3. Jens Martensson
Karbohidrat
Karbohidrat yang merupakan polimer alam (biopolimer) adalah polisakarida.
Polisakarida terbentuk dari
monomer-monomer
monosakarida yang
bergabung melalui ikatan
kovalen berupa ikatan
glikosida dalam reaksi
polimerisasi kondensasi.
3
4. Jens Martensson
Monosakarida
Monosakarida adalah bentuk paling sederhana dari karbohidrat yang tidak dapat
terhidrolisis lagi.
• Rumus Umum: (CH2O)n. n adalah
bilangan positif umumnya kurang
dari 10.
• Senyawa karbonil dengan gusus
fungsi aldehida (-CHO) atau keton
(-CO-).
4
Monosakarida
(gugus Fungsi)
Aldosa Ketosa
Aldehida (-CHO) Keton (-CO-)
5. Jens Martensson
• Triosa (3 atom C)
• Tetrosa (4 atom C)
• Pentosa (5 atom C)
• Heksosa (6 atom C)
Penggabungan berdasarkan jenis gugus
fungsi dan jumlah atom C memeberi istilah
aldotriosa/ketotriosa, aldotertrosa/ketotetrosa,
dst.
5
Monosakarida berdasarkan jumlah atom C dikelompokkan menjadi
11. Jens Martensson
Sifat-Sifat Monosakarida
• Mempunyai rasa manis. Monosakarida yang paling
manis adalah fruktosa
• Larut dalam air, tetapi tidak terhidrolisis.
• Bersifat optis aktif.
• Semua monosakarida bersifat reduktor, sehingga
disebut gula pereduksi.
11
12. Jens Martensson
Disakarida
Disakarida adalah Karbohidrat yang tersusun dari dua monosakarida melalui reaksi
kondensasi.
• Reaksi yang terjadi melibatkan gugus –OH
dari atom C anomerik (atom C yang
mengikat 2 atom O) pada monosakarida
pertama, dengan suatu gugus –OH yang
terikat pada suatu atom C dari
monosakarida kedua.
• Jenis ikatan yang terbentuk adalah ikatan
kovalen antara atom C anomerik dengan
atom O. Ikatan ini disebut ikatan
glikosida/glikosidik (ikatan C-O)
• Mempunyai rumus umum : C12H22O11
12
13. Jens Martensson
• C1 – C4 : C1 (anomerik) pada
monosakarida pertama terikat ke atom O
dari C4 pada monosakarida kedua.
• C1 – C6 : C1 (anomerik) pada
monosakarida pertama terikat ke atom O
dari C6 pada monosakarida kedua.
• C1 – C1 : C1 (anomerik) pada
monosakarida pertama terikat ke atom O
dari C1 pada monosakarida kedua.
• Disakarida yang akan dipelajari, yaitu
sukrosa, laktosa, dan maltosa.
13
Beberapa ikatan glikosida yang dapat terbentuk, antara lain:
16. Jens Martensson
• Sukrosa + H2O glukosa + fruktosa
• Laktosa + H2O glukosa + galaktosa
• Maltosa + H2O glukosa + glukosa
16
Disakarida dapat terurai membentuk monosakarida pembentuknya melalui reaksi hidrolisis
dengan bantuan asam/enzim invertase.
17. Jens Martensson 17
• Mempunyai rasa manis.
• Larut dalam air
• Terhidrolisis menjadi dua monosakarida sejenis ataupun berlainan jenis.
• Laktosa dan maltosa adalah gula pereduksi, karena pembentukannya masih menyisakan hemiasetal
bebas yang merupakan gula pereduksi. Sedangkan sukrosa bukan gula pereduksi.
Sifat-Sifat Disakarida
18. Jens Martensson
Polisakarida
Polisakarida adalah Karbohidrat berupa polimer yang terbentuk dari banyak
monomer-monomer monosakarida melalui ikatan glikosida dalam suatu reaksi
polimerisasi kondensasi.
• Mempunyai rumus umum : (C6H10O5)n. n adalah bilangan positif.
• Polisakarida yang paling banyak ditemukan di alam adalah
amilim, glikogen, dan selulosa.
18
19. Jens Martensson
• Komponen utamanya, yaitu amilosa dan
amilopektin
• Amilosa tersusun dari molekul-molekul α-
glukosa dengan ikatan glikosida α-(1-4)
membentuk rantai linier.
• Amilopektin terdiri dari rantai-rantai amilosa
(ikatan α-(1-4)) yang saling terikat membentuk
cabang dengan ikatan glikosida α-(1-6).
• Amilum sebagian besar terdiri dari amilpektin
dan sedikit amilosa (~20%).
• Jumlah molekul amilosa rata-rata terdiri dari
1.000 molekul glukosa.
• Jumlah molekul amilopektin mulai dari ratusan
sampai puluhan ribu molekul glukosa.
19
Amilum
21. Jens Martensson
• Strukturnya melibatkan ikatan α-(1-4) pada rantai lurus dan α-(1-6) pada percabangan.
21
Glikogen
Tersusun dari banyak α-glukosa yang membentuk struktur rantai yang sangat
bercabang dibandingkan amilum.
22. Jens Martensson
• Mengandung 3.000 monomer glukosa.
• Rantai-rantai lurus ini terikat oleh ikatan hidrogen. Adanya ikatan hidrogen membuat selulosa memiliki
kekuatan yang cukup besar.
22
Selulosa
Tersusun dari rantai-rantai lurus molekul-molekul β-D-glukosa yang terikat dengan
ikatan glikosida β-(1-4).
23. Jens Martensson
• Apakah protein itu?
• Terbentuk dari apakah protein?
• Apakah asam amino itu?
• Bagaimana strukturnya?
• Bagaimana sifat-sifat asam amino?
• Ikatan apa yang terjadi antara asam amino
untuk membentuk protein?
• Tuliskan macam-macam asam amino dan
strukturnya!
23
Protein
25. Jens Martensson
Asam amino + asam amino + .... Protein + nH2O
25
Protein
Protein merupakan polimer alam yang terbentuk dari monomer-monomer asam amino
melalui ikatan peptida (ikatan amida) dalam reaksi polimerisasi kondensasi.
26. Jens Martensson 26
Asam Amino
Merupakan turunan dari asam karboksilat dengan substitusi gugus amino –NH2.
27. Jens Martensson 27
Gugus R, suatu gugus samping yang membedakan satu asam amino dengan asam
amino lainnya.
Contoh:
Glisin adalah asam amino yang paling sederhana dengan gugus samping yaitu atom H.
28. Jens Martensson
• Asam amino esensial, yaitu asam amino yang tidak dapat disintesis oleh tubuh (harus disuplai dari luar).
• Asam amino non esensial, yaitu asam amino yang dapat disintesis/dibentuk di dalam tubuh
28
Asam Amino berdasarkan pembentukannya di
dalam tubuh:
29. Jens Martensson
• Bersifat amfoter, dapat bersifat asam karena memiliki gugus karboksil (-COOH) dan dapat bersifat
basa karena memiliki gugus amina (-NH2).
• Dapat membentuk ion zwitter, yaitu senyawa bermuatan tetapi secara keseluruhan bersifat netral.
• Ada yang larut dalam air/hidrofil (jika gugus R mengandung gugus -OH, -NH2, dan –COOH), asam
amino bersifat polar.
• Ada yang tidak larut dalam air/hidrofob, asam amino bersifat nonpolar.
• Semua asam amino bersifat optis aktif, kecuali glisin. Karena gugus R dari glisin adalah atom H
sehingga tidak memiliki atom C asimetrik.
• Dapat berpolimerisasi membentuk protein melalui suatu ikatan peptida.
29
Sifat-sifat asam amino
32. Jens Martensson
Ikatan peptida adalah ikatan kovalen C-N yang terbentuk antara atom C pada gugus –COOH dari suatu
asam amino, dengan atom N pada gugus –NH2 dari asam amino lainnya pada rekasi kondensasi.
32
Struktur Protein
Jenis ikatan utama yang terdapat dalam protein adalah ikatan peptida (ikatan amida).
33. Jens Martensson
• Reaksi antara 2 asam amino menghasilkan dipeptida.
• Reaksi antara 3 asam amino menghasilkan tripeptida, dst
• Reaksi antara banyak asam amino menghasilkan polipeptida (protein).
33
34. Jens Martensson
• Struktur primer menggambarkan urutan asam amino yang membentuk polipeptida.
Contoh: hormone insulin
34
Penggolongan Struktur Protein
Struktur Primer, Sekunder, Tersier, dan Kuartener
35. Jens Martensson
• Struktur sekunder menggambarkan susunan
tiga dimensi dari polipeptida. Polipeptida
cenderung membentuk spiral (α-helix)/serat wol
atau berbaris bersisian (lembar-β)
35
• Struktur tersier menggambarkan lipatan tiga
dimensi dari struktur sekunder (gambaran
lengkap dari protein. Contoh: mioglobin dan
albumin.
36. Jens Martensson
• Struktur kuartener menggambarkan susunan tiga dimensi lebih dari satu struktur tersier.
Contoh: hemoglobin.
36
37. Jens Martensson
• Protein sederhana
Hanya tersiri dari asam amino tanpa gugus kimia lainnya. Contohnya adalah ribonuklease.
• Protein Konjugasi
Terdiri dari molekul protein yang terikat ke gugus kimia lain, yang disebut gugus prostetik. Contoh:
glikoprotein, lipoprotein, hemoprotein, fosfoprotein, dan metaloprotein.
37
Penggolongan Protein
Berdasarkan komposisi kimia
38. Jens Martensson 38
Protein Konjugasi
Adalah protein sederhana yang terikat dengan bahan-bahan non asam amino.
44. Jens Martensson
• Lemak dan minyak adalah makromolekul berupa ester trigliserida yang terbentuk dari reaksi kondensasi
antara asam karboksilat rantai panjang yakni asam lemak, dan trialkohol yakni gliserol (1,2,3-
propanatriol).
• Lemak dan minyak dapat terhidrolisis kembali menjadi asam lemak dan gliserol.
44
Lemak dan Minyak
45. Jens Martensson 45
Perbedaan Lemak dan Minyak
Lemak
Minyak
Padat
(pada suhu ruang)
Cair
(pada suhu ruang)
Lebih banyak Asam Lemak Jenuh
(Ikatan C-C tunggal)
Lebih banyak Asam Lemak Tak Jenuh
(Ikatan C=C tunggal)
46. Jens Martensson 46
Jenis Nama Umum Nama IUPAC Rumus
Titik Leleh
(ºC)
Asam Lemak
Jenuh
Asam laurat Asam dodekanoat C11H23COOH 44,2
Asam miristat Asam tetradekanoat C13H27COOH -
Asam palmitat Asam heksadekanoat C15H31COOH 63,1
Asam stearat Asam oktadekanoat C17H35COOH 69,6
Asam Lemak
Tak Jenuh
Asam oleat 9-asam oktadekanoat C17H33COOH 13,4
Asam linoleat 9,12-asam oktadekadinoat C17H31COOH -5,0
Asam linolenat 9,12,15-asam oktadekatrinoat C17H29COOH -11,0
Beberapa senyawa asam lemak jenuh dan tak jenuh
48. Jens Martensson 48
Uji Kualitatif Karbohidrat
Polisakarida
(Amilum)
Larutan Iodin
Uji Karbohidrat
Molisch
(larutan alfafenol +
asam sulfat pekat)
Terbentuk dua lapisan,
bidang batasnya
membentuk warna ungu
Positif amilum jika terbentuk
warna biru-ungu pada
sampel yang ditetesi iodin
49. Jens Martensson 49
Uji Monosakarida
Larutan Benedict
Cu2+ (Kompleks Cu(II)
sitrat)
Menguji adanya gugus
aldehida (-CHO)
Positif jika terbentuk endapan
merah bata (Cu2O) setelah
sampel dipanaskan dengan
larutan Benedict.
Larutan Fehling
Cu2+ (Kompleks Cu(II)
tartrat)
Membedakan gugus aldehida
(-CHO) dan keton (-CO-)
serta mengidentifikasi adanya
gula pereduksi
Positif jika terbentuk endapan
merah bata (Cu2O), berarti
aldehida dan gula pereduksi
telah mereduksi ion Cu2+
menjadi Cu+
Larutan Tollens (ion
kompleks [Ag(NH3)2]+)
Membedakan gugus aldehida
(-CHO) dan keton (-CO-)
Ion kompleks [Ag(NH3)2]+
direduksi oleh aldehida
membentuk endapan Ag
menyerupai cermin pada sisi
tabung
50. Jens Martensson 50
Uji Kualitatif Protein
Uji Biuret
NaOH + tembaga (II) sulfat
Untuk mendeteksi ikatan
peptida pada protein
Jika zat mengandung protein,
warna biru reagen akan berubah
menjadi ungu, yng kemudian
berubah menjadi merah jambu
jika terdapat polipetida pendek.
Reaksi Xantoproteat
(asam nitrit pekat)
Uji untuk protein dengan
gugus benzen, seperti
triptofan dan tirosin
Jika zat mengandung protein,
maka akan terbentuk warna
kuning. Waarna kuning berubah
menjadi jingga jika larutan dibuat
alkalin (tambah NaOH)
Reaksi Millon
(garam merkuri dalam
asam nitrit)
Uji untuk protein dengan
gugus fenil, seperti
triptofan.
Jika zat mengandung protein,
maka zat akan menggumpal
setelah dipanaskan dan warna
merah jambu/merah terbentuk