Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Ringkasan Kitab Mafahim HT
1. 1 | P a g e
ALUR KITAB MAFAHIM HIZBUT TAHRIR
KEMUNDURAN KAUM MUSLIMIN (page 1)
Fakta:
Sejak pertengahan abad XII H/ 18 M, dunia Islam
mengalami kemunduran.
Penyebab: Bahasa Arab diremehkan sejak awal VII H
Akibatnya:
Hilangnya ijtihad terhadap syariat
Lemahnya pemahaman umat terhadap Islam
Telah dilakukan berbagai upaya untuk
membangkitkan kaum muslimin, tetapi gagal
karena: (page 6)
1) Fikrah Islam tidak dipahami secara mendalam
- Mengkompromikan Islam dengan filsafat.
- Manipulasi ajaran Islam oleh orang-orang
munafik.
- Kelalaian umat terhadap penguasaan bahasa
Arab.
- Invasi budaya Barat (sejak akhir abad 17 M)
- Kristenisasi.
- Serangan politik dari Barat.
2) Tidak ada gambaran yang jelas mengenai
thariqah untuk menerapkan fikrah (page 8)
- Negara mengabaikan pelaksanaan hukum
Islam.
- Umat menganggap bahwa kebangkitan Islam
bisa diraih hanya dengan membangun masjid,
membuat buku, mendidik akhlak, dll
- Umat berdiam diri terhadap kepemimpinan
kufur
3) Tidak ada usaha untuk menghubungkan fikrah
dengan thariqah (page 9)
Studi hukum syariat (fikrah) saja,
meninggalkan metode operasional
(thariqah)-nya
Penyebab lain:
- Islam diinterpretasikan agar sesuai keadaan
masyarakat, dan membuat kaidah-kaidah kulliyat
(umum) sebagai legitimasi.
- Mengeluarkan fatwa yang tidak berlandaskan
hukum syara.
Contoh: menghalalkan riba yang nilai bunganya
kecil, membolehkan penghentian pelaksanaan
hudud, membolehkan UU pidana dari luar Islam.
Menurut mereka, Islam harus up to date.
Akibatnya: Islam ditakwilkan agar sesuai
peristiwa, aliran, dan tolak ukur masing-
masing.
Kegagalan gerakan islahiyah selalu sejalan
dengan pemahaman yang salah kaprah
tersebut.
TEMBOK PENGHALANG ANTARA ISLAM DAN
KEHIDUPAN (page 13)
Pada awal abad XX M, muncul banyak penghalang
yang memisahkan Islam dengan kehidupan.
Penyebab:
Kekeliruan ulama dan kaum terpelajar sehingga
menyebabkan kegagalan gerakan-gerakan Islam.
1) Mempelajari Islam dengan metode yang keliru.
- Syariat dipelajari hanya sebagai ilmu dalam
masalah ritual dan akhlak, bukan sebagai
hukum yang mampu mengatasi problem
kehidupan.
- Dakwah dilakukan hanya dengan memberi
nasehat dan petunjuk Hasilnya: umat jenuh,
menganggap bahwa Islam tidak mampu
memberikan solusi atas problem mereka.
- Keliru memahami QS. At-Taubah: 122 (page 18)
Mempelajari Islam dianggap fardu kifayah.
2) Kebencian Barat terhadap Islam menjelek-
jelekkan sebagian hukum Islam (page 20)
Kaum muslim menjadi pihak tertuduh, lalu
menginterpretasikan Islam secara keliru.
Contoh: jihad hanya dimaknai sebagai perang
defensif, bukan ofensif.
Menjauhkan umat dari pemahaman Islam
yang benar.
3) Daulah Islam dianggap mustahil terwujud
- Menerapkan aturan selain Islam tidak dianggap
sebagai dosa dan bencana.
Harus ada gerakan yang memahami Islam baik
dalam aspek fikrah maupun thariqahnya.
2. 2 | P a g e
DAKWAH HIZBUT TAHRIR (page 21)
HT: bertujuan melanjutkan kehidupan Islam
Memilih dan menentukan hukum syara.
Menentukan kaidah kulliyat & definisi syara.
Dakwah Islam harus dibangun atas dasar
pembentukkan pemikiran dan wajib dikembangkan
sebagai qiyadah fikriyah (kepemimpinan umat yang
didasarkan pada pemikiran).
Fikru mustanir: pandangan yang teliti, mendalam
dan cemerlang terhadap segala sesuatu.
Membentuk aqidah Islam: pemecah uqdatul
qubra.
Menentukan tujuan hidup.
RUH, ASPEK ROHANI, DAN KEROHANIAN (Page 25)
Alam semesta, manusia, kehidupan (AMK) = materi
Materi: sesuatu yang dapat dijangkau dan diindera
(sesuatu yang menempati ruang dan memiliki
massa).
Ruh = kesadaran manusia akan hubungannya
dengan Allah sesuatu yang baru, bukan bagian
dari bentukan manusia (sifat yang datang dari unsur
luar).
Kekeliruan:
Menganggap manusia terbentuk dari materi dan
ruh. Manusia harus memenangkan ruh atas materi
agar menjadi orang baik
AMK memiliki aspek rohani (keberadaannya sebagai
ciptaan al-khaliq)
Adanya ruh mampu dirasakan oleh manusia, namun
mereka tidak mampu mendefinisikannya.
Kesalahan: ruh dalam pengertian kerohanian
dianggap sama dengan ruh yang berarti rahasia
hidup. (page 30)
Fakta di masyarakat:
Ketidakjelasan definisi ruh, aspek rohani, dan
kerohanian.
Ketidakjelasan makna akal. Akibatnya, muncul
perbedaan pandangan dan kekacauan gambaran
tentang tempat dan keberadaan akal.
AKAL: pemindahan gambaran objek ke dalam otak
melalui panca indera disertai pengetahuan
sebelumnya tentang fakta tersebut, sehingga dapat
ditafsirkan. (page 32)
Ruh, kerohanian, dan aspek rohani merupakan
realita yang dapat diindera/ dirasakan. (page 33)
Tidak dimiliki oleh orang atheis.
Terkait dengan keimanan terhadap Allah.
ASPEK ROHANI: pengakuan bahwa segala sesuatu
merupakan makhluk yang diciptakan al-khaliq
Akan melahirkan pengagungan terhadap al-
khaliq.
Ruh dan aspek rohani adalah istilah yang memiliki
makna khas, meskipun diungkapkan dengan
berbagai lafadz.
Makna ruh dalam al-Quran: (page 36)
- Rahasia hidup [QS.al-Isra (17):85]
- Jibril [QS.asy-Syura (26): 193-194]
- Syariah [QS.asy-Syura 42,52]
Bukan topik pembahasan
QADA QADAR
Manusia hidup di dua lingkaran:
1) Daerah yang menguasai manusia (berlaku
nidzamul wujud) manusia dikendalikan
(musayyar) tidak dihisab
2) Daerah yang dikuasai manusia bebas memilih
(mukhayyar) dihisab
Aspek ruhiyah
Ruh: kesadaran akan hubungan dengan Allah
Ruhaniyah: perbuatan yang senantiasa
dikaitkan dengan hukum syara
Jawil (suasana) iman yang kuat
Amal yang istimror (terus berlangsung)
3. 3 | P a g e
HAKIKAT AMAL PERBUATAN
(KHAIR-SYARR) (page 38)
Fakta: manusia cenderung menggolongkan apa
yang disenanginya sebagai baik, dan apa yang
dibencinya dengan buruk.
Koreksi:
Kriteria baik (khair) dan buruk (syarr) harus
didasarkan pada unsur di luar perbuatan tsb,
yaitu dorongan dan tujuan dilakukannya
perbuatan, bukan karena disukai/ tidak,
mendatangkan manfaat/ tidak.
Contoh:
Membunuh=perbuatan
Membunuh kafir harbi khair
Membunuh muslim/ kafir mu’ahid syarr
Dorongan dan tujuan: bergantung aqidah yang
diyakini manusia.
Pada daerah yang dikuasai manusia, berlaku:
Khair: sesuatu yang diridlai Allah (sesuai syariat)
Syarr: sesuatu yang dimurkai Allah (menyalahi
syariat)
Pada daerah yang menguasai manusia, predikat
baik dan buruk ini bukan merupakan sifat
sesungguhnya dari suatu perbuatan/ kejadian.
Adakalanya manusia melihat sesuatu itu baik
padahal buruk, dan sebaliknya [QS. Al-Baqarah
(2): 216].
HASAN QABIH (page 43)
Fakta:
Perbuatan = materi belaka, tidak memiliki
predikat terpuji (hasan) atau tercela (qabih).
Predikat hasan atau qabih bisa didapat dari
faktor luar, yaitu:
1. Akal saja bathil, karena dipengaruhi
kepentingan & bersifat temporal
2. Syariat saja shahih
3. Akal yang dibenarkan syara’ (syara’ sebagai
dalil/ legalitas atas apa yang ditunjuk akal)
bathil, karena menjadikan akal sebagai
standar. Contoh: JIL, riba, monogami, 4
bulanan
4. Syara yang diperkuat akal (akal sebagai dalil
terhadap sesuatu yang ditunjuk syara’)
bathil, karena dalil hukum syara’ adalah nash,
bukan akal. Fungsi akal: untuk memahami
syara’.
Contoh: Menakwilkan syara’ sesuai
pemahaman. Iman hijrah Islam (NII)
Kriteria hasan (terpuji) dan qabih (tercela) harus
berasal dari syara saja.
Perbedaan khair-syarr dan hasan-qabih:
1. Khair-syarr ditentukan oleh akibat
perbuatan tersebut (menurut pandangan
manusia) dan pengaruhnya terhadap
mereka.
Koreksi:
Suatu perbuatan tidak dapat disebut baik dan
buruk menurut cinta atau benci, manfaat
atau mudarat. Yang menjadi tolak ukurnya
adalah ridha Allah SWT.
2. Terpuji-tercela dipandang berdasarkan
ketentuan manusia dan sanksi/ imbalan atas
suatu perbuatan.
Koreksi:
- Perbuatan tidak dapat dianalogikan
dengan benda, karena tidak memiliki
sesuatu yang dapat diindera untuk
ditentukan hukumnya, apakah terpuji
atau tercela.
- Penentuan hasan-qabih harus berasal
dari zat lain, yaitu Allah SWT.
QIMAH (page 47)
Nilai perbuatan (qimatul ‘amal) = Tujuan
dilakukannya perbuatan Harus ditentukan
syara.
1. Qimah materi
2. Qimah kemanusiaan
3. Qimah akhlak
4. Qimah ruhiyah
Manusia harus berupaya meraih nilai-nilai
tersebut sesuai perintah dan larangan Allah.
FALSAFAH ISLAM DALAM KEHIDUPAN (page 52)
Perbuatan manusia = materi
Ruh = kesadaran manusia akan hubungannya
dengan Allah.
Penyatuan materi & ruh: berbuat sesuai perintah
dan larangan Allah.
DARUL ISLAM – DARUL KUFUR (page 54)
Darul Islam: negeri yang menerapkan sistem Islam
dan memberlakukan hukum sesuai apa yang
4. 4 | P a g e
diturunkan Allah, walaupun mayoritas
penduduknya bukan muslim.
PERATURAN HIDUP DALAM ISLAM (page 54)
Hukum syara: untuk mengatasi problematika
manusia.
- Ibadah
- Akhlak
- Makanan
- Pakaian
- Muamalah
- Uqubat
ILLAT (page 56)
Syariat terkait ibadah, akhlak, dan makanan tidak
boleh dicari illatnya harus diambil secara tauqifi
apa adanya.
Hikmah: hanya terbatas pada nash. (page 57)
AKHLAK (page 59)
- Bagian dari syariat Islam
- Bagian dari perintah & larangan Allah, bukan
karena dorongan manfaat (agar tidak munafik).
- Tidak mempunyai illat
- Tujuan: qimah akhlak (page 62).
MUAMALAH (page 63)
Hukum muamalah & uqubat:
1. Memiliki illat. Contoh: pemberian harta fa’i
2. Tidak memiliki illat. Contoh: haramnya riba.
illatnya tidak boleh dicari-cari.
Illat syar’iyyah: berdasarkan nash, bukan manfaat &
pertimbangan waktu/ tempat.
URF
Tradisi bukan illat (hukum tidak berubah karena urf)
KESESUAIAN ISLAM DENGAN WAKTU DAN TEMPAT
- Gharizah dan hajatul udlowiyah tidak pernah
berubah. Yang berubah: bentuk kehidupan
manusia.
- Tidak berarti syariah bersifat fleksibel (dapat
berubah sesuai perkembangan zaman) (page 68)
- Hukum digali dengan memperhatikan illat, bukan
terbatas pada bentuk harfiah dalam nash (page
70). Contoh: QS. Al-Anfal (8): 60
DALIL SYARA (page 72)
Dalil syara: sumber pengambilan hukum.
1. Al-Quran
2. Sunah
3. Ijma sahabat
4. Qiyas
Mazhab sahabat bukan dalil syara
Sahabat= mujtahid: mungkin salah & bisa
memiliki pendapat yang berbeda-beda.
Syariat umat terdahulu bukan dalil syara.
Iman terhadap nabi dan rasul terdahulu bukan
berarti mengikuti mereka. (page 73)
QS. Ali-Imran (3): 19
QS. Ali-Imran (3): 85
Kaidah ushul:
“Syariat Nabi Muhammad menghapus
syariat terdahulu.”
QS. Al-Maidah (5): 48
IJTIHAD (page 78)
Untuk mengetahui hukum syara.
Istinbat dilakukan mujtahid (fardu kifayah)
Pintu ijtihad selalu terbuka untuk para ulama.
Macam-macam mujtahid (page 79):
1. Mujtahid mutlak
2. Mujtahid mazhab
3. Mujtahid al-mas’alatu al-wahidah
Konsep ijtihad mulai lemah karena:
- Penulisan/ kodifikasi mazhab-mazhab mujtahid.
- Pembentukkan kaidah-kaidah (ushul) & hukum-
hukum (furu).
Akibatnya, mayoritas kaum muslim menjadi
muqallid.
Macam-macam muqallid: (page 80)
1. Muqallid muttabi: mengambil hukum yang
diistinbat mujtahid dengan mengetahui
dalilnya.
2. Muqallid ‘ami: mengikuti pendapat mujtahid
tanpa meneliti dalilnya.
Kitab fikih berbentuk syarah (penjelasan) & harfiyah
& kodifikasi tidak dapat dijadikan rujukan/ sumber
hukum (page 82).
Kodifikasi (ringkasan fikih) tidak dapat menjadi
rujukan & sandaran pengambilan hukum karena
taqlid yang dapat melemahkan pengetahuan kaum
muslim terhadap fikih.
5. 5 | P a g e
Cara menyusun UUD dan UU: (page 84)
1. Problem dipelajari dibuat UU umum dalam
bentuk kaidah / hukum syara yang menyeluruh
(disertakan dalil pada setiap pasal).
2. Hukum syara dijadikan acuan UU.
3. Nash syara, fiqh Islam dan ushul fiqh menjadi
rujukan untuk penafsiran UU.
4. Faqih terhadap fakta saat menggali hukum.
PENERAPAN SYARIAT (page 86) pada:
Muslim: ibadah, akhlak, muamalah, uqubat,
makanan, pakaian.
Non-muslim: muamalah, uqubat dakwah praktis.
MABDA ISLAM
1. Fikrah:
- Aqidah
- Pemecahan masalah (*)
2. Thariqah:
- Cara pelaksanaan (*)
- Cara memelihara aqidah
- Cara mengemban mabda
Hukum-hukum thariqah digali melalui ijtihad
dari al-Quran, Sunah, Ijma, dan Qiyas.
Thariqah tidak boleh berubah & harus
dilakukan sesuai nash (page 90).
Thariqah: perbuatan-perbuatan bersifat
fisik yang dapat menghasilkan sesuatu
yang nyatandalam kehidupan. Contoh:
jihad, hukum potong tangan, hukuman
untuk orang yang tidak shalat, dll.
Thariqah dilakukan sesuai perintah dan
larangan Allah taqarrub untuk
meraih ridla Allah
KAIDAH AMAL (page 93)
Pemikiran + perbuatan tujuan
+ perasaan
Penginderaan fakta di otak
+ informasi
Perasaan (penginderaan) berbuat bahaya
(karena tidak akan mengubah realita & menjadikan
fakta sebagai sumber pemikiran).
Metode revolusioner: tidak bertahap & tambal
sulam butuh persiapan individu & masyarakat.
- Studi tentang Islam
- Studi tentang kondisi masyarakat
Metode pengajaran Islam:
Ilmu dipelajari untuk dipraktekkan
Pemikiran terkait dengan perasaan, sehingga
mampu memecahkan problem kehidupan
Bukan sekedar ilmu, nasehat & petunjuk karena
akan mengabaikan pengamalannya.
Upaya meraih tujuan: perlu keseriusan &
keterikatan terhadap ketentuan partai serta
pengorbanan.
NUQTAH (page 98)
DAKWAH JAMAAH (page 114)
Paragraph 111
Tujuan kutlah:
- Melanjutkan kehidupan islam
- Mengembangkan dakwah ke seluruh dunia.
Metode untuk mencapai kekuasaan:
- Mempelajari dan memahami islam
- Membina masyarakat dengan islam
terbentuk kepribadian islam
- Berinteraksi dengan umat menjelaskan
hukum syara yang akan memecahkan
problem kehidupan (dilakukan beriringan
dengan aktivitas pengkaderan).
- Menentang & membongkar makar penjajah
dan kaki tangannya.
Kutlah hizbiyah melakukan aktivitas politik untuk
mencapai kekuasaan dan tidak boleh bersifat:
- Ruhiyah (ritual)
- Akhlakiyah
- Ilmiyah (pengkajian)
- Ta’limiyah (pendidikan)
Politik = pengaturan & pemeliharaan urusan umat
secara keseluruhan, baik di dalam maupun di luar
negeri.