SlideShare a Scribd company logo
1 of 51
Jens Martensson 2
Jens Martensson
Karbohidrat
Karbohidrat yang merupakan polimer alam (biopolimer) adalah polisakarida.
Polisakarida terbentuk dari
monomer-monomer
monosakarida yang
bergabung melalui ikatan
kovalen berupa ikatan
glikosida dalam reaksi
polimerisasi kondensasi.
3
Jens Martensson
Monosakarida
Monosakarida adalah bentuk paling sederhana dari karbohidrat yang tidak dapat
terhidrolisis lagi.
• Rumus Umum: (CH2O)n. n adalah
bilangan positif umumnya kurang
dari 10.
• Senyawa karbonil dengan gusus
fungsi aldehida (-CHO) atau keton
(-CO-).
4
Monosakarida
(gugus Fungsi)
Aldosa Ketosa
Aldehida (-CHO) Keton (-CO-)
Jens Martensson
• Triosa (3 atom C)
• Tetrosa (4 atom C)
• Pentosa (5 atom C)
• Heksosa (6 atom C)
Penggabungan berdasarkan jenis gugus
fungsi dan jumlah atom C memeberi istilah
aldotriosa/ketotriosa, aldotertrosa/ketotetrosa,
dst.
5
Monosakarida berdasarkan jumlah atom C dikelompokkan menjadi
Jens Martensson 6
Jens Martensson 7
Jens Martensson 8
Jens Martensson 9
Galaktosa
Jens Martensson 10
FRUKTOSA
Jens Martensson
Sifat-Sifat Monosakarida
• Mempunyai rasa manis. Monosakarida yang paling
manis adalah fruktosa
• Larut dalam air, tetapi tidak terhidrolisis.
• Bersifat optis aktif.
• Semua monosakarida bersifat reduktor, sehingga
disebut gula pereduksi.
11
Jens Martensson
Disakarida
Disakarida adalah Karbohidrat yang tersusun dari dua monosakarida melalui reaksi
kondensasi.
• Reaksi yang terjadi melibatkan gugus –OH
dari atom C anomerik (atom C yang
mengikat 2 atom O) pada monosakarida
pertama, dengan suatu gugus –OH yang
terikat pada suatu atom C dari
monosakarida kedua.
• Jenis ikatan yang terbentuk adalah ikatan
kovalen antara atom C anomerik dengan
atom O. Ikatan ini disebut ikatan
glikosida/glikosidik (ikatan C-O)
• Mempunyai rumus umum : C12H22O11
12
Jens Martensson
• C1 – C4 : C1 (anomerik) pada
monosakarida pertama terikat ke atom O
dari C4 pada monosakarida kedua.
• C1 – C6 : C1 (anomerik) pada
monosakarida pertama terikat ke atom O
dari C6 pada monosakarida kedua.
• C1 – C1 : C1 (anomerik) pada
monosakarida pertama terikat ke atom O
dari C1 pada monosakarida kedua.
• Disakarida yang akan dipelajari, yaitu
sukrosa, laktosa, dan maltosa.
13
Beberapa ikatan glikosida yang dapat terbentuk, antara lain:
Jens Martensson 14
Jens Martensson 15
Jens Martensson
• Sukrosa + H2O glukosa + fruktosa
• Laktosa + H2O glukosa + galaktosa
• Maltosa + H2O glukosa + glukosa
16
Disakarida dapat terurai membentuk monosakarida pembentuknya melalui reaksi hidrolisis
dengan bantuan asam/enzim invertase.
Jens Martensson 17
• Mempunyai rasa manis.
• Larut dalam air
• Terhidrolisis menjadi dua monosakarida sejenis ataupun berlainan jenis.
• Laktosa dan maltosa adalah gula pereduksi, karena pembentukannya masih menyisakan hemiasetal
bebas yang merupakan gula pereduksi. Sedangkan sukrosa bukan gula pereduksi.
Sifat-Sifat Disakarida
Jens Martensson
Polisakarida
Polisakarida adalah Karbohidrat berupa polimer yang terbentuk dari banyak
monomer-monomer monosakarida melalui ikatan glikosida dalam suatu reaksi
polimerisasi kondensasi.
• Mempunyai rumus umum : (C6H10O5)n. n adalah bilangan positif.
• Polisakarida yang paling banyak ditemukan di alam adalah
amilim, glikogen, dan selulosa.
18
Jens Martensson
• Komponen utamanya, yaitu amilosa dan
amilopektin
• Amilosa tersusun dari molekul-molekul α-
glukosa dengan ikatan glikosida α-(1-4)
membentuk rantai linier.
• Amilopektin terdiri dari rantai-rantai amilosa
(ikatan α-(1-4)) yang saling terikat membentuk
cabang dengan ikatan glikosida α-(1-6).
• Amilum sebagian besar terdiri dari amilpektin
dan sedikit amilosa (~20%).
• Jumlah molekul amilosa rata-rata terdiri dari
1.000 molekul glukosa.
• Jumlah molekul amilopektin mulai dari ratusan
sampai puluhan ribu molekul glukosa.
19
Amilum
Jens Martensson 20
Jens Martensson
• Strukturnya melibatkan ikatan α-(1-4) pada rantai lurus dan α-(1-6) pada percabangan.
21
Glikogen
Tersusun dari banyak α-glukosa yang membentuk struktur rantai yang sangat
bercabang dibandingkan amilum.
Jens Martensson
• Mengandung 3.000 monomer glukosa.
• Rantai-rantai lurus ini terikat oleh ikatan hidrogen. Adanya ikatan hidrogen membuat selulosa memiliki
kekuatan yang cukup besar.
22
Selulosa
Tersusun dari rantai-rantai lurus molekul-molekul β-D-glukosa yang terikat dengan
ikatan glikosida β-(1-4).
Jens Martensson
• Apakah protein itu?
• Terbentuk dari apakah protein?
• Apakah asam amino itu?
• Bagaimana strukturnya?
• Bagaimana sifat-sifat asam amino?
• Ikatan apa yang terjadi antara asam amino
untuk membentuk protein?
• Tuliskan macam-macam asam amino dan
strukturnya!
23
Protein
Jens Martensson 24
Jens Martensson
Asam amino + asam amino + .... Protein + nH2O
25
Protein
Protein merupakan polimer alam yang terbentuk dari monomer-monomer asam amino
melalui ikatan peptida (ikatan amida) dalam reaksi polimerisasi kondensasi.
Jens Martensson 26
Asam Amino
Merupakan turunan dari asam karboksilat dengan substitusi gugus amino –NH2.
Jens Martensson 27
Gugus R, suatu gugus samping yang membedakan satu asam amino dengan asam
amino lainnya.
Contoh:
Glisin adalah asam amino yang paling sederhana dengan gugus samping yaitu atom H.
Jens Martensson
• Asam amino esensial, yaitu asam amino yang tidak dapat disintesis oleh tubuh (harus disuplai dari luar).
• Asam amino non esensial, yaitu asam amino yang dapat disintesis/dibentuk di dalam tubuh
28
Asam Amino berdasarkan pembentukannya di
dalam tubuh:
Jens Martensson
• Bersifat amfoter, dapat bersifat asam karena memiliki gugus karboksil (-COOH) dan dapat bersifat
basa karena memiliki gugus amina (-NH2).
• Dapat membentuk ion zwitter, yaitu senyawa bermuatan tetapi secara keseluruhan bersifat netral.
• Ada yang larut dalam air/hidrofil (jika gugus R mengandung gugus -OH, -NH2, dan –COOH), asam
amino bersifat polar.
• Ada yang tidak larut dalam air/hidrofob, asam amino bersifat nonpolar.
• Semua asam amino bersifat optis aktif, kecuali glisin. Karena gugus R dari glisin adalah atom H
sehingga tidak memiliki atom C asimetrik.
• Dapat berpolimerisasi membentuk protein melalui suatu ikatan peptida.
29
Sifat-sifat asam amino
Jens Martensson 30
Jens Martensson 31
Phenylalanin dan Tryptophan
adalah asam amino nonpolar yang
memiliki gugus aromatik
Jens Martensson
Ikatan peptida adalah ikatan kovalen C-N yang terbentuk antara atom C pada gugus –COOH dari suatu
asam amino, dengan atom N pada gugus –NH2 dari asam amino lainnya pada rekasi kondensasi.
32
Struktur Protein
Jenis ikatan utama yang terdapat dalam protein adalah ikatan peptida (ikatan amida).
Jens Martensson
• Reaksi antara 2 asam amino menghasilkan dipeptida.
• Reaksi antara 3 asam amino menghasilkan tripeptida, dst
• Reaksi antara banyak asam amino menghasilkan polipeptida (protein).
33
Jens Martensson
• Struktur primer menggambarkan urutan asam amino yang membentuk polipeptida.
Contoh: hormone insulin
34
Penggolongan Struktur Protein
Struktur Primer, Sekunder, Tersier, dan Kuartener
Jens Martensson
• Struktur sekunder menggambarkan susunan
tiga dimensi dari polipeptida. Polipeptida
cenderung membentuk spiral (α-helix)/serat wol
atau berbaris bersisian (lembar-β)
35
• Struktur tersier menggambarkan lipatan tiga
dimensi dari struktur sekunder (gambaran
lengkap dari protein. Contoh: mioglobin dan
albumin.
Jens Martensson
• Struktur kuartener menggambarkan susunan tiga dimensi lebih dari satu struktur tersier.
Contoh: hemoglobin.
36
Jens Martensson
• Protein sederhana
Hanya tersiri dari asam amino tanpa gugus kimia lainnya. Contohnya adalah ribonuklease.
• Protein Konjugasi
Terdiri dari molekul protein yang terikat ke gugus kimia lain, yang disebut gugus prostetik. Contoh:
glikoprotein, lipoprotein, hemoprotein, fosfoprotein, dan metaloprotein.
37
Penggolongan Protein
Berdasarkan komposisi kimia
Jens Martensson 38
Protein Konjugasi
Adalah protein sederhana yang terikat dengan bahan-bahan non asam amino.
Jens Martensson 39
Berdasakan bentuk
Jens Martensson 40
Contoh Protein Globular
Contoh Protein Serabut
Jens Martensson 41
Jens Martensson 42
Jens Martensson 43
Jens Martensson
• Lemak dan minyak adalah makromolekul berupa ester trigliserida yang terbentuk dari reaksi kondensasi
antara asam karboksilat rantai panjang yakni asam lemak, dan trialkohol yakni gliserol (1,2,3-
propanatriol).
• Lemak dan minyak dapat terhidrolisis kembali menjadi asam lemak dan gliserol.
44
Lemak dan Minyak
Jens Martensson 45
Perbedaan Lemak dan Minyak
Lemak
Minyak
Padat
(pada suhu ruang)
Cair
(pada suhu ruang)
Lebih banyak Asam Lemak Jenuh
(Ikatan C-C tunggal)
Lebih banyak Asam Lemak Tak Jenuh
(Ikatan C=C tunggal)
Jens Martensson 46
Jenis Nama Umum Nama IUPAC Rumus
Titik Leleh
(ºC)
Asam Lemak
Jenuh
Asam laurat Asam dodekanoat C11H23COOH 44,2
Asam miristat Asam tetradekanoat C13H27COOH -
Asam palmitat Asam heksadekanoat C15H31COOH 63,1
Asam stearat Asam oktadekanoat C17H35COOH 69,6
Asam Lemak
Tak Jenuh
Asam oleat 9-asam oktadekanoat C17H33COOH 13,4
Asam linoleat 9,12-asam oktadekadinoat C17H31COOH -5,0
Asam linolenat 9,12,15-asam oktadekatrinoat C17H29COOH -11,0
Beberapa senyawa asam lemak jenuh dan tak jenuh
Jens Martensson 47
Contoh Gliserida
Jens Martensson 48
Uji Kualitatif Karbohidrat
Polisakarida
(Amilum)
Larutan Iodin
Uji Karbohidrat
Molisch
(larutan alfafenol +
asam sulfat pekat)
Terbentuk dua lapisan,
bidang batasnya
membentuk warna ungu
Positif amilum jika terbentuk
warna biru-ungu pada
sampel yang ditetesi iodin
Jens Martensson 49
Uji Monosakarida
Larutan Benedict
Cu2+ (Kompleks Cu(II)
sitrat)
Menguji adanya gugus
aldehida (-CHO)
Positif jika terbentuk endapan
merah bata (Cu2O) setelah
sampel dipanaskan dengan
larutan Benedict.
Larutan Fehling
Cu2+ (Kompleks Cu(II)
tartrat)
Membedakan gugus aldehida
(-CHO) dan keton (-CO-)
serta mengidentifikasi adanya
gula pereduksi
Positif jika terbentuk endapan
merah bata (Cu2O), berarti
aldehida dan gula pereduksi
telah mereduksi ion Cu2+
menjadi Cu+
Larutan Tollens (ion
kompleks [Ag(NH3)2]+)
Membedakan gugus aldehida
(-CHO) dan keton (-CO-)
Ion kompleks [Ag(NH3)2]+
direduksi oleh aldehida
membentuk endapan Ag
menyerupai cermin pada sisi
tabung
Jens Martensson 50
Uji Kualitatif Protein
Uji Biuret
NaOH + tembaga (II) sulfat
Untuk mendeteksi ikatan
peptida pada protein
Jika zat mengandung protein,
warna biru reagen akan berubah
menjadi ungu, yng kemudian
berubah menjadi merah jambu
jika terdapat polipetida pendek.
Reaksi Xantoproteat
(asam nitrit pekat)
Uji untuk protein dengan
gugus benzen, seperti
triptofan dan tirosin
Jika zat mengandung protein,
maka akan terbentuk warna
kuning. Waarna kuning berubah
menjadi jingga jika larutan dibuat
alkalin (tambah NaOH)
Reaksi Millon
(garam merkuri dalam
asam nitrit)
Uji untuk protein dengan
gugus fenil, seperti
triptofan.
Jika zat mengandung protein,
maka zat akan menggumpal
setelah dipanaskan dan warna
merah jambu/merah terbentuk
Launch

More Related Content

Similar to Makromolekul : karbohidrat_protein_lemak

Similar to Makromolekul : karbohidrat_protein_lemak (20)

Protein
ProteinProtein
Protein
 
1 lipid dan-membran
1 lipid dan-membran1 lipid dan-membran
1 lipid dan-membran
 
Metabolisme lipid
Metabolisme lipidMetabolisme lipid
Metabolisme lipid
 
Lipida,
Lipida,Lipida,
Lipida,
 
Tugas ppt kimia
Tugas ppt kimiaTugas ppt kimia
Tugas ppt kimia
 
Materi UTS Biokimia.pdf
Materi UTS Biokimia.pdfMateri UTS Biokimia.pdf
Materi UTS Biokimia.pdf
 
MODUL 2_KIMIA PANGAN.pdf
MODUL 2_KIMIA PANGAN.pdfMODUL 2_KIMIA PANGAN.pdf
MODUL 2_KIMIA PANGAN.pdf
 
Food chemistry of lipid 1
Food chemistry of lipid 1Food chemistry of lipid 1
Food chemistry of lipid 1
 
Makalah asa nukleat
Makalah asa nukleatMakalah asa nukleat
Makalah asa nukleat
 
Makalah asa nukleat
Makalah asa nukleatMakalah asa nukleat
Makalah asa nukleat
 
Makalah asa nukleat
Makalah asa nukleatMakalah asa nukleat
Makalah asa nukleat
 
Media karbohidrat
Media karbohidratMedia karbohidrat
Media karbohidrat
 
Biomolecul (Molekul Kehidupan)
Biomolecul (Molekul Kehidupan)Biomolecul (Molekul Kehidupan)
Biomolecul (Molekul Kehidupan)
 
38888566 fehling-biokimia
38888566 fehling-biokimia38888566 fehling-biokimia
38888566 fehling-biokimia
 
asam amino dan protein enzim
asam amino dan protein enzimasam amino dan protein enzim
asam amino dan protein enzim
 
Ipa terapan
Ipa terapanIpa terapan
Ipa terapan
 
Biomolekul
BiomolekulBiomolekul
Biomolekul
 
karbohidrat.ppt
karbohidrat.pptkarbohidrat.ppt
karbohidrat.ppt
 
Bab 7 biomolekul
Bab 7 biomolekulBab 7 biomolekul
Bab 7 biomolekul
 
Biomolekul ppt
Biomolekul pptBiomolekul ppt
Biomolekul ppt
 

Recently uploaded

Materi Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang KesehatanMateri Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang KesehatanTitaniaUtami
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Power point materi IPA pada materi unsur
Power point materi IPA pada materi unsurPower point materi IPA pada materi unsur
Power point materi IPA pada materi unsurDoddiKELAS7A
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Materi E-modul Ekosistem kelas X SMA.docx
Materi E-modul Ekosistem kelas X SMA.docxMateri E-modul Ekosistem kelas X SMA.docx
Materi E-modul Ekosistem kelas X SMA.docxAmmar Ahmad
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptxInformatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptxMateriSMPTDarulFalah
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdfAndiCoc
 
Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Fathan Emran
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxLokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxrani414352
 
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)Ammar Ahmad
 
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan GaramMateri Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan GaramTitaniaUtami
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
P5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup b
P5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup bP5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup b
P5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup bSisiliaFil
 
Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.ppt
Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.pptDemokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.ppt
Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.pptretno12886
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 

Recently uploaded (20)

Materi Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang KesehatanMateri Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Power point materi IPA pada materi unsur
Power point materi IPA pada materi unsurPower point materi IPA pada materi unsur
Power point materi IPA pada materi unsur
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Materi E-modul Ekosistem kelas X SMA.docx
Materi E-modul Ekosistem kelas X SMA.docxMateri E-modul Ekosistem kelas X SMA.docx
Materi E-modul Ekosistem kelas X SMA.docx
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptxInformatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdf
 
Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxLokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
 
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
E-modul materi Ekosistem Kelas 10 SMA (Preview)
 
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan GaramMateri Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
P5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup b
P5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup bP5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup b
P5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup b
 
Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.ppt
Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.pptDemokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.ppt
Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi kwn ppt.ppt
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

Makromolekul : karbohidrat_protein_lemak

  • 1.
  • 3. Jens Martensson Karbohidrat Karbohidrat yang merupakan polimer alam (biopolimer) adalah polisakarida. Polisakarida terbentuk dari monomer-monomer monosakarida yang bergabung melalui ikatan kovalen berupa ikatan glikosida dalam reaksi polimerisasi kondensasi. 3
  • 4. Jens Martensson Monosakarida Monosakarida adalah bentuk paling sederhana dari karbohidrat yang tidak dapat terhidrolisis lagi. • Rumus Umum: (CH2O)n. n adalah bilangan positif umumnya kurang dari 10. • Senyawa karbonil dengan gusus fungsi aldehida (-CHO) atau keton (-CO-). 4 Monosakarida (gugus Fungsi) Aldosa Ketosa Aldehida (-CHO) Keton (-CO-)
  • 5. Jens Martensson • Triosa (3 atom C) • Tetrosa (4 atom C) • Pentosa (5 atom C) • Heksosa (6 atom C) Penggabungan berdasarkan jenis gugus fungsi dan jumlah atom C memeberi istilah aldotriosa/ketotriosa, aldotertrosa/ketotetrosa, dst. 5 Monosakarida berdasarkan jumlah atom C dikelompokkan menjadi
  • 11. Jens Martensson Sifat-Sifat Monosakarida • Mempunyai rasa manis. Monosakarida yang paling manis adalah fruktosa • Larut dalam air, tetapi tidak terhidrolisis. • Bersifat optis aktif. • Semua monosakarida bersifat reduktor, sehingga disebut gula pereduksi. 11
  • 12. Jens Martensson Disakarida Disakarida adalah Karbohidrat yang tersusun dari dua monosakarida melalui reaksi kondensasi. • Reaksi yang terjadi melibatkan gugus –OH dari atom C anomerik (atom C yang mengikat 2 atom O) pada monosakarida pertama, dengan suatu gugus –OH yang terikat pada suatu atom C dari monosakarida kedua. • Jenis ikatan yang terbentuk adalah ikatan kovalen antara atom C anomerik dengan atom O. Ikatan ini disebut ikatan glikosida/glikosidik (ikatan C-O) • Mempunyai rumus umum : C12H22O11 12
  • 13. Jens Martensson • C1 – C4 : C1 (anomerik) pada monosakarida pertama terikat ke atom O dari C4 pada monosakarida kedua. • C1 – C6 : C1 (anomerik) pada monosakarida pertama terikat ke atom O dari C6 pada monosakarida kedua. • C1 – C1 : C1 (anomerik) pada monosakarida pertama terikat ke atom O dari C1 pada monosakarida kedua. • Disakarida yang akan dipelajari, yaitu sukrosa, laktosa, dan maltosa. 13 Beberapa ikatan glikosida yang dapat terbentuk, antara lain:
  • 16. Jens Martensson • Sukrosa + H2O glukosa + fruktosa • Laktosa + H2O glukosa + galaktosa • Maltosa + H2O glukosa + glukosa 16 Disakarida dapat terurai membentuk monosakarida pembentuknya melalui reaksi hidrolisis dengan bantuan asam/enzim invertase.
  • 17. Jens Martensson 17 • Mempunyai rasa manis. • Larut dalam air • Terhidrolisis menjadi dua monosakarida sejenis ataupun berlainan jenis. • Laktosa dan maltosa adalah gula pereduksi, karena pembentukannya masih menyisakan hemiasetal bebas yang merupakan gula pereduksi. Sedangkan sukrosa bukan gula pereduksi. Sifat-Sifat Disakarida
  • 18. Jens Martensson Polisakarida Polisakarida adalah Karbohidrat berupa polimer yang terbentuk dari banyak monomer-monomer monosakarida melalui ikatan glikosida dalam suatu reaksi polimerisasi kondensasi. • Mempunyai rumus umum : (C6H10O5)n. n adalah bilangan positif. • Polisakarida yang paling banyak ditemukan di alam adalah amilim, glikogen, dan selulosa. 18
  • 19. Jens Martensson • Komponen utamanya, yaitu amilosa dan amilopektin • Amilosa tersusun dari molekul-molekul α- glukosa dengan ikatan glikosida α-(1-4) membentuk rantai linier. • Amilopektin terdiri dari rantai-rantai amilosa (ikatan α-(1-4)) yang saling terikat membentuk cabang dengan ikatan glikosida α-(1-6). • Amilum sebagian besar terdiri dari amilpektin dan sedikit amilosa (~20%). • Jumlah molekul amilosa rata-rata terdiri dari 1.000 molekul glukosa. • Jumlah molekul amilopektin mulai dari ratusan sampai puluhan ribu molekul glukosa. 19 Amilum
  • 21. Jens Martensson • Strukturnya melibatkan ikatan α-(1-4) pada rantai lurus dan α-(1-6) pada percabangan. 21 Glikogen Tersusun dari banyak α-glukosa yang membentuk struktur rantai yang sangat bercabang dibandingkan amilum.
  • 22. Jens Martensson • Mengandung 3.000 monomer glukosa. • Rantai-rantai lurus ini terikat oleh ikatan hidrogen. Adanya ikatan hidrogen membuat selulosa memiliki kekuatan yang cukup besar. 22 Selulosa Tersusun dari rantai-rantai lurus molekul-molekul β-D-glukosa yang terikat dengan ikatan glikosida β-(1-4).
  • 23. Jens Martensson • Apakah protein itu? • Terbentuk dari apakah protein? • Apakah asam amino itu? • Bagaimana strukturnya? • Bagaimana sifat-sifat asam amino? • Ikatan apa yang terjadi antara asam amino untuk membentuk protein? • Tuliskan macam-macam asam amino dan strukturnya! 23 Protein
  • 25. Jens Martensson Asam amino + asam amino + .... Protein + nH2O 25 Protein Protein merupakan polimer alam yang terbentuk dari monomer-monomer asam amino melalui ikatan peptida (ikatan amida) dalam reaksi polimerisasi kondensasi.
  • 26. Jens Martensson 26 Asam Amino Merupakan turunan dari asam karboksilat dengan substitusi gugus amino –NH2.
  • 27. Jens Martensson 27 Gugus R, suatu gugus samping yang membedakan satu asam amino dengan asam amino lainnya. Contoh: Glisin adalah asam amino yang paling sederhana dengan gugus samping yaitu atom H.
  • 28. Jens Martensson • Asam amino esensial, yaitu asam amino yang tidak dapat disintesis oleh tubuh (harus disuplai dari luar). • Asam amino non esensial, yaitu asam amino yang dapat disintesis/dibentuk di dalam tubuh 28 Asam Amino berdasarkan pembentukannya di dalam tubuh:
  • 29. Jens Martensson • Bersifat amfoter, dapat bersifat asam karena memiliki gugus karboksil (-COOH) dan dapat bersifat basa karena memiliki gugus amina (-NH2). • Dapat membentuk ion zwitter, yaitu senyawa bermuatan tetapi secara keseluruhan bersifat netral. • Ada yang larut dalam air/hidrofil (jika gugus R mengandung gugus -OH, -NH2, dan –COOH), asam amino bersifat polar. • Ada yang tidak larut dalam air/hidrofob, asam amino bersifat nonpolar. • Semua asam amino bersifat optis aktif, kecuali glisin. Karena gugus R dari glisin adalah atom H sehingga tidak memiliki atom C asimetrik. • Dapat berpolimerisasi membentuk protein melalui suatu ikatan peptida. 29 Sifat-sifat asam amino
  • 31. Jens Martensson 31 Phenylalanin dan Tryptophan adalah asam amino nonpolar yang memiliki gugus aromatik
  • 32. Jens Martensson Ikatan peptida adalah ikatan kovalen C-N yang terbentuk antara atom C pada gugus –COOH dari suatu asam amino, dengan atom N pada gugus –NH2 dari asam amino lainnya pada rekasi kondensasi. 32 Struktur Protein Jenis ikatan utama yang terdapat dalam protein adalah ikatan peptida (ikatan amida).
  • 33. Jens Martensson • Reaksi antara 2 asam amino menghasilkan dipeptida. • Reaksi antara 3 asam amino menghasilkan tripeptida, dst • Reaksi antara banyak asam amino menghasilkan polipeptida (protein). 33
  • 34. Jens Martensson • Struktur primer menggambarkan urutan asam amino yang membentuk polipeptida. Contoh: hormone insulin 34 Penggolongan Struktur Protein Struktur Primer, Sekunder, Tersier, dan Kuartener
  • 35. Jens Martensson • Struktur sekunder menggambarkan susunan tiga dimensi dari polipeptida. Polipeptida cenderung membentuk spiral (α-helix)/serat wol atau berbaris bersisian (lembar-β) 35 • Struktur tersier menggambarkan lipatan tiga dimensi dari struktur sekunder (gambaran lengkap dari protein. Contoh: mioglobin dan albumin.
  • 36. Jens Martensson • Struktur kuartener menggambarkan susunan tiga dimensi lebih dari satu struktur tersier. Contoh: hemoglobin. 36
  • 37. Jens Martensson • Protein sederhana Hanya tersiri dari asam amino tanpa gugus kimia lainnya. Contohnya adalah ribonuklease. • Protein Konjugasi Terdiri dari molekul protein yang terikat ke gugus kimia lain, yang disebut gugus prostetik. Contoh: glikoprotein, lipoprotein, hemoprotein, fosfoprotein, dan metaloprotein. 37 Penggolongan Protein Berdasarkan komposisi kimia
  • 38. Jens Martensson 38 Protein Konjugasi Adalah protein sederhana yang terikat dengan bahan-bahan non asam amino.
  • 40. Jens Martensson 40 Contoh Protein Globular Contoh Protein Serabut
  • 44. Jens Martensson • Lemak dan minyak adalah makromolekul berupa ester trigliserida yang terbentuk dari reaksi kondensasi antara asam karboksilat rantai panjang yakni asam lemak, dan trialkohol yakni gliserol (1,2,3- propanatriol). • Lemak dan minyak dapat terhidrolisis kembali menjadi asam lemak dan gliserol. 44 Lemak dan Minyak
  • 45. Jens Martensson 45 Perbedaan Lemak dan Minyak Lemak Minyak Padat (pada suhu ruang) Cair (pada suhu ruang) Lebih banyak Asam Lemak Jenuh (Ikatan C-C tunggal) Lebih banyak Asam Lemak Tak Jenuh (Ikatan C=C tunggal)
  • 46. Jens Martensson 46 Jenis Nama Umum Nama IUPAC Rumus Titik Leleh (ºC) Asam Lemak Jenuh Asam laurat Asam dodekanoat C11H23COOH 44,2 Asam miristat Asam tetradekanoat C13H27COOH - Asam palmitat Asam heksadekanoat C15H31COOH 63,1 Asam stearat Asam oktadekanoat C17H35COOH 69,6 Asam Lemak Tak Jenuh Asam oleat 9-asam oktadekanoat C17H33COOH 13,4 Asam linoleat 9,12-asam oktadekadinoat C17H31COOH -5,0 Asam linolenat 9,12,15-asam oktadekatrinoat C17H29COOH -11,0 Beberapa senyawa asam lemak jenuh dan tak jenuh
  • 48. Jens Martensson 48 Uji Kualitatif Karbohidrat Polisakarida (Amilum) Larutan Iodin Uji Karbohidrat Molisch (larutan alfafenol + asam sulfat pekat) Terbentuk dua lapisan, bidang batasnya membentuk warna ungu Positif amilum jika terbentuk warna biru-ungu pada sampel yang ditetesi iodin
  • 49. Jens Martensson 49 Uji Monosakarida Larutan Benedict Cu2+ (Kompleks Cu(II) sitrat) Menguji adanya gugus aldehida (-CHO) Positif jika terbentuk endapan merah bata (Cu2O) setelah sampel dipanaskan dengan larutan Benedict. Larutan Fehling Cu2+ (Kompleks Cu(II) tartrat) Membedakan gugus aldehida (-CHO) dan keton (-CO-) serta mengidentifikasi adanya gula pereduksi Positif jika terbentuk endapan merah bata (Cu2O), berarti aldehida dan gula pereduksi telah mereduksi ion Cu2+ menjadi Cu+ Larutan Tollens (ion kompleks [Ag(NH3)2]+) Membedakan gugus aldehida (-CHO) dan keton (-CO-) Ion kompleks [Ag(NH3)2]+ direduksi oleh aldehida membentuk endapan Ag menyerupai cermin pada sisi tabung
  • 50. Jens Martensson 50 Uji Kualitatif Protein Uji Biuret NaOH + tembaga (II) sulfat Untuk mendeteksi ikatan peptida pada protein Jika zat mengandung protein, warna biru reagen akan berubah menjadi ungu, yng kemudian berubah menjadi merah jambu jika terdapat polipetida pendek. Reaksi Xantoproteat (asam nitrit pekat) Uji untuk protein dengan gugus benzen, seperti triptofan dan tirosin Jika zat mengandung protein, maka akan terbentuk warna kuning. Waarna kuning berubah menjadi jingga jika larutan dibuat alkalin (tambah NaOH) Reaksi Millon (garam merkuri dalam asam nitrit) Uji untuk protein dengan gugus fenil, seperti triptofan. Jika zat mengandung protein, maka zat akan menggumpal setelah dipanaskan dan warna merah jambu/merah terbentuk