SlideShare a Scribd company logo
VULNUS LACERATUM

1. Pengertian.
Vulnus laceratum adalah terjadinya gangguan kontinuitas suatu jaringan sehingga terjadi
pemisahan jaringan yang semula normal, luka robek terjadi akibat kekerasan yang hebat
sehingga memutuskan jaringan.
Secara umum luka dapar dibagi menjadi 2 yaitu:
1) Simple, bila hanya melibatkan kulit.
2) Kompukatum, bila melibatkan kulit dan jaringan dibawahnya.
Trauma arteri umumnya dapat disebabkan oleh trauma benda tajam ( 50 % ) misalnya karena
tembakan, luka-luka tusuk, trauma kecelakaan kerja atau kecelakaan lalu lintas, trauma arteri
dibedakan berdasarkan beratnya cidera :
1) Derajat I adalah robekan adviticia dan media, tanpa menembus dinding.
2) Derajat II adalah robekan varsial sehingga dinding arteri juga terluka dan biasanya
menimbulkan pendarahan yang hebat.
3) Derajat III adalah pembuluh darah putus total, gambaran klinis menunjukan pendarahan
yang tidak besar, arteri akan mengalami vasokontriksi dan retraksi sehingga masuk ke
jaringan karen elastisitasnya.

2. Etiologi.
Luka dapat disebabkan oleh berbagai hal, yaitu:
1) Trauma mekanis yang disebabkan karena tergesek, terpotong, terbentur dan terjepit.
2) Trauma elektris dan penyebab cidera karena listrik dan petir.
3) Trauma termis, disebabkan oleh panas dan dingin.
4) Truma kimia, disebabkan oleh zat kimia yang bersifat asam dan basa serta zat iritif dan
berbagai korosif lainnya.

3. Patofisiologi.
Jenis-jenis luka dapat dibedakan dua bagian, yaitu luka tertutup dan luka terbuka, luka
terbuka yaitu dimana terjadi hubungan dengan dunia luar, misalnya : luka lecet ( vulnus
excoratiol ), luka sayat ( vulnus invissum ), luka robek ( vulnus laceratum ), luka potong (
vulnus caesum ), luka tusuk ( vulnus iktum ), luka tembak ( vulnus aclepetorum), luka gigit (
vulnus mossum ), luka tembus ( vulnus penetrosum ), sedangkan luka tertutup yaitu luka
tidak terjadi hubungan dengan dunia luar, misalnya luka memar.
4. Tanda dan Gejala
Tanda-tanda umum adalah syok dan syndroma remuk (cris syndroma), dan tanda-tanda lokal
adalah biasanya terjadi nyeri dan pendarahan. Syok sering terjadi akibat kegagalan sirkulasi
perifer ditandai dengan tekanan darah menurun hingga tidak teraba, keringat dingin dan
lemah, kesadaran menurun hingga tidak sadar.
Syok dapat terjadi akibat adanya daerah yang hancur misalnya otot-otot pada daerah yang
luka, sehingga hemoglobin turut hancur dan menumpuk di ginjal yang mengakibatkan
kelainan yang disebut “lower Nepron / Neprosis”, tandanya urine berwarna merah, disuria
hingga anuria dan ureum darah meningkat.

5. Pemeriksaan Diagnostik.
Pemeriksaan diagnostik yang dinilai adalah pemeriksaan Hb, Ht, dan leukosit, pada
pendarahan Hb dan Ht akan menurun disertai leukositosis, sel darah merah yang banyak
dalam sedimen urine menunjukan adanya trauma pada saluran kencing, jika kadar amilase
100 unit dalam 100 mll, cairan intra abdomen, memungkinkan trauma pada pankreas besar
sekali.

6. Diagnosa dan Intervensi Keperawatan
1)

Nyeri B. D adanya luka.
1. Kaji tingkat dan intensitas nyeri serta durasi nyeri.
2. Alihkan persepsi px terhadap rasa nyeri.
3. Monitor TTV.
4. Anjurkan tehnik relaksasi seperti menarik nafas dalam.

2)

Gangguan pola tidur B. D nyeri.
1. Kaji tingkat dan intensitas nyeri serta durasi nyeri.
2. Monitor TTV.
3. Atur posisi px senyaman mungkin.

3)

Keterbatasan aktifitas B. D kelemahan otot.
1. Monitor TTV.
2. Bantu px untuk melakukan aktifitas.
3. Anjurkan px untuk melakukan latihan ROM.
4. Libatkan keluarga px dalam pemenuhan aktifitas.
PENGKAJIAN

1.

Identitas Klien.

a)

Identitas.

Nama

: WA ONDOLI

Umur

: 38 Tahun

Jenis Kelamin

: Perempuan

Pekerjaan

: Ibu Rumah Tangga

Alamat

: Desa Banggai

Status

: Sudah kawin.

Agama

: Islam.

Suku Bangsa

: Muna / Indonesia.

Dx Medis

: Vulnus Laceratum.

b) Identitas Penanggung Jawab.
Nama

:

Umur

:

Jenis Kelamin

:

Pekerjaan

:

Hubungan dengan klien : Anak.

2. Riwayat Penyakit.
a) Keluhan Utama.
Pada kaki kiri dekat ( parak mata batis ), luka robek akibat diseruduk sapi dan masih ada
nyeri pada kaki kiri tungkai bawah yang dirasakan apabila ditekan, px juga mengatakan
daerah luka bengkak dan terdapat nanah pada luka tersebut.
b) Riwayat Penyakit Sekarang.
Px mengatakan luka robek pada kaki kiri akibat diseruduk sapi, pada saat ia mau
mengeluarkan sapi dari kandangnya pada waktu pagi hari sekitar pukul 08.00, dan tiba-tiba
sapi yang dipeliharanya langsung menyeruduk kaki kirinya hingga px

( Tepelanting ), px

jatuh bangun dengan kaki yang berlumuran darah dan langsung dibawa ke RSUD Ulin
Banjarmasin pada pukul 09.10 wita.

c)

Riwayat Penyakit Dahulu.

Sebelumnya px tidak pernah masuk Rumah Sakit dengan apa yang diderita sekarang dan juga
px tidak pernah menderita penyakit yang lain, dan kalaupun px sakit ia hanya berobat ke
Puskesmas.
d)

Riwayat Penyakit Keluarga.

Px mengatakan bahwa dalam keluarganya tidak ada menderita penyakit seperti darah tinggi,
jantung koroner dll, yang sifatnya menurun.

3. Pemeriksaan Fisik.
a) Keadaan Umum. ( 10 Mei 2004. Pukul 11.30 )
Kesadaran px Compos Mentis dengan nilai GCS 15.
TTV : TD : 120/80 mmHg.
N : 82 x/m.
R : 24 x/m.
S : 36,8 „C.
b) Kulit.
Kebersihan cukup bersih, warna kulit coklat, tidak ada lesi, tekstur kulit kering, dan kulit
sedikit kendur dan berkeriput.
c) Kepala dan Leher.
Struktur dan bentuk simetris, tidak ada nyeri, tidak ada trauma kepala dan keterbatasan
gerak, tidak ada kesulitan menelan dan pembesaran kelenjar tyroid
d) Penglihatan dan Mata.
Struktur dan bentuk simetris, kebersihan cukup baik, kornea jernih, konjunctiva anemis,
pergerakan mata baik, tidak ada kelainan dan alat bantu penglihatan.
e) Penciuman dan Hidung.
Struktur dan bentuk simetris, kebersihan baik, tidak ada pendarahan dan peradangan, tidak
ada pergerakan cuping hidung.
f) Pendengaran dan Telinga.
Struktur simetris, kebersihan baik tidak ada pengerasan serumen, tidak ada nyeri, tidak ada
peradangan dan pendarahan, menggunakan alat bantu pendengaran
g) Gigi dan Mulut.
Kebersihan baik, mukosa bibir berwarna kemerahan, tidak ada stomatitis, tidak ada
peradangan dan pendarahan, dan fungsi mengunyah cukup baik.

h) Dada, Pernafasan dan Sirkulasi.
Struktur simetris, pergerakan dada kanan dan kiri simetris, tidak ada nyeri dan sesak nafas,
tidak ada bunyi nafas tambahan, tidak ada batuk, sputum dan dahak, tidak ada bunyi jantung
tambahan.
i) Abdomen.
Struktur simetris, tidak ada asites dan nyeri tekan, tidak ada pembesaran hati dan limpa.
j) Genetalia dan Reproduksi.
Tidak ada nyeri pada saat BAB dan BAK.
k) Ekstrimitas Atas dan Bawah.
Struktur simetris, tidak ada kelainan bentuk, tampak adanya keterbatasan gerak pada
ekstrimitas kiri bawah, dan tidak menggunakan alat bantu pergerakan.
Skala kekuatan otot:

4. Kebutuhan Fisik, Psikososial, dan Spiritual.
a) Aktifitas dan Istirahat.
Di Rumah :
· Px memelihara sapi sebagai pekerjaan sehari-hari, tidur siang + 2 jam, tidur malam
biasanya mulai pukul 21.00 – 05.00 wita. Px tidak menggunakan obat, dan tidak ada kesulitan
menjelang tidur.
Di Rumah Sakit :
· Px berbaring ditempat tidur, duduk dan berdiri, beraktifitas yang ringan saja, tidur siang 1 –
2 jam, dan tidur malam mulai pukul 21.00 – 05.00 dan tidak ada kesulitan menjelang tidur.
b)

Personal Hygent.

Di Rumah :
· Mandi 2x sehari, gosok gigi 2x sehari, potong kuku jika dirasa panjang, keramas 2x dalam
seminggu, ganti baju 2x sehari bahkan lebih jika dirasa kotor.

Di Rumah Sakit :
· Px hanya diseka oleh keluarganya, gosok gigi tidak dilakukan tapi px sering berkumurkumur, potong kuku tidak dilakukan, keramas tidak dilakukan, ganti baju + 2 hari sekali.
c) Nutrisi.
Di Rumah :
· Makan 3x sehari, dengan makanan : nasi + lauk pauk + sayur, minum 4 – 5 gelas sehari,
tidak ada makanan pantangan dan gangguan.
Di Rumah Sakit :
· Makan 3x sehari, dengan diit NB TKTP,minum 4 – 5 gelas sehari.
d)

Eliminasi.

Di Rumah :
· BAB tidak menentu 1 – 2 x sehari dengan warna kuning kecoklatan, konsistensi padat dan
tidak ada nyeri, BAK 2 – 3 x sehari dengan warna kuning seperti air teh, bau pesing, dan
tidak ada nyeri.
Di Rumah Sakit :
· BAB 1x sehari biasanya pada pagi hari, warna kuning kecoklatan, konsistensi padat dan
tidak ada nyeri. BAK 3 – 4 x sehari dengan warna kuning, bau pesing dan tidak ada nyeri.
e) Sexual.
Px sudah kawin dan memiliki 7 orang anak yang terdiri dari: 3 orang laki-laki dan 4 orang
perempuan.
f) Psikososial.
Hubungan px dengan keluarga, perawat, tim medis lain maupun dengan keluarga cukup baik.
g) Spiritual.
Selama di rumah sakit tidak melaksanakan shalat, px percaya bahwa ini merupakan kehendak
tuhan yang ada maksudnya. Px juga selalu berdoa untuk kesembuhannya.

5. Pemeriksaan Diagnostik dan Pengobatan.
a) Laboratorium. ( Tanggal 10 Mei 2004 )
: 10,0

( L: 14 – 18 g%, P: 12 – 16 g% )

·

HB

·

Leukosit

: 10.800

( 5000 – 10.000 /mm3 )

·

Massa Pendarahan

: 2‟17”

( 1 – 3 menit )

·

Massa Pembekuan

: 5‟30”

( 2 – 6 menit )

·

Gula Darah Puasa

: 84

( 70 – 110 mg/dl )

·

Ureum

: 27

( 10 – 50 mg/dl )

·

Kreatinin

: 0,8

( L: 0,6 – 1,1

·

SGOT

: 42

( L: up to 25 U/I, suhu 30 „C

P: 0,5 – 0,9 mg/dl )

P: up to 21 U/I, suhu 30‟C ).
·

SGPT

: 49

( L: up to 29 U/I, suhu 30 „C

P: up to 22 U/I, suhu 30‟C ).
b) Pengobatan.
a.

Infus RL 20 tts/m. ( sebagai elektrolit )

b.

Standacilin 3x500 mg. ( sebagai anti bioti )
ANALISA DATA

NO
1.

DATA

MASALAH

DO :
a.

ETIOLOGI

Ganggua rasa nyaman: Adanya luka.
Ada nyeri tekan pada daerah nyeri.
luka.

b.

Daerah luka tampak bengkak.

c.

TTV: TD : 120/80 mmHg.

N : 82 x/m.
R : 24 x/m.
S : 36,8 „C.
DS :
· Px mengatakan ada rasa nyeri pada
daerah luka jika didresing.
DO :

Gangguan

pola Adanya luka.

·Px tampak tenang, aktifitas px hanya aktifitas.
di tempat tidur.
2.

· Skala otot.
5

5

5

3

DS :
· Px

mengatakan

tidak

dapat

melakukan aktifitas yang terlalu
berat karena adanya rasa nyeri pada
daerah luka.
3.

DO :

Terjadi infeksi.

· Luka tampak bengkak, basah.
· Terdapat pus pada luka.
· Ada nyeri tekan pada daerah luka.
· Daerah

luka

tampak

berwarna

kemerahan.
DS :
· Px mengeluh nyeri saat didresing.

Adanya luka.
PROSES KEPERAWATAN

Diagnosa
No

1.

Perencanaan

Keperawatan

Tujuan

Intervensi

Rasional

Ganggua rasa nyaman:

Rasa nyaman px

1)

Ukur TTV.

1) Untuk

nyeri B. D adanya luka.

terpenuhi setelah 4

2)

Kaji status

mengetahui

DO :

hari perawatan.

nyeri.

KE :

3)

Atur posisi.

2) Mengetahui

4)

Ajarkan

tingkat nyeri yang

·

Ada nyeri tekan

pada daerah luka.

1)

·

TD: 120/80 mmHg

Daerah luka tampak

TTV normal :

perkemba ngan px.

tehnik relaksasi.

dirasakan px

bengkak.

N : 60 – 84 x/m.

sehingga mudah

·

R : 16 – 24 x/m.

menentukan

TD: 120/80 mmHg

S : 36 – 37 „C.

intervensi.

N : 82 x/m.

2)

3)

R : 24 x/m.

mengeluh nyeri tekan.

nyaman dapat

S : 36,8 „C.

3)

mengurangi rasa

DS :

bengkak lagi.

·

TTV:

Px tidak

Luka tidak

Posisi yang

nyeri.

Px mengatakan ada

4)

Agar px

rasa nyeri pada daerah

merasa tenang dan

luka jika didresing.

mengurangi rasa
nyeri.

2.

Gangguan pola aktifitas B.

Aktifitas px kembali

1)

D adanya luka.

normal dalam 4 hari

penyebab

memudahkan

DO :

perawatan.

kelemahan

intervensi yang

KE :

aktifitas.

tepat.

2)

2)

·

Px tampak tenang,

aktifitas px hanya di

1)

Px dapat

tempat tidur.

melakukan aktifitas

Kaji

1)

Kaji tingkat

mobilisasi px.

Mengetahui

tingkat pergerakan

sendiri tidak hanya

px.

Diagnosa
No

Untuk

Perencanaan

Keperawatan

Tujuan

Intervensi

Rasional

·

ditempat tidur.

3) Bantu

3)

2)

px

proses

5

Skala otot.
5

5
5

3

Skala otot:
5

dalam

beraktifi tas.

Mempercepat

penyembuhan
DS :
·

Px

mengatakan
tidak dapat
melakukan

5
3)

5
Rasa nyeri

hilang.

aktifitas yang
terlalu berat
karena adanya
rasa nyeri pada
daerah luka.
3.

Terjadinya

Infeksi tidak terjadi

1)

infeksi B. D

dalam 4 hari

luka setiap hari. penyebaran infeksi.

adanya luka.

perawatan.

2)

DO :

KE :

kompres

mengurangi

hangat.

bengkak dan
mengatasi nyeri.

·

Luka

1)

Luka tidak

Bersihkan 1)

Beri

Untuk

tampak bengkak,

bengkak, tidak

3)

basah.

terdapat pus, tidak

posisi.

3)

·

ada kemerahan.

Kolaborasi :

nyaman dapat

pus pada luka.

2)

1)

mengurangi nyeri.

·

mengeluh nyeri

Terdapat

Ada nyeri

tekan pada

Tidak

saat didresing.

Atur

2)

Mencegah

Beri anti

biotik.

Posisi yang

Kolaborasi :
1)

Membunuh

daerah luka.

kuman penyebab

·

infeksi.

Daerah

luka tampak
berwarna
kemerahan.
DS :
·

Px

mengeluh nyeri
saat didresing.
NO
1.

IMPLEMENTASI

EVALUASI

Tanggal 10 Mei 2004.

Tanggal 10 Mei 2004.

1)

Mengukur TTV.

S

2)

Mengkaji status nyeri. ( nyeri ·

:
Px mengatakan lukanya masih nyeri,

sedang )

pada saat didresing atau ditekan.

3)

Mengatur posisi.

O

4)

Mengajarkan tehnik relaksasi.

·

:
Px tampak meringis menahan nyeri

dengan skala 2 ( sedang )
2.

1)

Mengkaji penyebab kelemahan A

:

aktifitas.
2)

Mengkaji tingkat mobilisasi px.

P

3)

3.

·

Membantu px dalam beraktifitas. ·

1)

Membersihkan luka setiap hari.

S

:

2)

Memberi kompres hangat.

·

Px

3)

Mengatur posisi.

aktifitasnya sendiri.
O

Kolaborasi :
1)

Memberi

(Standacillin)

anti

biotik. ·
A
·
P
·

S
·

Masalah belum teratasi.
:
Intervensi dilanjutkan.

mengatakan

dapat

melakukan

:
Px tampak tenang.
:
Masalah teratasi.
:
Intervensi dihentikan.

:
Px mengeluh lukanya sakit saat

didresing.
O
·

:
Luka tampak masih basah, bengkak,

terdapat pus, berwarna kemerahan, dan ada
nyeri tekan.
A
·
P
·

:
Masalah belum teratasi.
:
Intervensi dilanjutkan.

More Related Content

What's hot

Askep pasien colic abdomen br
Askep pasien colic abdomen brAskep pasien colic abdomen br
Askep pasien colic abdomen br
Teye Onti
 

What's hot (20)

3. asuhan keperawatan pada batu ginjal
3. asuhan keperawatan pada batu ginjal3. asuhan keperawatan pada batu ginjal
3. asuhan keperawatan pada batu ginjal
 
Pathways ggk
Pathways ggkPathways ggk
Pathways ggk
 
Tia
TiaTia
Tia
 
Askep hipertermi AKPER PEMDA MUNA
Askep hipertermi AKPER PEMDA MUNA Askep hipertermi AKPER PEMDA MUNA
Askep hipertermi AKPER PEMDA MUNA
 
5. proses skoring kep. keluarga
5. proses skoring kep. keluarga5. proses skoring kep. keluarga
5. proses skoring kep. keluarga
 
Sp rpk
Sp rpkSp rpk
Sp rpk
 
Ppt sindrom nefrotik
Ppt sindrom nefrotikPpt sindrom nefrotik
Ppt sindrom nefrotik
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Asuhan Keperawatan dengan Klien Anemia
Asuhan Keperawatan dengan Klien AnemiaAsuhan Keperawatan dengan Klien Anemia
Asuhan Keperawatan dengan Klien Anemia
 
Konsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada Luka
Konsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada LukaKonsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada Luka
Konsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada Luka
 
12 nervus cranial
12 nervus cranial 12 nervus cranial
12 nervus cranial
 
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2
 
1. asuhan keperawatan pada bph
1. asuhan keperawatan pada bph1. asuhan keperawatan pada bph
1. asuhan keperawatan pada bph
 
Sp isolasi sosial
Sp isolasi sosialSp isolasi sosial
Sp isolasi sosial
 
Pemeriksaan fisik thorax
Pemeriksaan fisik thoraxPemeriksaan fisik thorax
Pemeriksaan fisik thorax
 
Laporan Pendahuluan Bronkitis
Laporan Pendahuluan BronkitisLaporan Pendahuluan Bronkitis
Laporan Pendahuluan Bronkitis
 
Gastritis dan Gastroeteritis (Amee)
Gastritis dan Gastroeteritis (Amee)Gastritis dan Gastroeteritis (Amee)
Gastritis dan Gastroeteritis (Amee)
 
Askep pasien colic abdomen br
Askep pasien colic abdomen brAskep pasien colic abdomen br
Askep pasien colic abdomen br
 
Laporan Kasus Stroke Hemoragik
Laporan Kasus Stroke HemoragikLaporan Kasus Stroke Hemoragik
Laporan Kasus Stroke Hemoragik
 
Bph 8 24
Bph 8 24Bph 8 24
Bph 8 24
 

Viewers also liked

Fraktur sinus frontal
Fraktur sinus frontalFraktur sinus frontal
Fraktur sinus frontal
fatkhulaans
 
Asuhan Keperawatan pada Klien Amputasi (Laporan Pendahuluan)
Asuhan Keperawatan pada Klien Amputasi (Laporan Pendahuluan)Asuhan Keperawatan pada Klien Amputasi (Laporan Pendahuluan)
Asuhan Keperawatan pada Klien Amputasi (Laporan Pendahuluan)
Bagus Cahyo Jaya Pratama Pratama
 
Forensic Pathology
Forensic PathologyForensic Pathology
Forensic Pathology
Erin Mucci
 
Program rabies di puskesmas
Program rabies di puskesmasProgram rabies di puskesmas
Program rabies di puskesmas
Joni Iswanto
 
Forensic medicine (forensic pathology)
Forensic medicine   (forensic pathology)Forensic medicine   (forensic pathology)
Forensic medicine (forensic pathology)
MBBS IMS MSU
 
Wounds in forensic medicine
Wounds in forensic medicineWounds in forensic medicine
Wounds in forensic medicine
Ahmed Almumtin
 

Viewers also liked (18)

Askep vulnus luka
Askep vulnus lukaAskep vulnus luka
Askep vulnus luka
 
Makalah vulnus laceratum
Makalah vulnus laceratumMakalah vulnus laceratum
Makalah vulnus laceratum
 
Penyimpangan kdm gagal jantung
Penyimpangan kdm gagal jantungPenyimpangan kdm gagal jantung
Penyimpangan kdm gagal jantung
 
Penatalaksanaan Luka
Penatalaksanaan LukaPenatalaksanaan Luka
Penatalaksanaan Luka
 
Fraktur sinus frontal
Fraktur sinus frontalFraktur sinus frontal
Fraktur sinus frontal
 
Musculosceletal System in Anatomy/ Sistem Otot dan Tulang (Muskuloskeletal) d...
Musculosceletal System in Anatomy/ Sistem Otot dan Tulang (Muskuloskeletal) d...Musculosceletal System in Anatomy/ Sistem Otot dan Tulang (Muskuloskeletal) d...
Musculosceletal System in Anatomy/ Sistem Otot dan Tulang (Muskuloskeletal) d...
 
Askep luka bakar
Askep luka bakarAskep luka bakar
Askep luka bakar
 
Kolik abdomen
Kolik abdomenKolik abdomen
Kolik abdomen
 
Askep obstruksi usus
Askep obstruksi ususAskep obstruksi usus
Askep obstruksi usus
 
Asuhan Keperawatan pada Klien Amputasi (Laporan Pendahuluan)
Asuhan Keperawatan pada Klien Amputasi (Laporan Pendahuluan)Asuhan Keperawatan pada Klien Amputasi (Laporan Pendahuluan)
Asuhan Keperawatan pada Klien Amputasi (Laporan Pendahuluan)
 
Forensic Pathology
Forensic PathologyForensic Pathology
Forensic Pathology
 
Penanganan Gawat Darurat Pada Gigitan ular
Penanganan Gawat Darurat Pada Gigitan ularPenanganan Gawat Darurat Pada Gigitan ular
Penanganan Gawat Darurat Pada Gigitan ular
 
Program rabies di puskesmas
Program rabies di puskesmasProgram rabies di puskesmas
Program rabies di puskesmas
 
Mechanical injury 3
Mechanical injury 3Mechanical injury 3
Mechanical injury 3
 
Askep amputatum
Askep amputatumAskep amputatum
Askep amputatum
 
Anatomi kulit & fisiologi penyembuhan luka
Anatomi kulit & fisiologi penyembuhan lukaAnatomi kulit & fisiologi penyembuhan luka
Anatomi kulit & fisiologi penyembuhan luka
 
Forensic medicine (forensic pathology)
Forensic medicine   (forensic pathology)Forensic medicine   (forensic pathology)
Forensic medicine (forensic pathology)
 
Wounds in forensic medicine
Wounds in forensic medicineWounds in forensic medicine
Wounds in forensic medicine
 

Similar to Makalah vulnus laceratum

Bab iii a pengkajian diagnosa AKPER PEMKAB MUNA
Bab iii a pengkajian diagnosa AKPER PEMKAB MUNA Bab iii a pengkajian diagnosa AKPER PEMKAB MUNA
Bab iii a pengkajian diagnosa AKPER PEMKAB MUNA
Operator Warnet Vast Raha
 
ASKEP KELOMPOK STROKE.docx
ASKEP KELOMPOK STROKE.docxASKEP KELOMPOK STROKE.docx
ASKEP KELOMPOK STROKE.docx
jihan913544
 

Similar to Makalah vulnus laceratum (20)

Sindroma Lupus Eritematosus.pptx
Sindroma Lupus Eritematosus.pptxSindroma Lupus Eritematosus.pptx
Sindroma Lupus Eritematosus.pptx
 
Ureterolithiasis bhima
Ureterolithiasis bhimaUreterolithiasis bhima
Ureterolithiasis bhima
 
179738314 case-doc
179738314 case-doc179738314 case-doc
179738314 case-doc
 
FRAKTUR-SERVIKAL-pptx.pptx
FRAKTUR-SERVIKAL-pptx.pptxFRAKTUR-SERVIKAL-pptx.pptx
FRAKTUR-SERVIKAL-pptx.pptx
 
Golongan Darah
Golongan DarahGolongan Darah
Golongan Darah
 
Askeb pp dg anemi
Askeb pp dg anemiAskeb pp dg anemi
Askeb pp dg anemi
 
Combustio
CombustioCombustio
Combustio
 
199992606 revisi-case-lengkap
199992606 revisi-case-lengkap199992606 revisi-case-lengkap
199992606 revisi-case-lengkap
 
vdokumen.com_case-report-558464ad79559.pptx
vdokumen.com_case-report-558464ad79559.pptxvdokumen.com_case-report-558464ad79559.pptx
vdokumen.com_case-report-558464ad79559.pptx
 
Bab iii.ikhsan baru
Bab iii.ikhsan baruBab iii.ikhsan baru
Bab iii.ikhsan baru
 
Gout arhtritis
Gout arhtritis Gout arhtritis
Gout arhtritis
 
Bab iii a pengkajian diagnosa AKPER PEMKAB MUNA
Bab iii a pengkajian diagnosa AKPER PEMKAB MUNA Bab iii a pengkajian diagnosa AKPER PEMKAB MUNA
Bab iii a pengkajian diagnosa AKPER PEMKAB MUNA
 
Mini CEX BPH.pptx
Mini CEX BPH.pptxMini CEX BPH.pptx
Mini CEX BPH.pptx
 
Bab 3
Bab 3Bab 3
Bab 3
 
Bab iii
Bab iiiBab iii
Bab iii
 
Bab iii.ikhsan baru
Bab iii.ikhsan baruBab iii.ikhsan baru
Bab iii.ikhsan baru
 
Gsr ikha
Gsr ikhaGsr ikha
Gsr ikha
 
ASKEP KELOMPOK STROKE.docx
ASKEP KELOMPOK STROKE.docxASKEP KELOMPOK STROKE.docx
ASKEP KELOMPOK STROKE.docx
 
239930897 case-hsp
239930897 case-hsp239930897 case-hsp
239930897 case-hsp
 
kelompok 2 aspek budaya.pptx
kelompok 2 aspek budaya.pptxkelompok 2 aspek budaya.pptx
kelompok 2 aspek budaya.pptx
 

More from Operator Warnet Vast Raha

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Recently uploaded

PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
Hernowo Subiantoro
 
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
muhammadyudiyanto55
 

Recently uploaded (20)

Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
 
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
 
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
 
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawasPrensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
 
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
 
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptxSolusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
 
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptx
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptxPresentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptx
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptx
 
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogortugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
perumusan visi, misi dan tujuan sekolah.ppt
perumusan visi, misi dan tujuan sekolah.pptperumusan visi, misi dan tujuan sekolah.ppt
perumusan visi, misi dan tujuan sekolah.ppt
 
Dokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docx
Dokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docxDokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docx
Dokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docx
 

Makalah vulnus laceratum

  • 1. VULNUS LACERATUM 1. Pengertian. Vulnus laceratum adalah terjadinya gangguan kontinuitas suatu jaringan sehingga terjadi pemisahan jaringan yang semula normal, luka robek terjadi akibat kekerasan yang hebat sehingga memutuskan jaringan. Secara umum luka dapar dibagi menjadi 2 yaitu: 1) Simple, bila hanya melibatkan kulit. 2) Kompukatum, bila melibatkan kulit dan jaringan dibawahnya. Trauma arteri umumnya dapat disebabkan oleh trauma benda tajam ( 50 % ) misalnya karena tembakan, luka-luka tusuk, trauma kecelakaan kerja atau kecelakaan lalu lintas, trauma arteri dibedakan berdasarkan beratnya cidera : 1) Derajat I adalah robekan adviticia dan media, tanpa menembus dinding. 2) Derajat II adalah robekan varsial sehingga dinding arteri juga terluka dan biasanya menimbulkan pendarahan yang hebat. 3) Derajat III adalah pembuluh darah putus total, gambaran klinis menunjukan pendarahan yang tidak besar, arteri akan mengalami vasokontriksi dan retraksi sehingga masuk ke jaringan karen elastisitasnya. 2. Etiologi. Luka dapat disebabkan oleh berbagai hal, yaitu: 1) Trauma mekanis yang disebabkan karena tergesek, terpotong, terbentur dan terjepit. 2) Trauma elektris dan penyebab cidera karena listrik dan petir. 3) Trauma termis, disebabkan oleh panas dan dingin. 4) Truma kimia, disebabkan oleh zat kimia yang bersifat asam dan basa serta zat iritif dan berbagai korosif lainnya. 3. Patofisiologi. Jenis-jenis luka dapat dibedakan dua bagian, yaitu luka tertutup dan luka terbuka, luka terbuka yaitu dimana terjadi hubungan dengan dunia luar, misalnya : luka lecet ( vulnus excoratiol ), luka sayat ( vulnus invissum ), luka robek ( vulnus laceratum ), luka potong ( vulnus caesum ), luka tusuk ( vulnus iktum ), luka tembak ( vulnus aclepetorum), luka gigit ( vulnus mossum ), luka tembus ( vulnus penetrosum ), sedangkan luka tertutup yaitu luka tidak terjadi hubungan dengan dunia luar, misalnya luka memar.
  • 2. 4. Tanda dan Gejala Tanda-tanda umum adalah syok dan syndroma remuk (cris syndroma), dan tanda-tanda lokal adalah biasanya terjadi nyeri dan pendarahan. Syok sering terjadi akibat kegagalan sirkulasi perifer ditandai dengan tekanan darah menurun hingga tidak teraba, keringat dingin dan lemah, kesadaran menurun hingga tidak sadar. Syok dapat terjadi akibat adanya daerah yang hancur misalnya otot-otot pada daerah yang luka, sehingga hemoglobin turut hancur dan menumpuk di ginjal yang mengakibatkan kelainan yang disebut “lower Nepron / Neprosis”, tandanya urine berwarna merah, disuria hingga anuria dan ureum darah meningkat. 5. Pemeriksaan Diagnostik. Pemeriksaan diagnostik yang dinilai adalah pemeriksaan Hb, Ht, dan leukosit, pada pendarahan Hb dan Ht akan menurun disertai leukositosis, sel darah merah yang banyak dalam sedimen urine menunjukan adanya trauma pada saluran kencing, jika kadar amilase 100 unit dalam 100 mll, cairan intra abdomen, memungkinkan trauma pada pankreas besar sekali. 6. Diagnosa dan Intervensi Keperawatan 1) Nyeri B. D adanya luka. 1. Kaji tingkat dan intensitas nyeri serta durasi nyeri. 2. Alihkan persepsi px terhadap rasa nyeri. 3. Monitor TTV. 4. Anjurkan tehnik relaksasi seperti menarik nafas dalam. 2) Gangguan pola tidur B. D nyeri. 1. Kaji tingkat dan intensitas nyeri serta durasi nyeri. 2. Monitor TTV. 3. Atur posisi px senyaman mungkin. 3) Keterbatasan aktifitas B. D kelemahan otot. 1. Monitor TTV. 2. Bantu px untuk melakukan aktifitas. 3. Anjurkan px untuk melakukan latihan ROM. 4. Libatkan keluarga px dalam pemenuhan aktifitas.
  • 3. PENGKAJIAN 1. Identitas Klien. a) Identitas. Nama : WA ONDOLI Umur : 38 Tahun Jenis Kelamin : Perempuan Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Alamat : Desa Banggai Status : Sudah kawin. Agama : Islam. Suku Bangsa : Muna / Indonesia. Dx Medis : Vulnus Laceratum. b) Identitas Penanggung Jawab. Nama : Umur : Jenis Kelamin : Pekerjaan : Hubungan dengan klien : Anak. 2. Riwayat Penyakit. a) Keluhan Utama. Pada kaki kiri dekat ( parak mata batis ), luka robek akibat diseruduk sapi dan masih ada nyeri pada kaki kiri tungkai bawah yang dirasakan apabila ditekan, px juga mengatakan daerah luka bengkak dan terdapat nanah pada luka tersebut. b) Riwayat Penyakit Sekarang. Px mengatakan luka robek pada kaki kiri akibat diseruduk sapi, pada saat ia mau mengeluarkan sapi dari kandangnya pada waktu pagi hari sekitar pukul 08.00, dan tiba-tiba sapi yang dipeliharanya langsung menyeruduk kaki kirinya hingga px ( Tepelanting ), px jatuh bangun dengan kaki yang berlumuran darah dan langsung dibawa ke RSUD Ulin Banjarmasin pada pukul 09.10 wita. c) Riwayat Penyakit Dahulu. Sebelumnya px tidak pernah masuk Rumah Sakit dengan apa yang diderita sekarang dan juga px tidak pernah menderita penyakit yang lain, dan kalaupun px sakit ia hanya berobat ke Puskesmas.
  • 4. d) Riwayat Penyakit Keluarga. Px mengatakan bahwa dalam keluarganya tidak ada menderita penyakit seperti darah tinggi, jantung koroner dll, yang sifatnya menurun. 3. Pemeriksaan Fisik. a) Keadaan Umum. ( 10 Mei 2004. Pukul 11.30 ) Kesadaran px Compos Mentis dengan nilai GCS 15. TTV : TD : 120/80 mmHg. N : 82 x/m. R : 24 x/m. S : 36,8 „C. b) Kulit. Kebersihan cukup bersih, warna kulit coklat, tidak ada lesi, tekstur kulit kering, dan kulit sedikit kendur dan berkeriput. c) Kepala dan Leher. Struktur dan bentuk simetris, tidak ada nyeri, tidak ada trauma kepala dan keterbatasan gerak, tidak ada kesulitan menelan dan pembesaran kelenjar tyroid d) Penglihatan dan Mata. Struktur dan bentuk simetris, kebersihan cukup baik, kornea jernih, konjunctiva anemis, pergerakan mata baik, tidak ada kelainan dan alat bantu penglihatan. e) Penciuman dan Hidung. Struktur dan bentuk simetris, kebersihan baik, tidak ada pendarahan dan peradangan, tidak ada pergerakan cuping hidung. f) Pendengaran dan Telinga. Struktur simetris, kebersihan baik tidak ada pengerasan serumen, tidak ada nyeri, tidak ada peradangan dan pendarahan, menggunakan alat bantu pendengaran g) Gigi dan Mulut. Kebersihan baik, mukosa bibir berwarna kemerahan, tidak ada stomatitis, tidak ada peradangan dan pendarahan, dan fungsi mengunyah cukup baik. h) Dada, Pernafasan dan Sirkulasi. Struktur simetris, pergerakan dada kanan dan kiri simetris, tidak ada nyeri dan sesak nafas, tidak ada bunyi nafas tambahan, tidak ada batuk, sputum dan dahak, tidak ada bunyi jantung tambahan. i) Abdomen. Struktur simetris, tidak ada asites dan nyeri tekan, tidak ada pembesaran hati dan limpa. j) Genetalia dan Reproduksi. Tidak ada nyeri pada saat BAB dan BAK.
  • 5. k) Ekstrimitas Atas dan Bawah. Struktur simetris, tidak ada kelainan bentuk, tampak adanya keterbatasan gerak pada ekstrimitas kiri bawah, dan tidak menggunakan alat bantu pergerakan. Skala kekuatan otot: 4. Kebutuhan Fisik, Psikososial, dan Spiritual. a) Aktifitas dan Istirahat. Di Rumah : · Px memelihara sapi sebagai pekerjaan sehari-hari, tidur siang + 2 jam, tidur malam biasanya mulai pukul 21.00 – 05.00 wita. Px tidak menggunakan obat, dan tidak ada kesulitan menjelang tidur. Di Rumah Sakit : · Px berbaring ditempat tidur, duduk dan berdiri, beraktifitas yang ringan saja, tidur siang 1 – 2 jam, dan tidur malam mulai pukul 21.00 – 05.00 dan tidak ada kesulitan menjelang tidur. b) Personal Hygent. Di Rumah : · Mandi 2x sehari, gosok gigi 2x sehari, potong kuku jika dirasa panjang, keramas 2x dalam seminggu, ganti baju 2x sehari bahkan lebih jika dirasa kotor. Di Rumah Sakit : · Px hanya diseka oleh keluarganya, gosok gigi tidak dilakukan tapi px sering berkumurkumur, potong kuku tidak dilakukan, keramas tidak dilakukan, ganti baju + 2 hari sekali. c) Nutrisi. Di Rumah : · Makan 3x sehari, dengan makanan : nasi + lauk pauk + sayur, minum 4 – 5 gelas sehari, tidak ada makanan pantangan dan gangguan. Di Rumah Sakit : · Makan 3x sehari, dengan diit NB TKTP,minum 4 – 5 gelas sehari. d) Eliminasi. Di Rumah : · BAB tidak menentu 1 – 2 x sehari dengan warna kuning kecoklatan, konsistensi padat dan tidak ada nyeri, BAK 2 – 3 x sehari dengan warna kuning seperti air teh, bau pesing, dan tidak ada nyeri. Di Rumah Sakit : · BAB 1x sehari biasanya pada pagi hari, warna kuning kecoklatan, konsistensi padat dan tidak ada nyeri. BAK 3 – 4 x sehari dengan warna kuning, bau pesing dan tidak ada nyeri. e) Sexual.
  • 6. Px sudah kawin dan memiliki 7 orang anak yang terdiri dari: 3 orang laki-laki dan 4 orang perempuan. f) Psikososial. Hubungan px dengan keluarga, perawat, tim medis lain maupun dengan keluarga cukup baik. g) Spiritual. Selama di rumah sakit tidak melaksanakan shalat, px percaya bahwa ini merupakan kehendak tuhan yang ada maksudnya. Px juga selalu berdoa untuk kesembuhannya. 5. Pemeriksaan Diagnostik dan Pengobatan. a) Laboratorium. ( Tanggal 10 Mei 2004 ) : 10,0 ( L: 14 – 18 g%, P: 12 – 16 g% ) · HB · Leukosit : 10.800 ( 5000 – 10.000 /mm3 ) · Massa Pendarahan : 2‟17” ( 1 – 3 menit ) · Massa Pembekuan : 5‟30” ( 2 – 6 menit ) · Gula Darah Puasa : 84 ( 70 – 110 mg/dl ) · Ureum : 27 ( 10 – 50 mg/dl ) · Kreatinin : 0,8 ( L: 0,6 – 1,1 · SGOT : 42 ( L: up to 25 U/I, suhu 30 „C P: 0,5 – 0,9 mg/dl ) P: up to 21 U/I, suhu 30‟C ). · SGPT : 49 ( L: up to 29 U/I, suhu 30 „C P: up to 22 U/I, suhu 30‟C ). b) Pengobatan. a. Infus RL 20 tts/m. ( sebagai elektrolit ) b. Standacilin 3x500 mg. ( sebagai anti bioti )
  • 7. ANALISA DATA NO 1. DATA MASALAH DO : a. ETIOLOGI Ganggua rasa nyaman: Adanya luka. Ada nyeri tekan pada daerah nyeri. luka. b. Daerah luka tampak bengkak. c. TTV: TD : 120/80 mmHg. N : 82 x/m. R : 24 x/m. S : 36,8 „C. DS : · Px mengatakan ada rasa nyeri pada daerah luka jika didresing. DO : Gangguan pola Adanya luka. ·Px tampak tenang, aktifitas px hanya aktifitas. di tempat tidur. 2. · Skala otot. 5 5 5 3 DS : · Px mengatakan tidak dapat melakukan aktifitas yang terlalu berat karena adanya rasa nyeri pada daerah luka. 3. DO : Terjadi infeksi. · Luka tampak bengkak, basah. · Terdapat pus pada luka. · Ada nyeri tekan pada daerah luka. · Daerah luka tampak berwarna kemerahan. DS : · Px mengeluh nyeri saat didresing. Adanya luka.
  • 8. PROSES KEPERAWATAN Diagnosa No 1. Perencanaan Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional Ganggua rasa nyaman: Rasa nyaman px 1) Ukur TTV. 1) Untuk nyeri B. D adanya luka. terpenuhi setelah 4 2) Kaji status mengetahui DO : hari perawatan. nyeri. KE : 3) Atur posisi. 2) Mengetahui 4) Ajarkan tingkat nyeri yang · Ada nyeri tekan pada daerah luka. 1) · TD: 120/80 mmHg Daerah luka tampak TTV normal : perkemba ngan px. tehnik relaksasi. dirasakan px bengkak. N : 60 – 84 x/m. sehingga mudah · R : 16 – 24 x/m. menentukan TD: 120/80 mmHg S : 36 – 37 „C. intervensi. N : 82 x/m. 2) 3) R : 24 x/m. mengeluh nyeri tekan. nyaman dapat S : 36,8 „C. 3) mengurangi rasa DS : bengkak lagi. · TTV: Px tidak Luka tidak Posisi yang nyeri. Px mengatakan ada 4) Agar px rasa nyeri pada daerah merasa tenang dan luka jika didresing. mengurangi rasa nyeri. 2. Gangguan pola aktifitas B. Aktifitas px kembali 1) D adanya luka. normal dalam 4 hari penyebab memudahkan DO : perawatan. kelemahan intervensi yang KE : aktifitas. tepat. 2) 2) · Px tampak tenang, aktifitas px hanya di 1) Px dapat tempat tidur. melakukan aktifitas Kaji 1) Kaji tingkat mobilisasi px. Mengetahui tingkat pergerakan sendiri tidak hanya px. Diagnosa No Untuk Perencanaan Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional · ditempat tidur. 3) Bantu 3) 2) px proses 5 Skala otot. 5 5 5 3 Skala otot: 5 dalam beraktifi tas. Mempercepat penyembuhan
  • 9. DS : · Px mengatakan tidak dapat melakukan 5 3) 5 Rasa nyeri hilang. aktifitas yang terlalu berat karena adanya rasa nyeri pada daerah luka. 3. Terjadinya Infeksi tidak terjadi 1) infeksi B. D dalam 4 hari luka setiap hari. penyebaran infeksi. adanya luka. perawatan. 2) DO : KE : kompres mengurangi hangat. bengkak dan mengatasi nyeri. · Luka 1) Luka tidak Bersihkan 1) Beri Untuk tampak bengkak, bengkak, tidak 3) basah. terdapat pus, tidak posisi. 3) · ada kemerahan. Kolaborasi : nyaman dapat pus pada luka. 2) 1) mengurangi nyeri. · mengeluh nyeri Terdapat Ada nyeri tekan pada Tidak saat didresing. Atur 2) Mencegah Beri anti biotik. Posisi yang Kolaborasi : 1) Membunuh daerah luka. kuman penyebab · infeksi. Daerah luka tampak berwarna kemerahan. DS : · Px mengeluh nyeri saat didresing.
  • 10. NO 1. IMPLEMENTASI EVALUASI Tanggal 10 Mei 2004. Tanggal 10 Mei 2004. 1) Mengukur TTV. S 2) Mengkaji status nyeri. ( nyeri · : Px mengatakan lukanya masih nyeri, sedang ) pada saat didresing atau ditekan. 3) Mengatur posisi. O 4) Mengajarkan tehnik relaksasi. · : Px tampak meringis menahan nyeri dengan skala 2 ( sedang ) 2. 1) Mengkaji penyebab kelemahan A : aktifitas. 2) Mengkaji tingkat mobilisasi px. P 3) 3. · Membantu px dalam beraktifitas. · 1) Membersihkan luka setiap hari. S : 2) Memberi kompres hangat. · Px 3) Mengatur posisi. aktifitasnya sendiri. O Kolaborasi : 1) Memberi (Standacillin) anti biotik. · A · P · S · Masalah belum teratasi. : Intervensi dilanjutkan. mengatakan dapat melakukan : Px tampak tenang. : Masalah teratasi. : Intervensi dihentikan. : Px mengeluh lukanya sakit saat didresing. O · : Luka tampak masih basah, bengkak, terdapat pus, berwarna kemerahan, dan ada nyeri tekan. A · P · : Masalah belum teratasi. : Intervensi dilanjutkan.