SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
SESSION 3
MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL
BEBAN TORSI
DODI IWAN SUMARNO, M.T
1
TORSI
Moment putaran dari kopel tersebut disebut dengan torsi. Torsi adalah
besaran dari perkalian antara gaya dan jarak yang tegak lurus terhadap
gaya.
Dirumuskan: T = F x r
Satuan torsi adalah Newton Meter atau biasa ditulis Nm. Saat gaya F newton
yang diterapkan pada radius r meter dari sumbu, sebuah mur diputar oleh
kunci pas (spanner) sebagaimana ditunjukkan pada gambar 2, torsi T yang
diterapkan pada mur tersebut diberikan oleh T = Fr [N.m]
• Momen gaya dan Torsi serupa karena keduanya
memiliki satuan yang sama, Nm.
• Istilah Torsi biasa dipakai untuk menunjukkan
momen yang beraksi pada sumbu poros.
• Adanya torsi pada poros mengakibatkan tegangan
geser pada elemen material poros.
PENDAHULUAN
• Pembahasan akan dititikberatkan kepada efek suatu jenis
aksi yaitu suatu momen puntir yang disebabkan oleh gaya
puntir dalam sebuah struktur.
• Sistem keseluruhan diselesaikan untuk keseimbangan,
kemudian digunakan metode irisan dengan membuat
bidang irisan yang tegaklurus terhadap sumbu dari bagian
struktur.
Penggunaan metode irisan
CONTOH 3-1
Hitunglah momen puntir dalam pada irisan K-K untuk poros yang terlihat pada Gambar
3-1(a) dan yang mengalami tip momen puntir yang ditunjukkan.
Penggunaan metode irisan
PEN YE LESAI AN
Momen puntir sebesar 30 N-m pada titik C diimbangi oleh dua momen puntir 20
N-m dan 10 N-m, berturut-turut pada A dan B. Karena itu secara keseluruhan ben
berada dalam keseimbangan. Selanjutnya, dengan membuat bidang irisan K-K to
lurus pada sumbu batang di mana saja antara titik A dan B, maka diperoleh
Benda bebas dari satu bagian sumbu tersebut seperti yang terlihat dalam Gambar
3-1(b) Kemudian dari ΣMx = 0 atau
momen puntir terpakai luar = momen puntir dalam _ -
Kita dapat kesimpulan bahwa pada sumbu antara titik-titik A dan B terjadi
momen puntir dalam atau momen puntir penahan sebesar 20 N.m. Dengan
penaksiran yang serupa mendapat kesimpulan bahwa momen puntir dalam yang
ditahan oleh sumbu antara B dan C adalah 30 N•m.
PENGANDAIAN DASAR
1.Suatu irisan datar dari bahan yang tegaklurus terhadap sumbu suatu batang
melingkar tetap merupakan bidang datar setelah momen puntir dikenakan.
Yaitu tidak terdapat bidang-bidang yang saling sejajar tegal lurus pada
sumbu suatu batang yang berbentuk melengkung atau menyimpang dari
bidang datar.*
2. Pada batang yang mendapat momen puntir, regangan geser (shearing
strains), γ akan bergantung secara linier dari sumbu pusat. Pengandaian ini
digambarkan dalam Gambar 3-2 dan menunjukkan bahwa suatu bidang
khayal seperti A’O1O3C bergerak menjadi A‘O1O3C bila dikenakan momen
puntir. Kemungkinan lain, bila radius khayal O3C dipegang tetap arahnya,
maka radius-radius yang semula adalah 02B dan 01A, setelah mengalami
rotasi akan berubah menjadi 02B' dan 02A' Radius-radius ini masih bersifat
lurus.
Rumus puntiran
Rumus puntiran
(3.3)
Rumus puntiran
Hubungan yang lebih umum dari Persamaan 3-3 untuk tegangan geser pada sebuah
titik tertentu pada jarak p dari pusat sebuah irisan adalah
(3.3a)
Untuk kasus tabung,
(3.4)
Untuk kasus tabung tipis,
Catatan Mengenai Rumus Puntiran
Torsi Murni
• Pada gambar (a) setiap pasang gaya
akan mengakibatkan momen gaya
yang menghasilkan puntiran (torsi)
• Resultan gaya pada poros adalah 0
namun efek puntiran tetap bekerja
pada poros.
• Seperti di gambar (b) dan (c), di poros
tersebut hanya ada torsi sehingga
disebut torsi murni.
• Torsi akan mengakibatkan deformasi
(perubahan bentuk) pada poros
Deformasi Akibat Torsi
• Apabila poros dikenai torsi murni maka akan terjadi
pergeseran memutar untuk setiap partikel penyusun poros
tersebut dengan titik pusat putaran di titik pusat poros.
• Untuk sudut putar yang kecil, tidak akan terjadi perubahan
bentuk pada poros. Panjang poros akan tetap dan setiap
penampang tidak akan mengalami perubahan radius.
• Di sepanjang poros, sudut putar akan berubah secara linier.
Regangan pada Permukaan Luar
• Tinjau bagian sepanjang dx dari poros yang dikenai torsi murni
• Titik b akan berubah posisi dengan sudut dφ
• Elemen di titik B akan berubah bentuk dari persegi menjadi belah ketupat
(lihat kembali bagian tegangan geser di materi sebelumnya)
• Regangan ini sama dengan sudut yang dibentuk antara sisi ab dan ab’
• Gambar (b) memperlihatkan regangan geser maksimal (γmax) di
permukaan
• Gambar (c) memperlihatkan regangan geser (γ) yang terjadi di dalam
poros pada ρ < jari-jari poros (r)
Regangan Geser Akibat Puntiran
• Ingat: regangan geser merupakan sudut bukan
pertambahan panjang.
• Elemen di titik b akan mengalami regangan geser maksimal
sebesar
• Regangan geser (γ) di setiap titik pada poros dengan jari-jari
r akan merupakan berubah sesuai radius, ρ
Regangan pada Pipa
• Serupa dengan poros pejal, perumusan regangan
sebelumnya berlaku pula pada pipa.
• Pada pipa terdapat dua radius, yaitu radius dalam dan
radius luar. Sehingga regangan geser minimum dan
maksimumnya adalah sebagai berikut:
Tegangan Geser pada pembebanan Torsi
Murni
• Jika ditinjau sebuah persegi di permukaan poros yang
mengalami puntiran akan terlihat persegi tersebut
berubah bentuk belah ketupat/persegi miring.
• Serupa dengan yang terjadi pada pembahasan
tegangan geser, di sini setiap elemen material akan
berubah bentuk karena hukum aksi/reaksi.
• Pengandaian pada analisis beban puntiran tidak
memperbolehkan perubahan bentuk berupa
perubahan dimensi (panjang dan radius poros).
Perubahan sudut masih diperbolehkan.
Tinjauan tegangan geser pada permukaan
poros
• Demikian pula halnya dengan bagian dalam poros.
• Tegangan geser arah lain yang tegak lurus dengan
tegangan geser penampang akan timbul pula
untuk memenuhi kesetimbangan (keadaan statis).
Momen Inersia Polar
• Material padat akan mempertahankan bentuknya ketika diberi
beban
• Pertahanan ini diberikan oleh setiap elemen pada poros.
• Besarnya ‘daya pertahanan’ oleh sekumpulan elemen dapat
diwakili oleh nilai momen inersia polar yang merupakan
penjumlahan momen inersia polar setiap elemen.
• Dalam hal poros berpenampang lingkaran, sekumpulan elemen
ini merupakan elemen-elemen pada penampang poros
Tegangan Geser akibat Puntiran
• Konsep elastisitas pada Hukum Hooke yang diberlakukan
pada kasus beban puntiran menghasilkan hubungan:
• Di mana G adalah modulus elastisitas geser dengan satuan
N/m2.
• Nilai G menunjukkan kekuatan material. Material dengan G
yang besar akan sulit dipuntir.
• Maka berdasarkan hubungan ini dapat kita peroleh
tegangan geser (τ ) dari regangan geser.
Sudut Puntiran (Angle of Twist)
• Beban torsi murni, T (Nm), akan menimbulkan
tegangan geser. Material akan ‘melawan’ dengan
kekuatannya, G (N/m2). Kekuatan ‘perlawanan’
akan bergantung pula pada luas penampang yang
diwakili oleh momen inersia polar, Ip (m4).
• Untuk panjang poros L (m), beban torsi tersebut
akan membuat poros terpelintir dengan sudut θ
(radian):
23
Thank you

More Related Content

What's hot

Diklat elemen mesin
Diklat elemen mesinDiklat elemen mesin
Diklat elemen mesinEko Purwanto
 
Diagram fasa fe fe3 c
Diagram fasa fe fe3 cDiagram fasa fe fe3 c
Diagram fasa fe fe3 cBayu Fajri
 
Elemen Mesin II - Rantai
Elemen Mesin II - RantaiElemen Mesin II - Rantai
Elemen Mesin II - RantaiCharis Muhammad
 
Modul thermodinamika (penyelesaian soal siklus pembangkit daya)
Modul thermodinamika (penyelesaian soal  siklus pembangkit daya)Modul thermodinamika (penyelesaian soal  siklus pembangkit daya)
Modul thermodinamika (penyelesaian soal siklus pembangkit daya)Ali Hasimi Pane
 
Pengujian lengkung (bend test)
Pengujian lengkung (bend test)Pengujian lengkung (bend test)
Pengujian lengkung (bend test)Mukhamad Suwardo
 
03 tegangan regangan (2)
03   tegangan regangan (2)03   tegangan regangan (2)
03 tegangan regangan (2)tekpal14
 
03 statika fluida
03 statika fluida03 statika fluida
03 statika fluidapraptome
 
getaran-mekanik 1
getaran-mekanik 1getaran-mekanik 1
getaran-mekanik 1555
 
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan PorosElemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan PorosDewi Izza
 
Statika struktur introduction
Statika struktur introductionStatika struktur introduction
Statika struktur introductiongamayeladhes
 
Poros present (elemen mesin)
Poros present (elemen mesin)Poros present (elemen mesin)
Poros present (elemen mesin)Khairul Fadli
 
Kopling tetap bahan ajar
Kopling tetap bahan ajarKopling tetap bahan ajar
Kopling tetap bahan ajarKhairul Fadli
 
Laporan praktikum proses produksi
Laporan praktikum proses produksi Laporan praktikum proses produksi
Laporan praktikum proses produksi Novia Fitriany
 
Kelelahan Logam (Fatigue)
Kelelahan Logam (Fatigue)Kelelahan Logam (Fatigue)
Kelelahan Logam (Fatigue)Abrianto Akuan
 
Perbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon Tinggi
Perbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon TinggiPerbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon Tinggi
Perbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon TinggiAbdul Ghofur
 

What's hot (20)

Diklat elemen mesin
Diklat elemen mesinDiklat elemen mesin
Diklat elemen mesin
 
Diagram fasa fe fe3 c
Diagram fasa fe fe3 cDiagram fasa fe fe3 c
Diagram fasa fe fe3 c
 
Elemen Mesin II - Rantai
Elemen Mesin II - RantaiElemen Mesin II - Rantai
Elemen Mesin II - Rantai
 
Kuliah dinamika-lengkap
Kuliah dinamika-lengkapKuliah dinamika-lengkap
Kuliah dinamika-lengkap
 
Modul thermodinamika (penyelesaian soal siklus pembangkit daya)
Modul thermodinamika (penyelesaian soal  siklus pembangkit daya)Modul thermodinamika (penyelesaian soal  siklus pembangkit daya)
Modul thermodinamika (penyelesaian soal siklus pembangkit daya)
 
Pengujian lengkung (bend test)
Pengujian lengkung (bend test)Pengujian lengkung (bend test)
Pengujian lengkung (bend test)
 
03 tegangan regangan (2)
03   tegangan regangan (2)03   tegangan regangan (2)
03 tegangan regangan (2)
 
praktikum
praktikumpraktikum
praktikum
 
03 statika fluida
03 statika fluida03 statika fluida
03 statika fluida
 
TEGANGAN
TEGANGANTEGANGAN
TEGANGAN
 
Laporan akhir cover
Laporan akhir coverLaporan akhir cover
Laporan akhir cover
 
getaran-mekanik 1
getaran-mekanik 1getaran-mekanik 1
getaran-mekanik 1
 
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan PorosElemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
 
Statika struktur introduction
Statika struktur introductionStatika struktur introduction
Statika struktur introduction
 
Poros present (elemen mesin)
Poros present (elemen mesin)Poros present (elemen mesin)
Poros present (elemen mesin)
 
Kopling tetap bahan ajar
Kopling tetap bahan ajarKopling tetap bahan ajar
Kopling tetap bahan ajar
 
Laporan praktikum proses produksi
Laporan praktikum proses produksi Laporan praktikum proses produksi
Laporan praktikum proses produksi
 
Uji kekerasan
Uji kekerasanUji kekerasan
Uji kekerasan
 
Kelelahan Logam (Fatigue)
Kelelahan Logam (Fatigue)Kelelahan Logam (Fatigue)
Kelelahan Logam (Fatigue)
 
Perbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon Tinggi
Perbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon TinggiPerbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon Tinggi
Perbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon Tinggi
 

Similar to Torsion Mechanics Session 3

2. Tegangan Sederhana pada bagian mesin.pdf
2. Tegangan Sederhana pada bagian mesin.pdf2. Tegangan Sederhana pada bagian mesin.pdf
2. Tegangan Sederhana pada bagian mesin.pdfTotohHanafiah1
 
Bab 3-rotasi-dan-kesetimbangan-benda-tegar
Bab 3-rotasi-dan-kesetimbangan-benda-tegarBab 3-rotasi-dan-kesetimbangan-benda-tegar
Bab 3-rotasi-dan-kesetimbangan-benda-tegarEmanuel Manek
 
tarik tekan dan geser bahan.pdf
tarik tekan dan geser bahan.pdftarik tekan dan geser bahan.pdf
tarik tekan dan geser bahan.pdfYusufNugroho11
 
Modul TKP M2KB3 - Mekanika Bahan
Modul TKP M2KB3 - Mekanika Bahan Modul TKP M2KB3 - Mekanika Bahan
Modul TKP M2KB3 - Mekanika Bahan PPGHybrid1
 
Dasar dasar-kekuatan-bahan
Dasar dasar-kekuatan-bahanDasar dasar-kekuatan-bahan
Dasar dasar-kekuatan-bahanIshak Enginer
 
06 momen inersia 3
06  momen inersia 306  momen inersia 3
06 momen inersia 3tekpal14
 
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1MOSES HADUN
 
Struktur Beton Bertulang
Struktur Beton BertulangStruktur Beton Bertulang
Struktur Beton BertulangMira Pemayun
 
mekanika-teknik-1.pdf
mekanika-teknik-1.pdfmekanika-teknik-1.pdf
mekanika-teknik-1.pdfNurlailah34
 
Mekban presentasi 2013.pptx
Mekban presentasi 2013.pptxMekban presentasi 2013.pptx
Mekban presentasi 2013.pptxardaangga1
 

Similar to Torsion Mechanics Session 3 (20)

2. Tegangan Sederhana pada bagian mesin.pdf
2. Tegangan Sederhana pada bagian mesin.pdf2. Tegangan Sederhana pada bagian mesin.pdf
2. Tegangan Sederhana pada bagian mesin.pdf
 
Makalah tugas kelompok mkm
Makalah tugas kelompok mkmMakalah tugas kelompok mkm
Makalah tugas kelompok mkm
 
torsi.pdf
torsi.pdftorsi.pdf
torsi.pdf
 
Bab 3-rotasi-dan-kesetimbangan-benda-tegar
Bab 3-rotasi-dan-kesetimbangan-benda-tegarBab 3-rotasi-dan-kesetimbangan-benda-tegar
Bab 3-rotasi-dan-kesetimbangan-benda-tegar
 
tarik tekan dan geser bahan.pdf
tarik tekan dan geser bahan.pdftarik tekan dan geser bahan.pdf
tarik tekan dan geser bahan.pdf
 
Lenturan 2
Lenturan 2Lenturan 2
Lenturan 2
 
Modul TKP M2KB3 - Mekanika Bahan
Modul TKP M2KB3 - Mekanika Bahan Modul TKP M2KB3 - Mekanika Bahan
Modul TKP M2KB3 - Mekanika Bahan
 
Definisi torsi
Definisi torsiDefinisi torsi
Definisi torsi
 
Dasar dasar-kekuatan-bahan
Dasar dasar-kekuatan-bahanDasar dasar-kekuatan-bahan
Dasar dasar-kekuatan-bahan
 
Modul Bab 01.pdf
Modul Bab 01.pdfModul Bab 01.pdf
Modul Bab 01.pdf
 
06 momen inersia 3
06  momen inersia 306  momen inersia 3
06 momen inersia 3
 
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
 
Struktur Beton Bertulang
Struktur Beton BertulangStruktur Beton Bertulang
Struktur Beton Bertulang
 
mekanika-teknik-1.pdf
mekanika-teknik-1.pdfmekanika-teknik-1.pdf
mekanika-teknik-1.pdf
 
Soal osng fisika 2013
Soal osng fisika 2013Soal osng fisika 2013
Soal osng fisika 2013
 
81-90 osn fisika (soal)
81-90 osn fisika (soal)81-90 osn fisika (soal)
81-90 osn fisika (soal)
 
Mekban presentasi 2013.pptx
Mekban presentasi 2013.pptxMekban presentasi 2013.pptx
Mekban presentasi 2013.pptx
 
Torsi
TorsiTorsi
Torsi
 
Dinamika rotasi
Dinamika rotasiDinamika rotasi
Dinamika rotasi
 
71-80 osn fisika (soal)
71-80 osn fisika (soal)71-80 osn fisika (soal)
71-80 osn fisika (soal)
 

Recently uploaded

001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptxMuhararAhmad
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.pptSonyGobang1
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxmuhammadrizky331164
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studiossuser52d6bf
 

Recently uploaded (6)

001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
 

Torsion Mechanics Session 3

  • 1. SESSION 3 MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL BEBAN TORSI DODI IWAN SUMARNO, M.T 1
  • 2. TORSI Moment putaran dari kopel tersebut disebut dengan torsi. Torsi adalah besaran dari perkalian antara gaya dan jarak yang tegak lurus terhadap gaya. Dirumuskan: T = F x r Satuan torsi adalah Newton Meter atau biasa ditulis Nm. Saat gaya F newton yang diterapkan pada radius r meter dari sumbu, sebuah mur diputar oleh kunci pas (spanner) sebagaimana ditunjukkan pada gambar 2, torsi T yang diterapkan pada mur tersebut diberikan oleh T = Fr [N.m]
  • 3. • Momen gaya dan Torsi serupa karena keduanya memiliki satuan yang sama, Nm. • Istilah Torsi biasa dipakai untuk menunjukkan momen yang beraksi pada sumbu poros. • Adanya torsi pada poros mengakibatkan tegangan geser pada elemen material poros.
  • 4. PENDAHULUAN • Pembahasan akan dititikberatkan kepada efek suatu jenis aksi yaitu suatu momen puntir yang disebabkan oleh gaya puntir dalam sebuah struktur. • Sistem keseluruhan diselesaikan untuk keseimbangan, kemudian digunakan metode irisan dengan membuat bidang irisan yang tegaklurus terhadap sumbu dari bagian struktur.
  • 5. Penggunaan metode irisan CONTOH 3-1 Hitunglah momen puntir dalam pada irisan K-K untuk poros yang terlihat pada Gambar 3-1(a) dan yang mengalami tip momen puntir yang ditunjukkan.
  • 6. Penggunaan metode irisan PEN YE LESAI AN Momen puntir sebesar 30 N-m pada titik C diimbangi oleh dua momen puntir 20 N-m dan 10 N-m, berturut-turut pada A dan B. Karena itu secara keseluruhan ben berada dalam keseimbangan. Selanjutnya, dengan membuat bidang irisan K-K to lurus pada sumbu batang di mana saja antara titik A dan B, maka diperoleh Benda bebas dari satu bagian sumbu tersebut seperti yang terlihat dalam Gambar 3-1(b) Kemudian dari ΣMx = 0 atau momen puntir terpakai luar = momen puntir dalam _ - Kita dapat kesimpulan bahwa pada sumbu antara titik-titik A dan B terjadi momen puntir dalam atau momen puntir penahan sebesar 20 N.m. Dengan penaksiran yang serupa mendapat kesimpulan bahwa momen puntir dalam yang ditahan oleh sumbu antara B dan C adalah 30 N•m.
  • 7. PENGANDAIAN DASAR 1.Suatu irisan datar dari bahan yang tegaklurus terhadap sumbu suatu batang melingkar tetap merupakan bidang datar setelah momen puntir dikenakan. Yaitu tidak terdapat bidang-bidang yang saling sejajar tegal lurus pada sumbu suatu batang yang berbentuk melengkung atau menyimpang dari bidang datar.* 2. Pada batang yang mendapat momen puntir, regangan geser (shearing strains), γ akan bergantung secara linier dari sumbu pusat. Pengandaian ini digambarkan dalam Gambar 3-2 dan menunjukkan bahwa suatu bidang khayal seperti A’O1O3C bergerak menjadi A‘O1O3C bila dikenakan momen puntir. Kemungkinan lain, bila radius khayal O3C dipegang tetap arahnya, maka radius-radius yang semula adalah 02B dan 01A, setelah mengalami rotasi akan berubah menjadi 02B' dan 02A' Radius-radius ini masih bersifat lurus.
  • 10. Rumus puntiran Hubungan yang lebih umum dari Persamaan 3-3 untuk tegangan geser pada sebuah titik tertentu pada jarak p dari pusat sebuah irisan adalah (3.3a) Untuk kasus tabung, (3.4) Untuk kasus tabung tipis,
  • 12. Torsi Murni • Pada gambar (a) setiap pasang gaya akan mengakibatkan momen gaya yang menghasilkan puntiran (torsi) • Resultan gaya pada poros adalah 0 namun efek puntiran tetap bekerja pada poros. • Seperti di gambar (b) dan (c), di poros tersebut hanya ada torsi sehingga disebut torsi murni. • Torsi akan mengakibatkan deformasi (perubahan bentuk) pada poros
  • 13. Deformasi Akibat Torsi • Apabila poros dikenai torsi murni maka akan terjadi pergeseran memutar untuk setiap partikel penyusun poros tersebut dengan titik pusat putaran di titik pusat poros. • Untuk sudut putar yang kecil, tidak akan terjadi perubahan bentuk pada poros. Panjang poros akan tetap dan setiap penampang tidak akan mengalami perubahan radius. • Di sepanjang poros, sudut putar akan berubah secara linier.
  • 14. Regangan pada Permukaan Luar • Tinjau bagian sepanjang dx dari poros yang dikenai torsi murni • Titik b akan berubah posisi dengan sudut dφ • Elemen di titik B akan berubah bentuk dari persegi menjadi belah ketupat (lihat kembali bagian tegangan geser di materi sebelumnya) • Regangan ini sama dengan sudut yang dibentuk antara sisi ab dan ab’ • Gambar (b) memperlihatkan regangan geser maksimal (γmax) di permukaan • Gambar (c) memperlihatkan regangan geser (γ) yang terjadi di dalam poros pada ρ < jari-jari poros (r)
  • 15. Regangan Geser Akibat Puntiran • Ingat: regangan geser merupakan sudut bukan pertambahan panjang. • Elemen di titik b akan mengalami regangan geser maksimal sebesar • Regangan geser (γ) di setiap titik pada poros dengan jari-jari r akan merupakan berubah sesuai radius, ρ
  • 16. Regangan pada Pipa • Serupa dengan poros pejal, perumusan regangan sebelumnya berlaku pula pada pipa. • Pada pipa terdapat dua radius, yaitu radius dalam dan radius luar. Sehingga regangan geser minimum dan maksimumnya adalah sebagai berikut:
  • 17. Tegangan Geser pada pembebanan Torsi Murni • Jika ditinjau sebuah persegi di permukaan poros yang mengalami puntiran akan terlihat persegi tersebut berubah bentuk belah ketupat/persegi miring. • Serupa dengan yang terjadi pada pembahasan tegangan geser, di sini setiap elemen material akan berubah bentuk karena hukum aksi/reaksi. • Pengandaian pada analisis beban puntiran tidak memperbolehkan perubahan bentuk berupa perubahan dimensi (panjang dan radius poros). Perubahan sudut masih diperbolehkan.
  • 18. Tinjauan tegangan geser pada permukaan poros
  • 19. • Demikian pula halnya dengan bagian dalam poros. • Tegangan geser arah lain yang tegak lurus dengan tegangan geser penampang akan timbul pula untuk memenuhi kesetimbangan (keadaan statis).
  • 20. Momen Inersia Polar • Material padat akan mempertahankan bentuknya ketika diberi beban • Pertahanan ini diberikan oleh setiap elemen pada poros. • Besarnya ‘daya pertahanan’ oleh sekumpulan elemen dapat diwakili oleh nilai momen inersia polar yang merupakan penjumlahan momen inersia polar setiap elemen. • Dalam hal poros berpenampang lingkaran, sekumpulan elemen ini merupakan elemen-elemen pada penampang poros
  • 21. Tegangan Geser akibat Puntiran • Konsep elastisitas pada Hukum Hooke yang diberlakukan pada kasus beban puntiran menghasilkan hubungan: • Di mana G adalah modulus elastisitas geser dengan satuan N/m2. • Nilai G menunjukkan kekuatan material. Material dengan G yang besar akan sulit dipuntir. • Maka berdasarkan hubungan ini dapat kita peroleh tegangan geser (τ ) dari regangan geser.
  • 22. Sudut Puntiran (Angle of Twist) • Beban torsi murni, T (Nm), akan menimbulkan tegangan geser. Material akan ‘melawan’ dengan kekuatannya, G (N/m2). Kekuatan ‘perlawanan’ akan bergantung pula pada luas penampang yang diwakili oleh momen inersia polar, Ip (m4). • Untuk panjang poros L (m), beban torsi tersebut akan membuat poros terpelintir dengan sudut θ (radian):