SlideShare a Scribd company logo
1 of 24
Kondisi yang
berlaku/saat ini
Kondisi yang
diinginkan
Kekuatan
Internal
Kekuatan External
Konflik &
Stress
INDIVIDUAL
Kebiasaan
Pemrosesan Informasi
secara selektif
Faktor Ekonomi
Kebutuhan
keamanan
Ketakutan yang
tidak
diketahui
Manajemen Berbasis Proses
Menurut Gaspaerz Suatu proses dapat didefinisikan sebagai
integrasi sekuensial dari orang, material, metode dan mesin atau
peralatan dalam lingkungan untuk menghasilkan nilai tambah output
bagi pengguna atau pelanggan.
Manajemen proses menempati posisi begitu penting dalam
perkembangan manajemen moderen, dikarenakan pada umumnya
semua produk/ atau jasa diproduksi atau diserahkan kepada
pelanggan melalui suatu proses kerja atau proses bisnis.
Berdasarkan pemikiran bahwa kepuasan pelanggan adalah hal utama
dalam kerangka keberlangsungan suatu perusahaan produk atau
jasa, maka proses kerja itulah yang perlu ditingkatkan performansinya
secara terus menerus agar mampu memenuhi kebutuhan dan harapan
pelanggan secara terus menerus pula. Dengan kata lain konsep
manajemen proses akan berkaitan dengan perbaikan kualitas
SOURCE:http://www.slideshare.net/lula_montes/strategi-pengelolaan-sekolah-berbasis-
manajemen-proses
Gabriel Pall (1987) menyebutkan enam komponen dalam Implementasi
Manajemen Proses
1. Kepemilikan (ownership) tanggung jawab desain, operasional dan
perbaikan proses
2. Perencanaan (planning) melakukan suatu pendekatan terstruktur
dan terdisiplin untuk mengerti, mendefinisikan dan mendokumentasi
semua komponen dalam proses dan hubungan antar komponen
utama itu
3. Pengendalian (control) menjamin efektivitas, dimana semua output
dapat diperkirakan dan konsisten dengan ekspektasi pelanggan
4. Pengukuran (measurement) memetakan performansi atribut
terhadap kebutuhan pelanggan dan menetapkan kriteria untuk
akurasi, presisi, dan frekuensi perolehan data
5. Perbaikan dan peningkatan (improvement) meningkatkan
efektivitas dari proses melalui perbaikan yang diidentifikasi secara
tetap
6. Optimisasi (optimization) meningkatan efisiensi dan produktivitas
dengan perbaikan yang diidentifikasi secara tetap
Continual Improvement Of The Quality Management System
Bagian 4 SMM ISO 9001:2000
Custo
mers
Requir
ement
s
Custo
mers
Satisfa
ction
Management
Responsibility
Resource
Management
Measurement,
Analysis and
Improvement
Product
Realization
Input
Product
Output
P/6
D/7
C/8
A/5
Kegiatan Penambahan Nilai
Alur Informasi
SOURCE:http://www.slideshare.net/lula_montes/strategi-pengelolaan-sekolah-berbasis-
manajemen-proses
1. Produk apa yang terpenting bagi pelanggan?
2. Proses apa yang menghasilkan produk ini?
3. Komponen atau faktor kunci apa yang merangsang
tindakan dalam organisasi dan proses apa yang
mengkonversi atau mengubah rangsangan ini menjadi
output?
4. Proses mana yang memiliki visibility tertinggi dengan
pelanggan?
5. Proses mana yang memiliki dampak terbesar terhadap
standar performansi yang dikendalikan oleh pelanggan?
6. Berdasarkan data performansi, proses mana yang
memiliki potensi terbesar untuk perbaikan?
Langkah awal sebelum perbaikan proses: Mengidentifikasi
proses kunci yang mempengaruhi keberhasilan
SOURCE:http://www.slideshare.net/lula_montes/strategi-pengelolaan-sekolah-berbasis-
manajemen-proses
LANGKAH 1 IDENTIFIKASI MASALAH
LANGKAH 2 IDENTIFIKASI DAN DOKUMENTASI PROSES
LANGKAH 3 MENGUKUR PERFORMANSI
LANGKAH 4 MEMAHAMI MENGAPA?
LANGKAH 5 MENGEMBANGKAN DAN MENGUJI IDE
LANGKAH 6 IMPLEMENTASI SOLUSI DAN EVALUASI
UMPAN
BALIK
SOURCE:http://www.slideshare.net/lula_montes/strategi-pengelolaan-sekolah-berbasis-
manajemen-proses
 Produksi adalah penciptaan atau
penambahan faedah, bentuk, waktu dan
tempat atas faktor-faktor produksi sehingga
lebih bermanfaat bagi pemenuhan
kebutuhan manusia.
 Proses Produksi adalah cara atau metode
untuk menciptakan atau menambah guna
suatu barang atau jasa dengan
memanfaatkan sumber yang ada.
Perencanaan sistem
produksi
Sistem pengendalian
produksi
Sistem informasi produksi
● Perencanaan produksi
● Pengendalian proses
produksi
● Struktur organisasi
● Perencanaan lokasi
produksi
● Pengendalian bahan
● Produksi atas dasar
pesanan
● Perencanaan letak
fasilitas produksi
● Pengendalian tenaga
kerja
● Produksi untuk
persediaan
● Perencanaan
lingkungan kerja
● Pengendalian biaya
produksi
● Perencanaan standar
produksi
● Pengendalian kualitas
pemeliharaan
 1. Oleh Agus Ahyari : Merupakan proses
kegiatan untuk mengadakan perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan,
pengkoordinasian dari produksi dan proses
produksi.
 2. Oleh Sukanto : Merupakan usaha
mengelola dengan cara optimal terhadap
faktor-faktor produksi atau sumber seperti
manusia, tenaga kerja, mesin dan bahan
baku yang ada.
 Adalah memproduksi atau mengatur
produksi barang-barang dan jasa-jasa dalam
jumlah, kualitas, harga, waktu serta tempat
tertentu sesuai dengan kebutuhan.
APRESIA
SI
EFISIENSI
•MASUKAN
DASAR
•SUMBER DAYA
PENUNJANG
•PEMANFAATAN
MASUKAN
•IKLIM/SUASANA
•LULUSAN
•PRODUK/KARYA
•JASA
•RETURN
•KEPUASAN
•PERUBAHAN, DLL
OBJECTIVES
STAKE
HOLDERS
OUTPUT OUTCOMES
STANDARD
PROCESSINPUT
AKUNTABILITAS INTERNAL
ASPIRASI
MUTU
PERSYARATAN AMBANG
EFISIENSI PRODUKTIVITAS RELEVANSI
EFEKTIVITAS
AKUNTABILITAS
EXTERNAL
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) pada
hakikatnya adalah penyerasian sumber daya
yang dilakukan secara mandiri oleh sekolah
dengan melibatkan semua pemangku
kepentingan yang terkait dengan sekolah
secara langsung dalam proses pengambilan
keputusan untuk memenuhi kebutuhan
peningkatan mutu sekolah atau untuk
mencapai tujuan pendidikan nasional.
ORGANISASI
SEKOLAH
PROSES BELAJAR
MENGAJAR
SUMBER DAYA
MANUSIA
SUMBER DAYA &
ADMINITRASI
Menyediakan
manajemen/
organisasi/
kepemimpinan
transformasional
dalam mencapai
tujuan sekolah
Meningkatkan
kualitas belajar
siswa
Memberdayakan
staf dan
menempatkan
personel yang
dapat melayani
keperluan siswa
Mengidentifikasi
sumber daya yang
diperlukan dan
mengalokasikan
sumber daya tsb.
sesuai dengan
kebutuhan
Menyusun
rencana sekolah
dan merumuskan
kebijakan untuk
Sekolahnya sendiri
Mengembangkan
kurikulum yang
cocok dan tanggap
terhadap kebutuhan
siswa
dan masyarakat
Memiliki staf
dengan
wawasan MBS
Mengelola dana
sekolah secara
efektif dan efisien
ORGANISASI
SEKOLAH
PROSES BELAJAR
MENGAJAR
SUMBER DAYA
MANUSIA
SUMBER DAYA &
ADMINITRASI
Mengelola kegiatan
operasional sekolah
Menyelenggarakan
pembelajaran yang
efektif
Menyediakan kegiatan
untuk pengembangan
profesi pada semua staf
Menyediakan
dukungan
administratif
Menjamin adanya
komunikasi yang
efektif antara sekolah
dan masyarakat
Menyediakan
Program pengembangan
yang diperlukan
siswa
Menjamin
kesejahteraan staf dan
siswa
Mengelola dan
memelihara
gedung dan
sarana
Menggerakkan
partisipasi
masyarakat
Berperanserta
dalam memotivasi
siswa
Menyelenggarakan
forum /diskusi untuk
membahas kemajuan
kinerja sekolah
Menjamin
terpeliharanya
sekolah yang
bertanggung jawab
kepada masyarakat
dan pemerintah
POLA LAMA POLA BARU
Subordinasi Otonomi
Pengambilan keputusan terpusat Pengambilan keputusan partisipatif
Ruang gerak kaku Ruang gerak luwes
Pendekatan birokratik Pendekatan Profesional
Sentralistik Desentralistik
Diatur Motivasi Diri
Overregulasi Deregulasi
Mengontrol Mempengaruhi
Mengarahkan Memfasilitasi
Menghindari Resiko Mengelola Resiko
Gunakan uang semuanya Gunakan uang seefisien mungkin
Individual yang cerdas Teamwork yang cerdas
Informasi terpribadi Informasi terbagi
Pendelegasian Pemberdayaan
Organisasi Hierarkis Organisasi Datar
 Model MBS di Amerika Serikat: menekankan
pengelolaan sekolah di tingkat sekolah itu
sendiri. Adanya desentralisasi administratif.
Kementrian pendidikan menyerahkan
kewenangan ke bawah, tetapi sekolah masih
bertanggung jawab ke atas. Sekolah
memberikan wewenang kepada para orangtua,
guru dan kepala sekolah di masing-masing
sekolah untuk menentukan prioritas,
mengalokasikan anggaran, menetukan
kurikulum, serta menggaji dan memberhentikan
staf.
 Model MBS di Australia: ada tiga perubahan mendasar
pada pengelolaan sekolah dengan menggunakan model
MBS di Australia. Pertama, sekolah diberi keleluasaan
untuk menyusun dan mengembangkan kurikulum dan
proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar
siswa. Kedua, sekolah dapat memilih satu diantara tiga
model manajemen sekolah: Standart Flexibility Option
(SO), Enhanced Flexibility Option – (EO 1), dan Enhanced
Flexibility Option – (EO 2). Ketiga, sekolah memiliki
wewenang untuk membuat perencanaan, melaksanakan
dan mempertanggungjawabkannya. Keempat, adanya
akuntabilitas dalam pelaksanaan MBS. Kelima, menjamin
dan mengusahakan sumber daya manusia dan sumber
daya keuangan. Keenam, adanya fleksibilitas dalam
penggunaan sumber daya sekolah. (Nurcholis, 2003)
 Model MBS di Hongkong: menekankan
insiatif sekolah (the School Management
Initiative). Model MBS Hongkong
menekankan pentingnya inisiatif dari sumber
daya di sekolah sebagai pengganti inisiatif
dari atas yang selama itu diterapkan. Inisiatif
yang diberikan kepada sekolah harus
dibarengi dengan diterapkannya
transparansi dan akuntabilitas dalam
pengelolaan pendidikan. (Ibtisam, 2003)
 Model MBS di Kanada: menekankan
pengambilan keputusan pada tingkat
sekolah (School-Site Decision Making).
Menurut Sumgkowo (2002), ciri-ciri MBS di
Kanada sebagai berikut: penentuan alokasi
sumber daya ditentukan oleh sekolah,
alokasi anggaran pendidikan dimasukkan
kedalam anggaran sekolah, adanya program
efektivitas guru dan adanya program
pengembangan profesionalisme tenaga
kerja.
 Model MBS di Inggris: menekankan pengelolaan dana
pada tingkat sekolah (Grant Maintained School). Ada
enam perubahan struktural sekolah pada model
manajemen ini, yakni: 1) kurikulum nasional untuk mata
pelajaran inti yang ditentukan oleh pemerintah (Whitehall);
2) ada ujian nasional bagi siswa kelas 7, 11, 14 dan 16; 3)
MBS dibentuk untuk mengembangkan otoritas pendidikan
lokal agar dapat memperoleh bantuan dana dari
pemerintah; 4) adanya pembentukan sekolah lanjutan
teknik kejuruan; 5) kewenangan Inner London Education
dilimpahkan kepada tiga belas otoritas pemerintah; 6)
skema manajemen sekolah lokal dibentuk dengan
melibatkan beberapa pihak terkait.
 Model MBS di El-Salvador: memfokuskan pada anggaran
yang berbasis di sekolah (School-based Budget). Model MBS di
Elsalvador disebut Community Mangred School Program
(CMSP), kemudian lebih dikenal dengan nama akronim Spanyol
EDUCO (Education con Participation de la Comunidad).
Manajemen menggunakan model ini bertujuan untuk
mendesentralisasikan pengelolaan sekolah negeri dengan cara
meningkatkan keterlibatan orangtua di dalam tanggungjawab
menjalankan sekolah. Filosofi dari program EDUCO adalah
pertama, bahwa orang-orang local dapat menjalankan sekolah
didalam komunitas mereka secara lebih efisien dan efektif
daripada dijalankan oleh birokrasi yang sentralistik. Kedua,
perlunya para orantua siswa terlibat langsung didalam
pendidikan anak-anaknya. Faktor penggerak dari program ini
adalah sebuah grup yang anggotanya dipilih dari orangtua yang
memiliki tanggungjawab untuk pengadministasian sekolah.
(Nurcholis, 2003)
 Model MBS di Indonesia: Model ini dikenal
dengan istilah Manajemen Peningkatan
Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS). Model ini
memberikan otonomi lebih besar kepada
sekolah, memberikan fleksibilitas kepada
sekolah dan mendorong partisipasi secara
langsung warga sekolah untuk
meningkatkan mutu sekolah.

More Related Content

What's hot

4.veronika yeni a. (06111404004)
4.veronika yeni a. (06111404004)4.veronika yeni a. (06111404004)
4.veronika yeni a. (06111404004)
Dewi_Sejarah
 
Kajian Buku
Kajian BukuKajian Buku
Kajian Buku
gesty
 
Evaluasi kurikulumm
Evaluasi kurikulummEvaluasi kurikulumm
Evaluasi kurikulumm
nina sofhia
 

What's hot (20)

Produktivitas dan efisiensi lpi
Produktivitas dan efisiensi lpiProduktivitas dan efisiensi lpi
Produktivitas dan efisiensi lpi
 
Strategi peningkatan mutu layanan pendidikan
Strategi peningkatan mutu layanan pendidikanStrategi peningkatan mutu layanan pendidikan
Strategi peningkatan mutu layanan pendidikan
 
Mutu layanan pendidikan
Mutu layanan pendidikanMutu layanan pendidikan
Mutu layanan pendidikan
 
4.veronika yeni a. (06111404004)
4.veronika yeni a. (06111404004)4.veronika yeni a. (06111404004)
4.veronika yeni a. (06111404004)
 
Kajian Buku
Kajian BukuKajian Buku
Kajian Buku
 
Total Quality Management
Total Quality ManagementTotal Quality Management
Total Quality Management
 
Tqm (manajemen mutu terpadu)
Tqm (manajemen mutu terpadu)Tqm (manajemen mutu terpadu)
Tqm (manajemen mutu terpadu)
 
PELAKSANAAN + Link-link MATERI Training "INVENTORY & WAREHOUSING MANAGEMENT"
PELAKSANAAN + Link-link MATERI Training "INVENTORY & WAREHOUSING MANAGEMENT"PELAKSANAAN + Link-link MATERI Training "INVENTORY & WAREHOUSING MANAGEMENT"
PELAKSANAAN + Link-link MATERI Training "INVENTORY & WAREHOUSING MANAGEMENT"
 
TQM DALAM JASA PENDIDIKAN
TQM DALAM JASA PENDIDIKAN TQM DALAM JASA PENDIDIKAN
TQM DALAM JASA PENDIDIKAN
 
Makalah manajemen mutu
Makalah manajemen mutuMakalah manajemen mutu
Makalah manajemen mutu
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Realisasi Anggaran Publik
Realisasi Anggaran PublikRealisasi Anggaran Publik
Realisasi Anggaran Publik
 
Penelitian tindakan kelas
Penelitian tindakan kelas Penelitian tindakan kelas
Penelitian tindakan kelas
 
makalah manajemen mutu terpadu
makalah manajemen mutu terpadumakalah manajemen mutu terpadu
makalah manajemen mutu terpadu
 
Revitalisasi peran pengawas sekolah
Revitalisasi peran pengawas sekolahRevitalisasi peran pengawas sekolah
Revitalisasi peran pengawas sekolah
 
Evaluasi kurikulumm
Evaluasi kurikulummEvaluasi kurikulumm
Evaluasi kurikulumm
 
Fungsi Pengawasan Dalam Meningkatkan Mutu Sekolah
Fungsi Pengawasan Dalam Meningkatkan Mutu SekolahFungsi Pengawasan Dalam Meningkatkan Mutu Sekolah
Fungsi Pengawasan Dalam Meningkatkan Mutu Sekolah
 
Konsep teaching factory
Konsep teaching factoryKonsep teaching factory
Konsep teaching factory
 
Manajemen mutu terpadu_pendidikan
Manajemen mutu terpadu_pendidikanManajemen mutu terpadu_pendidikan
Manajemen mutu terpadu_pendidikan
 
TQM Bab 1 - Konsep total quality management
TQM Bab 1 - Konsep total quality managementTQM Bab 1 - Konsep total quality management
TQM Bab 1 - Konsep total quality management
 

Similar to manajemen sekolah

Manajemen sekolah lely
Manajemen sekolah lelyManajemen sekolah lely
Manajemen sekolah lely
Fahmi Amrullah
 
Manajemen sekolah lely
Manajemen sekolah lelyManajemen sekolah lely
Manajemen sekolah lely
Fahmi Amrullah
 
Bab VII Pengembangan Sumber Daya Manusia
Bab VII Pengembangan Sumber Daya ManusiaBab VII Pengembangan Sumber Daya Manusia
Bab VII Pengembangan Sumber Daya Manusia
Harniza Ulfa
 
Bab vii pengembangan sumber daya manusia
Bab vii pengembangan sumber daya manusiaBab vii pengembangan sumber daya manusia
Bab vii pengembangan sumber daya manusia
Harniza Ulfa
 
Manjemen Berbasis Sekolah Dan Ktsp
Manjemen Berbasis Sekolah Dan KtspManjemen Berbasis Sekolah Dan Ktsp
Manjemen Berbasis Sekolah Dan Ktsp
uda Desnueri
 
Manajemen Berbasis Sekolah Dan Ktsp
Manajemen Berbasis Sekolah Dan KtspManajemen Berbasis Sekolah Dan Ktsp
Manajemen Berbasis Sekolah Dan Ktsp
WARGA SALAPAN
 

Similar to manajemen sekolah (20)

Manajemen sekolah
Manajemen sekolahManajemen sekolah
Manajemen sekolah
 
Manajemen sekolah lely
Manajemen sekolah lelyManajemen sekolah lely
Manajemen sekolah lely
 
Manajemen sekolah lely
Manajemen sekolah lelyManajemen sekolah lely
Manajemen sekolah lely
 
Penjaminan mutu
Penjaminan mutu Penjaminan mutu
Penjaminan mutu
 
EFEKTIVITAS, EFISIENSI, DAN PRODUKTIFITAS MANAJEMEN MUTU BERBASIS SEKOLAH
EFEKTIVITAS, EFISIENSI, DAN PRODUKTIFITAS MANAJEMEN MUTU BERBASIS SEKOLAHEFEKTIVITAS, EFISIENSI, DAN PRODUKTIFITAS MANAJEMEN MUTU BERBASIS SEKOLAH
EFEKTIVITAS, EFISIENSI, DAN PRODUKTIFITAS MANAJEMEN MUTU BERBASIS SEKOLAH
 
Bab VII Pengembangan Sumber Daya Manusia
Bab VII Pengembangan Sumber Daya ManusiaBab VII Pengembangan Sumber Daya Manusia
Bab VII Pengembangan Sumber Daya Manusia
 
Laporan ojl kemitraan
Laporan ojl kemitraanLaporan ojl kemitraan
Laporan ojl kemitraan
 
PPT KELOMPOK I.pptx
PPT KELOMPOK I.pptxPPT KELOMPOK I.pptx
PPT KELOMPOK I.pptx
 
Pengawasan Supervisi Pendidikan.pdf
Pengawasan Supervisi Pendidikan.pdfPengawasan Supervisi Pendidikan.pdf
Pengawasan Supervisi Pendidikan.pdf
 
Pengawasan Supervisi Pendidikan.docx
Pengawasan Supervisi Pendidikan.docxPengawasan Supervisi Pendidikan.docx
Pengawasan Supervisi Pendidikan.docx
 
manajemen mutu juni 2021
manajemen mutu juni 2021manajemen mutu juni 2021
manajemen mutu juni 2021
 
Manajemen Mutu PKP
Manajemen Mutu PKP Manajemen Mutu PKP
Manajemen Mutu PKP
 
Bab vii pengembangan sumber daya manusia
Bab vii pengembangan sumber daya manusiaBab vii pengembangan sumber daya manusia
Bab vii pengembangan sumber daya manusia
 
Transformasi MSDM Pendidikan.pptx
Transformasi MSDM Pendidikan.pptxTransformasi MSDM Pendidikan.pptx
Transformasi MSDM Pendidikan.pptx
 
Aminullah assagaf msdm 15
Aminullah assagaf msdm 15Aminullah assagaf msdm 15
Aminullah assagaf msdm 15
 
Implementasi Manajemen Strategi pada level Mikro (Pendidikan Dasar dan Meneng...
Implementasi Manajemen Strategi pada level Mikro (Pendidikan Dasar dan Meneng...Implementasi Manajemen Strategi pada level Mikro (Pendidikan Dasar dan Meneng...
Implementasi Manajemen Strategi pada level Mikro (Pendidikan Dasar dan Meneng...
 
Perspektif corporate university (corpu) sebagai Pengungkit Kinerja Organisasi
Perspektif corporate university (corpu) sebagai Pengungkit Kinerja OrganisasiPerspektif corporate university (corpu) sebagai Pengungkit Kinerja Organisasi
Perspektif corporate university (corpu) sebagai Pengungkit Kinerja Organisasi
 
Manjemen Berbasis Sekolah Dan Ktsp
Manjemen Berbasis Sekolah Dan KtspManjemen Berbasis Sekolah Dan Ktsp
Manjemen Berbasis Sekolah Dan Ktsp
 
Manajemen Berbasis Sekolah Dan Ktsp
Manajemen Berbasis Sekolah Dan KtspManajemen Berbasis Sekolah Dan Ktsp
Manajemen Berbasis Sekolah Dan Ktsp
 
Manajemen berbasis-sekolah-dan-ktsp
Manajemen berbasis-sekolah-dan-ktspManajemen berbasis-sekolah-dan-ktsp
Manajemen berbasis-sekolah-dan-ktsp
 

More from NERRU

The Implementation of Matematika Gasing on Multiplication Concept Toward Inte...
The Implementation of Matematika Gasing on Multiplication Concept Toward Inte...The Implementation of Matematika Gasing on Multiplication Concept Toward Inte...
The Implementation of Matematika Gasing on Multiplication Concept Toward Inte...
NERRU
 
Penerapan model pembelajaran conceptual understanding procedures (CUPs)
Penerapan model pembelajaran conceptual understanding procedures (CUPs)  Penerapan model pembelajaran conceptual understanding procedures (CUPs)
Penerapan model pembelajaran conceptual understanding procedures (CUPs)
NERRU
 
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ...PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ...
NERRU
 
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATK...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATK...PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATK...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATK...
NERRU
 

More from NERRU (8)

42-Article Text-207-1-10-20221213.pdf
42-Article Text-207-1-10-20221213.pdf42-Article Text-207-1-10-20221213.pdf
42-Article Text-207-1-10-20221213.pdf
 
modul evaluasi pembelajaran (martubi)
modul   evaluasi pembelajaran (martubi)modul   evaluasi pembelajaran (martubi)
modul evaluasi pembelajaran (martubi)
 
Assessment of a Middle-School Mathematics Teacher’s Knowledge for Teaching th...
Assessment of a Middle-School Mathematics Teacher’s Knowledge for Teaching th...Assessment of a Middle-School Mathematics Teacher’s Knowledge for Teaching th...
Assessment of a Middle-School Mathematics Teacher’s Knowledge for Teaching th...
 
The Implementation of Matematika Gasing on Multiplication Concept Toward Inte...
The Implementation of Matematika Gasing on Multiplication Concept Toward Inte...The Implementation of Matematika Gasing on Multiplication Concept Toward Inte...
The Implementation of Matematika Gasing on Multiplication Concept Toward Inte...
 
Penerapan model pembelajaran conceptual understanding procedures (CUPs)
Penerapan model pembelajaran conceptual understanding procedures (CUPs)  Penerapan model pembelajaran conceptual understanding procedures (CUPs)
Penerapan model pembelajaran conceptual understanding procedures (CUPs)
 
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ...PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ...
 
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATK...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATK...PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATK...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATK...
 
[David j. sheskin]_handbook_of_parametric_and_nonp
[David j. sheskin]_handbook_of_parametric_and_nonp[David j. sheskin]_handbook_of_parametric_and_nonp
[David j. sheskin]_handbook_of_parametric_and_nonp
 

Recently uploaded

Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
NurindahSetyawati1
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
AtiAnggiSupriyati
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
dheaprs
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
MetalinaSimanjuntak1
 

Recently uploaded (20)

Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
 

manajemen sekolah

  • 1.
  • 2. Kondisi yang berlaku/saat ini Kondisi yang diinginkan Kekuatan Internal Kekuatan External Konflik & Stress
  • 3. INDIVIDUAL Kebiasaan Pemrosesan Informasi secara selektif Faktor Ekonomi Kebutuhan keamanan Ketakutan yang tidak diketahui
  • 4. Manajemen Berbasis Proses Menurut Gaspaerz Suatu proses dapat didefinisikan sebagai integrasi sekuensial dari orang, material, metode dan mesin atau peralatan dalam lingkungan untuk menghasilkan nilai tambah output bagi pengguna atau pelanggan. Manajemen proses menempati posisi begitu penting dalam perkembangan manajemen moderen, dikarenakan pada umumnya semua produk/ atau jasa diproduksi atau diserahkan kepada pelanggan melalui suatu proses kerja atau proses bisnis. Berdasarkan pemikiran bahwa kepuasan pelanggan adalah hal utama dalam kerangka keberlangsungan suatu perusahaan produk atau jasa, maka proses kerja itulah yang perlu ditingkatkan performansinya secara terus menerus agar mampu memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan secara terus menerus pula. Dengan kata lain konsep manajemen proses akan berkaitan dengan perbaikan kualitas SOURCE:http://www.slideshare.net/lula_montes/strategi-pengelolaan-sekolah-berbasis- manajemen-proses
  • 5. Gabriel Pall (1987) menyebutkan enam komponen dalam Implementasi Manajemen Proses 1. Kepemilikan (ownership) tanggung jawab desain, operasional dan perbaikan proses 2. Perencanaan (planning) melakukan suatu pendekatan terstruktur dan terdisiplin untuk mengerti, mendefinisikan dan mendokumentasi semua komponen dalam proses dan hubungan antar komponen utama itu 3. Pengendalian (control) menjamin efektivitas, dimana semua output dapat diperkirakan dan konsisten dengan ekspektasi pelanggan 4. Pengukuran (measurement) memetakan performansi atribut terhadap kebutuhan pelanggan dan menetapkan kriteria untuk akurasi, presisi, dan frekuensi perolehan data 5. Perbaikan dan peningkatan (improvement) meningkatkan efektivitas dari proses melalui perbaikan yang diidentifikasi secara tetap 6. Optimisasi (optimization) meningkatan efisiensi dan produktivitas dengan perbaikan yang diidentifikasi secara tetap
  • 6. Continual Improvement Of The Quality Management System Bagian 4 SMM ISO 9001:2000 Custo mers Requir ement s Custo mers Satisfa ction Management Responsibility Resource Management Measurement, Analysis and Improvement Product Realization Input Product Output P/6 D/7 C/8 A/5 Kegiatan Penambahan Nilai Alur Informasi SOURCE:http://www.slideshare.net/lula_montes/strategi-pengelolaan-sekolah-berbasis- manajemen-proses
  • 7. 1. Produk apa yang terpenting bagi pelanggan? 2. Proses apa yang menghasilkan produk ini? 3. Komponen atau faktor kunci apa yang merangsang tindakan dalam organisasi dan proses apa yang mengkonversi atau mengubah rangsangan ini menjadi output? 4. Proses mana yang memiliki visibility tertinggi dengan pelanggan? 5. Proses mana yang memiliki dampak terbesar terhadap standar performansi yang dikendalikan oleh pelanggan? 6. Berdasarkan data performansi, proses mana yang memiliki potensi terbesar untuk perbaikan? Langkah awal sebelum perbaikan proses: Mengidentifikasi proses kunci yang mempengaruhi keberhasilan SOURCE:http://www.slideshare.net/lula_montes/strategi-pengelolaan-sekolah-berbasis- manajemen-proses
  • 8. LANGKAH 1 IDENTIFIKASI MASALAH LANGKAH 2 IDENTIFIKASI DAN DOKUMENTASI PROSES LANGKAH 3 MENGUKUR PERFORMANSI LANGKAH 4 MEMAHAMI MENGAPA? LANGKAH 5 MENGEMBANGKAN DAN MENGUJI IDE LANGKAH 6 IMPLEMENTASI SOLUSI DAN EVALUASI UMPAN BALIK SOURCE:http://www.slideshare.net/lula_montes/strategi-pengelolaan-sekolah-berbasis- manajemen-proses
  • 9.  Produksi adalah penciptaan atau penambahan faedah, bentuk, waktu dan tempat atas faktor-faktor produksi sehingga lebih bermanfaat bagi pemenuhan kebutuhan manusia.  Proses Produksi adalah cara atau metode untuk menciptakan atau menambah guna suatu barang atau jasa dengan memanfaatkan sumber yang ada.
  • 10. Perencanaan sistem produksi Sistem pengendalian produksi Sistem informasi produksi ● Perencanaan produksi ● Pengendalian proses produksi ● Struktur organisasi ● Perencanaan lokasi produksi ● Pengendalian bahan ● Produksi atas dasar pesanan ● Perencanaan letak fasilitas produksi ● Pengendalian tenaga kerja ● Produksi untuk persediaan ● Perencanaan lingkungan kerja ● Pengendalian biaya produksi ● Perencanaan standar produksi ● Pengendalian kualitas pemeliharaan
  • 11.  1. Oleh Agus Ahyari : Merupakan proses kegiatan untuk mengadakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian dari produksi dan proses produksi.  2. Oleh Sukanto : Merupakan usaha mengelola dengan cara optimal terhadap faktor-faktor produksi atau sumber seperti manusia, tenaga kerja, mesin dan bahan baku yang ada.
  • 12.  Adalah memproduksi atau mengatur produksi barang-barang dan jasa-jasa dalam jumlah, kualitas, harga, waktu serta tempat tertentu sesuai dengan kebutuhan.
  • 13. APRESIA SI EFISIENSI •MASUKAN DASAR •SUMBER DAYA PENUNJANG •PEMANFAATAN MASUKAN •IKLIM/SUASANA •LULUSAN •PRODUK/KARYA •JASA •RETURN •KEPUASAN •PERUBAHAN, DLL OBJECTIVES STAKE HOLDERS OUTPUT OUTCOMES STANDARD PROCESSINPUT AKUNTABILITAS INTERNAL ASPIRASI MUTU PERSYARATAN AMBANG EFISIENSI PRODUKTIVITAS RELEVANSI EFEKTIVITAS AKUNTABILITAS EXTERNAL
  • 14. Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) pada hakikatnya adalah penyerasian sumber daya yang dilakukan secara mandiri oleh sekolah dengan melibatkan semua pemangku kepentingan yang terkait dengan sekolah secara langsung dalam proses pengambilan keputusan untuk memenuhi kebutuhan peningkatan mutu sekolah atau untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
  • 15. ORGANISASI SEKOLAH PROSES BELAJAR MENGAJAR SUMBER DAYA MANUSIA SUMBER DAYA & ADMINITRASI Menyediakan manajemen/ organisasi/ kepemimpinan transformasional dalam mencapai tujuan sekolah Meningkatkan kualitas belajar siswa Memberdayakan staf dan menempatkan personel yang dapat melayani keperluan siswa Mengidentifikasi sumber daya yang diperlukan dan mengalokasikan sumber daya tsb. sesuai dengan kebutuhan Menyusun rencana sekolah dan merumuskan kebijakan untuk Sekolahnya sendiri Mengembangkan kurikulum yang cocok dan tanggap terhadap kebutuhan siswa dan masyarakat Memiliki staf dengan wawasan MBS Mengelola dana sekolah secara efektif dan efisien
  • 16. ORGANISASI SEKOLAH PROSES BELAJAR MENGAJAR SUMBER DAYA MANUSIA SUMBER DAYA & ADMINITRASI Mengelola kegiatan operasional sekolah Menyelenggarakan pembelajaran yang efektif Menyediakan kegiatan untuk pengembangan profesi pada semua staf Menyediakan dukungan administratif Menjamin adanya komunikasi yang efektif antara sekolah dan masyarakat Menyediakan Program pengembangan yang diperlukan siswa Menjamin kesejahteraan staf dan siswa Mengelola dan memelihara gedung dan sarana Menggerakkan partisipasi masyarakat Berperanserta dalam memotivasi siswa Menyelenggarakan forum /diskusi untuk membahas kemajuan kinerja sekolah Menjamin terpeliharanya sekolah yang bertanggung jawab kepada masyarakat dan pemerintah
  • 17. POLA LAMA POLA BARU Subordinasi Otonomi Pengambilan keputusan terpusat Pengambilan keputusan partisipatif Ruang gerak kaku Ruang gerak luwes Pendekatan birokratik Pendekatan Profesional Sentralistik Desentralistik Diatur Motivasi Diri Overregulasi Deregulasi Mengontrol Mempengaruhi Mengarahkan Memfasilitasi Menghindari Resiko Mengelola Resiko Gunakan uang semuanya Gunakan uang seefisien mungkin Individual yang cerdas Teamwork yang cerdas Informasi terpribadi Informasi terbagi Pendelegasian Pemberdayaan Organisasi Hierarkis Organisasi Datar
  • 18.  Model MBS di Amerika Serikat: menekankan pengelolaan sekolah di tingkat sekolah itu sendiri. Adanya desentralisasi administratif. Kementrian pendidikan menyerahkan kewenangan ke bawah, tetapi sekolah masih bertanggung jawab ke atas. Sekolah memberikan wewenang kepada para orangtua, guru dan kepala sekolah di masing-masing sekolah untuk menentukan prioritas, mengalokasikan anggaran, menetukan kurikulum, serta menggaji dan memberhentikan staf.
  • 19.  Model MBS di Australia: ada tiga perubahan mendasar pada pengelolaan sekolah dengan menggunakan model MBS di Australia. Pertama, sekolah diberi keleluasaan untuk menyusun dan mengembangkan kurikulum dan proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Kedua, sekolah dapat memilih satu diantara tiga model manajemen sekolah: Standart Flexibility Option (SO), Enhanced Flexibility Option – (EO 1), dan Enhanced Flexibility Option – (EO 2). Ketiga, sekolah memiliki wewenang untuk membuat perencanaan, melaksanakan dan mempertanggungjawabkannya. Keempat, adanya akuntabilitas dalam pelaksanaan MBS. Kelima, menjamin dan mengusahakan sumber daya manusia dan sumber daya keuangan. Keenam, adanya fleksibilitas dalam penggunaan sumber daya sekolah. (Nurcholis, 2003)
  • 20.  Model MBS di Hongkong: menekankan insiatif sekolah (the School Management Initiative). Model MBS Hongkong menekankan pentingnya inisiatif dari sumber daya di sekolah sebagai pengganti inisiatif dari atas yang selama itu diterapkan. Inisiatif yang diberikan kepada sekolah harus dibarengi dengan diterapkannya transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan pendidikan. (Ibtisam, 2003)
  • 21.  Model MBS di Kanada: menekankan pengambilan keputusan pada tingkat sekolah (School-Site Decision Making). Menurut Sumgkowo (2002), ciri-ciri MBS di Kanada sebagai berikut: penentuan alokasi sumber daya ditentukan oleh sekolah, alokasi anggaran pendidikan dimasukkan kedalam anggaran sekolah, adanya program efektivitas guru dan adanya program pengembangan profesionalisme tenaga kerja.
  • 22.  Model MBS di Inggris: menekankan pengelolaan dana pada tingkat sekolah (Grant Maintained School). Ada enam perubahan struktural sekolah pada model manajemen ini, yakni: 1) kurikulum nasional untuk mata pelajaran inti yang ditentukan oleh pemerintah (Whitehall); 2) ada ujian nasional bagi siswa kelas 7, 11, 14 dan 16; 3) MBS dibentuk untuk mengembangkan otoritas pendidikan lokal agar dapat memperoleh bantuan dana dari pemerintah; 4) adanya pembentukan sekolah lanjutan teknik kejuruan; 5) kewenangan Inner London Education dilimpahkan kepada tiga belas otoritas pemerintah; 6) skema manajemen sekolah lokal dibentuk dengan melibatkan beberapa pihak terkait.
  • 23.  Model MBS di El-Salvador: memfokuskan pada anggaran yang berbasis di sekolah (School-based Budget). Model MBS di Elsalvador disebut Community Mangred School Program (CMSP), kemudian lebih dikenal dengan nama akronim Spanyol EDUCO (Education con Participation de la Comunidad). Manajemen menggunakan model ini bertujuan untuk mendesentralisasikan pengelolaan sekolah negeri dengan cara meningkatkan keterlibatan orangtua di dalam tanggungjawab menjalankan sekolah. Filosofi dari program EDUCO adalah pertama, bahwa orang-orang local dapat menjalankan sekolah didalam komunitas mereka secara lebih efisien dan efektif daripada dijalankan oleh birokrasi yang sentralistik. Kedua, perlunya para orantua siswa terlibat langsung didalam pendidikan anak-anaknya. Faktor penggerak dari program ini adalah sebuah grup yang anggotanya dipilih dari orangtua yang memiliki tanggungjawab untuk pengadministasian sekolah. (Nurcholis, 2003)
  • 24.  Model MBS di Indonesia: Model ini dikenal dengan istilah Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS). Model ini memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah, memberikan fleksibilitas kepada sekolah dan mendorong partisipasi secara langsung warga sekolah untuk meningkatkan mutu sekolah.