Praktikum ini bertujuan untuk mengukur kadar air, kerapatan, berat jenis dan penyusutan pada delapan sampel kayu kulit manis berukuran 2x2x2 cm. Mahasiswa mengukur parameter-parameter tersebut menggunakan timbangan, oven, dan alat ukur lainnya. Hasilnya adalah rata-rata kadar air 13,19%, serta nilai kerapatan dan berat jenis yang bervariasi untuk setiap sampel.
Laporan ini membahas anatomi dan sifat fisika dari lima jenis kayu yaitu kayu weru, sengon, jati, pulai, dan bayur. Anatomi setiap jenis kayu dijelaskan meliputi warna, tekstur, arah serat, dan pori. Sifat fisika yang diuraikan adalah berat jenis, kekerasan, kadar air, dan perubahan dimensi ketika kadar air berubah. Laporan ini bertujuan meningkatkan pemahaman tentang
SIFAT FISIS KAYU, BERAT JENIS DAN KADAR AIRMOSES HADUN
Tulisan ini membahas sifat fisis kayu seperti berat jenis, kadar air, dan persentase rongga sel yang terisi air pada beberapa jenis kayu. Data menunjukkan berat jenis dan kadar air bervariasi antar jenis kayu dan bagian batang, dengan nilai tertinggi di bagian pangkal."
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai komponen kimia utama kayu yaitu karbohidrat (selulosa dan hemiselulosa), lignin, dan ekstraktif. Komponen-komponen tersebut membentuk dinding sel dan pengisi rongga sel kayu. Selulosa merupakan komponen terbesar yang tersusun atas glukosa, sedangkan lignin berperan dalam kekakuan dinding sel. Ekstraktif seperti minyak dan resin dapat diekstrak dari rongga sel
Laporan ini membahas anatomi dan sifat fisika dari lima jenis kayu yaitu kayu weru, sengon, jati, pulai, dan bayur. Anatomi setiap jenis kayu dijelaskan meliputi warna, tekstur, arah serat, dan pori. Sifat fisika yang diuraikan adalah berat jenis, kekerasan, kadar air, dan perubahan dimensi ketika kadar air berubah. Laporan ini bertujuan meningkatkan pemahaman tentang
SIFAT FISIS KAYU, BERAT JENIS DAN KADAR AIRMOSES HADUN
Tulisan ini membahas sifat fisis kayu seperti berat jenis, kadar air, dan persentase rongga sel yang terisi air pada beberapa jenis kayu. Data menunjukkan berat jenis dan kadar air bervariasi antar jenis kayu dan bagian batang, dengan nilai tertinggi di bagian pangkal."
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai komponen kimia utama kayu yaitu karbohidrat (selulosa dan hemiselulosa), lignin, dan ekstraktif. Komponen-komponen tersebut membentuk dinding sel dan pengisi rongga sel kayu. Selulosa merupakan komponen terbesar yang tersusun atas glukosa, sedangkan lignin berperan dalam kekakuan dinding sel. Ekstraktif seperti minyak dan resin dapat diekstrak dari rongga sel
Dokumen tersebut merupakan materi kuliah tentang penyakit hutan yang mencakup pengertian penyakit hutan, konsep timbulnya penyakit hutan, dan perkembangan ilmu penyakit hutan khususnya di Indonesia."
Dokumen tersebut membahas tentang pemilihan jenis pohon dan kesesuaian lokasi untuk hutan tanaman. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pemilihan jenis pohon dan lokasi antara lain kondisi iklim, tanah, topografi, dan faktor biotik di lokasi. Jenis pohon harus sesuai dengan tujuan budidaya serta karakteristik lingkungan lokasi untuk mendapatkan pertumbuhan dan produksi yang optimal.
Dokumen tersebut membahas tentang sifat-sifat kayu sebagai bahan yang kompleks yang dihasilkan oleh pohon, perkembangan teknologi pengolahan kayu, ilmu dan teknologi kayu, jenis-jenis kayu lunak dan keras beserta strukturnya, dan istilah-istilah anatomi kayu.
Laporan Praktikum Dasar Perlindungan HutanPasyaman_07
Laporan ini membahas pengenalan gangguan penyakit biotik dan penyebabnya pada tanaman hutan melalui praktikum. Laporan menjelaskan tujuan praktikum untuk mengenali gangguan penyakit biotik dan penyebabnya pada tanaman hutan dan kayu hasil hutan. Laporan kemudian menjelaskan hasil pengamatan terhadap lima penyakit biotik pada tanaman hutan beserta gejala, tanda, dan identifikasi jamur atau bakteri penye
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai berbagai definisi dan kategorisasi hutan berdasarkan faktor-faktor seperti keadaan tumbuhan, asal-usul, tahapan pertumbuhan, komposisi jenis pohon, letak geografis, iklim, kondisi tanah, fungsi, dan status hukum. Secara umum, hutan dapat didefinisikan sebagai hamparan lahan yang ditumbuhi pohon-pohon dengan kerapatan dan luasan tertentu, yang membentuk
Praktikum analisis vegetasi dilakukan untuk mempelajari struktur dan komposisi vegetasi di halaman belakang jurusan Biologi IAIN Raden Intan Lampung. Metode yang digunakan adalah metode kuadrat dengan membuat plot berukuran 10x10 m, 4x4 m, dan 1x1 m. Ditemukan tujuh jenis tumbuhan yang dominan yaitu akasia, senggani, rumput benggala, alang-alang, patikan kebo, dan rumput malela. Kerap
Laporan ini membahas praktikum penggunaan ArcGIS untuk memetakan administrasi Kota Tegal dengan melakukan registrasi, mendigitasi data spasial seperti jalan dan batas wilayah, serta membuat layout peta beserta Informasi Tepi Peta (ITP). Prosesnya meliputi penambahan data peta asli, registrasi koordinat, pembentukan shapefile, editing, pengisian atribut, hingga penyusunan layout peta dan ITP.
Dokumen tersebut merupakan materi kuliah tentang penyakit hutan yang mencakup pengertian penyakit hutan, konsep timbulnya penyakit hutan, dan perkembangan ilmu penyakit hutan khususnya di Indonesia."
Dokumen tersebut membahas tentang pemilihan jenis pohon dan kesesuaian lokasi untuk hutan tanaman. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pemilihan jenis pohon dan lokasi antara lain kondisi iklim, tanah, topografi, dan faktor biotik di lokasi. Jenis pohon harus sesuai dengan tujuan budidaya serta karakteristik lingkungan lokasi untuk mendapatkan pertumbuhan dan produksi yang optimal.
Dokumen tersebut membahas tentang sifat-sifat kayu sebagai bahan yang kompleks yang dihasilkan oleh pohon, perkembangan teknologi pengolahan kayu, ilmu dan teknologi kayu, jenis-jenis kayu lunak dan keras beserta strukturnya, dan istilah-istilah anatomi kayu.
Laporan Praktikum Dasar Perlindungan HutanPasyaman_07
Laporan ini membahas pengenalan gangguan penyakit biotik dan penyebabnya pada tanaman hutan melalui praktikum. Laporan menjelaskan tujuan praktikum untuk mengenali gangguan penyakit biotik dan penyebabnya pada tanaman hutan dan kayu hasil hutan. Laporan kemudian menjelaskan hasil pengamatan terhadap lima penyakit biotik pada tanaman hutan beserta gejala, tanda, dan identifikasi jamur atau bakteri penye
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai berbagai definisi dan kategorisasi hutan berdasarkan faktor-faktor seperti keadaan tumbuhan, asal-usul, tahapan pertumbuhan, komposisi jenis pohon, letak geografis, iklim, kondisi tanah, fungsi, dan status hukum. Secara umum, hutan dapat didefinisikan sebagai hamparan lahan yang ditumbuhi pohon-pohon dengan kerapatan dan luasan tertentu, yang membentuk
Praktikum analisis vegetasi dilakukan untuk mempelajari struktur dan komposisi vegetasi di halaman belakang jurusan Biologi IAIN Raden Intan Lampung. Metode yang digunakan adalah metode kuadrat dengan membuat plot berukuran 10x10 m, 4x4 m, dan 1x1 m. Ditemukan tujuh jenis tumbuhan yang dominan yaitu akasia, senggani, rumput benggala, alang-alang, patikan kebo, dan rumput malela. Kerap
Laporan ini membahas praktikum penggunaan ArcGIS untuk memetakan administrasi Kota Tegal dengan melakukan registrasi, mendigitasi data spasial seperti jalan dan batas wilayah, serta membuat layout peta beserta Informasi Tepi Peta (ITP). Prosesnya meliputi penambahan data peta asli, registrasi koordinat, pembentukan shapefile, editing, pengisian atribut, hingga penyusunan layout peta dan ITP.
Laporan ini membahas proses rektifikasi dan digitasi peta menggunakan sistem informasi geografis (SIG). Tahapan yang dilakukan meliputi rektifikasi peta untuk menyesuaikan dengan koordinat lapangan, pembuatan layer peta, dan digitasi fitur-fitur peta seperti jalan, sungai, dan batas wilayah. Hasil akhirnya berupa peta administrasi kecamatan yang telah dilengkapi atribut seperti judul, legenda, dan skala. Peta ini menunjukkan kon
Dokumen tersebut membahas tentang kayu, mulai dari pengertian, bagian-bagian, sifat, kelebihan, kekurangan, kelas keawetan, jenis, cacat, pengawetan kayu beserta metode dan jenis bahannya. Secara ringkas, kayu adalah bagian batang pohon yang mengeras akibat lignifikasi, memiliki berbagai bagian, sifat, dan kelas keawetan berbeda. Pengawetan kayu bertujuan memperpanjang um
Laporan ini membahas tentang percobaan gaya Archimedes dengan menggunakan pipa. Pipa tersebut diukur volume dan beratnya baik dalam udara maupun dalam air menggunakan jangka sorong dan neraca pegas. Hasilnya digunakan untuk menghitung besaran gaya apung."
Cases are presented in which students design and implement creativity activities with workers from companies for helping them become more sensitive to problems and opportunities, as well as for generating feasible options for solving them and increasing productivity.
Top 8 certified medical assistant resume sampleskerrojom
This document provides resources for certified medical assistants looking for job, including resume samples, cover letters, interview questions and answers, and tips on writing resumes and preparing for interviews. It lists top resume types like chronological, functional, curriculum vitae, combination, targeted, professional, new graduate, and executive resumes. It also provides additional useful materials for certified medical assistant interviews such as common interview questions, dress code tips, case studies, and more interview preparation resources.
This document describes a PhD thesis that analyzes water isotope diffusion in firn layers to improve paleoclimatic interpretations of ice core records. It presents background on water isotopes, the global water cycle, and post-depositional processes in firn. It then describes using a diffusion model and NorthGRIP ice core data to estimate past temperatures. Laboratory diffusion experiments are also presented to measure firn diffusivity. Finally, a model is used to interpret tritium records from Spitsbergen ice cores and understand meltwater percolation effects. The overall aim is to better account for post-depositional processes and improve ice core proxy climate reconstructions.
This document discusses Southern New Hampshire University's (SNHU) online business education programs. It provides an overview of SNHU, including that it has over 65,000 online students. It discusses SNHU's learning modalities, including online, hybrid, and on-campus formats. It also summarizes the College of Online and Continuing Education, which has over 65,000 students and 4,000 faculty. Finally, it discusses trends in online learning nationally and potential futures for online undergraduate and graduate business degrees, including microcredentials and experiential learning opportunities.
PPT Fisika Kayu Cornelia_G1011211049.pptxG7CORNELIA
Kayu memiliki berbagai sifat fisik yang dipengaruhi oleh komposisi kimia dan struktur selulernya. Sifat-sifat tersebut meliputi respon terhadap air, panas, cahaya, listrik, dan suara serta pengaruh faktor biologis dan non-biologis yang dapat merusak kayu.
PPT Fisika Kayu Cornelia_G1011211049.pptxG7CORNELIA
Kayu memiliki berbagai sifat fisik yang dipengaruhi oleh komposisi kimia dan strukturnya. Sifat-sifat tersebut meliputi respon terhadap air, panas, cahaya, suara, serta faktor biologis dan non-biologis yang dapat mempengaruhinya.
PPT Fisika Kayu Cornelia_G1011211049.pptxG7CORNELIA
Kayu memiliki berbagai sifat fisik yang dipengaruhi oleh komposisi kimia dan struktur selulernya. Sifat-sifat tersebut meliputi respon terhadap air, panas, cahaya, suara, serta faktor biologis dan non-biologis yang dapat mempengaruhinya.
Dokumen tersebut membahas tentang kayu sebagai bahan bangunan. Secara singkat, dokumen menjelaskan tentang (1) pengertian dan bagian-bagian kayu, (2) sifat-sifat fisik dan mekanik kayu, (3) jenis-jenis kayu yang bisa digunakan sebagai bahan konstruksi bangunan, dan (4) kelebihan dan kelemahan kayu.
Sabut Kelapa dan Serbuk Gergaji Kayu Pinus sebagai Papan Partikel Bahan Bang...Miftakhul Khoiri
Salah satunya adalah papan partikel yang
dibentuk dari limbah gergaji kayu dan sabut kelapa. Sabut kelapa memiliki sifat
tahan terhadap jamur dan hama serta tidak dihuni oleh rayap dan tikus. Sifat fisik
papan partikel adalah kerapatan, kadar air, daya serap air dan pengembangan
tebal, karena sifat-sifat fisik tersebut salah satu penentu kualitas papan partikel.
Kumpulan Intisari Hasil Karya Ilmiah John KelikJohn Kelik
Dokumen tersebut membahas penelitian tentang pembuatan bio-fungisida dari ekstrak daun tembakau untuk mencegah serangan jamur biru pada kayu tusam. Ekstrak daun tembakau diuji kemampuannya sebagai pengawet alami untuk mencegah penurunan nilai estetika kayu akibat warnanya menjadi biru kehitaman yang tidak merata oleh jamur.
Makalah ini membahas tentang karakteristik, bagian-bagian, dan penggolongan kayu. Dijelaskan bahwa kayu memiliki sifat higroskopis dan anisotropis serta terdiri dari berbagai bagian seperti akar, kambium, kayu gubal, kayu teras, hati, dan lingkaran tahun. Kayu diklasifikasikan menjadi kayu lunak dan kayu keras berdasarkan tingkat kekerasannya."
Dokumen tersebut merangkum hasil penelitian tentang variasi sifat fisika dan karakteristik serat kayu jati biotrop umur 10 tahun pada berbagai kedudukan radial dan kelas diameter. Parameter yang diamati antara lain kadar air, berat jenis, penyusutan, panjang serat, diameter serat dan tebal dinding serat. Hasilnya menunjukkan pengaruh signifikan kedudukan radial terhadap beberapa sifat fisika kayu."
Berikut ringkasan dokumen tentang berat dan kekerasan kayu:
1. Berat dan kekerasan kayu dipengaruhi oleh struktur sel dan pori-pori kayu, dengan kayu yang memiliki lapisan serat yang rapat dan tidak berongga memiliki kekuatan lebih baik
2. Untuk mengukur berat kayu digunakan timbangan, sedangkan untuk mengukur kekerasan kayu digunakan alat ukur kekerasan atau dengan menekan kayu dengan kuku
3
Dokumen tersebut membahas sifat-sifat fisika kayu seperti kondisi fisik, berat jenis, kerapatan, kandungan air, dan perubahan dimensi kayu yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Sifat-sifat fisika kayu ditentukan oleh struktur kayu sejak terbentuk dan mempengaruhi penggunaan kayu, seperti kekuatan dan perubahan ukuran kayu akibat perubahan kelembaban. Beberapa conto
Rencana pembelajaran mata pelajaran konstruksi bangunan kelas X ini membahas 3 poin utama:
1) Materi pembelajaran tentang sifat-sifat kayu dan jenis-jenis kayu yang digunakan untuk konstruksi bangunan.
2) Indikator pembelajaran untuk menguasai karakteristik dan spesifikasi kayu.
3) Kompetensi dasar yang meliputi pengetahuan tentang kayu dan penerapannya dalam konstruksi bangunan.
Berikut ringkasan dari dokumen tersebut dalam 3 kalimat:
Kayu Afrika (Maeisopsis eminii) memiliki berat jenis dan kadar air yang bervariasi di berbagai bagian batang, dengan berat jenis terendah di sekitar empulur. Penyusutan pada arah melintang lebih besar dibandingkan arah radial dan longitudinal. Sifat-sifat fisik kayu tersebut dipengaruhi oleh susunan sel yang berbeda pada ketiga bidang kay
Teknologi kayu membahas berbagai aspek tentang kayu, mulai dari pengertian, kelebihan dan kekurangan, penampang kayu, klasifikasi berdasarkan kelas kekuatan, keawetan, dan pemakaian. Jenis-jenis kayu dibedakan menjadi empat kelas berdasarkan sifat keawetannya, yaitu kelas istimewa, awet, cukup awet, dan agak awet.
Bendungan bambu sederhana tahan gempa memberikan solusi untuk mengatasi masalah banjir dan kekeringan dengan menampung air hujan dan mengalirkannya pada musim kemarau. Bendungan bambu lebih ramah lingkungan dibanding beton karena mengurangi emisi karbon. Bambu kuat menahan gempa berkat kekuatan tariknya. Bendungan bambu mudah dibuat oleh masyarakat setempat dengan biaya rendah.
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdffadlurrahman260903
Ppt landasan pendidikan tentang pendidikan seumur hidup.
Prodi pendidikan agama Islam
Fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan
Universitas Islam negeri syekh Ali Hasan Ahmad addary Padangsidimpuan
Pendidikan sepanjang hayat atau pendidikan seumur hidup adalah sebuah system konsepkonsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajarmengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Pendidikan sepanjang
hayat memandang jauh ke depan, berusaha untuk menghasilkan manusia dan masyarakat yang
baru, merupakan suatu proyek masyarakat yang sangat besar. Pendidikan sepanjang hayat
merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang hidup dalam dunia
transformasi dan informasi, yaitu masyarakat modern. Manusia harus lebih bisa menyesuaikan
dirinya secara terus menerus dengan situasi yang baru.
Universitas Negeri Jakarta banyak melahirkan tokoh pendidikan yang memiliki pengaruh didunia pendidikan. Beberapa diantaranya ada didalam file presentasi
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
1. LAPORAN PRATIKUM
ILMU KAYU
TENTANG
Pengukuran kadar air, kerapatan, berat jenis dan penyusutan kayu
KELOMPOK VI
ALBERTO FERNANDO GUSLI
EKA PUTRI JELFI BAHRI
FADLI RAHMADI RIAN ORIZA PERMANA
FAHRUL RIZAL SAMIRUN
Dosen Pembimbing
Dr.ir.Desyanti,Msi
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA
BARAT
2014
2. KATA PENGANTAR
Puji syukur hanya teruntuk Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulisan laporan ini dapat diselesaikan
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Laporan ini penulis ajukan sebagai
persyaratan untuk penilaian semester.
Dalam penulisan laporan ini penulis telah banyak mendapat bimbingan dan
motivasi. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak,
yaitu (1) Dr.ir.Desyanti,Msi selaku dosen pembimbing, (2) dosen-dosen Fakultas
Kehutanan yang telah memberikan dukungan, (3) pegawai tata usaha Fakultas
Kehutanan, (4) semua pihak yang ikut berpartisipasi dalam penyelesaian laporan
ini.
Semoga petunjuk dan bimbingan yang diberikan menjadi amal saleh dan
mendapat pahala di sisi Allah SWT. Penulis menyadari laporan ini masih terdapat
kekurangan , untuk itu masukan berupa kritikan dan saran agar sempurnanya
laporan ini penulis terima dengan segala kerendahan hati.
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih, mudah-mudahan laporan ini
bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Padang, Juli 2014
Kelompok VI
3. DAFTAR ISI
Kata pengantar .........................................................................................
Daftar isi ....................................................................................................
Bab I : PENDAHULUAN ........................................................................
I.1 Latar Belakang .....................................................................
I.2 Tujuan ...................................................................................
I.3 Referensi ................................................................................
Bab II : TINJAUAN PUSTAKA ............................................................
II.1 Kajian Teori ........................................................................
BAB III : ALAT DAN METODE PENELITIAN ...............................
III.1 Waktu Dan Tempat ...........................................................
III.2 Bahan Dan Alat .................................................................
III.3 Metode Praktikum ............................................................
Bab IV : HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................
Bab V : PENUTUP ...................................................................................
A. Kesimpulan.............................................................................
B. Saran .......................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
4.
5. BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Praktikum bagi Fakultas Kehutanan adalah hal terpenting yang dapat
meningkatkan daya kreativitas dan meningkatkan pengalaman mahasiswa di
lapangan. Dengan adanya praktikum lapangan maka mahasiswa dapat langsung
mengaplikasikan materi atau ilmu yang telah didapat di dalam ruangan. Sehingga
diharapkan setelah melaksanakan kuliah lapangan mahasiswa dapat dengan
mudah melihat kondisi di lapangan secara langsung, dan mereka tidak canggung
lagi jika nanti masuk ke dunia kerja, pada praktikum ini setelah kuliah lapangan
kita dapat mendapatkan hasil data di laboratorium, kita dapat menentukan kadar
air, kerapatan, berat jenis dan penyusutan kayu.
Mata kuliah ilmu kayu merupakan salah satu mata kuliah yang
mengharuskan mahasiswa untuk melaksanakan pratikum, karena mata kuliah ilmu
kayu tidak hanya cukup diterangkan di dalam ruangan, mahasiswa akan lebih
mudah memahami materi perkuliahan jika mengadakan pratikum lapangan.
Untuk itulah, mata kuliah ilmu kayu ini mengadakan praktikum di lokasi
Laboratorium Kopertis Wilayah X, Padang.
I.2 Tujuan
1. Mahasiswa mengetahui kadar air, kerapatan dan berat jenis kayu yang
terdapat pada kayu kulit manis.
2. Mahasiswa bisa mengetahui penyusutan yang terdapat pada kayu kulit
manis yang diamati, serta dapat menentukan cara pencarian kadar air,
kerapatan, berat jenis, dan penyusutan pada kayu kulit manis.
3. Mahasiswa dapat mempelajari tentang penampang pada kayu.
4. Mahasiswa dapat menggunakan alat yang digunakan.
5. Dapat menyimpulkan dan membandingkan hasil yang didapat dengan
standar yang berlaku.
6. I.3 Referensi
1. Pedoman Pengujian Fisik Kayu dan Mekanika Kayu, Publikasi Khusus
PLPIH Bogor 1974
2. SNI-01-5007-3-2000
3. PKKI NI-5-1961
4. Konstruksi Kayu, Felixyap
7. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Kajian Teori
Kajian pada teori tentang struktur anatomi kayu, sifat fisis kayu dan
mekanika kayu.
A. Struktur Kayu
Struktur anatomi kayu ditetapkan berdasarkan hasil pengamatan dan
pengukuran secara mikroskopis yang meliputi pori, jari-jari, parenkim,
dimensi serat dan kadang-kadang saluran interselular.
Hasil pengukuran dan pengamatan mikroskopis tersebut dicocokkan
dengan data yang ada dalam berbagai pustaka, seperti karya DEN
BERGER (1926), DEN BERGER & ENDERT (1925), BURGESS (1926)
dan DESCH (1941b
). Khusus untuk jenis-jenis kayu dalam famili
Dipterocarpaceae dipergunakan karya DESCH (1941b
), ditambah dengan
laporan SARAYAR (1975) tentang jenis-jenis meranti. Data struktur yang
disajikan dilengkapi juga dengan foto mikroskopis dalam tiga bidang
orientasi, yaitu bidang transversal dengan pembesaran 26 kali, sedangkan
untuk bidang radial dan tangensial masing-masing dipakai pembesaran 75
kali.
B. Sifat Fisis Kayu
Diantara sifat fisis kayu yang paling penting adalah berat jenis dan
sifat higroskopisitasnya. Sifat higroskopisitas kayu tidak lain adalah akibat
adanya hubungan kayu dengan air, sedangkan berat jenis kayu erat
hubungannya dengan massa dari zat penyusun kayu ( Anonim 1999).
1. kerapatan dan berat jenis.
Menurut Brown et al. (1952), berat jenis kayu adalah perbandingan
antara kerapatan kayu tersebut terhadap benda standart. Kerapatan
adalah perbandingan antara massa atau berat benda terhadap
volumenya. Air pada temperatur 40 C atau 32,5 0F mempunyai
kerapatan sebesar 1 g/cm3. oleh karna itu air pada temperatur tersebut
dijadikan sebagai kerapatan standar.
8. Berat kayu meliputi berat zat kayu sendiri, berat zat ekstraktif dan
berat air yang dikandungnya. Jumlah zat kayu dan zat ekstraktif
biasanya konstan, sedangkan jumlah air berubah-ubah. Oleh karna itu
berat jenis dari sepotong kayu bervariasi tergantung dari kadar air yang
dikandungnya. Untuk mendapat keseragaman, maka pada umumnya
dalam penentuan berat jenis kayu, berat ditentukan dalam keadaan
kering tanur. Dalam keadaan kering tanur, volumekayu akan mencapai
minimum sedangakan air yang dikandungnya sangat kecil, kurang
lebih 1% dari berat kayu (Brown et al. 1952).
Brown et al. (1952) menyatakan bahwa berat jenis kayu bervariasi
diantara berbagai jenis pohon dan diantara pohon dari satu jenis yang
sama. Variasi ini juga terjadi pada posisi yang berbeda dari satu pohon.
Adanya variasi jenis kayu tersebut disebabkan oleh perbedaan dalam
jumlah zat penyusun dinding sel dan kandungan zat ekstraktif per unit
volume.
2. Kadar Air
Brown et al. (1952) menyatakan kadar air kayu adalah banyaknya
air yang terdapat dalam kayu yang dinyatakan dalam persen terhadap
berat kering tanurnya. Dengan demikian standar kekeringan kayu
adalah pada saat kering tanur.
Air dalam kayu tediri dari air bebas dan air terikat dimana
keduaanya secara bersama-sama menentukan kadar air kayu. Dalam
satu pohon kadar air segar bervariasi tergantung tempat tumbuh dan
umur pohon (Haygreen dan Bowyer, 1993).
Kollmann dan Cote (1968) menyatakan bahwa biasanya kayu akan
bertambah kuat apabila terjadi penurunan kadar air, terutama bila
terjadi dibawah titik jenuh serat. Wangaard (1950) menyatakan bahwa
kekuatan kayu sebagai balok (lenturan) dan sebagai kolom (tekan
sejajar serat) akan bertambah besar bila kondisi kayu tersebut
bertambah kering, kecuali keuletannya.
9. BAB III
BAHAN DAN METODE
III.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini di adakan pada :
Hari / Tanggal : Selasa / 24 Juni 2014
Tempat : Laboratorium Kopertis Wilayah X, Padang
III.2 Bahan dan Alat
Bahan dan alat yang digunakan saat kuliah lapangan pengantar ilmu
kehutanan yaitu :
1. Sampel kayu dengan ukuran 2x2x2 sebanyak 8 buah
2. Alat tulis
3. Alat alat yang sudah terdapat dilaboratorium umsb seperti :
Resikator, Oven kayu dan Timbangan, Jangka sorong / Kalifer.
4. Mikroskop
III.3 Metode Praktikum
Hal- hal yang harus dikerjakan dalam praktikum materi ini meliputi:
1. Cara pengamatan anatomi serat
Gunakan sampel yang telah disediakan oleh dosen pembimbing,
kemudian amatilah serat tersebut dengan menggunakan
mikroskop. Catat dan gambarlah apa yang terlihat di mikroskop.
Serta ukur panjang dari serat/sel tersebut (gambar pengamatan
terlampir).
2. Sifat fisik kayu
a. Kadar air kayu
Kadar air dalam kayu dinyatakan dalam persentase
dari berat kering tanur kayu. Berat kering tanur digunakan
sebagai dasar karena berat ini merupakan petunjuk banyak
zat pada kayu. Rumus untuk menentukan kadar air kayu
adalah:
10. Kayu ditimbang berat awalnya (BA= berat kayu+
air), kemudian kayu dikeringkan dalam tanur dengan kayu
dikeringkan dalam tanur dengan suhu 105 ±n2 C selama 3
jam, selanjutnya dinginkan dalam esikator dan timbang
sampai beratnya konstan (BKT= berat kayu kering tanur).
Selisih antara keduanya adalah jumlah air, dimana kadar air
dinyatakan dalam % terhadap BKT.
KA =
BeratAwal − BeratAkhir
BeratAkhir
× 100%
b. Kerapatan dan berat jenis kayu
Nilai berat jenis diukur dengan cara menimbang
berat dan mengukur volume sampel uji. Untuk mengetahui
volume sampel uji dengan cara mengukur dimensi kayu
tersebut sampai empat kali untuk mengakuratkan data.
Setelah diukur volumenya, sampel di oven dengan
suhu 105 ± 2 c sampai berat konstan kemudian dtimbang
(BKT). Kerapatan dan berat jenis dtentukan melalui:
Kerapatan(M) =
Berat awal
Volume
Berat Jenis =
Berat kering oven
V(1 +
M
100
)
Untuk kadar air, berat jenis dan kerapatan dapat
dilakukan sekaligus dengan sampel yang sama.
c. Penyusutan kayu
Dalam menentukan besarnya penyusutan, langkah-
langkahnya sebagai berikut:
1. Siapkan sampel yang akan dihitung persen
penyusutannya
11. 2. Timbang berat awalnya untuk mengetahui kondisi
kadar air pada saat berat basah
3. Tentukan arah bidang tangensial, radial dan
transversal dan diukur lebarnya searah bidang
masing-masing
4. Sampel dikering oven kemudian ditimbang dan
diukur sesuai langkah 3
Nilai penyusutan kayu diukur pad sisi radial,
tangensial dan transversal. Penyusutan diukur dengan
rumus sebagai berikut:
Susut =
Dimensi awal − Dimensi akhir
Dimensi awal
× 100%
12. BAB IV
HASIL PEMBAHASAN
Hasil dan pembahasan
Pada praktikum ini dilakukan pengukuran kadar air kayu, kerapatan, berat
jenis dan penyusutan kayu dengan 8 sampel yang sudah dibuat dengan ukuran
(2x2x2) dengan hasil pengukuran sebagai berikut :
Tabel Hasil Pengukuran
1. Kadar air
Rumus :
Kadar Air ( KA )
𝑲𝑨 =
𝑩𝒆𝒓𝒂𝒕 𝑨𝒘𝒂𝒍 − 𝑩𝒆𝒓𝒂𝒕 𝑨𝒌𝒉𝒊𝒓
𝑩𝒆𝒓𝒂𝒕 𝑨𝒌𝒉𝒊𝒓
× 𝟏𝟎𝟎%
Rata Rata
𝑹𝒂𝒕𝒂 − 𝑹𝒂𝒕𝒂 =
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑲𝒂𝒅𝒂𝒓 𝑨𝒊𝒓
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑺𝒂𝒎𝒑𝒆𝒍
Tabel 1. Kadar air kayu ( 2x2x2 )
No Sampel Berat Awal ( g ) Berat Akhir ( g ) Kadar Air ( % )
1 I 5,17 4,41 17,23%
2 II 5,19 4,61 12,59%
3 III 4,81 4,23 12,06%
4 IV 5,42 4,81 12,68%
5 V 5,15 4,55 13,19%
6 VI 5,15 4,58 12,45%
7 VII 5,43 4,86 11,73%
8 VIII 5,01 4,41 13,61%
Rata – Rata 13,19%
13. 2. Kerapatan dan berat jenis kayu
Rumus:
𝑲𝒆𝒓𝒂𝒑𝒂𝒕𝒂𝒏(𝑴) =
𝑩𝒆𝒓𝒂𝒕 𝒂𝒘𝒂𝒍
𝑽𝒐𝒍𝒖𝒎𝒆
𝑩𝒆𝒓𝒂𝒕 𝑱𝒆𝒏𝒊𝒔 =
𝑩𝒆𝒓𝒂𝒕 𝒌𝒆𝒓𝒊𝒏𝒈 𝒐𝒗𝒆𝒏
𝑽(𝟏 +
𝑴
𝟏𝟎𝟎
)
Rata Rata
𝑹𝒂𝒕𝒂 − 𝑹𝒂𝒕𝒂 =
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑫𝒂𝒕𝒂
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑫𝒂𝒕𝒂
Sampel
Berat (g) ukuran (cm) V
Cm3
Kerapatan
(M) g/cm3
BJ
Awal akhir P L T
1 5,17 4,41 2,175 2,060 2,050 9,19 0,56 0,48
2 5,19 4,61 2,175 2,050 2,050 9,14 0,57 0,50
3 4,81 4,23 2,190 2,250 2,130 10,50 0,46 0,40
4 5,42 4,81 2,180 2,050 2,050 9,16 0,59 0,52
5 5,15 4,55 2,180 2,030 2,010 8,91 0,58 0,50
6 5,15 4,58 2,185 2,050 2,050 9,18 0,56 0,50
7 5,43 4,86 2,160 2,060 2,060 9,17 0,59 0,53
8 5,01 4,41 2,107 2,060 2,060 8,94 0,56 0,49
Rata – Rata 0,56 0,49
3. Penyusutan kayu
Rumus :
Penyusutan
susut =
Dimensi Awal − Dimensi Akhir
Dimensi Akhir
× 100%
Rata Rata
Rata − Rata =
Total Data
Jumlah Data
15. BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Berat jenis suatu kayu bergantung dari jumlah zat kayu yang tersusun di
dalamnya. Kayu memiliki kadar air yang terkandung di dalamnya. Ada tiga
macam kadar air pada kayu, yaitu kadar air basah, kadar air kering udara, dan
kadar air kering mutlak. Semakin besar kadar air maka berat kering oven zat
kayunya rendah, dan sebaliknya bila kadar airnya rendah maka berat kering
ovennya tinggi.
V.2 Saran
Dalam melakukan percobaan, hendaknya para praktikan lebih teliti dalam
memasukkan atau mengambil data dan cermat dalam mengolah data sehingga
hasil yang diperoleh akan akurat. Kerjasama dan kekompakkan semua praktikan
diperlukan sewaktu melakukan prosedur percobaan serta diharapkan agar seluruh
praktikan aktif pada saat melakukan praktikum.
16. DAFTAR PUSTAKA
Hasil laporan praktikum di Labor Kopertis wilayah X
Hasil data pengukuran kadar air
Hasil data pengukuran kerapatan dan berat jenis kayu
Hasil data pengukuran penyusutan kayu
wiryadi, A. 2011. Kayu. Dikutip dari : http://anankwiryadi.blogdetik.com/
(diakses pada tanggal 27 Juni 2014)
marpaung, A. 2009. Sifat Fisis dan Mekanik Kayu. Dikutip dari :
http://boymarpaung.wordpress.com/2009/01/sifat-fiis-dan-mekanik-kayu.htm
(diakses pada tanggal 27 Juni 2014)
18. DATA ALBERTO FERNANDO
UKURAN KAYU AWAL
P1= 2,175 P2= 2,175 P3= 2,175 P4= 2,175 Pr=
2,175
L1= 2,060 L2= 2,060 L3= 2,060 L4= 2,060 Lr=
2,060
T1= 2,050 T2= 2,050 T3= 2,050 T4= 2,050 Tr=
2,050
BERAT AWAL
Baw= 5,17 gram
UKURAN KAYU AKHIR
P1= 2,165 P2= 2,165 P3= 2,165 P4= 2,165 Pr=
2,165
L1= 1,975 L2= 1,975 L3= 1,975 L4= 1,975 Lr=
1,975
T1= 2,000 T2= 2,000 T3= 2,000 T4= 2,000 Tr=
2,000
BERAT AKHIR
BaK= 4,41 gram
PENYELESAIAN
a. Kadar air
KA =
Baw − Bak
Bak
× 100%
KA =
5,17 − 4,41
4,41
× 100% = 17,23%
b. Kerapatan
Baw= 5,17 gram
V awal= 9,19 cm3
19. K =
Baw
V awal
K =
5,17
9,19
= 0,56 𝑔/𝑐𝑚3
c. Berat Jenis (BJ)
Berdasarkan berat kering oven
Bak= 4,41 gram
V= 9,19 cm3
M= 0,56 g/cm3
BJ =
Bak
V(1 +
M
100)
BJ =
4,41
9,19(1 +
0,56
100
)
= 0,48
d. Penyusutan
Penyusutan arah transversal= panjang
Susut =
P aw − P ak
P aw
× 100%
Susut =
2,175 − 2,165
2,175
× 100% = 0,46%
Penyusutan arah tangensial= lebar
Susut =
L aw − L ak
L aw
× 100%
Susut =
2,060 − 1,975
2,060
× 100% = 4,13%
Penyusutan arah radial= tebal
Susut =
T aw − T ak
T aw
× 100%
Susut =
2,050 − 2,000
2,050
× 100% = 2,44%
20. DATA EKA PUTRI
UKURAN KAYU AWAL
P1= 2,175 P2= 2,175 P3= 2,175 P4= 2,175 Pr=
2,175
L1= 2,050 L2= 2,050 L3= 2,050 L4= 2,050 Lr=
2,050
T1= 2,050 T2= 2,050 T3= 2,050 T4= 2,050 Tr=
2,050
BERAT AWAL
Baw= 5,19 gram
UKURAN KAYU AKHIR
P1= 2,150 P2= 2,150 P3= 2,150 P4= 2,150 Pr=
2,150
L1= 1,975 L2= 1,975 L3= 1,975 L4= 1,975 Lr=
1,975
T1= 2,000 T2= 2,000 T3= 2,000 T4= 2,000 Tr=
2,000
BERAT AKHIR
BaK= 4,61 gram
PENYELESAIAN
a. Kadar air
KA =
Baw − Bak
Bak
× 100%
KA =
5,19 − 4,61
4,61
× 100% = 12,59%
b. Kerapatan
Baw= 5,19 gram
V awal= 9,14 cm3
21. K =
Baw
V awal
K =
5,19
9,14
= 0,57 𝑔/𝑐𝑚3
c. Berat Jenis (BJ)
Berdasarkan berat kering oven
Bak= 4,61 gram
V ak= 9,14 cm3
M= 0,57 g/cm3
BJ =
Bak
V(1 +
M
100)
BJ =
4,61
9,14(1 +
0,57
100
)
= 0,50
d. Penyusutan
Penyusutan arah transversal= panjang
Susut =
P aw − P ak
P aw
× 100%
Susut =
2,175 − 2,150
2,175
× 100% = 1,15%
Penyusutan arah tangensial= lebar
Susut =
L aw − L ak
L aw
× 100%
Susut =
2,050 − 1,975
2,050
× 100% = 3,66%
Penyusutan arah radial= tebal
Susut =
T aw − T ak
T aw
× 100%
Susut =
2,050 − 2,000
2,050
× 100% = 2,44%
22.
23. DATA FADLI RAHMADI
UKURAN KAYU AWAL
P1= 2,190 P2= 2,190 P3= 2,190 P4= 2,190 Pr=
2,190
L1= 2,250 L2= 2,250 L3= 2,250 L4= 2,250 Lr=
2,250
T1= 2,130 T2= 2,130 T3= 2,130 T4= 2,130 Tr=
2,130
BERAT AWAL
Baw= 4,81 gram
UKURAN KAYU AKHIR
P1= 2,175 P2= 2,175 P3= 2,175 P4= 2,175 Pr=
2,175
L1= 2,155 L2= 2,155 L3= 2,155 L4= 2,155 Lr=
2,155
T1= 2,000 T2= 2,000 T3= 2,000 T4= 2,000 Tr=
2,000
BERAT AKHIR
BaK= 4,23 gram
PENYELESAIAN
a. Kadar air
KA =
Baw − Bak
Bak
× 100%
KA =
4,81 − 4,23
4,81
× 100% = 12,06%
b. Kerapatan
Baw= 4,81 gram
V awal= 10,50 cm3
24. K =
Baw
V awal
K =
4,81
10,50
= 0,46 𝑔/𝑐𝑚3
c. Berat Jenis (BJ)
Berdasarkan berat kering oven
Bak= 4,23 gram
V= 10,50 cm3
M= 0,46 g/cm3
BJ =
Bak
V(1 +
M
100)
BJ =
4,23
10,50(1 +
0,46
100)
= 0,40
d. Penyusutan
Penyusutan arah transversal= panjang
Susut =
P aw − P ak
P aw
× 100%
Susut =
2,190 − 2,175
2,190
× 100% = 7,89%
Penyusutan arah tangensial= lebar
Susut =
L aw − L ak
L aw
× 100%
Susut =
2,250 − 2,155
2,250
× 100% = 4,22%
Penyusutan arah radial= tebal
Susut =
T aw − T ak
T aw
× 100%
Susut =
2,130 − 2,000
2,130
× 100% = 6,10%
25.
26. DATA FAHRUL RIZAL
UKURAN KAYU AWAL
P1= 2,180 P2= 2,180 P3= 2,180 P4= 2,180 Pr=
2,180
L1= 2,050 L2= 2,050 L3= 2,050 L4= 2,050 Lr=
2,050
T1= 2,050 T2= 2,050 T3= 2,050 T4= 2,050 Tr=
2,050
BERAT AWAL
Baw= 5,42 gram
UKURAN KAYU AKHIR
P1= 2,170 P2= 2,170 P3= 2,170 P4= 2,170 Pr=
2,170
L1= 1,975 L2= 1,975 L3= 1,975 L4= 1,975 Lr=
1,975
T1= 2,000 T2= 2,000 T3= 2,000 T4= 2,000 Tr=
2,000
BERAT AKHIR
BaK= 4,81 gram
PENYELESAIAN
a. Kadar air
KA =
Baw − Bak
Bak
× 100%
KA =
5,42 − 4,81
4,81
× 100% = 12,68%
b. Kerapatan
Baw= 5,42 gram
V awal= 9,16 cm3
27. K =
Baw
V awal
K =
5,42
9,16
= 0,59 𝑔/𝑐𝑚3
c. Berat Jenis (BJ)
Berdasarkan berat kering oven
Bak= 4,81 gram
V= 9,16 cm3
M= 0,59 g/cm3
BJ =
Bak
V(1 +
M
100)
BJ =
4,81
9,16(1 +
0,59
100
)
= 0,52
d. Penyusutan
Penyusutan arah transversal= panjang
Susut =
P aw − P ak
P aw
× 100%
Susut =
2,180 − 2,170
2,180
× 100% = 0,46%
Penyusutan arah tangensial= lebar
Susut =
L aw − L ak
L aw
× 100%
Susut =
2,050 − 1,975
2,050
× 100% = 3,66%
Penyusutan arah radial= tebal
Susut =
T aw − T ak
T aw
× 100%
Susut =
2,050 − 2,000
2,050
× 100% = 2,44%
28. DATA GUSLI
UKURAN KAYU AWAL
P1= 2,18 P2= 2,18 P3= 2,18 P4= 2,17 Pr=
2,18
L1= 2,03 L2= 2,03 L3= 2,04 L4= 2,03 Lr=
2,03
T1= 2,01 T2= 2,01 T3= 2,02 T4= 2,02 Tr=
2,01
BERAT AWAL
Baw= 5,15 gram
UKURAN KAYU AKHIR
P1= 2,17 P2= 2,17 P3= 2,17 P4= 2,15 Pr=
2,17
L1= 2,02 L2= 2,01 L3= 2,02 L4= 2,01 Lr=
2,02
T1= 1,93 T2= 1,93 T3= 1,95 T4= 1,93 Tr=
1,94
BERAT AKHIR
BaK= 4,55 gram
PENYELESAIAN
a. Kadar air
KA =
Baw − Bak
Bak
× 100%
KA =
5,15 − 4,55
4,55
× 100% = 13,19%
b. Kerapatan
Baw= 5,15 gram
V awal= 8,91 cm3
29. K =
Baw
V awal
K =
5,15
8,91
= 0,58 𝑔/𝑐𝑚3
c. Berat Jenis (BJ)
Berdasarkan berat kering oven
Bak= 4,55 gram
V = 8,91 cm3
M= 0,58 g/cm3
BJ =
Bak
V(1 +
M
100)
BJ =
4,55
8,91(1 +
0,58
100
)
= 0,50
d. Penyusutan
Penyusutan arah transversal= panjang
Susut =
P aw − P ak
P aw
× 100%
Susut =
2,18 − 2,17
2,18
× 100% = 0,46%
Penyusutan arah tangensial= lebar
Susut =
L aw − L ak
L aw
× 100%
Susut =
2,03 − 2,02
2,03
× 100% = 0,49%
Penyusutan arah radial= tebal
Susut =
T aw − T ak
T aw
× 100%
Susut =
2,01 − 1,94
2,01
× 100% = 3,48%
30.
31. DATA JELFI BAHRI
UKURAN KAYU AWAL
P1= 2,185 P2= 2,185 P3= 2,185 P4= 2,185 Pr=
2,185
L1= 2,050 L2= 2,050 L3= 2,050 L4= 2,050 Lr=
2,050
T1= 2,050 T2= 2,050 T3= 2,050 T4= 2,050 Tr=
2,050
BERAT AWAL
Baw= 5,15 gram
UKURAN KAYU AKHIR
P1= 2,175 P2= 2,175 P3= 2,175 P4= 2,175 Pr=
2,175
L1= 1,975 L2= 1,975 L3= 1,975 L4= 1,975 Lr=
1,975
T1= 2,000 T2= 2,000 T3= 2,000 T4= 2,000 Tr=
2,000
BERAT AKHIR
BaK= 4,58 gram
PENYELESAIAN
a. Kadar air
KA =
Baw − Bak
Bak
× 100%
KA =
5,15 − 4,58
4,58
× 100% = 12,45%
b. Kerapatan
Baw= 5,15 gram
V awal= 9,18 cm3
32. K =
Baw
V awal
K =
5,15
9,18
= 0,56 𝑔/𝑐𝑚3
c. Berat Jenis (BJ)
Berdasarkan berat kering oven
Bak= 4,58 gram
V= 9,18 cm3
M= 0,56 g/cm3
BJ =
Bak
V(1 +
M
100)
BJ =
4,58
9,18(1 +
0,56
100)
= 0,50
d. Penyusutan
Penyusutan arah transversal= panjang
Susut =
P aw − P ak
P aw
× 100%
Susut =
2,185 − 2,175
2,185
× 100% = 0,46%
Penyusutan arah tangensial= lebar
Susut =
L aw − L ak
L aw
× 100%
Susut =
2,050 − 1,975
2,050
× 100% = 3,66%
Penyusutan arah radial= tebal
Susut =
T aw − T ak
T aw
× 100%
Susut =
2,050 − 2,000
2,050
× 100% = 2,44%
33.
34. DATA RIAN ORIZA PERMANA
UKURAN KAYU AWAL
P1= 2,160 P2= 2,160 P3= 2,160 P4= 2,160 Pr=
2,160
L1= 2,060 L2= 2,060 L3= 2,060 L4= 2,060 Lr=
2,060
T1= 2,060 T2= 2,060 T3= 2,060 T4= 2,060 Tr=
2,060
BERAT AWAL
Baw= 5,43 gram
UKURAN KAYU AKHIR
P1= 2,150 P2= 2,150 P3= 2,150 P4= 2,150 Pr=
2,150
L1= 1,975 L2= 1,975 L3= 1,975 L4= 1,975 Lr=
1,975
T1= 2,000 T2= 2,000 T3= 2,000 T4= 2,000 Tr=
2,000
BERAT AKHIR
BaK= 4,86 gram
PENYELESAIAN
a. Kadar air
KA =
Baw − Bak
Bak
× 100%
KA =
5,43 − 4,86
4,86
× 100% = 11,73%
b. Kerapatan
Baw= 5,43 gram
V awal= 9,17 cm3
35. K =
Baw
V awal
K =
5,43
9,17
= 0,59 𝑔/𝑐𝑚3
c. Berat Jenis (BJ)
Berdasarkan berat kering oven
Bak= 4,86 gram
V= 9,17 cm3
M= 0,59 g/cm3
BJ =
Bak
V(1 +
M
100)
BJ =
4,86
9,17(1 +
0,59
100)
= 0,53
d. Penyusutan
Penyusutan arah transversal= panjang
Susut =
P aw − P ak
P aw
× 100%
Susut =
2,160 − 2,150
2,160
× 100% = 0,46%
Penyusutan arah tangensial= lebar
Susut =
L aw − L ak
L aw
× 100%
Susut =
2,060 − 1,975
2,060
× 100% = 4,13%
Penyusutan arah radial= tebal
Susut =
T aw − T ak
T aw
× 100%
Susut =
2,060 − 2,000
2,060
× 100% = 2,91%
36.
37. DATA SAMIRUN
UKURAN KAYU AWAL
P1= 2,107 P2= 2,107 P3= 2,107 P4= 2,107 Pr=
2,107
L1= 2,060 L2= 2,060 L3= 2,060 L4= 2,060 Lr=
2,060
T1= 2,060 T2= 2,060 T3= 2,060 T4= 2,060 Tr=
2,060
BERAT AWAL
Baw= 5,01 gram
UKURAN KAYU AKHIR
P1= 2,105 P2= 2,105 P3= 2,105 P4= 2,105 Pr=
2,105
L1= 2,050 L2= 2,050 L3= 2,050 L4= 2,050 Lr=
2,050
T1= 2,000 T2= 2,000 T3= 2,000 T4= 2,000 Tr=
2,000
BERAT AKHIR
BaK= 4,41 gram
PENYELESAIAN
a. Kadar air
KA =
Baw − Bak
Bak
× 100%
KA =
5,01 − 4,41
4,41
× 100% = 13,61%
b. Kerapatan
Baw= 5,01 gram
V awal= 8,94 cm3
38. K =
Baw
V awal
K =
5,01
8,94
= O, 56 𝑔/𝑐𝑚3
c. Berat Jenis (BJ)
Berdasarkan berat kering oven
Bak= 4,41 gram
V = 8,94 cm3
M= 0,56 g/cm3
BJ =
Bak
V(1 +
M
100)
BJ =
4,41
8,94(1 +
0,56
100)
= 0,49
d. Penyusutan
Penyusutan arah transversal= panjang
Susut =
P aw − P ak
P aw
× 100%
Susut =
2,107 − 2,105
2,107
× 100% = 0,09%
Penyusutan arah tangensial= lebar
Susut =
L aw − L ak
L aw
× 100%
Susut =
2,060 − 2,050
2,060
× 100% = 0,49%
Penyusutan arah radial= tebal
Susut =
T aw − T ak
T aw
× 100%
Susut =
2,060 − 2,000
2,060
× 100% = 2,91%