MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
EDEMPARU31
1. PROGRAM INTERNSHIP DOKTER INDONESIA
RUMAH SAKIT KEN SARAS KABUPATEN SEMARANG
Presentasi Kasus
Oleh :
Yongky Suganda
Pembimbing :
dr. Panji Sp. PD
dr. Mathink
dr. Chyntia
2019
2. Perempuan 31 Tahun Dengan Nyeri Pinggang
Pendahuluan
Anamnesis
Pemeriksaan
Fisik dan
Penunjang
Diagnosis
dan Terapi
Tinjauan
Pustaka
Pembahasan
Penutup
Edem paru akut (EPA) adalah akumulas cairan di paru-paru
yang terjadi secara mendadak. Hal ini dapat disebabkan oleh
tekanan intravaskular yang tinggi (edem paru kardia) atau
karena peningkatan permeabilitas membran kapiler (edem
paru non cardiak) yang mengakibatkan terjadinya
ekstravasasi cairan secara cepatsehingga terjadi gangguan
pertukaran udara di alveoli secara progresif dan
mengakibatkan hipoksia. Di Indonesia insiden tersebar
terjadi pada 1998 dengan incidence rate (IR)=35,19 per
100.000 penduduk. Pada tahun 1999 IR menurun tajam
sebesar 10,17%, namun tahun-tahun berikutnya IR cenderung
meningkat yaitu 15,99 (tahun 2000); 19,24 (tahun 2002) dan
23,87 (tahun 2003) (2).
3. Perempuan 31 Tahun Dengan Nyeri Pinggang
Anamnesis
Pendahuluan
Hasil
Diskusi
Kesimpulan
Rekomendasi
A. Identitas Pasien
•Nama : Tn. M
•Umur : 48 tahun
•Alamat : Perumahan depot
RT01/07 Bergas Kab. Semarang
•Pekerjaan : -
•Tanggal Masuk : 20 juni 2019
Pemeriksaan
Fisik dan
Penunjang
Diagnosis
Terapi
Pembahasan
Penutup
4. Perempuan 31 Tahun Dengan Nyeri Pinggang
Anamnesis
Pendahuluan
Bahan &
Metode
Hasil
Diskusi
Kesimpulan
Rekomendasi
B. Keluhan Utama
Nyeri dada kiri
C. Riwayat Penyakit Sekarang
Nyeri dada kiri dialami sejak kurang lebih 1 hari
sebelum masuk rumah sakit. Pasien mengeluhkan nyeri
di dada sebelah kiri seperti tertindis beban berat, tidak
menjalar ke lengan, bahu, ataupun rahang namun
menembus ke belakang. Durasi nyeri lebih dari 30
menit. Nyeri tidak hilang dengan istirahat. Nyeri dada
hilang timbul. Sesak napas (-). Riwayat terbangun
tengah malam karena sesak (-). Batuk (-), mual (-),
muntah (-). Awalnya OS pasien kontrol ke poli dengan
dr. Panji Sp.PD namum OS mengalami nyeri dada
BAB : Biasa, kesan cukup.
BAK : Kesan Lancar, Warna Kekuningan,
Pemeriksaan
Fisik dan
Penunjang
Diagnosis
dan Terapi
Tinjauan
Pustaka
Pembahasan
Penutup
5. Perempuan 31 Tahun Dengan Nyeri Pinggang
Anamnesis
Pendahuluan
Bahan &
Metode
Hasil
Diskusi
Kesimpulan
Rekomendasi
D. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat batu ginjal (-)
Riwayat Hipertensi (-)
Riwayat DM (+)
Algeri Obat (-)
E. Riwayat Sosial dan Ekonomi
Pasien riwayat merokok sejak muda
Pemeriksaan
Fisik dan
Penunjang
Diagnosis
dan Terapi
Tinjauan
Pustaka
Pembahasan
Penutup
F. Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada yang memiliki penyakit serupa dengan pasien
maupun penyakit sistemik lainnya.
6. Perempuan 31 Tahun Dengan Nyeri Pinggang
Abstrak
Pendahuluan
Bahan &
Metode
Hasil
Diskusi
Kesimpulan
Rekomendasi
Pemeriksaan
Fisik dan
Penunjang
Anamnesis
Pendahuluan
Diagnosis
dan Terapi
Tinjauan
Pustaka
Pembahasan
Penutup
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
• Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
• Kesadaran : Compos Mentis
• Tanda vital :
Tekanan Darah : 105/85
Nadi : 143 x/menit
Frek. Napas : 20 x/menit
Suhu : 36 0 C
SpO2 : 100%
7. Perempuan 31 Tahun Dengan Nyeri Pinggang
Abstrak
Pendahuluan
Bahan &
Metode
Hasil
Diskusi
Kesimpulan
Rekomendasi
Pemeriksaan
Fisik dan
Penunjang
Anamnesis
Pendahuluan
Diagnosis
Terapi
Pembahasan
Penutup
Mata : rc (+/+), SI (-/-),
pupil bulat isokor
(3mm/3mm)Leher : KGB tidak
membesar, JVP
tidak meningkat
Kepala :
normocephal
Thorax : simetris
Cor : BJ I-II murni,
reguler, bising (-)
Pulmo : SDV (+/+)Abdomen : dinding
perut // dinding dada,
supel, peristaltik (+)
N,Ballotement -/- Ekstremitas : akral
hangat (+/+),
edema (-/-), CRT
< 2 detik
8. Perempuan 31 Tahun Dengan Nyeri Pinggang
Abstrak
Pendahuluan
Bahan &
Metode
Hasil
Diskusi
Kesimpulan
Rekomendasi
Pemeriksaan
Fisik dan
Penunjang
Anamnesis
Pendahuluan
Diagnosis
Terapi
Pembahasan
Penutup
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium Darah tanggal 18 Mei 2019
• Hb : 15,6 g/dl
• Leukosit : 14,7 /UL
• Trombosit : 273x103 /UL
• Eritrosit : 4,5x106 /UL
• Hematokrit : 45 %
• MCV : 84
• MCH : 29
• MCHC : 35
• Gol Darah : O
• Rhesus : Positif
2. Kimia klinik
• Ureum : 23 mg/dl
• Creatinin : 1,2 mg/dl
• Glukosa : 402 mg/dl
• SGOT : 449 U/L
• SGPT : 73 U/L
3. Immunologi
• Troponin I/Tn. I : >50.0 ng/mL
4. Radiologi
• Foto Thorak AP
9. Perempuan 31 Tahun Dengan Nyeri Pinggang
Abstrak
Pendahuluan
Bahan &
Metode
Hasil
Diskusi
Kesimpulan
Rekomendasi
Resume dan
Diagnosis
Anamnesis
Pendahuluan
Pemeriksaan
Fisik dan
Penunjang
Tinjauan
Pustaka
Pembahasan
Penutup
RESUME
Pasien Nyeri dada kiri dialami sejak kurang lebih 1 hari
sebelum masuk rumah sakit. Pasien mengeluhkan nyeri
di dada sebelah kiri seperti tertindis beban berat,
menembus ke belakang. Durasi nyeri lebih dari 30
menit. Nyeri tidak hilang dengan istirahat. Nyeri dada
hilang timbul. Awalnya OS pasien kontrol ke poli dengan
dr. Panji Sp.PD namum OS mengalami nyeri dada.
Diagnosis kerja
Stemi Anterior extensif
10. Perempuan 31 Tahun Dengan Nyeri Pinggang
Abstrak
Pendahuluan
Bahan &
Metode
Diskusi
Kesimpulan
Rekomendasi
Terapi
Anamnesis
Pendahuluan
Tinjauan
Pustaka
Pemeriksaan
Fisik dan
Penunjang
Pembahasan
Penutup
TERAPI di IGD
Melapor dr. Panji Sp.PD
1. Inf Nacl 10 tpm
2. Humolog 3x20 unit
3. Aspilet 4 tab
4. Brilenta 2 tab
5. Inj. Fargoxin i amp
6. Cek DR, OT/PT, Ur/Cr, Troponin I
7. Alih rawat dr. suyanto Sp. PD dan dr. Ririn Sp. JP
8. O2 nasal 4 lpm
9. GDS jam 20:00 dan 06:00
11. Perempuan 31 Tahun Dengan Nyeri Pinggang
Follow Up
Anamnesis
Pendahuluan
Diagnosis
dan Terapi
Tinjauan
Pustaka
Pembahasan
Penutup
Follow up 18 mei 2019
Status Generalis
S : Pasien mengatakan nyeri pinggang
O : GCS E4V5M6
Ku : tampak sakit sedang
Skala nyeri : 5
Tanda vital :
TD : 110/80 mmHg
Frek. Napas : 20x/menit
Nadi : 785 x/menit
Suhu : 36,30 C
SpO2 : 99%
Kepala : KA -/-
Torak : ves +/+, BJ S1s2 reg
Abdomen : Soeple, BU (+) n, nyeri ketok CVA -/+
Ekstremitas : akral hangat
A : kolik renal
P : advis dr. Sulaiman Sp. BU
- USG abdomen
- Inj. Ketorolac 2x1
12. Perempuan 31 Tahun Dengan Nyeri Pinggang
Follow Up
Anamnesis
Pendahuluan
Diagnosis
dan Terapi
Tinjauan
Pustaka
Pembahasan
Penutup
Follow up 19 mei 2019
Status Generalis
S : Pasien mengatakan nyeri berkurang
O : GCS E4V5M6
Ku : tampak sakit ringan
Skala nyeri : 3
Tanda vital :
TD : 99/66 mmHg
Frek. Napas : 20x/menit
Nadi : 77 x/menit
Suhu : 36,30 C
SpO2 : 99%
Kepala : KA -/-
Torak : ves +/+, BJ S1s2 reg
Abdomen : Soeple, BU (+) n, nyeri ketok CVA -/+
Ekstremitas : akral hangat
A : kolik renal
P : advis dr. Sulaiman Sp. BU
- Inj Ceftriaxone 2x1 gr
- Inj Ranitidine 2x1
- Inj ketorolac 2x1
- Alprazolam 0,25 k/p
13. Perempuan 31 Tahun Dengan Nyeri Pinggang
Abstrak
Pendahuluan
Bahan &
Metode
Hasil
Diskusi
Kesimpulan
Rekomendasi
Pemeriksaan
Fisik dan
Penunjang
Anamnesis
Pendahuluan
Diagnosis
Terapi
Pembahasan
Penutup
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Hasil USG 19 Mei 2019
Ginjal kiri : bentuk dan ukuran normal, batas korteks medulla jelas,
ekogenitas normal. PCS melebar, tampak batu ukuran 8mm
Kesan
Nefrolithiasis dan Hidronefrosis kiri grade 1, curiga
ureterolithiasis kiri.
14. Laki-laki 35 tahun dengan perdarahan pada anus
Follow Up
Anamnesis
Pendahuluan
Diagnosis
dan Terapi
Tinjauan
Pustaka
Pembahasan
Penutup
Follow up 20 mei 2019
Status Generalis
S : Pasien mengatakan nyeri berkurang
O : GCS E4V5M6
Ku : tampak sakit ringan
Skala nyeri : 3
Tanda vital :
TD : 96/65 mmHg
Frek. Napas : 20x/menit
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 36,30 C
SpO2 : 99%
Kepala : KA -/-
Torak : ves +/+, BJ S1s2 reg
Abdomen : Soeple, BU (+) n, nyeri ketok CVA -/+
Ekstremitas : akral hangat
A : Hidronefrosis Gr 1
susp. Batu ureter
P : advis dr. Sulaiman Sp. BU
- Terapi lanjut
- Besok rencana pulang
- Terapi pulang Natrium Diclofenac 2x1
15. Laki-laki 35 tahun dengan perdarahan pada anus
Follow Up
Anamnesis
Pendahuluan
Diagnosis
dan Terapi
Tinjauan
Pustaka
Pembahasan
Penutup
Follow up 21 mei 2019
Status Generalis
S : Nyeri berkurang, Bak berdarah (-)
O : GCS E4V5M6
Ku : tampak sakit ringan
Skala nyeri : 3
Tanda vital :
TD : 89/62 mmHg
Frek. Napas : 20x/menit
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 36,30 C
SpO2 : 99%
Kepala : KA -/-
Torak : ves +/+, BJ S1s2 reg
Abdomen : Soeple, BU (+) n, nyeri ketok CVA -/+
Ekstremitas : akral hangat
A : Hidronefrosis Gr 1
susp. Batu ureter
P :
- BLPL kontrol kamis
- Terapi pulang Natrium diclofenac 2x1
16. Laki-laki 35 tahun dengan perdarahan pada anus
Abstrak
Pendahuluan
Bahan &
Metode
Hasil
Diskusi
Kesimpulan
Rekomendasi
Tinjauan
Pustaka
Anamnesis
Pendahuluan
Diagnosis
dan Terapi
Pemeriksaan
Fisik dan
Penunjang
Pembahasan
Penutup
Definisi
dem paru didefinisikan sebagai akumulasi cairan di
interstisial dan alveolus. Penyebab edem paru (1,2):
- Kardiogenik atau edem paru hidrostatik atau edem
hemodinamik. Kausa: infark miokars, hipertensi, penyakit
jantung katup, eksaserbasi gagal jantung sistolik/ diastolik
dan lainnya.
- Nonkardiogenik/ edem paru permeabilitas meningkat.
Kausa: ALI dan ARDS
Penyebab yang tersering dari edema paru-paru adalah
kegagalan ventrikel kiri akibat penyakit jantung
arteriosklerotik atau stenosis mitralis. Edema paru-paru
yang disebabkan kelainan pada jantung ini disebut juga
edemaparukardiogenik, sedangkan edema paru yang
disebabkan selain kelainan jantung disebut edema paru non
kardiogenik(1,3).
17. Etiologi dan Faktor pencetus
Beberapa penyebab edeme paru non kardiogenik
1.Peningkatkan permeabilitas kapiler paru (ARDS)
Aspirasi asam lambung
Tenggelam
Kontusio paru
Pnemonia berat
Emboli lemak
Emboli cairan amnion
2.Peningkatan tekanan kapiler paru
Sindrom kongesti vena
18.
19. Manifest clinic
Stadium 1
Adanya distensi dan pembuluh darah kecil paru yang prominen
akan memperbaiki pertukaran gas di paru dan sedikit
meningkatkan kapasitas difusi gas CO.
Stadium 2
Pada stadium ini terjadi edem paru interstisial. Batas pembuluh
darah paru menjadi kabur, demikian pula hilus juga menjadi
kabur dan septa interlobularis menebal (garis kerley B).
Stadium 3
Pada stadium ini terjadi edem alveolar. Pertukaran gas sangat
terganggu, terjadi hipoksemia dan hipokapsia. Penderita
nampak sesak sekali dengan batuk berbuih kemerahan.
20. Edem paru kardiogenik ini merupakan spektrum klinis
Acute Heart Failure Syndrome (AHFS). AHFS didefinisikan
sebagai: munculnya gejala dan tanda secara akut yang
merupakan sekunder dari fungsi jantung yang tidak
normal. European Society of Cardiology (ESC) membagi
AHFS menjadi 6 klasifikasi yaitu (4,5,24) :
ESC 1 : Acute decompensated Heart Failure
ESC 2 : Hypertensive acute heart failure
ESC 3 : Pulmonary oedema
ESC 4 : Cardiiogenik shock’
ESC 5 : High output failure AHF pada sepsis
ESC 6 : Right heart failur
21. diagnosis
Anamnesis
Anamnesis dapat menjadi petunjuk ke arah kausa edem
paru, misalnya adanya riwayat sakit jantung, riwayat gejala
yang sesuai dengan gagal jantung kronik.
Pemeriksaan Fisik
Terdapat takipnea, ortopnea (menifestasi lanjutan).
Takikardia, hipotensi atau teknan darah bisa meningkat.
kan terlihat retraksi inspirasi pada sela interkostal dan
fossa supraklavikula yang menunjukan tekanan negatif
intrapleural yang besar dibutuhkan pada saat inpsirasi,
batuk dengan sputuk yang berwarna kemerahan (pink
frothy sputum) serta JVP meningkat.
22. Pada pemeriksaan paru akan terdengar ronki basah
setengah lapangan paru atau lebih dan terdapat
wheezing. Pemeriksaan jantung dapat ditemukan
ditemukan gallop, bunyi jantung 3 dan 4. Terdapat
juga edem perifer, akral dingin dengan sianosis (sda)
23. P. Penunjang
pemeriksaan hematologi/ darah rutin, fungsi ginjal,
elektrolit, kadar protein, urinalisa gas darah, enzim
jantung (CK-MB, troponin I) dan Brain Natriuretic
Peptide (BNP).
Radiologi
Pada foto thorax menunjukan jantung membesar,
hilus yang melebar, pedikel vaskuler dan vena azygos
yang melebar serta sebagai tambahan adanya garis
kerley A, B dan C akibat edema instrestisial atau
alveolar
24. Ekhokardiografi
Pemeriksaan ini merupakan baku emas untuk mendeteksi
disfungsi ventrikel kiri. Ekhokardiografi dapat
mengevaluasi fungsi miokard dan fungsi katup sehingga
dapat dipakai dalam mendiagnosis penyebab edem paru
EKG
Pemeriksaan EKG bias ormal atau seringkali didapatkan
tanda-tanda iskemik atau infark miokard akut dengan
edema paru. Pasien dengan krisis hipertensi gambaran
EKG biasanya menunjukan gambaran hipertrofi ventrikel
kiri.