SlideShare a Scribd company logo
PENETAPAN DESA WISATA
disporapar@jatengprov.go.id www.disporapar.jatengprov.go.id
DASAR HUKUM
LATAR BELAKANG
Persaingan antar lembaga di desa.
Persaingan antar desa wisata
Tidak ada pedoman dan
payung hukum
mengembangkan desa
wisata
Pembiayaan dan
keberlangsungan
desa wisata
Rusaknya lingkungan dan
budaya akibat aktivitas wisata
Masyarakat hanya jadi
penonton, dimonopoli
kelompok tertentu
Peran para
Stakeholder belum
diatur termasuk
jaminan dan legalitas
hukum
DEFINISI
DESA WISATA suatu bentuk integrasi antara potensi
daya tarik wisata alam, wisata budaya, dan wisata
hasil buatan manusia dalam satu kawasan tertentu
dengan didukung oleh atraksi, akomodasi, dan
fasilitas lainnya sesuai dengan kearifan lokal
masyarakat
WISATA DESA merupakan bentuk kegiatan wisata yang
membawa wisatawan pada pengalaman untuk melihat
dan mengapresiasi keunikan kehidupan dan tradisi
masyarakat di pedesaan dengan segala potensinya
DESA WISATA WISATA DESA
Definisi Desa wisata merupakan fungsional bukan spasial, artinya
desa wsata juga ada di Kota.
Tahapan Penetapan Desa Wisata
Penetapan
Penilaian
Pencanangan
Diagram Penetapan Desa Wisata
Pokmas, BUMDES,
Pihak lain melalui
Kades/lurah
KADES/LURAH CAMAT
DINAS PAR
KELENGKAPAN
DIPENUHI
DI NILAI
PRAKTISI
AKADEMISI
DINAS PAR
BUPATI/WALIKOTA/GUBERNUR
Tahapan Pencanangan
Pokmas, BUMDES,
Pihak lain melalui
Kades/lurah
KADES/LURAH
CAMAT
DINAS PAR
Syarat administrasi :
a. data profil wilayah;
b. potensi wisata yang akan dikembangkan;
c. data pengunjung Desa Wisata;
d. kelembagaan calon Pengelola Desa Wisata;
e. kesesuaian dengan rencana tata ruang wilayah; dan
f. rencana mitigasi bencana.
BUPATI/WALIKOTA
Syarat teknis, seluruh persyaratan administrasi
ditambah :
a. Rencana mitigasi bencana
b. Rencana Pengembangan Desa Wisata
c.q
BATASAN WILAYAH DAN TIPE
Batasan wilayah desa wisata:
• Keseluruhan wilayah desa adalah desa wisata (Desa Wisata A);
• beberapa dusun/RW saja dalam suatu desa yang memiliki potensi
kepariwisataan (Desa Wisata B);
• Diantara beberapa desa dalam sebuah kawasan (Desa Wisata C);
• Cluster (Desa Wisata D).
Desa Wisata A
DTW
POKMAS
USPAR
FASILITAS
Desa Wisata B
DUSUN
III
DUSUN
IV
DUSUN I
DUSUN
II
DTW USPAR
BATASAN WILAYAH DAN TIPE
Desa Wisata C
DESA A
DESA D
DESA C
DESA B
Desa Wisata D
DESA A
DESA D
DESA C
DESA B
DUSUN 1 DUSUN 2
DUSUN 3 DUSUN 4
USAHA di DESA WISATA
• Makan Minum
• Akomodasi
• Hiburan rekreasi
• DTW
• Kawasan Pariwisata
• Transportasi Wisata
• Perjalanan Wisata
• MICE
• Pramuwisata
• Wisata Tirta
• Informasi Pariwisata
• Konsultan
• Spa
Diperbolehkan asalkan
mencerminkan tradisi dan
kearifan lokal
• pembatasan jenis usaha tertentu
yang dianggap bertentangan
dengan nilai-nilai budaya masyarakat
Desa wisata dan/ atau jenis usaha
yang tidak sesuai dengan konsep
Desa Wisata yang ditetapkan
• pembatasan skala usaha
pariwisata dalam rangka
memberikan perlindungan bagi
pengusaha pariwisata skala mikro,
kecil, menengah
• Setiap usaha pariwisata di Desa
Wisata wajib mendaftarkan Usaha
Jasa Wisatanya pada Pemerintah
Kabupaten/Kota sesuai ketentuan
berlaku
KELEMBAGAAN/PENGELOLA
Satu desa wisata hanya boleh di kelola oleh 1 pengelola, Kelembagaan pengelola desa
wisata dapat berbentuk :
a. koperasi;
b. perkumpulan lembaga usaha dengan akta notaris;
c. pokdarwis
d. Bum Des.
Tugas:
1. Mengatur dan mengelola Desa Wisata (Kegiatan
Atraksi, Pendaftaran Usaha, Sarpras, fasilitas dan
keamanan);
2. Membina Uspar;
3. Kerjasama dan Kemitraan dengan pihak Ketiga;
4. Koordinasi dengan Pemerintah:
Masa bakti pengelola Desa Wisata adalah
4 (empat) tahun dan dapat dipilih kembali
BORANG PENCANANGAN
N
O
SYARAT TEKNIS PENILAIAN KETERAN
GAN
ADA TIDAK
1 Deliniasi wilayah yang akan diusulkan
menjadi Desa Wisata
2 Data profil wilayah
3 Potensi wisata yang akan dikembangkan
4 Data pengunjung Desa Wisata
5 Kelembagaan calon PengelolaDesa
Wisata
6 Kesesuaian dengan rencana tata ruang
wilayah (struktur ruang dan pola ruang
pada RTRW kabupaten / kota)
7 Rencana mitigasi bencana
8 Rencana pengembangan Desa Wisata
PENCANANGAN DI TERIMA
Maksimal
20 Hari
Kerja
PENCANANGAN DI TOLAK
Desa/Kelurahan yang
ditolak dapat melakukan
pengajuan kembali
setelah memenuhi
persyaratan teknis dan
administrasi
TAHAPAN PENILAIAN
DINAS PAR
PRAKTISI
AKADEMISI
DINAS PAR
a. sosialisasi kepada
masyarakat yang memuat
pengetahuan
rencana dan
pembangunan Desa
Wisata;
b. inventarisasi dan
penggalian potensi daya
tarik wisata yang
harus di pertahankan;
c. manajemen pemasaran
pariwisata; dan
d. penilaian kelayakan
Penilaian meliputi:
a. atraksi wisata yang paling menarik dan atraktif di
Desa.
b. kondisi geografis Desa menyangkut masalah-
masalah jumlah rumah, jumlah penduduk,
karakteristik dan luas wilayah desa yang berkaitan
dengan daya dukung kepariwisataan pada suatu
Desa;
c. sistem kepercayaan dan kemasyarakatan yang
merupakan aspek khusus pada komunitas sebuah
Desa;
d. ketersediaan infrastruktur meliputi fasilitas dan
pelayanan transportasi, fasilitas listrik, air bersih,
drainase, pengolahan limbah, telepon dan
sebagainya; dan
e. perkembangan jumlah pengunjung Desa Wisata;
f. rencana kelembagaan pengelola Desa Wisata;
TUGAS DAN FUNGSI TIM PENILAI
a. melakukan evaluasi
penetapan Desa Wisata
sebagai dasar
pertimbangan penetapan
klasifikasi penilaian setiap 4
(empat) tahun sekali.
b. melakukan kunjungan
lapangan, sarasehan, kajian
dalam rangka menilai,
mengawasi dan mengevaluasi,
serta membina Desa Wisata.
c. menyusun rekomendasi
terhadap pemecahan
masalah dan
pengembangan potensi
Desa Wisata.
a.memberikan pertimbangan
dan arahan pengelolaan
Desa Wisata;
b.menilai setiap usulan
penetapan Desa Wisata;
c. melakukan
monitoring dan
evaluasi terhadap
pengelolaan Desa
Wisata.
PENILAIAN DAN KLASIFIKASI
Penilaian dengan memverifikasi dan menilai 23
pertanyaan pada lampiran pergub 53 tahun 2019
No INDIKATOR SKOR
/NILAI
Keterangan
1 Atraksi wisata
Memiliki paket wisata yang menjadi ciri khas daerah di Desa Wisata (sosial budaya,
kesenian, heritage, aksesoris khas daerah, sejarah, batik, lingkungan, budaya, kuliner,
ecotourism)
a. Tidak Mempunyai paket wisata ( skor 0)
b. Mempunyai 1-3 paket wisata ( skor 1);
c. Mempunyai 4-6 paket wisata (skor 2);
d. Mempunyai 7-9 paket wisata (skor 3);
e. Mempunyai >9 paket wisata (skor 4).
Memiliki makanan lokal desa Wisata sebagai sajian wisatawan
a. Tidak Mempunyai makanan lokal desa (skor 0)
b. Mempunyai 1 makanan lokal desa ( skor 1);
c. Mempunyai 2 makanan lokal desa (skor 2);
d. Mempunyai 3 makanan lokal desa (skor 3);
e. Mempunyai >4 makanan lokal desa (skor 4).
KLASIFIKASI DESA WISATA
• Nilai Desa Wisata = jumlah total skor
• Klasifikasi Desa Wisata :
 Desa Wisata Rintisan dengan Nilai 24-48
 Desa Wisata Berkembang dengan nilai 49-73
 Desa Wisata maju dengan nilai 74-96
Klasifikasi Desa Wisata ditetapkan dengan
Keputusan Kepala Dinas
Evaluasi dilakukan tiap 4 tahun sekali sejak
tanggal penetapan
PENETAPAN DESA WISATA
Pasal 11
Gubernur menetapkan sebuah desa/kelurahan menjadi Desa
Wisata setelah dilakukan penilaian dengan memperhatikan
hasil penilaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9.
Pasal 12
Gubernur menetapkan desa/kelurahan menjadi Desa Wisata
lintas Kabupaten/Kota dalam wilayah Provinsi Jawa Tengah
dengan Keputusan Gubernur.
Berlaku mutatis mudandis artinya, desa
yang berada dalam satu wilayah
kabupaten ditetapkan oleh bupati/ walikota
JENIS DAN KRITERIA
Jenis Desa Wisata berdasarkan basis pengembangan:
• Alam > sumber daya alam
• Budaya > tradisi budaya dan kearifan lokal
• Hasil Buatan > kreasi atau kreatifitas manusia
• Perpaduan > perpaduan antar basis
Uraian Rintisan Berkembang Maju
Daya Tarik Masih potensi
dikembangkan
Daya Tarik sudah
terintegrasi baik
Destinasi sudah dikenal
Sarana Prasarana
dan Fasilitas
Pariwisata
Terbatas Perlu dikembangkan
untuk pelayanan
Sudah memadai
Kunjungan
Wisatawan
Mulai dikunjungi Sudah dikenal Secara rutin dikunjungi
Masyarakat Sadar wisata Ikut dalam aktifitas
ekonomi sektor
pariwisata
Tercipta pengembangan
kapasitas SDM, usaha
pariwisata, Kelembagaan,
Produk
Usaha Pariwisata Potensi usaha
pariwisata tumbuh
Usaha pariwisata
berkembang
Pengembangan inovasi
produk
Kriteria Desa Wisata (Berdasakan nilai skor saat penilaian)
BANTUAN KE DESA WISATA
100 Desa Wisata
Pertahun
5 Desa Wisata Maju
10 Desa
Berkembang
85 Desa Wisata
Rintisan
1 desa wisata
hanya sekali
mendapatkan
bantuan
dalam 5 tahun
MEKANISME PENYALURAN MELALUI BANKEU KE PEMDES (Bukan Ke Pokmas)
Artinya bantuan nanti menjadi aset pemdes dan perlu kerjasama dengan BUMDES
bila akan digunakan oleh pokmas
Pemerintah (Prov/Kab/Kota/Desa) wajib mengalokasikan anggaran dalam
rangka pemberdayaan Desa Wisata mulai dari pencanangan, penilaian,
penetapan, hingga pengembangan Desa Wisata sesuai dengan kemampuan
keuangan daerah
SIAPA YANG DIBANTU?
a.Desa Wisata yang mengusulkan proposal
bantuan;
b.Desa Wisata yang sudah ditetapkan kembali oleh
SK Bupati;
MEKANISME USULAN
Bentuk Bantuan
Fasilitas umum untuk kebutuhan wisatawan
1) Penataan lahan parkir; (masuk disarpras perdesaan)
2) Pembangunan/Renovasi Sarana Ibadah di daya tarik wisata
3) Pembangunan/Renovasi Toilet;
4) Pembangunan Shelter istirahat/Gazebo;
5) Jalan lingkungan di dalam Daya Tarik Wisata (DTW) pada desa
wisata atau jalan menuju daya tarik desa wisata (lokasi tidak
tumpah tindih dengan penganggaran yang lain); (masuk disarpras
perdesaan)
6) Jalur pedestrian;
7) Pembangunan gedung pertemuan untuk Meeting, Incentive,
Convention and Exhibition (MICE) Wisatawan;
8) Tempat Pengolahan sampah sementara di lingkungan Daya Tarik
Wisata (DTW);
9) Sarana untuk disabilitas;
10)Pos kesehatan untuk wisatawan
Bentuk Bantuan
Fasilitas pariwisata
1) Kios usaha kreatif dan kuliner;
2) Tourist Information Center (TIC);
3) Bangunan untuk wisatawan sesuai tema desa wisata (tempat
workshop);
4) Gardu pandang;
5) Panggung terbuka untuk atraksi hiburan;
6) Tempat istirahat crew;
7) Tambatan Kapal wisata;
8) Penunjuk arah ke Daya Tarik Wisata dan desa wisata;
9) Loket;
10)Peta Daya Tarik Wisata (bahan permanen);
11)Penanda Desa Wisata.
Peralatan dan perlengkapan pendukung atraksi, amenitas dan
aksesibilitas wisatawan
1) Peralatan keselamatan untuk Daya Tarik Wisata Minat Khusus;
2) Sarana transportasi lokal/khusus;
3) Peralatan dan perlengkapan pendukung atraksi wisata;
Bentuk Bantuan
Penataan lansekap kawasan wisata di desa wisata
1) Penataan lansekap kawasan wisata di desa wisata
2) Penataan camping ground
3) Pembuatan Talud pada Daya Tarik Wisata di Desa Wisata (masuk
disarpras perdesaan)
4) Pagar Pembatas pada Daya Tarik Wisata di Desa Wisata (masuk
disarpras perdesaan)
Penataan Daya Tarik Wisata
1) Taman;
2) Arena outbond;
3) Pembuatan arena permainan;
4) Kursi Taman;
5) Wahana Wisata.
Larangan
• Disimpan dengan maksud dibungakan;
• Dipinjamkan kepada pihak lain;
• Membiayai kegiatan yang bukan menjadi prioritas pemberian Dana
keuangan untuk pengembangan desa wisata, misalnya studi banding, karya
wisata (study tour), kegiatan atau peringatan hari besar/keagamaan,
kegiatan camping/kemah;
• Membayar iuran kegiatan yang diselenggarakan oleh desa, kecamatan,
kabupaten, kota, atau pihak lainnya;
• Membayar bonus atau transportasi rutin;
• Menanam saham;
• Konsumsi harian;
• Pengadaan barang atau jasa yang tidak sesuai dan tidak mendukung
program prioritas;
• Hadiah lomba;
• Membiayai keperluan yang sudah dibiayai oleh pihak lain (double
accounting).
Syarat Administrasi…..1
a. Surat Permohonan Bantuan oleh kepala desa diketahui oleh camat
dan kepala dinas yang membidangi pariwisata kabupaten/kota
setempat ditujukan kepada Gubernur Jawa Tengah cq Dinas
Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata;
b. Proposal usulan oleh oleh kepala desa dan diketahui Camat dan
Dinas yang membidangi Pariwisata di Kabupaten/Kota, yang berisi:
c. Gambar Teknis dan RAB untuk usulan Bantuan Fisik;
d. Spesifikasi Teknis dan RAB untuk usulan Bantuan Sarana dan
Prasarana;
e. Foto rencana Lokasi/letak penempatan bantuan;
f. Denah peta lokasi penempatan
g. FC Bukti kepemilikan tanah/aset lokasi yang akan dibangun wajib aset
milik desa;
h. Surat Pernyataan Kepala Desa bertanggung jawab sepenuhnya atas
kebenaran informasi dan validitas data dalam proposal usulan dan
lampirannya
Syarat Administrasi…..2
a. Data jumlah kunjungan wisatawan di desa wisata di tanda tangani
ketua pengelola desa wisata;
b. Data Usaha Pariwisata di desa wisata di tanda tangani ketua pengelola
desa wisata;
c. Daftar Paket Wisata di desa wisata;
d. Data Daya Tarik Wisata di desa wisata;
e. Peraturan Tentang Pembentukan BUMDES
www.visitjawatengah.jatengprov.go.id
www.disporapar.jatengprov.go.id
Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata

More Related Content

What's hot

Komponen kegiatan pariwisata
Komponen kegiatan pariwisataKomponen kegiatan pariwisata
Komponen kegiatan pariwisata
Sekar Advianty
 
4. 5. & 6. Geografi Pariwisata - Peran Kajian Geografi Dalam Kegiatan Kepari...
4. 5. & 6.  Geografi Pariwisata - Peran Kajian Geografi Dalam Kegiatan Kepari...4. 5. & 6.  Geografi Pariwisata - Peran Kajian Geografi Dalam Kegiatan Kepari...
4. 5. & 6. Geografi Pariwisata - Peran Kajian Geografi Dalam Kegiatan Kepari...
Irwan Haribudiman
 
KSPN Kepulauan Seribu
KSPN Kepulauan SeribuKSPN Kepulauan Seribu
KSPN Kepulauan Seribu
Yani Adriani
 
perencanaan pariwisata
perencanaan pariwisataperencanaan pariwisata
perencanaan pariwisata
Eka Tri Wahyuni
 
Studi Kasus Pariwisata Pokdarwis Dieng Pandawa
Studi Kasus Pariwisata Pokdarwis Dieng PandawaStudi Kasus Pariwisata Pokdarwis Dieng Pandawa
Studi Kasus Pariwisata Pokdarwis Dieng Pandawa
Rumba .
 
Penyusunan masterplan wisata_alam_batu_p
Penyusunan masterplan wisata_alam_batu_pPenyusunan masterplan wisata_alam_batu_p
Penyusunan masterplan wisata_alam_batu_p
Poetra Bentar
 
Model Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan
Model Pengembangan Pariwisata BerkelanjutanModel Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan
Model Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan
Togar Simatupang
 
Daya tarik wisata
Daya tarik wisataDaya tarik wisata
Daya tarik wisata
Yani Adriani
 
Prinsip Pariwisata Berkelanjutan - Partisipasi
Prinsip Pariwisata Berkelanjutan - PartisipasiPrinsip Pariwisata Berkelanjutan - Partisipasi
Prinsip Pariwisata Berkelanjutan - Partisipasifcsari
 
Sistem kepariwisataan
Sistem kepariwisataan Sistem kepariwisataan
Sistem kepariwisataan
Yani Adriani
 
Konsep pariwisata IT
Konsep pariwisata ITKonsep pariwisata IT
Konsep pariwisata IT
STT Harapan
 
Pengembangan Eko Wisata
Pengembangan Eko WisataPengembangan Eko Wisata
Pengembangan Eko Wisata
Togar Simatupang
 
Homestay 2018
Homestay 2018Homestay 2018
Homestay 2018
Pemdes Seboro Sadang
 
Pengembangan Pariwisata Kreatif di Indonesia
Pengembangan Pariwisata Kreatif di IndonesiaPengembangan Pariwisata Kreatif di Indonesia
Pengembangan Pariwisata Kreatif di Indonesia
Yani Adriani
 
Potensi Kearifan Lokal sebagai Daya Tarik Wisata di Desa
Potensi Kearifan Lokal sebagai Daya Tarik Wisata di DesaPotensi Kearifan Lokal sebagai Daya Tarik Wisata di Desa
Potensi Kearifan Lokal sebagai Daya Tarik Wisata di Desa
Akademi Desa 4.0
 
KELEMBAGAAN-DESA WISATA -SEPT.pdf
KELEMBAGAAN-DESA WISATA -SEPT.pdfKELEMBAGAAN-DESA WISATA -SEPT.pdf
KELEMBAGAAN-DESA WISATA -SEPT.pdf
RinaLuthfiana
 
3. Geografi Pariwisata - Pengertian & Ruang Lingkup Kajian Geografi Pariwisata
3. Geografi Pariwisata - Pengertian & Ruang Lingkup Kajian Geografi Pariwisata3. Geografi Pariwisata - Pengertian & Ruang Lingkup Kajian Geografi Pariwisata
3. Geografi Pariwisata - Pengertian & Ruang Lingkup Kajian Geografi Pariwisata
Irwan Haribudiman
 
Pengantar Kepariwisataan
Pengantar KepariwisataanPengantar Kepariwisataan
Pengantar Kepariwisataan
Fitri Indra Wardhono
 
Community Based Tourism Desa Wisata
Community Based Tourism Desa WisataCommunity Based Tourism Desa Wisata
Community Based Tourism Desa Wisata
RieAwan
 
Profil KOTAKU Kabupaten Jember
Profil KOTAKU Kabupaten JemberProfil KOTAKU Kabupaten Jember
Profil KOTAKU Kabupaten Jember
komunikasiosp
 

What's hot (20)

Komponen kegiatan pariwisata
Komponen kegiatan pariwisataKomponen kegiatan pariwisata
Komponen kegiatan pariwisata
 
4. 5. & 6. Geografi Pariwisata - Peran Kajian Geografi Dalam Kegiatan Kepari...
4. 5. & 6.  Geografi Pariwisata - Peran Kajian Geografi Dalam Kegiatan Kepari...4. 5. & 6.  Geografi Pariwisata - Peran Kajian Geografi Dalam Kegiatan Kepari...
4. 5. & 6. Geografi Pariwisata - Peran Kajian Geografi Dalam Kegiatan Kepari...
 
KSPN Kepulauan Seribu
KSPN Kepulauan SeribuKSPN Kepulauan Seribu
KSPN Kepulauan Seribu
 
perencanaan pariwisata
perencanaan pariwisataperencanaan pariwisata
perencanaan pariwisata
 
Studi Kasus Pariwisata Pokdarwis Dieng Pandawa
Studi Kasus Pariwisata Pokdarwis Dieng PandawaStudi Kasus Pariwisata Pokdarwis Dieng Pandawa
Studi Kasus Pariwisata Pokdarwis Dieng Pandawa
 
Penyusunan masterplan wisata_alam_batu_p
Penyusunan masterplan wisata_alam_batu_pPenyusunan masterplan wisata_alam_batu_p
Penyusunan masterplan wisata_alam_batu_p
 
Model Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan
Model Pengembangan Pariwisata BerkelanjutanModel Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan
Model Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan
 
Daya tarik wisata
Daya tarik wisataDaya tarik wisata
Daya tarik wisata
 
Prinsip Pariwisata Berkelanjutan - Partisipasi
Prinsip Pariwisata Berkelanjutan - PartisipasiPrinsip Pariwisata Berkelanjutan - Partisipasi
Prinsip Pariwisata Berkelanjutan - Partisipasi
 
Sistem kepariwisataan
Sistem kepariwisataan Sistem kepariwisataan
Sistem kepariwisataan
 
Konsep pariwisata IT
Konsep pariwisata ITKonsep pariwisata IT
Konsep pariwisata IT
 
Pengembangan Eko Wisata
Pengembangan Eko WisataPengembangan Eko Wisata
Pengembangan Eko Wisata
 
Homestay 2018
Homestay 2018Homestay 2018
Homestay 2018
 
Pengembangan Pariwisata Kreatif di Indonesia
Pengembangan Pariwisata Kreatif di IndonesiaPengembangan Pariwisata Kreatif di Indonesia
Pengembangan Pariwisata Kreatif di Indonesia
 
Potensi Kearifan Lokal sebagai Daya Tarik Wisata di Desa
Potensi Kearifan Lokal sebagai Daya Tarik Wisata di DesaPotensi Kearifan Lokal sebagai Daya Tarik Wisata di Desa
Potensi Kearifan Lokal sebagai Daya Tarik Wisata di Desa
 
KELEMBAGAAN-DESA WISATA -SEPT.pdf
KELEMBAGAAN-DESA WISATA -SEPT.pdfKELEMBAGAAN-DESA WISATA -SEPT.pdf
KELEMBAGAAN-DESA WISATA -SEPT.pdf
 
3. Geografi Pariwisata - Pengertian & Ruang Lingkup Kajian Geografi Pariwisata
3. Geografi Pariwisata - Pengertian & Ruang Lingkup Kajian Geografi Pariwisata3. Geografi Pariwisata - Pengertian & Ruang Lingkup Kajian Geografi Pariwisata
3. Geografi Pariwisata - Pengertian & Ruang Lingkup Kajian Geografi Pariwisata
 
Pengantar Kepariwisataan
Pengantar KepariwisataanPengantar Kepariwisataan
Pengantar Kepariwisataan
 
Community Based Tourism Desa Wisata
Community Based Tourism Desa WisataCommunity Based Tourism Desa Wisata
Community Based Tourism Desa Wisata
 
Profil KOTAKU Kabupaten Jember
Profil KOTAKU Kabupaten JemberProfil KOTAKU Kabupaten Jember
Profil KOTAKU Kabupaten Jember
 

Similar to 0913 tatacara penetapan desa wisata

Best practice pembangunan dewi.pdf
Best practice pembangunan dewi.pdfBest practice pembangunan dewi.pdf
Best practice pembangunan dewi.pdf
baktiman
 
Lembaga Desa Wisata Sebagai Penyempuranaan Desa Mandiri
Lembaga Desa Wisata Sebagai Penyempuranaan Desa MandiriLembaga Desa Wisata Sebagai Penyempuranaan Desa Mandiri
Lembaga Desa Wisata Sebagai Penyempuranaan Desa Mandiri
DanielWinata7
 
DesaWisata_DESA KEDISANTRIBUDIARTANI.pdf
DesaWisata_DESA KEDISANTRIBUDIARTANI.pdfDesaWisata_DESA KEDISANTRIBUDIARTANI.pdf
DesaWisata_DESA KEDISANTRIBUDIARTANI.pdf
tribudiArtani
 
Strategi Penilaian dan ketahanan desa wisata di tengah kondisi kebiasaan baru...
Strategi Penilaian dan ketahanan desa wisata di tengah kondisi kebiasaan baru...Strategi Penilaian dan ketahanan desa wisata di tengah kondisi kebiasaan baru...
Strategi Penilaian dan ketahanan desa wisata di tengah kondisi kebiasaan baru...
Akademi Desa 4.0
 
a5ee9c6a7d13eb399f1a885e2ddf0e32.pdf
a5ee9c6a7d13eb399f1a885e2ddf0e32.pdfa5ee9c6a7d13eb399f1a885e2ddf0e32.pdf
a5ee9c6a7d13eb399f1a885e2ddf0e32.pdf
AndreWibisono4
 
Rencana induk pembangunan kepariwisataan daerah riparda rippda diy
Rencana induk pembangunan kepariwisataan daerah riparda rippda diyRencana induk pembangunan kepariwisataan daerah riparda rippda diy
Rencana induk pembangunan kepariwisataan daerah riparda rippda diy
Hairullah Gazali
 
2.-PPKE.pptx
2.-PPKE.pptx2.-PPKE.pptx
2.-PPKE.pptx
NovitaDelimaPutri
 
179-Article Text-445-1-10-20200904.pdf
179-Article Text-445-1-10-20200904.pdf179-Article Text-445-1-10-20200904.pdf
179-Article Text-445-1-10-20200904.pdf
MUHALAMSYAHODE
 
Perdes dan Komparasi Desa Wisata Dunia.pptx
Perdes dan Komparasi Desa Wisata Dunia.pptxPerdes dan Komparasi Desa Wisata Dunia.pptx
Perdes dan Komparasi Desa Wisata Dunia.pptx
Bobby Meidrie
 
Hibah banten
Hibah bantenHibah banten
Hibah banten
JeriellSuaebo
 
Paparan dari DPRD Daerah Istimewa Jogjakarta
Paparan dari DPRD Daerah Istimewa JogjakartaPaparan dari DPRD Daerah Istimewa Jogjakarta
Paparan dari DPRD Daerah Istimewa Jogjakarta
Auditors to the field of business travel agency
 
Pengembangan daya tarik wisata di kabupaten semarang
Pengembangan daya tarik wisata di kabupaten semarangPengembangan daya tarik wisata di kabupaten semarang
Pengembangan daya tarik wisata di kabupaten semarang
awan putih
 
Paparan ripparda Bapak Tazbir SH MHum,Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Da...
Paparan ripparda Bapak Tazbir SH MHum,Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Da...Paparan ripparda Bapak Tazbir SH MHum,Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Da...
Paparan ripparda Bapak Tazbir SH MHum,Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Da...
Auditors to the field of business travel agency
 
Paparan Sosialisasi Desa Wisata.pptx
Paparan Sosialisasi Desa Wisata.pptxPaparan Sosialisasi Desa Wisata.pptx
Paparan Sosialisasi Desa Wisata.pptx
MediaInformasi
 
Materi-Kelembagaan-Destha T Raharjana.pptx
Materi-Kelembagaan-Destha T Raharjana.pptxMateri-Kelembagaan-Destha T Raharjana.pptx
Materi-Kelembagaan-Destha T Raharjana.pptx
AndreWibisono4
 
Pariwisata Maritim Berbasis Masyarakat di Kabupaten Bintan
Pariwisata Maritim Berbasis Masyarakat di Kabupaten BintanPariwisata Maritim Berbasis Masyarakat di Kabupaten Bintan
Pariwisata Maritim Berbasis Masyarakat di Kabupaten Bintan
Shahril Budiman Png
 
Seminar rap sucipto 2021
Seminar rap sucipto 2021Seminar rap sucipto 2021
Seminar rap sucipto 2021
kecamatansingorojo
 
Digital Sustainable Tourism.pptx
Digital Sustainable Tourism.pptxDigital Sustainable Tourism.pptx
Digital Sustainable Tourism.pptx
ssuserd99934
 
68 article text-138-1-10-20180125
68 article text-138-1-10-2018012568 article text-138-1-10-20180125
68 article text-138-1-10-20180125
riniandari81
 
Rafles Tarihoran. Tan 1B
Rafles Tarihoran. Tan 1B Rafles Tarihoran. Tan 1B
Rafles Tarihoran. Tan 1B
RaflesTarihoran
 

Similar to 0913 tatacara penetapan desa wisata (20)

Best practice pembangunan dewi.pdf
Best practice pembangunan dewi.pdfBest practice pembangunan dewi.pdf
Best practice pembangunan dewi.pdf
 
Lembaga Desa Wisata Sebagai Penyempuranaan Desa Mandiri
Lembaga Desa Wisata Sebagai Penyempuranaan Desa MandiriLembaga Desa Wisata Sebagai Penyempuranaan Desa Mandiri
Lembaga Desa Wisata Sebagai Penyempuranaan Desa Mandiri
 
DesaWisata_DESA KEDISANTRIBUDIARTANI.pdf
DesaWisata_DESA KEDISANTRIBUDIARTANI.pdfDesaWisata_DESA KEDISANTRIBUDIARTANI.pdf
DesaWisata_DESA KEDISANTRIBUDIARTANI.pdf
 
Strategi Penilaian dan ketahanan desa wisata di tengah kondisi kebiasaan baru...
Strategi Penilaian dan ketahanan desa wisata di tengah kondisi kebiasaan baru...Strategi Penilaian dan ketahanan desa wisata di tengah kondisi kebiasaan baru...
Strategi Penilaian dan ketahanan desa wisata di tengah kondisi kebiasaan baru...
 
a5ee9c6a7d13eb399f1a885e2ddf0e32.pdf
a5ee9c6a7d13eb399f1a885e2ddf0e32.pdfa5ee9c6a7d13eb399f1a885e2ddf0e32.pdf
a5ee9c6a7d13eb399f1a885e2ddf0e32.pdf
 
Rencana induk pembangunan kepariwisataan daerah riparda rippda diy
Rencana induk pembangunan kepariwisataan daerah riparda rippda diyRencana induk pembangunan kepariwisataan daerah riparda rippda diy
Rencana induk pembangunan kepariwisataan daerah riparda rippda diy
 
2.-PPKE.pptx
2.-PPKE.pptx2.-PPKE.pptx
2.-PPKE.pptx
 
179-Article Text-445-1-10-20200904.pdf
179-Article Text-445-1-10-20200904.pdf179-Article Text-445-1-10-20200904.pdf
179-Article Text-445-1-10-20200904.pdf
 
Perdes dan Komparasi Desa Wisata Dunia.pptx
Perdes dan Komparasi Desa Wisata Dunia.pptxPerdes dan Komparasi Desa Wisata Dunia.pptx
Perdes dan Komparasi Desa Wisata Dunia.pptx
 
Hibah banten
Hibah bantenHibah banten
Hibah banten
 
Paparan dari DPRD Daerah Istimewa Jogjakarta
Paparan dari DPRD Daerah Istimewa JogjakartaPaparan dari DPRD Daerah Istimewa Jogjakarta
Paparan dari DPRD Daerah Istimewa Jogjakarta
 
Pengembangan daya tarik wisata di kabupaten semarang
Pengembangan daya tarik wisata di kabupaten semarangPengembangan daya tarik wisata di kabupaten semarang
Pengembangan daya tarik wisata di kabupaten semarang
 
Paparan ripparda Bapak Tazbir SH MHum,Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Da...
Paparan ripparda Bapak Tazbir SH MHum,Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Da...Paparan ripparda Bapak Tazbir SH MHum,Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Da...
Paparan ripparda Bapak Tazbir SH MHum,Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Da...
 
Paparan Sosialisasi Desa Wisata.pptx
Paparan Sosialisasi Desa Wisata.pptxPaparan Sosialisasi Desa Wisata.pptx
Paparan Sosialisasi Desa Wisata.pptx
 
Materi-Kelembagaan-Destha T Raharjana.pptx
Materi-Kelembagaan-Destha T Raharjana.pptxMateri-Kelembagaan-Destha T Raharjana.pptx
Materi-Kelembagaan-Destha T Raharjana.pptx
 
Pariwisata Maritim Berbasis Masyarakat di Kabupaten Bintan
Pariwisata Maritim Berbasis Masyarakat di Kabupaten BintanPariwisata Maritim Berbasis Masyarakat di Kabupaten Bintan
Pariwisata Maritim Berbasis Masyarakat di Kabupaten Bintan
 
Seminar rap sucipto 2021
Seminar rap sucipto 2021Seminar rap sucipto 2021
Seminar rap sucipto 2021
 
Digital Sustainable Tourism.pptx
Digital Sustainable Tourism.pptxDigital Sustainable Tourism.pptx
Digital Sustainable Tourism.pptx
 
68 article text-138-1-10-20180125
68 article text-138-1-10-2018012568 article text-138-1-10-20180125
68 article text-138-1-10-20180125
 
Rafles Tarihoran. Tan 1B
Rafles Tarihoran. Tan 1B Rafles Tarihoran. Tan 1B
Rafles Tarihoran. Tan 1B
 

0913 tatacara penetapan desa wisata

  • 1. PENETAPAN DESA WISATA disporapar@jatengprov.go.id www.disporapar.jatengprov.go.id
  • 3. LATAR BELAKANG Persaingan antar lembaga di desa. Persaingan antar desa wisata Tidak ada pedoman dan payung hukum mengembangkan desa wisata Pembiayaan dan keberlangsungan desa wisata Rusaknya lingkungan dan budaya akibat aktivitas wisata Masyarakat hanya jadi penonton, dimonopoli kelompok tertentu Peran para Stakeholder belum diatur termasuk jaminan dan legalitas hukum
  • 4. DEFINISI DESA WISATA suatu bentuk integrasi antara potensi daya tarik wisata alam, wisata budaya, dan wisata hasil buatan manusia dalam satu kawasan tertentu dengan didukung oleh atraksi, akomodasi, dan fasilitas lainnya sesuai dengan kearifan lokal masyarakat WISATA DESA merupakan bentuk kegiatan wisata yang membawa wisatawan pada pengalaman untuk melihat dan mengapresiasi keunikan kehidupan dan tradisi masyarakat di pedesaan dengan segala potensinya DESA WISATA WISATA DESA Definisi Desa wisata merupakan fungsional bukan spasial, artinya desa wsata juga ada di Kota.
  • 5. Tahapan Penetapan Desa Wisata Penetapan Penilaian Pencanangan
  • 6. Diagram Penetapan Desa Wisata Pokmas, BUMDES, Pihak lain melalui Kades/lurah KADES/LURAH CAMAT DINAS PAR KELENGKAPAN DIPENUHI DI NILAI PRAKTISI AKADEMISI DINAS PAR BUPATI/WALIKOTA/GUBERNUR
  • 7. Tahapan Pencanangan Pokmas, BUMDES, Pihak lain melalui Kades/lurah KADES/LURAH CAMAT DINAS PAR Syarat administrasi : a. data profil wilayah; b. potensi wisata yang akan dikembangkan; c. data pengunjung Desa Wisata; d. kelembagaan calon Pengelola Desa Wisata; e. kesesuaian dengan rencana tata ruang wilayah; dan f. rencana mitigasi bencana. BUPATI/WALIKOTA Syarat teknis, seluruh persyaratan administrasi ditambah : a. Rencana mitigasi bencana b. Rencana Pengembangan Desa Wisata c.q
  • 8. BATASAN WILAYAH DAN TIPE Batasan wilayah desa wisata: • Keseluruhan wilayah desa adalah desa wisata (Desa Wisata A); • beberapa dusun/RW saja dalam suatu desa yang memiliki potensi kepariwisataan (Desa Wisata B); • Diantara beberapa desa dalam sebuah kawasan (Desa Wisata C); • Cluster (Desa Wisata D). Desa Wisata A DTW POKMAS USPAR FASILITAS Desa Wisata B DUSUN III DUSUN IV DUSUN I DUSUN II DTW USPAR
  • 9. BATASAN WILAYAH DAN TIPE Desa Wisata C DESA A DESA D DESA C DESA B Desa Wisata D DESA A DESA D DESA C DESA B DUSUN 1 DUSUN 2 DUSUN 3 DUSUN 4
  • 10. USAHA di DESA WISATA • Makan Minum • Akomodasi • Hiburan rekreasi • DTW • Kawasan Pariwisata • Transportasi Wisata • Perjalanan Wisata • MICE • Pramuwisata • Wisata Tirta • Informasi Pariwisata • Konsultan • Spa Diperbolehkan asalkan mencerminkan tradisi dan kearifan lokal • pembatasan jenis usaha tertentu yang dianggap bertentangan dengan nilai-nilai budaya masyarakat Desa wisata dan/ atau jenis usaha yang tidak sesuai dengan konsep Desa Wisata yang ditetapkan • pembatasan skala usaha pariwisata dalam rangka memberikan perlindungan bagi pengusaha pariwisata skala mikro, kecil, menengah • Setiap usaha pariwisata di Desa Wisata wajib mendaftarkan Usaha Jasa Wisatanya pada Pemerintah Kabupaten/Kota sesuai ketentuan berlaku
  • 11. KELEMBAGAAN/PENGELOLA Satu desa wisata hanya boleh di kelola oleh 1 pengelola, Kelembagaan pengelola desa wisata dapat berbentuk : a. koperasi; b. perkumpulan lembaga usaha dengan akta notaris; c. pokdarwis d. Bum Des. Tugas: 1. Mengatur dan mengelola Desa Wisata (Kegiatan Atraksi, Pendaftaran Usaha, Sarpras, fasilitas dan keamanan); 2. Membina Uspar; 3. Kerjasama dan Kemitraan dengan pihak Ketiga; 4. Koordinasi dengan Pemerintah: Masa bakti pengelola Desa Wisata adalah 4 (empat) tahun dan dapat dipilih kembali
  • 12. BORANG PENCANANGAN N O SYARAT TEKNIS PENILAIAN KETERAN GAN ADA TIDAK 1 Deliniasi wilayah yang akan diusulkan menjadi Desa Wisata 2 Data profil wilayah 3 Potensi wisata yang akan dikembangkan 4 Data pengunjung Desa Wisata 5 Kelembagaan calon PengelolaDesa Wisata 6 Kesesuaian dengan rencana tata ruang wilayah (struktur ruang dan pola ruang pada RTRW kabupaten / kota) 7 Rencana mitigasi bencana 8 Rencana pengembangan Desa Wisata
  • 14. PENCANANGAN DI TOLAK Desa/Kelurahan yang ditolak dapat melakukan pengajuan kembali setelah memenuhi persyaratan teknis dan administrasi
  • 15. TAHAPAN PENILAIAN DINAS PAR PRAKTISI AKADEMISI DINAS PAR a. sosialisasi kepada masyarakat yang memuat pengetahuan rencana dan pembangunan Desa Wisata; b. inventarisasi dan penggalian potensi daya tarik wisata yang harus di pertahankan; c. manajemen pemasaran pariwisata; dan d. penilaian kelayakan Penilaian meliputi: a. atraksi wisata yang paling menarik dan atraktif di Desa. b. kondisi geografis Desa menyangkut masalah- masalah jumlah rumah, jumlah penduduk, karakteristik dan luas wilayah desa yang berkaitan dengan daya dukung kepariwisataan pada suatu Desa; c. sistem kepercayaan dan kemasyarakatan yang merupakan aspek khusus pada komunitas sebuah Desa; d. ketersediaan infrastruktur meliputi fasilitas dan pelayanan transportasi, fasilitas listrik, air bersih, drainase, pengolahan limbah, telepon dan sebagainya; dan e. perkembangan jumlah pengunjung Desa Wisata; f. rencana kelembagaan pengelola Desa Wisata;
  • 16. TUGAS DAN FUNGSI TIM PENILAI a. melakukan evaluasi penetapan Desa Wisata sebagai dasar pertimbangan penetapan klasifikasi penilaian setiap 4 (empat) tahun sekali. b. melakukan kunjungan lapangan, sarasehan, kajian dalam rangka menilai, mengawasi dan mengevaluasi, serta membina Desa Wisata. c. menyusun rekomendasi terhadap pemecahan masalah dan pengembangan potensi Desa Wisata. a.memberikan pertimbangan dan arahan pengelolaan Desa Wisata; b.menilai setiap usulan penetapan Desa Wisata; c. melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pengelolaan Desa Wisata.
  • 17. PENILAIAN DAN KLASIFIKASI Penilaian dengan memverifikasi dan menilai 23 pertanyaan pada lampiran pergub 53 tahun 2019 No INDIKATOR SKOR /NILAI Keterangan 1 Atraksi wisata Memiliki paket wisata yang menjadi ciri khas daerah di Desa Wisata (sosial budaya, kesenian, heritage, aksesoris khas daerah, sejarah, batik, lingkungan, budaya, kuliner, ecotourism) a. Tidak Mempunyai paket wisata ( skor 0) b. Mempunyai 1-3 paket wisata ( skor 1); c. Mempunyai 4-6 paket wisata (skor 2); d. Mempunyai 7-9 paket wisata (skor 3); e. Mempunyai >9 paket wisata (skor 4). Memiliki makanan lokal desa Wisata sebagai sajian wisatawan a. Tidak Mempunyai makanan lokal desa (skor 0) b. Mempunyai 1 makanan lokal desa ( skor 1); c. Mempunyai 2 makanan lokal desa (skor 2); d. Mempunyai 3 makanan lokal desa (skor 3); e. Mempunyai >4 makanan lokal desa (skor 4).
  • 18. KLASIFIKASI DESA WISATA • Nilai Desa Wisata = jumlah total skor • Klasifikasi Desa Wisata :  Desa Wisata Rintisan dengan Nilai 24-48  Desa Wisata Berkembang dengan nilai 49-73  Desa Wisata maju dengan nilai 74-96 Klasifikasi Desa Wisata ditetapkan dengan Keputusan Kepala Dinas Evaluasi dilakukan tiap 4 tahun sekali sejak tanggal penetapan
  • 19. PENETAPAN DESA WISATA Pasal 11 Gubernur menetapkan sebuah desa/kelurahan menjadi Desa Wisata setelah dilakukan penilaian dengan memperhatikan hasil penilaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9. Pasal 12 Gubernur menetapkan desa/kelurahan menjadi Desa Wisata lintas Kabupaten/Kota dalam wilayah Provinsi Jawa Tengah dengan Keputusan Gubernur. Berlaku mutatis mudandis artinya, desa yang berada dalam satu wilayah kabupaten ditetapkan oleh bupati/ walikota
  • 20. JENIS DAN KRITERIA Jenis Desa Wisata berdasarkan basis pengembangan: • Alam > sumber daya alam • Budaya > tradisi budaya dan kearifan lokal • Hasil Buatan > kreasi atau kreatifitas manusia • Perpaduan > perpaduan antar basis Uraian Rintisan Berkembang Maju Daya Tarik Masih potensi dikembangkan Daya Tarik sudah terintegrasi baik Destinasi sudah dikenal Sarana Prasarana dan Fasilitas Pariwisata Terbatas Perlu dikembangkan untuk pelayanan Sudah memadai Kunjungan Wisatawan Mulai dikunjungi Sudah dikenal Secara rutin dikunjungi Masyarakat Sadar wisata Ikut dalam aktifitas ekonomi sektor pariwisata Tercipta pengembangan kapasitas SDM, usaha pariwisata, Kelembagaan, Produk Usaha Pariwisata Potensi usaha pariwisata tumbuh Usaha pariwisata berkembang Pengembangan inovasi produk Kriteria Desa Wisata (Berdasakan nilai skor saat penilaian)
  • 21. BANTUAN KE DESA WISATA 100 Desa Wisata Pertahun 5 Desa Wisata Maju 10 Desa Berkembang 85 Desa Wisata Rintisan 1 desa wisata hanya sekali mendapatkan bantuan dalam 5 tahun MEKANISME PENYALURAN MELALUI BANKEU KE PEMDES (Bukan Ke Pokmas) Artinya bantuan nanti menjadi aset pemdes dan perlu kerjasama dengan BUMDES bila akan digunakan oleh pokmas Pemerintah (Prov/Kab/Kota/Desa) wajib mengalokasikan anggaran dalam rangka pemberdayaan Desa Wisata mulai dari pencanangan, penilaian, penetapan, hingga pengembangan Desa Wisata sesuai dengan kemampuan keuangan daerah
  • 22. SIAPA YANG DIBANTU? a.Desa Wisata yang mengusulkan proposal bantuan; b.Desa Wisata yang sudah ditetapkan kembali oleh SK Bupati;
  • 24. Bentuk Bantuan Fasilitas umum untuk kebutuhan wisatawan 1) Penataan lahan parkir; (masuk disarpras perdesaan) 2) Pembangunan/Renovasi Sarana Ibadah di daya tarik wisata 3) Pembangunan/Renovasi Toilet; 4) Pembangunan Shelter istirahat/Gazebo; 5) Jalan lingkungan di dalam Daya Tarik Wisata (DTW) pada desa wisata atau jalan menuju daya tarik desa wisata (lokasi tidak tumpah tindih dengan penganggaran yang lain); (masuk disarpras perdesaan) 6) Jalur pedestrian; 7) Pembangunan gedung pertemuan untuk Meeting, Incentive, Convention and Exhibition (MICE) Wisatawan; 8) Tempat Pengolahan sampah sementara di lingkungan Daya Tarik Wisata (DTW); 9) Sarana untuk disabilitas; 10)Pos kesehatan untuk wisatawan
  • 25. Bentuk Bantuan Fasilitas pariwisata 1) Kios usaha kreatif dan kuliner; 2) Tourist Information Center (TIC); 3) Bangunan untuk wisatawan sesuai tema desa wisata (tempat workshop); 4) Gardu pandang; 5) Panggung terbuka untuk atraksi hiburan; 6) Tempat istirahat crew; 7) Tambatan Kapal wisata; 8) Penunjuk arah ke Daya Tarik Wisata dan desa wisata; 9) Loket; 10)Peta Daya Tarik Wisata (bahan permanen); 11)Penanda Desa Wisata. Peralatan dan perlengkapan pendukung atraksi, amenitas dan aksesibilitas wisatawan 1) Peralatan keselamatan untuk Daya Tarik Wisata Minat Khusus; 2) Sarana transportasi lokal/khusus; 3) Peralatan dan perlengkapan pendukung atraksi wisata;
  • 26. Bentuk Bantuan Penataan lansekap kawasan wisata di desa wisata 1) Penataan lansekap kawasan wisata di desa wisata 2) Penataan camping ground 3) Pembuatan Talud pada Daya Tarik Wisata di Desa Wisata (masuk disarpras perdesaan) 4) Pagar Pembatas pada Daya Tarik Wisata di Desa Wisata (masuk disarpras perdesaan) Penataan Daya Tarik Wisata 1) Taman; 2) Arena outbond; 3) Pembuatan arena permainan; 4) Kursi Taman; 5) Wahana Wisata.
  • 27. Larangan • Disimpan dengan maksud dibungakan; • Dipinjamkan kepada pihak lain; • Membiayai kegiatan yang bukan menjadi prioritas pemberian Dana keuangan untuk pengembangan desa wisata, misalnya studi banding, karya wisata (study tour), kegiatan atau peringatan hari besar/keagamaan, kegiatan camping/kemah; • Membayar iuran kegiatan yang diselenggarakan oleh desa, kecamatan, kabupaten, kota, atau pihak lainnya; • Membayar bonus atau transportasi rutin; • Menanam saham; • Konsumsi harian; • Pengadaan barang atau jasa yang tidak sesuai dan tidak mendukung program prioritas; • Hadiah lomba; • Membiayai keperluan yang sudah dibiayai oleh pihak lain (double accounting).
  • 28. Syarat Administrasi…..1 a. Surat Permohonan Bantuan oleh kepala desa diketahui oleh camat dan kepala dinas yang membidangi pariwisata kabupaten/kota setempat ditujukan kepada Gubernur Jawa Tengah cq Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata; b. Proposal usulan oleh oleh kepala desa dan diketahui Camat dan Dinas yang membidangi Pariwisata di Kabupaten/Kota, yang berisi: c. Gambar Teknis dan RAB untuk usulan Bantuan Fisik; d. Spesifikasi Teknis dan RAB untuk usulan Bantuan Sarana dan Prasarana; e. Foto rencana Lokasi/letak penempatan bantuan; f. Denah peta lokasi penempatan g. FC Bukti kepemilikan tanah/aset lokasi yang akan dibangun wajib aset milik desa; h. Surat Pernyataan Kepala Desa bertanggung jawab sepenuhnya atas kebenaran informasi dan validitas data dalam proposal usulan dan lampirannya
  • 29. Syarat Administrasi…..2 a. Data jumlah kunjungan wisatawan di desa wisata di tanda tangani ketua pengelola desa wisata; b. Data Usaha Pariwisata di desa wisata di tanda tangani ketua pengelola desa wisata; c. Daftar Paket Wisata di desa wisata; d. Data Daya Tarik Wisata di desa wisata; e. Peraturan Tentang Pembentukan BUMDES