SlideShare a Scribd company logo
1 of 55
EKONOMI SUMBERDAYA HUTAN
Oleh: Prof.Dr.Ir. Abdul Rauf, MP
(Fakultas Pertanian USU)
Ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia
dalam memanfaatkan sumberdaya hutan
agar fungsinya dapat dipertahankan dan
ditingkatkan dalam jangka panjang
Penerapan Ilmu Ekonomi di dalam
kegiatan Kehutanan
Pengertian Dasar:
Hutan  lapangan bertumbuhan pohon-pohon
yang secara keseluruhan merupakan persekutuan
hidup alam hayati beserta alam lingkungannya
dan yang ditetapkan pemerintah sebagai hutan.
Kehutanan  segala pengurusan yang berkaitan
dengan hutan, meliputi kegiatan-kegiatan yang
bersifat biologis (reboisasi, penghijauan,
silvikultur) (KPH), hingga berbagai kegiatan
administrasi pengurusan hutan (Dinas).
 Hutan merupakan hamparan
flora dan fauna, tanah dan
organismenya, berbagai jenis
mineral, air dan udara segar yang
merupakan syarat bagi
berlangsungnya kehidupan.
 Pasal 33 Ayat (3) UUD 1945,
mengisyaratkan :
Pengelolaan hutan sebagai kekayaan
negara, harus diarahkan untuk tetap
memperhatikan fungsi ekologi, fungsi
produksi, fungsi sosial, dan fungsi
ekonomi, baik bagi masyarakat maupun
negara.
Daratan Indonesia = ± 189,15 juta ha
Kawasan hutan = ± 143,57 juta ha (76%)
• Hutan lindung = ± 30,32 juta ha (16%)
• Hutan konservasi = ± 18,73 juta ha (10%)
• Hutan produksi = ± 64,39 juta ha (34%)
• Hutan produksi yang
dapat dikonversi = ± 30,13 juta ha (16%)
Sifat-sifat Khas SDH
• Proses produksi SDH tergantung alam (produk tidak
homogen)
• Proses produksi berlangsung lama  produk yang
dipanen apakah sudah sebagai produk akhir atau masih
sebagai modal yang sedang dalam pertumbuhan
• Hasil hutan terutama kayu tidak sama umur dan
volumenya dalam luasan yang sama
• SDH memiliki potensi produksi beragam (barang dan
jasa secara bersamaan)  joint products
• Managemen lebih komplek
• Banyak komoditi serbaguna hutan belum diukur
nilainya secara tepat oleh hukum permintaan dan
penawaran
Sumberdaya
Ekonomi
Hutan
1.Lahan, tanah
& air
2.Vegetasi &
Komponen
Hayati
3.Lingkungan
Hasil Hutan
1.Tangible
(Kentara/Terukur): Kayu
& Non-kayu (Rotan,
Getah, Madu, Bunga-
bungaan, Buah-buahan,
dll)
2.Intangible (Tidak
Kentara): Perlindungan
tanah, Pelestarian SD.Air,
Penjernih Udara, Produk
pariwisata, dll
• Produksi  Penawaran,
Permintaan, biaya produksi,
harga  Kajian Ekonomi
Mikro  Barang dan jasa HH
yang menguntungkan unit
dan pelaku usaha
• Kesempatan kerja,
Pendapatan produk
domestik, Pertumbuhan
ekonomi  Kajian Ekonomi
Makro  Memanfaatkan
SDH untuk sebesar-besar
kemakmuran rakyat
Ruang Lingkup ESDH
ESDH:  Prinsip Ekonomi
 Prinsip Ekologi
Berlandaskan pada pertanyaan:
 Mengapa suatu jenis pohon harus ditanam
 Kapan suatu jenis pohon harus dipanen
 Bagaimana menentukan pemanfaatan hasil
hutan (baik barang maupun jasa)
Mengapa Suatu Jenis Pohon Harus Ditanam
• Memiliki nilai ekonomi tinggi
• Jenis pohon sudah langka tetapi memiliki
banyak manfaat
• Memiliki nilai ekologis:
– Pohon pionir
– Pohon penyerap dan penyimpan air
– Pohon penyerap polusi udara
– Pohon penguat bantaran sungai
Kapan suatu jenis pohon harus dipanen
• Mencapai batas umur biologis
• Spesifikasi produk hilir
• Keseimbangan dengan nilai ekonomis
Bagaimana menentukan manfaat hasil hutan
• Sesuai permintaan pasar
• Nilai ekonomi jenis produk (kayu, non-kayu,
atau jasa)
Peranan ESDH dalam
Pengelolaan Hutan
1. Memberi arahan tentang:
a. Komoditi apa yang akan
diusahakan,
b. Produk apa yang akan
dihasilkan,
c. Berapa volume/jumlahnya
d. Kapan ditanam,
e. Kapan dipanen
f. Bagaimana cara memanen
g. Berapa harga jual
2. Efisiensi dan optimalisasi
pengelolaan hutan 
menguntungkan dan berkelanjutan
3. Pertimbangan dalam konservasi
dan rehabilitasi hutan
Pertimbangan Ekonomi
pada Program GNRHL
1. Alokasi dana harus
efisien dalam mencapai
tujuan,
2. Harus menguntungkan
masyarakat di sekitar
hutan  hutan lestari
masyarakat sejahtera
3. Harus mendorong
perekonomian nasional
dan regional
illustrasi
Peranan SDH sebagai
Penggerak Perekonomian
1. Penyediaan devisa untuk
membangun sektor lain,
2. Penyediaan kawasan dan
lahan untuk
pembangunan sektor
lain (terutama
perkebunan, industri,
dan pariwisata)
3. Pelayanan jasa
lingkungan hidup dan
lingkungan sosial
masyarakat
Nilai Ekonomi Hasil Hutan  Nilai manfaat
suatu barang atau jasa hutan bagi manusia)
N =
BP
JV
N = Nilai Ekonomi Hasil Hutan (Rp/unit volume)
BP = biaya pengadaan hasil hutan (Rp/pengambilan)
JV = jumlah volume hasil hutan (unit volume/pengambilan)
Kemampuan sektor kehutanan dalam perolehan devisa (menyerap
investasi) sejak dilakukan pengusahaan hutan dan industri
kehutanan (Nugraha dan Rudianto, 2008):
No. Bentuk dan Lapangan Investasi US$ Milyar %
1 Industri pulp dan kertas 16,0 57,62
2 Kayu lapis 3,30 11,88
3 HPH 3,28 11,81
4 HTI 3,00 10,80
5 Kayu gergajian dan kayu olahan 1,03 3,71
6 Meubel 0,80 2,88
7 Perekat 0,19 0,68
8 Kerjinan 0,17 0,61
TOTAL INVESTASI 27,77 100,00
Sifat Produk SDH
sebagai Penggerak
Perekonomian
1. Kayu merupakan produk
multiguna
2. Konsumsi hasil hutan (kayu
dan non-kayu) relatif stabil
dari waktu ke waktu
3. Investasi usaha relatif kecil
4. Memiliki forward linkage dan
backward linkage yang kuat
dengan sektor ekonomi
lainnya
5. Mendorong perkembangan
perekonomian pedesaan
6. Usaha dan teknologi industri
hasil hutan relatif mudah
Peranan SDH dalam
Penyediaan Lapangan
Kerja
1. Kegiatan budidaya hutan
(penanaman, pemeliharaan,
dan perlindungan hutan)
2. Kegiatan pemanenan hasil
hutan
3. Kegiatan industri hasil
hutan
4. Kegiatan jasa sektor
kehutanan  perdagangan
hasil hutan, transportasi,
pariwisata, pendidikan dan
konsultan pembangunan
kehutanan
Sektor Kehutanan diperkirakan menyerap
tenaga kerja sebanyak 21,5 juta orang
(Alam, dkk., 2009):
• 15,09 juta orang di kawasan hutan produksi
• 4,31 juta orang di kawasan suaka alam dan
pelestarian alam
• 3,9 juta orang di kawasan hutan lindung dan
kawasan konservasi
• 0,2 juta orang di kawasan hutan wisata
Peranan SDH dalam
Pelayanan Jasa
Lingkungan
1.Perlindungan plasma
nutfah
2.Mempertahankan
keanekaragaman hayati
3.Pariwisata  Ekowisata
4.Pemeliharaan tata air
5.Pembersih udara
Bentuk pemanfaatan (transfer nilai)
keanekaragaman hayati hutan:
• Pengkajian/penelitian dan pengembangan
• Penangkaran
• Perburuan
• Perdagangan
• Peragaan
• Pertukaran
• Budidaya tanaman obat dan tanaman hias
• Pemenuhan hobby
Transfer nilai sumberdaya air dari kawasan hutan:
• Pengendalian banjir
• Sumber air irigasi dan waduk
• Sumber air pembangkit tenaga listrik
• Sumber air domestik dan industri
• Transportasi air
• Rekreasi
• Perikanan
• Pengendalian pencemaran air
• Pengendalian tanaman dan hewan air
• Drainase dan pengembangan rawa
• Pengendalian sedimen
• Pengendalian intrusi air laut
• Pengendalian kekeringan dan pengembangan air tanah
Fenomena perubahan iklim global
yang terjadi karena meningkatnya
konsentrasi gas rumah kaca di amosfer
sebagai akibat dari perubahan
tataguna lahan, penggunaan bahan
bakar fosil dan emisi dari sektor
industry (IFCA, 2008).
Hutan sebagai Komponen penting dalam
menyerap dan menyimpan gas rumah kaca
karbon dioksida (CO2) dalam suatu ekosistem
atau lingkungan hidup
HUTAN MEMITIGASI PERUBAHAN IKLIM
STRATEGI PENGELOLAAN HUTAN DALAM MITIGASI PERUBAHAN IKLIM
Pembangunan
Hutan
Menyerap Gas
Rumah Kaca
CO2
Pembuatan Hutan
Tanaman
Clean Development Mechanism
Alat Mitigasi
Perubahan
Iklim
“Untuk hutan tanaman
dengan jenis cepat tumbuh,
kisaran biomasa yang
dihasilkan sampai tanaman
berumur 8-10 tahun adalah
100-150 ton per ha, setara
dengan 225 ton CO2 per ha”.
“Dalam kerangka
CDM, REDD (Reducing
Emission from Deforestation
and Degradation) dan REDD+
(+ fiksasi karbon) Indonesia
sangat berpotensi dan
memiliki peluang yang sangat
tinggi mengingat
ketersediaan sumberdaya
hutannya yang melimpah” .
Peranan sektor kehutanan sebagai penggerak
perekonomian (sebagai “Emas Hijau”) mulai
menurun sejak:
KTT Bumi Rio de Jeneiro, 1992
• Konvensi perubahan iklim bertujuan
menstabilkan konsentrasi gas rumah kaca pada
tingkat aman
Protokol Kyoto, 1997
• Mekanisme CDM (Clean Development
Mechanism)
• Penerapan pembangunan berkelanjutan
menggunakan komoditas Certified Emission
Reduction (CER)
Alternatif dalam mempertahankan
“emas hijau”:
• Pembangunan Hutan Tanaman (Silvikultur) 
mengatasi ketimpangan pasokan bahan baku
dengan kebutuhan industri perkayuan
• Peningkatan hasil hutan bukan kayu (HHBK) 
rotan, madu, getah, buah, tanaman obat,
tanaman hias, pangan dan pakan.
Hutan Tanaman Industri (HTI) berbasis
pohon bernilai ekonomi tinggi, berpotensi
HHBK:
• Pengembangan tanaman dan industri obat-
obatan  silvomedicine
• Pengembangan tanaman pangan  agroforsetry
(agrosilvikultural)
• Pengembangan pakan dan atau ternak 
silvopastural  industri pupuk organik
• Produksi air sumber kehidupan (konservasi mata
air) atau air dalam kawasan HTI sebagai media
tumbuh ikan  silvofishery
• Pengembangan lebah madu  apikultural
Memproduksi Hasil Hutan
Fungsi Produksi:
Q = f (L, M, TK, E)
• Q = tingkat output
• L = lahan
• M = modal
• TK = tenaga kerja
• E = Enterpreneur
Produksi Jasa Sumberdaya Hutan
A. Ekonomi Penggunaan Ganda (Multiple Use)
SDH:
1) Multiple Use Joint Production:
– Technically fixed proportion  antar produknya
memiliki ratio yang konstan  contoh: pohon
penghasil getah (Pinus, Jelutung, Karet)  getah
dipanen sebelum kayu layak (mencapai umur)
panen
– Technically variable proportion  antar
produknya memiliki ratio bervariasi  contoh:
pohon dan ternak, pohon dan tanaman obat, dll
2) Multiple Use Interpretation:
• Membagi kawasan hutan menjadi unit-unit
pengelolaan  unit produk utama (primary
use) dan unit produk sampingan (secondary
use)
• Tidak membagi kawasan ke dalam unit-unit
pengelolaan  lebih mengutamakan
kombinasi produk yang memberikan
penerimaan bersih semaksimal mungkin
Ekonomi Jasa Lingkungan Hutan
• Jasa lingkungan hutan  jasa yang diberikan oleh
ekosistem hutan yang nilai dan manfaatnya dapat
dirasakan langsung maupun tidak langsung oleh
stakeholders
– Wisata alam/rekreasi
– Perlindungan sistem hidrologi
– Kesuburan tanah
– Pengendalian erosi dan banjir
– Keindahan
– Keunikan
– Kenyamanan
– Pendidikan, penelitian dan pengembangan
• Pemanfaatan jasa lingkungan  kegiatan
bisnis (usaha) yang tidak merusak/tidak
mengurangi fungsi pokok ekosistem hutan:
– Usaha rekreasi hutan (wisata alam)
– Usaha olahraga tantangan
– Usaha pemanfaatan air
– Usaha carbon trade
– Usaha penyelamatan hutan dan lingkungan
(penangkar bibit, fauna dan flora)
Kuantifikasi nilai manfaat jasa lingkungan
hutan:
• Willingness to pay  kesediaan pemanfaat jasa
lingkungan hutan untuk membayar
• Travel cost method  metode biaya perjalanan
wisata/pemandu olahraga tantangan
• Beneficiary pays principles  prinsip membayar
bagi pemanfaat/penerima jasa lingkungan
• Voluntary pays principles  prinsip membayar
secara sukarela
Kategori Nilai Ekonomi SDH (Munasinghe, 1993)
NILAI EKONOMI TOTAL
NILAI NON-PENGGUNAAN
NILAI PENGGUNAAN
NILAI PENGGUNAAN
LANGSUNG
NILAI PENGGUNAAN
TIDAK LANGSUNG
NILAI
PENGGUNAAN
ALTERNATIF
NILAI
KEBERADAAN
NILAI
LAIN-LAIN
HASIL YANG DAPAT
DIKONSUMSI
MANFAAT
LAIN
NILAI
MASA DEPAN
NILAI
PENGETAHUAN
- MAKANAN
- BIOMASSA
- REKREASI
- KESEHATAN
- FUNGSI EKOLOGIS
- PENGENDALIAN BANJIR
- PERLINDUNGAN BADAI
- BIODIVERSITY
- KONSERVASI SDA
- HABITAT
- HABITAT
- SPESIES LANGKA
NILAI
WARISAN
TEV = f (DUV, IUV, OV, BV, EV)
TEV = UV + NUV atau
TEV = (DUV + IUV + OV) + (BV + EV)
• TEV = Total Economic Value
• UV = Use Value
• NUV = Non Use Value
• DUV = Direct Use Value
• IUV = Indirect Use Value
• OV = Option Value
• BV = Bequest Value
• EV = Existence Value
Nilai ESDH  bersumber dari berbagai
manfaat yang diperoleh masyarakat
Tahapan penilaian ESDH
• Tahap I: Identifikasi kondisi biofisik SDH dan
kondisi Sosbud
• Tahap II: Kuantifikasi setiap indikator nilai
berupa barang hasil hutan, jasa fungsi
ekosistem hutan, serta atribut hutan dalam
kaitannya dengan budaya setempat
• Tahap III: Penilaian ESDH terhadap indikator
kuantitas
Identifikasi Biofisik Hutan
dan Sosbud Masyarakat:
- Barang hasil hutan
- Jasa ekosistem hutan
Identifikasi Manfaat
Penilaian Biofisik/Kuantifikasi
Indikator Nilai
(menurut ruang dan waktu)
Klasifikasi Nilai
Penilaian Ekonomi Manfaat SDH
Tahapan Kegiatan Penilaian Ekonomi SDH (Fahutan IPB, 1999)
Teknik dan Metode Penilaian ESDH:
• Teknik berbasis pasar
– Pendekatan harga pasar (Market Prices)
– Pendekatan harga bayangan (Shadow Prices)
– Metode appraisal
• Teknik berbasis non-pasar
– Model biaya perjalanan (Travel Cost Method)
– Metode harga Hedonik
– Pendekatan fungsi produksi
– Penilaian kontingensi (Contingent Valuation)
– Pendekatan hubungan antar barang (Related Goods
Approach)
– Penilaian berdasarkan biaya (Cost-Based Valuation)
Teknik Pemilihan Metode Penilaian Nilai Guna
(Fahutan IPB, 1999)
Data Demand & Supply
Tersedia Lengkap
Produk Dijual di Pasar
Metode Manfaat Bersih
(Net Social Benefit Methods)
Metode Harga Pasar
(Market Prices Methods)
Ya
Tidak
Tidak
Hasil Produk Merupakan
Produk Akhir
Ya
Ya
Harga Penggantian
(Surrogate Prices):
Harga substitusi
Harga substitusi tidak langsung
Biaya opportunitas tdk langsung
Biaya relokasi
Nilai Produksi:
Pendekatan Fungsi Produksi
Tidak
Hasil Produk Merupakan
Produk Antara
Ya
Teknik Pemilihan Metode Penilaian Sumberdaya Alam
(Fahutan IPB, 1999):
Mempunyai Fungsi
Perlindungan
Nilai Fungsi atau atribut
Direfeksikan dalam nilai
Lahan atau harga lainnya
Metode Perlindungan Asset
(Protection of Assets):
-Biaya pemulihan
- Biaya Rehabilitasi
- Biaya kehilangan produksi
- Biaya Pembangunan Tambahan
Hedonic Pricing Methods
Ya
Tidak
Tidak
Mendukung Produksi
Ya
Ya
Nilai Produksi:
Pendekatan Fungsi Produksi
Faktor Pendapatan Bersih
Tidak
Ada harga pasar untuk barang
yang mempunyai fungsi
Ya Harga Penggantian:
Harga substitusi
Harga substitusi tidak langsung
Fungsi atau atribut tidak dapat
didekati baik dengan transaksi
Penilaian Kontingensi
(Continget Valuation)
Ya
Tidak
Kasus: Identifikasi Nilai Manfaat Hutan Kemiri Rakyat (HKR)
(Alam, dkk., 2009):
NILAI MANFAAT HUTAN
NILAI NON-GUNA
NILAI GUNA
NILAI PENGGUNAAN
LANGSUNG
NILAI PENGGUNAAN
TIDAK LANGSUNG
NILAI PELESTARIAN
Nilai Kayu
Nilai Air Irigasi
Nilai Air
Nilai Buah
Pangan, dll Penyerapan Carbon
Kasus: Identifikasi Nilai Manfaat Hutan Kemiri Rakyat (HKR):
a. Menghitung Nilai Manfaat Penggunaan Langsung  Harga Pasar
b. Menghitung Nilai Manfaat Penggunaan Tidak Langsung:
1) Nilai Air Rumah Tangga:
HADI = BPADI/KDI
HADI = harga/biaya pengadaan air per orang (Rp/thn)
BPADI = biaya pengadaan air seluruh responden (Rp/thn)
KDI = total anggota keluarga seluruh responden (orang)
2) Nilai Air Untuk Pertanian:
NAP = Hst x Lsi
NAP = nilai air pertanian (Rp/thn)
Hst = biaya pengadaan air pada sawah tadah hujan (Rp/ha/thn)
Lsi = luas sawah irigasi (ha)
3) Nilai Penyerapan Carbon:
NPc = L x Kc/Hc
NPc = nilai penyerapan carbon hutan kemiri (Rp/thn)
L = luas hutan kemiri (ha)
Kc = kemampuan penyerapan carbon hutan kemiri (ton/ha/thn)
Hc = harga carbon (Rp/ton)
4) Nilai Pelestarian:
n ΣWTPi
NPL = [ ]
i = 1 JP
NPL = nilai pelestarian (Rp/thn)
WTPi = nilai kesediaan responden untuk membayar (Rp/thn)
JP = jumlah penduduk yang tercakup dalam wilayah kajian
n = jumlah responden (sample)
No Nilai Manfaat Nilai Total (Rp/thn)
Nilai Per Ha
(Rp)
Share Total
(%)
1 Nilai kayu hutan kemiri 2.678.112.000,00 288.000,00 2,64 (13,18)*
2 Nilai buah kemiri 14.004.639.922,80 1.506.037,20 13,00 (64,95)
3 Nilai ekowisata 169.555.920,22 18.233,78 0,17 (0,83)
4 Nilai penyerapan karbon 81.180.270.000,00 8.730.000,00 79,98
5 Nilai air domestik 221.664.546,79 23.837,46 0,22 (1,09)
6 Nilai air irigasi 4.053.444.816,98 435.901,15 3,99 (19,94)
Total (+ Nilai Serapan C) 101.503.390.561,29 10.915.516,78 100,00
Total (- Nilai Serapan C) 20.323.120.561,28 2.185.516,78 (100,00)
Nilai total manfaat hutan kemiri rakyat (HKR)
(Alam, 2007 dalam Alam, dkk., 2009)
* Persen nilai total manfaat HKR tanpa menghitung nilai serapan Karbon
Jenis Barang dan Jasa Tehnik Valuasi Nilai Ekonomi/thn NPV (10%, 25 thn)
NILAI GUNA LANGSUNG
Hasil hutan kayu Harga Pasar 7,503,650,000 75,614,581,332,79
Hasil hutan non kayu
(kemenyan)
Harga Pasar 21,127,195,000 212,899,589,487.94
Hasil tambang emas Harga Pasar 66,600,000,000 671,130,865,214.08
Hasil tambang panas bumi
(PLTP)1
Harga Pasar 3,306,100,212,000 4,407,139,687,941.82
Suplai air bagi kebutuhan
rumah tangga
Harga Pasar 20,622,967,200 207,818,465,769.03
Suplai air bagi kebutuhan
pertanian irigasi
Harga Pasar 3,084,900,000 31,086,660,752.24
Suplai air bagi pendukung
perikanan
Harga Pasar 38,412,246,675 387,081,746,934.07
Potensi pariwisata Asumsi & Estimasi 370,200,000 373,052,214.75
PLTA Harga Pasar 99,257,309,253 1,000,219,877,444
Total Nilai Guna Langsung 3,563,078,680,128 35,905,286,447,750
NILAI GUNA TAK LANGSUNG Benefit Transfer 69,212,225,920 697.454.370.347
TOTAL NILAI EKONOMI 3,632,290,906,048 36,602,740,818,096.20
Hasil perhitungan nilai ekonomi sumber daya alam di kawasan hutan Batang Toru
Skema REDD (Reducing Emission from
Deforestation and Degradation) dan Masa
Depan Ekonomi Hutan
• 26 Mei 2010, Pemerintah Indonesia menandatangani
Letter of Intent (LoI) kepada Pemerintah Norwegia,
untuk mengurangi emisi gas CO2, khususnya dari sektor
kehutanan.
• Pemerintah Norwegia akan mengucurkan hibah
sebesar US$ 1 milliar (sekitar Rp9 triliun) secara
bertahap mulai tahun 2013.
• Pasca 2013, Pemerintah Norwegia berkemungkinan
akan membayarkan dana hibahnya berdasarkan skema
transaksi perdagangan karbon yang akan disepakati
pasca 2013.
Dinamika REDD
• Pertemuan para pihak (COP=Conference of Parties) setiap tahun 
memunculkan gagasan bagi negara-negara industri untuk mengganti
kewajiban penurunan karbon di dalam negerinya sendiri dengan
memberikan hibah kepada negara-negara berkembang yang
memiliki sumberdaya hutan.
• Pada COP-13  Konferensi PBB untuk Perubahan Iklim (UNFCC)
(Desember 2007 di Bali)  skema REDD mengerucut  pemberian
hibah kepada negara berkembang untuk mengurangi laju
deforestasi dan kersukan hutan dianggap mampu mengganti (offset)
kewajiban mengurangi emisi karbon di negara maju  meskipun
perundingan dan negosiasi berlangsung sangat alot
• Negara maju menjadi “pembeli karbon” yang berhasil ditambat oleh
negara berkembang melalui pengurangan laju deforestasi dan
kerusakan hutan  Negara berkembang menjadi “penjual karbon”
karena hutan dan eksosistem yang dimilinya telah berjasa dalam
menambat gas rumah kaca.
• Desember 2007: REDD  REDD+ (ditambah
peningkatan “daya tambat karbon”)
Tahapan skema REDD dan atau REDD+ antara
Indonesia vs Norwegia:
• Juni-Desember 2010  Pembentukan Badan Khusus
• Januari 2011-Desember 2013  Konsolidasi dan
Pelaksanaan (penguatan kapasitas, penyusunan, dan
implementasi kebijakan sekaligus membangun
sistem pengawasan, pelaporan, dan verifikasi tier 2)
• Pasca 2013  transaksi perdagangan karbon
(Norwegia mulai membayar)  Angin Surga???
(Brazil hingga saat ini baru mendapatkan
pembayaran US$ 200 juta dari US$ 1 milyar yang
dijanjikan sejak tahun 2007.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
• PDRB Konvensional (PDRB Coklat)  PDRB yang
tidak memasukkan unsur sumberdaya alam dan
lingkungan
• PDRB Semi Hijau  PDRB yang memasukkan
unsur deplisi sumberdaya alam
• PDRB Hijau  PDRB yang memasukkan unsur
deplisi dan degradasi sumberdaya alam dan
lingkungan
PDRB Hijau:
• SDA dihitung sebagai aset dan modal
• Deplisi dan degradasi SDA dihitung sebagai
biaya
• Mencerminkan tingkat kesejahteraan
masyarakat yang sesungguhnya
Sektor-Sektor Dalam PDRB Hijau:
Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan
Pertamabangan dan Penggalian
Perindustrian Pengolahan
Listrik, Gas dan Air Bersih
Bangunan (Konstruksi)
Perdagangan, Hotel dan Restoran
Angkutan dan Kominikasi
Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan
Jasa-jasa
Cara menghitung PDRB Hijau Sektor Kehutanan:
• Nilai produksi hutan Rp. …………………….
• Intermediate inputs (bahan-bahan) Rp. …………………….
• Konstribusi hutan pada PDRB Coklat Rp. …………………….
• Deplisi SD Hutan Rp. …………………….
• Konstribusi semi hijau kehutanan Rp. …………………….
• Degradasi lingkungan hutan Rp. …………………….
• Konstibusi hijau kehutanan Rp. …………………….
Penghitungan Deplisi Sumberdaya Hutan
Identifikasi dan Kuantifikasi
Sumberdaya Hutan
yang Dideplesi
Valuasi
(dihitung nilai ekonominya
dengan Unit Rent)
Konstibusi Kehutanan
Semi Hijau
Menghitung Unit Rent:
• Harga produk per unit Rp. …………
• Biaya produksi per unit:
– Biaya eksploitasi per unit Rp. ………….
– Biaya pemasaran, dsb per unit Rp. …………. +
Rp. …………
• Laba kotor per unit Rp. …………
• Laba perusahaan Rp. …………
(Balas Jasa Investasi)
• Unit Rent Rp. …………
Menghitung Nilai Degradasi Lingkungan
Kajian tentang Sumberdaya Alam dan Lingkungan
yang mengalami
degradasi
Mengkuantifikasi besaran atau luasan
degradasi
Memperkirakan besarnya nilai degradasi (valuasi)
Sumberdaya Alam dan Lingkunganya
Cara menilai degradasi lingkungan:
• Untuk sumberdaya ekstraktif  dapat didekati
dengan harga pasar dan unit rent
• Untuk jasa lingkungan dan jasa keanekaragaman
hayati dapat didekati dengan:
– Nilai biaya pengganti
– Nilai kesenangan (hedonik)
– Biaya perjalanan (travel cost)
– Survei (contingent valuation)  meneliti tentang
kesediaan membayar (willingness to pay) atau
kesediaan menerima ganti rugi (willingness to accept).

More Related Content

What's hot

4.strategi utama dalam pengelolaan das
4.strategi utama dalam pengelolaan das4.strategi utama dalam pengelolaan das
4.strategi utama dalam pengelolaan dasZaidil Firza
 
Rps eko sdal feb uncen halomoan - copy
Rps eko sdal feb uncen halomoan - copyRps eko sdal feb uncen halomoan - copy
Rps eko sdal feb uncen halomoan - copyhalomoanhutajulu1
 
KEBIJAKAN NASIONAL DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
KEBIJAKAN NASIONAL DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUPKEBIJAKAN NASIONAL DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
KEBIJAKAN NASIONAL DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUPLAKSMI WIJAYANTI
 
Panduan praktikum ekowisata bahari2019
Panduan praktikum ekowisata bahari2019Panduan praktikum ekowisata bahari2019
Panduan praktikum ekowisata bahari2019Eko Efendi
 
Panduan Pengajuan Perhutanan Sosial
Panduan Pengajuan Perhutanan SosialPanduan Pengajuan Perhutanan Sosial
Panduan Pengajuan Perhutanan SosialRyadhi EthniCitizen
 
Metode valuasi-ekonomi-ekosistem-lahan-pertanian (1)
Metode valuasi-ekonomi-ekosistem-lahan-pertanian (1)Metode valuasi-ekonomi-ekosistem-lahan-pertanian (1)
Metode valuasi-ekonomi-ekosistem-lahan-pertanian (1)Bhakti Priatmojo
 
MANAJEMEN HUTAN
MANAJEMEN HUTANMANAJEMEN HUTAN
MANAJEMEN HUTANEDIS BLOG
 
Hasil Hutan Bukan Kayu
Hasil Hutan Bukan KayuHasil Hutan Bukan Kayu
Hasil Hutan Bukan Kayuzuhryharyono1
 
Pesisir 07 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 07 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRPesisir 07 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 07 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRsuningterusberkarya
 
Ph berbasis ekosistem
Ph berbasis ekosistemPh berbasis ekosistem
Ph berbasis ekosistemErwin Radom
 
Kebijakan pengelolaan das
Kebijakan pengelolaan dasKebijakan pengelolaan das
Kebijakan pengelolaan dasdenotsudiana
 
Roadmap for Mangrove Management
Roadmap for Mangrove ManagementRoadmap for Mangrove Management
Roadmap for Mangrove ManagementCIFOR-ICRAF
 
Upaya Mitigasi dan Perubahan Iklim dengan Pemanfaatan Mangrove (Climate Chang...
Upaya Mitigasi dan Perubahan Iklim dengan Pemanfaatan Mangrove (Climate Chang...Upaya Mitigasi dan Perubahan Iklim dengan Pemanfaatan Mangrove (Climate Chang...
Upaya Mitigasi dan Perubahan Iklim dengan Pemanfaatan Mangrove (Climate Chang...CIFOR-ICRAF
 
Peat restoration, green economy and community development in changing climate...
Peat restoration, green economy and community development in changing climate...Peat restoration, green economy and community development in changing climate...
Peat restoration, green economy and community development in changing climate...CIFOR-ICRAF
 
MSW BIOMASS - INDONESIA BIO ENERGY PROGRAMME
MSW BIOMASS - INDONESIA BIO ENERGY PROGRAMMEMSW BIOMASS - INDONESIA BIO ENERGY PROGRAMME
MSW BIOMASS - INDONESIA BIO ENERGY PROGRAMMEDinno Kurniawan
 
Assessing mangrove rehabilitation priority in Indonesia
Assessing mangrove rehabilitation priority in IndonesiaAssessing mangrove rehabilitation priority in Indonesia
Assessing mangrove rehabilitation priority in IndonesiaCIFOR-ICRAF
 
Mekanisme Penggunaan Kawasan Hutan untuk Ketenagalistrikan.pptx
Mekanisme Penggunaan Kawasan Hutan untuk Ketenagalistrikan.pptxMekanisme Penggunaan Kawasan Hutan untuk Ketenagalistrikan.pptx
Mekanisme Penggunaan Kawasan Hutan untuk Ketenagalistrikan.pptxAndiArmin1
 

What's hot (20)

4.strategi utama dalam pengelolaan das
4.strategi utama dalam pengelolaan das4.strategi utama dalam pengelolaan das
4.strategi utama dalam pengelolaan das
 
Rps eko sdal feb uncen halomoan - copy
Rps eko sdal feb uncen halomoan - copyRps eko sdal feb uncen halomoan - copy
Rps eko sdal feb uncen halomoan - copy
 
KEBIJAKAN NASIONAL DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
KEBIJAKAN NASIONAL DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUPKEBIJAKAN NASIONAL DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
KEBIJAKAN NASIONAL DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
 
Panduan praktikum ekowisata bahari2019
Panduan praktikum ekowisata bahari2019Panduan praktikum ekowisata bahari2019
Panduan praktikum ekowisata bahari2019
 
Panduan Pengajuan Perhutanan Sosial
Panduan Pengajuan Perhutanan SosialPanduan Pengajuan Perhutanan Sosial
Panduan Pengajuan Perhutanan Sosial
 
Metode valuasi-ekonomi-ekosistem-lahan-pertanian (1)
Metode valuasi-ekonomi-ekosistem-lahan-pertanian (1)Metode valuasi-ekonomi-ekosistem-lahan-pertanian (1)
Metode valuasi-ekonomi-ekosistem-lahan-pertanian (1)
 
Pengelolaan das
Pengelolaan dasPengelolaan das
Pengelolaan das
 
MANAJEMEN HUTAN
MANAJEMEN HUTANMANAJEMEN HUTAN
MANAJEMEN HUTAN
 
Illegal logging
Illegal loggingIllegal logging
Illegal logging
 
Hasil Hutan Bukan Kayu
Hasil Hutan Bukan KayuHasil Hutan Bukan Kayu
Hasil Hutan Bukan Kayu
 
Pesisir 07 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 07 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRPesisir 07 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 07 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
 
Ph berbasis ekosistem
Ph berbasis ekosistemPh berbasis ekosistem
Ph berbasis ekosistem
 
Kebijakan pengelolaan das
Kebijakan pengelolaan dasKebijakan pengelolaan das
Kebijakan pengelolaan das
 
Penataan ruang kepariwisataan
Penataan ruang kepariwisataanPenataan ruang kepariwisataan
Penataan ruang kepariwisataan
 
Roadmap for Mangrove Management
Roadmap for Mangrove ManagementRoadmap for Mangrove Management
Roadmap for Mangrove Management
 
Upaya Mitigasi dan Perubahan Iklim dengan Pemanfaatan Mangrove (Climate Chang...
Upaya Mitigasi dan Perubahan Iklim dengan Pemanfaatan Mangrove (Climate Chang...Upaya Mitigasi dan Perubahan Iklim dengan Pemanfaatan Mangrove (Climate Chang...
Upaya Mitigasi dan Perubahan Iklim dengan Pemanfaatan Mangrove (Climate Chang...
 
Peat restoration, green economy and community development in changing climate...
Peat restoration, green economy and community development in changing climate...Peat restoration, green economy and community development in changing climate...
Peat restoration, green economy and community development in changing climate...
 
MSW BIOMASS - INDONESIA BIO ENERGY PROGRAMME
MSW BIOMASS - INDONESIA BIO ENERGY PROGRAMMEMSW BIOMASS - INDONESIA BIO ENERGY PROGRAMME
MSW BIOMASS - INDONESIA BIO ENERGY PROGRAMME
 
Assessing mangrove rehabilitation priority in Indonesia
Assessing mangrove rehabilitation priority in IndonesiaAssessing mangrove rehabilitation priority in Indonesia
Assessing mangrove rehabilitation priority in Indonesia
 
Mekanisme Penggunaan Kawasan Hutan untuk Ketenagalistrikan.pptx
Mekanisme Penggunaan Kawasan Hutan untuk Ketenagalistrikan.pptxMekanisme Penggunaan Kawasan Hutan untuk Ketenagalistrikan.pptx
Mekanisme Penggunaan Kawasan Hutan untuk Ketenagalistrikan.pptx
 

Similar to 1.EKONOMI SUMBERDAYA HUTAN dan berbagai jenis hutan.pptx

Sumber Daya Alam dan Lingkungan
Sumber Daya Alam dan LingkunganSumber Daya Alam dan Lingkungan
Sumber Daya Alam dan LingkunganRestu Waras Toto
 
Materi 2: berbagai aspek pengelolaan lingkungan hidup
Materi 2: berbagai aspek pengelolaan lingkungan hidupMateri 2: berbagai aspek pengelolaan lingkungan hidup
Materi 2: berbagai aspek pengelolaan lingkungan hidupYuningsih Yuningsih
 
Pontesi sumber daya alam di Indonesia .pptx
Pontesi sumber daya alam di Indonesia .pptxPontesi sumber daya alam di Indonesia .pptx
Pontesi sumber daya alam di Indonesia .pptxAlexErwin7
 
Makalah kerusakn hutan 1
Makalah kerusakn hutan 1Makalah kerusakn hutan 1
Makalah kerusakn hutan 1Yadhi Muqsith
 
MENLHK KULIAH UMUM FORETIKA 4 OKTOBER 2023 6.40 (1).ppt
MENLHK KULIAH UMUM FORETIKA 4 OKTOBER 2023 6.40 (1).pptMENLHK KULIAH UMUM FORETIKA 4 OKTOBER 2023 6.40 (1).ppt
MENLHK KULIAH UMUM FORETIKA 4 OKTOBER 2023 6.40 (1).pptMeylidaNurrachmania1
 
Manfaat keanekaragaman hayati dan konservasi (geografi)
Manfaat keanekaragaman hayati dan konservasi (geografi)Manfaat keanekaragaman hayati dan konservasi (geografi)
Manfaat keanekaragaman hayati dan konservasi (geografi)enggalfauzia
 
pendahuluan (agro forestry)
pendahuluan (agro forestry)pendahuluan (agro forestry)
pendahuluan (agro forestry)Yudha D'pharaoh
 
Kebijakan Nasional Perlindungan Lingkungan Hidup dan Pemanfaatan Ruang dalam ...
Kebijakan Nasional Perlindungan Lingkungan Hidup dan Pemanfaatan Ruang dalam ...Kebijakan Nasional Perlindungan Lingkungan Hidup dan Pemanfaatan Ruang dalam ...
Kebijakan Nasional Perlindungan Lingkungan Hidup dan Pemanfaatan Ruang dalam ...imaniar nastiti
 
Makalah kawasan konservasi ahmad afandi
Makalah kawasan konservasi ahmad afandiMakalah kawasan konservasi ahmad afandi
Makalah kawasan konservasi ahmad afandiJackAbidin
 
PPT Konservasi Kel 2.pptx
PPT Konservasi Kel 2.pptxPPT Konservasi Kel 2.pptx
PPT Konservasi Kel 2.pptxsilvita14
 
Makalah upaya pelestarian hutan
Makalah upaya pelestarian hutanMakalah upaya pelestarian hutan
Makalah upaya pelestarian hutanhenengsuseno
 
Pengelolaan sumber daya alam dan pembangunan berkelanjutan
Pengelolaan sumber daya alam dan pembangunan berkelanjutan Pengelolaan sumber daya alam dan pembangunan berkelanjutan
Pengelolaan sumber daya alam dan pembangunan berkelanjutan Muhammad Basir
 
Tugas ips nadya
Tugas ips nadyaTugas ips nadya
Tugas ips nadyanadyavero
 
Pembahasan Tugas 3.5
Pembahasan Tugas 3.5Pembahasan Tugas 3.5
Pembahasan Tugas 3.5necromotion
 

Similar to 1.EKONOMI SUMBERDAYA HUTAN dan berbagai jenis hutan.pptx (20)

Sumber Daya Hutan 2.pptx
Sumber Daya Hutan 2.pptxSumber Daya Hutan 2.pptx
Sumber Daya Hutan 2.pptx
 
Sumber Daya Alam dan Lingkungan
Sumber Daya Alam dan LingkunganSumber Daya Alam dan Lingkungan
Sumber Daya Alam dan Lingkungan
 
Kerusakan hutan
Kerusakan hutanKerusakan hutan
Kerusakan hutan
 
Materi 2: berbagai aspek pengelolaan lingkungan hidup
Materi 2: berbagai aspek pengelolaan lingkungan hidupMateri 2: berbagai aspek pengelolaan lingkungan hidup
Materi 2: berbagai aspek pengelolaan lingkungan hidup
 
Pontesi sumber daya alam di Indonesia .pptx
Pontesi sumber daya alam di Indonesia .pptxPontesi sumber daya alam di Indonesia .pptx
Pontesi sumber daya alam di Indonesia .pptx
 
Makalah kerusakn hutan 1
Makalah kerusakn hutan 1Makalah kerusakn hutan 1
Makalah kerusakn hutan 1
 
MENLHK KULIAH UMUM FORETIKA 4 OKTOBER 2023 6.40 (1).ppt
MENLHK KULIAH UMUM FORETIKA 4 OKTOBER 2023 6.40 (1).pptMENLHK KULIAH UMUM FORETIKA 4 OKTOBER 2023 6.40 (1).ppt
MENLHK KULIAH UMUM FORETIKA 4 OKTOBER 2023 6.40 (1).ppt
 
Sumber Daya Alam Hutan
Sumber Daya Alam HutanSumber Daya Alam Hutan
Sumber Daya Alam Hutan
 
Manfaat keanekaragaman hayati dan konservasi (geografi)
Manfaat keanekaragaman hayati dan konservasi (geografi)Manfaat keanekaragaman hayati dan konservasi (geografi)
Manfaat keanekaragaman hayati dan konservasi (geografi)
 
pendahuluan (agro forestry)
pendahuluan (agro forestry)pendahuluan (agro forestry)
pendahuluan (agro forestry)
 
Biologi kelas 1
Biologi kelas 1Biologi kelas 1
Biologi kelas 1
 
Kebijakan Nasional Perlindungan Lingkungan Hidup dan Pemanfaatan Ruang dalam ...
Kebijakan Nasional Perlindungan Lingkungan Hidup dan Pemanfaatan Ruang dalam ...Kebijakan Nasional Perlindungan Lingkungan Hidup dan Pemanfaatan Ruang dalam ...
Kebijakan Nasional Perlindungan Lingkungan Hidup dan Pemanfaatan Ruang dalam ...
 
Makalah kawasan konservasi ahmad afandi
Makalah kawasan konservasi ahmad afandiMakalah kawasan konservasi ahmad afandi
Makalah kawasan konservasi ahmad afandi
 
PPT Konservasi Kel 2.pptx
PPT Konservasi Kel 2.pptxPPT Konservasi Kel 2.pptx
PPT Konservasi Kel 2.pptx
 
Makalah upaya pelestarian hutan
Makalah upaya pelestarian hutanMakalah upaya pelestarian hutan
Makalah upaya pelestarian hutan
 
Jurnal.pdf
Jurnal.pdfJurnal.pdf
Jurnal.pdf
 
Pengelolaan sumber daya alam dan pembangunan berkelanjutan
Pengelolaan sumber daya alam dan pembangunan berkelanjutan Pengelolaan sumber daya alam dan pembangunan berkelanjutan
Pengelolaan sumber daya alam dan pembangunan berkelanjutan
 
Tugas ips nadya
Tugas ips nadyaTugas ips nadya
Tugas ips nadya
 
Pembahasan Tugas 3.5
Pembahasan Tugas 3.5Pembahasan Tugas 3.5
Pembahasan Tugas 3.5
 
Geografi kelompok 2
Geografi kelompok 2Geografi kelompok 2
Geografi kelompok 2
 

Recently uploaded

REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 

Recently uploaded (20)

REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 

1.EKONOMI SUMBERDAYA HUTAN dan berbagai jenis hutan.pptx

  • 1. EKONOMI SUMBERDAYA HUTAN Oleh: Prof.Dr.Ir. Abdul Rauf, MP (Fakultas Pertanian USU) Ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dalam memanfaatkan sumberdaya hutan agar fungsinya dapat dipertahankan dan ditingkatkan dalam jangka panjang Penerapan Ilmu Ekonomi di dalam kegiatan Kehutanan
  • 2. Pengertian Dasar: Hutan  lapangan bertumbuhan pohon-pohon yang secara keseluruhan merupakan persekutuan hidup alam hayati beserta alam lingkungannya dan yang ditetapkan pemerintah sebagai hutan. Kehutanan  segala pengurusan yang berkaitan dengan hutan, meliputi kegiatan-kegiatan yang bersifat biologis (reboisasi, penghijauan, silvikultur) (KPH), hingga berbagai kegiatan administrasi pengurusan hutan (Dinas).
  • 3.  Hutan merupakan hamparan flora dan fauna, tanah dan organismenya, berbagai jenis mineral, air dan udara segar yang merupakan syarat bagi berlangsungnya kehidupan.  Pasal 33 Ayat (3) UUD 1945, mengisyaratkan : Pengelolaan hutan sebagai kekayaan negara, harus diarahkan untuk tetap memperhatikan fungsi ekologi, fungsi produksi, fungsi sosial, dan fungsi ekonomi, baik bagi masyarakat maupun negara.
  • 4. Daratan Indonesia = ± 189,15 juta ha Kawasan hutan = ± 143,57 juta ha (76%) • Hutan lindung = ± 30,32 juta ha (16%) • Hutan konservasi = ± 18,73 juta ha (10%) • Hutan produksi = ± 64,39 juta ha (34%) • Hutan produksi yang dapat dikonversi = ± 30,13 juta ha (16%)
  • 5. Sifat-sifat Khas SDH • Proses produksi SDH tergantung alam (produk tidak homogen) • Proses produksi berlangsung lama  produk yang dipanen apakah sudah sebagai produk akhir atau masih sebagai modal yang sedang dalam pertumbuhan • Hasil hutan terutama kayu tidak sama umur dan volumenya dalam luasan yang sama • SDH memiliki potensi produksi beragam (barang dan jasa secara bersamaan)  joint products • Managemen lebih komplek • Banyak komoditi serbaguna hutan belum diukur nilainya secara tepat oleh hukum permintaan dan penawaran
  • 7. Hasil Hutan 1.Tangible (Kentara/Terukur): Kayu & Non-kayu (Rotan, Getah, Madu, Bunga- bungaan, Buah-buahan, dll) 2.Intangible (Tidak Kentara): Perlindungan tanah, Pelestarian SD.Air, Penjernih Udara, Produk pariwisata, dll
  • 8. • Produksi  Penawaran, Permintaan, biaya produksi, harga  Kajian Ekonomi Mikro  Barang dan jasa HH yang menguntungkan unit dan pelaku usaha • Kesempatan kerja, Pendapatan produk domestik, Pertumbuhan ekonomi  Kajian Ekonomi Makro  Memanfaatkan SDH untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat Ruang Lingkup ESDH
  • 9. ESDH:  Prinsip Ekonomi  Prinsip Ekologi Berlandaskan pada pertanyaan:  Mengapa suatu jenis pohon harus ditanam  Kapan suatu jenis pohon harus dipanen  Bagaimana menentukan pemanfaatan hasil hutan (baik barang maupun jasa)
  • 10. Mengapa Suatu Jenis Pohon Harus Ditanam • Memiliki nilai ekonomi tinggi • Jenis pohon sudah langka tetapi memiliki banyak manfaat • Memiliki nilai ekologis: – Pohon pionir – Pohon penyerap dan penyimpan air – Pohon penyerap polusi udara – Pohon penguat bantaran sungai
  • 11. Kapan suatu jenis pohon harus dipanen • Mencapai batas umur biologis • Spesifikasi produk hilir • Keseimbangan dengan nilai ekonomis Bagaimana menentukan manfaat hasil hutan • Sesuai permintaan pasar • Nilai ekonomi jenis produk (kayu, non-kayu, atau jasa)
  • 12. Peranan ESDH dalam Pengelolaan Hutan 1. Memberi arahan tentang: a. Komoditi apa yang akan diusahakan, b. Produk apa yang akan dihasilkan, c. Berapa volume/jumlahnya d. Kapan ditanam, e. Kapan dipanen f. Bagaimana cara memanen g. Berapa harga jual 2. Efisiensi dan optimalisasi pengelolaan hutan  menguntungkan dan berkelanjutan 3. Pertimbangan dalam konservasi dan rehabilitasi hutan
  • 13. Pertimbangan Ekonomi pada Program GNRHL 1. Alokasi dana harus efisien dalam mencapai tujuan, 2. Harus menguntungkan masyarakat di sekitar hutan  hutan lestari masyarakat sejahtera 3. Harus mendorong perekonomian nasional dan regional illustrasi
  • 14. Peranan SDH sebagai Penggerak Perekonomian 1. Penyediaan devisa untuk membangun sektor lain, 2. Penyediaan kawasan dan lahan untuk pembangunan sektor lain (terutama perkebunan, industri, dan pariwisata) 3. Pelayanan jasa lingkungan hidup dan lingkungan sosial masyarakat
  • 15. Nilai Ekonomi Hasil Hutan  Nilai manfaat suatu barang atau jasa hutan bagi manusia) N = BP JV N = Nilai Ekonomi Hasil Hutan (Rp/unit volume) BP = biaya pengadaan hasil hutan (Rp/pengambilan) JV = jumlah volume hasil hutan (unit volume/pengambilan)
  • 16. Kemampuan sektor kehutanan dalam perolehan devisa (menyerap investasi) sejak dilakukan pengusahaan hutan dan industri kehutanan (Nugraha dan Rudianto, 2008): No. Bentuk dan Lapangan Investasi US$ Milyar % 1 Industri pulp dan kertas 16,0 57,62 2 Kayu lapis 3,30 11,88 3 HPH 3,28 11,81 4 HTI 3,00 10,80 5 Kayu gergajian dan kayu olahan 1,03 3,71 6 Meubel 0,80 2,88 7 Perekat 0,19 0,68 8 Kerjinan 0,17 0,61 TOTAL INVESTASI 27,77 100,00
  • 17. Sifat Produk SDH sebagai Penggerak Perekonomian 1. Kayu merupakan produk multiguna 2. Konsumsi hasil hutan (kayu dan non-kayu) relatif stabil dari waktu ke waktu 3. Investasi usaha relatif kecil 4. Memiliki forward linkage dan backward linkage yang kuat dengan sektor ekonomi lainnya 5. Mendorong perkembangan perekonomian pedesaan 6. Usaha dan teknologi industri hasil hutan relatif mudah
  • 18. Peranan SDH dalam Penyediaan Lapangan Kerja 1. Kegiatan budidaya hutan (penanaman, pemeliharaan, dan perlindungan hutan) 2. Kegiatan pemanenan hasil hutan 3. Kegiatan industri hasil hutan 4. Kegiatan jasa sektor kehutanan  perdagangan hasil hutan, transportasi, pariwisata, pendidikan dan konsultan pembangunan kehutanan
  • 19. Sektor Kehutanan diperkirakan menyerap tenaga kerja sebanyak 21,5 juta orang (Alam, dkk., 2009): • 15,09 juta orang di kawasan hutan produksi • 4,31 juta orang di kawasan suaka alam dan pelestarian alam • 3,9 juta orang di kawasan hutan lindung dan kawasan konservasi • 0,2 juta orang di kawasan hutan wisata
  • 20. Peranan SDH dalam Pelayanan Jasa Lingkungan 1.Perlindungan plasma nutfah 2.Mempertahankan keanekaragaman hayati 3.Pariwisata  Ekowisata 4.Pemeliharaan tata air 5.Pembersih udara
  • 21. Bentuk pemanfaatan (transfer nilai) keanekaragaman hayati hutan: • Pengkajian/penelitian dan pengembangan • Penangkaran • Perburuan • Perdagangan • Peragaan • Pertukaran • Budidaya tanaman obat dan tanaman hias • Pemenuhan hobby
  • 22. Transfer nilai sumberdaya air dari kawasan hutan: • Pengendalian banjir • Sumber air irigasi dan waduk • Sumber air pembangkit tenaga listrik • Sumber air domestik dan industri • Transportasi air • Rekreasi • Perikanan • Pengendalian pencemaran air • Pengendalian tanaman dan hewan air • Drainase dan pengembangan rawa • Pengendalian sedimen • Pengendalian intrusi air laut • Pengendalian kekeringan dan pengembangan air tanah
  • 23. Fenomena perubahan iklim global yang terjadi karena meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca di amosfer sebagai akibat dari perubahan tataguna lahan, penggunaan bahan bakar fosil dan emisi dari sektor industry (IFCA, 2008). Hutan sebagai Komponen penting dalam menyerap dan menyimpan gas rumah kaca karbon dioksida (CO2) dalam suatu ekosistem atau lingkungan hidup HUTAN MEMITIGASI PERUBAHAN IKLIM
  • 24. STRATEGI PENGELOLAAN HUTAN DALAM MITIGASI PERUBAHAN IKLIM Pembangunan Hutan Menyerap Gas Rumah Kaca CO2 Pembuatan Hutan Tanaman Clean Development Mechanism Alat Mitigasi Perubahan Iklim “Untuk hutan tanaman dengan jenis cepat tumbuh, kisaran biomasa yang dihasilkan sampai tanaman berumur 8-10 tahun adalah 100-150 ton per ha, setara dengan 225 ton CO2 per ha”. “Dalam kerangka CDM, REDD (Reducing Emission from Deforestation and Degradation) dan REDD+ (+ fiksasi karbon) Indonesia sangat berpotensi dan memiliki peluang yang sangat tinggi mengingat ketersediaan sumberdaya hutannya yang melimpah” .
  • 25. Peranan sektor kehutanan sebagai penggerak perekonomian (sebagai “Emas Hijau”) mulai menurun sejak: KTT Bumi Rio de Jeneiro, 1992 • Konvensi perubahan iklim bertujuan menstabilkan konsentrasi gas rumah kaca pada tingkat aman Protokol Kyoto, 1997 • Mekanisme CDM (Clean Development Mechanism) • Penerapan pembangunan berkelanjutan menggunakan komoditas Certified Emission Reduction (CER)
  • 26. Alternatif dalam mempertahankan “emas hijau”: • Pembangunan Hutan Tanaman (Silvikultur)  mengatasi ketimpangan pasokan bahan baku dengan kebutuhan industri perkayuan • Peningkatan hasil hutan bukan kayu (HHBK)  rotan, madu, getah, buah, tanaman obat, tanaman hias, pangan dan pakan.
  • 27. Hutan Tanaman Industri (HTI) berbasis pohon bernilai ekonomi tinggi, berpotensi HHBK: • Pengembangan tanaman dan industri obat- obatan  silvomedicine • Pengembangan tanaman pangan  agroforsetry (agrosilvikultural) • Pengembangan pakan dan atau ternak  silvopastural  industri pupuk organik • Produksi air sumber kehidupan (konservasi mata air) atau air dalam kawasan HTI sebagai media tumbuh ikan  silvofishery • Pengembangan lebah madu  apikultural
  • 28. Memproduksi Hasil Hutan Fungsi Produksi: Q = f (L, M, TK, E) • Q = tingkat output • L = lahan • M = modal • TK = tenaga kerja • E = Enterpreneur
  • 29. Produksi Jasa Sumberdaya Hutan A. Ekonomi Penggunaan Ganda (Multiple Use) SDH: 1) Multiple Use Joint Production: – Technically fixed proportion  antar produknya memiliki ratio yang konstan  contoh: pohon penghasil getah (Pinus, Jelutung, Karet)  getah dipanen sebelum kayu layak (mencapai umur) panen – Technically variable proportion  antar produknya memiliki ratio bervariasi  contoh: pohon dan ternak, pohon dan tanaman obat, dll
  • 30. 2) Multiple Use Interpretation: • Membagi kawasan hutan menjadi unit-unit pengelolaan  unit produk utama (primary use) dan unit produk sampingan (secondary use) • Tidak membagi kawasan ke dalam unit-unit pengelolaan  lebih mengutamakan kombinasi produk yang memberikan penerimaan bersih semaksimal mungkin
  • 31. Ekonomi Jasa Lingkungan Hutan • Jasa lingkungan hutan  jasa yang diberikan oleh ekosistem hutan yang nilai dan manfaatnya dapat dirasakan langsung maupun tidak langsung oleh stakeholders – Wisata alam/rekreasi – Perlindungan sistem hidrologi – Kesuburan tanah – Pengendalian erosi dan banjir – Keindahan – Keunikan – Kenyamanan – Pendidikan, penelitian dan pengembangan
  • 32. • Pemanfaatan jasa lingkungan  kegiatan bisnis (usaha) yang tidak merusak/tidak mengurangi fungsi pokok ekosistem hutan: – Usaha rekreasi hutan (wisata alam) – Usaha olahraga tantangan – Usaha pemanfaatan air – Usaha carbon trade – Usaha penyelamatan hutan dan lingkungan (penangkar bibit, fauna dan flora)
  • 33. Kuantifikasi nilai manfaat jasa lingkungan hutan: • Willingness to pay  kesediaan pemanfaat jasa lingkungan hutan untuk membayar • Travel cost method  metode biaya perjalanan wisata/pemandu olahraga tantangan • Beneficiary pays principles  prinsip membayar bagi pemanfaat/penerima jasa lingkungan • Voluntary pays principles  prinsip membayar secara sukarela
  • 34. Kategori Nilai Ekonomi SDH (Munasinghe, 1993) NILAI EKONOMI TOTAL NILAI NON-PENGGUNAAN NILAI PENGGUNAAN NILAI PENGGUNAAN LANGSUNG NILAI PENGGUNAAN TIDAK LANGSUNG NILAI PENGGUNAAN ALTERNATIF NILAI KEBERADAAN NILAI LAIN-LAIN HASIL YANG DAPAT DIKONSUMSI MANFAAT LAIN NILAI MASA DEPAN NILAI PENGETAHUAN - MAKANAN - BIOMASSA - REKREASI - KESEHATAN - FUNGSI EKOLOGIS - PENGENDALIAN BANJIR - PERLINDUNGAN BADAI - BIODIVERSITY - KONSERVASI SDA - HABITAT - HABITAT - SPESIES LANGKA NILAI WARISAN
  • 35. TEV = f (DUV, IUV, OV, BV, EV) TEV = UV + NUV atau TEV = (DUV + IUV + OV) + (BV + EV) • TEV = Total Economic Value • UV = Use Value • NUV = Non Use Value • DUV = Direct Use Value • IUV = Indirect Use Value • OV = Option Value • BV = Bequest Value • EV = Existence Value
  • 36. Nilai ESDH  bersumber dari berbagai manfaat yang diperoleh masyarakat Tahapan penilaian ESDH • Tahap I: Identifikasi kondisi biofisik SDH dan kondisi Sosbud • Tahap II: Kuantifikasi setiap indikator nilai berupa barang hasil hutan, jasa fungsi ekosistem hutan, serta atribut hutan dalam kaitannya dengan budaya setempat • Tahap III: Penilaian ESDH terhadap indikator kuantitas
  • 37. Identifikasi Biofisik Hutan dan Sosbud Masyarakat: - Barang hasil hutan - Jasa ekosistem hutan Identifikasi Manfaat Penilaian Biofisik/Kuantifikasi Indikator Nilai (menurut ruang dan waktu) Klasifikasi Nilai Penilaian Ekonomi Manfaat SDH Tahapan Kegiatan Penilaian Ekonomi SDH (Fahutan IPB, 1999)
  • 38. Teknik dan Metode Penilaian ESDH: • Teknik berbasis pasar – Pendekatan harga pasar (Market Prices) – Pendekatan harga bayangan (Shadow Prices) – Metode appraisal • Teknik berbasis non-pasar – Model biaya perjalanan (Travel Cost Method) – Metode harga Hedonik – Pendekatan fungsi produksi – Penilaian kontingensi (Contingent Valuation) – Pendekatan hubungan antar barang (Related Goods Approach) – Penilaian berdasarkan biaya (Cost-Based Valuation)
  • 39. Teknik Pemilihan Metode Penilaian Nilai Guna (Fahutan IPB, 1999) Data Demand & Supply Tersedia Lengkap Produk Dijual di Pasar Metode Manfaat Bersih (Net Social Benefit Methods) Metode Harga Pasar (Market Prices Methods) Ya Tidak Tidak Hasil Produk Merupakan Produk Akhir Ya Ya Harga Penggantian (Surrogate Prices): Harga substitusi Harga substitusi tidak langsung Biaya opportunitas tdk langsung Biaya relokasi Nilai Produksi: Pendekatan Fungsi Produksi Tidak Hasil Produk Merupakan Produk Antara Ya
  • 40. Teknik Pemilihan Metode Penilaian Sumberdaya Alam (Fahutan IPB, 1999): Mempunyai Fungsi Perlindungan Nilai Fungsi atau atribut Direfeksikan dalam nilai Lahan atau harga lainnya Metode Perlindungan Asset (Protection of Assets): -Biaya pemulihan - Biaya Rehabilitasi - Biaya kehilangan produksi - Biaya Pembangunan Tambahan Hedonic Pricing Methods Ya Tidak Tidak Mendukung Produksi Ya Ya Nilai Produksi: Pendekatan Fungsi Produksi Faktor Pendapatan Bersih Tidak Ada harga pasar untuk barang yang mempunyai fungsi Ya Harga Penggantian: Harga substitusi Harga substitusi tidak langsung Fungsi atau atribut tidak dapat didekati baik dengan transaksi Penilaian Kontingensi (Continget Valuation) Ya Tidak
  • 41. Kasus: Identifikasi Nilai Manfaat Hutan Kemiri Rakyat (HKR) (Alam, dkk., 2009): NILAI MANFAAT HUTAN NILAI NON-GUNA NILAI GUNA NILAI PENGGUNAAN LANGSUNG NILAI PENGGUNAAN TIDAK LANGSUNG NILAI PELESTARIAN Nilai Kayu Nilai Air Irigasi Nilai Air Nilai Buah Pangan, dll Penyerapan Carbon
  • 42. Kasus: Identifikasi Nilai Manfaat Hutan Kemiri Rakyat (HKR): a. Menghitung Nilai Manfaat Penggunaan Langsung  Harga Pasar b. Menghitung Nilai Manfaat Penggunaan Tidak Langsung: 1) Nilai Air Rumah Tangga: HADI = BPADI/KDI HADI = harga/biaya pengadaan air per orang (Rp/thn) BPADI = biaya pengadaan air seluruh responden (Rp/thn) KDI = total anggota keluarga seluruh responden (orang) 2) Nilai Air Untuk Pertanian: NAP = Hst x Lsi NAP = nilai air pertanian (Rp/thn) Hst = biaya pengadaan air pada sawah tadah hujan (Rp/ha/thn) Lsi = luas sawah irigasi (ha)
  • 43. 3) Nilai Penyerapan Carbon: NPc = L x Kc/Hc NPc = nilai penyerapan carbon hutan kemiri (Rp/thn) L = luas hutan kemiri (ha) Kc = kemampuan penyerapan carbon hutan kemiri (ton/ha/thn) Hc = harga carbon (Rp/ton) 4) Nilai Pelestarian: n ΣWTPi NPL = [ ] i = 1 JP NPL = nilai pelestarian (Rp/thn) WTPi = nilai kesediaan responden untuk membayar (Rp/thn) JP = jumlah penduduk yang tercakup dalam wilayah kajian n = jumlah responden (sample)
  • 44. No Nilai Manfaat Nilai Total (Rp/thn) Nilai Per Ha (Rp) Share Total (%) 1 Nilai kayu hutan kemiri 2.678.112.000,00 288.000,00 2,64 (13,18)* 2 Nilai buah kemiri 14.004.639.922,80 1.506.037,20 13,00 (64,95) 3 Nilai ekowisata 169.555.920,22 18.233,78 0,17 (0,83) 4 Nilai penyerapan karbon 81.180.270.000,00 8.730.000,00 79,98 5 Nilai air domestik 221.664.546,79 23.837,46 0,22 (1,09) 6 Nilai air irigasi 4.053.444.816,98 435.901,15 3,99 (19,94) Total (+ Nilai Serapan C) 101.503.390.561,29 10.915.516,78 100,00 Total (- Nilai Serapan C) 20.323.120.561,28 2.185.516,78 (100,00) Nilai total manfaat hutan kemiri rakyat (HKR) (Alam, 2007 dalam Alam, dkk., 2009) * Persen nilai total manfaat HKR tanpa menghitung nilai serapan Karbon
  • 45. Jenis Barang dan Jasa Tehnik Valuasi Nilai Ekonomi/thn NPV (10%, 25 thn) NILAI GUNA LANGSUNG Hasil hutan kayu Harga Pasar 7,503,650,000 75,614,581,332,79 Hasil hutan non kayu (kemenyan) Harga Pasar 21,127,195,000 212,899,589,487.94 Hasil tambang emas Harga Pasar 66,600,000,000 671,130,865,214.08 Hasil tambang panas bumi (PLTP)1 Harga Pasar 3,306,100,212,000 4,407,139,687,941.82 Suplai air bagi kebutuhan rumah tangga Harga Pasar 20,622,967,200 207,818,465,769.03 Suplai air bagi kebutuhan pertanian irigasi Harga Pasar 3,084,900,000 31,086,660,752.24 Suplai air bagi pendukung perikanan Harga Pasar 38,412,246,675 387,081,746,934.07 Potensi pariwisata Asumsi & Estimasi 370,200,000 373,052,214.75 PLTA Harga Pasar 99,257,309,253 1,000,219,877,444 Total Nilai Guna Langsung 3,563,078,680,128 35,905,286,447,750 NILAI GUNA TAK LANGSUNG Benefit Transfer 69,212,225,920 697.454.370.347 TOTAL NILAI EKONOMI 3,632,290,906,048 36,602,740,818,096.20 Hasil perhitungan nilai ekonomi sumber daya alam di kawasan hutan Batang Toru
  • 46. Skema REDD (Reducing Emission from Deforestation and Degradation) dan Masa Depan Ekonomi Hutan • 26 Mei 2010, Pemerintah Indonesia menandatangani Letter of Intent (LoI) kepada Pemerintah Norwegia, untuk mengurangi emisi gas CO2, khususnya dari sektor kehutanan. • Pemerintah Norwegia akan mengucurkan hibah sebesar US$ 1 milliar (sekitar Rp9 triliun) secara bertahap mulai tahun 2013. • Pasca 2013, Pemerintah Norwegia berkemungkinan akan membayarkan dana hibahnya berdasarkan skema transaksi perdagangan karbon yang akan disepakati pasca 2013.
  • 47. Dinamika REDD • Pertemuan para pihak (COP=Conference of Parties) setiap tahun  memunculkan gagasan bagi negara-negara industri untuk mengganti kewajiban penurunan karbon di dalam negerinya sendiri dengan memberikan hibah kepada negara-negara berkembang yang memiliki sumberdaya hutan. • Pada COP-13  Konferensi PBB untuk Perubahan Iklim (UNFCC) (Desember 2007 di Bali)  skema REDD mengerucut  pemberian hibah kepada negara berkembang untuk mengurangi laju deforestasi dan kersukan hutan dianggap mampu mengganti (offset) kewajiban mengurangi emisi karbon di negara maju  meskipun perundingan dan negosiasi berlangsung sangat alot • Negara maju menjadi “pembeli karbon” yang berhasil ditambat oleh negara berkembang melalui pengurangan laju deforestasi dan kerusakan hutan  Negara berkembang menjadi “penjual karbon” karena hutan dan eksosistem yang dimilinya telah berjasa dalam menambat gas rumah kaca.
  • 48. • Desember 2007: REDD  REDD+ (ditambah peningkatan “daya tambat karbon”) Tahapan skema REDD dan atau REDD+ antara Indonesia vs Norwegia: • Juni-Desember 2010  Pembentukan Badan Khusus • Januari 2011-Desember 2013  Konsolidasi dan Pelaksanaan (penguatan kapasitas, penyusunan, dan implementasi kebijakan sekaligus membangun sistem pengawasan, pelaporan, dan verifikasi tier 2) • Pasca 2013  transaksi perdagangan karbon (Norwegia mulai membayar)  Angin Surga??? (Brazil hingga saat ini baru mendapatkan pembayaran US$ 200 juta dari US$ 1 milyar yang dijanjikan sejak tahun 2007.
  • 49. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) • PDRB Konvensional (PDRB Coklat)  PDRB yang tidak memasukkan unsur sumberdaya alam dan lingkungan • PDRB Semi Hijau  PDRB yang memasukkan unsur deplisi sumberdaya alam • PDRB Hijau  PDRB yang memasukkan unsur deplisi dan degradasi sumberdaya alam dan lingkungan
  • 50. PDRB Hijau: • SDA dihitung sebagai aset dan modal • Deplisi dan degradasi SDA dihitung sebagai biaya • Mencerminkan tingkat kesejahteraan masyarakat yang sesungguhnya Sektor-Sektor Dalam PDRB Hijau: Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan Pertamabangan dan Penggalian Perindustrian Pengolahan Listrik, Gas dan Air Bersih Bangunan (Konstruksi) Perdagangan, Hotel dan Restoran Angkutan dan Kominikasi Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa
  • 51. Cara menghitung PDRB Hijau Sektor Kehutanan: • Nilai produksi hutan Rp. ……………………. • Intermediate inputs (bahan-bahan) Rp. ……………………. • Konstribusi hutan pada PDRB Coklat Rp. ……………………. • Deplisi SD Hutan Rp. ……………………. • Konstribusi semi hijau kehutanan Rp. ……………………. • Degradasi lingkungan hutan Rp. ……………………. • Konstibusi hijau kehutanan Rp. …………………….
  • 52. Penghitungan Deplisi Sumberdaya Hutan Identifikasi dan Kuantifikasi Sumberdaya Hutan yang Dideplesi Valuasi (dihitung nilai ekonominya dengan Unit Rent) Konstibusi Kehutanan Semi Hijau
  • 53. Menghitung Unit Rent: • Harga produk per unit Rp. ………… • Biaya produksi per unit: – Biaya eksploitasi per unit Rp. …………. – Biaya pemasaran, dsb per unit Rp. …………. + Rp. ………… • Laba kotor per unit Rp. ………… • Laba perusahaan Rp. ………… (Balas Jasa Investasi) • Unit Rent Rp. …………
  • 54. Menghitung Nilai Degradasi Lingkungan Kajian tentang Sumberdaya Alam dan Lingkungan yang mengalami degradasi Mengkuantifikasi besaran atau luasan degradasi Memperkirakan besarnya nilai degradasi (valuasi) Sumberdaya Alam dan Lingkunganya
  • 55. Cara menilai degradasi lingkungan: • Untuk sumberdaya ekstraktif  dapat didekati dengan harga pasar dan unit rent • Untuk jasa lingkungan dan jasa keanekaragaman hayati dapat didekati dengan: – Nilai biaya pengganti – Nilai kesenangan (hedonik) – Biaya perjalanan (travel cost) – Survei (contingent valuation)  meneliti tentang kesediaan membayar (willingness to pay) atau kesediaan menerima ganti rugi (willingness to accept).