4. Manajemen Berbasis Proses
Menurut Gaspaerz Suatu proses dapat didefinisikan sebagai
integrasi sekuensial dari orang, material, metode dan mesin atau
peralatan dalam lingkungan untuk menghasilkan nilai tambah output
bagi pengguna atau pelanggan.
Manajemen proses menempati posisi begitu penting dalam
perkembangan manajemen moderen, dikarenakan pada umumnya
semua produk/ atau jasa diproduksi atau diserahkan kepada
pelanggan melalui suatu proses kerja atau proses bisnis.
Berdasarkan pemikiran bahwa kepuasan pelanggan adalah hal utama
dalam kerangka keberlangsungan suatu perusahaan produk atau
jasa, maka proses kerja itulah yang perlu ditingkatkan performansinya
secara terus menerus agar mampu memenuhi kebutuhan dan harapan
pelanggan secara terus menerus pula. Dengan kata lain konsep
manajemen proses akan berkaitan dengan perbaikan kualitas
SOURCE:http://www.slideshare.net/lula_montes/strategi-pengelolaan-sekolah-berbasis-
manajemen-proses
5. Gabriel Pall (1987) menyebutkan enam komponen dalam Implementasi
Manajemen Proses
1. Kepemilikan (ownership) tanggung jawab desain, operasional dan
perbaikan proses
2. Perencanaan (planning) melakukan suatu pendekatan terstruktur
dan terdisiplin untuk mengerti, mendefinisikan dan mendokumentasi
semua komponen dalam proses dan hubungan antar komponen
utama itu
3. Pengendalian (control) menjamin efektivitas, dimana semua output
dapat diperkirakan dan konsisten dengan ekspektasi pelanggan
4. Pengukuran (measurement) memetakan performansi atribut
terhadap kebutuhan pelanggan dan menetapkan kriteria untuk
akurasi, presisi, dan frekuensi perolehan data
5. Perbaikan dan peningkatan (improvement) meningkatkan
efektivitas dari proses melalui perbaikan yang diidentifikasi secara
tetap
6. Optimisasi (optimization) meningkatan efisiensi dan produktivitas
dengan perbaikan yang diidentifikasi secara tetap
6. Continual Improvement Of The Quality Management System
Bagian 4 SMM ISO 9001:2000
Custo
mers
Requir
ement
s
Custo
mers
Satisfa
ction
Management
Responsibility
Resource
Management
Measurement,
Analysis and
Improvement
Product
Realization
Input
Product
Output
P/6
D/7
C/8
A/5
Kegiatan Penambahan Nilai
Alur Informasi
SOURCE:http://www.slideshare.net/lula_montes/strategi-pengelolaan-sekolah-berbasis-
manajemen-proses
7. 1. Produk apa yang terpenting bagi pelanggan?
2. Proses apa yang menghasilkan produk ini?
3. Komponen atau faktor kunci apa yang merangsang
tindakan dalam organisasi dan proses apa yang
mengkonversi atau mengubah rangsangan ini menjadi
output?
4. Proses mana yang memiliki visibility tertinggi dengan
pelanggan?
5. Proses mana yang memiliki dampak terbesar terhadap
standar performansi yang dikendalikan oleh pelanggan?
6. Berdasarkan data performansi, proses mana yang
memiliki potensi terbesar untuk perbaikan?
Langkah awal sebelum perbaikan proses: Mengidentifikasi
proses kunci yang mempengaruhi keberhasilan
SOURCE:http://www.slideshare.net/lula_montes/strategi-pengelolaan-sekolah-berbasis-
manajemen-proses
8. LANGKAH 1 IDENTIFIKASI MASALAH
LANGKAH 2 IDENTIFIKASI DAN DOKUMENTASI PROSES
LANGKAH 3 MENGUKUR PERFORMANSI
LANGKAH 4 MEMAHAMI MENGAPA?
LANGKAH 5 MENGEMBANGKAN DAN MENGUJI IDE
LANGKAH 6 IMPLEMENTASI SOLUSI DAN EVALUASI
UMPAN
BALIK
SOURCE:http://www.slideshare.net/lula_montes/strategi-pengelolaan-sekolah-berbasis-
manajemen-proses
9. Produksi adalah penciptaan atau
penambahan faedah, bentuk, waktu dan
tempat atas faktor-faktor produksi sehingga
lebih bermanfaat bagi pemenuhan
kebutuhan manusia.
Proses Produksi adalah cara atau metode
untuk menciptakan atau menambah guna
suatu barang atau jasa dengan
memanfaatkan sumber yang ada.
10. Perencanaan sistem
produksi
Sistem pengendalian
produksi
Sistem informasi produksi
● Perencanaan produksi
● Pengendalian proses
produksi
● Struktur organisasi
● Perencanaan lokasi
produksi
● Pengendalian bahan
● Produksi atas dasar
pesanan
● Perencanaan letak
fasilitas produksi
● Pengendalian tenaga
kerja
● Produksi untuk
persediaan
● Perencanaan
lingkungan kerja
● Pengendalian biaya
produksi
● Perencanaan standar
produksi
● Pengendalian kualitas
pemeliharaan
11. 1. Oleh Agus Ahyari : Merupakan proses
kegiatan untuk mengadakan perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan,
pengkoordinasian dari produksi dan proses
produksi.
2. Oleh Sukanto : Merupakan usaha
mengelola dengan cara optimal terhadap
faktor-faktor produksi atau sumber seperti
manusia, tenaga kerja, mesin dan bahan
baku yang ada.
12. Adalah memproduksi atau mengatur
produksi barang-barang dan jasa-jasa dalam
jumlah, kualitas, harga, waktu serta tempat
tertentu sesuai dengan kebutuhan.
14. Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) pada
hakikatnya adalah penyerasian sumber daya
yang dilakukan secara mandiri oleh sekolah
dengan melibatkan semua pemangku
kepentingan yang terkait dengan sekolah
secara langsung dalam proses pengambilan
keputusan untuk memenuhi kebutuhan
peningkatan mutu sekolah atau untuk
mencapai tujuan pendidikan nasional.
15. ORGANISASI
SEKOLAH
PROSES BELAJAR
MENGAJAR
SUMBER DAYA
MANUSIA
SUMBER DAYA &
ADMINITRASI
Menyediakan
manajemen/
organisasi/
kepemimpinan
transformasional
dalam mencapai
tujuan sekolah
Meningkatkan
kualitas belajar
siswa
Memberdayakan
staf dan
menempatkan
personel yang
dapat melayani
keperluan siswa
Mengidentifikasi
sumber daya yang
diperlukan dan
mengalokasikan
sumber daya tsb.
sesuai dengan
kebutuhan
Menyusun
rencana sekolah
dan merumuskan
kebijakan untuk
Sekolahnya sendiri
Mengembangkan
kurikulum yang
cocok dan tanggap
terhadap kebutuhan
siswa
dan masyarakat
Memiliki staf
dengan
wawasan MBS
Mengelola dana
sekolah secara
efektif dan efisien
16. ORGANISASI
SEKOLAH
PROSES BELAJAR
MENGAJAR
SUMBER DAYA
MANUSIA
SUMBER DAYA &
ADMINITRASI
Mengelola kegiatan
operasional sekolah
Menyelenggarakan
pembelajaran yang
efektif
Menyediakan kegiatan
untuk pengembangan
profesi pada semua staf
Menyediakan
dukungan
administratif
Menjamin adanya
komunikasi yang
efektif antara sekolah
dan masyarakat
Menyediakan
Program pengembangan
yang diperlukan
siswa
Menjamin
kesejahteraan staf dan
siswa
Mengelola dan
memelihara
gedung dan
sarana
Menggerakkan
partisipasi
masyarakat
Berperanserta
dalam memotivasi
siswa
Menyelenggarakan
forum /diskusi untuk
membahas kemajuan
kinerja sekolah
Menjamin
terpeliharanya
sekolah yang
bertanggung jawab
kepada masyarakat
dan pemerintah
17. POLA LAMA POLA BARU
Subordinasi Otonomi
Pengambilan keputusan terpusat Pengambilan keputusan partisipatif
Ruang gerak kaku Ruang gerak luwes
Pendekatan birokratik Pendekatan Profesional
Sentralistik Desentralistik
Diatur Motivasi Diri
Overregulasi Deregulasi
Mengontrol Mempengaruhi
Mengarahkan Memfasilitasi
Menghindari Resiko Mengelola Resiko
Gunakan uang semuanya Gunakan uang seefisien mungkin
Individual yang cerdas Teamwork yang cerdas
Informasi terpribadi Informasi terbagi
Pendelegasian Pemberdayaan
Organisasi Hierarkis Organisasi Datar
18. Model MBS di Amerika Serikat: menekankan
pengelolaan sekolah di tingkat sekolah itu
sendiri. Adanya desentralisasi administratif.
Kementrian pendidikan menyerahkan
kewenangan ke bawah, tetapi sekolah masih
bertanggung jawab ke atas. Sekolah
memberikan wewenang kepada para orangtua,
guru dan kepala sekolah di masing-masing
sekolah untuk menentukan prioritas,
mengalokasikan anggaran, menetukan
kurikulum, serta menggaji dan memberhentikan
staf.
19. Model MBS di Australia: ada tiga perubahan mendasar
pada pengelolaan sekolah dengan menggunakan model
MBS di Australia. Pertama, sekolah diberi keleluasaan
untuk menyusun dan mengembangkan kurikulum dan
proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar
siswa. Kedua, sekolah dapat memilih satu diantara tiga
model manajemen sekolah: Standart Flexibility Option
(SO), Enhanced Flexibility Option – (EO 1), dan Enhanced
Flexibility Option – (EO 2). Ketiga, sekolah memiliki
wewenang untuk membuat perencanaan, melaksanakan
dan mempertanggungjawabkannya. Keempat, adanya
akuntabilitas dalam pelaksanaan MBS. Kelima, menjamin
dan mengusahakan sumber daya manusia dan sumber
daya keuangan. Keenam, adanya fleksibilitas dalam
penggunaan sumber daya sekolah. (Nurcholis, 2003)
20. Model MBS di Hongkong: menekankan
insiatif sekolah (the School Management
Initiative). Model MBS Hongkong
menekankan pentingnya inisiatif dari sumber
daya di sekolah sebagai pengganti inisiatif
dari atas yang selama itu diterapkan. Inisiatif
yang diberikan kepada sekolah harus
dibarengi dengan diterapkannya
transparansi dan akuntabilitas dalam
pengelolaan pendidikan. (Ibtisam, 2003)
21. Model MBS di Kanada: menekankan
pengambilan keputusan pada tingkat
sekolah (School-Site Decision Making).
Menurut Sumgkowo (2002), ciri-ciri MBS di
Kanada sebagai berikut: penentuan alokasi
sumber daya ditentukan oleh sekolah,
alokasi anggaran pendidikan dimasukkan
kedalam anggaran sekolah, adanya program
efektivitas guru dan adanya program
pengembangan profesionalisme tenaga
kerja.
22. Model MBS di Inggris: menekankan pengelolaan dana
pada tingkat sekolah (Grant Maintained School). Ada
enam perubahan struktural sekolah pada model
manajemen ini, yakni: 1) kurikulum nasional untuk mata
pelajaran inti yang ditentukan oleh pemerintah (Whitehall);
2) ada ujian nasional bagi siswa kelas 7, 11, 14 dan 16; 3)
MBS dibentuk untuk mengembangkan otoritas pendidikan
lokal agar dapat memperoleh bantuan dana dari
pemerintah; 4) adanya pembentukan sekolah lanjutan
teknik kejuruan; 5) kewenangan Inner London Education
dilimpahkan kepada tiga belas otoritas pemerintah; 6)
skema manajemen sekolah lokal dibentuk dengan
melibatkan beberapa pihak terkait.
23. Model MBS di El-Salvador: memfokuskan pada anggaran
yang berbasis di sekolah (School-based Budget). Model MBS di
Elsalvador disebut Community Mangred School Program
(CMSP), kemudian lebih dikenal dengan nama akronim Spanyol
EDUCO (Education con Participation de la Comunidad).
Manajemen menggunakan model ini bertujuan untuk
mendesentralisasikan pengelolaan sekolah negeri dengan cara
meningkatkan keterlibatan orangtua di dalam tanggungjawab
menjalankan sekolah. Filosofi dari program EDUCO adalah
pertama, bahwa orang-orang local dapat menjalankan sekolah
didalam komunitas mereka secara lebih efisien dan efektif
daripada dijalankan oleh birokrasi yang sentralistik. Kedua,
perlunya para orantua siswa terlibat langsung didalam
pendidikan anak-anaknya. Faktor penggerak dari program ini
adalah sebuah grup yang anggotanya dipilih dari orangtua yang
memiliki tanggungjawab untuk pengadministasian sekolah.
(Nurcholis, 2003)
24. Model MBS di Indonesia: Model ini dikenal
dengan istilah Manajemen Peningkatan
Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS). Model ini
memberikan otonomi lebih besar kepada
sekolah, memberikan fleksibilitas kepada
sekolah dan mendorong partisipasi secara
langsung warga sekolah untuk
meningkatkan mutu sekolah.