Dokumen tersebut memberikan panduan mengenai cara menulis artikel opini yang baik untuk surat kabar dan media massa. Beberapa poin pentingnya adalah mendefinisikan target pembaca, fokus pada isu aktual, gunakan bahasa sederhana, dan pastikan tulisan mengalir dengan baik."
2. Kegiatan mengolah pikir mengasah rasa,
dan mengomunikasikan hasil pemikiran
dan pengasahan ini dalam bentuk
tulisan/karangan.
3. Tidak ada satu pun orang yang menulis sekali
jadi; semuanya melalui 3 tahap (MAP)
M: Menulis saja, tanpa berpikir salah benar,
ejaannya tepat atau tidak, tujuannya APA
YANG ADA DI KEPALA, TULISKAN!
A: Analisis ketersambungan antar gagasan,
perbaiki tanda baca, pertajam, strukturkan!
P: Perindah, pembukaan harus menarik, akhir
artikel harus menggugah
4. Tuliskan saja apapun yang ada di dalam
pikiran
Jangan cemaskan gaya, ejaan, tata bahasa,
atau tanda baca
Biarkan pikiran Anda mengalir di atas kertas,
Bila sudah memiliki peta pikiran,
kembangkan satu gagasan ke gagasan
berikutnya
Tunda dulu, sebentar (semalam jika mungkin)
biarkan pikiran beinkubasi.
5. Editlah tulisan, lebih enak dilakukan pagi hari
Berbuatlah seolah-olah membaca tulisan
orang lain
Tulisan yang baik, biasanya bernada
mengobrol
Kemukakan pertanyaan-pertanyaan berikut:
Apakah maknanya sudah jelas? Apakah
tulisannya sudah mengalir? Apakah topik
bahasannya sudah jelas? Apakah ada yang
perlu ditambahkan?
6. Kesan pertama harus menggoda:Tulisan Anda
ditentukan oleh alinea pertama
Aturan #1: Pikirkan pembacanya; siapa mereka?
Apa yang mereka harapkan dari tulisan ini? Apa
yang mereka minati?
Aturan #2: Pikat Mereka; 30 detik agar memikat
pembaca
Aturan #3:Beri mereka alasan untuk tertarik;
AMBAK
Aturan #4: Berbicaralah dengan bahasa aktif
Aturan #5: Jangan berpanjang-panjang
Aturan #6: Buatlah tampilannya memikat
Aturan #7: Tutuplah dengan ledakan
7. Suatu hal yang indah itu selamanya
merupakan sesuatu yang menyenangkan
Sesuatu yang indah menyenangkan suntuk
selamanya
50 % pembacaakan tersesat jika kalimat
mangandung lebih dari 14 kata
80 % pembaca akan bingung jika panjang
kalimat lebih dari 20 kata
8. HINDARI GUNAKAN
Dalam situasi seperti Jika
transfer Perpindahan
Dalam rangka Untuk
justifikasi Pembenaran
Berkaitan dengan
fakta bahwa
Karena
Gradula bertaha[p
Deskripsi gambaran
9. Apakah tulisan itu sesuai dengan pembaca
yang Anda harapkan? Apakah Anda
membayangkan orang yang akan
membacanya? Apakah Anda menuliskan
sambil membayangkan siapa pembacanya
dan kemukakan alasan baginya untuk
tertarik?
Apakah Anda menarik perhatian pada
paragraf pertama? Apakah paragraf ke-2 dan
ke-3 menampilkan tema dasar tulisan Anda
10. Apakah bahasa yang digunakan aktif dan
langsung
Apakah kalimat yang Anda gunakan jelas dan
singkat?
Apakah Anda menggunakan kata-kata yang
paling sederhana yang sesuai dengan sasaran
pembaca Anda?
Apakah tulisan Anda tampak memikat?
Apakah tulisan Anda ditutup dengan sebuah
kejutan
11.
12. A : Abaikan; gagasan apa yang bisa dibuang
sehingga bisa dibuang atau diganti
S: Sambungkan; apa yang dapat kita tambah,
tingkatkan, atau panjangkan
M: Minimal. Apa yang dapat kita kurangi,
turunkan atau pendekkan
U: Untuk Apa lagi?, apa kegunaannya yang lain?
N: Nalar Analogis. Apa yang mirip dengan ini?
Analogi apa yang dapat membantu?
I: Inversi: apakah kita bisa membalikkan atau
mengubah urutan yang ada?
13.
14. 1. Ruang dalam surat kabar terbatas.
Berbeda dengan Jurnal atau buku yang
memiliki ruang lebih luas.
2. Pembaca Surat Kabar adalah masyarakat
umum (all-audiences), berbeda dengan
buku atau jurnal yang memiliki segmen
pembaca yang khusus.
3 Pembaca semakin sibuk sehingga waktu
baca pun menjadi pendek.
4. Surat Kabar selalu menyajikan peristiwa
atau berita yang baru setiap hari.
15. Menjelaskan, menginterpretasikan, atau
memberi konteks kepada publik,
menganalisis, memberikan alternatif solusi
dan memberi makna dari sebuah peristiwa
yang sedang berlangsung.
16. Surat kabar/majalah berita berisi masalah-
masalah aktual. Karena itu, artikel opini harus
membahas persoalan aktual. Dengan kata
lain faktor timeline dan momentum sangat
penting.
17. Sebuah artikel bisa saja tidak bersifat aktual,
atau tidak ada momentum, asal isinya
memberikan informasi baru yang
berhubungan dekat dengan pembaca.
18. Masih banyak orang yang beranggapan
bahwa artikel di surat kabar harus mendalam,
hebat, dll. Opini surat kabar tidak terlalu
mementingkan kedalaman, tetapi
mengharapkan sudut pandang yang lain atau
unik dalam menganalisis sebuah isu.
19. Banyak akademisi yang menulis artikel opini
tetapi dengan gaya akademis. Sang penulis
akhirnya asyik dengan uraian-uraian teori
dan tidak menganalisis persoalan aktual.
20. Take position
Fungsi artikel opini adalah untuk
mengemukakan pendapat tentang satu isu.
Karena itu, tentukan fokus (take position)
penulis harus fokus pada satu ide. Paragraf
pembuka dan penutup hendaknya secara
jelas menggambarkan kesimpulan atau
pendapat penulis.
21. Pandangan harus mengedukasi pembaca,
tidak menghasut, tidak memfitnah, tidak
memojokkan sesuatu golongan.
Kritikan hanya diarahkan kepada pemikiran
seseorang, atau gologan, tetapi tidak pada
orang atau golongan tersebut.
22. Paragraf pertama hendaknya langsung
mengangkat topik bahasan dan pernyataan
tentang inti pendapat penulis (statement of
opinion)
23. Hindari kata-kata klise, jelaskan akronim,
hindari jargon, istilah hukum-legal,
akademik, sebab opini penulis akan dibaca
khalayak umum (all-audiences). Gunakan
bahasa sederhana, langsung (to the point).
24. Pastikan bahwa semua fakta dan nama sudah
diverifikasi dan tidak ada kesalahan
gramatika (tata bahasa). Setiap kesalahan
akan mengurangi kredibilitas penulis. Periksa
kembali apakah tulisan mengalir dan tidak
ada lompatan logika (leaps in logic).
25. Setiap media mensyaratkan panjang tulisan
yang berbeda.
- Kompas : 3.000 – 3.500 karakter
(850 – 1000 kata, atau 3 – 3,5
halaman kuarto 1,5 spasi)
- “PR” 3.500 – 5.000 karakter
26. Singkat, Padat, Jelas, namun Colourful.
“Manjakan Pembaca, Jangan Sampai Mereka
Mengerutkan Dahi!”
“Jika Bisa dengan Kalimat Pendek, Mengapa
Harus Kalimat Panjang??”
27. Satu paragraf terdiri dari 3-4 kalimat. Satu paragraf tidak
labih dari 50 kata.
Satu kalimat 28 kata. (Tips: gunakan ukuran penggalan
nafas).
Jangan menggunakan kata yang sama dalam satu paragraf.
Pilih kata-kata yang punya rasa bahasa, tetapi tidak
hiperbolis.
Sepanjang tidak mengubah arti, kata-kata yang tidak perlu
bisa dicoret.
Tidak terlalu banyak menggunakan istilah asing.
Jangan menggunakan kalimat rancu.
Jelaskan singkatan dan akronim untuk istilah-istilah yang
belum dikenal secara umum.
Penggunaan tanda baca yang benar.
Konsisten
Dll.
28. Setelah artikel jadi, coba baca beberapa kali
lagi untuk perbaikan. Lakukan proofreading,
copy editing, dan kalau perlu substance
editing.
29. Media massa besar memberikan honorarium
yang besar bagi artikel opini yang dimuat.
Namun ada juga media yang tidak
menawarkan honor, tetapi media memberikan
kebanggaan bagi si penulis (pride of
authorship).