SlideShare a Scribd company logo
1 of 33
ARTIFICIAL
INTELLIGENCE
MANUFACTURING
SYSTEM
By : Gilang Leo Prakoso
20220210005
Teknik Perkapalan
GILANG LEO PRAKOSO
20220210005
GALFIN PRATAMA
HARIYADI
20220210007
YOHANES AMA DONI
MARAN
20220210009
ROMANSA FASHA PUJO
HARIMURTI
20220210006
RONALD
DWIFEBRIANZAH
20220210008
YULIUS TOI
20220210010
DEFINISI ARTIFICIAL INTELLIGENCE
AOUNA FERARDY
WAHYUDHA TAMMA
20220210011
YUDHA BIMA PUTRA
20220210012
Seperti yang telah kita pelajari didalam
mekanika teknik, momen inersia
diperuntukkan pada penampang atau
suatu luasan bidang. Demikian juga untuk
menghitung penyebaran tegangan yang
terjadi pada penampang sebuah kapal,
kita perlu menghitung dua macam momen
inersia luasan penampang kapal; yaitu
momen inersia terhadap suatu sumbu,
horizontal atau sumbu vertikal, serta
momen inersia polar (puntir ) terhadap
pusan titik berat penampang kapal
tersebut.
Dalam dunia perkapalan momen inersia ini banyak dipergunakan untuk
pehitungan stabilitas kapal, maupun perhitungan konstruksi bangunan
kapalnya.
- Perhitungan stabilitas kapal memerlukan penentuan tinggi meta
centre, yang akan digunakan untuk menghitung periode oleng kapal.
- Perhitungan konstruksi memerlukan ukuran profil yang akan
dipergunakan sebagai rangka, dengan menghitung kekuatan lentur maupun
kekuatan tekanannya.
A.Momen Inersia Terhadap Sumbu Melalui Titik Berat
Kebanyakan pembaca harus sudah mengenal metoda penentuan momen
inersia (I) tersebut. Tetapi meskipun demikian prosedur penting dan metode
ini akan ditinjau kembali di bawah ini. Langkah pertama untuk mengevaluasi
momen inersia I untuk suatu daerah adalah mendapatkan titik berat dan
daerah tersebut. Kemudian suatu ∫ y 2 . dA dapat dilakukan terhadap sumbu
horizontal yang melalui titik berat dan luas daerah tersebut. lntegrasi yang
sesungguhnya terhadap daerah luas hanya dipenlukan untuk beberapa bentuk
dasar seperti empat persegi panjang, segitiga dan seterusnya. Setelah hal ini
dilakukan maka kebanyakan luas irisan penampang yang dipergunakan dalam
praktek.
MOMEN INERSIA TERHADAP SUATU SUMBU
Sumbu-sumbu utama per definisi adalah sumbu di mana momen lembam
sikuempat adalah maksimum atau minimum. Sumbu-sumbu ini selalu saling
tegaklurus antara sesamanya. Hasil momen inersia yang didefinisikan oleh
∫ yz.dA akan menjadi nol untuk sumbu-sumbu utama ini. Sumbu simetri dan
suatu daerah irisan penampang selalu sebuah sumbu utama.
MOMEN INERSIA TERHADAP SUATU SUMBU
—SOMEONE FAMOUS
MOMEN INERSIA TERHADAP SUATU SUMBU
Harga momen-momen inersia untuk beberapa ,bentuk
sederhana bisa ditemukan pada setiap handbook
teknik sipil dan mesin (bukan tabel profil dalam rule
perkapalan). Untuk mendapatkan momen inersia I
untuk suatu luas yang terdiri dari beberapa bentuk
sederhanamaka diperlukan teorema sumbu sejajar
( kadang-kadang disebut rumus perpindahan ).
Teorema tersebut dikembangkan sebagai berikut…
MOMEN INERSIA TERHADAP SUATU SUMBU
Daerah yang diperlihatkan dalam Gambar 5.1, mempunyai momen inersia I
terhadap sumbu horisontal yang melalui titik beratnya yaitu:
di mana y diukur dari sumbu titik berat.
MOMEN INERSIA TERHADAP SUATU SUMBU
B. Perpindahan Sumbu
Momen inersia I dari daerah yang sama terhadap sumbu x1 yang sejajar
dan berjarak d terhadap sumbu x, didefinisikan sebagai
di mana seperti sebelumnya y diukur dari sumbu yang melalui titik berat.
Dengan mengkuadratkan besaran-besaran di dalam tanda kurung dan
menempatkan konstantakonstanta ke luar tanda integral maka,
MOMEN INERSIA TERHADAP SUATU
SUMBU
B. Perpindahan Sumbu
Akan tetapi, karena sumbu dari mana y diukur adalah melalui titik berat
dan daerah luas, maka ∫ y dA adalah nol.
Jadi;
Persamaan ini merupakan teorema sumbu sejajar. Teorema ini dapat
dinyatakan sebagai berikut: Momen inersia suatu luas terhadap suatu sumbu
adalah sama dengan momen inersia dari luas yang sama terhadap sumbu yang
sejajar yang melalui titik berat luas tersebut, ditambah dengan hasilkali dari
luas yang sama dengan kuadrat jãrak antara kedua sumbu.
MOMEN INERSIA TERHADAP SUATU
SUMBU
MOMEN INERSIA POLAR (KUTUB)
TERHADAP TITIK BERAT
Kita lihat penampang balok seperti dalam Gambar 5.2, diatas ini.
Momen inersia penampang terhadap titik pusat sumbu koordinat yang
biasanya disebut momen inersia polar, dapat dituliskan sebagai berikut;
Kita tahu bahwa ρ² = y² + z² sehingga momen inersia polar bisa ditulis
sebagai;
MOMEN INERSIA POLAR (KUTUB)
TERHADAP TITIK BERAT
Jika kita pergunakan rumus diatas untuk perhitungan pada penampang kapal,
maka rumus diatas berubah manjadi;
MOMEN INERSIA POLAR (KUTUB)
TERHADAP TITIK BERAT
MOMEN INERSIA PENAMPANG KAPAL
Untuk menghitung tegangan normal akibat bending, kita perlu menghitung
momen inersia penampang kapal. Jadi kita harus menetukan y yang
merupakan jarak “titik berat bagian yang dihitung tegangannya” terhadap
sumbu netral (garis mendatar dan garis vertical yang melalui titik berat
penampang) serta menghitung momen inersia penampang I(x).
Seperti telah dijelaskan didepan bahwa; akibat beban momen lengkung yang
bekerja pada badan kapal , maka bagian penampang kapal yang mengalami
tekanan dan posisinya mendatar (horizontal) sebelum dimasukkan kedalam
tabel perhitungan momen inersia harus sudah diperhitungkan lebar
efektifnya.
Karena penampang lintang kapal mempunyai banyak bagian, maka
menghitung momen inersianya tak dapat dihitung dengan memakai rumus
dasar ( I = 1/12. B. H³ ) dan sebaliknya dilakukan dalam bentuk tabulasi
seperti diperlihatkan pada Tabel 5.1, Tabel 5.2 dengan acuan Gambar 5.3.
MOMEN INERSIA PENAMPANG KAPAL
MOMEN INERSIA PENAMPANG KAPAL
MOMEN INERSIA PENAMPANG KAPAL
Tabel di atas disusun untuk bentuk penampang yang simetris terhadap
bidang tengah bujur kapal. Untuk pemasukan data dari “bagian yang berimpit
dengan bidang tengah bujur kapal” kedalam tabel, ukuran tebalnya hanya
dimasukkan setengah dari harga sebenarnya, ( misalnya ; penumpu tengah,
sekat memanjang pada bidang tengah bujur kapal, dsb. ), sedang data bagian
yang dipotong oleh bidang tengah bujur kapal ukuran lebarnya hanya dimasukkan
setengah dari harga sebenarnya, ( misalnya ; lebar lunas datar ). Bagian yang
lainnya hanya dimasukkan satu sisi saja, bagian kiri dari bidang tengah atau bagian
kanan.
MOMEN INERSIA PENAMPANG KAPAL
Jika penampang kapal tidak simetris terhadap bidang tengah bujur kapal,
maka seluruh data ukuran dari bagian penampang kapal yang akan dihitung
momen inersianya harus dimasukkan kedalam tabel perhitungan. Selanjutnya
perhitungan dilaksanakan dengan rumus (5.8) dan (5.9) untuk Tabel 5.1:
MOMEN INERSIA PENAMPANG KAPAL
Karena pada umumnya keseluruhan bagian penampang mempunyai tebal yang
jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan ukuran lebarnya, maka dalam
perhitungan momen inersia penampang bagian dapat dilakukan beberapa
penyederhanaan sebagai berikut
MOMEN INERSIA PENAMPANG KAPAL
Marilah kita perhatikan Gambar 5.4, diatas , I0y hanya dapat dihitung
terhadap sumbu yang sejajar atau tegak lurus pada tebalnya. Jika bagian
yang dihitung tidak sejajar dengan sumbu manapun ( misalnya; pelat tepi
pada konstruksi alas ganda ) , maka sebagai pendekatan harga momen inersia
penampangnya terhadap sumbu z’ adalah :
Analog dengan perhitungan diatas maka; pendekatan harga momen inersia
penampang terhadap sumbu y’ adalah :
MOMEN INERSIA PENAMPANG KAPAL
Untuk bagian yang melengkung, misalnya pelat bilga, maka bagian ini
dipotong-potong menjadi beberapa bagian yang mendekati lurus, kemudian
perhitungan masing-masing bagian dilakukan dengan mempergunakan
persamaan (5.12) dan (5.13) seperti yang telah dijelaskan diatas. Selanjutnya
tegangan lengkung σB pada penampang x dapat kita hitung dengan
mempergunakan persamaan (6.1) , dan untuk menghitung besarnya tegangan
puntir, maka harga momen inersia polar dapat diperoleh dengan
mempergunakan persamaan (5.6)
MOMEN INERSIA PENAMPANG KAPAL
Di bawah ini diberikan bentuk dasar perhitungan momen inersia, yang
dipergunakan untuk menghitung kekuatan beberapa kemungkinan bentuk
kontruksi.
Sebuah luasan A mempunyai titik berat di G. Melalui titik berat ini dibuat
sebuah sumbu netral Neutral axis NA. Sejajar dengan NA dibuat sebuah
sumbu baru 00, yang berjarak h terhadap NA. Dengan menggunakan teori
sumbu sejajar maka momen inersia luasan A ini terhadap sumbu 00 dapat
ditentukan sebagai berikut :
Di bawah ini diberikan beberapa bentuk penampang melintang konstruksi,
yang banyak dipergunakan di dunia perkapalan.
- Penampang empat persegi Panjang
B
H
Momen inersia terhadap sumbu NA
Ixx = 1/12.B.H³
Momen inersia terhadap tepi bidang
Iyy = 1/3.B.H³
- Penampang segi tiga
- Penampang lingkaran
B
H
Momen inersia terhadap sumbu NA
Ixx = 1/36.B.H³
Momen inersia terhadap tepi bidang
Iyy = 1/6.B.H³
Momen inersia terhadap sumbu NA
Ixx = 1/64. 𝜋.D⁴
- Penampang ellyps
B
A
Momen inersia terhadap sumbu NA
I = 1/64.𝜋.A.B³
Contoh
DATA KAPAL
Type
Kapal
OIL
TANKER
Lpp 69,05 M
Bmld 11,70 M
Dmld 5,90 M
Tmld 5,31 M
1. Hitung momen inertia terhadap
centre of floatation tiap garis air !
Jawab
Jawab
Jawab
● Evans, J.H. , ” Ship Structural Design Concepts ” , Cornell Maritime Press, 1975.
● N. Barabanov, “ Structural Design of Sea Going Ship ” , Peace Publishers,
Moscow.
● Taggart, R , “ Ship Design and Construction ” , SNAME, 1980
● Hugehes, O.F. , ” Rational Methods in Ship Design ” , John Willley & Sons, New
York, 1983.
DAFTAR PUSTAKA
THANK
YOU
NAVAL ARCHITECTURE 2022
HANG TUAH UNIVERSITY

More Related Content

Similar to MOMEN INERSIa copy.pptx

TUGAS MERANCANG KAPAL III - PERHITUNGAN STABILITAS DAN TRIM
TUGAS MERANCANG KAPAL III - PERHITUNGAN STABILITAS DAN TRIMTUGAS MERANCANG KAPAL III - PERHITUNGAN STABILITAS DAN TRIM
TUGAS MERANCANG KAPAL III - PERHITUNGAN STABILITAS DAN TRIM
Yogga Haw
 
Longsoran dan bagaimana mengatasinya dalam salam
Longsoran dan bagaimana mengatasinya dalam salamLongsoran dan bagaimana mengatasinya dalam salam
Longsoran dan bagaimana mengatasinya dalam salam
tedy2629
 

Similar to MOMEN INERSIa copy.pptx (20)

Materi kuliah s1 jtp ftk rencana garis 220313
Materi kuliah s1 jtp ftk rencana garis 220313Materi kuliah s1 jtp ftk rencana garis 220313
Materi kuliah s1 jtp ftk rencana garis 220313
 
6.2 dan 6.3.docx
6.2 dan 6.3.docx6.2 dan 6.3.docx
6.2 dan 6.3.docx
 
Modul Bab 01.pdf
Modul Bab 01.pdfModul Bab 01.pdf
Modul Bab 01.pdf
 
mekanika-teknik-1.pdf
mekanika-teknik-1.pdfmekanika-teknik-1.pdf
mekanika-teknik-1.pdf
 
TUGAS MERANCANG KAPAL III - PERHITUNGAN STABILITAS DAN TRIM
TUGAS MERANCANG KAPAL III - PERHITUNGAN STABILITAS DAN TRIMTUGAS MERANCANG KAPAL III - PERHITUNGAN STABILITAS DAN TRIM
TUGAS MERANCANG KAPAL III - PERHITUNGAN STABILITAS DAN TRIM
 
2005 osnk fisika (soal)
2005 osnk fisika (soal)2005 osnk fisika (soal)
2005 osnk fisika (soal)
 
Analisis tegangan dan regangan bidang
Analisis tegangan dan regangan bidangAnalisis tegangan dan regangan bidang
Analisis tegangan dan regangan bidang
 
06 momen inersia 3
06  momen inersia 306  momen inersia 3
06 momen inersia 3
 
Longsoran dan bagaimana mengatasinya dalam salam
Longsoran dan bagaimana mengatasinya dalam salamLongsoran dan bagaimana mengatasinya dalam salam
Longsoran dan bagaimana mengatasinya dalam salam
 
Lenturan 2
Lenturan 2Lenturan 2
Lenturan 2
 
Kuliah 1 sirkulasi
Kuliah 1  sirkulasiKuliah 1  sirkulasi
Kuliah 1 sirkulasi
 
Slide _10 Slope Stability-2.pdf
Slide _10 Slope Stability-2.pdfSlide _10 Slope Stability-2.pdf
Slide _10 Slope Stability-2.pdf
 
E-VOLUSI|GELOMBANG ARUS BOLAK-BALIK
E-VOLUSI|GELOMBANG ARUS BOLAK-BALIKE-VOLUSI|GELOMBANG ARUS BOLAK-BALIK
E-VOLUSI|GELOMBANG ARUS BOLAK-BALIK
 
Kuliah 1 sirkulasi
Kuliah 1  sirkulasiKuliah 1  sirkulasi
Kuliah 1 sirkulasi
 
Gerak melingkar-beraturan
Gerak melingkar-beraturanGerak melingkar-beraturan
Gerak melingkar-beraturan
 
Mekanika tanah bab 6
Mekanika tanah bab 6Mekanika tanah bab 6
Mekanika tanah bab 6
 
PERATURAN PERENCANAAN KONSTRUKSI BAJA DI INDONESIA
PERATURAN PERENCANAAN KONSTRUKSI BAJA DI INDONESIAPERATURAN PERENCANAAN KONSTRUKSI BAJA DI INDONESIA
PERATURAN PERENCANAAN KONSTRUKSI BAJA DI INDONESIA
 
02.clapeyron
02.clapeyron02.clapeyron
02.clapeyron
 
Lines plan cargo 0,72 cb
Lines plan cargo 0,72 cbLines plan cargo 0,72 cb
Lines plan cargo 0,72 cb
 
Bab ii distribusi momen
Bab ii distribusi momenBab ii distribusi momen
Bab ii distribusi momen
 

MOMEN INERSIa copy.pptx

  • 1. ARTIFICIAL INTELLIGENCE MANUFACTURING SYSTEM By : Gilang Leo Prakoso 20220210005 Teknik Perkapalan
  • 2. GILANG LEO PRAKOSO 20220210005 GALFIN PRATAMA HARIYADI 20220210007 YOHANES AMA DONI MARAN 20220210009 ROMANSA FASHA PUJO HARIMURTI 20220210006 RONALD DWIFEBRIANZAH 20220210008 YULIUS TOI 20220210010 DEFINISI ARTIFICIAL INTELLIGENCE AOUNA FERARDY WAHYUDHA TAMMA 20220210011 YUDHA BIMA PUTRA 20220210012
  • 3. Seperti yang telah kita pelajari didalam mekanika teknik, momen inersia diperuntukkan pada penampang atau suatu luasan bidang. Demikian juga untuk menghitung penyebaran tegangan yang terjadi pada penampang sebuah kapal, kita perlu menghitung dua macam momen inersia luasan penampang kapal; yaitu momen inersia terhadap suatu sumbu, horizontal atau sumbu vertikal, serta momen inersia polar (puntir ) terhadap pusan titik berat penampang kapal tersebut.
  • 4. Dalam dunia perkapalan momen inersia ini banyak dipergunakan untuk pehitungan stabilitas kapal, maupun perhitungan konstruksi bangunan kapalnya. - Perhitungan stabilitas kapal memerlukan penentuan tinggi meta centre, yang akan digunakan untuk menghitung periode oleng kapal. - Perhitungan konstruksi memerlukan ukuran profil yang akan dipergunakan sebagai rangka, dengan menghitung kekuatan lentur maupun kekuatan tekanannya.
  • 5. A.Momen Inersia Terhadap Sumbu Melalui Titik Berat Kebanyakan pembaca harus sudah mengenal metoda penentuan momen inersia (I) tersebut. Tetapi meskipun demikian prosedur penting dan metode ini akan ditinjau kembali di bawah ini. Langkah pertama untuk mengevaluasi momen inersia I untuk suatu daerah adalah mendapatkan titik berat dan daerah tersebut. Kemudian suatu ∫ y 2 . dA dapat dilakukan terhadap sumbu horizontal yang melalui titik berat dan luas daerah tersebut. lntegrasi yang sesungguhnya terhadap daerah luas hanya dipenlukan untuk beberapa bentuk dasar seperti empat persegi panjang, segitiga dan seterusnya. Setelah hal ini dilakukan maka kebanyakan luas irisan penampang yang dipergunakan dalam praktek. MOMEN INERSIA TERHADAP SUATU SUMBU
  • 6. Sumbu-sumbu utama per definisi adalah sumbu di mana momen lembam sikuempat adalah maksimum atau minimum. Sumbu-sumbu ini selalu saling tegaklurus antara sesamanya. Hasil momen inersia yang didefinisikan oleh ∫ yz.dA akan menjadi nol untuk sumbu-sumbu utama ini. Sumbu simetri dan suatu daerah irisan penampang selalu sebuah sumbu utama. MOMEN INERSIA TERHADAP SUATU SUMBU
  • 7. —SOMEONE FAMOUS MOMEN INERSIA TERHADAP SUATU SUMBU
  • 8. Harga momen-momen inersia untuk beberapa ,bentuk sederhana bisa ditemukan pada setiap handbook teknik sipil dan mesin (bukan tabel profil dalam rule perkapalan). Untuk mendapatkan momen inersia I untuk suatu luas yang terdiri dari beberapa bentuk sederhanamaka diperlukan teorema sumbu sejajar ( kadang-kadang disebut rumus perpindahan ). Teorema tersebut dikembangkan sebagai berikut… MOMEN INERSIA TERHADAP SUATU SUMBU
  • 9. Daerah yang diperlihatkan dalam Gambar 5.1, mempunyai momen inersia I terhadap sumbu horisontal yang melalui titik beratnya yaitu: di mana y diukur dari sumbu titik berat. MOMEN INERSIA TERHADAP SUATU SUMBU
  • 10. B. Perpindahan Sumbu Momen inersia I dari daerah yang sama terhadap sumbu x1 yang sejajar dan berjarak d terhadap sumbu x, didefinisikan sebagai di mana seperti sebelumnya y diukur dari sumbu yang melalui titik berat. Dengan mengkuadratkan besaran-besaran di dalam tanda kurung dan menempatkan konstantakonstanta ke luar tanda integral maka, MOMEN INERSIA TERHADAP SUATU SUMBU
  • 11. B. Perpindahan Sumbu Akan tetapi, karena sumbu dari mana y diukur adalah melalui titik berat dan daerah luas, maka ∫ y dA adalah nol. Jadi; Persamaan ini merupakan teorema sumbu sejajar. Teorema ini dapat dinyatakan sebagai berikut: Momen inersia suatu luas terhadap suatu sumbu adalah sama dengan momen inersia dari luas yang sama terhadap sumbu yang sejajar yang melalui titik berat luas tersebut, ditambah dengan hasilkali dari luas yang sama dengan kuadrat jãrak antara kedua sumbu. MOMEN INERSIA TERHADAP SUATU SUMBU
  • 12. MOMEN INERSIA POLAR (KUTUB) TERHADAP TITIK BERAT
  • 13. Kita lihat penampang balok seperti dalam Gambar 5.2, diatas ini. Momen inersia penampang terhadap titik pusat sumbu koordinat yang biasanya disebut momen inersia polar, dapat dituliskan sebagai berikut; Kita tahu bahwa ρ² = y² + z² sehingga momen inersia polar bisa ditulis sebagai; MOMEN INERSIA POLAR (KUTUB) TERHADAP TITIK BERAT
  • 14. Jika kita pergunakan rumus diatas untuk perhitungan pada penampang kapal, maka rumus diatas berubah manjadi; MOMEN INERSIA POLAR (KUTUB) TERHADAP TITIK BERAT
  • 15. MOMEN INERSIA PENAMPANG KAPAL Untuk menghitung tegangan normal akibat bending, kita perlu menghitung momen inersia penampang kapal. Jadi kita harus menetukan y yang merupakan jarak “titik berat bagian yang dihitung tegangannya” terhadap sumbu netral (garis mendatar dan garis vertical yang melalui titik berat penampang) serta menghitung momen inersia penampang I(x). Seperti telah dijelaskan didepan bahwa; akibat beban momen lengkung yang bekerja pada badan kapal , maka bagian penampang kapal yang mengalami tekanan dan posisinya mendatar (horizontal) sebelum dimasukkan kedalam tabel perhitungan momen inersia harus sudah diperhitungkan lebar efektifnya.
  • 16. Karena penampang lintang kapal mempunyai banyak bagian, maka menghitung momen inersianya tak dapat dihitung dengan memakai rumus dasar ( I = 1/12. B. H³ ) dan sebaliknya dilakukan dalam bentuk tabulasi seperti diperlihatkan pada Tabel 5.1, Tabel 5.2 dengan acuan Gambar 5.3. MOMEN INERSIA PENAMPANG KAPAL
  • 19. Tabel di atas disusun untuk bentuk penampang yang simetris terhadap bidang tengah bujur kapal. Untuk pemasukan data dari “bagian yang berimpit dengan bidang tengah bujur kapal” kedalam tabel, ukuran tebalnya hanya dimasukkan setengah dari harga sebenarnya, ( misalnya ; penumpu tengah, sekat memanjang pada bidang tengah bujur kapal, dsb. ), sedang data bagian yang dipotong oleh bidang tengah bujur kapal ukuran lebarnya hanya dimasukkan setengah dari harga sebenarnya, ( misalnya ; lebar lunas datar ). Bagian yang lainnya hanya dimasukkan satu sisi saja, bagian kiri dari bidang tengah atau bagian kanan. MOMEN INERSIA PENAMPANG KAPAL
  • 20. Jika penampang kapal tidak simetris terhadap bidang tengah bujur kapal, maka seluruh data ukuran dari bagian penampang kapal yang akan dihitung momen inersianya harus dimasukkan kedalam tabel perhitungan. Selanjutnya perhitungan dilaksanakan dengan rumus (5.8) dan (5.9) untuk Tabel 5.1: MOMEN INERSIA PENAMPANG KAPAL
  • 21. Karena pada umumnya keseluruhan bagian penampang mempunyai tebal yang jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan ukuran lebarnya, maka dalam perhitungan momen inersia penampang bagian dapat dilakukan beberapa penyederhanaan sebagai berikut MOMEN INERSIA PENAMPANG KAPAL
  • 22. Marilah kita perhatikan Gambar 5.4, diatas , I0y hanya dapat dihitung terhadap sumbu yang sejajar atau tegak lurus pada tebalnya. Jika bagian yang dihitung tidak sejajar dengan sumbu manapun ( misalnya; pelat tepi pada konstruksi alas ganda ) , maka sebagai pendekatan harga momen inersia penampangnya terhadap sumbu z’ adalah : Analog dengan perhitungan diatas maka; pendekatan harga momen inersia penampang terhadap sumbu y’ adalah : MOMEN INERSIA PENAMPANG KAPAL
  • 23. Untuk bagian yang melengkung, misalnya pelat bilga, maka bagian ini dipotong-potong menjadi beberapa bagian yang mendekati lurus, kemudian perhitungan masing-masing bagian dilakukan dengan mempergunakan persamaan (5.12) dan (5.13) seperti yang telah dijelaskan diatas. Selanjutnya tegangan lengkung σB pada penampang x dapat kita hitung dengan mempergunakan persamaan (6.1) , dan untuk menghitung besarnya tegangan puntir, maka harga momen inersia polar dapat diperoleh dengan mempergunakan persamaan (5.6) MOMEN INERSIA PENAMPANG KAPAL
  • 24. Di bawah ini diberikan bentuk dasar perhitungan momen inersia, yang dipergunakan untuk menghitung kekuatan beberapa kemungkinan bentuk kontruksi. Sebuah luasan A mempunyai titik berat di G. Melalui titik berat ini dibuat sebuah sumbu netral Neutral axis NA. Sejajar dengan NA dibuat sebuah sumbu baru 00, yang berjarak h terhadap NA. Dengan menggunakan teori sumbu sejajar maka momen inersia luasan A ini terhadap sumbu 00 dapat ditentukan sebagai berikut :
  • 25. Di bawah ini diberikan beberapa bentuk penampang melintang konstruksi, yang banyak dipergunakan di dunia perkapalan. - Penampang empat persegi Panjang B H Momen inersia terhadap sumbu NA Ixx = 1/12.B.H³ Momen inersia terhadap tepi bidang Iyy = 1/3.B.H³
  • 26. - Penampang segi tiga - Penampang lingkaran B H Momen inersia terhadap sumbu NA Ixx = 1/36.B.H³ Momen inersia terhadap tepi bidang Iyy = 1/6.B.H³ Momen inersia terhadap sumbu NA Ixx = 1/64. 𝜋.D⁴
  • 27. - Penampang ellyps B A Momen inersia terhadap sumbu NA I = 1/64.𝜋.A.B³
  • 28. Contoh DATA KAPAL Type Kapal OIL TANKER Lpp 69,05 M Bmld 11,70 M Dmld 5,90 M Tmld 5,31 M 1. Hitung momen inertia terhadap centre of floatation tiap garis air !
  • 29. Jawab
  • 30. Jawab
  • 31. Jawab
  • 32. ● Evans, J.H. , ” Ship Structural Design Concepts ” , Cornell Maritime Press, 1975. ● N. Barabanov, “ Structural Design of Sea Going Ship ” , Peace Publishers, Moscow. ● Taggart, R , “ Ship Design and Construction ” , SNAME, 1980 ● Hugehes, O.F. , ” Rational Methods in Ship Design ” , John Willley & Sons, New York, 1983. DAFTAR PUSTAKA