SlideShare a Scribd company logo
MEDIA MENGAJAR
KIMIA
3
Untuk SMA/MA Kelas XII
MAKROMOLEKUL
BAB 9
www.shutterstock.com/nehophoto
POLIMER
polimer merupakan molekul raksasa yang terbentuk dari monomer-monomer
yang terangkai secara berulang.
Polimer adisi adalah
polimer yang proses
pembentukannya melalui
reaksi adisi, yaitu putusnya
ikatan rangkap yang
terdapat pada monomer,
untuk kemudian saling
terikat satu sama lain
membentuk kesatuan
molekul raksasa.
Polimer kondensasi
merupakan polimer yang
proses pembentukannya
melalui reaksi kondensasi.
Ciri khas proses kondensasi
adalah terbentuknya
molekul kecil berupa
molekul H2O, NH3, atau
lainnya.
Homopolimer adalah
polimer yang terbentuk
dari monomer-monomer
yang sama, misalnya
polivinilklorida (PVC),
polietena, polistirena, dan
polipropilena.
Kopolimer adalah polimer
yang terbentuk dari
monomer yang berbeda,
misalnya nilon 6,6; kevlar;
dan bakelit.
Polimer adisi
Polimer kondensasi
Homopolimer
Kopolimer
Sifat – sifat polimer
Ukuran massa rumus polimer yang menyatakan sifat – sifat polimer tertentu
dinyatakan sebagai derajat polimerisasi (DP). Berdasarkan keadaan fisik
polimer pada proses pemanasan, polimer dikelompokkan menjadi berikut :
Termoplastik: polimer yang melunak pada proses pemanasan, misalnya PVC,
polietilena, dan bakelit.
Termoseting: polimer yang jika dipanaskan akan mengeras, misalnya melamin,
polimetanal, dan selulosa.
Elastomer: polimer yang mempunyai sifat elastis, misalnya karet.
Beberapa contoh polimer alam dan kegunaannya.
Beberapa contoh polimer sintetis dan kegunaannya.
KARBOHIDRAT
Karbohidrat lebih dikenal sebagai hidrat arang karena mempunyai rumus
umum C m(H2O)n.
Karbohidrat ditinjau dari strukturnya
Aldosa: karbohidrat yang mengikat
gugus fungsi aldehida.
Ketosa: karbohidrat yang mengikat
gugus keton.
Berdasarkan jumlah atom karbon yang menyusunnya, karbohidrat dapat
dikelompokkan menjadi berikut.
Triosa:: karbohidrat
yang tersusun dari tiga
atom karbon, contohnya
gliseraldehida.
Tetrosa: karbohidrat
yang tersusun dari
empat atom karbon,
contohnya eritrosa.
Pentosa: karbohidrat
yang tersusun dari lima
atom karbon, contohnya
ribosa.
Heksosa: karbohidrat
yang tersusun dari
enam atom karbon,
contohnya glukosa dan
fruktosa.
Monosakarida: karbohidrat
yang tidak dapat dihidrolisis
menjadi molekul-molekul
karbohidrat yang lebih
sederhana lagi.
Disakarida: karbohidrat yang
jika dihidrolisis terurai
menjadi dua molekul
monosakarida
Oligosakarida: karbohidrat
yang jika dihidrolisis akan
terurai menghasilkan 3–10
monosakarida
Polisakarida: karbohidrat
yang jika dihidrolisis akan
terurai menjadi banyak
molekul monosakarida
Karbohidrat ditinjau dari hasil hidrolisisnya
Dengan menggunakan model molekul, dapat ditunjukkan bahwa kedudukan gugus –OH pada
atom C5 akan lebih dekat dengan gugus aldehida. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya
pergeseran (perpindahan) atom H dari gugus –OH pada C5 ke gugus keton.
Monosakarida
Struktur monosakarida digambarkan dalam bentuk rantai terbuka (konformasi Fischer)
dan dalam bentuk rantai tertutup (konformasi Haworth).
Beberapa struktur rantai terbuka.
Struktur Haworth dari glukosa dan fruktosa.
Dokumen Penerbit
Keisomeran geometri
Glukosa mempunyai isomer geometri atau ruang karena cincin atom karbon
tersebut membentuk bidang sehingga kedudukan gugus-gugus –OH dan
atom H berada dalam ruang yang berbeda. Pada glukosa, keisomeran ruang
dinyatakan dengan posisi D dan L. Jika atom karbon nomor 6 berada di atas
bidang, dinamakan bentuk D, sedangkan jika di bawah bidang dinamakan
bentuk L. Jika digambarkan dengan struktur Fischer, bentuk D adalah saat
gugus –OH pada C5 berada di kanan dan bentuk L jika berada di kiri.
Contoh isomer geometri dari glukosa
Dokumen Penerbit
Keisomeran optis
Keisomeran optis adalah
keisomeran yang disebabkan
perbedaan arah putar bidang
polarisasi cahaya. Pada dasarnya,
cahaya dapat dianggap sebagai
gelombang yang bergetar dengan
bidang getar ke segala arah. Jika
cahaya dilewatkan ke dalam kaca
nikol, maka setelah melewatinya,
cahaya tersebut hanya
akan mempunyai satu arah bidang
getar. Cahaya yang hanya
mempunyai satu arah bidang getar
disebut cahaya terpolarisasi.
Senyawa kiral terjadi apabila suatu molekul
mempunyai atom karbon yang tidak simetris
(asimetris). Atom karbon asimetris terjadi saat
atom karbon mengikat empat gugus
yang berbeda.
Dokumen Penerbit
Uji Karbohidrat
Uji Molisch
Pada uji Molisch, sebanyak 2 mL larutan sampel ditambah dengan 2 tetes α-
naftol 10% (baru dibuat) dan dikocok. Secara hati-hati, ditambahkan 2 mL
H2SO4 pekat sehingga timbul dua lapisan.
Uji Seliwanoff
Pereaksi dibuat segera sebelum digunakan. Pereaksinya terdiri atas 12 mL HCl
pekat dan 3,5 mL resolsinol 0,5%. Ke dalam 1 mL sampel, ditambahkan 5 mL
pereaksi, kemudian ditempatkan dalam air mendidih selama 10 menit.
Uji Benedict
Larutan Benedict merupakan campuran dari CuSO 4, natrium sitrat, dan
Na2CO3.
Uji Barfoed
Pereaksi Barfoed terdiri atas tembaga(II) asetat. Ke dalam 5 mL pereaksi,
ditambahkan 1 mL larutan sampel, kemudian dipanaskan dengan penangas air
selama 1 menit.
Uji iod
Uji iod digunakan untuk menunjukkan adanya polisakarida. Jika ke dalam
bahan yang mengandung polisakarida diberi larutan iod dan memberikan
warna biru, berarti bahan tersebut mengandung amilum (amilosa).
Uji Fehling
Uji Fehling digunakan untuk menunjukkan adanya karbohidrat pereduksi
(monosakarida, laktosa, dan maltosa). Larutan Fehling dibuat dari campuran
larutan CuSO4 (Fehling A) dan Na-K-tartrat (Fehling B).
ASAM AMINO DAN PROTEIN
Asam amino merupakan suatu senyawa karboksilat yang mempunyai gugus
amina pada rantai karbonnya. Gugus amina pada asam amino yang banyak
ditemukan terdapat pada atom Cα sehingga disebut juga sebagai asam α-
amino. Tata nama asam amino secara umum disebut sebagai asam n-
amino alkanoat, dengan n adalah angka yang menunjukkan letak gugus
amina (–NH2). Angka ini dapat diganti dengan α, β, dan seterusnya.
Struktur umum asam amino.
Dokumen Penerbit
Nama umum dan IUPAC beberapa asam amino.
Dokumen Penerbit
Penggolongan Asam Amino
Berdasarkan nilai nutrisinya, asam amino dapat dikelompokkan menjadi asam amino
esensial dan asam amino nonesensial. Asam amino esensial terdiri atas sepuluh
macam, yaitu histidin (His), arginin (Arg), valin (Val), leusin (Leu), isoleusin (Ile), treonin
(Thr), triptofan (Try), lisin (Lys), metionin (Met), dan fenilalanin (Phe).
Sifat-sifat Asam Amino
Asam amino dapat
membentuk ion zwitter.
Asam amino bersifat
amfoter
Kecuali glisin, semua asam
amino merupakan
senyawa optis aktif karena
Cα merupakan atom
karbon asimetris.
Asam amino dapat
bergabung dengan asam
amino yang lain
membentuk suatu polimer
yang disebut peptida.
PROTEIN
Protein terbentuk dari polimerisasi peptida-peptida. Ikatan yang terjadi pada protein
selain ikatan peptida antara asam amino penyusunnya, juga terjadi ikatan-ikatan yang
lain. Misalnya, ikatan hidrogen yang terjadi pada gugus –NH dan gugus –OH, serta
ikatan disulfida –S–S– yang menyokong terjadinya ikatan yang kompleks pada protein.
Struktur protein terdiri atas beberapa macam struktur :
Struktur primer. Struktur
primer protein merupakan
ikatan-ikatan peptida dari
asam amino-asam amino
pembentuk protein
tersebut.
Struktur sekunder. Struktur
sekunder protein terbentuk
dari ikatan hidrogen yang
terjadi antara gugus-gugus
amina dengan atom
hidrogen pada rantai
samping asam amino
sehingga membentuk
lipatan-lipatan, misalnya
membentuk α-heliks.
Struktur tersier. Interaksi
struktur sekunder yang
satu dengan struktur
sekunder yang lain melalui
ikatan hidrogen, ikatan ion,
atau ikatan disulfida (–S–S–
), misalnya terbentuknya
rantai dobel-heliks.
Struktur kuarterner.
Struktur yang melibatkan
beberapa peptida
sehingga membentuk
suatu protein.
Klasifikasi gugus samping asam amino
Struktur protein, yaitu struktur (a)
primer, (b) sekunder, (c) tersier, dan
(d) kuarterner.
Dokumen Penerbit
Uji Protein
Uji Biuret
Pereaksi yang
digunakan adalah
larutan NaOH 40%
dan larutan CuSO4
1%. Sebanyak 3 mL
larutan sampel
ditambah dengan 0,1
mL larutan NaOH dan
2 tetes CuSO4.
Uji timbel(II) asetat
Pereaksi yang
digunakan adalah
larutan NaOH 40% dan
kertas saring yang
dibasahi larutan Pb(CH
3COO)2. Sebanyak 2
mL sampel yang
mengandung protein
ditambah dengan
NaOH, kemudian
dipanaskan pada
penangas air.
Uji Xantoproteat
Pereaksi yang digunakan
adalah asam nitrat pekat,
asam asetat pekat, atau
dapat juga asam sulfat
pekat. Sebanyak 3 mL
larutan sampel yang
mengandung protein
ditambah dengan 2 mL
HNO3 pekat dan
dipanaskan pada
penangas air. Jika sudah
dingin, ditambahkan NH3
atau NaOH
LIPID
Penggolongan Lipid
Struktur lemak dan minyak
R adalah asam lemak.
Jika semua ikatan pada R, R′, atau R′′ tunggal, disebut asam
lemak jenuh.
Jika R, R′, atau R″ memiliki ikatan rangkap, disebut asam
lemak tidak jenuh.
Jika R″ merupakan gugus bukan asam lemak, disebut sebagai
lemak majemuk.
Jika R″ merupakan gugus fosfat, disebut sebagai fosfolipid.
Keterangan:
Dokumen Penerbit
Tata nama trivial (umum)
Nama umum biasanya didasarkan
pada sejarah atau hal-hal bersifat
khusus yang terkait dengan asam
lemak. Sebagai contoh, asam
palmitat terdapat pada biji dari
pohon famili palma (kelapa, kelapa
sawit, dan sejenisnya).
Tata nama IUPAC
Sebagai contoh, asam (9Z)-
oktadekanoat. Arti “9Z” adalah pada
asam lemak tersebut terdapat
ikatan rangkap pada ikatan ke-9,
dihitung dari gugus karboksilatnya.
Tata nama ∆x
Menurut tata nama x, lambang
x menunjukkan posisi ikatan
rangkap pada asam lemak.
Tata nama nomor lipid
Menurut tata nama nomor
lipid, asam lemak diberi kode
C : D, dengan C menunjukkan
jumlah atom karbon penyusun
asam lemak dan D
menunjukkan jumlah ikatan
rangkap yang terdapat pada
asam lemak
tersebut.
Contoh penamaan asam lemak.
Dokumen Penerbit
Reaksi oksidasi ini dapat menyebabkan bau tengik pada minyak atau lemak. Proses
oksidasi biasanya dimulai dengan pembentukan peroksida dan hidroperoksida.
Dokumen Penerbit
STEROID DAN TERPENOID
Steroid merupakan senyawa turunan lipid yang tidak mengalami hidrolisis.
Perbedaan antara steroid yang satu dengan steroid lainnya adalah pada
rantai samping (cabang) yang diikatnya.
Dokumen Penerbit
Beberapa contoh steroid.
Dokumen Penerbit
Terpenoid merupakan senyawa turunan lipid yang tidak terhidrolisis. Terpenoid
biasanya ditemukan dalam minyak atsiri
Dokumen Penerbit
Senyawa terpenoid dikelompokkan berdasarkan jumlah atom karbon
penyusunnya. Setiap unit terpena terdiri atas dua isoprena yang masing -
masing berisi lima atom karbon. Berikut adalah beberapa contoh senyawa
terpenoid.
Beberapa contoh senyawa terpenoid,
yaitu
(a) mentol (monoterpena),
(b) karotol (seskuiterpena),
(c) fitol (diterpena), dan
(d) lanosterol (triterpena).
Dokumen Penerbit

More Related Content

What's hot

Resonansi1
Resonansi1Resonansi1
Resonansi1
suraya fathin
 
Materi reaksi, katalisator, biokatalisator
Materi reaksi, katalisator, biokatalisatorMateri reaksi, katalisator, biokatalisator
Materi reaksi, katalisator, biokatalisator
bektiprasetyaningsih
 
Makala ester stip
Makala ester stipMakala ester stip
Makala ester stip
Warnet Raha
 
Hitungan derajat disosiasi (kesetimbangan kimia bagian 2 compressed
Hitungan derajat disosiasi (kesetimbangan kimia bagian 2 compressedHitungan derajat disosiasi (kesetimbangan kimia bagian 2 compressed
Hitungan derajat disosiasi (kesetimbangan kimia bagian 2 compressed
Buyung Pranajaya
 
Reaksi eliminasi
Reaksi eliminasiReaksi eliminasi
Reaksi eliminasi
Bughis Berkata
 
Analisis Titrimetri dan Gravimetri
Analisis Titrimetri dan GravimetriAnalisis Titrimetri dan Gravimetri
Analisis Titrimetri dan Gravimetri
lombkTBK
 
Ikatan Ion
Ikatan IonIkatan Ion
Lkpd pbl hidrolisis
Lkpd pbl hidrolisisLkpd pbl hidrolisis
Lkpd pbl hidrolisis
BASUKI SSi
 
Kisi kisi dan kartu soal semester genap kelas xii
Kisi kisi dan kartu soal semester genap kelas xiiKisi kisi dan kartu soal semester genap kelas xii
Kisi kisi dan kartu soal semester genap kelas xii
singgangsuliyanto1
 
Siklus asam sitrat
Siklus asam sitratSiklus asam sitrat
Siklus asam sitrat
Septian Muna Barakati
 
Laporan tetap metil ester (1)
Laporan tetap metil ester (1)Laporan tetap metil ester (1)
Laporan tetap metil ester (1)
nabila zarwan
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
Nita Amafilia
 
95394 aspirin dan metil salisilat amel
95394 aspirin dan metil salisilat amel95394 aspirin dan metil salisilat amel
95394 aspirin dan metil salisilat amel
winda wirada
 
Kekuatan asam basa lewis
Kekuatan asam basa lewisKekuatan asam basa lewis
Kekuatan asam basa lewis
Nia Sasria
 
Reaksi subsitusi dan kondensasi
Reaksi subsitusi dan kondensasiReaksi subsitusi dan kondensasi
Reaksi subsitusi dan kondensasi
Alfiah Alif
 
karbohidrat.ppt
karbohidrat.pptkarbohidrat.ppt
karbohidrat.ppt
TitaaThursinaRubiant
 
Adisi Nukleofilik
Adisi NukleofilikAdisi Nukleofilik
Adisi Nukleofilik
elfisusanti
 
uji protein
uji proteinuji protein
uji protein
ElisaRinanti
 

What's hot (20)

Resonansi1
Resonansi1Resonansi1
Resonansi1
 
Materi reaksi, katalisator, biokatalisator
Materi reaksi, katalisator, biokatalisatorMateri reaksi, katalisator, biokatalisator
Materi reaksi, katalisator, biokatalisator
 
Makala ester stip
Makala ester stipMakala ester stip
Makala ester stip
 
Hitungan derajat disosiasi (kesetimbangan kimia bagian 2 compressed
Hitungan derajat disosiasi (kesetimbangan kimia bagian 2 compressedHitungan derajat disosiasi (kesetimbangan kimia bagian 2 compressed
Hitungan derajat disosiasi (kesetimbangan kimia bagian 2 compressed
 
Reaksi eliminasi
Reaksi eliminasiReaksi eliminasi
Reaksi eliminasi
 
Analisis Titrimetri dan Gravimetri
Analisis Titrimetri dan GravimetriAnalisis Titrimetri dan Gravimetri
Analisis Titrimetri dan Gravimetri
 
Ikatan Ion
Ikatan IonIkatan Ion
Ikatan Ion
 
Lkpd pbl hidrolisis
Lkpd pbl hidrolisisLkpd pbl hidrolisis
Lkpd pbl hidrolisis
 
Kisi kisi dan kartu soal semester genap kelas xii
Kisi kisi dan kartu soal semester genap kelas xiiKisi kisi dan kartu soal semester genap kelas xii
Kisi kisi dan kartu soal semester genap kelas xii
 
Siklus asam sitrat
Siklus asam sitratSiklus asam sitrat
Siklus asam sitrat
 
Laporan tetap metil ester (1)
Laporan tetap metil ester (1)Laporan tetap metil ester (1)
Laporan tetap metil ester (1)
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
95394 aspirin dan metil salisilat amel
95394 aspirin dan metil salisilat amel95394 aspirin dan metil salisilat amel
95394 aspirin dan metil salisilat amel
 
Kekuatan asam basa lewis
Kekuatan asam basa lewisKekuatan asam basa lewis
Kekuatan asam basa lewis
 
Asam benzoat
Asam benzoatAsam benzoat
Asam benzoat
 
Reaksi subsitusi dan kondensasi
Reaksi subsitusi dan kondensasiReaksi subsitusi dan kondensasi
Reaksi subsitusi dan kondensasi
 
karbohidrat.ppt
karbohidrat.pptkarbohidrat.ppt
karbohidrat.ppt
 
Adisi Nukleofilik
Adisi NukleofilikAdisi Nukleofilik
Adisi Nukleofilik
 
uji protein
uji proteinuji protein
uji protein
 
Lemak final
Lemak finalLemak final
Lemak final
 

Similar to 09. PPT Kimia XII - MAKROMOLEKUL.pptx

Bab 7 biomolekul
Bab 7 biomolekulBab 7 biomolekul
Bab 7 biomolekul
wafiqasfari
 
Bab7biomolekulkelasxii 141109050225-conversion-gate01
Bab7biomolekulkelasxii 141109050225-conversion-gate01Bab7biomolekulkelasxii 141109050225-conversion-gate01
Bab7biomolekulkelasxii 141109050225-conversion-gate01sanoptri
 
Bab7 biomolekul
Bab7 biomolekulBab7 biomolekul
Bab7 biomolekul
Bayu Ariantika Irsan
 
Protein
ProteinProtein
Protein
Mita Megah
 
materi PROTEIN.pptx
materi PROTEIN.pptxmateri PROTEIN.pptx
materi PROTEIN.pptx
AnonymousHMrgoS1l
 
6. protein
6. protein6. protein
6. protein
aganharera
 
PRESENTASE SEL.pptx
PRESENTASE  SEL.pptxPRESENTASE  SEL.pptx
PRESENTASE SEL.pptx
FawazMufrih2
 
SENYAWA PENTING PADA MAHLUK HIDUP ( BIOLOGI)
SENYAWA PENTING  PADA MAHLUK HIDUP ( BIOLOGI)SENYAWA PENTING  PADA MAHLUK HIDUP ( BIOLOGI)
SENYAWA PENTING PADA MAHLUK HIDUP ( BIOLOGI)
SariHidayani
 
IPA 2. SENYAWA PENTING MAHLUK.HIDUP (PPT)
IPA 2. SENYAWA PENTING  MAHLUK.HIDUP (PPT)IPA 2. SENYAWA PENTING  MAHLUK.HIDUP (PPT)
IPA 2. SENYAWA PENTING MAHLUK.HIDUP (PPT)
SariHidayani
 
biomolekul
biomolekulbiomolekul
biomolekul
mfebri26
 
Modul biokimia protein
Modul biokimia proteinModul biokimia protein
Modul biokimia protein
Afan's BenWadd
 
cupdf.com_ppt-asam-lemak.pptx
cupdf.com_ppt-asam-lemak.pptxcupdf.com_ppt-asam-lemak.pptx
cupdf.com_ppt-asam-lemak.pptx
bungapfpolitala
 
Protein (thp tep)
Protein (thp tep)Protein (thp tep)
Protein (thp tep)
Muhammad Luthfan
 
VI. Protein & Peptida.ppt
VI. Protein & Peptida.pptVI. Protein & Peptida.ppt
VI. Protein & Peptida.ppt
Wan Na
 
Makromolekul : karbohidrat_protein_lemak
Makromolekul : karbohidrat_protein_lemakMakromolekul : karbohidrat_protein_lemak
Makromolekul : karbohidrat_protein_lemak
oomqomariyah3
 
laporan praktikum identifikasi senyawa organik
laporan praktikum identifikasi senyawa organiklaporan praktikum identifikasi senyawa organik
laporan praktikum identifikasi senyawa organikwd_amaliah
 
1 lipid dan-membran
1 lipid dan-membran1 lipid dan-membran
1 lipid dan-membran
Syarif Prasetyo
 
makalah bio moleku
makalah bio molekumakalah bio moleku
makalah bio moleku
Siti Mambaul Septina Septina
 

Similar to 09. PPT Kimia XII - MAKROMOLEKUL.pptx (20)

Bab 7 biomolekul
Bab 7 biomolekulBab 7 biomolekul
Bab 7 biomolekul
 
Bab7 biom
Bab7 biomBab7 biom
Bab7 biom
 
Bab7biomolekulkelasxii 141109050225-conversion-gate01
Bab7biomolekulkelasxii 141109050225-conversion-gate01Bab7biomolekulkelasxii 141109050225-conversion-gate01
Bab7biomolekulkelasxii 141109050225-conversion-gate01
 
Bab7 biomolekul
Bab7 biomolekulBab7 biomolekul
Bab7 biomolekul
 
Protein
ProteinProtein
Protein
 
biokimia
biokimia biokimia
biokimia
 
materi PROTEIN.pptx
materi PROTEIN.pptxmateri PROTEIN.pptx
materi PROTEIN.pptx
 
6. protein
6. protein6. protein
6. protein
 
PRESENTASE SEL.pptx
PRESENTASE  SEL.pptxPRESENTASE  SEL.pptx
PRESENTASE SEL.pptx
 
SENYAWA PENTING PADA MAHLUK HIDUP ( BIOLOGI)
SENYAWA PENTING  PADA MAHLUK HIDUP ( BIOLOGI)SENYAWA PENTING  PADA MAHLUK HIDUP ( BIOLOGI)
SENYAWA PENTING PADA MAHLUK HIDUP ( BIOLOGI)
 
IPA 2. SENYAWA PENTING MAHLUK.HIDUP (PPT)
IPA 2. SENYAWA PENTING  MAHLUK.HIDUP (PPT)IPA 2. SENYAWA PENTING  MAHLUK.HIDUP (PPT)
IPA 2. SENYAWA PENTING MAHLUK.HIDUP (PPT)
 
biomolekul
biomolekulbiomolekul
biomolekul
 
Modul biokimia protein
Modul biokimia proteinModul biokimia protein
Modul biokimia protein
 
cupdf.com_ppt-asam-lemak.pptx
cupdf.com_ppt-asam-lemak.pptxcupdf.com_ppt-asam-lemak.pptx
cupdf.com_ppt-asam-lemak.pptx
 
Protein (thp tep)
Protein (thp tep)Protein (thp tep)
Protein (thp tep)
 
VI. Protein & Peptida.ppt
VI. Protein & Peptida.pptVI. Protein & Peptida.ppt
VI. Protein & Peptida.ppt
 
Makromolekul : karbohidrat_protein_lemak
Makromolekul : karbohidrat_protein_lemakMakromolekul : karbohidrat_protein_lemak
Makromolekul : karbohidrat_protein_lemak
 
laporan praktikum identifikasi senyawa organik
laporan praktikum identifikasi senyawa organiklaporan praktikum identifikasi senyawa organik
laporan praktikum identifikasi senyawa organik
 
1 lipid dan-membran
1 lipid dan-membran1 lipid dan-membran
1 lipid dan-membran
 
makalah bio moleku
makalah bio molekumakalah bio moleku
makalah bio moleku
 

09. PPT Kimia XII - MAKROMOLEKUL.pptx

  • 3. POLIMER polimer merupakan molekul raksasa yang terbentuk dari monomer-monomer yang terangkai secara berulang. Polimer adisi adalah polimer yang proses pembentukannya melalui reaksi adisi, yaitu putusnya ikatan rangkap yang terdapat pada monomer, untuk kemudian saling terikat satu sama lain membentuk kesatuan molekul raksasa. Polimer kondensasi merupakan polimer yang proses pembentukannya melalui reaksi kondensasi. Ciri khas proses kondensasi adalah terbentuknya molekul kecil berupa molekul H2O, NH3, atau lainnya. Homopolimer adalah polimer yang terbentuk dari monomer-monomer yang sama, misalnya polivinilklorida (PVC), polietena, polistirena, dan polipropilena. Kopolimer adalah polimer yang terbentuk dari monomer yang berbeda, misalnya nilon 6,6; kevlar; dan bakelit.
  • 5. Sifat – sifat polimer Ukuran massa rumus polimer yang menyatakan sifat – sifat polimer tertentu dinyatakan sebagai derajat polimerisasi (DP). Berdasarkan keadaan fisik polimer pada proses pemanasan, polimer dikelompokkan menjadi berikut : Termoplastik: polimer yang melunak pada proses pemanasan, misalnya PVC, polietilena, dan bakelit. Termoseting: polimer yang jika dipanaskan akan mengeras, misalnya melamin, polimetanal, dan selulosa. Elastomer: polimer yang mempunyai sifat elastis, misalnya karet.
  • 6. Beberapa contoh polimer alam dan kegunaannya.
  • 7. Beberapa contoh polimer sintetis dan kegunaannya.
  • 8. KARBOHIDRAT Karbohidrat lebih dikenal sebagai hidrat arang karena mempunyai rumus umum C m(H2O)n. Karbohidrat ditinjau dari strukturnya Aldosa: karbohidrat yang mengikat gugus fungsi aldehida. Ketosa: karbohidrat yang mengikat gugus keton. Berdasarkan jumlah atom karbon yang menyusunnya, karbohidrat dapat dikelompokkan menjadi berikut. Triosa:: karbohidrat yang tersusun dari tiga atom karbon, contohnya gliseraldehida. Tetrosa: karbohidrat yang tersusun dari empat atom karbon, contohnya eritrosa. Pentosa: karbohidrat yang tersusun dari lima atom karbon, contohnya ribosa. Heksosa: karbohidrat yang tersusun dari enam atom karbon, contohnya glukosa dan fruktosa.
  • 9. Monosakarida: karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis menjadi molekul-molekul karbohidrat yang lebih sederhana lagi. Disakarida: karbohidrat yang jika dihidrolisis terurai menjadi dua molekul monosakarida Oligosakarida: karbohidrat yang jika dihidrolisis akan terurai menghasilkan 3–10 monosakarida Polisakarida: karbohidrat yang jika dihidrolisis akan terurai menjadi banyak molekul monosakarida Karbohidrat ditinjau dari hasil hidrolisisnya Dengan menggunakan model molekul, dapat ditunjukkan bahwa kedudukan gugus –OH pada atom C5 akan lebih dekat dengan gugus aldehida. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya pergeseran (perpindahan) atom H dari gugus –OH pada C5 ke gugus keton.
  • 10. Monosakarida Struktur monosakarida digambarkan dalam bentuk rantai terbuka (konformasi Fischer) dan dalam bentuk rantai tertutup (konformasi Haworth). Beberapa struktur rantai terbuka. Struktur Haworth dari glukosa dan fruktosa. Dokumen Penerbit
  • 11. Keisomeran geometri Glukosa mempunyai isomer geometri atau ruang karena cincin atom karbon tersebut membentuk bidang sehingga kedudukan gugus-gugus –OH dan atom H berada dalam ruang yang berbeda. Pada glukosa, keisomeran ruang dinyatakan dengan posisi D dan L. Jika atom karbon nomor 6 berada di atas bidang, dinamakan bentuk D, sedangkan jika di bawah bidang dinamakan bentuk L. Jika digambarkan dengan struktur Fischer, bentuk D adalah saat gugus –OH pada C5 berada di kanan dan bentuk L jika berada di kiri. Contoh isomer geometri dari glukosa Dokumen Penerbit
  • 12. Keisomeran optis Keisomeran optis adalah keisomeran yang disebabkan perbedaan arah putar bidang polarisasi cahaya. Pada dasarnya, cahaya dapat dianggap sebagai gelombang yang bergetar dengan bidang getar ke segala arah. Jika cahaya dilewatkan ke dalam kaca nikol, maka setelah melewatinya, cahaya tersebut hanya akan mempunyai satu arah bidang getar. Cahaya yang hanya mempunyai satu arah bidang getar disebut cahaya terpolarisasi. Senyawa kiral terjadi apabila suatu molekul mempunyai atom karbon yang tidak simetris (asimetris). Atom karbon asimetris terjadi saat atom karbon mengikat empat gugus yang berbeda. Dokumen Penerbit
  • 13. Uji Karbohidrat Uji Molisch Pada uji Molisch, sebanyak 2 mL larutan sampel ditambah dengan 2 tetes α- naftol 10% (baru dibuat) dan dikocok. Secara hati-hati, ditambahkan 2 mL H2SO4 pekat sehingga timbul dua lapisan. Uji Seliwanoff Pereaksi dibuat segera sebelum digunakan. Pereaksinya terdiri atas 12 mL HCl pekat dan 3,5 mL resolsinol 0,5%. Ke dalam 1 mL sampel, ditambahkan 5 mL pereaksi, kemudian ditempatkan dalam air mendidih selama 10 menit. Uji Benedict Larutan Benedict merupakan campuran dari CuSO 4, natrium sitrat, dan Na2CO3.
  • 14. Uji Barfoed Pereaksi Barfoed terdiri atas tembaga(II) asetat. Ke dalam 5 mL pereaksi, ditambahkan 1 mL larutan sampel, kemudian dipanaskan dengan penangas air selama 1 menit. Uji iod Uji iod digunakan untuk menunjukkan adanya polisakarida. Jika ke dalam bahan yang mengandung polisakarida diberi larutan iod dan memberikan warna biru, berarti bahan tersebut mengandung amilum (amilosa). Uji Fehling Uji Fehling digunakan untuk menunjukkan adanya karbohidrat pereduksi (monosakarida, laktosa, dan maltosa). Larutan Fehling dibuat dari campuran larutan CuSO4 (Fehling A) dan Na-K-tartrat (Fehling B).
  • 15. ASAM AMINO DAN PROTEIN Asam amino merupakan suatu senyawa karboksilat yang mempunyai gugus amina pada rantai karbonnya. Gugus amina pada asam amino yang banyak ditemukan terdapat pada atom Cα sehingga disebut juga sebagai asam α- amino. Tata nama asam amino secara umum disebut sebagai asam n- amino alkanoat, dengan n adalah angka yang menunjukkan letak gugus amina (–NH2). Angka ini dapat diganti dengan α, β, dan seterusnya. Struktur umum asam amino. Dokumen Penerbit
  • 16. Nama umum dan IUPAC beberapa asam amino. Dokumen Penerbit
  • 17. Penggolongan Asam Amino Berdasarkan nilai nutrisinya, asam amino dapat dikelompokkan menjadi asam amino esensial dan asam amino nonesensial. Asam amino esensial terdiri atas sepuluh macam, yaitu histidin (His), arginin (Arg), valin (Val), leusin (Leu), isoleusin (Ile), treonin (Thr), triptofan (Try), lisin (Lys), metionin (Met), dan fenilalanin (Phe). Sifat-sifat Asam Amino Asam amino dapat membentuk ion zwitter. Asam amino bersifat amfoter Kecuali glisin, semua asam amino merupakan senyawa optis aktif karena Cα merupakan atom karbon asimetris. Asam amino dapat bergabung dengan asam amino yang lain membentuk suatu polimer yang disebut peptida.
  • 18. PROTEIN Protein terbentuk dari polimerisasi peptida-peptida. Ikatan yang terjadi pada protein selain ikatan peptida antara asam amino penyusunnya, juga terjadi ikatan-ikatan yang lain. Misalnya, ikatan hidrogen yang terjadi pada gugus –NH dan gugus –OH, serta ikatan disulfida –S–S– yang menyokong terjadinya ikatan yang kompleks pada protein. Struktur protein terdiri atas beberapa macam struktur : Struktur primer. Struktur primer protein merupakan ikatan-ikatan peptida dari asam amino-asam amino pembentuk protein tersebut. Struktur sekunder. Struktur sekunder protein terbentuk dari ikatan hidrogen yang terjadi antara gugus-gugus amina dengan atom hidrogen pada rantai samping asam amino sehingga membentuk lipatan-lipatan, misalnya membentuk α-heliks. Struktur tersier. Interaksi struktur sekunder yang satu dengan struktur sekunder yang lain melalui ikatan hidrogen, ikatan ion, atau ikatan disulfida (–S–S– ), misalnya terbentuknya rantai dobel-heliks. Struktur kuarterner. Struktur yang melibatkan beberapa peptida sehingga membentuk suatu protein.
  • 19. Klasifikasi gugus samping asam amino Struktur protein, yaitu struktur (a) primer, (b) sekunder, (c) tersier, dan (d) kuarterner. Dokumen Penerbit
  • 20. Uji Protein Uji Biuret Pereaksi yang digunakan adalah larutan NaOH 40% dan larutan CuSO4 1%. Sebanyak 3 mL larutan sampel ditambah dengan 0,1 mL larutan NaOH dan 2 tetes CuSO4. Uji timbel(II) asetat Pereaksi yang digunakan adalah larutan NaOH 40% dan kertas saring yang dibasahi larutan Pb(CH 3COO)2. Sebanyak 2 mL sampel yang mengandung protein ditambah dengan NaOH, kemudian dipanaskan pada penangas air. Uji Xantoproteat Pereaksi yang digunakan adalah asam nitrat pekat, asam asetat pekat, atau dapat juga asam sulfat pekat. Sebanyak 3 mL larutan sampel yang mengandung protein ditambah dengan 2 mL HNO3 pekat dan dipanaskan pada penangas air. Jika sudah dingin, ditambahkan NH3 atau NaOH
  • 22. Struktur lemak dan minyak R adalah asam lemak. Jika semua ikatan pada R, R′, atau R′′ tunggal, disebut asam lemak jenuh. Jika R, R′, atau R″ memiliki ikatan rangkap, disebut asam lemak tidak jenuh. Jika R″ merupakan gugus bukan asam lemak, disebut sebagai lemak majemuk. Jika R″ merupakan gugus fosfat, disebut sebagai fosfolipid. Keterangan: Dokumen Penerbit
  • 23. Tata nama trivial (umum) Nama umum biasanya didasarkan pada sejarah atau hal-hal bersifat khusus yang terkait dengan asam lemak. Sebagai contoh, asam palmitat terdapat pada biji dari pohon famili palma (kelapa, kelapa sawit, dan sejenisnya). Tata nama IUPAC Sebagai contoh, asam (9Z)- oktadekanoat. Arti “9Z” adalah pada asam lemak tersebut terdapat ikatan rangkap pada ikatan ke-9, dihitung dari gugus karboksilatnya. Tata nama ∆x Menurut tata nama x, lambang x menunjukkan posisi ikatan rangkap pada asam lemak. Tata nama nomor lipid Menurut tata nama nomor lipid, asam lemak diberi kode C : D, dengan C menunjukkan jumlah atom karbon penyusun asam lemak dan D menunjukkan jumlah ikatan rangkap yang terdapat pada asam lemak tersebut.
  • 24. Contoh penamaan asam lemak. Dokumen Penerbit
  • 25. Reaksi oksidasi ini dapat menyebabkan bau tengik pada minyak atau lemak. Proses oksidasi biasanya dimulai dengan pembentukan peroksida dan hidroperoksida. Dokumen Penerbit
  • 26. STEROID DAN TERPENOID Steroid merupakan senyawa turunan lipid yang tidak mengalami hidrolisis. Perbedaan antara steroid yang satu dengan steroid lainnya adalah pada rantai samping (cabang) yang diikatnya. Dokumen Penerbit
  • 28. Terpenoid merupakan senyawa turunan lipid yang tidak terhidrolisis. Terpenoid biasanya ditemukan dalam minyak atsiri Dokumen Penerbit
  • 29. Senyawa terpenoid dikelompokkan berdasarkan jumlah atom karbon penyusunnya. Setiap unit terpena terdiri atas dua isoprena yang masing - masing berisi lima atom karbon. Berikut adalah beberapa contoh senyawa terpenoid. Beberapa contoh senyawa terpenoid, yaitu (a) mentol (monoterpena), (b) karotol (seskuiterpena), (c) fitol (diterpena), dan (d) lanosterol (triterpena). Dokumen Penerbit