Dokumen tersebut membahas tentang hukum-hukum pewarisan Mendel dan penyimpangan-penyimpangannya. Hukum Mendel pertama menjelaskan tentang pemisahan alel pada pembentukan gamet, sedangkan hukum kedua menjelaskan tentang asortasi bebas antar gen. Terdapat beberapa penyimpangan seperti komplementer, polimeri, epistasis, hipostasis, dan kriptomeri yang disebabkan oleh interaksi antar gen.
2. KATA PENGANTAR
Assalamu’ alaikum Wr. Wb
Alhamdulillah puji dan syukur atas kehadirat Allah Swt yang
telah memberikan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan buku ini tepat waktu dan buku ini yang berjudul :
Hukum Mendel. Adapun tujuan penulis membuat buku ini yaitu
untuk memenuhi tugas mata kuliah media dan Teknologi yang
dibimbing oleh dosen Yanti Herlanti, M.Pd. . Semoga buku ini dapat
bermanfaat dan berguna bagi pembaca.
Demikian buku ini dibuat kami menyadari didalam penyusunan
dan pembuatan buku ini masih banyak kekurangan dan maka dari
pada itu kritik dan saran sangat kami harapkan untuk mencapai
kesempurnaan buku ini agar lebih baik lagi,dan atas kritik dan
saran kami ucapkan terimakasih.
Wassalamua’laikum Wr. Wb
Tangerang, November 2014
penyusun
3. DAFTAR ISI
Kata Pengantar 1
Daftar Isi 2
Pendahuluan 3
Hukum mendel 1 6
Hukum mendel 2 6
1. Hibridisasi 7
Monohibrid 7
Dihibrid 8
Polihibrid 9
Penyimpangan semu hukum mendel 9
1. Komplementer 9
2. Polimeri 10
3. Epistasis dan hipostasis 11
Epistasis dominan 11
Epistasis resesif 11
Epistasis dominan dan resesif 12
4. Kriptomeri 13
4. PENDAHULUAN
Hukum pewarisan Mendel adalah hukum mengenai
pewarisan sifat pada organisme yang dijabarkan oleh
Gregor Johann Mendel dalam karyanya 'Percobaan
mengenai Persilangan Tanaman'. Hukum ini terdiri dari
dua bagian:
Hukum pemisahan (segregation) dari Mendel, juga
dikenal sebagai Hukum Pertama Mendel, dan Hukum
berpasangan secara bebas (independent assortment)
dari Mendel, juga dikenal sebagai Hukum Kedua
Mendel.
Hukum pewarisan Mendel adalah hukum
mengenai pewarisan sifat pada organisme, yang kita
kenal dengan hukum segregasi dan hukum asortasi
bebas, yang telah di jabarkan oleh Gregor Johann
Mendel . Mendel mengatakan bahwa pada
pembentukan gamet (sel kelamin), kedua gen induk
(Parent) yang merupakan pasangan alel akan memisah
sehingga tiap-tiap gamet menerima satu gen dari
induknya sebagaimana bunyi hukum mendel I, dan
bunyi hukum mendel II, menyatakan bahwa bila dua
individu mempunyai dua pasang atau lebih sifat, maka
5. Sebelum mempelajari hukum mendel, alangkah baiknya kita mengetahui
terlebih dahulu. Apasih hukum mendel itu? Siapa penemu hukum mendel
itu?
Genetika adalah ilmu yang mempelajari pewarisan sifat dari induk kepada
keturunannya. Gregor Johann mendel (1822-1884), seorang biarawan
disebuah biara di Brunn, Austria. Dia datang di biara itu pada tahun 1843
sebagai anak miskin. Dalam tahun 1851 ia dikirim ke Universitas Wina
untuk belajar ilmu pengetahuan alam, tetapi ia tidak mendapatkan nuilai
baik untuk fisika dan matematika. Ketika ia kembali ke kota burnn mulailah
ia pada tahun 1857 mengumpulkan beberapa jenis ercis (pisum sativum)
untuk dipelajari perbedaannya satu dengan lainnya dan melakukan
percobaan dengan menyilangkan kacang ercis (Pisum sativum), setelah ia
kurang lebih tujuh tahun lamanya mengadakan pengamatan secara teliti
dan saksam, maka tahun 1985 ia membawakan hasil percobaannya pada
pertemuan ilmiah yang diselenggarakan oleh perhimpunan Pengetahuan
Alam di Brunn. Pada tahun 1866 karya ilmiah itu di cetak oleh
Perhimpunan tersebut, yang kemudian menyebar luaskannya ke berbagai
perpustakaan di Eropa dan Amerika. Akan tetapi setelah para ahli
mendengar dan membaca karya ilmiah tersebut, tiada seorangpun
diantara mereka pada abad ke-19 itu yang dapat menghargai dan
menganggap penting hasil percobaan mendel. Baru kira-kira 40 tahun
kemudian, yaitu pada permulaan abad ke-20, publikasi Mendel itu diakui
kebenarannya oleh para biologiwan De Vries (belanda 1900), Correns
(Jerman, 1900) dan Tschermak (Austria, 1900), yang bekerja sendiri-
sendiri di negaranya masing-masing. Sejak itulah Mendel dinyatakan
sebagai pencipta atau bapak Genetika.
Alasan Mendel memilih kacang ercis sebagai bahan percobaan adalah :
a. Memiliki pasangan sifat beda yang mencolok
b. Melakukan penyerbukan sendiri
c. Mudah dilakukan penyerbukan silang
d. Waktu yang diperlukan untuk menghasilkan keturunan cepat
6. Langkah awal sebelum dilakukan perhitungan terhadap
pengamatannya adalah menentukan galur murni jenis
tanaman yang dijadikan percobaan. Tanaman galur murni
adalah tanaman yang apabila dilakukan penyerbukan sendiri
akan menghasilkan keturunan yang semuanya mempunyai
sifat yang sama dengan induknya. Dalam percobaannya
Mendel melakukan perkawinan silang dengan menyerbukkan
sendiri antara dua varietas ercis yang berbeda sebagai induk-
induknya. Turunan hasil perkawinan silang ini disebut hybrid,
sedangkan prosesnya hibridisasi. Dari hasil percobaan yang
diperolehnya, Mendel menyusun beberapa hipotesis, yaitu :
a. Setiap sifat pada organisme dikendalikan oleh satu
pasang factor keturunan, satu dari induk jantan dan satu
induk betina.
b. Setiap pasang factor keturunan menunjukkan bentuk
alternative sesamanya, misalnya tinggi atau rendah, bulat
atau keriput, kuning atau hijau. Kedua bentuk alternative ini
disebut alel.
c. Bila pasangan factor itu terdapat bersama-sama dalam
satu tanaman, factor dominasi akan menutup factor resesif.
d. Pada waktu pembentukan gamet, pasangan factor atau
masing-masing alel akan memisah secara bebas.
e. Individu murni mempunyai alel sama, yaitu dominan saja
atau resesif saja.
7. HUKUM MENDEL
Hukum Mendel I (Segregation of allelic genes)
Hukum Mendel I disebut juga hukum segregasi adalah mengenai kaidah pemisahan alel pada waktu
pembentukan gamet. Pembentukan gamet terjadi secara meiosis, dimana pasangan – pasangan
homolog saling berpisah dan tidak berpasangan lagi atau terjadi pemisahan alel – alel suatu gen
secara bebas dari diploid menjadi haploid. Dengan demikian setiap sel gamet hanya mengandung satu
gen dari alelnya
Fenomena ini dapat diamati pada persilangan monohybrid, yaitu persilangan satu karakter dengan dua sifat
beda.
Persilangan Monohibrid
P1 UU x Uu
(Ungu) (Putih)
G1 U X u
F1 Uu
Pada waktu pembentukan gamet betina, UU memisah menjadi U dan U, sehingga dalam sel gamet
tanaman ungu hanya mengandung satu macam alel yaitu alel U. Sebaliknya tanaman jantan berbunga
putih homozigot resesif dan genotipenya uu. Alel ini memisah secara bebas menjadi u dan u, sehingga
gamet – gamet j antan tanaman putih hanya mempunyai satu macam alel , yaitu alel u. Proses
pembentukan gamet inilah yang menggambarkan fenomena Hukum Mendel I.
Hukum Mendel II (Independent Assortment of Genes)
Hukum Mendel II disebut juga hukum asortasi. Menurut hukum ini, setiap gen / sifat dapat berpasangan
secara bebas dengan gen / sifat lain. Hukum ini berlaku ketika pembentukan gamet pada persilangan
dihibrid.
Persilangan Dihibrid
P1 BBKK x Bbkk
(Biji bulat kuning) (Biji keriput Hijau)
G1 BK x bk
F1 BbKk
8. Pada waktu pembentukan gamet parental ke-2, terjadi penggabungan
bebas (lebih tepatnya kombinasi bebas) antara B dan b dengan K
dan k. Asortasi bebas ini menghasilkan empat macam kombinasi
gamet, yaitu BK, Bk, bK, bk. Proses pembentukan gamet inilah yang
menggambarkan fenomena Hukum Mendel II. HIBRIDISASI
Hukum I mendel dapat dibuktikan dengan penyilangan satu sifat beda
(monohibrid). Adapun Hukum II Mendel dapat di buktikan melalui
penyilangan dua sifat beda (dihibrid) atau lebih (polihibrid). Hukum I
Mendel dan Hukum II Mendel terjadi pada proses gametogenesis
atau pembelahan meiosis. Berikut ini akan dibahas mengenai
penyilangan antara individu berbeda sifat untuk membuktikan
Hukum Mendel.
1. Monohibrid
Monohibrid adalah persilangan yang hanya menggunakan 1 macam
gen yang berbeda atau menggunakan satu sifat beda.
Contoh soal :
9. 2. Dihibrid
Dihibrid adalah persilangan yang menggunakan dua
sifat beda atau dua pasang kromosom yang
berbeda.
Contoh soal
10. C. Polihibrid
Polihibrid adalah persilangan tiga atau lebih sifat beda. Untuk menentukan rasio genotipe
dan fenotipe hasil persilangan tiga atau lebih sifat, dapat digunakan seperti cara pada
dihibrid.
Penyimpangan Semu Hukum Mendel
Pada sub unit sebelumnya, telah dikemukakan Hukum I Mendel yang
mengungkapkan bahwa ketika sel membelah, terjadi pemisahan gen sealel. Hukum II
Mendel menyatakan adanya pengelompokan gen secara bebas. Seperti telah diketahui,
persilangan antara dua individu dengan satu sifat beda (monohibrid) akan menghasilkan
rasio fenotipe 9:3:3:1. Penyimpangan semu adalah terjadinya perubahan rasio karena
gen memiliki sifat yang berbeda-beda. Jadi, rasio fenotipe tidak akan sama seperti yang
telah diuraikan pada hukum mendel.
Pada 1906, W. Bateson dan R.C Punnet menemukan bahwa pada persilangan f2
dihasilkan rasio fenotipe 14:1:1:3. Mereka menyilangkan kacang kapri berbunga ungu
yang serbuk sarinya lonjong dengan kacang kapri berbunga merah yang serbuk sarinya
bundar. Rasio fenotipe dari keturunan ini menyimpang dari Hukum Mendel yang
seharusnya pada keturunan kedua (F2) perbandingan fenotipenya 9:3:3:1.
pada umumnya, gen memiliki pekerjaan sendiri-sendiri untuk penumbuhan karakter,
tetapi ada beberapa gen yang berinteraksi atau dipengaruhi oleh gen lain untuk
menumbuhkan karakter. Gen tersebut mungkin terdapat pada kromosom yang sama atau
pada kromosom yang berbeda.
Interaksi antargen akan menimbulkan perbandingan fenotipe keturunan yang
menyimpang di hukum mendel, keadaan ini disebut penyimpangan hukum Mendel.
Menurut Mendel, perbandingan fenotipe F2 pada persilangan dihibrid adalah 9:3:3:1.
Apabila terjadi penyimpangan hukum Mendel, perbandingan fenotipe F2 dapat menjadi
9:3:3:1 atau 12:3:1. Perbandingan tersebut merupakan moodifikasi dari 9:3:3:1. Interaksi
gen yang menyebabkan terjadinya penyimpangan hukum Mendel ada 5 bentuk, yaitu
komplementer, polimeri, epistasis, hipostasis, dan kriptomeri.
11. 1. Komplementer
Gen komplementer adalah gen-gen yang berinteraksi dan
saling melengkapi. Kehadiran gen-gen tersebut secara
bersama-sama akan memunculkan karakter (fenotip)
tertentu. Sebaliknya, jika salah satu gen tidak hadir maka
pemunculan karakter (fenotip) tersebut akan terhalang
atau tidak sempurna. Perhatikan contoh berikut.
Pemunculan suatu pigmen merupakan hasil interaksi dua
gen, yaitu gen C dan gen P.
Gen C : mengakibatkan munculnya bahan mentah pigmen.
Gen c : tidak menghasilkan pigmen.
Gen P : menghasilkan enzim pengaktif pigmen.
Gen p : tidak mampu menghasilkan enzim.
12. Perhatikan persilangan yang menunjukkan adanya gen
komplementer antara individu CCpp (putih) dengan
individu ccPP (putih) pada diagram berikut.
2. Polimeri
Polimeri terjadi karena dua gen memproduksi bahan
yang sama dan menghasilkan fenotip yang sama.
Contohnya adalah sifat warna merah pada gandum.
Warna merah tersebut dikendalikan oleh pasangan
alel dominan resesif yang terdapat pada dua gen
yang berbeda lokus. Warna merah akan muncul
apabila terdapat alel dominan di salah satu atau
kedua lokus.
13. Misalnya, pasangan alel penghasil warna merah
pada gambar adalah M1 dan m1, sedangkan pada
lokus lain juga terdapat pasangan alel M2 dan m2. Jika
gandum berkulit merah (homozigot dominan)
disilangkan dengan gandum berkulit putih (homozigot
resesif), maka akan menghasilkan fenotip gandum
berkulit merah semua. Bila F1 disilangkan sesamanya,
akan dihasilkan gandum berkulit merah : berkulit putih =
15 : 1.
Dari tabel persilangan di atas dapat disimpulkan
bahwa dua pasang alel yang berlainan mempengaruhi
sifat yang sama, yaitu warna bunga. Pengaruh gen-gen
yang mengendalikan warna merah (M1 dan M2)
bersifat kumulatif, artinya makin banyak jumlah gen,
14. Epistasis dan hipostasis
Epistasis dan hipostasis merupakan interaksi yang berlangsung
pada fenotip yang dihasilkan oleh dua gen. Kedua gen
bekerja menghasilkan fenotip yang berbeda, tetapi fenotip
dari salah satu gen yang dominan dapat menutupi
penampakan dari fenotip yang dihasilkan oleh gen dominan
yang lain apabila kedua gen hadir bersama. Gen dominan
yang menutupi gen dominan yang lain disebut epistasis,
sedangkan gen yang tertutupi disebut hipostatis.
Epistasis Dominan
Pada epistasis dominan terdapat satu gen dominan yang
bersifat epistasis. Misalnya warna umbi lapis pada bawang
(Allium sp.). A merupakan gen untuk umbi merah dan B
merupakan gen untuk umbi kuning. Gen merah dan kuning
dominan terhadap putih. Perkawinan antara tanaman bawang
berumbi lapis kuning homozigot dengan yang merah
homozigot menghasilkan tanaman F1 yang berumbi lapis
merah.
Keturunan F2 terdiri atas 16 kombinasi dengan
perbandingan 12/16 merah : 3/16 kuning : 1/16 putih atau 12
: 3 : 1. Perbandingan itu terlihat menyimpang dari hukum
Mendel, tetapi ternyata tidak. Perbandingan 9 : 3 : 3 : 1 untuk
keturunan perkawinan dihibrid hanya mengalami modifikasi
15. Perhatikan diagram persilangan berikut.
Epistasis Resesif
Pada peristiwa epistasis resesif terdapat suatu gen resesif yang
bersifat epistasis terhadap gen dominan yang bukan alelnya
(pasangannya). Gen resesif tersebut harus dalam keadaan
homozigot, contohnya pada pewarisan warna rambut tikus.
Gen A menentukan warna hitam, gen a menentukan warna
abu-abu, gen C menentukan enzim yang menyebabkan
timbulnya warna dan gen c yang menentukan enzim
penghambat munculnya warna. Gen C bersifat epistasis.
Jadi, tikus yang berwarna hitam memiliki gen C dan A.
Perhatikan diagram persilangan berikut.
16. Epistasis Dominan dan Resesif
Epistasis dominan dan resesif (inhibiting gen) merupakan
penyimpangan semu yang terjadi karena terdapat dua gen
dominan yang jika dalam keadaan bersama akan menghambat
pengaruh salah satu gen dominan tersebut. Peristiwa ini
mengakibatkan perbandingan fenotip F2 = 13 : 3. Contohnya
ayam leghorn putih mempunyai fenotip IICC dikawinkan dengan
ayam white silkre berwarna putih yang mempunyai genotip iicc.
Perhatikan diagram berikut.
Catatan:
C = gen yang menghasilkan warna.
c = gen yang tidak menghasilkan warna (ayam menjadi putih).
I = gen yang menghalang-halangi keluarnya warna (gen ini disebut
juga gen penghalang atau inhibitor).
i = gen yang tidak menghalangi keluarnya warna. Coba perhatikan
diagram hasil persilangan F1 di atas. Meskipun gen C
mempengaruhi munculnya warna bulu, tetapi karena bertemu
dengan gen I (gen yang menghalangi munculnya warna),
17. maka menghasilkan keturunan dengan fenotip ayam berbulu
putih. Jadi, perbandingan fenotip:
Catatan :
F2 = ayam putih : ayam berwarna =13/16 : 3/16 = 13 : 3
Kriptomeri
Kriptomeri merupakan penyimpangan hukum mendel dimana
gen-gen dominan nonalel yang seolah-olah tersembunyi jika
berdiri sendiri dan pengaruhnya akan Nampak setelah gen-
gen dominan muncul secara bersamaan. Peristiwa kriptomeri
ini dapat dijumpai pada pada pembentukan warna bunga
Linaria maroccana
Bunga Linaria maroccana
Bunga Linaria memiliki warna merah, ungu dan putih.
Pembentukan warna ini ditentukan oleh ada tidaknya pigmen
antosianin serta keadaan PH pada bunga tersebut. Gen
yang membentuk pigmen antosianin bersifat dominan,
18. Contoh: disilangkan bunga linaria warna merah(AAbb)
dengan bunga warna putih(aaBB) terjadi kriptomeri
terhadap bunga linaria. Tentukan F2 nya.
19. Uji Kompetensi
1. Lalat Drosophila melanogaster tubuh abu-abu sayap panjang disilangkan
dengan tubuh hitam sayap kisut, ternyata dihasilkan keturunan 49 tubuh abu-
abu sayap panjang : 50 tubuh hitam sayap kisut, maka peristiwa di atas
menunjukkan telah terjadi…..
a. Crossing over
b. Nondisjuction
c. Terangkai sempurna
d. Pautan sex
e. Gen / alel bebas
2. Disilangkan ayam berpial walnut (PPRr) dengan ayam berpial grigi (ppRr).
Kemungkinan keturunan yang memiliki fenotif sama dengan induk adalah…
a. 25 %
b. 37,5 %
c. 50 %
d. 75 %
e. 100 %
3. Gen-gen yang terapaut kromosom seks X dan baersifat resesif antara lain…
1) Buta warna
2) Muscular distropy
3) Hemofilia
4) Ichtyosis
20. 4. Anadontia ditentukan oleh gen resesif yang terpaut kromosom x. Penikahan
suami istri normal untuk sifat anadontia mempunyai 2 anak perempuan
normal dan 1 anak laki-laki anadontia. Dari kasus ini bisa disimpulkan..
a. Ibu homozigot dominan
b. Ibu homozigot resesif
c. Ayah homozigot dominan
d. Ibu carier
e. Ayah carier
5. Gen letal adalah yang dalam keadaan homozigot menyebabkan kematian.
Pernyataan yang tepat berhubungan dengan gen letal dominan…
a. Terpaut padakromosom kelamin
b. Menyebabkan kematian postnatal
c. Hanya diperoleh dari ayahnya
d. Genotipe geterozigot berfenotip cacat
e. Genotipe homozigot berfenotip normal
6. Pindah silang yang terjadi antar kromatid dari kromosom homolognya sering
terjadi saat…
a. Profase
b. Metafase
c. Anafase
d. Telofase
e. Interfase
7. Bayi penderita erythroblastosis lahir dari pasangan…
a. Ibu Rh negatif ayah Rh negatif
b. Ibu Rh positif ayah Rh positif
c. Ibu Rh negatif ayah Rh Positif
d. Ibu Rh positif ayah Rh negatif
e. Ibu dan ayah yang berbeda Rhesusny
21. 8. Brakidaktili merupakan gen dominan yang letal. Jika seorang wanita menderita
Brakidaktili dan buta warna , maka wanita tersebut mewarisi gen…
a. Brakidaktili dari ibu dan buta warna dari ayah
b. Brakidaktili dari ayah dan buta warna dari ibu
c. Brakidaktili dari ayah dan ibunya dan buta warna dari ayah atau ibu
d. Brakidaktili dari ayah atau ibunya dan dan buta warna dari ayah atau ibunya
e. Brakidaktili dan buta warna dari ayah dan ibunya
9. Dalam tubuh dan sel kelamin terdapatautosom dan kromosom seks. Pada ovum
manusia terdapat…
a. 22 autosom + X
b. 22 autosom + Y
c. 22 autosom + XX
d. 22 autosom + YY
e. 44 autosom + XX
10. Apabila terjadi perkawinan antara parental bergolongan darah A heterozigot dengan B
heterozigot , maka kemungkinan golongan darah anak – anaknya adalah…
a. A dan B
b. A dan AB
c. AB dan O
d. A,B,AB dan O
e. B dan AB
11. Pada tumbuhan Linnaria marocana berbunga merah disilangka dengan yang berbung
ungu tidak akan menghasilkan keturunan yang berbunga putih.
SEBAB
Linnaria marocana berbunga putih hasil interaksi antara gen resesif homozigot a dan b
22. 12. Pasangan suami istri yang mungkin mempunyai anak bergolongan darah A adalah…..
1) A dan B
2) B dan AB
3) A dan O
4) AB dan AB
13. Seorang wanita normal memiliki ayah buta warna, menikah dengan pria normal.
Kemungkinan keturunannya adalah…
1) 50 % laki – laki bermata normal
2) 50 % wanita normal carier
3) 50 % laki – laki buta warna
4) 25 5 wanita normal homozigot
14. Disilangkan gandum hitam (HhKk) dengan gandum kuning (hhKk). Berapa
kemungkinan dihasilkan gandum berfenotif putih?
a. 0 %
b. 12,5 %
c. 37,5 %
d. 25 %
e. 50 %
15. Pernikahan antra wanita dan laki – laki yang keduanya normal menghasilkan seorand
anak laki – laki yang kretinisme dan albino. Dari kasus tersebut dapat disimpulkan
bahwa :
a. Gen kretinisme dan albino berasal dari ibu
b. Gen kretinisme berasal dari ayah dan ibunya, gen albino berasal dari ibu
c. Gen kretinisme berasal dari ayah dan ibunya, sedangkan gen albino berasal dari
ayahnya
d. Gen kretinisme dan albino berasal dari kedua orang tuanya yang bertindak sebagai
23. DAFTAR PUSTAKA
Langkah Sembiring dan Sudjino.2007.Biologi XII. Jakarta: Pusat
Perbukuan Nasional
Campbell, N.A.1987.Biology.Edisi IV.menlo park:The
Benjamin/cummings.
Campbell, N.A.1998.Biology.Edisi IV.menlo park:The
Benjamin/cummings.
Gutman, S. Burton. 1999. Biologi. Newyork: McGraw-Hill
Burnie, D. 2004. 82 Percobaan Alam. Semarang: Mandira Jaya
Abadi.
Sumber lain
http//biology.about.com
http//encyclopedia.quickseek.com
http//library.thinkquest.org
http//sst.nsu.edu
www.cns.pdx.edu
24. PROFIL
Selly Octaviani, biasa di panggil
selly. lahir di Jakarta tepatnya pada
tanggal 9 Oktober 1995, 18th. Anak ke-
2 dari 2 bersaudara. Riwayat
pendidikan saya lulus dari TK al-
mansyuriah tahun 2000, SD negeri
perwira 3 pada tahun 2007, SMP
Negeri 21 Bekasi, SMA Negeri 1
Babelan Bekasi dan saat ini saya
sedang melanjutkan sekolah di
Perguruan tinggi Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
(UIN) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
di Jurusan Pendidikan IPA Program
Studi Pendidikan Biologi. Info lebih