Dokumen tersebut membahas tentang penyusunan instrumen penelitian kuantitatif dan kualitatif, termasuk macam-macam skala pengukuran, cara menyusun instrumen, contoh judul penelitian, dan pengujian validitas serta reliabilitas instrumen.
Power Point Desain Penelitian Eksperimen (Sri Juwita Sandi Wijaya).pptxSri Juwita Alfath
Penelitian Eksperimen beserta jenis dan designya, meliputi :
- pengertian
- karakteristik
- prosedur penelitian
- validitas eksperimen
- desain penelitian eksperimen
- jenis penelitian eksperimen yaitu pre eksperimental design, true eksperimental design dan true eksperimental design
PPT ini merangkum materi penelitian eksprimen pada buku Metode Penelitian karya Prof. Dr. Emzir, M.Pd serta buky netode penelitiab kuantitatif kualitatif r & d karya Prof. Dr. Sugiyono
Power Point Desain Penelitian Eksperimen (Sri Juwita Sandi Wijaya).pptxSri Juwita Alfath
Penelitian Eksperimen beserta jenis dan designya, meliputi :
- pengertian
- karakteristik
- prosedur penelitian
- validitas eksperimen
- desain penelitian eksperimen
- jenis penelitian eksperimen yaitu pre eksperimental design, true eksperimental design dan true eksperimental design
PPT ini merangkum materi penelitian eksprimen pada buku Metode Penelitian karya Prof. Dr. Emzir, M.Pd serta buky netode penelitiab kuantitatif kualitatif r & d karya Prof. Dr. Sugiyono
Presentasi Usulan Maskot dan Slogan UNTANAdy Setiawan
Sayembara Maskot dan Slogan Universitas Tanjungpura (Untan) Pontianak Tahun 2021 yang dilaksanakan pada momentum perayaan Dies Natalis ke-62. Sayembara digelar mulai 17 Mei s.d. 20 Juni 2021.
Buku KH. Hasyim Asy'ari (Pendiri Nahdlatul Ulama)Ady Setiawan
Kiai Haji Mohammad Hasjim Asy'arie bagian belakangnya juga sering dieja Asy'ari atau Ashari (lahir di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, 14 Februari 1871 – meninggal di Jombang, Jawa Timur, 21 Juli 1947 pada umur 76 tahun; 24 Dzul Qo'dah 1287 H- 3 Ramadhan 1366 H; dimakamkan di Tebu Ireng, Jombang) adalah salah seorang Pahlawan Nasional Indonesia[2] yang merupakan pendiri Nahdlatul Ulama, organisasi massa Islam yang terbesar di Indonesia. Di kalangan Nahdliyin dan ulama pesantren ia dijuluki dengan sebutan Hadratus Syeikh yang berarti maha guru.
Menurut Sulistyorini (2001) kinerja adalah tingkat keberhasilan seseorang atau kelompok orang dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya serta kemampuan untuk mencapai tujuan dan standar yang telah ditetapkan. Sedangkan pendapat lain, kinerja merupakan hasil dari fungsi pekerjaan atau kegiatan tertentu yang di dalamnya terdiri dari tiga aspek yaitu : kejelasan tugas atau pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya; kejelasan hasil yang diharapkan dari suatu pekerjaan atau fungsi; kejelasan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan agar hasil yang diharapkan dapat terwujud (Tempe, A Dale, 1992)
Belajar dari Prestasi Kabupaten Jembrana dalam Mewujudkan Pendidikan Unggul melalui berbagai Kebijakan yang sangat Berpihak pada Pendidikan di Daerah Tersebut.
e-Book Senarai Kearifan Gontory Karya Ust. Ahmad SuhartoAdy Setiawan
Penyusun
AHMAD SUHARTO
Judul : Senarai Kearifan Gontory Kata Bijak Para Perintis dan Masyayikh Gontor Penyusun : Ahmad Suharto Sampul : Nur Syamsi Tata Letak Isi : Namela Diterbitkan pertama kali oleh : @ YPPWP Guru Muslich 2016 Dicetak oleh namela grafika Padokan Lor RT 03 Tirtonirmolo Kasihan Bantul Yogyakarta
Implementasi transformasi pemberdayaan aparatur negara di Indonesia telah difokuskan pada tiga aspek utama: penyederhanaan birokrasi, transformasi digital, dan pengembangan kompetensi ASN. Penyederhanaan birokrasi bertujuan untuk membuat ASN lebih lincah dan inovatif dalam pelayanan publik melalui struktur yang lebih sederhana dan mekanisme kerja baru yang relevan di era digital. Transformasi digital memerlukan perubahan mendasar dan menyeluruh dalam sistem kerja di instansi pemerintah, yang meliputi penyempurnaan mekanisme kerja dan proses bisnis birokrasi untuk mempercepat pengambilan keputusan dan meningkatkan pelayanan publik. Selain itu, pengembangan kompetensi ASN mencakup penyesuaian sistem kerja yang lebih lincah dan dinamis, didukung oleh pengelolaan kinerja yang optimal serta pengembangan sistem kerja berbasis digital, termasuk penyederhanaan eselonisasi.
Disusun oleh :
Kelas 6D-MKP
Hera Aprilia (11012100601)
Ade Muhita (11012100614)
Nurhalifah (11012100012)
Meutiah Rizkiah. F (11012100313)
Wananda PM (11012100324)
Teori ini kami kerjakan untuk memenuhi tugas
Matakuliah : KEPEMIMPINAN
Dosen : Dr. Angrian Permana, S.Pd.,MM.
UNIVERSITAS BINA BANGSA
Reformasi Administrasi Publik di Indonesia (1998-2023): Strategi, Implementas...Universitas Sriwijaya
Reformasi tahun 1998 di Indonesia dilakukan sebagai respons terhadap krisis ekonomi, ketidakpuasan rakyat terhadap pemerintahan otoriter dan korup, tuntutan demokratisasi, hak asasi manusia, serta tekanan dari lembaga keuangan internasional. Tujuannya adalah memperbaiki kondisi ekonomi, meningkatkan kesejahteraan rakyat, dan memperkuat fondasi demokrasi dan tata kelola pemerintahan. Reformasi ini mencakup bidang politik, ekonomi, hukum, birokrasi, sosial, budaya, keamanan, dan otonomi daerah. Meskipun masih menghadapi tantangan seperti korupsi dan ketidaksetaraan sosial, reformasi berhasil meningkatkan demokratisasi, investasi, penurunan kemiskinan, efisiensi pelayanan publik, dan memberikan kewenangan lebih besar kepada pemerintah daerah. Tetap berpegang pada ideologi bangsa dan berkontribusi dalam pembangunan negara sangat penting untuk masa depan Indonesia.
Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian Republik Indonesia Tahun 2020-2024Universitas Sriwijaya
Selama periode 2014-2021, Kementerian Pertanian Indonesia mencapai beberapa keberhasilan, termasuk penurunan jumlah penduduk miskin dari 11,5% menjadi 9,78%. Ketahanan pangan Indonesia juga meningkat, dengan peringkat ke-13 di Asia Pasifik pada tahun 2021. Berdasarkan Global Food Security Index, Indonesia naik dari peringkat 68 pada tahun 2021 ke peringkat 63 pada tahun 2022. Meskipun ada 81 kabupaten dan 7 kota yang rentan pangan pada tahun 2018, volume ekspor pertanian meningkat menjadi 41,26 juta ton dengan nilai USD 33,05 miliar pada tahun 2017. Walaupun pertumbuhan ekonomi menurun 2,07% pada tahun 2020, ini membuka peluang untuk reformasi dan restrukturisasi di berbagai sektor.
THE TRADISIONAL MODEL OF PUBLIC ADMINISTRATION model tradisional administras...Universitas Sriwijaya
Model tradisional administrasi publik tetap menjadi teori manajemen
sektor publik yang paling lama dan unsur – unsurnya tidak hilang dalam
sekejap, namun teori ini kini dianggap kuno dan kebutuhan masyarakat yang
berubah dengan cepat.
Sistem Administrasi sebelumnya mempunyai satu karakteristik yang
bersifat pribadi yaitu didasarkan atas kesetiaan kepada individu tertentu
seperti raja, menteri, bukan impersonal tetapi bedasarkan legalitas dan hukum.
5. 1. SKALA LIKERT
Skala ini digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan prsepsi
seseorang atau kelompok orang tentang fenomena atau gejala sosial
yang terjadi
Dengan Skala Likert, maka variable yang akan diukur dijabarkan menjadi
indicator penelitian
Kemudian dijabarkan melalui dimensi-dimensi menjadi sub-variabel,
kemudian menjadi indicator yang dapat dijadikan tolak ukur untuk
menyusun item-item pertanyaan atau pernyataan yang berhubungan
dengan variabel penelitian (Iskandar, 2009:83).
6. LANJUTAN…..
Pertanyaan Positif (+)
Skor 1. Sangat (tidak setuju/buruk/kurang
sekali)
Skor 2. Tidak (setuju/baik/) atau kurang
Skor 3. Netral / Cukup
Skor 4. (Setuju/Baik/suka)
Skor 5. Sangat (setuju/Baik/Suka)
Pertanyaan Negatif (-)
Skor 1. Sangat (setuju/Baik/Suka)
Skor 2. (Setuju/Baik/suka)
Skor 3. Netral / Cukup
Skor 4. Tidak (setuju/baik/) atau kurang
Skor 5. Sangat (tidak setuju/buruk/kurang
sekali)
Untuk keperluan analisis KUANTITATIF, maka
jawaban dapat diberikan skor:
1. Setuju/selalu/sangat positif
5
2. Setuju/sering/positif
4
3. Ragu-ragu/kadang-kadang/netral
3
8. 2. SKALA GUTTMAN
Skala guttaman menggunakan dua jawaban yang tegas dan konsisten, yaitu ya-
tidak, postif-negatif, tinggi-rendah, yakin-tidak yakin, setuju-tidak setuju, dll.
(Sugiyono, 2016: 111)
Penelitian menggunakan skala Guttman dilakukan bila ingin mendapatkan
jawaban yang tegas terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan. (Sugiyono,
2016: 111)
CONTOH: Bagaimana pendapat Anda bila orang itu menjabat pimpinan di
perusahaan ini?
a. Setuju
b. Tidak setuju
9. 3. SEMANTIC DEFFERENSIAL
Dikembangkan oleh Osgood
Digunakan untuk mengukur
sikap, hanya bentuknya tidak
pilihan ganda maupun checklist,
tetapi tersusun dalam satu garis
kontinum yang jawabannya
“sangat positifnya” terletak di
bagian kanan garis, dan jawaban
yang “sangat negative” terletak
di bagian kiri garis, atau
sebaliknya. (Sugiyono: 2016:
112)
10. 4. RATING SCALE
Dari ketiga skala pengukuran tersebut, data yang diperoleh adalah data kualitatif yang kemudian
dikuantitatifkan. Tetapi dengan Rating Scale, data mentah yang diperoleh berupa angka
kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif.
Yang penting bagi penyusun instrument dengan Rating-Scale adalah harus dapat mengartikan
setiap angka yang diberikan pada alternative jawaban pada setiap item instrument.
CONTOH: (Intrumen untuk Menjaring Data Interval)
Seberapa baik data ruang kerja yang ada di Perusahaan A?
Berilah jawaban dengan angka:
4. Bila tata ruang itu sangat baik
3. Bila tata ruang itu cukup baik
2. Bila tata ruang itu kurang baik
1. Bila tata ruang itu sangat tidak baik
11. LANJUTAN…
Misalkan: untuk Skor Tertinggi= 4; jumlah butir= 10; dan jumlah responden= 30
orang
Jumlah skor kriterium (bila setiap butir mendapat skor tertinggi) = 4 x 10 x 30 =
1200
Setelah disebarkan: didapatkan bahwa jumlah skor pengumpulan data= 818.
dengan demikian kualitas tata ruang kantor Lembaga A menurut persepsi 30
responden adalah 818:1200= 68% dari kriteri yang ditetapkan.
300
Sangat
tidak baik
600
Kurang
baik
900
Cukup baik
1200
Sangat baik
818
Nilai 818 termasuk kategori interval “Kurang Baik dan Cukup Baik”, tetapi
lebih mendekati “CUKUP BAIK”
12. LANJUTAN…
Selain instrument seperti di atas, ada intrumen yang digunakan untuk
mendapatkan data NOMINAL DAN ORDINAL
1. Intrumen untuk Menjaring Data Nominal 2. Intrumen untuk Menjaring Data Ordinal
a. Berapakah jumlah pegawai di
tempat Anda bekerja? …. Pegawai
b. Berapakah orang yang dapat
berbahasa Belanda? …. Orang
c. Berapakah orang pemimpin yang
Anda sukai? …. Orang
d. dll
Berilah ranking terhadap sepuluh
pegawai di bidang pelayanan rumah
sakit sebagai berikut.!
NAMA PEGAWAI RANGKING NOMOR
A …
B …
C …
13. INTRUMEN PENELITIAN
MENELITI = MENGUKUR
DIBUTUHKAN
ALAT UKUR
INSTRUMEN
PENELITIAN
Emory (1985) dalam Sugiyono (2016: 119)
Instrumen
untuk
Mengukur
Variabel
1. Ilmu Alam Panas= calorimeter; Panjang= meter; variable berat=
timbangan berat, dll
2. Ilmu Sosial
- Ada yang sudah tersedia, missal mengukur IQ,
motivasi berprestasi, dll
- Ada yang belum tersedia, sehingga peneliti harus
menyusun sendiri
Sugiyono (2016: 119)
14. CARA MENYUSUN INSTRUMEN PENELITIAN
Titik tolak dari penyusunan instrument adalah variable-variable penelitian
yang ditetapkan untuk diteliti. Dari variable-variable tersebut diberikan
definisi operasional, dan selanjutnya ditentukan indicator yang akan
diukur. Dari indicator kemudian dijabarkan menjadi butir-butir
pertanyaan atau pernyataan. Untuk memudahkan penyusunan
instrument, maka perlu digunakan “Matrik Pengembangan Instrumen”
atau “Kisi-Kisi Instrumen”.
(Sugiyono, 2016: 120)
Variabel
Penelitian
Definisi
Operasioanl
Indikator yg
akan diukur
Pertanyaan/
Pernyataan
Kisi-Kisi
Instrumen
15. VARIABEL: Tingkat Kekayaan
DEFINISI OPERASIONAL: definisi kekayaan menurut peneliti
INDIKATOR: Rumah, kendaraan, tempat belanja, Pendidikan, jenis makanan, jenis olahraga, dll
PERTANYAAN: untuk indicator RUMAH, dapat ditanyakan:
- Berapa jumlah rumahnya?
- Dimana letak rumahnya?
- Berapa luas masing-masing rumahnya?
Variabel
Penelitian
Definisi
Operasioanl
Indikator yg
akan diukur
Pertanyaan/
Pernyataan
Kisi-Kisi
Instrumen
“Untuk bisa menetapkan indicator-indicator dari setiap variable yang diteliti, maka
diperlukan wawasan yang luas dan mendalam tentang variable yang akan diteliti dan
teori-teori yang mendukungnya”, (Sugiyono: 2016:120)
CONTOH 1
16. CONTOH JUDUL PENELITIAN YANG DIKEMBANGKAN
JUDUL PENELITIAN: “Gaya dan Situasi Kepemimpinan serta Pengaruhnya Terhadap Iklim
Kerja Organisasi”
Judul tersebut terdiri dari Variabel Independen dan Dependen
Masing-masing instrumennya:
1. Instrumen untuk Mengukur Variabel GAYA KEPEMIMPINAN
2. Instrumen untuk Mengukur Variabel SITUASI KEPEMIMPINAN
3. Instrumen untuk Mengukur Variabel IKLIM KERJA ORGANISASI
Untuk memudahkan, perlu dibuat Kisi-Kisi Penelitian
18. LANJUTAN…
1. Intrumen yang dipergunakan untuk mengungkapkan
variable gaya kepemimpinan dari suatu unit kerja tertentu.
Sumber datanya adalah bawahan dari pimpinan yang
dinilai. Bentuk angketnya adalah multiple choice (pilihan
ganda)
2. Instrumen yang diperlukan untuk mengungkapkan variable
situasi kepemimpinan dari suatu lembaga,. Sumber
datanya adalah para pegawai. Bentuk instrumennya adalah
Check List. Untuk itu dapat digunakan sebagai pedoman
observasi, wawancara, maupun sebagai angket
3. Instrument untuk mengungkapkan variable iklim kerja
organisasi. Bentuk instrumennya Rating Scale. Dapat
digunakan untuk pedoman observasi, wawancara, dan
sebagai angket. Sumber data para pegawai.
19. VALIDITAS DAN RELIABILITAS INTRUMEN
Instrumen Valid (Validitas Instrumen) = instrument tersebut dapat digunakan untuk
mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2016: 137)
Instrumen Reliabel (Reliabilitas Intrumen) = instrument yang apabila digunakan beberapa kali
untuk mengukur obyek yang sama akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2016: 137)
VALIDITY = ACCURACY RELIABILITY = CONSISTENCY
CONTOH
Meteran sebagai alat pengukur dapat digunakan untuk mengukur Panjang, bukan mengukur
berat, suhu, atau yang lain. (VALID)
Meteran sebagai alat ukur tidak terbuat dari karet atau memuai karena panas/dingin,
sehingga alat tersebut tetap konsisten digunakan kapanpun (RELIABEL)
“Intrumen yang reliabel belum tentu valid. Misal: Meteran yang hilang bagian ujungnya”
20. SKEMA INTRUMEN DAN CARA
PENGUJIAN VALIDITAS DAN
RELIABILITAS
Pada dasarnya terdapat DUA MACAM
INSTRUMEN:
1. Intrumen yang berbentuk TES untuk
mengukur prestasi belajar. Jawabannya
adalah “Salah atau Benar”
2. Instrumen yang berbentuk NON-TES
untuk mengukur sikap. Jawabannya
adalah “Positif atau Negatif”
(Sugiyono, 2016: 138)
21. PENGUJIAN VALIDITAS DAN RELIABILITAS
A. Pengujian Validitas Konstruksi
(Construct Validity)
B. Pengujian Validitas Isi (Content
Validity)
C. Pengujian Validitas Eksternal
1. Pengujian Validitas Instrumen
A. Eksternal
Test-Retest (stability), equivalent,
dan gabungan keduanya
B. Internal
Mencobakan instrument sekali saja,
kemudian menganalisis butir-butir
yang ada pada instrument dengan
Teknik tertentu
2. Pengujian Reliabilitas Instrumen
Kazdin (2003) dan Sugiyono
(2016)