belajar adalah perubahan serta peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seseorang yang relatif menetap diberbagai bidang yang terjadi akibat melakukan interaksi terus menerus dengan ligkungannya yang melibatkan proses kognitif.
dalam proses pebelajaran sudah tentu kita akan menemui masalah. masalah-masalah dalam kelas dan solusinya dapat kalian baca dalam file upload kali ini. jangan lupa dikomentari dan diberikan masukkan yang membangun.
belajar adalah perubahan serta peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seseorang yang relatif menetap diberbagai bidang yang terjadi akibat melakukan interaksi terus menerus dengan ligkungannya yang melibatkan proses kognitif.
dalam proses pebelajaran sudah tentu kita akan menemui masalah. masalah-masalah dalam kelas dan solusinya dapat kalian baca dalam file upload kali ini. jangan lupa dikomentari dan diberikan masukkan yang membangun.
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick pada pembelajaran ...Iip Muzdalipah
Kesuksesan dalam pelajaran matematika dapat ditunjukkan dengan hasil belajar yang baik. Namun, terdapat beberapa kendala yang mempengaruhi tercapainya kesuksesan tersebut. Diantaranya siswa mengalami kesulitan dalam belajar matematika. Salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan menerapkan metode pembelajaran. Beberapa metode pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa, salah satunya adalah metode Talking Stick. Talking Stick dalam proses belajar mengajar di kelas berorientasi pada terciptanya kondisi belajar melalui permainan tongkat yang diberikan dari satu siswa kepada siswa yang lainnya. Saat guru selesai mengajukan pertanyaan, maka siswa yang sedang memegang tongkat itulah yang memperoleh kesempatan untuk menjawab pertanyaan tersebut. Hal ini dilakukan hingga semua siswa berkesempatan mendapat giliran menjawab pertanyaan yang diajukan guru. Penyusunan makalah ini mengangkat permasalahan tentang hasil belajar matematika siswa kelas X SMA dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran pada materi sistem persamaan linear. Makalah ini bertujuan untuk mendiskripsikan bagaimana pembelajaran matematika siswa menggunakan metode Talking Stick.
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick pada pembelajaran ...Iip Muzdalipah
Kesuksesan dalam pelajaran matematika dapat ditunjukkan dengan hasil belajar yang baik. Namun, terdapat beberapa kendala yang mempengaruhi tercapainya kesuksesan tersebut. Diantaranya siswa mengalami kesulitan dalam belajar matematika. Salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan menerapkan metode pembelajaran. Beberapa metode pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa, salah satunya adalah metode Talking Stick. Talking Stick dalam proses belajar mengajar di kelas berorientasi pada terciptanya kondisi belajar melalui permainan tongkat yang diberikan dari satu siswa kepada siswa yang lainnya. Saat guru selesai mengajukan pertanyaan, maka siswa yang sedang memegang tongkat itulah yang memperoleh kesempatan untuk menjawab pertanyaan tersebut. Hal ini dilakukan hingga semua siswa berkesempatan mendapat giliran menjawab pertanyaan yang diajukan guru. Penyusunan makalah ini mengangkat permasalahan tentang hasil belajar matematika siswa kelas X SMA dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran pada materi sistem persamaan linear. Makalah ini bertujuan untuk mendiskripsikan bagaimana pembelajaran matematika siswa menggunakan metode Talking Stick.
Presentasi Usulan Maskot dan Slogan UNTANAdy Setiawan
Sayembara Maskot dan Slogan Universitas Tanjungpura (Untan) Pontianak Tahun 2021 yang dilaksanakan pada momentum perayaan Dies Natalis ke-62. Sayembara digelar mulai 17 Mei s.d. 20 Juni 2021.
Buku KH. Hasyim Asy'ari (Pendiri Nahdlatul Ulama)Ady Setiawan
Kiai Haji Mohammad Hasjim Asy'arie bagian belakangnya juga sering dieja Asy'ari atau Ashari (lahir di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, 14 Februari 1871 – meninggal di Jombang, Jawa Timur, 21 Juli 1947 pada umur 76 tahun; 24 Dzul Qo'dah 1287 H- 3 Ramadhan 1366 H; dimakamkan di Tebu Ireng, Jombang) adalah salah seorang Pahlawan Nasional Indonesia[2] yang merupakan pendiri Nahdlatul Ulama, organisasi massa Islam yang terbesar di Indonesia. Di kalangan Nahdliyin dan ulama pesantren ia dijuluki dengan sebutan Hadratus Syeikh yang berarti maha guru.
Menurut Sulistyorini (2001) kinerja adalah tingkat keberhasilan seseorang atau kelompok orang dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya serta kemampuan untuk mencapai tujuan dan standar yang telah ditetapkan. Sedangkan pendapat lain, kinerja merupakan hasil dari fungsi pekerjaan atau kegiatan tertentu yang di dalamnya terdiri dari tiga aspek yaitu : kejelasan tugas atau pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya; kejelasan hasil yang diharapkan dari suatu pekerjaan atau fungsi; kejelasan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan agar hasil yang diharapkan dapat terwujud (Tempe, A Dale, 1992)
Belajar dari Prestasi Kabupaten Jembrana dalam Mewujudkan Pendidikan Unggul melalui berbagai Kebijakan yang sangat Berpihak pada Pendidikan di Daerah Tersebut.
e-Book Senarai Kearifan Gontory Karya Ust. Ahmad SuhartoAdy Setiawan
Penyusun
AHMAD SUHARTO
Judul : Senarai Kearifan Gontory Kata Bijak Para Perintis dan Masyayikh Gontor Penyusun : Ahmad Suharto Sampul : Nur Syamsi Tata Letak Isi : Namela Diterbitkan pertama kali oleh : @ YPPWP Guru Muslich 2016 Dicetak oleh namela grafika Padokan Lor RT 03 Tirtonirmolo Kasihan Bantul Yogyakarta
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
2. PERATURAN TENTOR
• Tidak akan meminta nomor telepon siswa dan tidak akan memberikan
nomor telepon sendiri kepada siswa termasuk pin dan sosial media
• Tidak akan membuat persetujuan sendiri dengan pihak Orang Tua / Siswa
dalam arti memperpanjang kontrak / membuat kontrak baru karena hak
membuat dan memperpanjang kontrak adalah hak dari lembaga.
• Datang tepat waktu sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan
• Ijin ketidakhadiran minimal 1 hari sebelum jadwal yang telah ditentukan.
• Berkelakuan baik kepada pengurus lembaga dan siswa.
• Tidak akan menyebarluaskan teknik-teknik mengajar dan buku-buku dari
Bimbingan Belajar SSC Pontianak kepada siapapun dan kapanpun.
• Mengisi Agenda Bimbingan sesuai dengan Kolom yang tersedia
• Mengisi daftar hadir yang telah disediakan
3. Pembagian Waktu Bimbingan SD
• Waktu 90 Menit dibagi menjadi 3 bagian:
- PR (jika ada) 30 menit
- Mapel Pertama 30 menit
- Mapel Kedua 30 menit
• Apabila tidak ada PR maka Mapel Pertama dan Kedua dibagi menjadi
masing-masing 45 menit
• Pembagian Waktu bukanlah Sesuatu yang pasti, tetapi dapat
disesuaikan dengan kondisi
4. Pembagian Waktu Bimbingan SMP-SMA
• Untuk SMP dan SMA waktu 90 menit untuk 1 Mapel.
• Untuk SMP Tentor membimbing tidak harus sesuai jurusanya, misal
jurusan fisika dapat mengajar Matematika dan IPA, tetapi sebelumnya
dikonfirmasi dulu Apakah Tentor bersangkutan Merasa Mampu atau
tidak.
• Untuk SMA Tentor harus sesuai dengan Jurusanya.
5. Pembagian Waktu Bimbingan SMP-SMA
• Untuk SMP dan SMA waktu 90 menit untuk 1 Mapel.
• Untuk SMP Tentor membimbing tidak harus sesuai jurusanya, misal
jurusan fisika dapat mengajar Matematika dan IPA, tetapi sebelumnya
dikonfirmasi dulu Apakah Tentor bersangkutan Merasa Mampu atau
tidak.
• Untuk SMA Tentor harus sesuai dengan Jurusanya.
6. METODE BIMBINGAN 55
Metode 55
• Siswa mengerjakan soal per 5 soal bahas 5 soal bahas
• Pembimbingan berdasarkan Kemampuan
• Untuk SD dan SMP
Langkah-langkah Metode 55
1. Setiap Siswa diberi tugas mengerjakan soal sebanyak 5 soal misal nomor 1 sampai 5
2. Siswa yang sudah selesai mengacungkan jari dan dari 5 soal dicocokkan, jika :
a. 5 Soal benar semua maka langsung mengerjakan soal nomor 6 – 10
b. 5 soal salah satu, soal salah langsung di bahas secara personal (seperti privat)
c. 5 soal salah lebih dari satu, siswa harus memilih soal mana yang mau dibahas karena setiap 5 soal, hanya 1
soal yang dibahas dengan tentor.
d. 5 soal salah semua, siswa mengerjakan ulang, jika masih salah lagi, lapor ke administrasi untuk merubah
paket kelompok menjadi privat. Hal ini berarti ada masalah dengan siswa,
3. Apabila ada lebih dari 2 siswa yang selesai 5 soal secara bersamaan, layani salah satu, yang lain mengerjakan
5 soal selanjutnya
7. Lanjutan…
Kelebihan :
• Semua materi terbahas, tidak ada yang kelewatan.
• Pembimbingan siswa mengikuti kemampuan siswa, sehingga tidak ada
siswa yang bosan menunggu temannya selesai mengerjakan.
• Siswa lebih paham karena di bahas secara personal.
• Bisa digunakan untuk kelompok yang beragam, misal dalam satu kelompok
beda kelas, atau beda buku, atau beda mapel.
Kelemahan:
• Membutuhkan Tentor yang cakap
• Hanya untuk kelompok kecil, maksimal 10 siswa.
8. METODE PEMBELAJARAN SKILL COUNT
• Tujuan dari Modul Skill Count ini adalah membuat siswa dapat menghitung dengan cepat
tanpa rumus praktis yang banyak.
• Modul ini telah terbukti dapat meningkatkan kecepatan menghitung siswa dengan cara
pembelajaran yang benar.
Langkah-langkah dalam pembelajaran skill count:
• Gunakan stopwatch untuk melihat peningkatan kecepatan siswa dalam menghitung
• Stopwatch dapat menggunakan fasilitas yang ada di HP Anda
• Tulis lama waktu siswa mengerjakan di kolom yang disediakan dibawah, pakailah Bolpoin
merah.
• Koreksilah jawaban siswa apakah sudah benar atau belum.
• Waktu mengerjakan skill count maksimal 60 menit
• Jika siswa sudah menyelesaikan 1 jilid, maka dilanjutkan ke jilid selanjutnya dengan
melakukan pretest lagi.
9. METODE BIMBINGAN UMUM
• Dalam mengajar Tentor dapat melihat beberapa alternatif dalam
mengajar di kelas bimbingan.
• Metode Bimbingan belajar lain dari pada metode mengajar di kelas.
• Dalam bimbingan belajar hanya terdapat 5 s.d. 10 orang untuk kelas
kecil dan 11 – 20 orang untuk kelas besar.
• Usahakan kelas dalam bimbingan belajar kurang dari 10 siswa karena
dalam lembaga bimbingan belajar (LBB) siswa cenderung susah
dikendalikan.
10. 1. Metode Setor
• Cara mengajar dengan metode ini adalah dengan memberi materi
tertentu kepada siswa dan diberi tanda pada buku siswa bahwa
materi ini akan diujikan saat pertemuan berikutnya.
• Siswa maju satu-satu kepada tentor dan diberi soal sesuai dengan
materi yang telah di beri tanda tadi.
• Siswa yang dianggap belum lulus mengulang kembali untuk di beri
soal-soal pada pertemuan berikutnya, sedangkan siswa yang dianggap
bisa atau lulus melanjutkan materi berikutnya dan diberikan tanda
pada buku siswa yang menyatakan dia telah lulus untuk materi
tersebut.
11. 2. Metode membuat dan mengerjakan soal
• Metode ini bisa digunakan untuk kelas besar dan kelas kecil. Metode
ini dilakukan dengan cara siswa membuat soal sebanyak 10 atau 20
soal beserta jawabannya. Soal dan kunci jawaban dibuat dalam
lembar terpisah.
• Setiap siswa diberi nomor urut masing-masing (artinya setiap siswa
punya nomor, bisa dilakukan sesuai dengan nomor absen, atau siswa
diperintahkan untuk berhitung).
• Metode ini juga bisa dilakukan dengan cara siswa hanya membuat 1
soal dan 1 kunci jawaban. Usahakan materi soal berbeda setiap siswa.
Setiap siswa diberi nomor soal, sesuai dengan jumlah siswa. Soal dan
kunci jawaban diberi nomor soal.
12. 3. Metode Konsultasi
• Metode pembelajaran ini merupakan metode pembelajaran saling
memberikan informasi kepada siswa satu kepada siswa satu lainnya.
• Cara Kerja:
• Siswa berjumlah 10 orang diberi soal sejumlah 20 soal.
• Tugas siswa mengerjakan 20 soal tersebut
• Setiap siswa diberi kesempatan untuk menanyakan 1 (satu) soal sulit kepada
tentor.
• Soal yang telah ditanyakan kepada tentor ditulis di papan beserta nama siswa
yang bertanya tadi.
• Siswa yang kesulitan dengan nomor soal yang sama dan soal tersebut telah di
konsultasikan dengan tentor, maka siswa yang telah bertanya kepada tentor
wajib memberikan informasi / mengajarkan cara mengerjakan soal nomor
tersebut.
13. 4. Metode Kompetisi
• Metode ini hanya bisa digunakan untuk kelompok kecil 4 – 10 orang.
• Caranya :
• Tulis semua nama siswa di papan.
• Berikan kolom kosong untuk nilai pada setiap nama
• Berikan satu soal, untuk langsung dikerjakan siswa
• Siswa yang mengumpulkan pertama kali berikan nilai 100 untuk 10 orang.
Apabila 7 orang berikan nilai 70 untuk pengumpul jawaban pertama.
Pengumpul jawaban kedua berikan nilai 90 dan seterusnya.
• Soal salah nilai nol.
• Setelah jawaban semua terkumpul, soal dibahas oleh tentor
14. 5. Metode Mengular
• Caranya:
• buatlah 200 kertas kecil-kecil (sekitar 4x 6cm)
• untuk siswa berjumlah 10 orang, setiap siswa ditugaskan untuk membuat 10 soal dan
jawabannya.
• Setiap siswa diberi nomor 1-10, 21-30 dan seterusnya
• Nomor soal dan nomor jawaban di tulis di belakang kertas
• Soal dan jawaban dipisahkan pada lembar yang berbeda, sehingga ada 100 soal dan
100 jawaban.
• Soal dikumpulkan berdasarkan nomor urut soalnya, nomor urut 1 paling atas dan
seterusnya, soal dibalik
• Jawaban juga dikumpulkan sesuai dengan nomor urut jawabanya, jawaban nomor 1
paling atas, jawaban dibalik dan dipegang oleh tentor.
• Siswa mulai mengerjakan soal dimulai dari siswa paling kiri mengerjakan nomor 1
kananya nomor 2 dan seterusnya.
• Setelah selesai mengerjakan 1 soal, soal digeser pada temannya dan mengambil lagi
soal pada tumpukan soal.
• Setelah selesai, tentor membacakan kunci jawaban yang telah diurutkan tadi
15. 6. Metode Praktek Sederhana
• Untuk matematika siswa membuat bangun ruang seperti limas,
kubus, dll
• Untuk fisika praktek lensa cembung, bisa menggunakan bohlam yang
diisi air
• Untuk biologi praktek mencangkok, menempel, pertumbuhan
kecambah dll
• Tujuannya siswa tidak bosan, dan menyenangkan.
• Menggunakan alat-alat yang sudah tersedia di rumah, atau murah.
16. 7. Metode Membahas Soal
• Soal yang sudah dibahas diulang kembali Cuma diganti angkanya
sehingga mereka lebih dapat menyerap ilmu lebih banyak.
• Soal juga dapat dikembangkan sendiri oleh tentor dengan mengganti
variable yang ditanyakan.