Usulan penelitian ini membahas respon pertumbuhan semai meranti tembaga (Shorea leprosula Miq.) pada medium campuran topsoil dan kompos dengan berbagai tingkat naungan. Penelitian akan menguji tiga tingkat naungan (45%, 60%, dan 90% dari cahaya total) untuk mengetahui intensitas naungan yang paling baik mendukung pertumbuhan semai meranti tembaga. Hasil penelitian diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan produksi bibit mer
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...UNESA
1. Ada 145 botol media steril yang dihasilkan dari praktikum pembutan media MS (Murashige & Skoog), yaitu media A sejumlah 47 botol, media B sejumlah 50 botol, dan media C sejumlah 48 botol, dan tidak ada yang mengalami kontaminasi.
2. Pada eksplan embrio Kacang Tanah (Arachis hypogaea) yang ditanam pada botol media MS (Murashige & Skoog) ada 3 eksplan dan semuanya mengalami kontaminasi bakteri yang dapat dilihat dari warna akar dan tunas kacang tanah yang berwarna jingga.
3. Faktor-faktor penyebab kontaminasi dalam kultur jaringan pada praktikum ini adalah:
- Organisme kecil yang masuk ke dalam media berupa bakteri
- Botol kultur atau alat-alat tanam yang kurang steril
- Lingkungan kerja dan ruang kultur yang kotor
- Kecerobohan dalam pelaksanaan
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...UNESA
1. Ada 145 botol media steril yang dihasilkan dari praktikum pembutan media MS (Murashige & Skoog), yaitu media A sejumlah 47 botol, media B sejumlah 50 botol, dan media C sejumlah 48 botol, dan tidak ada yang mengalami kontaminasi.
2. Pada eksplan embrio Kacang Tanah (Arachis hypogaea) yang ditanam pada botol media MS (Murashige & Skoog) ada 3 eksplan dan semuanya mengalami kontaminasi bakteri yang dapat dilihat dari warna akar dan tunas kacang tanah yang berwarna jingga.
3. Faktor-faktor penyebab kontaminasi dalam kultur jaringan pada praktikum ini adalah:
- Organisme kecil yang masuk ke dalam media berupa bakteri
- Botol kultur atau alat-alat tanam yang kurang steril
- Lingkungan kerja dan ruang kultur yang kotor
- Kecerobohan dalam pelaksanaan
Puring (Codiaeum variegatum (Lam.) Blume.) atau disebut juga croton termasuk keluarga Euphorbiaceae. Selain dapat dimanfaatkan sebagai tanaman hias, tanaman puring juga dapat dimanfaatkan sebagai tanaman obat. Salah satu cara memperbanyak tanaman ini adalah dengan cara perbanyakan vegetatif, menggunakan teknik penyambungan atau enten (grafting).
Green Property I-Gist adalah Properti yang memiliki 5 kelayakan dalam memiliki Bisnis Property , seperti Kelayakan Ekonomi, Kelayakan Ekologis,Kelayakan Sosial, Kelayakan Lingkungan Kelayakan Spiritual.
Puring (Codiaeum variegatum (Lam.) Blume.) atau disebut juga croton termasuk keluarga Euphorbiaceae. Selain dapat dimanfaatkan sebagai tanaman hias, tanaman puring juga dapat dimanfaatkan sebagai tanaman obat. Salah satu cara memperbanyak tanaman ini adalah dengan cara perbanyakan vegetatif, menggunakan teknik penyambungan atau enten (grafting).
Green Property I-Gist adalah Properti yang memiliki 5 kelayakan dalam memiliki Bisnis Property , seperti Kelayakan Ekonomi, Kelayakan Ekologis,Kelayakan Sosial, Kelayakan Lingkungan Kelayakan Spiritual.
Skrining hubungan penyakit diare dengan sanitasi lingkungan epidemiologi univ...Muhammad Rasyad
,
screening
,
engineering
,
teknik
,
lingkungan
,
muhammad rasyad
,
suci handayani
,
riryn
,
yuni safaria
,
dr. qomariyatus sholihah
,
amd.hyp
,
s.t.
,
m.kes
,
nova annisa
,
ssi.
,
ms
,
penyakit diare
,
diare
,
sanitasi lingkungan
,
skrining
,
epidemiologi
,
2016
,
2015
,
unlam
,
universitas lambung mangkurat
,
prof. dr. h. sutarto hadi
,
m. si
,
m. sc
,
dr. ing. yulian firmana arifin
,
chairul irawan
,
st.
,
mt.
,
ph.d
,
maya amalia
,
m.eng
,
nurhakim
,
rony ridwan
,
st. mt
,
detectable pre-clinical phase
,
sarana air bersih
,
saluran pembuangan air limbah
,
survey kesehatan rumah tangga
,
3.1 rencana penelitian
,
definisi epidemiologi
,
skrining adalah
,
3. prevalens penyakit preklinik
,
sensitivitas
,
spesifisitas
,
predictive value (+)
,
predictive value (-)
,
prevalensi penyakit
,
provinsi kalimantan selatan
,
teknik analisa data
,
di desa guntung paikat
,
sungai
,
escherichia coli
,
salmonella thyposa
,
vibrio cholerae
HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN KEBISINGAN MENURUT MASA KERJA DENGAN KELUHAN G...Raissa Rosadi
Kegiatan pertambangan Intan Cempaka dilakukan menggunakan mesin dumping yang bising yang dapat mengganggu pendengaran karena standar keamanan bagi pekerja sangat sedikit bahkan tidak ada. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pemaparan kebisingan menurut masa kerja dengan keluhan gangguan pendengaran pada tenaga kerja di pertambangan rakyat intan cempaka kelurahan sungai tiung Banjarbaru. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian observasional analitik dengan rancangan cross sectional. Responden diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah 25 responden. Instrumen penelitian Sound Level Meter Mobile Cassy 524-009,512 Hz garputala dan lembar wawancara. Hasilnya, 19 responden (80%) dari 25 responden mengalami gangguan gangguan pendengaran, dan 6 responden adalah normal. Hilangnya pendengaran rata-rata terjadi selama waktu kerja (>10 tahun) ada 8 responden. Pengaruh masa kerja pada gangguan pendengaran pekerja adalah gangguan sensorineural. Hasil Fisher’s Exact Test dari 95% antara masa kerja terhadap gangguan pendengaran akibat kebisingan nilai p= 0,002 (p> 0,01). Uji statistik ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara lama pemaparan kebisingan menurut masa kerja dengan keluhan gangguan pendengaran para pekerja di pertambangan Cempaka. Kesimpulan dan saran penelitian ini adalah pekerja akan mengalami gangguan pendengaran akibat kebisingan yang dipengaruhi oleh masa kerja dan tanpa menggunakan APD saat mesin beroperasi dalam proses pertambangan berlian. Pemerintah bekerja sama dengan pusat kesehatan Cempaka untuk memberikan konseling mengenai dampak bahaya kebisingan.
power point seminar penelitan Kehutanan UR (Budidaya)
1. SELAMAT DATANG
DI
SEMINAR USULAN PENELITIAN
RESPON PERTUMBUHAN SEMAI MERANTI TEMBAGA (Shorea leprosula
Miq.) PADA MEDIUM CAMPURAN TOPSOIL DAN KOMPOS DENGAN
BERBAGAI TINGKAT NAUNGAN
Oleh :
AGUS SETIAWAN
1006121656
JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2014
Oleh :
AGUS SETIAWAN
1006121656
2. USULAN PENELITIAN
RESPON PERTUMBUHAN SEMAI MERANTI TEMBAGA (Shorea leprosula
Miq.) PADA MEDIUM CAMPURAN TOPSOIL DAN KOMPOS DENGAN
BERBAGAI TINGKAT NAUNGAN
Oleh :
AGUS SETIAWAN
1006121656
Pembimbing I Pembimbing II
M. Mardhiansyah, S.Hut,. M.Sc Evi Sribudiani, S.Hut,. M.Si
NIP. 19800311200501100 NIP. 197102122003122002
JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2014
3. 1.1 Latar Belakang
Meranti tembaga
(Shorea leprosula
Miq)
Semi Toleran
Penurunan Populasi Kelangkaaan dan
Kepunahan
Naungan
Budidaya
Penyediaan Bibit
Intensitas naungan
yang tepat
Bibit
berkualitas
baik
I. PENDAHULUAN
Latar Belakang
4. Manfaat
kayu
meranti
Meliputi pengunaan, sepeti kayu
lapis, kayu gergajian, dan bahan
bangunan seperti konstruksi berat
sampai konstruksi ringan.
Sedangkan manfaat non kayunya
dapat menghasilkan resin yang
dikenal dengan damar daging,
sebagai bahan pembuat obat,
selain itu kulitnya untuk produksi
taninn
Latar Belakang Lanjutan…
Permasalahan
Meranti tembaga
termasuk
bersifat semi
toleran, yang
membutuhkan
naungan pada
5. Upaya Yang Dapat
Dilakukan Untuk Mengatasi
Permasalahan Tersebut
Adalah Melalui pemberian
naungan
Latar Belakang Lanjutan…
Memberikan naungan dari bahan
Paranet/ shandingnet
Dengan berbagai taraf cahaya
6. Tujuan dan Hipotesis
Tujuan
Untuk mengetahui
pemberian naungan
terhadap tingkat
keberhasilan persemaian
meranti tembaga pada
medium campuran topsoil
dan kompos
Untuk mengetahui
intensitas naungan yang
terbaik untuk
pertumbuhan meranti
Pemberian naungan
akan berpengaruh
nyata terhadap
pertumbuhan dan
peningkatan kualitas
semai meranti
tembaga (Shorea
leprosula Miq.) pada
medium campuran
topsoil dan kompos.
Hipotesis
7.
8. Bahan dan Metode
Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan di kebun percobaan
dan Laboratorium Ekofisiologi Tanaman Fakultas
Pertanian Universitas Riau.
Penelitian dilakukan selama 3 (tiga) bulan yaitu
mulai bulan September sampai dengan bulan
Desember 2014.
9. Lanjutan…
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam
penelitian adalah semai meranti
tembaga umur 6 (enam) bulan,
polybag ukuran 23 x 15 cm,
kompos, topsoil, dan paranet.
Alat yang digunakan martil,
paku, kayu, tali, caliper, pita
ukur, oven, timbangan analitik,
kertas label, selang air, kamera,
gunting, cangkul, timbangan,
parang, meteran,
Bahan dan Metode
10. Lanjutan…
Metode Penelitian
Perlakukan yang diujikan yaitu :
P0 = Tanpa pemberian naungan (kontrol)
P1 = Pemberian naungan dengan taraf 45 % dari cahaya total
P2 = Pemberian naungan dengan taraf 60 % dari cahaya total
P3 = pemberian naungan dengan taraf 90 % dari cahaya total
Penelitian dilakukan secara eksperimen dengan
mengunakan Rancangan Acak Lengkap ( RAL) yang terdiri
dari 4 perlakuan, setiap perlakuan dilakukan 3 kali ulangan, dan
setiap ulangan terdapat 5 semai sebagai unit percobaan
sehingga yang dibutuhkan 60 semai meranti tembaga untuk
percobaan
Bahan dan Metode
11. Lanjutan…
Bahan dan Metode Lanjutan…
Analisis Data
Bahan dan Metode
Data yang diperoleh dianalisis secara statistik
menggunakan Analisis Of Varience (ANOVA) dengan
menggunakan program SPSS versi 17.0. Apabila
berbeda nyata, dilanjutkan dengan uji Duncan's New
Multiple Range Test (DNMRT) pada taraf 5% dengan
model linier.