Materi Webinar Signpost For Building Better Behaviour Pada Anak Usia Dini Di Masa BDR, disampaikan oleh Dr. Cep Unang Wardaya, M.Pd, Widyaiswara PPPPTK TK dan PLB.
Materi ini disampaikan pada kegiatan webinar yang diselenggarakan oleh PPPPTK TK dan PLB, 4 Juni 2020.
Materi Webinar Signpost For Building Better Behaviour Pada Anak Usia Dini Di Masa BDR
1. SIGNPOST FOR BUILDING BETTER BEHAVIOUR
UNTUK ANAK USIA DINI
(STRATEGI PARENTING DI ERA BELAJAR DI RUMAH)
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2020
Disampaikan dalam Webinar @Situs Cloud Training
PPPPTK TK dan PLB (etraining-
p4tktkplb.kemdikbud.go.id S.id/cloudtraining)
Oleh:
Dr. Cep unang wardaya, M.Si
2. PENGANTAR
Semua orang tua
akan merasa senang
ketika melihat anak-anaknya
tumbuh dan berkembang dengan
memiliki karakter positif dan berbagai
keterampilanyang bermanfaat bagi
masa depannya.
Akan tetapi terkadang anak
memperlihatkan perilaku sulit
(difficult behaviour)
yang membuat orang tua
tidak senang
DIFFICULT BEHAVIOUR
4. PENGANTAR
Signpost ini
dikembangkan untuk membantu
para orang tua, guru, pengasuh untuk mengatasi
anak-anak yang berkembang prilaku sulit
(difficult behavior)
termasuk anak-anak dengan
intellectual disability
Dan siapapun yang dalam kehidupan anak mereka
berkembang prilaku sulit (difficult behavior).
Prilaku sulit di sini adalah prilaku anak-anak
yang membuat orang tua tidak senang.
.
5. SIGNPOST FOR BUILDING
BETTER BEHAVIOUR
Mengembangkan kemampuan
berkomunikasi AUD
Mengembangkan karakter postif AUD
Merubah perilaku buruk AUD
Mengembangkan Keterampilan AUD
Mengembangkan kemampuan keluarga dalam
mendukung AUD Berperilaku lebih baik
6. SIGNPOST FOR BUILDING
BETTER BEHAVIOUR
PERILAKU KARAKTER POSITIF
KEMAMPUAN/KETERAMPILAN :
Kemampuan motorik
Kemampuan berkomunikasi
Kemampuan membantu diri sendiri
Kemampuan akademik
11. MENGAJARKAN ANAK
PERILAKU DALAM BERBICARA
BERBICARA SITUASI TERKINI
BERBICARA SANTUN
MENGAJARKAN ANAK CARA BERTANYA
YANG BAIK
12. ANAK SANTUN
mengucapkan terima kasih jika dibantu
menyapa atau mengucapkan salam ketika
bertemu orang tua, guru, teman atau
tetangga
santun ketika berbicara di telepon
meminta izin ketika ingin menggunakan
barang milik orang lain
meminta tolong dengan cara yang baik
meminta maaf jika melakukan kesalahan
tidak mengucapkan kata-kata yang tidak
patut (makian, umpatan, panggilan buruk
kepada temannya)
13. MENGAJARKAN KEMAMPUAN
MENDENGAR
DENGARKAN ANAK KETIKA BICARA
.
.
HENTIKAN AKTIVITAS KETIKA BERBICARA
DENGAN ANAK
.
.
LAKUKAN KONTAK MATA DENGAN ANAK
.
.
SEBUTKAN NAMA ANAK KETIKA BERBICARA
DENGAN ANAK
.
14. MENGAJARKAN KEMAMPUAN
MENDENGAR
SARANKAN KEPADA ANAK UNTUK DUDUK
SAAT KITA BICARA.
.
SPOT-CHECK KETERAMPILAN
MENDENGARKAN ANAK-ANAK ANDA.
.
.
MEMPERKUAT UPAYA ANAK UNTUK
MENDENGARKAN
.
.
MENGAJARKAN ANAK MENJADI
PENDENGAR AKTIF
.
18. Cara memberikan intruksi yang efektif pada anak,
hendaklah memperhatikan:
tingkat pentingnya sebuah intruksi,
jumlah intruksi yang disampaikan,
berilah hanya satu intruksi setiap memberi intruksi agar
anak tidak bingung,
perhatikan waktu pemberian intruksi,
perhatikan tingkat kesulitan sebuah intruksi, dan
TEKNIK MEMBERIKAN INTRUKSI YANG EFEKTIF
PADA ANAK USIA DINI
19. pastikan bahwa yang anda perintahkan adalah hal yang
mudah,
pastikan waktu yang tersedia cukup bagi anak untuk
menyelesaikan tugas,
berilah anak cukup waktu untuk menyelesaikan sebuah
tugas sebelum mereka menerima tugas yang lain, dan
yakinkan apakah anak membutuhkan bantuan atau tidak.
TEKNIK MEMBERIKAN INTRUKSI YANG EFEKTIF
PADA ANAK USIA DINI
20. PANDUAN DALAM MEMBERIKAN
INTRUKSI PADA AUD
Bagaimana menggunakan Bahasa tubuh dalam
memberikan intruksi
.
.
Bagaimana volume dan intonasi suaranya
.
.
Sabar menunggu respon anak
.
.
Berikan tanggapan positif atas usaha mereka
.
21. PANDUAN DALAM MEMBERIKAN
INTRUKSI PADA AUD
Bagaimana jika anak tidak merespon intruksi
.
.
Bagaimana dengan Instruksi untuk
“berhenti” melakukan sesuatu
.
.
24. Nilai
Utama
Religiosi
tas
Nasionalis
me
Kemandir
ian
Gotong
Royong
Integrit
as
PENGUATAN 5 NILAI UTAMA
KARAKTER
• Beriman dan Bertaqwa
• Menjalankan segala perintah-Nya
• Disiplin beribadah
• Bersih
• Peduli lingkungan lingkungan
• Memanfaatkan lingkungan
dengan bijak
• Toleransi
• Saling enolong/menghormati
• Cinta damai
• Peduli sosial
• Cinta tanah air
• Semangat kebangsaan
• Menghargai kebhinnekaan
• Demokratis
• Rela berkorban
• Taat hukum
• Kejujuran
• Keteladanan
• Tanggungjawab
• Antikorupsi
• Komitmen moral
• Cinta pada kebenaran
• Kerja keras (etos kerja)
• Kreatif dan inovatif
• Disiplin
• Tangguh
• Rasa ingin tahu dan menghargai prestasi
• Gemar membaca/pembelajar sepanjang hayat
• Kerja sama
• Solidaritas
• Kekeluargaan
• Bersahabat/komunikatif
• Berorientasi pada kemaslahatan bersama
25. STRATEGI IMPLEMENTASI PPK
PPK BERBASIS KELAS
• Integrasi dalam mata
pelajaran
• Optimalisasi muatan lokal
• Manajemen kelas
PPK BERBASIS MASYARAKAT
• Orang tua, Komite Sekolah
• Dunia usaha
• Akademisi
• pegiat pendidikan
• Pelaku Seni, Budaya, Bahasa & Sastra
• Pemerintah & Pemda
PPK BERBASIS BUDAYA SEKOLAH
• Pembiasaan nilai-nilai dalam keseharian
sekolah
• Branding sekolah
• Keteladanan pendidik
• Ekosistem sekolah
• Norma, peraturan, dan tradisi sekolah
1
DIAJARKAN
DIBIASAKAN
DILATIH
KONSISTEN
MENJADI KEBIASAAN
MENJADI KARAKTER
MENJADI BUDAYA
1
2
3
26. Disajikan Oleh :
BERNALAR KRITIS PROBLEM
SOLVING
MANDIRI
KREATIF INOVATIF
GOTONG ROYONG KOLABORATIF
KEBINEKAAN GLOBAL
BERAKHLAK MULIA
6 PROFIL PELAJAR PANCASILA
27. Disajikan Oleh :
SIKAP SPRITUAL 2 KD
1.1 Mempercayai adanya Tuhan melalui ciptaannya
1.2 Menghargai diri sendiri..
SIKAP SOSIAL 14 KD
2.1 2.14
KD SIKAP
28. MENGEMBANGKAN KARAKTER POSITIF
ANAK USIA DINI
KEGIATAN RUTIN
.
.PADA WAKTU-WAKTU DENGAN RESIKO
TINGGI
.
.STORY TELLING: (KOMUNIKATIF, KRITIS,
KREATIF DAN KOLABORATIF)
.
.MENYUSUN TATA TERTIB DI SEKOLAH DAN
DI RUMAH
.
.MODEL PENDIDIKAN HOLISTIK BERBASIS
KARAKTER
.
30. LATAR BELAKANG
TIMBULNYA PERILAKU SULIT
Pengalaman pembelajaran di masa lalu, seperti meniru
orang tuanya atau orang dewasa lainnya
.
.
Faktor lingkungan, seperti cuaca, perlakuan orang-orang,
permintaan temannya, dan atau teguran guru
KALAU FAKTOR KETURUNAN ????
Kondisi psikologis yang sedang dirasakan, seperti perasaan
lelah, marah, kecewa..
.
31. LATAR BELAKANG
TIMBULNYA PERILAKU SULIT
Terhalangnya keinginan anak mendapatkan sesuatu.
.
.
Tidak terpenuhinya kebutuhan.
POLA ASUH YANG SALAH
Ketidakmampuan anak mengungkapkan diri.
.
Terlalu menuntut, membandingkan, dibebani, tidak ada waktu
buat anak
33. Hal pertama yang harus dilakukan ketika akan mengubah
perilaku adalah mengerti tentang perilaku itu sendiri
TEKNIK PENGUKURAN PERILAKU
MENJELASKAN PERILAKU ANAK DENGAN
SPESIFIK
Menggunakan telephone test untuk mengecek
apakah deskripsi Anda jelas.
CONTOH PERILAKU YANG DIINGINKAN:
Bayangkan anak anda mengatakan, “Terima kasih” ketika
diberi kue kesukaan. Deskripsinya: “Ia mengatakan
terimakasih, ketika saya memberinya sebungkus biskuit”.
34. 2. Mengukur perilaku anak melalui menghitung frekuensi
perilaku, mengukur durasi perilaku, dan menghitung perilaku
yang permanen pada anak.
lanjutan
CONTOH :
Joni sering tidur larut malam sehingga menyusahkan orang tuanya
setiap malam.
Belakangan ini Lely banyak rewel.
Pekerjaan Lala harus menggulung kaus kaki setiap anggota keluarga
setelah mencucinya.
Andre sangat lambat menyiapkan diri pergi sekolah pada pagi hari.
Nisa belajar meletakkan tasnya setelah pulang sekolah.
Menggunakan frekuensi (seberapa sering), durasi (seberapa lama) dan
menghitung hasil permanen dalam mengukur perilaku anak
35. 3. Memahami pengaruh pemicu (trigger) dan konsekuensi pada
perilaku anak usia dini
lanjutan
Menggunakan frekuensi (seberapa sering), durasi (seberapa lama) dan
menghitung hasil permanen dalam mengukur perilaku anak
• Triggers (pemicu): peristiwa yang terjadi sebelum
sebuah perilaku dan menyebabkan timbulnya perilaku
tersebut
• Konsekuensi : Peristiwa yang dihasilkan dari sebuah
perilaku (kejadian setelah prilaku terjadi atau kejadian
sebagai suatu hasil tindakan)
36. (1) untuk mendapatkan perhatian, (2) untuk
mengelak dari perhatian, (3) untuk
bergabung dengan aktivitas pilihan, (4) untuk
menghindari tugas, (5) untuk mendapatkan
kesenangan, (6) untuk menghilangkan rasa
sakit.
TUJUAN ANAK MELAKUKAN
PERILAKU BURUK
Teknik mengganti prilaku buruk
menjadi prilaku yang lebih baik
37. Putuskan waktu mana saja seorang anak diizinkan mencari perhatian.
Pilih sebuah perilaku dengan tujuan yang sama namun caranya dapat
lebih diterima.
Saat trigger bagi perilaku buruk muncul, siapkanlah trigger untuk peilaku
alternatif.
Saat perilaku alternatif muncul, beri ia perhatian.
Jika perilaku buruk muncul, jangan beri perhatian; mungkin berilah
konsekuensi negatif.
Saat trigger perilaku buruk muncul, katakan pada mereka bahwa itu
bukan waktunya meminta perhatian.
Jika perilaku buruk muncul, jangan beri perhatian, berilah konsekuensi
negatif.
Saat waktu tanpa perhatian telah habis, berilah konsekuensi positif bagi
anak ini jika mereka berperilaku baik.
Contoh menangani perilaku buruk
yang dilakukan anak ketika bertujuan
untuk mendapatkan perhatian
38. Perencanaan aktivitas anak dalam situasi
beresiko tinggi bisa mengurangi perilaku buruk
anak, adapun tahapan-tahapan dalam
perencanaan aktivitas dalam situasi yang berisiko
tinggi adalah sebagai berikut:
Teknik Merencanakan Perilaku
Yang Lebih Baik Pada Anak Usia Dini
39. Teknik Merencanakan Perilaku
Yang Lebih Baik Pada Anak Usia Dini
Identifikasi terutama situasi beresiko tinggi.
Pilih aktifitas yang menarik bagi anak untuk dilibatkan
dalam situasi tersebut
Putuskan perilaku yang anda harapkan dari anak selama
situasi tersebut.
Putuskan perilaku yang tidak inginkan dari anak selama
situasi tersebut
Pilih konsekuensi positif buat anak untuk dilibatkan dalam
perilaku yang diharapkan.
Pilih konsekuensi negatif buat anak untuk dilibatkan
dalam “perilaku yang tidak dapat diterima “
Latihan dalam situasi beresiko rendah.
40. Lakukan persiapan untuk mengembangkanperilaku anak
yang lebih baik.
Bicarakan kepada anak tentang peraturan yang telah
disusun.
Tulislah peraturan tersebut, kemudian di tempel di tempat
yang mudah di lihat anak
Lengkapi aktifitasnya yang berhubungan dengan situasi
beresiko tinggi.
Adakan sebuah diskusi tentang tujuan aktivitas tersebut
dengan anak.
Lakukan evaluasi secara berkala, untuk melihat efektivitas
aturan tersebut.
.
Teknik Merencanakan Perilaku
dalam Aktivitas Rutin di Rumah
41. Lakukan persiapan untuk melaksanakan
membangun perilaku anak yang lebih baik.
Bicarakan kepada anak tentang peraturan yang
telah disusun.
Tulislah peraturan tersebut, kemudian di tempel di
tempat yang mudah di lihat anak
Lengkapi aktifitasnya yang berhubungan dengan
situasi beresiko tinggi.
Teknik Merencanakan Perilaku
dalam Aktivitas Rutin di Rumah
42. Adakan sebuah diskusi tentang tujuan aktivitas
tersebut dengan anak.
Lakukan evaluasi secara berkala, untuk melihat
efektivitas aturan tersebut.
Lakukan penambahan jika dirasakan anak sudah
mulai terbiasa dengan peraturan yang ada. Misalnya:
ketika anak sudah terbiasa habis sarapan
menyimpanya di tempat cuci, maka bisa ditingkatkan
untuk belajar mencuci piring bekas makannya sendiri.
Teknik Merencanakan Perilaku
dalam Aktivitas Rutin di Rumah
44. Kembangkan keterampilan yang sudah ada
pada anak sebagai batu loncatan bagi
pengembangan keterampilan yang lain
Pilih keterampilan-keterampilan yang berguna
dalam kegiatan anak sehari-hari.
Pilih keterampilan-keterampilan yang akan
sering digunakan oleh anak.
TEKNIK MENGEMBANGKAN
KETERAMPILAN PADA ANAK
45. Pilih keterampilan-keterampilan yang
membangun pandangan positif pada anak.
Pilih keterampilan-keterampilan yang anak
ingin pelajari.
Pilih keterampilan-keterampilan yang akan
meningkatkan kemandirian anak.
TEKNIK MENGEMBANGKAN
KETERAMPILAN PADA ANAK
46. Cara yang paling efisien untuk mengajarkan seorang anak
suatu keterampilan baru adalah dengan cara menunjukkan
(teaching by showing) pada mereka.
Cara yang paling efisien
untuk mengajarkan seorang anak
suatu keterampilan baru adalah
Pendekatan pembelajaran langkah demi langkah (step by
step teaching)
48. Ada tiga kemampuan pokok yang vital untuk
keberlangsungan keluarga, yaitu manajemen waktu,
komunikasi, dan pemecahan masalah
TEKNIK MEMBANGUN KELUARGA
SEBAGAI SEBUAH TIM
Langkah 1. Mengidentifikasi apa yang menjadi inti masalah
Langkah 2. Cari sejumlah solusi yang memungkinkan
Langkah 3. Pertimbangkan setiap solusi
Langkah 4. Cobalah solusi tersebut
Langkah 5. Saling mendukung satu sama lain
49. KERJASAMA ORANG TUA DAN GURU
Kerjasama dalam keluarga itu mutlak diperlukan, dan kerja
sama antara orang tua dan guru juga sangat diperlukan.
Orang tua dan guru seharusnya terlibat dalam pemilihan
keterampilan untuk diajarkan kepada anak. Guru akan tahu
anak dengan baik dan akan tahu keterampilan yang mereka
butuhkan untuk dikembangkan agar bisa menjadi sukses di
sekolah. Ada keterampilan yang baik diajarkan di sekolah,
dan adapula yang mungkin lebih pas di rumah. Terbukanya
jalinan komunikasi antara orang tua dengan guru akan
memaksimalkan kesempatan bagi anak anda untuk belajar.
50. Strategi yang dapat dilakukan
dalam mengelola stres
,
Menghindari stres yang tidak perlu
Mengubah situasi
Beradaptasi dengan stressor
51. TERIMA KASIH ATAS PERHATIANNYA
MOHON MAAF
APABILA ADA SALAH DAN KEKURANGAN……..