SlideShare a Scribd company logo
MAKALAH KIMIA TEKNIK 
Dosen Pembimbing : Jismi Mubarrak, S.pd, M.Sc 
LARUTAN 
OLEH : 
KELOMPOK III 
- JULEHA (1213019) 
- SILVIA ROYANI (1213011) 
- AKMAL ADI PUTRA (1213020) 
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL 
FAKULTAS TEKNIK 
UNIVERSITAS PASIR PENGARAIAN 
2013
KATA PENGANTAR 
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat kemurahan hati-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Larutan. 
Penulis juga berterimakasih kepada Bapak Jismi Mubarrak, S.pd, M.Sc selaku dosen mata kuliah Kimia Teknik yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan makalah ini. Begitu juga dengan teman- teman yang telah memberikan semangat dan doanya untuk penyusunan makalah ini. 
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Karena itu sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. 
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua dan dapat memperdalam ilmu kita, khususnya tentang Larutan matakuliah kimia teknik. 
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih. 
Pasir Pengaraian, 23 april 2013 
Penulis
DAFTAR ISI 
Halaman judul 
KATA PENGANTAR 
DAFTAR ISI 
BAB I. PENDAHULUAN 
I.1 Latar Belakang 
I.2 Tujuan 
I.3 Rumusan Masalah 
BAB II. TEORITIS 
II.1 Sifat Larutan 
II.2 Konsentrasi (Molar, Molal, % Konsentrasi, Fraksimol, Bpj) 
II.3 Sifat Koligatif Nonelektrolit 
II.4 Sifat Koligatif Elektrolit 
II.5 Penyerapan Cahaya Oleh Larutan 
BAB III. PENUTUP 
III.1 Kesimpulan 
III.2 Saran 
DAFTAR PUSTAKA
BAB I. PENDAHULUAN 
A. LATAR BELAKANG 
Larutan adalah campuran homogen (komposisinya sama), serba sama (ukuran partikelnya), tidak ada bidang batas antara zat pelarut dengan zat terlarut (tidak dapat dibedakan secara langsung antara zat pelarut dengan zat terlarut), partikel- partikel penyusunnya berukuran sama (baik ion, atom, maupun molekul) dari dua zat atau lebih. Dalam larutan fase cair, pelarutnya (solvent) adalah cairan, dan zat yang terlarut di dalamnya disebut zat terlarut (solute), bisa berwujud padat, cair, atau gas. Dengan demikian, larutan = pelarut (solvent) + zat terlarut (solute). Khusus untuk larutan cair, maka pelarutnya adalah volume terbesar. 
Ada 2 reaksi dalam larutan, yaitu: 
a) Eksoterm, yaitu proses melepaskan panas dari sistem ke lingkungan, temperatur dari campuran reaksi akan naik dan energi potensial dari zat- zat kimia yang bersangkutan akan turun. 
b) Endoterm, yaitu menyerap panas dari lingkungan ke sistem, temperatur dari campuran reaksi akan turun dan energi potensial dari zat- zat kimia yang bersangkutan akan naik. 
Larutan dapat dibagi menjadi 3, yaitu: 
a) Larutan tak jenuh yaitu larutan yang mengandung solute (zat terlarut) kurang dari yang diperlukan untuk membuat larutan jenuh. Atau dengan kata lain, larutan yang partikel- partikelnya tidak tepat habis bereaksi dengan pereaksi (masih bisa melarutkan zat). Larutan tak jenuh terjadi apabila bila hasil kali konsentrasi ion < Ksp berarti larutan belum jenuh ( masih dapat larut). 
b) Larutan jenuh yaitu suatu larutan yang mengandung sejumlah solute yang larut dan mengadakan kesetimbangn dengan solut padatnya. Atau dengan kata lain, larutan yang partikel- partikelnya tepat habis bereaksi dengan pereaksi (zat
dengan konsentrasi maksimal). Larutan jenuh terjadi apabila bila hasil konsentrasi ion = Ksp berarti larutan tepat jenuh. 
c) Larutan sangat jenuh (kelewat jenuh) yaitu suatu larutan yang mengandung lebih banyak solute daripada yang diperlukan untuk larutan jenuh. Atau dengan kata lain, larutan yang tidak dapat lagi melarutkan zat terlarut sehingga terjadi endapan. Larutan sangat jenuh terjadi apabila bila hasil kali konsentrasi ion > Ksp berarti larutan lewat jenuh (mengendap). 
Berdasarkan banyak sedikitnya zat terlarut, larutan dapat dibedakan menjadi 2, yaitu: 
a) Larutan pekat yaitu larutan yang mengandung relatif lebih banyak solute dibanding solvent. 
b) Larutan encer yaitu larutan yang relatif lebih sedikit solute dibanding solvent. 
Contoh soal komponen larutan 
Tentukan pelarut dan zat terlarut dalam larutan alkohol 25% dan 75%? 
Jawab: 
a. Dalam larutan alkohol 25% misalnya terdapat 100 gram larutan alkohol. 
Zat terlarut = 25 % x 100 gram = 25 gram (alkohol) 
Zat pelarut = 75% x 100 gram = 75 gram ( air) 
b. Dalam larutan alkohol 75% misalnya terdapat 100 gram larutan alkohol. 
Zat terlarut = 25% x 100 gram = 25 gram (air) 
Zat pelarut = 75% x 100gram = 75 gram (alkohol) 
Jadi, untuk larutan cair maka pelarutnya adalah volume terbesar.
B. TUJUAN 
1. untuk memahami dan mengetahui tentang larutan (Sifat Larutan, Konsentrasi Molar, Molal, % Konsentrasi, Fraksimol, Bpj, Sifat Koligatif Elektrolit, Sifat Koligatif Non Elektrolit, Cahaya Oleh Larutan) 
2. untuk menambah pengetahuan tentang larutan (Sifat Larutan, Konsentrasi Molar, Molal, % Konsentrasi, Fraksimol, Bpj, Sifat Koligatif Elektrolit, Sifat Koligatif Non Elektrolit, Penyerapan Cahaya Oleh Larutan) 
C. RUMUSAN MASALAH 
1. Seperti apakah Sifat Larutan, Konsentrasi Molar, Molal, % Konsentrasi, Fraksimol, Bpj, Sifat Koligatif Elektrolit, Sifat Koligatif Non Elektrolit, Penyerapan Cahaya Oleh Larutan tersebut ? 
2. Bagaimana pengaruh penyerapan cahaya oleh larutan tersebut ? 
3. Apa perbedaan dari sifat koligatif elektrolit dan sifat koligatif nonelektrolit ? 
4. Berapa % konsentrasi larutan ?
BAB II. TEORITIS 
A. SIFAT LARUTAN 
Melarutkan garam ke dalam air 
Dalam kimia, larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat. Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut (zat) terlarut atau solut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut atau solven. Komposisi zat terlarut dan pelarut dalam larutan dinyatakan dalam konsentrasi larutan, sedangkan proses pencampuran zat terlarut dan pelarut membentuk larutan disebut pelarutan atau solvasi. 
Di dalam proses melarut terjadi peristiwa pemecahan ukuran partikel zat terlarut, dan suatu saat seluruh partikel tersebut melarut dan berinteraksi dengan pelarutnya. Setiap partikel yang larut memiliki sifat-sifat yang berbeda, misalnya ada yang terasa asam, pahit, asin dan lainnya. 
Partikel-partikel yang dikandung dalam satu larutan menyebabkan munculnya sifat-sifat tertentu dari larutan. Secara umum sifat yang dimunculkan oleh larutan dapat kita klasifikasikan menjadi dua bagian besar. Pertama adalah sifat kimia meliputi keasaman, kebasaan dan garam. Sedangkan yang kedua adalah sifat fisika larutan seperti adanya tekanan uap, titik didih, titik beku, dan tekanan osmotic. Bahasan selanjutnya kita mulai dengan sifat kimia. 
1. Asam, Basa dan Garam 
1. Asam
Contoh Asam 
Secara kimia, asam adalah zat yang dalam air dapat menghasilkan ion hidrogen (H+). Asam akan terionisasi menjadi ion hidrogen dan ion sisa asam yang bermuatan negatif. 
Beberapa asam yang dikenal: 
Sifat-sifat larutan asam adalah sebagai berikut: (a) Rasanya masam. (b) Menghantarkan arus listrik. (c) Jika dilarutkan akan melepaskan ion hidrogen (H+). (d) Mengubah lakmus biru menjadi merah. (e) Bersifat korosif terhadap logam. 
2. Basa 
Contoh Basa 
Basa adalah zat yang dalam air dapat menghasilkan ion hidroksida (OH–). Ion hidroksida terbentuk karena senyawa hidroksida dapat mengikat satu elektron
pada saat dimasukkan ke dalam air. Basa dapat menetralisir asam (H+) sehingga dihasilkan air (H2O). Sabun merupakan salah satu zat yang bersifat basa. 
Beberapa basa yang dikenal: 
Sifat-sifat larutan basa adalah sebagai berikut: (a) Terasa licin jika terkena kulit. (b) Menghantarkan arus listrik.(c) Jika dilarutkan dalam air akan melepaskan ion hidroksida/OH. (d) Mengubah lakmus merah menjadi biru. (e) Menetralkan larutan asam. 
Perbedaan sifat asam dan basa 
3. Garam 
Contoh Garam 
Garam adalah senyawa yang terbentuk dari reaksi asam dan basa. Terdapat beberapa contoh garam, antara lain: NaCl, CaCl2, ZnSO4, NaNO2, dan lain-lain. Dalam kehidupan sehari–hari tentu kamu tidak asing dengan garam. Contoh garam adalah garam dapur (NaCl) yang biasa digunakan untuk keperluan
memasak. Garam dapur dapat diperoleh dari air laut. Petani garam membuatnya dengan cara penguapan dan kristalisasi. Garam yang diperoleh kemudian diproses iodisasi (garam kalium, KI) sehingga diperoleh garam beriodium. Garam dapur juga dapat diperoleh dengan cara mencampur zat asam dan basa. Asam bereaksi dengan basa membentuk zat netral dan tidak bersifat asam maupun basa. Reaksi antara asam dan basa dinamakan reaksi netralisasi. Sebagai contoh asam klorida bereaksi dengan natrium hidroksida (soda api) akan membentuk garam dapur dan air. Jika dengan menggunakan proses penguapan, maka air akan menguap dan tersisa endapan garam dapur saja. 
HCl + NaOH → NaCl + H2O 
Asam Basa Garam dapur Air 
Reaksi kimia yang dapat menghasilkan garam, antara lain: 
1) Asam + basa menghasilkan garam + air 
2) Basa + oksida asam menghasilkan garam + air 
3) Asam + oksida basa menghasilkan garam + air 
4) Oksida asam + oksida basa menghasilkan garam 
5) Logam + asam menghasilkan garam + H2 
Beberapa garam yang dikenal: 
Reaksi penetralan berguna bagi manusia, antara lain produksi asam lambung (HCl) yang berlebihan dapat dinetralkan dengan menggunakan senyawa basa Mg(OH)2. Para petani menggunakan reaksi penetralan agar tanah yang terlalu asam dan tidak baik bagi tanaman dapat menjadi netral dengan menambahkan senyawa basa Ca(OH)2 atau air kapur. Pasta gigi mengandung basa berfungsi untuk menetralkan mulut kita dari asam, yang dapat merusak gigi dan menimbulkan bau mulut. 
4. Identifikasi Asam, Basa, dan Senyawa 
Berdasarkan sifat asam dan basa, larutan dibedakan menjadi tiga golongan yaitu : bersifat asam, basa, dan netral. Sifat larutan tersebut dapat ditunjukkan dengan menggunakan indikator asam-basa, yaitu zat-zat warna yang
menghasilkan warna berbeda dalam larutan asam dan basa. Cara menentukan senyawa bersifat asam, basa atau netral dapat menggunakan kertas lakmus, larutan indikator atau larutan alami. Misal, lakmus merah dan biru. 
Indikator asam–basa dalam larutan yang bersifat asam, basa dan netral. 
Lakmus digunakan sebagai indikator asam-basa, sebab lakmus memiliki beberapa keuntungan, yaitu: (1) Lakmus dapat berubah warna dengan cepat saat bereaksi dengan asam ataupun basa. (2) Lakmus sukar bereaksi dengan oksigen dalam udara sehingga dapat tahan lama. (3) Lakmus mudah diserap oleh kertas, sehingga digunakan dalam bentuk lakmus kertas. Lakmus adalah sejenis zat yang diperoleh dari jenis lumut kerak. 
Kertas Lakmus Merah dan Biru 
Indikator Universal 
Selain menggunakan indikator buatan, dipakai pula indikator alami untuk mengelompokkan bahan-bahan di lingkungan berdasarkan konsep asam, basa, dan garam. Indikator alami, seperti : bunga sepatu, kunyit, kulit manggis, kubis ungu atau jenis bunga-bungaan yang berwarna. Ekstrak bahan-bahan tersebut dapat memberikan warna yang berbeda dalam larutan asam dan basa. 
Contoh Indikator Alami 
Keterangan: 
1. Kol Merah 
2. Bunga Mawar 
3. Bunga Kembang Sepatu 
4. Kunyit 
B. KONSENTRASI ( MOLAR, MOLAL, % KONSENTRASI, FRAKSIMOL, BPJ )
Konsentrasi larutan menyatakan secara kuantitatif komposisi zat terlarut dan pelarut di dalam larutan. Konsentrasi umumnya dinyatakan dalam perbandingan jumlah zat terlarut dengan jumlah total zat dalam larutan, atau dalam perbandingan jumlah zat terlarut dengan jumlah pelarut. Contoh beberapa satuan konsentrasi adalah molar, molal, dan bagian per juta (part per million, ppm). Sementara itu, secara kualitatif, komposisi larutan dapat dinyatakan sebagai encer (berkonsentrasi rendah) atau pekat (berkonsentrasi tinggi). 
Konsetrasi larutan merupakan cara untuk menyatakan hubungan kuantitatif antara zat terlarut dan pelarut. 
 Konsentrasi : jumlah zat tiap satuan volum (besaran intensif) 
 Larutan encer : jumlah zat terlarut sangat sedikit 
 Larutan pekat : jumlah zat terlarut sangat banyak 
 Cara menyatakan konsentrasi: molar, molal, persen, fraksi mol, bagian per sejuta (ppm), dll 
Molaritas (M) 
Molaritas adalah jumlah mol zat terlarut dalam satu liter larutan. Rumus Molaritas adalah : 
Contoh : 
Berapakah molaritas 0.4 gram NaOH (Mr = 40) dalam 250 mL larutan ? 
Jawab : 
Molalitas (m) 
Molalitas adalah jumlah mol zat terlarut dalam 1000 gram pelarut. 
Rumus Molalitas adalah :
Contoh : 
Berapa molalitas 4 gram NaOH (Mr=40) dalam 500 gram air? 
Jawab : 
molalitas NaOH 
= (4/40)/500 g air 
= (0.1 x 2 mol)/1000 g air 
= 0,2 m 
Fraksi Mol (X) 
Fraksi mol adalah perbandingan antara jumlah mol suatu komponen dengan jumlah total seluruh komponen dalam satu larutan. Fraksi mol total selalu satu. Konsentrasi dalam bentuk ini tidak mempunyai satuan karena merupakan perbandingan. 
Contoh : 
Suatu larutan terdiri dari 2 mol zat A, 3 mol zat B, dan 5 mol zat C. Hitung fraksi mol masing-masing zat ! 
Jawab : 
XA = 2 / (2+3+5) = 0.2 XB = 3 / (2+3+5) = 0.3 XC = 5 / (2+3+5) = 0.5 
XA + XB + XC = 1 
Persentase (%) 
1. Persentase berat per berat (% b/b) 
Persen b/b adalah jumlah gram zat terlarut dalam tiap 100 gram larutan.
Contoh: Larutan cuka sebanyak 40 gram mengandung asam asetat sebanyak 2 gram. Hitunglah konsentrasi larutan itu dalam satuan % b/b? 
Solusi: % b/b = 2/40 x 100%= 5% 
2. Persentase berat per volume (% b/v) 
Persentase b/v adalah jumlah gram zat terlarut dalam tiap 100 ml larutan. 
Satuan %b/v umumnya dipakai untuk zat terlarut padat dalam pelarut cair. 
Contoh: Untuk membuat larutan infus glukosa, 45 gram glukosa murni dilarutkan dalam akuades hingga volume larutan menjadi 500 ml. Hitunglah konsentrasi larutan itu dalam satuan %b/v? 
Solusi:%b/v= 45/100 x 100%= 90 % 
3. Persentase volume per volume (% v/v) 
Persentase v/v adalah jumlah ml zat terlarut dalam tiap 100 ml larutan. 
Satuan %v/v umumnya dipakai untuk zat terlarut cair dalam pelarut cair. 
Contoh: Etanol sebanyak 150 ml dicampur dengan 350 ml akuades. Hitunglah konsentrasi etanol dalam satuan %v/v? 
Solusi:Volume larutan = 150 + 350 = 500 ml. 
%v/v= 150/500 x 100%= 30 % 
BPJ 
Kadar zat dalam campuran dapat dinyatakan dengan: 
1. Persen Massa (% Massa) 
Persen massa menyatakan bagian massa komponen dalam 100 bagian massa campuran 
2. Persen Volume (% Volume)
Persen Volume menyatakan bagian volume komponen dalam 100 bagian volume campuran 
3. Bagian per sejuta (bpj / ppm) 
Bpj massa menyatakan bagian massa komponen dalam sejuta bagian massa campuran Bpj volume menyatakan bagian volume komponen dalam sejuta bagian volume campuran 
Mengubah satuan % ke bpj : 
Contoh 1. Membuat larutan dengan kadar tertentu 
Berapa gram gula dan berapa gram air diperlukan untuk membuat 200 gram larutan gula 10 % ? 
 Jawab : 
o massa larutan = 200 gram 
o gula 10 % = (10 / 100) x 200 gram = 20 gram 
o massa air = massa larutan - massa gula 
o = 200 gram - 20 gram = 180 gram 
o Jadi massa gula yang diperlukan adalah 20 gram dan massa air yang ditambahkan sebanyak 180 gram 
Contoh 2. Mengubah kadar larutan 
Berapa gram gula harus ditambahkan ke dalam 100 gram larutan gula 10 %, sehingga kadar gula menjadi 20 % ? 
 Jawab :
o massa gula dalam 100 gram larutan gula 10 % = 10/100 x 200 gram = 20 gram 
o misal massa gula yang harus ditambahkan = x gram 
o maka massa gula akhir = (20 + x) gram; massa larutan akhir = (200 + x) gram 
o kadar gula menjadi 20 % berarti : 
o massa gula / massa campuran = 20 / 100 
o (20 + x) / (200 + x ) = 20 / 100 ; x = 25 gram 
o jadi, massa gula yang harus ditambahkan sebanyak 25 gram 
Contoh 3. Menghitung kadar campuran dua larutan 
Sebanyak 100 gram larutan gula 10 % dicampur dengan 200 gram larutan gula 20 %. Berapa persen kadar gula sekarang ? 
 Jawab : 
o larutan gula I : massa gula = 10 / 10 x 100 gram = 10 gram; massa larutan = 100 gram 
o larutan gula II : massa gula = 20 / 100 x 200 gram = 40 gram; massa larutan = 200 gram 
o Cara 1 % massa = massa gula total / massa larutan total x 100 % 
o = 50 / 300 x 100 % = 16,6 % 
o Cara 2 % massa = (massa gula I + massa gula II) / (massa larutan I + II) x 100 % 
o = (10% x 100) + (20% x 200) / (100 + 200) x 100 % = 16,6 % 
Contoh 4. Menghitung kadar dalam bpj 
Pada suhu 0oC gas CO2 dapat larut sebanyak 1 mg dalam 1000 gram larutan air. Hitunglah kelarutan gas CO2 tersebut dalam bpj pada larutan air tersebut 
 jawab : 
o bpj massa = massa komponen / massa campuran x 106 
o = 10-3 / 1000 x 106 = 1 
C. SIFAT KOLIGATIF LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT 
a. Sifat Koligatif Larutan 
Sifat koligatif larutan adalah merupakan salah satu sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis zat yang terlarut tetapi hanya bergantung pada banyak nya partikel partikel atau konsentrasi pertikel zat terlarutnya ( kosentrasi zat terlarut). Sifat koligatif larutan terdiri dari dua jenis, yaitu sifat koligatif larutan elektrolit dan sifat koligatif larutan non elektrolit. Apabila suatu pelarut ditambah dengan sedikit zat terlarut (Gambar 6.1), maka akan didapat suatu larutan yang mengalami:
 Penurunan tekanan uap jenu 
 Kenaikan titik didih 
 Penurunan titik beku 
 Tekanan osmotik 
Di dalam suatu larutan banyaknya partikel ditentukan oleh konsentrasi larutan dan sifat larutan itu sendiri. Jumlah partikel yang ada dalam larutan non elektrolit tidak sama dengan jumlah partikel yang ada dalam larutan elektrolit, walaupun keduanya mempunyai konsentrasi yang sama. Hal ini dikarenakan larutan elektrolit dapat terurai menjadi ion-ionnya, sedangkan larutan non elektrolit tidak dapat terurai menjadi ion-ion. Dengan demikian sifat koligatif larutan dapat dibedakan atas sifat koligatif larutan non elektrolit dan sifat koligatif larutan elektrolit. 
b. Sifat Koligatif Larutan Nonelektrolit 
Sifat koligatif larutan non elektrolit sangat berbeda dengan Sifat koligatif larutan elektrolit, disebabkan larutan non elektolit tidak dapat mengurai menjadi ion – ion nya. Maka Sifat koligatif larutan non elektrolit dapat di hitung dengan menghitung tekanan uap, titik didih, titik beku, dan tekanan osmosis. Menurut hukum sifat koligatif, selisih tekanan uap, titik beku, dan titik didih suatu larutan dengan tekanan uap, titik beku, dan titik didih pelarut murninya, berbanding langsung dengan konsentrasi molal zat terlarut. Larutan yang bisa memenuhi hukum sifat koligatif ini disebut larutan ideal. Kebanyakan larutan mendekati ideal hanya jika sangat encer. 
Meskipun sifat koligatif melibatkan larutan, sifat koligatif tidak bergantung pada interaksi antara molekul pelarut dan zat terlarut, tetapi bergatung pada jumlah zat terlarut yang larut pada suatu larutan. Sifat koligatif terdiri dari penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku, dan tekanan osmotic. 
c. Sifat Koligatif Larutan Elektrolit 
 Zat elektrolit jika dilarutkan akan terionisasi menjadi ion-ion yang merupakan partikel-partikel di dalam larutan ini. Hal ini menyebabkan jumlah partikel pada satu mol larutan elektrolit lebih banyak daripada larutan nonelektrolit. 
 Banyak ion yang dihasilkan dari zat elektrolit tergantung pada derajat ionisasinya (α). Derajat ionisasi dirumuskan sebagai berikut.
 Harga sifat koligatif larutan elektrolit dipengaruhi oleh faktor Van’t Hoff (i). 
Keterangan: n = jumlah ion yang dihasilkan dari ionisasi satu molekul zat elektrolit α = derajat ionisasi zat elektrolit 
 Sifat-sifat koligatif larutan elektrolit adalah sebagai berikut. 
a. Kenaikan titik didih b. Penurunan titik beku c. Tekanan osmosis 
Larutan elektrolit memperlihatkan sifat koligatif yang lebih besar dari hasil perhitungan dengan persamaan untuk sifat koligatif larutan nonelektrolit di atas. Perbandingan antara sifat koligatif larutan elektrolit yang terlihat dan hasil perhitungan dengan persamaan untuk sifat koligatif larutan nonelektrolit, menurut Van’t Hoff besarnya selalu tetap dan diberi simbul i (i = tetapan atau faktor Van’t Hoff ). Dengan demikian dapat 
dituliskan: 
i = sifat koligatif larutan eklektrolit dengan kosentrasi m / sifat koligatif larutan nonelektrolit dengan kosentrasi m 
Semakin kecil konsentrasi larutan elektrolit, harga i semakin besar, yaitu semakin mendekati jumlah ion yang dihasilkan oleh satu molekul senyawa elektrolitnya. Untuk larutan encer, yaitu larutan yang konsentrasinya kurang dari 0,001 m, harga i dianggap sama dengan jumlah ion.
Sifat koligatif larutan dipengaruhi oleh adanya : 
1.Penurunan Tekanan Uap Jenuh 
Pada setiap suhu, zat cair selalu mempunyai tekanan tertentu. Tekanan ini adalah tekanan uap jenuhnya pada suhu tertentu. Penambahan suatu zat ke dalam zat cair menyebabkan penurunan tekanan uapnya. Hal ini disebabkan karena zat terlarut itu mengurangi bagian atau fraksi dari pelarut, sehingga kecepatan penguapan berkurang. 
Gambaran penurunan tekanan uap 
Menurut Roult : 
p = po . XB 
keterangan: 
p : tekanan uap jenuh larutan 
po : tekanan uap jenuh pelarut murni 
XB : fraksi mol pelarut 
Karena XA + XB = 1, maka persamaan di atas dapat diperluas menjadi : 
P = Po (1 – XA) 
P = Po – Po . XA 
Po – P = Po . XA 
Sehingga : 
ΔP = po . XA
keterangan: 
ΔP : penuruman tekanan uap jenuh pelarut 
po : tekanan uap pelarut murni 
XA : fraksi mol zat terlarut 
Contoh : 
Hitunglah penurunan tekanan uap jenuh air, bila 45 gram glukosa (Mr = 180) dilarutkan dalam 90 gram air ! Diketahui tekanan uap jenuh air murni pada 20oC adalah 18 mmHg. 
2.Kenaikan Titik Didih 
Adanya penurunan tekanan uap jenuh mengakibatkan titik didih larutan lebih tinggi dari titik didih pelarut murni. Untuk larutan non elektrolit kenaikan titik didih dinyatakan dengan: 
ΔTb = m . Kb 
keterangan: 
ΔTb = kenaikan titik didih (oC) 
m = molalitas larutan 
Kb = tetapan kenaikan titik didihmolal
(W menyatakan massa zat terlarut), maka kenaikan titik didih larutan dapat dinayatakan sebagai: 
Apabila pelarutnya air dan tekanan udara 1 atm, maka titik didih larutan dinyatakan sebagai : 
Tb = (100 + ΔTb) oC 
3.Penurunan Titik Beku 
Untuk penurunan titik beku persamaannya dinyatakan sebagai: 
ΔTf = penurunan titik beku 
m = molalitas larutan 
Kf = tetapan penurunan titik beku molal 
W = massa zat terlarut 
Mr = massa molekul relatif zat terlarut 
p = massa pelarut 
Apabila pelarutnya air dan tekanan udara 1 atm, maka titik beku larutannya dinyatakan sebagai: 
Tf = (O – ΔTf)oC 
4.Tekanan Osmosis
Tekanan osmosis adalah tekanan yang diberikan pada larutan yang dapat menghentikan perpindahan molekul-molekul pelarut ke dalam larutan melalui membran semi permeabel (proses osmosis) seperti ditunjukkan pada. 
Menurut Van’t hoff tekanan osmosis mengikuti hukum gas ideal: 
PV = nRT 
Karena tekanan osmosis = Π , maka : 
π°= tekanan osmosis (atmosfir) C = konsentrasi larutan (M) R = tetapan gas universal. = 0,082 L.atm/mol K T = suhu mutlak (K) 
Tekanan osmosis 
 Larutan yang mempunyai tekanan osmosis lebih rendah dari yang lain disebut larutan Hipotonis. 
 Larutan yang mempunyai tekanan lebih tinggi dari yang lain disebut larutan Hipertonis. 
 Larutan yang mempunyai tekanan osmosis sama disebut Isotonis. 
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa larutan elektrolit di dalam pelarutnya mempunyai kemampuan untuk mengion. Hal ini mengakibatkan larutan elektrolit mempunyai jumlah partikel yang lebih banyak daripada larutan non elektrolit pada konsentrasi yang sama. 
Contoh :
Larutan 0.5 molal glukosa dibandingkan dengan iarutan 0.5 molal garam dapur. 
 Untuk larutan glukosa dalam air jumlah partikel (konsentrasinya) tetap, yaitu 0.5 molal. 
 Untuk larutan garam dapur: NaCl(aq) → Na+(aq) + Cl-(aq) karena terurai menjadi 2 ion, maka konsentrasi partikelnya menjadi 2 kali semula = 1.0 molal. 
Yang menjadi ukuran langsung dari keadaan (kemampuannya) untuk mengion adalah derajat ionisasi. Besarnya derajat ionisasi ini dinyatakan sebagai : 
α° = jumlah mol zat yang terionisasi/jumlah mol zat mula-mula 
Untuk larutan elektrolit kuat, harga derajat ionisasinya mendekati 1, sedangkan untuk elektrolit lemah, harganya berada di antara 0 dan 1 (0 < α < 1). Atas dasar kemampuan ini, maka larutan elektrolit mempunyai pengembangan di dalam perumusan sifat koligatifnya. 
 Untuk Kenaikan Titik Didih dinyatakan sebagai : 
n menyatakan jumlah ion dari larutan elektrolitnya. 
 Untuk Penurunan Titik Beku dinyatakan sebagai : 
 Untuk Tekanan Osmosis dinyatakan sebagai : 
π° = C R T [1+ α(n-1)] 
Contoh : 
Hitunglah kenaikan titik didih dan penurunan titik beku dari larutan5.85 gram garam dapur (Mr = 58.5) dalam 250 gram air ! (untuk air, Kb= 0.52 dan Kf= 1.86) 
Jawab :
Larutan garam dapur, 
Contoh penerapan sifat koligatif dalam kehidupan sehari-hari 
a. Penerapan Penurunan Tekanan Uap 
Laut mati adalah contoh dari terjadinya penurunan tekanan uap pelarut oleh zat terlarut yang tidak mudah menguap. Air berkadar garam sangat tinggi ini
terletak di daerah gurun yang sangat panas dan kering, serta tidak berhubungan dengan laut bebas, sehingga konsentrasi zat terlarutnya semakin tinggi. 
Pada saat berenang di laut mati, kita tidak akan tenggelam karena konsentrasi zat terlarutnya yang sangat tinggi. Hal ini tentu saja, dapat dimanfaatkan sebagai sarana hiburan atau rekreasi bagi manusia. Penerapan prinsip yang sama dengan laut mati dapat kita temui di beberapa tempat wisata di Indonesia yang berupa kolam apung. 
b. Penerapan Penurunan Titik Beku 
 Membuat Campuran Pendingin 
Cairan pendingin adalah larutan berair yang memiliki titik beku jauh di bawah 0oC. Cairan pendingin digunakan pada pabrik es, juga digunakan untuk membuat es putar. Cairan pendingin dibuat dengan melarutkan berbagai jenis garam ke dalam air. 
Pada pembuatan es putar cairan pendingin dibuat dengan mencampurkan garam dapur dengan kepingan es batu dalam sebuah bejana berlapis kayu. Pada pencampuran itu, es batu akan mencair sedangkan suhu campuran turun. Sementara itu, campuran bahan pembuat es putar dimasukkan dalam bejana lain yang terbuat dari bahan stainless steel. Bejana ini kemudian dimasukkan ke dalam cairan pendingin, sambil terus-menerus diaduk sehingga campuran membeku. 
 Antibeku pada Radiator Mobil 
Di daerah beriklim dingin, ke dalam air radiator biasanya ditambahkan etilen glikol. Di daerah beriklim dingin, air radiator mudah membeku. Jika keadaan ini dibiarkan, maka radiator kendaraan akan cepat rusak. Dengan penambahan etilen glikol ke dalam air radiator diharapkan titik beku air dalam radiator menurun, dengan kata lain air tidak mudah membeku 
 Antibeku dalam Tubuh Hewan 
Hewan-hewan yang tinggal di daerah beriklim dingin, seperti beruang kutub, memanfaatkan prinsip sifat koligatif larutan penurunan titik beku untuk bertahan hidup. Darah ikan-ikan laut mengandung zat-zat antibeku yang mempu menurunkan titik beku air hingga 0,8oC. Dengan demikian, ikan laut dapat bertahan di musim dingin yang suhunya mencapai 1,9oC karena zat antibeku yang dikandungnya dapat mencegah pembentukan kristal es dalam jaringan dan selnya. Hewan-hewan lain yang tubuhnya mengandung zat antibeku antara lain serangga , ampibi, dan nematoda. Tubuh serangga mengandung gliserol dan dimetil sulfoksida, ampibi mengandung glukosa dan gliserol darah sedangkan nematoda mengandung gliserol dan trihalose. 
 Antibeku untuk Mencairkan Salju 
Di daerah yang mempunyai musim salju, setiap hujan salju terjadi, jalanan dipenuhi es salju. Hal ini tentu saja membuat kendaraan sulit untuk melaju. Untuk mengatasinya, jalanan bersalju tersebut ditaburi campuran garam NaCL dan CaCl2. Penaburan garam tersebut dapat mencairkan salju. Semakin banyak garam yang ditaburkan, akan semakin banyak pula salju yang mencair.
Menentukan Massa Molekul Relatif (Mr) 
Pengukuran sifat koligatif larutan dapat digunakan untuk menentukan massa molekul relatif zat terlarut. Hal itu dapat dilakukan karena sifat koligatif bergantung pada konsentrasi zat terlarut. Dengan mengetahui massa zat terlarut (G) serta nilai penurunan titik bekunya, maka massa molekul relatif zat terlarut itu dapat ditentukan. 
c. Penerapan Tekanan Osmosis 
1. Mengontrol Bentuk Sel 
Larutan-larutan yang mempunyai tekanan osmosis yang sama disebut isotonik. Larutan-larutan yang mempunyai tekanan osmosis lebih rendah daripada larutan lain disebut hipotonik. Sementara itu, larutan-larutan yang mempunyai tekanan osmosis lebih tinggi daripada larutan lain disebut hipertonik. 
Contoh larutan isotonik adalah cairan infus yang dimasukkan ke dalam darah. Cairan infus harus isotonik dengan cairan intrasel agar tidak terjadi osmosis, baik ke dalam ataupun ke luar sel darah. Dengan demikian, sel-sel darah tidak mengalami kerusakan. 
2. Mesin Cuci Darah 
Pasien penderita gagal ginjal harus menjalani terapi cuci darah. Terapi menggunakan metode dialisis, yaitu proses perpindahan molekul kecil-kecil seperti urea melalui membran semipermeabel dan masuk ke cairan lain, kemudian dibuang. Membran tak dapat ditembus oleh molekul besar seperti protein sehingga akan tetap berada di dalam darah. 
3. Pengawetan Makanan 
Sebelum teknik pendinginan untuk mengawetkan makanan ditemukan, garam dapur digunakan untuk mengawetkan makanan. Garam dapat membunuh mikroba penyebab makanan busuk yang berada di permukaan makanan. 
4. Membasmi Lintah 
Garam dapur dapat membasmi hewan lunak, seperti lintah. Hal ini karena garam yang ditaburkan pada permukaan tubuh lintah mampu menyerap air yang ada dalam tubuh sehingga lintah akan kekurangan air dalam tubuhnya. 
5. Penyerapan Air oleh Akar Tanaman 
Tanaman membutuhkan air dari dalam tanah. Air tersebut diserap oleh tanaman melalui akar. Tanaman mengandung zat-zat terlarut sehingga konsentrasinya lebih tinggi daripada air di sekitar tanaman sehingga air dalam tanah dapat diserap oleh tanaman. 
6. Desalinasi Air Laut Melalui Osmosis Balik 
Osmosis balik adalah perembesan pelarut dari larutan ke pelarut, atau dari larutan yang lebih pekat ke larutan yang lebih encer. Osmosis balik terjadi jika kepada larutan diberikan tekanan yang lebih besar dari tekanan osmotiknya. 
Osmosis balik digunakan untuk membuat air murni dari air laut. Dengan memberi tekanan pada permukaan air laut yang lebih besar daripada tekanan osmotiknya, air dipaksa untuk merembes dari air asin ke dalam air murni melalui
selaput yang permeabel untuk air tetapi tidak untuk ion-ion dalam air laut. Tanpa tekanan yang cukup besar, air secara spontan akan merembes dari air murni ke dalam air asin. 
Penggunaan lain dari osmosis balik yaitu untuk memisahkan zat-zat beracun dalam air limbah sebelum dilepas ke lingkungan bebas. 
D. PENYERAPAN CAHAYA OLEH LARUTAN 
Cahaya bisa dianggap sebagai kuantum energi atau gelombang Elektromagnetik. Cahaya dapat merambat tanpa atau ada medium rambatan. Perbedaan bagian sprektrum frekuensi gelombang cahaya diberi nama khusus: 
Gambar Spektrum gelombang elektromagnetik 
Ketika suatu gelombang elektromaknetik ditembakkan ke suatu zat atau 
materi, tidak semua radiasi gelombangnya dapat diteruskan. Sebagian 
gelombangnya akan dipantulkan kembali, diserap oleh materi tersebut dan 
menyebar serta berfluorisasi. Besarnya gelombang radiasi yang dapat diteruskan 
tergantung dari besarnya konsentrasi atom-atom, ion-ion tau molekul-molekul 
yang membentuk materi tersebut. Pada gambar 2.3 dapat dilihat ilustrasi dari 
penyerapan cahaya yang terjadi pada suatu larutan. 
Setiap cairan memiliki jenis dan konsentrasi molekul yang berbeda – beda, 
sehingga penyerapan tiap cairan berbeda pula. Sesuai dengan Hukum Beer- 
Lambert bahwa radiasi transmisi (T) secara logaritimik dipengaruhi oleh 
konsentrasi cairan (c) dan jarak cahaya merambat (l) serta koefisien absorsi. 
Dimana T juga merupakan perbandingan intensitas cahaya sebelum masuk ke 
cairan (I0) dan intensitas setelah dilewatkan oleh caira (I1), persamaan 2.3. Setiap
cairan memiiki transmisi yang berbeda pada panjang gelombang berbeda. T ini 
dinyatakan dalam absorbance (A), persamaan 2.3. 
푇= IoI1 = 10-εcl 2.2 
푇=−log10⦋IoI1 ⦋ 2.3
BAB III. PENUTUP 
A. KESIMPULAN 
Larutan adalah campuran homogen (komposisinya sama), serba sama (ukuran partikelnya), tidak ada bidang batas antara zat pelarut dengan zat terlarut (tidak dapat dibedakan secara langsung antara zat pelarut dengan zat terlarut), partikel- partikel penyusunnya berukuran sama (baik ion, atom, maupun molekul) dari dua zat atau lebih. Dalam larutan fase cair, pelarutnya (solvent) adalah cairan, dan zat yang terlarut di dalamnya disebut zat terlarut (solute), bisa berwujud padat, cair, atau gas. Dengan demikian, larutan = pelarut (solvent) + zat terlarut (solute). Khusus untuk larutan cair, maka pelarutnya adalah volume terbesar 
Konsetrasi Larutan 
Konsetrasi larutan merupakan cara untuk menyatakan hubungan kuantitatif antara zat terlarut dan pelarut. 
 Konsentrasi : jumlah zat tiap satuan volum (besaran intensif) 
 Larutan encer : jumlah zat terlarut sangat sedikit 
 Larutan pekat : jumlah zat terlarut sangat banyak 
 Cara menyatakan konsentrasi: molar, molal, persen, fraksi mol, bagian per sejuta (ppm), dll 
Molaritas (M) 
Molaritas adalah jumlah mol zat terlarut dalam satu liter larutan. Rumus Molaritas adalah : 
Molalitas (m) 
Molalitas adalah jumlah mol zat terlarut dalam 1000 gram pelarut. 
Rumus Molalitas adalah :
Sifat koligatif larutan adalah merupakan salah satu sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis zat yang terlarut tetapi hanya bergantung pada banyak nya partikel partikel atau konsentrasi pertikel zat terlarutnya ( kosentrasi zat terlarut). Sifat koligatif larutan terdiri dari dua jenis, yaitu sifat koligatif larutan elektrolit dan sifat koligatif larutan non elektrolit. Apabila suatu pelarut ditambah dengan sedikit zat terlarut (Gambar 6.1), maka akan didapat suatu larutan yang mengalami: 
 Penurunan tekanan uap jenu 
 Kenaikan titik didih 
 Penurunan titik beku 
 Tekanan osmotik
DAFTAR PUSTAKA 
Harjadi, W. 1986. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta: PT Gramedia (hal 176 – 187) Alexeyev, V. 1969. Quantitative Analysis. Moscow: MIR Publishers (hal 406 – 410) 
Khopkar, S.M. 1990. Konsep Dasar Ilmu Kimia Analitik. Jakarta: Universitas Indonesia (hal 61) Day, R.A, & Underwood, A.L., Analisis Kimia Kuantitatif, edisi kelima., Erlangga, Jakarta,1986. 
Hardaji, W., Ilmu Kimia Analitik Dasar, PT Gramedia, Jakarta, 1990. 
http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2008/Sri%20Ratisah%20054828/materi.HTM 
http://kimia.upi.edu/staf/nurul/web2012/1000596/nonelektrolitrumus.PNG

More Related Content

What's hot

Struktur kristal ionik
Struktur  kristal ionik Struktur  kristal ionik
Struktur kristal ionik
Ida Farida Ch
 
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimiaLaporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimiawd_amaliah
 
Bank soal kimia dasar i
Bank soal kimia dasar iBank soal kimia dasar i
Bank soal kimia dasar itriyanidesi
 
Diagram tiga komponen
Diagram tiga komponen Diagram tiga komponen
Diagram tiga komponen Dede Suhendra
 
Alkil halida ; subtitusi dan eliminasi
Alkil halida ; subtitusi dan eliminasiAlkil halida ; subtitusi dan eliminasi
Alkil halida ; subtitusi dan eliminasiHensen Tobing
 
Ikatan pi dan ikatan sigma
Ikatan pi dan ikatan sigmaIkatan pi dan ikatan sigma
Ikatan pi dan ikatan sigma
linda listia
 
Titrasi asam basa
Titrasi asam basaTitrasi asam basa
Kelompok 1 ppt identifikasi kation
Kelompok 1 ppt identifikasi kation Kelompok 1 ppt identifikasi kation
Kelompok 1 ppt identifikasi kation
risyanti ALENTA
 
Reaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi AnionReaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Dokter Tekno
 
51226359 bab-gravimetri
51226359 bab-gravimetri51226359 bab-gravimetri
51226359 bab-gravimetriIndriati Dewi
 
DISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPUR
DISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPURDISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPUR
DISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPUR
Linda Rosita
 
anorganik Belerang
anorganik Belerang anorganik Belerang
anorganik Belerang
Fera Fajrin
 
Pemisahan kation golongan iii
Pemisahan kation golongan iiiPemisahan kation golongan iii
Pemisahan kation golongan iiiKustian Permana
 
Termodinamika (5) a kesetimbangan_kimia
Termodinamika (5) a kesetimbangan_kimiaTermodinamika (5) a kesetimbangan_kimia
Termodinamika (5) a kesetimbangan_kimia
jayamartha
 
Kimia Asek PPT Kesetimbangan Kimia Cekidot
Kimia Asek PPT Kesetimbangan Kimia CekidotKimia Asek PPT Kesetimbangan Kimia Cekidot
Kimia Asek PPT Kesetimbangan Kimia Cekidot
Bronika Septiani Sianturi
 
Spektrum Garis Atom Hidrogen
Spektrum Garis Atom HidrogenSpektrum Garis Atom Hidrogen
Spektrum Garis Atom Hidrogen
Yokhebed Fransisca
 
Penentuan kadar ca dan mg serta turbiditas
Penentuan kadar ca dan mg serta turbiditasPenentuan kadar ca dan mg serta turbiditas
Penentuan kadar ca dan mg serta turbiditas
UIN Alauddin Makassar
 

What's hot (20)

Struktur kristal ionik
Struktur  kristal ionik Struktur  kristal ionik
Struktur kristal ionik
 
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimiaLaporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
 
Bank soal kimia dasar i
Bank soal kimia dasar iBank soal kimia dasar i
Bank soal kimia dasar i
 
Diagram tiga komponen
Diagram tiga komponen Diagram tiga komponen
Diagram tiga komponen
 
Alkil halida ; subtitusi dan eliminasi
Alkil halida ; subtitusi dan eliminasiAlkil halida ; subtitusi dan eliminasi
Alkil halida ; subtitusi dan eliminasi
 
Ikatan pi dan ikatan sigma
Ikatan pi dan ikatan sigmaIkatan pi dan ikatan sigma
Ikatan pi dan ikatan sigma
 
Titrasi asam basa
Titrasi asam basaTitrasi asam basa
Titrasi asam basa
 
Kelompok 1 ppt identifikasi kation
Kelompok 1 ppt identifikasi kation Kelompok 1 ppt identifikasi kation
Kelompok 1 ppt identifikasi kation
 
Reaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi AnionReaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi Anion
 
Kestabilan ion kompleks
Kestabilan ion kompleksKestabilan ion kompleks
Kestabilan ion kompleks
 
51226359 bab-gravimetri
51226359 bab-gravimetri51226359 bab-gravimetri
51226359 bab-gravimetri
 
Thermodinamika Kimia
Thermodinamika KimiaThermodinamika Kimia
Thermodinamika Kimia
 
DISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPUR
DISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPURDISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPUR
DISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPUR
 
anorganik Belerang
anorganik Belerang anorganik Belerang
anorganik Belerang
 
Pemisahan kation golongan iii
Pemisahan kation golongan iiiPemisahan kation golongan iii
Pemisahan kation golongan iii
 
Katalis
KatalisKatalis
Katalis
 
Termodinamika (5) a kesetimbangan_kimia
Termodinamika (5) a kesetimbangan_kimiaTermodinamika (5) a kesetimbangan_kimia
Termodinamika (5) a kesetimbangan_kimia
 
Kimia Asek PPT Kesetimbangan Kimia Cekidot
Kimia Asek PPT Kesetimbangan Kimia CekidotKimia Asek PPT Kesetimbangan Kimia Cekidot
Kimia Asek PPT Kesetimbangan Kimia Cekidot
 
Spektrum Garis Atom Hidrogen
Spektrum Garis Atom HidrogenSpektrum Garis Atom Hidrogen
Spektrum Garis Atom Hidrogen
 
Penentuan kadar ca dan mg serta turbiditas
Penentuan kadar ca dan mg serta turbiditasPenentuan kadar ca dan mg serta turbiditas
Penentuan kadar ca dan mg serta turbiditas
 

Viewers also liked

Momento_ 1
Momento_  1Momento_  1
Конкурс "Молодой предприниматель"
Конкурс "Молодой предприниматель"Конкурс "Молодой предприниматель"
Конкурс "Молодой предприниматель"
Валерий Черкасов
 
11. bioteknologi iad
11. bioteknologi iad11. bioteknologi iad
11. bioteknologi iad
Achmad Sandrya
 
Tugas besar terminal
Tugas besar terminalTugas besar terminal
Tugas besar terminalJuleha Usmad
 
Presentation2
Presentation2Presentation2
Presentation2
Hussain vana
 
AP_Cybersecurity_and_Risk_Management_Lead_from_the_C-suite_Mar_2016
AP_Cybersecurity_and_Risk_Management_Lead_from_the_C-suite_Mar_2016AP_Cybersecurity_and_Risk_Management_Lead_from_the_C-suite_Mar_2016
AP_Cybersecurity_and_Risk_Management_Lead_from_the_C-suite_Mar_2016Ben Browning
 
Sts kielimatkat
Sts kielimatkatSts kielimatkat
Sts kielimatkat
Urskilehto
 
Book 28012285005 gerencia-del_conoc_en_las_instit_educativas
Book   28012285005 gerencia-del_conoc_en_las_instit_educativasBook   28012285005 gerencia-del_conoc_en_las_instit_educativas
Book 28012285005 gerencia-del_conoc_en_las_instit_educativas
Erika Rojas
 
Playstation 3
Playstation 3Playstation 3
Playstation 3
Urskilehto
 
2014 fifa world cup brazil
2014 fifa world cup brazil2014 fifa world cup brazil
2014 fifa world cup brazil
Urskilehto
 
Franquicias de matemáticas KUMON, una nueva era de negocios
Franquicias de matemáticas KUMON, una nueva era de negociosFranquicias de matemáticas KUMON, una nueva era de negocios
Franquicias de matemáticas KUMON, una nueva era de negocios
Gabriel Puente
 
Magazine questionnaire analysis
Magazine questionnaire analysis Magazine questionnaire analysis
Magazine questionnaire analysis
BriahBounden
 
Skeittaus
SkeittausSkeittaus
Skeittaus
Urskilehto
 
Los sistemas neumáticos de envío y su aplicación
Los sistemas neumáticos de envío y su aplicación Los sistemas neumáticos de envío y su aplicación
Los sistemas neumáticos de envío y su aplicación
Gabriel Puente
 
Miniw powerpoint
Miniw powerpointMiniw powerpoint
Miniw powerpoint
Urskilehto
 
Estructura del Modelo de Gestión de conocimiento unefa Núcleo Caracas
Estructura del Modelo de Gestión de conocimiento unefa  Núcleo CaracasEstructura del Modelo de Gestión de conocimiento unefa  Núcleo Caracas
Estructura del Modelo de Gestión de conocimiento unefa Núcleo Caracas
Erika Rojas
 
Slopestyle
SlopestyleSlopestyle
Slopestyle
Urskilehto
 
James Rodriguez
James RodriguezJames Rodriguez
James Rodriguez
Urskilehto
 

Viewers also liked (18)

Momento_ 1
Momento_  1Momento_  1
Momento_ 1
 
Конкурс "Молодой предприниматель"
Конкурс "Молодой предприниматель"Конкурс "Молодой предприниматель"
Конкурс "Молодой предприниматель"
 
11. bioteknologi iad
11. bioteknologi iad11. bioteknologi iad
11. bioteknologi iad
 
Tugas besar terminal
Tugas besar terminalTugas besar terminal
Tugas besar terminal
 
Presentation2
Presentation2Presentation2
Presentation2
 
AP_Cybersecurity_and_Risk_Management_Lead_from_the_C-suite_Mar_2016
AP_Cybersecurity_and_Risk_Management_Lead_from_the_C-suite_Mar_2016AP_Cybersecurity_and_Risk_Management_Lead_from_the_C-suite_Mar_2016
AP_Cybersecurity_and_Risk_Management_Lead_from_the_C-suite_Mar_2016
 
Sts kielimatkat
Sts kielimatkatSts kielimatkat
Sts kielimatkat
 
Book 28012285005 gerencia-del_conoc_en_las_instit_educativas
Book   28012285005 gerencia-del_conoc_en_las_instit_educativasBook   28012285005 gerencia-del_conoc_en_las_instit_educativas
Book 28012285005 gerencia-del_conoc_en_las_instit_educativas
 
Playstation 3
Playstation 3Playstation 3
Playstation 3
 
2014 fifa world cup brazil
2014 fifa world cup brazil2014 fifa world cup brazil
2014 fifa world cup brazil
 
Franquicias de matemáticas KUMON, una nueva era de negocios
Franquicias de matemáticas KUMON, una nueva era de negociosFranquicias de matemáticas KUMON, una nueva era de negocios
Franquicias de matemáticas KUMON, una nueva era de negocios
 
Magazine questionnaire analysis
Magazine questionnaire analysis Magazine questionnaire analysis
Magazine questionnaire analysis
 
Skeittaus
SkeittausSkeittaus
Skeittaus
 
Los sistemas neumáticos de envío y su aplicación
Los sistemas neumáticos de envío y su aplicación Los sistemas neumáticos de envío y su aplicación
Los sistemas neumáticos de envío y su aplicación
 
Miniw powerpoint
Miniw powerpointMiniw powerpoint
Miniw powerpoint
 
Estructura del Modelo de Gestión de conocimiento unefa Núcleo Caracas
Estructura del Modelo de Gestión de conocimiento unefa  Núcleo CaracasEstructura del Modelo de Gestión de conocimiento unefa  Núcleo Caracas
Estructura del Modelo de Gestión de conocimiento unefa Núcleo Caracas
 
Slopestyle
SlopestyleSlopestyle
Slopestyle
 
James Rodriguez
James RodriguezJames Rodriguez
James Rodriguez
 

Similar to Makalah kimia teknik

Larutan asam dan basa
Larutan asam dan basa Larutan asam dan basa
Larutan asam dan basa
Pujiati Puu
 
Larutan
LarutanLarutan
Larutan
dwi sheva
 
BAB VI LARUTAN rev.docx
BAB VI LARUTAN rev.docxBAB VI LARUTAN rev.docx
BAB VI LARUTAN rev.docx
SigitPurnomo65
 
Kd meeting 4 (konsep larutan dan koloid)
Kd meeting 4 (konsep larutan dan koloid)Kd meeting 4 (konsep larutan dan koloid)
Kd meeting 4 (konsep larutan dan koloid)
Muhammad Luthfan
 
larutan dan stoikiometri...................
larutan dan stoikiometri...................larutan dan stoikiometri...................
larutan dan stoikiometri...................
LetdaSusIPutuBagusMa
 
4 fungsi-suhu
4 fungsi-suhu4 fungsi-suhu
4 fungsi-suhu
Rizki Ghavilun
 
Matter and Energy - Science - 10th Grade by Slidesgo.pptx
Matter and Energy - Science - 10th Grade by Slidesgo.pptxMatter and Energy - Science - 10th Grade by Slidesgo.pptx
Matter and Energy - Science - 10th Grade by Slidesgo.pptx
panggabeanmaulana4
 
Sifat Koligatif Larutan PPT
Sifat Koligatif Larutan PPTSifat Koligatif Larutan PPT
Sifat Koligatif Larutan PPT
riza sofia
 
Tugas_Presentasi_Mata_Kuliah_Kimia_Dasar (1).pptx
Tugas_Presentasi_Mata_Kuliah_Kimia_Dasar (1).pptxTugas_Presentasi_Mata_Kuliah_Kimia_Dasar (1).pptx
Tugas_Presentasi_Mata_Kuliah_Kimia_Dasar (1).pptx
ViolaDwichaAsda
 
Kimia teknik
Kimia teknikKimia teknik
Kimia teknik
Juleha Usmad
 
Laporan praktikum kimia dasar
Laporan praktikum kimia dasarLaporan praktikum kimia dasar
Laporan praktikum kimia dasar
ilmanafia13
 
Laporan praktikum hidrolisis garam kelas XI kimia
Laporan praktikum hidrolisis garam kelas XI kimiaLaporan praktikum hidrolisis garam kelas XI kimia
Laporan praktikum hidrolisis garam kelas XI kimia
EmirSyarif
 
3. LARUTANDAN SIFATKOLIGATIF LARUTAN.pptx
3. LARUTANDAN  SIFATKOLIGATIF  LARUTAN.pptx3. LARUTANDAN  SIFATKOLIGATIF  LARUTAN.pptx
3. LARUTANDAN SIFATKOLIGATIF LARUTAN.pptx
LisnaGianti
 
kimia air
kimia airkimia air
kimia air
nurul isnaini
 
Kimiaaaa Farmasi Argentometri mahasiswaaa
Kimiaaaa Farmasi Argentometri mahasiswaaaKimiaaaa Farmasi Argentometri mahasiswaaa
Kimiaaaa Farmasi Argentometri mahasiswaaa
KariEmuLLah
 
Kimia
KimiaKimia
Laporan reaksi saponifikasi serta pengujian sifat surfaktan sabun dan deterjen
Laporan reaksi saponifikasi serta pengujian sifat surfaktan sabun dan deterjenLaporan reaksi saponifikasi serta pengujian sifat surfaktan sabun dan deterjen
Laporan reaksi saponifikasi serta pengujian sifat surfaktan sabun dan deterjenqlp
 
20354210 pengendapan-dan-gravimetri
20354210 pengendapan-dan-gravimetri20354210 pengendapan-dan-gravimetri
20354210 pengendapan-dan-gravimetriIndriati Dewi
 
3. g7 bab 2 perubahan , larutan
3. g7   bab 2 perubahan , larutan3. g7   bab 2 perubahan , larutan
3. g7 bab 2 perubahan , larutan
DIAH KOHLER
 
Sifat asam dan basa senyawa organik
Sifat asam dan basa senyawa organik Sifat asam dan basa senyawa organik
Sifat asam dan basa senyawa organik
Meilani Kharlia Putri
 

Similar to Makalah kimia teknik (20)

Larutan asam dan basa
Larutan asam dan basa Larutan asam dan basa
Larutan asam dan basa
 
Larutan
LarutanLarutan
Larutan
 
BAB VI LARUTAN rev.docx
BAB VI LARUTAN rev.docxBAB VI LARUTAN rev.docx
BAB VI LARUTAN rev.docx
 
Kd meeting 4 (konsep larutan dan koloid)
Kd meeting 4 (konsep larutan dan koloid)Kd meeting 4 (konsep larutan dan koloid)
Kd meeting 4 (konsep larutan dan koloid)
 
larutan dan stoikiometri...................
larutan dan stoikiometri...................larutan dan stoikiometri...................
larutan dan stoikiometri...................
 
4 fungsi-suhu
4 fungsi-suhu4 fungsi-suhu
4 fungsi-suhu
 
Matter and Energy - Science - 10th Grade by Slidesgo.pptx
Matter and Energy - Science - 10th Grade by Slidesgo.pptxMatter and Energy - Science - 10th Grade by Slidesgo.pptx
Matter and Energy - Science - 10th Grade by Slidesgo.pptx
 
Sifat Koligatif Larutan PPT
Sifat Koligatif Larutan PPTSifat Koligatif Larutan PPT
Sifat Koligatif Larutan PPT
 
Tugas_Presentasi_Mata_Kuliah_Kimia_Dasar (1).pptx
Tugas_Presentasi_Mata_Kuliah_Kimia_Dasar (1).pptxTugas_Presentasi_Mata_Kuliah_Kimia_Dasar (1).pptx
Tugas_Presentasi_Mata_Kuliah_Kimia_Dasar (1).pptx
 
Kimia teknik
Kimia teknikKimia teknik
Kimia teknik
 
Laporan praktikum kimia dasar
Laporan praktikum kimia dasarLaporan praktikum kimia dasar
Laporan praktikum kimia dasar
 
Laporan praktikum hidrolisis garam kelas XI kimia
Laporan praktikum hidrolisis garam kelas XI kimiaLaporan praktikum hidrolisis garam kelas XI kimia
Laporan praktikum hidrolisis garam kelas XI kimia
 
3. LARUTANDAN SIFATKOLIGATIF LARUTAN.pptx
3. LARUTANDAN  SIFATKOLIGATIF  LARUTAN.pptx3. LARUTANDAN  SIFATKOLIGATIF  LARUTAN.pptx
3. LARUTANDAN SIFATKOLIGATIF LARUTAN.pptx
 
kimia air
kimia airkimia air
kimia air
 
Kimiaaaa Farmasi Argentometri mahasiswaaa
Kimiaaaa Farmasi Argentometri mahasiswaaaKimiaaaa Farmasi Argentometri mahasiswaaa
Kimiaaaa Farmasi Argentometri mahasiswaaa
 
Kimia
KimiaKimia
Kimia
 
Laporan reaksi saponifikasi serta pengujian sifat surfaktan sabun dan deterjen
Laporan reaksi saponifikasi serta pengujian sifat surfaktan sabun dan deterjenLaporan reaksi saponifikasi serta pengujian sifat surfaktan sabun dan deterjen
Laporan reaksi saponifikasi serta pengujian sifat surfaktan sabun dan deterjen
 
20354210 pengendapan-dan-gravimetri
20354210 pengendapan-dan-gravimetri20354210 pengendapan-dan-gravimetri
20354210 pengendapan-dan-gravimetri
 
3. g7 bab 2 perubahan , larutan
3. g7   bab 2 perubahan , larutan3. g7   bab 2 perubahan , larutan
3. g7 bab 2 perubahan , larutan
 
Sifat asam dan basa senyawa organik
Sifat asam dan basa senyawa organik Sifat asam dan basa senyawa organik
Sifat asam dan basa senyawa organik
 

More from Juleha Usmad

Konsep dasar perencanaan terminal
Konsep dasar perencanaan terminalKonsep dasar perencanaan terminal
Konsep dasar perencanaan terminal
Juleha Usmad
 
Rekayasa rawa
Rekayasa rawa Rekayasa rawa
Rekayasa rawa
Juleha Usmad
 
Rekayasa Drainase
Rekayasa Drainase Rekayasa Drainase
Rekayasa Drainase
Juleha Usmad
 
mekanika rekayasa 3 (perhitungan momen dengan metode cross)
mekanika rekayasa 3 (perhitungan momen dengan metode cross)mekanika rekayasa 3 (perhitungan momen dengan metode cross)
mekanika rekayasa 3 (perhitungan momen dengan metode cross)
Juleha Usmad
 
Dimensi kolom dan balok
Dimensi kolom dan balokDimensi kolom dan balok
Dimensi kolom dan balok
Juleha Usmad
 
Rumus tb mektek 1
Rumus tb mektek 1Rumus tb mektek 1
Rumus tb mektek 1
Juleha Usmad
 
Bahasa Inggris
Bahasa InggrisBahasa Inggris
Bahasa Inggris
Juleha Usmad
 
Data pengukuran theodolite 2
Data pengukuran theodolite 2Data pengukuran theodolite 2
Data pengukuran theodolite 2
Juleha Usmad
 
Menganalisa sampah di ibukota pasair pengaraian
Menganalisa sampah di ibukota pasair pengaraianMenganalisa sampah di ibukota pasair pengaraian
Menganalisa sampah di ibukota pasair pengaraian
Juleha Usmad
 
Tugas rekayasa lingkungan
Tugas rekayasa lingkunganTugas rekayasa lingkungan
Tugas rekayasa lingkungan
Juleha Usmad
 
Proses sampah organik menjadi kompos
Proses sampah organik menjadi komposProses sampah organik menjadi kompos
Proses sampah organik menjadi kompos
Juleha Usmad
 
Geologi Rekayasa
Geologi RekayasaGeologi Rekayasa
Geologi Rekayasa
Juleha Usmad
 
Juleha
JulehaJuleha
Juleha
Juleha Usmad
 

More from Juleha Usmad (13)

Konsep dasar perencanaan terminal
Konsep dasar perencanaan terminalKonsep dasar perencanaan terminal
Konsep dasar perencanaan terminal
 
Rekayasa rawa
Rekayasa rawa Rekayasa rawa
Rekayasa rawa
 
Rekayasa Drainase
Rekayasa Drainase Rekayasa Drainase
Rekayasa Drainase
 
mekanika rekayasa 3 (perhitungan momen dengan metode cross)
mekanika rekayasa 3 (perhitungan momen dengan metode cross)mekanika rekayasa 3 (perhitungan momen dengan metode cross)
mekanika rekayasa 3 (perhitungan momen dengan metode cross)
 
Dimensi kolom dan balok
Dimensi kolom dan balokDimensi kolom dan balok
Dimensi kolom dan balok
 
Rumus tb mektek 1
Rumus tb mektek 1Rumus tb mektek 1
Rumus tb mektek 1
 
Bahasa Inggris
Bahasa InggrisBahasa Inggris
Bahasa Inggris
 
Data pengukuran theodolite 2
Data pengukuran theodolite 2Data pengukuran theodolite 2
Data pengukuran theodolite 2
 
Menganalisa sampah di ibukota pasair pengaraian
Menganalisa sampah di ibukota pasair pengaraianMenganalisa sampah di ibukota pasair pengaraian
Menganalisa sampah di ibukota pasair pengaraian
 
Tugas rekayasa lingkungan
Tugas rekayasa lingkunganTugas rekayasa lingkungan
Tugas rekayasa lingkungan
 
Proses sampah organik menjadi kompos
Proses sampah organik menjadi komposProses sampah organik menjadi kompos
Proses sampah organik menjadi kompos
 
Geologi Rekayasa
Geologi RekayasaGeologi Rekayasa
Geologi Rekayasa
 
Juleha
JulehaJuleha
Juleha
 

Recently uploaded

Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
HADIANNAS
 
Metode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptx
Metode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptxMetode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptx
Metode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptx
ssuser2537c0
 
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong dCOOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
delphijean1
 
NADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptx
NADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptxNADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptx
NADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptx
nadiafebianti2
 
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptxTUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
indahrosantiTeknikSi
 
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
rhamset
 
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdfDaftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Tsabitpattipeilohy
 
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASASURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
AnandhaAdkhaM1
 
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdfTUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
jayakartalumajang1
 
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptxRANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
muhammadiswahyudi12
 
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
AdityaWahyuDewangga1
 

Recently uploaded (11)

Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
 
Metode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptx
Metode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptxMetode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptx
Metode Clayperon (Persamaan Tiga Momen) untuk balok menerus.pptx
 
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong dCOOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
 
NADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptx
NADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptxNADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptx
NADIA FEBIANTI TUGAS PPT(GAMMA APP).pptx
 
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptxTUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
 
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
 
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdfDaftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
 
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASASURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
 
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdfTUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
 
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptxRANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
 
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
 

Makalah kimia teknik

  • 1. MAKALAH KIMIA TEKNIK Dosen Pembimbing : Jismi Mubarrak, S.pd, M.Sc LARUTAN OLEH : KELOMPOK III - JULEHA (1213019) - SILVIA ROYANI (1213011) - AKMAL ADI PUTRA (1213020) PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PASIR PENGARAIAN 2013
  • 2. KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat kemurahan hati-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Larutan. Penulis juga berterimakasih kepada Bapak Jismi Mubarrak, S.pd, M.Sc selaku dosen mata kuliah Kimia Teknik yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan makalah ini. Begitu juga dengan teman- teman yang telah memberikan semangat dan doanya untuk penyusunan makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Karena itu sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua dan dapat memperdalam ilmu kita, khususnya tentang Larutan matakuliah kimia teknik. Akhir kata, kami ucapkan terima kasih. Pasir Pengaraian, 23 april 2013 Penulis
  • 3. DAFTAR ISI Halaman judul KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.2 Tujuan I.3 Rumusan Masalah BAB II. TEORITIS II.1 Sifat Larutan II.2 Konsentrasi (Molar, Molal, % Konsentrasi, Fraksimol, Bpj) II.3 Sifat Koligatif Nonelektrolit II.4 Sifat Koligatif Elektrolit II.5 Penyerapan Cahaya Oleh Larutan BAB III. PENUTUP III.1 Kesimpulan III.2 Saran DAFTAR PUSTAKA
  • 4. BAB I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Larutan adalah campuran homogen (komposisinya sama), serba sama (ukuran partikelnya), tidak ada bidang batas antara zat pelarut dengan zat terlarut (tidak dapat dibedakan secara langsung antara zat pelarut dengan zat terlarut), partikel- partikel penyusunnya berukuran sama (baik ion, atom, maupun molekul) dari dua zat atau lebih. Dalam larutan fase cair, pelarutnya (solvent) adalah cairan, dan zat yang terlarut di dalamnya disebut zat terlarut (solute), bisa berwujud padat, cair, atau gas. Dengan demikian, larutan = pelarut (solvent) + zat terlarut (solute). Khusus untuk larutan cair, maka pelarutnya adalah volume terbesar. Ada 2 reaksi dalam larutan, yaitu: a) Eksoterm, yaitu proses melepaskan panas dari sistem ke lingkungan, temperatur dari campuran reaksi akan naik dan energi potensial dari zat- zat kimia yang bersangkutan akan turun. b) Endoterm, yaitu menyerap panas dari lingkungan ke sistem, temperatur dari campuran reaksi akan turun dan energi potensial dari zat- zat kimia yang bersangkutan akan naik. Larutan dapat dibagi menjadi 3, yaitu: a) Larutan tak jenuh yaitu larutan yang mengandung solute (zat terlarut) kurang dari yang diperlukan untuk membuat larutan jenuh. Atau dengan kata lain, larutan yang partikel- partikelnya tidak tepat habis bereaksi dengan pereaksi (masih bisa melarutkan zat). Larutan tak jenuh terjadi apabila bila hasil kali konsentrasi ion < Ksp berarti larutan belum jenuh ( masih dapat larut). b) Larutan jenuh yaitu suatu larutan yang mengandung sejumlah solute yang larut dan mengadakan kesetimbangn dengan solut padatnya. Atau dengan kata lain, larutan yang partikel- partikelnya tepat habis bereaksi dengan pereaksi (zat
  • 5. dengan konsentrasi maksimal). Larutan jenuh terjadi apabila bila hasil konsentrasi ion = Ksp berarti larutan tepat jenuh. c) Larutan sangat jenuh (kelewat jenuh) yaitu suatu larutan yang mengandung lebih banyak solute daripada yang diperlukan untuk larutan jenuh. Atau dengan kata lain, larutan yang tidak dapat lagi melarutkan zat terlarut sehingga terjadi endapan. Larutan sangat jenuh terjadi apabila bila hasil kali konsentrasi ion > Ksp berarti larutan lewat jenuh (mengendap). Berdasarkan banyak sedikitnya zat terlarut, larutan dapat dibedakan menjadi 2, yaitu: a) Larutan pekat yaitu larutan yang mengandung relatif lebih banyak solute dibanding solvent. b) Larutan encer yaitu larutan yang relatif lebih sedikit solute dibanding solvent. Contoh soal komponen larutan Tentukan pelarut dan zat terlarut dalam larutan alkohol 25% dan 75%? Jawab: a. Dalam larutan alkohol 25% misalnya terdapat 100 gram larutan alkohol. Zat terlarut = 25 % x 100 gram = 25 gram (alkohol) Zat pelarut = 75% x 100 gram = 75 gram ( air) b. Dalam larutan alkohol 75% misalnya terdapat 100 gram larutan alkohol. Zat terlarut = 25% x 100 gram = 25 gram (air) Zat pelarut = 75% x 100gram = 75 gram (alkohol) Jadi, untuk larutan cair maka pelarutnya adalah volume terbesar.
  • 6. B. TUJUAN 1. untuk memahami dan mengetahui tentang larutan (Sifat Larutan, Konsentrasi Molar, Molal, % Konsentrasi, Fraksimol, Bpj, Sifat Koligatif Elektrolit, Sifat Koligatif Non Elektrolit, Cahaya Oleh Larutan) 2. untuk menambah pengetahuan tentang larutan (Sifat Larutan, Konsentrasi Molar, Molal, % Konsentrasi, Fraksimol, Bpj, Sifat Koligatif Elektrolit, Sifat Koligatif Non Elektrolit, Penyerapan Cahaya Oleh Larutan) C. RUMUSAN MASALAH 1. Seperti apakah Sifat Larutan, Konsentrasi Molar, Molal, % Konsentrasi, Fraksimol, Bpj, Sifat Koligatif Elektrolit, Sifat Koligatif Non Elektrolit, Penyerapan Cahaya Oleh Larutan tersebut ? 2. Bagaimana pengaruh penyerapan cahaya oleh larutan tersebut ? 3. Apa perbedaan dari sifat koligatif elektrolit dan sifat koligatif nonelektrolit ? 4. Berapa % konsentrasi larutan ?
  • 7. BAB II. TEORITIS A. SIFAT LARUTAN Melarutkan garam ke dalam air Dalam kimia, larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat. Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut (zat) terlarut atau solut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut atau solven. Komposisi zat terlarut dan pelarut dalam larutan dinyatakan dalam konsentrasi larutan, sedangkan proses pencampuran zat terlarut dan pelarut membentuk larutan disebut pelarutan atau solvasi. Di dalam proses melarut terjadi peristiwa pemecahan ukuran partikel zat terlarut, dan suatu saat seluruh partikel tersebut melarut dan berinteraksi dengan pelarutnya. Setiap partikel yang larut memiliki sifat-sifat yang berbeda, misalnya ada yang terasa asam, pahit, asin dan lainnya. Partikel-partikel yang dikandung dalam satu larutan menyebabkan munculnya sifat-sifat tertentu dari larutan. Secara umum sifat yang dimunculkan oleh larutan dapat kita klasifikasikan menjadi dua bagian besar. Pertama adalah sifat kimia meliputi keasaman, kebasaan dan garam. Sedangkan yang kedua adalah sifat fisika larutan seperti adanya tekanan uap, titik didih, titik beku, dan tekanan osmotic. Bahasan selanjutnya kita mulai dengan sifat kimia. 1. Asam, Basa dan Garam 1. Asam
  • 8. Contoh Asam Secara kimia, asam adalah zat yang dalam air dapat menghasilkan ion hidrogen (H+). Asam akan terionisasi menjadi ion hidrogen dan ion sisa asam yang bermuatan negatif. Beberapa asam yang dikenal: Sifat-sifat larutan asam adalah sebagai berikut: (a) Rasanya masam. (b) Menghantarkan arus listrik. (c) Jika dilarutkan akan melepaskan ion hidrogen (H+). (d) Mengubah lakmus biru menjadi merah. (e) Bersifat korosif terhadap logam. 2. Basa Contoh Basa Basa adalah zat yang dalam air dapat menghasilkan ion hidroksida (OH–). Ion hidroksida terbentuk karena senyawa hidroksida dapat mengikat satu elektron
  • 9. pada saat dimasukkan ke dalam air. Basa dapat menetralisir asam (H+) sehingga dihasilkan air (H2O). Sabun merupakan salah satu zat yang bersifat basa. Beberapa basa yang dikenal: Sifat-sifat larutan basa adalah sebagai berikut: (a) Terasa licin jika terkena kulit. (b) Menghantarkan arus listrik.(c) Jika dilarutkan dalam air akan melepaskan ion hidroksida/OH. (d) Mengubah lakmus merah menjadi biru. (e) Menetralkan larutan asam. Perbedaan sifat asam dan basa 3. Garam Contoh Garam Garam adalah senyawa yang terbentuk dari reaksi asam dan basa. Terdapat beberapa contoh garam, antara lain: NaCl, CaCl2, ZnSO4, NaNO2, dan lain-lain. Dalam kehidupan sehari–hari tentu kamu tidak asing dengan garam. Contoh garam adalah garam dapur (NaCl) yang biasa digunakan untuk keperluan
  • 10. memasak. Garam dapur dapat diperoleh dari air laut. Petani garam membuatnya dengan cara penguapan dan kristalisasi. Garam yang diperoleh kemudian diproses iodisasi (garam kalium, KI) sehingga diperoleh garam beriodium. Garam dapur juga dapat diperoleh dengan cara mencampur zat asam dan basa. Asam bereaksi dengan basa membentuk zat netral dan tidak bersifat asam maupun basa. Reaksi antara asam dan basa dinamakan reaksi netralisasi. Sebagai contoh asam klorida bereaksi dengan natrium hidroksida (soda api) akan membentuk garam dapur dan air. Jika dengan menggunakan proses penguapan, maka air akan menguap dan tersisa endapan garam dapur saja. HCl + NaOH → NaCl + H2O Asam Basa Garam dapur Air Reaksi kimia yang dapat menghasilkan garam, antara lain: 1) Asam + basa menghasilkan garam + air 2) Basa + oksida asam menghasilkan garam + air 3) Asam + oksida basa menghasilkan garam + air 4) Oksida asam + oksida basa menghasilkan garam 5) Logam + asam menghasilkan garam + H2 Beberapa garam yang dikenal: Reaksi penetralan berguna bagi manusia, antara lain produksi asam lambung (HCl) yang berlebihan dapat dinetralkan dengan menggunakan senyawa basa Mg(OH)2. Para petani menggunakan reaksi penetralan agar tanah yang terlalu asam dan tidak baik bagi tanaman dapat menjadi netral dengan menambahkan senyawa basa Ca(OH)2 atau air kapur. Pasta gigi mengandung basa berfungsi untuk menetralkan mulut kita dari asam, yang dapat merusak gigi dan menimbulkan bau mulut. 4. Identifikasi Asam, Basa, dan Senyawa Berdasarkan sifat asam dan basa, larutan dibedakan menjadi tiga golongan yaitu : bersifat asam, basa, dan netral. Sifat larutan tersebut dapat ditunjukkan dengan menggunakan indikator asam-basa, yaitu zat-zat warna yang
  • 11. menghasilkan warna berbeda dalam larutan asam dan basa. Cara menentukan senyawa bersifat asam, basa atau netral dapat menggunakan kertas lakmus, larutan indikator atau larutan alami. Misal, lakmus merah dan biru. Indikator asam–basa dalam larutan yang bersifat asam, basa dan netral. Lakmus digunakan sebagai indikator asam-basa, sebab lakmus memiliki beberapa keuntungan, yaitu: (1) Lakmus dapat berubah warna dengan cepat saat bereaksi dengan asam ataupun basa. (2) Lakmus sukar bereaksi dengan oksigen dalam udara sehingga dapat tahan lama. (3) Lakmus mudah diserap oleh kertas, sehingga digunakan dalam bentuk lakmus kertas. Lakmus adalah sejenis zat yang diperoleh dari jenis lumut kerak. Kertas Lakmus Merah dan Biru Indikator Universal Selain menggunakan indikator buatan, dipakai pula indikator alami untuk mengelompokkan bahan-bahan di lingkungan berdasarkan konsep asam, basa, dan garam. Indikator alami, seperti : bunga sepatu, kunyit, kulit manggis, kubis ungu atau jenis bunga-bungaan yang berwarna. Ekstrak bahan-bahan tersebut dapat memberikan warna yang berbeda dalam larutan asam dan basa. Contoh Indikator Alami Keterangan: 1. Kol Merah 2. Bunga Mawar 3. Bunga Kembang Sepatu 4. Kunyit B. KONSENTRASI ( MOLAR, MOLAL, % KONSENTRASI, FRAKSIMOL, BPJ )
  • 12. Konsentrasi larutan menyatakan secara kuantitatif komposisi zat terlarut dan pelarut di dalam larutan. Konsentrasi umumnya dinyatakan dalam perbandingan jumlah zat terlarut dengan jumlah total zat dalam larutan, atau dalam perbandingan jumlah zat terlarut dengan jumlah pelarut. Contoh beberapa satuan konsentrasi adalah molar, molal, dan bagian per juta (part per million, ppm). Sementara itu, secara kualitatif, komposisi larutan dapat dinyatakan sebagai encer (berkonsentrasi rendah) atau pekat (berkonsentrasi tinggi). Konsetrasi larutan merupakan cara untuk menyatakan hubungan kuantitatif antara zat terlarut dan pelarut.  Konsentrasi : jumlah zat tiap satuan volum (besaran intensif)  Larutan encer : jumlah zat terlarut sangat sedikit  Larutan pekat : jumlah zat terlarut sangat banyak  Cara menyatakan konsentrasi: molar, molal, persen, fraksi mol, bagian per sejuta (ppm), dll Molaritas (M) Molaritas adalah jumlah mol zat terlarut dalam satu liter larutan. Rumus Molaritas adalah : Contoh : Berapakah molaritas 0.4 gram NaOH (Mr = 40) dalam 250 mL larutan ? Jawab : Molalitas (m) Molalitas adalah jumlah mol zat terlarut dalam 1000 gram pelarut. Rumus Molalitas adalah :
  • 13. Contoh : Berapa molalitas 4 gram NaOH (Mr=40) dalam 500 gram air? Jawab : molalitas NaOH = (4/40)/500 g air = (0.1 x 2 mol)/1000 g air = 0,2 m Fraksi Mol (X) Fraksi mol adalah perbandingan antara jumlah mol suatu komponen dengan jumlah total seluruh komponen dalam satu larutan. Fraksi mol total selalu satu. Konsentrasi dalam bentuk ini tidak mempunyai satuan karena merupakan perbandingan. Contoh : Suatu larutan terdiri dari 2 mol zat A, 3 mol zat B, dan 5 mol zat C. Hitung fraksi mol masing-masing zat ! Jawab : XA = 2 / (2+3+5) = 0.2 XB = 3 / (2+3+5) = 0.3 XC = 5 / (2+3+5) = 0.5 XA + XB + XC = 1 Persentase (%) 1. Persentase berat per berat (% b/b) Persen b/b adalah jumlah gram zat terlarut dalam tiap 100 gram larutan.
  • 14. Contoh: Larutan cuka sebanyak 40 gram mengandung asam asetat sebanyak 2 gram. Hitunglah konsentrasi larutan itu dalam satuan % b/b? Solusi: % b/b = 2/40 x 100%= 5% 2. Persentase berat per volume (% b/v) Persentase b/v adalah jumlah gram zat terlarut dalam tiap 100 ml larutan. Satuan %b/v umumnya dipakai untuk zat terlarut padat dalam pelarut cair. Contoh: Untuk membuat larutan infus glukosa, 45 gram glukosa murni dilarutkan dalam akuades hingga volume larutan menjadi 500 ml. Hitunglah konsentrasi larutan itu dalam satuan %b/v? Solusi:%b/v= 45/100 x 100%= 90 % 3. Persentase volume per volume (% v/v) Persentase v/v adalah jumlah ml zat terlarut dalam tiap 100 ml larutan. Satuan %v/v umumnya dipakai untuk zat terlarut cair dalam pelarut cair. Contoh: Etanol sebanyak 150 ml dicampur dengan 350 ml akuades. Hitunglah konsentrasi etanol dalam satuan %v/v? Solusi:Volume larutan = 150 + 350 = 500 ml. %v/v= 150/500 x 100%= 30 % BPJ Kadar zat dalam campuran dapat dinyatakan dengan: 1. Persen Massa (% Massa) Persen massa menyatakan bagian massa komponen dalam 100 bagian massa campuran 2. Persen Volume (% Volume)
  • 15. Persen Volume menyatakan bagian volume komponen dalam 100 bagian volume campuran 3. Bagian per sejuta (bpj / ppm) Bpj massa menyatakan bagian massa komponen dalam sejuta bagian massa campuran Bpj volume menyatakan bagian volume komponen dalam sejuta bagian volume campuran Mengubah satuan % ke bpj : Contoh 1. Membuat larutan dengan kadar tertentu Berapa gram gula dan berapa gram air diperlukan untuk membuat 200 gram larutan gula 10 % ?  Jawab : o massa larutan = 200 gram o gula 10 % = (10 / 100) x 200 gram = 20 gram o massa air = massa larutan - massa gula o = 200 gram - 20 gram = 180 gram o Jadi massa gula yang diperlukan adalah 20 gram dan massa air yang ditambahkan sebanyak 180 gram Contoh 2. Mengubah kadar larutan Berapa gram gula harus ditambahkan ke dalam 100 gram larutan gula 10 %, sehingga kadar gula menjadi 20 % ?  Jawab :
  • 16. o massa gula dalam 100 gram larutan gula 10 % = 10/100 x 200 gram = 20 gram o misal massa gula yang harus ditambahkan = x gram o maka massa gula akhir = (20 + x) gram; massa larutan akhir = (200 + x) gram o kadar gula menjadi 20 % berarti : o massa gula / massa campuran = 20 / 100 o (20 + x) / (200 + x ) = 20 / 100 ; x = 25 gram o jadi, massa gula yang harus ditambahkan sebanyak 25 gram Contoh 3. Menghitung kadar campuran dua larutan Sebanyak 100 gram larutan gula 10 % dicampur dengan 200 gram larutan gula 20 %. Berapa persen kadar gula sekarang ?  Jawab : o larutan gula I : massa gula = 10 / 10 x 100 gram = 10 gram; massa larutan = 100 gram o larutan gula II : massa gula = 20 / 100 x 200 gram = 40 gram; massa larutan = 200 gram o Cara 1 % massa = massa gula total / massa larutan total x 100 % o = 50 / 300 x 100 % = 16,6 % o Cara 2 % massa = (massa gula I + massa gula II) / (massa larutan I + II) x 100 % o = (10% x 100) + (20% x 200) / (100 + 200) x 100 % = 16,6 % Contoh 4. Menghitung kadar dalam bpj Pada suhu 0oC gas CO2 dapat larut sebanyak 1 mg dalam 1000 gram larutan air. Hitunglah kelarutan gas CO2 tersebut dalam bpj pada larutan air tersebut  jawab : o bpj massa = massa komponen / massa campuran x 106 o = 10-3 / 1000 x 106 = 1 C. SIFAT KOLIGATIF LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT a. Sifat Koligatif Larutan Sifat koligatif larutan adalah merupakan salah satu sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis zat yang terlarut tetapi hanya bergantung pada banyak nya partikel partikel atau konsentrasi pertikel zat terlarutnya ( kosentrasi zat terlarut). Sifat koligatif larutan terdiri dari dua jenis, yaitu sifat koligatif larutan elektrolit dan sifat koligatif larutan non elektrolit. Apabila suatu pelarut ditambah dengan sedikit zat terlarut (Gambar 6.1), maka akan didapat suatu larutan yang mengalami:
  • 17.  Penurunan tekanan uap jenu  Kenaikan titik didih  Penurunan titik beku  Tekanan osmotik Di dalam suatu larutan banyaknya partikel ditentukan oleh konsentrasi larutan dan sifat larutan itu sendiri. Jumlah partikel yang ada dalam larutan non elektrolit tidak sama dengan jumlah partikel yang ada dalam larutan elektrolit, walaupun keduanya mempunyai konsentrasi yang sama. Hal ini dikarenakan larutan elektrolit dapat terurai menjadi ion-ionnya, sedangkan larutan non elektrolit tidak dapat terurai menjadi ion-ion. Dengan demikian sifat koligatif larutan dapat dibedakan atas sifat koligatif larutan non elektrolit dan sifat koligatif larutan elektrolit. b. Sifat Koligatif Larutan Nonelektrolit Sifat koligatif larutan non elektrolit sangat berbeda dengan Sifat koligatif larutan elektrolit, disebabkan larutan non elektolit tidak dapat mengurai menjadi ion – ion nya. Maka Sifat koligatif larutan non elektrolit dapat di hitung dengan menghitung tekanan uap, titik didih, titik beku, dan tekanan osmosis. Menurut hukum sifat koligatif, selisih tekanan uap, titik beku, dan titik didih suatu larutan dengan tekanan uap, titik beku, dan titik didih pelarut murninya, berbanding langsung dengan konsentrasi molal zat terlarut. Larutan yang bisa memenuhi hukum sifat koligatif ini disebut larutan ideal. Kebanyakan larutan mendekati ideal hanya jika sangat encer. Meskipun sifat koligatif melibatkan larutan, sifat koligatif tidak bergantung pada interaksi antara molekul pelarut dan zat terlarut, tetapi bergatung pada jumlah zat terlarut yang larut pada suatu larutan. Sifat koligatif terdiri dari penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku, dan tekanan osmotic. c. Sifat Koligatif Larutan Elektrolit  Zat elektrolit jika dilarutkan akan terionisasi menjadi ion-ion yang merupakan partikel-partikel di dalam larutan ini. Hal ini menyebabkan jumlah partikel pada satu mol larutan elektrolit lebih banyak daripada larutan nonelektrolit.  Banyak ion yang dihasilkan dari zat elektrolit tergantung pada derajat ionisasinya (α). Derajat ionisasi dirumuskan sebagai berikut.
  • 18.  Harga sifat koligatif larutan elektrolit dipengaruhi oleh faktor Van’t Hoff (i). Keterangan: n = jumlah ion yang dihasilkan dari ionisasi satu molekul zat elektrolit α = derajat ionisasi zat elektrolit  Sifat-sifat koligatif larutan elektrolit adalah sebagai berikut. a. Kenaikan titik didih b. Penurunan titik beku c. Tekanan osmosis Larutan elektrolit memperlihatkan sifat koligatif yang lebih besar dari hasil perhitungan dengan persamaan untuk sifat koligatif larutan nonelektrolit di atas. Perbandingan antara sifat koligatif larutan elektrolit yang terlihat dan hasil perhitungan dengan persamaan untuk sifat koligatif larutan nonelektrolit, menurut Van’t Hoff besarnya selalu tetap dan diberi simbul i (i = tetapan atau faktor Van’t Hoff ). Dengan demikian dapat dituliskan: i = sifat koligatif larutan eklektrolit dengan kosentrasi m / sifat koligatif larutan nonelektrolit dengan kosentrasi m Semakin kecil konsentrasi larutan elektrolit, harga i semakin besar, yaitu semakin mendekati jumlah ion yang dihasilkan oleh satu molekul senyawa elektrolitnya. Untuk larutan encer, yaitu larutan yang konsentrasinya kurang dari 0,001 m, harga i dianggap sama dengan jumlah ion.
  • 19. Sifat koligatif larutan dipengaruhi oleh adanya : 1.Penurunan Tekanan Uap Jenuh Pada setiap suhu, zat cair selalu mempunyai tekanan tertentu. Tekanan ini adalah tekanan uap jenuhnya pada suhu tertentu. Penambahan suatu zat ke dalam zat cair menyebabkan penurunan tekanan uapnya. Hal ini disebabkan karena zat terlarut itu mengurangi bagian atau fraksi dari pelarut, sehingga kecepatan penguapan berkurang. Gambaran penurunan tekanan uap Menurut Roult : p = po . XB keterangan: p : tekanan uap jenuh larutan po : tekanan uap jenuh pelarut murni XB : fraksi mol pelarut Karena XA + XB = 1, maka persamaan di atas dapat diperluas menjadi : P = Po (1 – XA) P = Po – Po . XA Po – P = Po . XA Sehingga : ΔP = po . XA
  • 20. keterangan: ΔP : penuruman tekanan uap jenuh pelarut po : tekanan uap pelarut murni XA : fraksi mol zat terlarut Contoh : Hitunglah penurunan tekanan uap jenuh air, bila 45 gram glukosa (Mr = 180) dilarutkan dalam 90 gram air ! Diketahui tekanan uap jenuh air murni pada 20oC adalah 18 mmHg. 2.Kenaikan Titik Didih Adanya penurunan tekanan uap jenuh mengakibatkan titik didih larutan lebih tinggi dari titik didih pelarut murni. Untuk larutan non elektrolit kenaikan titik didih dinyatakan dengan: ΔTb = m . Kb keterangan: ΔTb = kenaikan titik didih (oC) m = molalitas larutan Kb = tetapan kenaikan titik didihmolal
  • 21. (W menyatakan massa zat terlarut), maka kenaikan titik didih larutan dapat dinayatakan sebagai: Apabila pelarutnya air dan tekanan udara 1 atm, maka titik didih larutan dinyatakan sebagai : Tb = (100 + ΔTb) oC 3.Penurunan Titik Beku Untuk penurunan titik beku persamaannya dinyatakan sebagai: ΔTf = penurunan titik beku m = molalitas larutan Kf = tetapan penurunan titik beku molal W = massa zat terlarut Mr = massa molekul relatif zat terlarut p = massa pelarut Apabila pelarutnya air dan tekanan udara 1 atm, maka titik beku larutannya dinyatakan sebagai: Tf = (O – ΔTf)oC 4.Tekanan Osmosis
  • 22. Tekanan osmosis adalah tekanan yang diberikan pada larutan yang dapat menghentikan perpindahan molekul-molekul pelarut ke dalam larutan melalui membran semi permeabel (proses osmosis) seperti ditunjukkan pada. Menurut Van’t hoff tekanan osmosis mengikuti hukum gas ideal: PV = nRT Karena tekanan osmosis = Π , maka : π°= tekanan osmosis (atmosfir) C = konsentrasi larutan (M) R = tetapan gas universal. = 0,082 L.atm/mol K T = suhu mutlak (K) Tekanan osmosis  Larutan yang mempunyai tekanan osmosis lebih rendah dari yang lain disebut larutan Hipotonis.  Larutan yang mempunyai tekanan lebih tinggi dari yang lain disebut larutan Hipertonis.  Larutan yang mempunyai tekanan osmosis sama disebut Isotonis. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa larutan elektrolit di dalam pelarutnya mempunyai kemampuan untuk mengion. Hal ini mengakibatkan larutan elektrolit mempunyai jumlah partikel yang lebih banyak daripada larutan non elektrolit pada konsentrasi yang sama. Contoh :
  • 23. Larutan 0.5 molal glukosa dibandingkan dengan iarutan 0.5 molal garam dapur.  Untuk larutan glukosa dalam air jumlah partikel (konsentrasinya) tetap, yaitu 0.5 molal.  Untuk larutan garam dapur: NaCl(aq) → Na+(aq) + Cl-(aq) karena terurai menjadi 2 ion, maka konsentrasi partikelnya menjadi 2 kali semula = 1.0 molal. Yang menjadi ukuran langsung dari keadaan (kemampuannya) untuk mengion adalah derajat ionisasi. Besarnya derajat ionisasi ini dinyatakan sebagai : α° = jumlah mol zat yang terionisasi/jumlah mol zat mula-mula Untuk larutan elektrolit kuat, harga derajat ionisasinya mendekati 1, sedangkan untuk elektrolit lemah, harganya berada di antara 0 dan 1 (0 < α < 1). Atas dasar kemampuan ini, maka larutan elektrolit mempunyai pengembangan di dalam perumusan sifat koligatifnya.  Untuk Kenaikan Titik Didih dinyatakan sebagai : n menyatakan jumlah ion dari larutan elektrolitnya.  Untuk Penurunan Titik Beku dinyatakan sebagai :  Untuk Tekanan Osmosis dinyatakan sebagai : π° = C R T [1+ α(n-1)] Contoh : Hitunglah kenaikan titik didih dan penurunan titik beku dari larutan5.85 gram garam dapur (Mr = 58.5) dalam 250 gram air ! (untuk air, Kb= 0.52 dan Kf= 1.86) Jawab :
  • 24. Larutan garam dapur, Contoh penerapan sifat koligatif dalam kehidupan sehari-hari a. Penerapan Penurunan Tekanan Uap Laut mati adalah contoh dari terjadinya penurunan tekanan uap pelarut oleh zat terlarut yang tidak mudah menguap. Air berkadar garam sangat tinggi ini
  • 25. terletak di daerah gurun yang sangat panas dan kering, serta tidak berhubungan dengan laut bebas, sehingga konsentrasi zat terlarutnya semakin tinggi. Pada saat berenang di laut mati, kita tidak akan tenggelam karena konsentrasi zat terlarutnya yang sangat tinggi. Hal ini tentu saja, dapat dimanfaatkan sebagai sarana hiburan atau rekreasi bagi manusia. Penerapan prinsip yang sama dengan laut mati dapat kita temui di beberapa tempat wisata di Indonesia yang berupa kolam apung. b. Penerapan Penurunan Titik Beku  Membuat Campuran Pendingin Cairan pendingin adalah larutan berair yang memiliki titik beku jauh di bawah 0oC. Cairan pendingin digunakan pada pabrik es, juga digunakan untuk membuat es putar. Cairan pendingin dibuat dengan melarutkan berbagai jenis garam ke dalam air. Pada pembuatan es putar cairan pendingin dibuat dengan mencampurkan garam dapur dengan kepingan es batu dalam sebuah bejana berlapis kayu. Pada pencampuran itu, es batu akan mencair sedangkan suhu campuran turun. Sementara itu, campuran bahan pembuat es putar dimasukkan dalam bejana lain yang terbuat dari bahan stainless steel. Bejana ini kemudian dimasukkan ke dalam cairan pendingin, sambil terus-menerus diaduk sehingga campuran membeku.  Antibeku pada Radiator Mobil Di daerah beriklim dingin, ke dalam air radiator biasanya ditambahkan etilen glikol. Di daerah beriklim dingin, air radiator mudah membeku. Jika keadaan ini dibiarkan, maka radiator kendaraan akan cepat rusak. Dengan penambahan etilen glikol ke dalam air radiator diharapkan titik beku air dalam radiator menurun, dengan kata lain air tidak mudah membeku  Antibeku dalam Tubuh Hewan Hewan-hewan yang tinggal di daerah beriklim dingin, seperti beruang kutub, memanfaatkan prinsip sifat koligatif larutan penurunan titik beku untuk bertahan hidup. Darah ikan-ikan laut mengandung zat-zat antibeku yang mempu menurunkan titik beku air hingga 0,8oC. Dengan demikian, ikan laut dapat bertahan di musim dingin yang suhunya mencapai 1,9oC karena zat antibeku yang dikandungnya dapat mencegah pembentukan kristal es dalam jaringan dan selnya. Hewan-hewan lain yang tubuhnya mengandung zat antibeku antara lain serangga , ampibi, dan nematoda. Tubuh serangga mengandung gliserol dan dimetil sulfoksida, ampibi mengandung glukosa dan gliserol darah sedangkan nematoda mengandung gliserol dan trihalose.  Antibeku untuk Mencairkan Salju Di daerah yang mempunyai musim salju, setiap hujan salju terjadi, jalanan dipenuhi es salju. Hal ini tentu saja membuat kendaraan sulit untuk melaju. Untuk mengatasinya, jalanan bersalju tersebut ditaburi campuran garam NaCL dan CaCl2. Penaburan garam tersebut dapat mencairkan salju. Semakin banyak garam yang ditaburkan, akan semakin banyak pula salju yang mencair.
  • 26. Menentukan Massa Molekul Relatif (Mr) Pengukuran sifat koligatif larutan dapat digunakan untuk menentukan massa molekul relatif zat terlarut. Hal itu dapat dilakukan karena sifat koligatif bergantung pada konsentrasi zat terlarut. Dengan mengetahui massa zat terlarut (G) serta nilai penurunan titik bekunya, maka massa molekul relatif zat terlarut itu dapat ditentukan. c. Penerapan Tekanan Osmosis 1. Mengontrol Bentuk Sel Larutan-larutan yang mempunyai tekanan osmosis yang sama disebut isotonik. Larutan-larutan yang mempunyai tekanan osmosis lebih rendah daripada larutan lain disebut hipotonik. Sementara itu, larutan-larutan yang mempunyai tekanan osmosis lebih tinggi daripada larutan lain disebut hipertonik. Contoh larutan isotonik adalah cairan infus yang dimasukkan ke dalam darah. Cairan infus harus isotonik dengan cairan intrasel agar tidak terjadi osmosis, baik ke dalam ataupun ke luar sel darah. Dengan demikian, sel-sel darah tidak mengalami kerusakan. 2. Mesin Cuci Darah Pasien penderita gagal ginjal harus menjalani terapi cuci darah. Terapi menggunakan metode dialisis, yaitu proses perpindahan molekul kecil-kecil seperti urea melalui membran semipermeabel dan masuk ke cairan lain, kemudian dibuang. Membran tak dapat ditembus oleh molekul besar seperti protein sehingga akan tetap berada di dalam darah. 3. Pengawetan Makanan Sebelum teknik pendinginan untuk mengawetkan makanan ditemukan, garam dapur digunakan untuk mengawetkan makanan. Garam dapat membunuh mikroba penyebab makanan busuk yang berada di permukaan makanan. 4. Membasmi Lintah Garam dapur dapat membasmi hewan lunak, seperti lintah. Hal ini karena garam yang ditaburkan pada permukaan tubuh lintah mampu menyerap air yang ada dalam tubuh sehingga lintah akan kekurangan air dalam tubuhnya. 5. Penyerapan Air oleh Akar Tanaman Tanaman membutuhkan air dari dalam tanah. Air tersebut diserap oleh tanaman melalui akar. Tanaman mengandung zat-zat terlarut sehingga konsentrasinya lebih tinggi daripada air di sekitar tanaman sehingga air dalam tanah dapat diserap oleh tanaman. 6. Desalinasi Air Laut Melalui Osmosis Balik Osmosis balik adalah perembesan pelarut dari larutan ke pelarut, atau dari larutan yang lebih pekat ke larutan yang lebih encer. Osmosis balik terjadi jika kepada larutan diberikan tekanan yang lebih besar dari tekanan osmotiknya. Osmosis balik digunakan untuk membuat air murni dari air laut. Dengan memberi tekanan pada permukaan air laut yang lebih besar daripada tekanan osmotiknya, air dipaksa untuk merembes dari air asin ke dalam air murni melalui
  • 27. selaput yang permeabel untuk air tetapi tidak untuk ion-ion dalam air laut. Tanpa tekanan yang cukup besar, air secara spontan akan merembes dari air murni ke dalam air asin. Penggunaan lain dari osmosis balik yaitu untuk memisahkan zat-zat beracun dalam air limbah sebelum dilepas ke lingkungan bebas. D. PENYERAPAN CAHAYA OLEH LARUTAN Cahaya bisa dianggap sebagai kuantum energi atau gelombang Elektromagnetik. Cahaya dapat merambat tanpa atau ada medium rambatan. Perbedaan bagian sprektrum frekuensi gelombang cahaya diberi nama khusus: Gambar Spektrum gelombang elektromagnetik Ketika suatu gelombang elektromaknetik ditembakkan ke suatu zat atau materi, tidak semua radiasi gelombangnya dapat diteruskan. Sebagian gelombangnya akan dipantulkan kembali, diserap oleh materi tersebut dan menyebar serta berfluorisasi. Besarnya gelombang radiasi yang dapat diteruskan tergantung dari besarnya konsentrasi atom-atom, ion-ion tau molekul-molekul yang membentuk materi tersebut. Pada gambar 2.3 dapat dilihat ilustrasi dari penyerapan cahaya yang terjadi pada suatu larutan. Setiap cairan memiliki jenis dan konsentrasi molekul yang berbeda – beda, sehingga penyerapan tiap cairan berbeda pula. Sesuai dengan Hukum Beer- Lambert bahwa radiasi transmisi (T) secara logaritimik dipengaruhi oleh konsentrasi cairan (c) dan jarak cahaya merambat (l) serta koefisien absorsi. Dimana T juga merupakan perbandingan intensitas cahaya sebelum masuk ke cairan (I0) dan intensitas setelah dilewatkan oleh caira (I1), persamaan 2.3. Setiap
  • 28. cairan memiiki transmisi yang berbeda pada panjang gelombang berbeda. T ini dinyatakan dalam absorbance (A), persamaan 2.3. 푇= IoI1 = 10-εcl 2.2 푇=−log10⦋IoI1 ⦋ 2.3
  • 29. BAB III. PENUTUP A. KESIMPULAN Larutan adalah campuran homogen (komposisinya sama), serba sama (ukuran partikelnya), tidak ada bidang batas antara zat pelarut dengan zat terlarut (tidak dapat dibedakan secara langsung antara zat pelarut dengan zat terlarut), partikel- partikel penyusunnya berukuran sama (baik ion, atom, maupun molekul) dari dua zat atau lebih. Dalam larutan fase cair, pelarutnya (solvent) adalah cairan, dan zat yang terlarut di dalamnya disebut zat terlarut (solute), bisa berwujud padat, cair, atau gas. Dengan demikian, larutan = pelarut (solvent) + zat terlarut (solute). Khusus untuk larutan cair, maka pelarutnya adalah volume terbesar Konsetrasi Larutan Konsetrasi larutan merupakan cara untuk menyatakan hubungan kuantitatif antara zat terlarut dan pelarut.  Konsentrasi : jumlah zat tiap satuan volum (besaran intensif)  Larutan encer : jumlah zat terlarut sangat sedikit  Larutan pekat : jumlah zat terlarut sangat banyak  Cara menyatakan konsentrasi: molar, molal, persen, fraksi mol, bagian per sejuta (ppm), dll Molaritas (M) Molaritas adalah jumlah mol zat terlarut dalam satu liter larutan. Rumus Molaritas adalah : Molalitas (m) Molalitas adalah jumlah mol zat terlarut dalam 1000 gram pelarut. Rumus Molalitas adalah :
  • 30. Sifat koligatif larutan adalah merupakan salah satu sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis zat yang terlarut tetapi hanya bergantung pada banyak nya partikel partikel atau konsentrasi pertikel zat terlarutnya ( kosentrasi zat terlarut). Sifat koligatif larutan terdiri dari dua jenis, yaitu sifat koligatif larutan elektrolit dan sifat koligatif larutan non elektrolit. Apabila suatu pelarut ditambah dengan sedikit zat terlarut (Gambar 6.1), maka akan didapat suatu larutan yang mengalami:  Penurunan tekanan uap jenu  Kenaikan titik didih  Penurunan titik beku  Tekanan osmotik
  • 31. DAFTAR PUSTAKA Harjadi, W. 1986. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta: PT Gramedia (hal 176 – 187) Alexeyev, V. 1969. Quantitative Analysis. Moscow: MIR Publishers (hal 406 – 410) Khopkar, S.M. 1990. Konsep Dasar Ilmu Kimia Analitik. Jakarta: Universitas Indonesia (hal 61) Day, R.A, & Underwood, A.L., Analisis Kimia Kuantitatif, edisi kelima., Erlangga, Jakarta,1986. Hardaji, W., Ilmu Kimia Analitik Dasar, PT Gramedia, Jakarta, 1990. http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2008/Sri%20Ratisah%20054828/materi.HTM http://kimia.upi.edu/staf/nurul/web2012/1000596/nonelektrolitrumus.PNG