Dokumen tersebut membahas mengenai masalah disiplin dan tingkah laku bermasalah di dalam kelas, termasuk jenis-jenis masalah disiplin, sebab-sebabnya, dan implikasinya. Masalah disiplin dapat mengganggu hak murid dan guru untuk belajar dan mengajar, serta berdampak buruk pada pencapaian akademik dan iklim kelas.
Nota Padat EDUP3073 - Budaya dan PembelajaranAhmad Fahmi
Nota padat dan ringkas bagi subjek ini. Sesuai untuk digunakan sebagai bahan ulangkaji. Bukan disediakan oleh saya. Segala kredit ditujukan kepada pemilik asal.
Nota Padat EDUP3063 - Pentaksiran Dalam PendidikanAhmad Fahmi
Nota padat dan ringkas bagi subjek ini. Sesuai untuk digunakan sebagai bahan ulangkaji. Bukan disediakan oleh saya. Segala kredit ditujukan kepada pemilik asal.
Pendidikan Inklusif (Peranan dan tanggungjawab dalam Pelaksanaan Program Pend...FaFai S.
Pendidikan Inklusif ( Bab 4 : Peranan dan tanggungjawab dalam Pelaksanaan Program Pendidikan Inklusif)
1. Pentadbir sekolah.
2. Guru arus perdana
3. Guru resos / guru pendamping
4. Guru Pendidikan Khas
5. Murid dan Ibu bapa
Maaf jika ada kesalahan ejaan dan kekurangan isi serta huraian.
Nota tersebut merupakan hasil daripada buku / nota ringkas / bahan internet.
SUBTAJUK BAGI TAJUK 3 DALAM KURSUS PENDIDIKAN INKLUSIF YANG DITAWARKAN BAGI GURU PELATIH SEMESTER 6 DI IPG KAMPUS BAHASA MELAYU.
SALAH SATU KURSUS WAJIB DIAMBIL DAN DIKETAHUI OLEH SEORANG GURU PELATIH
HASIL KERJASAMA DARIPADA :
Noor Rahfizah Abd Rahman
Nurul Hijanah Gosseli
Nurul Suhada Sjafei
Wee Kee Quan
(PISMP 6B2 IPG KBM)
Nota Padat EDUP3073 - Budaya dan PembelajaranAhmad Fahmi
Nota padat dan ringkas bagi subjek ini. Sesuai untuk digunakan sebagai bahan ulangkaji. Bukan disediakan oleh saya. Segala kredit ditujukan kepada pemilik asal.
Nota Padat EDUP3063 - Pentaksiran Dalam PendidikanAhmad Fahmi
Nota padat dan ringkas bagi subjek ini. Sesuai untuk digunakan sebagai bahan ulangkaji. Bukan disediakan oleh saya. Segala kredit ditujukan kepada pemilik asal.
Pendidikan Inklusif (Peranan dan tanggungjawab dalam Pelaksanaan Program Pend...FaFai S.
Pendidikan Inklusif ( Bab 4 : Peranan dan tanggungjawab dalam Pelaksanaan Program Pendidikan Inklusif)
1. Pentadbir sekolah.
2. Guru arus perdana
3. Guru resos / guru pendamping
4. Guru Pendidikan Khas
5. Murid dan Ibu bapa
Maaf jika ada kesalahan ejaan dan kekurangan isi serta huraian.
Nota tersebut merupakan hasil daripada buku / nota ringkas / bahan internet.
SUBTAJUK BAGI TAJUK 3 DALAM KURSUS PENDIDIKAN INKLUSIF YANG DITAWARKAN BAGI GURU PELATIH SEMESTER 6 DI IPG KAMPUS BAHASA MELAYU.
SALAH SATU KURSUS WAJIB DIAMBIL DAN DIKETAHUI OLEH SEORANG GURU PELATIH
HASIL KERJASAMA DARIPADA :
Noor Rahfizah Abd Rahman
Nurul Hijanah Gosseli
Nurul Suhada Sjafei
Wee Kee Quan
(PISMP 6B2 IPG KBM)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya pelaksanaan remidi dilakukan oleh guru kelas, namun dalam pelaksanaannya bukan hanya satu pihak saja yang melakukan remedial, namun dari pihak keluarga juga harus memiliki kesempatan untuk memberikan preses remedial. hal ini dikarenakan bahwa perlu adanya bimbingan lebih lanjut bukan hanya bimbingan yang dilakukan oleh guru , karena disadari bahwa guru tidak selalu ada untuk para siswa namun yang perlu tahu yaitu orang tua, karena orang tua selalu ada di antara mereka untuk setiap waktu. Selainorang tua adalah orang yang selalu ada bersamanya bisa kakak, kakek, nenek atau bahkan paman dan bibi.
Akan hal tersebut, perlu adanya pengetahuan pembelajaran remedial untuk anak yang memiliki maslah apapun, baik masalah proses belajar atau masalah motivasi belajar. akan lebih dalam lagi apabila dalam observasi ini dibahas tentang pembelajaran remedial untuk anak yang memiliki maslah motivasi belajar.
B. Tujuan
Rumusan masalah diantaranya:
1. Menjelaskan pengertian pembelajaran
2. Menjelaskan macam-macam penyimpangan perilaku pada anak usia SD
3. Menjelaskan gejala-gejala penyimpangan perilaku pada anak usia SD
4. Menjelaskan jenis-jenis perilaku yang menyimpag
5. Menjelaskan cara mengatasi anak yang memiliki masalah
C. Manfaat Observasi
Manfaat observasi bagi mahasiswa maupun bagi guru adalah :
1. Bagi Mahasiswa
Sebagai calon guru memperoleh pengalaman baru dan sebagai acuan dalam mengajar serta menambah wawasan mahasiswa dalam mengajar anak SD.
2. Bagi Guru
Guru dapat mengetahui dan menambah wawasan tentang kegiatan belajar mengajar yang harus diterapkan di SD pada saat ini.
Selain itu manfaat observasi adalah :
a. Melatih kita dalam membuat karya tulis agar terbiasa dan lebih baik.
b. Sebagai pedoman pembelajaran.
c. Sebagai motivasi untuk melakukan suatu observasi, wawancara atau membaca buku-buku yang berhubungan dengan pendidikan sekolah dasar.
3. Ruang Lingkup Penulisan Laporan
Dalam penulisan laporan ini, ruang lingkup yang digunakan adalah :
1. Pembelajaran Remidi
2. Kesulitan Belajar
4. Metode Penelitian
Dalam melakukan penelitian, metode yang digunakan terdiri dari berbagai macam teknik, diantaranya adalah pengumpulan data, pengamatan, dokumen, dan wawancara.
5. Waktu dan Tempat
Observasi (penelitian) ini dilakukan selama satu kali di Desa Bendosewu Kecamatan Talun-Blitar di rumah Bapak Maswan pada tanggal 15 April 2015 selama jam 15.14 sampai 14.10.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. PENGERTIAN PEMBELAJARAN REMIDIAL
Pembelajaran remedial (Remedial Teaching) merupakan layanan pendidikan yang diberikan kepada peserta didik untuk memperbaiki prestasi baik akademik maupun non akademik belajarnya sehingga mencapai kriteria ketuntasan yang ditetapkan. Jika seorang peserta didik mencapai standar tertentu maka peserta didik dinyatakan telah mencapai ketuntasan.
Pelaksanaan pembelajaran berbasis kompetensi dan pembelajaran tuntas, dimulai dari peni
Selama ini praktik pengajaran lebih sering membelenggu siswa alias takmemerdekakan siswa. Proses pembelajaran yang terselenggara lebih didominasi guru denganmetode pembelajaran yang monoton, seperti ceramah, hafalan, dan drill soal. Anak terus sajadianggap seperti plastisin yang bisa dibentuk semau guru. Akibatnya, sebagaimana yangpernah dikatakan (alm) Romo Mangunwijaya, anak-anak tidak berproses mekar menjadi dirimereka sendiri, melainkan sebagai objek (Priyono Pasti, 2005).Proses belajar mengajar juga kaku, dibatasi oleh ruang kelas. Aktivitas anak hanyaduduk, berdiri dengan gerakan seadanya. Tak jarang dengan gerak yang terbatas ini anakkelihatan lesu, lemah dan kurang ceria menerima pelajaran.Ketika anak hanya bisa duduk di kursi dan gerak terbatas di kelas, justru anak sulitmengeksplorasi kreativitasnya. Saraf-saraf motoriknya menjadi diam, tak berfungsi secaramaksimal. Hal inilah yang tak disadari semua pihak terutama guru bahwa belajar terbatas diruang kelas malah memasung kebebasan anak untuk mengembangkan daya eksplorasi dankreativitasnya
Parahnya, pendidikan kita juga minus keteladanan. Guru yang sebenarnya tidaksekadar mengajarkan seperangkat ilmu pengetahuan, lebih dari itu harus menjadi teladandalam kehidupan. Malah berperilaku jauh dari ing ngarsa sung tuladha. Sebagian guru kitamasih menampilkan kekerasan saat mengajar, melakukan ujaran kebencian, bersikapintoleransi, pun budaya instan untuk naik pangkat, dan sebagainya.Peserta didik yang kerap disuguhi perilaku tak mendidik lama-lama akanmemunculkan sikap yang menyimpang. Maka tak heran bila persoalan tawuran, amuk massa,pudarnya rasa kesetiakawanan sosial, pupusnya toleransi, dan lain sebagainya masih menjadi"virus" dalam watak anak kita. Ini perlu disadari bagi guru. Bahwa seseorang tidak dapatmenjadi guru hanya bermodal kemauan dan kepintaran. Profesi ini mengharuskan seseorangtampil seutuhnya sebagai pendidik, yakni selalu menjadi contoh dan teladan dalam perilakudan ucapannya (ing ngarsa sung tulada)
Selama ini praktik pengajaran lebih sering membelenggu siswa alias takmemerdekakan siswa. Proses pembelajaran yang terselenggara lebih didominasi guru denganmetode pembelajaran yang monoton, seperti ceramah, hafalan, dan drill soal. Anak terus sajadianggap seperti plastisin yang bisa dibentuk semau guru. Akibatnya, sebagaimana yangpernah dikatakan (alm) Romo Mangunwijaya, anak-anak tidak berproses mekar menjadi dirimereka sendiri, melainkan sebagai objek (Priyono Pasti, 2005).Proses belajar mengajar juga kaku, dibatasi oleh ruang kelas. Aktivitas anak hanyaduduk, berdiri dengan gerakan seadanya. Tak jarang dengan gerak yang terbatas ini anakkelihatan lesu, lemah dan kurang ceria menerima pelajaran.Ketika anak hanya bisa duduk di kursi dan gerak terbatas di kelas, justru anak sulitmengeksplorasi kreativitasnya. Saraf-saraf motoriknya menjadi diam, tak berfungsi secaramaksimal
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
3. KONSEP
Disiplin bertujuan untuk membantu murid-murid
menjadi individu yang:
Bertanggungjawab dan berkeyakinan diri
boleh berfikir untuk diri sendiri
prihatin terhadap orang lain
menjalani hidup yang berguna serta membawa
kepada kepuasan diri.
4. Jenis-jenis masalah disiplin
• Kindsvatter (dlm. Levin & nolan, 2004) yang melihat
disiplin dari perspektif tingkah laku murid-murid
dalam bilik darjah mendefinisikan masalah disiplin
sebagai tingkah laku bermasalah atau salah laku.
• Berdasarkan takrifan
diatas, maka choong lean keow (2009) mentakrifkan
masalah disiplin sebagai tingkah laku yang
mempunyai ciri-ciri berikut:
5. i. Mengganggu pengajaran guru.
ii. Mengganggu hak murid-murid
untuk belajar.
iii. Menimbulkan rasa kurang
selamat murid dari segi psikologi dan fizikal.
iv. Merosakkan harta.
6. §Masalah disiplin sekolah dikategorikan kepada empat
jenis;
1. Jenayah
2. Kelakuan Negatif
3. Membolos
4. Menipu
7. Di Antara Jenis-jenis Masalah
Disiplin Yang Lain :
• Melawan
• Memukul
• Mencuri
• Mengugut Rakan/Guru
• Kekemasan Diri
• Ponteng Kelas
8. Tingkah laku bermasalah positif Tingkah laku bermasalah positif dalam aspek proses
pengajaran dan pembelajaran merujuk kepada perlakuan
pelajar yang ingin tahu secara keterlaluan, cepat belajar, pintar
cerdas dan proaktif turut berlaku atau di sekolah dipanggil
hiperaktif positif.
Walaupun secara umumnya perlakuan tersebut dilihat adalah
sangat baik dan positif dari segi pembelajaran seorang murid,
namun sebaliknya ia mengganggu kelancaran proses
pengajaran dan pembelajaran yang sedang berlaku.
9. TiTnegrbkaahhag lia kkeupa bdae trimgaa bsaahlaaghia nn eiagitua t:if
1. Perlakuan distruktif iaitu tingkah laku anti sosial
2. Disruptif berkaitan tingkah laku mengganggu
3. Akhirnya tingkah laku bergantung yang berlebihan.
Tingkah laku distruktif sering berlaku di kalangan murid yang
berusia 10 hingga 15 tahun. Sikap agresif mereka sering
ditunjukkan dalam bentuk tingkah laku merosakkan sama ada
melalui sindiran atau melalui perbuatan fizikal seperti tumbuk-menumbuk,
bergaduh, melukai atau menyakiti seseorang yang
lain.
10. Tidak Memberikan Perhatian,
Menganggu Rakan,
Bercakap Semasa Guru Mengajar,
Makan Dan Tidur Di Dalam Kelas.
Keluar Dari Bilik Darjah Tanpa Kebenaran
Lewat Masuk Kelas
Tidak Membawa Buku Latihan/Teks
Menunjukkan Sikap Biadap Terhadap Guru
Membuli
Melepak, Berlari, Menjerit Di Koridor
Masalah Disiplin Yang Bersifat Disruptif
11. • Tidak memakai lencana, tanda nama, stoking
• kuku panjang
• mewarnakan rambut
• pelajar lelaki rambut panjang
Masalah Kekemasan Diri
12. Tingkah Laku Bermasalah Di Dalam Bilik Darjah • Kurang Memberikan Perhatian
• Hiperaktif
• Pendiam
• Sensitif
• Apati (Tidak Kisah Kepada Arahan Guru)
• Sikap Melengahkan Dan Sambil Lewa
• Gemar Bercakap
• Menganggu Rakan
• Membuli
• Berbohong
• Menipu
• Menimbulkan Kekecohan Dalam Bilik Darjah
• Kurang Sopan
• Mencuri
• Merosakkan Harta Benda
• Mudah Marah Dan Agresif
13. Jenis-jenis masalah disiplin
Melawan
Memukul
Mencederakan
Mengedar dadah /pil
ekstasi/gambar lucah
Mengambil
dadah/menghidu gam
Merosakkan harta benda
( Vandalisme )
Mencuri
Mengugut rakan
sebaya/ guru
Menggunakan
perkataan lucah
Ponteng kelas /
sekolah
Mengganggu
pelaksaan p & p
Kekemasan diri
14. Masalah disiplin dan tingkah laku bermasalah bilik darjah
Tingkah laku
bermasalah di
dalam bilik
darjah
Jenis-jenis
masalah
disiplin
Sebab-sebab
berlaku
masalah disiplin
dan tingkah
laku
bermasalah
15. Tingkah laku bermasalah di dalam bilik darjah.
Tingkah laku seseorang merangkumi semua perlakuan
seesorang sama ada baik ataupun tidak.
Tingkah laku bermasalah pula merujuk kepada perlakuan yag
tidak mengikut norma yang diterima oleh sesebuah masyarakat.
Tingkah laku bermasalah juga merujuk pelakuan yang tidak
sesuai dalam situasi-situasi tertentu.
Contohnya ,menggendangkan meja, bercakap atau bersiul
ketika guru sedang mengajar.
16. Jenis Tingkah laku bermasalah di dalam bilik darjah
1). Kurang memberi perhatian
:
Murid tidak mendengar
apabila guru mengajar dan
tidak focus terhadap tugas
yang diberikan.
2). Hiperaktif :
Murid ini tidak dapat
mengekalkan perhatian dan
mudah mengalih
perhatiannya, sukar
menyiapkan tugasan, pelupa
dan sentiasa memerlukan
penyeliaan.
3). Sensitif :
Murid ini sukar ditegur dan
mudah merajuk, sentiasa
memerlukan peneguhan dan
sokongan.
4). Apati :
Murid ini bersikap tidak
meghirau atau tidak kisah
kepada arahan guru, tugasan
atau aktiviti yang
dilaksanakan di dalam kelas.
17. 5). Sikap melengahkan kerja atau
sambil lewa:
Murid ini bersikap selamba dan
melakukan tugasan mengikut jadualnya
sendiri.
6). Gemar bercakap :
Murid ini, peramah, sentiasa bercakap
walaupun ada tugasan yang perlu
disiapkan. Dia akan banyak bertanya
soalan kerana tidak mendengar arahan
7aw). a lM. engganggu rakan sekelas atau
membuli :
Cth : Memanggil nama rakan berualang
kali dengan cara tidak betul ,
mengambil barang rakan dan
membaling rakan.
8). Berbohong :
Cth: menyatakan kerja rumahnya
sudah siap tetapi bukunya
terjatuh kedalam longkang.
9). Menimbulkan kekecohan atau
bising dalam kelas:
Murid mempunyai suara kuat,
suka bagi pandangan dengan
nada yang tingi dan berlagak
dalam kelas
10). Kurang sopan :
Cth : menjawab guru dengan nada
suara yang menjengkelkan ,
menunjukan mimik muka dan
membuat bunyi tidak puas hati.
18. 11). Mencuri :
Murid ini mempunyai
kecenderungan mengambil
barang rakan atau barang
guru.
13). Pendiam :
Murid ini tidak melibatkan
diri dalam aktiviti
perbincangan kelas, lebih
selesa duduk seorang diri,
memerhati dan berkhayal.
12). Merosakkan harta
benda dalam bilik darjah :
Menconteng meja atau buku
, khususnya buku rakan.
14). Mudah marah atau
agresif :
Kurang sabar dan cepat
marah. Mencederakan rakan
atau merosakan harta benda
apabila marah.
19. Sebab Berlakunya masalah disiplin dan tingkah laku bermasalah
FAKTOR
PEMBELAJARAN :
Kaedah serta bahan pengajaran yang tidak sesuai.
Bahan pengajaran yang digunakan gagal menarik minat pelajar
atau isi pelajaran itu tidak bersesuaian dengan mereka.
Mereka merasa bosan sekiranya isi pelajaran tidak mencabar atau
terlalu mudah.
Kesukaran memahami isi pelajaran yang disampaikan juga
menjadikan mereka bosan dan gelisah.
20. FAKTOR GURU
Kualiti guru
Kesediaan guru juga menjamin ketenteraman dan disiplin
pelajar.
Guru yang kreatif dalam proses pengajaran mampu menarik
minat pelajar untuk terus memberi perhatian dalam P&P
sekali gus mengurangkan masalah disiplin.
21. FAKTOR SEKOLAH
Peraturan yang ketat
Murid dikehendaki mematuhi autoriti guru-guru dan sistem
sekolah tanpa sebarang soalan.
Keadaan ini akan mewujudkan satu persekitaran pembelajaran
yang terbatas.
Mereka akan tunjuk perasaan sebagai langkah menyuarakan
pandangan mereka dan mengatasi perasaan ditindas oleh pihak
yang berkuasa.
22. FAKTOR MURID
Kesihatan murid
Murid yang mempunyai masalah kesihatan selalunya gagal
memberi tumpuan kepada pengajaran guru.
Keadaan ini boleh mengganggu kawalan guru di bilik darjah.
Pelajar tersebut tidak dapat menerima arahan guru yang
diberikan dan secara tidak langsung menimbulkan masalah
disiplin.
23. FAKTOR RUMAH
Ibu bapa perlu memainkan peranan dalam membentuk
sikap anak-anak.
Tingkah laku murid dipengaruhi juga oleh faktor keluarga.
Didikan dan asuhan yang bermula di rumah merupakan
asas atau acuan untuk membentuk sikap anak-anak.
Kegagalan ibu bapa untuk menunaikan tanggungjawab yang
diperlukan kanak-kanak, boleh mendatangkan maslah
disiplin ketika melangkah ke alam persekolahan.
24. FAKTOR RAKAN SEBAYA
Sikap rakan sebaya mempengaruhi tingkah laku dan
perwatakan murid tersebut.
Rakan sebaya yang baik boleh membantu seseorang
pelajar menjadi insan yang mempunyai sifat-sifat
sosial yang positif.
Manakala, rakan sebaya yang negatif akan
menyebabkan murid terjebak ke dalam masalah
disiplin.
25. IMPLIKASI MASALAH DISIPLIN DAN TINGKAH LAKU BERMASALAH BILIK DARJAH
Hak murid untuk
belajar
Mengganggu proses
pembelajaran murid
yang berkenaan dan
rakan-rakan mereka-membawa
kepada
pencapaian akademik
yang rendah.
Hak guru untuk
mengajar
Pengajaran guru
terganggu.
Menjejaskan
pembelajaran murid-murid
lain.
Guru kecewa terhadap
mutu tugas profesional
26. Tekanan dan
motivasi
Meningkatkan
tekanan serta
melemahkan
motivasi guru dan
murid.
Memupuk sikap
negatif terhadap
pembelajaran.
Penggunaan masa
Banyak masa yang
sepatutnya
ditumpukan kepada
proses pengajaran
dan pembelajaran
terluang begitu
sahaja.
Iklim bilik darjah
Menimbulkan
suasana yang
kurang selesa.
Menjejaskan
pelaksanaan
pengajaran dan
pembelajaran yang
licin.
27. Hubungan guru-murid
Menghapuskan sifat percaya-mempercayai
antara guru dan murid.
Gagal memupuk hubungan berasaskan
kerjasama.
Sekolah
Imej dan nama baik sekolah terjejas.
Pandangan masyarakat-sekolah, guru dan
ibu bapa dipersalahkan.
Prestasi keseluruhan sekolah terjejas.
28. KESIMPULAN
Guru seharusnya peka terhadap murid-muridnya-
dapat mengenal pasti dan
membezakan tingkah laku yang bermasalah
dan bukan bermasalah.
Punca, kesan dan implikasi tingkah laku
bermasalah dalam bilik darjah perlu diketahui
dan dikaji agar cara untuk mengelak dan
mengatasi masalah tersebut dapat diambil.