Amfibia atau amfibi, umumnya didefinisikan sebagai hewan bertulang belakang yang hidup di dua alam; yakni di air dan di daratan. Amfibi mempunyai ciri-ciri: Amfibi merupakan satu-satunya vertebrata yang mengalami metamorfosis lengkap
Amfibia atau amfibi, umumnya didefinisikan sebagai hewan bertulang belakang yang hidup di dua alam; yakni di air dan di daratan. Amfibi mempunyai ciri-ciri: Amfibi merupakan satu-satunya vertebrata yang mengalami metamorfosis lengkap
Laporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi Tanamanshafirasalsa11
Laporan ini ditujukan kepada kamu yang malas membuat laporan praktikum, but sebaiknya jangan copas semua, karena yang dikhawatirkan disuruh untuk membuat laporan lagi, SEMANGAT pejuang laprak!
Laporan Fisiologi Tumbuhan VIII Pengaruh Hormon Auksin Terhadap Pemanjangan J...UNESA
Istilah auksin (auxin) sebetulnya digunakan untuk menjelaskan segala jenis bahan kimia yang membantu proses pemanjangan koleoptil, meskipun auksin memiliki banyak fungsi baik pada monokotil maupun pada dikotil. Auksin alamiah yang diekstraksi dari tumbuhan merupakan suatu senyawa yang dinamai asam indolasetat (indolasetic acid, IAA). Selain auksin alamiah ini, beberapa senyawa sintetik memiliki aktivitas auksin. Meskipun auksin mempengaruhi beberapa aspek perkembangan tumbuhan, salah satu fungsinya yang paling penting adalah merangsang pemanjangan sel pada tunas muda yang sedang berkembang. Meristem apikal suatu tunas merupakan tempat utama sintesis auksin. Karena auksin dari apeks tunas begerak turun ke daerah pemanjangan sel, hormon akan merangsang pertumbuhan sel-sel tersebut (Campbell dkk., 2002).
Auksin merupakan hormon pertumbuhan tanaman yang ditemukan pertama kali, dimana hormon ini berperan dalam proses pemanjangan beberapa organ tumbuhan sebagai respon adanya ekspansi atau peluasan sel (Opik et al., 2005). Auksin alamiah yang ditemukan pada tanaman berupa asam indolasetat atau indolasetic acid (IAA). IAA merupakan salah satu hormon auksin yang paling aktif, dimana hormon ini dihasilkan dari metabolisme atau sintesis L-Tryptophan (Shahab et al., 2009). Auksin berperan dalam proses perkembangan tumbuhan pada tahapan lebih lanjut serta dapat merubah ekspresi gen dengan cepat sehingga menyebabkan sel-sel di daerah pemanjangan menghasilkan protein-protein baru dalam waktu singkat (Verheye, 2010).
Auksin alami yakni tanaman yang dapat memproduksi sendiri hormon auksin endogen. Auksin merupakan salah satu zat pengatur tumbuh tanaman, contohnya hormon IAA dan IBA. Zat pengatur tumbuh tanaman merupakan susunan organik berbeda dengan nutrient, dimana hormon dihasilkan oleh tanaman dalam konsentrasi yang bisa mengatur proses fisiologi tanaman yang aktivitasnya dapat merangsang atau mendorong pengembangan sel, auksin sudah tersedia secara alami pada tumbuhan (Patma dkk., 2013).
Auksin sintetik yakni hormon yang berasal dari luar tubuh tumbuhan (auksin eksogen) yakni buatan manusia. Salah satu jenis auksin sintetik yang dijual di pasaran adalah atonik. Atonik merupakan salah satu merk dagang yang mengandung pengatur tumbuh auksin yang dapat merangsang pertumbuhan akar dan dapat mempercepat perkecambahan benih. Antonik ini hanya efektif pada lama perendaman tertentu. Cara pemberian zat pengarur tumbuh dapat dalam bentuk pencelupan, perendaman, penyemprotan, pengolesan dan lain-lain (Kumianjani dkk., 2013).
Kesimpulan
Hormon NAA, AIA, 2,4 D berpengaruh dalam pertumbuhan panjang jaringan koleoptil dan jaringan radikula. Pertambahan panjang jaringan tertinggi terdapat pada hormon NAA jaringan koleoptil sebesar 7,6 mm dan jaringan radikula sebesar 1,8 mm. Pertambahan panjang jaringan terendah terdapat pada akuades yaitu jaringan koleoptil sebesar 0,4 mm dan jaringan radikula 1 mm.
Reptil adalah sebuah kelompok hewan vertebrata yang berdarah dingin dan memiliki sisik yang menutupi tubuhnya. Reptilia adalah tetrapoda dan menelurkan telur yang embrionya diselubungi oleh membran amniotik
Laporan Fisiologi Tumbuhan I Difusi dan Osmosis (Penentuan Tekanan Osmosis Ca...UNESA
Substansi seperti elektrolit, gas, dan nutrisi harus bergerak ke seluruh tubuh. Hal ini dapat dapat dilakukan dengan sistem traspor pasif atau aktif. Difusi dan osmosis merupakan contoh dari sistem transpor pasif (James, dkk., 2008: 27). Partikel berpindah karena energi kinetik yang dimilikinya. Hal ini penting untuk memungkinkan partikel menyebrangi membran sel. Tidak diperlukan energi tambahan untuk proses ini. Difusi adalah pengaliran larutan dari daerah yang konsentrasinya tinggi ke daerah yang konsentrasinya rendah dan hasil akhir dari proses difusi adalah konsentrasi di kedua kompartemen manjadi sama. Larutan tersebut adalah zat-zat atau pertikel-partikel yang berada dalam cairan seperti glukosa, elektrolit, oksigen, dan lain-lain.
Sedangkan osmosis adalah gerakan air melewati membran semipermeabel dari area dengan konsentrasi zat terlarut rendah ke area dengan konsentrasi zat terlarut lebih tinggi (Horne & Swearingen, 2001). Pada osmosis, biasnya perpindahan terjadi hanya satu arah karena yang bergerak adalah air. Tujuan osmosis adalah melarutkan zat terlarut (solute) sampai terjadi ekuilibrium pada kedua larutan, suhu larutan, muatan listrik solute dan perbedaan tekanan osmotik. Tekanan osmotik ini bergantung pada konsentrasi molekul di dalam larutan. Bila konsentrasi molekulnya tinggi, maka tekanan osmotik pada larutan tersebut tinggi sehingga air akan tertarik masuk ke dalam larutan tersebut. (Asmadi, 2008: 52-53). Tekanan osmotik dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
TO sel = 22,4.M.T
273
Dengan:
TO = Tekanan osmotik
M = Konsentrasi larutan yang menyebabkan 50% sel terplasmolisis
T = Temperatur mutlak (273 + t°C)
Kesimpulan
Semakin besar konsentrasi larutan sukrosa, semakin banyak prosentase sel yang terplasmolisis, pada konsentrasi sukrosa 0,14 M, prosentase sel yang terplasmolisis 45%, dimana mendekati 50%, dan nilai tekanan osmosis dari konsentrasi sukrosa 0,14 M adalah 3,48 atm.
Laporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi Tanamanshafirasalsa11
Laporan ini ditujukan kepada kamu yang malas membuat laporan praktikum, but sebaiknya jangan copas semua, karena yang dikhawatirkan disuruh untuk membuat laporan lagi, SEMANGAT pejuang laprak!
Laporan Fisiologi Tumbuhan VIII Pengaruh Hormon Auksin Terhadap Pemanjangan J...UNESA
Istilah auksin (auxin) sebetulnya digunakan untuk menjelaskan segala jenis bahan kimia yang membantu proses pemanjangan koleoptil, meskipun auksin memiliki banyak fungsi baik pada monokotil maupun pada dikotil. Auksin alamiah yang diekstraksi dari tumbuhan merupakan suatu senyawa yang dinamai asam indolasetat (indolasetic acid, IAA). Selain auksin alamiah ini, beberapa senyawa sintetik memiliki aktivitas auksin. Meskipun auksin mempengaruhi beberapa aspek perkembangan tumbuhan, salah satu fungsinya yang paling penting adalah merangsang pemanjangan sel pada tunas muda yang sedang berkembang. Meristem apikal suatu tunas merupakan tempat utama sintesis auksin. Karena auksin dari apeks tunas begerak turun ke daerah pemanjangan sel, hormon akan merangsang pertumbuhan sel-sel tersebut (Campbell dkk., 2002).
Auksin merupakan hormon pertumbuhan tanaman yang ditemukan pertama kali, dimana hormon ini berperan dalam proses pemanjangan beberapa organ tumbuhan sebagai respon adanya ekspansi atau peluasan sel (Opik et al., 2005). Auksin alamiah yang ditemukan pada tanaman berupa asam indolasetat atau indolasetic acid (IAA). IAA merupakan salah satu hormon auksin yang paling aktif, dimana hormon ini dihasilkan dari metabolisme atau sintesis L-Tryptophan (Shahab et al., 2009). Auksin berperan dalam proses perkembangan tumbuhan pada tahapan lebih lanjut serta dapat merubah ekspresi gen dengan cepat sehingga menyebabkan sel-sel di daerah pemanjangan menghasilkan protein-protein baru dalam waktu singkat (Verheye, 2010).
Auksin alami yakni tanaman yang dapat memproduksi sendiri hormon auksin endogen. Auksin merupakan salah satu zat pengatur tumbuh tanaman, contohnya hormon IAA dan IBA. Zat pengatur tumbuh tanaman merupakan susunan organik berbeda dengan nutrient, dimana hormon dihasilkan oleh tanaman dalam konsentrasi yang bisa mengatur proses fisiologi tanaman yang aktivitasnya dapat merangsang atau mendorong pengembangan sel, auksin sudah tersedia secara alami pada tumbuhan (Patma dkk., 2013).
Auksin sintetik yakni hormon yang berasal dari luar tubuh tumbuhan (auksin eksogen) yakni buatan manusia. Salah satu jenis auksin sintetik yang dijual di pasaran adalah atonik. Atonik merupakan salah satu merk dagang yang mengandung pengatur tumbuh auksin yang dapat merangsang pertumbuhan akar dan dapat mempercepat perkecambahan benih. Antonik ini hanya efektif pada lama perendaman tertentu. Cara pemberian zat pengarur tumbuh dapat dalam bentuk pencelupan, perendaman, penyemprotan, pengolesan dan lain-lain (Kumianjani dkk., 2013).
Kesimpulan
Hormon NAA, AIA, 2,4 D berpengaruh dalam pertumbuhan panjang jaringan koleoptil dan jaringan radikula. Pertambahan panjang jaringan tertinggi terdapat pada hormon NAA jaringan koleoptil sebesar 7,6 mm dan jaringan radikula sebesar 1,8 mm. Pertambahan panjang jaringan terendah terdapat pada akuades yaitu jaringan koleoptil sebesar 0,4 mm dan jaringan radikula 1 mm.
Reptil adalah sebuah kelompok hewan vertebrata yang berdarah dingin dan memiliki sisik yang menutupi tubuhnya. Reptilia adalah tetrapoda dan menelurkan telur yang embrionya diselubungi oleh membran amniotik
Laporan Fisiologi Tumbuhan I Difusi dan Osmosis (Penentuan Tekanan Osmosis Ca...UNESA
Substansi seperti elektrolit, gas, dan nutrisi harus bergerak ke seluruh tubuh. Hal ini dapat dapat dilakukan dengan sistem traspor pasif atau aktif. Difusi dan osmosis merupakan contoh dari sistem transpor pasif (James, dkk., 2008: 27). Partikel berpindah karena energi kinetik yang dimilikinya. Hal ini penting untuk memungkinkan partikel menyebrangi membran sel. Tidak diperlukan energi tambahan untuk proses ini. Difusi adalah pengaliran larutan dari daerah yang konsentrasinya tinggi ke daerah yang konsentrasinya rendah dan hasil akhir dari proses difusi adalah konsentrasi di kedua kompartemen manjadi sama. Larutan tersebut adalah zat-zat atau pertikel-partikel yang berada dalam cairan seperti glukosa, elektrolit, oksigen, dan lain-lain.
Sedangkan osmosis adalah gerakan air melewati membran semipermeabel dari area dengan konsentrasi zat terlarut rendah ke area dengan konsentrasi zat terlarut lebih tinggi (Horne & Swearingen, 2001). Pada osmosis, biasnya perpindahan terjadi hanya satu arah karena yang bergerak adalah air. Tujuan osmosis adalah melarutkan zat terlarut (solute) sampai terjadi ekuilibrium pada kedua larutan, suhu larutan, muatan listrik solute dan perbedaan tekanan osmotik. Tekanan osmotik ini bergantung pada konsentrasi molekul di dalam larutan. Bila konsentrasi molekulnya tinggi, maka tekanan osmotik pada larutan tersebut tinggi sehingga air akan tertarik masuk ke dalam larutan tersebut. (Asmadi, 2008: 52-53). Tekanan osmotik dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
TO sel = 22,4.M.T
273
Dengan:
TO = Tekanan osmotik
M = Konsentrasi larutan yang menyebabkan 50% sel terplasmolisis
T = Temperatur mutlak (273 + t°C)
Kesimpulan
Semakin besar konsentrasi larutan sukrosa, semakin banyak prosentase sel yang terplasmolisis, pada konsentrasi sukrosa 0,14 M, prosentase sel yang terplasmolisis 45%, dimana mendekati 50%, dan nilai tekanan osmosis dari konsentrasi sukrosa 0,14 M adalah 3,48 atm.
Manual Lapangan: Pembuatan Spesimen HerbariumP A Q-ting
Manual ini merupakan sebuah panduan bagi para pihak yang ingin melakukan pengkoleksian tumbuhan atau tanaman dalam bentuk spesimen kering (herbarium).
Manual ini dipublikasikan dengan lisensi sukarela.
Untuk pengenalan, diskusi dan info lebih lanjut silahkan hubungi penulis atau direct message atau email dheckylle@photographer.net
Jaringan Tumbuhan terbAF\ ddmenjadi dua, yakni jaringan meristem dan jaringan apikal. Jaringam ermeristem berfungsi sebagai jaringan anwal titik pertumbuhan suatu jaringan tumbuhan, sedangkan jaringan apikal yag terdiri sdari jaringan epidermis, jaringan pengangkut , jaringan gabus,
Laporan Praktikum_Epidermis Atas dan Bawah DAUN Talinum paniculatum Jacq Gaertn
1. LAPORAN MIKROTEKNIK
PEMBUATAN PREPARAT WHOLE MOUNT EPIDERMIS ATAS dan BAWAH
DAUN Talinum paniculatum Jacq Gaertn
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah Praktikum Mikroteknik
Dosen Pengampu : Dra. Ely Rudyatmi, M.Si
Oleh
Suyati (4401410046)
Pendidikan Biologi
Rombel 4
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
SEMARANG
2013
2. A. JUDUL
Pembuatan Preparat Whole Mount Epidermis Atas dan Bawah Daun Talinum
paniculatum Jacq Gaertn
B. TUJUAN
1. Membuat preparat whole mount epidermis atas dan bawah daun Talinum
paniculatum Jacq Gaertn dengan metode whole mount dan menggunakan zat warna
safranin.
2. Menganalisis hasil pembuatan preparat whole mount epidermis atas dan bawah daun
Talinum paniculatum Jacq Gaertn dengan metode whole mount dan menggunakan zat
warna safranin.
3. Mengetahui berbagai macam struktur sel yang ada pada preparat whole mount
epidermis atas dan epidermis bawah daun Talinum paniculatum Jacq Gaert
C. LANDASAN TEORI
Daun merupakan organ tanaman yang berfungsi untuk fotosintesis. Daun tersusun
atas tiga tipe jaringan, yaitu epidernmis, mesofil, dan jaringan pembuluh. Pada epidermis
sering terdapat stomata dan trikoma.
Epidermis daun dari tumbuhan yang berbeda beragam dalam hal jumlah lapisan,
bentuk, struktur, susunan stomata, penampilan, dan susunan trikoma, serta adanya sel
khusus. Struktur daun biasanya pipih. Jaringan pada epidermis atas berbeda dengan
epidermis bawah. Permukaan atas daun disebut permukaan adaksial dan permukaan bawah
disebut permukaan abaksial.
Untuk melihat struktur secara keseluruhan dari epidermis atas maupun epidermis
bawah dari daun , maka dapat dibuat preparat whole mount epidermis atas dan bawah
daun dengan menggunakan zat warna safranin. Preparat utuh/ whole mount adalah
preparat yang objeknya merupakan keseluruhan bagian objek secara utuh tanpa
mengurangi atau melakukan pengirisan.
Tujuan pembuatan preparat whole mount adalah untuk dapat menyediakan preparat
mikroskopis yang dapat memperlihatkan struktur secara keseluruhan dari bahan atau objek
yang bersangkutan. Misalnya preparat whole mount epidermis bawah daun Nicotiana
tabacum untuk memperlihatkan strktur sel epidermis daun, stomata dan berbagai macam
trikoma yang merupakan derivat epidermis yang bersangkutan. Preparat whole mount
3. Taenia saginata untuk memperlihatkan struktur scolek dengan kait-kaitnya yang sangat
khas, proglotid imatur dan matur dengan bagian-bagiannya.
Safranin merupakan pewarnaan tunggal, yaitu pewarnaan yang hanya menggunkan
satu macam zat warna. Safranin apabila digunakan untuk mewarnai jaringan, akan
mewarnai seluruh sel atau jaringans sehingga baik nukleus maupun sitoplasma sama-sam
terwrnai, hanya saja daya serap setiap bagian tidak sama, maka terlihat ada perbedaan
warna yang ditunjukan.
Safranin sebenrnya merupakan zat warna untuk inti, tetapi hanya terbatas
penggunaannya dalam bidang Botani. Biasanya digunakan dalam konsentrasi 1% dalam
alkohol 50% atau 70% dan membutuhkan waktu yang lama.
D. CARA KERJA
Pengambilan sampel dari tanaman Talinum paniculatum Jacq Gaertn dan dimasukan
ke dalam tempat yang berisi air. Sampel daun diambil daun yang sudah dewasa yaitu daun
kelima. Menyayat bagian epidermis atas dan bagian epidermis bawah daun, masing-
masing sayatan ditampung di dalam cawan petri yang berisi air. Dilakukan penyortiran
dibawah mikroskop. Sampel yang ukurannya sudah kecil, tipis, dan transparan akan
diproses ke tahap selanjutnya.
Irisan yang sudah representatif di fiksasi di dalam botol flakon yang berisi FAA 3ml
selama 24 jam. Masing-masing botol berisi epidermis atas dan epidermis bawah daun
sebayak 10 buah. Sediaan dicuci dengan alkohol 70% dengan menuangkan fiksatif ke
dalam botol sisa dan digantikan dengan alkohol 70% sambil menggoyang-goyangkan
botol. Larutan pencuci dimasukan ke dalam botol dan pencucian dilakukan sebanyak 3
kali.
Masing-masing sediaan diwarnai di dalam botol flakon dengan menuangkan alkohol
70% ke dalam botol sisa dan menggantinya dengan safranin 1% dalam alkohol 70%
sebanyak 3ml selama 2 kali 24 jam. Sediaan dicuci dengan alkohol 70% dengan
menuangkan safranin ke dalam botol sisa dan menggantinya dengan alkohol 70%.
Sediaan didehidrasi dengan alkohol bertingkat dengan menuangkan alkohol 70% ke
dalam botol sisa dan menggantinya secara berurutan dengan alkohol 70%, 80%, 90%, dan
absolut masing-masing 3ml selama 2 menit sambil botol digoyang.
Sediaan didealkoholisasi dengan campuran alkohol xilol, xilol murni 1, dan xilol
murni 2 dengan menuangkan alkohol absolut ke botol sisa dan digantikan secar berurutan
4. dengan alkohol xilol 3:1, 1:1, 1:3, xilol murni 1, dan xilol murni 1 masing-masing 3ml
selama 2 menit sambil botol digoyang.
Penutupan dengan menggunakan kanada balsam. Menyiapkan gelas benda yang bebas
lemak, sediaan diambil dan diatur sedemikian rupa di atas gelas benda sehingga preparat
jaraknya 1,5 cm dari ujung kiri gelas benda. Dengan cepat sediaan ditetesi dengan 1 tetes
kanada balsam dan dititup secara perlahan-lahan dengan gelas penutup dibantu dengan
jarum pentul. Penutupan dilakukan dengan hati-hati agar tidak terjadi gelembung. Preparat
diberi label pada sisi kanan gelas benda dengan posisi memanjang (1 cm dari tepi kanan
gelas benda). Mengamati preparat dibawah mikroskop, pendokumentasian dan melakukan
analisis.
E. HASIL PENGAMATAN
NAMA PREPARAT HASIL PENGAMATAN KETERANGAN
WM. Epidermis Atas
Talinum paniculatum
Jacq Gaertn
Pewarna Safranin
4 Juni 2013
Perbesaran 40x10
WM. Epidermis
Bawah Daun Talinum
paniculatum Jacq
Gaertn
Pewarna Safranin
4 Juni 2013
Perbesaran 10x10
1. Stomata
2. Sel tetangga
3. Sel penutup
4. Sel epidermis
1. Stomata
2. Sel penutup
3. Sel tetangga
4. Sel epidermis
2
3
13
31
1
13
31
1
2
3
13
31
4
4
5. F. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengamatan menggunakan mikroskop, preparat whole mounth
epidermis atas dan bawah daun Talinum paniculatum Jacq Gaertn ini sudah baik. Preparat
sudah kecil, tipis, transparan kontras antara bagian yang satu dengan yang lainnya sudah
bisa dibedakan. Pewarnaan yang diberikan yaitu safranin 1% dalam alkohol 70% sudah
dapat mewarnai bagian-bagian sel. Selain itu ditemukan stomata dengan warna yang lebih
gelap dibandingkan sel yang lain.
Stomata ditemukan pada epidermis atas maupun epidermis bawah daun, tapi pada
epidermis bagian bawah lebih banyak ditemukan stomata bila dibndingkan epidermis
atas. Pada epidermis bagian bawah stomata hampir terlihat pada seluruh bagian sel, tapi
pada epidermis atas hanya terlihat beberapa saja. Pewarna safranin yang diberikan dapat
mewarnai seluruh sel epidermis yaitu berwarna merah muda dengan bagian stomata lebih
gelap bila dibanding sel-sel disekelilingnya. Batas antar sel epidermis yang satu dengan
yang lain juga jelas dengan warna pembatas yang lebih gelap. Bagian-bagian stomata
yang dapat teramati antara lain, sel penutup dan sel tetangga.
Hasil pengamatan di bawah mikroskop, lembaran epidermis terlihat melipat. Hal ini
dikarenakan lembaran epidermis yang terlalu tipis, sehingga pada saat mounting epidermis
masih melipat. Akan tetapi sel epidermis masih bisa diamati dan hanya bagian pinggir
yang terlihat melipat. Preparat masih terlihat bagus, karena preparat tidak gosong akibat
penutupan dengan canada balsam yang terlalu lama. Gelembung udara tidak ada, sehingga
tidak mengganggu ketika pengamatan. Dapat dikatakan preparat epidermis bagian atas dan
epidermis bagian bawah masih cukup representatif. Walaupun ada bagian yang melipat.
G. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Preparat whole mount epidermis atas dan bawah daun dapat dibuat dengan
menggunakan zat warna safranin.
2. Pewarnaan dengan zat warna safranin dapat memberikan kontras warna yang jelas
pada bagian-bagian sel epidermis atas dan epidermis bawah.
3. Bagian sel yang teramati pada epidermis atas dan bawah daun diantaranya sel-sel
epidermis, stomata dengan sel penutup dan sel tetangga.
6. H. SARAN
Berdasarkan praktikum yang dilakukan, saran yang dapat diberikan adalah sebagi berikut:
1. Sebaiknya ketika meletakan sediaan di atas gelas benda dipastikan sediaan tidak
melipat, sehingga ketika preparat diamati dibawah mikroskop jelas bagian-bagian
selnya.
2. Lebih berhati-hati ketaka melalukan proses dehidrasi dan dealkoholisasi, sehingga
preparat tidak ikut terambil ketika dilakukan penuangan.
3. Sediaan yang dibuat harusnya lebih banyak, supaya ketika sediaan ikut terambil saat
dehidrasi dan dealkoholisasi sediaan masih banyak.
I. DAFTAR PUSTAKA
Mulyani, Sri. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: Kanisius.
Rudyatmi, Ely. 2013. Bahan Ajar Mikroteknik. Semarang: Jurusan Biologi FMIPA
UNNES.