Pemanfaatan hutan merupakan serangkaian kegiatan untuk mengambil manfaat dari hutan baik secara langsung maupun tidak. Pada prinsipnya, pemanfaatan hutan melalui berbagai bentuk kegiatan dimungkinkan dengan syarat tidak mengganggu fungsi pokok hutan sebagai hutan konservasi, lindung dan produksi. Sektor ekonomi kehutanan merupakan industri ekstraktif berbasis hutan dan lahan yang juga merupakan salah satu bentuk degradasi hutan. Untuk itu, tata kelola yang baik mutlak diperlukan agar dapat dipastikan manfaat yang optimal bagi negara dan masyarakat, serta menghindari eksploitasi berlebihan atas pemanfaatan hutan yang dapat berakibat pada terganggunya keseimbangan lingkungan dan semakin meningkatnya emisi gas rumah kaca.
Buku ini ditulis dan dipublikasikan oleh Publish What You Pay Indonesia sebagai bagian dari komitmen dalam mendorong transparansi dan akuntabilitas industri ekstraktif berbasis hutan dan lahan di Indonesia. Transparansi dan akuntabilitas sektor kehutanan diperlukan untuk memastikan tata kelola yang semakin transparan dan akuntabel, tidak melanggar ketentuan tata guna dan daya dukung lingkungan, serta tidak menjadi arena perburuan rente yang merugikan negara. Pembuatan buku ini merupakan bagian pelengkap dari kegiatan peningkatan kapasitas stakeholder di tingkat lokal, khususnya organisasi masyarakat sipil, dalam memahami tata kelola dan aliran penerimaan di sektor kehutanan. Kegiatan tersebut merupakan bagian dari rangkaian program SETAPAK yang didukung oleh The Asia Foundation dan didanai oleh United Kingdom Climate Change Unit (UKCCU). Program SETAPAK diantaranya bertujuan untuk meningkatkan tata kelola hutan dan lahan di Indonesia, dalam rangka mendukung penurunan emisi gas rumah kaca.
Buku ini secara umum berisi tentang pengantar penyelenggaraan dan tata kelola sektor kehutanan di Indonesia; gambaran makro sektor kehutanan; konsep, variabel dan cara perhitungan penerimaan negara sektor kehutanan di Indonesia; dana bagi hasil penerimaan sektor kehutanan dari pusat ke daerah, serta mekanisme pemanfaatannya. Buku panduan ini berusaha memberikan panduan yang ringkas dan padat kepada segenap pembaca, yang terutama ditujukan kepada organisasi masyarakat sipil yang concern di sektor kehutanan, ekstraktif dan lingkungan hidup, serta stakeholder terkait seperti peneliti, pemerintah daerah, pelaku industri kehutanan, dan masyarakat secara umum.
Apakah program Sekolah Alkitab Liburan ada di gereja Anda? Perlukah diprogramkan? Jika sudah ada, apa-apa saja yang perlu dipertimbangkan lagi? Pak Igrea Siswanto dari organisasi Life Kids Indonesia membagikannya untuk kita semua.
Informasi lebih lanjut: 0821-3313-3315 (MLC)
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #digital #sekolahAlkitabliburan #gereja #SAL
1. MANAJEMEN SUMBER DAYA
HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN UNIVERSITAS HALU-OLEO
KENDARI 2014
OLEH :
EDI SUMARNO
M1A1-13-136
2. Pengertian Manajemen dan
Manajemen Hutan
• Manajemen dapat diartikan sebagai seni,
ilmu, dan proses untuk mencapai tujuan
yang telah dirumuskan melalui kegiatan
dengan orang lain.
• Manajemen Hutan, dalam pandangan
luas, adalah integrasi faktor-faktor biologi,
sosial, ekonomi, dan faktor-faktor lain
yang mempengaruhi keputusan
pengelolaan hutan.
3. Tujuan dan Fungsi
Manajemen
• Hutan dikelola untuk tujuan serbaguna,
dengan tujuan akhir adalah untuk
mendapatkan nilai manfaat bersih total
yang paling tinggi.
• Pengelolaan hutan lestari harus mencakup
beberapa fungsi yaitu fungsi teknis,
komersil, finansial, personial, fungsi
administrasi, dan fungsi kepemimpinan.
4. TERDAPAT TIGA ASPEK DALAM MANAJEMEN
HUTAN
1.) ASPEK TEKHNIS
2.) ASPEK SOSIAL DAN EKONOMI
3.) ASPEK LINGKUNGAN (EKOLOGI)
5. 1. Aspek Tekhnis
Kegiatan manajemen hutan pada dasarnya berkaitan
dengan pemanfaatan hutan sebagai sumberdaya alam
dan sebagai suatu ekosistem.
2. Aspek Sosial Ekonomi
Kegiatan manajemen hutan pada dasarnya adalah
kegiatan pengusahaan hutan. Oleh karena itu, aspek-aspek
perusahaan yaitu aspek ekonomi dan aspek
keuangan sangat erat hubungannya dengan
manajemen hutan.
3. Aspek Lingkungan
Pengelolaan hutan disamping memanfaatkan hutan
sebagai sumberdaya alam, harus pula memperhatikan
sisi lain dari hutan yaitu sebagai Ekosistem (ekosistem
hutan).
7. BENTUK PENGUSAHAAN
HUTAN (SIMON, 1999)
Pengusahaan Hutan dapat dibedakan
menjadi 4 bagian, yaitu :
(1)penambangan kayu
(2) pengelolaan hutan tanaman
(3) pengelolaan sumberdaya hutan
(4) pengelolaan ekosistem hutan.
8. 2 STRATEGI
PENGELOLAAN HUTAN
A. Pengelolaan Hutan Konvensional
1.)TimberExtraction (Penambangan Kayu)
2.)Timber Manajemen (Pengelolaan Kayu)
B. Pengelolaan Modern (sosial forestry)
1. Pengelolaan Sumber Daya Hutan
2. Pengelolaan Berbasis Ekonomi
9. Sejarah Mulainya Timber
Extraction
a. Di Dunia bermula sekitar tahun 4000-
2000 tahun SM,dimesopotamia.
b. Di Eropa bermula sekitar 500 SM-1000
tahun M
c. Di indonesia/pulau jawa bermula sekitar
abad ke-7
10. Kegiatan-Kegiatan dalam
Pengelolaan Hutan
a. Timber Extraction (penambangan kayu)
• Pemanenan Hutan
• Pengolahan Hasil
• Pemasaran Hasil
b. Timber Manajemen (pengelolaan kayu)
• Pembangunan (penanaman hutan)
• Pemeliharaan, penjagaan, dan peningkatan kualitas
Hutan
• Pemanenan Hutan
• Pengolahan Hasil
• Pemasaran Hasil
11. Awal Munculnya Timber
Manajemen
Kerusakan hutan akibat Timber extraction kemudian mulai
dipikirkan benar-benar agar tidak berkepanjangan.
Bahkan, kerusakan hutan telah menyadarkan orang
Jerman akan perlunya permudaan kembali kawasan
hutan bekas tebangan agar produksi kayu dapat lestari.
Adanya metode permudaan dan metode pengaturan hasil
ini, setelah jangka waktu yang cukup panjang,
membentuk elemen-elemen pengelolaan hutan modern
yang berlandaskan pada kelestarian hasil hutan
(sustained yield principles). Berdasarkan semua
pengalaman tersebut, maka pada tahun 1816 HEINRICH
VON COTTA dapat menyelesaikan sebuah buku yang
berjudul Anweisung zum Waldbau (petunjuk silvikultur).