Masjid bukan sekedar tempat sujud sebagaimana makna harfiahnya, seperti yang telah kita ketahui, sejak zaman Nabi Muhammad Saw. Mesjid tidak hanya sebagai tempat ritual murni (ibadah mahdah seperti shalat dan itikaf). Masjid juga berfungsi sebagai pusat pemerintahan, sentra pendidikan, markas militer dan bahkan lahan sekitar masjid pernah dijadikan sebagai pusat perdagangan.
1. I
MAKALAH
KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM
Disusun Oleh:
Ainun Dalilah. (037118006)
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2019
2. II
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah memberikan
kesehatan jasmani dan rohani sehingga kita masih bisa menikmati indahnya Alam
Ciptaan -Nya. Sholawat serta salam kita haturkan kepada teladan kita semua Nabi
Muhammmad Shallalllahu ‘alaihi Wa Sallam yang telah memberitahu kepada kita
jalan yang benar berupa ajaran agama yang sempurna serta menjadi rahmat bagi
seluruh alam.
Kemudian Kami sebagai Penyusun sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan
makalah yang menjadi tugas dalam mata kuliah Pendidikan Agama Islam yang
berjudul “ Konsep Ketuhanan Dalam Islam“. Selain itu, kami mengucapkan banyak
terimakasih kepada berbagai pihak yang sudah membantu sampai makalah ini
terselesaikan.
Akhirul kalam, kami sadar bahwa makalah ini penuh dengan kekurangan. Oleh
karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran pembaca demi
penyempurnaan makalah ini. Harapan kami semoga makalah yang sederhana ini
dapat bermanfaat serta mampu memenuhi harapan berbagai pihak. Aamiin.
Bogor, Oktober 2018
Penyusun
3. III
Daftar Isi
Kata Pengantar ....................................................................................................... II
Daftar Isi................................................................................................................ III
Gambar ................................................................................................................ IV
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 2
2.1 Filsafat Ketuhanan Dalam Islam .................................................................. 2
2.2 Sejarah Pemikiran Manusia Tentang Islam.................................................. 2
A. Pembuktian Wujud Tuhan ......................................................................... 2
B. Proses terbentuknya iman........................................................................... 3
2.3 Keimanan dan Ketakwaan........................................................................... 5
BAB III PENUTUP................................................................................................ 7
3.1 Kesimpulan................................................................................................... 7
3.2 Daftar Pustaka .............................................................................................. 8
5. 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masjid bukan sekedar tempat sujud sebagaimana makna harfiahnya, seperti yang telah
kita ketahui, sejak zaman Nabi Muhammad Saw. Mesjid tidak hanya sebagai tempat ritual
murni (ibadah mahdah seperti shalat dan itikaf). Masjid juga berfungsi sebagai pusat
pemerintahan, sentra pendidikan, markas militer dan bahkan lahan sekitar masjid pernah
dijadikan sebagai pusat perdagangan.
Pada masa Rasulallah mesjid dijadikan sebagai sentra utama seluruh aktivitas
keummatan. Baik untuk kegiatan pendidikan yakni tempat pembinaan dan pembentukan
karakter sahabat maupun aspek-aspek lainnya termasuk politik, strategi perang hingga
pada bidang ekonomi, hukum, sosial, dan budaya. Pendek kata, masjid difungsikan selain
sebagai pusat kegiatan ibadah ritual juga dijadikan tempat untuk melaksanakan ibadah
muamalah yang bersifat sosial.
Seiring dengan perkembangan zaman maka fungsi masjid juga semakin berkembang,
seperti yang akan kita bahas pada makalah ini yaitu tentang bagaimana fungsi masjid
dikampus, memang kehadiran masjid kampus dapat menjadi angin segar bagi
pengembangan dakwah untuk menciptakan mahasiswa yang berilmu, bertaqwa, beramal
dan berkarakter Islami, sebagaimana peran mesjid kampus selama ini sebagai media
komunikasi dalam rangka pembentukan karakter mahasiswa. 1
1
Agung Sukses, Konsep Ketuhanan Dalam Islam, hlm 124
6. 2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Filsafat Ketuhanan Dalam Islam
Keimanan dalam Islam merupakan aspek ajaran yang fundamental, kajian ini harus
dilaksanakan secara intensif. Keimanan kepada Allah SWT, kecintaan, pengharapan, ikhlas,
kekhawatiran, tidak dalam ridho-Nya, tawakkal nilai yang harus ditumbuhkan secara subur
dalam pribadi muslim yang tidak terpisah dengan aspek pokok ajaran yang lain dalam Islam.
Muslim yang baik memiliki kecerdasan intelektual sekaligus kecerdasan spiritual
(QS.Ali Imran: 190-191) sehingga sikap keberagamaannya tidak hanya pada ranah emosi tetapi
didukung kecerdasan pikir atau ulul albab.Terpadunya dua hal tersebut insya Allah menuju dan
berada pada agama yang fitrah. (QS.Ar-Rum: 30).
Jadi, filsafat Ketuhanan dalam Islam bisa diartikan juga yaitu kebijaksanaan Islam
untuk menentukan Tuhan, dimana Ia sebagai dasar kepercayaan umat Muslim.2
2.2 Sejarah Pemikiran Manusia Dalam Islam
A. Pembuktian Wujud Tuhan
Dalam al-Quran, penggambaran tentang pengakuan akan eksistensi Tuhan dapat
ditemukan dalam Q.S al-Ankabut, 29: 61-63. Dalam ayat 61-63 dijelaskan bahwa: “bangsa
arab yang penyembah berhala tidak menolak eksistensi pencipta langit dan bumi.
Berdasarkan kandungan ayat ini, dapat dipahami bahwa bangsa arab sesungguhnya
telah memahami dan meyakini akan eksistensi Tuhan sebagai pencipta langit dan bumi serta
pengaturnya. Namun menurut al-Quran, ada segelintir anak manusia yang menolak eksistensi
tuhan, seperti penggambaran al-Quran dalam Q.S. al-Jasyiah (45): 24. Ayat ini menegaskan
bahwa: “mereka berkata: “ kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan didunia saja, kita mati
dan kita hidup, dan tidak ada yang membinasakan kita selain masa.” Penolakan akan eksistensi
tuhan oleh sebagian kecil manusia itu, hanya didasarkan pada dugaan semata dan tidak
didasarkan pada pengetahuan yang meyakinkan seperti ditegaskan dalam klausa penutup ayat
2 Ibid,hlm 127
7. 3
24 tersebut, yaitu:”mereka sekali kali tidak mempunyai pengetahuan tentang itu, mereka tidak
lain hanyalah menduga-duga saja.
Banyak sekali ayat yang terkandung dalam Al-Quran yang menjelaskan tentang
keberadaan Allah sebagai tuhan semesta alam seperti yang terkandung dalam surah Ali-Imran
ayat 62 yang artinya “sesungguhnya ini adalah kisah yang benar. Tidak ada Tuhan selain
Allah, dan sungguh Allah Maha Perkasa , Maha Bijaksana.
Keesaan Allah SWT adalah mutlak.Ia tidak dapat didampingi atau disejajarkan dengan
yang lain. Sebagai umat Islam, yang mengikrarkan kalimat syahadat Laa ilaaha illa Allah harus
menempatkan Allah SWT sebagai prioritas utama dalam setiap tindakan dan ucapannya.
Banyak sekali bukti-bukti yang dapat digunakan untuk menunjukkan bahwa Tuhan
adalah Wujud (ada).Bukti klasik yang sering digunakan adalah tentang adanya alam semesta.
Setiap sesuatu yang ada tentu diciptakan dan pencipta adalah Allah SWT Tuhan pencipta alam
semesta. Pembuktian dengan pendekatan seperti diatas sebenarnya bukanlah hal baru lagi.Jauh
sebelum umat Islam menggunakan pembuktian semacam itu, Plato telah mengemukakan teori
dalam bukunya Timaeus yang mengatakan bahwa tiap-tiap benda yang terjadi mesti ada yang
menjadikan.3
B. Proses Terbentuknya Iman
Benih iman yang dibawah sejak dalam kandungan memerlukan pemupukan yang
berkesinambungan.Benih yang unggul apabila tidak disertai pemeliharaan yang intensif, besar
kemungkinan menjadi punah.Demikian pula halnya dengan benih iman. Berbagai pengaruh
terhadap seseorang akan mengarahkan iman/kepribadian seseorang, baik yang datang dari
lingkungan keluarga, masyarakat, pendidikan, maupun lingkungan termasuk benda-benda mati
seperti cuaca, tanah , air, dan lingkungan flora serta fauna.
Pengaruh pendidikan keluarga secara langsung maupun tidak langsung, baik yang
disengaja maupun tidak disengaja amat berpengaruh terhadap iman seseorang.Tingkah laku
orang tua dalam rumah tangga senantiasa merupakan contoh dan teladan bagi anak-anak.Dalam
3
.http://agungsukses.wordpress.com/2008/07/24/konsep-ketuhanan-dalam-islam/ (diakses
pada 24 September 2011)
8. 4
hal ini Nabi SAW bersabda, “Setiap anak, lahir membawa fitrah.Orang tuanya yang berperan
menjadikan anak tersebut menjadi Yahudi, Nasrani, atau majusi”.
Pada dasarnya, proses pembentukan iman juga demikian. Diawali dengan proses
perkenalan, kemudian meningkat menjadi senang atau benci. Mengenal ajaran Allah SWT
adalah langkah awal dalam mencapai iman kepada Allah SWT.Jika seseorang tidak mengenal
ajaran Allah SWT, maka orang tersebut tidak mungkin beriman kepada Allah SWT.
Disamping proses pengenalan, proses pembiasaan juga perlu diperhatikan, karena tanpa
pembiasaan, seseorang bisa saja semula benci berubah menjadi senang. Seorang anak
harus dibiasakan untuk melaksanakan apa yang diperintahkan Allah dan menjauhi hal-
hal yang dilarang-Nya, agar kelak setelah dewasa menjadi senang dan terampil dalam
melaksanakan ajaran-ajaran Allah.4
2.3 Keimanan dan Ketakwaan
Berbicara masalah keimanan , kita bisa melihat takaran keimanan seseorang dari tanda-
tandanya seperti :
1. Jika menyebut atau mendengar nama Allah SWT hatinya bergetar, dan berusaha agar
2. Allah SWT tidak lepas dari ingatannya.
3. Senantiasa tawakkal, yaitu bekerja keras berdasarkan keimanan
4. Tertib dalam melaksanakan shalat dan selalu melaksanakan perintahnya
5. Menafkahkan rizky yang diperolehnya di jalan Allah
6. Menghindari perkataan yang tidak bermanfaat dan menjaga kehormatan
7. Memelihara amanah dan menepati janji
Manfaat dan pengaruh Iman dalam kehidupan manusia :
1. Iman melenyapkan kepercayaan kepada kekuasaan benda
2. Iman menanamkan semangat berani menghadapi maut
3. Iman memberikan ketentramann jiwa
4. Iman mewujudkan kehidupan yang baik
5. Iman melahirkan sikap ikhlas dan konsekuen
4
Ahmadi, Abu, dkk.1991. Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam. Jakarta:Bumi Aksara, hlm
57
9. 5
Hakikat takwa sebagaimana yang disampaikan oleh Thalq bin Hubaib, “Takwa adalah
engkau melakukan ketaatan kepada Allah berdasarkan nur (petunjuk) dari Allah SWT karena
mengharapkan pahala dari-Nya. Dan engkau meninggalkan maksiat kepada Allah berdasarkan
cahaya dari Allah karena takut akan siksa-Nya."
Kata takwa juga sering digunakan untuk istilah menjaga diri atau menjauhi hal-hal yang
diharamkan, sebagaimana dikatakan oleh Abu Hurairah Radhiallaahu anhu ketika ditanya
tentang takwa, beliau mengatakan, “Apakah kamu pernah melewati jalanan yang berduri?” Si
penanya menjawab, ”Ya”. Beliau balik bertanya, “Lalu apa yang kamu lakukan?”Orang itu
menjawab, “Jika aku melihat duri, maka aku menyingkir darinya, atau aku melompatinya atau
aku tahan langkah”. Maka berkata Abu Hurairah, ”Seperti itulah takwa.”
Karakteristik orang yang bertakwa secara umum dapat dikelompokkan ke dalam 5 kategori
/ indikator ketaqwaan:
1. Iman kepada Allah, iman kepada Malaikat, Kitab-kitab dan para nabi, iman kepada
hari kiamat, serta qada dan qadar dengan kata lain instrumen ketaqwaan yang pertama
ini dikatakan dengan memelihara Fitrah Iman.
2. Mengeluarkan harta yang dikasihinya kepada kerabat, anak yatim, orang-orang miskin,
orang-orang yang putus di perjalanan, Atau dengan kata lain mencintai umat manusia.
3. Mendirikan shalat, puasa dan zakat
4. Menepati janji
5. Sabar disaat kepayahan, dan memiliki semangat perjuangan
Menahan amarah dan memaafkaan orang lain.5
5
www.qodirjae.wordpress.com/2008/05/20/keimanan-dan-ketaqwaan/
10. 6
BAB III
3.1 PENUTUP
3.2 KESIMPULAN
Masjid adalah tempat beribadah bagi seluruh umat Islam,
Kehadiran masjid kampus dapat menjadi angin segar bagi pengembangan
dakwah untuk menciptakan mahasiswa yang berilmu,bertaqwa, beramal dan
berkarakter Islami. Peran penting masjid kampus dalam pembentukan karakter
mahasiswa sangat pening, begitu pula sebagai penagkal radikalisme yang
semakin marak terjadi belakangan.
11. 7
Daftar pustaka
Agung Sukses, Konsep Ketuhanan Dalam Islam,
http://agungsukses.wordpress.com/2008/07/24/konsep-ketuhanan-dalam-
islam/ (diakses pada 24 September 2011)
Ahmadi, Abu, dkk.1991. Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam. Jakarta:Bumi Aksara
www.qodirjae.wordpress.com/2008/05/20/keimanan-dan-ketaqwaan/