1. TUMBUHAN SRIGUNGGU (Clerodendron serratum) SEBAGAI BAHAN
UTAMA DALAM PENGOBATAN TRADISIONAL (GURAH) DI
MANGGUNG, WUKIRSARI, IMOGIRI, BANTUL, D. I. YOGYAKARTA
Disusun oleh :
Anggota Kelompok 5 :
1. RR. Anisa Riska N. P (12848)
2. Suhesti Mustika N (12860)
3. Nur Ainu Sulton (12861)
4. Nina Fajrika (12874)
Dosen Pengampu : Ir. Rohlan Rogomulyo, MP.
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2015
2. I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tumbuhan obat adalah jenis-jenis tumbuhan yang memiliki fungsi dan
berkhasiat sebagai obat, dipergunakan untuk penyembuhan ataupun mencegah
berbagai penyakit. Berkhasiat obat mempunyai arti mengandung zat aktif (anti
oksidan) yang bisa mengobati penyakit tertentu atau jika tidak memiliki
kandungan zat aktif tertentu tapi memiliki kandungan efek resultan / sinergi dari
berbagai zat yang mempunyai efek mengobati.
Di dalam kehidupan masyarakat, pemanfaatan tumbuhan obat sebagai obat
tradisional sudah dikenal sejak dulu karena tidak menimbulkan efek samping dan
lebih aman. Pada jaman dahulu masih jarang orang yang menggunakan obat
tradisional untuk mengobati penyakit yang dideritanya. Namun masyarakat belum
banyak mengetahui tumbuhan yang sebenarnya berkhasiat obat serta cara
pengolahannya. Seiring berkembangnya teknologi yang lebih canggih, telah
tersedia lebih banyak obat-obat kimia yang terkenal memiliki efek samping lebih
menonjol dalam meredakan. Akan tetapi, puluhan tahun kedepannya yang berarti
di era sekarang ini, telah terjadi perubahan orientasi masyarakat dunia dalam
menjaga diri tetap sehat atau dalam upaya pencegahan penyakitnya. Upaya
pencegahan atau pun pengobatan tersebut yaitu dengan memanfaatkan tumbuhan
berkhasiat sebagai obat (herbal) dan sedikit demi sedikit telah beralih dari obat
medis berdosis tinggi ke pengobatan herbal dan tradisional. Karena itu
penggunaan tumbuhan obat untuk pengobatan asma perlu lebih ditingkatkan lagi.
Terkait dengan pengobatan herbal dan tradisional, disini kami mengangkat
tema mengenai tumbuhan Srigunggu (Clerodendron serratum) sebagai bahan
utama dalam pengobatan tradisional Gurah. Srigunggu (Clerodendron serratum)
diduga tumbuhan asli Asia Tropik, dan diperbanyak dengan biji. Srigunggu
tumbuh liar pada tempat-tempat terbuka dan agak teduh. Tumbuhan ini biasa
dijumpai di pinggir jalan, di hutan sekunder, padang alang-alang, pinggir
kampung, atau dekat air yang tanahnya agak lembab. Tumbuhan ini menghendaki
ketinggian sekitar 100-1700 m di atas permukaan laut. Srigunggu tumbuh perdu
tegak dengan tinggi 1-3 m, batang berongga, berbongkol besar, akarnya berwarna
abu kehitaman. Daun tunggal, letaknya berhadapan, bertangkai pendek, berbentuk
3. bulat telur sungsang sampai lanset, cukup tebal dan kaku, dengan ujung runcing
dan pangkal tumpul, tepi daun bergerigi tajam, dan kedua permukaan berambut
halus. Panjang daun 8-30 cm, lebar 4-14 cm, warnanya hijau, berbunga majemuk
dalam malai yang panjangnya 6-40 cm, warnanya putih kehijauan, keluar dari
ujung percabangan. Buahnya buah batu, berbentuk bulat telur sungsang, berwarna
hijau kehitaman.
B. Tujuan
- Mengetahui khasiat tumbuhan obat srigunggu (Clerodendron serratum)
- Mengetahui pemanfaatan tumbuhan obat srigunggu (Clerodendron serratum)
sebagai pengobatan tradisional (Gurah) di Manggung, Wukirsari, Imogiri,
Bantul, D. I. Yogyakarta.
4. II. TINJAUAN PUSTAKA
Srigunggu dikenal juga dengan istilah senggugu atau dalam bahasa Cina
disebut San tai hong hua, nama ilmiahnya adalah Clerodendron Serratum.
Srigunggu tumbuh liar pada tempat-tempat terbuka atau agak terlindung, bisa
ditemukan di hutan sekunder, padang alang-alang, pinggir kampung, tepi jalan
atau dekat air yang tanahnya agak lembap. Srigunggu diduga tumbuhan asli Asia
tropik. Tanaman ini merupakan tumbuhan perdu tegak, dengan tinggi 1-3 m,
batangnya berongga, berbongkol besar serta warna akarnya abu kehitaman.
Tumbuhan Srigunggu memiliki sifat kimiawi yang terdapat di daun, kulit
batang dan kulit akar. Daun Srigunggu memiliki kandungan kimia, antara lain
kalium, sedikit natrium, alkaloid, dan flavonoid flavon. Daun srigunggu bersifat
pahit, pedas, dan sejuk. Kulit batang Srigunggu mengandung senyawa
triterpenoid, asam oleanolat, asam queretaroat, dan asam serratogenat. Sedangkan
kulit akar mengandung glikosida fenol, manitol, dan sitosterol. Efek Farmakologis
yang dimiliki daun tumbuhan Srigunggu adalah sebagai infus kesehatan serta
daun senggugu secara in vitro diteliti dapat menghancurkan batu ginjal.
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan National Cancer Institut of
Washington menemukan ekstrak air tumbuhan Srigunggu aktif sebagai anti-HIV
in vitro. Tanaman srigunggu diidentikkan dengan sebuah metode pengobatan
tradisional yang terkenal, yaitu gurah. Gurah dipercaya bisa membantu mengobati
berbagai penyakit yang terkait dengan saluran napas, seperti batuk, bronchitis,
sinusitis, asma. Termasuk juga menjadikan saluran pernapasan lebih longgar
sehingga memperbagus suara. Kalau anda pernah gurah, tanaman ini digunakan
sebagai bahan utamanya dari bagian akar dan daun. (Himawan, 2011).
Tanaman Srigunggu di identikkan sebagai pengobatan tradisional untuk
gurah. Dimana gurah dipercaya bisa membantu mengobati berbagai penyakit
yang terkait dengan saluran napas, seperti batuk, memperbagus suara. Bagian
tanaman ini yang digunakan sebagai bahan utamanya, berasal dari bagian akar dan
daun (Anonim, 2015).
Tanaman Srigunggu tumbuh liar pada tempat-tempat terbuka atau agak
terlindung, bisa ditemukan di hutan sekunder, padang alang-alang, pinggir
kampung, tepi jalan atau dekat air yang tanahnya agak lembap dari dataran rendah
5. sampai 1.700 m dpl. Senggugu diduga tumbuhan asli Asia tropik. Perdu tegak,
tinggi 1 - 3 m, batang berongga, berbongkol besar, akar warnanya abu kehitaman.
Daun tunggal, tebal dan kaku, bertangkai pendek, letak berhadapan, bentuk
bundar telur sampai lanset, ujung dan pangkal runcing, tepi bergerigi tajam,
pertulangan menyirip, kedua permukaan berambut halus, panjang 8 - 30 cm, lebar
4 - 14 cm, warnanya hijau. Perbungaan majemuk bentuk malai yang panjangnya 6
- 40 cm, warnanya putih keunguan, keluar dari ujung-ujung tangkai. Buah buni,
bulat telur, masih muda hijau, setelah tua hitam. Perbanyakan dengan biji
(Iskandar, 2006).
Nama lokal tanaman srigungu adalah Singgugu (Sunda), sagunggu (Jawa),
Kertase, pinggir tosek (Madura). senggugu (Melayu), Sinar baungkudu (Batak
Toba), tinjau handak (Lampung), San tai hong hua (China). Sifat kimiawi dan
efek farmakologis, daun srigunggu, pahit, pedas, dan sejuk. Kandungan kimia:
Daun banyak mengandung kalium, sedikit natrium, alkaloid, dan flavonoid
flavon. Kulit batang mengandung senyawa triterpenoid, asam oleanolat, asam
queretaroat, dan asam serratogenat. Sedangkan kulit akar mengandung glikosida
fenol, manitol, dan sitosterol (Wijai, 2011)
6. III. PEMBAHASAN
A. Hasil wawancara
Nama : Bapak Abdul Chamid
Umur : 47 tahun
Alamat : Manggung RT 07, Wukirsari, Imogiri, Bantul, Yk.
Biaya pengobatan : 60rb
Bapak Abdul Chamid memulai menjalankan pengobatan tradisional gurah
awalnya mendampingi ayahnya. Setelah ayahnya meninggal pengeobtan gurah
tersebut dilanjutkan oleh Bp Abdul Chamid sendiri. Bapal Abdul Chamid mulai
pengobtan gurah sendiri pada tahun 1991. Pengonbatan Gurah dahulu ditemukan
oleh Bapak H. Marzuki menurut Pak Abdul. Beliau menjelaskan bahan gurah
berasal dari akar tanaman Srigunggu. Bapak Abdul memiliki tanaman srigunggu
sendiri yang di tanam di tepi halaman rumahnya.
1. Manfaat mengobati sakit:
- radang tenggorokan
- influenza
- asam urat
- asma
- rematik
- gejala jantung
- manfaat lain untuk menjernihkan suara
2. Proses pembuatan bahan :
- akar tanaman Srigunggu di ambil dan dikupas
- akar di jemur sampai kering
- akar yang sudah kering ditumbuk atau digiling sampai halus (berupa
serbuk halus)
- bahan sudah siap digunakan
3. Cara pemakaian :
- bubuk diambil 2 jumput (kira-kira setengah sendok teh)
- bubuk sesuai takaran dimasukkan ke dalam gelas
- ditambahakan air hangat dan diaduk
7. - Kemudian di saring (ampas dibuang dan ekstraknya digunakan)
- kapas dicelupkan ke ekstrak kemudian diperas dan diteteskan perlahan
ke dalam lubang hidung pasien
- pasien tidur terlentang selama 5 menit kemudian tengkurap sampai
lendir di dalam tubuh keluar selama ±1,5-2 jam.
- pengobatan selesai apabila lender sudah berhenti keluar atau lender
sudah bening.
Menurut pak Abdul hal yang perlu diperhatiakan dalam pengobatan gurah
yaitu dianjurkan sebelum melakuakan gurah makan terlebih dahulu. Kemudian
setelah pengobatan gurah pasien tidak diperbolehkan makan makanan yang
menandung banyak minyak misal gorengan, makan pedas, dan es selama 1
minggu. Sebaiknya pengobatan secra rutin minimal 3 bulan sekali. Perempuan
yang sedang hamil tidak diperbolehkan melakukan pengobatan gurah, namun
wanita yang swdang menstruasi diperbolehkan
B. Analisi SWOT
1. Strength (kekuatan)
Tanaman srigunggu dapat dimanfaat sebagai bahan obat tradisional
yaitu pengobatan tradisional Gurah. Manfaat dari gurah dapat mengobati
penyakit radang tenggorokan, influenza, asam urat, asma, rematik, gejala
jantung, dan manfaat lain untuk menjernihkan suara. Cara pembuatan dan
pemakain tanaman srigunggu cukup mudah dilakukan sehingga menjadi
kelebihan tersendiri untuk dijadikan obat tradisional.
2. Weaknesses (kelemahan)
Tanaman srigunggu menghendaki ketinggian tempat tumbuh
tertentu yaitu dataran rendah sampai 1.700 dan tumbuh baik di daerah
perbukitan.
3. Opportunities (Peluang)
Pemanfaatan tanaman srigunggu untuk gurah kedepan tetap
menjadi salah satu cara pengobatan tradisional yang banyak dimanfaatkan
oleh masyarakat karena memiliki manfaat nyata dapat mengobati berbagai
8. penyakit. Kemudian tanaman drigunggu memiliki prospek untuk
dibudidayakan mengingat kebutuhan akan tanaman akan terus dicari.
4. Threats (hambatan)
Menurut pemaparan bapak Abdul, tanaman srigunggu semakin
langka dan sulit dicari. Hal tersebut menjadi salah satu ancaman, apabila
keberadaan tanaman srigunggu tidak dibudidayakan dengan baik.
IV. KESIMPULAN
Tanaman srigunggu (Clerodendron Serratum) di desa Manggung, Wukirsari,
Imogiri, Bantul, D. I. Yogyakarta dimanfaat untuk pengobatan tradisional gurah.
Tanaman srigunggu (Clerodendron Serratum) mempunyai khasiat mengobati
penyakit radang tenggorokan, influenza, asam urat, asma, rematik, gejala jantung,
dan manfaat lain untuk menjernihkan suara.
9. DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2015. Manfaat Tanaman Srigunggu.
<http://www.obatherbaljamutradisional-.com/2013/12/khasiat-dan-
manfaat-tanaman-srigunggu.html>. Diakses 20 Oktober 2015.
Himawan, A. 2011. <Khasiat Daun Senggugu.
https://atikhimawan.wordpress.com-/2011/09/> Diakses 20 Oktober 2015
Iskandar, Y. 2006. Tanaman Obat Yang Berkhasiat Sebagai Antiasma Bronkhial.
Universitas Padjajaran. Bandung.
Sigit , W. 2011. Budidaya
Sengugu.<http://sigitwijai.blogspot.co.id/2011/10/budidaya-sengugu.html>
Diakses 20 Oktober 2015.