SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
Download to read offline
1 
BAB I 
PENDAHULUAN 
A. Latar Belakang 
Pendidikan merupakan bagian kebutuhan mendasar yang harus dipenuhi oleh setiap manusia seperti halnya pangan, sandang, perumahan dan kesehatan. Pendidikan adalah bagian dari masalah pokok suatu negara karena dengan terbentuknya ssistem pendidikan yang baik akan menghasilkan sumber tenaga manusia unggul dan kompeten. 
Saat ini pendidikan telah merebak hingga dipelosok negeri, namun memang tidak semua telah merasakan apa itu pendidikan. Pembangunan infrastruktur sekolah yang telah dilakukan oleh pemerintah maupun swasta semakin membantu perkembangan pendidikan, bahkan di kota-kota besar semakin banyak bermunculan sekolah-sekolah baik negeri maupun swasta. Pembangunan infrastruktur yang pesat juga harus diimbangi oleh terpenuhinya kualitas sumber daya manusia yang ada. Sumber daya manusia yang dimaksud dapat meliputi komponen-komponen pendidikan anatara lain guru, kepala sekolah, tenaga administrasi, peserta didik dan lainnya. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan kenyataan yang harus dilakukan secara terencana, terarah, intensif, efektif dan efisien dalam proses pembangunan kalau tidak ingin bangsa ini kalah bersaing dalam menjalani era globalisasi. 
Pendidikan Indonesia saat ini dihadapkan dengan berbagai masalah pendidikan antara lain tuntutan lulusan lembaga pendidikan yang bermutu demi menghadapi ketatnya persaingan dalam lapangan kerja. Untuk mengantisipasi perubahan yang begitu cepat serta tantangan yang semakin besar dan kompleks, tidak ada jalan lain bagi pemerintah, dimana dalam fungsinya sebagai penyelenggara pembangunan di bidang pendidikan, selain mengupayakan berbagai cara untuk meningkatkan daya
2 
saing lulusan serta produk-produk akademik lainnya antara lain dicapai melalui peningkatan mutu pendidikan. 
Untuk menjamin mutu dan kualitas pendidikan, diperlukan perhatian yang serius, baik oleh penyelenggaran pendidikan, pemerintah maupun masyarakat. Sebab, dalam sistem pendidikan nasional sekarang ini, konsentarasi terhadap mutu dan kualitas bukan semata-mata tanggungjawab sekolah dan pemerintah, tetapi merupakan sinergi antara berbagai komponen termasuk masyarakat atau dalam bahasa yang lebih dekat dengan peran serta orang tua. Oleh karena itu, masyarakat harus sadar dan berkonsentrasi terhadap peningkatan mutu pendidikan. Untuk melaksanakan penjaminan mutu tersebut, diperlukan kegiatan yang sistematis dan terencana dalam bentuk manajemen mutu. 
Manajemen mutu dalam pendidikan merupakan cara dalam mengatur semua sumber daya pendidikan yang diarahkan agar semua orang yang terlibat di dalamnya melaksanakan tugas dengan penuh semangat dan berpartisipasi dalam perbaikan pelaksanaan pekerjaan sehingga menghasilkan jasa yang sesuai bahkan melebihi harapan pelanggan. 
Perbaikan mutu pendidikan harus segera dilakukan secara terus menerus dengan cara memperbaiki manajemen mutu pendidikannya. Organisasi-organisasi pendidikan memegang peranan awal dalam proses peningkatan mutu pendidikan yang selanjutnya juga harus terus dikawal oleh masyarakat guna memenuhi harapan dan target.. Untuk itu kami dalam makalah ini berusaha membahas mengenai mutu pendidikan melalui pendekatan manajemen mutu terpadu. 
B. Rumusan Masalah 
1. Apakah definisi dan karakteristik mutu ? 
2. Bagaimanakah pengertian manajemen mutu pendidikan ? 
3. Bagaimanakah pengertian dan aplikasi manajemen mutu terpadu (TQM) ?
3 
C. Tujuan 
1. Untuk mengetahui definisi dan karakteristik mutu 
2. Untuk mengetahui pengertian manajemen mutu pendidikan 
3. Untuk mengetahui pengertian dan aplikasi manajemen mutu terpadu (TQM)
4 
BAB II 
PEMBAHASAN 
A. Definisi dan Karakteristik Mutu 
1. Definisi Mutu 
Beberapa konsep mutu yang diutarakan oleh Prof. Dr. H. Abdul Hadis, M.Pd, dan Prof. Dr. Hj. Nurhayati B, M. Pd, dalam bukunya Manajemen Mutu Pendidikan (2010:84) menurut para ahli yaitu:1 
1. Menurut Juran (1993), mutu produk ialah kecocokan penggunaan produk (fitness for use) untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan. Kecocokan pengguna produk tersebut didasarkan atas lima ciri utama yaitu (1) teknologi, yaitu kekuatan; (2) psikologis, yaitu rasa atau status; (3) waktu, yaitu kehandalan; (4) kontraktual, yaitu ada jaminan; (5) etika, yaitu sopan santun (Juran, 1993). 
2. Menurut Crosby (1979:58) mutu ialah conformance to requirement, yaitu sesuai dengan yang disyaratkan atau distandarkan. Suatu produk memiliki mutu apabila sesuai dengan standar atau kriteria mutu yang telah ditentukan, standar mutu tersebut meliputi bahan baku, proses produksi, dan produk jadi (Crosby, 1979:58). 
3. Menurut Deming (1982:176) mutu ialah kesesuaian dengan kebutuhan pasar atau konsumen. Perusahaan yang bermutu ialah perusahaan yang menguasai pangsa pasar karena hasil produksinya sesuai dengan kebutuhan konsumen sehingga menimbulkan kepuasan bagi konsumen. Jika konsumen merasa puas, mereka akan setia dalam membeli produk perusahaan baik berupa barang maupun jasa. 
4. Menurut Feigenbaum (1986:7) mutu adalah kepuasan pelanggan sepenuhnya (full customer satisfication). Suatu produk dianggap bermutu 
1 Abdul Hadis & Nurhayati, Manajemen Mutu Pendidikan, (Bandung: AlfaBeta, 2010), Hal: 2.
5 
apabila dapat memberikan kepuasan sepenuhnya kepada konsumen, yaitu sesuai dengan harapan konsumen atas produk yang dihasilkan. 
5. Garvi dan Davis (1994) menyatakan mutu ialah suatu kondisi yang berhubungan dengan produk, tenaga kerja, proses dan tugas serta lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan 
Dari beberapa konsep mutu yang diutarakan oleh para ahli, dapat diambil kesimpulan bahwa mutu merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan kepuasan pelanggan terhadap sebuah produk. 
Menurut Edward sallies mutu dapat dipandang sebagai konsep yang absolut dan relatif. 
a. Absolut : idealisme yang tidak dapat dikompromikan (restoran mahal. sifat baik, cantik dan benar). Dalam hal ini mutu adalah bagian dari standar yang sangat tinggi dan tidak dapat diungguli. 
b. Relatif : sesuatu yang melekat pada sebuah produk yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Dalam hal ini produk yang bermutu tidak harus mahal atau eksklusif, tetapi yang memiliki nilai terhadap penggunanya. 
2. Karakteristik Mutu 
Menurut Husaini Usman (2009) dalam bukunya Manajemen: Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, mengatakan bahwa mutu memiliki 13 karakteristik seperti berikut ini:2 
1. Kinerja (performa): berkaitan dengan aspek fungsional sekolah. Misalnya: kinerja guru dalam mengajar baik, memberikan penjelasan meyakinkan, sehat dan rajin mengajar dan menyiapkan bahan pelajaran lengkap. Pelayanan administratif dan edukatif sekolah baik yang ditandai hasil belajar tinggi, 
2 Usman Husaini, Manajemen : Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), Hal : 512-513.
6 
lulusannya banyak, putus sekolah sedikit dan yang lulus tepat waktu banyak. Akibat kinerja yang baik, sekolah tersebut menjadi sekolah favorit. 
2. Waktu wajar (timeliness): selesai dengan waktu yang wajar. Misalnya: memulai dan mengakhiri pelajaran tepat waktu. Waktu ulangan tepat. Batas waktu pemberian pekerjaan rumah wajar. Waktu untuk guru naik pangkat wajar. 
3. Handal (reliability): usia pelayanan prima bertahan lama. Misalnya: pelayanan prima yang diberikan sekolah bertahan dari tahun ke tahun, mutu sekolah tetap bertahan dari tahun ke tahun. Sebagai sekolah favorit bertahan dari tahun ke tahun. Sekolah menjadi juara tertentu bertahan dari tahun ke tahun. Guru jarang sakit. Kerja keras guru bertahan dari tahun ke tahun. 
4. Daya tahan (durability), tahan banting. Misalnya: meskipun krisis moneter, sekolah masih tetap bertahan, tidak tutup. Siswa dan guru tidak putus asa dan selalu sehat 
5. Indah (aestetics). Misalnya: eksterior dan interior sekolah ditata menarik. Taman ditanami bunga dan terpelihara dengan baik. Guru-guru membuat media pendidikan yang menarik. Warga sekolah berpenampilan rapi. 
6. Hubungan manusiawi (personal interface): menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan profesionalisme. Misalnya: warga sekolah saling menghormati, baik warga intern maupun ektern sekolah, demokratis dan menghargai profesionalisme. 
7. Mudah penggunaannya (easy of use). Sarana dan prasarana mudah dipakai. Misalnya: aturan-aturan sekolah mudah diterapkan. Buku-buku perpustakaan mudah dipinjam dan dikembalikan tepat waktu. Penjelasan guru di kelas mudah dimengerti siswa. Contoh soal mudah dipahami. Demonstrasi praktik mudah diterapkan siswa. 
8. Bentuk khusus (feature): keunggulan tertentu. Misalnya: sekolah unggul dengan hampir semua lulusannya diterima di universitas bermutu. Unggul dengan bahasa Inggrisnya. Unggul dengan penguasaan teknologi informasinya (komputerisasi). Ada yang unggul dengan karya ilmiah, kesenian atau olahraga.
7 
9. Standar tertentu (conformance to specification): memenuhi standar tertentu. Misalnya: sekolah sudah memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM), sekolah sudah memenuhi standar minimal ujian nasional atau sekolah sudah memenuhi ISO 9001:2000 atau sekolah sudah memenuhi TOEFL dengan skor 650. 
10. Konsistensi (Consistency): keajegan, konstan atau stabil. Misalnya: Mutu sekolah dari dahulu sampai sekarang tidak menurun seperti harus mengatrol nilai siswa-siswanya. Warga sekolah konsisten antara perkataan dengan perbuatan. Apabila berkata tidak berbohong, apabila berjanji ditepati dan apabila dipercaya tidak mengkhianati. 
11. Seragam (uniformity): tanpa variasi, tidak tercampur. Misalnya: sekolah menyeragamkan pakaian sekolah dan pakaian dinas. Sekolah melaksanakan aturan, tidak pandang bulu atau pilih kasih. 
12. Mampu melayani (serviceability): mampu memberikan pelayanan prima.. Misalnya: sekolah menyediakan kotak saran dan saran-saran yang masuk mampu dipenuhi dengan sebaik-baiknya. Sekolah mampu memberikan pelayanan prima kepada pelanggan sekolah sehingga semua pelanggan merasa puas. 
13. Ketepatan (Accruracy): ketepatan dalam pelayanan. Misalnya: Sekolah mampu memberikan pelayanan sesuai dengan yang diinginkan pelanggan sekolah. Guru-guru tidak salah dalam menilai siswa-siswa. Semua warga sekolah bekerja dengan teliti. Jam Belajar di sekolah berlangsung tepat waktu. 
Mutu meliputi: 1) mutu produk, 2) mutu biaya, 3) mutu penyerahan, 4) mutu keselamatan, dan 5) mutu semangat / moril. Secara sederhana mutu memiliki karakteristik: 1) spesifikasi, 2) jumlah, 3) harga, dan 4) ketepatan waktu penyerahan.
8 
3. Komponen Mutu. 
Komponen mutu merupakan merupakan bagian-bagian yang harus ada dalam upaya mewujudkan mutu. Bagian-bagian ini merupakan pendukung dan menjadi prasyarat dimilikinya mutu, beberapa komponen mutu yang dimaksud adalah:3 
a. Kepemimpinan yang berorieantasi pada mutu 
Manajer puncak harus mengarahkan upaya pencapaian tujuan secara terpadu dengan memberikan, menggunakan alat dan bahan yang komunikatif, menggunakan data dan mengidentifikasi orang-orang (SDM). Dalam implementasi TQM sebagai kunci proses, manajer puncak berperan sebagai penasehat, guru dan pimpinan. 
b. Pendidikan dan pelatihan (diklat) 
Perwujudan mutu didasarkan pada ketrampilan setiap pegawai dalam merencanakan, mengorganisasi, mengevaluasi dan mengembangkan barang/jasa sebagaimana tuntutan pelanggan. Pemahaman dan ketrampilan pegawai menjadi kunci untuk mewujudkan hal ini melalui aplikasi pemahaman dan kemampuannya. 
c. Struktur pendukung 
Manajer puncak akan memerlukan dukungan untuk melakukan perubahan yang dianggap perlu. Dukungan seperti ini dimungkinkan diperoleh dari luar melalui konsultan atau tim mutu, akan tetapi akan lebih baik diperoleh dari organisasi itu sendiri. 
d. Komunikasi 
Komunikasi harus dapat tersampaikan secara efektif dan manajer puncak dapat berkomunikasi kepada seluruh pegawai mengenai suatu komitmen yang sungguh-sungguh untuk melakukan perubahan dalam peningkatan mutu. 
3 Tim dosen administrasi pendidikan UPI. Manajemen Pendidikan. (Bandung: Afabeta. 2009). Hal: 302.
9 
e. Ganjaran dan pengakuan 
Tim/individu yang berhasil menerapkan prinsip mutu dalam proses, harus diakui dan diberi ganjaran/apresiasi sebagaimana kemampuan organisasi, sehingga pegawai lainnya sebagai anggota organisasi akan mengetahui apa yang diharapkan. 
f. Pengukuran 
Evaluasi menjadi sangat penting dalam menetapkan proses manajeman mutu. Hasil pengukuran merupakan informasi umpan balik bagi manajer puncak mengenai kondisi riil bagaimana gambaran proses mutu yang ada dalam organisasi. 
B. Manajemen Mutu dalam Pendidikan 
Manajemen mutu adalah suatu cara dalam mengelola suatu organisasi yang bersifat komprehensif dan terintegrasi yang diarahkan dalam rangka memenuhi kebutuhan pelanggan secara konsisten dan mencapai peningkatan secara terus menerus dalam setiap aspek aktivitas organisasi.4 
Secara sederhana manajeman mutu dapat diartikan sebagai aktivitas manajemen untuk mengelola mutu, menurut Gasperz (1997), manajemen kualitas/mutu dapat dikatakan sebagai aktivitas dari fungsi manajemen secara keseluruhan yang menentukan kebijakan kualitas, tujuan, tanggung jawab serta mengimplementasikannya melalui alat-alat manajemen kualitas, seperti perencanaan kualitas, pengendalian kualitas, penjaminan kualitas, dan peningkatan kualitas.5 
Sasaran yang dituju dari manajemen mutu adalah meningkatkan mutu pekerjaan, memperbaiki prodiktivitas dan efisiensi melalui perbaikan kinerja dan peningkatan mutu kerja agar menghasilkan produk yang memuaskan atau memenuhi kebutuhan pelanggan. Jadi, manajemen mutu bukanlah seperangkat 
4 Umiarso & Imam Gojali, Manajemen Mutu Sekolah di Era Otonomi Pendidikan, (Jogjakarta: IRCiSoD, 2011), Hal: 116. 
5 Arcaro Jerome S. Pendidikan Berbasis Mutu,( Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2006), Hal:132.
10 
peraturan dan ketentuan yang kaku yang harus diikuti, melainkan seperangkat prosedur proses untuk memperbaiki kinerja dan meningkatkan mutu kerja. 
Pendidikan yang bermutu dan berkualitas merupakan harapan dan dambaan bagi setiap warga negara. Masyarakat, baik yang terorganisir dalam suatu lembaga pendidikan, maupun orang tua/wali murid, sangat berharap agar murid dan anak- anak mereka mendapatkan pendidikan yang bermutu agar kelak dapat bersaing dalam menjalani kehidupan. Untuk menjawab harapan masyarakat tersebut, setiap lembaga pendidikan hendaknya selalu berupaya agar pendidikan yang dikelolanya dapat menghasilkan produk yang berkualitas, yaitu produk yang dapat memuaskan para pelanggan. 
Praktik penyelenggaraan pendidikan dapat dikiaskan dengan proses produksi dalam sebuah perusahaan (industri). Hanya saja, produk yang dihasilkan lembaga pendidikan dalam bentuk jasa. Oleh karena itu lembaga pendidikan dapat dikatakan sebagai perusahaan jasa.6 
Dari prespektif ini, mutu dan kualitas layanan (jasa) yang dihasilkan merupakan ukuran mutu sebuah lembaga pendidikan. Yaitu sejauh mana kepuasaan pelanggan terhadap jasa yang dihasilkan. 
Menurut Mulyasa, sebagai industri jasa, mutu lembaga pendidikan dapat diukur dari pelayanan yang diberikan oleh pengelola pendidikan beserta seluruh karyawan kepada para pelanggan sesuai dengan standar mutu tertentu bukan hanya dalam bentuk kualitas lulusannya.7 
Sekolah dikatakan bermutu apabila mampu memberi layanan sesuai atau bahkan melebihi harapan guru, karyawan, peserta didik dan pihak-pihak lain yang terkait seperti orang tua, penyandang dana, pemerintah atau dunia kerja pengguna lulusan. 
Untuk memberikan jaminan terhadap mutu dan kualitas, lembaga pendidikan harus mengetahui dengan pasti apa yang dibutuhkan oleh pelanggannya. Lembaga pendidikan hendaknya selalu berupaya menyinergikan 
6 Muhammad Ali, Penjaminan Mutu Pendidikan/ilmu dan aplikasi pendidikan, (Bandung: Pedagogiana press, 2007), Hal: 187. 
7 Mulyasa E, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, Cetakan kelima 2005), Hal: 226.
11 
berbagai komponen untuk melaksanakan manajemen mutu pendidikan yang dikelolanya agar dapat menjalankan tugas dan fungsi kependidikan. Untuk itu, kerjasama dengan semua komponen sekolah dalam manajemen harus menjadi prioritas. Komponen sekolah dimaksud adalah para pendidik, karyawan, peserta didik, orang tua/wali maupun masyarakat.8 
Untuk menghasilkan mutu pendidikan yang berkualitas diperlukan adanya kesolidan dari para pengajar dengan diterapkannya aturan yang jelas dan tegas dengan orientasi menghasilkan output yang berkualitas. 
Penerapan manajemen mutu terpadu dalam pendidikan bukanlah suatu proses perubahan jangka pendek, tetapi usaha jangka panjang yang konsisten dan terus menerus. 
Kurikulum yang berkualitaspun menjadi faktor penting dalam menghasilkan mutu pendidikan yang berkualitas, untuk itu perlu sinergi antara pengajar dan yang diajar dalam mengoptimalkan kurikulum agar maksud dari kurikulum tersebut dapat tersampaikan. 
Menurut tim dosen administrasi pendidikan UPI dalam bukunya Manajemen Pendidikan, Prinsip mutu menurut ISO adalah :9 
1. Customer Focused organization (orientasi pelanggan). Dalam hal ini penyedia jasa pendidikan harus memahami kebutuhan dan harapan pelanggan, serta sasaran atau tujuan dari lembaga pendidikan harus sejalan dengan kebutuhan dan harapan pelanggan. 
2. Leadership, pemimpin dalam suatu lembaga pendidikan adalah komponen yang harus ada, karena ia menentukan kesatuan arah dan tujuan organisasi. 
3. Involvement of people, adalah keterlibatan orang-orang (SDM) yang dimiliki. Prinsip ini mengandung arti bahwa semua tingkatan merupakan esensi organisasi atau lembaga pendidikan dan memiliki kontribusi yang besar dalam kemajuan lembaga itu. 
8 Mohammad Ali, Op.Cit 274. 
9 Tim dosen administrasi pendidikan UPI. Op Cit. Hal: 298.
12 
4. Process approach, maksudnya adalah pengelolaan dalam mutu pendidikan harus dikelola dalam suatu proses. 
5. System approach to management, yaitu menggunakan pendekatan system pada manajemen. 
6. Continual improvement, yaitu peningkatan/perbaikan secara berkelanjutan. 
7. Factual approach to decision making, yaitu menggunakan pendekatan factual dalam pembuatan keputusan. 
8. Mutually bebefical supplier relationships, adalah memiliki hubungan yang saling menguntungkan dalam supplier. 
C. Manajemen Mutu Terpadu (TQM) 
1. Definisi Manajemen Mutu Pendidikan (TQM) 
Peranan manajemen mutu terpadu sangatlah penting dikaitkan dengan pelaksanaan pencapaian mutu di bidang pendidikan. Untuk berkinerja yang bermutu orang harus dapat mengidentifikasi siapa pelanggannya kemudian juga mengidentifikasi kebutuhan dan harapan pelanggannya. Untuk sebuah instansi pendidikan, mutu yang diharapkan adalah kualitas pendidikan yang dapat menghantarkan peserta didik mencapai tingkat terbaik dalam dunia pendidikan. 
Beberapa definisi mengenai Manajemen Mutu Terpadu (TQM) Pendidikan menurut para ahli yaitu:10 
1. Manajemen Mutu Terpadu (TQM) Pendidikan menurut Edward Sallis adalah sebuah filosofi tentang perbaikan secara terus menerus yang dapat memberikan seperangkat alat praktis kepada setiap institusi pendidikan dalam memenuhi kebutuhan, keinginan dan harapan para pelanggannya saat ini dan untuk masa yang akan datang. 
10 Edward Sallis, Total Quality Management in Edecation: Manajemen Mutu Pendidikan. (Yogyakarta: Irchisod, 2006), Hal: 73.
13 
2. Manajemen Mutu Terpadu menurut Fandy Tjiptono & Anastasia Diana (1995) ialah suatu pendekatan dalam usaha memaksimalkan daya saing melalui perbaikan terus menerus atas jasa, manusia, produk dan lingkungan. 
3. Menurut West – Burnham (1997) Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan ialah semua fungsi dari organisasi sekolah kedalam falsafah holistis yang dibangun berdasarkan konsep mutu, kerja tim, produktivitas, dan prestasi serta kepuasan pelanggan. 
2. Aplikasi TQM dalam Manajemen Pendidikan 
Dalam ranah pendidikan ada banyak hal yang perlu diperhatikan untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan. Keberhasilan yang ditandai dengan tercapainya indicator tidak lepas dari kepuasan pelanggan dalam pemenuhan kebutuhannya. Ada berbagai cara untuk meningkatkan mutu pendidikan, salah satunya ada dengan TQM yaitu total quality manajemen. 
Pendidikan juga merupakan suatu aktifitas yang berfungsi untuk memberikan pelayanan jasa. Peserta didik merupakan input yang didalamnya mengalami proses belajar untuk menghasilkan output atau lulusan. Untuk menghasilkan output yang baik diperlukan cara yang baik pula, dengan demikian diperlukan pengelolaan mutu (kualitas) secara total (terpadu). 
Menurut eti rochaeti dkk, konsep dari TQM yang pertama kali dikemukakan oleh Nancy Warren mengandung makna every process, every job and every person. Pengertian TQM dibedakan menjadi dua aspek, aspek pertama didevinisakan sebagai sebuah pendekatan dalam menjalankan usaha yang berupaya memaksimumkan daya saing melalui penyempurnaan secara terus menerus atas produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan organisasi. Aspek kedua menyangkut cara mencapainya dan berkaitan dengan sepuluh karakteristik TQM yaitu: 
a) fokus pada pelanggan (internal dan external), 
b) berorientasi pada kualitas,
14 
c) menggunakan pendekatan ilmiah, 
d) memiliki komitmen jangka panjang, 
e) kerjasama tim, 
f) menyempurnakan kualitas secara berkesinambungan, 
g) pendidikan dan pelatihan, 
h) menerapkan kebebasan yang terkendali, 
i) memiliki kesatuan tujuan, 
j) melibatkan dan memberdayakan karyawan.11 
Di dalam total quality management terdapat istilah 5 pilar yang didalamnya terdiri atas produk, proses, organisasi, pemimpin dan komitmen. 
Menurut creech, produk atau jasa merupakan titik pusat bagi tujuan dan prestasi sebuah organisasi. Kualitas produk dan jasa tidak mungkin ada tanpa kualitas didalam proses. Kualitas dalam proses situ sendiri tidak mungkin terjadi tanpa adanya organisasi yang tepat. Organisasi akan menentukan kesehatan atau fitalitas keseluruhan system manajeman karena itu ditempatkan ditengah-tengah pilar TQM. Organisasi yang tepat tidak ada artinya tanpa kepemimpinan yang memadai. Komitmen yang kuat dari bawah keatas merupakan pilar pendukung bagi 
11 Ety Rochaety dkk, Sistem Informasi Manajemen Pedidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006). Hal: 97. 
organisasi 
produk 
Proses 
komitmen 
pemimpin
15 
pilar-pilar lain.12 Singkatnya menurut Azhar Arsyad kelima pilar itu terdiri dari: membina tekat yang kuat, perbaikan proses, pemberdayaan dalam organisasi, membantu setiap orang agar bekerja dengan baik dan berfokus pada pelanggan.13 
Dikutip dari Eti Rochaety dkk, dalam mempertahankan kualitas pelayanan jasa dan lembaga pendidikan menurut Gasperstz yang harus diperhatikan adalah atribut perbaikan kualitas jasa yang berkesinambungan.14 
1. Ketepatan waktu pelayanan hal-hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan lamanya pendidikan dan waktu proses pendidikan. 
2. Akurasi pelayanan berkaitan rehabilitasi pelayanan secara kontinu dan menekan kesalahan yang dilakukan dalam pelayanan. 
3. Kesopanan dan keramahan dalam memberikan pelayanan, terutama bagi mereka yang berinteraksi langsung dengan masyarakat umum, misalnya petugas operator telepon, public relation, staf pelayanan administrasi pendaftaran siswa/mahasiswa baru, petugas keamanan, dan semua yang terlibat pada front office (garis depan). 
4. Tanggung jawab berkaitan dengan penerimaan saran, penanganan keluhan dari masyarakat umum sebagai pemerhati. 
5. Kelengkapan menyangkut lingkup pelayanan dan ketersadiaan dan ketersediaan sarana pendukung, serta sarana pelayanan, yang saling menunjukkan dan melengkapi. 
6. Variasi model pelayanan, berkaitan dengan inovasi untuk memberikan pola baru dalam pelayanan lembaga pendidikan, misalnya menawarkan waktu pembelajaran yang fleksibel bagi mahasiswa yang memiliki peran ganda sebagai karyawan diberbagai instansi dan perusahaan. 
7. Kemudahan mendapatkan pelayanan, berkaitan dengan banyaknya cabang tempat belajar, misalnya untuk perguruan tinggi banyaknya cabang kampus yang berada di suatu area yang legal menurut ketentuan yang ditetapkan, 
12 Ibid. Hal: 98. 
13 Azhar Arsyad, Pokok-Pokok Manajemen, (Jogjakarta: Pustaka Pelajar, 2003), Hal: 51. 
14 Ety Rochaety dkk. Opcit. Hal : 109.
16 
banyaknya tersedianya fasilitas pendukung pembelajaran, atau banyaknya staf administrasi yang terampil untuk melayani pelanggan. 
8. Pelayanan pribadi, berkaitan dengan fleksibilitas, penanganan khusus bagi sekelompok pelanggan yang meminta penanganan khusus. 
9. Kenyamanan dalam memperoleh pelayanan, berkaitan dengan lokasi lembaga pendidikan, ruang tempat pelayanan, tempat parkir, ketersediaan informasi, petunjuk-petunjuk yang mudah diakses oleh pelanggan. 
10. Atribut pendukung pelayanan lainnya, seperti prasarana lingkungan lembaga pendidikan, kebersihan, fasilitas kantin, dan pelayanan kesehatan. 
Manajemen Mutu Terpadu (TQM) dalam bidang pendidikan tujuan akhirnya adalah untuk meningkatkan kualitas dan daya saing bagi lulusan dengan indikator adanya kompetensi sosial siswa/ lulusan yang tinggi. Untuk mencapai hal tersebut, implementasi TQM di dalam organisasi pendidikan sekolah perlu dilakukan dengan sungguh sungguh dan dengan sepenuh hati.15 
15 Umiarso & Imam Gojali, Opcit Hal: 143.
17 
BAB III 
PENUTUP 
Kesimpulan 
Dari beberapa pengertian mutu yang diajukan oleh para pakar, dapat diambil kesimpulan bahwa mutu adalah suatu ukuran yang berhubungan dengan kepuasan pelanggan terhadap sebuah produk. 
Mutu dapat pula dipandang sebagai suatu yang absolut dan relatif. Mutu dipandang absolut jika memiliki standar yang sangat tinggi dan tidak dapat diungguli. Sedangkan mutu dipandang sebagai suatu yang relatif jika memiliki nilai terhadap penggunanya. 
Menurut Husaini Usman, Karakteristik dari mutu ini meliputi: 1) Kinerja, 2) Waktu wajar, 3) Handal, 4) Daya tahan, 5) Indah, 6) Hubungan manusiawi, 7) Mudah penggunaannya, 8) Bentuk khusus, 9) Memiliki standar tertentu, 10) Konsistensi, 11) Seragam, 12) Mampu melayani dan 13) Ketetapan. Secara sederhana mutu memiliki karakteristik: 1) spesifikasi, 2) jumlah, 3) harga, dan 4) ketepatan waktu penyerahan. 
Sedangkan komponen yang harus ada dalam suatu upaya mewujudkan mutu adalah: 1) Kepemimpinan yang berorientasi pada mutu, 2) Pendidikan dan pelatiahan, 3) Struktur pendukung, 4) Komunikasi, 5) Ganjaran dan pengakuan, 6) Pengukuran. 
Praktik penyelenggaraan pendidikan dapat dikiaskan dengan proses produksi dalam sebuah perusahaan (industri). Hanya saja, produk yang dihasilkan lembaga pendidikan dalam bentuk jasa. Oleh karena itu lembaga pendidikan dapat dikatakan sebagai perusahaan jasa. 
Sekolah dikatakan bermutu apabila mampu memberi layanan sesuai atau bahkan melebihi harapan guru, karyawan, peserta didik, dan pihak-pihak lain yang
18 
terkait seperti orang tua, penyandang dana, pemerintah atau dunia kerja pengguna lulusan. 
Salah satu upaya dalam meningkatkan mutu dalam pendidikan adalah Manajemen Mutu Terpadu (TQM) yang mana tujuan akhirnya adalah untuk meningkatkan kualitas dan daya saing bagi lulusan dengan indikator adanya kompetensi sosial siswa/ lulusan yang tinggi. Untuk mencapai hal tersebut, implementasi TQM di dalam organisasi pendidikan sekolah perlu dilakukan dengan sungguh sungguh dan dengan sepenuh hati.
19 
DAFTAR PUSTAKA 
Arsyad Azhar. Pokok-Pokok Manajemen.(Jogjakarta: Pustaka Pelajar. 2003) 
Arcaro, Jerome S. Pendidikan Berbasis Mutu. (Yogyakarta: Pustaka Belajar. 2006) 
Rochaety Ety, dkk. Sistem Informasi Manajemen Pedidikan. (Jakarta: Bumi Aksara. 2006) 
SallisEdward. Total Quality Management in Edecation: Manajemen Mutu Pendidikan. (Yogyakarta: Irchisod. 2006) 
Hadis, Abdul & B, Nurhayati. Manajemen Mutu Pendidikan. (Bandung: AlfaBeta. 2010) 
Husaini, Usman. Manajemen : Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. (Jakarta: Bumi Aksara. 2009) 
Umiarso & Imam Gojali. Manajemen Mutu sekolah di era otonomi pendidikan. (Jogjakarta: Ircisod. 2011) 
Tim dosen administrasi pendidikan UPI. Manajemen Pendidikan. (Bandung: Afabeta, 2009)

More Related Content

What's hot

PPT SEMPRO ELENA.pptx
PPT SEMPRO ELENA.pptxPPT SEMPRO ELENA.pptx
PPT SEMPRO ELENA.pptxLediselpiani
 
Ranah Kognitif, Afektif, dan Psikomotor
Ranah Kognitif, Afektif, dan PsikomotorRanah Kognitif, Afektif, dan Psikomotor
Ranah Kognitif, Afektif, dan PsikomotorSyaifOer
 
Bab vi bagaimana pancasila menjadi sistem etika
Bab vi bagaimana pancasila menjadi sistem etikaBab vi bagaimana pancasila menjadi sistem etika
Bab vi bagaimana pancasila menjadi sistem etikaSyaiful Ahdan
 
Teknik Penulisan Karya Ilmiah (PEMILIHAN TOPIK DAN MASALAH, PEMBATASAN TOPIK ...
Teknik Penulisan Karya Ilmiah (PEMILIHAN TOPIK DAN MASALAH, PEMBATASAN TOPIK ...Teknik Penulisan Karya Ilmiah (PEMILIHAN TOPIK DAN MASALAH, PEMBATASAN TOPIK ...
Teknik Penulisan Karya Ilmiah (PEMILIHAN TOPIK DAN MASALAH, PEMBATASAN TOPIK ...annisa berliana
 
PPT KREATIVITAS DAN INOVASI DALAM WIRAUSAHA. .pptx
PPT KREATIVITAS DAN INOVASI DALAM WIRAUSAHA. .pptxPPT KREATIVITAS DAN INOVASI DALAM WIRAUSAHA. .pptx
PPT KREATIVITAS DAN INOVASI DALAM WIRAUSAHA. .pptxIntansari700830
 
Standar kualitas produk & jasa by igedeauditta as accountant
Standar kualitas produk & jasa by igedeauditta as accountantStandar kualitas produk & jasa by igedeauditta as accountant
Standar kualitas produk & jasa by igedeauditta as accountantI Gede Auditta
 
Kedudukan siswa dalam kelompok dan mencari nilai akhir
Kedudukan siswa dalam kelompok dan mencari nilai akhirKedudukan siswa dalam kelompok dan mencari nilai akhir
Kedudukan siswa dalam kelompok dan mencari nilai akhirmuhamad khanif
 
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUSTUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUSNailul Hasibuan
 
Presentasi seminar proposal
Presentasi seminar proposalPresentasi seminar proposal
Presentasi seminar proposalNajmi Sari
 
Manajemen karir sumber daya manusia
Manajemen karir sumber daya manusiaManajemen karir sumber daya manusia
Manajemen karir sumber daya manusiaYesica Adicondro
 
Implementasi Kurikulum ppt
Implementasi Kurikulum pptImplementasi Kurikulum ppt
Implementasi Kurikulum pptTohir Haliwaza
 
Power point seminar proposal yunita rahmah
Power point seminar proposal yunita rahmahPower point seminar proposal yunita rahmah
Power point seminar proposal yunita rahmahYunitha Rahmah
 
Manajemen umum-pengawasan-pengendalian
Manajemen umum-pengawasan-pengendalianManajemen umum-pengawasan-pengendalian
Manajemen umum-pengawasan-pengendalianDesa Institute
 

What's hot (20)

Konsep diri
Konsep  diriKonsep  diri
Konsep diri
 
Biodata penulis buku
Biodata penulis bukuBiodata penulis buku
Biodata penulis buku
 
PPT SEMPRO ELENA.pptx
PPT SEMPRO ELENA.pptxPPT SEMPRO ELENA.pptx
PPT SEMPRO ELENA.pptx
 
Ranah Kognitif, Afektif, dan Psikomotor
Ranah Kognitif, Afektif, dan PsikomotorRanah Kognitif, Afektif, dan Psikomotor
Ranah Kognitif, Afektif, dan Psikomotor
 
Berpikir kritis dan berpikir kreatif
Berpikir kritis dan berpikir kreatifBerpikir kritis dan berpikir kreatif
Berpikir kritis dan berpikir kreatif
 
Bab vi bagaimana pancasila menjadi sistem etika
Bab vi bagaimana pancasila menjadi sistem etikaBab vi bagaimana pancasila menjadi sistem etika
Bab vi bagaimana pancasila menjadi sistem etika
 
Teknik Penulisan Karya Ilmiah (PEMILIHAN TOPIK DAN MASALAH, PEMBATASAN TOPIK ...
Teknik Penulisan Karya Ilmiah (PEMILIHAN TOPIK DAN MASALAH, PEMBATASAN TOPIK ...Teknik Penulisan Karya Ilmiah (PEMILIHAN TOPIK DAN MASALAH, PEMBATASAN TOPIK ...
Teknik Penulisan Karya Ilmiah (PEMILIHAN TOPIK DAN MASALAH, PEMBATASAN TOPIK ...
 
PPT KREATIVITAS DAN INOVASI DALAM WIRAUSAHA. .pptx
PPT KREATIVITAS DAN INOVASI DALAM WIRAUSAHA. .pptxPPT KREATIVITAS DAN INOVASI DALAM WIRAUSAHA. .pptx
PPT KREATIVITAS DAN INOVASI DALAM WIRAUSAHA. .pptx
 
Standar kualitas produk & jasa by igedeauditta as accountant
Standar kualitas produk & jasa by igedeauditta as accountantStandar kualitas produk & jasa by igedeauditta as accountant
Standar kualitas produk & jasa by igedeauditta as accountant
 
Contoh Review Jurnal
Contoh Review JurnalContoh Review Jurnal
Contoh Review Jurnal
 
Kedudukan siswa dalam kelompok dan mencari nilai akhir
Kedudukan siswa dalam kelompok dan mencari nilai akhirKedudukan siswa dalam kelompok dan mencari nilai akhir
Kedudukan siswa dalam kelompok dan mencari nilai akhir
 
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUSTUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
 
Studi kepustakaan
Studi kepustakaanStudi kepustakaan
Studi kepustakaan
 
Presentasi seminar proposal
Presentasi seminar proposalPresentasi seminar proposal
Presentasi seminar proposal
 
Manajemen karir sumber daya manusia
Manajemen karir sumber daya manusiaManajemen karir sumber daya manusia
Manajemen karir sumber daya manusia
 
Makalah manajemen proyek
Makalah manajemen proyekMakalah manajemen proyek
Makalah manajemen proyek
 
Implementasi Kurikulum ppt
Implementasi Kurikulum pptImplementasi Kurikulum ppt
Implementasi Kurikulum ppt
 
Power point seminar proposal yunita rahmah
Power point seminar proposal yunita rahmahPower point seminar proposal yunita rahmah
Power point seminar proposal yunita rahmah
 
Makalah msdm pengembangan pegawai
Makalah msdm pengembangan pegawaiMakalah msdm pengembangan pegawai
Makalah msdm pengembangan pegawai
 
Manajemen umum-pengawasan-pengendalian
Manajemen umum-pengawasan-pengendalianManajemen umum-pengawasan-pengendalian
Manajemen umum-pengawasan-pengendalian
 

Viewers also liked

Penerapan TQM Dalam Lembaga Pendidikan Islam
Penerapan TQM Dalam Lembaga Pendidikan IslamPenerapan TQM Dalam Lembaga Pendidikan Islam
Penerapan TQM Dalam Lembaga Pendidikan IslamNikmatul W
 
Pengelolaan Kualitas PPT Bahasa Indonesia
Pengelolaan Kualitas PPT Bahasa Indonesia Pengelolaan Kualitas PPT Bahasa Indonesia
Pengelolaan Kualitas PPT Bahasa Indonesia Yesica Adicondro
 
Management quality-Kualitas manajemen, heizer and render. manajemen dual degr...
Management quality-Kualitas manajemen, heizer and render. manajemen dual degr...Management quality-Kualitas manajemen, heizer and render. manajemen dual degr...
Management quality-Kualitas manajemen, heizer and render. manajemen dual degr...Randi Ilhamm
 
Bab 1 konsep total quality management
Bab 1 konsep total quality managementBab 1 konsep total quality management
Bab 1 konsep total quality managementKartika Lukitasari
 
PPT PENERAPAN TQM
PPT PENERAPAN TQMPPT PENERAPAN TQM
PPT PENERAPAN TQMNikmatul W
 
TQM Bab 1 - Konsep total quality management
TQM Bab 1 - Konsep total quality managementTQM Bab 1 - Konsep total quality management
TQM Bab 1 - Konsep total quality managementArif Setiawan
 
BMP EKMA4369 Manajemen Operasi Jasa
BMP EKMA4369 Manajemen Operasi JasaBMP EKMA4369 Manajemen Operasi Jasa
BMP EKMA4369 Manajemen Operasi JasaMang Engkus
 
Total Quality Management (TQM)
Total Quality Management (TQM)Total Quality Management (TQM)
Total Quality Management (TQM)Mudassar Salman
 

Viewers also liked (11)

Penerapan TQM Dalam Lembaga Pendidikan Islam
Penerapan TQM Dalam Lembaga Pendidikan IslamPenerapan TQM Dalam Lembaga Pendidikan Islam
Penerapan TQM Dalam Lembaga Pendidikan Islam
 
Pengelolaan Kualitas PPT Bahasa Indonesia
Pengelolaan Kualitas PPT Bahasa Indonesia Pengelolaan Kualitas PPT Bahasa Indonesia
Pengelolaan Kualitas PPT Bahasa Indonesia
 
Konsep tqm
Konsep tqmKonsep tqm
Konsep tqm
 
Model quality management sofwtware
Model quality management sofwtwareModel quality management sofwtware
Model quality management sofwtware
 
Management quality-Kualitas manajemen, heizer and render. manajemen dual degr...
Management quality-Kualitas manajemen, heizer and render. manajemen dual degr...Management quality-Kualitas manajemen, heizer and render. manajemen dual degr...
Management quality-Kualitas manajemen, heizer and render. manajemen dual degr...
 
Bab 1 konsep total quality management
Bab 1 konsep total quality managementBab 1 konsep total quality management
Bab 1 konsep total quality management
 
PPT PENERAPAN TQM
PPT PENERAPAN TQMPPT PENERAPAN TQM
PPT PENERAPAN TQM
 
TQM Bab 1 - Konsep total quality management
TQM Bab 1 - Konsep total quality managementTQM Bab 1 - Konsep total quality management
TQM Bab 1 - Konsep total quality management
 
BMP EKMA4369 Manajemen Operasi Jasa
BMP EKMA4369 Manajemen Operasi JasaBMP EKMA4369 Manajemen Operasi Jasa
BMP EKMA4369 Manajemen Operasi Jasa
 
Tqm Final Ppt
Tqm Final PptTqm Final Ppt
Tqm Final Ppt
 
Total Quality Management (TQM)
Total Quality Management (TQM)Total Quality Management (TQM)
Total Quality Management (TQM)
 

Similar to Tqm (manajemen mutu terpadu)

Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-.a ma'shum
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-.a ma'shumManajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-.a ma'shum
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-.a ma'shummahmudi moedy
 
Manajemen Mutu Pendidikan
Manajemen Mutu Pendidikan Manajemen Mutu Pendidikan
Manajemen Mutu Pendidikan Erisa Kurniati
 
Manajemen pendidikan-islam.dedenmakbuloh
Manajemen pendidikan-islam.dedenmakbulohManajemen pendidikan-islam.dedenmakbuloh
Manajemen pendidikan-islam.dedenmakbulohrumaini
 
Manajeman pendidikan-islam deden-makbulaoh-anida-juita
Manajeman pendidikan-islam deden-makbulaoh-anida-juitaManajeman pendidikan-islam deden-makbulaoh-anida-juita
Manajeman pendidikan-islam deden-makbulaoh-anida-juitamahmudi moedy
 
Manajemen-pendidikan-islam_deden-makbuloh_anidajuita_s2pai_f_2015
Manajemen-pendidikan-islam_deden-makbuloh_anidajuita_s2pai_f_2015Manajemen-pendidikan-islam_deden-makbuloh_anidajuita_s2pai_f_2015
Manajemen-pendidikan-islam_deden-makbuloh_anidajuita_s2pai_f_2015anida juita
 
manajemen_pendidikan_islam.dedenmakbuloh(rumaini)
manajemen_pendidikan_islam.dedenmakbuloh(rumaini)manajemen_pendidikan_islam.dedenmakbuloh(rumaini)
manajemen_pendidikan_islam.dedenmakbuloh(rumaini)rumaini
 
Mamajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-nur aini
Mamajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-nur ainiMamajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-nur aini
Mamajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-nur ainimahmudi moedy
 
Manajemen pendidikan-islam deden makbuloh-jumroh
Manajemen pendidikan-islam deden makbuloh-jumrohManajemen pendidikan-islam deden makbuloh-jumroh
Manajemen pendidikan-islam deden makbuloh-jumrohmahmudi moedy
 
Peningkatan efektivitas sekolah melalui peningkatan kualitas guru
Peningkatan efektivitas sekolah melalui peningkatan kualitas guruPeningkatan efektivitas sekolah melalui peningkatan kualitas guru
Peningkatan efektivitas sekolah melalui peningkatan kualitas guruResti Ws
 
Peningkatan efektivitas sekolah melalui peningkatan kualitas guru
Peningkatan efektivitas sekolah melalui peningkatan kualitas guruPeningkatan efektivitas sekolah melalui peningkatan kualitas guru
Peningkatan efektivitas sekolah melalui peningkatan kualitas guruResti Ws
 
Manajemen%20 berbasis%20sekolah
Manajemen%20 berbasis%20sekolahManajemen%20 berbasis%20sekolah
Manajemen%20 berbasis%20sekolahNuruddin Arranirri
 
Makalah upaya peningkatan mutu pendidikan
Makalah upaya peningkatan mutu pendidikanMakalah upaya peningkatan mutu pendidikan
Makalah upaya peningkatan mutu pendidikanMuhammad Idris
 
Makalah upaya peningkatan pendidikan
Makalah upaya peningkatan pendidikanMakalah upaya peningkatan pendidikan
Makalah upaya peningkatan pendidikanMuhammad Idris
 
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh- tri noviana
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh- tri novianaManajemen pendidikan-islam deden-makbuloh- tri noviana
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh- tri novianamahmudi moedy
 
Manajemen mutu dalam pendidikan
Manajemen mutu dalam pendidikanManajemen mutu dalam pendidikan
Manajemen mutu dalam pendidikanAnan Nur
 
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-m.suba'i
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-m.suba'iManajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-m.suba'i
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-m.suba'imahmudi moedy
 

Similar to Tqm (manajemen mutu terpadu) (20)

Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-.a ma'shum
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-.a ma'shumManajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-.a ma'shum
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-.a ma'shum
 
Manajemen Mutu Pendidikan
Manajemen Mutu Pendidikan Manajemen Mutu Pendidikan
Manajemen Mutu Pendidikan
 
Mkalah menejemen ok
Mkalah menejemen okMkalah menejemen ok
Mkalah menejemen ok
 
Manajemen pendidikan-islam.dedenmakbuloh
Manajemen pendidikan-islam.dedenmakbulohManajemen pendidikan-islam.dedenmakbuloh
Manajemen pendidikan-islam.dedenmakbuloh
 
Manajeman pendidikan-islam deden-makbulaoh-anida-juita
Manajeman pendidikan-islam deden-makbulaoh-anida-juitaManajeman pendidikan-islam deden-makbulaoh-anida-juita
Manajeman pendidikan-islam deden-makbulaoh-anida-juita
 
Manajemen-pendidikan-islam_deden-makbuloh_anidajuita_s2pai_f_2015
Manajemen-pendidikan-islam_deden-makbuloh_anidajuita_s2pai_f_2015Manajemen-pendidikan-islam_deden-makbuloh_anidajuita_s2pai_f_2015
Manajemen-pendidikan-islam_deden-makbuloh_anidajuita_s2pai_f_2015
 
manajemen_pendidikan_islam.dedenmakbuloh(rumaini)
manajemen_pendidikan_islam.dedenmakbuloh(rumaini)manajemen_pendidikan_islam.dedenmakbuloh(rumaini)
manajemen_pendidikan_islam.dedenmakbuloh(rumaini)
 
Mamajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-nur aini
Mamajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-nur ainiMamajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-nur aini
Mamajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-nur aini
 
Manajemen pendidikan-islam deden makbuloh-jumroh
Manajemen pendidikan-islam deden makbuloh-jumrohManajemen pendidikan-islam deden makbuloh-jumroh
Manajemen pendidikan-islam deden makbuloh-jumroh
 
Peningkatan efektivitas sekolah melalui peningkatan kualitas guru
Peningkatan efektivitas sekolah melalui peningkatan kualitas guruPeningkatan efektivitas sekolah melalui peningkatan kualitas guru
Peningkatan efektivitas sekolah melalui peningkatan kualitas guru
 
Peningkatan efektivitas sekolah melalui peningkatan kualitas guru
Peningkatan efektivitas sekolah melalui peningkatan kualitas guruPeningkatan efektivitas sekolah melalui peningkatan kualitas guru
Peningkatan efektivitas sekolah melalui peningkatan kualitas guru
 
Mutu pendidikan
Mutu pendidikanMutu pendidikan
Mutu pendidikan
 
Inovasi Kurikulum
Inovasi KurikulumInovasi Kurikulum
Inovasi Kurikulum
 
Manajemen%20 berbasis%20sekolah
Manajemen%20 berbasis%20sekolahManajemen%20 berbasis%20sekolah
Manajemen%20 berbasis%20sekolah
 
Makalah upaya peningkatan mutu pendidikan
Makalah upaya peningkatan mutu pendidikanMakalah upaya peningkatan mutu pendidikan
Makalah upaya peningkatan mutu pendidikan
 
Makalah upaya peningkatan pendidikan
Makalah upaya peningkatan pendidikanMakalah upaya peningkatan pendidikan
Makalah upaya peningkatan pendidikan
 
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh- tri noviana
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh- tri novianaManajemen pendidikan-islam deden-makbuloh- tri noviana
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh- tri noviana
 
Inovasi Kurikulum
Inovasi KurikulumInovasi Kurikulum
Inovasi Kurikulum
 
Manajemen mutu dalam pendidikan
Manajemen mutu dalam pendidikanManajemen mutu dalam pendidikan
Manajemen mutu dalam pendidikan
 
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-m.suba'i
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-m.suba'iManajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-m.suba'i
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-m.suba'i
 

Recently uploaded

Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 

Recently uploaded (20)

Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 

Tqm (manajemen mutu terpadu)

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan bagian kebutuhan mendasar yang harus dipenuhi oleh setiap manusia seperti halnya pangan, sandang, perumahan dan kesehatan. Pendidikan adalah bagian dari masalah pokok suatu negara karena dengan terbentuknya ssistem pendidikan yang baik akan menghasilkan sumber tenaga manusia unggul dan kompeten. Saat ini pendidikan telah merebak hingga dipelosok negeri, namun memang tidak semua telah merasakan apa itu pendidikan. Pembangunan infrastruktur sekolah yang telah dilakukan oleh pemerintah maupun swasta semakin membantu perkembangan pendidikan, bahkan di kota-kota besar semakin banyak bermunculan sekolah-sekolah baik negeri maupun swasta. Pembangunan infrastruktur yang pesat juga harus diimbangi oleh terpenuhinya kualitas sumber daya manusia yang ada. Sumber daya manusia yang dimaksud dapat meliputi komponen-komponen pendidikan anatara lain guru, kepala sekolah, tenaga administrasi, peserta didik dan lainnya. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan kenyataan yang harus dilakukan secara terencana, terarah, intensif, efektif dan efisien dalam proses pembangunan kalau tidak ingin bangsa ini kalah bersaing dalam menjalani era globalisasi. Pendidikan Indonesia saat ini dihadapkan dengan berbagai masalah pendidikan antara lain tuntutan lulusan lembaga pendidikan yang bermutu demi menghadapi ketatnya persaingan dalam lapangan kerja. Untuk mengantisipasi perubahan yang begitu cepat serta tantangan yang semakin besar dan kompleks, tidak ada jalan lain bagi pemerintah, dimana dalam fungsinya sebagai penyelenggara pembangunan di bidang pendidikan, selain mengupayakan berbagai cara untuk meningkatkan daya
  • 2. 2 saing lulusan serta produk-produk akademik lainnya antara lain dicapai melalui peningkatan mutu pendidikan. Untuk menjamin mutu dan kualitas pendidikan, diperlukan perhatian yang serius, baik oleh penyelenggaran pendidikan, pemerintah maupun masyarakat. Sebab, dalam sistem pendidikan nasional sekarang ini, konsentarasi terhadap mutu dan kualitas bukan semata-mata tanggungjawab sekolah dan pemerintah, tetapi merupakan sinergi antara berbagai komponen termasuk masyarakat atau dalam bahasa yang lebih dekat dengan peran serta orang tua. Oleh karena itu, masyarakat harus sadar dan berkonsentrasi terhadap peningkatan mutu pendidikan. Untuk melaksanakan penjaminan mutu tersebut, diperlukan kegiatan yang sistematis dan terencana dalam bentuk manajemen mutu. Manajemen mutu dalam pendidikan merupakan cara dalam mengatur semua sumber daya pendidikan yang diarahkan agar semua orang yang terlibat di dalamnya melaksanakan tugas dengan penuh semangat dan berpartisipasi dalam perbaikan pelaksanaan pekerjaan sehingga menghasilkan jasa yang sesuai bahkan melebihi harapan pelanggan. Perbaikan mutu pendidikan harus segera dilakukan secara terus menerus dengan cara memperbaiki manajemen mutu pendidikannya. Organisasi-organisasi pendidikan memegang peranan awal dalam proses peningkatan mutu pendidikan yang selanjutnya juga harus terus dikawal oleh masyarakat guna memenuhi harapan dan target.. Untuk itu kami dalam makalah ini berusaha membahas mengenai mutu pendidikan melalui pendekatan manajemen mutu terpadu. B. Rumusan Masalah 1. Apakah definisi dan karakteristik mutu ? 2. Bagaimanakah pengertian manajemen mutu pendidikan ? 3. Bagaimanakah pengertian dan aplikasi manajemen mutu terpadu (TQM) ?
  • 3. 3 C. Tujuan 1. Untuk mengetahui definisi dan karakteristik mutu 2. Untuk mengetahui pengertian manajemen mutu pendidikan 3. Untuk mengetahui pengertian dan aplikasi manajemen mutu terpadu (TQM)
  • 4. 4 BAB II PEMBAHASAN A. Definisi dan Karakteristik Mutu 1. Definisi Mutu Beberapa konsep mutu yang diutarakan oleh Prof. Dr. H. Abdul Hadis, M.Pd, dan Prof. Dr. Hj. Nurhayati B, M. Pd, dalam bukunya Manajemen Mutu Pendidikan (2010:84) menurut para ahli yaitu:1 1. Menurut Juran (1993), mutu produk ialah kecocokan penggunaan produk (fitness for use) untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan. Kecocokan pengguna produk tersebut didasarkan atas lima ciri utama yaitu (1) teknologi, yaitu kekuatan; (2) psikologis, yaitu rasa atau status; (3) waktu, yaitu kehandalan; (4) kontraktual, yaitu ada jaminan; (5) etika, yaitu sopan santun (Juran, 1993). 2. Menurut Crosby (1979:58) mutu ialah conformance to requirement, yaitu sesuai dengan yang disyaratkan atau distandarkan. Suatu produk memiliki mutu apabila sesuai dengan standar atau kriteria mutu yang telah ditentukan, standar mutu tersebut meliputi bahan baku, proses produksi, dan produk jadi (Crosby, 1979:58). 3. Menurut Deming (1982:176) mutu ialah kesesuaian dengan kebutuhan pasar atau konsumen. Perusahaan yang bermutu ialah perusahaan yang menguasai pangsa pasar karena hasil produksinya sesuai dengan kebutuhan konsumen sehingga menimbulkan kepuasan bagi konsumen. Jika konsumen merasa puas, mereka akan setia dalam membeli produk perusahaan baik berupa barang maupun jasa. 4. Menurut Feigenbaum (1986:7) mutu adalah kepuasan pelanggan sepenuhnya (full customer satisfication). Suatu produk dianggap bermutu 1 Abdul Hadis & Nurhayati, Manajemen Mutu Pendidikan, (Bandung: AlfaBeta, 2010), Hal: 2.
  • 5. 5 apabila dapat memberikan kepuasan sepenuhnya kepada konsumen, yaitu sesuai dengan harapan konsumen atas produk yang dihasilkan. 5. Garvi dan Davis (1994) menyatakan mutu ialah suatu kondisi yang berhubungan dengan produk, tenaga kerja, proses dan tugas serta lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan Dari beberapa konsep mutu yang diutarakan oleh para ahli, dapat diambil kesimpulan bahwa mutu merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan kepuasan pelanggan terhadap sebuah produk. Menurut Edward sallies mutu dapat dipandang sebagai konsep yang absolut dan relatif. a. Absolut : idealisme yang tidak dapat dikompromikan (restoran mahal. sifat baik, cantik dan benar). Dalam hal ini mutu adalah bagian dari standar yang sangat tinggi dan tidak dapat diungguli. b. Relatif : sesuatu yang melekat pada sebuah produk yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Dalam hal ini produk yang bermutu tidak harus mahal atau eksklusif, tetapi yang memiliki nilai terhadap penggunanya. 2. Karakteristik Mutu Menurut Husaini Usman (2009) dalam bukunya Manajemen: Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, mengatakan bahwa mutu memiliki 13 karakteristik seperti berikut ini:2 1. Kinerja (performa): berkaitan dengan aspek fungsional sekolah. Misalnya: kinerja guru dalam mengajar baik, memberikan penjelasan meyakinkan, sehat dan rajin mengajar dan menyiapkan bahan pelajaran lengkap. Pelayanan administratif dan edukatif sekolah baik yang ditandai hasil belajar tinggi, 2 Usman Husaini, Manajemen : Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), Hal : 512-513.
  • 6. 6 lulusannya banyak, putus sekolah sedikit dan yang lulus tepat waktu banyak. Akibat kinerja yang baik, sekolah tersebut menjadi sekolah favorit. 2. Waktu wajar (timeliness): selesai dengan waktu yang wajar. Misalnya: memulai dan mengakhiri pelajaran tepat waktu. Waktu ulangan tepat. Batas waktu pemberian pekerjaan rumah wajar. Waktu untuk guru naik pangkat wajar. 3. Handal (reliability): usia pelayanan prima bertahan lama. Misalnya: pelayanan prima yang diberikan sekolah bertahan dari tahun ke tahun, mutu sekolah tetap bertahan dari tahun ke tahun. Sebagai sekolah favorit bertahan dari tahun ke tahun. Sekolah menjadi juara tertentu bertahan dari tahun ke tahun. Guru jarang sakit. Kerja keras guru bertahan dari tahun ke tahun. 4. Daya tahan (durability), tahan banting. Misalnya: meskipun krisis moneter, sekolah masih tetap bertahan, tidak tutup. Siswa dan guru tidak putus asa dan selalu sehat 5. Indah (aestetics). Misalnya: eksterior dan interior sekolah ditata menarik. Taman ditanami bunga dan terpelihara dengan baik. Guru-guru membuat media pendidikan yang menarik. Warga sekolah berpenampilan rapi. 6. Hubungan manusiawi (personal interface): menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan profesionalisme. Misalnya: warga sekolah saling menghormati, baik warga intern maupun ektern sekolah, demokratis dan menghargai profesionalisme. 7. Mudah penggunaannya (easy of use). Sarana dan prasarana mudah dipakai. Misalnya: aturan-aturan sekolah mudah diterapkan. Buku-buku perpustakaan mudah dipinjam dan dikembalikan tepat waktu. Penjelasan guru di kelas mudah dimengerti siswa. Contoh soal mudah dipahami. Demonstrasi praktik mudah diterapkan siswa. 8. Bentuk khusus (feature): keunggulan tertentu. Misalnya: sekolah unggul dengan hampir semua lulusannya diterima di universitas bermutu. Unggul dengan bahasa Inggrisnya. Unggul dengan penguasaan teknologi informasinya (komputerisasi). Ada yang unggul dengan karya ilmiah, kesenian atau olahraga.
  • 7. 7 9. Standar tertentu (conformance to specification): memenuhi standar tertentu. Misalnya: sekolah sudah memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM), sekolah sudah memenuhi standar minimal ujian nasional atau sekolah sudah memenuhi ISO 9001:2000 atau sekolah sudah memenuhi TOEFL dengan skor 650. 10. Konsistensi (Consistency): keajegan, konstan atau stabil. Misalnya: Mutu sekolah dari dahulu sampai sekarang tidak menurun seperti harus mengatrol nilai siswa-siswanya. Warga sekolah konsisten antara perkataan dengan perbuatan. Apabila berkata tidak berbohong, apabila berjanji ditepati dan apabila dipercaya tidak mengkhianati. 11. Seragam (uniformity): tanpa variasi, tidak tercampur. Misalnya: sekolah menyeragamkan pakaian sekolah dan pakaian dinas. Sekolah melaksanakan aturan, tidak pandang bulu atau pilih kasih. 12. Mampu melayani (serviceability): mampu memberikan pelayanan prima.. Misalnya: sekolah menyediakan kotak saran dan saran-saran yang masuk mampu dipenuhi dengan sebaik-baiknya. Sekolah mampu memberikan pelayanan prima kepada pelanggan sekolah sehingga semua pelanggan merasa puas. 13. Ketepatan (Accruracy): ketepatan dalam pelayanan. Misalnya: Sekolah mampu memberikan pelayanan sesuai dengan yang diinginkan pelanggan sekolah. Guru-guru tidak salah dalam menilai siswa-siswa. Semua warga sekolah bekerja dengan teliti. Jam Belajar di sekolah berlangsung tepat waktu. Mutu meliputi: 1) mutu produk, 2) mutu biaya, 3) mutu penyerahan, 4) mutu keselamatan, dan 5) mutu semangat / moril. Secara sederhana mutu memiliki karakteristik: 1) spesifikasi, 2) jumlah, 3) harga, dan 4) ketepatan waktu penyerahan.
  • 8. 8 3. Komponen Mutu. Komponen mutu merupakan merupakan bagian-bagian yang harus ada dalam upaya mewujudkan mutu. Bagian-bagian ini merupakan pendukung dan menjadi prasyarat dimilikinya mutu, beberapa komponen mutu yang dimaksud adalah:3 a. Kepemimpinan yang berorieantasi pada mutu Manajer puncak harus mengarahkan upaya pencapaian tujuan secara terpadu dengan memberikan, menggunakan alat dan bahan yang komunikatif, menggunakan data dan mengidentifikasi orang-orang (SDM). Dalam implementasi TQM sebagai kunci proses, manajer puncak berperan sebagai penasehat, guru dan pimpinan. b. Pendidikan dan pelatihan (diklat) Perwujudan mutu didasarkan pada ketrampilan setiap pegawai dalam merencanakan, mengorganisasi, mengevaluasi dan mengembangkan barang/jasa sebagaimana tuntutan pelanggan. Pemahaman dan ketrampilan pegawai menjadi kunci untuk mewujudkan hal ini melalui aplikasi pemahaman dan kemampuannya. c. Struktur pendukung Manajer puncak akan memerlukan dukungan untuk melakukan perubahan yang dianggap perlu. Dukungan seperti ini dimungkinkan diperoleh dari luar melalui konsultan atau tim mutu, akan tetapi akan lebih baik diperoleh dari organisasi itu sendiri. d. Komunikasi Komunikasi harus dapat tersampaikan secara efektif dan manajer puncak dapat berkomunikasi kepada seluruh pegawai mengenai suatu komitmen yang sungguh-sungguh untuk melakukan perubahan dalam peningkatan mutu. 3 Tim dosen administrasi pendidikan UPI. Manajemen Pendidikan. (Bandung: Afabeta. 2009). Hal: 302.
  • 9. 9 e. Ganjaran dan pengakuan Tim/individu yang berhasil menerapkan prinsip mutu dalam proses, harus diakui dan diberi ganjaran/apresiasi sebagaimana kemampuan organisasi, sehingga pegawai lainnya sebagai anggota organisasi akan mengetahui apa yang diharapkan. f. Pengukuran Evaluasi menjadi sangat penting dalam menetapkan proses manajeman mutu. Hasil pengukuran merupakan informasi umpan balik bagi manajer puncak mengenai kondisi riil bagaimana gambaran proses mutu yang ada dalam organisasi. B. Manajemen Mutu dalam Pendidikan Manajemen mutu adalah suatu cara dalam mengelola suatu organisasi yang bersifat komprehensif dan terintegrasi yang diarahkan dalam rangka memenuhi kebutuhan pelanggan secara konsisten dan mencapai peningkatan secara terus menerus dalam setiap aspek aktivitas organisasi.4 Secara sederhana manajeman mutu dapat diartikan sebagai aktivitas manajemen untuk mengelola mutu, menurut Gasperz (1997), manajemen kualitas/mutu dapat dikatakan sebagai aktivitas dari fungsi manajemen secara keseluruhan yang menentukan kebijakan kualitas, tujuan, tanggung jawab serta mengimplementasikannya melalui alat-alat manajemen kualitas, seperti perencanaan kualitas, pengendalian kualitas, penjaminan kualitas, dan peningkatan kualitas.5 Sasaran yang dituju dari manajemen mutu adalah meningkatkan mutu pekerjaan, memperbaiki prodiktivitas dan efisiensi melalui perbaikan kinerja dan peningkatan mutu kerja agar menghasilkan produk yang memuaskan atau memenuhi kebutuhan pelanggan. Jadi, manajemen mutu bukanlah seperangkat 4 Umiarso & Imam Gojali, Manajemen Mutu Sekolah di Era Otonomi Pendidikan, (Jogjakarta: IRCiSoD, 2011), Hal: 116. 5 Arcaro Jerome S. Pendidikan Berbasis Mutu,( Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2006), Hal:132.
  • 10. 10 peraturan dan ketentuan yang kaku yang harus diikuti, melainkan seperangkat prosedur proses untuk memperbaiki kinerja dan meningkatkan mutu kerja. Pendidikan yang bermutu dan berkualitas merupakan harapan dan dambaan bagi setiap warga negara. Masyarakat, baik yang terorganisir dalam suatu lembaga pendidikan, maupun orang tua/wali murid, sangat berharap agar murid dan anak- anak mereka mendapatkan pendidikan yang bermutu agar kelak dapat bersaing dalam menjalani kehidupan. Untuk menjawab harapan masyarakat tersebut, setiap lembaga pendidikan hendaknya selalu berupaya agar pendidikan yang dikelolanya dapat menghasilkan produk yang berkualitas, yaitu produk yang dapat memuaskan para pelanggan. Praktik penyelenggaraan pendidikan dapat dikiaskan dengan proses produksi dalam sebuah perusahaan (industri). Hanya saja, produk yang dihasilkan lembaga pendidikan dalam bentuk jasa. Oleh karena itu lembaga pendidikan dapat dikatakan sebagai perusahaan jasa.6 Dari prespektif ini, mutu dan kualitas layanan (jasa) yang dihasilkan merupakan ukuran mutu sebuah lembaga pendidikan. Yaitu sejauh mana kepuasaan pelanggan terhadap jasa yang dihasilkan. Menurut Mulyasa, sebagai industri jasa, mutu lembaga pendidikan dapat diukur dari pelayanan yang diberikan oleh pengelola pendidikan beserta seluruh karyawan kepada para pelanggan sesuai dengan standar mutu tertentu bukan hanya dalam bentuk kualitas lulusannya.7 Sekolah dikatakan bermutu apabila mampu memberi layanan sesuai atau bahkan melebihi harapan guru, karyawan, peserta didik dan pihak-pihak lain yang terkait seperti orang tua, penyandang dana, pemerintah atau dunia kerja pengguna lulusan. Untuk memberikan jaminan terhadap mutu dan kualitas, lembaga pendidikan harus mengetahui dengan pasti apa yang dibutuhkan oleh pelanggannya. Lembaga pendidikan hendaknya selalu berupaya menyinergikan 6 Muhammad Ali, Penjaminan Mutu Pendidikan/ilmu dan aplikasi pendidikan, (Bandung: Pedagogiana press, 2007), Hal: 187. 7 Mulyasa E, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, Cetakan kelima 2005), Hal: 226.
  • 11. 11 berbagai komponen untuk melaksanakan manajemen mutu pendidikan yang dikelolanya agar dapat menjalankan tugas dan fungsi kependidikan. Untuk itu, kerjasama dengan semua komponen sekolah dalam manajemen harus menjadi prioritas. Komponen sekolah dimaksud adalah para pendidik, karyawan, peserta didik, orang tua/wali maupun masyarakat.8 Untuk menghasilkan mutu pendidikan yang berkualitas diperlukan adanya kesolidan dari para pengajar dengan diterapkannya aturan yang jelas dan tegas dengan orientasi menghasilkan output yang berkualitas. Penerapan manajemen mutu terpadu dalam pendidikan bukanlah suatu proses perubahan jangka pendek, tetapi usaha jangka panjang yang konsisten dan terus menerus. Kurikulum yang berkualitaspun menjadi faktor penting dalam menghasilkan mutu pendidikan yang berkualitas, untuk itu perlu sinergi antara pengajar dan yang diajar dalam mengoptimalkan kurikulum agar maksud dari kurikulum tersebut dapat tersampaikan. Menurut tim dosen administrasi pendidikan UPI dalam bukunya Manajemen Pendidikan, Prinsip mutu menurut ISO adalah :9 1. Customer Focused organization (orientasi pelanggan). Dalam hal ini penyedia jasa pendidikan harus memahami kebutuhan dan harapan pelanggan, serta sasaran atau tujuan dari lembaga pendidikan harus sejalan dengan kebutuhan dan harapan pelanggan. 2. Leadership, pemimpin dalam suatu lembaga pendidikan adalah komponen yang harus ada, karena ia menentukan kesatuan arah dan tujuan organisasi. 3. Involvement of people, adalah keterlibatan orang-orang (SDM) yang dimiliki. Prinsip ini mengandung arti bahwa semua tingkatan merupakan esensi organisasi atau lembaga pendidikan dan memiliki kontribusi yang besar dalam kemajuan lembaga itu. 8 Mohammad Ali, Op.Cit 274. 9 Tim dosen administrasi pendidikan UPI. Op Cit. Hal: 298.
  • 12. 12 4. Process approach, maksudnya adalah pengelolaan dalam mutu pendidikan harus dikelola dalam suatu proses. 5. System approach to management, yaitu menggunakan pendekatan system pada manajemen. 6. Continual improvement, yaitu peningkatan/perbaikan secara berkelanjutan. 7. Factual approach to decision making, yaitu menggunakan pendekatan factual dalam pembuatan keputusan. 8. Mutually bebefical supplier relationships, adalah memiliki hubungan yang saling menguntungkan dalam supplier. C. Manajemen Mutu Terpadu (TQM) 1. Definisi Manajemen Mutu Pendidikan (TQM) Peranan manajemen mutu terpadu sangatlah penting dikaitkan dengan pelaksanaan pencapaian mutu di bidang pendidikan. Untuk berkinerja yang bermutu orang harus dapat mengidentifikasi siapa pelanggannya kemudian juga mengidentifikasi kebutuhan dan harapan pelanggannya. Untuk sebuah instansi pendidikan, mutu yang diharapkan adalah kualitas pendidikan yang dapat menghantarkan peserta didik mencapai tingkat terbaik dalam dunia pendidikan. Beberapa definisi mengenai Manajemen Mutu Terpadu (TQM) Pendidikan menurut para ahli yaitu:10 1. Manajemen Mutu Terpadu (TQM) Pendidikan menurut Edward Sallis adalah sebuah filosofi tentang perbaikan secara terus menerus yang dapat memberikan seperangkat alat praktis kepada setiap institusi pendidikan dalam memenuhi kebutuhan, keinginan dan harapan para pelanggannya saat ini dan untuk masa yang akan datang. 10 Edward Sallis, Total Quality Management in Edecation: Manajemen Mutu Pendidikan. (Yogyakarta: Irchisod, 2006), Hal: 73.
  • 13. 13 2. Manajemen Mutu Terpadu menurut Fandy Tjiptono & Anastasia Diana (1995) ialah suatu pendekatan dalam usaha memaksimalkan daya saing melalui perbaikan terus menerus atas jasa, manusia, produk dan lingkungan. 3. Menurut West – Burnham (1997) Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan ialah semua fungsi dari organisasi sekolah kedalam falsafah holistis yang dibangun berdasarkan konsep mutu, kerja tim, produktivitas, dan prestasi serta kepuasan pelanggan. 2. Aplikasi TQM dalam Manajemen Pendidikan Dalam ranah pendidikan ada banyak hal yang perlu diperhatikan untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan. Keberhasilan yang ditandai dengan tercapainya indicator tidak lepas dari kepuasan pelanggan dalam pemenuhan kebutuhannya. Ada berbagai cara untuk meningkatkan mutu pendidikan, salah satunya ada dengan TQM yaitu total quality manajemen. Pendidikan juga merupakan suatu aktifitas yang berfungsi untuk memberikan pelayanan jasa. Peserta didik merupakan input yang didalamnya mengalami proses belajar untuk menghasilkan output atau lulusan. Untuk menghasilkan output yang baik diperlukan cara yang baik pula, dengan demikian diperlukan pengelolaan mutu (kualitas) secara total (terpadu). Menurut eti rochaeti dkk, konsep dari TQM yang pertama kali dikemukakan oleh Nancy Warren mengandung makna every process, every job and every person. Pengertian TQM dibedakan menjadi dua aspek, aspek pertama didevinisakan sebagai sebuah pendekatan dalam menjalankan usaha yang berupaya memaksimumkan daya saing melalui penyempurnaan secara terus menerus atas produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan organisasi. Aspek kedua menyangkut cara mencapainya dan berkaitan dengan sepuluh karakteristik TQM yaitu: a) fokus pada pelanggan (internal dan external), b) berorientasi pada kualitas,
  • 14. 14 c) menggunakan pendekatan ilmiah, d) memiliki komitmen jangka panjang, e) kerjasama tim, f) menyempurnakan kualitas secara berkesinambungan, g) pendidikan dan pelatihan, h) menerapkan kebebasan yang terkendali, i) memiliki kesatuan tujuan, j) melibatkan dan memberdayakan karyawan.11 Di dalam total quality management terdapat istilah 5 pilar yang didalamnya terdiri atas produk, proses, organisasi, pemimpin dan komitmen. Menurut creech, produk atau jasa merupakan titik pusat bagi tujuan dan prestasi sebuah organisasi. Kualitas produk dan jasa tidak mungkin ada tanpa kualitas didalam proses. Kualitas dalam proses situ sendiri tidak mungkin terjadi tanpa adanya organisasi yang tepat. Organisasi akan menentukan kesehatan atau fitalitas keseluruhan system manajeman karena itu ditempatkan ditengah-tengah pilar TQM. Organisasi yang tepat tidak ada artinya tanpa kepemimpinan yang memadai. Komitmen yang kuat dari bawah keatas merupakan pilar pendukung bagi 11 Ety Rochaety dkk, Sistem Informasi Manajemen Pedidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006). Hal: 97. organisasi produk Proses komitmen pemimpin
  • 15. 15 pilar-pilar lain.12 Singkatnya menurut Azhar Arsyad kelima pilar itu terdiri dari: membina tekat yang kuat, perbaikan proses, pemberdayaan dalam organisasi, membantu setiap orang agar bekerja dengan baik dan berfokus pada pelanggan.13 Dikutip dari Eti Rochaety dkk, dalam mempertahankan kualitas pelayanan jasa dan lembaga pendidikan menurut Gasperstz yang harus diperhatikan adalah atribut perbaikan kualitas jasa yang berkesinambungan.14 1. Ketepatan waktu pelayanan hal-hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan lamanya pendidikan dan waktu proses pendidikan. 2. Akurasi pelayanan berkaitan rehabilitasi pelayanan secara kontinu dan menekan kesalahan yang dilakukan dalam pelayanan. 3. Kesopanan dan keramahan dalam memberikan pelayanan, terutama bagi mereka yang berinteraksi langsung dengan masyarakat umum, misalnya petugas operator telepon, public relation, staf pelayanan administrasi pendaftaran siswa/mahasiswa baru, petugas keamanan, dan semua yang terlibat pada front office (garis depan). 4. Tanggung jawab berkaitan dengan penerimaan saran, penanganan keluhan dari masyarakat umum sebagai pemerhati. 5. Kelengkapan menyangkut lingkup pelayanan dan ketersadiaan dan ketersediaan sarana pendukung, serta sarana pelayanan, yang saling menunjukkan dan melengkapi. 6. Variasi model pelayanan, berkaitan dengan inovasi untuk memberikan pola baru dalam pelayanan lembaga pendidikan, misalnya menawarkan waktu pembelajaran yang fleksibel bagi mahasiswa yang memiliki peran ganda sebagai karyawan diberbagai instansi dan perusahaan. 7. Kemudahan mendapatkan pelayanan, berkaitan dengan banyaknya cabang tempat belajar, misalnya untuk perguruan tinggi banyaknya cabang kampus yang berada di suatu area yang legal menurut ketentuan yang ditetapkan, 12 Ibid. Hal: 98. 13 Azhar Arsyad, Pokok-Pokok Manajemen, (Jogjakarta: Pustaka Pelajar, 2003), Hal: 51. 14 Ety Rochaety dkk. Opcit. Hal : 109.
  • 16. 16 banyaknya tersedianya fasilitas pendukung pembelajaran, atau banyaknya staf administrasi yang terampil untuk melayani pelanggan. 8. Pelayanan pribadi, berkaitan dengan fleksibilitas, penanganan khusus bagi sekelompok pelanggan yang meminta penanganan khusus. 9. Kenyamanan dalam memperoleh pelayanan, berkaitan dengan lokasi lembaga pendidikan, ruang tempat pelayanan, tempat parkir, ketersediaan informasi, petunjuk-petunjuk yang mudah diakses oleh pelanggan. 10. Atribut pendukung pelayanan lainnya, seperti prasarana lingkungan lembaga pendidikan, kebersihan, fasilitas kantin, dan pelayanan kesehatan. Manajemen Mutu Terpadu (TQM) dalam bidang pendidikan tujuan akhirnya adalah untuk meningkatkan kualitas dan daya saing bagi lulusan dengan indikator adanya kompetensi sosial siswa/ lulusan yang tinggi. Untuk mencapai hal tersebut, implementasi TQM di dalam organisasi pendidikan sekolah perlu dilakukan dengan sungguh sungguh dan dengan sepenuh hati.15 15 Umiarso & Imam Gojali, Opcit Hal: 143.
  • 17. 17 BAB III PENUTUP Kesimpulan Dari beberapa pengertian mutu yang diajukan oleh para pakar, dapat diambil kesimpulan bahwa mutu adalah suatu ukuran yang berhubungan dengan kepuasan pelanggan terhadap sebuah produk. Mutu dapat pula dipandang sebagai suatu yang absolut dan relatif. Mutu dipandang absolut jika memiliki standar yang sangat tinggi dan tidak dapat diungguli. Sedangkan mutu dipandang sebagai suatu yang relatif jika memiliki nilai terhadap penggunanya. Menurut Husaini Usman, Karakteristik dari mutu ini meliputi: 1) Kinerja, 2) Waktu wajar, 3) Handal, 4) Daya tahan, 5) Indah, 6) Hubungan manusiawi, 7) Mudah penggunaannya, 8) Bentuk khusus, 9) Memiliki standar tertentu, 10) Konsistensi, 11) Seragam, 12) Mampu melayani dan 13) Ketetapan. Secara sederhana mutu memiliki karakteristik: 1) spesifikasi, 2) jumlah, 3) harga, dan 4) ketepatan waktu penyerahan. Sedangkan komponen yang harus ada dalam suatu upaya mewujudkan mutu adalah: 1) Kepemimpinan yang berorientasi pada mutu, 2) Pendidikan dan pelatiahan, 3) Struktur pendukung, 4) Komunikasi, 5) Ganjaran dan pengakuan, 6) Pengukuran. Praktik penyelenggaraan pendidikan dapat dikiaskan dengan proses produksi dalam sebuah perusahaan (industri). Hanya saja, produk yang dihasilkan lembaga pendidikan dalam bentuk jasa. Oleh karena itu lembaga pendidikan dapat dikatakan sebagai perusahaan jasa. Sekolah dikatakan bermutu apabila mampu memberi layanan sesuai atau bahkan melebihi harapan guru, karyawan, peserta didik, dan pihak-pihak lain yang
  • 18. 18 terkait seperti orang tua, penyandang dana, pemerintah atau dunia kerja pengguna lulusan. Salah satu upaya dalam meningkatkan mutu dalam pendidikan adalah Manajemen Mutu Terpadu (TQM) yang mana tujuan akhirnya adalah untuk meningkatkan kualitas dan daya saing bagi lulusan dengan indikator adanya kompetensi sosial siswa/ lulusan yang tinggi. Untuk mencapai hal tersebut, implementasi TQM di dalam organisasi pendidikan sekolah perlu dilakukan dengan sungguh sungguh dan dengan sepenuh hati.
  • 19. 19 DAFTAR PUSTAKA Arsyad Azhar. Pokok-Pokok Manajemen.(Jogjakarta: Pustaka Pelajar. 2003) Arcaro, Jerome S. Pendidikan Berbasis Mutu. (Yogyakarta: Pustaka Belajar. 2006) Rochaety Ety, dkk. Sistem Informasi Manajemen Pedidikan. (Jakarta: Bumi Aksara. 2006) SallisEdward. Total Quality Management in Edecation: Manajemen Mutu Pendidikan. (Yogyakarta: Irchisod. 2006) Hadis, Abdul & B, Nurhayati. Manajemen Mutu Pendidikan. (Bandung: AlfaBeta. 2010) Husaini, Usman. Manajemen : Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. (Jakarta: Bumi Aksara. 2009) Umiarso & Imam Gojali. Manajemen Mutu sekolah di era otonomi pendidikan. (Jogjakarta: Ircisod. 2011) Tim dosen administrasi pendidikan UPI. Manajemen Pendidikan. (Bandung: Afabeta, 2009)