan
Contoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan Kebijakan
Tri Widodo W. UTOMO
 
Tata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku Kepentingan
Tata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku KepentinganTata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku Kepentingan
Tata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku Kepentingan
Oswar Mungkasa
 
Konsep Dasar Administrasi Pemerintah Daerah
Konsep Dasar Administrasi Pemerintah DaerahKonsep Dasar Administrasi Pemerintah Daerah
Konsep Dasar Administrasi Pemerintah Daerah
Siti Sahati
 
Administrasi Pembangunan
Administrasi PembangunanAdministrasi Pembangunan
Administrasi Pembangunan
Tri Widodo W. UTOMO
 
Analisis Kebijakan Publik
Analisis Kebijakan PublikAnalisis Kebijakan Publik
Analisis Kebijakan Publik
Tri Widodo W. UTOMO
 
Agenda Setting & Perumusan Kebijakan Publik
Agenda Setting & Perumusan Kebijakan PublikAgenda Setting & Perumusan Kebijakan Publik
Agenda Setting & Perumusan Kebijakan Publik
Tri Widodo W. UTOMO
 
Sejarah new public service
Sejarah new public serviceSejarah new public service
Sejarah new public servicePutra Manurung
 
Organisasi Pemerintahan
Organisasi PemerintahanOrganisasi Pemerintahan
Organisasi Pemerintahan
Tri Widodo W. UTOMO
 
Organisasi & Manajemen Pemerintahan
Organisasi & Manajemen PemerintahanOrganisasi & Manajemen Pemerintahan
Organisasi & Manajemen Pemerintahan
Tri Widodo W. UTOMO
 
ADMINISTRASI NEGARA SEBAGAI SUATU SISTEM
ADMINISTRASI NEGARA SEBAGAI SUATU SISTEMADMINISTRASI NEGARA SEBAGAI SUATU SISTEM
ADMINISTRASI NEGARA SEBAGAI SUATU SISTEM
Siti Sahati
 
SISTEM ADMINISTRASI NEGARA
SISTEM ADMINISTRASI NEGARASISTEM ADMINISTRASI NEGARA
SISTEM ADMINISTRASI NEGARAPLUR
 
Mewirausahakan Birokrasi - REINVENTING GOVERNMEN
Mewirausahakan Birokrasi - REINVENTING GOVERNMENMewirausahakan Birokrasi - REINVENTING GOVERNMEN
Mewirausahakan Birokrasi - REINVENTING GOVERNMEN
Transmission Music Group
 
Formulasi kebijakan
Formulasi kebijakanFormulasi kebijakan
Formulasi kebijakan
Zakiyul Mu'min
 
Model Formulasi Kebijakan
Model Formulasi KebijakanModel Formulasi Kebijakan
Model Formulasi Kebijakan
Zakiah dr
 
Etika Administrasi Publik
Etika Administrasi PublikEtika Administrasi Publik
Etika Administrasi Publik
Siti Sahati
 
Debirokrasi dan Deregulasi
Debirokrasi dan DeregulasiDebirokrasi dan Deregulasi
Debirokrasi dan DeregulasiGrahat Nagara
 
Pengukuran Good Governance Index
Pengukuran Good Governance IndexPengukuran Good Governance Index
Pengukuran Good Governance Index
Dadang Solihin
 

What's hot (20)

KEBIJAKAN PUBLIK SEBAGAI PROSES
KEBIJAKAN PUBLIK SEBAGAI PROSESKEBIJAKAN PUBLIK SEBAGAI PROSES
KEBIJAKAN PUBLIK SEBAGAI PROSES
 
Contoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan Kebijakan
Contoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan KebijakanContoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan Kebijakan
Contoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan Kebijakan
 
Tata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku Kepentingan
Tata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku KepentinganTata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku Kepentingan
Tata kelola kolaboratif. Menata Kolaborasi Pemangku Kepentingan
 
Konsep Dasar Administrasi Pemerintah Daerah
Konsep Dasar Administrasi Pemerintah DaerahKonsep Dasar Administrasi Pemerintah Daerah
Konsep Dasar Administrasi Pemerintah Daerah
 
Administrasi Pembangunan
Administrasi PembangunanAdministrasi Pembangunan
Administrasi Pembangunan
 
Analisis kebijakan publik
Analisis kebijakan publikAnalisis kebijakan publik
Analisis kebijakan publik
 
Analisis Kebijakan Publik
Analisis Kebijakan PublikAnalisis Kebijakan Publik
Analisis Kebijakan Publik
 
Agenda Setting & Perumusan Kebijakan Publik
Agenda Setting & Perumusan Kebijakan PublikAgenda Setting & Perumusan Kebijakan Publik
Agenda Setting & Perumusan Kebijakan Publik
 
Sejarah new public service
Sejarah new public serviceSejarah new public service
Sejarah new public service
 
Organisasi Pemerintahan
Organisasi PemerintahanOrganisasi Pemerintahan
Organisasi Pemerintahan
 
Organisasi & Manajemen Pemerintahan
Organisasi & Manajemen PemerintahanOrganisasi & Manajemen Pemerintahan
Organisasi & Manajemen Pemerintahan
 
ADMINISTRASI NEGARA SEBAGAI SUATU SISTEM
ADMINISTRASI NEGARA SEBAGAI SUATU SISTEMADMINISTRASI NEGARA SEBAGAI SUATU SISTEM
ADMINISTRASI NEGARA SEBAGAI SUATU SISTEM
 
Reformasi birokrasi
Reformasi birokrasiReformasi birokrasi
Reformasi birokrasi
 
SISTEM ADMINISTRASI NEGARA
SISTEM ADMINISTRASI NEGARASISTEM ADMINISTRASI NEGARA
SISTEM ADMINISTRASI NEGARA
 
Mewirausahakan Birokrasi - REINVENTING GOVERNMEN
Mewirausahakan Birokrasi - REINVENTING GOVERNMENMewirausahakan Birokrasi - REINVENTING GOVERNMEN
Mewirausahakan Birokrasi - REINVENTING GOVERNMEN
 
Formulasi kebijakan
Formulasi kebijakanFormulasi kebijakan
Formulasi kebijakan
 
Model Formulasi Kebijakan
Model Formulasi KebijakanModel Formulasi Kebijakan
Model Formulasi Kebijakan
 
Etika Administrasi Publik
Etika Administrasi PublikEtika Administrasi Publik
Etika Administrasi Publik
 
Debirokrasi dan Deregulasi
Debirokrasi dan DeregulasiDebirokrasi dan Deregulasi
Debirokrasi dan Deregulasi
 
Pengukuran Good Governance Index
Pengukuran Good Governance IndexPengukuran Good Governance Index
Pengukuran Good Governance Index
 

Similar to BIROKRASI [Sebuah Perbandingan]

BIROKRASI POLITIK DI NEGARA INDONESIA BIROKRASI
BIROKRASI POLITIK DI NEGARA INDONESIA BIROKRASIBIROKRASI POLITIK DI NEGARA INDONESIA BIROKRASI
BIROKRASI POLITIK DI NEGARA INDONESIA BIROKRASI
RobiSmkn2
 
Pertemuan 2; KONSEP DAN TEORI BIROKRASI.pptx
Pertemuan 2; KONSEP DAN TEORI BIROKRASI.pptxPertemuan 2; KONSEP DAN TEORI BIROKRASI.pptx
Pertemuan 2; KONSEP DAN TEORI BIROKRASI.pptx
HidayatulJumaah
 
Pemerintahan yang tidak transparan
Pemerintahan yang tidak transparanPemerintahan yang tidak transparan
Pemerintahan yang tidak transparan
Guntur Raharjo
 
Transformasi menuju netralitasasi dan profesionalisme birokrkasi
Transformasi menuju netralitasasi dan profesionalisme  birokrkasiTransformasi menuju netralitasasi dan profesionalisme  birokrkasi
Transformasi menuju netralitasasi dan profesionalisme birokrkasitrio Saputra
 
Patologi birokrasi dalam pelaksanaan pemerintahan okjen
Patologi birokrasi dalam pelaksanaan pemerintahan okjenPatologi birokrasi dalam pelaksanaan pemerintahan okjen
Patologi birokrasi dalam pelaksanaan pemerintahan okjenRahayu Yuri
 
Good governance sebagai agenda reformasi
Good governance sebagai agenda reformasiGood governance sebagai agenda reformasi
Good governance sebagai agenda reformasiEly Goro Leba
 
bab 2,, sistem pemerintahan
bab 2,, sistem pemerintahanbab 2,, sistem pemerintahan
bab 2,, sistem pemerintahan
Lieya Pepey
 
SANKRI PPT.pptx
SANKRI PPT.pptxSANKRI PPT.pptx
SANKRI PPT.pptx
AbdulFatahAlamsah
 
Makalah revormasi birokrasi
Makalah revormasi birokrasiMakalah revormasi birokrasi
Makalah revormasi birokrasi
Septian Muna Barakati
 
Resume birokrasi indonesia
Resume birokrasi indonesiaResume birokrasi indonesia
Resume birokrasi indonesia
Yasirecin Yasir
 
Sistem pemerintahan for teacher
Sistem pemerintahan for teacherSistem pemerintahan for teacher
Sistem pemerintahan for teacher
Lieya Pepey
 
04 Teori Organisasi Adm Publik
04 Teori Organisasi   Adm Publik04 Teori Organisasi   Adm Publik
04 Teori Organisasi Adm PublikAndi Iswoyo
 
Peran dan Fungsi Ombudsman Republik Indonesia dalam Peningkatan Pelayanan Pyblik
Peran dan Fungsi Ombudsman Republik Indonesia dalam Peningkatan Pelayanan PyblikPeran dan Fungsi Ombudsman Republik Indonesia dalam Peningkatan Pelayanan Pyblik
Peran dan Fungsi Ombudsman Republik Indonesia dalam Peningkatan Pelayanan Pyblik
Rudi Wijaya
 
pptbirokrasi-150906073959-lva1-app6892 (1).pptx
pptbirokrasi-150906073959-lva1-app6892 (1).pptxpptbirokrasi-150906073959-lva1-app6892 (1).pptx
pptbirokrasi-150906073959-lva1-app6892 (1).pptx
UmmuFaizah4
 
Birokrasi dalam siklus kebijakan publik
Birokrasi dalam siklus kebijakan publikBirokrasi dalam siklus kebijakan publik
Birokrasi dalam siklus kebijakan publikMirna Rahmadina
 
Makalah pemerintahan yang baik
Makalah pemerintahan yang baikMakalah pemerintahan yang baik
Makalah pemerintahan yang baik
Septian Muna Barakati
 
Pelaksanaan otonomi daerah
Pelaksanaan otonomi daerahPelaksanaan otonomi daerah
Pelaksanaan otonomi daerah
Operator Warnet Vast Raha
 

Similar to BIROKRASI [Sebuah Perbandingan] (20)

BIROKRASI POLITIK DI NEGARA INDONESIA BIROKRASI
BIROKRASI POLITIK DI NEGARA INDONESIA BIROKRASIBIROKRASI POLITIK DI NEGARA INDONESIA BIROKRASI
BIROKRASI POLITIK DI NEGARA INDONESIA BIROKRASI
 
Pertemuan 2; KONSEP DAN TEORI BIROKRASI.pptx
Pertemuan 2; KONSEP DAN TEORI BIROKRASI.pptxPertemuan 2; KONSEP DAN TEORI BIROKRASI.pptx
Pertemuan 2; KONSEP DAN TEORI BIROKRASI.pptx
 
Pemerintahan yang tidak transparan
Pemerintahan yang tidak transparanPemerintahan yang tidak transparan
Pemerintahan yang tidak transparan
 
Transformasi menuju netralitasasi dan profesionalisme birokrkasi
Transformasi menuju netralitasasi dan profesionalisme  birokrkasiTransformasi menuju netralitasasi dan profesionalisme  birokrkasi
Transformasi menuju netralitasasi dan profesionalisme birokrkasi
 
20131202 1
20131202 120131202 1
20131202 1
 
Patologi birokrasi dalam pelaksanaan pemerintahan okjen
Patologi birokrasi dalam pelaksanaan pemerintahan okjenPatologi birokrasi dalam pelaksanaan pemerintahan okjen
Patologi birokrasi dalam pelaksanaan pemerintahan okjen
 
Good governance sebagai agenda reformasi
Good governance sebagai agenda reformasiGood governance sebagai agenda reformasi
Good governance sebagai agenda reformasi
 
bab 2,, sistem pemerintahan
bab 2,, sistem pemerintahanbab 2,, sistem pemerintahan
bab 2,, sistem pemerintahan
 
SANKRI PPT.pptx
SANKRI PPT.pptxSANKRI PPT.pptx
SANKRI PPT.pptx
 
Makalah revormasi birokrasi
Makalah revormasi birokrasiMakalah revormasi birokrasi
Makalah revormasi birokrasi
 
Resume birokrasi indonesia
Resume birokrasi indonesiaResume birokrasi indonesia
Resume birokrasi indonesia
 
Sistem pemerintahan for teacher
Sistem pemerintahan for teacherSistem pemerintahan for teacher
Sistem pemerintahan for teacher
 
Makalah revormasi birokrasi
Makalah revormasi birokrasiMakalah revormasi birokrasi
Makalah revormasi birokrasi
 
Makalah revormasi birokrasi STIP WUNA
Makalah revormasi birokrasi STIP WUNA Makalah revormasi birokrasi STIP WUNA
Makalah revormasi birokrasi STIP WUNA
 
04 Teori Organisasi Adm Publik
04 Teori Organisasi   Adm Publik04 Teori Organisasi   Adm Publik
04 Teori Organisasi Adm Publik
 
Peran dan Fungsi Ombudsman Republik Indonesia dalam Peningkatan Pelayanan Pyblik
Peran dan Fungsi Ombudsman Republik Indonesia dalam Peningkatan Pelayanan PyblikPeran dan Fungsi Ombudsman Republik Indonesia dalam Peningkatan Pelayanan Pyblik
Peran dan Fungsi Ombudsman Republik Indonesia dalam Peningkatan Pelayanan Pyblik
 
pptbirokrasi-150906073959-lva1-app6892 (1).pptx
pptbirokrasi-150906073959-lva1-app6892 (1).pptxpptbirokrasi-150906073959-lva1-app6892 (1).pptx
pptbirokrasi-150906073959-lva1-app6892 (1).pptx
 
Birokrasi dalam siklus kebijakan publik
Birokrasi dalam siklus kebijakan publikBirokrasi dalam siklus kebijakan publik
Birokrasi dalam siklus kebijakan publik
 
Makalah pemerintahan yang baik
Makalah pemerintahan yang baikMakalah pemerintahan yang baik
Makalah pemerintahan yang baik
 
Pelaksanaan otonomi daerah
Pelaksanaan otonomi daerahPelaksanaan otonomi daerah
Pelaksanaan otonomi daerah
 

More from Siti Sahati

Mobilitas Penduduk
Mobilitas PendudukMobilitas Penduduk
Mobilitas Penduduk
Siti Sahati
 
Migrasi
MigrasiMigrasi
Migrasi
Siti Sahati
 
Konsep Dasar Manajemen Mutu
Konsep Dasar Manajemen MutuKonsep Dasar Manajemen Mutu
Konsep Dasar Manajemen Mutu
Siti Sahati
 
Gugus Kendali Mutu
Gugus Kendali MutuGugus Kendali Mutu
Gugus Kendali Mutu
Siti Sahati
 
Continuous Quality Improvement (CQI)
Continuous Quality Improvement (CQI)Continuous Quality Improvement (CQI)
Continuous Quality Improvement (CQI)
Siti Sahati
 
Blue Ocean Strategy
Blue Ocean StrategyBlue Ocean Strategy
Blue Ocean Strategy
Siti Sahati
 
Total Quality Management (Manajemen Kualitas Total)
Total Quality Management (Manajemen Kualitas Total)Total Quality Management (Manajemen Kualitas Total)
Total Quality Management (Manajemen Kualitas Total)
Siti Sahati
 
Sistem Manajemen Mutu
Sistem Manajemen MutuSistem Manajemen Mutu
Sistem Manajemen Mutu
Siti Sahati
 
Sejarah Perkembangan Manajemen Mutu
Sejarah Perkembangan Manajemen MutuSejarah Perkembangan Manajemen Mutu
Sejarah Perkembangan Manajemen Mutu
Siti Sahati
 
Quality Assurance (Jaminan Mutu)
Quality Assurance (Jaminan Mutu)Quality Assurance (Jaminan Mutu)
Quality Assurance (Jaminan Mutu)
Siti Sahati
 
Upaya Membangun Desa Produktif
Upaya Membangun Desa ProduktifUpaya Membangun Desa Produktif
Upaya Membangun Desa Produktif
Siti Sahati
 
Tantangan dan Kesempatan Perilaku Organisasi Publik
Tantangan dan Kesempatan Perilaku Organisasi PublikTantangan dan Kesempatan Perilaku Organisasi Publik
Tantangan dan Kesempatan Perilaku Organisasi Publik
Siti Sahati
 
Stress Kerja
Stress KerjaStress Kerja
Stress Kerja
Siti Sahati
 
Analisis Kependudukan
Analisis KependudukanAnalisis Kependudukan
Analisis Kependudukan
Siti Sahati
 
Prospek dan Tantangan Smart City Di Indonesia
Prospek dan Tantangan Smart City Di IndonesiaProspek dan Tantangan Smart City Di Indonesia
Prospek dan Tantangan Smart City Di Indonesia
Siti Sahati
 
Measuring Human Development
Measuring Human DevelopmentMeasuring Human Development
Measuring Human Development
Siti Sahati
 
Analisis SWOT
Analisis SWOTAnalisis SWOT
Analisis SWOT
Siti Sahati
 
Analisis Daya Dukung dan Jenjang Lokasi
Analisis Daya Dukung dan Jenjang LokasiAnalisis Daya Dukung dan Jenjang Lokasi
Analisis Daya Dukung dan Jenjang Lokasi
Siti Sahati
 
Analisis Transek
Analisis TransekAnalisis Transek
Analisis Transek
Siti Sahati
 
Photo Mapping
Photo MappingPhoto Mapping
Photo Mapping
Siti Sahati
 

More from Siti Sahati (20)

Mobilitas Penduduk
Mobilitas PendudukMobilitas Penduduk
Mobilitas Penduduk
 
Migrasi
MigrasiMigrasi
Migrasi
 
Konsep Dasar Manajemen Mutu
Konsep Dasar Manajemen MutuKonsep Dasar Manajemen Mutu
Konsep Dasar Manajemen Mutu
 
Gugus Kendali Mutu
Gugus Kendali MutuGugus Kendali Mutu
Gugus Kendali Mutu
 
Continuous Quality Improvement (CQI)
Continuous Quality Improvement (CQI)Continuous Quality Improvement (CQI)
Continuous Quality Improvement (CQI)
 
Blue Ocean Strategy
Blue Ocean StrategyBlue Ocean Strategy
Blue Ocean Strategy
 
Total Quality Management (Manajemen Kualitas Total)
Total Quality Management (Manajemen Kualitas Total)Total Quality Management (Manajemen Kualitas Total)
Total Quality Management (Manajemen Kualitas Total)
 
Sistem Manajemen Mutu
Sistem Manajemen MutuSistem Manajemen Mutu
Sistem Manajemen Mutu
 
Sejarah Perkembangan Manajemen Mutu
Sejarah Perkembangan Manajemen MutuSejarah Perkembangan Manajemen Mutu
Sejarah Perkembangan Manajemen Mutu
 
Quality Assurance (Jaminan Mutu)
Quality Assurance (Jaminan Mutu)Quality Assurance (Jaminan Mutu)
Quality Assurance (Jaminan Mutu)
 
Upaya Membangun Desa Produktif
Upaya Membangun Desa ProduktifUpaya Membangun Desa Produktif
Upaya Membangun Desa Produktif
 
Tantangan dan Kesempatan Perilaku Organisasi Publik
Tantangan dan Kesempatan Perilaku Organisasi PublikTantangan dan Kesempatan Perilaku Organisasi Publik
Tantangan dan Kesempatan Perilaku Organisasi Publik
 
Stress Kerja
Stress KerjaStress Kerja
Stress Kerja
 
Analisis Kependudukan
Analisis KependudukanAnalisis Kependudukan
Analisis Kependudukan
 
Prospek dan Tantangan Smart City Di Indonesia
Prospek dan Tantangan Smart City Di IndonesiaProspek dan Tantangan Smart City Di Indonesia
Prospek dan Tantangan Smart City Di Indonesia
 
Measuring Human Development
Measuring Human DevelopmentMeasuring Human Development
Measuring Human Development
 
Analisis SWOT
Analisis SWOTAnalisis SWOT
Analisis SWOT
 
Analisis Daya Dukung dan Jenjang Lokasi
Analisis Daya Dukung dan Jenjang LokasiAnalisis Daya Dukung dan Jenjang Lokasi
Analisis Daya Dukung dan Jenjang Lokasi
 
Analisis Transek
Analisis TransekAnalisis Transek
Analisis Transek
 
Photo Mapping
Photo MappingPhoto Mapping
Photo Mapping
 

Recently uploaded

Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdfLaporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
heridawesty4
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
safitriana935
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
DEVI390643
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
agusmulyadi08
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
johan199969
 
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfSapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
TarkaTarka
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
agusmulyadi08
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
MuhammadBagusAprilia1
 
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
RinawatiRinawati10
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
Dedi Dwitagama
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
erlita3
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
asyi1
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
UmyHasna1
 
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
muhammadyudiyanto55
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
EkoPutuKromo
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
SEMUELSAMBOKARAENG
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
MirnasariMutmainna1
 
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
haryonospdsd011
 

Recently uploaded (20)

Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdfLaporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
 
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfSapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
 
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
 
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
 
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
 

BIROKRASI [Sebuah Perbandingan]

  • 2. BIROKRASI Dari kata bureau ( burra, taplak meja), dan cracy. 3 Perspektif tentang Birokrasi: 1. Pertama, birokrasi diartikan sebagai “government by bureaus” yaitu pemerintahan biro oleh aparat yang diangkat oleh pemegang kekuasaan dalam sebuah organisasi formal, baik publik maupun privat. Pemerintahan birokratik adalah pemerintahan tanpa partisipasi pihak yang-diperintah. 2. Kedua, birokrasi sebagai karakter pemerintahan, yaitu, sifat kaku,macet, berliku-liku dan segala tuduhan negatif terhadap instansi yang berkuasa ( Kramer dalam Ndraha, 2003;513). 3. Ketiga, birokrasi sebagai tipe ideal organisasi. Biasanya dalam arti ini dianggap bermula pada teori Max Weber tentang konsep sosiologik rasionalisasi aktivitas kolektif.
  • 3. Stereotype Birokrasi  Birokrasi sebagai organisasi yang rasional (rational organization)  Birokrasi sebagai ketidakefeseinan organisasi (Organizational inefficiency)  Birokrasi sebagai pemerintahan olehparapejabat (rule of officials)  Birokrasi sebagai administrasi negara (public administration)  Birokrasi sebagai administrasi oleh para pejabat (administration by officials)  Birokrasi sebagai organisasi yang memiliki ciri tertentu, seperti hirarki dan peraturan (type of organization with specific characteristic and quality as khierarchies and rules)  Birokrasi sebagai salah satu ciri masyarakat modern (an essential quality of modern society)
  • 4. Birokrasi Dalam Makna + Dan Rasional (Bereau- rationality) Hegel: Birokrasi adalah institusi yg menjembatani antara negara dan masyarakat. Max Weber: Birokrasi adalah organisasi yang memiliki ciri-ciri: (1) Adanya suatu hirarkhi, termasuk pendelegasian wewenang dari atas ke bawah; (2) adanya serangkaian posisi jabatan yg masing masing memiliki tugas & tanggung jawab yg tegas; (3) Adanya aturan, regulasi, standard formal; (4) Adanya personel yg scr teknis memenuhi syarat, yg bekerja atas dasar karier dan promosi
  • 5. Birokrasi dalam pengertian Netral & Patologi Pengertian Netral : tidak terkait baik atau buruk Birokrasi sebagai Patologi  Patologi yg timbul akibat gaya manajerial  Patologi yg timbul akibat rendahnya pengetahuan & keterampilan petugas pelaksana  Patologi yg timbul akibat tindakan anggota birokrasi yg melanggar norma dan aturan perundangan  Patologi yg timbul akibat perilaku negatif birokrasi  Patologi yg timbul akibat situasi internal berbagai instansi dalam lingkungan pemerintahan
  • 6. Birokrasi Dalam Konteks Pengelolaan Kekuasaan Negara Birokrasi adalah pihak yg paling aktif dalam kegiatan pengelolaan kekuasaan negara sehari- hari, ia berperan sbg pelaksana keputusan yg dirumuskan pemimpin politik. Birokrasi berperan penting karena dalam kegiatan pengelolaan kekuasaan negara sehari-hari tidak pernah terjadi kevakuman administrasi, baik dalam proses perumusan maupun di dalam proses pelaksanaan setiap kebijakan.
  • 7. BIROKRASI NEGARA MAJU Birokrasi Negara Maju memiliki ciri-ciri :  Aparat negara yang netral (apolitis, tidak propolitik pemerintah serta tidak pro pada kepentingan tertentu.Objektif(memberikan pelayanan sama)  Rasional, tidak dikuasai/ didominasi kelompok tertentu (public Servant)  Cakap,terampil dan efesein dalam mencapai kesejahteraan sosial  Formal dan legalistis  Tunduk kepada pemerintahan yang memperoleh kepercayaan rakyat  Tidak mudah diintimidasi
  • 8. Birokasi di negara berkembang  Birokrasi lebih berorientasi kepada hal-hal lain dari pada mengarahkepada yang benar-benar menghasilkan (production directed). Dengan kata lain, birokrat lebih berusaha mewujudkan tujuan pribadinya dibanding pencapaian sasaran-sasaran program.  Riggs (1964) menyatakannya sebagai preferensi birokrat atas kemanfaatan pribadi (personal expediency) ketimbang kepentingan masyarakat (public-principled interest). Dari sifat seperti ini lahir nepotisme, penyalahgunaan kewenangan, korupsi, dan berbagai penyakit birokrasi, yang menyebabkan aparat birokrasi dinegara berkembang pada umumnya memiliki kredibilitas yang rendah, dan dianggap tidak mengenal etika.  Dibanyak Negara berkembang, korupsi telah merajalela sedemikian rupa sehigga menjadi fenomena yang sangat prevalent dan diterima sebagaisesuatu yang wajar, atau menurut istilah Heady “sanctioned by social mores” dan semi institutionalized.
  • 9. Birokrasi di negara berkembang acap kali bersifat otonom, artinya lepas dari proses politik dan pengawasan masyarakat. Ciri ini merupakan warisan administrasi kolonial yang memerintah secara absolut, atau sikap feodal dalam zaman kolonial yang terus hidup dan berlanjut setelah merdeka. Dibanyak negara berkembang, pada awalnya orang yang paling terpelajar atau elite bangsa yang bersangkutan memang berkumpul dibirokrasi, sehingga kelompok diluar itu sulit dapat menandingi birokrasi dalam pengetahuan mengenai pemerintahan dan akibatnya pengawasan menjadi tidak efektif.
  • 10. BIROKRASI KERAJAAN  Penguasa menganggap dan menggunakan administrasi publik sebagai urusan pribadi; Administrasi adalah perluasan rumah tangga istana; Tugas pelayanan ditujukan kepada pribadi sang raja; “Gaji” dari raja kepada bawahan pada hakikatnya adalah anugerah yang juga dapat ditarik sewaktu- waktu sekehendak raja;  Aparat kerajaan dikembangkan sesuai dengan perkembangan kebutuhan raja. Di dalam pemerintahan pusat, urusan dalam pemerintahan diserahkan kepada empatpejabat setingkat menteri ( wedanalebet ) yang dikoordinasikan oleh seorang pejabat setingkat Menteri Kordinator ) pepatihlebet ). Pejabat – pejabat kerajaan tersebut masing – masingmembawahi pegawai ( abdidalem ) yang jumlahnya cukup banyak. Daerah diluar keraton, seperti daerah pantai raja menunjuk bupati –bupati yang setia kepada raja untuk menjadi penguasa daerah. Para bupati biasanya bupati lama yang telah ditaklukkan oleh raja, pemuka masyarakat setempat, atau saudara raja sendiri.
  • 11. BIROKRASI ZAMAN KOLONIAL  Pelayanan publik pada masa pemerintahan kolonial Belanda tidak terlepas dari sistem administrasi pemerintahan yang berlangsung pada saat itu.  Selama pemerintahan kolonial terjadi dualisme sistem birokrasi pemerintahan. Di satu sisi telah mulai diperkenalkan dan diberlakukan sistem administrasi kolonial (binnenlandcsheBestuur) yang mengenalkan sistem birokrasi dan administrasi modern, sedangkan pada sisi lain, sistem tradisional (InheemscheBestuur) masih tetap dipertahankan.  Birokrasi pemerintahan kolonial disusun secara hierarki yang puncaknya pada Raja Belanda. Dalam mengimplementasikan kebijakan pemerintahan di Negara jajahan, Ratu Belanda menyerahkan kepada wakilnya, yakniseorang gubernur jenderal. Kekuasaan dan kewenangan gubernur jenderal meliputi seluruh keputusan politik diwilayah Negara jajahan yang dikuasai.  Gubernur Jenderal dibantu oleh para gubernur dan residen. Gubernur merupakan wakil pemerintah pusat yang berkedudukan di Batavia untuk wilayahprovinsi, sedangkan ditingkat kabupaten terdapat asisten residen dan pengawas yang diangkat oleh gubernur jenderal untuk mengawasi bupati dan wedana dalam menjalankan pemerintahan sehari – hari.
  • 12. BIROKRASI ORDE LAMA  Berakhirnya masa pemerintahan kolonial membawa perubahan sosial politik yang sangat berarti bagi kelangsungan sistem birokrasi pemerintahan. Perbedaan– perbedaan pandangan yang terjadi diantara pendiri bangsa diawal masa kemerdekaan tentang bentuk Negara yang akan didirikan, termasuk dalam pengaturan birokrasinya, telah menjurus kea rah disintegrasi bangsa dan keutuhan aparaturpemerintahan. Perubahanbentuk Negara dari kesatuan menjadi federal berdasar kankonstitusi RIS melahirkan dilematis dalam cara pengaturan aparaturpemerintah. Setidak-tidaknya terdapat dua persoalan dilematis menyangkut birokrasi padasaat itu. Pertama, bagaimana cara menempatkan pegawai Republik Indonesia yang telah berjasa mempertahankan NKRI,tetapi relatif kurang memiliki keahlian dan pengalaman kerja yang memadai. Kedua, bagaimana menempatkan pegawai yang
  • 13. BIROKRASI MASA ORDE BARU  Birokrasi pada masa Orde Baru menciptakan strategi politik korporatisme Negara yang bertujuan untuk mendukung penetarsinya kedalam masyarakat, sekaligus dalam rangka mengontrol publik secara penuh. Strategi politik birokrasi tersebut merupakan strategi dalam mengatur system perwakilan kepentingan melalui jaringan fungsional non ideologis, dimana sistem tersebut memberikan berbagai lisensi pada kelompok fungsional dalam masyarakat, seperti monopoli atau perizinan, yang bertujuan untuk meniadakan konflik antar kelas atau antar kelompok kepentingan dalam masyarakat yang memiliki konsekuensi terhadap hilangnya pluralitas social, politik maupun budaya. Pemerintahan Orde Baru mulai menggunakan birokrasi sebagai premium mobile bagi program pembangunannasional.  Reformasi birokrasi yang dilakukan diarahkan pada : Memindahkan wewenang administratif kepada eselon atas dalam hierarki birokrasi Untuk membuat agar birokrasi responsif terhadap kehendak kepemimpinan pusat Untuk memperluas wewenang pemerintah baru dalam rangka mengkonsolidasikan pengendalian atas daerah-daerah.
  • 14. BIROKRASI ZAMAN REFORMASI  Publik mengharapkan bahwa dengan terjadinya Reformasi, akan diikuti pula dengan perubahan besar pada desain kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, namun harapan terbentuknya kinerja birokrasi yang berorientasi pada pelanggan sebagaimana birokrasi di Negara – Negara maju tampak nyamasih sulit untuk diwujudkan.  Kecenderungan birokrasi untuk bermain politik pada masa reformasi, tampaknya belum sepenuhnya dapat dihilangkan dari kultur birokrasi di Indonesia (contoh Bulog Gate ).  Birokrasi yang seharusnya bersifat apolitis, dalam kenyataan nyamasihs aja dijadikan alat politik yang efektif bagi kepentingan – kepentingan golongan atau partai politik tertentu. Terdapat pula kecenderungan dariaparat yang kebetulan memperoleh kedudukan atau jabatan strategis dalam birokrasi, terdorong untuk bermain dalam kekuasaan dengan melakukan tindak KKN.  Mentalitas dan budaya kekuasaan ternyata masih melingkupi sebagian besar aparat birokrasi pada masa reformasi.Kulturkekuasaan yang telah terbentuk semenjak masa birokrasi kerajaan dan kolonial ternyata masih sulitu ntuk dilepaskan dari perilaku aparat atau pejabat birokrasi.  Dapat dikemukakan bahwa realitas sosial, politik dan ekonomi yang dihadapi oleh Negara – Negara yang sedang berkembang sering kali berbeda dengan realitas sosial yang ditemukan pada masyarakat di negara maju.
  • 15. SEJARAH BIROKRASI INDONESIA  MASA KERAJAAN Kerajaan maritim dan agraris Agraris dominan (pemusatan sumber ekonomi, kehormatan pada raja dan didistribusikan pada para birokrat)  MASA PENJAJAHAN Pada jaman belanda struktur & sistem birokrasi kerajaan tidak dirubah selama menguntungkan, berbeda dengan abdi dalem, priyayi (birokratbelanda) yg diangkat belanda dan mengadopsi gaya belanda tapi gayafeodal kemasyarakat. Timbul ketidaksenangan para nasionalis pada para priyayi (birokratbelanda)  MASA KEMERDEKAAN Transformasi gaya-gaya kerajaan dan kolonial masih melekat Posisi dan status masih berkaitan dengan hirarki, abdi negara, sentralistis dan ritualitas.  Perbedaannya birokrat tdk berada pada kelas istimewa karena terlalu banyak dan penurunan kemakmuran serta terus menerus mengalami krisis kepercayaan masyarakat
  • 16. Stereotype Birokrasi Indonesia 1. Patrimonial Birokrasi a. Patronase diLingkungan elite b. Simbiosa Penguasa & Pengusaha c. Ambivalensi Hubungan pusat- daerah 2. Sentralisasi yg amat kuat 3. Menilai Keseragaman dalam struktur birokrasi 4. Pendelegasian wewenang yg kabur 5. Kesulitan menyusun uraian tugas dan analisis jabatan
  • 17. BIROKRASI PEMERINTAH DAERAH 1. Umumnya jumlah pegawai terlampau berlebihan (over staffed), sehingga menimbulkan pengangguran terselubung. 2. Kurang profesional, karena organisasinya tidak memberikan iklim yang memungkinkan berkembangnya profesionalisme. 3. Kurang memiliki daya inisiatif, cenderung menunggu petunjuk dari atasan. 4. Menggunakan manajemen pemerintahan yang sudah usang. 5. Selalu mengalami keterbatasan anggaran, karena kesalahan 6. menggunakan konsep berpemerintahan. 7. Kurang memiliki visi dan misi yang jelas, 8. Karena terkungkung oleh paradigma keseragaman. 9. Kurang peka terhadap tuntutan kebutuhan masyarakat. 10. Kegiatannya lebih terfokus kedalam tubuh birokrasi itu sendiri, sedangkan masyarakat lebih banyak dijadikan komoditi politik.
  • 18. Patologi (Penyakit) Birokrasi Pemerintahan Budaya feodalistik; Menunggu petunjuk/arahan; Loyalitas pada atasan, bukan organisasi; Belum berorientasi prestasi; Budaya melayani rendah; Belum didukung teknologi menyeluruh; Ekonomi biaya tinggi; Jumlah pegawai relatif banyak, kurang bermutu/asal jadi.
  • 19. BIROKRASI MAX WEBER Max Weber, sosiolog Jerman abad 19 ini, mengemukakan tentang konsepsi tipe ideal organisasi pemerintah yang rasional dan profesional. Pemikiran Weber didorong keinginannya menciptakan organisasi modern yang bisa digunakan pemerintah menjalankan modernisasi dan pembangunan. Weber mengenal tiga otoritas (1) otoritas tradisional; (2) otoritas kharismatik; (3) otoritas legal-rasional (birokrasi).
  • 20.  Sebelum itu, tahun 1970, Martin Albrow mempopulerkan istilah ”birokrasi” sebagai nama lain organisasi pemerintah, Selanjutnya para pakar (misalkan Fred Kramer, dll, mengaitkan atau menamakan konsepsi tipe ideal organisasi pemerintah yang rasional dan profesional ala weber sebagai birokrasi pemerintahan.
  • 21. Individu pejabat secara personal bebas, akan tetapi dibatasi oleh jabatannya manakala ia menjalankan tugas-tugas atau kepentingan individu dalamjabatannya. Pejabat tidak bebas menggunakan jabatannya untuk keperluan dan kepentingan pribadinya termasuk keluarganya. Jabatan-jabatan itu disusun dalam tingkatan hirarki dari atas kebawah dan kesamping.
  • 22. Konsekuensinya ada jabatan atasan dan bawahan. Ada yang menyandang kekuasaan lebih besar dan ada yang lebih kecil. Tugas dan fungsi masing-masing jabatan dalam hirarki itu secara spesifik berbeda satu dengan lainnya. Setiap pejabat mempunyai kontrakjabatan yang harus dijalankan. Uraian tugas masing-masing pejabat merupakan domain yang menjadi wewenang dan tanggungjawab yang harus dijalankan sesuai kontrak.
  • 23. KONSEPSI BIROKRASI RASIONAL MAX WEBER Setiap pejabat diseleksi atas dasar kualifikasi profesionalitasnya, idealnya melalui ujian kompetitif. Setiap pejabat mempunyai gaji termasuk hak untuk menerima pensiun sesuai dengan tingkatan hirarki jabatan yang disandangnya. Setiap pejabat bisa memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya dan jabatannya sesuai dengan keinginannya dan kontraknya bisa diakhiri dalam keadaantertentu.
  • 24. Terdapat struktur pengembangan karir yang jelas dengan promosi berdasarkan senioritas dan penilaian obyekif (merit system). Setiap pejabat tidak dibenarkan menjalankan jabatannya dan sumber daya instansinya untuk kepentingan pribadi dan keluarga. Setiap pejabat berada dibawah pengendalian dan pengawasan suatu sistem yang dijalankan secaradisiplin.
  • 25. Jabatan-jabatan itu disususn dalam tingkatan hirarki dari atas ke bawah dan kesamping Tugas dan fungsi masing-masing jabatan dalam hirarki itu secara spesifik berbeda satu sama lain Setiap pejabat mempunyai kontrak jabatannya Setiap pejabat berada dalam pengendalian dan pengawasan suatu sistem.
  • 26. PANDANGAN TERHADAP BIROKRASI WEBERIAN Warren Bennis Birokrasi hirarki piramida pada masa depan akan diganti dengan sistem sosial baru sesuai harapan masyarakat. Lawrence danLorch Birokrasi yang bersifat rutin dan stabil, belum tentu cocok untuk lingkungan yang kompleks. Oleh karena itu, jika ingin survive birokrasi harus menyesuaikan diri dengan perkembangan atau perubahan lingkungan.
  • 27. David Bheetham Birokrasi Weber memiliki ciri-ciri pokok (1) instrumen teknis; (2) kekuatan independen; (3) dapat keluar dari fungsinya yang tepat karena anggotanya cenderung dari klas sosial partikular (parpol, misalnya). Heckscher dan Donellon Bentuk organisasi masa depan adalah “post bureaucratic organization” yang tidak sama dengan birokrasi weberian. Powering (kekuasaan) bukan satu-satunya cara mengendalikan birokrasi,melainkan perlu empowering (pemberdayaan).
  • 28. MiftahThoha Birokrasi weberian diistilahkan sebagai officialdom atau kerajaan pejabat– memiliki dua pemahaman yaitu birokrasi yang rasional (netral) danbirokrasi yang sarat dengan kekuasaan (potensipolitis). Birokrasi yang netral bisa dilihat pada poin (1), birokrasi politis dapat dilihat pada poin (2) dan (3).
  • 29. BIROKRASI HEGELIAN dan MARXIS  Birokrasi adalah jembatan penghubung antara negara(pemerintah) dengan masyarakatnya (Hegel).  Di dasari teori perjuangan kelas, krisis kapitalisme, dan pengembangan komunisme, Karl Marx berpendapat tentang birokrasi sbb: Birokrasi adalah negara atau pemerintah itu sendiri. Birokrasi merupakan instrumen yang digunakan oleh kelas yang dominan untuk melaksanakan kekuasaan dominasinya atas klas sosial lainnnya. Dalam masyarakat komunis kelak (tiada kelas sosial, semua sama), birokrasi menjadi tiada arti karena fungsi birokrasi dijalankan oleh semua anggota masyarakat.  Birokrasi Hegelian termasuk dalam kategori birokrasi netral.  Birokrasi Marxis termasuk dalam kategori birokrasi politik atautidaknetral.
  • 30. BIROKRASI DAVID OSBORNE Katalis (mengarahkan ketimbang mengayuh) Memberi wewenang ketimbang melayani. Pemerintahan yang kompetitif. Digerakan oleh misi bukan aturan. Berorientasi hasil bukan masukan. Melayani pelanggan, bukan dilayani atau melayani diri sendiri. Menghasilkan ketimbang membelanjakan. Antisipatif (mencegah daripada mengobati) Desentrasi ketimbang sentralisasi Pemerintah berorientasi pasar.
  • 31. KARAKTERISTIK BIROKRASI MENURUT MAX WEBER Kerja yang ketat pada peraturan (rule) Tugas yang khusus (spesialisasi) Kaku dan sederhana (zakelijk) Penyelenggaraan yang resmi (formal) Pengaturan dari atas ke bawah (heirarchi) Berdasarkan logika (rational) Tersentralistis (otorithy) Taat dan patuh (obedience) Disiplin (dicipline) Terstruktur (sistematic) Tanpa pandang bulu (impersonal).
  • 32. prinsip pokok yang harus dipahami oleh aparat birokrasi publik dalam aspek internal organisasi  Prinsip Aksesibilitas, dimana setiap jenis pelayanan harus dapat dijangkau secara mudah oleh setiap pengguna pelayanan;  Prinsip Kontinuitas, yaitu bahwa setiap jenis pelayanan harus secara terus menerus tersedia bagi masyarakat dengan kepastian dan kejelasan ketentuan yang berlaku bagi proses pelayanan tersebut  Prinsip Teknikalitas, yaitu bahwa setiap jenis pelayanan harus ditangani oleh aparat yang benar-benar memahami secara teknis pelayanan tersebut berdasarkan kejelasan, ketepatan dan kemantapan sistem, prosedur dan instrumen pelayanan.  Prinsip Profitabilitas, yaitu bahwa proses pelayanan harus dilaksanakan secara efektif, efisien, dan memberikan keuntungan ekonomis dan sosial bagi pemerintah maupun bagi masyarakat luas.  Prinsip Akuntabilitas, yaitu bahwa proses, produk dan mutu pelayanan yang diberikan harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat
  • 33. TIPE IDEAL BIROKRASI MENURUT MAX WEBER Para anggota staf secara pribadi bebas, hanya men jalankan tugas-tugas impersonal mereka; Ada hirarki jabatan yang jelas; Fungsi-fungsi jabatan ditentukan secara tegas; Para pejabat diangkat berdasarkan suatu kontrak; Mereka dipilih berdasarkan kualifikasi profesional, idealnya didasarkan suatu (ijazah) yang diperoleh melalui suatu ujian;
  • 34.  Mereka memiliki gaji dan biasanya juga ada hak-hak pensiun. Gaji berjenjang menurut kedudukan dalam hirarki. Pejabat dapat selalu menempati posnya, dan dalam keadaan-keadaan tertentu ia juga dapat diberhentikan;  Pos jabatan adalah lapangan kerjanya sendiri atau lapangan kerja pokoknya;  Terdapat suatu struktur karir, dan promosi dimungkinkan berdasarka senioritas maupun keahlian (merit) dan menurut pertimbangan keunggulan (superioritas);  Jabatan mungkin tidak sesuai baik dengan posnya maupun dengan sumber-sumber yang tersedia di pos tersebut;  Ia tunduk pada sistem disipliner dan kontrol yang seragam
  • 35. KATEGORI BIROKRASI Berdasarkan perbedaan tugas pokok atau misi yang mendasari suatu organisasi birokrasi  Kesatu, Birokrasi Pemerintahan Umum, yaitu rangkaian organisasi pemerintahan yang menjalankan tugas-tugas pemerintahan umum termasuk memeliharaketertiban dan keamanan, dari tingkat pus at sampai di daerah(propinsi, kabupaten, kecamatan, dan desa). Tugas- tugas tersebutlebih bersifat mengatur.  Kedua, Birokrasi Pembangunan, yaitu organisasi pemerintahan yangmenjalankan salah satu bidang atau sektor yang khusus guna mencapai tujuanpembangunan,seperti pertanian, kesehatan, pendid ikan, industri
  • 36. Ketiga, Birokrasi Pelayanan, yaitu unit organisasi yang pada hakikatnya merupakan bagian yang langsung berhubungan dengan masyarakat. Yang termasuk dalam kategori ini, antara lain: RumahSakit, Sekolah (SD,SLTA), Koperasi, Bank Rakyat Desa, Transmigrasi, dan berbagai unit organisasi lainnya yang memberikan pelayanan langsungkepada masyarakat atas nama pemerintah. Fungsi utamanya adalah “service”.
  • 37. KELEMAHAN DAN KELEBIHAN ORGANISASI DI INDONESIA penetapan standar efisiensi yang dapat dilaksanakan secara fungsional terlalu menekankan aspek-aspek rasionalitas, impersonalitas dan hirarki kecenderungan birokrat untuk menyelewengkan tujuan-tujuan organisasi kurangnya pengawasan terhadap kinerja birokrasi sistem penggajian yang kurang
  • 38. 3 macam pengertian birokrasi yang berkembang saat ini Birokrasi diartikan sebagai aparat yang diangkat penguasa untuk menjalankan pemerintahan (government by bureaus). Birokrasi diartikan sebagai sifat atau perilaku pemerintahan yang buruk (patologi). Birokrasi sebagai tipe ideal organisasi. Pengertian birokrasi (pemerintahan) adalah suatu organisasi pemerintahan yang terdiri dari sub-sub struktur yang memiliki hubungan satu dengan yang lain, yang memiliki fungsi, peran, dan kewenangan dalam melaksanakan pemerintahan, dalam rangka mencapai suatu visi, misi, tujuan, dan program yang telah ditetapkan.
  • 39. Fungsi dan Peran Birokrasi melaksanakan pelayanan publik; pelaksana pembangunan yang profesional (merit system); perencana, pelaksanan, dan pengawas kebijakan (manajemen pemerintahan); alat pemerintah untuk melayani kepentingan (abdi) masyarakat dan negara yangnetral dan bukan merupakan bagian dari kekuatan atau mesin politik (netralitas birokrasi).
  • 40. Tujuan Birokrasi Sejalan dengan tujuan pemerintahan Melaksanakan kegiatan dan program demi tercapainya visi dan misi pemerintah dan negara Melayani masyarakat dan melaksanakan pembangunan dengan netral dan professional Menjalankan mamajemen pemerintahan, mulai dari perencanaan, pengawasan, evaluasi, koordinasi, sinkronisasi, represif, prefentif, antisipatif, resolusi,
  • 41. Perspektif Birokrasi  Teori Negara Terdiri dari unsure konstitutif dan unsure deklaratif. Unsur konstitutif adalah unsure Negara yang terdiri dari wilayah, pemerintahan, dan rakyat. Sedangkan unsure deklaratif adalah unsure Negara yang terdiri dari pengakuan de facto dan de jure.  Teori Kebutuhan ekonomi Usaha manusia memenuhi kebutuhan yang diperlukan birokrasi yang berfungsi untuk melayani kebutuhan masyarakat tersebut.  Teori Organisasi dan Kelas Tujuan dalam organisasi dapat dicapai apabila ada instrumen birokrasi yang baik.
  • 42. Tipologi Birokrasi Berdasarkan perspektif Otoriter • Birokrasi Tradisional Sumber legitimasinya adalah waktu, artinya orang yang berkuasa adalah orang-orang yang lebih lama di dalam birokrasi tersebut. • Birokrasi Kharismatik Sumber legitimasinya adalah kepribadian yang luar biasa bagi seorang pemimpin yang dilihat secara personal. • Birokrasi Legal-Rasional Sumber legitimasinya adalah aturan-aturan yang dibuat untuk mencapai tujuan tertentu.
  • 43.  Berdasarkan Perspektif Keterbukaan • Birokrasi Terbuka Aksesibilitas masyarakat dapat masuk dengan luas, masyarakat dapat ikut serta dalam proses pembuatan kebijakan dan masyarakat juga dapat menyampaikan aspirasinya ke birokrasi langsung. • Birokrasi Tertutup Berdasarkan kepentingan dan peraturan yang berada dalam birokrasi tersebut, kebijakan yang diputuskan hanya dilakukan dalam birokrasi dan berjalan hanya berdasarkan aturan-aturan yang didalamnya. • Birokrasi Campuran Birokrasi yang mendapatkan aspirasi dari masyarakat tapi tidak bisa masuk secara langsung ke dalam birokrasi untuk menentukan kebijakan.
  • 44. Penyakit Organisasi  Tujuan telah ditetapkan, tetapi tidak dirumuskan secara rinci dan jelas (tidakmembumi);  Pembagian tugas tidak adil, tidak merata, tidak tuntas dan tidak jelas batas-batas (tidak adil);  Anggota hanya mau bekerja sesuai dengan tugasnya, terjadi pengkotak-kotakan (kaku);  Merasa dirinya/unitnya yang paling penting, yang lain tidak/kurang penting (sok penting);  Pemberian tanggung jawab yang tidak seimbang dengan wewenang (zalim);  Terlalu banyak bawahan yang harus diawasi – kewalahan (rakus);  Seseorang bawahan mendapat perintah dari satu atasan mengenai hal yang sama, tetapi perintahnya saling bertentangan (plin plan);  Sanksi terhadap pelanggaran tidak tegas (banyak pertimbangan).
  • 45. FUNGSI BIROKRASI DALAM SUATU PEMERINTAHAN MODERN  Administrasi Fungsi administrasi pemerintahan modern meliputi administrasi, pelayanan, pengaturan, perizinan, dan pengumpul informasi. dimaksudkan bahwa fungsi birokrasi adalah mengimplementasikan undang-undang yang telah disusun oleh legislatif serta penafsiran atas UU tersebut oleh eksekutif. Dengan demikian, administrasi berarti pelaksanaan kebijaksanaan umum suatu negara guna mencapai tujuan negara secara keseluruhan.  Pelayanan Birokrasi sessungguhnya diarahkan untuk melayani masyarakat atau kelompok- kelompok khusus. Badan metereologi dan Geofisika (BMG) di Indonesia merupakan contoh yang bagus untuk hal ini, di mana badan tersebut ditujukan demi melayani kepentingan masyarakat yang akan melakukan perjalanan atau mengungsikan diri dari kemungkinan bencana alam. Untuk batas-batas tertentu, beberapa korporasi negara seperti PJKA atau Jawatan POS dan Telekomunikasi juga menjalankan fungsi public service.
  • 46.  Pengaturan (regulation) Fungsi pengaturan dirancang demi mengamankan kesejahteraan masyarakat. birokrasi biasanya dihadapkan anatara dua pilihan: Kepentingan individu versus kepentingan masyarakat banyak.  Pengumpul Informasi (Information Gathering) Informasi dibutuhkan berdasarkan dua tujuan pokok: Apakah suatu kebijaksanaan mengalami sejumlah pelanggaran atau keperluan membuat kebijakan-kebijakan baru yang akan disusun oleh pemerintah berdasarkan situasi faktual. birokrasi, oleh sebab itu menjadi ujung tombak pelaksanaan kebijaksanaan negara tentu menyediakan data-data sehubungan dengan dua hal tersebut. Misalnya, pemungutan uang yang tidak semestinya (pungli) ketika masyarakat membuat SIM atau STNK tentunya mengalami pembengkakan. Pungli tersebut merupakan pelanggaran atas idealisme administrasi negara, oleh sebab itu harus ditindak. Dengan ditemukannya bukti pungli, pemerintah akan membuat prosedur baru untuk pembuatan SIM dan STNK agar tidak memberi ruang bagi kesempatan melakukan pungli.
  • 47. PENAMPILAN BIROKRASI DI INDONESIA Sentralisasi yang cukup kuat Menilai tinggi keseragaman dan struktur birokrasi Pendelegasian wewenang yang kabur Kesulitan menyusun uraian tugas dan analisis jabatan
  • 48. Model - Model Reformasi Birokrasi Tantangan nyata bagi keberhasilan reformasi birokrasi penyelenggaraan pemerintahan adalah berfungsinya peran penyelenggaraan Negara untuk menciptakan kehidupan bersama warga bangsa dalam mencapai kesejahteraan dan keadilan bagi masyarakat. Telebih dengan berjalannya otonomi daerah yang diiringi tumbuhnya kesadaran warga masyarakat di daerah untuk semakin kritis menyebabkan semankin kuat pula tuntutan public atas keberhasilan governance reform di daerah.
  • 49. • New Public Management (NPM), model ini memiliki ciri yang lebih mengarah kepada “inside the organization” a. Memfokuskan aktifitasnya hanya pada kegiatan manajemen, tidak pada aktivitas kebijakanya. b. Hal ini berarti NPM mencoba melihat manajemen pelayanan publik pada segi kinerja (performance appraisal) dan efisiensi tidak dari segi politis. c.
  • 50. c. Permasalahan manajamen pelayanan public menjadi bahan-bahan kecil dan sederhana yang berkaitan langsung dengan kepentingan dasar pengguna jasa (user-pay-base). d. Menggunakan landasan pasar (quasi- markets) sebagai daya dorong bagi terciptanya kompetisi. e. Pemangkasan ekonomi biaya tinggi sehingga ongkos untuk memperoleh pelayanan menjadi lebih murah.
  • 51. 4 model NPM Model The Efficiency Drive, Model ini dapat dilihat kemunculannya di medium 1980. Model ini menghendaki sektor publik dikelola secara bisnis, denganslogan efisiensi In search of excellence, model ini lebih menekankan pada pentingnya budaya organisasi. Model ini menolak pendekatan rasionalistik NPM model 1 dan mengedepankan peran nilai, budaya ritual dan symbol untuk membentuk bagaimana orang-orang yang
  • 52. Lanjutan Model In search of excellence ….berada dalam birokrasi bekerja dan berperilaku (instead highlights the role of values, culture, rites, and symbols in shaing how people actually behave at work). Terdapat kepentingan yang kuat dalam hal bagaimana organisasi mengatur perubahan dan inovasi melalui perubahan budaya.
  • 53. Public Service Orientation, model ini menggabungkan ide-ide manajemen sektor publik dan privat dengan “reenergizing public sector managers by outlining a distinct service mission”. Ciri model ini adalah memperjelas tujuan dan menjamin bahwa pengguna lebih diperhatikan dalam memberikan pelayanan