2. JUDUL
■ Elemen pembuka untuk menarik perhatian pembaca
■ Pendek dan informatif
■ Fokus pada isu (to the point)
■ Menyampaikan esensi masalah
■ Mereflesikan temuan utama atau rekomendasi
■ Kalimat aktif dan bertenaga
■ Hindari judul ‘academic paper’
■ Memikat dan mengejutkan pembaca
3. JUDUL
■ Catchy: Meringkus perhatian pembaca, menggunakan istilah/frase
yang khas dan bisa melekat pada ingatan.
■ Short: Terdiri 8-12 kata. Jika tidak memungkinkan, pecah menjadi
judul dan sub judul
■ To the point: Tidak berputar-putar, langsung, dan relevan dengan
konten secara keseluruhan.
8. JUDUL
■ Memperbaiki Iklim Investasi di Indonesia
■ Merancang Sistem Jaminan Kesehatan Universal yang Berkelanjutan
■ Mempromosikan Energi Baru dan Terbarukan di Pedesaan
■ Memerangi Korupsi untuk Menarik Investasi Asing
■ Melucuti Hambatan Inovasi di Kalangan Birokrasi
■ Keamanan Pangan di Tengah Krisis Lahan
9. PARAGRAF PEMBUKA (LEAD)
■ Deskripsi masalah tidak bertele-tele
■ Implikasi persoalan (magnitude-penting)
■ Memaparkan temuan terpenting
■ Menyampaikan pilihan rekomendasi berbasis
fakta/data
10. MENGAIL DENGAN LEAD
■ Paragraf pembuka yang berfungsi sebagai kail: merebut minat pembaca
■ Petunjuk (sekaligus penggoda) mengenai apa yang hendak disampaikan
– Contoh: Sumber daya paling berharga saat ini sesungguhnya bukan lagi
minyak atau sumber daya alam lainnya, melainkan data.
11. PARAGRAF PEMBUKA (LEAD)
■ Merangkum who, what, where, when, why
■ Bila memungkinkan ada unsur how
■ Pilihan terbatas pada (what) apa yang paling penting, menarik, dan
seberapa besar magnitude persoalan
■ Kata kerja pertama mencerminkan apa persoalan kebijakan yang
akan diulas, ditempatkan setidaknya pada tujuh kata pertama
■ Kata kerja pertama: aktif bukan pasif
■ Lead yang bagus terpaut dengan ending yang pas
■ Sesuaikan jenis lead dengan topik, tujuan dan jenis tulisan
13. Jenis Pembuka
■ Laporan
– Straight (langsung)
– Berisi inti tulisan
– Pilihan terbatas pada: apa yang paling penting/genting, apa
yang paling menarik, apa yang paling baru, seberapa besar
magnitude (skala: dalam angka, jumlah, tren, sebab-akibat)
– Kalimatnya formal/ lugas
■ News Features
– Ada banyak pilihan: deskriptif, kesimpulan, pertanyaan,
kutipan, puisi/lirik lagu, anekdot
– Sebagai pengantar cerita
14. JENIS PEMBUKA
■ Ringkasan : jenis yang digunakan untuk menampilkan inti tulisan.
■ Bercerita : bertutur, pembaca bisa seakan-akan terlibat dalam peristiwa, mengalami
kejadian
■ Deskriptif : memaparkan atau menggambarkan apa yang ditangkap oleh
penglihatan, pendengaran, penciuman, pencecapan, dan perabaan
■ Kutipan : kutipan yang digunakan unik, relevan, dan tak panjang
15. PARAGRAF
■ Beberapa kalimat yang berkaitan erat antara satu dan
lainnya, dengan pikiran utama sebagai pusatnya dan
pikiran penjelas sebagai pendukungnya
■ Gagasan utama: kalimat utama dan kalimat-kalimat
penjelas yang terpadu membentuk kesatuan-logis-
sistematis
■ Pada setiap paragraf hanya ada satu pokok pikiran
16. FUNGSI PARAGRAF
■ Mengekspresikan pikiran atau perasaan penulis dalam bentuk tulisan
melalui rangkaian kalimat yang disusun logis
■ Membantu pembaca memahami topik dan isi tulisan sesuai dengan
jalan pikiran penulisnya.
■ Memudahkan penulis menyusun gagasan di pikirannya
■ Membantu penulis mengembangkan ide secara sistematis
■ Memudahkan penulis mengembangkan topik sehingga menjadi
sebuah tulisan lengkap
■ Paragraf menjadi pengantar ide, transisi, isi, atau penutup pada
tulisan
17. FUNGSI PARAGRAF
■ Mengekspresikan pikiran atau perasaan penulis dalam bentuk tulisan
melalui rangkaian kalimat yang disusun logis
■ Membantu pembaca memahami topik dan isi tulisan sesuai dengan jalan
pikiran penulisnya.
■ Memudahkan penulis menyusun gagasan di pikirannya
■ Membantu penulis mengembangkan ide secara sistematis
■ Memudahkan penulis mengembangkan topik sehingga menjadi sebuah
tulisan lengkap
■ Paragraf menjadi pengantar ide, transisi, isi, atau penutup pada tulisan
18. CIRI PARAGRAF YANG BAIK
■ Gagasan atau ide pokok yang ada di pikiran penulis dituangkan
dalam kalimat dengan menggunakan kata-kata yang jelas.
Paragraf yang baik juga memiliki kalimat pendukung guna
memperjelas apa yang ingin disampaikan penulis kepada
pembaca.
■ Paragraf yang baik memiliki sudut pandang yang fokus dan jelas
sehingga dapat dicerna pembaca.
■ Jumlah kalimat dalam paragraf tidak terlalu banyak. Dalam
paragraf yang baik biasanya berisi 4 hingga 7 kalimat. Paragraf
juga dapat ditentukan jumlahnya melalui kata, sekitar 50-80
kata.
19. CIRI PARAGRAF YANG BAIK
■ Kalimat pertama pada paragraf disesuaikan dengan sudut pandang
yang dipilih. Selanjutnya penulis dapat melanjutkan menulis paragraf
menggunakan kalimat-kalimat penjelas yang mendukung tulisannya.
■ Penulisan paragraf sesuai dengan topik yang sudah ditentukan.
Paragraf kedua, ketiga dan seterusnya harus menjelaskan topik yang
tidak melenceng dari paragraf pertama.
20. JENIS PARAGRAF
■ Paragraf Deskripsi
Paragraf deskripsi adalah paragraf yang menggambarkan suatu objek
secara rinci. Objek dalam paragraf deskripsi bisa berupa orang, tempat,
ataupun benda yang lain
■ Paragraf Bercerita
Paragraf bercerita adalah paragraf yang menceritakan terjadinya sebuah
peristiwa yang disusun secara runtut berdasar kronologinya.
21. JENIS PARAGRAF
■ Paragraf Argumentasi
Paragraf yang berisi pendapat penulis tentang suatu masalah yang
disampaikan dengan alasan-alasan yang tepat. Tujuannya untuk
menggiring opini pembaca supaya memiliki pandangan serupa dengan
penulis.
■ Paragraf Persuasi
Paragraf persuasi adalah paragraf yang disampaikan secara ringkas dan
menarik dengan tujuan mempengaruhi dan menghanyutkan pembaca ke
dalam isi tulisan, mempercayai dan melakukan yang disarankan
22. JENIS PARAGRAF
■ Paragraf Eksposisi
Paragraf yang dibuat untuk memberikan informasi kepada pembaca
tentang suatu teori, kiat, teknik, petunjuk, aturan main. Tujuannya
memperluas wawasan pembaca.
CONTOH:
Pendeknya, Dutch Disease ditandai oleh: (i) apresiasi nilai tukar riil; (ii) melemahnya ekspor
manufaktur; (iii) naiknya tingkat upah. Karakteristik itu sepintas cocok dengan apa yang kita
alami saat ini, mirip seperti yang disampaikan Corden kepada saya lebih dari sepuluh tahun lalu.
Penyakit Belanda?
Muhammad Chatib Basri, Kompas 13 Desember 2010
23. TUBUH
■ Deskripsi dari hasil observasi
■ Berisi data, fakta, dan hasil analisis
■ Data bisa disajikan dalam bentuk infografis
■ Satu ide dalam satu alinea
■ Satu alinea berisi 4-7 kalimat
■ Perhatikan koherensi antar alinea (bridging)
■ Upayakan tidak ada kata yang sama dalam satu
kalimat
25. TIPS
■ Jangan lupakan kelengkapan 5W+ 1H
■ KISS: Keep it short and simple.
■ Maksimal 7 kata dalam satu kalimat
■ Paragraf pendek-pendek
■ Pakai pola kalimat S+P atau S+P+O+K.
■ Gunakan kalimat aktif.
■ Gagasan utama di kalimat pertama
■ Hindari jargon, yakni istilah yang hanya dipahami oleh kalangan tertentu.
■ Hindari penggunan kalimat majemuk.
26. TIPS
■ Mengatasi kalimat panjang
– Berdasarkan subyek: jika ada subyek yang berbeda, pecah kalimatnya
– Berdasarkan ide (predikat): jika ada dua atau lebih kata kerja, pecah
kalimatnya berdasarkan kata kerja tersebut
– Pemakaian tanda baca “,” (koma) tidak banyak gunanya karena kalimat
tetap akan panjang. Yang membedakannya hanyalah cara membaca:
dengan ada koma, ada jeda ketika kita membaca kalimat di antara
tanda koma
– Alternatif pemenggalan:
■ Pertama, …. Kedua, … dst.
■ Disusun ke bawah: bisa menggunakan huruf, angka, atau pointers
■ Menggunakan tanda baca “;” (titik koma)
27. TIPS
■ Membuat struktur tulisan:
– Tentukan temuan atau rekomendasi yang paling penting dari
sekian banyak temuan atau rekomendasi
– Atau elaborasi angle: apakah “Who” yang akan kita
tonjolkan, atau “What”, “How”, dan “Why” , lalu pilihlah satu
– Buatlah outline berisi pokok-pokok pikiran
– Susunlah dengan memperhatikan alur dan koherensi
28. TIPS
■ Alur tulisan
– Ada beberapa macam:
■ Urutan waktu (kronologis-kilas balik)
■ Urutan sebab-akibat
■ Urutan berdasarkan fokus (konvergensi-divergensi)
■ Pilih salah satu alur
29. Kesalahan yang Sering Terjadi
■ Kalimat tanpa subyek
■ Singkatan di awal kalimat
■ Angka di awal kalimat
■ Redundansi (pengulangan kata yang sama)
■ Kalimat rancu
■ Kesalahan penulisan. Misalnya, dimana (seharusnya di mana);
diatas (mestinya di atas). Bedakan “di” atau “ke” sebagai awalan
atau sebagai penunjuk tempat
■ Typo (kesalahan ketik)