SlideShare a Scribd company logo
1 of 104
Company LOGO 
MUTU LAYANAN 
PENDIDIKAN 
MULYONO
PENGERTIAN KUALITAS 
Kualitas menurut Joseph Juran diartikan sebagai kecocokan penggunaan 
produk (fitness for use) untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan 
kepuasan pelanggan atau kualitas sebagai kesesuaian terhadap spesifikasi. 
W. Edward Deming menyatakan bahwa kualitas adalah kesesuaian 
kebutuhan pasar atau apapun yang menjadi kebutuhan dan keinginan 
konsumen. 
Menurut Philip B Crosby kualitas adalah sesuai yang disyaratkan atau 
distandarkan atau kualitas sebagai nihil cacat, kesempurnaan, dan 
kesesuaian terhadap persyaratan. 
Feigenbaum mendefinisikan kualitas adalah kepuasan pelanggan 
sepenuhnya (full customer satisfaction).
 Berkaitan dengan pelayanan, ada dua istilah yang perlu diketahui yaitu melayani dan 
pelayanan. 
 Pengertian melayani adalah membantu menyiapkan (mengurus) apa yang 
diperlukan seseorang. 
 Pengertian pelayanan adalah usaha melayani kebutuhan orang lain. Dalam standar 
pelayanan juga terdapat baku mutu pelayanan. 
 Pelayanan prima merupakan terjemahan dari istilah “exellent services” yang 
secara harfiah berarti pelayanan yang sangat baik atau terbaik, karena sesuai 
standar pelayanan yang berlaku. 
 Kualitas Pelayanan berarti identik atau sama dengan pelayanan prima yaitu 
memberikan pelayanan yang terbaik. 
 Parasuraman, Zeithaml dan Berry merumuskan model kualitas pelayanan yang 
menyoroti persyaratan-persyaratan utama untuk memberikan kualitas pelayanan 
yang diharapkan.
Lima gap yang memungkinkan kegagalan penyampaian pelayanan jasa (a. Gap 
antara harapan konsumen dan persepsi manajemen mengenai pelayanan) 
Kesenjangan ini terjadi karena kurangnya orientasi pemasaran, 
pemanfaatan yang tidak memadai atas temuan-temuan 
penelitian, 
Kurangnya interaksi pihak manajemen dan pelanggan, dan 
komunikasi dari bawah keatas yang kurang memadai serta 
banyaknya tingkatan manajemen. 
Syarat untuk menghasilkan kualitas pelayanan yang tinggi 
adalah dengan menampilkan standar yang mencerminkan 
persepsi manajemen atas harapan konsumen.
b. Gap antara persepsi manajemen terhadap harapan 
konsumen dan spesifikasi kualitas pelayanan 
Kualitas pelayanan yang diberikan kepada konsumen sangat 
dipengaruhi oleh standar yang mereka evaluasi. 
Jika standar pelayanan tidak mencerminkan harapan konsumen 
maka kualitas pelayanan yang dirasakan konsumen akan buruk 
dan sebaliknya. 
Kadangkala manajemen mampu memahami secara tepat apa 
yang diinginkan konsumen, akan tetapi mereka tidak menyusun 
suatu standar kinerja tertentu yang jelas.
c. Gap antara spesifikasi kualitas pelayanan dan 
penyampaian pelayanan 
Penyebab terjadinya kesenjangan ini antara lain karena 
kurang terlatihnya karyawan, dan beban kerja melampaui 
batas. 
Tidak dapat memenuhi standar kerja atau tidak mau 
memenuhi standar kerja yang ditentukan.
d. Gap antara penyampaian pelayanan dan 
komunikasi eksternal 
Konsumen dipengaruhi oleh iklan dan pernyataan yang 
dibuat oleh perusahaan. 
Namun mereka mendapatkan pelayanan yang tidak nyata 
artinya janji yang diiklankan perusahaan tidak ada dan tidak 
terpenuhi.
e. Gap antara pelayanan yang dirasakan dan pelayanan yang 
diharapkan 
Jika pelayanan yang dirasakan konsumen lebih baik daripada 
pelayanan yang diharapkan atau pelayanan yang diharapkan sama 
dengan pelayanan yang diterima, maka perusahaan akan menerima 
citra dan dampak yang positif. 
Gap ini dapat diketahui dan dirasakan pelanggan dari orang lain, 
pengalaman masa lalunya, dan ketidaksesuaian dengan 
kebutuhannya. 
Untuk menutupi kesenjangan yang terakhir ini maka harus ditutupi 
dengan keempat kesenjangan yang lain.
DELAPAN SUPLEMEN PELAYANAN (a. INFORMATING) 
Proses pelayanan yang berkualitas dimulai dari suplemen 
informasi dari produk dan jasa yang diperlukan oleh 
customer. 
Penyediaan informasi memberikan kemudahan kepada 
pelanggan.
b. CONSULTATION 
Setelah memperoleh informasi yang diinginkan, 
biasanya customer akan membuat keputusan, 
yaitu membeli atau tidak.
c. Undertaking 
Keyakinan melalui konsultasi akan 
menggiring pada tindakan untuk memesan 
produk yang diinginkan.
d. HOSPITALITY 
Pelanggan yang berurusan secara langsung ke tempat 
transaksi akan memberikan penilaian terhadap sikap 
ramah dan sopan dari karyawan, ruang tunggu yang 
nyaman, kafe untuk makan dan minum, hingga tersedianya 
toilet yang bersih.
e. CARETAKING 
Latar belakang pelanggan yang beragam akan menuntut 
pelayanan yang berbeda-beda pula. 
Kesemuanya harus diperhatikan oleh penjual.
f. EXEPTION 
Pelanggan kadang menginginkan pengecualian kualitas pelayanan, 
misal; bagaimana dan dengan cara apa perusahaan mengalami 
klaim-klaim pelanggan yang datang secara tiba-tiba, garansi 
terhadap tidak berfungsinya suatu produk, resitusi akibat produk 
tidak bisa dipakai.
g. Billing 
Titik rawan ketujuh pada administrasi pembayaran. 
Niat baik pembeli untuk bertransaksi sering gagal pada titik ini. 
Penjual harus memperhatikan hal-hal yang terkait dengan 
administrasi pembayaran, baik mekanisme pembayaran atau 
pengisian formulir transaksi.
h.PAYMENT 
Pada ujung pelayanan, harus disediakan fasilitas pelayanan yang 
berdasarkan keinginan pelanggan. 
Dapat berupa self service payment seperti koin telepon, transfer 
bank, kredit card dan sebagainya.
MODEL KESETIAAN odel 
Kesetiaan Dalam Bisnis 
Sebuah model bisnis yang dipergunakan dalam manajemen strategis. 
Sumber perusahaan dikerahkan untuk meningkatkan kesetiaan 
pelanggan dan pihak yang berkepentingan lainnya dengan harapan 
bahwa tujuan perusahaan akan tercapai bahkan terlampaui. 
Kualitas produk atau pelayanan yang membuat pelanggan puas, yang 
pada gilirannya menghasilkan kesetiaan pelanggan, dan selanjutnya 
mendatangkan keuntungan.
JENIS IKATAN KESETIAAN DALAM BISNIS 
1. Ikatan hukum (kontrak) 
2. Ikatan teknologis (teknologi 
bersama) 
3. Ikatan ekonomi 
(ketergantungan) 
4. Ikatan pengetahuan 
5. Ikatan sosial 
6. Ikatan budaya atau etnis 
7. Ikatan ideologis 
8. Ikatan psikologis 
9. Ikatan geografis 
10. Ikatan waktu 
11. Ikatan perencanaan
KESETIAAN PELANGGAN DITENTUKAN OLEH TIGA 
FAKTOR 
a. Kekuatan hubungan 
b. Alternatif yang dipersepsikan 
c. Kejadian-kejadian kritis
ASUMSI MODEL KESETIAAN 
Upaya mempertahankan pelanggan yang ada sekarang 
lebih murah daripada upaya mendapatkan pelanggan 
baru.
KEUNTUNGAN YANG MENINGKAT TERKAIT 
UPAYA MEMPERTAHANKAN PELANGGAN 
1. Biaya akuisisi terjadi hanya pada awal permulaan hubungan; semakin lama hubungan berlangsung, 
semakin rendah biaya pembayaran kembali. 
2. Biaya memelihara rekening menurun sementara sebagai persentase dari keseluruhan biaya. 
3. Pelanggan lama cenderung untuk tidak berpindah dan juga cenderung untuk tidak begitu sensitif 
terhadap harga. 
4. Dapat menghasilkan volume penjualan satuan yang stabil dan peningkatan dalam hasil penjualan.
4. Pelanggan lama dapat memulai promosi gratis dari mulut ke mulut dan 
merujuk orang lain kepada bisnis 
ini. 
5. Pelanggan lama lebih besar kemungkinannya untuk membeli produk-produk 
ancillary dan produk-produk 
tambahan dengan marjin keuntungan yang tinggi. 
6. Pelanggan lama cenderung merasa puas dalam hubungan mereka dengan 
perusahaan dan lebih sedikit 
kemungkinannya untuk beralih kepada para pesaing, sehingga mempersulit 
perusahaan lain untuk 
masuk kepasar atau memperoleh keuntungan dalam pangsa pasar.
7. Pelanggan biasa cenderung lebih murah untuk dilayani karena 
mereka sudah mengenal 
baik prosesnya, membutuhkan lebih sedikit “pendidikan” dan 
konsisten dalam 
pesanannya. 
8. Upaya mempertahankan pelanggan dan kesetiaan yang 
meningkat membuat pekerjaan 
pegawai lebih mudah dan lebih memuaskan.
B. Manajemen Mutu Terpadu di 
Sekolah 
 Upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan di dunia pendidikan yang 
semakin ketat. 
 Manajemen Mutu Terpadu yang diterjemahkan dari Total Quality 
Management (TQM) atau disebut pula Pengelolaan Mutu Total (PMT) 
adalah suatu pendekatan mutu Pendidikan melalui peningkatan mutu 
komponen terkait.
DEFINISI PENGELOLAAN MUTU TOTAL 
Sebagai suatu pendekatan yang sistematis, praktis, dan strategis 
dalam menyelenggarakan suatu organisasi yang mengutamakan 
kepentingan pelanggan. 
Pendekatan bertujuan untuk meningkatkan dan mengendalikan 
mutu.
PENGELOLAAN MUTU LEMBAGA PENDIDIKAN 
Mengelola lembaga pendidikan berdasarkan filosofi bahwa 
meningkatkan mutu harus diadakan dan dilakukan oleh semua 
unsur lembaga sejak dini secara terpadu dan berkesinambungan. 
Pendidikan sebagai jasa yang berupa proses pembudayaan sesuai 
dengan dan bahkan melebihi kebutuhan para pelanggan, baik masa 
kini maupun yang akan datang.
MANAJEMEN SEKOLAH ADA LIMA MACAM 
(a. SISWA) 
Kesiapan belajar 
Motivasi belajarnya.
b. GURU 
Kemampuan profesional, 
Moral kerja (kemampuan personal), 
Kerjasama (kemampuan sosial).
c. KURIKULUM 
Relevansi konten (isi). 
Operasionalisasi proses pembelajarannya.
d. SARANA DAN PRASARANA 
Meliputi kecukupan sarana prasarana. 
Keefektifan sarana prasarana dalam mendukung 
proses pembelajaran.
e. Masyarakat 
Masyarakat (orang tua, pengguna lulusan dan 
perguruan tinggi). 
Partisipasi masyarakat dalam pengembangan 
program pendidikan sekolah.
KEPEMIMPINAN DAN KERJASAMA UNTUK MERAIH MUTU 
(1. KOMPONEN DAN PRINSIP-PRINSIP DALAM MUTU PENDIDIKAN) 
Komponen yang terkait dengan mutu pendidikan yang termuat 
dalam buku Panduan. 
Komponen Mutu menjadi fokus perhatian kepala sekolah. 
Sekolah dianggap sebagai unit produksi, dimana siswa sebagai 
bahan mentah dan lulusan sekolah sebagai hasil produksi.
PENGELOLA MUTU TOTAL 
Sekolah dipahami sebagai suatu unit layanan jasa, yakni pelayanan 
pembelajaran. 
Sebagai unit layanan jasa, maka yang dilayani sekolah (pelanggan sekolah) 
adalah pelanggan internal dan ekternal. 
Pelanggan internal meliputi guru, pustakawan, laboran, teknisi dan tenaga 
administrasi. 
Pelanggan eksternal terdiri dari pelanggan primer (siswa), pelanggan 
sekunder (orang tua, pemerintah dan masyarakat), dan pelanggan tersier 
(pemakai/penerima lulusan, baik di perguruan tinggi maupun dunia usaha).
DELAPAN PRINSIP TATARAN PRAKTIS MANAJERIAL SEKOLAH DALAM RANGKA 
MEMANAJEMEN POLA ORGANISASI DEMI MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN 
(a. Fokus pada Pelanggan) 
Organisasi bergantung pada pelanggan. 
Organisasi harus memahami kebutuhan masa kini dan masa 
mendatang dari pelanggannya. 
Serta harus memenuhi dan berusaha melampaui harapan pelanggan. 
Kemampuan menarik perhatian, melayani, dan memelihara pelanggan 
adalah tujuan tertinggi dari sekolah. 
Tanpa fokus dan keterlibatan pelanggan tujuan manajemen mutu 
tidak berarti.
Organisasi yang berfokus pada orientasi pelayanan sebagai 
perangkat utama dalam melaksanakan misinya. 
Lingkup pendidikan, dan kepuasan pengguna jasa pendidikan 
merupakan faktor yang sangat penting dalam TQM. 
Identifikasi pengguna jasa pendidikan dan kebutuhan mereka 
merupakan aspek yang krusial. 
Langkah pertama TQM adalah memandang peserta didik sebagai 
pelanggan yang harus dilayani dengan baik.
KEPEMIMPINAN 
Pemimpin menetapkan kesatuan tujuan dan arah organisasi. 
Pemimpin puncak perlu menyusun visi sekolah dengan jelas 
dan dilengkapi dengan sasaran dan tujuan yang konsisten 
serta didukung pula dengan taktis dan strategis. 
Kesadaran akan kualitas dalam lembaga pendidikan 
tergantung kepada faktor intangibles, terutama sikap 
manajemen tingkat atas (pimpinan lembaga pendidikan dasar 
menengah atau kepala sekolah) terhadap kualitas jasa
Pencapaian tingkat kualitas bukan hasil penerapan jangka 
pendek untuk meningkatkan daya saing, melainkan melalui 
implementasi TQM yang mensyaratkan kepemimpinan yang 
kontinu. 
Dewan sekolah, pengawas dan administrator berperan dalam 
memfokuskan serta memberi arahan pada wilayah dan sekolah.
KEPEMIMPINAN TQM 
Merekalah yang memiliki masa depan. 
Berkemampuan mengajak para guru dan staf untuk mau menerima visi 
sebagai milik mereka. 
Memiliki komitmen untuk mewujudkan visi tersebut. 
Memiliki karakteristik pribadi yang mencakup dorongan, motivasi untuk 
memimpin, kejujuran dan integritas, kepercayaan diri, inisiatif, 
kreativitas/ originalitas, adaptabilitas/fleksibelitas, kemampuan 
kognitif, serta pengetahu-an pengetahuan dan karisma.
KUALITAS MANAJERIAL PIMPINAN 
Memberikan inspirasi pada semua jajaran 
manajemen agar mampu memperagakan kualitas 
kepemimpinan yang sama, diperlukan untuk 
mengembangkan budaya TQM. 
Keterlibatan langsung pemimpin pada lembaga 
pendidikan sangat penting.
DIMENSI-DIMENSI UNTUK PELAYANAN 
1. Penampilan 
2. Keterpercayaan 
3. Ketanggapan 
4. Kompetensi 
5. Kesopanan 
6. Kredibilitas 
7. Keamanan 
8. Kemudahan akses 
9. Pemahaman 
pelanggan
PELIBATAN ANGGOTA 
 Anggota pada semua tingkatan merupakan inti suatu organisasi, dan pelibatan penuh mereka 
memungkinkan kemampuannya dipakai untuk manfaat organisasi. 
 Guru dan TU harus dilibatkan pada setiap proses untuk menyusun arah dan tujuan serta 
peralatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan mutu. 
 Setiap individu akan terlibat dan punya tanggungjawab untuk mencari perbaikan yang terus 
menerus terhadap proses yang berada pada lingkup tugasnya. 
 Memperbaiki proses kerja hanya akan berhasil jika semua pihak, dari atas sampai bawah dan 
juga persilangan antar fungsi, dan keterlibatan dalam perubahan.
PENDEKATAN PROSES 
Suatu pendekatan untuk perencanaan, pengendalian, dan 
peningkatan proses-proses utama dalam sekolah (trilogi proses 
mutu) dengan lebih menekankan terhadap keinginan pelanggan 
daripada keinginan fungsional. 
Orientasi proses ini memerlukan perubahan yang cukup 
signifikan, karena banyak manajemen yang lebih berorientasi 
pada produk daripada proses.
PENDEKATAN SISTEM PADA MANAJEMEN 
Sistem didefinisikan sebagai kumpulan dari berbagai 
bagian/kompo-nen yang satu sama lain saling tergantung untuk 
menuju tujuan. 
Pendekatan sistem memandang suatu organisasi secara 
keseluruhan daripada bagian-bagian, yang diekspresikan sebagai 
holistik.
PERBAIKAN BERKESINAMBUNGAN 
Perbaikan berkesinambungan atas kinerja organisasi secara 
menyeluruh hendaknya dijadikan sebagai sasaran tetap dari 
organisasi. 
Proses berkesinambungan adalah prinsip dasar dimana mutu 
menjadi pusatnya. 
Perbaikan yang berkesinambungan berkaitan dengan 
komitmen (continous quality improvement atau CQI) dan 
(continous process improvement).
KOMITMEN TERHADAP KUALITAS 
Dimulai dengan pernyataan dedikasi pada visi dan misi 
bersama. 
Upaya perbaikan kualitas secara berkesinambungan dalam 
lembaga pendidikan harus menggunakan pendekatan sistem 
terbuka atas fungsi inti lembaga pendidikan – student 
learning.
TIGA PENDEKATAN MENJAMIN KUALITAS LEMBAGA 
PENDIDIKAN 
Pendekatan akreditasi. 
Pendekatan outcome assessment. 
Pendekatan sistem terbuka.
PENDEKATAN FAKTA PADA PENGAMBILAN 
KEPUTUSAN 
Keputusan yang efektif didasarkan pada analisis data dan 
informasi. 
Pengambilan keputusan yang dilakukan berdasarkan pendapat 
atau informasi lisan seringkali menimbulkan bias. 
Manajemen hendaknya membangun kebiasaan menggunakan fakta 
dan hasil analisis sebelum melakukan pengambilan keputusan. 
Fakta dapat diperoleh dengan wawancara, kuisioner, jajak 
pendapat, pengujian, analisis statistik dan lain-lain yang 
memberikan hasil yang objektif.
HUBUNGAN YANG SALING MENGUNTUNGKAN DENGAN 
PEMASOK 
Hubungan antara sekolah dan pemasoknya (masyarakat) yang 
saling bergantung dan saling menguntungkan akan 
meningkatkan kemampuan keduanya untuk menciptakan nilai. 
Organisasi manajemen mutu yang sukses menjalin hubungan 
yang kuat dengan para pemasok dan pelanggan untuk menjamin 
terjadinya perbaikan mutu secara berkesinambungan dalam 
menghasilkan barang dan jasa.
KUALITAS JASA YANG UNGGUL DAN KONSISTEN DAPAT 
MENUMBUHKAN KEPUASAN PELANGGAN 
1) Hubungan perusahaan dan para pelanggannya menjadi harmonis. 
2) Memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang. 
3) Dapat mendorong terciptanya loyalitas pelanggan. 
4) Membentuk rekomendasi dari mulut ke mulut (word of mouth) 
yang menguntungkan bagi perusahaan. 
5) Reputasi perusahaan menjadi baik di mata pelanggan. 
6) Laba yang diperoleh dapat meningkat.
KEPUASAN PELANGGAN 
Tingkat perasaan seseorang setelah 
membandingkan kinerja atau hasil yang 
ia rasakan dibandingkan harapannya.
DEFINISI KEPUASAN PELANGGAN 
Kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan terhadap evaluasi 
ketidaksesuaian (disconfirmation) yang dipersepsikan antara 
harapan awal sebelum pembelian. 
Kinerja aktual produk yang dirasakan setelah pemakaian. 
Adanya kesamaan tentang komponen kepuasan pelanggan yaitu 
harapan dan kinerja atau hasil yang dirasakan. 
Harapan pelanggan merupakan perkiraan atau keyakinan pelanggan 
tentang apa yang ia terima setelah mengkonsumsi produk yang 
dibeli.
1. Sistem METODE keluhan UNTUK dan saran 
MENGUKUR KEPUASAN 
2. Survei kepuasan pelanggan 
PELANGGAN 
3. Pembelanjaan ghaib (ghost shoping) 
4. Analisis pelanggan yang hilang (Lost Customer Analysis) 
5. Obyek penelitian
PENGERTIAN KUALITAS LAYANAN 
 Kualitas menurut Joseph Juran diartikan sebagai kecocokan penggunaan produk (fitness for 
use) untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan kepuasan pelanggan atau kualitas sebagai 
kesesuaian terhadap spesifikasi. 
 W. Edward Deming menyatakan bahwa kualitas adalah kesesuaian kebutuhan pasar atau 
apapun yang menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen.Menurut Philip B Crosby kualitas 
adalah sesuai yang disyaratkan atau distandarkan atau kualitas sebagai nihil cacat, 
kesempurnaan, dan kesesuaian terhadap persyaratan. Feigenbaum mendefinisikan kualitas 
adalah kepuasan pelanggan sepenuhnya (full customer satisfaction).
PENGERTIAN PELAYANAN 
Ada dua istilah yang perlu diketahui yaitu melayani dan pelayanan. 
Pengertian melayani adalah membantu menyiapkan (mengurus) apa yang 
diperlukan seseorang. 
Pengertian pelayanan adalah usaha melayani kebutuhan orang lain. Dalam 
standar pelayanan juga terdapat baku mutu pelayanan.
PELAYANAN PRIMA 
Pelayanan prima merupakan terjemahan dari istilah “exellent 
services” yang secara harfiah berarti pelayanan yang sangat 
baik atau terbaik, karena sesuai standar pelayanan yang 
berlaku. 
Kualitas Pelayanan berarti identik atau sama dengan pelayanan 
prima yaitu memberikan pelayanan yang terbaik. 
Kualitas pelayanan yang menyoroti persyaratan utama untuk 
memberikan kualitas pelayanan yang diharapkan.
LIMA GAP YANG MEMUNGKINKAN KEGAGALAN PENYAMPAIAN PELAYANAN JASA 
(a. Gap antara harapan konsumen dan persepsi manajemen mengenai pelayanan) 
Kesenjangan ini terjadi karena kurangnya orientasi pemasaran, 
pemanfaatan yang tidak memadai atas temuan-temuan 
penelitian, kurangnya interaksi pihak manajemen dan pelanggan, 
komunikasi dari bawah keatas yang kurang memadai serta 
banyaknya tingkatan manajemen. 
Syarat untuk menghasilkan kualitas pelayanan yang tinggi 
adalah dengan menampilkan standar yang mencerminkan 
persepsi manajemen atas harapan konsumen.
b. Gap antara persepsi manajemen terhadap harapan konsumen dan spesifikasi kualitas pelayanan 
Kualitas pelayanan yang diberikan kepada konsumen sangat 
dipengaruhi oleh standar yang mereka evaluasi. 
Jika standar pelayanan tidak mencerminkan harapan konsumen 
maka kualitas pelayanan yang dirasakan konsumen akan buruk 
dan sebaliknya. 
Kadangkala manajemen mampu memahami secara tepat apa 
yang diinginkan konsumen, akan tetapi mereka tidak menyusun 
suatu standar kinerja tertentu yang jelas.
c. Gap antara spesifikasi kualitas pelayanan dan 
penyampaian 
pelayanan 
Penyebab terjadinya kesenjangan ini antara lain kurang 
terlatihnya karyawan, beban kerja melampaui batas, dan tidak 
dapat memenuhi standar kerja atau tidak mau memenuhi 
standar kerja yang ditentukan.
d. Gap antara penyampaian 
pelayanan dan 
komunikasi eksternal 
Konsumen dipengaruhi oleh iklan dan pernyataan yang dibuat 
oleh perusahaan namun mereka mendapatkan pelayanan yang 
tidak nyata artinya janji yang diiklankan dan perusahaan tidak 
ada dan tidak terpenuhi.
e. Gap antara pelayanan yang dirasakan dan pelayanan yang diharapkan 
Jika pelayanan yang dirasakan konsumen lebih baik daripada 
pelayanan yang diharapkan atau pelayanan yang diharapkan 
sama dengan pelayanan yang diterima, maka perusahaan akan 
menerima citra dan dampak yang positif. 
Gap ini dapat diketahui dan dirasakan pelanggan dari orang lain, 
pengalaman masa lalunya, dan ketidaksesuaian dengan 
kebutuhannya. Untuk menutupi kesenjangan yang terakhir ini 
maka harus ditutupi dengan keempat kesenjangan yang lain.
Model PZB atau analisis model SERVQUAL merupakan analisis untuk mengukur lima 
dimensi kualitas jasa yaitu; 
1. Reliabilitas (reliability), berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk memberikan layanan yang 
akurat sejak pertama. 
2. Daya tanggap (responssiveness), berkenaan dengan kesediaan dan kemampuan penyedia layanan 
untuk 
membantu para pelanggan dan merespon permintaan mereka dengan segera. 
3. Jaminan (assurance), berkenaan dengan pengetahuan dan kesopanan karyawan serta kemampuan 
mereka dalam menumbuhkan rasa percaya dan keyakinan pada pelanggan (confidence).
4. Empati (empathy), berarti perusahaan memahami masalah para 
pelanggannya dan bertindak 
demi kepentingan pelanggan, serta memberikan perhatian personal 
kepada para pelanggan dan 
memiliki jam operasi yang nyaman. 
5. Bukti fisik (tangibles), berkenaan dengan daya tarik fasilitas fisik, 
perlengkapan dan material 
yang digunakan perusahaan, serta penampilan karyawan.
KONSEP KUALITAS LAYANAN 
Suatu produk bila ditambah dengan pelayanan akan 
menghasilkan suatu kekuatan yang memberikan 
manfaat lebih.
DELAPAN SUPLEMEN PELAYANAN MENURUT 
LOVOLOCK (INFORMATING) 
Proses pelayanan yang berkualitas dimulai dari suplemen 
informasi dari produk dan jasa yang diperlukan oleh customer. 
Penyediaan informasi memberikan kemudahan kepada pelanggan.
CONSULTATION 
Setelah memperoleh informasi yang diinginkan, 
biasanya customer akan membuat keputusan, 
yaitu membeli atau tidak.
UNDERTAKING 
Keyakinan melalui konsultasi akan menggiring pada 
tindakan untuk memesan produk yang diinginkan.
HOSPITALITY 
Pelanggan yang berurusan secara langsung ketempat-tempat 
transaksi akan memberikan penilaian terhadap 
sikap ramah dan sopan dari karyawan, ruang tunggu yang 
nyaman, kafe untuk makan dan minum, hingga tersedianya 
toilet yang bersih.
CARETAKING 
Latar belakang pelanggan yang beragam akan menuntut 
pelayanan yang berbeda-beda pula. 
 Kesemuanya harus diperhatikan oleh penjual.
EXEPTION 
Pelanggan kadang menginginkan pengecualian kualitas 
pelayanan, misal; bagaimana dan dengan cara apa perusahaan 
mengalami klaim-klaim pelanggan yang datang secara tiba-tiba, 
garansi terhadap tidak berfungsinya suatu produk, resitusi 
akibat produk tidak bisa dipakai.
BILLING 
Titik rawan ketujuh pada administrasi pembayaran. Niat baik 
pembeli untuk bertransaksi sering gagal pada titik ini. 
Penjual harus memperhatikan hal-hal yang terkait dengan 
administrasi pembayaran, baik mekanisme pembayaran atau 
pengisian formulir transaksi.
PAYMENT 
Pada ujung pelayanan, harus disediakan fasilitas pelayanan 
berdasarkan keinginan pelanggan. 
Dapat berupa self service payment seperti koin telepon, 
transfer bank, kredit card dan sebagainya.
MODEL KESETIAAN DALAM BISNIS 
Sebuah model bisnis yang dipergunakan dalam manajemen strategis. 
Sumber-sumber perusahaan dikerahkan untuk meningkatkan 
kesetiaan pelanggan dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya 
dengan harapan bahwa tujuan-tujuan perusahaan akan tercapai 
bahkan terlampaui. 
Contoh khas model ini adalah kualitas produk atau pelayanan yang 
membuat pelanggan puas, yang pada gilirannya menghasilkan 
kesetiaan pelanggan, dan selanjutnya mendatangkan keuntungan.
Beberapa jenis ikatan 
kesetiaan dalam bisnis; 
1. Ikatan hukum (kontrak) 
2. Ikatan teknologis (teknologi bersama) 
3. Ikatan ekonomi (ketergantungan) 
4. Ikatan pengetahuan 
5. Ikatan sosial 
6. Ikatan budaya atau etnis 
7. Ikatan ideologis 
8. Ikatan psikologis 
9. Ikatan geografis 
10.Ikatan waktu 
11.Ikatan perencanaan
KESETIAAN PELANGGAN DITENTUKAN OLEH TIGA 
FAKTOR 
a. Kekuatan hubungan 
b. Alternatif yang dipersepsikan 
c. Kejadian-kejadian kritis 
Asumsi dasar dari semua model kesetiaan adalah bahwa upaya 
mempertahankan pelanggan yang ada sekarang itu lebih murah 
daripada upaya mendapatkan pelanggan baru.
Keuntungan yang meningkat yang terkait dengan upaya untuk mempertahankan pelanggan menurut 
Buchanan dan Gilles (1990) adalah 
1. Biaya akuisisi terjadi hanya pada awal permulaan hubungan; semakin lama hubungan 
berlangsung, 
semakin rendah biaya pembayaran kembali. 
2. Biaya memelihara rekening menurun sementara sebagai persentase dari keseluruhan biaya. 
3. Pelanggan lama cenderung untuk tidak berpindah dan juga cenderung untuk tidak begitu sensitif 
terhadap harga. Ini dapat menghasilkan volume penjualan satuan yang stabil dan peningkatan 
dalam hasil 
penjualan. 
4. Pelanggan lama dapat memulai promosi gratis dari mulut ke mulut dan merujuk orang lain 
kepada bisnis 
ini.
5. Pelanggan lama lebih besar kemungkinannya untuk membeli produk-produk ancillary dan produk-produk 
tambahan dengan marjin keuntungan yang tinggi. 
6. Pelanggan lama cenderung merasa puas dalam hubungan mereka dengan perusahaan dan lebih 
sedikit 
kemungkinannya untuk beralih kepada para pesaing, sehingga mempersulit perusahaan lain untuk 
masuk 
kepasar atau memperoleh keuntungan dalam pangsa pasar. 
7. Pelanggan biasa cenderung lebih murah untuk dilayani karena mereka sudah mengenal baik 
prosesnya, 
membutuhkan lebih sedikit “pendidikan” dan konsisten dalam pesanannya. 
8. Upaya mempertahankan pelanggan dan kesetiaan yang meningkat membuat pekerjaan pegawai lebih 
mudah dan lebih memuaskan.
MANAJEMEN MUTU TERPADU DI SEKOLAH 
 Adalah upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan di dunia pendidikan yang 
semakin ketat bersaing dewasa ini. 
 Manajemen Mutu Terpadu yang diterjemahkan dari Total Quality Management 
(TQM) atau disebut pula Pengelolaan Mutu Total (PMT) adalah suatu pendekatan 
mutu Pendidikan melalui peningkatan mutu komponen terkait. M. Yusuf Hanafiah 
dkk mendefinisikan Pengelolaan Mutu Total (PMT) sebagai suatu pendekatan yang 
sistematis, praktis, dan strategis dalam menyelenggarakan suatu organisasi yang 
mengutamakan kepentingan pelanggan. Pendekatan ini bertujuan untuk 
meningkatkan dan mengendalikan mutu.
Sedangkan yang dimaksud dengan Pengelolaan Mutu Total (PMT) 
pendidikan tinggi (bisa pula sekolah) adalah cara mengelola 
lembaga pendidikan berdasarkan filosofi bahwa meningkatkan 
mutu harus diadakan dan dilakukan oleh semua unsur lembaga 
sejak dini secara terpadu dan berkesinambungan, sehingga 
pendidikan sebagai jasa yang berupa proses pembudayaan 
sesuai dengan dan bahkan melebihi kebutuhan para pelanggan, 
baik masa kini maupun yang akan datang.
C. Kepemimpinan dan Kerjasama untuk meraih Mutu 
1. Komponen dan Prinsip-Prinsip dalam Mutu Pendidikan 
Komponen yang terkait dengan mutu pendidikan yang termuat dalam buku 
Panduan Manajemen Sekolah ada lima macam; 
a. Siswa, meliputi kesiapan dan motivasi belajarnya. 
b. Guru, meliputi kemampuan profesional, moral kerja (kemampuan personal), 
dan kerjasama (kemampuan 
sosial). 
c. Kurikulum, meliputi relevansi konten (isi) dan operasionalisasi proses 
pembelajarannya. 
d. Sarana dan prasarana, meliputi kecukupan dan keefektifan dalam mendukung 
proses pembelajaran. 
e. Masyarakat (orang tua, pengguna lulusan dan perguruan tinggi), yaitu 
partisipasinya dalam 
pengembangan program-program pendidikan sekolah.
Mutu komponen-komponen tersebut diatas menjadi fokus perhatian 
kepala sekolah. 
Selama ini sekolah dianggap sebagai unit produksi, dimana siswa 
sebagai bahan mentah dan lulusan sekolah sebagai hasil produksi. 
 Dalam Pengelolaan Mutu Total (PMT), sekolah dipahami sebagai 
suatu unit layanan jasa, yakni pelayanan pembelajaran. 
Sebagai unit layanan jasa, maka yang dilayani sekolah (pelanggan 
sekolah) adalah pelanggan internal dan ekternal.
Pelanggan internal meliputi guru, pustakawan, laboran, teknisi dan tenaga 
administrasi. 
Sedangkan pelanggan eksternal terdiri dari pelanggan primer (siswa), 
pelanggan sekunder (orang tua, pemerintah dan masyarakat), dan 
pelanggan tersier (pemakai/penerima lulusan, baik di perguruan tinggi 
maupun dunia usaha). 
Sehingga dalam hal ini, minimal ada delapan prinsip yang harus 
diterjemahkan dalam tataran praktis manajerial sekolah dalam rangka 
memanajemen pola organisasi demi meningkatkan mutu pendidikan.
FOKUS PADA PELANGGAN 
 Organisasi bergantung pada pelanggan. Oleh karenanya, organisasi harus 
memahami kebutuhan masa kini dan masa mendatang dari pelanggannya, 
serta harus memenuhi dan berusaha melampaui harapan pelanggan. 
 Kemampuan menarik perhatian, melayani, dan memelihara pelanggan adalah 
tujuan tertinggi dari sekolah. Tanpa fokus dan keterlibatan pelanggan tujuan 
manajemen mutu tidak berarti. 
 Organisasi yang berfokus pada orientasi pelayanan sebagai perangkat utama 
dalam melaksanakan misinya.
LINGKUP PENDIDIKAN 
Kepuasan pengguna jasa pendidikan merupakan faktor yang 
sangat penting dalam TQM. 
Identifikasi pengguna jasa pendidikan dan kebutuhan mereka 
merupakan aspek yang krusial. 
Langkah pertama TQM adalah memandang peserta didik sebagai 
pelanggan yang harus dilayani dengan baik.
KEPEMIMPINAN 
 Pemimpin menetapkan kesatuan tujuan dan arah organisasi. 
 Pemimpin puncak perlu menyusun visi sekolah dengan jelas dan dilengkapi dengan sasaran 
dan tujuan yang konsisten serta didukung pula dengan taktis dan strategis. 
 Kesadaran akan kualitas dalam lembaga pendidikan tergantung kepada faktor intangibles, 
terutama sikap manajemen tingkat atas (pimpinan lembaga pendidikan dasar menenngah atau 
kepala sekolah) terhadap kualitas jasa pendidikan. 
 Pencapaian tingkat kualitas bukan hasil penerapan jangka pendek untuk meningkatkan daya 
saing, melainkan melalui implementasi TQM yang mensyaratkan kepemimpinan yang kontinu.
KETERLIBATAN ANGGOTA ORGANISASI 
Dewan sekolah, pengawas dan administrator berperan dalam 
memfokuskan serta memberi arahan pada wilayah dan 
sekolah. 
Merekalah yang memiliki masa depan, dan mereka jugalah 
yang berkemampuan mengajak para guru dan staf untuk mau 
menerima visi itu sebagai milik mereka, agar memiliki 
komitmen untuk mewujudkun visi tersebut.
KARAKTERISTIK PRIBADI PEMIMPIN 
Motivasi untuk memimpin. 
Kejujuran dan integritas. 
Kepercayan diri, inisiatif, kreativitas/originalitas, 
adaptabilitas/fleksibelitas, kemampuan kognitif, serta 
pengetahuan dan karisma.
KUALITAS MANAJERIAL PIMPINAN 
Pimpinan harus dapat memberikan inspirasi pada semua 
jajaran manajemen agar mampu memperagakan kualitas 
kepemimpinan yang sama, diperlukan untuk 
mengembangkan budaya TQM. 
Keterlibatan langsung pemimpin pada lembaga pendidikan 
sangat penting.
DIMENSI-DIMENSI UNTUK PELAYANAN 
1. Penampilan 
2. Keterpercayaan 
3. Ketanggapan 
4. Kompetensi 
5. Kesopanan 
6. Kredibilitas 
7. Keamanan 
8. Kemudahan akses 
9. Pemahaman pelanggan
PELIBATAN ANGGOTA 
 Anggota pada semua tingkatan merupakan inti suatu organisasi, dan pelibatan 
penuh mereka memungkinkan kemampuannya dipakai untuk pemanfaatan 
organisasi. 
 Guru dan TU harus dilibatkan pada setiap proses untuk menyusun arah dan tujuan 
serta peralatan yang dibutuhkan untuk mencapai pada tujuan mutu. 
 Setiap individu akan terlibat dan punya tanggungjawab untuk mencari perbaikan 
yang terus menerus terhadap proses yang berada pada lingkup tugasnya. 
 Memperbaiki proses kerja hanya akan berhasil jika semua pihak, dari atas sampai 
bawah dan juga persilangan antar fungsi, terlibat dalam perubahan.
PENDEKATAN PROSES 
Suatu pendekatan untuk perencanaan, pengendalian, dan 
peningkatan proses-proses utama dalam sekolah (trilogi proses 
mutu) dengan lebih menekankan terhadap keinginan pelanggan 
daripada keinginan fungsional. 
Orientasi proses ini memerlukan perubahan yang cukup 
signifikan, karena banyak manajemen yang lebih berorientasi 
pada produk daripada proses.
PENDEKATAN SISTEM PADA MANAJEMEN 
Sistem didefinisikan sebagai kumpulan dari berbagai 
bagian/komponen yang satu sama lain saling tergantung untuk 
menuju tujuan. 
Pendekatan sistem memandang suatu organisasi secara 
keseluruhan daripada bagian-bagian, yang diekspresikan sebagai 
holistik.
PERBAIKAN BERKESINAMBUNGAN 
Perbaikan berkesinambungan atas kinerja organisasi secara 
menyeluruh hendaknya dijadikan sebagai sasaran tetap dari 
organisasi. 
Proses berkesinambungan adalah prinsip dasar dimana mutu menjadi 
pusatnya. 
Perbaikan yang berkesinambungan berkaitan dengan komitmen 
(continous quality improvement atau CQI) dan (continous process 
improvement).
KOMITMEN TERHADAP KUALITAS 
Dimulai dengan pernyataan dedikasi pada visi dan misi bersama. 
Upaya perbaikan kualitas secara berkesinambungan dalam 
lembaga pendidikan harus menggunakan pendekatan sistem 
terbuka atas fungsi inti lembaga pendidikan – student learning.
TIGA PENDEKATAN YANG DIGUNAKAN UNTUK 
MENJAMIN KUALITAS LEMBAGA PENDIDIKAN 
Pendekatan akreditasi, 
Pendekatan outcome assesment, 
Pendekatan sistem terbuka.
PENDEKATAN FAKTA PADA PENGAMBILAN 
KEPUTUSAN 
Keputusan yang efektif didasarkan pada analisis data dan informasi. 
Pengambilan keputusan yang dilakukan berdasarkan pendapat atau 
informasi lisan seringkali menimbulkan bias. 
Manajemen hendaknya membangun kebiasaan menggunakan fakta 
dan hasil analisis sebelum melakukan pengambilan keputusan. 
Fakta dapat diperoleh dengan wawancara, kuisioner, jajak pendapat, 
pengujian, analisis statistik dan lain-lain yang memberikan hasil yang 
objektif.
HUBUNGAN YANG SALING MENGUNTUNGKAN 
DENGAN PEMASOK 
Hubungan antara sekolah dan pemasoknya (masyarakat) yang 
saling bergantung dan saling menguntungkan dan akan 
meningkatkan kemampuan keduanya untuk menciptakan nilai. 
Organisasi manajemen mutu yang sukses menjalin hubungan 
yang kuat dengan para pemasok dan pelanggan untuk menjamin 
terjadinya perbaikan mutu secara berkesinambungan dalam 
menghasilkan barang dan jasa.
KUALITAS JASA UNGGUL DAN KONSISTEN MENUMBUHKAN 
KEPUASAN PELANGGAN 
1) Hubungan perusahaan dan para pelanggannya menjadi harmonis. 
2) Memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang. 
3) Dapat mendorong terciptanya loyalitas pelanggan. 
4) Membentuk rekomendasi dari mulut ke mulut (word of mouth) yang 
menguntungkan bagi perusahaan 
5) Reputasi perusahaan menjadi baik di mata pelanggan 
6) Laba yang diperoleh dapat meningkat.
KEPUASAN PELANGGAN 
Tingkat perasaan seseorang setelah 
membandingkan kinerja atau hasil yang ia rasakan 
dibandingkan harapannya.
DEFINISIKAN KEPUASAN PELANGGAN 
 Kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan terhadap evaluasi ketidaksesuaian (disconfirmation) yang 
dipersepsikan antara harapan awal sebelum pembelian dan kinerja aktual produk yang dirasakan 
setelah pemakaian. 
 Adanya kesamaan tentang komponen kepuasan pelanggan yaitu harapan dan kinerja atau hasil yang 
dirasakan. 
 Harapan pelanggan merupakan perkiraan atau keyakinan pelanggan tentang apa yang ia terima 
setelah mengkonsumsi produk yang dibeli.
METODE MENGUKUR KEPUASAN PELANGGAN 
1. Sistem keluhan dan saran 
2. Survei kepuasan pelanggan 
3. Pembelanjaan ghaib (ghost shoping) 
4. Analisis pelanggan yang hilang (Lost Customer Analysis) 
5. Obyek penelitian
KESIMPULAN 
 Kualitas Pelayanan berarti identik atau sama dengan pelayanan prima yaitu memberikan pelayanan 
yang terbaik. 
 Dimensi-dimensi untuk pelayanan : Penampilan, Keterpercayaan, Ketanggapan, Kompetensi, 
Kesopanan, Kredibilitas, Keamanan, Kemudahan akses, Pemahaman pelanggan. 
 Kualitas sama dengan mutu, baik buruknya pelayanan merupakan gambaran dari tingkat kualitas 
pelayanan yang disajikan kepada pelanggan. Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management) 
Pendidikan menawarkan dan memberikan solusi yang komprehenship sehingga diharapkan model 
kualitas layanan disekolah mendapatkan respon positif dari pelanggan baik pelanggan internal 
(guru, laboran, pustakawan, administrasi) maupun pelanggan ekternal yakni pelanggan primer 
(siswa), pelanggan sekunder (orang tua siswa, pemerintah dan masyarakat), pelanggan tersier 
(pengguna jasa lulusan) dalam rangka memberikan kualitas layanan terbaik atau pelayanan prima 
(exellent services) bagi pelanggan.
 Model yang digunakan untuk mengukur kualitas pelayanan yang dikembangkan 
Parasuraman, Zeithaml dan Berry yang dikenal dengan model PZB atau analisis model 
SERVQUAL, yang berisi; Reliabilitas (reliability), Daya tanggap (responssiveness), 
Jaminan (assurance), Empati (empathy), dan Bukti fisik (tangibles) rasanya tidak 
berlebihan bila diterapkan dalam dunia pendidikan, sehingga diharapkan dapat 
meningkatkan kualitas layanan dengan sebaik mungkin, efektif dan efisien. 
 Pengelolaan Mutu Total (PMT) pendidikan tinggi (bisa pula sekolah) adalah cara 
mengelola lembaga pendidikan berdasarkan filosofi bahwa meningkatkan mutu harus 
diadakan dan dilakukan oleh semua unsur lembaga sejak dini secara terpadu dan 
berkesinambungan, sehingga pendidikan sebagai jasa yang berupa proses pembudayaan 
sesuai dengan dan bahkan melebihi kebutuhan para pelanggan, baik masa kini maupun 
yang akan datang.
SARAN 
Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan berupaya 
meningkatkan kualitas layanan dalam dunia pendidikan agar 
menjadi nilai tawar bagi pelanggan, maka apa yang telah 
penulis paparkan diatas diharapkan dapat diambil 
manfaatnya bagi penulis dan pembaca. 
Saran yang membangun kami harapkan, untuk 
penyempurnaan penulisan-penulisan selanjutnya.
Thank You 
MULYONO 
Make Presentation much more fun

More Related Content

What's hot

14 kompetensi dan 78 indikator penilaian kinerja guru
14 kompetensi dan 78 indikator penilaian kinerja guru14 kompetensi dan 78 indikator penilaian kinerja guru
14 kompetensi dan 78 indikator penilaian kinerja guruIbnu Fajar
 
Kompetensi pedagogik
Kompetensi pedagogikKompetensi pedagogik
Kompetensi pedagogikDedy EnHa
 
Pembelajaran efektif
Pembelajaran efektifPembelajaran efektif
Pembelajaran efektifJULIO_MARKOTO
 
Fungsi manajemen berbasis sekolah
Fungsi manajemen berbasis sekolahFungsi manajemen berbasis sekolah
Fungsi manajemen berbasis sekolahUmiNartabett
 
Ppt kepemimpinan dalam konteks manajemen sekolah
Ppt kepemimpinan dalam konteks manajemen sekolahPpt kepemimpinan dalam konteks manajemen sekolah
Ppt kepemimpinan dalam konteks manajemen sekolahUNIMUS
 
Media pembelajaran berbasis lingkungan
Media pembelajaran berbasis lingkunganMedia pembelajaran berbasis lingkungan
Media pembelajaran berbasis lingkungannita junita
 
Makalah fungsi dan tujuan supervisi pendidikan
Makalah fungsi dan tujuan supervisi pendidikanMakalah fungsi dan tujuan supervisi pendidikan
Makalah fungsi dan tujuan supervisi pendidikanMARTINADIAN1
 
Komponen komponen supervisi pendidikan
Komponen komponen supervisi pendidikanKomponen komponen supervisi pendidikan
Komponen komponen supervisi pendidikaniikabungo
 
Resume pengembangan profesi guru
Resume pengembangan profesi guruResume pengembangan profesi guru
Resume pengembangan profesi guruHarmokoGuru
 
Model Evaluasi Pembelajaran Goal Free
Model Evaluasi Pembelajaran Goal FreeModel Evaluasi Pembelajaran Goal Free
Model Evaluasi Pembelajaran Goal FreeAmbar Fidianingsih
 
Ppt supervisi pendidikan
Ppt supervisi pendidikanPpt supervisi pendidikan
Ppt supervisi pendidikanImaaELF
 
Guru yang Ideal Dalam Prespektif Islam
Guru yang Ideal Dalam Prespektif IslamGuru yang Ideal Dalam Prespektif Islam
Guru yang Ideal Dalam Prespektif IslamThony Hermansyah
 
Strategi peningkatan mutu layanan pendidikan
Strategi peningkatan mutu layanan pendidikanStrategi peningkatan mutu layanan pendidikan
Strategi peningkatan mutu layanan pendidikanSMKN 36 JAKARTA UTARA
 
konsep dasar pengelolaan kelas
konsep dasar pengelolaan kelaskonsep dasar pengelolaan kelas
konsep dasar pengelolaan kelasNia Far
 
Metode dan Teknik Fasilitasi. langkah Praktis Mencapai Tujuan fasilitasi
Metode dan Teknik Fasilitasi. langkah Praktis Mencapai Tujuan fasilitasiMetode dan Teknik Fasilitasi. langkah Praktis Mencapai Tujuan fasilitasi
Metode dan Teknik Fasilitasi. langkah Praktis Mencapai Tujuan fasilitasiOswar Mungkasa
 
Langkah langkah pengemb kurikulum (Oleh Dr. Sukiman, M.Pd.)
Langkah langkah pengemb kurikulum (Oleh Dr. Sukiman, M.Pd.)Langkah langkah pengemb kurikulum (Oleh Dr. Sukiman, M.Pd.)
Langkah langkah pengemb kurikulum (Oleh Dr. Sukiman, M.Pd.)sadirun
 
Makalah undang undang sistem pendidikan nasional
Makalah undang undang sistem pendidikan nasionalMakalah undang undang sistem pendidikan nasional
Makalah undang undang sistem pendidikan nasionalFirlita Nurul Kharisma
 
SUPERVISI AKADEMIK
SUPERVISI  AKADEMIKSUPERVISI  AKADEMIK
SUPERVISI AKADEMIKAfdan Rojabi
 

What's hot (20)

14 kompetensi dan 78 indikator penilaian kinerja guru
14 kompetensi dan 78 indikator penilaian kinerja guru14 kompetensi dan 78 indikator penilaian kinerja guru
14 kompetensi dan 78 indikator penilaian kinerja guru
 
Rpp SKI
Rpp SKIRpp SKI
Rpp SKI
 
Kompetensi pedagogik
Kompetensi pedagogikKompetensi pedagogik
Kompetensi pedagogik
 
Pembelajaran efektif
Pembelajaran efektifPembelajaran efektif
Pembelajaran efektif
 
Fungsi manajemen berbasis sekolah
Fungsi manajemen berbasis sekolahFungsi manajemen berbasis sekolah
Fungsi manajemen berbasis sekolah
 
Ppt kepemimpinan dalam konteks manajemen sekolah
Ppt kepemimpinan dalam konteks manajemen sekolahPpt kepemimpinan dalam konteks manajemen sekolah
Ppt kepemimpinan dalam konteks manajemen sekolah
 
Media pembelajaran berbasis lingkungan
Media pembelajaran berbasis lingkunganMedia pembelajaran berbasis lingkungan
Media pembelajaran berbasis lingkungan
 
Makalah fungsi dan tujuan supervisi pendidikan
Makalah fungsi dan tujuan supervisi pendidikanMakalah fungsi dan tujuan supervisi pendidikan
Makalah fungsi dan tujuan supervisi pendidikan
 
Komponen komponen supervisi pendidikan
Komponen komponen supervisi pendidikanKomponen komponen supervisi pendidikan
Komponen komponen supervisi pendidikan
 
Resume pengembangan profesi guru
Resume pengembangan profesi guruResume pengembangan profesi guru
Resume pengembangan profesi guru
 
Model Evaluasi Pembelajaran Goal Free
Model Evaluasi Pembelajaran Goal FreeModel Evaluasi Pembelajaran Goal Free
Model Evaluasi Pembelajaran Goal Free
 
Ppt supervisi pendidikan
Ppt supervisi pendidikanPpt supervisi pendidikan
Ppt supervisi pendidikan
 
Guru yang Ideal Dalam Prespektif Islam
Guru yang Ideal Dalam Prespektif IslamGuru yang Ideal Dalam Prespektif Islam
Guru yang Ideal Dalam Prespektif Islam
 
Penilaian pembelajaran ips
Penilaian pembelajaran ipsPenilaian pembelajaran ips
Penilaian pembelajaran ips
 
Strategi peningkatan mutu layanan pendidikan
Strategi peningkatan mutu layanan pendidikanStrategi peningkatan mutu layanan pendidikan
Strategi peningkatan mutu layanan pendidikan
 
konsep dasar pengelolaan kelas
konsep dasar pengelolaan kelaskonsep dasar pengelolaan kelas
konsep dasar pengelolaan kelas
 
Metode dan Teknik Fasilitasi. langkah Praktis Mencapai Tujuan fasilitasi
Metode dan Teknik Fasilitasi. langkah Praktis Mencapai Tujuan fasilitasiMetode dan Teknik Fasilitasi. langkah Praktis Mencapai Tujuan fasilitasi
Metode dan Teknik Fasilitasi. langkah Praktis Mencapai Tujuan fasilitasi
 
Langkah langkah pengemb kurikulum (Oleh Dr. Sukiman, M.Pd.)
Langkah langkah pengemb kurikulum (Oleh Dr. Sukiman, M.Pd.)Langkah langkah pengemb kurikulum (Oleh Dr. Sukiman, M.Pd.)
Langkah langkah pengemb kurikulum (Oleh Dr. Sukiman, M.Pd.)
 
Makalah undang undang sistem pendidikan nasional
Makalah undang undang sistem pendidikan nasionalMakalah undang undang sistem pendidikan nasional
Makalah undang undang sistem pendidikan nasional
 
SUPERVISI AKADEMIK
SUPERVISI  AKADEMIKSUPERVISI  AKADEMIK
SUPERVISI AKADEMIK
 

Similar to SEKOLAH MUTU

KONSEP PELAYANAN (KUALITAS PELAYANAN - KELOMPOK 6).pdf
KONSEP PELAYANAN (KUALITAS PELAYANAN - KELOMPOK 6).pdfKONSEP PELAYANAN (KUALITAS PELAYANAN - KELOMPOK 6).pdf
KONSEP PELAYANAN (KUALITAS PELAYANAN - KELOMPOK 6).pdfEddisPutri
 
Merancang dan mengelola jasa dalam manajemen pemasaran
Merancang dan mengelola jasa dalam manajemen pemasaran Merancang dan mengelola jasa dalam manajemen pemasaran
Merancang dan mengelola jasa dalam manajemen pemasaran fadiahfany
 
Analisis faktor faktor yang mempengaruhi customer loyalty pada departement st...
Analisis faktor faktor yang mempengaruhi customer loyalty pada departement st...Analisis faktor faktor yang mempengaruhi customer loyalty pada departement st...
Analisis faktor faktor yang mempengaruhi customer loyalty pada departement st...Universitas Intersional Batam
 
Tugas pemasaran jasa10
Tugas pemasaran jasa10Tugas pemasaran jasa10
Tugas pemasaran jasa10pdfpunya
 
Pengalaman Kanaidi, SE., M.Si (sebagai Pembicara) Seminar "SERVICE EXCELLENCE...
Pengalaman Kanaidi, SE., M.Si (sebagai Pembicara) Seminar "SERVICE EXCELLENCE...Pengalaman Kanaidi, SE., M.Si (sebagai Pembicara) Seminar "SERVICE EXCELLENCE...
Pengalaman Kanaidi, SE., M.Si (sebagai Pembicara) Seminar "SERVICE EXCELLENCE...Kanaidi ken
 
Presentasi Manajemen Pemasaran Bab 13.ppt
Presentasi Manajemen Pemasaran Bab 13.pptPresentasi Manajemen Pemasaran Bab 13.ppt
Presentasi Manajemen Pemasaran Bab 13.pptCHANDRAFDSILALAHI
 
SIM9, Dea Aulia, Prof. Dr. Ir. H. Hapzi Ali, MM,SMA, CRM Dan Sistem Proses Tr...
SIM9, Dea Aulia, Prof. Dr. Ir. H. Hapzi Ali, MM,SMA, CRM Dan Sistem Proses Tr...SIM9, Dea Aulia, Prof. Dr. Ir. H. Hapzi Ali, MM,SMA, CRM Dan Sistem Proses Tr...
SIM9, Dea Aulia, Prof. Dr. Ir. H. Hapzi Ali, MM,SMA, CRM Dan Sistem Proses Tr...Dea Aulia
 
282 863-1-pb
282 863-1-pb282 863-1-pb
282 863-1-pbyanishu
 
Building customer value, satisfaction, and loyalty
Building customer value, satisfaction, and loyaltyBuilding customer value, satisfaction, and loyalty
Building customer value, satisfaction, and loyaltyasdfgh blabla
 
Sim p10, rizhul januar ramadhan, prof hapzi ali mm, kualitas produk dan jasa,...
Sim p10, rizhul januar ramadhan, prof hapzi ali mm, kualitas produk dan jasa,...Sim p10, rizhul januar ramadhan, prof hapzi ali mm, kualitas produk dan jasa,...
Sim p10, rizhul januar ramadhan, prof hapzi ali mm, kualitas produk dan jasa,...Rizhul Ramadhan
 
Kualitas pelayanan di Pizza Hut
Kualitas pelayanan di Pizza HutKualitas pelayanan di Pizza Hut
Kualitas pelayanan di Pizza HutVerrell Max
 
Organisasi dan manajemen pelayanan jasa
Organisasi dan manajemen pelayanan jasaOrganisasi dan manajemen pelayanan jasa
Organisasi dan manajemen pelayanan jasaAsep Supriatna
 

Similar to SEKOLAH MUTU (20)

BAB 2 - ERSA.doc
BAB 2 - ERSA.docBAB 2 - ERSA.doc
BAB 2 - ERSA.doc
 
BAB 2 - ERSA.doc
BAB 2 - ERSA.docBAB 2 - ERSA.doc
BAB 2 - ERSA.doc
 
KONSEP PELAYANAN (KUALITAS PELAYANAN - KELOMPOK 6).pdf
KONSEP PELAYANAN (KUALITAS PELAYANAN - KELOMPOK 6).pdfKONSEP PELAYANAN (KUALITAS PELAYANAN - KELOMPOK 6).pdf
KONSEP PELAYANAN (KUALITAS PELAYANAN - KELOMPOK 6).pdf
 
Pelayanan prima
Pelayanan primaPelayanan prima
Pelayanan prima
 
Kualitas layanan
Kualitas layananKualitas layanan
Kualitas layanan
 
Kualitas Pelayanan
Kualitas PelayananKualitas Pelayanan
Kualitas Pelayanan
 
Merancang dan mengelola jasa dalam manajemen pemasaran
Merancang dan mengelola jasa dalam manajemen pemasaran Merancang dan mengelola jasa dalam manajemen pemasaran
Merancang dan mengelola jasa dalam manajemen pemasaran
 
Hakikat jasa
Hakikat jasaHakikat jasa
Hakikat jasa
 
Analisis faktor faktor yang mempengaruhi customer loyalty pada departement st...
Analisis faktor faktor yang mempengaruhi customer loyalty pada departement st...Analisis faktor faktor yang mempengaruhi customer loyalty pada departement st...
Analisis faktor faktor yang mempengaruhi customer loyalty pada departement st...
 
Tugas pemasaran jasa10
Tugas pemasaran jasa10Tugas pemasaran jasa10
Tugas pemasaran jasa10
 
Pengalaman Kanaidi, SE., M.Si (sebagai Pembicara) Seminar "SERVICE EXCELLENCE...
Pengalaman Kanaidi, SE., M.Si (sebagai Pembicara) Seminar "SERVICE EXCELLENCE...Pengalaman Kanaidi, SE., M.Si (sebagai Pembicara) Seminar "SERVICE EXCELLENCE...
Pengalaman Kanaidi, SE., M.Si (sebagai Pembicara) Seminar "SERVICE EXCELLENCE...
 
Presentasi Manajemen Pemasaran Bab 13.ppt
Presentasi Manajemen Pemasaran Bab 13.pptPresentasi Manajemen Pemasaran Bab 13.ppt
Presentasi Manajemen Pemasaran Bab 13.ppt
 
SIM9, Dea Aulia, Prof. Dr. Ir. H. Hapzi Ali, MM,SMA, CRM Dan Sistem Proses Tr...
SIM9, Dea Aulia, Prof. Dr. Ir. H. Hapzi Ali, MM,SMA, CRM Dan Sistem Proses Tr...SIM9, Dea Aulia, Prof. Dr. Ir. H. Hapzi Ali, MM,SMA, CRM Dan Sistem Proses Tr...
SIM9, Dea Aulia, Prof. Dr. Ir. H. Hapzi Ali, MM,SMA, CRM Dan Sistem Proses Tr...
 
282 863-1-pb
282 863-1-pb282 863-1-pb
282 863-1-pb
 
Building customer value, satisfaction, and loyalty
Building customer value, satisfaction, and loyaltyBuilding customer value, satisfaction, and loyalty
Building customer value, satisfaction, and loyalty
 
Ppt pelayanan (2)
Ppt pelayanan (2)Ppt pelayanan (2)
Ppt pelayanan (2)
 
Ppt pelayanan (2)
Ppt pelayanan (2)Ppt pelayanan (2)
Ppt pelayanan (2)
 
Sim p10, rizhul januar ramadhan, prof hapzi ali mm, kualitas produk dan jasa,...
Sim p10, rizhul januar ramadhan, prof hapzi ali mm, kualitas produk dan jasa,...Sim p10, rizhul januar ramadhan, prof hapzi ali mm, kualitas produk dan jasa,...
Sim p10, rizhul januar ramadhan, prof hapzi ali mm, kualitas produk dan jasa,...
 
Kualitas pelayanan di Pizza Hut
Kualitas pelayanan di Pizza HutKualitas pelayanan di Pizza Hut
Kualitas pelayanan di Pizza Hut
 
Organisasi dan manajemen pelayanan jasa
Organisasi dan manajemen pelayanan jasaOrganisasi dan manajemen pelayanan jasa
Organisasi dan manajemen pelayanan jasa
 

More from SMKN 36 JAKARTA UTARA (20)

KEPEMIMPINAN ENTREPRENEUR
KEPEMIMPINAN ENTREPRENEURKEPEMIMPINAN ENTREPRENEUR
KEPEMIMPINAN ENTREPRENEUR
 
MANAJEMEN KONFLIK
MANAJEMEN KONFLIK MANAJEMEN KONFLIK
MANAJEMEN KONFLIK
 
TRANSFORMATIONAL LEADERSHIP
TRANSFORMATIONAL LEADERSHIP TRANSFORMATIONAL LEADERSHIP
TRANSFORMATIONAL LEADERSHIP
 
TRAINER
TRAINER TRAINER
TRAINER
 
TQM DALAM JASA PENDIDIKAN
TQM DALAM JASA PENDIDIKAN TQM DALAM JASA PENDIDIKAN
TQM DALAM JASA PENDIDIKAN
 
TIPS CARA BELAJAR
TIPS CARA BELAJAR TIPS CARA BELAJAR
TIPS CARA BELAJAR
 
TEORI KEPUASAN KERJA
TEORI KEPUASAN KERJA TEORI KEPUASAN KERJA
TEORI KEPUASAN KERJA
 
TEKNIK MENGHAFAL
TEKNIK MENGHAFAL TEKNIK MENGHAFAL
TEKNIK MENGHAFAL
 
Teknik komunikasi yang paling efektif
Teknik komunikasi yang paling efektifTeknik komunikasi yang paling efektif
Teknik komunikasi yang paling efektif
 
Supervisi pembelajaran
Supervisi pembelajaranSupervisi pembelajaran
Supervisi pembelajaran
 
Sumber daya manusia
Sumber daya manusiaSumber daya manusia
Sumber daya manusia
 
Struktur alternatif kepemimipinan
Struktur alternatif  kepemimipinanStruktur alternatif  kepemimipinan
Struktur alternatif kepemimipinan
 
Sistem membaca cepat dan efektif
Sistem membaca cepat dan efektifSistem membaca cepat dan efektif
Sistem membaca cepat dan efektif
 
Strategi pengelolaan kelas
Strategi pengelolaan kelasStrategi pengelolaan kelas
Strategi pengelolaan kelas
 
Rasa pd dlm hitungan detik
Rasa pd dlm hitungan detikRasa pd dlm hitungan detik
Rasa pd dlm hitungan detik
 
Ptk
PtkPtk
Ptk
 
PTK TKR
PTK TKR PTK TKR
PTK TKR
 
Problem based learning
Problem based learningProblem based learning
Problem based learning
 
Profesional guru
Profesional guruProfesional guru
Profesional guru
 
Presentasi memikat
Presentasi memikatPresentasi memikat
Presentasi memikat
 

SEKOLAH MUTU

  • 1. Company LOGO MUTU LAYANAN PENDIDIKAN MULYONO
  • 2. PENGERTIAN KUALITAS Kualitas menurut Joseph Juran diartikan sebagai kecocokan penggunaan produk (fitness for use) untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan kepuasan pelanggan atau kualitas sebagai kesesuaian terhadap spesifikasi. W. Edward Deming menyatakan bahwa kualitas adalah kesesuaian kebutuhan pasar atau apapun yang menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen. Menurut Philip B Crosby kualitas adalah sesuai yang disyaratkan atau distandarkan atau kualitas sebagai nihil cacat, kesempurnaan, dan kesesuaian terhadap persyaratan. Feigenbaum mendefinisikan kualitas adalah kepuasan pelanggan sepenuhnya (full customer satisfaction).
  • 3.  Berkaitan dengan pelayanan, ada dua istilah yang perlu diketahui yaitu melayani dan pelayanan.  Pengertian melayani adalah membantu menyiapkan (mengurus) apa yang diperlukan seseorang.  Pengertian pelayanan adalah usaha melayani kebutuhan orang lain. Dalam standar pelayanan juga terdapat baku mutu pelayanan.  Pelayanan prima merupakan terjemahan dari istilah “exellent services” yang secara harfiah berarti pelayanan yang sangat baik atau terbaik, karena sesuai standar pelayanan yang berlaku.  Kualitas Pelayanan berarti identik atau sama dengan pelayanan prima yaitu memberikan pelayanan yang terbaik.  Parasuraman, Zeithaml dan Berry merumuskan model kualitas pelayanan yang menyoroti persyaratan-persyaratan utama untuk memberikan kualitas pelayanan yang diharapkan.
  • 4. Lima gap yang memungkinkan kegagalan penyampaian pelayanan jasa (a. Gap antara harapan konsumen dan persepsi manajemen mengenai pelayanan) Kesenjangan ini terjadi karena kurangnya orientasi pemasaran, pemanfaatan yang tidak memadai atas temuan-temuan penelitian, Kurangnya interaksi pihak manajemen dan pelanggan, dan komunikasi dari bawah keatas yang kurang memadai serta banyaknya tingkatan manajemen. Syarat untuk menghasilkan kualitas pelayanan yang tinggi adalah dengan menampilkan standar yang mencerminkan persepsi manajemen atas harapan konsumen.
  • 5. b. Gap antara persepsi manajemen terhadap harapan konsumen dan spesifikasi kualitas pelayanan Kualitas pelayanan yang diberikan kepada konsumen sangat dipengaruhi oleh standar yang mereka evaluasi. Jika standar pelayanan tidak mencerminkan harapan konsumen maka kualitas pelayanan yang dirasakan konsumen akan buruk dan sebaliknya. Kadangkala manajemen mampu memahami secara tepat apa yang diinginkan konsumen, akan tetapi mereka tidak menyusun suatu standar kinerja tertentu yang jelas.
  • 6. c. Gap antara spesifikasi kualitas pelayanan dan penyampaian pelayanan Penyebab terjadinya kesenjangan ini antara lain karena kurang terlatihnya karyawan, dan beban kerja melampaui batas. Tidak dapat memenuhi standar kerja atau tidak mau memenuhi standar kerja yang ditentukan.
  • 7. d. Gap antara penyampaian pelayanan dan komunikasi eksternal Konsumen dipengaruhi oleh iklan dan pernyataan yang dibuat oleh perusahaan. Namun mereka mendapatkan pelayanan yang tidak nyata artinya janji yang diiklankan perusahaan tidak ada dan tidak terpenuhi.
  • 8. e. Gap antara pelayanan yang dirasakan dan pelayanan yang diharapkan Jika pelayanan yang dirasakan konsumen lebih baik daripada pelayanan yang diharapkan atau pelayanan yang diharapkan sama dengan pelayanan yang diterima, maka perusahaan akan menerima citra dan dampak yang positif. Gap ini dapat diketahui dan dirasakan pelanggan dari orang lain, pengalaman masa lalunya, dan ketidaksesuaian dengan kebutuhannya. Untuk menutupi kesenjangan yang terakhir ini maka harus ditutupi dengan keempat kesenjangan yang lain.
  • 9. DELAPAN SUPLEMEN PELAYANAN (a. INFORMATING) Proses pelayanan yang berkualitas dimulai dari suplemen informasi dari produk dan jasa yang diperlukan oleh customer. Penyediaan informasi memberikan kemudahan kepada pelanggan.
  • 10. b. CONSULTATION Setelah memperoleh informasi yang diinginkan, biasanya customer akan membuat keputusan, yaitu membeli atau tidak.
  • 11. c. Undertaking Keyakinan melalui konsultasi akan menggiring pada tindakan untuk memesan produk yang diinginkan.
  • 12. d. HOSPITALITY Pelanggan yang berurusan secara langsung ke tempat transaksi akan memberikan penilaian terhadap sikap ramah dan sopan dari karyawan, ruang tunggu yang nyaman, kafe untuk makan dan minum, hingga tersedianya toilet yang bersih.
  • 13. e. CARETAKING Latar belakang pelanggan yang beragam akan menuntut pelayanan yang berbeda-beda pula. Kesemuanya harus diperhatikan oleh penjual.
  • 14. f. EXEPTION Pelanggan kadang menginginkan pengecualian kualitas pelayanan, misal; bagaimana dan dengan cara apa perusahaan mengalami klaim-klaim pelanggan yang datang secara tiba-tiba, garansi terhadap tidak berfungsinya suatu produk, resitusi akibat produk tidak bisa dipakai.
  • 15. g. Billing Titik rawan ketujuh pada administrasi pembayaran. Niat baik pembeli untuk bertransaksi sering gagal pada titik ini. Penjual harus memperhatikan hal-hal yang terkait dengan administrasi pembayaran, baik mekanisme pembayaran atau pengisian formulir transaksi.
  • 16. h.PAYMENT Pada ujung pelayanan, harus disediakan fasilitas pelayanan yang berdasarkan keinginan pelanggan. Dapat berupa self service payment seperti koin telepon, transfer bank, kredit card dan sebagainya.
  • 17. MODEL KESETIAAN odel Kesetiaan Dalam Bisnis Sebuah model bisnis yang dipergunakan dalam manajemen strategis. Sumber perusahaan dikerahkan untuk meningkatkan kesetiaan pelanggan dan pihak yang berkepentingan lainnya dengan harapan bahwa tujuan perusahaan akan tercapai bahkan terlampaui. Kualitas produk atau pelayanan yang membuat pelanggan puas, yang pada gilirannya menghasilkan kesetiaan pelanggan, dan selanjutnya mendatangkan keuntungan.
  • 18. JENIS IKATAN KESETIAAN DALAM BISNIS 1. Ikatan hukum (kontrak) 2. Ikatan teknologis (teknologi bersama) 3. Ikatan ekonomi (ketergantungan) 4. Ikatan pengetahuan 5. Ikatan sosial 6. Ikatan budaya atau etnis 7. Ikatan ideologis 8. Ikatan psikologis 9. Ikatan geografis 10. Ikatan waktu 11. Ikatan perencanaan
  • 19. KESETIAAN PELANGGAN DITENTUKAN OLEH TIGA FAKTOR a. Kekuatan hubungan b. Alternatif yang dipersepsikan c. Kejadian-kejadian kritis
  • 20. ASUMSI MODEL KESETIAAN Upaya mempertahankan pelanggan yang ada sekarang lebih murah daripada upaya mendapatkan pelanggan baru.
  • 21. KEUNTUNGAN YANG MENINGKAT TERKAIT UPAYA MEMPERTAHANKAN PELANGGAN 1. Biaya akuisisi terjadi hanya pada awal permulaan hubungan; semakin lama hubungan berlangsung, semakin rendah biaya pembayaran kembali. 2. Biaya memelihara rekening menurun sementara sebagai persentase dari keseluruhan biaya. 3. Pelanggan lama cenderung untuk tidak berpindah dan juga cenderung untuk tidak begitu sensitif terhadap harga. 4. Dapat menghasilkan volume penjualan satuan yang stabil dan peningkatan dalam hasil penjualan.
  • 22. 4. Pelanggan lama dapat memulai promosi gratis dari mulut ke mulut dan merujuk orang lain kepada bisnis ini. 5. Pelanggan lama lebih besar kemungkinannya untuk membeli produk-produk ancillary dan produk-produk tambahan dengan marjin keuntungan yang tinggi. 6. Pelanggan lama cenderung merasa puas dalam hubungan mereka dengan perusahaan dan lebih sedikit kemungkinannya untuk beralih kepada para pesaing, sehingga mempersulit perusahaan lain untuk masuk kepasar atau memperoleh keuntungan dalam pangsa pasar.
  • 23. 7. Pelanggan biasa cenderung lebih murah untuk dilayani karena mereka sudah mengenal baik prosesnya, membutuhkan lebih sedikit “pendidikan” dan konsisten dalam pesanannya. 8. Upaya mempertahankan pelanggan dan kesetiaan yang meningkat membuat pekerjaan pegawai lebih mudah dan lebih memuaskan.
  • 24. B. Manajemen Mutu Terpadu di Sekolah  Upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan di dunia pendidikan yang semakin ketat.  Manajemen Mutu Terpadu yang diterjemahkan dari Total Quality Management (TQM) atau disebut pula Pengelolaan Mutu Total (PMT) adalah suatu pendekatan mutu Pendidikan melalui peningkatan mutu komponen terkait.
  • 25. DEFINISI PENGELOLAAN MUTU TOTAL Sebagai suatu pendekatan yang sistematis, praktis, dan strategis dalam menyelenggarakan suatu organisasi yang mengutamakan kepentingan pelanggan. Pendekatan bertujuan untuk meningkatkan dan mengendalikan mutu.
  • 26. PENGELOLAAN MUTU LEMBAGA PENDIDIKAN Mengelola lembaga pendidikan berdasarkan filosofi bahwa meningkatkan mutu harus diadakan dan dilakukan oleh semua unsur lembaga sejak dini secara terpadu dan berkesinambungan. Pendidikan sebagai jasa yang berupa proses pembudayaan sesuai dengan dan bahkan melebihi kebutuhan para pelanggan, baik masa kini maupun yang akan datang.
  • 27. MANAJEMEN SEKOLAH ADA LIMA MACAM (a. SISWA) Kesiapan belajar Motivasi belajarnya.
  • 28. b. GURU Kemampuan profesional, Moral kerja (kemampuan personal), Kerjasama (kemampuan sosial).
  • 29. c. KURIKULUM Relevansi konten (isi). Operasionalisasi proses pembelajarannya.
  • 30. d. SARANA DAN PRASARANA Meliputi kecukupan sarana prasarana. Keefektifan sarana prasarana dalam mendukung proses pembelajaran.
  • 31. e. Masyarakat Masyarakat (orang tua, pengguna lulusan dan perguruan tinggi). Partisipasi masyarakat dalam pengembangan program pendidikan sekolah.
  • 32. KEPEMIMPINAN DAN KERJASAMA UNTUK MERAIH MUTU (1. KOMPONEN DAN PRINSIP-PRINSIP DALAM MUTU PENDIDIKAN) Komponen yang terkait dengan mutu pendidikan yang termuat dalam buku Panduan. Komponen Mutu menjadi fokus perhatian kepala sekolah. Sekolah dianggap sebagai unit produksi, dimana siswa sebagai bahan mentah dan lulusan sekolah sebagai hasil produksi.
  • 33. PENGELOLA MUTU TOTAL Sekolah dipahami sebagai suatu unit layanan jasa, yakni pelayanan pembelajaran. Sebagai unit layanan jasa, maka yang dilayani sekolah (pelanggan sekolah) adalah pelanggan internal dan ekternal. Pelanggan internal meliputi guru, pustakawan, laboran, teknisi dan tenaga administrasi. Pelanggan eksternal terdiri dari pelanggan primer (siswa), pelanggan sekunder (orang tua, pemerintah dan masyarakat), dan pelanggan tersier (pemakai/penerima lulusan, baik di perguruan tinggi maupun dunia usaha).
  • 34. DELAPAN PRINSIP TATARAN PRAKTIS MANAJERIAL SEKOLAH DALAM RANGKA MEMANAJEMEN POLA ORGANISASI DEMI MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN (a. Fokus pada Pelanggan) Organisasi bergantung pada pelanggan. Organisasi harus memahami kebutuhan masa kini dan masa mendatang dari pelanggannya. Serta harus memenuhi dan berusaha melampaui harapan pelanggan. Kemampuan menarik perhatian, melayani, dan memelihara pelanggan adalah tujuan tertinggi dari sekolah. Tanpa fokus dan keterlibatan pelanggan tujuan manajemen mutu tidak berarti.
  • 35. Organisasi yang berfokus pada orientasi pelayanan sebagai perangkat utama dalam melaksanakan misinya. Lingkup pendidikan, dan kepuasan pengguna jasa pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dalam TQM. Identifikasi pengguna jasa pendidikan dan kebutuhan mereka merupakan aspek yang krusial. Langkah pertama TQM adalah memandang peserta didik sebagai pelanggan yang harus dilayani dengan baik.
  • 36. KEPEMIMPINAN Pemimpin menetapkan kesatuan tujuan dan arah organisasi. Pemimpin puncak perlu menyusun visi sekolah dengan jelas dan dilengkapi dengan sasaran dan tujuan yang konsisten serta didukung pula dengan taktis dan strategis. Kesadaran akan kualitas dalam lembaga pendidikan tergantung kepada faktor intangibles, terutama sikap manajemen tingkat atas (pimpinan lembaga pendidikan dasar menengah atau kepala sekolah) terhadap kualitas jasa
  • 37. Pencapaian tingkat kualitas bukan hasil penerapan jangka pendek untuk meningkatkan daya saing, melainkan melalui implementasi TQM yang mensyaratkan kepemimpinan yang kontinu. Dewan sekolah, pengawas dan administrator berperan dalam memfokuskan serta memberi arahan pada wilayah dan sekolah.
  • 38. KEPEMIMPINAN TQM Merekalah yang memiliki masa depan. Berkemampuan mengajak para guru dan staf untuk mau menerima visi sebagai milik mereka. Memiliki komitmen untuk mewujudkan visi tersebut. Memiliki karakteristik pribadi yang mencakup dorongan, motivasi untuk memimpin, kejujuran dan integritas, kepercayaan diri, inisiatif, kreativitas/ originalitas, adaptabilitas/fleksibelitas, kemampuan kognitif, serta pengetahu-an pengetahuan dan karisma.
  • 39. KUALITAS MANAJERIAL PIMPINAN Memberikan inspirasi pada semua jajaran manajemen agar mampu memperagakan kualitas kepemimpinan yang sama, diperlukan untuk mengembangkan budaya TQM. Keterlibatan langsung pemimpin pada lembaga pendidikan sangat penting.
  • 40. DIMENSI-DIMENSI UNTUK PELAYANAN 1. Penampilan 2. Keterpercayaan 3. Ketanggapan 4. Kompetensi 5. Kesopanan 6. Kredibilitas 7. Keamanan 8. Kemudahan akses 9. Pemahaman pelanggan
  • 41. PELIBATAN ANGGOTA  Anggota pada semua tingkatan merupakan inti suatu organisasi, dan pelibatan penuh mereka memungkinkan kemampuannya dipakai untuk manfaat organisasi.  Guru dan TU harus dilibatkan pada setiap proses untuk menyusun arah dan tujuan serta peralatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan mutu.  Setiap individu akan terlibat dan punya tanggungjawab untuk mencari perbaikan yang terus menerus terhadap proses yang berada pada lingkup tugasnya.  Memperbaiki proses kerja hanya akan berhasil jika semua pihak, dari atas sampai bawah dan juga persilangan antar fungsi, dan keterlibatan dalam perubahan.
  • 42. PENDEKATAN PROSES Suatu pendekatan untuk perencanaan, pengendalian, dan peningkatan proses-proses utama dalam sekolah (trilogi proses mutu) dengan lebih menekankan terhadap keinginan pelanggan daripada keinginan fungsional. Orientasi proses ini memerlukan perubahan yang cukup signifikan, karena banyak manajemen yang lebih berorientasi pada produk daripada proses.
  • 43. PENDEKATAN SISTEM PADA MANAJEMEN Sistem didefinisikan sebagai kumpulan dari berbagai bagian/kompo-nen yang satu sama lain saling tergantung untuk menuju tujuan. Pendekatan sistem memandang suatu organisasi secara keseluruhan daripada bagian-bagian, yang diekspresikan sebagai holistik.
  • 44. PERBAIKAN BERKESINAMBUNGAN Perbaikan berkesinambungan atas kinerja organisasi secara menyeluruh hendaknya dijadikan sebagai sasaran tetap dari organisasi. Proses berkesinambungan adalah prinsip dasar dimana mutu menjadi pusatnya. Perbaikan yang berkesinambungan berkaitan dengan komitmen (continous quality improvement atau CQI) dan (continous process improvement).
  • 45. KOMITMEN TERHADAP KUALITAS Dimulai dengan pernyataan dedikasi pada visi dan misi bersama. Upaya perbaikan kualitas secara berkesinambungan dalam lembaga pendidikan harus menggunakan pendekatan sistem terbuka atas fungsi inti lembaga pendidikan – student learning.
  • 46. TIGA PENDEKATAN MENJAMIN KUALITAS LEMBAGA PENDIDIKAN Pendekatan akreditasi. Pendekatan outcome assessment. Pendekatan sistem terbuka.
  • 47. PENDEKATAN FAKTA PADA PENGAMBILAN KEPUTUSAN Keputusan yang efektif didasarkan pada analisis data dan informasi. Pengambilan keputusan yang dilakukan berdasarkan pendapat atau informasi lisan seringkali menimbulkan bias. Manajemen hendaknya membangun kebiasaan menggunakan fakta dan hasil analisis sebelum melakukan pengambilan keputusan. Fakta dapat diperoleh dengan wawancara, kuisioner, jajak pendapat, pengujian, analisis statistik dan lain-lain yang memberikan hasil yang objektif.
  • 48. HUBUNGAN YANG SALING MENGUNTUNGKAN DENGAN PEMASOK Hubungan antara sekolah dan pemasoknya (masyarakat) yang saling bergantung dan saling menguntungkan akan meningkatkan kemampuan keduanya untuk menciptakan nilai. Organisasi manajemen mutu yang sukses menjalin hubungan yang kuat dengan para pemasok dan pelanggan untuk menjamin terjadinya perbaikan mutu secara berkesinambungan dalam menghasilkan barang dan jasa.
  • 49. KUALITAS JASA YANG UNGGUL DAN KONSISTEN DAPAT MENUMBUHKAN KEPUASAN PELANGGAN 1) Hubungan perusahaan dan para pelanggannya menjadi harmonis. 2) Memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang. 3) Dapat mendorong terciptanya loyalitas pelanggan. 4) Membentuk rekomendasi dari mulut ke mulut (word of mouth) yang menguntungkan bagi perusahaan. 5) Reputasi perusahaan menjadi baik di mata pelanggan. 6) Laba yang diperoleh dapat meningkat.
  • 50. KEPUASAN PELANGGAN Tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang ia rasakan dibandingkan harapannya.
  • 51. DEFINISI KEPUASAN PELANGGAN Kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan terhadap evaluasi ketidaksesuaian (disconfirmation) yang dipersepsikan antara harapan awal sebelum pembelian. Kinerja aktual produk yang dirasakan setelah pemakaian. Adanya kesamaan tentang komponen kepuasan pelanggan yaitu harapan dan kinerja atau hasil yang dirasakan. Harapan pelanggan merupakan perkiraan atau keyakinan pelanggan tentang apa yang ia terima setelah mengkonsumsi produk yang dibeli.
  • 52. 1. Sistem METODE keluhan UNTUK dan saran MENGUKUR KEPUASAN 2. Survei kepuasan pelanggan PELANGGAN 3. Pembelanjaan ghaib (ghost shoping) 4. Analisis pelanggan yang hilang (Lost Customer Analysis) 5. Obyek penelitian
  • 53. PENGERTIAN KUALITAS LAYANAN  Kualitas menurut Joseph Juran diartikan sebagai kecocokan penggunaan produk (fitness for use) untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan kepuasan pelanggan atau kualitas sebagai kesesuaian terhadap spesifikasi.  W. Edward Deming menyatakan bahwa kualitas adalah kesesuaian kebutuhan pasar atau apapun yang menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen.Menurut Philip B Crosby kualitas adalah sesuai yang disyaratkan atau distandarkan atau kualitas sebagai nihil cacat, kesempurnaan, dan kesesuaian terhadap persyaratan. Feigenbaum mendefinisikan kualitas adalah kepuasan pelanggan sepenuhnya (full customer satisfaction).
  • 54. PENGERTIAN PELAYANAN Ada dua istilah yang perlu diketahui yaitu melayani dan pelayanan. Pengertian melayani adalah membantu menyiapkan (mengurus) apa yang diperlukan seseorang. Pengertian pelayanan adalah usaha melayani kebutuhan orang lain. Dalam standar pelayanan juga terdapat baku mutu pelayanan.
  • 55. PELAYANAN PRIMA Pelayanan prima merupakan terjemahan dari istilah “exellent services” yang secara harfiah berarti pelayanan yang sangat baik atau terbaik, karena sesuai standar pelayanan yang berlaku. Kualitas Pelayanan berarti identik atau sama dengan pelayanan prima yaitu memberikan pelayanan yang terbaik. Kualitas pelayanan yang menyoroti persyaratan utama untuk memberikan kualitas pelayanan yang diharapkan.
  • 56. LIMA GAP YANG MEMUNGKINKAN KEGAGALAN PENYAMPAIAN PELAYANAN JASA (a. Gap antara harapan konsumen dan persepsi manajemen mengenai pelayanan) Kesenjangan ini terjadi karena kurangnya orientasi pemasaran, pemanfaatan yang tidak memadai atas temuan-temuan penelitian, kurangnya interaksi pihak manajemen dan pelanggan, komunikasi dari bawah keatas yang kurang memadai serta banyaknya tingkatan manajemen. Syarat untuk menghasilkan kualitas pelayanan yang tinggi adalah dengan menampilkan standar yang mencerminkan persepsi manajemen atas harapan konsumen.
  • 57. b. Gap antara persepsi manajemen terhadap harapan konsumen dan spesifikasi kualitas pelayanan Kualitas pelayanan yang diberikan kepada konsumen sangat dipengaruhi oleh standar yang mereka evaluasi. Jika standar pelayanan tidak mencerminkan harapan konsumen maka kualitas pelayanan yang dirasakan konsumen akan buruk dan sebaliknya. Kadangkala manajemen mampu memahami secara tepat apa yang diinginkan konsumen, akan tetapi mereka tidak menyusun suatu standar kinerja tertentu yang jelas.
  • 58. c. Gap antara spesifikasi kualitas pelayanan dan penyampaian pelayanan Penyebab terjadinya kesenjangan ini antara lain kurang terlatihnya karyawan, beban kerja melampaui batas, dan tidak dapat memenuhi standar kerja atau tidak mau memenuhi standar kerja yang ditentukan.
  • 59. d. Gap antara penyampaian pelayanan dan komunikasi eksternal Konsumen dipengaruhi oleh iklan dan pernyataan yang dibuat oleh perusahaan namun mereka mendapatkan pelayanan yang tidak nyata artinya janji yang diiklankan dan perusahaan tidak ada dan tidak terpenuhi.
  • 60. e. Gap antara pelayanan yang dirasakan dan pelayanan yang diharapkan Jika pelayanan yang dirasakan konsumen lebih baik daripada pelayanan yang diharapkan atau pelayanan yang diharapkan sama dengan pelayanan yang diterima, maka perusahaan akan menerima citra dan dampak yang positif. Gap ini dapat diketahui dan dirasakan pelanggan dari orang lain, pengalaman masa lalunya, dan ketidaksesuaian dengan kebutuhannya. Untuk menutupi kesenjangan yang terakhir ini maka harus ditutupi dengan keempat kesenjangan yang lain.
  • 61. Model PZB atau analisis model SERVQUAL merupakan analisis untuk mengukur lima dimensi kualitas jasa yaitu; 1. Reliabilitas (reliability), berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk memberikan layanan yang akurat sejak pertama. 2. Daya tanggap (responssiveness), berkenaan dengan kesediaan dan kemampuan penyedia layanan untuk membantu para pelanggan dan merespon permintaan mereka dengan segera. 3. Jaminan (assurance), berkenaan dengan pengetahuan dan kesopanan karyawan serta kemampuan mereka dalam menumbuhkan rasa percaya dan keyakinan pada pelanggan (confidence).
  • 62. 4. Empati (empathy), berarti perusahaan memahami masalah para pelanggannya dan bertindak demi kepentingan pelanggan, serta memberikan perhatian personal kepada para pelanggan dan memiliki jam operasi yang nyaman. 5. Bukti fisik (tangibles), berkenaan dengan daya tarik fasilitas fisik, perlengkapan dan material yang digunakan perusahaan, serta penampilan karyawan.
  • 63. KONSEP KUALITAS LAYANAN Suatu produk bila ditambah dengan pelayanan akan menghasilkan suatu kekuatan yang memberikan manfaat lebih.
  • 64. DELAPAN SUPLEMEN PELAYANAN MENURUT LOVOLOCK (INFORMATING) Proses pelayanan yang berkualitas dimulai dari suplemen informasi dari produk dan jasa yang diperlukan oleh customer. Penyediaan informasi memberikan kemudahan kepada pelanggan.
  • 65. CONSULTATION Setelah memperoleh informasi yang diinginkan, biasanya customer akan membuat keputusan, yaitu membeli atau tidak.
  • 66. UNDERTAKING Keyakinan melalui konsultasi akan menggiring pada tindakan untuk memesan produk yang diinginkan.
  • 67. HOSPITALITY Pelanggan yang berurusan secara langsung ketempat-tempat transaksi akan memberikan penilaian terhadap sikap ramah dan sopan dari karyawan, ruang tunggu yang nyaman, kafe untuk makan dan minum, hingga tersedianya toilet yang bersih.
  • 68. CARETAKING Latar belakang pelanggan yang beragam akan menuntut pelayanan yang berbeda-beda pula.  Kesemuanya harus diperhatikan oleh penjual.
  • 69. EXEPTION Pelanggan kadang menginginkan pengecualian kualitas pelayanan, misal; bagaimana dan dengan cara apa perusahaan mengalami klaim-klaim pelanggan yang datang secara tiba-tiba, garansi terhadap tidak berfungsinya suatu produk, resitusi akibat produk tidak bisa dipakai.
  • 70. BILLING Titik rawan ketujuh pada administrasi pembayaran. Niat baik pembeli untuk bertransaksi sering gagal pada titik ini. Penjual harus memperhatikan hal-hal yang terkait dengan administrasi pembayaran, baik mekanisme pembayaran atau pengisian formulir transaksi.
  • 71. PAYMENT Pada ujung pelayanan, harus disediakan fasilitas pelayanan berdasarkan keinginan pelanggan. Dapat berupa self service payment seperti koin telepon, transfer bank, kredit card dan sebagainya.
  • 72. MODEL KESETIAAN DALAM BISNIS Sebuah model bisnis yang dipergunakan dalam manajemen strategis. Sumber-sumber perusahaan dikerahkan untuk meningkatkan kesetiaan pelanggan dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya dengan harapan bahwa tujuan-tujuan perusahaan akan tercapai bahkan terlampaui. Contoh khas model ini adalah kualitas produk atau pelayanan yang membuat pelanggan puas, yang pada gilirannya menghasilkan kesetiaan pelanggan, dan selanjutnya mendatangkan keuntungan.
  • 73. Beberapa jenis ikatan kesetiaan dalam bisnis; 1. Ikatan hukum (kontrak) 2. Ikatan teknologis (teknologi bersama) 3. Ikatan ekonomi (ketergantungan) 4. Ikatan pengetahuan 5. Ikatan sosial 6. Ikatan budaya atau etnis 7. Ikatan ideologis 8. Ikatan psikologis 9. Ikatan geografis 10.Ikatan waktu 11.Ikatan perencanaan
  • 74. KESETIAAN PELANGGAN DITENTUKAN OLEH TIGA FAKTOR a. Kekuatan hubungan b. Alternatif yang dipersepsikan c. Kejadian-kejadian kritis Asumsi dasar dari semua model kesetiaan adalah bahwa upaya mempertahankan pelanggan yang ada sekarang itu lebih murah daripada upaya mendapatkan pelanggan baru.
  • 75. Keuntungan yang meningkat yang terkait dengan upaya untuk mempertahankan pelanggan menurut Buchanan dan Gilles (1990) adalah 1. Biaya akuisisi terjadi hanya pada awal permulaan hubungan; semakin lama hubungan berlangsung, semakin rendah biaya pembayaran kembali. 2. Biaya memelihara rekening menurun sementara sebagai persentase dari keseluruhan biaya. 3. Pelanggan lama cenderung untuk tidak berpindah dan juga cenderung untuk tidak begitu sensitif terhadap harga. Ini dapat menghasilkan volume penjualan satuan yang stabil dan peningkatan dalam hasil penjualan. 4. Pelanggan lama dapat memulai promosi gratis dari mulut ke mulut dan merujuk orang lain kepada bisnis ini.
  • 76. 5. Pelanggan lama lebih besar kemungkinannya untuk membeli produk-produk ancillary dan produk-produk tambahan dengan marjin keuntungan yang tinggi. 6. Pelanggan lama cenderung merasa puas dalam hubungan mereka dengan perusahaan dan lebih sedikit kemungkinannya untuk beralih kepada para pesaing, sehingga mempersulit perusahaan lain untuk masuk kepasar atau memperoleh keuntungan dalam pangsa pasar. 7. Pelanggan biasa cenderung lebih murah untuk dilayani karena mereka sudah mengenal baik prosesnya, membutuhkan lebih sedikit “pendidikan” dan konsisten dalam pesanannya. 8. Upaya mempertahankan pelanggan dan kesetiaan yang meningkat membuat pekerjaan pegawai lebih mudah dan lebih memuaskan.
  • 77. MANAJEMEN MUTU TERPADU DI SEKOLAH  Adalah upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan di dunia pendidikan yang semakin ketat bersaing dewasa ini.  Manajemen Mutu Terpadu yang diterjemahkan dari Total Quality Management (TQM) atau disebut pula Pengelolaan Mutu Total (PMT) adalah suatu pendekatan mutu Pendidikan melalui peningkatan mutu komponen terkait. M. Yusuf Hanafiah dkk mendefinisikan Pengelolaan Mutu Total (PMT) sebagai suatu pendekatan yang sistematis, praktis, dan strategis dalam menyelenggarakan suatu organisasi yang mengutamakan kepentingan pelanggan. Pendekatan ini bertujuan untuk meningkatkan dan mengendalikan mutu.
  • 78. Sedangkan yang dimaksud dengan Pengelolaan Mutu Total (PMT) pendidikan tinggi (bisa pula sekolah) adalah cara mengelola lembaga pendidikan berdasarkan filosofi bahwa meningkatkan mutu harus diadakan dan dilakukan oleh semua unsur lembaga sejak dini secara terpadu dan berkesinambungan, sehingga pendidikan sebagai jasa yang berupa proses pembudayaan sesuai dengan dan bahkan melebihi kebutuhan para pelanggan, baik masa kini maupun yang akan datang.
  • 79. C. Kepemimpinan dan Kerjasama untuk meraih Mutu 1. Komponen dan Prinsip-Prinsip dalam Mutu Pendidikan Komponen yang terkait dengan mutu pendidikan yang termuat dalam buku Panduan Manajemen Sekolah ada lima macam; a. Siswa, meliputi kesiapan dan motivasi belajarnya. b. Guru, meliputi kemampuan profesional, moral kerja (kemampuan personal), dan kerjasama (kemampuan sosial). c. Kurikulum, meliputi relevansi konten (isi) dan operasionalisasi proses pembelajarannya. d. Sarana dan prasarana, meliputi kecukupan dan keefektifan dalam mendukung proses pembelajaran. e. Masyarakat (orang tua, pengguna lulusan dan perguruan tinggi), yaitu partisipasinya dalam pengembangan program-program pendidikan sekolah.
  • 80. Mutu komponen-komponen tersebut diatas menjadi fokus perhatian kepala sekolah. Selama ini sekolah dianggap sebagai unit produksi, dimana siswa sebagai bahan mentah dan lulusan sekolah sebagai hasil produksi.  Dalam Pengelolaan Mutu Total (PMT), sekolah dipahami sebagai suatu unit layanan jasa, yakni pelayanan pembelajaran. Sebagai unit layanan jasa, maka yang dilayani sekolah (pelanggan sekolah) adalah pelanggan internal dan ekternal.
  • 81. Pelanggan internal meliputi guru, pustakawan, laboran, teknisi dan tenaga administrasi. Sedangkan pelanggan eksternal terdiri dari pelanggan primer (siswa), pelanggan sekunder (orang tua, pemerintah dan masyarakat), dan pelanggan tersier (pemakai/penerima lulusan, baik di perguruan tinggi maupun dunia usaha). Sehingga dalam hal ini, minimal ada delapan prinsip yang harus diterjemahkan dalam tataran praktis manajerial sekolah dalam rangka memanajemen pola organisasi demi meningkatkan mutu pendidikan.
  • 82. FOKUS PADA PELANGGAN  Organisasi bergantung pada pelanggan. Oleh karenanya, organisasi harus memahami kebutuhan masa kini dan masa mendatang dari pelanggannya, serta harus memenuhi dan berusaha melampaui harapan pelanggan.  Kemampuan menarik perhatian, melayani, dan memelihara pelanggan adalah tujuan tertinggi dari sekolah. Tanpa fokus dan keterlibatan pelanggan tujuan manajemen mutu tidak berarti.  Organisasi yang berfokus pada orientasi pelayanan sebagai perangkat utama dalam melaksanakan misinya.
  • 83. LINGKUP PENDIDIKAN Kepuasan pengguna jasa pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dalam TQM. Identifikasi pengguna jasa pendidikan dan kebutuhan mereka merupakan aspek yang krusial. Langkah pertama TQM adalah memandang peserta didik sebagai pelanggan yang harus dilayani dengan baik.
  • 84. KEPEMIMPINAN  Pemimpin menetapkan kesatuan tujuan dan arah organisasi.  Pemimpin puncak perlu menyusun visi sekolah dengan jelas dan dilengkapi dengan sasaran dan tujuan yang konsisten serta didukung pula dengan taktis dan strategis.  Kesadaran akan kualitas dalam lembaga pendidikan tergantung kepada faktor intangibles, terutama sikap manajemen tingkat atas (pimpinan lembaga pendidikan dasar menenngah atau kepala sekolah) terhadap kualitas jasa pendidikan.  Pencapaian tingkat kualitas bukan hasil penerapan jangka pendek untuk meningkatkan daya saing, melainkan melalui implementasi TQM yang mensyaratkan kepemimpinan yang kontinu.
  • 85. KETERLIBATAN ANGGOTA ORGANISASI Dewan sekolah, pengawas dan administrator berperan dalam memfokuskan serta memberi arahan pada wilayah dan sekolah. Merekalah yang memiliki masa depan, dan mereka jugalah yang berkemampuan mengajak para guru dan staf untuk mau menerima visi itu sebagai milik mereka, agar memiliki komitmen untuk mewujudkun visi tersebut.
  • 86. KARAKTERISTIK PRIBADI PEMIMPIN Motivasi untuk memimpin. Kejujuran dan integritas. Kepercayan diri, inisiatif, kreativitas/originalitas, adaptabilitas/fleksibelitas, kemampuan kognitif, serta pengetahuan dan karisma.
  • 87. KUALITAS MANAJERIAL PIMPINAN Pimpinan harus dapat memberikan inspirasi pada semua jajaran manajemen agar mampu memperagakan kualitas kepemimpinan yang sama, diperlukan untuk mengembangkan budaya TQM. Keterlibatan langsung pemimpin pada lembaga pendidikan sangat penting.
  • 88. DIMENSI-DIMENSI UNTUK PELAYANAN 1. Penampilan 2. Keterpercayaan 3. Ketanggapan 4. Kompetensi 5. Kesopanan 6. Kredibilitas 7. Keamanan 8. Kemudahan akses 9. Pemahaman pelanggan
  • 89. PELIBATAN ANGGOTA  Anggota pada semua tingkatan merupakan inti suatu organisasi, dan pelibatan penuh mereka memungkinkan kemampuannya dipakai untuk pemanfaatan organisasi.  Guru dan TU harus dilibatkan pada setiap proses untuk menyusun arah dan tujuan serta peralatan yang dibutuhkan untuk mencapai pada tujuan mutu.  Setiap individu akan terlibat dan punya tanggungjawab untuk mencari perbaikan yang terus menerus terhadap proses yang berada pada lingkup tugasnya.  Memperbaiki proses kerja hanya akan berhasil jika semua pihak, dari atas sampai bawah dan juga persilangan antar fungsi, terlibat dalam perubahan.
  • 90. PENDEKATAN PROSES Suatu pendekatan untuk perencanaan, pengendalian, dan peningkatan proses-proses utama dalam sekolah (trilogi proses mutu) dengan lebih menekankan terhadap keinginan pelanggan daripada keinginan fungsional. Orientasi proses ini memerlukan perubahan yang cukup signifikan, karena banyak manajemen yang lebih berorientasi pada produk daripada proses.
  • 91. PENDEKATAN SISTEM PADA MANAJEMEN Sistem didefinisikan sebagai kumpulan dari berbagai bagian/komponen yang satu sama lain saling tergantung untuk menuju tujuan. Pendekatan sistem memandang suatu organisasi secara keseluruhan daripada bagian-bagian, yang diekspresikan sebagai holistik.
  • 92. PERBAIKAN BERKESINAMBUNGAN Perbaikan berkesinambungan atas kinerja organisasi secara menyeluruh hendaknya dijadikan sebagai sasaran tetap dari organisasi. Proses berkesinambungan adalah prinsip dasar dimana mutu menjadi pusatnya. Perbaikan yang berkesinambungan berkaitan dengan komitmen (continous quality improvement atau CQI) dan (continous process improvement).
  • 93. KOMITMEN TERHADAP KUALITAS Dimulai dengan pernyataan dedikasi pada visi dan misi bersama. Upaya perbaikan kualitas secara berkesinambungan dalam lembaga pendidikan harus menggunakan pendekatan sistem terbuka atas fungsi inti lembaga pendidikan – student learning.
  • 94. TIGA PENDEKATAN YANG DIGUNAKAN UNTUK MENJAMIN KUALITAS LEMBAGA PENDIDIKAN Pendekatan akreditasi, Pendekatan outcome assesment, Pendekatan sistem terbuka.
  • 95. PENDEKATAN FAKTA PADA PENGAMBILAN KEPUTUSAN Keputusan yang efektif didasarkan pada analisis data dan informasi. Pengambilan keputusan yang dilakukan berdasarkan pendapat atau informasi lisan seringkali menimbulkan bias. Manajemen hendaknya membangun kebiasaan menggunakan fakta dan hasil analisis sebelum melakukan pengambilan keputusan. Fakta dapat diperoleh dengan wawancara, kuisioner, jajak pendapat, pengujian, analisis statistik dan lain-lain yang memberikan hasil yang objektif.
  • 96. HUBUNGAN YANG SALING MENGUNTUNGKAN DENGAN PEMASOK Hubungan antara sekolah dan pemasoknya (masyarakat) yang saling bergantung dan saling menguntungkan dan akan meningkatkan kemampuan keduanya untuk menciptakan nilai. Organisasi manajemen mutu yang sukses menjalin hubungan yang kuat dengan para pemasok dan pelanggan untuk menjamin terjadinya perbaikan mutu secara berkesinambungan dalam menghasilkan barang dan jasa.
  • 97. KUALITAS JASA UNGGUL DAN KONSISTEN MENUMBUHKAN KEPUASAN PELANGGAN 1) Hubungan perusahaan dan para pelanggannya menjadi harmonis. 2) Memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang. 3) Dapat mendorong terciptanya loyalitas pelanggan. 4) Membentuk rekomendasi dari mulut ke mulut (word of mouth) yang menguntungkan bagi perusahaan 5) Reputasi perusahaan menjadi baik di mata pelanggan 6) Laba yang diperoleh dapat meningkat.
  • 98. KEPUASAN PELANGGAN Tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang ia rasakan dibandingkan harapannya.
  • 99. DEFINISIKAN KEPUASAN PELANGGAN  Kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan terhadap evaluasi ketidaksesuaian (disconfirmation) yang dipersepsikan antara harapan awal sebelum pembelian dan kinerja aktual produk yang dirasakan setelah pemakaian.  Adanya kesamaan tentang komponen kepuasan pelanggan yaitu harapan dan kinerja atau hasil yang dirasakan.  Harapan pelanggan merupakan perkiraan atau keyakinan pelanggan tentang apa yang ia terima setelah mengkonsumsi produk yang dibeli.
  • 100. METODE MENGUKUR KEPUASAN PELANGGAN 1. Sistem keluhan dan saran 2. Survei kepuasan pelanggan 3. Pembelanjaan ghaib (ghost shoping) 4. Analisis pelanggan yang hilang (Lost Customer Analysis) 5. Obyek penelitian
  • 101. KESIMPULAN  Kualitas Pelayanan berarti identik atau sama dengan pelayanan prima yaitu memberikan pelayanan yang terbaik.  Dimensi-dimensi untuk pelayanan : Penampilan, Keterpercayaan, Ketanggapan, Kompetensi, Kesopanan, Kredibilitas, Keamanan, Kemudahan akses, Pemahaman pelanggan.  Kualitas sama dengan mutu, baik buruknya pelayanan merupakan gambaran dari tingkat kualitas pelayanan yang disajikan kepada pelanggan. Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management) Pendidikan menawarkan dan memberikan solusi yang komprehenship sehingga diharapkan model kualitas layanan disekolah mendapatkan respon positif dari pelanggan baik pelanggan internal (guru, laboran, pustakawan, administrasi) maupun pelanggan ekternal yakni pelanggan primer (siswa), pelanggan sekunder (orang tua siswa, pemerintah dan masyarakat), pelanggan tersier (pengguna jasa lulusan) dalam rangka memberikan kualitas layanan terbaik atau pelayanan prima (exellent services) bagi pelanggan.
  • 102.  Model yang digunakan untuk mengukur kualitas pelayanan yang dikembangkan Parasuraman, Zeithaml dan Berry yang dikenal dengan model PZB atau analisis model SERVQUAL, yang berisi; Reliabilitas (reliability), Daya tanggap (responssiveness), Jaminan (assurance), Empati (empathy), dan Bukti fisik (tangibles) rasanya tidak berlebihan bila diterapkan dalam dunia pendidikan, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kualitas layanan dengan sebaik mungkin, efektif dan efisien.  Pengelolaan Mutu Total (PMT) pendidikan tinggi (bisa pula sekolah) adalah cara mengelola lembaga pendidikan berdasarkan filosofi bahwa meningkatkan mutu harus diadakan dan dilakukan oleh semua unsur lembaga sejak dini secara terpadu dan berkesinambungan, sehingga pendidikan sebagai jasa yang berupa proses pembudayaan sesuai dengan dan bahkan melebihi kebutuhan para pelanggan, baik masa kini maupun yang akan datang.
  • 103. SARAN Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan berupaya meningkatkan kualitas layanan dalam dunia pendidikan agar menjadi nilai tawar bagi pelanggan, maka apa yang telah penulis paparkan diatas diharapkan dapat diambil manfaatnya bagi penulis dan pembaca. Saran yang membangun kami harapkan, untuk penyempurnaan penulisan-penulisan selanjutnya.
  • 104. Thank You MULYONO Make Presentation much more fun