SlideShare a Scribd company logo
1 of 28
UNIVERSITAS BUNDA MULIA
ROUTING
Nama Anggota :
32120012 – Johan Purnama Putra
32120068 – Michael Frediksen
Kelas :
7PTI1
Yang dimaskud ROUTERadalah :
Router adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengirimkan
paket data melalui sebuah jaringan menuju tujuannya melalui proses
yang disebut routing.
Router berfungsi sebagai :
penghubung antara dua atau lebih jaringan yang berada pada
jaringan yang berbeda supaya bisa berhubungan, proses
pengambilan paket data pada perangkat jaringan kemudian
meneruskan data dari satu jaringan ke jaringan lainnya.Router
berbeda dengan Switch karena switch merupakan suatu perangkat
yang menghubungkan perangkat satu dengan perangkat yang lainnya
dengan menggunakan kabel.
Yang dimaskudROUTINGadalah :
Routing merupakan cara untuk menentukan lokasi tujuan dari suatu
trafik atau lalu lintas dalam jaringan serta menentukan jalur tercepat
untuk menuju ke tujuan tersebut sesuai dengan alamat IP yang
diberikan.
Untuk bisa melakukan Routing ada beberapa hal yang perlu
diketahui yaitu :
 Alamat Tujuan yang akan dituju.
 Router-router tetangga yang menjadi penghubung antara
network yang berbeda.
 Pemilihan Jalur terbaik untuk pengambilan data kemudian
meneruskannya pada setiap network.
Berdasarkan pengiriman paket data Routing dibedakan
menjadi :
 Routing langsung merupakan sebuah pengalamatan secara
langsung menuju alamat tujuan tanpa melalui host lain.
Contoh: sebuah komputer dengan alamat 192.168.1.2
mengirimkan data ke komputer dengan alamat 192.168.1.3
 Routing tidak langsung merupakan sebuah pengalamatan yang
harus melalui alamat host lain sebelum menuju alamat hort
tujuan.
contoh: komputer dengan alamat 192.168.1.2 mengirim data
ke komputer dengan alamat 192.1681.3, akan tetapi sebelum
menuju ke komputer dengan alamat 192.168.1.3, data dikirim
terlebih dahulu melalui host dengan alamat 192.168.1.5
kemudian dilanjutkan ke alamat host tujuan.
Router atau perangkat-perangkat lain yang dapat melakukan fungsi
routing, membutuhkan informasi sebagai berikut :
 Alamat Tujuan/Destination Address – Tujuan atau alamat item
yang akan dirouting
 Mengenal sumber informasi – Dari mana sumber (router lain)
yang dapat dipelajari oleh router dan memberikan jalur sampai
ke tujuan
 Menemukan rute – Rute atau jalur mana yang mungkin diambil
sampai ke tujuan
 Pemilihan rute – Rute yang terbaik yang diambil untuk sampai
ke tujuan
 Menjaga informasi routing – Suatu cara untuk menjaga jalur
sampai ke tujuan yang sudah diketahui dan paling sering dilalui.
Tipe Routing
1. Direct Routing
Apabila host kita dengan tujuan berada dalam 1 jaringan. Maka data
kita bila dikirimkan ketujuan akan langsung dikirimkan dengan
mengenkapsulasi IP datagram pada layer phisical. Hal ini disebut
dengan Direct Routing.
2. Indirect Routing
Apabila kita ingin mengirimkan suatu data ketujuan lain, dimana
tujuan tersebut berada di jaringan yang berbeda dengan kita. Maka
untuk itu dibutuhkan 1 IP address lagi yang digunakan sebagai IP
gateway. Alamat pada gateway pertama (hop pertama) disebut
indirect route dalam algoritma IP routing. Alamat dari gateway
pertama yang hanya diperlukan oleh pengirim untuk mengirimkan
data ke tujuan yang berada di jaringan yang berbeda.
Contoh :
Gambar 1. Direct dan Indirect Route – Host C memiliki direct route terhadap Host B dan D, dan
memiliki indirect route terhadap host A melalui gateway B
Ada dua cara untuk memberitahu router bagaimana cara
meneruskan paket ke jaringan yang tidak terhubung langsung
(Indirect connected) di badan router,yaitu
Rute Statik – Rute yang dipelajari oleh router ketika seorang
administrator membentuk rute secara manual. Administrator harus
memperbarui atau mengupdate rute statik ini secara manual ketika
terjadi perubahan topologi antar jaringan (internetwork).
Rute Dinamik – Rute secara Dinamik dipelajari oleh router setelah
seorang administrator mengkonfigurasi sebuah protokol routing
yang membantu menentukan rute. Tidak seperti rute Statik, pada
rute Dinamik, sekali seorang administrator jaringan
mengaktifkan rute Dinamik, maka rute akan diketahui dan diupdate
secara otomatis oleh sebuah proses routing ketika terjadi perubahan
topologi jaringan yang diterima dari “internetwork” .
Table ROUTING
tabel yang menunjukan tujuan yang dapat dijangkau oleh data dari
localhost ke tujuan seharusnya dari gateway yang tercantum.
Berikut adalah field dari tabel Routing IPv4.
a. Destination
Dapat berupa alamat IPv4 tujuan yang akan dilewatkan pada sebuah
jaringan. Dalam Windows, kolom ini dinamakan Network Destination
dalam display perintah route print.
b. Network Mask
Subnet mask digunakan untuk menyesuaikan tujuan alamat IPv4
yang dikirim dari field destination. Pada windows, kolom ini
dinamakan Netmask.
c. Next-Hop
Alamat IPv4 pada sebuah jaringan yang dilewati. Pada tabel router di
Windows, kolom ini dinamakan Gateway.
d. Interface
Interface jaringan yang digunakan untuk mengirim
(meneruskan) kembali paket IPv4. Dalam Windows, kolom ini berisi
alamat IPv4 yang ditugaskan sebagai interface.
e. Metric
Merupakan angka yang digunakan sebagai indikasi penggunaan
route sehingga menjadi jalur yang terbaik di antara banyak route
dengan tujuan yang sama. Metric dapat menunjuk pada banyak
tujuan atau rute yang diinginkan untuk digunakan, tergantung
banyak link.
Tipe informasi yang ada pada table routing antara lain :
 Direct route yang didapat dari interface yang terpasang
 Indirect route yang dapat dicapai melalui sebuah atau
beberapa gateway
 Default route, yang merupakan arah akhir apabila tidak bisa
terhubung melalui direct maupun indirect route.
JENIS – JENIS ROUTING
Routing default merupakan jalur default yang dilalui oleh paket yang
mempunyai alamat network tujuan tertentu tetapi tidak terdapat
table routing pada router yang dilewati tersebut.Table routing
biasanya digunakan untuk mengirimkan paket-paket secara manual
serta menambahkan beberapa router ke sebuah network tujuan
yang tidak terdapat table routing ke router berikutnya. Default
Routing bisanya digunakan pada jaringan yang hanya memiliki satu
jalur keluar.
Jika terdapat default routing yang di-set pada sebuah router, maka
paket tersebut akan mengikuti rute default yang telah ditetapkan,
jika tidak ada default routing maka paket akan dibuang/discard.
Default routing didefiniskan dengan alamat : 0.0.0.0/0. Default
routing pada routing table ditandai dengan flag “S*”.
Routing Static adalah routing yang setting secara manual oleh admin
jaringan dengan menambahkan table Routing pada sebuah router
dan dimaintenance secara terpisah karena tidak melakukan
pertukaran informasi routing table secara dinamis dengan router-
router yang lainnya. Sehingga Routing static harus diisi table routing
network yang akan dihubungi sehingga ketika ingin berhubungan
dengan jaringan yang berbeda maka harus melalui default gateway
Router yang sekelas.
Suatu static route akan berfungsi sempurna jika routing table berisi
suatu route untuk setiap jaringan di dalam internetwork yang mana
di konfigurasi secara manual oleh administrator jaringan. Setiap host
pada jaringan harus di konfigurasi untuk mengarah kepada default
gateway agar dapat berhubungan pada sebuah jaringan network
yang berbeda, di mana router memeriksa routing table dan
menentukan route yang mana digunakan untuk meneruskan paket.
Static routing terdiri dari perintah-perintah konfigurasi manual untuk
setiap router secara sendiri-sendiri. Sebuah router hanya akan
meneruskan paket kepada subnet-subnet yang hanya ada pada table
routing. Sebuah router selalu mengetahui route yang bersentuhan
langsung kepadanya keluar dari interface router yang mempunyai
status “up and up” pada line interface dan protokolnya. Dengan
menambahkan static routing, sebuah router dapat diberitahukan
kemana harus meneruskan paket-paket kepada subnet-subnet yang
tidak bersentuhan langsung kepadanya.
Keuntungan Menggunakan Routing Static yaitu :
 Routing Static lebih aman karena seorang administrator dapat
menentukan jalur mana yang boleh ditambahkan table routing
sehingga bisa menentukan akses routing ke network tertentu saja.
 CPU Router tidak mengalami Overhead (waktu pemrosesan)jika
dibandingkan dengan routing dinamis.
 Static routing tidak mudah di hacker untuk men-spoof
paket dynamic routing protocols dengan maksud melakukan
konfigurasi router untuk tujuan membajak traffic pada sebuah
jaringan.
Kelemahan Menggunakan Routing Static yaitu :
 Seorang Administrator Jaringan harus benar-benar memahami
jalur network yang harus dilewati dan administrator harus benar-
benar memahami konfigurasi table routing dengan benar.
 Jika sebuah network baru ditambahkan pada sebuah jaringan ,
Maka Administrasi harus menambahkan sebuah table routing
kesemua router secara manual.
 Routing statis tidak sesuai untuk network-network skala besar
karena seorang administrator akan merasa kwalahan dan harus
bekerja full time bila sering terjadipenambahan network baru.
Dynamic Routing (Router Dinamis) adalah sebuah router yang
membuat tabel routing secara otomatis (automatic), dengan cara
membaca lalu lintas jaringan yang saling berhubungan
antara router lainnya. Protokol routing mengatur router-router
sehingga dapat berkomunikasi dan memberikan informasi routing
antar router satu dengan yang lainnya yang dapat mengubah isi
forwarding table, tergantung keadaan jaringannya. Dengan cara ini,
maka router-akan mengetahui keadaan jaringan yang terakhir dan
mampu meneruskan data ke arah jaringan yang dituju dengan benar.
Dynamic router mempelajari sendiri jalur yang terbaik yang akan
dilaluinnya untuk meneruskan paket dari sebuah network ke
network lainnya. Administrator tidak menentukan jalur (rute) yang
harus ditempuh oleh paket-paket yang dituju akan tetapi
Administrator hanya menentukan bagaimana cara router
mempelajari paket, dan kemudian router mempelajarinya sendiri.
Rute pada dynamic routing berubah, sesuai dengan keadaan yang
didapatkan oleh router.
Pengisian dan pemeliharaan tabel routing tidak dilakukan secara
manual oleh administrator. Router saling bertukar informasi routing
agar dapat mengetahui alamat tujuan dan menerima tabel routing.
Pemeliharaan jalur terbaik dilakukan berdasarkan pada jarak yang
paling dekat antara device pengirim dan device tujuan.
Routed dan Routing Protocol
Protocol tidak lain deskripsi formal dari set atau rule-rule dan
konversi yang menentukan bagaimana device-device dalam sebuah
network bertukar informasi. Berikut dua tipe dasar protocol.
Routed protocol
Merupakan protokol-protokol yang dapat dirutekan oleh sebuah
router. Routed protocol memungkinkan router untuk secara tepat
menginterpretasikan logical network. Contoh dari routed protocol :
IP, IPX, AppleTalk, dan DECnet.
Routing protocol
Protokol-protokol ini digunakan untuk merawat routing table pada
router-router. Contoh dari routing protocol diantaranya OSPF, RIP,
BGP, IGRP, dan EIGRP
RIP
Routing Information Protocol. Distance vector protocol – merawat
daftar jarak tempuh ke network-network lain berdasarkan jumlah
hop, yakni jumlah router yang harus lalui oleh paket-paket untuk
mencapai address tujuan. RIP dibatasi hanya sampai
15 hop. Broadcast di-update dalam setiap 30 detik untuk semua RIP
router guna menjaga integritas. RIP cocok dimplementasikan untuk
jaringan kecil.
RIP memiliki 3 versi yaitu :
a. RIPv1
b. RIPv2
c. RIPng
RIP version 1
Menggunakan classful routing. Pembaruan routing periodik tidak
membawa subnet informasi, dukungan kurang untuk subnet mask
panjang variable (VLSM). Keterbatasan ini tidak memungkinkan
untuk memiliki ukuran yang berbeda subnet yang sama dalam kelas
jaringan. Dengan kata lain, semua subnet dalam jaringan kelas harus
memiliki ukuran yang sama. Juga tidak ada dukungan untukotentikasi
router, membuat RIP rentan terhadap berbagai versi RIP attacks. RIP
versi 1 hanya ada jumlah hop 16 (0-15). Jika ada lebih dari 16 hop
antara dua router itu gagal untuk mengirim paket data ke alamat
tujuan.
RIP version 2
Karena kekurangan dari spesifikasi asli RIP, maka RIP versi 2 (RIPv2)
diciptakan kemampuan yang dimiliki untuk membawa informasi
subnet, sehinga mendukung classless inter-domain routing (CIDR).
Untuk menjaga kompatibilitas ke belakang, jumlah hop limit 15
tetap. RIPv2 memiliki fasilitas untuk sepenuhnya interoperate
dengan spesifikasi awal jika semua protokol bidang Harus Zero dalam
pesan RIPv1 yang benar ditentukan. Selain itu, fitur beralih
kompatibilitas berbutir interoperabilitas memungkinkan penyesuaian
saja. Dalam upaya untuk menghindari beban yang tidak perlu di host
yang tidak berpartisipasi dalam routing, multicast RIPv2 tabel routing
seluruh untuk semua router berdekatan di alamat 224.0.0.9, sebagai
lawan RIPv1 yang menggunakan siaran. Pengalamatan unicat masih
diperbolehkan untuk aplikasi khusus.
RIPng
RIPng (RIP next generation) adalah perluasan dari RIPv2 untuk
mendukung IPv6, generasi berikutnya Inter Protocol.
Perbedaan utama antara RIPV2 dan RIPng adalah :
Dukungan dari jaringan IPv6
Meskipun RIPv2 dukungan otentikasi RIPv1 update, RIPng tidak
Router IPv6 adalah pada saat itu, seharusnya menggunakan IPsec
untuk otentikasi
RIPv2 memungkinkan melampirkan tag sewenang-wenang untuk
rute, RIPng tidak
Mengkodekan RIPv2 hop berikutnya ke setiap entri rute, RIPng
membutuhkan pengkodean khusus dari hop berikutnya untuk satu
set entri rute
Kelebihan
 RIP menggunakan metode Triggered Update
 RIP memiliki timer untuk mengetahui kapan router harus
kembali memberikan informasi routing. Jika terjadi perubahan
pada jaringan, sementara timer belum habis, router tetap harus
mengirimkan informasi routing karena dipicu oleh perubahan
tersebut (triggered update)
 Mengatur routing menggunakan RIP tidak rumit dan
memberikan hasil yang cukup dapat diterima, terlebih jika
jarang terjadi kegagalan link jaringan
Kekurangan
 Jumlah host Terbatas
 RIP tidak memiliki informasi tentang subnet setiap route.
 RIP tidak mendukung Variable Length Subnet Masking (VLSM).
 Ketika pertama kali dijalankan hanya mengetahui cara routing
ke dirinya sendiri (informasi lokal) dan tidak mengetahui
topologi jaringan tempatnya berada
 untuk jaringan yang besar dan kompleks, RIP mungkin tidak
cukup. Dalam kondisi demikian, penghitungan routing dalam
RIP sering membutuhkan waktu yang lama, dan menyebabkan
terjadinya routing loop.
OSPF
Open Shortest Path First. Link state protocol—menggunakan
kecepatan jaringan berdasarkan metric untuk menetapkan path-path
ke jaringan lainnya. Setiap router merawat map sederhana dari
keseluruhan jaringan. Update-update dilakukan via multicast, dan
dikirim. Jika terjadi perubahan konfigurasi. OSPF cocok untuk
jaringan besar.
OSPF memiliki 3 tabel di dalam router :
 Routing table biasa juga disebut sebagai Forwarding database.
Database ini berisi the lowest cost untuk mencapai router-
router/network-network lainnya. Setiap router mempunyai
Routing table yang berbeda-beda.
 Adjecency database, Database ini berisi semua router
tetangganya. Setiap router mempunyai Adjecency database
yang berbeda-beda.
 Topological database, Database ini berisi seluruh informasi
tentang router yang berada dalam satu networknya/areanya.
Kelebihan
 Tidak menghasilkan routing loop
 Mendukung penggunaan beberapa metrik sekaligus
 Dapat menghasilkan banyak jalur ke sebuah tujuan
 Membagi jaringan yang besar mejadi beberapa area.
 Waktu yang diperlukan untuk konvergen lebih cepat
Kekurangan
 Membutuhkan basis data yang besar
 Lebih rumit
EIGRP
Enhanced Interior Gateway Routing Protocol. Distance vector
protocol—merawat satu set metric yang kompleks untuk jarak
tempuh ke jaringan lainnya. EIGRP menggabungkan juga konsep link
state protocol. Broadcast-broadcast di-update setiap 90 detik ke
semua EIGRP router berdekatan. Setiap update hanya memasukkan
perubahan jaringan. EIGRP sangat cocok untuk jaringan besar.
Cara Kerja dari EIGRP
EIGRP akan mengirimkan hello packet utk mengetahui apakah
router2 tetangganya masih hidup ataukah mati. Pengiriman hello
packet tersebut bersifat simultant, dalam hello packet tersebut
mempunyai hold time, bila dalam jangka waktu hold time router
tetangga tidak membalas.. maka router tsb akan dianggap mati.
Biasanya hold time itu 3x waktunya hello packet, hello packet
defaultnya 15 second. Lalu DUAL akan meng-kalkulasi ulang utk
path2nya. Hello packet dikirim secara multicast ke IP Address
224.0.0.10.
Dalam perhitungan untuk menentukan path/jalur manakah yang
tercepat/terpendek, EIGRP menggunakan algortima DUAL(Diffusing-
Update Algorithm) dalam menentukannya.
EIGRP mempunyai 3 table dalam menyimpan informasi networknya:
 Neighbor table : Tabel yang paling penting dari tabel2 yang
lainnya. di tabel ini menyimpan list tentang router2
tetangganya. Setiap ada router baru yang dipasang, address
dan interface langsung dicatat di tabel ini.
 Topology table : Tabel ini dibuat untuk memenuhi kebutuhan
dari Routing table dalam 1 autonomous system (spt sistem area
di OSPF). DUAL mengambil informasi dari "neighbor tabel" dan
"topology table" untuk melakukan kalkulasi "lowest cost
routes to each destination". Setelah melakukan kalkulasi akan
ada yang namanya "successor route". Successor route ini
disimpan di tabel ini.
 Routing table : menyimpan the best routes to a destination.
Informasi tersebut diambil dari "topology table"
Internal Route : Route-route yang berasal dari dalam suatu
autonomous system dari router2 yang menggunakan routing
protocol EIGRP, yang menjadi anggota dari autonomous system
adalah yang mempunyai ADN dari EIGRP yang sama dan
mempunyai autonomous system yang sama juga. ADN internal
route adalah 90.
External Route : Route-route yang muncul dari luar
autonomous system, baik redistribution secara manual maupun
secara otomatis.
Kelebihan EIGRP
 Satu-satunya protokol routing yangmenggunakan route backup.
Selain memaintain tabel routing terbaik, EIGRP juga menyimpan
backup terbaik untuk setiap route sehingga setiap kali terjadi
kegagalan pada jalur utama, maka EIGRP menawarkan jalur
alternatif tanpa menunggu waktu convergence.
 Mudah dikonfigurasi semudah RIP.
 Summarization dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. Pada
OSPF summarization hanya bisa dilakukan di ABR dan ASBR.
 EIGRP satu-satunya yang dapat melakukan unequal load
balancing.
 Kombinasi terbaik dari protokol distance vector dan link state.
 Mendukung multiple protokol network (IP, IPX, dan lain-lain).
Kelemahan EIGRP
 Salah satu kelemahan utama EIGRP adalah protocol Cisco-
propritary,sehingga jika diterapkan pada jaringan multivendor
diperlukan suatu fungsi yang disebut route redistribution.
Fungsi ini akan menangani proses pertukaran rute router di
antara dua protocol link state (OSPF dan EIGRP).
BGP
Merupakan distance vector exterior gateway protocol yang bekerja
secara cerdas untuk merawatpath-path ke jaringan lainnya. Up date-
update dikirim melalui koneksi TCP.
Kelebihan :
Sangat sederhana dalam instalasi
Kekurangan :
Sangat terbatas dalam mempergunakan topologi
Administrasi Distance.
Administrative distance (disingkat AD) digunakan untuk mengukur
apa yg disebut ke-dapat-dipercaya-an dari informasi routing yang
diterima oleh sebuah router dari router tetangga. AD adalah sebuah
bilangan integer 0 – 255, dimana 0 adalah yang paling dapat
dipercaya dan 255 berarti tidak akan lalu lintas data yang akan
melalui route ini.
Jika kedua router menerima dua update mengenai network remote
yang sama, maka hal pertama yang dicek oleh router adalah AD. Jika
satu dari route yang di-advertised (diumumkan oleh router lain)
memiliki AD yang lebih rendah dari yang lain, maka route dengan AD
terendah tersebut akan ditempatkan dirouting table.
Jika kedua route yang di-advertised memiliki AD yang sama, maka
yang disebut metric dari routing protocol (misalnya jumlah hop atau
bandwidth dari sambungan) akan digunakan untuk menemukan jalur
terbaik ke network remote. Kalau masih sama kedua AD dan metric,
maka digunakan load-balance (pengimbangan beban).
Tabel berikut memperlihatkan AD yang default yang digunakan oleh
sebuah router Cisco untuk memutuskan route mana yang akan
ditempuh menuju sebuah jaringan remote.
Sumber route AD Default
Interface yang terhubung langsung 0
Route statis 1
EIGRP 90
IGRP 100
OSPF 110
RIP 120
External EIGRP 170
Tidak diketahui 255 (tdk pernah
digunakan
Routing Protocol
Terdapat tiga klas routing protocol
Distance vector
Protocol distance-vector menemukan jalur terbaik ke sebuah
network remote dengan menilai jarak. Route dengan jarak hop yang
paling sedikit ke network yang dituju, akan ,menjadi route terbaik.
Baik RIP dan IGRP adalah routing protocol jenis distance-vector. RIP
dan IGRP mengirim semua routing table ke router-router yang
terhubung secara lansung.
Link state Atau disebut juga protocol shortest-path-first, setiap
router akan menciptakan tiga buah table terpisah. Satu dari table ini
akan mencatat perubahan dari network-network yang terhubung
secara langsung, satu table lain menentukan topologi dari
keseluruhan internetwork, dan table terakhir digunakan sebagai
routing table. OSPF adalah sebuah routing protocol IP yang
sepenuhnya link-state. Protocol link-state mengirim update-update
yang berisi status dari link mereka sendiri ke semua router lain di
network.
Hybrid Protokol hybrid menggunakan aspek-aspek dari routing
protokol jenis distance-vector dan routing protocol jenis link-state--
sebagai contoh adalah EIGRP.
Routing Protocol Jenis distance-Vector
Algoritma routing distance-vector mengirimkan isi routing tabel yg
lengkap ke router router tetangga, yg kemudian menggabungkan
entri-entri di routing tabel yang diterima tersebut dengan routing
tabel yang mereka miliki, untuk melengkapi routing tabel router
tersebut.
1. RIP
Routing Information Protocol (RIP) mengirim routing table yang
lengkap ke semua interface yang aktif setiap 30 detik. RIP hanya
menggunakan jumlah hop untuk menentukan cara terbaik ke sebuah
network remote, tetapi RIP secara default memiliki sebuah nilai
jumlah hop maksimum yg diizinkan, yaitu 15, berarti nilai 16 tidak
terjangkau (unreachable). RIP bekerja baik pada jaringan kecil, tetapi
RIP tidak efisien pada jaringan besar dengan link WAN atau jaringan
yang menggunakan banyak router.
RIP v1 menggunakan clasfull routing, yang berarti semua alat di
jaringan harus menggunkan subnet mask yang sama. Ini karena RIP
v1 tidak mengirim update dengan informasi subnet mask di
dalamnya. RIP v2 menyediakan sesuatu yang disebut prefix
routing, dan bisa mengirim informasi subnet mask bersama dengan
update-update dari route. Ini disebut classless routing
2. IGRP
Interior Gateway Routing Protocol (IGRP) adalah sebuah routing
protocol jenis distance-vector milik cisco (cisco-proprietary). Artinya
semua router anda harus router cisco untuk menggunakan IGRP
dijaringan anda.
IGRP memiliki jumlah hop maksimum sebanyak 255, denga nilai
default 100. Ini membantu kekurangan pada RIP.
3. EIGRP
Enhance Interior Gateway Routing Protocol (EIGRP) adalah sebuah
routing protocol
distance-vector milik cisco (cisco-proprietary) yang sudah
ditingkatkan, yang memberi suatu keunggulan dibanding IGRP.
Keduanya menggunakan konsep dari sebuah autonomous
systemuntuk menggambarkan kumpulan dari router-router
yang contiguous (berentetan, sebelah menyebelah) yang
menjalankan routing protocol yang sama dan berbagi informasi
routing. Tapi EIGRP memasukkan subnet mask kedalam update
route-nya. Sehingga memungkinkan kita menggunakan VLSM dan
melakukan perangkuman (summarization) . EIGRP mempunyai
sebuah jumlah hop maksimum 255. Berikut fitur EIGRP yang jauh
lebih baik dari IGRP
 Mendukung IP, IPX, dan AppleTalk melalui modul-modul yang
bersifat protocol dependent
 Pencarian network tetangga yang dilakukan dengan efisien
 Komunikasi melalui Reliable Transport Protocol (RTP)
 Pemilihan jalur terbaik melalui Diffusing update
Algoritma (DUAL)
Routing Protocol Jenis link-state
Open Shortest Path First (OSPF) adalah sebuah protocol standar
terbuka yg telah dimplementasikan oleh sejumlah vendor jaringan.
Jika Anda memiliki banyak router, dan tidak semuanya adalah cisco,
maka Anda tidak dapat menggunakan EIGRP, jadi pilihan Anda
tinggal RIP v1, RIP v2, atau OSPF. Jika itu adalah jaringan besar, maka
pilihan Anda satu-satunya hanya OSPF atau sesuatu yg disebut route
redistribution-sebuah layanan penerjemah antar-routing protocol.
OSPF bekerja dengan sebuah algoritma yang disebut
algoritma Dijkstra. Pertama sebuah pohon jalur terpendek (shortest
path tree) akan dibangun, dan kemudian routing table akan diisi
dengan jalur-jalur terbaik yg dihasilkan dari pohon tesebut. OSPF
hanya mendukung routing IP saja.
CONTOH KASUS :
ANALISA ROUTING DENGAN METODE EIGRP PT.CHEVRON PACIFIC
INDONESIA
Gambar 1.Topologi Jaringan Chevron Pacific Indonesia
Pekanbaru
Minas
Duri
Dumai
Gambar 2.Topologi Jaringan Pekanbaru
Gambar 3.Topologi Jaringan Minas
Gambar 4.Topologi Jaringan Duri
Gambar 5.Topologi Jaringan Dumai
PT.Chevron Pacific Indonesia menggunakkan metode routing EIGRP
(Enhance Interior Gateway Routing Protocol ).
Simulasi 1 EIGRP
routing dilakukan pada jaringan seperti ditunjukkan pada Gambar
Testing Tracert dilakukan Di Lokasi Pekanbaru(192.168.1.67) ke
Duri(192.168.3.98). Adapun hasil simulasi dengan menggunakan
perintah tracert adalah sebagai berikut :
Simulasi 2 EIGRP
routing dilakukan pada jaringan seperti ditunjukkan pada Gambar
dengan perubahan pada pemberian inisiasi bandwith sesuai dengan
Konfigurasi Banwidth Router Dis. Pekanbaru. Testing Tracert
dilakukan di Lokasi Pekanbaru(192.168.1.67) ke Duri(192.168.3.98).
Adapun simulasi routing dengan perintah tracert adalah sebagai
berikut :
Simulasi 3 EIGRP
routing dilakukan pada jaringan seperti ditunjukkan pada Gambar
dengan perubahan pada pemberian inisiasi bandwith sesuai dengan
Konfigurasi Banwidth Router Dis. Pekanbaru. Testing Tracert
dilakukan Di Lokasi Pekanbaru(192.168.1.67) ke Duri(192.168.3.98).
Adapun simulasi routing dengan perintah tracert adalah sebagai
berikut :
Analisa EIGRP
1.Pada simulasi pertama dimana kondisi jaringan masih normal,
dapat dilihat bahwa EIGRP mampu mengirimkan paket data dengan
handal dan cepat. Selain karena jaringan yang masih normal, hal ini
juga dikarenakan EIGRP secara default memiliki metode routing
hybrid yang menggabungkan prinsip distance vector (penghitungan
cost berdasarkan hop menggunakan tabel routing) yang dipakai oleh
RIP dan mengadopsi sedikit metode link state (pendefinisian
sebagian topologi jaringan pada tabel routing). Path tersebut dapat
dilihat pada gambar yang menunjukkan routing table yang dimiliki
oleh router Pekanbaru.
2. Pada simulasi kedua terlihat bahwa EIGRP mengubah Path yang
dilaluinya berdasarkan kuota bandwidth dari masing masing jalur.
Tabel routing dari router Dis. Pekanbaru yang sebelumnya melewati
router Dis. Duri(192.168.21.3) kini berpindah jalur melewati router
Dumai(192.168.23.3). Hal ini terjadi karena EIGRP memprioritaskan
jalur dengan bandwidth terbesar, sehingga EIGRP mendahulukan
jalur ke 192.168.23.3 (dengan bandwidth 1000 kilobytes) daripada
jalur ke 192.168.21.3 (dengan banwidth 500 kilobytes). Jalur tersebut
dapat dilihat pada gambaryang menunjukkan routing table yang
dimiliki oleh router Pekanbaru.
3. EIGRP lebih memprioritaskan besar bandwidth daripada jumlah
hop terpendek, jika bandwidth sebuah jaringan sama besar maka
EIGRP akan memilih jalur dengan jumlah hop tersedikit, jika
bandwidth sebuah jaringan bervariasi maka EIGRP akan
memprioritaskan link dengan bandwidth terbesar. Hal ini terbukti
pada simulasi pertama dan kedua.
4. Pada simulasi ketiga dapat dilihat pada gambar walaupun setelah
salah satu jaringan diputus, EIGRP masih mengirimkan paket data
dengan lancar dan tanpa pernah mengalami Request Timed Out
sekalipun. Hal ini karena EIGRP melakukan updating pada table route
yang dimilikinya. Sehingga EIGRP dengan cepat mampu menentukan
path alternative secara cepat ketika terjadi kendala seperti
pemutusan pada sebuah jaringan.
5. Penggunaan EIGRP di jaringan skala menengah seperti topologi
jaringan pada penelitian ini amat sangat disarankan, hal ini
dikarenakan EIGRP terbukti mampu menangani kendala seperti
pemutusan jaringan secara tepat dan cepat dimana EIGRP mampu
mendefinisikan path alternative dengan waktu yang singkat.
Kesimpulan
EIGRP adalah protokol routing yang pada metodenya
mengkombinasikan distance vector dan link state dengan
menggunakan DUAL Algorithm. Metode ini memungkinkan masing
masing router EIGRP melakukan kalkulasi individual dalam
menentukan rute berikutnya. Hal ini menyebabkan EIGRP lebih
unggul dibanding static routing, terbukti dengan simulasi trace route
EIGRP yang tidak mengalami 1 kali pun request timed out. EIGRP
merupakan protokol routing yang handal dan amat sangat cocok
untuk diimplementasikan di jaringan skala menengah hingga besar.
Penulis menyarankan penggunaan EIGRP sebagai protokol routing
yang diterapkan pada jaringan dengan skala topologi yang mirip
ataupun serupa dengan requirement penelitian ini. Penggunaan
EIGRP terbukti secara teori maupun praktis lebih handal dan
mumpuni dengan tingkat reliabilitas mencapai 99% tanpa pernah
mengalami request timed out bahkan setelah pemutusan jaringan
dilakukan. Selain itu konfigurasi EIGRP juga tergolong
mudah.sehingga menimalisir terjadinya human error dalam proses
konfigurasinya.
RUTING-UNIVERSITAS

More Related Content

What's hot

Makalah routing
Makalah routingMakalah routing
Makalah routingvintzr
 
Makalah Routing Dynamic
Makalah Routing DynamicMakalah Routing Dynamic
Makalah Routing DynamicRezi Fenorita
 
Routing dan Macam-Macam Routing
Routing dan Macam-Macam RoutingRouting dan Macam-Macam Routing
Routing dan Macam-Macam RoutingOctavio Dakosta
 
Routing dan-internetworking
Routing dan-internetworkingRouting dan-internetworking
Routing dan-internetworkingMr. FM
 
Manajemen jaringan
Manajemen jaringanManajemen jaringan
Manajemen jaringangerdyan
 
Routing (Routing Statis dan Routing Dinamis)
Routing (Routing Statis dan Routing Dinamis)Routing (Routing Statis dan Routing Dinamis)
Routing (Routing Statis dan Routing Dinamis)NightXynt
 
Static dan-dynamic-routing-pada-cisco-packet-tracer
Static dan-dynamic-routing-pada-cisco-packet-tracerStatic dan-dynamic-routing-pada-cisco-packet-tracer
Static dan-dynamic-routing-pada-cisco-packet-tracersams4droid
 
Makalah manajemen jaringan
Makalah manajemen jaringanMakalah manajemen jaringan
Makalah manajemen jaringanricoootan
 
Perbedaan dynamik dan statik routing
Perbedaan dynamik dan statik routingPerbedaan dynamik dan statik routing
Perbedaan dynamik dan statik routingZabo Scrap
 
Tugas Manajemen Jaringan Komputer (Routing)
Tugas Manajemen Jaringan Komputer (Routing)Tugas Manajemen Jaringan Komputer (Routing)
Tugas Manajemen Jaringan Komputer (Routing)Veliany Khosasih
 
Tugas Management Jaringan Komputer Routing
Tugas Management Jaringan Komputer RoutingTugas Management Jaringan Komputer Routing
Tugas Management Jaringan Komputer RoutingCindy Carissa
 
Makalah dan kasus Jaringan
Makalah dan kasus Jaringan Makalah dan kasus Jaringan
Makalah dan kasus Jaringan ivsept2309
 
Routing statis & routing dinamis
Routing statis & routing dinamisRouting statis & routing dinamis
Routing statis & routing dinamisirmanbudiman2
 
Routing protocol
Routing protocolRouting protocol
Routing protocolengguh123
 

What's hot (20)

Makalah routing
Makalah routingMakalah routing
Makalah routing
 
Makalah Routing Dynamic
Makalah Routing DynamicMakalah Routing Dynamic
Makalah Routing Dynamic
 
Routing dan Macam-Macam Routing
Routing dan Macam-Macam RoutingRouting dan Macam-Macam Routing
Routing dan Macam-Macam Routing
 
Routing
RoutingRouting
Routing
 
Laporan routing ospf
Laporan routing ospfLaporan routing ospf
Laporan routing ospf
 
Routing dan-internetworking
Routing dan-internetworkingRouting dan-internetworking
Routing dan-internetworking
 
Manajemen jaringan
Manajemen jaringanManajemen jaringan
Manajemen jaringan
 
Routing (Routing Statis dan Routing Dinamis)
Routing (Routing Statis dan Routing Dinamis)Routing (Routing Statis dan Routing Dinamis)
Routing (Routing Statis dan Routing Dinamis)
 
Static dan-dynamic-routing-pada-cisco-packet-tracer
Static dan-dynamic-routing-pada-cisco-packet-tracerStatic dan-dynamic-routing-pada-cisco-packet-tracer
Static dan-dynamic-routing-pada-cisco-packet-tracer
 
Makalah manajemen jaringan
Makalah manajemen jaringanMakalah manajemen jaringan
Makalah manajemen jaringan
 
Routing
RoutingRouting
Routing
 
Perbedaan dynamik dan statik routing
Perbedaan dynamik dan statik routingPerbedaan dynamik dan statik routing
Perbedaan dynamik dan statik routing
 
Tugas Manajemen Jaringan Komputer (Routing)
Tugas Manajemen Jaringan Komputer (Routing)Tugas Manajemen Jaringan Komputer (Routing)
Tugas Manajemen Jaringan Komputer (Routing)
 
Tugas Management Jaringan Komputer Routing
Tugas Management Jaringan Komputer RoutingTugas Management Jaringan Komputer Routing
Tugas Management Jaringan Komputer Routing
 
Contoh Makalah Routing Dinamis
Contoh Makalah Routing DinamisContoh Makalah Routing Dinamis
Contoh Makalah Routing Dinamis
 
Makalah dan kasus Jaringan
Makalah dan kasus Jaringan Makalah dan kasus Jaringan
Makalah dan kasus Jaringan
 
Routing statis & routing dinamis
Routing statis & routing dinamisRouting statis & routing dinamis
Routing statis & routing dinamis
 
Routing Protocol
Routing ProtocolRouting Protocol
Routing Protocol
 
Laporan 5 routing static
Laporan 5 routing staticLaporan 5 routing static
Laporan 5 routing static
 
Routing protocol
Routing protocolRouting protocol
Routing protocol
 

Viewers also liked

Dyrk matpakka di sjæl!
Dyrk matpakka di sjæl!Dyrk matpakka di sjæl!
Dyrk matpakka di sjæl!AlexandraJM
 
Ley n 2166 de 22 12-2000
Ley n 2166 de 22 12-2000Ley n 2166 de 22 12-2000
Ley n 2166 de 22 12-2000update
 
Летняя диета для детоксикации
Летняя диета для детоксикацииЛетняя диета для детоксикации
Летняя диета для детоксикацииАйназ Волкова
 
Diplomado tecnologias
Diplomado tecnologiasDiplomado tecnologias
Diplomado tecnologiasfamaba20
 
Building and extending_your_professional_netwo
Building and extending_your_professional_netwoBuilding and extending_your_professional_netwo
Building and extending_your_professional_netwoJohn Miller
 
Dyrk matpakka di sjæl!
Dyrk matpakka di sjæl!Dyrk matpakka di sjæl!
Dyrk matpakka di sjæl!AlexandraJM
 
Ley n 2493 de 04 08-2003
Ley n 2493 de 04 08-2003Ley n 2493 de 04 08-2003
Ley n 2493 de 04 08-2003update
 
Codigo de comercio - Ley Nº 14379
Codigo de comercio - Ley Nº 14379Codigo de comercio - Ley Nº 14379
Codigo de comercio - Ley Nº 14379update
 
Portfolio rebalancing made simple
Portfolio rebalancing made simplePortfolio rebalancing made simple
Portfolio rebalancing made simpleAnthonyEsh
 
Texen Presentation
Texen PresentationTexen Presentation
Texen Presentationslesprit
 

Viewers also liked (13)

Dyrk matpakka di sjæl!
Dyrk matpakka di sjæl!Dyrk matpakka di sjæl!
Dyrk matpakka di sjæl!
 
Ley n 2166 de 22 12-2000
Ley n 2166 de 22 12-2000Ley n 2166 de 22 12-2000
Ley n 2166 de 22 12-2000
 
Летняя диета для детоксикации
Летняя диета для детоксикацииЛетняя диета для детоксикации
Летняя диета для детоксикации
 
Diplomado tecnologias
Diplomado tecnologiasDiplomado tecnologias
Diplomado tecnologias
 
Coches
CochesCoches
Coches
 
Building and extending_your_professional_netwo
Building and extending_your_professional_netwoBuilding and extending_your_professional_netwo
Building and extending_your_professional_netwo
 
Dyrk matpakka di sjæl!
Dyrk matpakka di sjæl!Dyrk matpakka di sjæl!
Dyrk matpakka di sjæl!
 
Ley n 2493 de 04 08-2003
Ley n 2493 de 04 08-2003Ley n 2493 de 04 08-2003
Ley n 2493 de 04 08-2003
 
Fear
FearFear
Fear
 
Codigo de comercio - Ley Nº 14379
Codigo de comercio - Ley Nº 14379Codigo de comercio - Ley Nº 14379
Codigo de comercio - Ley Nº 14379
 
Portfolio rebalancing made simple
Portfolio rebalancing made simplePortfolio rebalancing made simple
Portfolio rebalancing made simple
 
Texen Presentation
Texen PresentationTexen Presentation
Texen Presentation
 
Funcion cuadratica
Funcion cuadraticaFuncion cuadratica
Funcion cuadratica
 

Similar to RUTING-UNIVERSITAS

Konsep Routing - v2.pptx
Konsep Routing - v2.pptxKonsep Routing - v2.pptx
Konsep Routing - v2.pptxHasobrBlank
 
Protokol_Routing basic fundamental knowledge.ppt
Protokol_Routing basic fundamental knowledge.pptProtokol_Routing basic fundamental knowledge.ppt
Protokol_Routing basic fundamental knowledge.pptRochmadGSaputra
 
Makalah jaringan komputer
Makalah jaringan komputerMakalah jaringan komputer
Makalah jaringan komputerglennsade
 
Makalah jaringan komputer
Makalah jaringan komputerMakalah jaringan komputer
Makalah jaringan komputer32120023
 
Instalasi dan konfigurasi router ( 3 )
Instalasi dan konfigurasi router ( 3 )Instalasi dan konfigurasi router ( 3 )
Instalasi dan konfigurasi router ( 3 )teguhsmk
 
BAHAN AJAR_PPL3.docx
BAHAN AJAR_PPL3.docxBAHAN AJAR_PPL3.docx
BAHAN AJAR_PPL3.docxssuser1d8563
 
Manajemen Jaringan Dalam IT
Manajemen Jaringan Dalam ITManajemen Jaringan Dalam IT
Manajemen Jaringan Dalam ITAaron Ferdinand
 
Routing statis vs routing dinamis
Routing statis vs routing dinamisRouting statis vs routing dinamis
Routing statis vs routing dinamistribayukusnadi
 
Routing dan jenis-jenis routing.pptx
Routing dan jenis-jenis routing.pptxRouting dan jenis-jenis routing.pptx
Routing dan jenis-jenis routing.pptxmustikakasihismillah
 
Administrasi infrastruktur jaringan.pptx
Administrasi infrastruktur jaringan.pptxAdministrasi infrastruktur jaringan.pptx
Administrasi infrastruktur jaringan.pptxsahrulrohim1
 
MATERI_ROUTING_KELAS_XI_KURIKULUM_2013_P.pptx
MATERI_ROUTING_KELAS_XI_KURIKULUM_2013_P.pptxMATERI_ROUTING_KELAS_XI_KURIKULUM_2013_P.pptx
MATERI_ROUTING_KELAS_XI_KURIKULUM_2013_P.pptxRandaHendroN
 
Paper routing
Paper routingPaper routing
Paper routingnoeno001
 

Similar to RUTING-UNIVERSITAS (20)

Konsep Routing - v2.pptx
Konsep Routing - v2.pptxKonsep Routing - v2.pptx
Konsep Routing - v2.pptx
 
Routing
RoutingRouting
Routing
 
Protokol_Routing basic fundamental knowledge.ppt
Protokol_Routing basic fundamental knowledge.pptProtokol_Routing basic fundamental knowledge.ppt
Protokol_Routing basic fundamental knowledge.ppt
 
Makalah jaringan komputer
Makalah jaringan komputerMakalah jaringan komputer
Makalah jaringan komputer
 
Makalah jaringan komputer
Makalah jaringan komputerMakalah jaringan komputer
Makalah jaringan komputer
 
12-Protokol_Routing.ppt
12-Protokol_Routing.ppt12-Protokol_Routing.ppt
12-Protokol_Routing.ppt
 
Instalasi dan konfigurasi router ( 3 )
Instalasi dan konfigurasi router ( 3 )Instalasi dan konfigurasi router ( 3 )
Instalasi dan konfigurasi router ( 3 )
 
BAHAN AJAR_PPL3.docx
BAHAN AJAR_PPL3.docxBAHAN AJAR_PPL3.docx
BAHAN AJAR_PPL3.docx
 
Manajemen Jaringan Dalam IT
Manajemen Jaringan Dalam ITManajemen Jaringan Dalam IT
Manajemen Jaringan Dalam IT
 
Routing statis vs routing dinamis
Routing statis vs routing dinamisRouting statis vs routing dinamis
Routing statis vs routing dinamis
 
Routing Statis dan Routing Dinamis
Routing Statis dan Routing DinamisRouting Statis dan Routing Dinamis
Routing Statis dan Routing Dinamis
 
Routing dan jenis-jenis routing.pptx
Routing dan jenis-jenis routing.pptxRouting dan jenis-jenis routing.pptx
Routing dan jenis-jenis routing.pptx
 
9 routing
9 routing9 routing
9 routing
 
Administrasi infrastruktur jaringan.pptx
Administrasi infrastruktur jaringan.pptxAdministrasi infrastruktur jaringan.pptx
Administrasi infrastruktur jaringan.pptx
 
MATERI_ROUTING_KELAS_XI_KURIKULUM_2013_P.pptx
MATERI_ROUTING_KELAS_XI_KURIKULUM_2013_P.pptxMATERI_ROUTING_KELAS_XI_KURIKULUM_2013_P.pptx
MATERI_ROUTING_KELAS_XI_KURIKULUM_2013_P.pptx
 
Paper routing
Paper routingPaper routing
Paper routing
 
Routing
RoutingRouting
Routing
 
Routing
RoutingRouting
Routing
 
Routing
RoutingRouting
Routing
 
#4.pptx
#4.pptx#4.pptx
#4.pptx
 

RUTING-UNIVERSITAS

  • 1. UNIVERSITAS BUNDA MULIA ROUTING Nama Anggota : 32120012 – Johan Purnama Putra 32120068 – Michael Frediksen Kelas : 7PTI1 Yang dimaskud ROUTERadalah :
  • 2. Router adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengirimkan paket data melalui sebuah jaringan menuju tujuannya melalui proses yang disebut routing. Router berfungsi sebagai : penghubung antara dua atau lebih jaringan yang berada pada jaringan yang berbeda supaya bisa berhubungan, proses pengambilan paket data pada perangkat jaringan kemudian meneruskan data dari satu jaringan ke jaringan lainnya.Router berbeda dengan Switch karena switch merupakan suatu perangkat yang menghubungkan perangkat satu dengan perangkat yang lainnya dengan menggunakan kabel. Yang dimaskudROUTINGadalah : Routing merupakan cara untuk menentukan lokasi tujuan dari suatu trafik atau lalu lintas dalam jaringan serta menentukan jalur tercepat untuk menuju ke tujuan tersebut sesuai dengan alamat IP yang diberikan. Untuk bisa melakukan Routing ada beberapa hal yang perlu diketahui yaitu :  Alamat Tujuan yang akan dituju.  Router-router tetangga yang menjadi penghubung antara network yang berbeda.  Pemilihan Jalur terbaik untuk pengambilan data kemudian meneruskannya pada setiap network. Berdasarkan pengiriman paket data Routing dibedakan menjadi :
  • 3.  Routing langsung merupakan sebuah pengalamatan secara langsung menuju alamat tujuan tanpa melalui host lain. Contoh: sebuah komputer dengan alamat 192.168.1.2 mengirimkan data ke komputer dengan alamat 192.168.1.3  Routing tidak langsung merupakan sebuah pengalamatan yang harus melalui alamat host lain sebelum menuju alamat hort tujuan. contoh: komputer dengan alamat 192.168.1.2 mengirim data ke komputer dengan alamat 192.1681.3, akan tetapi sebelum menuju ke komputer dengan alamat 192.168.1.3, data dikirim terlebih dahulu melalui host dengan alamat 192.168.1.5 kemudian dilanjutkan ke alamat host tujuan. Router atau perangkat-perangkat lain yang dapat melakukan fungsi routing, membutuhkan informasi sebagai berikut :  Alamat Tujuan/Destination Address – Tujuan atau alamat item yang akan dirouting  Mengenal sumber informasi – Dari mana sumber (router lain) yang dapat dipelajari oleh router dan memberikan jalur sampai ke tujuan  Menemukan rute – Rute atau jalur mana yang mungkin diambil sampai ke tujuan  Pemilihan rute – Rute yang terbaik yang diambil untuk sampai ke tujuan  Menjaga informasi routing – Suatu cara untuk menjaga jalur sampai ke tujuan yang sudah diketahui dan paling sering dilalui. Tipe Routing 1. Direct Routing
  • 4. Apabila host kita dengan tujuan berada dalam 1 jaringan. Maka data kita bila dikirimkan ketujuan akan langsung dikirimkan dengan mengenkapsulasi IP datagram pada layer phisical. Hal ini disebut dengan Direct Routing. 2. Indirect Routing Apabila kita ingin mengirimkan suatu data ketujuan lain, dimana tujuan tersebut berada di jaringan yang berbeda dengan kita. Maka untuk itu dibutuhkan 1 IP address lagi yang digunakan sebagai IP gateway. Alamat pada gateway pertama (hop pertama) disebut indirect route dalam algoritma IP routing. Alamat dari gateway pertama yang hanya diperlukan oleh pengirim untuk mengirimkan data ke tujuan yang berada di jaringan yang berbeda. Contoh : Gambar 1. Direct dan Indirect Route – Host C memiliki direct route terhadap Host B dan D, dan memiliki indirect route terhadap host A melalui gateway B
  • 5. Ada dua cara untuk memberitahu router bagaimana cara meneruskan paket ke jaringan yang tidak terhubung langsung (Indirect connected) di badan router,yaitu Rute Statik – Rute yang dipelajari oleh router ketika seorang administrator membentuk rute secara manual. Administrator harus memperbarui atau mengupdate rute statik ini secara manual ketika terjadi perubahan topologi antar jaringan (internetwork). Rute Dinamik – Rute secara Dinamik dipelajari oleh router setelah seorang administrator mengkonfigurasi sebuah protokol routing yang membantu menentukan rute. Tidak seperti rute Statik, pada rute Dinamik, sekali seorang administrator jaringan mengaktifkan rute Dinamik, maka rute akan diketahui dan diupdate secara otomatis oleh sebuah proses routing ketika terjadi perubahan topologi jaringan yang diterima dari “internetwork” . Table ROUTING tabel yang menunjukan tujuan yang dapat dijangkau oleh data dari localhost ke tujuan seharusnya dari gateway yang tercantum. Berikut adalah field dari tabel Routing IPv4. a. Destination Dapat berupa alamat IPv4 tujuan yang akan dilewatkan pada sebuah jaringan. Dalam Windows, kolom ini dinamakan Network Destination dalam display perintah route print. b. Network Mask Subnet mask digunakan untuk menyesuaikan tujuan alamat IPv4 yang dikirim dari field destination. Pada windows, kolom ini dinamakan Netmask. c. Next-Hop Alamat IPv4 pada sebuah jaringan yang dilewati. Pada tabel router di Windows, kolom ini dinamakan Gateway.
  • 6. d. Interface Interface jaringan yang digunakan untuk mengirim (meneruskan) kembali paket IPv4. Dalam Windows, kolom ini berisi alamat IPv4 yang ditugaskan sebagai interface. e. Metric Merupakan angka yang digunakan sebagai indikasi penggunaan route sehingga menjadi jalur yang terbaik di antara banyak route dengan tujuan yang sama. Metric dapat menunjuk pada banyak tujuan atau rute yang diinginkan untuk digunakan, tergantung banyak link. Tipe informasi yang ada pada table routing antara lain :  Direct route yang didapat dari interface yang terpasang  Indirect route yang dapat dicapai melalui sebuah atau beberapa gateway  Default route, yang merupakan arah akhir apabila tidak bisa terhubung melalui direct maupun indirect route. JENIS – JENIS ROUTING Routing default merupakan jalur default yang dilalui oleh paket yang mempunyai alamat network tujuan tertentu tetapi tidak terdapat table routing pada router yang dilewati tersebut.Table routing biasanya digunakan untuk mengirimkan paket-paket secara manual serta menambahkan beberapa router ke sebuah network tujuan yang tidak terdapat table routing ke router berikutnya. Default Routing bisanya digunakan pada jaringan yang hanya memiliki satu jalur keluar. Jika terdapat default routing yang di-set pada sebuah router, maka paket tersebut akan mengikuti rute default yang telah ditetapkan, jika tidak ada default routing maka paket akan dibuang/discard. Default routing didefiniskan dengan alamat : 0.0.0.0/0. Default routing pada routing table ditandai dengan flag “S*”.
  • 7. Routing Static adalah routing yang setting secara manual oleh admin jaringan dengan menambahkan table Routing pada sebuah router dan dimaintenance secara terpisah karena tidak melakukan pertukaran informasi routing table secara dinamis dengan router- router yang lainnya. Sehingga Routing static harus diisi table routing network yang akan dihubungi sehingga ketika ingin berhubungan dengan jaringan yang berbeda maka harus melalui default gateway Router yang sekelas. Suatu static route akan berfungsi sempurna jika routing table berisi suatu route untuk setiap jaringan di dalam internetwork yang mana di konfigurasi secara manual oleh administrator jaringan. Setiap host pada jaringan harus di konfigurasi untuk mengarah kepada default gateway agar dapat berhubungan pada sebuah jaringan network yang berbeda, di mana router memeriksa routing table dan menentukan route yang mana digunakan untuk meneruskan paket. Static routing terdiri dari perintah-perintah konfigurasi manual untuk setiap router secara sendiri-sendiri. Sebuah router hanya akan meneruskan paket kepada subnet-subnet yang hanya ada pada table routing. Sebuah router selalu mengetahui route yang bersentuhan langsung kepadanya keluar dari interface router yang mempunyai status “up and up” pada line interface dan protokolnya. Dengan menambahkan static routing, sebuah router dapat diberitahukan kemana harus meneruskan paket-paket kepada subnet-subnet yang tidak bersentuhan langsung kepadanya.
  • 8. Keuntungan Menggunakan Routing Static yaitu :  Routing Static lebih aman karena seorang administrator dapat menentukan jalur mana yang boleh ditambahkan table routing sehingga bisa menentukan akses routing ke network tertentu saja.  CPU Router tidak mengalami Overhead (waktu pemrosesan)jika dibandingkan dengan routing dinamis.  Static routing tidak mudah di hacker untuk men-spoof paket dynamic routing protocols dengan maksud melakukan konfigurasi router untuk tujuan membajak traffic pada sebuah jaringan. Kelemahan Menggunakan Routing Static yaitu :  Seorang Administrator Jaringan harus benar-benar memahami jalur network yang harus dilewati dan administrator harus benar- benar memahami konfigurasi table routing dengan benar.  Jika sebuah network baru ditambahkan pada sebuah jaringan , Maka Administrasi harus menambahkan sebuah table routing kesemua router secara manual.  Routing statis tidak sesuai untuk network-network skala besar karena seorang administrator akan merasa kwalahan dan harus bekerja full time bila sering terjadipenambahan network baru.
  • 9. Dynamic Routing (Router Dinamis) adalah sebuah router yang membuat tabel routing secara otomatis (automatic), dengan cara membaca lalu lintas jaringan yang saling berhubungan antara router lainnya. Protokol routing mengatur router-router sehingga dapat berkomunikasi dan memberikan informasi routing antar router satu dengan yang lainnya yang dapat mengubah isi forwarding table, tergantung keadaan jaringannya. Dengan cara ini, maka router-akan mengetahui keadaan jaringan yang terakhir dan mampu meneruskan data ke arah jaringan yang dituju dengan benar. Dynamic router mempelajari sendiri jalur yang terbaik yang akan dilaluinnya untuk meneruskan paket dari sebuah network ke network lainnya. Administrator tidak menentukan jalur (rute) yang harus ditempuh oleh paket-paket yang dituju akan tetapi Administrator hanya menentukan bagaimana cara router mempelajari paket, dan kemudian router mempelajarinya sendiri. Rute pada dynamic routing berubah, sesuai dengan keadaan yang didapatkan oleh router. Pengisian dan pemeliharaan tabel routing tidak dilakukan secara manual oleh administrator. Router saling bertukar informasi routing agar dapat mengetahui alamat tujuan dan menerima tabel routing. Pemeliharaan jalur terbaik dilakukan berdasarkan pada jarak yang paling dekat antara device pengirim dan device tujuan.
  • 10. Routed dan Routing Protocol Protocol tidak lain deskripsi formal dari set atau rule-rule dan konversi yang menentukan bagaimana device-device dalam sebuah network bertukar informasi. Berikut dua tipe dasar protocol. Routed protocol Merupakan protokol-protokol yang dapat dirutekan oleh sebuah router. Routed protocol memungkinkan router untuk secara tepat menginterpretasikan logical network. Contoh dari routed protocol : IP, IPX, AppleTalk, dan DECnet. Routing protocol Protokol-protokol ini digunakan untuk merawat routing table pada router-router. Contoh dari routing protocol diantaranya OSPF, RIP, BGP, IGRP, dan EIGRP RIP Routing Information Protocol. Distance vector protocol – merawat daftar jarak tempuh ke network-network lain berdasarkan jumlah hop, yakni jumlah router yang harus lalui oleh paket-paket untuk mencapai address tujuan. RIP dibatasi hanya sampai 15 hop. Broadcast di-update dalam setiap 30 detik untuk semua RIP router guna menjaga integritas. RIP cocok dimplementasikan untuk jaringan kecil. RIP memiliki 3 versi yaitu : a. RIPv1 b. RIPv2 c. RIPng
  • 11. RIP version 1 Menggunakan classful routing. Pembaruan routing periodik tidak membawa subnet informasi, dukungan kurang untuk subnet mask panjang variable (VLSM). Keterbatasan ini tidak memungkinkan untuk memiliki ukuran yang berbeda subnet yang sama dalam kelas jaringan. Dengan kata lain, semua subnet dalam jaringan kelas harus memiliki ukuran yang sama. Juga tidak ada dukungan untukotentikasi router, membuat RIP rentan terhadap berbagai versi RIP attacks. RIP versi 1 hanya ada jumlah hop 16 (0-15). Jika ada lebih dari 16 hop antara dua router itu gagal untuk mengirim paket data ke alamat tujuan. RIP version 2 Karena kekurangan dari spesifikasi asli RIP, maka RIP versi 2 (RIPv2) diciptakan kemampuan yang dimiliki untuk membawa informasi subnet, sehinga mendukung classless inter-domain routing (CIDR). Untuk menjaga kompatibilitas ke belakang, jumlah hop limit 15 tetap. RIPv2 memiliki fasilitas untuk sepenuhnya interoperate dengan spesifikasi awal jika semua protokol bidang Harus Zero dalam pesan RIPv1 yang benar ditentukan. Selain itu, fitur beralih kompatibilitas berbutir interoperabilitas memungkinkan penyesuaian saja. Dalam upaya untuk menghindari beban yang tidak perlu di host yang tidak berpartisipasi dalam routing, multicast RIPv2 tabel routing seluruh untuk semua router berdekatan di alamat 224.0.0.9, sebagai lawan RIPv1 yang menggunakan siaran. Pengalamatan unicat masih diperbolehkan untuk aplikasi khusus. RIPng RIPng (RIP next generation) adalah perluasan dari RIPv2 untuk mendukung IPv6, generasi berikutnya Inter Protocol.
  • 12. Perbedaan utama antara RIPV2 dan RIPng adalah : Dukungan dari jaringan IPv6 Meskipun RIPv2 dukungan otentikasi RIPv1 update, RIPng tidak Router IPv6 adalah pada saat itu, seharusnya menggunakan IPsec untuk otentikasi RIPv2 memungkinkan melampirkan tag sewenang-wenang untuk rute, RIPng tidak Mengkodekan RIPv2 hop berikutnya ke setiap entri rute, RIPng membutuhkan pengkodean khusus dari hop berikutnya untuk satu set entri rute Kelebihan  RIP menggunakan metode Triggered Update  RIP memiliki timer untuk mengetahui kapan router harus kembali memberikan informasi routing. Jika terjadi perubahan pada jaringan, sementara timer belum habis, router tetap harus mengirimkan informasi routing karena dipicu oleh perubahan tersebut (triggered update)  Mengatur routing menggunakan RIP tidak rumit dan memberikan hasil yang cukup dapat diterima, terlebih jika jarang terjadi kegagalan link jaringan Kekurangan  Jumlah host Terbatas  RIP tidak memiliki informasi tentang subnet setiap route.  RIP tidak mendukung Variable Length Subnet Masking (VLSM).  Ketika pertama kali dijalankan hanya mengetahui cara routing ke dirinya sendiri (informasi lokal) dan tidak mengetahui topologi jaringan tempatnya berada  untuk jaringan yang besar dan kompleks, RIP mungkin tidak cukup. Dalam kondisi demikian, penghitungan routing dalam
  • 13. RIP sering membutuhkan waktu yang lama, dan menyebabkan terjadinya routing loop. OSPF Open Shortest Path First. Link state protocol—menggunakan kecepatan jaringan berdasarkan metric untuk menetapkan path-path ke jaringan lainnya. Setiap router merawat map sederhana dari keseluruhan jaringan. Update-update dilakukan via multicast, dan dikirim. Jika terjadi perubahan konfigurasi. OSPF cocok untuk jaringan besar. OSPF memiliki 3 tabel di dalam router :  Routing table biasa juga disebut sebagai Forwarding database. Database ini berisi the lowest cost untuk mencapai router- router/network-network lainnya. Setiap router mempunyai Routing table yang berbeda-beda.  Adjecency database, Database ini berisi semua router tetangganya. Setiap router mempunyai Adjecency database yang berbeda-beda.  Topological database, Database ini berisi seluruh informasi tentang router yang berada dalam satu networknya/areanya. Kelebihan  Tidak menghasilkan routing loop  Mendukung penggunaan beberapa metrik sekaligus  Dapat menghasilkan banyak jalur ke sebuah tujuan  Membagi jaringan yang besar mejadi beberapa area.  Waktu yang diperlukan untuk konvergen lebih cepat Kekurangan  Membutuhkan basis data yang besar  Lebih rumit
  • 14. EIGRP Enhanced Interior Gateway Routing Protocol. Distance vector protocol—merawat satu set metric yang kompleks untuk jarak tempuh ke jaringan lainnya. EIGRP menggabungkan juga konsep link state protocol. Broadcast-broadcast di-update setiap 90 detik ke semua EIGRP router berdekatan. Setiap update hanya memasukkan perubahan jaringan. EIGRP sangat cocok untuk jaringan besar. Cara Kerja dari EIGRP EIGRP akan mengirimkan hello packet utk mengetahui apakah router2 tetangganya masih hidup ataukah mati. Pengiriman hello packet tersebut bersifat simultant, dalam hello packet tersebut mempunyai hold time, bila dalam jangka waktu hold time router tetangga tidak membalas.. maka router tsb akan dianggap mati. Biasanya hold time itu 3x waktunya hello packet, hello packet defaultnya 15 second. Lalu DUAL akan meng-kalkulasi ulang utk path2nya. Hello packet dikirim secara multicast ke IP Address 224.0.0.10. Dalam perhitungan untuk menentukan path/jalur manakah yang tercepat/terpendek, EIGRP menggunakan algortima DUAL(Diffusing- Update Algorithm) dalam menentukannya. EIGRP mempunyai 3 table dalam menyimpan informasi networknya:  Neighbor table : Tabel yang paling penting dari tabel2 yang lainnya. di tabel ini menyimpan list tentang router2 tetangganya. Setiap ada router baru yang dipasang, address dan interface langsung dicatat di tabel ini.  Topology table : Tabel ini dibuat untuk memenuhi kebutuhan dari Routing table dalam 1 autonomous system (spt sistem area di OSPF). DUAL mengambil informasi dari "neighbor tabel" dan "topology table" untuk melakukan kalkulasi "lowest cost routes to each destination". Setelah melakukan kalkulasi akan
  • 15. ada yang namanya "successor route". Successor route ini disimpan di tabel ini.  Routing table : menyimpan the best routes to a destination. Informasi tersebut diambil dari "topology table" Internal Route : Route-route yang berasal dari dalam suatu autonomous system dari router2 yang menggunakan routing protocol EIGRP, yang menjadi anggota dari autonomous system adalah yang mempunyai ADN dari EIGRP yang sama dan mempunyai autonomous system yang sama juga. ADN internal route adalah 90. External Route : Route-route yang muncul dari luar autonomous system, baik redistribution secara manual maupun secara otomatis. Kelebihan EIGRP  Satu-satunya protokol routing yangmenggunakan route backup. Selain memaintain tabel routing terbaik, EIGRP juga menyimpan backup terbaik untuk setiap route sehingga setiap kali terjadi kegagalan pada jalur utama, maka EIGRP menawarkan jalur alternatif tanpa menunggu waktu convergence.  Mudah dikonfigurasi semudah RIP.  Summarization dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. Pada OSPF summarization hanya bisa dilakukan di ABR dan ASBR.  EIGRP satu-satunya yang dapat melakukan unequal load balancing.  Kombinasi terbaik dari protokol distance vector dan link state.  Mendukung multiple protokol network (IP, IPX, dan lain-lain). Kelemahan EIGRP  Salah satu kelemahan utama EIGRP adalah protocol Cisco- propritary,sehingga jika diterapkan pada jaringan multivendor diperlukan suatu fungsi yang disebut route redistribution. Fungsi ini akan menangani proses pertukaran rute router di antara dua protocol link state (OSPF dan EIGRP).
  • 16. BGP Merupakan distance vector exterior gateway protocol yang bekerja secara cerdas untuk merawatpath-path ke jaringan lainnya. Up date- update dikirim melalui koneksi TCP. Kelebihan : Sangat sederhana dalam instalasi Kekurangan : Sangat terbatas dalam mempergunakan topologi Administrasi Distance. Administrative distance (disingkat AD) digunakan untuk mengukur apa yg disebut ke-dapat-dipercaya-an dari informasi routing yang diterima oleh sebuah router dari router tetangga. AD adalah sebuah bilangan integer 0 – 255, dimana 0 adalah yang paling dapat dipercaya dan 255 berarti tidak akan lalu lintas data yang akan melalui route ini. Jika kedua router menerima dua update mengenai network remote yang sama, maka hal pertama yang dicek oleh router adalah AD. Jika satu dari route yang di-advertised (diumumkan oleh router lain) memiliki AD yang lebih rendah dari yang lain, maka route dengan AD terendah tersebut akan ditempatkan dirouting table. Jika kedua route yang di-advertised memiliki AD yang sama, maka yang disebut metric dari routing protocol (misalnya jumlah hop atau bandwidth dari sambungan) akan digunakan untuk menemukan jalur
  • 17. terbaik ke network remote. Kalau masih sama kedua AD dan metric, maka digunakan load-balance (pengimbangan beban). Tabel berikut memperlihatkan AD yang default yang digunakan oleh sebuah router Cisco untuk memutuskan route mana yang akan ditempuh menuju sebuah jaringan remote. Sumber route AD Default Interface yang terhubung langsung 0 Route statis 1 EIGRP 90 IGRP 100 OSPF 110 RIP 120 External EIGRP 170 Tidak diketahui 255 (tdk pernah digunakan Routing Protocol Terdapat tiga klas routing protocol Distance vector Protocol distance-vector menemukan jalur terbaik ke sebuah network remote dengan menilai jarak. Route dengan jarak hop yang paling sedikit ke network yang dituju, akan ,menjadi route terbaik. Baik RIP dan IGRP adalah routing protocol jenis distance-vector. RIP dan IGRP mengirim semua routing table ke router-router yang terhubung secara lansung. Link state Atau disebut juga protocol shortest-path-first, setiap router akan menciptakan tiga buah table terpisah. Satu dari table ini akan mencatat perubahan dari network-network yang terhubung secara langsung, satu table lain menentukan topologi dari
  • 18. keseluruhan internetwork, dan table terakhir digunakan sebagai routing table. OSPF adalah sebuah routing protocol IP yang sepenuhnya link-state. Protocol link-state mengirim update-update yang berisi status dari link mereka sendiri ke semua router lain di network. Hybrid Protokol hybrid menggunakan aspek-aspek dari routing protokol jenis distance-vector dan routing protocol jenis link-state-- sebagai contoh adalah EIGRP. Routing Protocol Jenis distance-Vector Algoritma routing distance-vector mengirimkan isi routing tabel yg lengkap ke router router tetangga, yg kemudian menggabungkan entri-entri di routing tabel yang diterima tersebut dengan routing tabel yang mereka miliki, untuk melengkapi routing tabel router tersebut. 1. RIP Routing Information Protocol (RIP) mengirim routing table yang lengkap ke semua interface yang aktif setiap 30 detik. RIP hanya menggunakan jumlah hop untuk menentukan cara terbaik ke sebuah network remote, tetapi RIP secara default memiliki sebuah nilai jumlah hop maksimum yg diizinkan, yaitu 15, berarti nilai 16 tidak terjangkau (unreachable). RIP bekerja baik pada jaringan kecil, tetapi RIP tidak efisien pada jaringan besar dengan link WAN atau jaringan yang menggunakan banyak router. RIP v1 menggunakan clasfull routing, yang berarti semua alat di jaringan harus menggunkan subnet mask yang sama. Ini karena RIP v1 tidak mengirim update dengan informasi subnet mask di dalamnya. RIP v2 menyediakan sesuatu yang disebut prefix
  • 19. routing, dan bisa mengirim informasi subnet mask bersama dengan update-update dari route. Ini disebut classless routing 2. IGRP Interior Gateway Routing Protocol (IGRP) adalah sebuah routing protocol jenis distance-vector milik cisco (cisco-proprietary). Artinya semua router anda harus router cisco untuk menggunakan IGRP dijaringan anda. IGRP memiliki jumlah hop maksimum sebanyak 255, denga nilai default 100. Ini membantu kekurangan pada RIP. 3. EIGRP Enhance Interior Gateway Routing Protocol (EIGRP) adalah sebuah routing protocol distance-vector milik cisco (cisco-proprietary) yang sudah ditingkatkan, yang memberi suatu keunggulan dibanding IGRP. Keduanya menggunakan konsep dari sebuah autonomous systemuntuk menggambarkan kumpulan dari router-router yang contiguous (berentetan, sebelah menyebelah) yang menjalankan routing protocol yang sama dan berbagi informasi routing. Tapi EIGRP memasukkan subnet mask kedalam update route-nya. Sehingga memungkinkan kita menggunakan VLSM dan melakukan perangkuman (summarization) . EIGRP mempunyai sebuah jumlah hop maksimum 255. Berikut fitur EIGRP yang jauh lebih baik dari IGRP  Mendukung IP, IPX, dan AppleTalk melalui modul-modul yang bersifat protocol dependent  Pencarian network tetangga yang dilakukan dengan efisien  Komunikasi melalui Reliable Transport Protocol (RTP)  Pemilihan jalur terbaik melalui Diffusing update Algoritma (DUAL)
  • 20. Routing Protocol Jenis link-state Open Shortest Path First (OSPF) adalah sebuah protocol standar terbuka yg telah dimplementasikan oleh sejumlah vendor jaringan. Jika Anda memiliki banyak router, dan tidak semuanya adalah cisco, maka Anda tidak dapat menggunakan EIGRP, jadi pilihan Anda tinggal RIP v1, RIP v2, atau OSPF. Jika itu adalah jaringan besar, maka pilihan Anda satu-satunya hanya OSPF atau sesuatu yg disebut route redistribution-sebuah layanan penerjemah antar-routing protocol. OSPF bekerja dengan sebuah algoritma yang disebut algoritma Dijkstra. Pertama sebuah pohon jalur terpendek (shortest path tree) akan dibangun, dan kemudian routing table akan diisi dengan jalur-jalur terbaik yg dihasilkan dari pohon tesebut. OSPF hanya mendukung routing IP saja. CONTOH KASUS : ANALISA ROUTING DENGAN METODE EIGRP PT.CHEVRON PACIFIC INDONESIA Gambar 1.Topologi Jaringan Chevron Pacific Indonesia Pekanbaru Minas Duri Dumai
  • 21. Gambar 2.Topologi Jaringan Pekanbaru Gambar 3.Topologi Jaringan Minas
  • 22. Gambar 4.Topologi Jaringan Duri Gambar 5.Topologi Jaringan Dumai
  • 23. PT.Chevron Pacific Indonesia menggunakkan metode routing EIGRP (Enhance Interior Gateway Routing Protocol ). Simulasi 1 EIGRP routing dilakukan pada jaringan seperti ditunjukkan pada Gambar Testing Tracert dilakukan Di Lokasi Pekanbaru(192.168.1.67) ke Duri(192.168.3.98). Adapun hasil simulasi dengan menggunakan perintah tracert adalah sebagai berikut : Simulasi 2 EIGRP routing dilakukan pada jaringan seperti ditunjukkan pada Gambar dengan perubahan pada pemberian inisiasi bandwith sesuai dengan Konfigurasi Banwidth Router Dis. Pekanbaru. Testing Tracert dilakukan di Lokasi Pekanbaru(192.168.1.67) ke Duri(192.168.3.98). Adapun simulasi routing dengan perintah tracert adalah sebagai berikut :
  • 24. Simulasi 3 EIGRP routing dilakukan pada jaringan seperti ditunjukkan pada Gambar dengan perubahan pada pemberian inisiasi bandwith sesuai dengan Konfigurasi Banwidth Router Dis. Pekanbaru. Testing Tracert dilakukan Di Lokasi Pekanbaru(192.168.1.67) ke Duri(192.168.3.98). Adapun simulasi routing dengan perintah tracert adalah sebagai berikut :
  • 25. Analisa EIGRP 1.Pada simulasi pertama dimana kondisi jaringan masih normal, dapat dilihat bahwa EIGRP mampu mengirimkan paket data dengan handal dan cepat. Selain karena jaringan yang masih normal, hal ini juga dikarenakan EIGRP secara default memiliki metode routing hybrid yang menggabungkan prinsip distance vector (penghitungan cost berdasarkan hop menggunakan tabel routing) yang dipakai oleh RIP dan mengadopsi sedikit metode link state (pendefinisian sebagian topologi jaringan pada tabel routing). Path tersebut dapat dilihat pada gambar yang menunjukkan routing table yang dimiliki oleh router Pekanbaru. 2. Pada simulasi kedua terlihat bahwa EIGRP mengubah Path yang dilaluinya berdasarkan kuota bandwidth dari masing masing jalur. Tabel routing dari router Dis. Pekanbaru yang sebelumnya melewati router Dis. Duri(192.168.21.3) kini berpindah jalur melewati router Dumai(192.168.23.3). Hal ini terjadi karena EIGRP memprioritaskan jalur dengan bandwidth terbesar, sehingga EIGRP mendahulukan jalur ke 192.168.23.3 (dengan bandwidth 1000 kilobytes) daripada jalur ke 192.168.21.3 (dengan banwidth 500 kilobytes). Jalur tersebut dapat dilihat pada gambaryang menunjukkan routing table yang dimiliki oleh router Pekanbaru. 3. EIGRP lebih memprioritaskan besar bandwidth daripada jumlah hop terpendek, jika bandwidth sebuah jaringan sama besar maka EIGRP akan memilih jalur dengan jumlah hop tersedikit, jika bandwidth sebuah jaringan bervariasi maka EIGRP akan
  • 26. memprioritaskan link dengan bandwidth terbesar. Hal ini terbukti pada simulasi pertama dan kedua. 4. Pada simulasi ketiga dapat dilihat pada gambar walaupun setelah salah satu jaringan diputus, EIGRP masih mengirimkan paket data dengan lancar dan tanpa pernah mengalami Request Timed Out sekalipun. Hal ini karena EIGRP melakukan updating pada table route yang dimilikinya. Sehingga EIGRP dengan cepat mampu menentukan path alternative secara cepat ketika terjadi kendala seperti pemutusan pada sebuah jaringan. 5. Penggunaan EIGRP di jaringan skala menengah seperti topologi jaringan pada penelitian ini amat sangat disarankan, hal ini dikarenakan EIGRP terbukti mampu menangani kendala seperti pemutusan jaringan secara tepat dan cepat dimana EIGRP mampu mendefinisikan path alternative dengan waktu yang singkat. Kesimpulan EIGRP adalah protokol routing yang pada metodenya mengkombinasikan distance vector dan link state dengan menggunakan DUAL Algorithm. Metode ini memungkinkan masing masing router EIGRP melakukan kalkulasi individual dalam menentukan rute berikutnya. Hal ini menyebabkan EIGRP lebih unggul dibanding static routing, terbukti dengan simulasi trace route EIGRP yang tidak mengalami 1 kali pun request timed out. EIGRP merupakan protokol routing yang handal dan amat sangat cocok untuk diimplementasikan di jaringan skala menengah hingga besar. Penulis menyarankan penggunaan EIGRP sebagai protokol routing yang diterapkan pada jaringan dengan skala topologi yang mirip ataupun serupa dengan requirement penelitian ini. Penggunaan EIGRP terbukti secara teori maupun praktis lebih handal dan mumpuni dengan tingkat reliabilitas mencapai 99% tanpa pernah mengalami request timed out bahkan setelah pemutusan jaringan dilakukan. Selain itu konfigurasi EIGRP juga tergolong
  • 27. mudah.sehingga menimalisir terjadinya human error dalam proses konfigurasinya.