1. Dokumen membahas tiga ideologi utama yaitu Islam, kapitalisme, dan sosialisme.
2. Islam dianggap sebagai ideologi yang paling sesuai dengan fitrah manusia dan akal karena berdasarkan wahyu Allah dan mengatur seluruh aspek kehidupan secara seimbang.
3. Kapitalisme dan sosialisme lebih mengedepankan aspek materialistis dan sekuler serta kurang memperhatikan keselarasan dengan fitrah manus
1. Ringkasan Materi KEPEMIMPINAN BERFIKIR DALAM ISLAM
I. Fakta ikatan-ikatan yang ada di masyarakat saat ini II. Mengenal Mabda
Manusia adalah mahluk sosial yang senantiasa berinteraksi dan
membutuhkan manusia lain untuk mencapai tujuan tertentu. Saat ini, ada
beberapa hal yang dijadikan pengikat antar individu di masyarakat:
JENIS IKATAN KELEMAHAN
Nasionalisme
(kebangsaan)
Mutu ikatan rendah, emosional, temporal
Sukuisme (kesukuan) Berlandaskan keturunan, emosional, tidak
manusiawi (menimbulkan perselisihan)
Kemaslahatan Temporal, ada tawar menawar untuk
mewujudkan kemaslahatan yang lebih besar
Kerohanian tanpa aturan Parsial, tidak nampak dalam kehidupan
Ikatan yang lemah dan rusak, tidak layak dijadikan pengikat sesama
manusia untuk meraih kebangkitan.
Ikatan yang shahih: IKATAN IDEOLOGIS, yaitu ikatan yang berlandaskan
pada suatu ideologi (mabda) tertentu.
Mabda adalah aqidah aqliyah yang melahirkan sistem peraturan.
Thariqah harus ada supaya mabda terwujud dalam kehidupan
Mabda shahihjikaaqidahnyashahih. Kriteriaaqidah yang shahih: sesuai fitrah
manusia, dibangun berdasarkan akal, dan menentramkan hati.
III. Perbandingan Mabda IV. Penutup
Berdasarkan definisinya, maka di dunia ini hanya ada 3 yang memenuhi kriteria sebagai
mabda:
1. Islam
2. Kapitalisme
3. Sosialisme
Ketiga mabda tersebut harus dibandingkan dalam hal:
Sumber
Aqidah (dasar qiyadah fikriyah)
Tolak ukur kebahagiaan
Pandangan terhadap masyarakat & individu
Kemunculan sistem aturan
Penerapan aturan
Pemenuhan kebutuhan jasmani & naluri
Ikatan perbuatan
Tolak ukur perbuatan
Kesesuaian dengan fitrah manusia
Kesesuaian dengan akal (tabel perbandingan mabda terlampir)
Kesimpulan:
Islamadalah mabda yang shahih & layak bagi manusiakarena sesuai fitrah dan memuaskan
akal.
1. Sejak Rasulullah hijrah keMadinah sampai runtuhnya Khilafah Utsmaniyah tahun 1918
M, kaum muslimin hanya menerapkan sistem Islam, dalam bidang: sosial, ekonomi,
pendidikan, politik luar negeri, dan pemerintahan.
(struktur Daulah Khilafah terlampir)
2. Bukti keberhasilan qiyadah fikriyah Islam:
Bangkitnya taraf pemikiran bangsa Arab.
Masuknya berbagai bangsa, suku, & ras manusia ke dalam Islam (melalui futuhat).
Keteguhan kaum muslimin dalam mempertahankan aqidah mereka.
Umat Islamterkemuka dalamhadlarah,madaniyah,tsaqafah, dan ilmu pengetahuan.
3. Islam memandang manusia sebagai mahluk sosial yang memiliki karakter berbeda -
beda, sehingga meskipun sistemIslamditerapkan,akan ada saja individu-individu yang
menyimpang & melanggar aturan.
4. Buruknya (kelalaian) penerapan Islam dalam sejarah bukan berarti sistem Islam tidak
diterapkan.
5. Sejarah bukanlah sumber rujukan bagi peraturan dan fikih Islam.
6. Jalan kebangkitan manusia:
Mengambil Islam secara sempurna, yaitu aqidah dan aturan-aturannya.
Mengemban & mendakwahkan qiyadah fikriyah Islam.
Melanjutkan kembali kehidupan Islam dengan tegaknya Daulah Khilafah.
Mabda
(Ideologi)
Ide (Fikrah)
Aqidahaqliyah
Pemecahanmasalah
(problem solving)
Metode
(Thariqah)
Cara menerapkan
problem solving
Cara memelihara
Aqidah
Cara mengemban
mabda
diemban negara
2. LAMPIRAN 1: PERBANDINGAN MABDA ISLAM, KAPITALISME, DAN SOSIALISME
NO. ASPEK ISLAM KAPITALISME SOSIALISME- KOMUNISME
1. Sumber Wahyu Allah SWT kepada Rasulullah SAW Produk akal manusia yang lemah & terbatas Produk akal manusia yang lemah & terbatas
2. Aqidah (dasar
qiyadah fikriyah)
Rukun iman, menyatukan aturan dan hukum Allah SWT
dengan kehidupan.
Sekularisme (pemisahan agama dari kehidupan) Materialisme (menolak keberadaan agama)
3. Tolak ukur
kebahagiaan
Tercapainya ridha Allah SWT Meraih materi (pangkat, kekayaan,dll) sebanyak-
banyaknya.
Meraih materi (pangkat, kekayaan, dll)
sebanyak-banyaknya.
4. Pandangan
terhadap
masyarakat&
individu
Masyarakat adalah kumpulan individu yang memiliki
pemikiran dan perasaan yang satu serta diatur oleh
satu hukum yang sama.
Fokus: individu adalah anggota tubuh masyarakat.
Individu diperhatikan demi kebaikan masyarakat, dan
sebaliknya
Masyarakat adalah kumpulan (terbentuk dari)
individu-individu.
Fokus: individu adalah segalanya, masyarakat
tidak menjadi prioritas.
Masyarakat adalah kumpulan & kesatuan
antara manusia, alam, dan interaksi manusia
dengan alam.
Fokus: negara adalah segalanya, individu
hanyalah salah satu gigi dalam roda
masyarakat.
5. Kemunculan
sistematuran
Aturan kehidupan dibuat Allah SWT, manusia hanya
memahami fakta & permasalahan.
Hukum dan aturan dibuat manusia berdasarkan
fakta yang berkembang.
Sistem aturan diambil dari alat-alat produksi
Penerapan aturan Atas dasar ketakwaan individu, kontrol dari
masyarakat, dan penerapan aturan oleh Negara
Kekuasaan milik individu. Negara adalah
penjamin kebebasan individu.
Aturan diterapkan oleh negara melalui
kekuatan militer & undang-undang.
6. Pemenuhan
kebutuhan
jasmani & naluri
Mengatur dengan rinci & selaras, mencegah manusia
jatuh pada martabat hewan
Mengekang atau mengumbar kebutuhan naluri
dan jasmani
Mengekang atau mengumbar kebutuhan naluri
dan jasmani
7. Ikatan perbuatan Seluruh perbuatan terikat hukum syara. Liberal (serba bebas) dalam hal aqidah,
pendapat, pemilikan (ekonomi), dan individu.
Tidak ada kebebasan dalam aqidah dan
kepemilikan.
8. Tolak ukur
perbuatan
Halal-haram Kemanfaaatan menurut pandangan manusia Aturan materialisme. Tolak ukur berubah
sesuai perkembangan materi.
9. Kesesuaian
dengan fitrah
manusia
Sesuai. Manusia adalah mahluk lemah & terbatas.
Beriman kepada Allah yangmemahami hakikatmanusia
serta terikat dengan seluruh aturan-Nya adalah sesuatu
yang naluriah.
Tidak sesuai, karena di satu sisi mengakui
keberadaan ‘Tuhan’, namun pada saatyangsama
manusia dianggap layak dan tidak punya
kekurangan untuk membuat aturan.
Tidak sesuai, karena berusaha menghilangkan
naluri beragama pada manusia.
10. Kesesuaian
dengan akal
Sesuai,karena aqidahnya dibangun berdasarkan proses
berfikir.
Tidak sesuai,karena dibangun berdasarkan
kompromi (jalan tengah).
Tidak sesuai, karena bersandar pada
materialisme (menganggap materi ada
sebelum pemikiran)