SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
SUMBER DAYA ALAM
1. Kebijaksanaan Sumber Daya Alam
KEBIJAKAN LINGKUNGAN HIDUP (Pengelolaan Lingkungan Hidup)
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1997,
Pasal 1 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, dimana lingkungan hidup dapat
diartikan sebagai kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan
makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi
kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.
Pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya terpadu untuk melestarikan fungsi
lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan,
pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan, dan pengendalian
lingkungan hidup. SDA seperti air, udara, tanah, hutan dan lainnya merupakan
sumberdaya yang penting bagi kelangsungan hidup mahkluk hidup termasuk
manusia. Bahkan, SDA ini tidak hanya mencukupi kebutuhan hidup manusia,
tetapi juga dapat memberikan kontribusi besar terhadap kesejahteraan yang lebih
luas. Namun, semua itu bergantung pada bagaimana pengelolaan SDA tersebut,
karena pengelolaan yang buruk berdampak pada kerugian yang akan ditimbulkan
dari keberadaan SDA, misalnya dalam bentuk banjir, pencemaran air, dan
sebagainya.
Dalam merumuskan kebijakan lingkungan, Pemerintah lazimnya
menetapkan tujuan yang hendak dicapai. Kebijakan lingkungan disertai tindak
lanjut pengarahan dengan cara bagaimana penetapan tujuan dapat dicapai agar
ditaati masyarakat. Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup (UUPLH) mendasari kebijaksanaan lingkungan di Indonesia,
karena Undang-Undang, peraturan pemerintah dan peraturan pelaksanaan lainnya
merupakan instrumen kebijaksanaan (instrumenten van beleid). Instrumen
kebijaksanaan lingkungan perlu ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan
lingkungan dami kepastian hukum dan mencerminkan arti penting hukum bagi
penyelesaian masalah lingkungan. Instrumen hukum kebijaksanaan lingkungan
(juridische milieubeleidsinstrumenten) tetapkan oleh pemerintah melalui berbagai
sarana yang bersifat pencegahan, atau setidak-tidaknya pemulihan, sampai tahap
normal kualitas lingkungan. Adapun arah kebijakan lingkungan hidup terbagi
atas:
a. Arah kebijakan bidang pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup
dalam GHBN.
i. Mengelola sumber daya alam dan memelihara daya dukungnya agar
bermanfaat bagi peningkatan kesejahtraan rakyat bagi generasi ke
generasi.
ii. Meningkatkan pemanfaatan potensi sumber daya alam dan lingkungan
hidup dengan melakukan konservasi, rehabilitasi dan penghematan
penggunaan dengan menerapkan teknologi rumah lingkungan.
iii. Menerapkan indikator-indikator yang memungkinkan pelestarian
kemampuan keterbaharuan dalam pengelolaan sumber daya alam yang
dapat diperbaharui untuk mencegah kerusakan yang tidak dapat balik.
iv. Mendelegasikan secara bertahap wewenang pemerintah pusat kepada
pemerintah daerah dalam pelaksanaan pengelolaan sumber daya alam
secara selektif dan pemeliharaan lingkungan hidup sehingga kualitas
ekosistem tetap terjaga yang diatur dengan undang-undang.
v. Mendayagunakan sumber daya alam untuk sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat dengan memperhatikan kelestarian fungsi dan keseimbangan
lingkungan hidup, pembangunan yang berkelanjutan, kepentingan
ekonomi dan budaya masyarakat lokal serta penataan ruang, yang
pengusahaannya diatur oleh undang-undang.
b. Kebujakan sumber daya alam dalam TAP MPR No.IX/MPR/2001 tentang
pembaruan agraria dan pengelolaan sumber daya alam:
i. Melakukan pengkajian ulang terhadap berbagai peraturan undang-undang
yang berkaitan dengan sumber daya alam dalam rangka sinkronisasi
kebijakan antarsektor yang berdasarkan prinsip-prinsip sebagaimana yang
dimaksud pasal5 ketetapan ini.
ii. Mewujudkan optimalisasi pemanfaatan berbagai macam sumber daya
alam melalui identifikasi dan inventarisasi kualitas dan kualitas sumber
daya alam sebagai potensi dalam pembangunan nasional.
iii. Memperluas pembagian akses informasi kepada masyarakat mengenai
potensi sumber daya alam di daerahnya dan mendorong terwujudnya
tanggung jawab sosial untuk menggunakan teknologi ramah lingkungan
termasuk teknologi tradisional.
iv. Memperhatikan sifat dan karakteristik dari berbagai jenis sumber daya
alam dan melakukan upaya-upaya meningkatkan nilai tambah dari produk
sumber daya alam tersebut.
v. Menyelesaikan konflik-konflik pemenfaatan sumber daya alam yang
timbul selama ini sekaligus mengantisipasi potensi konflik dimasa
mendatang guna menjamin terlaksananya penegakan hukum dengan
didasarkan atas prinsip-prinsip sebagaimana dimaksud pasal 5 ketetapan
ini.
vi. Menyusun strategi pemanfaatan sumber daya alam yang didasarkan pada
optimalisasi manfaat dengan memperhatikan kepentingan dan kondisi
daerah maupun nasional.
c. Kebijakan pengembangan sumber daya alam bagi pembangunan
berkelanjutan. Reformasi pengelolaan sumber daya alam sebagai prasyarat
terwujudnya pembangunan berkelanjutan dapat dinilai lebih baik apabila
terumuskan parameter yang memadai. Secara implementatif, parameter yang
dapat dirumuskan adalah:
i. Desentralisasi dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup
dengan mengikuti prinsip dan pendekatan ekosistem bukan administratif.
ii. Kontrol sosial masyarakat dengan melalui pengembangan transparansi
proses pengembalian keputusan dan peran serta masyarakat. Kontrol sosial
ini dapat dimaknai pula sebagai partisipasi dan kedaulatan yang dimiliki
(sebagai hak) rakyat. Setiap orang secara sendiri-sendiri maupun
kelempok memiliki hak yang sama dalam proses perencanaan,
pengembilan keputusan, pelaksanaan, pengawasan serta evaluasi pada
pengelolaan dan pelestarian pada pengembangan sumber daya alam dan
lingkungan hidup.
iii. Pendekatan utuh menyeluruh komprehensif dalam pengelolaan sumber
daya alam dan lingkungan hidup. Pada parameter ini, pengelolaan lsumber
daya alam dan lingkungan hidup harus menghilangkan pendekatan
sektoral, namun berbasis ekosistem dan memperhatikan keterkaitan dan
saling ketergantungan antara faktor-faktor pembentuk ekosistem dan
antara satu ekosistem dengan ekosistem lainnya.
iv. Keseimbangan antara eksploitasi dengan konservasi dalam pengelolaan
sumber daya alam dan lingkungan hidup sehingga tetap terjaga kelestarian
dan kualitasnya secara baik.
v. Rasa keadilan bagi rakyat dalam pemanfaatan sumber daya alam dan
lingkungan hidup. Keadilan ini tidak semata bagi generasi sekarang
semata, tetapi juga untuk generasi mendatang sesudah kita yang memiliki
hak atas lingkungan hidup yang baik.
2. Pengelolaan Sumber Daya Alam
Pemanfaatan sumber daya alam di Indonesia, dikelola oleh beberapa pihak,
baik dari pihak Pemerintah maupun Swasta. Kedua pihak saling mendukung satu
sama lain dalam membuat regulasi (peraturan) SDA, menjadi operator
pengelolaan SDA, dan saling mengontrol dalam pengelolaan SDA. Pemanfaatan
SDA, harus mengutamakan dua prinsip, yaitu optimal dan lestari. Hal ini
disebabkan karena sumber daya alam yang tersedia saat ini tidak hanya
diperuntukkan untuk generasi ini saja, tetapi juga akan digunakan untuk generasi
yang akan datang. Sekarang mari kita pelajari lebih lanjut tentang prinsip-prinsip
dalam pengelolaan sumber daya alam dan sistem kelembagaan yang ada dalam
pemanfaatan SDA.
2.1. Prinsip Optimal Pengelolaan Sumber Daya Alam
UUD 1945 pasal 33 ayat 3, menyatakan bahwa: Bumi, air, dan kekayaan
alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”. Berdasarkan ayat tersebut, optimalisasi
dari pengelolaan sumber daya alam mutlak harus dilakukan.
Optimalisasi sumber daya alam dapat berupa pemanfaatan sumber daya
alam dengan cara mengambil kekayaan alam secara menyeluruh dengan
memaksimalkan keuntungan dan meminimalkan resiko kerugian, demi
kepentingan negara dan rakyat, tetapi tetap memperhatikan keberlanjutan sumber
daya alam tersebut dikemudian hari. Optimalisasi pengambilan sumber daya alam
ini, tidak serta merta mengizinkan untuk mengambil seluruh kekayaan alam tanpa
batas dan tanpa perencanaan yang matang, melainkan dilakukan secara arif dan
bijaksana, dengan menerapkan asas pembangunan berkelanjutan.
Pembangunan berkelanjutan merupakan pembangunan yang dilakukan
untuk memenuhi kebutuhan masa kini, tentu saja tanpa mengorbankan hak
pemenuhan kebutuhan generasi masa mendatang. Artinya, dalam eksploitasi
kekayaan alam yang ada, dilakukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat pada
masa sekarang, tetapi dilakukan tanpa mengorbankan kebutuhan generasi
mendatang. Dengan demikian, anak cucu kita sebagai generasi yang akan datang
juga dapat merasakan dan menikmati kekayaan alam negara yang saat ini kita
rasakan.
Belakangan ini, sedang hangat dibicarakan tentang cadangan minyak bumi
dunia, terutama Indonesia, yang semakin menipis. Pemerintah telah mengadakan
beberapa langkah pencegahan, diantaranya adalah dengan mengeluarkkan
kebijakan konversi minyak tanah ke gas. Hal ini dilakukan karena menurut
penelitian para ahli, ketersediaan sumber daya alam gas bumi masih sangat
melimpah di Indonesia. Hal tersebut merupakan contoh pemanfaatan sumber daya
alam secara maksimal, namun tidak mengorbankan kebutuhan generasi
mendatang. Memaksimalkan pemanfaatan sumber daya alam yang masih
melimpah ruah dan menghemat sumber daya alam yang semakin menipis dengan
tetap memperhatikan keuntungan yang maksimal, namun kerugiannya minimal.
Berbagai pihak telah berdaya upaya untuk melakukan penghematan, dengan
menggunakan energi alternatif. Sumber energi alternatif, akan dapat mengurangi
penggunaan sumber energi tidak terbarukan seperti minyak bumi dan batu bara.
Penggunaan sumber energi alternatif juga akan dapat mengurangi pencemaran
lingkungan dan efek negatif pada SDA, seperti: air, udara, hutan, dan lain-lain.
2.2. Prinsip Lestari Pengelolaan Sumber Daya Alam
Sumber daya alam dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kemakmuran
rakyat, dengan tetap memperhatikan kelestarian fungsi lingkungan hidup. Lestari
yang dimaksud disini adalah upaya pengelolaan sumber daya alam beserta
ekosistemnya dengan tujuan mempertahankan sifat dan bentuknya. Jadi, prinsip
lestari adalah segala daya upaya yang dilakukan untuk menjaga sumber daya alam
yang ada, tetap ada, baik dilihat dari sifatnya maupun dari bentuknya.
Dengan demikian, sumber daya alam harus senantiasa dikelola secara
seimbang untuk menjamin keberlanjutan pembangunan nasional. Penerapan
prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan diseluruh sektor dan wilayah,
menjadi prasyarat utama untuk diinternalisasikan kedalam kebijakan dan
peraturan perundangan, terutama dalam mendorong investasi pembangunan
jangka menengah. Prinsip-prinsip tersebut, saling bersinergis dan melengkapi
dengan pengembangan tata pemerintahan yang baik berdasarkan pada asas
partisipasi, transparansi, dan akuntabilitas yang mendorong upaya perbaikan
pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian fungsi lingkungan hidup. Contoh
konsep lestari dalam pengelolaan Sumber Daya Alam
a. Menggunakan pupuk alami atau organik
Penggunaan pupuk alami atau pupuk organik dalam pertanian merupakan
pilihan yang sangat tepat, karena dapat menjaga kelestarian tanah. Kandungan
mineral serta zat-zat didalam pupuk organik, sangat cocok untuk
menyuburkan tanah, dan zat-zat tersebut tidak mengandung bahan kimiawi,
sehingga sangat ramah lingkungan. Oleh karenanya, kesuburan tanah yang
dipupuk dengan pupuk organik, tidak akan mudah hilang, karena selalu
mengalami regenerasi oleh jasad hidup yang terkandung didalam pupuk
organik. Berbeda dengan pupuk kimia, tidak semua dapat diuraikan oleh jasad
renik didalam tanah, sehingga dalam jangka waktu yang lama akan
mengendap dan akan merusak tanah.
b. Penggunaan pestisida sesuai kebutuhan
Dalam industri pertanian, penggunaan pestisida merupakan hal yang mutlak
dilakukan untuk mencegah serangan hama penyakit. Namun, untuk
mendukung kelestarian sumber daya alam, pestisida yang digunakan harus
sesuai dengan kebutuhan, agar residu yang dihasilkan tidak begitu banyak dan
mengendap. Sebab, jika residu yang mengendap sudah terlalu banyak pada
tempat yang sama, dapat mempengaruhi kesuburan tanah serta kualitas
tanamannya sendiri, karena terlalu banyak mengandung bahan kimia.
c. Pelestarian tanah
Upaya pelestarian tanah dapat kita lakukan dengan menggalakkan kegiatan
menanam pohon atau penghijauan kembali (reboisasi), terhadap tanah yang
semula gundul. Untuk daerah perbukitan atau pegunungan yang miring posisi
tanahnya, perlu dibangun terasering atau sengkedan untuk menghambat
lajunya aliran air hujan.
d. Pelestarian udara
Udara merupakan unsur vital bagi kehidupan, karena setiap organisme
bernapas memerlukan udara. Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga
udara, agar tetap bersih dan sehat, antara lain:
i. Menggalakkan penanaman pohon ataupun tanaman hias di sekitar kita.
Tanaman dapat menyerap gas-gas yang berbahaya bagi manusia, dan
mampu memproduksi oksigen melalui proses fotosintesis. Disamping itu,
tumbuhan juga mengeluarkan uap air sehingga kelembaban udara akan
tetap terjaga,
ii. Mengupayakan pengurangan emisi atau pembuangan gas sisa pembakaran,
baik pembakaran hutan maupun pembakaran mesin. Asap yang keluar dari
knalpot kendaraan bermotor dan cerobong asap, merupakan penyumbang
terbesar kotornya udara di perkotaan dan kawasan industri. Salah satu
upaya pengurangan emisi gas berbahaya ke udara adalah dengan
menggunakan bahan industri yang aman bagi lingkungan, serta
pemasangan filter pada cerobong asap pabrik,
iii. Mengurangi atau bahkan menghindari pemakaian gas kimia yang dapat
merusak lapisan ozon di atsmosfer. Gas freon yang digunakan untuk
pendingin pada AC atau kulkas serta dipergunakan diberbagai produk
kosmetik, adalah gas yang dapat bersenyawa dengan gas ozon sehingga
mengakibatkan lapisan ozon meyusut.
e. Pelestarian hutan
Eksploitasi hutan yang terus menerus berlangsung sejak dahulu hingga kini,
tanpa diimbangi dengan penanaman kembali, menyebabkan kawasan hutan
menjadi rusak. Upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan hutan:
i. Reboisasi atau penanaman kembali hutan yang gundul,
ii. Melarang pembabatan hutan,
iii. Menerapkan sistem tebang-pilih dalam menebang pohon,
iv. Menerapkan sistem tebang-tanam dalam kegiatan penebangan hutan, dan
v. Menerapkan sanksi yang berat, bagi mereka yang melanggar ketentuan
mengenai pengolahan hutan.
f. Pelestarian flora dan fauna
Kehidupan di bumi, merupakan sistem ketergantungan antara: manusia,
hewan, tumbuhan, dan alam sekitar. Terputusnya salah satu mata rantai dari
sistem tersebut, akan mengakibatkan gangguan dalam kehidupan. Oleh sebab
itu, kelestarian flora dan fauna merupakan hal yang mutlak harus diperhatikan
demi kelangsungan hidup manusia. Beberapa upaya yang dapat dilakukan
untuk menjaga kelestarian flora dan fauna diantaranya adalah: mendirikan
cagar alam dan suaka margasatwa, serta melarang kegiatan perburuan liar.
g. Pelestarian laut dan pantai
Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan yang sangat luas dan banyak
menyimpan kekayaan alam yang melimpah. Kerusakan biota laut dan pantai,
lebih banyak disebabkan karena ulah manusia. Pengambilan pasir pantai,
pengrusakan hutan bakau, dan pengrusakan hutan bakaukarang di laut
merupakan kegiatan-kegiatan manusia yang mengancam kelestarian laut dan
pantai. Adapun upaya untuk melestarikan laut dan pantai, dapat dilakukan
dengan cara:
i. Melakukan reklamasi pantai dengan cara menanam kembali tanaman
bakau di areal sekitar pantai.
ii. Melarang pengambilan batu karang yang berada disekitar pantai maupun
di dasar laut.
iii. Melarang pemakaian bahan peledak dan bahan kimia lainnya, dalam
mencari ikan.
3. Karakteristik Ekologi Sumber Daya Alam
Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan
lingkungnanya dan yang lainnya. Berasal dari kata Yunani yaitu, oikos (“habitat”)
dan logos (“ilmu”). Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik
interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan
lingkungannya. Dalam ekologi, kita mempelajari makhluk hidup sebagai kesatuan
atau sistem dengan lingkungannya.
Teknologi sangat berpengaruh bagi kelestarian sumber daya alam.tetapi ada
teknologi yang menghabiskan sumber daya alam yang tidak dapat
diperbarui.mungkin teknologi yang seperti ini membuat alam makin kehilangan
kelestarianya tetapi, ada juga teknologi yang menghasilkan sumber daya alam
pengganti yang habis(tidak dapat diperbarui).
Kekayaan alam Indonesia yang sangat melimpah jika dibandingkan dengan
beberapa negara maju yang ada saat ini, seperti Jepang, Singapura dan lain-lain,
dapat dibayangkan apabila kemampuan meguasai teknologinya lebih maju maka
tentunya akan mampu menjadi salah satu negara yang makmur dengan
masyarakat yang sejahtera sebagai negara maju.
Faktor-faktor pembatas ekologis ini perlu diperhitungkan agar pembangunan
membawa hasil yang lestari.Hubungan antara pengawetan ekosistem dan
perubahan demi pembangunan demi pembangunan ada tiga prinsip yang perlu
diperhatikan, yaitu :
a. Kebutuhan untuk memperhatikan kemampuan untuk membuat pilihan
penggunaan sumber alam di masa depan.
b. Kenyataan bahwa peningkatan pembangunan pada daerah-daerah pertanian
tradisional yang telah terbukti berproduksi baik mempunyai kemungkinan
besar untuk memperoleh pengembalian modal yang lebih besar dibanding
daerah yang baru.
c. Kenyataan bahwa penyelamatan masyarakat biotis dan sumber alam yang
khas merupakan langkah pertama yang logis dalam pembangunan daerah baru,
dengan alasan bahwa sumber alam tersebut tak dapat digantikan dalam arti
pemenuhan kebutuhan dan aspirasi manusia, dan kontribusi jangka panjang
terhadap pemantapan dan produktivitas daerah (Dasmann, 1973)
Seperti pernyataan diatas, Sumber daya alam ini adalah energi yang sifatnya
tidak dapat digantikan. Proses penggantian ini membutuhkan waktu yang sangat
lama. Hampir setiap waktu sumber daya alam ini tidak dapat terlepas dari
kehidupan manusia. Beberapa sampel yang bisa kita lihat bahwa sember daya
alam ini tak bisa lepas dari kehidupan kita sehari-hari.
Untuk menjamin keberlanjutan fungsi layanan sosial-ekologi alam dan
keberlanjutan sumberdaya alam dalam cakupan wilayah yang lebih luas maka
pendekatan perencanaan SDA dengan instrumen penataan ruang harus dilakukan
dengan mempertimbangkan bentang alam dan kesatuan layanan ekosistem,
endemisme dan keterancaman kepun ahan flora-fauna, aliran-aliran energi sosial
dan kultural, kesamaan sejarah dan konstelasi geo-politik wilayah.
Dengan pertimbangan-pertimbangan ini maka pilihan-pilihan atas sistem
budidaya, teknologi pemungutan/ekstraksi SDA dan pengolahan hasil harus
benar-benar mempertimbangkan keberlanjutan ekologi dari mulai tingkat
ekosistem lokal sampai ekosistem regional yang lebih luas. Dengan pendekatan
ekosistem yang diperkaya dengan perspektif kultural seperti ini tidak ada lagi
“keharusan” untuk menerapkan satu sistem PSDA untuk wilayah yang luas.
Hampir bisa dipastikan bahwa setiap ekosistem bisa jadi akan membutuhkan
sistem pengelolaan SDA yang berbeda dari ekosistem di wilayah lain.
Keberhasilan kombinasi beberapa pendekatan seperti ini membutuhkan
partisipasi politik yang tinggi dari masyarakat adat dalam proses penataan ruang
dan penentuan kebijakan pengelolaan SDA di wilayah ekosistem. Semakin tinggi
partisipasi politik dari pihak-pihak berkepentingan akan menghasilkan rencana
tata ruang yang lebih akomodatif terhadap kepentingan bersama yang “intangible”
yang dinikmati bersama oleh banyak komunitas yang tersebar di seluruh wilayah
ekosistem tersebut, seperti jasa hidrologis. Dalam konteks ini maka membangun
kapasitas masyarakat adat yang berdaulat (mandiri) harus diimbangi dengan
jaringan kesaling-tergantungan (interdependency) dan jaringan saling
berhubungan (interkoneksi) antar komunitas dan antar para pihak. Untuk bisa
mengelola dinamika politik di antar para pihak yang berbeda kepentingan seperti
ini dibutuhkan tatanan organisasi birokrasi dan politik yang partisipatif demokrasi
(participatory democracy).
Kondisi seperti ini bisa diciptakan dengan pendekatan informal, misalnya
dengan membentuk “Dewan Konsultasi Multi-Pihak tentang Kebijakan Sumber
Daya Alam Wilayah/Daerah” atau “Forum Multi-Pihak Penataan Ruang Wilayah
atau Daerah” yang berada di luar struktur pemerintahan tetapi secara politis dan
hukum memiliki posisi cukup kuat untuk melakukan intervensi kebijakan. Untuk
wilayah/kabupaten yang populasi masyarakat adatnya cukup banyak, maka wakil
masyarakat adat dalam lembaga seperti ini harus ada.
4. Daya Dukung Lingkungan
Menurut Soerjanietal. (1987), pengertian daya dukung lingkungan adalah
batas teratas dari pertumbuhan suatu populasi saat jumlah populasi tidak dapat
didukung lagi oleh sarana, sumber daya dan lingkungan yang ada. Menurut Khana
dalam KLH (2010) daya dukung lingkungan dapat didefinisikan sebagai
kemampuan untuk mendapatkan hasil atau produk di suatu daerah dari sumber
daya alam yang terbatas dengan mempertahankan jumlah dan kualitas sumber
dayanya.
Sesuai dengan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa daya dukung
lingkungan tidak hanya diukur dari kemampuan lingkungan dan sumberdaya alam
dalam mendukung kehidupan manusia, tetapi juga dari kemampuan menerima
beban pencemaran dan bangunan. Menurut UU No. 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Lingkungan Hidup adalah
kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup,
termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri,
kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup
lain.
Pengertian (Konsep) dan Ruang Lingkup Daya Dukung Lingkungan
Menurut UU No. 23/ 1997, daya dukung lingkungan hidup adalah kemampuan
lingkungan hidup untuk mendukung perikehidupan manusia, makhluk hidup lain,
dan keseimbangan antarkeduanya. Menurut Soemarwoto (2001), daya dukung
lingkungan pada hakekatnya adalah daya dukung lingkungan alamiah, yaitu
berdasarkan biomas tumbuhan dan hewan yang dapat dikumpulkan dan ditangkap
per satuan luas dan waktu di daerah itu. Menurut Khanna (1999), daya dukung
lingkungan hidup terbagi menjadi 2 (dua) komponen, yaitu kapasitas penyediaan
(supportive capacity) dan kapasitas tampung limbah (assimilative capacity).
Sedangkan menurut Lenzen (2003), kebutuhan hidup manusia dari lingkungan
dapat dinyatakan dalam luas area yang dibutuhkan untuk mendukung kehidupan
manusia. Luas area untuk mendukung kehidupan manusia ini disebut jejak
ekologi (ecological footprint). Lenzen juga menjelaskan bahwa untuk mengetahui
tingkat keberlanjutan sumber daya alam dan lingkungan, kebutuhan hidup
manusia kemudian dibandingkan dengan luas aktual lahan produktif.
Perbandingan antara jejak ekologi dengan luas aktual lahan produktif ini
kemudian dihitung sebagai perbandingan antara lahan tersedia dan lahan yang
dibutuhkan. Carrying capacity atau daya dukung lingkungan mengandung
pengertian kemampuan suatu tempat dalam menunjang kehidupan mahluk hidup
secara optimum dalam periode waktu yang panjang. Daya dukung lingkungan
dapat pula diartikan kemampuan lingkungan memberikan kehidupan organisme
secara sejahtera dan lestari bagi penduduk yang mendiami suatu kawasan.
Definisi Daya Dukung Lingkungan/Carrying Capacity yang lain adalah sebagai
berikut:
a. Jumlah organisme atau spesies khusus secara maksimum dan seimbang yang
dapat didukung oleh suatu lingkungan.
b. Jumlah penduduk maksimum yang dapat didukung oleh suatu lingkungan
tanpa merusak lingkungan tersebut.
c. Jumlah makhluk hidup yang dapat bertahan pada suatu lingkungan dalam
periode jangka panjang tampa membahayakan lingkungan tersebut.
d. Jumlah populasi maksimum dari organisme khusus yang dapat didukung oleh
suatu lingkungan tanpa merusak lingkungan tersebut.
e. Rata-rata kepadatan suatu populasi atau ukuran populasi dari suatu kelompok
manusia dibawah angka yang diperkirakan akan meningkat, dan diatas angka
yang diperkirakan untuk menurun disebabkan oleh kekurangan sumber daya.
Kapasitas pembawa akan berbeda untuk tiap kelompok manusia dalam
sebuah lingkungan tempat tinggal, disebabkan oleh jenis makanan, tempat tinggal,
dan kondisi sosial dari masing-masing lingkungan tempat tinggal tersebut.
Dengan demikian, daya dukung lingkungan hidup terbagi menjadi dua komponen
yaitu kapasitas penyediaan (supportive capacity) dan kapasitas tampung limbah
(assimilative capacity).
5. Keterbatasan Kemampuan Manusia
Manusia adalah makhluk hidup yang memiliki kecerdasan baik secara
emosional maupun spiritual yang mampu mengelola dan mengolah segala sesuatu
yang terdapat dalam lingkungan hidup menjadi sesuatu yang mampu menyokong
kehidupannya. Manusia dan lingkungan merupakan unsur yang tak dapat
dipisahkan. Lingkungan hidup merupakan komponen penting dari kehidupan
manusia begitu pun sebaliknya kehidupan manusia memiliki pengaruh besar
terhadap kelangsungan lingkungan hidup. Sebuah contoh sederhana bisa diberikan
untuk menggambarkan interaksi timbal balik antara manusia dan lingkungan
hidup. Agar bisa bertahan hidup manusia membutuhkan kegiatan makan dan
minum. Dalam memenuhi kebutuhan itu manusia memanfaatkan bagian-bagian
lingkungan hidup seperti hewan-hewan, tumbuh-tumbuhan, air, udara, sinar
matahari, garam, kayu, barang-barang tambang dan lain sebagainya. Komponen-
komponen lingkungan hidup itu merupakan sumber mutlak manusia untuk
mempertahankan atau meneruskan kehidupannya. Begitu pentingnya interaksi
antara manusia dengan lingkungan hidupnya dapat digambarkan dalam
pernyataan bahwa hanya dalam lingkungan hidup yang optimal, manusia dapat
berkembang dengan baik, dan hanya dengan manusia yang baik lingkungan akan
berkembang ke arah yang optimal.
Interaksi antara manusia dan lingkungan hidup merupakan proses saling
mempengaruhi secara langsung maupun tidak langsung. Kalau seseorang
melakukan sesuatu atas lingkungannya, misalnya mencangkul maka di sini telah
terjadi interaksi antara manusia dengan tanah yang dicangkul, demikian pula
terhadap makhluk-makhluk hidup yang berada di sekitar tanah yang dicangkul
seperti tumbuh-tumbuhan, hewan, cacing, ulat-ulatan dan binatang mikroba lainya
serta terhadap suhu udara di sekitarnya. Proses interaksi semacam ini disebut
sebagai ekosistem, yaitu suatu interaksi timbal balik antara makhluk-makhluk
hidup dengan lingkungannya sebagai satu kesatuan dalam wujud yang teratur.
Ekosistem tidak saja merupakan interaksi antara manusia dengan lingkungannya
tetapi juga antara makhluk hidup satu dengan lainnya. Antara binatang dengan
binatang lain, dengan tumbuh-tumbuhan dan lingkungan sekitarnya. Lingkungan
hidup adalah semua benda, daya dan kondisi yang terdapat dalam suatu tempat
atau ruang yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia dan makhluk hidup.
Pengertian lain yang lebih luas dapat diberikan untuk menjelaskan lingkungan
hidup, yaitu kesatuan ruang dengan semua benda, daya dan keadaan, dan makhluk
hidup, termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang mempengaruhi
perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.
Manusia dengan kemampuan ilmu dan teknologi bisa membuat perubahan-
perubahan, baik kecil maupun besar pada lingkungannya. Perubahan-perubahan
itu terutama terjadi karena meningkatnya kebutuhan hidup manusia yang
mengakibatkan interaksi antara manusia dan lingkungannya semakin intensif,
misalnya dalam penggalian sumber alam, pengelolaan dan penggunaan sumber
alam, dengan demikian, peranan manusia sangat berpengaruh terhadap kondisi
struktur dan sifat fungsional ekosistem.
Manusia sebagai subjek lingkungan berarti manusia memilki kemampuan
untuk mengendalikan lingkungan, memanipulasi dan mengeksploitasi lingkungan.
Manusia mampu merombak, memperbaiki dan mengkondisikan lingkungan
seperti yang dikehendakinnya. Hal ini dikarenakan:
a. Manusia mampu berpikir serta meramalkan keadaan yang akan datang,
b. Manusia memiliki ilmu dan pengetahuan,
c. Manusia memiliki akal dan budi sehingga dapat memilih hal-hal yang baik.
Perannya manusia sebagai subjek lingkungan, manusia diharapkan mampu
melakukan pengelolaan lingkungan. Pengololaan lingkungan adalah upaya
terpadu dalam pemanfaatan, penataan, pemeliharaan, pengawasan, pengendalian,
pemulihan dan pengembangan lingkungan, terutama lingkungan alam. Mengapa
terutama ditujukan untuk lingkungan alam? Karena lingkungan alam bersifat
terbatas dan oleh karenanya perlu diusahakan terus kelestarian dan keberadaannya
untuk mendukung kesejahteraan manusia. Usaha pengelolaan lingkungan
memiliki tujuan antara lain:
a. Mencapai kelestarian hubungan manusia dengan lingkungan sebagai tujuan
membangun manusia seutuhnya.
b. Mengendalikan pemanfaatan sumber daya secara bijaksana.
c. Mewujudkan manusia sebagai pembina lingkungan hidup.
d. Melaksanakan pembangunan berwawasan lingkungan untuk kepentingan
generasi sekarang dan masa yang akan datang.

More Related Content

What's hot

Pengembangan Sumberdaya Alam dan Pembangunan Berkelanjutan
Pengembangan Sumberdaya Alam dan Pembangunan BerkelanjutanPengembangan Sumberdaya Alam dan Pembangunan Berkelanjutan
Pengembangan Sumberdaya Alam dan Pembangunan Berkelanjutanmuktiimam
 
Alam yang serasi adalah alam yang mengandung berbagai komponen ekosistem seca...
Alam yang serasi adalah alam yang mengandung berbagai komponen ekosistem seca...Alam yang serasi adalah alam yang mengandung berbagai komponen ekosistem seca...
Alam yang serasi adalah alam yang mengandung berbagai komponen ekosistem seca...fitria rusadi
 
LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTANLINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTANNikken Istifani
 
Pelestarian lingkungan; arif
Pelestarian lingkungan; arifPelestarian lingkungan; arif
Pelestarian lingkungan; arifArif Rachman
 
Pembangunan berwawasan lingkungan
Pembangunan berwawasan lingkunganPembangunan berwawasan lingkungan
Pembangunan berwawasan lingkunganliswa
 
Geografi : Pembangunan Berwawasan Lingkungan
Geografi : Pembangunan Berwawasan LingkunganGeografi : Pembangunan Berwawasan Lingkungan
Geografi : Pembangunan Berwawasan LingkunganNovira Andiani
 
Bab x-pembangunan-sumber-daya-alam-dan-lingkunagn-hidup
Bab x-pembangunan-sumber-daya-alam-dan-lingkunagn-hidupBab x-pembangunan-sumber-daya-alam-dan-lingkunagn-hidup
Bab x-pembangunan-sumber-daya-alam-dan-lingkunagn-hidupHendra Rahman
 
Pengelolaan sumber daya alam dan pembangunan berkelanjutan
Pengelolaan sumber daya alam dan pembangunan berkelanjutan Pengelolaan sumber daya alam dan pembangunan berkelanjutan
Pengelolaan sumber daya alam dan pembangunan berkelanjutan Srestha Anindyanari
 
Makalah pengelolaan sumber daya alam dengan baik dan bijaksana
Makalah pengelolaan sumber daya alam dengan baik dan bijaksanaMakalah pengelolaan sumber daya alam dengan baik dan bijaksana
Makalah pengelolaan sumber daya alam dengan baik dan bijaksanaOperator Warnet Vast Raha
 
Pengelolaan sumber daya alam dan pembangunan berkelanjutan
Pengelolaan sumber daya alam dan pembangunan berkelanjutan Pengelolaan sumber daya alam dan pembangunan berkelanjutan
Pengelolaan sumber daya alam dan pembangunan berkelanjutan 08819641377
 
Konsep dasar-pembangunan-berkelanjutan
Konsep dasar-pembangunan-berkelanjutanKonsep dasar-pembangunan-berkelanjutan
Konsep dasar-pembangunan-berkelanjutanSalma Van Licht
 
Ekologi dan-lingkungan
Ekologi dan-lingkunganEkologi dan-lingkungan
Ekologi dan-lingkunganShoetiaone
 
Pembangunan berkelanjutan-fd
Pembangunan berkelanjutan-fdPembangunan berkelanjutan-fd
Pembangunan berkelanjutan-fdFrans Dione
 
Pengelolaan sda
Pengelolaan sdaPengelolaan sda
Pengelolaan sdaDesta_92
 
[PRESENTASI SMAN 1 JEMBER- XII IPS 1] Implementasi pembangunan berkelanjutan
[PRESENTASI SMAN 1 JEMBER- XII IPS 1] Implementasi pembangunan berkelanjutan[PRESENTASI SMAN 1 JEMBER- XII IPS 1] Implementasi pembangunan berkelanjutan
[PRESENTASI SMAN 1 JEMBER- XII IPS 1] Implementasi pembangunan berkelanjutanMeileni Nurhayati
 
Hubungan Pelestarian Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan
Hubungan Pelestarian Lingkungan Hidup dan Pembangunan BerkelanjutanHubungan Pelestarian Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan
Hubungan Pelestarian Lingkungan Hidup dan Pembangunan BerkelanjutanIpin Okehzz
 

What's hot (20)

Pengembangan Sumberdaya Alam dan Pembangunan Berkelanjutan
Pengembangan Sumberdaya Alam dan Pembangunan BerkelanjutanPengembangan Sumberdaya Alam dan Pembangunan Berkelanjutan
Pengembangan Sumberdaya Alam dan Pembangunan Berkelanjutan
 
Alam yang serasi adalah alam yang mengandung berbagai komponen ekosistem seca...
Alam yang serasi adalah alam yang mengandung berbagai komponen ekosistem seca...Alam yang serasi adalah alam yang mengandung berbagai komponen ekosistem seca...
Alam yang serasi adalah alam yang mengandung berbagai komponen ekosistem seca...
 
LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTANLINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
 
Pelestarian lingkungan; arif
Pelestarian lingkungan; arifPelestarian lingkungan; arif
Pelestarian lingkungan; arif
 
Pembangunan berwawasan lingkungan
Pembangunan berwawasan lingkunganPembangunan berwawasan lingkungan
Pembangunan berwawasan lingkungan
 
Geografi : Pembangunan Berwawasan Lingkungan
Geografi : Pembangunan Berwawasan LingkunganGeografi : Pembangunan Berwawasan Lingkungan
Geografi : Pembangunan Berwawasan Lingkungan
 
Bab x-pembangunan-sumber-daya-alam-dan-lingkunagn-hidup
Bab x-pembangunan-sumber-daya-alam-dan-lingkunagn-hidupBab x-pembangunan-sumber-daya-alam-dan-lingkunagn-hidup
Bab x-pembangunan-sumber-daya-alam-dan-lingkunagn-hidup
 
Iad
IadIad
Iad
 
Pengelolaan sumber daya alam dan pembangunan berkelanjutan
Pengelolaan sumber daya alam dan pembangunan berkelanjutan Pengelolaan sumber daya alam dan pembangunan berkelanjutan
Pengelolaan sumber daya alam dan pembangunan berkelanjutan
 
Makalah pengelolaan sumber daya alam dengan baik dan bijaksana
Makalah pengelolaan sumber daya alam dengan baik dan bijaksanaMakalah pengelolaan sumber daya alam dengan baik dan bijaksana
Makalah pengelolaan sumber daya alam dengan baik dan bijaksana
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Pembangunan berkelanjutan
Pembangunan berkelanjutanPembangunan berkelanjutan
Pembangunan berkelanjutan
 
Pengelolaan sumber daya alam dan pembangunan berkelanjutan
Pengelolaan sumber daya alam dan pembangunan berkelanjutan Pengelolaan sumber daya alam dan pembangunan berkelanjutan
Pengelolaan sumber daya alam dan pembangunan berkelanjutan
 
Konsep dasar-pembangunan-berkelanjutan
Konsep dasar-pembangunan-berkelanjutanKonsep dasar-pembangunan-berkelanjutan
Konsep dasar-pembangunan-berkelanjutan
 
Ekologi dan-lingkungan
Ekologi dan-lingkunganEkologi dan-lingkungan
Ekologi dan-lingkungan
 
Pembangunan berkelanjutan-fd
Pembangunan berkelanjutan-fdPembangunan berkelanjutan-fd
Pembangunan berkelanjutan-fd
 
Pengelolaan sda
Pengelolaan sdaPengelolaan sda
Pengelolaan sda
 
[PRESENTASI SMAN 1 JEMBER- XII IPS 1] Implementasi pembangunan berkelanjutan
[PRESENTASI SMAN 1 JEMBER- XII IPS 1] Implementasi pembangunan berkelanjutan[PRESENTASI SMAN 1 JEMBER- XII IPS 1] Implementasi pembangunan berkelanjutan
[PRESENTASI SMAN 1 JEMBER- XII IPS 1] Implementasi pembangunan berkelanjutan
 
Lingkungan hidup-2
Lingkungan hidup-2Lingkungan hidup-2
Lingkungan hidup-2
 
Hubungan Pelestarian Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan
Hubungan Pelestarian Lingkungan Hidup dan Pembangunan BerkelanjutanHubungan Pelestarian Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan
Hubungan Pelestarian Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan
 

Viewers also liked

Viewers also liked (20)

MANAJEMEN HUTAN
MANAJEMEN HUTANMANAJEMEN HUTAN
MANAJEMEN HUTAN
 
FINAL
FINALFINAL
FINAL
 
Trabajo sistemas operativos
Trabajo sistemas operativosTrabajo sistemas operativos
Trabajo sistemas operativos
 
1st Grade Nonfiction Text Features
1st Grade Nonfiction Text Features1st Grade Nonfiction Text Features
1st Grade Nonfiction Text Features
 
My vacation
My vacationMy vacation
My vacation
 
St patrick
St patrickSt patrick
St patrick
 
Skvl syksy 2014 kuolinpesät
Skvl syksy 2014 kuolinpesätSkvl syksy 2014 kuolinpesät
Skvl syksy 2014 kuolinpesät
 
4c geography Ireland
4c geography Ireland 4c geography Ireland
4c geography Ireland
 
Raksystems kevät 2016 koulutus kiinteistöriitojen eteneminen
Raksystems kevät 2016 koulutus kiinteistöriitojen eteneminenRaksystems kevät 2016 koulutus kiinteistöriitojen eteneminen
Raksystems kevät 2016 koulutus kiinteistöriitojen eteneminen
 
Moda rock & musica angie paola sandoval 1103
Moda rock & musica angie paola sandoval 1103Moda rock & musica angie paola sandoval 1103
Moda rock & musica angie paola sandoval 1103
 
Photo Options
Photo OptionsPhoto Options
Photo Options
 
Raksystems kevät 2015 koulutus
Raksystems kevät 2015 koulutusRaksystems kevät 2015 koulutus
Raksystems kevät 2015 koulutus
 
11. Logos_created_designed_Danielle
11. Logos_created_designed_Danielle11. Logos_created_designed_Danielle
11. Logos_created_designed_Danielle
 
Makalah 1
Makalah 1Makalah 1
Makalah 1
 
Koulutus raksystems syksy 2014
Koulutus raksystems syksy 2014Koulutus raksystems syksy 2014
Koulutus raksystems syksy 2014
 
Raksystems kevät 2015 koulutus
Raksystems kevät 2015 koulutusRaksystems kevät 2015 koulutus
Raksystems kevät 2015 koulutus
 
El universo
El universoEl universo
El universo
 
Iim intern
Iim internIim intern
Iim intern
 
Web_04_Javascript
Web_04_JavascriptWeb_04_Javascript
Web_04_Javascript
 
cv zainab
cv zainab cv zainab
cv zainab
 

Similar to 2 sumber daya alam

Sumber daya alam nita andriani
Sumber daya alam nita andrianiSumber daya alam nita andriani
Sumber daya alam nita andrianihannitaandriani
 
SUMBER DAYA ALAM pendidikan lingkungan hidup
SUMBER DAYA ALAM pendidikan lingkungan hidupSUMBER DAYA ALAM pendidikan lingkungan hidup
SUMBER DAYA ALAM pendidikan lingkungan hidupYeSi YeStri CatMafis
 
Kuliah 15 KEBIJAKAN PERLINDUNGAN LINGKUNGAN.pptx
Kuliah 15 KEBIJAKAN PERLINDUNGAN LINGKUNGAN.pptxKuliah 15 KEBIJAKAN PERLINDUNGAN LINGKUNGAN.pptx
Kuliah 15 KEBIJAKAN PERLINDUNGAN LINGKUNGAN.pptxMuhammadMunarMukhsin1
 
HUKUM LINGKUNGAN materi pendahuluan (pertemuan pertama)
HUKUM LINGKUNGAN materi pendahuluan (pertemuan pertama)HUKUM LINGKUNGAN materi pendahuluan (pertemuan pertama)
HUKUM LINGKUNGAN materi pendahuluan (pertemuan pertama)anisahermawati1
 
Jurnal peisir dan Laut
Jurnal peisir dan LautJurnal peisir dan Laut
Jurnal peisir dan LautAcha Cuah
 
UU No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
UU No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan HidupUU No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
UU No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan HidupPenataan Ruang
 
Undang-undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
Undang-undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan HidupUndang-undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
Undang-undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidupinfosanitasi
 
KELOMPOK 1 fisling.pptx
KELOMPOK 1 fisling.pptxKELOMPOK 1 fisling.pptx
KELOMPOK 1 fisling.pptxelva675670
 
Tm 2 sistem pertanian (PIP_1)
Tm 2 sistem pertanian (PIP_1)Tm 2 sistem pertanian (PIP_1)
Tm 2 sistem pertanian (PIP_1)Lia Kristiana
 
Pembangunan dan-lingkungan
Pembangunan dan-lingkunganPembangunan dan-lingkungan
Pembangunan dan-lingkunganar_
 
Pelestarian Cagar Alam dan Suaka Marga Satwa
Pelestarian Cagar Alam dan Suaka Marga SatwaPelestarian Cagar Alam dan Suaka Marga Satwa
Pelestarian Cagar Alam dan Suaka Marga SatwaDapu Creative Aceh
 
Penjelasan Uu/32/09
Penjelasan Uu/32/09Penjelasan Uu/32/09
Penjelasan Uu/32/09People Power
 
Uu no 23 tahun 2007
Uu no 23 tahun 2007Uu no 23 tahun 2007
Uu no 23 tahun 2007faridsetyo1
 
Penerapan ekoefisiensi terhadap pembangunan berkelanjutan.pptx
Penerapan ekoefisiensi terhadap pembangunan berkelanjutan.pptxPenerapan ekoefisiensi terhadap pembangunan berkelanjutan.pptx
Penerapan ekoefisiensi terhadap pembangunan berkelanjutan.pptxsri1726492
 
Pengelolaan Sumber Daya Alam [IPS Kelas 8] SMPN 2 BREBES
Pengelolaan Sumber Daya Alam [IPS Kelas 8] SMPN 2 BREBESPengelolaan Sumber Daya Alam [IPS Kelas 8] SMPN 2 BREBES
Pengelolaan Sumber Daya Alam [IPS Kelas 8] SMPN 2 BREBESGita Nur Lintang
 
1. Pengelolaan Lingkungan Hidup.pptx
1. Pengelolaan Lingkungan Hidup.pptx1. Pengelolaan Lingkungan Hidup.pptx
1. Pengelolaan Lingkungan Hidup.pptxKholidahUINWalisongo
 

Similar to 2 sumber daya alam (20)

Sumber daya alam
Sumber daya alamSumber daya alam
Sumber daya alam
 
Sumber daya alam nita andriani
Sumber daya alam nita andrianiSumber daya alam nita andriani
Sumber daya alam nita andriani
 
SUMBER DAYA ALAM pendidikan lingkungan hidup
SUMBER DAYA ALAM pendidikan lingkungan hidupSUMBER DAYA ALAM pendidikan lingkungan hidup
SUMBER DAYA ALAM pendidikan lingkungan hidup
 
Kuliah 15 KEBIJAKAN PERLINDUNGAN LINGKUNGAN.pptx
Kuliah 15 KEBIJAKAN PERLINDUNGAN LINGKUNGAN.pptxKuliah 15 KEBIJAKAN PERLINDUNGAN LINGKUNGAN.pptx
Kuliah 15 KEBIJAKAN PERLINDUNGAN LINGKUNGAN.pptx
 
Sumber daya alam
Sumber daya alamSumber daya alam
Sumber daya alam
 
HUKUM LINGKUNGAN materi pendahuluan (pertemuan pertama)
HUKUM LINGKUNGAN materi pendahuluan (pertemuan pertama)HUKUM LINGKUNGAN materi pendahuluan (pertemuan pertama)
HUKUM LINGKUNGAN materi pendahuluan (pertemuan pertama)
 
Jurnal peisir dan Laut
Jurnal peisir dan LautJurnal peisir dan Laut
Jurnal peisir dan Laut
 
UU No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
UU No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan HidupUU No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
UU No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
 
Undang-undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
Undang-undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan HidupUndang-undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
Undang-undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
 
KELOMPOK 1 fisling.pptx
KELOMPOK 1 fisling.pptxKELOMPOK 1 fisling.pptx
KELOMPOK 1 fisling.pptx
 
Tm 2 sistem pertanian (PIP_1)
Tm 2 sistem pertanian (PIP_1)Tm 2 sistem pertanian (PIP_1)
Tm 2 sistem pertanian (PIP_1)
 
Pembangunan dan-lingkungan
Pembangunan dan-lingkunganPembangunan dan-lingkungan
Pembangunan dan-lingkungan
 
Pelestarian Cagar Alam dan Suaka Marga Satwa
Pelestarian Cagar Alam dan Suaka Marga SatwaPelestarian Cagar Alam dan Suaka Marga Satwa
Pelestarian Cagar Alam dan Suaka Marga Satwa
 
Penjelasan Uu/32/09
Penjelasan Uu/32/09Penjelasan Uu/32/09
Penjelasan Uu/32/09
 
Uu no 23 tahun 2007
Uu no 23 tahun 2007Uu no 23 tahun 2007
Uu no 23 tahun 2007
 
23 97
23 9723 97
23 97
 
Softskill2
Softskill2Softskill2
Softskill2
 
Penerapan ekoefisiensi terhadap pembangunan berkelanjutan.pptx
Penerapan ekoefisiensi terhadap pembangunan berkelanjutan.pptxPenerapan ekoefisiensi terhadap pembangunan berkelanjutan.pptx
Penerapan ekoefisiensi terhadap pembangunan berkelanjutan.pptx
 
Pengelolaan Sumber Daya Alam [IPS Kelas 8] SMPN 2 BREBES
Pengelolaan Sumber Daya Alam [IPS Kelas 8] SMPN 2 BREBESPengelolaan Sumber Daya Alam [IPS Kelas 8] SMPN 2 BREBES
Pengelolaan Sumber Daya Alam [IPS Kelas 8] SMPN 2 BREBES
 
1. Pengelolaan Lingkungan Hidup.pptx
1. Pengelolaan Lingkungan Hidup.pptx1. Pengelolaan Lingkungan Hidup.pptx
1. Pengelolaan Lingkungan Hidup.pptx
 

Recently uploaded

implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptYanseBetnaArte
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 

Recently uploaded (20)

implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 

2 sumber daya alam

  • 1. SUMBER DAYA ALAM 1. Kebijaksanaan Sumber Daya Alam KEBIJAKAN LINGKUNGAN HIDUP (Pengelolaan Lingkungan Hidup) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1997, Pasal 1 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, dimana lingkungan hidup dapat diartikan sebagai kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan, dan pengendalian lingkungan hidup. SDA seperti air, udara, tanah, hutan dan lainnya merupakan sumberdaya yang penting bagi kelangsungan hidup mahkluk hidup termasuk manusia. Bahkan, SDA ini tidak hanya mencukupi kebutuhan hidup manusia, tetapi juga dapat memberikan kontribusi besar terhadap kesejahteraan yang lebih luas. Namun, semua itu bergantung pada bagaimana pengelolaan SDA tersebut, karena pengelolaan yang buruk berdampak pada kerugian yang akan ditimbulkan dari keberadaan SDA, misalnya dalam bentuk banjir, pencemaran air, dan sebagainya. Dalam merumuskan kebijakan lingkungan, Pemerintah lazimnya menetapkan tujuan yang hendak dicapai. Kebijakan lingkungan disertai tindak lanjut pengarahan dengan cara bagaimana penetapan tujuan dapat dicapai agar ditaati masyarakat. Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPLH) mendasari kebijaksanaan lingkungan di Indonesia, karena Undang-Undang, peraturan pemerintah dan peraturan pelaksanaan lainnya merupakan instrumen kebijaksanaan (instrumenten van beleid). Instrumen kebijaksanaan lingkungan perlu ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan lingkungan dami kepastian hukum dan mencerminkan arti penting hukum bagi penyelesaian masalah lingkungan. Instrumen hukum kebijaksanaan lingkungan
  • 2. (juridische milieubeleidsinstrumenten) tetapkan oleh pemerintah melalui berbagai sarana yang bersifat pencegahan, atau setidak-tidaknya pemulihan, sampai tahap normal kualitas lingkungan. Adapun arah kebijakan lingkungan hidup terbagi atas: a. Arah kebijakan bidang pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup dalam GHBN. i. Mengelola sumber daya alam dan memelihara daya dukungnya agar bermanfaat bagi peningkatan kesejahtraan rakyat bagi generasi ke generasi. ii. Meningkatkan pemanfaatan potensi sumber daya alam dan lingkungan hidup dengan melakukan konservasi, rehabilitasi dan penghematan penggunaan dengan menerapkan teknologi rumah lingkungan. iii. Menerapkan indikator-indikator yang memungkinkan pelestarian kemampuan keterbaharuan dalam pengelolaan sumber daya alam yang dapat diperbaharui untuk mencegah kerusakan yang tidak dapat balik. iv. Mendelegasikan secara bertahap wewenang pemerintah pusat kepada pemerintah daerah dalam pelaksanaan pengelolaan sumber daya alam secara selektif dan pemeliharaan lingkungan hidup sehingga kualitas ekosistem tetap terjaga yang diatur dengan undang-undang. v. Mendayagunakan sumber daya alam untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat dengan memperhatikan kelestarian fungsi dan keseimbangan lingkungan hidup, pembangunan yang berkelanjutan, kepentingan ekonomi dan budaya masyarakat lokal serta penataan ruang, yang pengusahaannya diatur oleh undang-undang. b. Kebujakan sumber daya alam dalam TAP MPR No.IX/MPR/2001 tentang pembaruan agraria dan pengelolaan sumber daya alam: i. Melakukan pengkajian ulang terhadap berbagai peraturan undang-undang yang berkaitan dengan sumber daya alam dalam rangka sinkronisasi kebijakan antarsektor yang berdasarkan prinsip-prinsip sebagaimana yang dimaksud pasal5 ketetapan ini.
  • 3. ii. Mewujudkan optimalisasi pemanfaatan berbagai macam sumber daya alam melalui identifikasi dan inventarisasi kualitas dan kualitas sumber daya alam sebagai potensi dalam pembangunan nasional. iii. Memperluas pembagian akses informasi kepada masyarakat mengenai potensi sumber daya alam di daerahnya dan mendorong terwujudnya tanggung jawab sosial untuk menggunakan teknologi ramah lingkungan termasuk teknologi tradisional. iv. Memperhatikan sifat dan karakteristik dari berbagai jenis sumber daya alam dan melakukan upaya-upaya meningkatkan nilai tambah dari produk sumber daya alam tersebut. v. Menyelesaikan konflik-konflik pemenfaatan sumber daya alam yang timbul selama ini sekaligus mengantisipasi potensi konflik dimasa mendatang guna menjamin terlaksananya penegakan hukum dengan didasarkan atas prinsip-prinsip sebagaimana dimaksud pasal 5 ketetapan ini. vi. Menyusun strategi pemanfaatan sumber daya alam yang didasarkan pada optimalisasi manfaat dengan memperhatikan kepentingan dan kondisi daerah maupun nasional. c. Kebijakan pengembangan sumber daya alam bagi pembangunan berkelanjutan. Reformasi pengelolaan sumber daya alam sebagai prasyarat terwujudnya pembangunan berkelanjutan dapat dinilai lebih baik apabila terumuskan parameter yang memadai. Secara implementatif, parameter yang dapat dirumuskan adalah: i. Desentralisasi dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup dengan mengikuti prinsip dan pendekatan ekosistem bukan administratif. ii. Kontrol sosial masyarakat dengan melalui pengembangan transparansi proses pengembalian keputusan dan peran serta masyarakat. Kontrol sosial ini dapat dimaknai pula sebagai partisipasi dan kedaulatan yang dimiliki (sebagai hak) rakyat. Setiap orang secara sendiri-sendiri maupun kelempok memiliki hak yang sama dalam proses perencanaan, pengembilan keputusan, pelaksanaan, pengawasan serta evaluasi pada
  • 4. pengelolaan dan pelestarian pada pengembangan sumber daya alam dan lingkungan hidup. iii. Pendekatan utuh menyeluruh komprehensif dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup. Pada parameter ini, pengelolaan lsumber daya alam dan lingkungan hidup harus menghilangkan pendekatan sektoral, namun berbasis ekosistem dan memperhatikan keterkaitan dan saling ketergantungan antara faktor-faktor pembentuk ekosistem dan antara satu ekosistem dengan ekosistem lainnya. iv. Keseimbangan antara eksploitasi dengan konservasi dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup sehingga tetap terjaga kelestarian dan kualitasnya secara baik. v. Rasa keadilan bagi rakyat dalam pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan hidup. Keadilan ini tidak semata bagi generasi sekarang semata, tetapi juga untuk generasi mendatang sesudah kita yang memiliki hak atas lingkungan hidup yang baik. 2. Pengelolaan Sumber Daya Alam Pemanfaatan sumber daya alam di Indonesia, dikelola oleh beberapa pihak, baik dari pihak Pemerintah maupun Swasta. Kedua pihak saling mendukung satu sama lain dalam membuat regulasi (peraturan) SDA, menjadi operator pengelolaan SDA, dan saling mengontrol dalam pengelolaan SDA. Pemanfaatan SDA, harus mengutamakan dua prinsip, yaitu optimal dan lestari. Hal ini disebabkan karena sumber daya alam yang tersedia saat ini tidak hanya diperuntukkan untuk generasi ini saja, tetapi juga akan digunakan untuk generasi yang akan datang. Sekarang mari kita pelajari lebih lanjut tentang prinsip-prinsip dalam pengelolaan sumber daya alam dan sistem kelembagaan yang ada dalam pemanfaatan SDA. 2.1. Prinsip Optimal Pengelolaan Sumber Daya Alam UUD 1945 pasal 33 ayat 3, menyatakan bahwa: Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk
  • 5. sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”. Berdasarkan ayat tersebut, optimalisasi dari pengelolaan sumber daya alam mutlak harus dilakukan. Optimalisasi sumber daya alam dapat berupa pemanfaatan sumber daya alam dengan cara mengambil kekayaan alam secara menyeluruh dengan memaksimalkan keuntungan dan meminimalkan resiko kerugian, demi kepentingan negara dan rakyat, tetapi tetap memperhatikan keberlanjutan sumber daya alam tersebut dikemudian hari. Optimalisasi pengambilan sumber daya alam ini, tidak serta merta mengizinkan untuk mengambil seluruh kekayaan alam tanpa batas dan tanpa perencanaan yang matang, melainkan dilakukan secara arif dan bijaksana, dengan menerapkan asas pembangunan berkelanjutan. Pembangunan berkelanjutan merupakan pembangunan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan masa kini, tentu saja tanpa mengorbankan hak pemenuhan kebutuhan generasi masa mendatang. Artinya, dalam eksploitasi kekayaan alam yang ada, dilakukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat pada masa sekarang, tetapi dilakukan tanpa mengorbankan kebutuhan generasi mendatang. Dengan demikian, anak cucu kita sebagai generasi yang akan datang juga dapat merasakan dan menikmati kekayaan alam negara yang saat ini kita rasakan. Belakangan ini, sedang hangat dibicarakan tentang cadangan minyak bumi dunia, terutama Indonesia, yang semakin menipis. Pemerintah telah mengadakan beberapa langkah pencegahan, diantaranya adalah dengan mengeluarkkan kebijakan konversi minyak tanah ke gas. Hal ini dilakukan karena menurut penelitian para ahli, ketersediaan sumber daya alam gas bumi masih sangat melimpah di Indonesia. Hal tersebut merupakan contoh pemanfaatan sumber daya alam secara maksimal, namun tidak mengorbankan kebutuhan generasi mendatang. Memaksimalkan pemanfaatan sumber daya alam yang masih melimpah ruah dan menghemat sumber daya alam yang semakin menipis dengan tetap memperhatikan keuntungan yang maksimal, namun kerugiannya minimal. Berbagai pihak telah berdaya upaya untuk melakukan penghematan, dengan menggunakan energi alternatif. Sumber energi alternatif, akan dapat mengurangi penggunaan sumber energi tidak terbarukan seperti minyak bumi dan batu bara.
  • 6. Penggunaan sumber energi alternatif juga akan dapat mengurangi pencemaran lingkungan dan efek negatif pada SDA, seperti: air, udara, hutan, dan lain-lain. 2.2. Prinsip Lestari Pengelolaan Sumber Daya Alam Sumber daya alam dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat, dengan tetap memperhatikan kelestarian fungsi lingkungan hidup. Lestari yang dimaksud disini adalah upaya pengelolaan sumber daya alam beserta ekosistemnya dengan tujuan mempertahankan sifat dan bentuknya. Jadi, prinsip lestari adalah segala daya upaya yang dilakukan untuk menjaga sumber daya alam yang ada, tetap ada, baik dilihat dari sifatnya maupun dari bentuknya. Dengan demikian, sumber daya alam harus senantiasa dikelola secara seimbang untuk menjamin keberlanjutan pembangunan nasional. Penerapan prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan diseluruh sektor dan wilayah, menjadi prasyarat utama untuk diinternalisasikan kedalam kebijakan dan peraturan perundangan, terutama dalam mendorong investasi pembangunan jangka menengah. Prinsip-prinsip tersebut, saling bersinergis dan melengkapi dengan pengembangan tata pemerintahan yang baik berdasarkan pada asas partisipasi, transparansi, dan akuntabilitas yang mendorong upaya perbaikan pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian fungsi lingkungan hidup. Contoh konsep lestari dalam pengelolaan Sumber Daya Alam a. Menggunakan pupuk alami atau organik Penggunaan pupuk alami atau pupuk organik dalam pertanian merupakan pilihan yang sangat tepat, karena dapat menjaga kelestarian tanah. Kandungan mineral serta zat-zat didalam pupuk organik, sangat cocok untuk menyuburkan tanah, dan zat-zat tersebut tidak mengandung bahan kimiawi, sehingga sangat ramah lingkungan. Oleh karenanya, kesuburan tanah yang dipupuk dengan pupuk organik, tidak akan mudah hilang, karena selalu mengalami regenerasi oleh jasad hidup yang terkandung didalam pupuk organik. Berbeda dengan pupuk kimia, tidak semua dapat diuraikan oleh jasad renik didalam tanah, sehingga dalam jangka waktu yang lama akan mengendap dan akan merusak tanah.
  • 7. b. Penggunaan pestisida sesuai kebutuhan Dalam industri pertanian, penggunaan pestisida merupakan hal yang mutlak dilakukan untuk mencegah serangan hama penyakit. Namun, untuk mendukung kelestarian sumber daya alam, pestisida yang digunakan harus sesuai dengan kebutuhan, agar residu yang dihasilkan tidak begitu banyak dan mengendap. Sebab, jika residu yang mengendap sudah terlalu banyak pada tempat yang sama, dapat mempengaruhi kesuburan tanah serta kualitas tanamannya sendiri, karena terlalu banyak mengandung bahan kimia. c. Pelestarian tanah Upaya pelestarian tanah dapat kita lakukan dengan menggalakkan kegiatan menanam pohon atau penghijauan kembali (reboisasi), terhadap tanah yang semula gundul. Untuk daerah perbukitan atau pegunungan yang miring posisi tanahnya, perlu dibangun terasering atau sengkedan untuk menghambat lajunya aliran air hujan. d. Pelestarian udara Udara merupakan unsur vital bagi kehidupan, karena setiap organisme bernapas memerlukan udara. Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga udara, agar tetap bersih dan sehat, antara lain: i. Menggalakkan penanaman pohon ataupun tanaman hias di sekitar kita. Tanaman dapat menyerap gas-gas yang berbahaya bagi manusia, dan mampu memproduksi oksigen melalui proses fotosintesis. Disamping itu, tumbuhan juga mengeluarkan uap air sehingga kelembaban udara akan tetap terjaga, ii. Mengupayakan pengurangan emisi atau pembuangan gas sisa pembakaran, baik pembakaran hutan maupun pembakaran mesin. Asap yang keluar dari knalpot kendaraan bermotor dan cerobong asap, merupakan penyumbang terbesar kotornya udara di perkotaan dan kawasan industri. Salah satu upaya pengurangan emisi gas berbahaya ke udara adalah dengan menggunakan bahan industri yang aman bagi lingkungan, serta pemasangan filter pada cerobong asap pabrik,
  • 8. iii. Mengurangi atau bahkan menghindari pemakaian gas kimia yang dapat merusak lapisan ozon di atsmosfer. Gas freon yang digunakan untuk pendingin pada AC atau kulkas serta dipergunakan diberbagai produk kosmetik, adalah gas yang dapat bersenyawa dengan gas ozon sehingga mengakibatkan lapisan ozon meyusut. e. Pelestarian hutan Eksploitasi hutan yang terus menerus berlangsung sejak dahulu hingga kini, tanpa diimbangi dengan penanaman kembali, menyebabkan kawasan hutan menjadi rusak. Upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan hutan: i. Reboisasi atau penanaman kembali hutan yang gundul, ii. Melarang pembabatan hutan, iii. Menerapkan sistem tebang-pilih dalam menebang pohon, iv. Menerapkan sistem tebang-tanam dalam kegiatan penebangan hutan, dan v. Menerapkan sanksi yang berat, bagi mereka yang melanggar ketentuan mengenai pengolahan hutan. f. Pelestarian flora dan fauna Kehidupan di bumi, merupakan sistem ketergantungan antara: manusia, hewan, tumbuhan, dan alam sekitar. Terputusnya salah satu mata rantai dari sistem tersebut, akan mengakibatkan gangguan dalam kehidupan. Oleh sebab itu, kelestarian flora dan fauna merupakan hal yang mutlak harus diperhatikan demi kelangsungan hidup manusia. Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian flora dan fauna diantaranya adalah: mendirikan cagar alam dan suaka margasatwa, serta melarang kegiatan perburuan liar. g. Pelestarian laut dan pantai Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan yang sangat luas dan banyak menyimpan kekayaan alam yang melimpah. Kerusakan biota laut dan pantai, lebih banyak disebabkan karena ulah manusia. Pengambilan pasir pantai, pengrusakan hutan bakau, dan pengrusakan hutan bakaukarang di laut merupakan kegiatan-kegiatan manusia yang mengancam kelestarian laut dan pantai. Adapun upaya untuk melestarikan laut dan pantai, dapat dilakukan dengan cara:
  • 9. i. Melakukan reklamasi pantai dengan cara menanam kembali tanaman bakau di areal sekitar pantai. ii. Melarang pengambilan batu karang yang berada disekitar pantai maupun di dasar laut. iii. Melarang pemakaian bahan peledak dan bahan kimia lainnya, dalam mencari ikan. 3. Karakteristik Ekologi Sumber Daya Alam Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan lingkungnanya dan yang lainnya. Berasal dari kata Yunani yaitu, oikos (“habitat”) dan logos (“ilmu”). Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya. Dalam ekologi, kita mempelajari makhluk hidup sebagai kesatuan atau sistem dengan lingkungannya. Teknologi sangat berpengaruh bagi kelestarian sumber daya alam.tetapi ada teknologi yang menghabiskan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui.mungkin teknologi yang seperti ini membuat alam makin kehilangan kelestarianya tetapi, ada juga teknologi yang menghasilkan sumber daya alam pengganti yang habis(tidak dapat diperbarui). Kekayaan alam Indonesia yang sangat melimpah jika dibandingkan dengan beberapa negara maju yang ada saat ini, seperti Jepang, Singapura dan lain-lain, dapat dibayangkan apabila kemampuan meguasai teknologinya lebih maju maka tentunya akan mampu menjadi salah satu negara yang makmur dengan masyarakat yang sejahtera sebagai negara maju. Faktor-faktor pembatas ekologis ini perlu diperhitungkan agar pembangunan membawa hasil yang lestari.Hubungan antara pengawetan ekosistem dan perubahan demi pembangunan demi pembangunan ada tiga prinsip yang perlu diperhatikan, yaitu : a. Kebutuhan untuk memperhatikan kemampuan untuk membuat pilihan penggunaan sumber alam di masa depan.
  • 10. b. Kenyataan bahwa peningkatan pembangunan pada daerah-daerah pertanian tradisional yang telah terbukti berproduksi baik mempunyai kemungkinan besar untuk memperoleh pengembalian modal yang lebih besar dibanding daerah yang baru. c. Kenyataan bahwa penyelamatan masyarakat biotis dan sumber alam yang khas merupakan langkah pertama yang logis dalam pembangunan daerah baru, dengan alasan bahwa sumber alam tersebut tak dapat digantikan dalam arti pemenuhan kebutuhan dan aspirasi manusia, dan kontribusi jangka panjang terhadap pemantapan dan produktivitas daerah (Dasmann, 1973) Seperti pernyataan diatas, Sumber daya alam ini adalah energi yang sifatnya tidak dapat digantikan. Proses penggantian ini membutuhkan waktu yang sangat lama. Hampir setiap waktu sumber daya alam ini tidak dapat terlepas dari kehidupan manusia. Beberapa sampel yang bisa kita lihat bahwa sember daya alam ini tak bisa lepas dari kehidupan kita sehari-hari. Untuk menjamin keberlanjutan fungsi layanan sosial-ekologi alam dan keberlanjutan sumberdaya alam dalam cakupan wilayah yang lebih luas maka pendekatan perencanaan SDA dengan instrumen penataan ruang harus dilakukan dengan mempertimbangkan bentang alam dan kesatuan layanan ekosistem, endemisme dan keterancaman kepun ahan flora-fauna, aliran-aliran energi sosial dan kultural, kesamaan sejarah dan konstelasi geo-politik wilayah. Dengan pertimbangan-pertimbangan ini maka pilihan-pilihan atas sistem budidaya, teknologi pemungutan/ekstraksi SDA dan pengolahan hasil harus benar-benar mempertimbangkan keberlanjutan ekologi dari mulai tingkat ekosistem lokal sampai ekosistem regional yang lebih luas. Dengan pendekatan ekosistem yang diperkaya dengan perspektif kultural seperti ini tidak ada lagi “keharusan” untuk menerapkan satu sistem PSDA untuk wilayah yang luas. Hampir bisa dipastikan bahwa setiap ekosistem bisa jadi akan membutuhkan sistem pengelolaan SDA yang berbeda dari ekosistem di wilayah lain. Keberhasilan kombinasi beberapa pendekatan seperti ini membutuhkan partisipasi politik yang tinggi dari masyarakat adat dalam proses penataan ruang dan penentuan kebijakan pengelolaan SDA di wilayah ekosistem. Semakin tinggi
  • 11. partisipasi politik dari pihak-pihak berkepentingan akan menghasilkan rencana tata ruang yang lebih akomodatif terhadap kepentingan bersama yang “intangible” yang dinikmati bersama oleh banyak komunitas yang tersebar di seluruh wilayah ekosistem tersebut, seperti jasa hidrologis. Dalam konteks ini maka membangun kapasitas masyarakat adat yang berdaulat (mandiri) harus diimbangi dengan jaringan kesaling-tergantungan (interdependency) dan jaringan saling berhubungan (interkoneksi) antar komunitas dan antar para pihak. Untuk bisa mengelola dinamika politik di antar para pihak yang berbeda kepentingan seperti ini dibutuhkan tatanan organisasi birokrasi dan politik yang partisipatif demokrasi (participatory democracy). Kondisi seperti ini bisa diciptakan dengan pendekatan informal, misalnya dengan membentuk “Dewan Konsultasi Multi-Pihak tentang Kebijakan Sumber Daya Alam Wilayah/Daerah” atau “Forum Multi-Pihak Penataan Ruang Wilayah atau Daerah” yang berada di luar struktur pemerintahan tetapi secara politis dan hukum memiliki posisi cukup kuat untuk melakukan intervensi kebijakan. Untuk wilayah/kabupaten yang populasi masyarakat adatnya cukup banyak, maka wakil masyarakat adat dalam lembaga seperti ini harus ada. 4. Daya Dukung Lingkungan Menurut Soerjanietal. (1987), pengertian daya dukung lingkungan adalah batas teratas dari pertumbuhan suatu populasi saat jumlah populasi tidak dapat didukung lagi oleh sarana, sumber daya dan lingkungan yang ada. Menurut Khana dalam KLH (2010) daya dukung lingkungan dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk mendapatkan hasil atau produk di suatu daerah dari sumber daya alam yang terbatas dengan mempertahankan jumlah dan kualitas sumber dayanya. Sesuai dengan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa daya dukung lingkungan tidak hanya diukur dari kemampuan lingkungan dan sumberdaya alam dalam mendukung kehidupan manusia, tetapi juga dari kemampuan menerima beban pencemaran dan bangunan. Menurut UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Lingkungan Hidup adalah
  • 12. kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Pengertian (Konsep) dan Ruang Lingkup Daya Dukung Lingkungan Menurut UU No. 23/ 1997, daya dukung lingkungan hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk mendukung perikehidupan manusia, makhluk hidup lain, dan keseimbangan antarkeduanya. Menurut Soemarwoto (2001), daya dukung lingkungan pada hakekatnya adalah daya dukung lingkungan alamiah, yaitu berdasarkan biomas tumbuhan dan hewan yang dapat dikumpulkan dan ditangkap per satuan luas dan waktu di daerah itu. Menurut Khanna (1999), daya dukung lingkungan hidup terbagi menjadi 2 (dua) komponen, yaitu kapasitas penyediaan (supportive capacity) dan kapasitas tampung limbah (assimilative capacity). Sedangkan menurut Lenzen (2003), kebutuhan hidup manusia dari lingkungan dapat dinyatakan dalam luas area yang dibutuhkan untuk mendukung kehidupan manusia. Luas area untuk mendukung kehidupan manusia ini disebut jejak ekologi (ecological footprint). Lenzen juga menjelaskan bahwa untuk mengetahui tingkat keberlanjutan sumber daya alam dan lingkungan, kebutuhan hidup manusia kemudian dibandingkan dengan luas aktual lahan produktif. Perbandingan antara jejak ekologi dengan luas aktual lahan produktif ini kemudian dihitung sebagai perbandingan antara lahan tersedia dan lahan yang dibutuhkan. Carrying capacity atau daya dukung lingkungan mengandung pengertian kemampuan suatu tempat dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara optimum dalam periode waktu yang panjang. Daya dukung lingkungan dapat pula diartikan kemampuan lingkungan memberikan kehidupan organisme secara sejahtera dan lestari bagi penduduk yang mendiami suatu kawasan. Definisi Daya Dukung Lingkungan/Carrying Capacity yang lain adalah sebagai berikut: a. Jumlah organisme atau spesies khusus secara maksimum dan seimbang yang dapat didukung oleh suatu lingkungan.
  • 13. b. Jumlah penduduk maksimum yang dapat didukung oleh suatu lingkungan tanpa merusak lingkungan tersebut. c. Jumlah makhluk hidup yang dapat bertahan pada suatu lingkungan dalam periode jangka panjang tampa membahayakan lingkungan tersebut. d. Jumlah populasi maksimum dari organisme khusus yang dapat didukung oleh suatu lingkungan tanpa merusak lingkungan tersebut. e. Rata-rata kepadatan suatu populasi atau ukuran populasi dari suatu kelompok manusia dibawah angka yang diperkirakan akan meningkat, dan diatas angka yang diperkirakan untuk menurun disebabkan oleh kekurangan sumber daya. Kapasitas pembawa akan berbeda untuk tiap kelompok manusia dalam sebuah lingkungan tempat tinggal, disebabkan oleh jenis makanan, tempat tinggal, dan kondisi sosial dari masing-masing lingkungan tempat tinggal tersebut. Dengan demikian, daya dukung lingkungan hidup terbagi menjadi dua komponen yaitu kapasitas penyediaan (supportive capacity) dan kapasitas tampung limbah (assimilative capacity). 5. Keterbatasan Kemampuan Manusia Manusia adalah makhluk hidup yang memiliki kecerdasan baik secara emosional maupun spiritual yang mampu mengelola dan mengolah segala sesuatu yang terdapat dalam lingkungan hidup menjadi sesuatu yang mampu menyokong kehidupannya. Manusia dan lingkungan merupakan unsur yang tak dapat dipisahkan. Lingkungan hidup merupakan komponen penting dari kehidupan manusia begitu pun sebaliknya kehidupan manusia memiliki pengaruh besar terhadap kelangsungan lingkungan hidup. Sebuah contoh sederhana bisa diberikan untuk menggambarkan interaksi timbal balik antara manusia dan lingkungan hidup. Agar bisa bertahan hidup manusia membutuhkan kegiatan makan dan minum. Dalam memenuhi kebutuhan itu manusia memanfaatkan bagian-bagian lingkungan hidup seperti hewan-hewan, tumbuh-tumbuhan, air, udara, sinar matahari, garam, kayu, barang-barang tambang dan lain sebagainya. Komponen- komponen lingkungan hidup itu merupakan sumber mutlak manusia untuk mempertahankan atau meneruskan kehidupannya. Begitu pentingnya interaksi
  • 14. antara manusia dengan lingkungan hidupnya dapat digambarkan dalam pernyataan bahwa hanya dalam lingkungan hidup yang optimal, manusia dapat berkembang dengan baik, dan hanya dengan manusia yang baik lingkungan akan berkembang ke arah yang optimal. Interaksi antara manusia dan lingkungan hidup merupakan proses saling mempengaruhi secara langsung maupun tidak langsung. Kalau seseorang melakukan sesuatu atas lingkungannya, misalnya mencangkul maka di sini telah terjadi interaksi antara manusia dengan tanah yang dicangkul, demikian pula terhadap makhluk-makhluk hidup yang berada di sekitar tanah yang dicangkul seperti tumbuh-tumbuhan, hewan, cacing, ulat-ulatan dan binatang mikroba lainya serta terhadap suhu udara di sekitarnya. Proses interaksi semacam ini disebut sebagai ekosistem, yaitu suatu interaksi timbal balik antara makhluk-makhluk hidup dengan lingkungannya sebagai satu kesatuan dalam wujud yang teratur. Ekosistem tidak saja merupakan interaksi antara manusia dengan lingkungannya tetapi juga antara makhluk hidup satu dengan lainnya. Antara binatang dengan binatang lain, dengan tumbuh-tumbuhan dan lingkungan sekitarnya. Lingkungan hidup adalah semua benda, daya dan kondisi yang terdapat dalam suatu tempat atau ruang yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia dan makhluk hidup. Pengertian lain yang lebih luas dapat diberikan untuk menjelaskan lingkungan hidup, yaitu kesatuan ruang dengan semua benda, daya dan keadaan, dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang mempengaruhi perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Manusia dengan kemampuan ilmu dan teknologi bisa membuat perubahan- perubahan, baik kecil maupun besar pada lingkungannya. Perubahan-perubahan itu terutama terjadi karena meningkatnya kebutuhan hidup manusia yang mengakibatkan interaksi antara manusia dan lingkungannya semakin intensif, misalnya dalam penggalian sumber alam, pengelolaan dan penggunaan sumber alam, dengan demikian, peranan manusia sangat berpengaruh terhadap kondisi struktur dan sifat fungsional ekosistem. Manusia sebagai subjek lingkungan berarti manusia memilki kemampuan untuk mengendalikan lingkungan, memanipulasi dan mengeksploitasi lingkungan.
  • 15. Manusia mampu merombak, memperbaiki dan mengkondisikan lingkungan seperti yang dikehendakinnya. Hal ini dikarenakan: a. Manusia mampu berpikir serta meramalkan keadaan yang akan datang, b. Manusia memiliki ilmu dan pengetahuan, c. Manusia memiliki akal dan budi sehingga dapat memilih hal-hal yang baik. Perannya manusia sebagai subjek lingkungan, manusia diharapkan mampu melakukan pengelolaan lingkungan. Pengololaan lingkungan adalah upaya terpadu dalam pemanfaatan, penataan, pemeliharaan, pengawasan, pengendalian, pemulihan dan pengembangan lingkungan, terutama lingkungan alam. Mengapa terutama ditujukan untuk lingkungan alam? Karena lingkungan alam bersifat terbatas dan oleh karenanya perlu diusahakan terus kelestarian dan keberadaannya untuk mendukung kesejahteraan manusia. Usaha pengelolaan lingkungan memiliki tujuan antara lain: a. Mencapai kelestarian hubungan manusia dengan lingkungan sebagai tujuan membangun manusia seutuhnya. b. Mengendalikan pemanfaatan sumber daya secara bijaksana. c. Mewujudkan manusia sebagai pembina lingkungan hidup. d. Melaksanakan pembangunan berwawasan lingkungan untuk kepentingan generasi sekarang dan masa yang akan datang.