SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pemberdayaan adalah perspektif yang lebih luas dari hanya sekedar memenuhi
kebutuhan dasar (basic needs) atau menyediakan mekanisme untuk mencegah proses
pemiskinan lebih lanjut (safety net). Konsep ini berkembang dari upaya banyak ahli dan
praktisi untuk mencari apa yang antara lain oleh Friedmann (1992) disebut sebagai the
Politics of Alternative Development, yang menghendaki adanya “inclusive democracy,
appropriate economic growth, gender equality and sustainability or intergenerational
equity”. Kartasasmita (1996), dengan mengutip pendapat beberapa ahli, melukiskan
konsep pemberdayaan itu sebagai suatu konsep yang tidak mempertentangkan antara
pertumbuhan dengan pemerataan, tetapi memadukan antara keduanya, karena
sebagaimana dikatakan oleh Brown (1995), kedua konsep tersebut tidak harus
diasumsikan sebagai “tidak cocok atau berlawanan (incompatible or antithetical)”.
Konsep pemberdayaan berusaha melepaskan diri dari perangkap “zero-sum game” dan
“trade off”, dan bertitik tolak dari pandangan bahwa melalui pemerataan akan tercipta
landasan yang lebih luas untuk pertumbuhan dan sekaligus akan menjamin pertumbuhan
yang berkelanjutan. Oleh karena itu, sebagaimana dikatakan oleh Kirdar dan Silk
(1995), “the pattern of growth is just as important as the rate of growth”. Hal yang
dikehendaki adalah seperti yang dikatakan oleh Ranis (1995), “the right kind of
growth”, yakni bukan yang vertikal dan menghasilkan “trickle-down”, karena sudah
terbukti tidak berhasil, tetapi yang bersifat horizontal (horizontal flows), yakni “broadly
based, employment intensive, and not compartmentalized”.
Menurut Kartasasmita (1996), memberdayakan masyarakat adalah upaya untuk
meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat yang dalam kondisi sekarang
tidak mampu melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan. Dengan
kata lain, memberdayakan adalah memampukan dan memandirikan masyarakat. Dalam
konteks pemikiran ini, upaya memberdayakan masyarakat haruslah diawali dengan
menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat dapat
berkembang atau dikembangkan. Titik tolaknya adalah pengenalan bahwa setiap
manusia atau setiap masyarakat, memiliki potensi yang dapat dikembangkan. Artinya,
tidak ada masyarakat yang sama sekali tanpa daya, karena jika demikian maka
masyarakat tersebut sudah punah. Dengan demikian maka pemberdayaan merupakan
suatu upaya untuk membangun daya atau potensi yang dimiliki, dengan mendorong,
memotivasi, dan membangkitkan kesadaran terhadap potensi yang dimilikinya serta
ii
berupaya untuk mengembangkannya, sehingga orang atau masyarakat menjadi berdaya,
lepas dari ketergantungan, kemiskinan dan keterbelakangan.
Pemberdayaan tidak hanya meliputi penguatan individu, tetapi juga berbagai pranatanya
(institutions), misalnya dalam bentuk penanaman nilai-nilai budaya modern -seperti
kerja keras, hemat, keterbukaan, dan sikap bertanggung jawab adalah menjadi bagian
dari proses pemberdayaan. Demikian pula, pemberdayaan juga menyangkut
pembaharuan lembaga sosial dan pengintegrasiannya ke dalam kegiatan pembangunan
serta peranan masyarakat di dalamnya, khususnya yang menyangkut partisipasi dalam
pengambilan keputusan dalam proses pembangunan di lingkungannya. Atas dasar
pandangan ini, pemberdayaan masyarakat amat erat kaitannya dengan pemantapan,
pembudayaan, dan pengamalan nilai demokrasi. Dalam konteks ini, Friedmann (1992),
menyatakan “The empowerment approach, which is fundamental to an alternative
development, places the emphasis on autonomy in the decision-making of territorially
organized communities, local self-reliance (but not autarchy), direct (participatory)
democracy, and experiental social learning”.
ii
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pemberdayaan dan Strategi Pembangunan Desa
Empowement atau pemberdayaan adalah salah satu strategi atau merupakan paradigma
pembangunan yang dilaksanakan dalam kegiatan pembangunan masyarakat, khususnya
pada negara-negara yang sedang berkembang. Pemberdayaan ini muncul dikarenakan
adanya kegagalan-kegagalan yang dialami dalam proses dan pelaksanaan pembangunan
yang cenderung sentralistis seperti community development atau pengembangan
komunitas. Model ini tidak memberi kesempatan langsung kepada rakyat untuk terlibat
dalam proses pembangunan, terutama dalam proses pengambilan keputusan yang
menyangkut pemilihan pejabat, perencanan, pelaksanaan dan evaluasi program
pembangunan.
Friedmann (1992) menawarkan konsep atau strategi pembangunan yang populer disebut
dengan empowerment atau pemberdayaan. Konsep pemberdayaan ini adalah sebagai
suatu konsep alternatif pembangunan yang pada intinya memberikan tekanan pada
otonomi dalam mengambil keputusan di suatu kelompok masyarakat yang dilandaskan
pada sumberdaya pribadi, bersifat langsung, demokratis dan pembelajaran sosial
melalui pengalaman langsung. Fokus utama pemberdayaan, menurut Friedmann, adalah
sumberdaya lokal, namun bukan berarti mengabaikan unsur-unsur lain yang berada di
luar kelompok masyarakat, bukan hanya ekonomi akan tetapi juga politik, agar
masyarakat memiliki posisi tawar menawar yang seimbang, baik ditingkat lokal,
nasional maupun internasional.
Schumacher (1973) lebih menekankan aspek ekonomi dibandingkan aspek politik
dalam proses pemberdayaan masyarakat, dengan menyatakan: economic development
can succeed only if it is carried for ward as a board popular “movement reconstruction”
with the primary emphasis on the full utilization of the drive, anthusiasm, intelligence
an labour power of every one. Sedangkan strategi yang paling tepat adalah dengan
memberikan masyarakat berupa sarana agar mampu dan dapat mengembangkan diri.
Lebih lanjut Schumacher mengemukakan bahwa, dalam proses pemberdayaan
masyarakat NGO (nongovermental organization) memiliki tempat yang istimewa dalam
kaitannya membentuk kelompok mandiri.
ii
Elliot (1987), menyatakan bahwa strategi pemberdayaan dapat dilakukan melalui tiga
pendekatan yaitu:
 The Welfare Approach; pendekatan ini mengarah pada pendekatan manusia dan
bukan untuk memberdaya masyarakat dalam menghadapi proses politik dan
pemiskinan rakyat.
 The Development Approach; pendekatan ini bertujuan untuk mengembangkan
proyek pembangunan untuk meningkatkan kemampuan, kemandirian dan
keswadayaan masyarakat.
 The Empowerment Approach; pendekatan yang melihat bahwa kemiskinan
sebagai akibat dari proses politik dan berusaha untuk memberdayakan atau
melatih rakyat untuk mengatasi ketidakberdayaan masyarakat.
Strategi pemberdayaan dalam pembangunan masyarakat merupakan upaya yang
dilakukan untuk meningkatkan dan memandirikan, serta menswadayakan masyarakat
sesuai dengan potensi dan budaya lokal yang dimilikinya secara utuh dan konprehensif
agar harkat dan mertabat lapisan masyarakat yang kondisinya tidak mampu dapat
melepaskan diri dari kemiskinan dan keterbelakangan. Pemberdayaan tidak hanya
meliputi penguatan individu anggota masyarakat, tetapi pranata hidup yang ada dalam
masyarakat perlu dan harus diberdayakan. Melalui strategi pemberdayaan ini, partisipasi
masyarakat dalam melaksanakan pembangunan akan semakin meningkat.
B. Proses Pemberdayaan Masyarakat Desa
Proses pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan secara bertahap melalui tiga fase
(Pranaka dan Prijono, 1996) yaitu:
(a) Fase Inisiasi adalah bahwa semua proses pemberdayaan berasal dari pemerintah, dan
masyarakat hanya melaksanakan apa yang direncanakan dan diinginkan oleh
pemerintah dan tetap tergantung pada pemerintah.
(b) Fase Partisipatoris adalah bahwa proses pemberdayaan berasal dari pemerintah
bersama masyarakat, oleh pemerintah dan masyarakat, dan diperuntukkan bagi rakyat.
Pada fase ini masyarakat sudah dilibatkan secara aktif dalam kegiatan pembangunan
untuk menuju kemandirian.
(c) Fase Emansipatoris adalah bahwa proses pemberdayaan berasal dari rakyat dan
untuk rakyat dengan didukung oleh pemerintah bersama masyarakat. Pada fase
emansipatori ini masyarakat sudah dapat menemukan kekuatan dirinya sehingga dapat
dilakukan dalam mengaktualisasikan dirinya. Puncak dari kegiatan proses
pemberdayaan masyarakat ini adalah ketika pemberdayaan ini semuanya datang dari
keinginan masyarakat sendiri (fase emansipatoris).
ii
C. Pendekatan dalam Pemberdayaan Masyarakat Desa
Salah satu pendekatan yang mulai banyak digunakan terutama oleh LSM adalah
advokasi. Pendekatan advokasi pertama kali diperkenalkan pada pertengahan tahun
1960-an di Amerika Serikat (Davidoff, 1965). Model pendekatan ini mencoba
meminjam pola yang diterapkan dalam sistem hukum, di mana penasehat hukum
berhubungan langsung dengan klien. Dengan demikian, pendekatan advokasi
menekankan pada proses pendampingan kepada kelompok masyarakat dan membantu
mereka untuk membuka akses kepada pelaku-pelaku pembangunan lainnya, membantu
mereka mengorganisasikan diri, menggalang dan memobilisasi sumberdaya yang dapat
dikuasai agar dapat meningkatkan posisi tawar (bargaining position) dari kelompok
masyarakat tersebut. Pendekatan advokasi ini didasarkan pada pertimbangan bahwa
pada hakekatnya masyarakat terdiri dari kelompok-kelompok yang masing-masing
mempunyai kepentingan dan sistem nilai sendiri-sendiri. Masyarakat pada dasarnya
bersifat majemuk, di mana kekuasaan tidak terdistribusi secara merata dan akses
keberbagai sumberdaya tidak sama.
Dalam jangka panjang diharapkan dengan pendekatan advokasi masyarakat mampu
secara sadar terlibat dalam setiap tahapan dari proses pembangunan, baik dalam
kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, pelaporan, dan evaluasi. Seringkali
pendekatan advokasi diartikan pula sebagai salah satu bentuk “penyadaran” secara
langsung kepada masyarakat tentang hak dan kewajibannya dalam proses
pembangunan.
D. Metodologi Evaluatif dalam Pemberdayaan Masyarakat Desa
Untuk melaksanakan evaluasi apakah proyek yang telah dilaksanakan selama jangka
waktu tertentu telah sungguh mendatangkan perbaikan yang sesuai dengan harapan
warga masyarakat, perlu dilakukan suatu penelitian. Dua metoda penelitian evaluatif
yang bersifat bottom-up adalah rapid rural appraisal (RRA), dan participatory rural
appraisal (PRA).
(1) Metode Rapid Rural Appraisal (RRA)
Metoda RRA digunakan untuk pengumpulan informasi secara akurat dalam waktu yang
terbatas ketika keputusan tentang pembangunan perdesaan harus diambil segera.
Dewasa ini banyak program pembangunan yang dilaksanakan sebelum adanya kegiatan
pengumpulan semua informasi di daerah sasaran. Konsekuensinya, banyak program
pembangunan yang gagal atau tidak dapat diterima oleh kelompok sasaran meskipun
program-program tersebut sudah direncanakan dan dipersiapkan secara matang, karena
ii
masyarakat tidak diikutsertakan dalam penyusunan prioritas dan pemecahan
masalahnya.
(2) Metode Participatory Rural Appraisal (PRA)
Konsepsi dasar pandangan PRA adalah pendekatan yang tekanannya pada keterlibatan
masyarakat dalam keseluruhan kegiatan. Metoda PRA bertujuan menjadikan warga
masyarakat sebagai peneliti, perencana, dan pelaksana program pembangunan dan
bukan sekedar obyek pembangunan.
Kritik PRA terhadap pembangunan adalah bahwa program-program pembangunan
selalu diturunkan "dari atas" (top down) dan masyarakat tinggal melaksanakan. Proses
perencanaan program tidak melalui suatu 'penjajagan kebutuhan' (need assesment)
masyarakat, tetapi seringkali dilaksanakan hanya berdasarkan asumsi, survei, studi atau
penelitian formal yang dilakukan oleh petugas atau lembaga ahli-ahli penel itian.
Akibatnya program tersebut sering tidak relevan dengan kebutuhan masyarakat dan
tidak adanya rasa memiliki terhadap program itu. Dengan PRA, yakni dengan
partisipasi masyarakat keadaan itu diperbaiki dan juga keterampilan-keterampilan
analitis dan perencanaan dapat dialihkan kepada masyarakat. Dengan demikian secara
bertahap ketergantungan pada pihak luar akan berkurang dan pengambilan prakarsa dan
perumusan program bisa berasal dari aspirasi masyarakat (bottom up). Metoda PRA
didasarkan pada penyempurnaan dan modifikasi dari metoda AEA (Agroecosystems
Analysis) dan RRA (Rapid Rural Appraisal) yang dilakukan oleh kalangan LSM dan
peneliti yang bekerja di wilayah Asia dan Afrika. Walaupun ada beberapa kesamaan
antara metoda PRA dan RRA, tetapi ada pe rbedaan secara mendasar. Metoda RRA
penekannya adalah pada kecepatannya (rapid) dan penggalian informasi oleh órang luar.
Sedangkan metoda PRA penekannya adalah pada partisipasi dan pemberdayaan.
E. Strategi Pemberdayaan Masyarakat Desa dalam Rangka Pengembangan
Ekonomi Rakyat
Dengan memperhatikan berbagai pandangan termasuk bias-bias terhadap konsep
pemberdayaan, maka dapat dikemukakan beberapa langkah strategis yang harus
ditempuh untuk mengembangkan ekonomi rakyat melalui pemberdayaan. Pertama,
peningkatan akses ke dalam aset produksi (productive assets). Bagi masyarakat petani
yang masih dominan dalam ekonomi rakyat, modal produktif yang utama adalah tanah.
Karena itu kebijaksanaan pemilikan, penguasaan dan penggunaan tanah sangat penting
dalam melindungi dan memajukan ekonomi rakyat ini.
Pemilikan tanah yang makin mengecil (marjinalisasi) harus dicegah. Persoalan ini tidak
mudah, karena menyangkut budaya dan hukum waris. Namun, dalam rangka proses
ii
modernisasi budaya masyarakat, kebiasaan untuk membagi tanah semakin kecil sebagai
warisan harus dihentikan. Untuk dapat melakukan hal itu memang harus ada alternatif,
antara lain berupa pemanfaatan lahan secara lebih efisien (misalnya: mixed farming,
mixed landuses), penciptaan lapangan kerja perdesaan di luar pertanian (agroindustri
dan jasa), program transmigrasi dan sebagainya. Dalam rangka ini upaya untuk
memelihara dan meningkatkan produktivitas (dan dengan demikian nilai aset) lahan
harus ditingkatkan, misalnya dengan pengairan, pemupukan, diversifikasi usaha tani,
atau pemilihan jenis budi daya (untuk memperoleh nilai komersial yang tinggi). Di
samping itu akses masyarakat kepada lingkungan hidup yang sehat yang tidak tercemar
akan mengurangi beban dan menambah produktivitas masyarakat.
Masalah yang paling mendasar dalam rangka transformasi struktural ini ternyata adalah
akses ke dalam dana. Tersedianya kredit yang memadai dapat menciptakan
pembentukan modal bagi usaha rakyat sehingga dapat meningkatkan produksi dan
pendapatan, serta menciptakan surplus yang dapat digunakan untuk membayar kembali
kreditnya dan melakukan pemupukan modal. Permasalahannya adalah adanya prasyarat
perbankan yang membuat masyarakat lapisan bawah umumnya dinilai tidak bankable.
Keadaan ini menyebabkan terbatasnya interaksi antara lembaga keuangan yang
melayani pemberian kredit dengan masyarakat kecil yang memerlukan kredit. Akhirnya,
modal makin banyak terkonsentrasi pada sektor modern, khususnya pada usaha besar,
yang berakibat makin lebarnya jurang kesenjangan. Karena itu, langkah yang amat
mendasar yang harus ditempuh adalah membuka akses ekonomi rakyat ke dalam modal.
Untuk itu memang diperlukan pendekatan yang berbeda dengan cara-cara perbankan
konvensional.
ii
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kemiskinan telah membuat jutaan anak-anak tidak bisa mengenyam pendidikan yang
berkualitas, kesulitan membiayai kesehatan, kurangnya tabungan untuk membiayai
investasi, kurangnya akses ke pelayanan public, kurangnya lapangan pekerjaan,
kurangnya jaminan social dan perlindungan terhadap keluarga, menguatnya arus
urbanisasi ke kota, dan menyebabkan jutaan rakyat memenuhi kebutuhan pangan,
sandang dan papan secara terbatas.
Kemiskinan diyakini sebagai akar permasalahan hilangnya martabat manusia, hilangnya
keadilan, belum terciptanya masyarakat madani, tidak berjalannya demokrasi, dan
terjadinya degradasi lingkungan.
Program kemiskinan selama ini kurang berhasil disebabkan antara lain :
1. Bersifat Top-down
2. Sentralistik
3. Rendah partisipatif masyarakat
4. Berorientasi proyek
5. Peran pemerintah terlalu besar
6. Masyarakat hanya menerima
Melalui pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat mengentaskan kemiskinan melalui
program yang besifat :
a. Bottom-up planning
b. Desentralistik
c. Partisipasi masyarakat yang tinggi
d. Berorientasi tujuan
e. Peran LSM besar
f. Masyarakat sangat aktif
ii
B. Saran
Makalah ini masih memiliki berbagai jenis kekurangan olehnya itu kritik yang sifatnya
membangun sangat kami harapkan.
ii
DAFTAR PUSTAKA
 Abdul Wahab, S., 1999. Ekonomi Politik Pembangunan: Bisnis Indonesia Era
Orde Baru dan di Tengah Krisis moneter. Malang: Danar Wijaya, Brawijaya
University Press.
 ---------------, 1995. “Kebijakan Pembangunan Pedesaan Di Negara-negara
Berkembang, Skala Permasalahan dan Hakekatnya”. Dalam Kebijakan Publik
dan Pembangunan. IKIP Malang.
 Alwasilah, A. Chaedar, 2002. Pokoknya Kualitatif : Dasar-dasar Merancang dan
Melakukan Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Dunia Pustaka Jaya dan Pusat
Studi Sunda.
 Ahmadi, Abu, 2003. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: Rineka Cipta.
 Awang, San Afri, 1995. “Pemberdayaan Masyarakat dan Kelembagaan Lokal
dalam Program IDT: Studi Kasus Tipologi Desa Hutan di Kabupaten Madiun”.
Dalam Mubyarto (ed.), Program IDT dan Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta:
Aditya Media.
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil ‘Alamin segala Puji dan Syukur Penulis Panjatkan kepada Allah
SWT yang telah memberikan taufik dan hidayahnya kepada penulis sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ini, Namun penulis menyadari makalah ini belum dapat
dikatakan sempurna karena mungkin masih banyak kesalahan-kesalahan. Shalawat serta
salam semoga selalu dilimpahkan kepada junjunan kita semua habibana wanabiana
Muhammad SAW, kepada keluarganya, kepada para sahabatnya, dan mudah-mudahan
sampai kepada kita selaku umatnya.
Makalah ini penulis membahas mengenai “ PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
DESA”, dengan makalah ini penulis mengharapkan agar dapat membantu sistem
pembelajaran. Penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
Akhir kata penulis ucapkan terimakasih atas segala perhatiannya.
Raha, Januari 2014
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................ i
Daftar Isi.............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 1
A. Latar Belakang.................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN.... ..................................................................... 3
1. Pemberdayaan dan Strategi Pembangunan Desa........................ 3
2. Proses Pemberdayaan Masyarakat Desa...................................... 4
3. Pendekatan dalam Pemberdayaan Masyarakat Desa..................... 5
4. Metodologi Evaluatif dalam Pemberdayaan Masyarakat Desa..... 5
5. Strategi Pemberdayaan Masyarakat Desa dalam Rangka Pengembangan
Ekonomi Rakyat......................................................................... 6
BAB III PENUTUP...................................................................................... 8
A. Kesimpulan....................................................................................... 8
B. Saran.................................................................................................. 9
C. Berita Acara..................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................10
ii
TUGAS : MAKALAH SISTEM PEMERINTAHAN DESA KELURAHAN
PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT DESA
DISUSUN OLEH :
NAMA : ALIMUDIN
STAMBUK : 21208251
JURUSAN :ILMU PEMERINTAHAN
SEMESTER : III
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KENDARI
KELAS RAHA
2014

More Related Content

What's hot

PPT Materi Sosiologi Kelas XII Bab 4. Pemberdayaan Komunitas (Kurikulum 2013 ...
PPT Materi Sosiologi Kelas XII Bab 4. Pemberdayaan Komunitas (Kurikulum 2013 ...PPT Materi Sosiologi Kelas XII Bab 4. Pemberdayaan Komunitas (Kurikulum 2013 ...
PPT Materi Sosiologi Kelas XII Bab 4. Pemberdayaan Komunitas (Kurikulum 2013 ...tian973918
 
Agenda Setting & Perumusan Kebijakan Publik
Agenda Setting & Perumusan Kebijakan PublikAgenda Setting & Perumusan Kebijakan Publik
Agenda Setting & Perumusan Kebijakan PublikTri Widodo W. UTOMO
 
Meminimalkan Dampak Sosial Ekonomi Covid-19
Meminimalkan Dampak Sosial Ekonomi Covid-19Meminimalkan Dampak Sosial Ekonomi Covid-19
Meminimalkan Dampak Sosial Ekonomi Covid-19Lestari Moerdijat
 
Kekuasaan, kewenangan dan legitimasi politik
Kekuasaan, kewenangan dan legitimasi politikKekuasaan, kewenangan dan legitimasi politik
Kekuasaan, kewenangan dan legitimasi politikWandi Suhardi
 
Pemberdayaan masyarakat desa
Pemberdayaan masyarakat desaPemberdayaan masyarakat desa
Pemberdayaan masyarakat desaEka Saputra
 
Peran serta dalam pengembangan masyarakat
Peran serta dalam pengembangan masyarakatPeran serta dalam pengembangan masyarakat
Peran serta dalam pengembangan masyarakatAinur
 
Pemberdayaan ppt
Pemberdayaan pptPemberdayaan ppt
Pemberdayaan ppthanny26
 
4DX_Bentuk & Strategi Perubahan Perilaku Individu
4DX_Bentuk & Strategi Perubahan Perilaku Individu4DX_Bentuk & Strategi Perubahan Perilaku Individu
4DX_Bentuk & Strategi Perubahan Perilaku IndividuKanaidi ken
 
Stand Point Theory
Stand Point TheoryStand Point Theory
Stand Point Theorymankoma2012
 
Paparan knowledge sharing kebijakan publik 12 juni 2019
Paparan knowledge sharing kebijakan publik 12 juni 2019Paparan knowledge sharing kebijakan publik 12 juni 2019
Paparan knowledge sharing kebijakan publik 12 juni 2019Yudiwid
 
Teori struktural fungsional
Teori struktural fungsionalTeori struktural fungsional
Teori struktural fungsionalNovri To Day
 
Strategi Teknik Pengembangan Masyarakat
Strategi Teknik Pengembangan MasyarakatStrategi Teknik Pengembangan Masyarakat
Strategi Teknik Pengembangan MasyarakatIhsan Nur Hadi
 
Ppt pemberdayaan masyarakat 2014 ss w
Ppt pemberdayaan masyarakat 2014 ss wPpt pemberdayaan masyarakat 2014 ss w
Ppt pemberdayaan masyarakat 2014 ss wSalma Van Licht
 
Modul advokasi kebijakan publik
Modul advokasi kebijakan publikModul advokasi kebijakan publik
Modul advokasi kebijakan publikMustika Aji
 

What's hot (20)

PPT Materi Sosiologi Kelas XII Bab 4. Pemberdayaan Komunitas (Kurikulum 2013 ...
PPT Materi Sosiologi Kelas XII Bab 4. Pemberdayaan Komunitas (Kurikulum 2013 ...PPT Materi Sosiologi Kelas XII Bab 4. Pemberdayaan Komunitas (Kurikulum 2013 ...
PPT Materi Sosiologi Kelas XII Bab 4. Pemberdayaan Komunitas (Kurikulum 2013 ...
 
Agenda Setting & Perumusan Kebijakan Publik
Agenda Setting & Perumusan Kebijakan PublikAgenda Setting & Perumusan Kebijakan Publik
Agenda Setting & Perumusan Kebijakan Publik
 
Meminimalkan Dampak Sosial Ekonomi Covid-19
Meminimalkan Dampak Sosial Ekonomi Covid-19Meminimalkan Dampak Sosial Ekonomi Covid-19
Meminimalkan Dampak Sosial Ekonomi Covid-19
 
Materi Kebijakan publik
Materi Kebijakan publikMateri Kebijakan publik
Materi Kebijakan publik
 
Administrasi Pembangunan
Administrasi PembangunanAdministrasi Pembangunan
Administrasi Pembangunan
 
Dasar dasar sosiologi
Dasar dasar sosiologiDasar dasar sosiologi
Dasar dasar sosiologi
 
Kekuasaan, kewenangan dan legitimasi politik
Kekuasaan, kewenangan dan legitimasi politikKekuasaan, kewenangan dan legitimasi politik
Kekuasaan, kewenangan dan legitimasi politik
 
Pengembangan Masyarakat
Pengembangan MasyarakatPengembangan Masyarakat
Pengembangan Masyarakat
 
Pemberdayaan masyarakat desa
Pemberdayaan masyarakat desaPemberdayaan masyarakat desa
Pemberdayaan masyarakat desa
 
Peran serta dalam pengembangan masyarakat
Peran serta dalam pengembangan masyarakatPeran serta dalam pengembangan masyarakat
Peran serta dalam pengembangan masyarakat
 
Pemberdayaan ppt
Pemberdayaan pptPemberdayaan ppt
Pemberdayaan ppt
 
4DX_Bentuk & Strategi Perubahan Perilaku Individu
4DX_Bentuk & Strategi Perubahan Perilaku Individu4DX_Bentuk & Strategi Perubahan Perilaku Individu
4DX_Bentuk & Strategi Perubahan Perilaku Individu
 
Stand Point Theory
Stand Point TheoryStand Point Theory
Stand Point Theory
 
Paparan knowledge sharing kebijakan publik 12 juni 2019
Paparan knowledge sharing kebijakan publik 12 juni 2019Paparan knowledge sharing kebijakan publik 12 juni 2019
Paparan knowledge sharing kebijakan publik 12 juni 2019
 
Teori struktural fungsional
Teori struktural fungsionalTeori struktural fungsional
Teori struktural fungsional
 
Strategi advokasi
Strategi advokasiStrategi advokasi
Strategi advokasi
 
Strategi Teknik Pengembangan Masyarakat
Strategi Teknik Pengembangan MasyarakatStrategi Teknik Pengembangan Masyarakat
Strategi Teknik Pengembangan Masyarakat
 
Ppt pemberdayaan masyarakat 2014 ss w
Ppt pemberdayaan masyarakat 2014 ss wPpt pemberdayaan masyarakat 2014 ss w
Ppt pemberdayaan masyarakat 2014 ss w
 
Perubahan sosial
Perubahan sosialPerubahan sosial
Perubahan sosial
 
Modul advokasi kebijakan publik
Modul advokasi kebijakan publikModul advokasi kebijakan publik
Modul advokasi kebijakan publik
 

Viewers also liked

RPJMD kabupaten mappi (tugas manajemen program)
RPJMD kabupaten mappi (tugas manajemen program)RPJMD kabupaten mappi (tugas manajemen program)
RPJMD kabupaten mappi (tugas manajemen program)ricky04
 
Komunikasi makalah kelompok
Komunikasi makalah kelompokKomunikasi makalah kelompok
Komunikasi makalah kelompokChairi Mutia
 
Manajemen pemerintahan desa dalam rangka otonomi daerah
Manajemen pemerintahan desa dalam rangka otonomi daerahManajemen pemerintahan desa dalam rangka otonomi daerah
Manajemen pemerintahan desa dalam rangka otonomi daerahOperator Warnet Vast Raha
 
STRUKTUR KOMUNIKASI NON-VERBAL
STRUKTUR KOMUNIKASI NON-VERBALSTRUKTUR KOMUNIKASI NON-VERBAL
STRUKTUR KOMUNIKASI NON-VERBALRatih Aini
 
Tahapan dan Proses Pemberdayaan Masyarakat untuk Sanitasi
Tahapan dan Proses Pemberdayaan Masyarakat untuk SanitasiTahapan dan Proses Pemberdayaan Masyarakat untuk Sanitasi
Tahapan dan Proses Pemberdayaan Masyarakat untuk SanitasiJoy Irman
 
PERANAN ASPEK SOSIAL BUDAYA DAN EKONOMI RENCANA HTR
PERANAN ASPEK SOSIAL BUDAYA DAN EKONOMI RENCANA HTRPERANAN ASPEK SOSIAL BUDAYA DAN EKONOMI RENCANA HTR
PERANAN ASPEK SOSIAL BUDAYA DAN EKONOMI RENCANA HTREDIS BLOG
 
Proses Komunikasi Dalam Masyarakat
Proses Komunikasi Dalam MasyarakatProses Komunikasi Dalam Masyarakat
Proses Komunikasi Dalam MasyarakatDaris Ilma
 
Juknis LKPJ Kepala Desa
Juknis LKPJ  Kepala DesaJuknis LKPJ  Kepala Desa
Juknis LKPJ Kepala DesaYudhi Aldriand
 
Makalah Komunikasi Massa
Makalah Komunikasi MassaMakalah Komunikasi Massa
Makalah Komunikasi MassaAnisa Rochmiana
 
Kajian kesehatan menyongsong bonus demografi
Kajian kesehatan menyongsong bonus demografiKajian kesehatan menyongsong bonus demografi
Kajian kesehatan menyongsong bonus demografidaldukpapua
 
KATA PENGANTAR LPPD
KATA PENGANTAR LPPD KATA PENGANTAR LPPD
KATA PENGANTAR LPPD Hendra Sirait
 
Lkpj kadujajar finish
Lkpj kadujajar finishLkpj kadujajar finish
Lkpj kadujajar finishKadujajar
 
Peranan opinion leader dalam proses komunikasi
Peranan opinion leader dalam proses komunikasiPeranan opinion leader dalam proses komunikasi
Peranan opinion leader dalam proses komunikasiMuchlis Soleiman
 
Teknologi komunikasi dan masyarakat 2016
Teknologi komunikasi dan masyarakat 2016Teknologi komunikasi dan masyarakat 2016
Teknologi komunikasi dan masyarakat 2016Muchlis Soleiman
 
Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.8
Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.8Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.8
Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.8Muhammad Muqouwis. AT
 

Viewers also liked (20)

RPJMD kabupaten mappi (tugas manajemen program)
RPJMD kabupaten mappi (tugas manajemen program)RPJMD kabupaten mappi (tugas manajemen program)
RPJMD kabupaten mappi (tugas manajemen program)
 
Komunikasi makalah kelompok
Komunikasi makalah kelompokKomunikasi makalah kelompok
Komunikasi makalah kelompok
 
Prinsip-prinsip komunikasi
Prinsip-prinsip komunikasiPrinsip-prinsip komunikasi
Prinsip-prinsip komunikasi
 
Manajemen pemerintahan desa dalam rangka otonomi daerah
Manajemen pemerintahan desa dalam rangka otonomi daerahManajemen pemerintahan desa dalam rangka otonomi daerah
Manajemen pemerintahan desa dalam rangka otonomi daerah
 
STRUKTUR KOMUNIKASI NON-VERBAL
STRUKTUR KOMUNIKASI NON-VERBALSTRUKTUR KOMUNIKASI NON-VERBAL
STRUKTUR KOMUNIKASI NON-VERBAL
 
Tahapan dan Proses Pemberdayaan Masyarakat untuk Sanitasi
Tahapan dan Proses Pemberdayaan Masyarakat untuk SanitasiTahapan dan Proses Pemberdayaan Masyarakat untuk Sanitasi
Tahapan dan Proses Pemberdayaan Masyarakat untuk Sanitasi
 
proses komunikasi dalam masyarakat
proses komunikasi dalam masyarakatproses komunikasi dalam masyarakat
proses komunikasi dalam masyarakat
 
PERANAN ASPEK SOSIAL BUDAYA DAN EKONOMI RENCANA HTR
PERANAN ASPEK SOSIAL BUDAYA DAN EKONOMI RENCANA HTRPERANAN ASPEK SOSIAL BUDAYA DAN EKONOMI RENCANA HTR
PERANAN ASPEK SOSIAL BUDAYA DAN EKONOMI RENCANA HTR
 
Permendagri 46 2016
Permendagri 46 2016Permendagri 46 2016
Permendagri 46 2016
 
3. halaman isi lppd 2015
3. halaman isi lppd 20153. halaman isi lppd 2015
3. halaman isi lppd 2015
 
Proses Komunikasi Dalam Masyarakat
Proses Komunikasi Dalam MasyarakatProses Komunikasi Dalam Masyarakat
Proses Komunikasi Dalam Masyarakat
 
Juknis LKPJ Kepala Desa
Juknis LKPJ  Kepala DesaJuknis LKPJ  Kepala Desa
Juknis LKPJ Kepala Desa
 
Makalah Komunikasi Massa
Makalah Komunikasi MassaMakalah Komunikasi Massa
Makalah Komunikasi Massa
 
Kajian kesehatan menyongsong bonus demografi
Kajian kesehatan menyongsong bonus demografiKajian kesehatan menyongsong bonus demografi
Kajian kesehatan menyongsong bonus demografi
 
KATA PENGANTAR LPPD
KATA PENGANTAR LPPD KATA PENGANTAR LPPD
KATA PENGANTAR LPPD
 
Lkpj kadujajar finish
Lkpj kadujajar finishLkpj kadujajar finish
Lkpj kadujajar finish
 
Penyusunan llpd desa
Penyusunan llpd desaPenyusunan llpd desa
Penyusunan llpd desa
 
Peranan opinion leader dalam proses komunikasi
Peranan opinion leader dalam proses komunikasiPeranan opinion leader dalam proses komunikasi
Peranan opinion leader dalam proses komunikasi
 
Teknologi komunikasi dan masyarakat 2016
Teknologi komunikasi dan masyarakat 2016Teknologi komunikasi dan masyarakat 2016
Teknologi komunikasi dan masyarakat 2016
 
Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.8
Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.8Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.8
Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.8
 

Similar to Makalah pemberdayaan masyarakat desa

005 konsepsi pemberdayaan
005 konsepsi pemberdayaan005 konsepsi pemberdayaan
005 konsepsi pemberdayaanfadilah rahmi
 
Brief Note-19-2016-mobilisasi sosial
Brief Note-19-2016-mobilisasi sosialBrief Note-19-2016-mobilisasi sosial
Brief Note-19-2016-mobilisasi sosialprimahendra
 
Partisipasi Masyarakat dalam Pemberdayaan Manusia
Partisipasi Masyarakat dalam Pemberdayaan ManusiaPartisipasi Masyarakat dalam Pemberdayaan Manusia
Partisipasi Masyarakat dalam Pemberdayaan ManusiaMunawwarah Nasir
 
Slide_Pembangunan_masy_desa_2017_tatap_m.ppt
Slide_Pembangunan_masy_desa_2017_tatap_m.pptSlide_Pembangunan_masy_desa_2017_tatap_m.ppt
Slide_Pembangunan_masy_desa_2017_tatap_m.pptRosmalahUMK
 
Pemberdayaan masyarakat kp 3
Pemberdayaan masyarakat kp 3Pemberdayaan masyarakat kp 3
Pemberdayaan masyarakat kp 3SlametWidodo71
 
Memperkasakan orang asli
Memperkasakan orang asliMemperkasakan orang asli
Memperkasakan orang asliBe Susantyo
 
Kb 5 pemberdayaan masyarakat
Kb 5 pemberdayaan masyarakatKb 5 pemberdayaan masyarakat
Kb 5 pemberdayaan masyarakatpjj_kemenkes
 
Pengembangan masyarakat (yusuf k 2310247486).pptx
Pengembangan masyarakat (yusuf k 2310247486).pptxPengembangan masyarakat (yusuf k 2310247486).pptx
Pengembangan masyarakat (yusuf k 2310247486).pptxYusufKhaidir1
 
PPT PROMKES AIDIL 21011079.pptx
PPT PROMKES AIDIL 21011079.pptxPPT PROMKES AIDIL 21011079.pptx
PPT PROMKES AIDIL 21011079.pptxqiqi71
 
NATASYA RADICA PUTRI DS (PEMBANGUNAN MANUSIA).pptx
NATASYA RADICA PUTRI DS (PEMBANGUNAN MANUSIA).pptxNATASYA RADICA PUTRI DS (PEMBANGUNAN MANUSIA).pptx
NATASYA RADICA PUTRI DS (PEMBANGUNAN MANUSIA).pptxNatasyaRadicaPutri
 
Ppt pemberdayaan masyarakat 2014 ss w (2)
Ppt pemberdayaan masyarakat 2014 ss w (2)Ppt pemberdayaan masyarakat 2014 ss w (2)
Ppt pemberdayaan masyarakat 2014 ss w (2)Salma Van Licht
 
Tugas pemberdayaan masyarakat
Tugas pemberdayaan masyarakatTugas pemberdayaan masyarakat
Tugas pemberdayaan masyarakatbambangpoenya
 
Tugas pemberdayaan masyarakat
Tugas pemberdayaan masyarakatTugas pemberdayaan masyarakat
Tugas pemberdayaan masyarakatbambangpoenya
 
Transformasi Masyarakat Menuju Kemandirian Masyarakat Teknologi
Transformasi Masyarakat Menuju Kemandirian Masyarakat TeknologiTransformasi Masyarakat Menuju Kemandirian Masyarakat Teknologi
Transformasi Masyarakat Menuju Kemandirian Masyarakat TeknologiMelda Amelia
 
Strategi dan pendekatan dalam pengembangan masyarakat
Strategi dan pendekatan dalam pengembangan masyarakatStrategi dan pendekatan dalam pengembangan masyarakat
Strategi dan pendekatan dalam pengembangan masyarakatAlexandrya Hening
 
Uraian materi pemberdayaan masyarakat
Uraian materi pemberdayaan masyarakatUraian materi pemberdayaan masyarakat
Uraian materi pemberdayaan masyarakatWiandhariEsaBBPKCilo
 
6. Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan.pptx
6. Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan.pptx6. Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan.pptx
6. Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan.pptxAlimMaulana2
 

Similar to Makalah pemberdayaan masyarakat desa (20)

005 konsepsi pemberdayaan
005 konsepsi pemberdayaan005 konsepsi pemberdayaan
005 konsepsi pemberdayaan
 
Brief Note-19-2016-mobilisasi sosial
Brief Note-19-2016-mobilisasi sosialBrief Note-19-2016-mobilisasi sosial
Brief Note-19-2016-mobilisasi sosial
 
Partisipasi Masyarakat dalam Pemberdayaan Manusia
Partisipasi Masyarakat dalam Pemberdayaan ManusiaPartisipasi Masyarakat dalam Pemberdayaan Manusia
Partisipasi Masyarakat dalam Pemberdayaan Manusia
 
Slide_Pembangunan_masy_desa_2017_tatap_m.ppt
Slide_Pembangunan_masy_desa_2017_tatap_m.pptSlide_Pembangunan_masy_desa_2017_tatap_m.ppt
Slide_Pembangunan_masy_desa_2017_tatap_m.ppt
 
Ekdes 12 & 13 a
Ekdes 12 & 13 aEkdes 12 & 13 a
Ekdes 12 & 13 a
 
Pemberdayaan masyarakat kp 3
Pemberdayaan masyarakat kp 3Pemberdayaan masyarakat kp 3
Pemberdayaan masyarakat kp 3
 
Memperkasakan orang asli
Memperkasakan orang asliMemperkasakan orang asli
Memperkasakan orang asli
 
Kb 5 pemberdayaan masyarakat
Kb 5 pemberdayaan masyarakatKb 5 pemberdayaan masyarakat
Kb 5 pemberdayaan masyarakat
 
Pengembangan masyarakat (yusuf k 2310247486).pptx
Pengembangan masyarakat (yusuf k 2310247486).pptxPengembangan masyarakat (yusuf k 2310247486).pptx
Pengembangan masyarakat (yusuf k 2310247486).pptx
 
PPT PROMKES AIDIL 21011079.pptx
PPT PROMKES AIDIL 21011079.pptxPPT PROMKES AIDIL 21011079.pptx
PPT PROMKES AIDIL 21011079.pptx
 
NATASYA RADICA PUTRI DS (PEMBANGUNAN MANUSIA).pptx
NATASYA RADICA PUTRI DS (PEMBANGUNAN MANUSIA).pptxNATASYA RADICA PUTRI DS (PEMBANGUNAN MANUSIA).pptx
NATASYA RADICA PUTRI DS (PEMBANGUNAN MANUSIA).pptx
 
Ppt pemberdayaan masyarakat 2014 ss w (2)
Ppt pemberdayaan masyarakat 2014 ss w (2)Ppt pemberdayaan masyarakat 2014 ss w (2)
Ppt pemberdayaan masyarakat 2014 ss w (2)
 
Tugas pemberdayaan masyarakat
Tugas pemberdayaan masyarakatTugas pemberdayaan masyarakat
Tugas pemberdayaan masyarakat
 
Tugas pemberdayaan masyarakat
Tugas pemberdayaan masyarakatTugas pemberdayaan masyarakat
Tugas pemberdayaan masyarakat
 
Transformasi Masyarakat Menuju Kemandirian Masyarakat Teknologi
Transformasi Masyarakat Menuju Kemandirian Masyarakat TeknologiTransformasi Masyarakat Menuju Kemandirian Masyarakat Teknologi
Transformasi Masyarakat Menuju Kemandirian Masyarakat Teknologi
 
Strategi dan pendekatan dalam pengembangan masyarakat
Strategi dan pendekatan dalam pengembangan masyarakatStrategi dan pendekatan dalam pengembangan masyarakat
Strategi dan pendekatan dalam pengembangan masyarakat
 
Uraian materi pemberdayaan masyarakat
Uraian materi pemberdayaan masyarakatUraian materi pemberdayaan masyarakat
Uraian materi pemberdayaan masyarakat
 
NATASYA RADICA PUTRI DS.pptx
NATASYA RADICA PUTRI DS.pptxNATASYA RADICA PUTRI DS.pptx
NATASYA RADICA PUTRI DS.pptx
 
6. Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan.pptx
6. Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan.pptx6. Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan.pptx
6. Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan.pptx
 
ppty.pptx
ppty.pptxppty.pptx
ppty.pptx
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Recently uploaded

442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 

Recently uploaded (20)

442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 

Makalah pemberdayaan masyarakat desa

  • 1. ii BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pemberdayaan adalah perspektif yang lebih luas dari hanya sekedar memenuhi kebutuhan dasar (basic needs) atau menyediakan mekanisme untuk mencegah proses pemiskinan lebih lanjut (safety net). Konsep ini berkembang dari upaya banyak ahli dan praktisi untuk mencari apa yang antara lain oleh Friedmann (1992) disebut sebagai the Politics of Alternative Development, yang menghendaki adanya “inclusive democracy, appropriate economic growth, gender equality and sustainability or intergenerational equity”. Kartasasmita (1996), dengan mengutip pendapat beberapa ahli, melukiskan konsep pemberdayaan itu sebagai suatu konsep yang tidak mempertentangkan antara pertumbuhan dengan pemerataan, tetapi memadukan antara keduanya, karena sebagaimana dikatakan oleh Brown (1995), kedua konsep tersebut tidak harus diasumsikan sebagai “tidak cocok atau berlawanan (incompatible or antithetical)”. Konsep pemberdayaan berusaha melepaskan diri dari perangkap “zero-sum game” dan “trade off”, dan bertitik tolak dari pandangan bahwa melalui pemerataan akan tercipta landasan yang lebih luas untuk pertumbuhan dan sekaligus akan menjamin pertumbuhan yang berkelanjutan. Oleh karena itu, sebagaimana dikatakan oleh Kirdar dan Silk (1995), “the pattern of growth is just as important as the rate of growth”. Hal yang dikehendaki adalah seperti yang dikatakan oleh Ranis (1995), “the right kind of growth”, yakni bukan yang vertikal dan menghasilkan “trickle-down”, karena sudah terbukti tidak berhasil, tetapi yang bersifat horizontal (horizontal flows), yakni “broadly based, employment intensive, and not compartmentalized”. Menurut Kartasasmita (1996), memberdayakan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat yang dalam kondisi sekarang tidak mampu melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan. Dengan kata lain, memberdayakan adalah memampukan dan memandirikan masyarakat. Dalam konteks pemikiran ini, upaya memberdayakan masyarakat haruslah diawali dengan menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat dapat berkembang atau dikembangkan. Titik tolaknya adalah pengenalan bahwa setiap manusia atau setiap masyarakat, memiliki potensi yang dapat dikembangkan. Artinya, tidak ada masyarakat yang sama sekali tanpa daya, karena jika demikian maka masyarakat tersebut sudah punah. Dengan demikian maka pemberdayaan merupakan suatu upaya untuk membangun daya atau potensi yang dimiliki, dengan mendorong, memotivasi, dan membangkitkan kesadaran terhadap potensi yang dimilikinya serta
  • 2. ii berupaya untuk mengembangkannya, sehingga orang atau masyarakat menjadi berdaya, lepas dari ketergantungan, kemiskinan dan keterbelakangan. Pemberdayaan tidak hanya meliputi penguatan individu, tetapi juga berbagai pranatanya (institutions), misalnya dalam bentuk penanaman nilai-nilai budaya modern -seperti kerja keras, hemat, keterbukaan, dan sikap bertanggung jawab adalah menjadi bagian dari proses pemberdayaan. Demikian pula, pemberdayaan juga menyangkut pembaharuan lembaga sosial dan pengintegrasiannya ke dalam kegiatan pembangunan serta peranan masyarakat di dalamnya, khususnya yang menyangkut partisipasi dalam pengambilan keputusan dalam proses pembangunan di lingkungannya. Atas dasar pandangan ini, pemberdayaan masyarakat amat erat kaitannya dengan pemantapan, pembudayaan, dan pengamalan nilai demokrasi. Dalam konteks ini, Friedmann (1992), menyatakan “The empowerment approach, which is fundamental to an alternative development, places the emphasis on autonomy in the decision-making of territorially organized communities, local self-reliance (but not autarchy), direct (participatory) democracy, and experiental social learning”.
  • 3. ii BAB II PEMBAHASAN A. Pemberdayaan dan Strategi Pembangunan Desa Empowement atau pemberdayaan adalah salah satu strategi atau merupakan paradigma pembangunan yang dilaksanakan dalam kegiatan pembangunan masyarakat, khususnya pada negara-negara yang sedang berkembang. Pemberdayaan ini muncul dikarenakan adanya kegagalan-kegagalan yang dialami dalam proses dan pelaksanaan pembangunan yang cenderung sentralistis seperti community development atau pengembangan komunitas. Model ini tidak memberi kesempatan langsung kepada rakyat untuk terlibat dalam proses pembangunan, terutama dalam proses pengambilan keputusan yang menyangkut pemilihan pejabat, perencanan, pelaksanaan dan evaluasi program pembangunan. Friedmann (1992) menawarkan konsep atau strategi pembangunan yang populer disebut dengan empowerment atau pemberdayaan. Konsep pemberdayaan ini adalah sebagai suatu konsep alternatif pembangunan yang pada intinya memberikan tekanan pada otonomi dalam mengambil keputusan di suatu kelompok masyarakat yang dilandaskan pada sumberdaya pribadi, bersifat langsung, demokratis dan pembelajaran sosial melalui pengalaman langsung. Fokus utama pemberdayaan, menurut Friedmann, adalah sumberdaya lokal, namun bukan berarti mengabaikan unsur-unsur lain yang berada di luar kelompok masyarakat, bukan hanya ekonomi akan tetapi juga politik, agar masyarakat memiliki posisi tawar menawar yang seimbang, baik ditingkat lokal, nasional maupun internasional. Schumacher (1973) lebih menekankan aspek ekonomi dibandingkan aspek politik dalam proses pemberdayaan masyarakat, dengan menyatakan: economic development can succeed only if it is carried for ward as a board popular “movement reconstruction” with the primary emphasis on the full utilization of the drive, anthusiasm, intelligence an labour power of every one. Sedangkan strategi yang paling tepat adalah dengan memberikan masyarakat berupa sarana agar mampu dan dapat mengembangkan diri. Lebih lanjut Schumacher mengemukakan bahwa, dalam proses pemberdayaan masyarakat NGO (nongovermental organization) memiliki tempat yang istimewa dalam kaitannya membentuk kelompok mandiri.
  • 4. ii Elliot (1987), menyatakan bahwa strategi pemberdayaan dapat dilakukan melalui tiga pendekatan yaitu:  The Welfare Approach; pendekatan ini mengarah pada pendekatan manusia dan bukan untuk memberdaya masyarakat dalam menghadapi proses politik dan pemiskinan rakyat.  The Development Approach; pendekatan ini bertujuan untuk mengembangkan proyek pembangunan untuk meningkatkan kemampuan, kemandirian dan keswadayaan masyarakat.  The Empowerment Approach; pendekatan yang melihat bahwa kemiskinan sebagai akibat dari proses politik dan berusaha untuk memberdayakan atau melatih rakyat untuk mengatasi ketidakberdayaan masyarakat. Strategi pemberdayaan dalam pembangunan masyarakat merupakan upaya yang dilakukan untuk meningkatkan dan memandirikan, serta menswadayakan masyarakat sesuai dengan potensi dan budaya lokal yang dimilikinya secara utuh dan konprehensif agar harkat dan mertabat lapisan masyarakat yang kondisinya tidak mampu dapat melepaskan diri dari kemiskinan dan keterbelakangan. Pemberdayaan tidak hanya meliputi penguatan individu anggota masyarakat, tetapi pranata hidup yang ada dalam masyarakat perlu dan harus diberdayakan. Melalui strategi pemberdayaan ini, partisipasi masyarakat dalam melaksanakan pembangunan akan semakin meningkat. B. Proses Pemberdayaan Masyarakat Desa Proses pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan secara bertahap melalui tiga fase (Pranaka dan Prijono, 1996) yaitu: (a) Fase Inisiasi adalah bahwa semua proses pemberdayaan berasal dari pemerintah, dan masyarakat hanya melaksanakan apa yang direncanakan dan diinginkan oleh pemerintah dan tetap tergantung pada pemerintah. (b) Fase Partisipatoris adalah bahwa proses pemberdayaan berasal dari pemerintah bersama masyarakat, oleh pemerintah dan masyarakat, dan diperuntukkan bagi rakyat. Pada fase ini masyarakat sudah dilibatkan secara aktif dalam kegiatan pembangunan untuk menuju kemandirian. (c) Fase Emansipatoris adalah bahwa proses pemberdayaan berasal dari rakyat dan untuk rakyat dengan didukung oleh pemerintah bersama masyarakat. Pada fase emansipatori ini masyarakat sudah dapat menemukan kekuatan dirinya sehingga dapat dilakukan dalam mengaktualisasikan dirinya. Puncak dari kegiatan proses pemberdayaan masyarakat ini adalah ketika pemberdayaan ini semuanya datang dari keinginan masyarakat sendiri (fase emansipatoris).
  • 5. ii C. Pendekatan dalam Pemberdayaan Masyarakat Desa Salah satu pendekatan yang mulai banyak digunakan terutama oleh LSM adalah advokasi. Pendekatan advokasi pertama kali diperkenalkan pada pertengahan tahun 1960-an di Amerika Serikat (Davidoff, 1965). Model pendekatan ini mencoba meminjam pola yang diterapkan dalam sistem hukum, di mana penasehat hukum berhubungan langsung dengan klien. Dengan demikian, pendekatan advokasi menekankan pada proses pendampingan kepada kelompok masyarakat dan membantu mereka untuk membuka akses kepada pelaku-pelaku pembangunan lainnya, membantu mereka mengorganisasikan diri, menggalang dan memobilisasi sumberdaya yang dapat dikuasai agar dapat meningkatkan posisi tawar (bargaining position) dari kelompok masyarakat tersebut. Pendekatan advokasi ini didasarkan pada pertimbangan bahwa pada hakekatnya masyarakat terdiri dari kelompok-kelompok yang masing-masing mempunyai kepentingan dan sistem nilai sendiri-sendiri. Masyarakat pada dasarnya bersifat majemuk, di mana kekuasaan tidak terdistribusi secara merata dan akses keberbagai sumberdaya tidak sama. Dalam jangka panjang diharapkan dengan pendekatan advokasi masyarakat mampu secara sadar terlibat dalam setiap tahapan dari proses pembangunan, baik dalam kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, pelaporan, dan evaluasi. Seringkali pendekatan advokasi diartikan pula sebagai salah satu bentuk “penyadaran” secara langsung kepada masyarakat tentang hak dan kewajibannya dalam proses pembangunan. D. Metodologi Evaluatif dalam Pemberdayaan Masyarakat Desa Untuk melaksanakan evaluasi apakah proyek yang telah dilaksanakan selama jangka waktu tertentu telah sungguh mendatangkan perbaikan yang sesuai dengan harapan warga masyarakat, perlu dilakukan suatu penelitian. Dua metoda penelitian evaluatif yang bersifat bottom-up adalah rapid rural appraisal (RRA), dan participatory rural appraisal (PRA). (1) Metode Rapid Rural Appraisal (RRA) Metoda RRA digunakan untuk pengumpulan informasi secara akurat dalam waktu yang terbatas ketika keputusan tentang pembangunan perdesaan harus diambil segera. Dewasa ini banyak program pembangunan yang dilaksanakan sebelum adanya kegiatan pengumpulan semua informasi di daerah sasaran. Konsekuensinya, banyak program pembangunan yang gagal atau tidak dapat diterima oleh kelompok sasaran meskipun program-program tersebut sudah direncanakan dan dipersiapkan secara matang, karena
  • 6. ii masyarakat tidak diikutsertakan dalam penyusunan prioritas dan pemecahan masalahnya. (2) Metode Participatory Rural Appraisal (PRA) Konsepsi dasar pandangan PRA adalah pendekatan yang tekanannya pada keterlibatan masyarakat dalam keseluruhan kegiatan. Metoda PRA bertujuan menjadikan warga masyarakat sebagai peneliti, perencana, dan pelaksana program pembangunan dan bukan sekedar obyek pembangunan. Kritik PRA terhadap pembangunan adalah bahwa program-program pembangunan selalu diturunkan "dari atas" (top down) dan masyarakat tinggal melaksanakan. Proses perencanaan program tidak melalui suatu 'penjajagan kebutuhan' (need assesment) masyarakat, tetapi seringkali dilaksanakan hanya berdasarkan asumsi, survei, studi atau penelitian formal yang dilakukan oleh petugas atau lembaga ahli-ahli penel itian. Akibatnya program tersebut sering tidak relevan dengan kebutuhan masyarakat dan tidak adanya rasa memiliki terhadap program itu. Dengan PRA, yakni dengan partisipasi masyarakat keadaan itu diperbaiki dan juga keterampilan-keterampilan analitis dan perencanaan dapat dialihkan kepada masyarakat. Dengan demikian secara bertahap ketergantungan pada pihak luar akan berkurang dan pengambilan prakarsa dan perumusan program bisa berasal dari aspirasi masyarakat (bottom up). Metoda PRA didasarkan pada penyempurnaan dan modifikasi dari metoda AEA (Agroecosystems Analysis) dan RRA (Rapid Rural Appraisal) yang dilakukan oleh kalangan LSM dan peneliti yang bekerja di wilayah Asia dan Afrika. Walaupun ada beberapa kesamaan antara metoda PRA dan RRA, tetapi ada pe rbedaan secara mendasar. Metoda RRA penekannya adalah pada kecepatannya (rapid) dan penggalian informasi oleh órang luar. Sedangkan metoda PRA penekannya adalah pada partisipasi dan pemberdayaan. E. Strategi Pemberdayaan Masyarakat Desa dalam Rangka Pengembangan Ekonomi Rakyat Dengan memperhatikan berbagai pandangan termasuk bias-bias terhadap konsep pemberdayaan, maka dapat dikemukakan beberapa langkah strategis yang harus ditempuh untuk mengembangkan ekonomi rakyat melalui pemberdayaan. Pertama, peningkatan akses ke dalam aset produksi (productive assets). Bagi masyarakat petani yang masih dominan dalam ekonomi rakyat, modal produktif yang utama adalah tanah. Karena itu kebijaksanaan pemilikan, penguasaan dan penggunaan tanah sangat penting dalam melindungi dan memajukan ekonomi rakyat ini. Pemilikan tanah yang makin mengecil (marjinalisasi) harus dicegah. Persoalan ini tidak mudah, karena menyangkut budaya dan hukum waris. Namun, dalam rangka proses
  • 7. ii modernisasi budaya masyarakat, kebiasaan untuk membagi tanah semakin kecil sebagai warisan harus dihentikan. Untuk dapat melakukan hal itu memang harus ada alternatif, antara lain berupa pemanfaatan lahan secara lebih efisien (misalnya: mixed farming, mixed landuses), penciptaan lapangan kerja perdesaan di luar pertanian (agroindustri dan jasa), program transmigrasi dan sebagainya. Dalam rangka ini upaya untuk memelihara dan meningkatkan produktivitas (dan dengan demikian nilai aset) lahan harus ditingkatkan, misalnya dengan pengairan, pemupukan, diversifikasi usaha tani, atau pemilihan jenis budi daya (untuk memperoleh nilai komersial yang tinggi). Di samping itu akses masyarakat kepada lingkungan hidup yang sehat yang tidak tercemar akan mengurangi beban dan menambah produktivitas masyarakat. Masalah yang paling mendasar dalam rangka transformasi struktural ini ternyata adalah akses ke dalam dana. Tersedianya kredit yang memadai dapat menciptakan pembentukan modal bagi usaha rakyat sehingga dapat meningkatkan produksi dan pendapatan, serta menciptakan surplus yang dapat digunakan untuk membayar kembali kreditnya dan melakukan pemupukan modal. Permasalahannya adalah adanya prasyarat perbankan yang membuat masyarakat lapisan bawah umumnya dinilai tidak bankable. Keadaan ini menyebabkan terbatasnya interaksi antara lembaga keuangan yang melayani pemberian kredit dengan masyarakat kecil yang memerlukan kredit. Akhirnya, modal makin banyak terkonsentrasi pada sektor modern, khususnya pada usaha besar, yang berakibat makin lebarnya jurang kesenjangan. Karena itu, langkah yang amat mendasar yang harus ditempuh adalah membuka akses ekonomi rakyat ke dalam modal. Untuk itu memang diperlukan pendekatan yang berbeda dengan cara-cara perbankan konvensional.
  • 8. ii BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Kemiskinan telah membuat jutaan anak-anak tidak bisa mengenyam pendidikan yang berkualitas, kesulitan membiayai kesehatan, kurangnya tabungan untuk membiayai investasi, kurangnya akses ke pelayanan public, kurangnya lapangan pekerjaan, kurangnya jaminan social dan perlindungan terhadap keluarga, menguatnya arus urbanisasi ke kota, dan menyebabkan jutaan rakyat memenuhi kebutuhan pangan, sandang dan papan secara terbatas. Kemiskinan diyakini sebagai akar permasalahan hilangnya martabat manusia, hilangnya keadilan, belum terciptanya masyarakat madani, tidak berjalannya demokrasi, dan terjadinya degradasi lingkungan. Program kemiskinan selama ini kurang berhasil disebabkan antara lain : 1. Bersifat Top-down 2. Sentralistik 3. Rendah partisipatif masyarakat 4. Berorientasi proyek 5. Peran pemerintah terlalu besar 6. Masyarakat hanya menerima Melalui pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat mengentaskan kemiskinan melalui program yang besifat : a. Bottom-up planning b. Desentralistik c. Partisipasi masyarakat yang tinggi d. Berorientasi tujuan e. Peran LSM besar f. Masyarakat sangat aktif
  • 9. ii B. Saran Makalah ini masih memiliki berbagai jenis kekurangan olehnya itu kritik yang sifatnya membangun sangat kami harapkan.
  • 10. ii DAFTAR PUSTAKA  Abdul Wahab, S., 1999. Ekonomi Politik Pembangunan: Bisnis Indonesia Era Orde Baru dan di Tengah Krisis moneter. Malang: Danar Wijaya, Brawijaya University Press.  ---------------, 1995. “Kebijakan Pembangunan Pedesaan Di Negara-negara Berkembang, Skala Permasalahan dan Hakekatnya”. Dalam Kebijakan Publik dan Pembangunan. IKIP Malang.  Alwasilah, A. Chaedar, 2002. Pokoknya Kualitatif : Dasar-dasar Merancang dan Melakukan Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Dunia Pustaka Jaya dan Pusat Studi Sunda.  Ahmadi, Abu, 2003. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: Rineka Cipta.  Awang, San Afri, 1995. “Pemberdayaan Masyarakat dan Kelembagaan Lokal dalam Program IDT: Studi Kasus Tipologi Desa Hutan di Kabupaten Madiun”. Dalam Mubyarto (ed.), Program IDT dan Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: Aditya Media.
  • 11. ii KATA PENGANTAR Alhamdulillahirobbil ‘Alamin segala Puji dan Syukur Penulis Panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan taufik dan hidayahnya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini, Namun penulis menyadari makalah ini belum dapat dikatakan sempurna karena mungkin masih banyak kesalahan-kesalahan. Shalawat serta salam semoga selalu dilimpahkan kepada junjunan kita semua habibana wanabiana Muhammad SAW, kepada keluarganya, kepada para sahabatnya, dan mudah-mudahan sampai kepada kita selaku umatnya. Makalah ini penulis membahas mengenai “ PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA”, dengan makalah ini penulis mengharapkan agar dapat membantu sistem pembelajaran. Penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini. Akhir kata penulis ucapkan terimakasih atas segala perhatiannya. Raha, Januari 2014 Penyusun
  • 12. ii DAFTAR ISI Kata Pengantar............................................................................................ i Daftar Isi.............................................................................................. ii BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 1 A. Latar Belakang.................................................................................. 1 BAB II PEMBAHASAN.... ..................................................................... 3 1. Pemberdayaan dan Strategi Pembangunan Desa........................ 3 2. Proses Pemberdayaan Masyarakat Desa...................................... 4 3. Pendekatan dalam Pemberdayaan Masyarakat Desa..................... 5 4. Metodologi Evaluatif dalam Pemberdayaan Masyarakat Desa..... 5 5. Strategi Pemberdayaan Masyarakat Desa dalam Rangka Pengembangan Ekonomi Rakyat......................................................................... 6 BAB III PENUTUP...................................................................................... 8 A. Kesimpulan....................................................................................... 8 B. Saran.................................................................................................. 9 C. Berita Acara..................................................................................... 9 DAFTAR PUSTAKA............................................................................10
  • 13. ii TUGAS : MAKALAH SISTEM PEMERINTAHAN DESA KELURAHAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA DISUSUN OLEH : NAMA : ALIMUDIN STAMBUK : 21208251 JURUSAN :ILMU PEMERINTAHAN SEMESTER : III UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KENDARI KELAS RAHA 2014