Mazhab historismus dipandang sebagai advokat
nasionalis baik di bidang ekonomi maupun masyarakat.
Kemudian fenomena dari Mazhab inilah yang dianggap
´EDJLDQµ GDUL SHUMDODQDQ VXDWX QHJDUD 2OHK NDUHQD LWX
pemikiran dan penelitian ekonomi harus berpijak pada
perspektif sejarah, sehingga perumusan kebijakan sejalan
dengan realitas dunia nyata, bukan ide-ide yang tidak realistis.
Menurut Mazhab Historismus, kemajuan ekonomi harus
dilihat dari sudut pandang sejarah. Fenomena ekonomi adalah
produk sampingan dari periode sejarah dan perkembangan
ekonomi secara umum. Sepanjang akhir abad ke-19 dan awal
abad ke-20, mazhab teori ekonomi ini didominasi di Jerman.
Kritik terhadap karya klasik mengarah pada
pembentukan Mazhab Historismus (Adam Smith, David
Ricardo, dll.). Jerman memunculkan historisisme, sedangkan
Inggris mendirikan sekolah klasik. Kontradiksi ini diakibatkan
oleh kenyataan bahwa teori klasik yang dikemukakan tidak
dapat memberikan solusi atas persoalan yang dialami Jerman
pada saat itu (abad ke-19). Mazhab Historismus percaya bahwa
karena filsafat klasik mengikuti metodologi deduktif, itu terlalu
abstrak.
Mazhab historismus menggunakan pendekatan induktif,
yaitu berpijak pada perspektif kesejarahan (historical), oleh
karena itu mazhab ini dikenal dengan mazhab sejarah. Aliran
historismus mengatakan bahwa dengan pendekatan ini, setiap
Mazhab historismus dipandang sebagai advokat
nasionalis baik di bidang ekonomi maupun masyarakat.
Kemudian fenomena dari Mazhab inilah yang dianggap
´EDJLDQµ GDUL SHUMDODQDQ VXDWX QHJDUD 2OHK NDUHQD LWX
pemikiran dan penelitian ekonomi harus berpijak pada
perspektif sejarah, sehingga perumusan kebijakan sejalan
dengan realitas dunia nyata, bukan ide-ide yang tidak realistis.
Menurut Mazhab Historismus, kemajuan ekonomi harus
dilihat dari sudut pandang sejarah. Fenomena ekonomi adalah
produk sampingan dari periode sejarah dan perkembangan
ekonomi secara umum. Sepanjang akhir abad ke-19 dan awal
abad ke-20, mazhab teori ekonomi ini didominasi di Jerman.
Kritik terhadap karya klasik mengarah pada
pembentukan Mazhab Historismus (Adam Smith, David
Ricardo, dll.). Jerman memunculkan historisisme, sedangkan
Inggris mendirikan sekolah klasik. Kontradiksi ini diakibatkan
oleh kenyataan bahwa teori klasik yang dikemukakan tidak
dapat memberikan solusi atas persoalan yang dialami Jerman
pada saat itu (abad ke-19). Mazhab Historismus percaya bahwa
karena filsafat klasik mengikuti metodologi deduktif, itu terlalu
abstrak.
Mazhab historismus menggunakan pendekatan induktif,
yaitu berpijak pada perspektif kesejarahan (historical), oleh
karena itu mazhab ini dikenal dengan mazhab sejarah. Aliran
historismus mengatakan bahwa dengan pendekatan ini, setiap
Mazhab historismus dipandang sebagai advokat
nasionalis baik di bidang ekonomi maupun masyarakat.
Kemudian fenomena dari Mazhab inilah yang dianggap
´EDJLDQµ GDUL SHUMDODQDQ VXDWX QHJDUD 2OHK NDUHQD LWX
pemikiran dan penelitian ekonomi harus berpijak
ASPEK KIMIA TUBUH dalam ilmu kesehatan dan kebidanan
Lembaga Desa Wisata Sebagai Penyempuranaan Desa Mandiri
1. SOSIALISASI FUNGSI DAN TUGAS
LEMBAGA DESA WISATA
Purnomo Anshori
Wringinanom, 8 Agustus 2017
2.
3. Suatu wilayah pedesaan :
yang memiliki keunikan dan daya tarik yang khas (baik berupa daya tarik/
keunikan fisik lingkungan alam pedesaan maupun kehidupan sosial budaya
kemasyarakatan)
Daya tarik tersebut mampu menggerakkan
kunjungan wisatawan ke desa tersebut
Menggerakkan aktifitas ekonomi pariwisata yang
meningkatkan kesejahteraan dan pemberdayaan
masyarakat setempat
Melalui
pengemasan &
pengelolaan
Pengembangan
fasilitas
pendukung
DESA WISATA
4. Desa wisata adalah suatu
bentuk integrasi antara
atraksi, akomodasi dan
fasilitas pendukung yang
disajikan dalam suatu
struktur kehidupan
masyarakat yang menyatu
dengan tata cara dan tradisi
yang berlaku.
5. WISATA
DESA
DESA
WISATA
Homestay
Lembaga pengelola desa wisata
Penduduk menjadi SUBJEK
Paket di desa wisata
Pendataan kunjungan ............dsb
Kepemilikan modal / asset dari
masyarakat lokal
Desa menjadi tempat wisata
sesaat
Penduduk menjadi OBJEK
Wisatawan jaga jarak dgn objek
6. 1. Kegiatan wisata cenderung mengarah ke one day visits. Sehingga
arahnya mengarah desa sebagai “objek” wisata.
2. Ukuran jumlah kunjungan masih menjadi prioritas dengan kurang
memperhatikan Kualitas Pelayanan dan Kapasitas Kawasan.
3. Sinergi dan Integrasi antar desa wisata belum maksimal berjalan.
cenderung promosi sendiri-sendiri.
4. Terbatasnya ketrampilan SDM dalam manajemen pengelolaan.
5. Minimnya proses regenerasi pengelola
6. Rendahnya jejaring sosial/ kemitraan dengan pelaku usaha lainnya.
7. Secara politik lokal, pengelolaan wisata belum dipandang strategis
untuk meningkatkan pendapatan bagi desa dan masyarakat lokal.
8. Minimnya akses terhadap sektor perbankan dan program CSR / PKBL
9. Pemahaman atas Pembangunan Berkelanjutan yang masih perlu
dtingkatkan. (dimensi sosial budaya, lingkungan dan ekonomi).
7. a) Sebagai lembaga yang bertanggung jawab atas maju atau mundurnya
pariwisata didesanya
b) Lembaga bertanggung jawab atas perencanaan, pengembangan,
pembinaan dan promosi pariwisata. Baik lingkup lokal, nasional maupun
internasional
c) Bertanggung jawab untuk mengadakan penelitian memperbaiki produk
mengembangkan produk baru sesuai dengan ketentuan
d) Melakukan koordinasi dan kerja sama dengan semua stakeholder pariwisata
e) Sebagai lembaga yang melaksanakan kegiatan kepariwisataan didesa wisata
f) Memberikan dan menyebarluaskan arti penting pariwisata di desa wisata
g) Membuat peraturan dan tata tertib terhadap kegiatan pariwisata
i) Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan di desa wisata
j) Melakukan pemasaran
8. a) Melaksanakan kelembagaan dengan baik sesuai dengan tupoksinya
b) Melakukan perencanaan dan penelitian ( menyiapkan Akomodasi dan Atraksi)
c) Pengembangan Produk
d) Mengajak semua stakeholder mentaati peraturan dan tata tertib yg telah
dibuat
e) Menjaga agar penerimaan tamu di desa wisata tetap satu pintu
f) Menjalin Kemitraan dan penguatan kelompok
g) Pemasaran dan hubungan masyarakat
h) Menjaga agar Desa wisata tetap eksis dan keberlanjutan
9. DESA WISATA
berbasis daya tarik
BUDAYA (desa adat,
tradisi kelokalan)
DESA WISATA
berbasis daya tarik ALAM
(pegunungan, pesisir/
nelayan,agro, dsb)
DESA WISATA
Berbasis daya tarik
lainnya
DESA WISATA
berbasis daya tarik
KERAJINAN (gerabah,
anyaman, kayu, dsbnya)
Penglipuran,
Tenganan (Bali)
Desa Kebon Arum ,
Tanjung, Kebon
Agung (Yogya)
Desa Tembi,
Kasongan,
Pundong, Krebet
(Yogya)
Banyumulek,
Penunjak (Lombok)
Desa Gubugklakah
(Malang)
Lhoksado (Kalsel)
Pariwisata
Banyuwangi
Model Pengembangan Desa Wisata
Desa Sumber
Podang Kediri
Masjid Tiban Malang
10. Live In
Tamasya Keliling Desa
Pengenalan Sistim Pertanian
Aktivitas Sungai
Siskamling
Dll
PAKET WISATA YANG BISA DIPERSIAPKAN
LEMBAGA DESA WISATA
13. Jalan ke obyek wisata (kondisi baik)
Penunjuk arah (sign board) menuju obyek
wisata
Pintu gerbang masuk Desa Wisata
Gardu pandang dan Rest Area
Tempat parkir
Ojek pariwisata
HOMESTAY
FASILITAS PENUNJANG DI DESA
WISATA