Makalah ini membahas tentang routing, termasuk pengertian routing, jenis-jenis routing (static dan dynamic routing), dan protokol dynamic routing seperti RIP, IGRP, OSPF, BGP, dan EIGRP. Static routing dilakukan secara manual sedangkan dynamic routing dapat menghitung jalur secara otomatis berdasarkan perubahan topologi jaringan.
1. ROUTING
Makalah
Disusun oleh:
Nugrah Salim / 32120014
Ricco Kristianto / 32120027
Groversam Abraham / 32120086
Program Studi Teknik Informatika
Fakultas Teknologi dan Desain
Universitas Bunda Mulia
Jakarta
2015
2. 1. Pengertian Routing
Routing adalah suatu proses pengiriman paket data dari sebuah host dalam
sebuah jaringan menuju host dalam jaringan lain dengan menggunakan router.
Untuk dapat mengetahui cara meneruskan paket data menuju alamat tujuannya,
maka router menggunakan table routing.
Table routing adalah table yang memuat seluruh informasi IP Address dari
interfaces router yang lain sehingga dapat terjalin komunikasi antar router.
Sebuah table routing berisi informasi yang diperlukan untuk meneruskan paket
dengan tujuan terbaik. Pada table routing juga terdapat informasi tentang
instruksi untuk mengirim paket ke hop selanjutnya. Hop adalah sebuah lajur
yang diperlukan oleh paket data dari router menuju poin lain dari sebuah
jaringan. Sebuah table routing memiliki informasi tentang:
Destination : alamat IP tujuan dari sebuah paket data
Next hop : alamat IP kemana paket akan diteruskan
Interface : sebuah antarmuka yang akan digunakan oleh sebuah device saat
meneruskan paket data menuju next hop ataupun tujuan akhir dari paket data
tersebut
Metric : sebuah tetapan yang ditentukan agar jalur paket data yang
digunakan adalah jalur yang paling efektif
Routing terbagi menjadi 2, yaitu:
1. Static Routing
2. Dynamic Routing
2. Static Routing
Static Routing adalah salah satu jenis routing yang dilakukan oleh seorang
administrator jaringan dalam mengkonfigurasikan table routing secara manual.
Static routing tidak akan merubah informasi yang ada pada table routing secara
otomatis, sehingga seorang administrator harus melakukan perubahan secara
manual apabila topologi jaringan berubah.
3. Ciri-ciri static routing adalah:
o Jalur spesifik ditentukan oleh adminitrator jaringan
o Pengisian table routing dilakukan secara manual
o Umumnya digunakan dalam jaringan berskala kecil
Cara kerja static routing:
1. Administrator jaringan mengkonfigurasi router
2. Router melakukan routing berdasarkan informasi yang terdapat dalam
table routing
3. Administrator harus menggunakan perintah ip route secara manual
untuk mengkonfigurasikan router dengan static routing (digunakan
untuk melewatkan paket data).
Beberapa parameter yang digunakan dalam konfigurasi static routing:
Destination Network
Network yang dituju
Mask
Subnet mask
Address
IP address untuk router berikut
Interface
Interface untuk mendapatkan network tujuan
Distance
Jarak admin dari router (optional)
4. Contoh:
ip route 10.0.0.1/24 192.168.10.3
Keterangan:
10.0.0.1 = destination network
/24 = mask (255.255.255.0)
192.168.10.3 = address
Contoh Sederhana static routing pada router Cisco:
Gambar 1 Topologi
IP Jaringan A = 192.168.1.0/24
IP Jaringan B = 172.16.1.0/24
IP Jaringan C = 10.1.100.0/24
IP PC-1 = 192.168.1.1/24
IP PC-2 = 10.1.100.1/24
Berdasarkan topologi yang terlihat pada Gambar 1, langkah untuk
melakukan konfigurasi adalah sebagai berikut:
1. Tambahkan IP Address untuk masing-masing interface pada masing-
masing router
- Router 1
ip add add add = 192.168.1.254/24 interface=ether1
ip add add add = 172.16.1.254/24 interface=ehter2
5. - Router 2
ip add add add = 10.1.100.254/24 interface=ether1
ip add add add = 10.1.100.253/24 interface=ether2
2. Tambahkan gateway untuk masing-masing router
- Router 1
ip route add dst-add = 10.1.100.0/24 gateway=172.16.1.253
- Router 2
ip route add dst-add = 192.168.1.0/24 gateway=172.16.1.254
3. Setting IP Address dan gateway pada PC-1 dan PC-2
- PC-1
ip 192.168.1.1/24 192.168.1.254
- PC-2
ip 10.1.100.1/24 10.1.100.254
4. Jalankan perintah ping bila sudah selesai melakukan setting
Kelebihan dan kekurangan dari static routing:
(+) (-)
Meringankan kinerja processor
router
Admin jaringan harus mengetahui
semua informasi jaringan dari
masing-masing router yang
digunakan
Tidak ada bandwidth yang
digunakan untuk pertukaran
informasi
Hanya dapat digunakan untuk
jaringan berskala kecil
Lebih aman dibandingkan dynamic
routing
Rentan terhadap kesalahan saat entri
data yang dilakukan secara manual
6. Routing statis lebih aman dari usaha
hacker dalam spoofing dengan tujuan
membajak. [arti dari spoofing:
spoofing adalah sebuah aktifitas yang
bertujuan meniru sebuah identitas.
Identitas yang dipalsukan biasanya
digunakan untuk melakukan
penyusupan ke dalam sebuah sistem
dengan menyamar sebagai user
maupun admin yang sah]
Selalu menggunakan rute yang sama
dalam pengiriman sebuah paket data
yang belum tentu jalur tersebut
merupakan jalur paling
pendek/efisien dalam proses
pengiriman.
Analisa kesalahan pada topologi
dapat lebih cepat terdeteksi
Memakan waktu yang lama pada
saat konfigurasi jika jaringan dalam
skala besar
Pengiriman paket data lebih cepat
dikarenakan jalur yang ingin dilalui
oleh sebuah paket telah terinisialisasi
sehingga, tidak diperlukan
perhitungan dalam menjalanankan
proses pengiriman paket data.
Jumlah gateway terbatas
3. Dynamic Routing
Dynamic routing adalah sebuah cara yang digunakan untuk melepas
kewajiban mengisi masukan-masukan destinasi ke dalam routing table secara
manual. Dynamic routing juga memungkinkan komunikasi dari satu router ke
router lainnya dengan memberikan isi komunikasi berupa informasi routing
yang dapat mengubah isi dari forwarding table tergantung dari keadaan
jaringan.
Dynamic routing dapat menghitung jalur mana yang paling efisien dalam
pengiriman sebuah paket data sebelum paket data tersebut akan dikirimkan,
sehingga jalur yang dilalui oleh paket data tersebut tidak akan sama. Jalur pada
7. pengiriman paket data yang pertama tidak akan sama dengan jalur pengiriman
paket data yang kedua.
A. Routed Protocol dan Routing Protocol
Protocol merupakan set atau aturan-aturan yang menentukan
bagaimana device-device dalam sebuah network bertukar informasi.
Berikut ini adalah dua tipe dasar protocol, yaitu:
1. Routed Protocol
Merupakan protocol-protocol pada jaringan yang dapat di-routing-kan
oleh sebuah router. Routed protocol memungkinkan sebuah router
untuk secara tepat menginterpretasikan logical network.
Contoh routed protocol: IP, IPX, DECnet, dan AppleTalk.
2. Routing Protocol
Merupakan protocol-protocol yang digunakan untuk merawat routing
table pada router-router.
Contoh routing protocol: OSPF, RIP, BGP, IGRP, dan EIGRP.
B. Jenis-Jenis Dynamic Routing
RIP (Routing Information Protocol)
RIP pada adalah sebuah dynamic routing menggunakan protocol
routing interior dengan algoritma distance vector. RIP merupakan
sebuah distance-vector routing protocols tertua yang akan
mengumpulkan hop count dan menjadikannya sebuah routing metric.
Pada dasarnya router RIP akan mentransmisikan pembaharuan routing
table setiap 30 detik sekali kepada router sebelah ataupun router yang
berdekatan dengan router tersebut.
Pada sebuah jaringan kecil, lalu lintas data pada saat pembaharuan
tabel routing tidak akan berpengaruh banyak, tetapi disaat jaringan
8. berkembang dan semakin besar maka akan terjadi masalah. Masalah
yang dihadapi adalah saat pembaharuan data setiap 30detik sekali yang
menyebabkan ledakan lalu lintas data yang sangat besar pada sebuah
jaringan raksasa.
Karakteristik dari RIP adalah:
o Routing protocol distance vector
o Metric berdasarkan jumlah lompatan (hop count) untuk
pemilihan jalur
o Jika hop count lebih dari 15, paket dibuang
o Update routing dilakukan secara broadcast setiap 30 detik
Kelebihan dan Kekurangan RIP adalah:
(+) (-)
Memiliki timer untuk mengetahui
kapan router harus kembali
memberikan informasi routing
Jumlah host terbatas
Mengatur routing menggunakann
RIP tidak rumit dan memberikan
hasil yang cukup dapat diterima,
terlebih jika terjadi kegagalan link
jaringan
Tidak memiliki informasi
tentang subnet setiap route
Menggunakan metode Triggered
Update
Tidak mendukung VLSM
Ketika pertama kali dijalankan
hanya mengetahui cara routing
ke diri sendiri dan tidak
mengetahui topologi jaringan
tempatnya berada
9. IGRP (Internal Gateway Routing Protocol)
IGRP menggunakan protocol routing interior dengan algoritma Cisco
distance vector. Pada routing IGRP juga terjadi pembaharuan table
routing. Router akan memilih jalur yang paling efisien dari tempat asal
menuju tempat tujuannya. Pada IGRP menggunakan lima kriteria
dalam penentuan jalur mana yang merupakan jalur paling efisien. Lima
kriteria tersebut adalah:
o Link speed
Link speed adalah kecepatan dari sebuah jaringan.
o Delay
Delay adalah rentang waktu pada saat paket data dikirimkan dan
pada saat paket data tersebut sampai ditujuan.
o Packet size
Packet size adalah ukuran dari seberapa besar paket data
tersebut.
o Loading
Loading yang dimaksudkan adalah load balancing. Load
balancing adalah pendistribusian beban kerja pada router.
Tujuan dari load balancing adalah menghindari overload,
mengurangi waktu delay dan memaksimalkan penggunaan
sumberdaya hardware.
o Reliability
Reliability adalah keandalan dari sebuah rute.
IGRP adalah protocol routing yang dibangun oleh Cisco dengan
karakteristik sebagai berikut:
o Routing protocol distance vector
10. o Menggunakan composite metric yang terdiri atas bandwidth,
load, delay, dan reliability
o Update routing dilakukan secara broadcast setiap 90 detik
Kelebihan dan kekurangan IGRP adalah:
(+) (-)
Mendukung 255 hop count Jumlah host terbatas
OSPF (Open Shortest Path First)
OSPF menggunakan protocol routing interior dengan algoritma link-
state.
Karakteristik dari OSPF adalah:
o Routing protocol link-state
o Merupakan open standard protocol yang dijelaskan di
RFC2328
o Menggunakan algoritma SPF untuk menghitung cost terendah
o Update routing dilakukan secara floaded saat terjadi perubahan
topologi jaringan
Kelebihan dan kekurangan OSPF adalah:
(+) (-)
Tidak menghasilkan routing loop Membutuhkan basis data yang
besar
Mendukung penggunaan
beberapa metric sekaligus
sehingga dapat menghasilkan
banyak jalur ke sebuah tujuan
Lebih rumit
11. Membagi jaringan yang besar
menjadi beberapa area
Waktu yang dibutuhkan untuk
konvergen lebih cepat
BGP (Border Gateway Protocol)
BGP menggunakan protocol routing interior dengan algoritma
distance vector.
BGP merupakan routing protocol eksterior dengan karakteristik
sebagai berikut:
o Menggunakan routing protocol distance vector
o Digunakan antara ISP dengan ISP dan client-client
o Digunakan untuk merutekan traffic internet antar autonomous
system
Kelebihan dan kekurangan BGP
(+) (-)
Sederhana dalam instalasi Terbatas dalam mempergunakan
topologi
EIGRP (Enchanced Internal Gateway Routing Protocol)
EIGRP menggunakan protocol routing interior dengan algoritma
advanced cisco distance vector.
EIGRP menggunakan protocol routing enchanced distance vector
dengan karakteristik sebagai berikut:
o Menggunakan protocol routing enchanced distance vector
o Menggunakan cost load balancing yang tidak sama
12. o Menggunakan algoritma kombinasi antara distance vector idan
link-state
o Menggunakan Diffusing Update Algorithm (DUAL) untuk
menghitung jalur terpendek
o Update routing dilakukan secara multicast menggunakan
alamat 224.0.0.10 yang diakibatkan oleh perubahan topologi
jaringan
Kelebihan dan kekurangan EIGRP adalah:
(+) (-)
Melakukan konvergensi secara
tepat ketika menghindari loop
Hanya untuk router Cisco
Memerlukan lebih sedikit memori
dan proses
4. Perbedaan Static Routing dan Dynamic Routing
Perbedaan antara kedua jenis routing ini adalah sebagai berikut:
Static Routing Dynamic Routing
Berfungsi pada protokol IP
Berfungsi pada inter-routing
protokol
Router tidak dapat membagi
informasi routing
Router dapat membagi informasi
routing secara otomatis
Table routing dibuat dan dihapus
secara manual
Table routing dibuat dan dihapus
secara otomatis
Tidak menggunakan routing protokol
Terdapat routing protokol seperti
RIP, OSPF, dll
Microsoft mendukung multihomed
(membutuhkan lebih dari 1 NIC)
pada sistem seperti router
Microsoft mendukung RIP untuk IP
dan IPX/SPX
13. DAFTAR PUSTAKA
Catatanteknisi. 2011. Routing Static Dengan Mikrotik.
http://www.catatanteknisi.com/2011/05/routing-static-dengan -mikrotik.html.
Diakses pada 31 Oktober 2015.
http://www.webopedia.com/TERM/I/Interior_Gateway_Routing_Protocol.html.
Interior Gateway Routing Protocol. Diakses pada 20 November 2015.
https://en.wikipedia.org/wiki/Load_balancing_%28computing%29. Load
Balancing (computing). Diakses pada 19 November 2015.
https://en.wikipedia.org/wiki/Reliability_%28computer_networking%29.
Reliability (Computer Networking). Diakses pada 20 November 2015.
https://en.wikipedia.org/wiki/Routing_Information_Protocol. Routing Information
Protocol. Diakses pada 20 November 2015.
Mujahidin, Maulana. Routing.
http://mujahidin.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/32784/9-Routing.pdf.
Diakses pada 02 November 2015.
Mujiono. 2012. Pengertian, Kelemahan, dan Kelebihan Static Routing.
http://tutorial-mj.blogspot.co.id/2012/12/pengertian-kelemahan-dan-
kelebihan.html. Diakses pada 31 Oktober 2015.
Nurfazrina, Nabilah. 2014. Static Routing dan Dynamic Routing.
http://nabilahnfz.wordpress.com/2014/11/30/static-routing-dan-dynamic-
routing/. Diakses pada 19 November 2015.
Rouse, Margaret. 2007. Routing Table Definition.
http://searchnetworking.techtarget.com/definition/routing-table. Diakses pada
19 November 2015.
Rouse, Margaret. 2015. Routing Information Protocol(RIP) Definition.
http://searchnetworking.techtarget.com/definition/Routing-Information-
Protocol. Diakses pada 19 November 2015.
14. Syamsu, Suryadi. 2013. Konsep Routing. http://www.med.unhas.ac.id/neo/materi-
kuliah/jarkom/chapter6.pdf. Diakses pada 31 Oktober 2015.