2. Kecamatan Kerambitan secara administratif masuk dalam penyangga
wilayah perkotaan Tabanan
Pengembangan Desa wisata diharapkan mampu meningkatkan ekonomi
Desa menuju kemandirian desa
Otonomi desa dan sisi negatifnya (tiap desa ingin unggul dan maju) timbul
persaingan.
Perencanaan kawasan wisata terintegrasi semata-mata untuk menciptakan
konektivitas dan networking antara satu desa dengan desa lainnya,
menumbuhkan kesadaran bahwa desa wisata tidak bisa berdiri sendiri,
perlu dukungan dari desa lain disekitarnya.
Perlu dilakukan suatu inventarisasi potensi wisata, perencanan & strategi
pengembangan kawasan wisata, melakukan zonasi kawasan dan
memadupadankannya dalam satu bingkai untuk mendukung terwujudnya
Kawasan Wisata yang terintegrasi di Kecamatan Kerambitan.
3. TUJUAN DAN SASARAN
Tujuan
Mewujudkan peta zonasi kawasan dan peta potensi wisata untuk menunjang
Kecamatan Kerambitan sebagai Kawasan Wisata Terintegrasi
Menyusun strategi pengembangan potensi desa dalam menunjang Kec.
Kerambitan sebagai kawasan wisata sehingga tercipta kawasan wisata yang
terpadu antar sektor antar wilayah dan antar tingkat pemerintahan dalam
rangka mendukung pengembangan kawasan wisata terintegrasi berbasis
digital.
Sasaran
Inventarisasi potensi wisata, strategi pengembangan potensi utama, dan
perencanaan zonasi kawasan wisata Desa di Kec. Kerambitan untuk
menunjang Kawasan wisata terintegrasi berbasis digital.
4. 1.Nuryanti, Wiendu. Gajah Mada UP, 1993
Desa wisata adalah suatu bentuk integrasi antara atraksi, akomodasi dan
fasilitas pendukung yang disajikan dalam suatu struktur kehidupan
masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku.
Terdapat dua konsep yang utama dalam komponen desa wisata :
PENGINAPAN : sebagian dari tempat tinggal para penduduk setempat dan
atau unit-unit yang berkembang atas konsep tempat tinggal penduduk.
ATRAKSI : seluruh kehidupan keseharian penduduk setempat beserta setting
fisik lokasi desa yang memungkinkan berintegrasinya wisatawan sebagai
partisipasi aktif seperti : kursus tari, bahasa dan lain-lain yang spesifik.
2.Edward Inskeep, Tourism Planning An Integrated and Sustainable Devlp,
Approach, hal. 166
Village Tourism, where small groups of tourist stay in or near traditional, often
remote villages and learn about village life and the local environment.
Wisata pedesaan dimana sekelompok kecil wisatawan tinggal dalam atau
dekat dengan suasana tradisional, sering di desa-desa yang terpencil dan
belajar tentang kehidupan pedesaan dan lingkungan setempat.
PENGERTIAN DESA WISATA
Kajian Pustaka
5. Komponen Kawasan Wisata
Komponen Kawasan Wisata 4A (Utari, 2014)
- Atraksi wisata
- Amenitas (sarana & prasarana yg diperlukan
wisatawan)
- Aksesibilitas
- Ancillary service
Komponen Kawasan Wisata (Yoeti, 2008)
- Something to see
- Something to do
- Something to buy
- Sesuatu yang dapat dinikmati
- Sesuatu yang berkesan
6. KEBIJAKAN ASPEK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN
(PP.50/2011 – RIPPARNAS)
DESTINASI KELEMBAGAAN
1 4
Daya Tarik Wisata
Aksesibilitas
Pariwisata
Prasarana & Fasilitas
Umum
Fasilitas Pariwisata
Masyarakat
Pariwisata
Investasi
Kepariwisataan
PEMASARAN
2
Permintaan
Citra Destinasi
Promosi
Kebijakan dan Regulasi
Organisasi
Kepariwisataan
INDUSTRI
3
Peta Industri
Struktur Industri
Daya saing
produk
Litbang
Kepariwisataan
Kemitraan
Kepariwisataan
SDM Kepariwisataan
Kemitraan
Pemasaran
Kemitraan Usaha
Ketenagakerjaan
Industri Pariwisata
DUKUNGAN DARI RENCANA TATA RUANG
7. Langkah
Kerja
Survey potensi wisata di tiap Desa
Survey kelembagaan
Survey pembiayaan
Survey lingkungan eksisting
Inventarisasi potensi dan masalah
Identifikasi karakter fisik dan pola ruang
Identifikasi karakter pengelolaan kawasan
Identifikasi karakteristik kawasan & wil. perencanaan
Pembuatan peta potensi dan zonasi kawasan wisata
FGD dan Kuisioner
Analisis faktor internal dan eksternal
Analisis strategi pengembangan kawasan wisata
Penyusunan strategi dan program, serta implementasi
Integrasi desa wisata berbasis digital
Pembuatan paket wisata dan akomodasi
Digitalisasi melalui web, android, dan IOS
Peta potensi berbasis Web-GIS
Pengkelasan dan zonasi kawasan wisata
8. TITIK IFAS EFAS
Analisis Tingkat Desa Bongan 2,94 2,97
Analisis Tingkat Penangkaran Burung Jalak Bali 2,53 3,05
Analisis Tingkat Kawasan Grembengan 2,70 2,99
Analisis Tingkat Pura Puseh Bedha 2,36 2,87
Secara umum Desa Wisata Bongan berada di sel V
yang merujuk pada tingkaat sel Pertahankan dan
Pelihara. Pertahankan dan pelihara dimaksudkan
untuk mempertahankan dan memelihara strategi
yang telah dilakukan sehingga berkembang lebih
baik. Kawasan Grembengan dan Pura Puseh Bedha
memiliki tingkat sel yang sama yakni sel V yang
sama dengan sel di tingkat Desa Bongan yaitu
Pertahankan dan Pelihara. Sedangkan perilaku
sedikit berbeda dengan Penangkaran Burung Jalak
Bali yang setelah di analisis berada di awal sel II
yakni Tumbuh dan Bina.
9. Paket Wisata Alam
- Tracking (Desa A)
- Pantai dan beach sport (Desa B)
- Cycling tour (Desa C)
- Wisata Subak dan sungai (Desa D)
Paket Wisata Edukasi
- Pelestarian burung hantu (Desa E)
- Pembuatan Patung (Desa F)
- Pengembangan seni tradisional (Desa G)
- Desa Bersih (Desa H)
Paket Wisata Spiritual
- Melukat (Desa I)
- Yoga (Desa J)
- Spiritual Healing (Desa K)
Paket Wisata Budaya
- Wisata Puri (Desa L)
- Wisata kuliner tradisional (Desa M)
- Tradisi/Upacara adat (Desa N)
Akomodasi wisata:
- Homestay dan Villa
- Transportasi
- Restaurant
- Pusat oleh-oleh
Pengelola Pariwisata:
- Perwakilan Pokdarwis tiap desa
- Perwakilan Anggota Bumdes tiap desa
Berbasis Web, Android, dan IOS
10.
11. 1. Desa Baturiti
2. Desa Belumbang
3. Desa Kelating
4. Desa Kerambitan
5. Desa Kesiut
6. Desa Kukuh
7. Desa Meliling
8. Desa Tibubiu
9. Desa Timpag
10.Desa Tista
SEBARAN DESA WISATA
12. Pola Ruang dan Sebaran DTW
DTW Alam
1. View Sawah
2. View Pantai
3. Goa
4. Tebing Pantai
5. View Sungai
DTW Budaya
8. Wisata Puri Kerambitan dan Puri Anyar
9. Seni tari dan tabuh (Sanggar Seni)
DTW Buatan
4. Wisata Bendungan
5. Wisata Treeking
6. Wisata bersepeda
7. Wisata ATV
8. Wisata River Tubing
9. Tempat Weeding
10. Wisata melukad dan meditasi
DTW Edukasi
8. Penangkaran Burung Hantu (Tito Alba)
9. Undagi Farmer Village
10. Desa Bersih
!
.
!
.
!
.
!
.
13. ARAHAN PENGEMBANGAN KLUSTER DESA WISATA
KLUSTER
AGROWISATA 1:
1. Desa Timpag
2. Desa Meliling
3. Desa Baturiti
KLUSTER
KONSERVASI :
1. Desa Timpag
2. Desa Kesiut
KLUSTER
HERITAGE :
1. Desa
Kerambitan
2. Desa Baturiti
3. Desa Kukuh
KLUSTER
AGROWISATA 2:
1. Desa Baturiti
2. Desa Tista
3. Desa Belumbang
KLUSTER
WISATA PESISIR :
1. Desa Kelating
2. Desa Tibubiu
14. POTENSI WISATA
Pertanian Persawahan
Perencanaan untuk membuka pasar malam
bidang kuliner di pasar blumbang
Cycling di persawahan
Wisata budaya, karena desa blumbang
merupakan desa tua dan sejarah
Desa blumbang memiliki saluran irigasi
dan melewati aungan saluran irigasi subak
sungsang yang melintasi desa tibubiyu
Di desa blumbang ada tradisi tarian barong
yang diundang ketika ada masyarakat
“mesesaudan” kemudian mesolah dijalan.
Keunikan barong yang ada di desa
blumbang jenis barong ket dan ratu ayu
yang belum termasuk dalam paket wisata.
Ada paket budaya “ matebekan barong”
15. POTENSI WISATA
Potensi utama Desa Timpag berbasis pertanian
agraris
Wisata alam yang dimiliki diantaranya: 1)
Kawasan persubakan (Pondok edukasi Uma
Urip) dengan jalur tracking melewati Desa
meliling (jagatamu) dan Desa Baturiti, jalur
tersebut juga dilengkapi dengan beberapa spot
selfi.
Pondok Edukasi Uma Urip Timpag merupakan
sebuah program yang bersifat holistik dan
mencakup pertanian, pariwisat,pelestarian
lingkungan hidup, edukasi dan kuliner yang
ada di Desa Timpag,
D'Bendungan berbagai tempat selfi dibuat
dengan view bendungan Telaga Tunjung dan
Gunung Batukaru. Dilengkapi pula tempat
nongkrong dan disajikan kuliner khas Timpag
seperti babi hitam dan sayur gonda.
Wisata air: Timpag river tubing dengan
memanfaatkan saluran irigasi yang bersumber
langsung dari Bendungan Telaga Tunjung
sehingga wisatawan bisa bermain air
Wisata edukasi yang dimiliki yaitu berupa
konservasi tito alba (burung hantu)
Wisata budaya dan edukasi undagi farmer
village. Wisatawan diajak berbaur dengan
petani dan bermalam dirumah petani, belajar
tentang kehidupan petani
16. POTENSI WISATA
Pertanian Persawahan, jalur tracking
melewati Banjar jagatamu
Wisata sungai melewati Sungai Yeh
Ho
17. POTENSI WISATA
Potensi Desa didominasi oleh
pertanian agraris, dikelilingi oleh
beberapa subak seperti meliling,
Buluh, Timpag, dll.
Potensi hortikultura yang
dikembangkan berupa jagung kering,
sayur mayur, bunga dan kacang
Potensi wisata alam berupa hamparan
sawah terasering. Oleh Pokdarwis
potensi ini dikemas menjadi tujuan
wisata baru Uma Kawan dengan
memadukan keindahan alam sawah
dengan sejumlah wahana/spot selfie
(berupa wahana sarang burung,
wahana berbentuk hati hingga
ayunan, selain itu ketika sore hari
dapat menyaksikan keindahan sunset)
Wisata petualangan berupa wisata
naik sepeda dan juga trekking
menapaki pematang sawah dan
mengenal lebih dekat kegiatan para
petani dan tata pengairan tradisional
subak.
18. 1. Desa tista menyandang
status desa wisata dari
tahun 2016, objek wisata
desa tista yakni persawahan,
terasering, batu besar ( yang
disakralkan), beji ( tempat
melukat), gazebo sebagai
spot selfi, tempat makan,
pande besi, sanggar tari,
hidroponik, kelompok
pembibitan/budidaya ikan,
2. Mascot Kuliner Desa Tista “
sambel cakcak jukut kelor”
the sere, kopi robusta.
3. Desa wisata tista
menyediakan paket religi
dari yoga sampai melukat,
dan paket kuliner.
19. POTENSI WISATA
Desa Kerambitan memiliki wisata
budaya yakni puri agung dalam
perkembangannya mengalami fluktuasi
kunjungan
Wisatawan yang berkunjung dari
tingkat internasional, nasional, dan
lokal
Wisata puri biasanya dikelola sendiri
oleh orang puri dan hanya melibatkan
beberapa orang seni termasuk jika ada
menampilkan tari-tarian akan
dilibatkan banjar2, sekaa pragina
Desa kerambitan memiliki bendungan
dari barat perbatasan desa tista sampai
ke utara desa baturiti dan meliling yang
jika dikerjasamakan bisa menjadi
wisata air
20. POTENSI WISATA
Wisata alam berupa hamparan
sawah dan pantai pasir hitam
yang indah.
Desa Adat melalui BUPDA
memiliki unit usaha wahana
wisata ATV. Wahana wisata ATV
ini bekerjasama dengan warga
sebagai pemilik ATV dan adat
sebagai pengelola. Pengelola
diserahkan kepada generasi
muda yang mau ngayah dan
memiliki komitmen memajukan
desa.
Wisata budaya yang dimiliki,
seperti kesenian Tektekan,
Barong calon arang, Tari legong
lepas, dan Tari wayang wong.
Wisata seni berupa seni ukir dan
usaha pembuatan banten,
Promosi selama ini bekerjasama
dengan BUMDA, travel agen, dan
Hotel Suri Bali.
21. Potensi Wisata
Lahan persawahan membentang
seluas 223 Ha dengan sumber
pengairan yang berasal dari
Subak Sungsang.
Jalur wahana tersebut melewati
jalur persawahan yang
merupakan jalan usaha tani
dengan lebar 4,25 meter yang
sangat memungkinkan sebagai
track yang pada akhir jalur
merupakan tembus di pantai.
Terdapat villa-villa dan wahana
pariwisata yaitu penyewaan
ATV, sepeda dan kano yang
dikelola oleh swasta.
22. Desa Wisata
Jasa dan Produk
Akomodasi, Aktivitas Pariwisata, Barang
Seni & Kerajinan Lokal, kuliner lokal, dll
Modal
Sosial
Modal
Fisik
Modal
Alam
Keaslian dan
Keunikan Desa
Konsumsi Penyediaan
Wisatawan
Masyarakat
Lokal
Sumber Daya
Ekonomi
PERMINTAAN PENAWARAN
Investasi
Penggunaan
KAWASANPEDESAAN
Modal
Budaya
Interaksi Permintaan dan Penawaran
Jasa dan Produk Desa Wisata
DW
Kec.
Keramb
itan
23. NO KEBIJAKAN STRATEGI
1 Penguatan konservasi
lingkungan alam,
pertanian dan nilai-nilai
sosial budaya yang
sekaligus sebagai
penguat daya saing
produk-produk desa
wisata
1. Memantapkan pengelolaan kawasan lindung dan kawasan
konservasi secara terpadu dalam pengembangan dan pengelolaan
desa wisata.
2. Mendayagunakan potensi jasa-jasa lingkungan alam dan lingkungan
buatan perdesaan sebagai bagian dari pengembangan produk desa
wisata berbasis ekowisata dan agrowisata sesuai daya dukungnya.
3. Memantapkan perlindungan dan pelestarian nilai-nilai sosial, tradisi
dan dan spiritual dalam pengembangan desa wisata.
4. Memperkuat penerapan prinsip-prinsip ekowisata dan agrowisata
dalam pengembangan desa wisata.
2 Penguatan keterpaduan
dan keterkaitan antar
desa wisata serta
antara desa-desa
wisata dengan desa
lainnya
1. Mengembangkan struktur ruang desa-desa wisata yang mempunyai
keterpaduan dan keterkaitan erat dengan destinasi pariwisata yang
telah berkembang di sekitarnya, antar desa-desa wisata dan
dengan desa lain di sekitarnya dengan penerapan model gugusan
(kluster).
2. Mengembangkan pusat-pusat kegiatan wisata di masing-masing
desa wisata berbasis pada keunggulan potensi sumberdaya lokal
yang dimilikinya.
3. Memperkuat peran destinasi pariwisata di Kec. Kerambitan sebagai
katalis dan penggerak pengembangan desa-desa wisata.
STRATEGI PENATAAN RUANG :
24. NO KEBIJAKAN STRATEGI
3 Pengembangan potensi
perdesaan melalui
kepariwisataan berbasis
pertanian dan budaya
lokal dalam penciptaan
produk-produk desa
wisata
1. Memperkuat penerapan prinsip-prinsip agrowisata yang
berwawasan budaya Bali dalam pengembangan desa wisata.
2. Menggali dan mengembangkan segenap potensi perdesaan
berbasis pertanian sebagai keunggulan saing dalam pengembangan
desa wisata.
3. Mendayagunakan dan mengelola potensi agrowisata dengan
mengedepankan prinsip co-benefit, yang berarti adanya
keseimbangan manfaat ekonomi dengan pelestarian lahan-lahan
pertanian beserta nilai-nilai budaya pertanian yang berbasis pada
kelembagaan subak.
4 Pengembangan produk-
produk desa wisata
berkualitas dan berdaya
saing dalam bentuk
integrasi antara atraksi,
pengusahaan daya tarik
wisata, akomodasi dan
usaha lainnya beserta
fasilitas pendukungnya
dalam struktur
kehidupan masyarakat
yang menyatu dengan
tata cara dan tradsi
yang berlaku
1. Mengembangkan atraksi dan pengusahaan daya tarik wisata
dengan prinsip pariwisata berkualitas dengan memperhatikan daya
dukung alam dan sosial budaya.
2. Mengembangkan penyediaan akomodasi pariwisata dan fasilitas
pendukung sebagai salah satu prasyarat produk desa wisata
berdasarkan kesesuaiannya dalam skala sangat terbatas.
3. Mengembangkan fasilitas pendukung pengelolaan produk-produk
desa wisata yang berstandar pariwisata.
25. NO KEBIJAKAN STRATEGI
5 Penguatan
pemberdayaan
pengelolaan desa
wisata berbasis
kearifan lokal,
kreativitas dan inovasi
masyarakat lokal
1. Meningkatkan implementasi sadar wisata dan sapta pesona dalam
pengembangan desa wisata
2. Mengembangkan potensi, kapasitas dan partisipasi masyarakat
dalam pengembangan dan pengelolaan desa wisata
3. Menguatkan kelembagaan desa dan kelompok sadar wisata.
4. Meningkatkan motivasi serta mendorong kreativitas dan inovasi
masyarakat dalam pengembangan produk dan pengelolaan produk
desa wisata berbasiskan kearifan lokal.
6 Peningkatan Pelayanan
Sarana Dan Prasarana
Pendukung
1. Meningkatkan ketersediaan, keragaman, kecukupan kapasitas dan
kenyamanan moda transportasi sebagai sarana pergerakan
wisatawan menuju desa wisata
2. Mengembangkan dan meningkatkan kemudahan akses terhadap
prasarana transportasi sebagai simpul pergerakan menuju desa
wisata dan pergerakan di dalam dan antar desa wisata
3. Mengembangkan dan meningkatkan jaringan dan kualitas jalur
bersepeda dan trekking
4. Mengembangkan jaringan distribusi dan kapasitas pelayanan air
bersih, energi (listrik dan gas) dan telekomunikasi)
5. Mengembangkan jaringan, kapasitas sarana dan prasarana, dan
manajemen persampahan termasuk mendorong usaha-usaha
pengelolaan sampah berbasis masyarakat