1. Analisis Inversi Elastik Impedansi (EI) dan
Lamda Mu Rho (LMR) untuk Identifikasi
Penyebaran Reservoar Batupasir dan Fluida
Hidrokarbon pada Lapangan “JOGGING”
Cekungan Jawa Barat Utara
Akbar Dwi Wahyono
09/284096/PA/12806
3. Latar Belakang
Saat ini kegiatan karakterisasi reservoir merupakan tahapan yang
penting dalam mempelajari dan mencari cadangan minyak dan gas
bumi
Data non zero offset dibutuhkan ekuivalensi AI yaitu Elastik Impedansi
yang dapat digunakan untuk mengkalibrasi reflektivitas seismic far
offset stack
Inversi yang berdasarkan pendekatan parameter Lame yaitu Lamda, Mu
dan Rho (LMR) memiliki sensitivitas yang baik dalam mengidenfikasi
fluida hidrokarbon
4. 1.Penyebaran lithologi dan fluida hidrokarbon pada formasi Talang Akar
dengan lithologi perselingan batupasir – shale menggunakan inversi Elastik
Impedansi (EI) dan Lamda Mu Rho (LMR)
2.Daerah penelitian dibatasi pada inline 1905 – 1250 dan crossline 4145 – 4300
serta zona target adalah pada lapisan z.2260 formasi Talang Akar Cekungan
Jawa Barat Utara yang sudah terbukti mengandung hidrokarbon.
3.Data seismik yang digunakan ialah data seismik 3D dan data CRP gather yang
merupakan data Pre-Stack Time Migration (PSTM) dengan asumsi bahwa
tahapan processing sudah dilakukan dengan benar dan kualitas data seismik
ini sudah cukup baik untuk dilakukan proses lebih lanjut. Serta data kecepatan
Vrms 3D yang digunakan untuk analisis ray tracing dalam proses
menghasilkan atribut AVO
4.Data sumur yang digunakan yaitu data sumur DONAT-08 dan DONAT-10 yang
dilengkapi dengan data kecepatan P-wave, S-wave, Bulk Density, Gamma Ray,
Neutron Porosity, Resistivity dan juga data Checkshot
Batasan Masalah
5. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan :
Melakukan analisis Impedansi Elastik dan LMR untuk memetakan
reservoir batupasir beserta fluida hidrokarbon pada formasi Talang Akar
Lapangan “JOGGING” daerah target pada lapisan z.2260
Manfaat :
Penelitian ini diharapkan dapat memahami penerapan inversi Elastik
Impedansi dan LMR dalam membuat gambaran sebaran reservoir serta
fluida hidrokarbon pada daerah penelitian, serta memberi informasi
dan gambaran sebaran litologi dan fluida daerah penelitian sebagai
pertimbangan dalam pengembangan penelitian selanjutnya.
6. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama ± 4 bulan, yaitu mulai 3
November 2013 – 24 Februari 2014 bertempat di Divisi
Rembang dan Divisi G&G (Geologi dan Geofisika),
PT.Pertamina EP Asset 3, Cirebon, Jawa Barat.
Lokasi penelitian : Cilamaya, Jawa Barat
11. Seismik Refleksi
Zoeppritz (1919) dengan menggambarkan koefisien refleksi dan transmisi sebagai
fungsi dari sudut datang pada medium elastik (densitas, kecepatan gelombang P,
dan kecepatan gelombang S)
Partisi energi gelombang seismik pada bidang reflektor (Yilmaz,2001)
12. vp adalah kecepatan gelombang P, θ1 adalah sudut datang gelombang P
vs adalah kecepatan gelombang S, θ2 adalah sudut bias gelombang P
Rp adalah amplitudo gelombang P refleksi, ϕ1 adalah sudut pantul gelombang S
Rs adalah amplitudo gelombang S refleksi, ϕ2 adalah sudut bias gelombang S
Tp adalah amplitudo gelombang P transmisi, ρ adalah densitas
Ts adalah amplitudo gelombang S transmisi
Zoeppritz (1919) membuat persamaan matriks yang menggambarkan koefisien refleksi dan
transmisi sebagai fungsi dari sudut datang pada medium elastik dari menurunkan nilai koefisien
refleksi dan transmisi dengan mengamati tekanan dan pergeseran yang terjadi di sepanjang batas
lapisan antara dua medium, baik pada arah normal maupun tangensial.
1 1 2 2
1 1 2 2
2
2 2 1 2 2 11
21 1 22 2
1 1 1 2 1 1
1 2 22 2
1 1 2 2
1 1 1 1 1
sin cos sin cos
cos sin cos sin
sin2 cos2 sin2 cos2
cos2 sin2 cos2 sin2
P
S S P S PP
P S S P S
S S SP
P P P
R
R V V V VV
T V V V V
T V VV
V V V
1
1
1
1
1
sin
cos
sin2
cos2
13. Amplitude Variation with Offset
Analisis AVO bertumpu pada perubahan amplitudo sinyal terpantul
terhadap jarak dari sumber gelombang ke geophone penerima (offset)
Hubungan antara offset dan sudut datang (θ). Makin besar offset,
makin besar pula sudut datangnya (Munadi, 1993)
14. Klasifikasi AVO
Koefisien refleksi gelombang P dan tabel perilaku
AVO pada top masing-masing gas sand.
Klasifikasi menurut Rutherford dan Williams
(1989). (Castagna et al., 1998)
16. Seismik Inversi
Rekursif inversi , ialah bentuk sederhana dan paling pertama dari
inversi
𝑅𝑖 =
𝐼 𝑖+1−𝐼 𝑖
𝐼 𝑖+1+𝐼 𝑖
𝐼𝑖+1 = 𝐼𝑖
1+𝑅 𝑖
1 − 𝑅 𝑖
𝐼 𝑛 = 𝐼1 𝑖=1
𝑛−1 1+ 𝑅 𝑖
1−𝑅 𝑖
Dimulai dengan mendefinisikan koefisien refleksi :
Impedansi lapisan ke (i+1) bisa
didapatkan dengan :
Dimulai dari lapisan pertama,
impedansi dari lapisan selanjutnya
bisa didapatkan secara rekursif,
dengan mengaplikasikan formula :
18. Impedansi Elastik
Konsep Impedansi Elastik pertama kali dikembangkan oleh
Connolly (Leading Edge, 18, no.4, 438-452 (1999))
Beliau memulai dengan Persamaan Aki-Richard yang
berhubungan dengan amplitudo refleksi pada sudut datang:
p
P
P
S
S
S
P
S
p
P
p
P
V
V
C
V
V
V
V
V
V
V
V
B
V
V
A
2
1
24
2
1
2
1
22
dimana,
19. Impedansi Elastik
Mengingat untuk kasus zero-offset :
Dengan analogi, Connolly mendefinisikan sebuah tipe impedansi yang baru
yang akurat untuk mengidentifikasi perubahan impedansi dari kecil - sedang:
Dengan perumusan matematika, Connolly menyatakan bahwa:
)sin1()sin8()tan1( 222
)(
KK
SP VVEI
2
dimana
P
S
V
V
K
20. Impedansi Elastik
Persamaan sebelumnya menggunakan ketiga suku dari persamaan Aki-
Richard. Untuk sudut lebih dari 30°, persamaan tersebut tidak
memberikan kecocokan yang berbanding lurus. Untuk sudut lebih besar
(offset lebih besar), maka hanya menggunakan kedua suku yang
pertama, yang memberikan persamaan :
)sin1()sin8()sin1( 222
)(
KK
SP VVEI
2
dimana
P
S
V
V
K
21. Normalisasi Impedansi Elastik
Persamaan EI sebelumnya telah dimodifikasi oleh
Whitcombe (2002) dengan memperkenalkan konstanta
referensi 𝑉𝑝0 , 𝑉𝑠0 , dan 𝜌0 yang bertujuan untuk
menghilangkan variable berdimensi pada persamaan
tersebut, sehingga dapat dibandingkan dengan nilai AI,
menjadi persamaan di bawah ini:
𝐸𝐼 𝜃 = 𝑉𝑝0 𝑉𝑠0
𝑉𝑝
𝑉𝑝0
a
𝑉𝑠
𝑉𝑠0
b ρ
𝜌0
c
a = 1 + sin2
𝜃
b = −8𝐾 sin2 𝜃
c = (1 − 4𝐾 sin2 𝜃)
dimana,
22. Kecepatan Gelombang Seismik
Besar kecepatan gelombang P (vp)
dan kecepatan gelombang S (vs),
diberikan sebagai persamaan
berikut :
Menurut cara bergetarnya gelombang seismik dibagi
menjadi dua macam (Goodway, 2001), yang ditunjukan
pada gambar berikut :
23. Inkompresibilitas dan Rigiditas
Medium elastik ditinjau dari stress dan strain yang terbagi menjadi :
Longitudinal Strain : 𝑒 𝐿= Δ𝐿 𝐿
Transverse Strain : 𝑒 𝑤= Δ𝑊 𝑊
Shear Strain : 𝑒𝑠= Δ𝑌 𝑋 = 𝑡𝑎𝑛θ
Sumber : AVO Theory oleh Hampson - Russel
24. Inkompresibilitas dan Rigiditas
Deskripsi dari stress/strain sebenarnya melibatkan tiga dimensional dari
model cube batuan, diistilahkan sebagai volumetric strain.
Sumber : AVO Theory oleh Hampson - Russel
25. Dalam sebuah medium yang elastik sempurna, stress dan strain bisa
dikorelasikan satu sama lain berdasarkan Hukum Hooke :
𝐒𝐓𝐑𝐄𝐒𝐒 = 𝐂𝐎𝐍𝐒𝐓𝐀𝐍𝐓 𝐱 𝐒𝐓𝐑𝐀𝐈𝐍
Longitudinal stress
Shear stress, konstanta/ modulus shear strain disebut rigiditas
Volumetric stress, konstanta disebut dengan bulk modulus atau juga inkompresibilitas
26. Konstanta Lame Lamda Mu Rho
Secara Matematik kedua parameter Lame dapat diperoleh dari
persamaan kecepatan gelombang P dan kecepatan gelombang S
𝜆 = koefisien lamda = 𝑘 −
2
3
µ, dimana
27. Lamda Mu Rho
Respon Parameter Lame terhadap kehadiran fluida hidrokarbon :
oleh : Bill Goodway Gas sands pada Tertiary Columbus Basin,
offshore Trinidad
29. Perangkat Penelitian
Perangkat keras
Dua buah MonitorSamsung LCD 24 inch
Workstation SGI Altix VSS40, 4-core Intel Xeon, RAM 16 GB
Server SGI Altix XE240, 32-core Intel Xeon, RAM 16 GB
Satu unit Personal Computer, Compaq , core i3, RAM 2 GB
Perangkat Lunak
Operating system Red Hat Linux Enterprise 5.3
Paradigm Geophysical Inc : Vanguard Seismic Inversion dan Probe AVO
Analysis
Windows 7, Ms. Word ( penulisan )
30. Data Penelitian - Data Seismik
Inline : 1095 – 1250 Interval time : 0-3000 ms
Crossline : 4145 – 4300 Jarak antar inline : 25 meter
Sampling rate : 2 ms Jarak antar crossline : 25 meter
Data Seismik PSTM (Post Stack Time Mugration) Data Seismik CRP (Common Reflection Point) Gather
Spesifikasi :
31. Data Penelitian - Data Sumur
Data Log Sumur DONAT-08: Log Gamma Ray, log Kecepatan Gelombang S (Vs),
log Kecepatan Gelombang P (Vp), log Bulk Density Neutron Porosity dan log
Resistivitas
32. Data Penelitian - Model Kecepatan
Model kecepatan RMS velocity untuk menampilkan model jejak sinar
(ray tracing model) guna melakukan analisis AVO
38. Well Seismic Tie - PSTM
well seismik tie sumur DONAT-08 pada data PSTM
39. Well Seismic Tie - PSTM
Penampang PSTM hasil well seismik tie pada sumur DONAT-08 Wavelet tipe zero phase (atas); wavelet hasil bandpass (tengah)
dan hasil cross correlation sintetik dengan trace seismik (bawah)
40. Well Seismic Tie - Reflektivitas
well seismik tie sumur DONAT-08 pada data reflektivitas
41. Well Seismic Tie - Reflektivitas
Wavelet tipe zero phase (atas); wavelet hasil bandpass (tengah)
dan hasil cross correlation sintetik dengan trace seismik (bawah)
Penampang Reflektivitas hasil well seismik tie pada
sumur DONAT-08
42. Tes Kelayakan Data AVO
Tes kelayakan digunakan untuk mengestimasi kelayakan data sebelum
dilakukan proses analisis inversi AVO
43. Prekondisi AVO
Sebelum memulai melakukan analisis inversi AVO di Probe,
data perlu memenuhi persyaratan berikut:
Terkoreksi untuk elevasi dan statik ( baik refraksi dan
residualnya)
Terkoreksi untuk respon instrumennya
Memiliki atenuasi
Noise telah diredam dengan hati - hati
Tidak memiliki amplitude scaling, seperti geometrical
spreading, AGC, trace balancing dan sebagainya
44. Prekondisi AVO
Parameter prekondisi yang dilakukan untuk menjaga kualitas data CRP
gather beserta amplitudonya, yang dipilih pada penelitian ini ialah
Residual NMO : Automatic Flattening
Koreksi Amplitudo : Q-Correction
Penapisan : - Band Pass Filter ( 5, 10, 60,70 ) Hz
- Wavelet Unstrecthing
Spektrum Amplitudo data CRP gather
46. Background Model
Background model digunakan sebagai input low frequency model dalam inversi
Parameter Background model yang digunakan :
Krigging method : Ordinary Krigging
Well input data (EI,λρ,µλ) : DONAT-08 dan DONAT-10
Extraction Method : Uniform
Sublayer thickness : 0.25 ms
Dari kombinasi dua data sumur yang dipakai dengan horizon interpretasi, kemudian
dilakukan interpolasi dan juga ekstrapolasi dari data sumur ke horizon interpretasi untuk
mendapatkan volume background model.
47. Analisa Parameter Inversi Elastik
Impedansi dan Lamda Mu Rho
Parameter Utama :
Lebar pita frekuensi
Initial guess
Spike Sparseness
Faktor kalibrasi amplitudo
Analisa Parameter Inversi Elastik Impedansi 28°
50. EI 28° vs Gamma Ray
Analisa crossplot sensitivitas untuk melihat seberapa sensitif data log
sumur dalam membedakan litologi maupun fluida.
Sensitivitas EI 28° pada sumur DONAT-08
Sensitivitas EI 28° pada sumur DONAT-10
51. Mu-Rho vs Gamma Ray
Sensitivitas Mu –Rho pada sumur DONAT-08 Sensitivitas Mu –Rho pada sumur DONAT-10
52. Lamda-Rho vs Gamma Ray
Sensitivitas Lamda –Rho pada sumur DONAT-08 Sensitivitas Lamda –Rho pada sumur DONAT-10
55. Inversi Atribut AVO
Atribut angle stack : kiri - near offset (0° -15°)
kanan – far offset (20° -35°)
Atribut Intercept (kiri) dan Gradient (kanan)
Nilai reflektivitas near offset -30 sampai
-20
Nilai reflektivitas far offset -20 sampai 0
Menghasilkan koefisien refleksi yg
negatif serta gradient positif
Menghasilkan intercept yg negatif serta
gradient positif
56. Background Model Elastik Impedansi 28°
SU
Penampang Background model yang memotong kedua sumur
Kontrol kualitas Background Model pada sumur DONAT-08
57. Background Model Mu -Rho
SU
Penampang Background model yang memotong kedua sumur
Kontrol kualitas Background Model pada sumur DONAT-08
58. SU
Background Model Lamda -Rho
Penampang Background model yang memotong kedua sumur
Kontrol kualitas Background Model pada sumur DONAT-08
59. Hasil Inversi Elastik Impedansi 28°
SU
Penampang Inversi EI 28° yang memotong kedua sumur
Kontrol kualitas Hasil Inversi Ei 28° pada sumur DONAT-08
60. Hasil Inversi Lamda-Rho
U S
Penampang Inversi Lamda-Rho yang memotong kedua sumur
Kontrol kualitas Hasil Inversi Lamda-Rho pada sumur DONAT-08
61. Hasil Inversi Mu-Rho
SU
Penampang Inversi Mu-Rho yang memotong kedua sumur
Kontrol kualitas Hasil Inversi Mu-Rho pada sumur DONAT-08
62. Penyebaran Lateral Elastik Impedansi 28°
hidrokarbon
shale
batupasir
hidrokarbon
Slicing data Elastik Impedansi 28° berdasarkan data top VJTB horizon +10 ms sampai +35ms,
yang berada pada kawasan waktu 1905 ms – 1930 ms
63. Penyebaran Lateral Lamda Mu Rho
low
λρ
low
λρ high
µρ
high
µρ
Slicing data Lamda-Rho (kiri) dan Mu-Rho(kanan) berdasarkan data top VJTB horizon +10 ms sampai +35ms,
yang berada pada kawasan waktu 1905 ms – 1930 ms
64. Interpretasi Hasil Inversi EI 28° dan LMR
Zona 1
Zona 2
Zona 1
Zona 2
Zona 1
Zona 2
(a) Slicing hasil inversi Elastik Impedansi 28° (b) Lamda-Rho (c)
Mu-Rho overlay dengan Peta Struktur (Time Migrated) dengan tebal 10 ms dan 35 ms ke atas dari horizon base TAF
(a)
(b) (c)
66. Kesimpulan
1. Daerah target pada kedalaman 1905 ms – 1930 ms (lapisan z.2260) merupakan daerah yang tergolong
anomali AVO kelas IV sesuai dengan klasifikasi Rutherford dan William
2.Parameter Elastik Impedansi sudut 28°, merupakan parameter yang sensitif terhadap perubahan litologi,
karena parameter ini dapat memisahkan dengan baik antara batupasir dan shale.
3.Hasil inversi Elastik Impedansi 28° memperlihatkan range nilai Elastik Impedansi untuk reservoar
batupasir pada lapisan z.2260 berkisar antara 10000 – 12600 ((m/s)2*(gr/cc)).
4.Penyebaran reservoar batupasir dari hasil inversi Elastik Impedansi 28° pada lapisan z.2260 di daerah
sekitar sumur DONAT-08 berkembang sangat baik, lain hal dengan daerah sekitar sumur DONAT-10
batupasir menipis dan lebih didominasi oleh shale.
5.Penyebaran fluida hidrokarbon hasil inversi Elastik Impedansi 28° terbagi menjadi dua zona anomali
hidrokarbon utama, yang pertama di daerah sekitar sumur DONAT-08 dengan orientasi Barat Daya -
Timur Laut, yang kedua di daerah sebelah paling Tenggara dari lapangan “JOGGING” dengan orientasi ke
arah Selatan – Utara.
6.Penyebaran fluida hidrokarbon hasil inversi Lamda Mu Rho terbagi menjadi dua zona anomali utama,
yang pertama di daerah sebelah Utara dari sumur DONAT-08 dengan orientasi Barat – Timur, sedangkan
yang kedua di daerah paling Tenggara dari lapangan “JOGGING” dengan orientasi Selatan-Utara.
7.Dari overlay hasil inversi Elasik Impedansi dan Lamda Mu Rho dengan time structure top -TAF terlihat
bahwa zona anomali hidrokarbon terletak pada struktur tinggian. Sehingga sitem jebakan hidrokarbon
pada lapangan “JOGGING” ini berpotensi sebagai sistem jebakan struktur antiklin.
67. Saran
Perlu dilakukan analisis dan processing seismic anisotropy guna
memperbaiki hasil interpretasi zona anomali hidrokarbon yang
pertama. Karena adanya perbedaan orientasi penyebaran
anomali fluida hidrokarbon antara hasil Inversi Elastik Impedansi
28° dengan Lamda Mu Rho. Sebab pada penelitian ini perlapisan
batuan dianggap sebagai medium isotrop.
Karakterisasi reservoir : model reservoar yg menggabungkan semua karakteristik dari reservoar yg berhubungan dgn kemampuannya utk menyimpan HC dan juga utk menghasilkannya
Deliniasi : reservoar geometri -> fault and facies -> affect in production
Deskripsi : reservoir physical properti (impedansi. Porosity, dll)
Monitoring : identify physical property change during the production
Cekungan jawa barat utara : terletak di daerah sepanjang pesisir utara jawa barat, terbagi menjadi tiga sub cekungan yaitu dari kiri ke kanan (tunjukan sayatannya):
Ciputat sub basin; pasir putih sub basin; jatibarang sub basin. Lokasi penelitian berada pada sub basin pasir putih pada cilamaya high.
Volkanik jatibarang -> tuff ->fluvial – marine -> sistem tektonik early rifting -> batupasir mengendap secara tdk selaras dgn bat.dasar (reservoar pd bag,atas)
Ekuivalen TAF -> perselingan batupasir shale dan gamping-> deposisi : delta to fluvial – shallow marine -> sistem tektonik synrift – akhir rift -> PS : source, reservoir, seal
Ekuivalen BRF -> batugamping -> deposisi : lingk.laut neritic -> sistem post rift -> PS: reservoir dan seal
Cibulakan atas ->serpih, batupasir dan batugamping -> deposisi: neritic – litoral -> sistem sag phase (depresi/low area akibat post rift kebalikan ridge) -> PS : selingan reservoir dan seal
Parigi -> dominasi batugamping -> deposisi: shallow marine -> PS : reservoar
Cisubuh -> dominasi lempung dan serpih -> deposisi : shallow marine -> uplift -> PS : seal rock
STRAIGHT TO THE IMPORTANT POINT (STEP) -> intonasi cepat dan tegas
STEP :
Pada saat gelombang P yang datang mengenai batas antara dua lapisan dengan sudut tidak sama dengan nol dari garis vertikal/normal, maka gelombang datang P akan mengalami konversi menjadi refleksi gelombang P (Rpp), refleksi gelombang S (Rps), transmisi gelombang P (Tpp) dan transmisi gelombang S (Tps). Dengan demikian, besarnya koefisien refleksi bergantung dari kecepatan gelombang P (vp), kecepatan gelombang S (vs), dan densitas (ρ) dari setiap lapisan
STEP :
Dengan mengamati tekanan dan pergeseran yang terjadi di sepanjang batas lapisan antara dua medium, baik pada arah normal maupun tangensial, zoeppritz membuat 4 persamaan yg disajikan dlm bentuk matriks :
Persamaan gelombang p refleksi
Persamaan gelombang s refleksi
Persamaan gelombang p transmisi
Persamaan gelombang s transmisi
STEP :
Analisis AVO bertumpu pada perubahan amplitudo sinyal terpantul terhadap jarak dari sumber gelombang ke geophone penerima (offset).
Understanding :
AVO bukan hanya soal meningkatnya amplitude saja, tapi pada perubahan amplitude, mengingat adanya variasi perbedaan impedansi dari sand/reservoir dengan cap rock nya
STEP :
Klasifikasi dan tabel perilaku AVO menurut Rutherford dan Williams pada masing2 gas sand
Sebutkan secara iterative mulai dari kelas 1
1. kelas;
2. relative impedansi (antara sand dan seal rock)
3. intercept
4. gradient (tunjukkan gambar) ->
5. variasi amplitude trhdp offset (tunjukkan gambar) -> kelas 2 a yg positif jdi negatif -> amplitude turun
kelas 2 b yg negatif semakin negatif amplitude naik
kelas 3 yg negatif semakin negatif -> amplitude naik
STEP :
Metode AVO pada seismik eksplorasi umumnya digunakan utk membuat dua produk utama yaitu seismic reflektivitas dan Impedansi.
Seismic reflektivitas -> near dan far offset; intercept gradient dan fluid factor
Metode utk mendpatkan impedansi -> IP dan Is -> LMR dan PI ; Elastic Impedance -> EEI
Yang diberi warna merah merupakan bagian yang dilakukan pada penelitian ini.
STEP :
Seismik inversi dimulai dari bentuk paling sederhana dan paling pertama yaitu rekursif inversi. Yaitu dgn :
Mendefinisikan koefisien refleksi
Mendapatkan impedansi lapisan ke i+1
Dimulai dari lapisan pertama -> impedansi dr lapisan selanjutnya bisa didapatkan secara rekursif, dengan mengaplikasikan formula
Shg mnjadi trace impedansi
STEP :
Metode inversi yang dipakai ialah Inversi sparse spike yang mengasumsikan bahwa hanya reflektivitas yg besar (large event) dianggap sbg event refleksi yang berarti
STEP :
Elastik impedansi dikembangkan oleh connoly; beliau memulai dgn persamaan aki Richard yg berhub. dgn amplitude refleksi dgn sudut dtang
Terdiri dari 3 suku utama :
1. A -> dlm AVO A disebut intercept
2. B sin kuadrat teta-> dlm AVO B disebut gradient
3. C sin kuadrat teta tan kuadrat teta-> curvature -> C disebut curvature
STEP:
1. Mengingat pada sudut datang sama dengan nol (zero offset) -> reflektivitas seismik dinyatakan dalam perubahan akustik impedansi -> tunjukkan rumusnya
2. Analogi conolly -> mendefinisikan tipe impedansi baru yg akurat utk mengidentifikasikan perubahan impedansi dari kecil ke sedang-> reflektivitas dinyatakan dlm bentuk perubahan elastic impedansi
3. Dengan perumusan matematika : EI merupakan fungsi perkalian antara eksponensial dari Vp. Vs dan juga rho
STEP :
Untuk sudut lebih dari 30 derajat persamaan sebelumnya tidak memberikan korelasi yg berbanding lurus. Utk sudut lebih besar maka digunakan kedua suku pertama dari persamaan aki rhicard:
Perubahan pada suku eksponensial vp -> tan kuadrat teta -> sin kuadrat teta
STEP :
Impedansi Elastik dilakukan normalisasi karena utk menghilangkan variable dimensi pada persamaan dan juga untuk menstabilkan nilai EI.
Dikenalkan Konstanta referensi yaitu -> tunjukan konstantanya
1. vpo
2. vso
3. rho o
nilai rata – rata referensi pada data sumur (vp,vs dan rho)
STEP :
Menurut cara bergetarnya gelombang dibagi menjadi 2 macam :
- Gelombang S (tunjukkan gambar)-> gerakan partikel tegak lurus arah penjalaran gelombang yg menghasilkan gaya tangensial shg gelombang ini menyebabkan perubahan dlm bentuk saja -> rumus terdapat konstanta/modulus shear (konstanta geser)
Gelombang P (tunjukkan gambar) -> gerakan partikel sejajar/searah dgn arah penjalaran gelombang yg menghasilkan gaya kompresi shg gelombang ini menyebabkan perubahan dlm volume dan bentuk -> rumusnya terdapt modulus bulk (konstanta akibat perubahan volume), dan modulus geser -> akibat adanya perubahan dlm bentuk
PERTANYAAN :
Unit bulk modulus : 10^10 dynes/cm^2 ->sandstone matrix : 40 ; sandstone pore volume : 0.9
Unit density : gr/cm^3 -> range 0-2 gr/cm^3
STEP :
Sebelum merujuk ke parameter inkompresibilitas dan rigiditas, terlebih dahulu mengenal konsep medium elastis.
Medium elastis mencerminkan sifat2 kelenturan, kekuatan, dan daya tahan medium tsb terhadap gaya yg mengenainya.
Medium elastic ditinjau dari stress (gaya persatuan luas) dan strain (perubahan bentuk) dibagi menjadi 3 :
- Longitudinal strain ->dihasilkan oleh gaya kompresi (tunjukan gambar arah gaya nya)
Transverse strain -> dihasilkan oleh gaya tensi (tunjukkan gambar arah gayanya)
- Shear strain -> dihasilkan oleh gaya shear (tunjukkan gambar arah gayanya)
STEP :
Deskripsi dari stress/strain sebenarnya melibatkan tiga dimensional dari model batuan yaitu berarah sumbu x, sumbu y dan sumbu z (tunjukkan gambar arah gaya)
Strain pada arah tiga dimensional ini sering diistilahkan sebagai volumetric strain (perubahan dlm volume)
Pasangan shear stress -> cenderung memutar :
gaya x lengan = (yx. dy.dz). dx
gaya x lengan = (xy. dx.dz). Dy
Karena elemen volume tersebut berada dalam kondisi setimbang, maka jumlah momen putarnya sama dengan nol, sehingga
yx = xy
atau secara umum
i,j = j,i
STEP :
1. Text dibaca.
2. Point penting disini ialah konstanta nya -> apabila suatu benda dikenai tipikal stress maka akan ada suatu konstanta pengali yg membuat perubahan dlm strainnya
Ada 3 tipikal stress dlm medium elastic sempurna :
Young modulus -> konstanta pada longitudinal stress
modulus shear -> konstanta pada shear stress , disebut rigiditas yaitu tingkat ketahanan suatu batuan terhadap gaya pelintir yang mengenainya
bulk modulus -> konstanta pada volumetric strain disebut inkompresibilitas yaitu tingkat ketahanan suatu batuan terhadap gaya tekan yang mengenainya
STEP :
1. Dibaca textnya
2. Tunjukkan rumusnya, dimana - Zp -> impedansi gelombang S ; Zs : impedansi gelombang S
3. Rigiditas (mu x rho) sangat sensitif terhadap matriks batuan tetapi tidak sensitif terhadap pori fluida.
4. Incompresibilitas (lamda x rho) mengindikasikan keberadaan fluida karena nilainya merefleksikan resistansi fluida terhadap perubahan volume karena compressional stress.
STEP :
- Respon Parameter Lame terhdp kehadiran fluida hidrokarbon, contoh pd Gas sand, Lapangan Tertiary Columbus Basin.
- Respon : P- S impedansi = p impedance rendah ketika masuk gas sand – s konstan tapi tidak berpotongan (tdk ada kontras) -> sulit utk mengidikasikan hidrokarbon
- Lain hal dgn log LMR, dimana Lamda rho rendah ketika masuk gas sand. Mu-rho tinggi. Dan kedua parameter berpotongan (ada kontras yg besar
antara dua parameter Lame) hal ini senada dgn hasil krosplot kedua parameter.
- Crossplot utk gas sand diindikasikan dgn incompresibilitas rendah dan rigiditas tinggi (tunjukan gambar)
Mentioning the methods with a little explaination -> intonasi cepat saat menjelaskan dan jelas dalam menjelaskan
20 detik
Perangkat keras : unit nya saja
Perangkat lunak : unit nya saja
Data penelitian pertama - > Data seismik
Digunakan 2 -> data post stack time migration serta data seismic CRP gather.
Dengan spesifikasi : jelasin dgn cepat dan tunjukkan
Data penelitian kedua -> data sumur
Terdiri dari data sumur log utama : digunakan sebagai analisa data sumur awal maupun untuk kontrol inversi.
Data peneilitian ketiga -> Model kecepatan Vrms -> baca text
Oleh software Probe akan ditransformasi secara otomatis menjadi model kecepatan interval (interval velocity).
Untuk memenuhi hukum Snellius yg membutuhkan input nilai kecepatan tiap lapisan /interval velocity dan juga sudut datang (incidence angle) -> sudah ada.
Hukum snellius menjadi dasar hokum untuk melakukan ray tracing dalam analisis avo
4 – 6 menit
Alir persentasi :
Mengumpulkan data -> ke data sumur -> well tie ->horizon picking-> building background model -> mendapatkan parameter inversi yg pertama -> data crp gather dan v rms -> ke analisis avo -> hasil sekunder berupa : angle stack dan intercept gradient -> hasil primer (produk akhir analisis avo) : reflektivitas ketiga parameter -> diikatkan lagi dgn data sumur utk mendapatkan ekstraksi wavelet -> mendapatkan parameter kedua dan ketiga utk dimasukkan ke dlm analisis parameter inversi -> hasil inversi ketiga parameter -> korelasi jelek ulangi ke parameter inversi -> sampai mendapat korelasi bagus -> mendapat hasil Impedansi hasil inversi dgn QC bagus -> Mapping lateral di zona target-> Interpretasi reservoar dan
Hidrokarbon (EI -> keduanya) parameter Lame -> korelasi utk penyebaran fluida hidrokarbonnya.
Analisa log sumur pertama yaitu membuat log turunan elastic impedansi pada near near offset (sebutin sudutnya) dan far offset sebutin sudutnya.
Ini adalah contoh log turunan EI pada sumur DONAT-08 dimana terlihat sudut 28 derajat menunjukkan grafik respon EI yang lebih bagus daripada sudut lainnya (Tunjukin gambar sudut 28 derajat)
Ini adalah log turunan EI pada sumur donat 10 dilakukan pada sudut yg sama seperti pd DONAT-08.
Terlihat juga pd sudut 28 menunjukan grafik respon EI yg lebih bagus
Log turunan selanjutnya. LMR
Yg kiri adl log turunan lamda rho sumur donat 08 dan yg kanan turunan lmr sumur donat 10
Horizon picking dilakukan pd lapisan top TAF – bottom TAF
Step selanjutnya -> well seismik tie
Tunjukin log yg dibutuhkan utk membuat sinetik seismogramnya (p velocity, s velocity, density),
tunjukin sintetik seismogram dan ekstraksi seismiknya
Tunjukan koefisien korelasi (0.74) dan nmse (erornya) -> 0.085 dlm persen 8,5 %
- Penampang Hasil wst ke section PSTM
- Wavelet tipe zero phase yg digunakan
- pembuatan wavelet dengan melakukan bandpass filter pd spectrum amplitude sesimiknya ->
- Cross corelasi antara sintetik dgn trace seismik -> simetris dan periodic
pembuatan wavelet dengan melakukan bandpass filter pd spectrum amplitude sesimiknya ->tujuan agar wavelet ekstraksi dan seismik memiliki kandungan frekuensi yang hampir sama.
Cross corelasi -> tujuannya : utk melihat kemiripan dari dua sinyal yg berbeda secara statistik
Well seismic tie pada data reflektivitas.
Tujuan well tie ke reflektivitas -> utk menghasilkan ekstraksi wavelet yg nantinya digunakan utk input parameter inversi
WST pada data reflektivitas ini menghasilkan koefisien korelasi (0.78) dan nmse (erornya) -> 0.058 dlm persen 5,8 %
- Penampang Hasil wst ke section reflektivitas
- Wavelet tipe zero phase,
- Pembuatan wavelet dengan melakukan bandpass filter pd spectrum amplitude sesimiknya ->
- Cross corelasi antara sintetik dgn trace seismik -> simetris dan periodic
Tes kelayakan digunakan untuk mengestimasi kelayakan data sebelum dilakukan proses analisis inversi AVO
pada software Paradigm -> software menerima factor kelayakan dgn nilai actual 0-2.
Cara mendapatkan nya melakukan perkalian antara model kecepatan dengan nilai amplitudo seismik
Pada daerah penelitian memberikan nilai factor kelayakan yg ckup bagus shg data layak utk dilakukan analisis AVO
Baca saja
Kalo ada pertanyaan :
Geomertrical spreading : penurunan amplitude gel. Seismik dari wavelet sumber akibat penjalarannya yg menjauh dari sumber point
Baca textnya.
Penapisan dilakukan dengan melihat spectrum amplitude pada data crp gather.
Q factor attenuation is generally approximated as an exponential decay which depends primarily on the Q
factor and the number of wavelengths traveled
Automatic flattening : Automatic flattening is a procedure that flattens the gathers by flattening main events in the gather -> memudahkan melihat anomaly avo apabila reflektornya flat
Wavelet unstrecthing : utk menghilangkan efek distorsi dari NMO correction, karna efek distorsi bisa mengakibatkan false respons AVO
Crp gather sebelum dan sesudah dilakukan prekondisi :
Terlihat event refleksi lebih flat, tdk ada efek distorsi wavelet akibat koreksi NMO, terkoreksi frekuensinya, tidak ada perubahan pada amplitude nya (dijaga se asli mungkin/ preserve amplitude)
Baca text nya dgn cepat dan jelas intonasinya.
Parameter utama : ordinary kriging -> karena menghindari efek dari drift data (seismik) -> data background itu baiknya bebas dari pengaruh seismik, alih-alih merupakan pengisi frekuensi rendah dari data sumur
well input - > sesuai parameter yg akan dibuat background model
ekstraksi method -> uniform -> menghasilkan model yg lebih smooth dan korelasi yg lebih tinggi dgn log aslinya.
sublayer thickness -> 0.25 ms -> rata2 perlapisan pada log utama
Detail singkat nya disebutin
Lebar pita frekuensi -> penentuan lebar frekuensi pada data reflektivitas seismik yg dipakai utk inversi
Initial gues -> penentuan batas maksimal frekuensi pada data backgroundmodel (0-12) hz
Spike sparseness -> 80 -> semakin besar nilai spiky yg dipakai utk inversi menjadi lebih kecil (less spike) -> mampu mendeteksi lapisan tipis
Amplitudo -> menskalakan amplitude pd background model ke amplitude reflektivitas -> shg proses inversi dibatasi oleh nilai actual impedansi dr background model
Parameter lainnya : wavelet , model densitasnya. Metode inversi nya.
Discribing the result -> intonasi jelas dan seperti menerangkan sesuatu (intonasi agak pelan)
Kasih waktu 15 menit.
Ini adalah log2 utama yg digunakan sbg analisa petrofisika utk penentuan zona hidrokarbon. Daerah target lapisan z.2260 berwarna kuning
Jelasin : log EI dan log GR: impedansi rendah untuk sand (gamma ray rendah juga) ->menandakan reservoir.
log density dan neutron porosity : crossover antara density dgn neutron porosity (porositas besar namun densitas mengecil) -> ada fluida hidrokarbon oil (krna cross over/simpangan dari keduanya tidak terlalu besar)
diyakinkan dgn log water saturasion yg mengecil pd lapisan z.2260 -> berarti ada fluida selain air yg mengisi lapisan reservoar tsb
Pertanyaan :
Log neutron porosity -> pengukuran nilai hidrogen pada batuan. Atom hidrogen ->elemen yang paling efektif dalam memperlambat neutron, karena mempunyai massa yang sama dengan massa neutron. Jadi log neutron akan mencerminkan konsentrasi ion hidrogen dalam formasi. Atom hidrogen di dalam formasi terkandung dalam air dan hidrokarbon, ketika unsur air tergantikan oleh hidrokarbon maka nilai log neutron porosity nya yang semula bernilai besar akan mengecil.
Analisa crossplot sensitivitas untuk melihat seberapa sensitif data log sumur dalam membedakan litologi maupun fluida.
Sensitivitas dilakukan dgn melakukan crossplot antara ei dan gamma ray
Jelaskan nilai pemisahnya/ nilai cutoff elastic impedansi nya
Pd DONAT 08 : Batupasir EI bernilai : 9000 – 12.500 gram meter/ cc sekon -> shale impedansi lebih tinggi
Pd DONAT10 : Batupasir EI bernilai : 10.000 – 12.500 gram meter/ cc sekon -> shale impedansinya lebih rendah pd sumur DONAT10
Jelaskan nilai pemisahnya/ nilai cutoff rigiditas nya
DONAT-08 : batupasir : 30 – 80 kuadrat dari (Mega Pascal second/meter) -> shale nilai rigiditasnya lebih rendah drpada pasir
DONAT-10 : batupasir : 20 – 58 kuadrat dari (Mega Pascal second/meter) -> shale/ litologi apaa???? nilai rigiditasnya lebih tinggi drpd pasir
Jelaskan nilai pemisahnya/ nilai cutoff inkompresibilitasnya nya :
DONAT-08 : batupasir : 29 – 32 kuadrat dari (Mega Pascal second/meter) -> shale nilai inkompresibilitasnya lebih rendah drpada pasir
DONAT-10 : batupasir : 35 – 60 kuadrat dari (Mega Pascal second/meter) -> shale/ litologi apaa???? nilai inkompresibilitasnya lebih tinggi drpd pasir
Peta Struktur pada top Formasi Talang Akar
-> jelaskan -> sumur yang pada umumnya terletak pada struktur tinggian. Tinggian Sebelah kanan -> itu beda struktur utama sama yg kiri.
Respon AVO ini diambil dari data seismik gather disekitar sumur DONAT -08 pada lapisan z.2260 pd 1905 millisecond dan 1930 millisecond
Respon AVO kelas IV berdasarkan kalsifikasi Rutherford dan Williams (low impedance sand yang meningkat amplitude nya seiring bertambahnya offset) -> diperkuat dari hasil intercept yang negatif serta gradient yang positif.
Yg kiri pada top z.2260 . Yg kanan pada bottom z.2260
Baca saja textnya, serta tunjukkan horizon z.2260 nya dan nilainya
Angle stack : near offset nilai reflektivitas -30 sampai -20, far offset nilai reflektivitas -20 sampai 0 (meningkat secara offset kelas IV
Intercept bernilai negatif sedangkan gradient bernilai positif hal ini memperkuat anomaly AVO kelas IV
Istilah angle stack dipakai untuk menjelaskan stacking tras-tras seismic pada sebagian offset saja
Jelasin -> Background model berfungsi untuk mengisi pita frekuensi rendah pada proses inversi
Penampang background EI 28 yg memotong kedua sumur.
Kontrol kualitas BM EI 28 pada sumur DONAT-08 -> validasi kuantitatif : koefisien korelasi 0.9
validasi kualitatif : trendline antara log turunan dgn log ekstraksi background model mirip
Penampang background Mu Rho yg memotong kedua sumur.
Kontrol kualitas BM Mu Rho pada sumur DONAT-08 -> validasi kuantitatif : koefisien korelasi 0.86
validasi kualitatif : trendline antara log turunan dgn log ekstraksi background model mirip
Penampang background Lamda Rho yg memotong kedua sumur.
Kontrol kualitas BM Lamda Rho pada sumur DONAT-08 -> validasi kuantitatif : koefisien korelasi 0.85
validasi kualitatif : trendline antara log turunan dgn log ekstraksi background model mirip
- Hasil inversi Elastik Impedansi pd sudut 28° yang memotong kedua sumur.
-Nilai impedansi untuk reservoar batupasir -> disesuaikan dgn hasil sensitivitas dan crossplot data sumur dgn GR yg tadi -> 10.000 – 12.600 (gram meter/ cc sekon )
-Terlihat adanya dua body sand yang terpisah, body sand yg bawah/sebelah selatan lebih dekat dgn sumur DONAT 08 yg merupakan zona target lapisan z.2260 (garis hitam putus2). Sedangkan body sand yang diatas/sebelah utara lebih dekat dgn sumur DONAT-10.
QC inversi pada sumur DONAT-08 -> kuantitatif : koef,korelasi 0.64
kualitatif : trendline antara log turunan dgn log ekstraksi inversi mirip
- Hasil inversi Lamda-Rho yang memotong kedua sumur. Garis hitam putus2 menggambarkan lapisan z.2260
-Nilai LamdaRho untuk reservoar batupasir -> disesuaikan dgn hasil sensitivitas dan crossplot data sumur dgn GR yg tadi -> 28.5 - 60 kuadrat dari Mega Pascal .sekon /meter).
- QC inversi pada sumur DONAT-08-> kuantitatif : koef,korelasi 0.73
kualitatif : trendline antara log turunan dgn log ekstraksi inversi mirip
Hasil inversi Mu-Rho yang memotong kedua sumur. Garis hitam putus2 menggambarkan lapisan z.2260
-Nilai MuRho untuk reservoar batupasir -> disesuaikan dgn hasil sensitivitas dan crossplot data sumur dgn GR yg tadi -> 30 – 79 kuadrat dari Mega Pascal .sekon /meter).
- QC inversi pada sumur DONAT-08-> kuantitatif : koef,korelasi 0.73
kualitatif : trendline antara log turunan dgn log ekstraksi inversi mirip
Slicing dilakukan pada 1905 – 1930 ms dgn cara melakukan sayatan diatas top vjtb +10 ms sampai +35ms
Nilai elastic impedansi yg besar (kuning kemerahan) merepresentasikan penyebaran lateral shale pd lapisan z.2260 -> sesuai analisa sensitivitas
Nilai elastic impedansi yg sedang – kecil (hijau- biru) merepresentasikan penyebaran lateral sand pd lapisan z.2260 -> sesuai analisa sensitivitas
Nilai elastic impedansi yg kecil (biru) merepresentasikan penyebaran lateral hidrokarbon pd lapisan z.2260
Terlihat pada lapisan z.2260 ini reservoar berkembang dengan baik didaerah dekat sumur donat-08. Lain hal dgn daerah di dekat sumur donat10, reservoar tidak berkembang dgn baik, alih-alih didominasi oleh shale.
Sesuai tujuan LMR yaitu utk mengkorelasi adanya anomaly hidrokarbon pad Elastic impedansi 28. Dimana anomaly hidrokarbon diindikasikan dengan adanya kontras nilai lamda-rho dan mu-rho (dimana nilai lamda rho akan rendah. Nilai mu rho akan tinggi)
Daerah donat-08 kontras masih samar-samar, dgn arah penyebaran barat – timur.
Daerah sebelah Tenggara lapangan Jogging kontras nilai kedua parameter lame ini sangat jelas terlihat.
Interpretasi EI : penyebaran reservoar batupasir menggunakan elastic impedansi 28 yg mana berwarna hijau pada lapisan z.2260
penyebaran hidrokarbon ei 28 -> tiga zona (dekat sumur donat08, sebelah tenggara lapangan dan di sebelah barat zona 1 ->terpisah)
zona 1 = penyebaran lebih lebar dan arah Barat Daya ke Timur Laut.
zona 2 = penyebaran lebih sedikit arah Utara – Selatan dan anomaly samar2.
zona 3 = terpisah dgn zona 1
Interpretasi LMR : dua zona anomaly
zona 1 = kontras masih samar2, namun pda zona anomaly 3 (deteksi EI) gabung dgn zona 1, arah Barat- Timur
zona 2 = kontras jelas, dengan arah utara – selatan
Overlay dgn struktur top TAF -> menunjukkan anomaly hidrokarbon berada pada struktur tinggian -> berpotensi jebakan berupa jebakan struktur antiklin,