Dokumen tersebut membahas tentang tanaman obat Indonesia, suku Sunda, konsep sehat-sakit dalam budaya Sunda, pengobatan tradisional untuk beberapa penyakit seperti demam dan batuk, konsumsi jamu, taksonomi tanaman obat Curcuma mangga, khasiat dan uji pra-kliniknya.
2. TANAMAN OBAT INDONESIA
30.000 spesies di seluruh Indonesia
8.000 spesies tanaman obat
800 – 1200 spesies dimanfaatkan untuk obat
tradisional atau jamu
Manfaat tanaman obat:
- Obat
- Makanan dan mniuman kesehatan
- Zat pewarna
- Rempah-rempah
- Kosmetika
- Insektisida
- Pakan/obat ternak
3. SUKU SUNDA
Kelompok etnis yang berasal dari bagian barat
pulau Jawa, yang mencakup wilayah administrasi
provinsi Jawa Barat.
Etnis terbesar ke-2 di Indonesia (15,41%)
Sifat: optimistis, ramah, sopan, dan riang, akan
tetapi mereka dapat bersifat pemalu dan terlalu
perasa secara emosional
Karakter Sunda yang dimaksud adalah cageur
(sehat), bageur (baik), bener (benar), singer
(mawas diri), dan pinter (cerdas).
4. KONSEP SEHAT - SAKIT
orang sehat adalah mereka yang makan terasa
enak, dapat tidur nyenyak dan tidak ada yang
dikeluhkan cageur
sakit adalah apabila badan terasa sakit , panas atau
makan terasa pahit , kalau anak kecil sakit biasanya
rewel , sering menangis , dan serba salah / gelisah
gering
Istilah lokal yang sering dipakai muriang untuk
demam , nyeri sirah untuk sakit kepala , yohgoy untuk
batuk dan salesma untuk pilek / flu
Penyebab sakit umumnya karena lingkungan , kecuali
batuk juga karena kuman
5. PENGOBATAN TRADISIONAL
A. SAKIT DEMAM
- Tanda: badan terasa pegal – pegal , menggigil , kadang –
kadang bibir biru
- Penyebab : udara kotor , menghisap debu kotor .
pergantian cuaca , kondisi badan lemah , kehujanan ,
kepanasan cukup lama , dan keletihan
- Pencegahan: menjaga kebersihan udara yang dihisap,
makan teratur , olahraga cukup , tidur cukup, minum
cukup , kalau badan masih panas / berkeringat jangan
langsung mandi , jangan kehujanan dan banyak makan
sayuran atau buah
- Pengobatan tradisional : kompres badan dengan
tumbukan daun melinjo , daun cabe atau daun singkong,
labu ( waluh ) yang diparut ( dihaluskan ) , kemudian
dibungkus kain dan di kompreskan ke tubuh orang yang
sakit panas tersebut hingga panasnya turun. Selain itu
juga bisa dengan menggunakan kompres air dingin
6. B. BATUK
- Tanda: Batuk TBC , yaitu batuk yang sampai mengeluarkan darah
dari mulut , batuk biasa (bahasa sunda = fohgoy ) , dan batuk
yang terus menerus dengan suaranya melengking (bahasa sunda
= batuk bangkong ) dengan gejala tenggorokan gatal , terkadang
hidung rapet , dan kepala sakit )
- Penyebab : TBC adalah karena orang tersebut menderita
penyakit TBC paru , sedangkan batuk biasa atau batuk bangkong
adalah menghisap debu dari tanah kering yang baru tertimpa
hujan , alergi salah satu makanan , makanan basi , masuk angin,
makan makanan yang digoreng dengan minyak yang tidak baik ,
atau tersedak makanan / keselek
- Pencegahan: menjaga badan agar jangan kedinganan , jangan
makan makanan basi , tidak kebanyakan minum es , menghindari
makanan yang merangsang tenggorokan , atau menyebabkan
alergi
- Pengobatan tradisional : batuk ringan dapt minum obat tradisional
yaitu air perasan jeruk nipis dicampur kecap , daun sirih 5 lembar
diseduh dengan air hangat setengah gelas atau rebusan jahe
dengan gula merah
7. B. PILEK
- Tanda: hidung tersumbat atau berair , dan pilek
berat yaitu pilek yang disertai sakit kepala , demam ,
badan terasa pegal dan tenggorokan kering
- Penyebab : kehujanan menghisap debu kotor ,
menghisap asap rokok , menghisap air ,
pencegahan pilek adalah jangan kehujanan
- Pencegahan: kalau badan berkeringat jangan
langsung mandi , apabila muka terasa panas (
bahasa sunda = singhareab ) , jangan mandi
langsung minum obat , banyak minum air dan
istirahat
- Pengobatan tradisional : minyak kelapa dioleskan di
kanan dan kiri hidung
8. KONSUMSI JAMU
Konsumsi jamu gendong pada masyarakat Sunda:
- Beras kencur 22 %
- Kunyit asam 65 %
- Pahitan/ sambiloto 5%
- Anggur 3%,
- Kunyit putih 3 %
- Sirih 2%
Konsumsi jamu sebatas meningkatkan stamina
9. CURCUMA MANGGA
Famili Zingiberaceae merupakan tanaman asli daerah
Indo-malesian, tersebar dari Indo-China, Taiwan,
Thailand, Pasifik hingga Australia Utara
Nama daerah dan nama asing:
Jawa : Temu mangga, kunyit putih, kunir putih,
temu bayangan, temu poh
Madura : temu pao (Madura),
Melayu : temu mangga, temu putih
Sunda : koneng joho, koneng lalap, konneng
pare, koneng bodas
Malaysia : temu pauh
Thailand : kha min khao)
10. TAKSONOMI
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Curcuma
Species : Curcuma mangga Val.
11. MORFOLOGI
Tanaman tahunan
Berbentuk rumpun
Batang semu
Memiliki sejumlah anakan
Rimpang bercabang, di bagian luar berwarna
kekuningan, warna daging rimpang kuning lebih
gelap yang dilingkari warna putih.
Daun warna hijau, berbentuk elips-oblong
meruncing di bagian ujung daun, panjang 15 – 95
cm dan lebar 5 – 23 cm, terdapat warna ungu di
bagian tangkai daun.
Akar serabut, melekat dan keluar dari rimpang
induk. Panjang sekitar 25 cm dan letaknya tidak
beraturan.
Bagian tumbuhan yang dimanfaatkan untuk obat
adalah bagian rimpang.
12. KANDUNGAN KIMIA
Minyak Atsiri golongan monoterpen
hidrokarbon, dengan komponen utama
mirsen (78,6%), β-osimen (5,1%), β-pinen
(3,7%) dan α-pinen (2,9%) dan senyawa
yang memberikan aroma seperti mangga
adalah δ-3-karen dan (Z)-β-osimen
Curcuminoid sebesar 0,18 – 0,47 %
Tanin, Gula, Damar, Flavonoid
Protein toksik yang menghambat
perkembangbiakan sel kanker
13. KHASIAT
Secara empiris, temu mangga digunakan untuk:
mengatasi gangguan perut, nyeri dada, demam,
maag, dan perawatan post partum, penurun panas
(antipiretik), penangkal racun (antitoksik), pencahar
(laksatif), dan antioksidan, mengatasi kanker, sakit
perut, mengecilkan rahim setelah melahirkan,
mengurangi lemak perut, menambah nafsu makan,
menguatkan syahwat, gatal-gatal pada vagina,
gatal-gatal (pruritis), luka, sesak napas (asma),
radang saluran napas (bronkitis), demam,
kembung, dan masuk angin
14. UJI PRA KLINIK
Analgesik – Anti Inflamasi
Ekstrak etanol dan fraksinya (kloroform dan
heksana) rimpang temu mangga memiliki aksi
sentral sebagai analgesik dan anti inflamasi.
Anti Agregasi Plateletkstrak metanol Temu mangga
menunjukkan inhibisi selektif pada agregasi platelet
yang diinduksi oleh kolagen
Anti Bakterial
Curcuma mangga menunjukkan suatu tingkat
aktivitas anti bakteri terhadap Pseudomonas
aeruginsa, Staphylococcus aureus dan Baccilus
subtilis, tetapi tidak menunjukkan aktivitas anti
bakteri terhadap Escherichia coli (Khoshy et.al.)
15. Anti Kanker
1. Ekstrak heksana dan etil asetat Curcuma mangga menunjukkan efek
sitotoksik yang tinggi terhadap semua cell line kanker ((E)-labda-
8(17) dan (E)-15,16-bisnor-labda-8(17),). Komponen ((E)-labda-8(17)
menunjukkan sitotoksik yang kuat terhadap cell line normal MRC-5
(Malek et.al).
2. Fraksi protein Curcuma mangga segar memberikan aktifitas sitotoksik
tertinggi pada supercoiled DNA cleaving dan cell line kanker dan sel
normal diikuti dengan pengeringan beku dan pengeringan 40 derajat
celcius. Fraksi protein Curcuma mangga memberikan efek toksisitas
paling tinggi pada HeLa cell line, diikuti sel raji dan sel normal
(sismindari et.al.)
Anti Diare
Hasil pengujian menunjukkan jus temu putih dan temu mangga pada
dosis 7560mg/200g bb tikus putih mempunyai efek antidiare yang
yang cukup signifikan, namun masih lebih kecil dibandingkan dengan
Loperamide. Efek antidiare terjadi dalam hal menurunkan frekuensi
dan prosentase diare, memperbaiki konsistensi feses, dan
memperpanjang waktu pertama diare (Nuratmi et.al.)
16. UJI KLINIK
Saat ini di pasaran banyak ditemukann produk-produk obat herbal
dengan kandungan kunyit putih (Curcuma mangga). Akan tetapi
sejauh ini belum dilakukan uji klinik untuk mengetahui efek
penggunaan kunyit putih pada manusia
Contoh produk yang ada di pasar:
17. DAFTAR PUSTAKA
Abas F, Lajis NH, Shaari K, Israf DA, Stanslas J, Yusuf UK, Raof SM (2005). A Labdane Diterpene Glucoside From The
Rhizomes Of Curcuma Mangga. American Chemical Society And American Society Of Pharmacognosy.
Djamaludin MJ, Sumarwan U, Mahardikawati GNA (2009). Analisis Kepuasan dan Loyalitas Konsumen Jamu Gendong
di Kota Sukabumi. Jurnal Ilmu Kel. Dan Konsumen, 2 (2) : 174-184.
Lee TK, Vairappan CS, (2011). Antioxidant, Antibacterial and Cytotoxic Activities of Essential Oils And Ethanol Extracts
Of Selected South East Asian Herbs. Journal of Medicinal Plants Research, 5(21) : 5284-5290.
Malek SNA, Lee GS, Hong SL, Yaacob H, Wahab HA, Weber JFF, Shah SAA (2011). Phytochemical And Cytotoxic
Investigations Of Curcuma Mangga Rhizomes. Molecules 16: 4539-4548.
Nuratmi B, Nugroho YA, Sundari D (2006). Efek Antidiare Jus Temu Putih (Curcuma Zeodoria Rosc) Dan Temu Mangga
(Curcuma Mangga Val. Et. Zipp) Pada Tikus Putih. Media Litbang Kesehatan XVI (1):29-34
Philip K, Malek SNA, Sani W, Shin AK, Kumar S (2009). Antimicrobial Activity of Some Medical Plants From Malaysia.
American Journal of Applied Sciences. 6 (8): 1613 -1617.
Raihana R., Faridah Q. Z, Julia A., Abdelmageed A. H. A., Kadir MA (2011). In Vitro Culture Of Curcuma Mangga From
Rhizome Bud Journal of Medicinal Plants Research, 5(28): 6418-6422.
Ruangsang, P, Tewtrakul S, Reanmongkol W (2010). Evaluation Of The Analgesic and Anti-Inflammatory Activitiesof
Curcuma Mangga Val And Zijp Rhizomes. Journal Natural Medicine, 64:36–41
Saputri FC, Jantan I (2011). Effects of Selected Medicinal Plants On Human Low-Density Lipoprotein Oxidation, 2, 2-
Diphenyl-1-Picrylhydrazyl (DPPH) Radicals And Human Platelet Aggregation. Journal Of Medicinal Plants Research
5(26): 6182-6191.
Sismindari, Sudibyo RS (2004). Citotoxic Effect Of Protein Fraction Isolated From Curcuma Mangga Val Rhizomes An
Containing Ribosome-Inactivating Proteins On Cancer Cell-Lines And Normal Cell. Indonesian Journal Of Chemistry,
4(3): 206 – 211.
Tedjo A, Sajuthi D, Darusman LK (2005). Aktivitas Kemoprevensi Ekstrak Temu Mangga. Makara Kesehatan, 9(2): 57-
62.
Velayudhan KC, Muralidharan VK, Amalraj VA, Gautam PL, Mandal S, Kumar D (1994). Curcuma Genetic Resources,
National Bureau Of Plant Genetic Resources, India.
Yusron GM, Januwati M (2004). Teknologi Perbanyakan Benih Sumber Temu Mangga. Perkembangan Teknologi TRO
XVI (1).